Kelompok 3 :
FAKULTAS PERTANIAN
2019
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
DAFTAR TABEL....................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................5
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................6
A. Latar Belakang..............................................................................................6
B. Rumusan Masalah.........................................................................................8
C. Tujuan Praktikum..........................................................................................8
D. Kegunaan Praktikum.....................................................................................9
BAB II. LANDASAN TEORI...............................................................................10
A. Saluran Pemasaran......................................................................................10
B. Fungsi Pemasaran........................................................................................11
C. Harga...........................................................................................................13
D. Biaya Pemasaran.........................................................................................13
E. Margin Pemasaran.......................................................................................14
F. Keuntungan.................................................................................................15
G. Farmer Share...............................................................................................16
H. Efisiensi (IET dan IEE)...............................................................................16
BAB III. PROFIL RESPONDEN..........................................................................18
A. Profil Petani.................................................................................................18
B. Profil Pedagang...........................................................................................19
BAB IV. HASIL LAPANGAN..............................................................................22
A. Saluran Pemasaran dan Lembaga Pemasaran.............................................22
B. Fungsi Pemasaran.......................................................................................24
C. Biaya Pemasaran, Harga, Margin Pemasaran, dan Keuntungan Pemasaran26
D. Farmer Share...............................................................................................31
E. Efisiensi Pemasaran....................................................................................31
BAB V. PEMBAHASAN.......................................................................................33
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................35
3
A. Kesimpulan.................................................................................................35
B. Saran............................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................36
4
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabai merah digemari untuk dijadikan bahan bumbu masakan karena memiliki rasa warna
yang merah mencolok dibandingkan cabai besar. Selain itu, cabai merah dapat membuat tampilan
masakan menjadi cerah dan mampu meningkatkan selera makan. Kebutuhan cabai merah semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan variasi menu masakan.
Melihat permintaan cabai merah yang meningkat, membuka peluang besar untuk pemasaran
cabai merah di Indonesia. Pemasaran cabai merah itu sendiri banyak kendala yang harus dihadapi
diantaranya pola saluran pemasaran, biaya, margin, keuntungan dan efisiensi pemasaran.
Desa Pleret merupakan salah satu daerah di Kulon progo yang menjadikan sector pertanian
sebagai mata pencaharian utama masyarakatnya. Salah satu komoditas utama subsector tanaman
pangan di desa Pleret adalah cabai merah. Tanaman cabai merah merupakan komoditas penting
6
bagi seluruh masyarakat Indonesia. Memiliki luas lahan sawah yang cukup tinggi, tingkat produksi
cabai merah di wilayah ini juga cukup tinggi pada musim panen.
Melihat produksi cabai merah cukup tinggi di Pleret, tidak menjamin memberikan
pendapatan yang tinggi bagi petani. Harga yang diterima petani, sangat berperan dalam menentukan
tingkat pendapatan petani dari usahatani tersebut, sedangkan tingkat harga dipengaruhi oleh sistem
pemasaran cabai merah yang dipasarkan. Pemasaran dapat dikatakan efisien apabila mampu
menyampaikan hasil-hasil dari produsen ke konsumen dengan biaya yang serendah-rendahnya
(Martodireso, 2002).
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana baik individu maupun
kelompok yang terlibat dalam proses tersebut memperoleh apa (produk atau jasa) yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk atau
jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 1997). Konsep-konsep inti pemasaran meluputi:
kebutuhan, keinginan, permintaan,produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan
hubungan pasar, pemasaran dan pasar.
7
B. Rumusan Masalah
Setelah kami melakukan survey ke lapangan dan mencari tahu tentang proses pemasaran
yang terjadi desa Pleret ,Panjatan, Kulon Progo dapat di ketahui masalah – masalah pertanian di
daerah tersebut, kemudian kami bisa mengelompokkan rumusan-rumusan masalah yang akan kami
bahas di bab pembahasan. Berikut poin-poin yang akan dibahas
1. Bagaimana saluran pemasaran komoditas cabai keriting yang terjadi di desa Pleret, Panjatan,
Kulon progo?
2. Bagaimana fungsi pemasaran komoditas cabai keriting yang terjadi di desa Pleret, Panjatan,
Kulon progo?
3. Berapa biaya, marjin, dan keuntungan dari pemasaran komoditas cabai keriting yang terjadi di
desa Pleret, Panjatan, Kulon progo?
4. Bagaimana efisiensi pasar dari pemasaran komoditas cabai keriting yang terjadi di desa Pleret,
Panjatan, Kulon progo?
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang diharapkan dari praktikum pemasaran pertanian ini yaitu sebagai
berikut:
8
D. Kegunaan Praktikum
1. Dari praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai berbagai
saluran dan lembaga yang terlibat dalam pemasaran cabai di Desa Pleret, Panjatan, Kulon
Progo, Yogyakarta.
2. Diharapkan mahasiswa dapat mengtahui dan dapat menghitung biaya, margin, dan keuntungan
pemasaran cabai di Desa Pleret, Panjatan, Kulon Progo, Yogyakarta.
3. Diharapkan mahasiswa dapat menilai efisiensi pemasaran cabai di Desa Pleret, Panjatan, Kulon
Progo, Yogyakarta.
4. Diharapkan mahasiswa dapat memberikan saran dan pemecahan masalah dalam upaya untuk
meningkatkan efisiensi pemasaran cabai di Desa Pleret, Panjatan, Kulon Progo, Yogyakarta.
9
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Saluran Pemasaran
Menurut [ CITATION Tji081 \l 1033 ] saluran pemasaran merupakan salah satu elemen
yang sangat penting dalam pemasaran. Suatu perusahaan perlu melaksanakan fungsi pemasaran
dikarenakan pemasaran merupakan salah satu proses pada perusahaan dalam penyetoran barang
atau penawaran produknya ke pasar. Dan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran
yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyimpanan barang dan jasa kepada konsumen
sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan(jenis, jumlah, harga, temapt dan saat
dibutuhkan).
Menurut [ CITATION Kot09 \l 1033 ] yaitu sebagai proses dimana perusahaan menciptakan
nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk
menangkap nilai dari pelanggan.
Saluran pemasaran merupakan suatu jalur dari lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai
kegiatan menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Penyalur ini secara aktif akan
mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar barang-barang tersebut
dapat dibeli konsumen [ CITATION Sta93 \l 1033 ].
Saluran distribusi atau saluran pemasaran merupakan suatu alur yang dilalui oleh arus
barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai. Saluran pemasaran
merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas
agen, dealer, pedagang besar, pengecer, melalui mana sebuah komoditi, produk atau jasa
dipasarkan[ CITATION Swa97 \l 1033 ].
E. Fungsi Pemasaran
Fungsi penjualan merupakan kegiatan yang terdiri dari kegiatan untuk memenuhi pesanan
yang diterima dari pelanggan. Biaya fungsi penjualan terdiri dari gaji karyawan fungsi penjualan,
biaya depresiasi kantor, biaya sewa kantor.
Fungsi advertensi merupakan kegiatan yang terdiri dari kegiatan perancangan dan
pelaksanaan kegiatan order getting melalui kegiatan advertensi dan promosi. Biaya fungsi
10
advertensi terdiri dari gaji kayawan fungsi advertensi, biaya iklan, biaya pameran, biaya promosi,
biaya contoh (sample).
Fungsi Pergudangan merupakan kegiatan yang terdiri dari kegiatan penyimpanan produk
jadi yang siap untuk dijual. Biaya fungsi pergudangan terdiri dari gaji karyawan gudang, biaya
depresiasi gudang dan biaya sewa gudang.
Fungsi Pembungkusan dan Pengiriman merupakan kegiatan yang terdiri dari kegiatan
pembungkusan produk dan pengiriman produk kepada pembeli. Biaya fungsi pembungkusan dan
pengiriman terdiri dari biaya karyawan fungsi pembungkusan dan pengiriman, biaya bahan
pembungkus, biaya pengiriman, biaya depresiasi kendaraan, biaya operasi kendaraan.
Fungsi Kredit dan penagihan merupakan kegiatan yang terdiri dari kegiatan pemantauan
kemampuan keuangan pelanggan dan penagihan piutang dari pelanggan. Biaya fungsi kredit dan
penagihan terdiri dari gaji karyawan bagian penagihan, kerugian penghapusan piutang, potongan
tunai.
Fungsi Akuntansi Pemasaran merupakan kegiatan yang terdiri dari kegiatan pembuatan
faktur dan penyelenggaraan catatan akuntansi penjualan. Biaya fungsi akuntansi pemasaran terdiri
dari gaji karyawan fungsi akuntansi pemasaran dan biaya kantor.
F. Harga
Harga adalah nilai suatu barang yang diukur berdasarkan jumlah uang yang harus
dibayarkan konsumen untuk membeli suatu barang dari produsen. [ CITATION Wik84 \l 1033 ]
menyatakan bahwa harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang
dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang
menyertainya.
Menurut[ CITATION Phi01 \l 1033 ] harga adalah sejumlah nilai atau uang yangdibebankan
atas suatu produk atau jasa untuk jumlah dari nilai yang ditukarkonsumen atas manfaat-manfaat
harga yang telah menjadi faktor penting yangmempengaruhi pilihan pembeli, hal ini berlaku dalam
negara miskin, namunfaktor non harga telah menjadi lebih penting dalam perilaku memilih
pembelipada dasawarsa (10 tahun) ini. Dalam arti yang paling sempit harga (price) adalahjumlah
uang yang dibebankan atas suatu atau jasa.
11
G. Biaya Pemasaran
Menurut [ CITATION Soe \l 1033 ]biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan pemasaran. Biaya pemasaran meliputi biaya angkut, biaya pengeringan, penyusutan,
retribusi dan lainnya. Besarnya biaya ini berbeda satu sama lain disebabkan karena macam
komoditi, lokasi pemasaran dan macam lembaga pemasaran dan efektivitas pemasaran yang
dilakukan. Seringkali komoditi pertanian yang nilainya tinggi diikuti dengan biaya pemasaran yang
tinggi pula. Peraturan pemasaran di suatu daerah juga kadang-kadang berbeda satu sama lain.
Begitu pula macam lembaga pemasaran dan efektivitas pemasaran yang dilakukan. Makin
efektif pemasaran yang dilakukan, maka akan semakin kecil biaya pemasaran yang dikeluarkan.
Secara umum biaya merupakan pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen dalam
mengelola usaha taninya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Biaya merupakan pengorbanan
yang diukur untuk suatu alat tukar berupa uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
dalam usahataninya. Biaya pemasaran merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan atau
aktifitas usaha pemasaran komoditas pertanian. Biaya pemasaran komoditas pertanian meliputi
biaya transportasi/biaya angkut, biaya pungutan retribusi, biaya penyusutan dan lain-lain. Besarnya
biaya pemasaran berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan lokasi pemasaran, lembaga pemasaran
(pengumpul, pedagang besar, pengecer, dan sebagainya) dan efektifitas pemasaran yang dilakukan
serta macam komoditas [ CITATION Rah \l 1033 ]
Biaya adalah semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani untuk memperoleh faktor-
faktor produksi yang akan digunakan untuk melakukan usahatani. Biaya dalam kegiatan usahatani
oleh petani ditujukan untuk menghasilkan pendapatan yang tinggi bagi usahatani yang dikerjakan.
Dengan mengeluarkan biaya maka petani mengharapkan pendapatan yang setinggi-tingginya
melalui tingkat produksi yang tinggi [ CITATION Soe90 \l 1057 ].
Untuk mengetahui total biaya bisa dilihat dengan rumus yaitu, sebagai berikut:
TC = TEC+TIC
Keterangan :
TC = Total Biaya
Terdapat dua macam biaya dalam melakukan usahatani yaitu, sebagai berikut:
1. Biaya Eksplisit Biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh petani untuk melakukan suatu
usahatani selama proses produksi. Biaya ekplisit biasanya digunakan untuk pembelian benih,
pupuk, upah tenaga kerja luar keluarga, penyesutan alat, sewa lahan, dan biaya lain-lain.
2. Biaya Implisit Biaya yang tidak sengaja dikeluarkan oleh petani dalam suatu usahatani.
Biaya implisit meliputi tenaga kerja dalam keluarga dan sewa lahan milik sendiri.
H. Margin Pemasaran
Saluran pemasaran ditinjau sebagai satu kelompok atau satu tim operasi, maka marjin dapat
dinyatakan sebagai suatu pembayaran yang diberikan kepada mereka atas jasa-jasanya. Jadi, margin
merupakan suatu imbalan, atau harga atas suatu hasil kerja. Apabila ditinjau sebagai pembayaran
atas jasa-jasa, margin menjadi suatu elemen yang penting dalam strategi pemasaran. Konsep marjin
sebagai suatu pembayaran pada penyalur mempunyai dasar logis dalam konsep tentang nilai
tambah. Marjin didefinisikan sebagai perbedaan antara harga beli dengan harga jual[ CITATION
Swa971 \l 1033 ].
Marjin pemasaran adalah selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran atau selisih harga
yang dibayarkan di tingkat pengecer dengan harga yang diterima oleh produsen (petani). Dengan
kata lain, marjin emasaran menunjukkan perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem
pemasaran. Hal tersebut juga dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara apa yang dibayar oleh
konsumen dan apa yang diterima oleh produsen untuk produk pertaniannya.
Menurut[ CITATION Sud02 \l 1033 ]marjin pemasaran didefinisikan dengan dua cara
yaitu :
a. Marjin pemasaran merupakan perbedaan harga antara harga yang dibayarkan konsumen dengan
harga yang diterima petani, secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
M = Pr – Pf
13
Keterangan :
M : Marjin
b. Marjin pemasaran terdiri dari komponen yang terdiri dari biaya-biaya yang diperlukan lembaga-
lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga
pemasaran. Secara sistematis marjin pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut :
M = Bp + Kp
Keterangan :
M : Marjin (Rp/kg)
I. Keuntungan
Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya produksi sesuai dengan
tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi pada penggunaan terbaiknya. Selisih harga yang
dipasarkan ke produsen dan harga yang diberikan oleh konsumen dikurangi dengan biaya
pemasaran disebut keuntungan pemasaran. Jarak yang mengantarkan produksi pertanian dari
produsen ke konsumen menyebabkan terjadinya perbedaan besarnya keuntungan. Perbedaan harga
di masing-masing lembaga pemasaran sangat bervariasi tergantung besar kecilnya keuntungan yang
diambil oleh masing-masing lembaga pemasaran[ CITATION Soe93 \l 1033 ]
J. Farmer Share
Menurut[ CITATION Han83 \l 1033 ]dalam pengukuran efisiensi ekonomis maka marjin
pemasaran sering dipakai sebagai alat ukur. Untuk mengetahui efisiensi dari suatu sistem
pemasaran dapat dengan menganalisa marjin pemasaran dan memperhitungkan bagian yang
14
diterima oleh petani (farmer’s share). Bagian yang diterima petani (farmer’s share) dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
MP
F = [1- ] ×100%
PR
Keterangan:
Semakin besar bagian yang diterima petani atau produsen maka pemasaran tersebut semakin
efisien. Bila bagian yang diterima petani atau produsen kurang dari 50% berarti pemasaran belum
efisien dan bila bagian yang diterima petani atau produsen dari 50% maka pemasaran dapat
dikatakan efisien.
[ CITATION Cal84 \l 1057 ] menyebutkan pengukuran efisiensi pemasaran dapat dilakukan dengan
mengukur indeks efisiensi teknis dan indeks efisiensi ekonomis.
a. Indeks Efisiensi Teknis (IET) yaitu biaya variabel pemsaran per berat yang dikirim per jarak
yang ditempuh, dirumuskan menjadi:
15
b. Indeks Efisiensi Ekonomis (IEE) yaitu total keuntungan pemasaran per biaya pemasaran atau
dapat dirumuskan menjadi:
Keterangan:
16
BAB III. PROFIL RESPONDEN
A. Profil Petani
Pada praktikum lapangan yang dialakukan untuk menganalisis saluran pemasaran komoditi
cabai di Desa Pleret, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, kami memperoleh 20 petani
sebagai responden. Adapun profil petani adalah sebagi berikut:
L. Profil Pedagang
Pedagang adalah orang atau instusi yang memperjual belikan produk atau barang, kepada
konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam ekonomi, pedagang dibedakan
menurut jalur distribusi yang dilakukan dapat dibedakan menjadi : pedagang distributor (tunggal),
pedagang partai besar, dan pedagang eceran.
Pada praktikum lapangan kami mengidentifikasi saluran pemasaran komoditi cabai terhadap
20 responden petani di desa Pleret dan terdapat 4 pedagang. Berikut adalah data pedagang dari
responden petani di desa Pleret, Panjatan, Kulon Progo.
18
Tabel 2. Profil PedagangDesa Pleret, Panjatan, Kulon Progo
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa usia pedagang di desa Pleret, Panjatan,
Kulon Progo berkisar antara 35-44 tahun mendapati presentase 40% dengan jumlah pedagang 2
orang dan yang berkisar antara 45 - 54 tahun mendapati presentase lebih tinggi yaitu 60%
dengan jumlah pedagang sebanyak 3 orang. Hal ini dikarenakan pedagang disana sudah lama
berkecimpung di dunia perdagangan sehingga mereka menjadikannya pekerjaan tetap. Jumlah
pedagang di desa Pleret, Panjatan, Kulon Progo yang kami survey berjumlah 5 orang. 2 orang
diantaranya berjenis kelamin laki-laki dengan presentase 40% dan 3 orang yang lain berjenis
kelamin perempuan dengan presentase 60%. Untuk tingkat pendidikan sebagian besar dari
mereka bersekolah minimalnya sampai SMP dengan presentase 20% dari 5 orang yang
19
bersekolah, dan sisanya yaitu 4 orang lainnya bersekolah sampai SMA dengan presentase 80%.
Pengalaman bekerja bisa jadi menjadi salah satu kriteria yang menjadi acuan pedagang besar
atau konsumen untuk membeli produk dari petani. Pengalaman bekerja antara 8-14 tahun
memiliki presentase sebanyak 40% yang berarti ada 2 pedagang. Dan yang pengalaman bekerja
dengan presentase 60% ada 3 orang dengan lama pengalaman bekerja antara 15-21 tahun. Dari
5 pedagang yang kita survey menjadikannya semuanya menjadi pekerjaan tetap. Pedagang
pengepul mendapat presentase 40% karena 2 dari 5 pedagang menjadi seorang pengepul. 2
orang yang lain menjadi seorang pedagang atau pegecer dan mendapati presentase 40% juga.
Dan untuk pelelang mendapati presentase 20% karena hanya 1 orang yang menjadikannya
pekerjaan tetap. Pekerjaan sampingan bisa jadi dijalani untuk mengisi waktu senggang. Dari 5
pedagang itu mereka memiliki pekerjaan sampingan masing-masing dan menyebabkan setiap
pekerjaan sampingan mendapati presentase 20%. Pekerjaan sampingan yang mereka lakukan
ada bermacam-macam seperti menjadi pengepul, petani, pengecer, ternak ayam dan pedagang
obat dan pupuk.
20
BAB IV. HASIL LAPANGAN
a. Lembaga Pemasaran
Lembaga pemasaran yang terkait dalam proses pemasaran cabai yang ada di Desa
Pleret, Panjatan, Kulon Progo antara lain yaitu:
1. Petani
2. Pedagang Pengepul
3. Pedagang Pengecer
4. Konsumen
b. Saluran Pemasaran
21
Berdasarkan gambar 1 terdapat 25 alur dan terdapat 2 saluran bentuk Pemasaran cabai yang
ada di Desa Pleret, Panjatan, Kulon Progo antara lain yaitu:
1. Saluran 1
eP Pn e g Pn e g d a g a Kn os
nt a i ue pl pb e ns a g r e / c um
e r e n
1) Petani1 –Pengepul 2 – Pedagang besar – konsumen
2. Saluran 2
B. Fungsi Pemasaran
Dalam kegiatan pemasaran cabai keriting yang ada di Desa Pleret, Panjatan, Kulon Progo
terdapat tiga fungsi pemasaran yang dilakukan yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi
fasilitas. Fungsi pemasaran yang pertama ialah fungsi pertukaran, dimana dalam fungsi ini kegiatan
yang dilakukan ialah fungsi penjualan dan fungsi pembelian. Fungsi penjualannya dalam bentuk
petani menjual cabe keriting ke pedagang pengepul. Selanjutnya pedagang pengepul menjual cabai
keriting yang sudah di beli ke pedagang besar dan ke pedagang pengecer, pedagang pengecer
menjual ke konsumen. Selanjutnya pembelian, dimana fungsi pembelian yang dilakukan ialah
pedagang pengepul membeli cabai keriting dari petani, dengan mendatangi pengepul untuk menjual
cabai keriting, pengecer dan pedagang besar membeli dari pedagang pengepul, lalu konsumen
23
membeli dari pedagang pengecer. Kedua fungsi ini tujuannya sama yaitu pertukaran, dimana petani
ataupun penjual mendapatkan uang dari proses perdagangan dan pedagang mendapatkan cabai
keriting dari petani.
Fungsi pemasaran yang ke dua adalah fungsi fisik, terdapat tiga kegiatan pada fungsi fisik
yaitu pengangkutan atau bongkar muat, penyimpanan dan pengolahan. Kegiatan pengangkutan ini
dilakukan oleh semua lembaga baik itu, pengepul, pedagang besar dan pengecer. Petani
mengangkut hasil panen mereka dan membawa kepengepul yang dipilih. Kemudian hasil panen
ditimbang oleh pengepul dan berat cabai ditukar dengan uang. Selanjutmya pada pedagang
pengecer, pengangkutan yang dilakukan ialah datang ke pedagang pengepul untuk membeli cabai
keriting yang sudah terkumpul dari petani dan menjual cabai keriting ke pasar atau konsumen.
Selanjutnya kegiatan penyimpanan, dimana hanya dilakukan oleh pedagang pengepul, hanya
disimpan dalam karung goni atau ditumpuk ditempat terbuka sembari menunggu pedagang besar
datang untuk mengambil cabai, dimana pedagang mengumpulkan cabai keriting terlebih dahulu
sebelum dijualnya ke pedagang besar dan pengecer.
Fungsi pemasaran yang ke tiga ialah fungsi fasilitas, dimana dalam fungsi ini terdapat
sortasi, transportasi, penyusutan, pengemasan dan retribusi. Pada hal sortasi hanya dilakukan oleh
pedagang pengepul 2 yaitu pak Eko Widodo karena pengepul 2 menjual keluar kota sehingga perlu
adanya pengemasan ke dalam kardus, dalam hal ini tujuanya untuk menyimpan dan memilah cabai
yang merah dan cabai yang hijau. Pada fungsi transportasi dilakukan oleh semua lembaga
pemasaran, dimana dalam hal ini untuk melakukan proses jual beli baik atar pedagang maupun ke
konsumen langsung atau untuk mendukung fungsi pertukaran. Pada hal penyusutan, ini ditanggung
oleh semua lembaga pemasaran.
24
C. Biaya Pemasaran, Harga, Margin Pemasaran, dan Keuntungan Pemasaran
a. Biaya Pemasaran
Biaya Pemasaran
1 2 3
Pengemasan - - - - -
Sortasi - - - - -
Biaya
- - -
Penyusutan - Rp. 9.000.000
Pajak/
- - -
restribusi - -
25
Tabel 4. Biaya Pemasaran Saluran
Pengemasan - -
Sortasi/ greding - -
Pajak/restribusi - -
Dari data diatas dapat diketahui bahwa tidak semua pedagang mempunyai biaya
pemasaran karena biaya-biaya tersebut sudah termasuk dengan harga per kilo cabai dan juga
ditanggung oleh pedagang besar diluar kota, dan juga oleh konsumen. Selain itu pengepul
kebanyakan tidak menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan.Seperti yang tertera didalam table
jumlah biaya pemasaran dari saluran 1 yaitu Rp. 27.000.000,- yang dapat diambil dari
perhitungan pengepul 1 dan pengepul 2. Saluran ke 2 mempunyai biaya pemasaran sebesar
kurang lebih juta-an termasuk biaya lain lain. Saluran ke-2 terdiri dari lemabga pemasaran
pengepul 3, pelelang dan pengecer.
b. Harga Pemasaran
Harga pemasaran adalah harga adalah nilai suatu barang yang diukur berdasarkan jumlah
uang yag harus dibayarkan konsumen untuk membeli suatu barang dari produsen.
No Nama Harga
1 Daryati Rp 9,000
2 Hariyono Rp 9,000
26
3 Wajiyo Rp 8,000
4 Mulyono Rp 10,000
7 Rozi Rp 9,000
8 Sarjono Rp 10,000
9 Nur Rp 8,000
10 Sujatmoko Rp 10,000
11 Darmiyati Rp 8,000
12 Rasina Rp 10,500
13 Joko Rp 9,000
14 Mugiyati Rp 10,000
15 Ratijo Rp 9,000
16 DwiPujiAstuti Rp 8,000
17 Angga Rp 8,000
18 Miftahudin Rp 10,000
20 Sumaryanto Rp 10,500
Jumlah Rp 182,000
NO Harga Harga
Nama Pedagang
. pembelian Penjualan
27
2 Sri hartini Rp. 10,500 Rp. 27,000
c. Margin Pemasaran
Marjin pemasaran merupakan perbedaan harga antara harga yang dibayarkan konsumen
dengan harga yang diterima petani.
M = Pr – Pf
Keterangan :
M : Marjin
Saluran1 Saluran 2
NO. Lembaga
Harga Margin Harga Margin
28
d. Keuntungan Pemasaran
Menurut data table 8. Dapat dilihat bahwa keuntungan akan diperoleh lebih besar jikasa
luran pemasarannya pendek karena biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Dan akan lebih
menguntungkan jika menjual dalam jumlah volume besar, karena dalam perhitungan kerugiannya
kecil. Data diatas membuktikan bahwa keuntungan yang lebih besar diperoleh oleh salauran ke-1
mendapatkan jumlah Rp. 44,091.49.
D. Farmer Share
Farmer share adalah persentase harga yang diterima oleh petani sebagai imbalan dari
kegiatan usaha tani yang dilakukan dalam menghasilkan suatu komoditas. Berikut ini merupakan
farmer share yang di peroleh petani dalam beberapa saluran pemasaran cabai di Desa Pleret,
Panjatan, Kulon Progo.
A. Efisiensi Pemasaran
Indikator lain untuk menentukan efisiensi pemasaran suatu saluran yaitu dengan
menetapkan Indeks Efisiensi Ekonomi (IEE) dan Indeks Efisiensi Teknis (IET).
Nilai IET digunakan untuk mengetahui besaran biaya pemasaran yang dikeluarkan
setiap satu kilometer. Berikut data nilai IET saluran pemasaran 1 dan 2.
30
BAB V. PEMBAHASAN
Dari hasil lapangan di atas dapat dilihat bahwa saluran pemasaran komoditi cabai keriting terdapat 2
saluran pemasaran, yaitu:
Pada saluran 1 petani menjual cabai keriting kepada pengepul, kemudian ke pedagang
besar/pengecer lalu menjulan kepada konsumen. Sedangkan pada saluran 2 petani menjual cabai
keriting kepada pengepul/pelelang lalu menjualnya kepada konsumen.
Harga cabai pada saluran 1 ditingkat petani dengan pengepul dan pedagang besar/pengecer jelas
berbeda, yaitu pada tingkat petani harga cabai sebesar Rp. 9.473, pada tingkat pengepul 1 harga jualnya
Rp. 27.000, pengepul 2 harga jualnya Rp. 16.000, pengepul 3 harga jualnya Rp. 25.000, pengecer harga
jualnya Rp. 12.000, dan pelelang Rp. 12.000. Harga cabai pada saluran 2 ditingkat petani sebesar Rp
9.187, harga jual pada pengepul 3 sebesar Rp 25.000, dan harga jual dipelelang sebesar Rp 12.000.
Marjin dapat dihitung setelah harga ditingkat petani dan pengepul sudah diketahui. Jadi, margin
pada saluran satu diperoleh dari harga ditingkat pengepul dikurangi harga ditingkat petani, marjin pada
saluran 1 sebesar Rp. 44.631. Begitu juga dengan marjin pada saluran 2, haga cabai keriting ditingkat
pengepul dikurangi harga ditingkat petani dan diperoleh marjin sebesar Rp. 18.625. dari data tersebut
dapat diketahui margin lembaga pada saluran 1 lebih besar daripada marjin pada saluran 2.
Biaya pada saluran 1 lebih besar dari pada saluran 2, pada saluran 1 biaya diperoleh sebesar Rp.
5.222 dan pada saluran 2 biaya yang diperoleh sebesar Rp. 4.481. kemudian setelah marjin lembaga
pada saluran 1 dan saluran 2 sudah diketahui begitupun dengan biayanya, maka kita dapat menghitung
keuntungan pada masing-masing saluran. Biaya pemasaran setiap saluran meliputi biaya transportasi
dan biaya penyusatan.
Berdasarkan data nilai keuntungan pada saluran 1 lebih besar dibandingkan saluran 2. Saluran 1
sebesar Rp. 44.091 dan saluran 2 sebesar Rp15.575. Keuntungan dari setiap saluran pemasaran
dipengaruhi oleh besarnya margin dan biaya pemasaran.
Farmer share atau besarnya bagian yang diterima petani (%) dipengaruhi oleh besar kecilnya
marjin, semakin kecil nilai margin pada suatu saluran pemasaran maka semakin besar farmer share
31
yang akan diterima, dan begitu pula sebaliknya. Pada saluran pemasaran 1 diperoleh presentase farmer
share sebesar 78.95 %, sedangkan pada saluran 2 diperoleh farmer share sebesar 76.56 %.
Efisinsi pemasaran dibedakan menjadi 2 yaitu, indeks efisisensi ekonomi (IEE) dan indeks efisiensi
teksnis (IET). Berdasarakan perhitungan yang telah dilakukan saluaran pemasaran 1 memiliki nilai IEE
sebesar Rp. 73,27 dan nilai IET Rp. 0,55. Sedangkan untuk saluran pemasaran 2 memiliki nilai IEE Rp.
881.60 dan niali IET sebesar Rp. 1.87.
32
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum lapangan pemasaran cabai keriting di desa Pleret, Panjatan, Kulon
Progo terdapat 4 lembaga pemasaran yang terlibat, yaitu petani, pedagang pengepul, pedagang
pengecer, dan konsumen. Saluran pemasaran yang terjadi disana yaitu ada 2 saluran pemasaran,
yaitu :
Saluaran pemasaran 1 memiliki marjin yang paling besar yaitu Rp 44.632. Biaya
pemasaran yang paling besar adalah padasaluran 2 yaitu sebesarRp 9.050.000. Keuntungan yang
tertinggi terdapat pada saluaran 1 yaitu sebesr Rp. 39.409. Farmer share tertinngi terdapat pada
saluran 1 yaitu sebesar 78.95 %, yang artinya semakin besar farmer sharenya makan keuntungan
yang didapat petani lebih besar.
Efisiensi pemasaran dibedakan menjadi 2 yaitu ineks efisiensi teknis (IET) dan indeks
efisinsi ekonomi (IEE). Saluran pemasaran 1 nilai IEE nya lebih kecil dari pada saluran 2. IEE
saluran 1 sebesar Rp 0.55. sedangkan nilai IET saluaran 1 lebih kecil dari pada saluran 2, yaitu
sebesar Rp 73,27.
B. Saran
Berdasarkan kegiatan praktikum pemasaran pertanian yang telah dilakukan di desa Pleret,
Panjatan, Kulon Progo menurut kami data yang dikumpulkan belum maksimal karena pedagang
yang dapat di cari datanya tidak sampai ke konsumen akhir. Salin itu dengan pendeknya saluran
pemasaran, maka cabai keriting akan lebih cepat sampai ke tangan konsumen dengan harga yang
tidak terlal tinggi.
33
DAFTAR PUSTAKA
Calkin, P. H. dan Humei, W. 1984. Improving Marketing of Perishable Commodities: A Case Study of
Selected Vegetables in Taiwan. Taiwan : Asian Vegetable Research and Development Center,
1984.
Hanafiah, A M dan A, M Saefudin. 1983. Tata Niaga Hasil Perikanan. Jakarta : Universitas
Indonesia Press, 1983.
Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT.Macanan Jaya Cemerlang, 2009.
Philip, Kotler dan Gary, Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta : Erlangga, 2001.
Rahim dan Hastuti Diah, Retno Dwi. 2007. Ekonomika Pertanian (Pengantar, Teori dan Kasus).
Jakarta : Penebar Swadaya, 2007.
Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1993.
—. 1990. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Cobb Douglass. Jakarta : CV.
Rajawali, 1990.
Soekarwati. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian (Teori dan Aplikasi). Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada , 1993.
Sudiyono dan Armand. 2002. Pemasaran Pertanian. Malang : UMM Press, 2002.
Swastha, Basu dan Irawan. 1997. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : BPFE, 1997.
34