OLEH :
ALOYSIUS WAWO
NIM : A0012020005
Aloysius Wawo
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................3
2.1 Padi (Oryza Sativa L.)..................................................................3
2.2 Budidaya Tanaman Padi Sawah...................................................3
2.3 Usaha Tani...................................................................................9
2.4 Penerimaan Usaha Tani.............................................................14
2.5 Pengertian Pendapatan...............................................................15
2.6 Analisis R/C...............................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN............................................................18
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................18
3.2 Metode Pengambilan Sampel......................................................18
3.3 Metode Pengambilan Data..........................................................18
3.4 Pengamatan dan Konsep Pengukuran.........................................19
3.5 Metode Analisis Data..................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
besar (FAO (food and agriculture organization) yang dipublikasikan pada Juli
2015.
Petani di Kabupaten Ngada melakukan kegiatan ushatani padi sawah pada
awal musim hujan atau musim kemarau. Luas areal persawahan di Kabupaten
Ngada 14.066 hektar (BPS Kabupaten Ngada 2017). Kecamatan Bajawa
merupakan salah satu daerah produksi padi sawah, dengan luas lahan sebesar 57,5
hektar dan terdapat 60 kepala keluarga petani.
Berdasarkan uraian di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian
mengenai “ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH” di
Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada.
1.2 Rumusan Masalah
1. Berapa besar produksi petani padi sawah di Kecamatan Bajawa Kabupaten
Ngada
2. Berapa pendapatan petani padi sawah di Kecamatan Bajawa Kabupaten
Ngada
3. Berapa keuntungan relatif petani padi sawah di Kecamatan Bajawa
Kabupaten Ngada
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui produksi padi sawah di Kecamatan Bajawa Kabupaten
Ngada
2. Untuk mengetahui besar pendapatan petani padi sawah di Kecamatan
Bajawa Kabupaten Ngada
3. Untuk mengetahui keuntungan relatif petani padi sawah di Kecamatan
Bajawa Kabupaten Ngada
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bahan informasi dan pertimbangan bagi pemerintah dalam upaya
meningkatkan produksi pengembangan tanaman padi sawah
2. Bahan informasi bagi petani di Kecamatan Bajawa dalam rangka
peningkatan produksi sekaligus dapat digunakan dalam pertimbangan
untuk menentukan harga maupun jumlah kebutuhan bahan baku padi
sawah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada
tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.
4
3. Benih padi yang telah dicampur pupuk hayati segera disemai,
upayakan tidak ditunda lebih dari 3 jam dan tidak terkena paparan
sinar matahari agar tidak mematikan mikroba yang telah melekat
4. pada permukaan benih.
5. Sisa pupuk hayati yang tidak melekat pada benih padi disebarkan di
persemaian.
6. Benih yang telah terselimuti pupuk hayati disebar di persemaian pada
kondisi tidak hujan
2.2.4 Penanaman
Cara tanam padi sawah menggunakan teknik cara tanam legowo 4:1 yaitu
cara tanam yang memiliki 4 barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong,
dimana pada setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam 2 kali jarak tanam pada
barisan tengah. Dengan demikian jarak tanam pada tipe legowo 4:1 adalah 20 cm
(antar barisan dan pada barisan tengah) x 10 cm (baris pinggir) x 40 cm (barisan
kosong).
Sistem penanaman yang diberikan oleh penyuluh di Desa Kolam yaitu
dilakukan dengan tiga kali musim tanam dalam satu tahun dengan istilah JaMeSep
(Januari, Mei, September):
1. Musim tanam pertama, penanaman dilakukan pada bulan Januari
sampai bulan April.
2. Musim tanam kedua, penanaman dilakukan pada bulan Mei sampai
dengan Agustus.
3. Musim tanam ketiga, penanaman dilakukan pada bulan September
sampai dengan
Desember.
5
kg clan K sebanyak 17 kg. Dengan demikian jika kita ingin memperoleh hasil
gabah tinggi, sudah barang tentu diperlukan pupuk yang lebih banyak. Namun
demikian tingkat hasil yang ditetapkan juga memperhatikan daya dukung
lingkungan setempat dengan melihat produktivitas padi pada tahun-tahun
sebelumnya. Agar efektif dan efisien, penggunaan pupuk disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Kebutuhan N tanaman
dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi
menggunakan Bagan Warna Daun (BWD). Nilai pembacaan BWD digunakan
untuk mengoreksi dosis pupuk N yang telah ditetapkan sehingga menjadi lebih
tepat sesuai
2.2.6 Penyiangan
Pengendalian gulma menjadi sangat penting pada periode awal sampai 30
hari setelah tanam. Pada periode tersebut, gulma harus dikendalikan secara
manual, gasrok, maupun herbisida. Gulma yang sering dijumpai di lahan sawah
antara lain adalah Echinochloa crus-galli (Jajagoan), Cyperus difformis, C. iria,
Ageratum conyzoides L. (wedusan), Mimosa pudica (putri malu), Cynodon
dactylon (rumput grinting). Pada lahan sawah irigasi, penyiangan gulma dilakukan
pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam (HST) dan 42 HST, baik secara
manual maupun dengan gasrok, terutama bila kanopi tanaman belum menutup.
Penyiangan dengan gasrok dapat dilakukan pada saat gulma telah berdaun 3-4
helai, kemudian digenangi selama 1 hari agar akar gulma mati.
6
Dengan cara kimiawi karena ini sangat peka terhadap insektisida dan
mudah dikendalikan dengan menggunakan BVR atau petrona.
7
Pengendalian :
Membakar sisa jerami, menggenangi sawah dengan menanam varietas
unggul
Mengggunakan hama bahan kimia untuk pemberantasan
8
4. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan di bawah sinar matahari langsung atau
dengan mesin pengering. Penjemuran sebaiknya beralas terpal dengan
tebal lapisan gabah 5-7 cm dan dilakukan pembalikan setiap 2 jam sekali.
Penjemuran dihentikan setelah kadar air gabah mencapai 14% (Gabah
Kering Giling/GKG). Suhu pengeringan benih jika menggunakan dryer
tidak melebihi 40-45oC, sedangkan untuk gabah konsumsi tidak melebihi
50-55oC.
5. Pengemasan
Gabah dikemas dalam karung atau kantung plastik yang berfungsi sebagai
wadah, melindungi gabah dari kontaminasi, dan mempermudah
pengangkutan.
6. Penyimpanan
Penyimpanan dengan teknik yang benar dapat memperpanjang umur
simpan gabah/benih serta mencegah kerusakan beras. Proses respirasi yang
masih berlangsung pada gabah dapat menyebabkan kerusakan seperti
tumbuh jamur sehingga mutu gabah turun. Ruang penyimpanan sebaiknya
bebas dari hama dan penyakit. Fumigasi dan pemasangan kawat berperan
penting untuk menghindari kerusakan gabah dari serangan tikus, burung
dan kutu. Ruang penyimpanan perlu memiliki ventilasi yang cukup agar
tidak lembab. Gabah atau benih yang telah dikemas dalam kantung atau
karung disusun dan ditempatkan diatas palet kayu.
2.3 Usahatani
Ilmu usaha tani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana sesorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan
efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Dikatakan efisien bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya
yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efesien bila
pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran yang melebihi
masukan. Efisien usaha tani dapat diukur dengan cara menghitung efisiensi teknis
9
dan harga serta ekonomis. Ketiga macam efisiensi ini penting untuk diketahui dan
diraih oleh petani bila ia menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Dalam usaha tani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani
sendiri yang teratas ayah sebagai kepala keluarga, istri dan anak-anak petani.
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input dan
faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida)
dengan efektif, efesien, dan kontinu untuk menghasilkan produksi yang tinggi
sehingga pendapatan usahataninya meningkat.
Usahatani yang ada di Negara berkembang khususnya Indonesia terdapat
dua corak dalam pengelolaannya yaitu usahatani yang bersifat subsisten adalah
dengan merubah melalui usahatani untuk mencari laba atau profit yang sebesar-
besarnya. Tingkat kesenjangan petani sangat ditentukan pada hasil panen yang
diperoleh. Banyaknya hasil panen tercermin pada besarnya pendapatan yang
diterima dan pendapatan tersebut sebagian besar untuk keperluan konsumsi
keluarga terpenuhi, dengan demikian tingkat kebutuhan konsumsi keluarga
terpenuhi.
Dalam menjalankan usahatani, kesehatan dan pendidikan merupakan faktor
yang sangat berpengaruh, karena manusia tidak mungkin menjalankan
usahataninya dengan keadaan sakit, bahkan di saat sakit dan usahatani tidak
berjalan baik dapat mengakibatkan turunnya pendapatan masyarakat, karena uang
yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan pendidikan dibagi
lagi dengan biaya perobatan.
Sedangkan pendidikan yang dimaksud disini adalah, pengetahuan yang
minim terhadapa masalah pertanian, dan menyebabkan hasil tani tidak
memuaskan.
Sedangkan batasan petani kecil adalah :
1. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari setara 240 kg beras
per kapita per tahun.
2. Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 hektar lahan
sawah di jawa atau 0,5 hektar di luar jawa. Bila petani tersebut juga
mempunyai lahan tegal, maka luasnya 0,5 hektar di jawa dan 1,0 hektar di
luar jawa.
10
3. Petani yang memiliki modal dan memiliki tabungan yang terbatas
4. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamik.
Jumlah petani kecil di dunia tidak diketahui secara pasti, hal ini diduga
bahwa kira-kira setengah dari penduduk dunia bergantung kepada pertanian
subsisten dan kira-kira 40% dari tanah pertanian digarap oleh petani kecil.
Selanjutnya 60% dari semua petani adalah petani kecil yang menghasilkan kira-
kira 40% dari seluruh produksi. Kemudian, 20% dari lahan tanaman di dunia
berbentuk usaha tani yang luasnya kurang dari 5 hektar. Usaha tani kecil yang
jumlahnya kira-kira 130 juta ini menyediakan kehidupan langsung kepada ribuan
juta penduduk. Karena banyaknya sumber pertanian yang bisa diolah, dengan
keadaan Indonesia yang memiliki tanah yang subur, seperti sayur-sayuran, buah-
buahan, makananan pokok, bumbu dapur, dan bahan-bahan pelengkap kehidupan.
Dari segi ekonomi, ciri yang sangat penting pada petani kecil ialah
terbatasnya sumber daya dasar tempat ia berusaha. Pada umumnya, mereka hanya
menguasai sebidang lahan kecil. Kadang-kadang disertai dengan ketidakpastian
dalam pengelolaannya. Lahannya sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam
beberapa petak. Mereka mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan, dan
kesehatan yang sangat rendah. Mereka sering terjerat oleh hutang dan tidak
terjangkau oleh lembaga kredit dan sarana produksi.
Bersamaan dengan itu, mereka menghadapi pasar dan harga yang tidak
stabil, mereka tidak cukup menerima dukungan penyuluhan. Pengaruh mereka
kecil dalam pengawasan dan penyelenggaraan lembaga desa, mereka juga kalah
bersaing melawan anggota masyarakat yang lebih berkuasa dalam menggunakan
pelayanan pemerintahan. Akibatnya, kelangsungan hidup mereka sering
bergantung kepada orang lain dan pengaruh iklim yang jelek atau harga yang
rendah dapat membawa bencana kepada petani dan keluarganya.
Artinya ekonomi masyarakat kecil yang selama ini tergusur atau tertekan.
Perlu benar-benar digarap jika selama ini pembangunan yang dilakukan
cenderung berformalisasi karena segala sesuatunya telah ditetapkan dan diatur
dari atas, maka dalam pembangunan yang memihak masyarakat menuntut semua
perencanaan keputusan dan pelaksanaan dilakukan masyarakat sendiri. Peranan
agrobisnis atau bidang pertanian dalam dunia ekonomi sangat penting karena
11
mereka adalah ujung tombak program ekonomi dan salah satu faktor yang
menentukan berhasil tidaknya kegiatan perekonomian suatu bangsa. Oleh sebab
itu msalah kualitas pertanian selalu memperoleh perhatian dalam pembicaraan
karena menyangkut kualitas perekonomian. Salah satu metode pembelajaran
sebagai alternatif utama adalah model cooperative learning (model pembelajaran
gotong royong). Model ini didasari oleh falsafah Homo Homini Socius, yang
menekankan manusia adalah makhluk sosial. Ini mengandung arti kerjasama
merupakan kebutuhan sangat penting, jika kita kaitkan dalam hal ini, maka
ekonomi dan pertanian sangat penting, saling berkaitan.
12
dengan sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana
yang diharapkan. Pengenalan pemahaman terhadap prinsip teknik dan ekonomis
perlu dilakukan untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil. Prinsip teknis
tersebut meliputi :
perilaku cabang usaha yang diputuskan
perkembangan teknologi
tingkat teknologi yang dikuasai dan
cara budidaya dan alternatif
5. Produksi
Produksi adalah hasil produksi fisik, yang diperoleh petani dari hasil
usahatani, dalam satu musim tanam dan diukur dalam Kg per hektar
permusim(khusus untuk jenis tanaman yang diusahakan). Produksi tersebut
jugadapat dinyatakan sebagai perangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam
penciptaan komoditas berupa kegiatan usaha tani maupun usaha lainnya.
13
2. Biaya variabel merupakan biaya yang secara total berubah-rubah sesuai
dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Artinya, biaya variabel
berubah menurut tinggi rendahnya output yang dihasilkan, atau tergantung
kepada skala produksi yang dilakukan. Yang termasuk biaya variabel
dalam usahatani seperti baiaya bibit, biaya pupuk, biaya obat-obatan, serta
termasuk ongkos tenaga kerja yang dibayar berdasarkan perhitungan
volume produksi.
3. Biaya Total
Biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan, yaitu merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya
variabel (Gasperz,1999).
14
Bagi seorang petani, analisa pendapatan merupakan ukuran keberhasilan
dari suatu usahatani yang dikelola dan pendapatan ini digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan bahkan dapat dijadikan sebagai modal untuk
memperluas usahataninya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Patong dalam
suratiyah (2008) bahwa bentuk jumlah pendapatan mempunyai fungsi yang sama
yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memberikan kepuasan kepada petani
agar dapat melanjutkan usahanya.
Besarnya pendapatan petani dan usahatani dapat menggambarkan kemajuan
ekonomi usahatani dan besarnya tingkat pendapatan ini juga digunakan untuk
membandingkan keberhasilan petani yang satu dengan petani yang lainnya.
Soeharjo dan Patong dalam Suratiyah (2008) menyatakan bahwa analisis
pendapatan usahatani memerlukan dua hitungan pokok, yaitu keadaan penerimaan
dan keadaan pengeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan.
Penerimaan usahatani berwujud tiga hal, yaitu:
1. Hasil penjualan tanaman, ternak, dan hasil ternak
2. Produksi yang dikonsumsikan keluarga
3. Kenaikan nilai industri
15
diterima oleh masyarakat rumah tangga, yang boleh dibelanjakan oleh penerima
untuk barang dan jasa sesuai dengan keinginannya.
Karlina (2010),dalam konteks akutansi menjelaskan, kata “Income”
diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan, penghasilan
meliputi baik pendapatan maupun keuntungan (gain). Selain itu juga, pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang terkenal dengan
sebutan berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dan sewa. Definisi
tersebut memberi pengertian yang berbeda dimana income memberikan
pengertian pendapatan yang lebih luas, income meliputi pendapatan yang berasal
dari kegiatan operasi normal perusahaan maupun yang berasal dari luar operasi
normal. Sedangkan revenue merupakan penghasilan dari penjualan produk,
barang dagangan, jasa dan perolehan dari setiap transaksi yang terjadi.
Soerkatwi (1995) mengatakan bahwa pendapatan usahtani adalah selisih
antara penerimaan dan semua biaya .Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Pd = TP – TB
Keterangan :
Pd = Pendapatan usahatani
TP = Total Penerimaan
TB = Total Biaya
a = (Py.Y)
(FC+VC)
Dimana :
a = Keuntungan Relatif
16
R = Revenue (Penerimaan)
C = Cost (Biaya)
Py = Price yould (Harga output)
Y = Yield (Output)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)
R/C (Retur Cost Ratio) merupakan kualisis lambang penerimaan dan biaya
yang juga identik dengan analisis cabang usahatani. Analisis R/C ratio biasanya
dipakai untuk melihat keuntungan relatif dari suatu kegiatan cabang usatani
berdasarkan perhitungan finansial. Dalam analisis ini yang menkjadi titik
perhatian adalah unsur biaya yang merupakan unsur modal (Tjakrawirlaksana dan
Soeriatmadjo,1998)
R/C tidak mempunyai satuan tetapi batas besaran R/C rasio yang terkecil
dan masih dapat dianggap menguntungkan adalah 1,dengan demikian kriteria
yang dipakai oleh Tjakrawirlaksana dan Soeriatmadjo,1998 adalah :
R/C<1 = Kegiatan usahatani tersebut tidak menguntungkan bagi petani
R/C=1 = Kegiatan usahatani tersebut tidak menguntungkan dan tidak
merugikan bagi petani
R/C>1 = Kegiatan usahatani tersebut dapat menguntungkan petani
17
BAB III
METODE PENELITIAN
18
Sesuai tabel tersebut maka jumlah responden petani contoh Kecamatan
Bajawa sebanyak 60 KK dengan tingkat kesalahan 5% dapat diketahui total
responden petani contoh sebanyak 51 KK (Sugiyono,2009).
19
Pemupukan
Penyiangan
Panen
Prosesi hasil
3.5 Metode Analisi Data
1. Untuk menghitung produksi dan penerimaan usahatani padi sawah
dilakukan dengan rumus :
TR : Y. Py
Dimana :
TR = Penerimaan
Y = Produksi
P.y = Harga
2. Untuk menghitung pendapatan usahatani padi sawah maka dianalisis
dengan petunjuk analisa usahatani (Soekartawi,2002).
Pd = TR-TC
Dimana :
Pd : Pendapatan
TR (Total Revenue) : Total Penerimaan
TC (Total Cost) : Total Biaya
3. Untuk mengetahui tingkat keuntungan relatif dari usahtani padi sawah
melalui analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C Ratio) dengan
rumus :
Juml a h Penerimaan
R/C Ratio =
Jumla h Pengeluaran
R/C<1 = Kegiatan usahatani tersebut tidak menguntungkan bagi petani
R/C=1 = Kegiatan usahatani tersebut tidak menguntungkan dan tidak
merugikan bagi petani
R/C>1 = Kegiatan usahatani tersebut dapat menguntungkan petani
20
DAFTAR PUSTAKA
Shinta, A., 2005. Ilmu Usahatani. Diktat Kuliah Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
21
22