Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN MAGANG MERDEKA BELAJAR-KAMPUS MERDEKA

BUDIDAYA JAGUNG HIBRIDA SESUAI GAP UNTUK MENINGKATKAN

HASIL PRODUKTIVITAS DESA BALUASE, KECAMATAN DOLO

SELATAN, KABUPATEN SIGI

OLEH :

NI PUTU DIANA WULANDARI

05.01.20.2038

JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA

MANUSIA PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2023

LAPORAN MAGANG
i

MERDEKA BELAJAR-KAMPUS MERDEKA

BUDIDAYA JAGUNG HIBRIDA SESUAI GAP UNTUK MENINGKATKAN

HASIL PRODUKTIVITAS DESA BALUASE, KECAMATAN DOLO

SELATAN, KABUPATEN SIGI

OLEH :

NI PUTU DIANA WULANDARI

05.01.20.2038

JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA

MANUSIA PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2023
ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Budidaya Tanaman Jagung Hibrida Sesuai GAP Untuk

Meningkatkan Hasil Produktivitas

Nama : Ni Putu Diana Wulandari

NIM : 05.20.2038

Program Study : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

Jurusan : Pertanian

Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Ramli, SP., MP Kisman Awaluddin Arsyad,S.kom.,M.M


NIP. 197410102006041038 NIP.197801142002122001

Mengetahui :
Ketua Jurusan

Dr.Ramli, SP., MP
NIP. 197410102006041038
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya, serta yang telah memberikan

kesempatan, sehingga saya dapat membuat Laporan Magang Merdeka

Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) di Kabupaten Sigi, Kecamatan Dolo

Selatan, Desa Baluase, yang berjudul ‘’Budidaya Tanaman Jagung Hibrida

Sesuai GAP Untuk Meningkatkan Hasil Produktivitas’’

Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat :

1. Dr. Detia Tri Yunandar,SP.,M.Si selaku Direktur Politeknik

Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa.

2. Ramli, SP.,MP selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian.

3. Ramli, SP.,MP selaku dosen pembimbing I

4. Kisman Awaluddin Arsyad,S.kom.,M.M selaku dosen pembimbing II

5. Panitia pelaksana Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)

Tahun 2023/2024

Penulis menyadari bahwa laporan Merdeka Belajar Kampus Merdeka

(MBKM) ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan

maupun bahasa. Oleh karena itu penulis sangat terbuka menerima kritik

dan saran yang membangun untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi.

Gowa, 9 Juli 2023

Penulis
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN .................................................................................1

II. RUANG LINGKUP KEGIATAN ............................................................4

III. METODE PELAKSANAAN ............................................................28

A. Tempat dan Waktu .....................................................................28

B. Metode Pelaksanaan Magang ....................................................28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................30

A. Data Produksi Komoditi ..............................................................30

B. Permasalahan dan Pemecahan Masalah ...................................33

V. PENUTUP .........................................................................................34

A. Kesimpulan .................................................................................34

B. Saran ..........................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................35
v

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Gambar 1. Jarak tanaman untuk tanaman jagung 8


Gambar 2. Penyiangan pada tanaman jagung agar
2 10
terhindar dari gulam

Gambar 3. Pemberian pupuk berimbang pada


3 12
tanaman jagung
4 Gambar 4. Hama ulat daun 13

5 Gambar 5. Hama lalat bibit 14

6 Gambar 6. Hama ulat grayak atau ulat agrotis 14

7 Gambar 7. Hama Pengerek batang 15

8 Gambar 8. Hama ulat tongkol 16

9 Gambar 9. Hama belalang 16

10 Gambar 10. Penyakit hawar daun atau karat daun 17

11 Gambar 11. Penyakit hawar daun maydis 18

12 Gambar 12. Penyakit hawar daun corbonum 18

13 Gambar 13. Penyakit bulai 19

14 Gambar 14. Tanaman kekurangan unsur N 19


15 Gambar 15. Tanaman kekurangan fosfor (p) 20
vi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Tabel 1. Pengunaan pupuk berimbang 12


2 Tabel 1. Data produktivitas tanaman jagung 29
1

I. PENDAHULUAN

Produksi pertanian adalah kegiatan dasar untuk menjamin

kelangsungan hidup dan perkembangan umat manusia. Dan efisiensi

produksi pertanian tidak hanya penting bagi tingkat perkembangan dan

kualitas produksi pertanian, tetapi kunci untuk mengembangkan pertanian

modern, mencapai pembangunan pertanian berkelanjutan, dan

peningkatan daya saing pertanian dalam komunitas internasional (Tao,

2019).

Pembangunan pertanian merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral

karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh bagi perekonomian

negara. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja

yang bekerja pada sektor pertanian. Sektor pertanian sebagai bagian dari

pembangunan nasional memiliki peran penting, karena sektor ini mampu

menyerap sumberdaya manusia atau tenaga kerja yang paling besar dan

merupakan sumber pendapatan bagi mayoritas penduduk Indonesia secara

umum (Saragih, 2010).

Indonesia merupakan negara agraris dimana banyak penduduknya

yang bekerja sebagai petani. Hal ini menyebabkan sektor pertanian menjadi

sektor yang penting bagi negara Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan

dalam bidang pertanian harus terus dilakukan demi kesejahteraan rakyat

Indonesia khususnya petani, akan tetapi pengetahuan yang dimiliki petani


2

masih sangat kurang sehingga harus dilakukan pemberian informasi terkait

pertanian atau biasa disebut dengan kegiatan penyuluhan.

Kegiatan penyuluhan pertanian pada dasarnya adalah pendidikan,

dimana target atau sasarannya yaitu para petani. hasil dari penyuluhan

tersebut yaitu sasaran mengalami perubahan perilaku mulai mengubah

pola pikir, sikap, dan perilaku guna membangun kehidupan dan

penghidupan petani yang lebih baik secara berkelanjutan. Mengenai hal

tersebut, bahwa penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku melalui

pendidikan akan memakan waktu lebih lama, tetapi perubahan perilaku

tersebut akan segera hilang, manakalah faktor pemaksaanya sudah

ditentukan.

Pertanian dan penyuluhan sedang menghadapi sejumlah tantangan

untuk dipecahkan. Penyuluhan pertanian merupakan kegiatan penting dan

strategis yang tidak dapat terpisahkan dari pembangunan di sektor

pertanian. Penyuluhan pertanian merupakan ujung tombak pembangunan

di tingkat lapangan yang turut menentukan berkembangnya sistem

usahatani yang dijalankan para petani atau kelompom tani. Salah satu

indikator berperannya penyuluhan pertanian adalah perkembangan

kelompok tani yang ditunjukkan melalui kemampuan baik dalam hal teknis

maupun manajemen usaha tani yang dijalankan.

Sebagian besar petani yang ada di indonesia membudidayakan

tanaman yang banyak megandung karbohidrat sedikit protein dan lemak itu

ada pada tanaman jagung, tanaman jagujng pastinya sudah tidak asing lagi

di beberapa telinga masyarakat indonesia, tanaman jagung merupakan


3

salah satu tanaman pangan yang sering dikonsumsi ke dua setelah padi.

selain dikonsumsi oleh manusia jagung juga dapat diberikan kepada ternak.

Budidaya tanaman jagung sering dibudidayakan oleh masyarakat

indonesia salah satunya yaitu masyarakat yang ada di desa baluase

kecamatan dolo selatan kabupaten sigi provinsi sulawesi tengah,

masyarakan desa baluase awalnya membudidayakan tanaman padi akan

tetapi beralih komoditi jagung karena bencana gempa bumi yang pernah

terjadi di tahun 2018 yang mengakibatkan drainase desa rusak total dan

belum diperbaharui sampai saaat ini.

Tanaman jagung yang dibudidayakan masyarakat desa baluase sering

kali mengalami penurutan hasil panen bahkan petani hanya mendapatkan

produksi jagung yang jauh dibawah rata rata potensi hasil panen jagung

pada benih yang di tanam. Penerapan Good Agricultural Practices (GAP)

menjadi salah satu faktor produktivitas hasil panen jagung di desa baluase

tidak mengalami penaikan produksi hal ini disebabkkan kurangnya

pemahaman petani mengenai budidaya tanaman jagung yang benar.

GAP adalah sebuah teknis penerapan sistem sertifikasi proses produksi

pertanian yang menggunakan teknologi maju ramah lingkungan dan

berkelanjutan, sehingga produk panen aman dikonsumsi, kesejahteraan

pekerja diperhatikan dan usahatani memberikan keuntungan ekonomi bagi

petani. GAP telah diterapkan di Indonesia sejak tahun 2003 dimulai dari

GAP komoditas sayuran yang secara berangsur mewajibkan semua produk

bahan pangan untuk perdagangkan global memiliki sertifikat GAP.


4

II. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Sebagian besar petani yang ada di indonesia membudidayakan

tanaman yang banyak megandung karbohidrat sedikit protein dan lemak itu

ada pada tanaman jagung, tanaman jagung pastinya sudah tidak asing lagi

di beberapa telinga masyarakat indonesia, tanaman jagung merupakan

salah satu tanaman pangan yang sering dikonsumsi ke dua setelah padi.

selain dikonsumsi oleh manusia jagung juga dapat diberikan kepada ternak.

Budidaya tanaman jagung sering dibudidayakan oleh masyarakat

indonesia salah satunya yaitu masyarakat yang ada di desa baluase

kecamatan dolo selatan kabupaten sigi provinsi sulawesi tengah,

masyarakan desa baluase awalnya membudidayakan tanaman padi akan

tetapi beralih komoditi jagung karena bencana gempa bumi yang pernah

terjadi di tahun 2018 yang mengakibatkan drainase desa rusak total dan

belum diperbaharui sampai saaat ini.

Tanaman jagung yang dibudidayakan masyarakat desa baluase sering

kali mengalami penurutan hasil panen bahkan petani hanya mendapatkan

produksi jagung yang jauh dibawah rata rata potensi hasil panen jagung

pada benih yang di tanam. Penerapan Good Agricultural Practices (GAP)

menjadi salah satu faktor produktivitas hasil panen jagung di desa baluase

tidak mengalami penaikan produksi hal ini disebabkkan kurangnya

pemahaman petani mengenai budidaya tanaman jagung yang benar.


5

GAP adalah sebuah teknis penerapan sistem sertifikasi proses produksi

pertanian yang menggunakan teknologi maju ramah lingkungan dan

berkelanjutan, sehingga produk panen aman dikonsumsi, kesejahteraan

pekerja diperhatikan dan usahatani memberikan keuntungan ekonomi bagi

petani. GAP telah diterapkan di Indonesia sejak tahun 2003 dimulai dari

GAP komoditas sayuran yang secara berangsur mewajibkan semua produk

bahan pangan untuk perdagangkan global memiliki sertifikat GAP.

Persiapan lahan dan penanaman pada budidaya jagung

dilaksananakan mulai dari Teknik persiapan lahan hingga pasca panen

meliputi: persiapan benih, persiapan lahan atau pengolahan tanah,

penanaman, penyulaman, pengairan, pemupukan, penyiangan,

pembumbunan, pengendalian OPT, panen dan pasca panen.

1. Persiapan benih.

Benih yang digunakan untuk penanaman pada budidaya jagung yaitu

benih jagung (Zea mays L) varietas Pioneer atau benih hibrida yang

direkomdasikan untuk wilayah baluase. Benih memiliki berat 1 Kg dengan

total biji yaitu ± 4000 biji. Benih jagung yang dibutuhkan untuk satu musim

pertanaman untuk luas lahan 1 Ha yaitu 17,8 Kg dengan jarak 70 x 20 cm

untuk satu benih satu lubang dan 17,8 Kg untuk 2 benih satu lubang dengan

jarak tanam 70 x 40 cm bungkus.

a. Satu benih satu lubang

Luas lahan tanam : 10.000 m2

Jarak Tanam : 70 x 20 cm

Bobot/1000 Biji : 250 gr


6

Harga benih/kg : Rp. 60.000

Kebutuhan Benih = Luas Lahan / Jarak Tanam

= Total Benih x (Berat Benih per 1000 biji)/1000

= Total Benih (Kg) x Harga Benih

10.000 m²
= 70 cm × 25 cm

10.000 m² 10.000 m²
= 0,7 m × 0,20 m → 0,14 m

= 71.428 Populasi

= 71.428 x 250 gr/1000 biji

Kebutuhan Benih = 17,8 Kg

= 17,8 Kg × Rp.90.000

= Rp.1.602.000

Catatan : 1 Kg untuk penyulaman jadi total benih yang di gunakan 18,9 Kg

b. Dua benih satu lubang

Luas lahan tanam : 10.000 m2

Jarak Tanam : 70 x 40 cm

Bobot/1000 Biji : 250 gr

Harga benih/kg : Rp. 90.000

Kebutuhan Benih = Luas Lahan / Jarak Tanam

= Total Benih x (Berat Benih per 1000 biji)/1000

= Total Benih (Kg) x Harga Benih

10.000 m²
= 70 cm × 40 cm

10.000 m² 10.000 m²
= 0,7 m × 0,4 m → 0,28 m

= 35.712 x 2 benih perlubang


7

= 71.428 Populasi

= 71.428 x 250 gr/1000 biji

Kebutuhan Benih = 17,8 Kg

= 17,8 Kg × Rp.90.000

= Rp.1.602.000

Catatan : 1 Kg untuk penyulaman jadi total benih yang di gunakan 18,8 Kg

2. Pengolahan tanah.

Lahan yang digunakan untuk pertanaman pada budidaya jagung yaitu

Tahap awal lahan dibersihkan dari rumput dengan menggunakan

penyemprotan herbisida, parang, pacul dan pajeko. Selanjutnya rumput

tersebut dibenamkan kedalam tanah bertujuan menjadikan pupuk organik.

Pengolahan tanah untuk penanaman pada budidaya jagung dilakukan

dengan menggunakan pajeko dengan kedalaman 15-20 cm. Tujuan

dilakukan pengolahan lahan untuk penanaman pada budidaya jagung yaitu:

menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan, untuk tempat tumbuh benih,

menghambat atau mematikan tumbuhan penggangu dan membenamkan

tumbuh-tumbuhan yang ada di atas tanah kedalam tanah, sehingga

menambah kesuburan tanah dan meningkatkan produktifitas pertanian.

Setelah lahan di pajeko dan tanam menjadi gembur, lahan di buatkan

draenase/parit di keliling lahan gunanya untuk mengeluarkan air dari lahan

sehinggal lahan tidak tergenang. Lahan di buatkan bedengan agar lahan

tidak tergenang pada musim penghujan dan memudahkan dalam proses

perawatan tanaman jagung. Bedengan di buat dengan lebar 100 cm dan

lebar draenase 40 cm dengan panjang bedengan tergantung luas lahan.


8

Setelah tanah dibajak tahap selanjutnya yaitu penentu jarak tanam.

Jarak tanam sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman jagung

karena persaingan antara populasi atau dengan gulma dalam hal perebutan

unsur nutrisi, cahaya dan ruang tumbuh tanaman. Penentuan jarak tanam

untuk penanaman pada budidaya jagung (Zea mays L.) Jarak tanam

yang digunakan untuk penanaman pada budidaya jagung yaitu jarak dalam

baris 70 cm dan jarak antar baris 20 cm untuk satu benih satu lubang dan

untuk jarak dalam baris 70 cm dan jarak antar baris 40 cm untuk dua benih

satu lubang.

Gambar 1. Jarak tanaman untuk tanaman jagung

3. Penanaman dan penyulaman

Setalah pembuatan jarak tanam tahap selanjutnya yaitu

penanaman.Sebelum penanaman dilakukan, menentukan pola

tanam,kebutuhan benih, dan penanaman.

a. Penanaman

Penanaman jagung dilakukan dengan cara penugalan. Sebelum

melakukan penanaman jagung terlebih dahalu membuat lubang tanam

dengan dalam 3-5 cm. tujuan pembuatan lubang tanam yaitu sebagai
9

tempat media tumbuh nya tanaman. Setelah itu benih jagung masukan

kelubang tanam dengan jumlah 1/2 benih jagung/lubang tanam lalu ditutup

dengan tanah. Untuk meningkatkan hasil produksi jagung pemilihan benih

sangatlah penting ciri-ciri benih jagung berkualitas baik yaitu: benih yang

memiliki kriteria unggul, sehat, berdaya tumbuh tinggi, dan bebas dari

gangguan hama dan penyakit. Jarak tanam sangat berpengaruh terhadap

produksi tanaman jagung karena terkaitannya persaingan antara populasi

atau dengan gulma dalam hal perebutan nutrisi, cahaya dan ruang tumbuh

tanaman.

b. Penyulaman

Penyulaman ini merupakan proses pengecekan secara langsung dari

bibit jagung yang telah ditanam dengan jangka waktu kurang lebih 1

minggu. Tujuan dari penyulaman ini, untuk memastikan pertumbuhan bibit

jagung berkembang dengan baik dan menjaga populasi tanaman tetap

sesuai dengan ketentuan jumlah populasi dalam 1 ha-nya.

4. Pemeliharaan

a. Pengairan

Pengairan yang dilakukan setelah melakukan pembibitan merupakan

hal penting yang harus dilakukan agar tanaman jagung mendapatkan air

yang cukup. Umumnya, pengairan dilakukan dengan cara penggenangan.

Penggenangan dapat dilakukan dengan mengalirkan air menuju saluran

drainase sehingga hanya bagian dari parit untuk drainase saja yang terkena

air. Setelah digenangkan, air didiamkan dan dibiarkan meresap. Namun,

jika tanah yang dimasukkan air mulai basah, sebaiknya air dikeluarkan
10

kembali dari saluran drainase agar tidak menggenangi tanaman jagung.

Selanjutnya, pengairan dapat dilakukan saat lahan yang tidak dibasahi oleh

air hujan selama 3 hari berturut-turut. Hal ini dikarenakan jagung

membutuhkan ketersediaan air yang cukup selama masa pertumbuhan,

pengairan pada tanaman jagung paling ideal di lakukan 3-5 hari sekali.

b. Penyiangan

Hal penting yang harus dilakukan ketika tanaman jagung sudah

tumbuh yaitu melakukan penyiangan. Penyiangan merupakan proses

pembersihan tanaman dari gulma, hama, maupun parasit yang dapat

mengganggu pertumbuhan jagung yang ditanam. Penyiangan pertama bisa

dilakukan saat tanaman sudah berumur dua sampai empat minggu setelah

masa tanam. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pembumbunan

dan sebaiknya dilakukan dua minggu sekali. Penyiangan juga dilakukan

dengan cara penyeprotan herbisida sistemik (racun akar), kontak ataupun

selektif pada tanaman jagung.

Gambar 2. Penyiangan pada tanaman jagung agar terhindar dari gulam

c. Pembumbunan

Pembumbunan merupakan penutupan akar tanaman yang timbul di

atas permukaan tanah dengan cara menguruk/menimbun dari tanah di


11

sebelah kanan-kirinya. Pembumbunan berfungsi untuk memperkokoh

sosok tanaman. Pembumbunan akan lebih efisien jika dilakukan

bersamaan denganpenyiangan agar tenaga kerja tidak terbuang banyak.

Pembumbunan pertama dilakukan bersamaan dengan penyiangan kedua.

d. Pemupukan

Kebutuhan akan hara haruslah tercukupi untuk menunjang

pertumbuhan tanaman jagung. Oleh karenanya, tanaman jagung perlu

dipupuk secara rutin. Dosis pemupukan yang digunakan umumnya 200 Kg

urea per hektare dan 300 Kg NPK Ponska per hektare. Pemupukan

pertama diberikan pada saat tanaman berumur 14 hari dengan dosis Urea

30 Kg dan Ponska 45 Kg, pemupukan kedua pada umur 28 hari dengan

dosis Urea 100 Kg dan NPK Ponska 150 Kg dan pemupukan ketiga

dilakukan pada umur 42 hari dengan dosis Urea 70 Kg dan Ponska 105 Kg.

Teknik pemupukan sangat berpengaruh dalam budidaya jagung, pupuk

urea dan ponska di campurkan lalu di berikan pada tanaman dengan cara

ditugal dengan jarak sekitar 5-10 cm dari batang tanaman dengan

kedalaman 10 cm.

Catatan pupuk yang di butuhkan untuk lahan 1 Ha adalah Urea 200 Kg

dan Ponska 300 Kg


12

Gambar 3. Pemberian pupuk berimbang pada tanaman jagung

Tabel 1. Pengunaan pupuk berimbang

Pemupukan 1 2 3

Hari 14-20 hari 28-35 hari 42-48 hari

Urea 30 Kg (15%) 100 Kg (50%) 70 Kg (35%)

Phonska 45 Kg (15%) 150 Kg (50%) 105 Kg (35%)

Sumber : Bertani untuk negeri FDA baluase 1

e. Pengendalian hama dan penyakit

Upaya peningkatan produksi jagung seringkali terkendala oleh faktor

abiotik dan biotik. Kendala biotik meliputi gangguan yang disebabkan oleh

organisme pengganggu tanaman (OPT) dimana OPT ini terdiri dari gulma,

penyakit, dan hama. Pengendalian hama dan penyakit jagung dilakukan

dengan menggunakan komponen pengendalian yang meliputi: varietas

tahan, kultur teknis, musuh alami dan pertisida.

Salah satu sebab kegagalan panen adalah serangan hama dan penyakit.

Oleh karenanya perlu dilakukan antisipasi serangan dengan pencegahan

yang lebih baik dari pada pengobatan. Jika serangan sudah terjadi,
13

sebaiknya lakukan pengendalian sesuai dengan jenis hama yang

menyerang.

Pada pelaksanaan budidaya tanaman jagung pastilah akan ada kendala

seperti tanaman jagung terserang hama dan penyakit. Untuk itu kali ini kita

akan membahas tentang Hama dan penyakit yang sering menyerang

tanaman jagng beserta cara pengendaliannya. Berikut adalah penjelasan

lengkapnya:

1. Hama

a. Ulat Daun (prodenia litura)

Gambar 4. Hama ulat daun

Hama ulat daun ini akan menyerang bagian pucuk daun dan biasanya

tanaman jagung yang berumur sekitar 1 bulan diserang ulat daun. Daun

tanaman jagung yang bila sudah besar menjadi rusak.

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida

yang tepat seperti folidol atau yang lainnya dengan dosis sesuai dengan

anjuran.
14

b. Lalat bibit (Atherigona exigua)

Gambar 5. Hama lalat bibit

Tanaman jagung yang terserang hama ini akan memiliki bekas gigitan

pada bagian daun, pucuk daun layu, dan akhirnya tanaman jagung akan

mati.

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan

penyemprotan insektisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

c. Ulat Grayak atau Ulat Agrotis

Gambar 6. Hama ulat grayak atau ulat agrotis

Bagian Tanaman jagung yang diserang hama ini adalah bagian batang

yang masih muda, batang akan putus dan akhirnya tanaman jagung mati.

Hama Agrotis sp. Menyerang pada malam dan siang hari. Ada 3 jenis ulat

grayak/agrotis yaitu:
15

 Agrotis segetum : memiliki warna hitam dan ulat ini sering ditemukan di

daerah dataran tinggi.

 Agrotis ipsilon : memiliki warna hitam kecoklatan dan ulat ini sering di

temukan di daerah dataran tinggi dan rendah.

 Agrotis interjection : memiliki warna hitam dan banyak di temukan di

pulau jawa.

Pengendalian ulat ini dapat dilakukan dengan melakukan

penyemprotan menggunakan insektisida yang sesuai dan menggunakan

dosis sesuai anjuran.

d. Penggerek daun dan penggerek batang

Gambar 7. Hama Pengerek batang

Ulat sesamia inferens dan pyrasauta nubilasis ini menyerang bagian

ruas batang sebelah bawah dan titik tumbuh tunas daun tanaman jagung.

Tanaman jagung akan menjadi layu.


16

Penanggulangan hama ini dapat dilakukan dengan melakukan

penyemprotan menggunakan insektisida yang sesuai dengan dosis yang di

anjuran.

e. Ulat Tongkol (Heliothis armigera)

Gambar 8. Hama ulat tongkol

Tanaman jagung yang terserang hama ini akan memiliki bekas gigitan

pada biji dan adanya terowongan dalam tongkol jagung. Pengendalian

hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penyemprotan

menggunakan Furadan 3G atau insektisida yang sesuai dan dengan dosis

sesuai anjuran.

f. Belalang

Gambar 9. Hama belalang


17

Jenis belalang yang sering menyerang tanaman jagung yaitu Oxyca

chinensis dan juga Locusta sp. Hama ini biasa menyerang tanaman jagung

pada bagian daun muda. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan

cara melepaskan predator alaminya yaitu berupa burung atau laba-laba,

bisa juga dengan menggunakan biopestisida.

2. Penyakit

a. Penyakit Hawar Daun atau Karat Daun

Penyakit Hawar daun dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

a) Hawar daun turcicum

Gambar 10. Penyakit hawar daun atau karat daun

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu berupa adanya bercak

kecil berbentuk jorong dan berwarna hijau kelabu. Lama kelamaan bercak

tersebut kemudian menjadi besar dan berwarna coklat serta berbentuk

seperti kumparan, bila parah maka daun seperti terbakar. Penyebab

penyakit ini adalah Helminthos porrirum turcicum.

b) Hawar daun maydis


18

Gambar 11. Penyakit hawar daun maydis

Gejala yang dialami tanaman jagung yang terserang hawar ini berupa

bercak coklat abu-abu pada seluruh permukaan daun. Bila parah penyakit

ini akan menyerang hingga bagian jaringan tulang daun yang akhirnya

jaringan daun tersebut mati.

c) Hawar daun corbonum

Gambar 12. Penyakit hawar daun corbonum

Tanaman jagung yang terserang penyakit hawar ini akan timbul gejala

berupa bercak coklat muda kekuningan bersudut-sudut memanjang yang

dapat menyatu dan mematikan daun. Penyebabnya adalah cendawan

Dreschslera zeicola. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan

cara melakukan penyemprotan fungisida atau dengan menggunakan thiram

dan karboxin, serta pengasapan atau perawatan suhu panas selama 17

menit dengan suhu 55°C.


19

b. Bulai

Gambar 13. Penyakit bulai

Penyakit bulai pada daun jagung disebabkan oleh cendawan atau jamur

sclerospora maydis. Tanaman jagung yang terserang penyakit ini akan

memiliki gejala berupa daun akan berwarna kuning keputih-putihan

bergaris, sejajar dengan urat daun dan tampak kaku. Pengendalian hama

ini dapat dilakukan dengan cara memberikan Ridomil 35 SD pada saat

masih benih agar tidak tumbuh jamur pada biji jagung.

Selain akibat hama dan penyakit, tanaman jagung yang kekurangan zat

makanan juga akan mengalami berbagai gangguan. Berikut adalah

penjelasan selengkapnya:

a. Kekurangan Nitrogen (N)

Gambar 14. Tanaman kekurangan unsur N

Akibat kekurangan unsur Nitrogen maka tanaman jagung akan kerdil,

kurus, dan daunnya akan berwarna hijau kekuningan. Jika sudah parah

tanaman jagung tidak akan berbuah.


20

b. Kekurangan Fosfor (P)

Gambar 15. Tanaman kekurangan fosfor (p)

Kekurangan Fosfor akan menyebabkan tanaman jagung kerdil, daunnya

kan berwarna agak ungu dan kaku, pertumbuhan tongkolnya terganggu,

sehingga barisan biji tidak teratur.

c. Kekurangan Kalium (K)

Tanaman jagung yang kekurangan kalium maka bagian bawah ujung

daun menguning dan mati dan tanaman jagung akan menghasilkan buah

berukuran kecil dan memiliki ujung runcing.

d. Kekurangan Magnesium (Mg)

Tanaman jagung yang kekurangan magnesium maka akan tumbuh

kerdil, bagian atas daun akan berwarna kuning dengan garis-garis tak

normal berwarna putih. Daun tua akan berubah warna menjadi ungu

kemerahan pada bagian tepi daun dan ujung daun.


21

5. Panen dan Pasca panen

Panen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan

terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan

panen dan pasca panen dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar

bahkan produk kehilangan nilai ekonomi. Karena itu penanganan panen

dan pasca panen secara benar perlu mendapat prioritas dalam proses

produksi usahatani jagung.

Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan

penanganan pasca panen merupakan tahapan penanganan hasil pertanian

setelah panen. Teknologi penanganan panen dan pasca panen jagung

meliputi kegiatan-kegatan sebagai berikut: pemanenan, pengupasan,

pengeringan, pemipilan, pengangkutan, Sortasi & Grading, pengeringan

dan penggudangan/penyimpanan.

Pengelolaan agribisnis yang baik harus dilakukan pada setiap sub sektor

baik sektor on farm maupun off farm sehingga akan memberikan

keuntungan yang optimal bagi pelaku agribisnis. Salah satunya adalah

pemanenan. Dalam pemanenan banyak hal yang harus diperhatikan

seperti kriteria panen dan teknik panen. Apabila proses ini dilakukan sesuai

dengan persyaratan yang diperlukan maka akan diperoleh hasil panen

dengan mutu yang baik serta dapat menekan kehilangan hasil pada saat

panen. Persyaratan dan teknik panen yang dilakukan dengan baik juga

akan memudahkan penanganan selanjutnya yaitu pasca panen dan

pengolahan hasil menjadi produk setengah jadi maupun produk jadi. Bahan
22

baku yang bermutu baik juga akan meningkatkan mutu produk olahan

jagung.

Teknik panen umumnya dilakukan secara manual dengan tangan. Tata

cara panen jagung adalah sebagai berikut :

a) Tentukan tanaman (pohon) yang bertongkol matang fisiologis (tua)

b) Petik tongkol dengan tangan hingga terlepas dari batangnya

c) Lakukan pemetikan tongkol-tongkol lainnya pada tanaman yang

terdapat diareal kebun

Tata cara panen yang baik sangat menentukan terhadap mutu hasil

yang diperoleh dan akan menekan kehilangan hasil akibat pemanenan.

Pemanenan yang terlalu cepat akan menyebabkan kuantitas hasil yang

diperoleh rendah dan pemanenan yang terlambat akan menyebabkan

sebahagian hasil akan hilang akibat serangan jamur, serangga dan

binatang pengerat.

a. Kriteria Panen

Penentuan saat panen jagung yang paling tepat amat tergantung pada

tujuan penggunaan produksi. Untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus atau

jagung bakar, Saat panen yang paling tepat adalah pada stadium tongkol

setengah tua, yaitu tongkol berukuran maksimum , berbiji penuh, padat dan

bila biji ditekan tampak bekas melekuk.

Pada skala usaha komersial, panen tongkol jagung umumnya dilakukan

setelah mencapai stadium tua (matang fisiologis), karena biji-bijinya akan

dikeringkan. Panen jagung stadium tua dapat dilakukan pada saat kadar air
23

jagung tinggi dan kadar air rendah. Panen jagung kadar air tinggi dilakukan

segera saat tongkol menunjukkan stadium matang fisiologis.

Panen jagung juga dapat dilakukan pada kadar air rendah, yaitu dengan

membiarkan dulu tongkol masak (kering) diladang, dibagian pucuknya

dipotong agar kadar air biji saat panen mencapai 20 – 24 %.

Waktu panen yang terlalu awal atau tongkol belum mencapai matang

fisiologis dapat menurunkan kualitas produksi, yaitu persentasi butir muda

cukup tinggi dan daya simpannya rendah . Sebaliknya panen jagung yang

terlalu tua menyebabkan kerusakan akibat deraan lingkungan dan

serangan hama. Panen pada musim hujan sering menyebabkan biji

jagung berjamur, sehingga memudahkan kontaminasi aflatoksin oleh jamur

(cendawan) Aspergillus sp.

Ciri-ciri jagung siap dipanen pada saat matang fisiologis adalah sebagai

berikut:

 Tongkol berumur 7-8 minggu setelah keluar bunga

 Kelobot tongkol sudah berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan.

b. Pengeringan

Pengeringan jagung bertongkol merupakan salah satu tahapan dalam

penanganan pasca panen jagung. Terdapata beberapa metode

pengeringan yang biasa dilakukan sesuai dengan jumlah jagung yang akan

dikeringkan dan kondisi geografis daerah masing-masing.

Pemilihan metode yang tepat diperlukan untuk menghasilkan jagung

bertongkol yang memenuhi persyaratan untuk disimpan sementara maupun

untuk dipipil. Perkembangan teknologi pengeringan hasil pertanian


24

umumnya dan jagung khususnya saat ini sangatlah pesat. Terdapat

berbagai macam alat dan mesin pengering dengan berbagai macam model

dengan prinsip kerja yang berbeda. Dalam penggunaan alat dan mesin

tersebut sangatlah penting dikuasai tentang prinsip kerja, pengoperasian

dan perawatan alsin pasca operasi sehingga alsin dapat bekerja optimal

dengan produktivitas yang tinggi, biaya produksi dan pemneliharaan alsin

yang minimal.

Pengeringan jagung bertongkol merupakan kegiatan yang sangat

penting dalam tahapan penanganan pasca panen jagung. Jagung yang

telah dipanen harus segera dikeringkan apabila hendak disimpan sebelum

dilakukan pemipilan maupun jika segera dipipil.

Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air sehingga

mencapai batas aman untuk penyimpanan dalam pengertian tidak dapat

lagi ditumbuhi oleh mikroba perusak. Tujuan lain adalah supaya dalam

penanganan selanjutnya tidak mengalami kerusakan seperti pada waktu

pemipilan. Kadar air yang terlalu rendah pada waktu pemipilan akan

menyebabkan biji jagung menjadi pecah / rusak sehingga akan

mempermudah infeksi jamur dan bakteri.

Pengeringan dengan sinar matahari atau penjemuran adalah

pengeringan yang paling sederhana. Keuntungan dari metode pengeringan

ini adalah biaya pengeringan yang lebih murah dan terjangkau ditingkat

petani serta tidak membutuhkan tingkat ketrampilan yang tinggi.

Kelemahannya adalah pengeringan sangat dibatasi oleh kondisi cuaca,


25

dimana apabila cuaca mendung atau hujan maka pengeringan tidak dapat

dilakukan

Dalam rangka mempermudah pemahaman mengenai teknologi

pengeringan jagung, ada beberapa pengertian umum yang harus dipahami

yaitu :

a) Pindah panas adalah merupakan proses dinamis dimana panas

dipindahkan secara spontan dari suatu badan ke badan yang lain yang

bersuhu lebih rendah. Kecepatan pindah panas tergantung pada

perbedan suhu, makin besar perbedaan suhu maka pindah panas akan

semakin cepat

b) Konduksi adalah pindah panas dimana energi molekul langsung

berubah dari daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin.

Molekul yang berenergi lebih besar memindahkan sebahagian energi

ke ke molekul tetangganya yang berenergi lebih kecil

c) Pemancaran atau radiasi Pemindahan energi panas dengan

gelombang elektromagnetikyang memindahkan energi panas dari satu

badan ke badan yang lain dengan cara yang sama dengan cara

memindahkan cahaya dengan gelombang cahaya elektromagnetik

d) Pengeringan adalah proses pemindahan dari bahan atau substansi

lain. Proses yang terjadi adalah pemindahan panas untuk melengkapi

panas laten penguapan yang dibutuhkan dan pergerakan air atau uap

air melalui bahan pangan kemudian keluar dari bahan untuk

mempengaruhi pemisahan dari bahan pangan


26

e) Laju pengeringan adalah jumlah uap air (Kg) yang diuapkan dari suatu

bahan pada proses pengeringan dalam setiap jam

f) Efisiensi Pengeringan adalah perbandingan atara jumlah energi yang

dimanfaatkan dengan jumlah energi ( kalor) yang di keluarkan dalam

proses pengeringan.

Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam hal pemilihan metode

pengeringan. Pengeringan yang umum dilakukan adalah pengeringan

dengan mengginakan sinar matahari / penjemuran dan pengeringan

dengan menggunakan pengering mekanis (artificial) . Apabila sinar

matahari cukup tersedia sebaiknya pengeringan dilakukan dengan

menjemur dengan tujuan untuk menekan biaya pengeringan, namun

apabila cuaca mendung atau musim hujan harus segera dilakukan

pengeringan dengan pengering mekanis.

Jika menggunakan pengering mekanis, supaya pengeringan

berlangsung secara efisien dan ekonomis diperlukan pemilihan alat yang

baik dengan efisiensi yang tinggi dan pengoperasiannya mudah. Untuk

itulah diperlukan pengetahuan yang baik tentang teknologi pengeringan

hasil pertanian umumnya dan jagung khususnya sehingga kualitas hasil

yang diperoleh baik dan biaya yang dialokasikan untuk pengeringan dapat

ditekan seminimal mungkin.

c. Pemipilan

Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil. Pemipilan dapat

menggunakan tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah produksi cukup

besar. Pada dasarnya “memipil” jagung hampir sama dengan proses


27

perontokan gabah, yaitu memisahkan biji-biji dari tempat pelekatan. Jagung

melekat pada tongkolnya, maka antara biji dan tongkol perlu dipisahkan.

d. Penyortiran Dan Penggolongan

Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung harus dipisahkan

dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki, sehinggga tidak

menurunkan kualitas jagung. Yang perlu dipisahkan dan dibuang antara lain

sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik

ataupun pada waktu pengumpilan. Tindakan ini sangat bermanfaat untuk

menghindari atau menekan serangan jamur dan hama selama dalam

penyimpanan.
28

III. METODE PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu

Magang Merdeka Belajar-Kampus Merdeka mahasiswa semester VI

Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbantan) Gowa, yang bertempat di

Kelompok Palindo Mosanggu, Desa Baluase, Kecamatan Dolo Selatan,

Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Waktu pelaksanaan selama 4 Bulan

dimulai pada tanggal 12 Maret sampai 8 Juli 2023.

B. Metode Pelaksanaan Magang

Dalam melaksanakan Magang Merdeka belajar-Kempus Merdeka

(MBKM) memakai metode pelaksanaan diantaranya adalah :

1. Praktik Kerja

Metode ini di lakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk

melihat cara budidaya yang dilakukan oleh petani dengan begitu

permasalahan yang ada dilahan petani bisa diangkat dan bisa diatasi.

2. Wawancara dan Observasi

Metode wawancara dalam kegiatan magang ini dilakukan untuk

mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada

responden atau konsultasi kepada pembimbing lapangan selaku

fasilatator untuk memberikan informasi sesuai dengan topik yang telah

dibahas. Sasaran dari pelaksanaan motode ini adalah petani yang

dimana petani bisa mengetahui bagaimana budidaya tanaman jagung

sesuai GAP. Sedangkan observasi adalah pengamatan secara angsung

terhadap objek yang akan diteliti untuk mengumpulkan data primer yang
29

dibutuhkan sesui dengan judul yang dibahas pada budidaya tanaman

jagung sesuai GAP.

3. Pencatatan Data

Data yang dibutuhkan dalam kegiatan magang dengan topik

budidaya tanaman jagung sesuai GAP untuk meningkatkan hasil

produktivitas yaitu data primer dan data skunder. Data primer dan

sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh peserta magang

langsung dari sumber pertama yang selanjutnya digunakan untuk

mendukung pembuatan laporan akhir kegiatan magang ini.

4. Dokumentasi

Metode pelaksanaan dokumentasi dilakukan dengan tujuan untuk

melengkapi informasi-informasi yang diperoleh agar lebih lengkap seta

menunjang kebenaran dan keterangan yang diberikan sesui topik

budidaya tanaman jagung sesuai GAP untuk meningkatkan hasil

produktivitas.
30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Produksi Komoditi

Melakukan pendampingan lima petani di kelompok tani Palindo

Musanggu dengan komoditi jagung di Desa Baluase, Kecamatan Dolo

Selatan, Kabupaten Sigi.

Tabel 2. Data produktivitas tanaman jagung

Produksi Produksi
Luas lahan
No Lokasi/Tempat Awal Akhir Ket.
(Ha)
(ton/Ha) (ton/Ha)

1 Ashar 5000 m² 500 kg 2500 kg Menanam

2 As’ad 10000 m² 1000 kg 0 kg Tidak

3 Bahrun 10000 m² 700 kg 4500 kg Menanam

Fadel
4 10000 m² 940 kg 4000 kg Menanam
Muhammad

5 Risno 5000 m² 500 kg 2000 kg Menanam

Sumber : Bertani Untuk Negeri FDA baluase 1

Data petani yang saya ambil dari awal magang hingga akhir program

magang, pada awal pendataan petani mendapatkan hasil produksi yang

sangat rendah sehingga saya sebagai FDA harus bisa meningkatkan hasil

produktivitas tanaman jagung petani hingga mencapai target 6 ton/Ha.

Sekarang hasil produksi jagung petani meningkat karena petani selalu

mengikuti saran yang saya berikan dalam berbudidaya tanaman jagung

sesuai GAP.
31

Petani pak ashar mempunyai luas lahan 5000 m² dengan hasil

produksi awal 500 kg, pak ashar melakukan penanaman jagung hanya

sekedar menanam tanpa olah tanah (TOT) padahal tanah tersebut sangat

penting untuk diolah terlebih dahulu agar tanah menjadi gembur dan unsur

hara yang ada pada tanah bisa kembali lagi sehingga ketika menanam

jagung maka jagung akan tumbuh. Maka dari itu FDA melakukan

penyuluhan agar pengetahuan petani serta keteramplan petani bisa

meningkat lagi dalam budidaya jagung sesuai GAP, FDA menyarankan

untuk musim selanjutnya petani melakukan olah tanah agar hasil produksi

bisa meningkat sehingga bisa mencapai target yang dimana hasil produksi

akhir didapat pak ashar 2500 kg masih belum mencapai target yang dituju

tetapi hasil ini sudah maksimal.

Pak as’ad memiliki luas lahan 10000 m² hasil produksi awal 1000 kg

dengan keadaan lahan yang berlereng sehingga untuk mendapatkan hasil

dengan target 6 ton sangat susah bagi petani, sehingga kami FDA

membantu petani agar mendapatkan hasil produksi yang tinggi dengan

melakukan penyuluhan sehingga petani mendapatkan ilmu dan

keterampilan dalam budidaya tanaman jagung dan menggunakan pupuk

berimbang. Petani tidak melakukan penanaman lagi karena lahannya

sangat lereng dan akses jalan yang tak mudah sehingga hasil produksi

akhir tidak FDA dapatkan.

Petani pak bahrun dengan luas lahan 10000 m² hasil produksi awal

700 kg, datangnya FDA disana untuk membantu petani agar mendapat

hasil produksi yang tinggi sehingga FDA melakukan penyuluhan untuk


32

petani agar menambah pengetahuan dan keterampilan petani sehingga

hasil yang didapatkan dari pengetahuan dan keterampilan 70% menjadi

90% dengan begitu petani bisa mencapai target hasil produksi yang

diinginkan dan hasil produksi akhir 4500 kg ini sudah mencapai target yang

maksimal.

Petani pak Fadel Muhammad memiliki luas lahan 10000 m² dengan

hasil produksi awal 940 kg, FDA membantu petani agar mendapat hasil

yang lebih tinggi lagi dengan melakukan penyuluhan sehingga petani

manambah pengetahuan dan keterampilan yang awalnya 65% menjadi

90% dengan begitu petani tidak akan melakukan kesalahan saat budidaya

tanaman jagung dan mendapatkan hasil produktivitas yang tinggi, hasil

produksi akhir didapat 4000 kg sehingga memerlukan 2000 kg lagi untuk

mencapai target yang dituju yaitu 6 ton/Ha.

Petani pak risno memiliki luas lahan 5000 m² dengan hasil produksi

awal 500 kg, pak risno dalam bertani sangat giat sekali tetapi lahan yang

ditanami jagung banyak ternaungi oleh pepohonan dan tidak melakukan

pemupukan berimbang sehingga tanaman jagung kerdil dan hasil produksi

yang didapat sangat rendah, FDA hadir untuk memberikan solusi kepada

petani agar petani mengetahui untuk mengatasi permasalahan tersebut dan

FDA juga melakukan penyuluhan agar pengetahuan dan keterampilan

petani meningkat dalam budidaya jagung, yang dari pengetahuan dan

keterampilan 65% meningkat hingga 90% sehingga yang diharapkan petani

bisa menerapkan apa yang sudah disuluhkan oleh FDA kepetani supaya

petani mendapatkan hasil produktivitas bisa meningkat. Hasil produk akhir


33

yang didapatkan 2000 kg sehingga perlu 1000 kg lagi untuk mendapatkan

terget 3 ton/Ha.

B. Permasalahan dan Pemecahan Masalah

a. Permasalahan

1. Petani belum melakukan budidaya sesuai GAP sehingga hasil

produksinya rendah.

2. Petani masih menggunakan TOT dalam budidaya tanaman jagung.

3. Petani tidak melakukan pemupukan berimbang.

4. Pengendalian OPT petani belum maksimal

5. Masih menggunakan bahan kima dalam pemeliharaan tanaman

jagung.

b. Pemecahan masalah

1. Melakukan penyuluhan untuk petani dampingan dengan begitu

petani akan paham dan mengerti bagaimana cara berbudidaya

tanaman jagung sesuai GAP.

2. Melakukan pengendalian OPT sesuai hama dan penyakit yang

menyerang dan menggunakan dosisi sesuai anjuran.

3. Menggunakan bahan organik dari herbisida nabati, pestisida nabati,

dan pupuk organik cair.


34

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dapat memberikan

keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu kampus, karena keahlian

yang tidak diajarkan di kampus bisa didapat di dunia usaha, sehingga

dengan adanya MBKM ini dapat meningkatkan mutu dan relevensi

pendidikan perguruan tinggi yang dapat diarahkan untuk mengembangkan

suatu sistem dalam dunia pendidikan dan dunia usaha.

Kegiatan yang dilakukan dalam magang yaitu budidaya tanaman jagung

sesuai GAP untuk meningkatkan hasil produktivitas di desa baluase,

budidaya jagung sangat cocok di lakukan di desa baluase karena iklim dan

kondisi tanah disana sangat bagus walaupun petani hanya mengandalkan air

tadah hujan. Adapun budidaya sesuai GAP yaitu pengolahan lahan, pembuatan

drainase dan bedengan, penanaman, pemupukan, pengendalian OPT, dan

panen pascapanen.

B. Saran

Rekomendasi untuk MBKM yang telah dilaksanakan yaitu mahasiswa

yang mau magang diluar provinsi diperbanyak lagi karena banyak ilmu dan

pengalam baru yang didapatkan.


35

DAFTAR PUSTAKA

Asmarantaka, R. W. 2012. Pemasaran Agribisnis (Agrimarketing).


Departemen Agribisnis FEM-IPB, Bogor.

Assauri, S. 1996. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi.


Rajawali Pers, Jakarta.

Azzaino, Z. 2001. Pengantar Tata Niaga Pertanian. Departemen ilmu-ilmu


Sosial, Jawa Barat.

Cahyono, Ir. Bambang. 2002. Wortel, Teknik Budidaya dan Analisis Usaha
tani. Yogjakarta : Kanisius

Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan. Jakarta.Hidayat.2003.


Budidaya Dan Pengolahan Jagung. Badan Pendidikan Dan
Pelatihan Pertanian. Jakarta.

Dwidjo saputra. 1978. pengantar fisiologi tumbuhan. Gramedia. Jakarta.


Herbert Sinaga. 2000. Lingkungan Pendukung Produksi Jagung.
Departemen Pertanian. Sumatera Utara. Medan

Gustiyana, H. 2003. Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk


Pertanian. Salemba empat, Jakarta.

Gustiyana, H. 2004. Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk


Pertanian. Salemba empat: Jakarta.

Husein Umar, 2004, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Cet
ke 6, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Kartasapoetra, AG. 1987. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Bumi


Aksara.

Kimbal. john, w. dkk. 1990. biologi. Erlangga. Jakarta Lakitan,


Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.

Lucie, S. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor:


GhaliaIndonesia.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


36

Puslitbangtan BPS. 2014. Produksi Jagung Sulawesi Selatan menurun.


www.makassar.antaranews.com. (diakses 5 juli2014).

Puslitbangtan. Susanto, A. N., dan M. P. Sirappa. 2005. Prospek dan


strategi pengembangan jagung untuk mendukung ketahanan
pangan di Maluku. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 24 (2): 70-79.

Rukmana R.2003 Usaha Tani Jagung. Kanisius Yogyakarta

Samsudin, U. 1977. Dasar-Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian.


Bandung: Binacipta.

Soegito.2003. Peningkatan Produksi Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.


Soekartawi. 2000. Analisis Usaha Tani. Jakarta : Universitas
Indonesia.

Suharsono Dan Adi Sarwanto. 2001. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Suprapto.2000. Teknologi Produksi Jagung. Dinas Pertanian Tanaman


Pangan Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utaara. Medan.

Thamrin, M, dan P. Tandisau. 2006. Peningkatan produktivitas jagung


hibrida melalui teknologi pemupukan spesifik lokasi dilahan kering
iklim kering. hal 527-531Dalam Prosiding Seminar Nasional Jagung.
Suyamto et al. (Editor).

Warisno.2001 Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius Yogyakarta.

Yuyun Yuniarsih. 2003. Budidaya Jagung. Kanisius. Yogyakarta. Subejo.


2010. Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Extention.

Anda mungkin juga menyukai