I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jambu biji sering disebut dengan nama jambu klutuk, tanaman jambu
klutuk ini adalah tanaman tropis yang berasal dari brazil dan disebarkan di
Indonesia melalui Negara Thailand. Di Indonesia untuk menemukan tanaman
yang satu ini tidaklah susah, hampir disetiap daerah pasti ada tanaman jambu
biji. Biasanya tanaman ini terdapat diladang rumah-rumah warga, di pedesaan
maupun di perkotaan juga kita masih dapat menjumpai tanaman ini.
Jambu biji adalah salah satu tumbuhan yang sudah lama dimanfaatkan
oleh masyarakat, namun pemanfaatannya hanya sebatas pada buahnya untuk
keperluan konsumsi karena mengandung vitamin C yang sangat tinggi, tetapi
pemanfaatan daunnya hanya sebagian kecil saja yaitu sebagai obat anti diare,
disentri, radang usus dan gangguan pencernaan karena mempunyai
kandungan zat tanin sebagai astringent dan anti mikroba.
Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan
optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari. Kekurangan sinar
matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kerdil),
yang ideal musim berbunga dan berbuah pada waktu musim kemarau yaitu
sekitar bulan Juli-September sedang musim buahnya terjadi bulan Nopember-
Februari bersamaan musim penghujan. Kelembaban udara.
Dalam budidaya tanaman jambu biji angin berperan dalam
penyerbukan, namun angin yang kencang dapat menyebabkan kerontokan
pada bunga. Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis dan dapat
tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan yang diperlukan
berkisar antara 1000-2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Sayangnya
Sekarang Ini Sangat Sulit Untuk Mempresiksikan Cuaca Karena Keadaan
cuaca yang ekstrim
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengaruh unsur-unsur cuaca dan iklim terhadap tanaman ?
2. Apakah syarat iklim untuk pertumbuhan jambu biji ?
3. Apakah jenis - jenis jambu biji dan pembudidayaan untuk meningkatkan
produksi?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apakah pengaruh unsur-unsur cuaca dan iklim terhadap
tanaman
2. Untuk mengetahui apakah syarat iklim untuk pertumbuhan jambu biji
3. Untuk mengetahui apakah jenis - jenis jambu biji dan pembudidayaan
untuk meningkatkan produksi
3
II. PEMBAHASAN
3
4
tanaman jambu biji angin berperan dalam penyerbukan, namun angin yang
kencang dapat menyebabkan kerontokan pada bunga. Tanaman jambu biji
merupakan tanaman daerah tropis dan dapat tumbuh di daerah sub-tropis
dengan intensitas curah hujan yang diperlukan berkisar antara 1000-2000
mm/tahun dan merata sepanjang tahun.
Keliling cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran
rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah,
berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk
pertumbuhan tanaman jambu biji. Iklim Yang Cocok untuk budidaya jambu
biji adalah ;
1. Dalam budidaya tanaman jambu biji / jambu batu angin berperan dlm
penyerbukan, namun angin yg kencang dapat menyebabkan kerontokan
pada bunga.
2. Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis & dapat tumbuh di
daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan yg diperlukan berkisar
antara 1000-2000 mm/tahun & merata sepanjang tahun.
3. Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan
optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari. Kekurangan sinar
matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna
(kerdil), yg ideal musim berbunga & berbuah pada waktu musim kemarau
yaitu sekitar bulan Juli-September sedang musim buahnya terjadi bulan
Nopember-Februari bersamaan musim penghujan.
4. Kelembaban udara sekeliling cenderung rendah karena kebanyakan
tumbuh di dataran rendah & sedang. Apabila udara mempunyai
kelembaban yg rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi
demikian cocok utk pertumbuhan tanaman jambu biji.
Media Tanam Jambu Biji
1. Tanaman jambu biji sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah.
2. Jambu biji dapat tumbuh baik pada lahan yg subur & gembur serta banyak
mengandung unsur nitrogen, bahan organik atau pada tanah yg keadaan
liat & sedikit pasir.
7
3. Derajat keasaman tanah (pH) tdk terlalu jauh berbeda dengan tanaman
lainnya, yaitu antara 4,5-8,2 & bila kurang dari pH tersebut maka perlu
dilakukan pengapuran terlebih dahulu.
4. Jambu Sukun
Jambu sukun memiliki ciri-ciri berupa buah nan tak berbiji dan bisa
dimakan pada waktu masih muda. Dengan kelebihan seperti itu, jambu
sukun sangat cocok dikembangkan dan bisa diunggulkan sebagai tanaman
budidaya. Jambu sukun ini mempunyai bentuk nan khas, yaitu seperti apel
dengan ukuran panjang 4-5 cm. Tanaman jambu sukun mampu
berproduksi sepanjang tahun dan tahan terhadap agresi hama dan penyakit.
5. Jambu Apel
Jambu apel merupakan jambu nan masih berada dalam satu rumpun
dengan jambu sukun. Jambu sukun ini biasa juga disebut dengan jambu
10
tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yg dibuat dengan cara mengubur
ranting-ranting & dedaunan dengan kondisi seperti ini dibiarkan selama
kurang lebih 1 tahun sebelumnya. Kemudian dilakukan pemupukan
sebanyak 2 kaleng minyak tanah (4 kg) per meter persegi. Dilanjutkan
pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan.
c. Pembentukan Bedengan
Tanah yg telah gembur, dibuatkan bedang-bedang yg berukuran
3 m lebar, panjang sesuai dengan kebutuhan, tinggi sekitar 30 cm.
Bagian atas tanah diratakan guna menopang bibit yg akan ditanam.
Idealnya jarak baris penanaman benih sekitar 4 m, dipersiapakan jarak
didalam baris bedengan sepanjang 2,5 m dengan keadaan membujur
dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi,
setelah diberi atap pelindung dengan jarak antara bedeng 1 m, utk
sarana lalu-lintas para pekerja & dapat digunakan sebagai saluran air
pembuangan, utk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau,
kompos/pupuk kandang yg sudah matang. Terkecuali apabila
penanaman jenis jambu Bangkok menggunakan jarak tanaman antara 3
x 2 m.
d. Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila dataran yg berasal dari tambak &
juga dataran yg baru terbentuk tdk bisa ditanami, selain tanah masih
bersifat asam juga belum terlalu subur. Caranya dengan menggali
lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 m, dasar lobang ditaburkan kapur
sebanyak 0,5 liter utk setiap lobang, guna menetralkan pH tanah hingga
mencapai 4,5-8,2. Setelah 1 bulan dari penaburan kapur diberi pupuk
kandang.
e. Pemupukan
Setelah jangka waktu 1 bulan dari pemberian kapur pada
lubang-lubang yg ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang
dengan urutan pada bulan pertama diberi NPK dengan dosis 12:24:81
ons/pohon, bulan kedua dilakukan sama dengan bulan pertama, pada
16
bulan ketiga diberi NPK dengan dosis 15:15:15 ons/pohon & bulan ke 4
sampai tanaman berbuah, supaya jambu tetap bebuah gunakan pupuk
kandang yg sudah matang & ditanamkan sejauh 30 cm dari batang
tanaman.
Pemupukan merupakan bagian terpenting yg peggunaannya tdk
dapat sembarangan, terlebih-lebih kalau menggunakan pupuk buatan
seperti NPK, kalau dilakukan berlebihan akan berakibat adanya
perubahan sifat dari pupuk menjadi racun yg akan membahayakan
tanaman itu sendiri.
3. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanaman
Setelah terjadi proses perkecambahan biji yg telah cukup umur
ditempatan pada bedeng-bedang yg telah siap. Juga penyiapan pohon
pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian ditanam
dengan jarak 20 x 30 cm setelah berkecambah & berumur 1-2 bulan
atau telah tumbuh daun sebanyak 2- 3 helai maka bibit/zaeling dapat
dipindahkan pada bedeng ke dua yg telah dibentuk selebar 3-4 m
dengan jarak tanam 7-10 m dengan kedalaman sekitar 30- 40 cm, jarak
antara bedeng selebar 1 m, didahului perataan tanah ditengah bedengan
guna pembuatan lubang-lubang penanaman. utk menghindari sengatan
sinar matahari secara langsung dibuat atap yg berbentuk miring lebih
tinggi ke timur dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari
pagi hari secara penuh.
b. Pembuatan Lubang Tanaman
Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yg telah siap utk tempat
penanaman bibit jambu biji yg sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah
secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x
0,8 m yg sebaiknya telah dipersiapkan 1 bulan sebelumnya & pada
waktu penggalian tanah yg diatas & yg dibawah dipisahkan, nantinya
akan dipergunakan utk penutup kembali lubang yg telah diberi tanaman,
pemisahan tanah galian tersebut dibiarkan selama 1 minggu
17
d. Lain-lain
Ada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yg
rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak
tinggi disebelah timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak sinar
matahari pagi dari pada sore hari, & utk atapnya dapat dibuat dari daun
nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim
penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah.
4. Pemeliharaan Tanaman
Meskipun penanaman jambu biji mampu tumbuh & menghasilkan
tanpa perlu diperhatikan keadaan tanah & cuaca yg mempengaruhinya
tetapi akan lebih baik apabila keberadaannya diperhatikan, karena tanaman
yg diperhatikan dengan baik akan memberikan imbalan hasil yg
memuaskan.
a. Penjarangan & Penyulaman
Karena kondisi tanah telah gembur & mudah tanaman lain akan
tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti
rumput-rumputan & harus disiangi sampai radius 1,5-2 m sekeliling
18
e. Pemupukan
Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman jambu biji tetap
stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaruh iklim terhadap tanaman diawali oleh pengaruh langsung
cuaca terutama radiasi dan suhu terhadap fotosintesis, respirasi, transpirasi dan
proses-proses metabolisme di dalam sel organ tanaman. Fotosintesis hanya
berlangsung siang hari. Adapun intensitas respirasi daun sepenuhnya
dipengaruhi oleh suhu udara dan berlangsung secara terus-menerus sepanjang
umur tanaman. Maka semakin rendah suhu udara harian akan semakin rendah
penggunaan karbohidrat untuk respirasi.
B. Saran
Saran yang dapat penulis ajukan dalam pembahasan ini adalah agar
kiranya pembaca yang memiliki atau berencana untuk bertanam jambu biji
untuk mengikuti teknik pembudidayaan di atas. Selajutnya memperhatikan
iklim cuaca dan keadaan tanah sebelum menanam jambu biji. Penulis
menyadari bahwa makalah ini mesih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran dari teman - teman pembaca sangat penulis harapkan. Terima kasih,
wasalaam.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Mahfoedz, M.K. 1993. Budidaya dan Pengolahan jambu biji. LPP Kampus,
Yogyakarta. (10 Juni 2015)
LAMPIRAN
24
25
OLEH :
HERKULANUS WIRAWAN
NIM. 1910312939
KELAS : AGROTEKNOLOGI B
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “ Hubungan Faktor Iklim dengan Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Jambu Biji“. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari
berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu,
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.
Penyusun
i
27
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan Makalah ................................................................... 2
II. PEMBAHASAN ......................................................................... 3
A. Pengaruh Unsur-unsur Cuaca dan Iklim Terhadap Tanaman ..... 3
B. Syarat Iklim untuk Pertumbuhan Jambu Biji ........................ 6
C. Jenis - jenis Jambu Biji Dan Pembudidayaan Untuk
Meningkatkan Produksi ....................................................... 7
III. PENUTUP ................................................................................... 21
A. Kesimpulan .......................................................................... 21
B. Saran .......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 22
ii