Anda di halaman 1dari 6

BAB II KONDISI EKOSISTEM

2.1 Keadaan Geografi dan Iklim


Kecamatan Barebbo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bone
yang berjarak 8 km dari ibukota kabupaten dengan luas wilayah 114,20 km2
dengan ibukota kecamatan terletak di Kelurahan Apala.
Adapun batas-batas kecamatan Barebbo sebagai berikut :
 Sebelah barat : Kecamatan Palakka dan Kecamatan Ponre
 Sebelah Utara : Kecamatan Tanete Riattang
 Sebelah Timur : Kecamatan Sibulue
 Sebelah Selatan : Kecamatan Cin
Jenis tanah di wilayah kecamatan Barebbo merupakan tanah mediteran
merah kuning. Kondisi agroklimat secara umum memiliki ciri iklim tropis di
mana temperatur udara rata-rata berada dalam interval 26 oC – 34 oC. Pergantian
musim terjadi antara bulan April – September yang merupakan musim penghujan
dan bulan Oktober – Maret yang merupakan musim kemarau dengan jumlah
bulan basah berkisar antara 5-6 bulan.
Sebagian besar desa/kelurahan di kecamatan Barebbo terletak di daerah
dataran dan sebagian kecil terletak di lereng/punggung bukit. Desa Cempaniga
merupakan desa tertinggi dengan 190 meter di atas permukaan laut, sedangkan
desa Kading merupakan desa terendah dengan ketinggian 10 meter di atas
permukaan laut.
2.2 Jumlah Penduduk
Berdasarkan data Kecamatan Barebbo dalam angka 2017 jumlah
penduduk di kecamatan Barebbo sebanyak 27.580 jiwa, laju pertumbuhan
penduduk dibandingkan tahun 2015 adalah 0,60 % dengan luas wilayah sekitar
114,21 km2 rata-rata kepadatan penduduk kecamatan Barebbo adalah 240 jiwa per
km2. Jumlah penduduk kecamatan Barebbo berdasarkan Kecamatan Barebbo
dalam angka 2017 sebanyak 27.580 jiwa, yang terdiri dari 12.866 laki-laki dan
14.714 perempuan serta 7.052 KK dan memiliki struktur penduduk homogen
yang didominasi oleh suku Bugis. Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan (sex ratio) adalah 87 yang berarti setiap 100 penduduk perempuan
terdapat 87 laki-laki.
Tabel 1. Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, Jumlah KK dan
Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Desa/Kelurahan di
Kecamatan Barebbo tahun 2016

PENDUDUK LAJU
N JUMLAH KEPADATAN
DESA/KELURAHAN PERTUMBUHAN
O 2015 2016 KK PER Km2
PENDUDUK (%)

1 CEMPANIGA 445 447 0,45 175 96


2 BACU 1.010 1.016 0,59 226 191
3 CINGKANG 531 535 0,75 127 123
4 CONGKO 1.213 1.220 0,58 339 265
5 CINNONG 510 513 0,59 135 93
6 LAMPOKO 1.590 1.599 0,57 438 265
7 WOLLANGI 713 717 0,56 188 96
8 KAJAOLALIDDONG 1.584 1.594 0,63 425 337
9 SAMAELO 1.640 1.650 0,61 315 421
10 PARIPPUNG 1.119 1.126 0,63 359 149
11 APALA 2.741 2.758 0,62 642 315
12 SUGIALE 1.270 1.277 0,55 341 181
13 KAMPUNO 2.033 2.046 0,64 521 277
14 CORAWALI 2.265 2.279 0,62 564 309
15 TALUNGENG 1.263 1.271 0,63 288 186
16 BAREBBO 1.694 1.704 0,59 423 168
17 WATU 2.272 2.285 0,57 603 401
18 KADING 3.522 3.543 0,60 943 476
JUMLAH 27.41 27.58 240
0,60 7.052
5 0
Komposisi jumlah penduduk di kecamatan Barebbo berdasarkan umur di
dominasi oleh penduduk usia muda. Hal ini terlihat pada Tabel 4 di mana terlihat
usia 0 – 24 tahun jumlahnya lebih besar, dengan tingkat pertumbuhan yang rendah
dibandingkan tahun sebelumnya hal ini terlihat jumlah penduduk umur 0-4 tahun
lebih kecil dibandingkan umur 5-9 tahun.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur


NO KELOMPOK UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 0-4 1.301 1.214 2.515


2 5-9 1.319 1.311 2.630
3 10 - 14 1.251 1.256 2.507
4 15 - 19 1.224 1.230 2.454
5 20 - 24 1.034 1.094 2.128
6 25 - 29 952 1.030 1.982
7 30 - 34 864 1.095 1.959
8 35 - 39 935 1.041 1.976
9 40 - 44 846 945 1.791
10 45 - 49 742 1.003 1.745
11 50 - 54 584 849 1.433
12 55 - 59 513 704 1.217
13 60 - 64 488 670 1.158
14 65 + 813 1.272 2.085
JUMLAH 12.866 14.714 27.580

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Barebbo Berdasarkan Jenis Kelamin


tahun 2016

NO DESA/KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH SEX RATIO

1 CEMPANIGA 219 228 447 96


2 BACU 480 536 1.016 89
3 CINGKANG 265 270 535 98
4 CONGKO 549 671 1.220 82
5 CINNONG 240 273 513 88
6 LAMPOKO 749 850 1.599 88
7 WOLLANGI 319 398 717 80
8 KAJAOLALIDDONG 747 847 1.594 88
9 SAMAELO 752 898 1.650 84
10 PARIPPUNG 510 616 1.126 83
11 APALA 1.320 1.438 2.758 92
12 SUGIALE 584 693 1.277 84
13 KAMPUNO 927 1.119 2.046 83
14 CORAWALI 1.085 1.194 2.279 91
15 TALUNGENG 588 683 1.271 86
16 BAREBBO 828 876 1.704 94
17 WATU 1.062 1.223 2.285 87
18 KADING 1.642 1.901 3.543 86
JUMLAH 12.866 14.714 27.580 87

Jumlah penduduk kecamatan Barebbo berdasarkan Kecamatan


Barebbo dalam angka 2017 sebanyak 27.580 jiwa, yang terdiri dari 12.866 laki-
laki dan 14.714 perempuan serta 7.052 KK dan memiliki struktur penduduk
homogen yang didominasi oleh suku Bugis. Perbandingan jumlah penduduk laki-
laki dan perempuan (sex ratio) adalah 87 yang berarti setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 87 laki-laki.
Tingkat pendidikan penduduk di kecamatan Barebbo masih cukup rendah
terutama untuk tingkat SLTA ke atas. Hal ini dikarenakan pelayanan pendidikan
belum merata dan belum menjangkau semua wilayah, sarana dan prasarana
pendidikan yang belum memadai dan kurangnya akses masyarakat untuk
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Jumlah sekolah yang ada di
kecamatan Barebbo untuk tingkat Taman Kanak-kanak sebanyak 26 buah, SDN
11 buah, SD Inpres 18 buah, Madrasah Ibtidaiyah 3 buah, SLTP 4 buah, MTsN 3
buah, SLTA (SMK) 1 buah.
Mata pencaharian
Masyarakat di kecamatan Barebbo sebagian besar bermata pencaharian
sebagai petani dan hanya sedikit yang memiliki pekerjaan di luar pertanian
seperti PNS, ABRI, nelayan, pedagang, pensiunan, swasta, dan buruh. Salah satu
permasalahan yang berkaitan dengan angkatan kerja adalah pengangguran, hal ini
disebabkan karena ketidak seimbangan penyerapan tenaga kerja dengan lapangan
kerja yang tersedia. Hal ini berdampak pada ketergantungan yang cukup besar
terhadap sektor pertanian sehingga peranan sektor pertanian menjadi penting,
karena merupakan kegiatan utama dalam menggerakkan kegiatan ekonomi di
wilayah kecamatan Barebbo.

Luas lahan sawah di kecamatan Barebbo 5.252 ha yang terdiri dari sawah
irigasi 3.686,09 ha dan sawah tadah hujan 1.565,91 ha. Sawah dengan irigasi
teknis pola tanam yang dilakukan padi - bera - padi, padi – palawija - padi .
Sawah dengan irigasi semi teknis pola tanam yang dilakukan padi - bera – padi
jika air yang tersedia cukup memadai, jika tidak pola tanam padi - bera -
palawija. Sedangkan pada sawah tadah hujan pola tanam yang dilakukan adalah
padi - bera - palawija.

Luas lahan kering yang ada di kecamatan Barebbo 6.172 ha, yang berdasarkan
penggunaannya terdiri dari :
1.Lahan Pertanian seluas 3.780 ha
 Tegalan 1.127 ha
 Perkebunan 1.967 ha
 Hutan Rakyat 360 ha
 Lahan Tidak Diusahakan 92 ha
 Tambak, Kolam, Empang 234 ha
2.Lahan Bukan Pertanian terdiri dari jalan, pemukiman, perkantoran dan lain-lain
seluas 2.388 ha.
Berdasarkan karakteristik potensi sumberdaya alam dan potensi sumber daya
manusia, maka program pembangunan pertanian dilaksanakan dengan
mengelompokkan komoditi yang dikembangkan antara lain:

1. Kelompok Komoditi Tanaman Pangan


 Padi : Wilayah utama pengembangan padi berada di bagian timur
dan tengah kecamatan Barebbo
 Kedelai : Wilayah pengembangan berada di desa Kajaolaliddong dan
Desa Samaelo.
 Ubi kayu : Wilayah pengembangan ubi kayu berada di desa Congko
dan Desa Lampoko
 Ubi Jalar : Wilayah pengembangan ubi jalar berada di desa Sugiale
dan Desa Corawali

2. Kelompok Komoditi Hortikultura


 Sayur - Sayuran : Wilayah utama pengembangan berada di desa
Congko, desa Corawali, desa Barebbo, desa Kampuno, desa Cinnong,
desa Cingkang, Desa Lampoko dan desa Bacu.
 Cabai : Wilayah utama pengembangan berada di Desa Kampuno,
Desa Corawali, Desa Barebbo, Desa Wollangi, Desa Sugiale, Desa
Cinnong, Desa Lampoko dan Desa Bacu.
 Bawang merah : Wilayah utama pengembangan berada di Desa
Kampuno, Desa Lampoko, Desa Wollangi dan Desa Sugiale
 Semangka : Wilayah utama pengembangan berada di desa Barebbo,
Desa Samaelo, Desa Talungeng, Desa Kading, dan Desa Corawali
 Mangga : Wilayah Utama pengembangan berada di Desa Kampuno,
Desa Corawali dan Desa Bacu.
 Pisang : Wilayah Utama pengembangan berada di Desa Corawali,
Desa Lampoko, Desa Congko, Desa Cingkang, Desa Cinnong, Desa
Bacu dan Desa Cempaniga
 Sukun : Wilayah utama pengembangan berada di desa Barebbo, Desa
Corawali, Desa Congko, Desa Cinnong, Desa Cempaniga, Desa Bacu,
Desa Wollangi dan Desa Kajaolaliddong
 Durian : Wilayah utama pengembangan berada di Desa Cinnong, Desa
Lampoko, Desa Wollangi, Desa Bacu dan Desa Cempaniga.
 Langsat : Wilayah utama pengembangan langsat berada di desa Bacu
dan Desa Cempaniga
 Rambutan : Wilayah utama pengembangan rambutan berada di Desa
Lampoko, Desa Bacu, Desa Wollangi, Desa Cingkang dan Desa
Cempaniga.

3. Kelompok Komoditi Perkebunan


 Kakao : Wilayah utama pengembangan kakao berada di desa Congko,
Desa Lampoko, Desa Parippung, desa Wollangi, Desa Kajaolaliddong
dan Desa Cempaniga
 Kelapa : Wilayah pengembangan kelapa berada di desa
Kajaolaliddong, Desa Wollangi, Desa Cinnong, Desa Lampoko dan
Desa Congko
 Cengkeh : Wilayah pengembangan cengkeh berada di bagian
Cempaniga
 Kemiri : Wilayah utama pengembangan kemiri berada di Desa
Cempaniga
BAB V RANCAGAN BISNIS
Bisnis yang ingin kami kembangkan berupa bisnis pengolahan limbah padi
yaitu sekam padi. Sekam padi dapat di olah kembali menjadi pupuk organik yang
akan di gunakan oleh petani dalam mengolah lahannya. Dengan adanya bisnis
pengolahan sekam padi tersebut di harapkan petani padi akan mendapatkan
tambahan pendapatan dengan menjual sekam padinya di tempat pengolahan
sekam padi.
Bisnis kedua yang ingin di rancang adalah bisnis pengolahan daging dan
bisnis kerajinan dari bahan kulit sapi, karena di Kecamatan barebbo selain
penduduknya sebagai seorang petani sebagian dari mereka memiliki pekerjaan
sebagai peternak sapi. Sehingga dengan adanya tempat pengolahan daging para
peternak sapi dapat menjual sapi-sapinya di tempat tersebut, sehingga mereka juga
dapat terus mengembangkan ternaknya karena telah ada lokasi pemasaran yang
jelas bagi mereka. Setelah itu dengan membuat tempat pengolahan daging sapi,
kami juga akan membuat rumah makan. Dari hasil pengolahan sapi, kulit sapi
akan di jadikan kerajinan yang bernilai ekonomis dengan menggunakan tenaga
kerja dari masyarakat setempat. Sehingga penduduk wanita yang tidak memiliki
pekerjaan selain mengurus rumah tangga dan keluarga dapat memiliki pekerjaan
sampingan yang dapat menambah pendapatan keluarga dan memenuhi kebutuhan
keluarga. Dengan adanya bisnis kerajinan tersebut dapat memberikan
keterampilan baru bagi penduduk untuk berkreasi dan kreatif.
Bisnis ketiga yang ingin kami meracang yaitu pemamfaatan kotoran sapi
menjadi pupuk organik dimana kotoran sapi tersebut diolah menjadi bubuk
kotoran sapi, kami memilih bisnsi tersebut agar masyarakat di desa Barebbo tidak
lagi menggunakan zat-zat kimia dalam penggunaan lahannya. Dengan adanya
bisnis tersebut dapat membuat lahan petani ramah lingkungan dan membuat
makan yang kita olah tidak mengandung zat-zat kimia.

Anda mungkin juga menyukai