Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PERILAKU KOMUNIKASI PETANI DALAM


MENGAKSES INFORMASI TANAMAN KAKAO
(Theobroma Cacao L.) PADA ERA REVOLUSI
INDUSTRI 4.0 DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK
KABUPATEN DELI SERDANG

OLEH :
AZRA FADHILA DAELY
NIRM. 01.4.3.17.0504

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI


JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021
PROPOSAL TUGAS AKHIR
PERILAKU KOMUNIKASI PETANI DALAM MENGAKSES
INFORMASI TANAMAN KAKAO (Theobroma Cacao L.) PADA
ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI KECAMATAN
HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG

OLEH :
AZRA FADHILA DAELY
NIRM. 01.4.3.17.0504

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Terapan (S.Tr.P)

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI


JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Perilaku Komunikasi Petani Dalam Mengakses


Informasi Tanaman Kakao (Theobroma Cacao
L.) Pada Era Revolusi Industri 4.0 Di Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang
Nama : Azra Fadhila Daely
Nirm : 01.4.3.17.0504
Program Studi : Penyuluhan Perkebunan Presisi
Jurusan : Perkebunan

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Iman Arman, SP, MM Silvia Nora, SP, MP


NIP. 19711205 200112 1 001 NIP. 19801114 200901 2 002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Perkebunan Ketua Program Studi

Dr. Iman Arman, SP, MP Dr. Iman Arman, SP, MP


NIP. 19711205 200112 1 001 NIP. 19711205 200112 1 001

Direktur Polbangtan Medan,

Ir. Yuliana Kansrini, M.Si


NIP. 19660708 199602 2 001

Tanggal Lulus : 3 Maret 2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan proposal tugas akhir (TA) yang berjudul “Perilaku komunikasi petani
dalam mengakses informasi tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era
revolusi industri 4.0 di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang
Sumatera Utara” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program studi Diploma IV dan memperoleh gelar Sarjana Terapan Pertanian di
Politeknik Pembangunan Pertanian Medan.
Selama proses penyusunan proposal tugas akhir ini penulis tidak terlepas dari
bimbingan dan arahan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si selaku Direktur Politeknik Pembangunan
Pertanian Medan.
2. Dr. Iman Arman, SP, MM selaku Ketua Jurusan Perkebunan dan Dosen
Pembimbing I.
3. Silvia Nora, SP, MP selaku Dosen Pembimbing II.
4. Panitia pelaksana kegiatan Tugas Akhir Politeknik Pembangunan Pertanian
Medan Tahun Akademik 2021.
5. Tupon Suhedy, SP selaku Koordinator Penyuluh BPP Kecamatan Hamparan
Perak.
6. Tri Untung Guntari, S.ST selaku PPL WKPP Kota Datar.
7. Inong Muliani ,S.ST selaku PPL WKPP Bulu Cina.
8. Farlina, S.ST selaku PPL WKPP Tandam Hilir I dan Tandam Hilir II.
Akhir kata, semoga proposal tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, serta penulis juga menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam penulisan, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak yang membangun demi kesempurnaan proposal tugas akhir ini.

Medan, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
I. PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
D. Kegunaan......................................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................5
A. Landasan Teoritis..........................................................................................5
B. Hasil Penelitian Terdahulu..........................................................................15
C. Kerangka Pikir............................................................................................18
D. Hipotesis......................................................................................................20
III. METODOLOGI...............................................................................................21
A. Lokasi..........................................................................................................21
B. Jenis Penelitian............................................................................................21
C. Batasan Operasional...................................................................................21
D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................25
E. Teknik Analisis Data..................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
LAMPIRAN...........................................................................................................35

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal


1. Pengukuran variabel independen.......................................................... 23

2. Pengukuran variabel dependen.............................................................


24

3. Populasi petani kakao di Kecamatan Hamparan Perak


Kabupaten Deli Serdang...................................................................... 26

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal


1. Kerangka pikir perilaku komunikasi petani dalam mengakses
informasi tanaman kakao (theobroma cacao l.)
pada era revolusi industri 4.0..............................................................19

2. Garis kontinum perilaku komunikasi petani dalam mengakses


informasi tanaman kakao (theobroma cacao l.)
pada era revolusi industri 4.0..............................................................30

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat dunia kini dihadapkan pada era revolusi industri 4.0, yaitu suatu
era peradaban manusia yang mengutamakan kecepatan pertukaran data dengan
memanfaatkan teknologi digital di hampir semua bidang kehidupan. Era revolusi
industri 4.0 dapat memberikan keuntungan yang salah satunya ialah dapat
menaikkan produktivitas, memperbaiki layanan konsumen yang tentunya akan
menaikkan pendapatan produsen dan menaikkan kepuasan konsumen. Kenyataan
yang terjadi pada saat ini bahwa setiap kebutuhan masyarakat tidak bisa lepas
dengan yang namanya teknologi. Teknologi digital juga sudah merambah ke
berbagai bidang kehidupan manusia yang salah satunya yaitu bidang perkebunan,
yang memiliki komoditi yang salah satunya ialah kakao.
Sehubungan dengan komoditi kakao, saat ini Perkebunan kakao di Indonesia
memiliki luas areal perkebunan kakao di Indonesia tercatat seluas 1.744.162 ha.
Dengan pembagian luasan di setiap daerah yaitu Sumatera 441.651 ha, Jawa
86.381 ha, Nusa Tenggara 81.492 ha, Kalimantan 32.132 ha, Sulawesi 987.654
ha, dan Maluku Papua 114.761 (statistik perkebunan Indonesia, 2018). Provinsi
Sumatera Utara merupakan salah satu produsen kakao di Indonesia yang tercatat
memiliki luas areal Perkebunan Negara (PN) sebesar 270 ha dengan produksi 350
ton, Perkebunan Besar Swasta (PBS) memiliki luas areal 2.421 ha dengan
produksi 4.188 ton, Perkebunan Rakyat (PR) memiliki luas areal 17.335 ha
dengan produksi 15.005 ton, total keseluruhan luasan areal produsen tanaman
kakao di Sumatera Utara sebesar 20.026 ha dengan produksi keseluruhan
mencapai 19.543 (statistik perkebunan Indonesia, 2018). Kabupaten Deli Serdang
merupakan salah satu wilayah dengan pertumbuhan perkebunan tanaman kakao
(Theobroma cacao L.) yang cukup pesat di Provinsi Sumatera Utara. Luas areal
tanaman kakao di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2018 sebesar 4.541,20 ha
dengan total produksi 3.808,44 ton (BPS Kabupaten Deli Serdang, 2019).
Perkebunan kakao di Kecamatan Hamparan Perak mempunyai luas areal 255 ha
dengan produksi sebesar 229,5 ton (Programa Kecamatan Hamparan Perak,

1
2020). Dalam perkebunan kakao yang menjadi pelaku utamanya ialah petani
kakao, dengan adanya era revolusi industri 4.0 ini sangat mempengaruhi petani
kakao dalam upaya mengembangkan dan mengurus perkebunannya secara lebih
baik dengan memanfaatkan teknologi digital yang ada saat ini, maka diharapkan
adanya kepekaan petani terhadap teknologi.
Teknologi digital akan menambah kapasitas petani dalam hal pengetahuan,
sikap, dan tindakan petani sehingga bisa mendapatkan keuntungan yang lebih
dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Berkembangnya teknologi informasi
saat ini juga tidak terlepas dari sikap petani terhadap teknologi, terdapat dua jenis
petani yaitu petani maju dan petani kurang maju, petani yang maju cenderung
terbuka terhadap hal baru dan bisa memanfaatkannya. Sebaliknya, pada petani
yang kurang maju, kondisi ini tidak berpengaruh terhadap perkembangan usaha
tani karena petani cenderung tertutup terhadap suatu hal baru dan kurang berminat
untuk memanfaatkannya.
Di wilayah Kecamatan Hamparan Perak, petani kakao belum memanfaatkan
teknologi informasi yang ada saat ini, dalam hal ini teknologi melalui internet
yang dapat di akses pada telepon seluler. Berbagai situs penyedia informasi yang
seharusnya bermanfaat bagi petani, kenyataannya belum bisa dimanfaatkan oleh
petani secara nyata untuk mencari informasi mengenai tanaman kakao. Karena,
pada umumnya untuk mencari informasi mengenai tanaman kakao petani meminta
saran serta masukan dari penyuluh setempat guna meningkatkan produktivitas
tanamannya, hal inilah yang menyebabkan petani kurang mandiri dalam mencari
informasi sehingga pengetahuan yang didapat akan terbatas karena sumber
pengetahuan hanya di dapat dari penyuluh setempat.
Seharusnya teknologi internet dari telepon seluler adalah kesempatan baru
bagi petani di pedesaan untuk memperoleh informasi mengenai tanaman kakao,
sehingga berbagai situs penyedia informasi di internet sudah bisa memberi
manfaat secara nyata kepada petani guna menambah pengetahuan mengenai
tanaman kakao. Penggunaan media komunikasi internet juga diharapkan dapat
membuat kemandirian pada diri petani agar tidak bertumpu kepada penyuluh
untuk mencari informasi dan dengan mencari informasi sendiri petani akan
mengembangkan diri serta dapat menyesuaikan pada kemajuan teknologi

2
informasi saat ini. Maka dari itu, perilaku komunikasi petani dalam mengakses
informasi harus lebih ditingkatkan lagi pada era saat ini.
Perilaku komunikasi adalah sebuah tindakan atau usaha yang bertujuan
memperoleh informasi pertanian sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil
keputusan. Dihubungkan dengan perilaku komunikasi dalam mengakses informasi
tanaman kakao pada era revolusi industri 4.0, perilaku komunikasi petani terkait
dengan kegiatan mengakses informasi tanaman kakao dengan memanfaatkan
internet yang dapat diakses dari telepon seluler sebagai sumber informasi saat ini.
Berdasarkan hal yang telah dijelaskan sebelumnya, maka timbul keinginan
penulis untuk mengkaji dan meneliti lebih jauh tentang permasalahan ini dan
mengambil judul pengkajian “Perilaku Komunikasi Petani Dalam Mengakses
Informasi Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) Pada Era Revolusi Industri 4.0
Di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat perilaku komunikasi petani dalam mengakses informasi


tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era revolusi industri 4.0 di
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku komunikasi petani dalam
mengakses informasi tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era revolusi
industri 4.0 di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang?

C. Tujuan

1. Mengkaji tingkat perilaku komunikasi petani dalam mengakses informasi


tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era revolusi industri 4.0 di
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
2. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi petani
dalam mengakses informasi tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era
revolusi industri 4.0 di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang.

3
D. Kegunaan

1. Memperoleh gambaran umum perilaku komunikasi petani dalam mengakses


informasi tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era revolusi industri 4.0
di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
2. Sebagai bahan rujukan dan sumber informasi bagi BPP, Dinas Pertanian
Daerah atau pihak-pihak terkait yang membutuhkan dalam menentukan
kebijakan di masa mendatang.
3. Referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan yang
berhubungan pada bidang yang sama.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Kholid, 2015). Perilaku adalah
bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme
(orang) namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik
ataupun faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan (Azwar, 2016).
Perilaku manusia sebagian besar yakni perilaku yang dibangun serta bisa
dipelajari. Berikut merupakan metode terjadinya sikap seorang (Priyoto, 2014):
a. Kerutinan, terjadinya perilaku sebab kerutinan yang dilakukan
b. Penafsiran (insight), terjadinya perilaku ditempuh dengan penafsiran.
c. Pemakaian Model, pembuatan perilaku lewat contoh ataupun model. Contoh
yang diartikan di dalamnya ialah pimpinan, orang tua dan ahli.
Faktor- faktor yang membedakan reaksi terhadap stimulus yang berbeda
diucap determinan perilaku. Determinan perilaku bisa dibedakan jadi 2 ialah
(Noyoatmodjo, 2014):
a. Determinan ataupun aspek internal ialah ciri orang yang bersangkutan, yang
bertabiat pemberian ataupun bawaan, misalnya tingkatan kecerdasan,
tingkatan emosional, tipe kelamin, serta sebagainya.
b. Determinan ataupun aspek eksternal ialah area, baik area raga, sosial budaya,
ekonomi, politik, serta sebagainya.
Aspek area ini ialah aspek yang dominan yang memberi warna bagi perilaku
seorang, aspek ini terbagi dalam 3 sub. Ketiga sub tersebut ialah:
1) Pengetahuan
Menurut Noyoatmodjo (2014), pengetahuan merupakan hasil dari
melaksanakan penginderaan terhadap obyek tertentu. Pengetahuan bisa di dapat
dari memandang memakai mata, mendengar memakai telinga, serta yang
lainnya.
a) Tahu (Know). Diartikan sebagai pengetahuan mengingat kembali sesuatu
yang telah ada sebelumnya

5
b) Menguasai (Comprehension). Diartikan sebagai pengetahuan dalam hal
mampu memahami suatu hal yang telah ada.
c) Pengaplikasian (Application). Diartikan sebagai pengetahuan yang ada
mampu digunakan dalam kehidupan nyata.
d) Analisis (Analysis). Diartikan sebagai pengetahuan yang mampu
menjabarkan dan menganalisa sesuatu namun masih berhubungan satu
sana lain
e) Sintesis ( Synthesis). Dimaksud sebagai keahlian buat meletakkan
ataupun menghubungkan bagian-bagian di dalam sesuatu wujud totalitas
yang baru, menyusun perumusan baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f) Penilaian (Evaluation). Dimaksud dengan keahlian melaksanakan
justifikasi ataupun evaluasi terhadap sesuatu objek.
2) Sikap
Sikap merupakan tindakan pasif dari seseorang terhadap suatu objek yang
ada. Sikap seseorang bisa ditentukan dari pengalaman dan lingkungan sekitar.
Sikap seseorang menentukan responnya pada suatu objek. Hal ini dikarenakan
oleh beberapa alasan di antaranya:
a) Sikap seseorang sangat bergantung pada situasi yang ada.
b) Sikap akan ditentukan dengan pengalaman seseorang
c) Nilai (Value) di dalam suatu masyarakat juga sangat berpengaruh
kepada sikap seseorang terhadap suatu objek.
3) Tindakan
Tindakan merupakan respon dari rangsangan yang bersifat aktif serta dapat
dilihat dan diamati. Tindakan memiliki beberapa tingkatan yang di antaranya:
a) Persepsi (Perception) merupakan proses seseorang mengenal dan
memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil.
b) Respon terpimpin (Guided Response) merupakan tindakan seseorang
untuk melakukan sesuatu dengan baik dan benar.
c) Mekanisme (Mechanism) merupakan tindakan seseorang untuk
melakukan sesuatu dengan baik dan benar dan sudah dijadikan suatu
kebiasaan.

6
d) Adopsi (Adoption) merupakan suatu tindakan yang dilakukan
seseorang dan sudah dimodifikasi namun tidak mengubah makna.

2. Komunikasi
Sebagai makhluk sosial pastinya melakukan komunikasi, komunikasi ialah
hal penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kegiatan komunikasi akan ada
bila seorang manusia mengadakan interaksi dengan manusia lain, atau dengan
kata lain bahwa komunikasi ada sebagai akibat dari adanya hubungan sosial.
Komunikasi berasal dari bahasa latin “communicatio” yang artinya
"pemberitahuan" atau "pertukaran pikiran", sedangkan definisinya ialah
komunikasi merupakan proses pengiriman (sending) dan penerimaan (receiving)
pesan yang dilakukan oleh komunikator dan komunikan. Terdapat dua jenis
komunikasi yang dapat dilakukan yaitu komunikasi verbal dan non verbal.
Komunikasi verbal adalah kegiatan untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan maksud dari pemberi ke penerima pesan. Komunikasi verbal
dilakukan dengan menyampaikan kata-kata yang mempresentasikan berbagai
aspek realitas individual kita (Deddy Mulyana, 2014).
Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang dilakukan dengan
menggunakan isyarat, gerak tubuh, dan sebagainya yang dan bukan kata-kata.
Komunikasi meliputi lima unsur yakni:
a. Pengirim Pesan atau Komunikator
b. Pesan (message)
c. Media (channel)
d. Penerima Pesan atau Komunikan
e. Efek atau Umpan Balik

7
3. Petani
Menurut Permentan Nomor 67/Permentan/Sm.050/12/2016 petani
merupakan pelaku atau sasaran utama dalam agribisnis, baik agribisnis
monokultur maupun polikultur dengan komoditas tanaman pangan, hortikultura,
peternakan, serta perikanan dan/atau perkebunan.
Terdapat banyak klasifikasi dari petani yang salah satunya ialah klasifikasi petani
berdasarkan lahan usaha tani dapat dibedakan atas:
a) Petani pemilik penggarap ialah petani yang memiliki lahan sendiri dan
melakukan kegiatan usaha tani di lahan tersebut.
b) Petani penyewa ialah petani yang melakukan usaha tani di lahan orang lain
atau menyewa lahan orang lain untuk melakukan usaha tani.
c) Petani penyakap (penggarap) ialah petani yang melakukan usaha tani di lahan
petani lain, dan keuntungan hasilnya akan dibagi dua, kesepakatan terkait
pembagian harus berdasarkan keputusan antar kedua belah pihak yaitu
pemilik lahan dan petani penggarap.
d) Petani penggadai adalah petani yang menggarap lahan usaha tani orang lain
dengan sistem gadai hal ini dilakukan karena petani membutuhkan dana
sehingga menggadaikan lahannya kepada orang lain.
e) Buruh tani ialah petani yang bekerja di lahan orang lain dengan
mengharapkan upah atau gaji dari kegiatan usaha tani yang telah
dilakukannya.

4. Tanaman Kakao
Tanaman kakao (theobroma cacao l.) adalah salah satu jenis tanaman
perkebunan. Sistematika tanaman kakao (theobroma cacao l.) sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Anak kelas : Dialypetalae
Bangsa : Malvales
Suku : Sterculiaceae
Marga : Theobroma

8
Jenis : Theobroma cacao L
Kakao di katakan sebagai satu-satunya jenis tanaman yang telah
diusahakan secara komersial dan tentunya paling populer untuk dipasarkan.
Dalam melakukan usaha tani kakao syarat tumbuh tanaman kakao adalah
dengan curah hujan yaitu 1.100 – 3.000 mm per tahun. Temperatur suhu yaitu
300C ‐ 320C (maksimum) dan 18 0C ‐ 21 0C (minimum). Kakao dapat tumbuh
dengan baik pada tanah dengan pH 6 – 7,5. Sedangkan lingkungan tempat hidup
tanaman kakao yakni hutan tropis yang pada pertumbuhannya membutuhkan
naungan untuk menghindari pencahayaan penuh dari sinar matahari.
Budidaya tanaman kakao adalah sebagai berikut:
a) Persiapan lahan
Persiapan lahan yaitu dimulai dari membersihkan lahan dan menggunakan
tanaman penutup tanah seperti tanaman jenis polong-polongan, serta
menggunakan tanaman pelindung seperti Lamtoro, Albazia, dan Gleresidae,
tanaman pelindung dapat ditanam setahun sebelum dilakukan penanaman kakao.
Selanjutnya juga dilakukan pengolahan tanah biasanya dilakukan dengan cara
mekanis bisa menggunakan alat mesin pertanian agar mempercepat proses
pengolahan tanah.
b) Pembibitan
Pada budidaya terdapat kegiatan pembibitan, pembibitan tanaman kakao
dengan menggunakan biji kakao yang dibuat menjadi benih yang merupakan buah
bagian tengah pada kakao yang sudah masak dan sehat dari tanaman yang sudah
cukup umur, setelah diambil kemudian dibersihkan daging buahnya dengan
memanfaatkan abu dan langsung dikecambahkan. Pembibitan juga dapat
dilakukan dengan menggunakan bibit sambung pucuk agar lebih cepat masa
berbuahnya.
c) Penanaman
Jarak tanam kakao adalah 3 m x 3 m, 4 m x 2 m, dan 3,5 m x 2,5 m dengan
ukuran lubang 60 cm x 60 cm x 60 cm. Jarak tanam yang disesuaikan pada media
tanam serta besar pohonnya. Sedangkan jarak tanam pohon pelindung pada
tanaman kakao adalah 1,5 x 1,5 m tergantung daerah yang digunakan. Dalam
proses menanam kakao terdapat empat pola tanam yang umum digunakan di

9
antaranya pola tanam kakao segi empat, pohon pelindung segi empat, pola tanam
kakao segi empat, pohon pelindung segi tiga, pola tanam kakao berpagar ganda,
pohon pelindung segitiga, dan pola tanam kakao berpagar ganda dan pohon
pelindung segi empat.
d) Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman kakao dilakukan dengan melakukan kegiatan
pemangkasan, penyiangan, penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama
penyakit.
1) Pemangkasan dilakukan pada tanaman pelindung dan tanaman kakao.
Pemangkasan pohon pelindung bertujuan agar dapat bertahan dalam jangka
waktu yang lama. Sedangkan pemangkasan yang dilakukan pada tanaman
kakao bertujuan untuk meningkatkan produksi mempertahankan umur
ekonomis tanaman, mencegah serangan hama dan penyakit, membentuk tajuk
pohon, memelihara tanaman, dan memacu produksi.
2) Penyiangan bertujuan untuk membersihkan dan membuang gulma yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman kakao dan penyiraman bertujuan untuk
membantu pertumbuhan kakao serta menjaga kelembapan tanah yang
ditanami kakao.
3) Pemupukan dilakukan dengan cara disebar di sekitar tanaman. Pemupukan
kakao biasa menggunakan pupuk Urea, TSP, KCl, dan Kieserite (MgSO4),
dalam pengaplikasian pupuk disesuaikan dengan umur tanaman.
4) Pengendalian hama penyakit pada tanaman kakao biasa dilakukan dengan
cara sanitasi, serta upaya yang dilakukan bila sudah terkena hama atau
penyakit maka bagian tanaman yang terkena bisa langsung dipangkas atau
dibakar serta dapat menggunakan pestisida agar hama penyakit tidak
merambat ke bagian tanaman lainnya. Hama dan penyakit yang biasa
menyerang tanaman kakao ialah ulat kilan (hyposidea infixaria), ulat jaran
atau kuda (dasychira inclusa), parasa lepida dan ploneta diducta (ulat
srengenge),  kutu– kutuan (pseudococcus lilacinus), helopeltis antonii, cacao
mot ( ngengat buah), acrocercops cranerella, penyakit busuk buah
(phytopthora palmivora), dan jamur upas (upasia salmonicolor).

10
5) Panen dan pasca panen
Teknik panen kakao menggunakan cara memetik buah yang sudah masak
dengan memotong tangkai buah dan meninggalkan sepertiga bagian tangkai
buah kakao. Buah kakao yang dipanen yang sudah berumur 5,5 – 6 bulan
sejak berbunga, dan berwarna kuning atau merah. Buah kakao yang dipanen
kemudian dimasukkan ke dalam karung atau goni, kegiatan pasca panen
kakao dilakukan dengan melakukan pemecahan pada buah kemudian
dikumpulkan bijinya, biji kemudian diolah dengan melalui tahap fermentasi,
pengeringan serta sortasi.

5. Revolusi Industri 4.0


Merkel (2014) menyampaikan bahwa revolusi industri 4.0 merupakan
transformasi secara keseluruhan dari semua aspek produksi di industri dengan
menggabungkan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional.
Penafsiran revolusi industri 4. 0 pula di informasikan oleh Kagermann dkk
(2013) kalau Industri 4 0 ialah integrasi antara Cyber Physical System (CPS)
serta Internet of Things and Services (IoT serta IoS) ke dalam proses industri
meliputi manufaktur serta logistik dan proses yang lain, kemudian Hermann dkk
(2016) menyebutkan bahwa Industri 4.0 merupakan istilah untuk mengatakan
sekumpulan teknologi dan organisasi rantai nilai yang merupakan smart factory,
CPS, Internet of Thing (IoT) dan Internet of Service (IoS).
Berdasarkan uraian sebelumnya, industri 4.0 dapat didefinisikan sebagai era
industri yang seluruh bagian yang terdapat di dalamnya bisa saling
berkomunikasi secara tak terbatas dengan berlandaskan pemanfaatan teknologi
internet serta CPS sehingga dapat mencapai tujuan yaitu mencapai kreasi nilai
baru dan optimasi nilai yang sudah ada dari setiap proses pada industri. Tersedia
empat desain prinsip industri 4.0 di antaranya:
a) Interkoneksi (sambungan) adalah kemampuan mesin, perangkat, sensor,
serta orang agar dapat terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui
Internet of Things (IoT) atau Internet of People (IoP), prinsip ini
membutuhkan kolaborasi, keamanan, serta standar.

11
b) Transparansi informasi adalah kemampuan sistem informasi sehingga dapat
menciptakan salinan virtual dunia fisik dengan menambah model digital
dengan data sensor termasuk analisis data serta penyediaan informasi.
c) Bantuan teknis yang juga meliputi keahlian sistem bantuan untuk
mendukung manusia dengan menggabungkan dan mengevaluasi informasi
secara sadar untuk membuat keputusan yang tepat dan memecahkan
masalah mendesak dalam waktu singkat, keahlian sistem untuk mendukung
manusia dengan melakukan berbagai tugas yang tidak menyenangkan,
terlalu melelahkan, atau tidak aman, dan keahlian sistem fisik maya untuk
membuat keputusan sendiri dan menjalankan tugas seefektif mungkin.
Berdasarkan yang disampaikan oleh Merkel (2014) bahwa revolusi industri
4.0 adalah penggabungan dari teknologi digital dan internet dengan industri
konvensional. Sehubungan dengan hal itu, internet merupakan sebuah sistem
jaringan yang menghubungkan berbagai komputer dari seluruh dunia untuk bisa
terhubung dan saling bertukar data serta dapat bertukar informasi. Dalam
praktiknya, sebuah komputer agar dapat saling terhubung dengan komputer lain
harus mendapat bantuan dari sebuah program kecil bernama browser (Jubilee
Enterprise, 2010). Saat ini, perkembangan aplikasi browser sudah berkembang
dengan sangat cepat sejalan dengan perkembangan teknologi pada internet..
Dalam melakukan akses internet dapat menggunakan yang namanya telepon
seluler, telepon seluler (ponsel) merupakan alat telekomunikasi elektronik yang
memiliki kelebihan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap,
namun dapat dibawa ke mana saja dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan
telepon menggunakan kabel. Sebutan lain dari telepon seluler adalah gadget,
gadget sendiri merupakan pengembangan teknologi telepon yang dari masa ke
masa yang selalu mengalami pembaharuan ke arah yang lebih baik.

12
6. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi petani
Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi petani dalam
mengakses informasi tanaman kakao pada era revolusi industri 4.0 antara lain:
a. Motivasi
Motivasi adalah sebuah kondisi psikologis dan keadaan dalam diri seseorang
yang akan membangkitkan atau menggerakkan sehingga dapat membuat
seseorang untuk tetap tertarik dalam melakukan suatu kegiatan, yang bersifat
internal maupun eksternal guna mencapai suatu tujuan yang diinginkan, motivasi
merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia, motivasi
juga dianggap sebagai pendorong dan pendukung bagi seseorang agar
bersemangat dan termotivasi untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat..
b. Kekosmopolitan
Mardikanto (2013) menyebutkan bahwa kekosmopolitan merupakan sesuatu
yang berhubungan dengan ‘dunia luar’ di luar sistem sosialnya sendiri,
kosmopolitan identik dengan frekuensi dan jarak perjalanan yang dilakukan oleh
petani, serta kegiatan memanfaatkan media massa. Bagi petani yang termasuk
kosmopolit, akan mudah dalam menerima dan mengadopsi hal baru. Sedangkan,
yang localite atau tertutup dan terkungkung akan susah dalam menerima dan
mengadopsi suatu hal baru karena kurangnya minat untuk mengenal hal baru.
c. Faktor luar individu
Faktor luar individu adalah faktor-faktor yang terjadi di luar pribadi
seseorang, faktor luar individu termasuk lingkungan, agama, sosial ekonomi,
kebudayaan, dan pendidikan. Faktor yang berasal dari luar individu
mempengaruhi perilaku seseorang untuk melakukan sesuatu.
d. Perilaku dalam penggunaan internet
Perilaku merupakan kebiasaan melakukan sesuatu, yang menunjukkan
kebiasaan seseorang yang terdiri dari pola-pola tingkah laku yang dipergunakan
oleh seseorang dalam melakukan aktivitas. Perilaku dalam penggunaan internet
yang bertujuan untuk menyimpan, memproses dan mengakses informasi yang
akan berdampak kebutuhan informasi pertanian yang akan terpenuhi sehingga
dapat terjadi perubahan dalam berbagai aspek kehidupan.

13
e. Kredibilitas media komunikasi
Kredibilitas merupakan tingkat kepercayaan dari petani terhadap media
komunikasi yang akan digunakan. Keandalan dan kepercayaan terhadap suatu
informasi yang ada secara nyata dapat mempengaruhi petani untuk memilih dan
menggunakan sumber-sumber informasi. Kredibilitas diperlukan ketika pencari
informasi mendapat informasi yang tidak benar kebenarannya.

14
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun beberapa hasil pengkajian terdahulu yang relevan terhadap penelitian
perilaku komunikasi petani dalam mengakses informasi tanaman kakao
(theobroma cacao l.) pada era revolusi industri 4.0 di antaranya yaitu:
1. Penelitian oleh Firda Zhahpira Berampu (2019) yang berjudul “Perilaku petani
dalam usaha tani sayuran di Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Provinsi
Sumatera Utara” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perilaku
petani dalam usaha tani sayuran dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
petani dalam usaha tani sayuran. Dengan metode penelitian yang dilakukan
secara sengaja (purposive), teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah
simpel random sampling, metode pengumpulan data menggunakan kuesioner
yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dengan skala likert
dan analisis linear berganda. Kesimpulan yang diperoleh tingkat perilaku
petani dalam usaha tani sayuran di Kecamatan Medan Marelan tergolong tinggi
(66,4%) yang dirincikan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan, sementara
faktor yang mempengaruhi perilaku petani dalam usaha tani sayuran secara
sangat signifikan yaitu motivasi (3,164), sedangkan karakteristik petani
(2,577), partisipasi petani (2,434) > ttabel (2,015), pemasaran (2,018)
berpengaruh signifikan dan lingkungan tidak berpengaruh signifikan.
2. Penelitian oleh Yusra Muharami Lestari (2020) yang berjudul “Perilaku Petani
Sayuran Dalam Mencari Informasi Pertanian Menggunakan Internet”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan internet para
petani sayuran dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
petani dalam mencari informasi pertanian menggunakan internet. Jenis
penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan teknik
pengumpulan data melalui observasi, penyebaran kuesioner dan wawancara.
Hasil pembahasan penelitian membuktikan bahwa tingkat perilaku petani
dalam mencari informasi pertanian menggunakan internet tergolong tinggi
yaitu 76.5%. Berdasarkan hasil pengujian analisis linier berganda terdapat
pengaruh variabel independen terhadap perilaku petani adalah sebesar 68.5 %,
sedangkan sisanya 31.5 % dipengaruhi oleh faktor lain.

15
3. Penelitian oleh Lina Asnamawati (2020) yang berjudul “Perilaku Petani Dalam
Pengelolaan Usaha Tani Dengan Penerapan Teknologi Smart Farming 4.0”.
Tujuan dari penelitian adalah menganalisis perilaku petani, faktor-faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi perilaku petani, dan pengaruh perilaku petani
dalam pengelolaan usaha tani dengan penerapan teknologi smart farming 4.0
terhadap kemajuan usaha taninya. Rancangan penelitian ini bersifat penelitian
prediksi dan deskriptif. Analisis secara deskriptif, diharapkan dapat
memberikan penjelasan fenomena perilaku petani yang menerapkan teknologi
tersebut. Hasil analisis membuktikan bahwa pengaruh langsung dari variabel
(faktor genetik) ke (perilaku petani dalam penerapan smart farming) sebesar
-0.269, bahwa tidak memberikan dampak positif sebaliknya mengurangi
perilaku petani dalam penerapan smart farming. Hubungan antara (faktor luar
individu) ke sebesar 0.392, yakni, faktor luar individu memberikan dampak
positif dalam peningkatan perilaku petani dalam penerapan smart farming
sebesar 39.2%. ke (Tingkat Keberhasilan Penerapan Teknologi smart farming)
memiliki efek langsung sebesar-0.108.
4. Penelitian oleh Dicky Junaedi (2019) yang berjudul “Perilaku petani terhadap
pengelolaan pelepah pada tanaman kelapa sawit di Kecamatan Sirapit
Kabupaten Langkat” penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat perilaku
petani dan hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan perilaku
(pengetahuan dan sikap) petani terhadap pengelolaan pelepah pada tanaman
kelapa sawit di Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat. Dengan jumlah sampel
35 orang ditentukan dengan teknik pengambilan sampel adalah simpel random
sampling, metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah di uji
validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan skala likert dan
menggunakan korelasi rank spearman. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat perilaku petani terhadap pengelolaan pada
tanaman kelapa sawit di Kecamatan Sirapit Kabupaten langkat sangat tinggi
yaitu 82 persen. Hasil uji rank spearman terhadap faktor internal dan eksternal
yang berhubungan dengan pengetahuan petani terdapat hubungan yang
signifikan antara pengalaman, kekosmpolitan, luas lahan, pendapatan, dan
umur tanaman. Faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan sikap

16
petani terdapat hubungan yang signifikan antara umur, pengalaman, dan
kosmopolitan.
5. Penelitian oleh Wahyu Aji Sasongko (2014) yang berjudul “Pengaruh perilaku
komunikasi terhadap sikap dan adopsi teknologi budidaya bawang merah di
lahan pasir pantai Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul”. Penelitian ini
dilakukan di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul dengan tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui perilaku komunikasi petani bawang merah lahan
pasir pantai, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi, faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi sikap petani, serta pengaruh perilaku
komunikasi, sikap, dan faktor-faktor lain terhadap adopsi teknologi budidaya
bawang merah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan teknik survei. Pengambilan sampel desa dan kelompok tani
dilakukan secara sengaja (purposive), sedangkan pengambilan sampel petani
responden dengan acak sederhana. Total sampel berjumlah 60 petani yaitu 30
petani dari Kelompok Tani Manunggal, Desa Srigading dan 30 petani dari
Kelompok Tani Karang Rejo, Desa Gadingharjo. Metode analisis yang
digunakan adalah uji proporsi dan analisis regresi linier berganda. Kesimpulan
penelitian menunjukkan bahwa perilaku komunikasi petani termasuk kategori
rendah. Kredibilitas media komunikasi berpengaruh positif terhadap perilaku
komunikasi petani, sedangkan pendidikan, luas lahan, dan motivasi tidak
berpengaruh nyata terhadap perilaku komunikasi petani. Perilaku komunikasi,
motivasi, dan pendidikan berpengaruh positif terhadap sikap petani, sedangkan
luas lahan tidak berpengaruh nyata terhadap sikap petani. Sikap petani
berpengaruh positif terhadap adopsi teknologi budidaya bawang merah.
Perilaku komunikasi, motivasi, pendidikan, dan luas lahan tidak berpengaruh
nyata terhadap adopsi teknologi budidaya bawang merah. Perilaku komunikasi
mempengaruhi sikap dan selanjutnya sikap mempengaruhi adopsi teknologi
bawang merah lahan pasir pantai

17
C. Kerangka Pikir
Masyarakat dunia kini dihadapkan dengan era revolusi industri 4.0, yaitu
suatu era peradaban manusia yang mengutamakan kecepatan pertukaran data
dengan memanfaatkan teknologi digital di hampir semua bidang kehidupan
termasuk dalam bidang perkebunan yang salah satu komoditinya yaitu kakao.
Adanya era revolusi industri 4.0 sangat mempengaruhi petani kakao dalam upaya
mengembangkan dan mengurusi perkebunannya maka diharapkan petani kakao
lebih peka terhadap teknologi yang ada saat ini.
Di wilayah Kecamatan Hamparan Perak, petani belum memanfaatkan
teknologi informasi, dalam hal ini teknologi internet yang dapat diakses dengan
telepon seluler, Seharusnya teknologi internet adalah kesempatan baru bagi petani
di pedesaan untuk memperoleh informasi seputar tanaman kakao sehingga mereka
bisa mandiri dalam mengembangkan perkebunan kakaonya.
Perilaku komunikasi petani dalam mengakses informasi tanaman kakao pada
era revolusi industri 4.0 tentunya akan memberikan pengaruh bagaimana petani
memperoleh informasi yang sesuai kebutuhan guna menunjang keberhasilan
usaha taninya.

18
Kondisi Saat Ini : Kondisi Yang Diinginkan :
Petani belum mengakses informasi Petani sudah mengakses informasi
melalui internet pada telepon seluler melalui internet pada telepon seluler
untuk mencari informasi tanaman untuk mencari informasi tanaman
kakao kakao

Rumusan Masalah :
1. Bagaimana tingkat perilaku komunikasi petani dalam mengakses informasi
tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era revolusi industri 4.0 di
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku komunikasi petani
dalam mengakses informasi tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era
revolusi industri 4.0 di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang?

Tujuan :
1. Mengkaji tingkat perilaku komunikasi petani dalam mengakses informasi
tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era revolusi industri 4.0 di
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
2. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi petani
dalam mengakses informasi tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era
revolusi industri 4.0 di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang.

Variabel (X) :
1. Motivasi (X1) Variabel (Y) :
2. Kekosmopolitan (X2) Perilaku komunikasi petani
3. Faktor luar individu (X3) dalam mengakses informasi
4. Perilaku dalam tanaman kakao
penggunaan internet (X4)
5. Kredibilitas media
komunikasi (X5)
Hasil Penelitian

Rencana Kegiatan
Penyuluhan

Gambar 1. Kerangka pikir perilaku komunikasi petani dalam mengakses informasi


tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era revolusi industri 4.0

19
D. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan sementara yang dikemukakan oleh peneliti,
tentang suatu keadaan dan atau keterkaitan antar variabel penelitian melalui
penelitian yang akan dilakukan.
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan pengkajian yang ingin dicapai,
maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga tingkat perilaku komunikasi petani dalam mengakses informasi
tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era revolusi industri 4.0 di
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang masih rendah.
2. Diduga ada faktor -faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi petani
dalam mengakses informasi tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era
revolusi industri 4.0 di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang.

20
III. METODOLOGI

A. Lokasi
Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian
dilakukan secara sengaja (purposive), karena wilayah tersebut merupakan salah
satu sentra kakao di Kabupaten Deli Serdang dengan luas lahan 255 ha, telah
tersedia jaringan untuk melakukan akses informasi melalui internet, dan secara
geografis dan ekonomi lokasi penelitian tergolong efisien serta mudah dijangkau
oleh peneliti dan waktu pelaksanaan Tugas Akhir pada tanggal 08 Januari 2021
s/d 23 Mei 2021.

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian menggambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang sedang
terjadi. Penelitian deskriptif berpusat pada masalah yang nyata. Menurut Ashari
(2018) penelitian kuantitatif adalah metode untuk menguji teori-teori tertentu
dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur dengan
instrumen penelitian dan data yang ada berasal dari angka-angka sehingga bisa di
analisis berdasarkan prosedur statistik.

C. Batasan Operasional

1. Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan pengkajian ini adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi masalah
b. Menyusun proposal
c. Konsultasi dengan dosen pembimbing
d. Melaksanakan seminar proposal dan hasil
e. Melakukan perbaikan atas proposal dan laporan Tugas Akhir
f. Melaksanakan Tugas Akhir berdasarkan proposal yang telah disetujui
g. Membuat jurnal harian dan dokumen seluruh kegiatan Tugas Akhir
h. Mengikuti ujian komprehensif

21
2. Definisi Operasional
Definisi operasional yang dimaksud adalah hal-hal yang terkait dengan
pelaksanaan penelitian. Adapun definisi operasional yang digunakan adalah:
a. Petani yang dijadikan responden adalah petani kakao yang berasal dari
kelompok tani di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang
b. Motivasi adalah dorongan petani untuk melakukan kegiatan mengakses
informasi tanaman kakao. Dalam hal ini motivasi petani dilihat dari hal yang
mendorong petani untuk melakukan kegiatan mengakses informasi tanaman
kakao di internet . Pengukuran dilakukan dengan skala likert dengan kriteria
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat
Tidak Setuju (STS).
c. Kekosmopolitan adalah keterbukaan seseorang terhadap dunia luar untuk
dapat menerima suatu ide baru yang belum pernah diketahui sebagai bentuk
pembaharuan. Dalam hal ini tingkat kekosmopolitan dilihat dari keterbukaan
petani dalam menerima ide atau inovasi dari siaran TV, membaca koran, dan
mengakses di internet. Pengukuran dilakukan dengan skala likert dengan
kriteria Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan
Sangat Tidak Setuju (STS).
d. Faktor luar individu adalah faktor yang berasal dari luar individu. Dalam hal
ini mencakup lingkungan masyarakat dan kebudayaan. Pengukuran dilakukan
dengan skala likert dengan kriteria Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu
(R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
e. Perilaku dalam menggunakan internet adalah tindakan yang dilakukan oleh
individu dalam menggunakan internet. Pengukuran dilakukan dengan skala
likert dengan kriteria Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak
Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
f. Kredibilitas media komunikasi adalah kepercayaan terhadap media
komunikasi informasi yang digunakan untuk mendapat sumber-sumber
informasi. Dalam hal ini mencakup petani harus menilai kredibilitas dari
media komunikasi yang digunakan untuk mendapatkan informasi.
Pengukuran dilakukan dengan skala likert dengan kriteria Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

22
3. Pengukuran Variabel
Berdasarkan definisi operasional dari masing-masing variabel yang telah
diuraikan sebelumnya maka selanjutnya masing-masing variabel tersebut akan
diuraikan sesuai dengan indikator dan kriteria yang telah ditentukan, kemudian
dilakukan penilaian dari kriteria-kriteria yang ada tersebut. Berikut pengukuran
pada variabel independen disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengukuran Variabel Independen


No. Variabel Indikator Kriteria Penilaian Skor
1. Motivasi a) Memiliki tanggung
jawab pribadi yang
tinggi terhadap
kegiatan Sangat setuju 5
b) Melakukan sesuatu Setuju 4
dengan sebaik- Ragu-ragu 3
baiknya Tidak setuju 2
c) Keinginan untuk Sangat tidak setuju 1
mendapat
pendapatan lebih
tinggi
d) Keinginan untuk
belajar menguasai
sesuatu
2. Kekosmopolita keterbukaan petani Sangat setuju 5
n dalam menerima ide Setuju 4
atau inovasi dari siaran Ragu-ragu 3
TV, membaca koran, Tidak setuju 2
dan mengakses di Sangat tidak setuju 1
internet.
3. Faktor luar lingkungan masyarakat Sangat setuju 5
individu dan kebudayaan Setuju 4
setempat mendukung Ragu-ragu 3
kegiatan Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
4. Perilaku dalam a) Memiliki Sangat setuju 5
penggunaan pengetahuan Setuju 4
internet mengenai internet Ragu-ragu 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1

23
Lanjutan tabel 1. Pengukuran variabel independen
No. Variabel Indikator Kriteria Penilaian Skor
b) Sikap dalam
menggunakan
internet
c) Tindakan dalam
menggunakan
internet
5 Kredibilitas Kelengkapan informasi, Sangat setuju 5
media kesesuaian informasi Setuju 4
komunikasi dengan kebutuhan, Ragu-ragu 3
keaktualan informasi, Tidak setuju 2
dan kemudahan akses. Sangat tidak setuju 1

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel


independen. Berikut pengukuran pada variabel dependen disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengukuran Variabel Dependen


No. Variabel Indikator Kriteria Penilaian Skor
1. Perilaku a) Pengetahuan Sangat setuju 5
komunikasi petani terhadap Setuju
petani dalam pemanfaatan Ragu-ragu
mengakses internet untuk
Tidak setuju
informasi mengakses Sangat tidak setuju
tanaman kakao informasi tanaman
(theobroma kakao di telepon
cacao l.) pada seluler
era revolusi b) Penerapan petani Sangat setuju 5
industri 4.0 terhadap Setuju
pemanfaatan Ragu-ragu
internet untuk
Tidak setuju
mengakses Sangat tidak setuju 1
informasi tanaman
kakao di telepon
seluler
c) Tindakan petani Sangat setuju 5
dalam Setuju
pemanfaatan Ragu-ragu
internet untuk
Tidak setuju
mengakses Sangat tidak setuju
informasi tanaman
kakao di telepon
seluler

D. Teknik Pengumpulan Data

24
1. Sumber Data
Data pendukung yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari :
a) Data primer, data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner,
wawancara, dan observasi.
b) Data sekunder, data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait
dengan penelitian ini, yaitu BPP Hamparan Perak dan instansi lain yang
terkait mengenai keadaan umum wilayah, kependudukan, keadaan pertanian
dan usaha tani.

2. Teknik pengumpulan data


Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan:
a) Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan langsung ke lapangan dan pencatatan secara sistematis terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian.
b) Wawancara, yaitu pengumpulan data secara langsung melalui tanya jawab
dengan responden penelitian sesuai pedoman wawancara dan kuesioner
yang telah disiapkan. Wawancara mendalam (Indepth Interview), yaitu
pengumpulan data dengan mengajukan berbagai pertanyaan secara
mendalam kepada responden guna memperoleh data yang belum terungkap
dari kuesioner yang diberikan.
c) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk
kemudian dijawabnya berdasarkan keadaan yang dialami.

3. Populasi dan Sampel


a) Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016).
Pengambilan populasi dalam pengkajian dilakukan secara sengaja (purposive),
yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan

25
tujuan pengkajian. Populasi pada pengkajian ini adalah seluruh anggota
kelompok tani yang memiliki tanaman kakao di Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang.
Berdasarkan hasil Identifikasi Potensi Wilayah (IPW), kepala koordintor
BPP Kecamatan Hamparan Perak, Tupon Suhedy, SP menyatakan bahwa petani
kakao di Kecamatan Hamparan Perak berjumlah 50 orang dan tersebar di empat
desa yaitu di Desa Tandam Hilir I, Tandam Hilir II, Bulu Cina dan Kota Datar.
Untuk sebaran populasi dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Populasi petani kakao di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli


Serdang
No. Desa Jumlah Petani
1. Tandam Hilir I 12
2. Tandam Hilir II 13
3. Bulu Cina 13
4. Kota Datar 12
Jumlah 50
Sumber : BPP Kecamatan Hamparan Perak 2020

b) Sampel
Sampel merupakan kelompok yang dibentuk yang mewakili populasi yang ada
dan bertindak sebagai responden. Menurut Arikunto (2012), jika jumlah
populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara
keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil
10-15% atau 20-25% dari jumlah populasinya. Berdasarkan penelitian ini karena
jumlah populasinya tidak lebih besar dari 100 orang responden, maka peneliti
mengambil 100% jumlah populasi yang ada yaitu sebanyak 50 orang petani kakao
yang bertindak sebagai responden. Dengan demikian penggunaan seluruh
populasi tanpa harus menarik sampel penelitian sebagai unit observasi disebut
sebagai sampling jenuh (sensus).

E. Teknik Analisis Data

26
1. Uji Instrumen
Pengumpulan data melalui kuesioner akan efektif apabila dilakukan beberapa
pengujian di dalamnya, seperti uji validasi dan reliabilitas. Untuk lebih
memudahkan pengujian validasi dan reliabilitas ini digunakan dengan bantuan
program SPSS versi 25.
a) Uji Validitas
Validitas adalah kesesuaian instrumen untuk mengumpulkan data yang
diperlukan untuk penelitian. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan
memiliki validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut dapat menjalankan
fungsi ukurannya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut, alat ukur yang memiliki validitas rendah akan
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. Jadi, uji
validitas dilakukan untuk menguji instrumen, sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya (Harahap dan
Effendy 2017).
Setelah kuesioner dibuat, pengujian dilakukan pada beberapa petani yang
memiliki karakteristik yang sama atau tidak berbeda jauh dengan responden
penelitian. Hal-hal pokok dari uji validitas yang akan dilakukan sebagai berikut:
a) Uji ini sebenarnya untuk mengetahui kelayakan butir-butir pernyataan dalam
kuesioner tersebut dalam mendefinisikan suatu variabel.
b) Daftar pernyataan ini pada umumnya untuk mendukung suatu kelompok
variabel tertentu. Uji validitas dilakukan pada setiap butir pernyataan dengan
cara membandingkan hasil rhitung dengan rtabel
c) Jika rhitung > rtabel pada taraf signifikan Alfa = 0,05 maka butir pernyataan
dinyatakan valid atau sahih. Sebaliknya jika rhitung < rtabel maka butir pernyataan
tersebut dinyatakan tidak valid atau gugur sehingga tidak digunakan lagi
dalam pengumpulan data pengkajian (Situmorang dan Paningkat , 2017).
d) Menghitung validitas instrumen pengkajian menggunakan rumus korelasi
Pearson Product Moment (Situmorang dan Paningkat, 2017), sebagai berikut :

r xy =N ∑ XY −¿ ¿

27
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel y dan variabel x
XY = Hasil perkalian variabel x dan variabel y
X = Hasil skor angket variabel x
Y = Hasil skor angket variabel y
X2 = Hasil perkalian kuadrat dari hasil angket x
Y2 = Hasil perkalian kuadrat dari hasil angket y
N = Jumlah sampel

b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama
diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek
memang belum berubah. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Alpha
Cronbach yang di interpretasikan sebagai korelasi dari skala yang diamati dengan
semua kemungkinan pengukuran skala lain yang mengukur hal yang sama dan
menggunakan butir pertanyaan yang sama menggunakan rumus , yaitu:
2
∑S
r=
n
( )
n−1
1
S
2
t
( )
t

Keterangan :
r = koefisien reliabilitas
n = banyaknya butir item
2
∑s = jumlah varian skor dari tiap item
t
2
S = varian total
t
Jika nilai Alpha > 0,60 disebut reliabel. Sebaliknya jika nilai Alpha < 0,60
disebut tidak reliabel.

28
2. Uji Hipotesis I
Analisis data yang digunakan untuk mengetahui tingkat perilaku
komunikasi petani dalam mengakses informasi tanaman kakao (theobroma cacao
l.) pada era revolusi industri 4.0 diukur dengan menggunakan skala likert. Skala
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
gejala sosial yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2016).
Kuesioner yang digunakan disusun berdasarkan skala likert yang berisi
sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menyatakan objek yang hendak diteliti.
Untuk keperluan analisis data sesuai pengkajian ini pemberian skor merujuk pada
5 alternatif jawaban, yaitu skor 5 berarti sangat setuju, skor 4 berarti setuju, skor 3
berarti ragu-ragu, skor 2 berarti tidak setuju, dan skor 1 berarti sangat tidak setuju.
Berdasarkan rekapitulasi skor yang diperoleh dari variabel Y dapat diukur
bagaimana tingkat perilaku komunikasi petani dalam mengakses informasi
tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era revolusi industri 4.0 di lokasi
pengkajian. Untuk mengetahui tingkat (N) dapat mengetahui rumus di bawah ini
(Riduwan dan Sunarto, 2014).
N = Total nilai yang diperoleh × 100%
Nilai maksimal
Keterangan :
N = perilaku komunikasi petani dalam mengakses informasi tanaman kakao
(theobroma cacao l.) pada era revolusi industri 4.0
Kriteria interprestasi skor
0% - 20% = Sangat rendah (SR)
21% - 40% = Rendah (R)
41% - 60% = Sedang (S)
61% - 80% = Tinggi (T)
81% - 100% = Sangat tinggi (ST)

29
Hasil nilai yang diperoleh jika diplot melalui garis kontinum adalah seperti
di bawah ini.

SR R S T ST
0% 20% 40% 60% 80%
100%

Gambar 2. Garis kontinum tingkat perilaku komunikasi petani dalam mengakses


informasi tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era revolusi
industri 4.0

3. Uji Hipotesis II
Guna mengkaji pengaruh faktor-faktor perilaku komunikasi petani dalam
mengakses informasi tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era revolusi
industri 4.0 di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, maka
digunakan analisis regresi linear berganda. Dalam analisis regresi linear berganda
perlu dilakukan pengujian asumsi klasik regresi yang meliputi:
1) Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan
terdistribusi secara normal atau tidak. Adapun ketentuan suatu residual dikatakan
berdistribusi normal secara simpel adalah dengan mengecek nilai residual pada
bagian Asymp. Sig. (2-tailed). Bila nilainya > 0,05 (atau nilai Asymp. Sig lebih
besar dari 5%), maka dikatakan residual berdistribusi normal. Secara visual, bisa
mengecek dengan melihat sebaran datanya. Bila data tersebar secara merata maka
dikatakan berdistribusi normal (Heryanto dan Triwibowo, 2018).
2) Uji multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan alat uji model regresi untuk menemukan adanya
korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen. Pada
model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Beberapa metode uji multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF < 10 dan jika
nilai Tolerance < 1 maka dikatakan tidak terdapat masalah multikolinearitas.

30
3) Uji heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas merupakan alat uji model regresi untuk mengetahui
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya
tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi masalah
heterokedastisitas. Apabila dalam scatter plot pada output SPSS terlihat bahwa
plot menyebar secara acak di atas maupun di bawah angka nol, maka dapat
dikatakan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam model regresi linear
berganda.
4) Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada
periode sebelumnya (t-1). Cara untuk mendeteksi gejala autokorelasi yaitu dengan
menggunakan uji durbin watson (DW test).
5) Uji linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linear secara signifikan atau tidak.

Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi petani


dalam mengakses informasi tanaman kakao (theobroma cacao l.) pada era
revolusi industri 4.0 dengan menggunakan SPSS versi 25 dapat dilihat dengan
koefisien determinasi (R2), uji serempak (uji F), uji parsial (uji t), dan persamaan
regresi.
1) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

31
variabel dependen. (Ghozali dalam Wulandari Dewisri, 2017). Pada hasil analisis
dari SPSS versi 25, nilai R2 dapat dilihat pada tabel model summary.

2) Uji Pengaruh Simultan (Uji F)


Uji F digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh semua variabel bebas
secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hasil analisis dalam SPSS dapat
dilihat pada tabel Annova. Kriterianya adalah sebagai berikut:
a) Apabila nilai signifikan > α (α = 0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak,
artinya tidak ada pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel
terikat secara serempak.
b) Apabila nilai signifikan ≤ α (α = 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima,
artinya ada pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat
secara serempak.
3) Uji Pengaruh Parsial (Uji t)
Uji parsial dikenal dengan uji t digunakan untuk menguji bagaimana
pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel
terikatnya. Hasil analisis uji t pada SPSS dapat dilihat pada tabel coefficients
kolom sig. Kriterianya adalah sebagai berikut:
a) Apabila nilai signifikan > α (α = 0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak,
artinya tidak ada pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel
terikat secara parsial.
b) Apabila nilai signifikan ≤ α (α = 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima,
artinya ada pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat
secara parsial.

32
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Ashari, R. & Widyanto. 2018. Pengaruh kepercayaan dan risiko terhadap


keputusan pembelian melalui sikap pengguna pada situs belanja online
lazada.com, jurnal ilmu administrasi bisnis, 7 (1): 2019-2018.

Azwar Syaifudin. 2016. Metode penelitian. Yogjakarta: Pustaka belajar.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Deli Serdang. 2019. Luas Areal Tanam
Kakao dan Produktivitas Hasil Tanaman Kakao Dalam Angka Tahun
2018. Deli Serdang: BPS Kabupaten Deli Serdang.

Enterprise. Jubile. 2010. Panduan Memilih Koneksi Internet untuk Pemula.


Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Harahap, N dan Effendy. 2017. Buku Ajar Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Pusat
Pendidikan Pertanian. Badan Penyuluhan Pengembangan SDM
Pertanian. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. (2016). Design principles for industrie 4.0
scenarios. System Sciences (HICSS), 49th Hawaii International
Conference, pp. 3928-3937.Hoetomo 2005.

Heryanto, Imam dan Triwibowo Totok. 2018. Path Analysis Menggunakan SPSS
dan Excel. Bandung: Penerbit Informatika.

Kagermann, H., Lukas, W.D., & Wahlster, W. (2013). Final report:


Recommendations for implementing the strategic initiative industrie
4.0. Industrie 4.0 Working Group.

Kholid. Ahmad, 2015. Promosi kesehatan dengan pendekatan teori perilaku,


media dan aplikasinya. Perpustakaan Nasional: katalog dalam terbitan
(KDT), Jakarta : Rajawali pers.

Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebiato. 2013. Pemberdayaan Masyarakat


dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung : Penerbit Alfabeta.

33
Merkel, A. (2014). Speech by Federal Chancellor Angela Merkel to the OECD
Conference. https://www.bundesregierung.de/Content/EN/Reden/
2014/2014-02-19-oecd-merkel-paris_en.html.

Mulyana, Deddy. 2014. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Cetakan Ke 18.


Bandung: PT. Remaja.

Noyoatmojo, S. 2014. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta.

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:


67/Permentan/Sm.050/12/2016.Tentang Pembinaan Kelembagaan
petani.

Priyoto. 2014. Teori sikap dan perilaku dalam kesehatan. Yogjakarta: Nuha
medika.

Riduwan dan Sunarto. 2014. Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan,


Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Situmorang, B dan Paningkat. 2017. Penelitian Pendidikan Konsep dan Implikasi.


Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Tim Penyusun. 2018. Statistik perkebunan Indonesia. Jakarta: badan pusat


statistik.

Tim Penyusun. 2020. Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Hamparan


Perak. Hamparan Perak.

Wulandari, Dewisri. 2017. Pengaruh Inovasi Produk (Keuntungan Relatif,


Kompatibilitas dan Kompleksitas) Terhadap Niat Penggunaan Mobile
Banking BRI. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas
Lampung: Lampung.

34
LAMPIRAN

Kuesioner

KATA PENGANTAR

Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner


Lampiran : Satu Berkas
Judul Tugas Akhir : Perilaku Komunikasi Petani Dalam Mengakses Informasi
Tanaman Kakao (Theobroma Cacao. L) Pada Era Revolusi
Industri 4.0 di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten
Deli Serdang

Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr
Di-
Tempat

Dengan Hormat,
Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir (TA) sebagai salah satu
persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr. P) di
Polbangtan Medan, maka saya memohon dengan sangat kepada Bapak/Ibu/Sdr
untuk mengisi kuesioner yang telah saya sediakan. Kuesioner ini bukan
merupakan tes psikologi, maka dari itu Bapak/Ibu/Sdr tidak perlu takut atau ragu-
ragu untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan yang dirasakan saat ini.
Atas ketersediaan Bapak/Ibu/Sdr, saya ucapkan terimakasih.

35
Medan, April 2021
Hormat saya,

Azra Fadhila Daely

Perilaku Komunikasi Petani Dalam Mengakses Informasi Tanaman Kakao


(Theobroma Cacao L) Pada Era Revolusi Industri 4.0 di Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang
Nomor Responden

1. Identitas Responden
a. Nama :
b. Umur :
c. Alamat :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :
d. Jenis Kelamin
Laki – laki :
Perempuan :
e. Pendidikan : SD/ SLTP / SLTA / Akademi / Perguruan
Tinggi(* coret yang tidak perlu)
f. Luas Lahan :
(* coret yang tidak perlu)
2. Petunjuk Pengisian Kuesioner
a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan bapak/ ibu/ sdr/ i untuk
menjawab seluruh pertanyaan yang ada.
b. Beri tanda ceklis (√ ) pada kolom yang saudara pilih sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
c. Ada lima alternatif jawaban pada kuesioner, pilih menurut Bapak/Ibu
yang paling sesuai dengan keadaan yang dialami

36
KUISONER
Pernyataan Sangat Setuju Ragu Tidak Sangat
No setuju -ragu Setuju Tidak
. Setuju
Skor 5 4 3 2 1
A. Motivasi
1. Saya terdorong
untuk mencari
informasi kakao
dari internet
melalui telepon
seluler karena
saya memiliki
tanggung jawab
pribadi untuk
mengurusi
kebun.
2. Saya terdorong
untuk mencari
informasi kakao
dari internet
karena
keinginan saya
untuk berkebun
kakao dengan
sebaik-baiknya
3. Saya terdorong
untuk mencari
informasi kakao
dari internet
karena
keinginan saya
mendapatkan
pendapatan
yang lebih
tinggi
4. Saya terdorong
untuk mencari
informasi kakao
dari internet

37
karena
keinginan saya
yang selalu
ingin belajar
menguasai
suatu hal

B. Kekosmopolita Sangat Setuju Ragu Tidak Sangat


n setuju -ragu Setuju Tidak
Setuju
5. Saya terbuka
dengan
informasi yang
diberikan
kepada saya
yang bersifat
mendukung
kegiatan saya
6. Saya mencari
informasi
tentang
pemeliharaan
kakao melalui
koran
7. Saya mencari
informasi
tentang
pemeliharaan
kakao melalui
televisi
8. Saya mencari
informasi
tentang
pemeliharaan
kakao melalui
internet di
telepon seluler
C. Faktor luar Sangat Setuju Ragu Tidak Sangat
individu setuju -ragu Setuju Tidak
Setuju
9. Saya mencari
informasi kakao
di internet
karena
masyarakat di
tempat saya
sudah
melakukan hal
tersebut
10. Saya mencari

38
informasi kakao
di internet
karena sinyal
untuk
mengakses
internet di
tempat saya
baik

11. Saya mencari


informasi kakao
di internet
karena telepon
seluler yang
saya gunakan
dapat
mengakses
internet
12. Saya mencari
informasi kakao
di internet
karena saya
mampu
membeli kuota
internet
D. Perilaku dalam Sangat Setuju Ragu Tidak Sangat
penggunaan setuju -ragu Setuju Tidak
internet Setuju
13. Saya tahu cara
menggunakan
internet pada
telepon seluler
14. Menurut saya,
kegiatan
menggunakan
internet untuk
mencari
informasi
sangat
menguntungkan
15. Saya
menggunakan
internet untuk
mencari
informasi yang
tidak bisa saya
temukan dari
orang lain
16. Saya jarang
menggunakan
internet dalam
kehidupan

39
sehari-hari
E. Kredibilitas Sangat Setuju Ragu Tidak Sangat
media setuju -ragu Setuju Tidak
komunikasi Setuju
17 Informasi
yang ada di
internet
termasuk
lengkap
18 kesesuaian
informasi di
internet sesuai
dengan
kebutuhan
19 Informasi di
internet
dijamin
kebenarannya
20 Saya mudah
dalam
melakukan
akses internet
pada telepon
seluler
F. Perilaku Sangat Setuju Ragu Tidak Sangat
komunikasi setuju -ragu Setuju Tidak
petani dalam Setuju
mengakses
informasi
tanaman
kakao
(theobroma
cacao l.) pada
era revolusi
industri 4.0
21. Saya
mengetahui
bahwa
mengakses
informasi dapat
menggunakan
telepon seluler
bila
dihubungkan
dengan sinyal
internet
22. Saya
mengetahui
manfaat dari

40
mencari
informasi kakao
di internet
23. Saya
memahami cara
mencari
informasi di
internet dengan
menggunakan
telepon seluler
24. Dengan mencari
informasi kakao
di internet dapat
mempermudah
saya untuk
mendapatkan
informasi
25. Menurut
pendapat saya
mencari
informasi kakao
di internet dari
telepon seluler
perlu dilakukan
26. Saya ingin
mencari
informasi kakao
di internet dari
telepon seluler
27. Saya
beranggapan
bahwa dengan
mencari
informasi kakao
di internet dapat
membuat saya
lebih mandiri
dalam mencari
informasi
28. Saya akan
mencari
informasi kakao
di internet dari
mulai budidaya,
pasca panen dan
pemasaran

29. Saya akan


mengajak petani
kakao lain
untuk mencari
informasi kakao

41
di internet
30. Saya akan terus
melatih diri agar
bisa lancar
dalam
menggunakan
internet dari
telepon seluler

31. Saya akan


mengajak petani
kakao lain yang
lain untuk
saling bertukar
informasi
tentang kakao
32. Dalam memberi
dan mendapat
informasi di
internet saya
akan
menghindari
berita yang
tidak benar

42

Anda mungkin juga menyukai