Anda di halaman 1dari 27

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jambu biji sering disebut dengan nama jambu klutuk, tanaman jambu
klutuk ini adalah tanaman tropis yang berasal dari brazil dan disebarkan di
Indonesia melalui Negara Thailand. Di Indonesia untuk menemukan tanaman
yang satu ini tidaklah susah, hampir disetiap daerah pasti ada tanaman jambu
biji. Biasanya tanaman ini terdapat diladang rumah-rumah warga, di pedesaan
maupun di perkotaan juga kita masih dapat menjumpai tanaman ini.
Jambu biji adalah salah satu tumbuhan yang sudah lama dimanfaatkan
oleh masyarakat, namun pemanfaatannya hanya sebatas pada buahnya untuk
keperluan konsumsi karena mengandung vitamin C yang sangat tinggi, tetapi
pemanfaatan daunnya hanya sebagian kecil saja yaitu sebagai obat anti diare,
disentri, radang usus dan gangguan pencernaan karena mempunyai
kandungan zat tanin sebagai astringent dan anti mikroba.
Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan
optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari. Kekurangan sinar
matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kerdil),
yang ideal musim berbunga dan berbuah pada waktu musim kemarau yaitu
sekitar bulan Juli-September sedang musim buahnya terjadi bulan Nopember-
Februari bersamaan musim penghujan. Kelembaban udara.
Dalam budidaya tanaman jambu biji angin berperan dalam
penyerbukan, namun angin yang kencang dapat menyebabkan kerontokan
pada bunga. Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis dan dapat
tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan yang diperlukan
berkisar antara 1000-2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Sayangnya
Sekarang Ini Sangat Sulit Untuk Mempresiksikan Cuaca Karena Keadaan
cuaca yang ekstrim

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengaruh unsur-unsur cuaca dan iklim terhadap tanaman ?
2. Apakah syarat iklim untuk pertumbuhan jambu biji ?
3. Apakah jenis - jenis jambu biji dan pembudidayaan untuk meningkatkan
produksi?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apakah pengaruh unsur-unsur cuaca dan iklim terhadap
tanaman
2. Untuk mengetahui apakah syarat iklim untuk pertumbuhan jambu biji
3. Untuk mengetahui apakah jenis - jenis jambu biji dan pembudidayaan
untuk meningkatkan produksi
3

II. PEMBAHASAN

A. Pengaruh Unsur-unsur Cuaca dan Iklim Terhadap Tanaman


1. Pengaruh Suhu dan Radiasi Matahari
Pengaruh iklim terhadap tanaman diawali oleh pengaruh langsung
cuaca terutama radiasi dan suhu terhadap fotosintesis, respirasi, transpirasi
dan proses-proses metabolisme di dalam sel organ tanaman. Fotosintesis
hanya berlangsung siang hari. Adapun intensitas respirasi daun
sepenuhnya dipengaruhi oleh suhu udara dan berlangsung secara terus-
menerus sepanjang umur tanaman. Maka semakin rendah suhu udara
harian akan semakin rendah penggunaan karbohidrat untuk respirasi.
Produksi gugus karbohidrat netto harian pada tanaman merupakan
produk bruto fotosintesis siang hari dikurangi pemanfaatan untuk respirasi
selama 24 jam. Maka pada kisaran toleransi, semakin tinggi intensitas
radiasi PAR yang berlangsung semakin lama, disertai suhu udara yang
rendah akan menghasilkan produk fotosintesis netto yang semakin tinggi.
Fotosintesis : 6H2O + 6 C O 2 + Energi PAR → C6H12O6 (glukosa) +
6O2. Respirasi : C6H12O6 + O2 → 6O2 + 6H2O + Energi Proses
fotosintesis dan respirasi tergantung pada pengaruh radiasi surya, gas
CO2 dan O2 di atmosfer, kadar air di daerah perakaran (tanah), pengaruh
suhu udara dan suhu tanah.
Sedangkan seluruh unsur khususnya iklim mikro di sekeliling
tumbuhan saling berinteraksi. Dapat disimpulkan fotosintesis dan respirasi
dipengaruhi langsung oleh unsur cuaca/iklim utama yaitu radiasi surya dan
suhu sebagai faktor utama (main factors) dan unsur-unsur lainnya sebagai
pendukung (cofactors). Radiasi surya (matahari) terdiri atas :
a. Intensitas radiasi (kal/cm2/menit , W/m2) Radiasi surya, suhu udara dan
suhu tanah akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan
dan perkembangan, kuantitas produksi dan mutu hasil panen
b. Intensitas cahaya/PAR (foot candle, lux, lumen) adalah ketersediaan
cahaya sebagai sumber energi untuk pembuatan karbohidrat.

3
4

c. Lama penyinaran (jam/hari, %)


d. Panjang hari (jam/hari). Pengaruh suhu terhadap tanaman terutama pada
proses fisiologi tanaman seperti : bukaan stomata (mulut daun), laju
transpirasi, laju penyerapan nutrisi dan air, fotosintesa dan respirasi.
Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh proses diatas.
Jika melewati titik optimum maka proses tersebut mulai dihambat baik
secara fisik maupun kimia, dan menurunnya aktivitas enzim).

2. Pengaruh Angin dan Kecepatan Angin


Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh
terhadap lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara
luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu,
kelembaban udara maupun pergerakan awan.
Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan uap
air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan
terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu,
angin yang banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban
udara dan dapat pula menurunkan suhu udara. Angin dalam budidaya
pertanian dapat berpengaruh langsung seperti merobohkan tanaman.
Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat komplek baik
yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan adanya
angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan pembenihan
alamiah. Namun kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan silang dan
penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki.
Selain itu angin merupakan salah satu penyebar hama dan patogen
yang dapat mempertinggi serangan hama san penyakit yang akan sangat
merugikan. Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan
tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Dalam mengukur kecepatan
angin terdapat istilah kecepatan angin rata-rata. Kecepatan angin rata-rata
adalah jumlah seluruh kecepatan angin pada saat pengamatan di bagi
dengan jumlah pengamatan tanpa memperhatikan arah angin.
5

Alat untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer.


Kecepatan angin dapat diukur dalam satuan meter per detik, kilometer per
jam, atau knot (1 knot– sekitar 0,5 m/s). Arah angin diukur dalam satuan
derajat yaitu utara 360°, selatan 180°, timur 90°, barat 270°, dan
seterusnya. Beberapa contoh angin yang diberi nama sesuai dengan arah
datangnya angin yaitu angin darat adalah angin yang datang dari darat
menuju lautan dan angin laut, yaitu angin yang menuju darat dari lautan.

3. Pengaruh Curah Hujan


Curah hujan (mm) mempengaruhi tanaman melalui proses
evaporasi (proses kesediaan air pada pori- pori tanah yang menguap karena
peningkatan suhu dan radiasi surya). Jika curah hujan tinggi maka
cadangan air yang ada di permukaan tanah (pori-pori tanah) lebih besar
dibandingkan dengan penguapan air akibat proses evaporasi. Fungsi air
bagi tanaman :
a. Penyusun tubuh tanaman sekitar 70% - 90 %
b. Sebagai pelarut dan media reaksi biokimia pada tanaman
c. Medium (perantara) pembawa senyawa (molekul) nutrisi/hara (seperti ;
nitrogen/kalium/kalsium/fosfor,dll) bagi tanaman.
d. Berperan pada proses pembelahan sel pada tanaman · Sebagai bahan
baku foto sintesa
e. Menjaga suhu tanaman agar tetap konstan

B. Syarat Iklim untuk Pertumbuhan Jambu Biji


Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan
optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari. Kekurangan sinar
matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kerdil),
yang ideal musim berbunga dan berbuah pada waktu musim kemarau yaitu
sekitar bulan Juli-September sedang musim buahnya terjadi bulan Nopember-
Februari bersamaan musim penghujan. Kelembaban udara. Dalam budidaya
6

tanaman jambu biji angin berperan dalam penyerbukan, namun angin yang
kencang dapat menyebabkan kerontokan pada bunga. Tanaman jambu biji
merupakan tanaman daerah tropis dan dapat tumbuh di daerah sub-tropis
dengan intensitas curah hujan yang diperlukan berkisar antara 1000-2000
mm/tahun dan merata sepanjang tahun.
Keliling cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran
rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah,
berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk
pertumbuhan tanaman jambu biji. Iklim Yang Cocok untuk budidaya jambu
biji adalah ;
1. Dalam budidaya tanaman jambu biji / jambu batu angin berperan dlm
penyerbukan, namun angin yg kencang dapat menyebabkan kerontokan
pada bunga.
2. Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis & dapat tumbuh di
daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan yg diperlukan berkisar
antara 1000-2000 mm/tahun & merata sepanjang tahun.
3. Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan
optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari. Kekurangan sinar
matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna
(kerdil), yg ideal musim berbunga & berbuah pada waktu musim kemarau
yaitu sekitar bulan Juli-September sedang musim buahnya terjadi bulan
Nopember-Februari bersamaan musim penghujan.
4. Kelembaban udara sekeliling cenderung rendah karena kebanyakan
tumbuh di dataran rendah & sedang. Apabila udara mempunyai
kelembaban yg rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi
demikian cocok utk pertumbuhan tanaman jambu biji.
Media Tanam Jambu Biji
1. Tanaman jambu biji sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah.
2. Jambu biji dapat tumbuh baik pada lahan yg subur & gembur serta banyak
mengandung unsur nitrogen, bahan organik atau pada tanah yg keadaan
liat & sedikit pasir.
7

3. Derajat keasaman tanah (pH) tdk terlalu jauh berbeda dengan tanaman
lainnya, yaitu antara 4,5-8,2 & bila kurang dari pH tersebut maka perlu
dilakukan pengapuran terlebih dahulu.

C. Jenis - jenis Jambu Biji Dan Pembudidayaan Untuk Meningkatkan


Produksi
Tanaman jambu biji merupakan salah satu tanaman pendatang di
Indonesia. Tanaman ini sebenarnya berasal dari Benua Amerika , yaitu dari
Negara Brazil. Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa jambu biji
merupakan tanaman nan berasal dari Meksiko, ada pula nan menyebutkan
tanaman ini berasal dari Bolivia, Peru, dan Amerika Serikat. Lantas, mengapa
jambu biji dapat tumbuh fertile di Indonesia?
Jambu biji merupakan tanaman nan dapat tumbuh dengan fertile di
daerah nan memiliki iklim tropis, seperti Indonesia. Daerah dataran tinggi nan
basah sangat disukai oleh tanaman jambu biji, misalnya di Daerah Brastagi,
Karo, dan Sebagainya. Daerah dataran tinggi nan cenderung basah juga
sangat cocok buat tanaman jambu, seperti di Bandung. Selain kedua daerah
tersebut, tanaman jambu biji juga bisa tumbuh fertile di dataran rendah nan
kering seperti Semarang.
Setelah mengetahui daerah asal dan penyebarannya, sekarang tiba
saatnya buat mengetahui klasifikasi jambu biji dan jenis-jenisnya. Sebelum
masuk kepada pembahasan tersbut, penulis akan memberikan informasi
mengenai ciri-ciri atau ciri tanaman jambu biji terlebih dahulu. Adapaun
tanaman jambu biji memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Tanaman jambu biji memiliki kemampuan berbunga sepanjang tahun.
2. Tanaman jambu biji berbunga paripurna nan keluar di ketiak daun.
3. Daun tanaman jambu biji berbentuk oval dan letak daunnyaberhadapan.
4. Jambu biji termasuk tanaman nan tumbuh tunggal.
5. Buah jambu biji berbentuk bulat atau bulat lonjong dengan rona kulit hijau
ketika masih muda dan kuning ketika matang.
8

Sebagai tanaman perdu, tanaman jambu biji bisa tumbuh hingga


mencapai ketinggian 5-10 meter. Tanaman ini bisa dikurangi ketinggiannya
dengan cara pemangkasan batang-batang atau ranting nan menjulang. Tujuan
dari pemangkasan ini ialah buat mempermudah dalam memanen buah dan
agar tampak latif dilihat. Secara ilmiah, tanaman jambu biji bisa
diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
Berdasarkan jenisnya, jambu biji dikelompokan menjadi:
1. Jambu sari,
2. Jambu biasa,
3. Jambu Bangkok,
4. Jambu sukun,
5. Jambu apel, dan
6. Jambu merah getas.
Berikut ini ialah klarifikasi mengenai masing-masing jenis jambu biji
tersebut.
1. Jambu Sari
Jambu sari berasal dari Bangkok. Jambu ini merupakan hasil silang
antara jambu tempat dengan jambu Bangkok. Jambu sari memiliki
karakteristik berupa rasa nan manis, lebih lembut, tak kasar, tak berserat,
kulit mengkilat cemerlang, dagin tebal, dan bijinya jarang. Satu pohon
jambu sari mampu menghasilkan sekitar 100 kg buah. Hasil ini bisa
dicapai ketika usia tanaman jambu sari sudah mencapai 1 tahun.
9

2. Jambu Biasa atau Jambu Pasarminggu


Jambu biji biasa memiliki karakteristik berupa rasa nan manis, biji
banyak, dan dagingnya tebal. Beberapa jenis jambu nan termasuk ke dalam
jambu biasa, antara lain jambu susu putih dan jambu susu merah atau
jambu pasarminggu. Umumnya, jambu biasa atau jambu pasar minggu nan
berdaging putih lebih disukai sebab rasanya lebih manis, daging buah lebih
tebal, dan teksturnya lebih lembut.
Jambu pasar minggu memiliki bentuk buah nan lonjong dengan
bagian ujung membulat dan pada bagian pangkalnya meruncing. Jambu
pasar minggu merupakan salah satu jenis jambu biji lokal nan bisa
diunggulkan.
3. Jambu Bangkok
Jambu Bangkok merupakan varietas jambu biji hasil introduksi dari
Thailand , kemudian dikembangkan di Indonesia sejak 1979. Jambu
Bangkok memiliki ciri-ciri, seperti biji menggumpal, berbuah sepanjang
tahun, dan mampu memproduksi buah hingga 120 kg per pohon per sekali
masa ppanen. Jambu Bangkok merupakan jenis jambu biji nan berukuran
besar dan berbentuk bulat paripurna dengan diameter sekitar 10 cm.
Bahkan, ketika jambu Bangkok masih mentah, ukurannya dapat lebih
besar.

4. Jambu Sukun
Jambu sukun memiliki ciri-ciri berupa buah nan tak berbiji dan bisa
dimakan pada waktu masih muda. Dengan kelebihan seperti itu, jambu
sukun sangat cocok dikembangkan dan bisa diunggulkan sebagai tanaman
budidaya. Jambu sukun ini mempunyai bentuk nan khas, yaitu seperti apel
dengan ukuran panjang 4-5 cm. Tanaman jambu sukun mampu
berproduksi sepanjang tahun dan tahan terhadap agresi hama dan penyakit.
5. Jambu Apel
Jambu apel merupakan jambu nan masih berada dalam satu rumpun
dengan jambu sukun. Jambu sukun ini biasa juga disebut dengan jambu
10

sukun Bangkok sebab berasal dari Bangkok. Demikian halnya dengan


jambu apel nan berasal dari Bangkok. Bentuk jambu apel mirip dengan
apel, tak berbiji, rasa lebih manis, aromanya wangi, dan lebih kesat. Jambu
apel termasuk varietas nan unggul buat dibudidayakan, namun bibitnya
termasuk langka.
6. Jambu Merah Getas
Jambu merah getas merupakan hasil persilangan jambu Bangkok
dengan jambu biji lokal. Jambu lokal nan disilangkan yaitu jambu
pasarminggu nan akan menghasilkan buah dalam ukuran besar. Selain
ukurannya nan besar, hasil persilangan nan kemudian disebut jambu merah
getas ini pun memiliki daging buah nan lunak, berbiji sedikit, aroma
harum, dan mempunyai rasa nan sangat manis. Tanaman jambu merah
getas menghasilkan buah sinkron dengan produktivitas tanaman jambu
Bangkok sehingga jambu biji jenis ini bisa diunggulkan.
Seperti tanaman lainnya, jambu biji juga memiliki varietas unggul dan
sangat dianjurkan buat dibudidayakan dalam skala pertanian. Selain jenis-
jenis jambu biji diatas, terdapat pula beberapa varietas nan disarankan buat
dibudidayakan, seperti jambu biji tanjung barat dan jambu khemer. Tanaman
jambu biji sejak dahulu dikenal sebagai salah satu jenis tanaman buah nan
mampu berbuah sepanjang tahun atau tak mengenal musim.
Namun, puncak dari produktivitas jambu biji biasanya akan terjadi
sekitar bulan Februari sampai dengan bulan Maret. Pada bulan-bulan ini,
jambu biji nan mengalami panen akan mendatangkan hasil nan sangat
maksimal. Itulah pembahasan singkat mengenai klasifikasi jambu biji berserta
jenis-jenisnya. Tanaman jambu biji memiliki nilai hemat nan cukup tinggi
dan permintaan konsumennya sangat tinggi. Adapun cara dan teknik
pembudidayaan jambu biji adalah sebagai berikut :
1. Pembibitan Jambu Biji
Pembibitan pohon jambu biji dilakukan melalui sistem
pencangkokan & okulasi, walaupun dapat juga dilakukan dengan cara
menanam biji dengan secara langsung.
11

a. Persyaratan Benih jambu biji


Benih yg diambil biasanya dipilih dari benih-benih yg disukai
oleh masyarakat konsumen yg merupakan bibit unggulan seperti jambu
bangkok. Bibit yg baik antara lain yg berasal dari:
1) Buah yg sudah cukup tua.
2) Buahnya tdk jatuh hingga pecah.
3) Pengadaan bibit lebih dari satu jenis utk menjamin kemungkinan
adanya persarian bersilang.
b. Penyiapan Benih Jambu Biji
Setelah buah dikupas & diambil bijinya, lalu disemaikan dengan
jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari) sesudah itu di angin-
anginkan selama 24 jam (sehari semalam). Biji tersebut direndam
dengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air & larutan asam
yg terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% Asam Sulfat (H2S04) BJ :
1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dengan air
tawar yg bersih sebanyak 3 kali berulang/dengan air yg mengalir selama
10 menit, kemudian dianginkan selama 24 jam. utk menghidari jamur,
biji dapat dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau
fungisida lainnya.
Setelah batang pokok telah mencapai ketinggia 5-6 meter bibit
yg disemaikan baru dapat dilakukan okulasi /cangkok yg kira-kira telah
bergaris tengah 1cm & tumbuh lurus, kemudian dengan menggunakan
pisau okulasi dilakukan pekerjaan okulasi & setelah selesai
pencangkokan ditaruh dlm media tanah baik dlm bedengan maupun
didalam pot/kantong plastik, setelah tanaman sudah cukup kuat baru
dipindah kelokasi yg telah disiapkan.
c. Teknik Penyemaian Benih Jambu Biji
Pilih lahan yg gembur & sudah mendapat pengairan serta mudah
dikeringkan disamping itu mudah diawasi utk penyemaian. Cara
penyemaian adalah sebagai berikut: tanah dicangkul sedalam 20-30 cm
sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu & sisa pepohonan &
12

benda keras lainnya, kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi


gembur & dibuat bedengan yg berukuran lebar 3-4 m & tinggi sekitar
30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan yg idel sekitar 6-7 m, dengan
keadaan bedengan membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan
banyak sinar matahari, dengan jarak antara bedeng 1 m, & utk
menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang
sebanyak 40 kg dengan keadaan sudah matang & benih siap
disemaikan.
Selain melalui proses pengecambahan biji juga dapat langsung
ditunggalkan pada bedeng-bedang yg sudah disiapkan, utk menyiapkan
pohon pangkal lebih baik melalui proses pengecambahan, biji-biji
tersebut ditanam pada bedeng-bedeng yg berjarak 20-30 cm setelah
berkecambah sekitar umur 1-2 bulan, sudah tumbuh daun sekitar 2-3
helai maka bibit dapat dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng
penanaman. Setelah mencapai keinggian 5-6 m, kurang lebih telah
berumur 6-9 bulan pencangkokan atau okulasi dapat dimulai dengan
mengerat cabang sepanjang 10-15 cm kemudian diberi media tanah yg
telah diberi pupuk kandang, kemudian dibalut dengan sabut kelapa atau
plastik yg telah diberi lubang-lubang sirkulasi, kemudian diikat dengan
tali plastik supaya menjaga petumbuhan akar tdk mengalami hambatan.
Akar akan tumbuh dengan cepat, sekitar 2-3 bulan.
Mulai dlakukan okulasi dengan mata tangkai yg telah berumur 1
th, melalui cara Forkert yng disempurnakan, dengan lebar 0,8 cm
setinggi 10 cm dari permukaan tanah, setelah dikupas kulitya sebesar
2/3 pada bagian bibir kulit & setelah berumur 2-3 minggu tali dilepas
jika kelihatan mata tetap konndisi hijau, okulasi dianggap berhasil &
pohon pangkal diatas okulasi setinggi 5 cm direndahakan supaya
memberi kesempatan mata terebut utk berkembang & setelah itu pohon
pangkal dipotong, bibit hasil okulasi dapat dipindah pada pot-pot atau
kantong plastik, kemudian dilakukan pemotongan pada akar tunggang
sedikit supaya akar akan lebih cepat berkebang. Setelah itu baru
13

dilakukan penanaman dlm lobang-lobang bedengan yg telah


dipersiapkan.
d. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemberian pupuk kandang sebelum disemaikan akan lebih
mendorong pertumbuhan benih secara cepat & merata, setelah bibit
mulai berkecambah sekitar umur 1-1,5 bulan dilakukan penyiraman
dengan menggunakan larutan Atoik 0,05-0,1% atau Gandasil D 0,2%,
utk merangsang secara langsung pada daun & akar, sehingga
memberikan kekuatan vital utk kegiatan pertumbuhan sel. Setelah itu
dilakukan penyiraman pagi-sore secara rutin, hingga kecambah
dipindah ke bedeng pembibitan, penyiraman dilakukan cukup 1 kali tiap
pagi hari sampai menjelang mata hari terbit, alat yg digunakan
"gembor" supaya penyiraman dapat merata & tdk merusak bedengan,
diusahakan supaya air dapat menembus sedalam 3-4 cm dari permukaan
Selanjutnya dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap
gembur, dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yg tumbuh
disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari serangan hama & penyakit,
sampai umur kurang lebih 1 tahun, baru setelah itu dapat dilakukan
pengokulasian dengan sistem Fokert yg sudah disempurnakan, sebelum
dilakukan okulasi daun-daun pohon induk yg telah dipilih mata kulitnya
dirontokkan, kemudian setelah penempelan mata kulit dilakukan,
ditunggu sampai mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu batang diatas
tunas baru pada pohon induk di pangkas, kemudian rawat dengan
penyiraman 2 kali sehari & mendangir serta membersihkan rumput-
rumput yg ada disekitarnya. pemberian pupuk daun dengan Gundosil
atau Atonik diberikan setiap 2 minggu sekali selama 4 bulan dengan
cara disemprotkan melalui daun, tiap tanaman disemprot 50 cc larutan.
e. Pemindahan Bibit
Cara pemindahan bibit yg telah berkecambah atau telah di
cangkok maupun diokulasi dapat dengan mencungkil atau membuka
plastik yg melekat pada media penanaman dengan cara hati-hati jangan
14

sampai akar menjadi rusak, & pencungkilan dilakukan dengan


kedalaman 5 cm, agar tumbuh akar lebih banyak maka dlm penanaman
kembali akar tunggangnya dipotong sedikit utk menjaga terjadinya
penguapan yg berlebihan, kemudian lebar daun dipotong separuh.
Ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak 6-7 m & ditutupi
dengan atap yg dipasang miring lebih tinggi di timur, dengan harapan
dapat lebih banyak kena sinar mata hari pagi. & dilakukan penyiraman
secara rutin tiap hari 2 kali, kecuali ditanam pada musim penghujan.
2. Pengolahan Media Tanam
a. Persiapan
Sebagai salah satu syarat dlm mempersiapkan lahan kebun
buah-buahan khususnya Jambu biji dipilih tanah yg subur, banyak
mengandung unsur nitrogen, meskipun pada daerah perbukitan tetapi
tanahnya subur, dilakukan dengan cara membuat sengkedan (teras)
pada bagian yg curam, kemudian utk menggemburkan tanah perlu di
bajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara
merata.
Selanjutnya diberi pupuk kandang dengan dosis 40 kg/m
persegi, kemudian dibuatkan bedengan dengan ukuran 1,20 m yg
panjangnya disesuaikan dengan ukuran yg diperlukan.
b. Pembukaan Lahan
Tanah yg akan dipergunakan utk kebun jambu biji dikerjakan
semua secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak &
rerumputan dibuang, & benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah
dibajak atau dicangkul dalam, dengan mempertimbangkan bibit yg mau
ditanam. Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tdk perlu
terlalu dlm (30 cm), tetapi bila hasil okulasi perlu pengolahan yg cukup
dlm (50 cm).
Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 m & ke dlm
disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem
pembuangan air yg kurang lancar. Tanah yg kurus & ukurang humus/
15

tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yg dibuat dengan cara mengubur
ranting-ranting & dedaunan dengan kondisi seperti ini dibiarkan selama
kurang lebih 1 tahun sebelumnya. Kemudian dilakukan pemupukan
sebanyak 2 kaleng minyak tanah (4 kg) per meter persegi. Dilanjutkan
pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan.
c. Pembentukan Bedengan
Tanah yg telah gembur, dibuatkan bedang-bedang yg berukuran
3 m lebar, panjang sesuai dengan kebutuhan, tinggi sekitar 30 cm.
Bagian atas tanah diratakan guna menopang bibit yg akan ditanam.
Idealnya jarak baris penanaman benih sekitar 4 m, dipersiapakan jarak
didalam baris bedengan sepanjang 2,5 m dengan keadaan membujur
dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi,
setelah diberi atap pelindung dengan jarak antara bedeng 1 m, utk
sarana lalu-lintas para pekerja & dapat digunakan sebagai saluran air
pembuangan, utk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau,
kompos/pupuk kandang yg sudah matang. Terkecuali apabila
penanaman jenis jambu Bangkok menggunakan jarak tanaman antara 3
x 2 m.
d. Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila dataran yg berasal dari tambak &
juga dataran yg baru terbentuk tdk bisa ditanami, selain tanah masih
bersifat asam juga belum terlalu subur. Caranya dengan menggali
lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 m, dasar lobang ditaburkan kapur
sebanyak 0,5 liter utk setiap lobang, guna menetralkan pH tanah hingga
mencapai 4,5-8,2. Setelah 1 bulan dari penaburan kapur diberi pupuk
kandang.
e. Pemupukan
Setelah jangka waktu 1 bulan dari pemberian kapur pada
lubang-lubang yg ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang
dengan urutan pada bulan pertama diberi NPK dengan dosis 12:24:81
ons/pohon, bulan kedua dilakukan sama dengan bulan pertama, pada
16

bulan ketiga diberi NPK dengan dosis 15:15:15 ons/pohon & bulan ke 4
sampai tanaman berbuah, supaya jambu tetap bebuah gunakan pupuk
kandang yg sudah matang & ditanamkan sejauh 30 cm dari batang
tanaman.
Pemupukan merupakan bagian terpenting yg peggunaannya tdk
dapat sembarangan, terlebih-lebih kalau menggunakan pupuk buatan
seperti NPK, kalau dilakukan berlebihan akan berakibat adanya
perubahan sifat dari pupuk menjadi racun yg akan membahayakan
tanaman itu sendiri.
3. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanaman
Setelah terjadi proses perkecambahan biji yg telah cukup umur
ditempatan pada bedeng-bedang yg telah siap. Juga penyiapan pohon
pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian ditanam
dengan jarak 20 x 30 cm setelah berkecambah & berumur 1-2 bulan
atau telah tumbuh daun sebanyak 2- 3 helai maka bibit/zaeling dapat
dipindahkan pada bedeng ke dua yg telah dibentuk selebar 3-4 m
dengan jarak tanam 7-10 m dengan kedalaman sekitar 30- 40 cm, jarak
antara bedeng selebar 1 m, didahului perataan tanah ditengah bedengan
guna pembuatan lubang-lubang penanaman. utk menghindari sengatan
sinar matahari secara langsung dibuat atap yg berbentuk miring lebih
tinggi ke timur dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari
pagi hari secara penuh.
b. Pembuatan Lubang Tanaman
Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yg telah siap utk tempat
penanaman bibit jambu biji yg sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah
secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x
0,8 m yg sebaiknya telah dipersiapkan 1 bulan sebelumnya & pada
waktu penggalian tanah yg diatas & yg dibawah dipisahkan, nantinya
akan dipergunakan utk penutup kembali lubang yg telah diberi tanaman,
pemisahan tanah galian tersebut dibiarkan selama 1 minggu
17

dimaksudkan agar jasad renik yg akan mengganggu tanaman musnah;


sedangkan jarak antar lubang sekitar 7-10 m.
c. Cara Penanaman
Setelah berlangsung selama 1 pekan lubang ditutup dengan
susunan tanah seperti semula & tanah di bagian atas dikembalikan
setelah dicampur dengan 1 blek (1 blek ± 20 liter) pupuk kandang yg
sudah matang, & kira-kira 2 pekan tanah yg berada di lubang bekas
galian tersebut sudah mulai menurun baru bibit jambu biji ditanam,
penanaman tdk perlu terlalu dalam, secukupnya, maksudnya batas
antara akar & batang jambu biji diusahakan setinggi permukaan tanah
yg ada disekelilingnya. Kemudian dilakukan penyiraman secara rutin 2
kali sehari (pagi & sore), kecuali pada musim hujan tdk perlu dilakukan
penyiraman.

d. Lain-lain
Ada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yg
rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak
tinggi disebelah timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak sinar
matahari pagi dari pada sore hari, & utk atapnya dapat dibuat dari daun
nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim
penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah.
4. Pemeliharaan Tanaman
Meskipun penanaman jambu biji mampu tumbuh & menghasilkan
tanpa perlu diperhatikan keadaan tanah & cuaca yg mempengaruhinya
tetapi akan lebih baik apabila keberadaannya diperhatikan, karena tanaman
yg diperhatikan dengan baik akan memberikan imbalan hasil yg
memuaskan.
a. Penjarangan & Penyulaman
Karena kondisi tanah telah gembur & mudah tanaman lain akan
tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti
rumput-rumputan & harus disiangi sampai radius 1,5-2 m sekeliling
18

tanaman rambutan. Apabila bibit tdk tumbuh dengan baik segera


dilakukan penggantian dengan bibit cadangan. & apabila tumbuh
tanaman terlalu jauh jaraknya maka perlu dilakukan penyulaman &
sebaliknya apabila tumbuhnya sangat berdekatan penjarangan.
b. Penyiangan
Selama 2 minggu setelah bibit yg berasal dari cangkokan/ okulasi
ditanam di lahan perlu penyiangan dilakukan hanya pada batang dahan
tua (warna coklat) dengan dahan muda (warna hijau) & apabila buah
terlalu banyak, tunas yg ada dlm satu ranting bisa dikurangi, dengan
dikuranginya tunas yg tdk diperlukan akan berakibat buah menjadi
besar & menjadi manis rasanya. Khusus jambu non biji dengan
membatasi percabangan buahnya maksimal 3 buah setelah panjang 30-
50 cm dilakukan pangkasan, & setelah tumbuh cabang tersier segera
dilenturkan ke arah mendatar, guna utk merangsang tunas bunga &
buah yg akan tumbuh.
c. Pembubunan
Supaya tanah tetap gembur & subur pada lokasi penanaman bibit
jambu biji perlu dilakukan pembalikan & penggemburan tanah supaya
tetap dlm keadaan lunak, dilakukan setiap 1 bulan sekali hingga
tanaman bisa dianggap telah kuat betul.
d. Perempalan
Agar supaya tanaman jambu biji mendapatkan tajuk yg rimbun,
setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan perempelan/
pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping utk
memperoleh tajuk yg seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman,
juga memperbanyak & mengatur produksi agar tanaman tetap
terpelihara & pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen
buah berakhir, dengan harapan agar muncul tajuk-tajuk baru sebagai
tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya dengan hasil
lebih meningkat atau tetap stabil keberadaannya.
19

e. Pemupukan
Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman jambu biji tetap
stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan.

f. Pengairan & Penyiraman


Selama dua minggu pertama setelah bibit yg berasal dari
cangkokan atau okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua
kali sehari, pagi & sore. & minggu-minggu berikutnya penyiraman
dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila tanaman jambu biji
telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi
yg dapat dilakukan saat-saat diperlukansaja. & bila turun hujan terlalu
lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tdk tegenang air dengan cara
membuat lubang saluran utk mengalirkan air.
Sebaliknya pada musim kemarau tanah kelihatan merekah maka
diperlukan penyiraman dengan menggunakan pompa air 3 PK utk lahan
seluas kurang lebih 3000 m 2 & dilakukan sehari sekali tiap sore hari.
g. Waktu Penyemprotan Pestisida
Guna menjaga kemungkinan tumbuhnya penyakit atau hama yg
ditimbulkan baik karena kondisi cuaca & juga dari hewan-hewan
perusak, maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida pada umumnya
dengan nogos, antara 15-20 hari sebelum panen & juga perlu disemprot
dengan sevin atau furadan terutama utk menghindarkan adanya ulat
jambu, tikus atau jenis semut-semutan, disamping itu penyemprotan
dilakukan dengan fungisida jenis Delsene 200 MX guna memberantas
cendawan yg akan mengundang hadirnya semut-semut.Disamping itu
juga digunakan insektisida guna memberantas lalat buah & kutu daun
disemprot 2 x seminggu & setelah sebulan sebelum panen
penyemprotan dihentikan.
h. Pemeliharaan Lain
Untuk memacu munculnya bunga Jambu biji diperlukan larutan
KNO3 (Kalsium Nitrat) yg akan mempercepat 10 hari lebih awal dari
20

pada tdk diberi KNO3 & juga mempunyai keunggulan memperbanyak


"dompolan" bunga (tandan) jambu biji pada setiap stadium (tahap
perkembangan) & juga mempercepat pertumbuhan buah jambu biji,
cara pemberian KNO3 dengan jalan menyemprotkan pada pucuk-pucuk
cabang dengan dosis antara 2-3 liter larutan KNO3 utk setiap 10 pucuk
tanaman dengan ukuran larutan KNO3 adalah 10 gram yg dilarutkan
dengan 1 liter pengencer teknis.
21

III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengaruh iklim terhadap tanaman diawali oleh pengaruh langsung
cuaca terutama radiasi dan suhu terhadap fotosintesis, respirasi, transpirasi dan
proses-proses metabolisme di dalam sel organ tanaman. Fotosintesis hanya
berlangsung siang hari. Adapun intensitas respirasi daun sepenuhnya
dipengaruhi oleh suhu udara dan berlangsung secara terus-menerus sepanjang
umur tanaman. Maka semakin rendah suhu udara harian akan semakin rendah
penggunaan karbohidrat untuk respirasi.

B. Saran
Saran yang dapat penulis ajukan dalam pembahasan ini adalah agar
kiranya pembaca yang memiliki atau berencana untuk bertanam jambu biji
untuk mengikuti teknik pembudidayaan di atas. Selajutnya memperhatikan
iklim cuaca dan keadaan tanah sebelum menanam jambu biji. Penulis
menyadari bahwa makalah ini mesih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran dari teman - teman pembaca sangat penulis harapkan. Terima kasih,
wasalaam.

21
22

DAFTAR PUSTAKA

Kompasiana. 2009. Semua Tentang jambu


biji. http://kesehatan.kompasiana.com(10 Juni 2015).

Kustamiyati, B. 2006. faktor iklim terhadap pertumbuhan jambu


biji.http://www.lppi.co.id ((10 Juni 2015).

Mahfoedz, M.K. 1993. Budidaya dan Pengolahan jambu biji. LPP Kampus,
Yogyakarta. (10 Juni 2015)

Mayuni, 1982. Pengolahan jambu biji. Departemen Teknologi Hasil


Pertanian,Andalas, Padang. (10 Juni 2015)
23

LAMPIRAN
24
25

HUBUNGAN FAKTOR IKLIM DENGAN PERTUMBUHAN DAN


PRODUKSI TANAMAN JAMBU BIJI

OLEH :

HERKULANUS WIRAWAN
NIM. 1910312939

KELAS : AGROTEKNOLOGI B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


UNIVERSITAS PANCA BHAKTI
FAKULTAS PERTANIAN
PONTIANAK
2019
26

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “ Hubungan Faktor Iklim dengan Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Jambu Biji“. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari
berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu,
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Pontianak, Oktober 2019

Penyusun

i
27

DAFTAR ISI

Halaman
PRAKATA ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan Makalah ................................................................... 2
II. PEMBAHASAN ......................................................................... 3
A. Pengaruh Unsur-unsur Cuaca dan Iklim Terhadap Tanaman ..... 3
B. Syarat Iklim untuk Pertumbuhan Jambu Biji ........................ 6
C. Jenis - jenis Jambu Biji Dan Pembudidayaan Untuk
Meningkatkan Produksi ....................................................... 7
III. PENUTUP ................................................................................... 21
A. Kesimpulan .......................................................................... 21
B. Saran .......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 22

ii

Anda mungkin juga menyukai