Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) II


BUDIDAYA JAGUNG HIBRIDA SESUAI GOOD AGRICULTURAL
PRACTICES (GAP) UNTUK MENINGKATKAN HASIL PRODUKTIVITAS
DESA BALUASE, KECAMATAN DOLO SELATAN, KABUPATEN SIGI,
SULAWESI TENGAH

OLEH :

NI PUTU DIANA WULANDARI


05.01.20.2038

JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2023

1
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) II
BUDIDAYA JAGUNG HIBRIDA SESUAI GOOD AGRICULTURAL
PRACTICES (GAP) UNTUK MENINGKATKAN HASIL PRODUKTIVITAS
DESA BALUASE, KECAMATAN DOLO SELATAN, KABUPATEN SIGI,
SULAWESI TENGAH

OLEH :
NI PUTU DIANA WULANDARI
05.01.20.2038

HALAMAN JUDUL
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Budidaya Jagung Hibrida Sesuai Good Agricultural


Practices (GAP) Untuk Meningkatkan Hasil
Produktivitas Desa Baluase, Kecamatan Dolo Selatan,
Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah
Nama : Ni Putu Diana Wulandari
NIM : 05.01.20.2038
Program Study : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Jurusan : Pertanian

Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Ramli, SP., MP Kisman Awaluddin Arsyad,S.kom.,M.M


NIP. 197410102006041038 NIP.197801142002122001

Mengetahui :
Ketua Jurusan

Dr.Ramli, SP., MP
NIP. 197410102006041038

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya, serta yang telah memberikan
kesempatan, sehingga saya dapat membuat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
II di Kabupaten Sigi, Kecamatan Dolo Selatan, Desa Baluase, yang berjudul
“Budidaya Jagung Hibrida Sesuai Good Agricultural Practices (GAP) Untuk
Meningkatkan Hasil Produktivitas’’. Melalui kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Detia Tri Yunandar,SP.,M.Si selaku Direktur Politeknik
Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa.
2. Ramli, SP.,MP selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian.
3. Ramli, SP.,MP selaku dosen pembimbing I
4. Kisman Awaluddin Arsyad,S.kom.,M.M selaku dosen pembimbing
II
5. Panitia pelaksana Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
Tahun 2023/2024
Penulis menyadari secara penuh bahwa dalam penyusunan laporan
masih banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata
bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala
kritik maupun saran dari para pembaca yang bersifat membangun agar
penulis dapat memperbaiki laporan ini dan laporan selanjutnya. Akhir kata,
penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca. Sekian dan terima kasih

Gowa, 9 Juli 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii


KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
I. PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................3
C. Manfaat .............................................................................................3
D. Capaian Pembelajaran ......................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
III. METODE PELAKSANAAN .................................................................15
A. Waktu dan Tempat...........................................................................15
B. Materi Kegiatan ................................................................................15
C. Prosedur Pelaksanaan ....................................................................34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................35
A. Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian ................................................35
V. PENUTUP ...........................................................................................39
A. Kesimpulan ......................................................................................39
B. Saran ...............................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................40
LAMPIRAN ..............................................................................................42

iv
DAFTAR GAMBAR

Nomer Halaman

1 Gambar 1. Jarak tanaman untuk tanaman jagung 18


2 Gambar 2. Penyiangan pada tanaman jagung 20
agar terhindar dari gulama
3 Gambar 3. Pemberian pupuk berimbang pada 21
tanaman jagung
4 Gambar 4. Hama ulat daun 22
5 Gambar 5. Hama lalat bibit 22
6 Gambar 6. Hama ulat grayak atau ulat agrotis 23
7 Gambar 7. Hama Pengerek batang 24
8 Gambar 8. Hama ulat tongkol 24
9 Gambar 9. Hama belalang 25
10 Gambar 10. Penyakit hawar daun atau karat 25
daun
11 Gambar 11. Penyakit hawar daun maydis 26
12 Gambar 12. Penyakit hawar daun corbonum 26
13 Gambar 13. Penyakit bulai 27
14 Gambar 14. Tanaman kekurangan unsur N 27
15 Gambar 15. Tanaman kekurangan fosfor (p) 28

v
DAFTAR TABEL

Nomer Halaman

1 Tabel 1. Pengunaan pupuk berimbang 21

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Nomer Halaman
1 Lampiran 1. Dokumentasi 42
2 Lampiran 2. Nota pembelanjaan 46
3 Lampiran 3. Absen petani 47

vii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pertanian merupakan bagian yang tidak dapat


dipisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral
karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh bagi perekonomian
negara. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja
yang bekerja pada sektor pertanian. Sektor pertanian sebagai bagian dari
pembangunan nasional memiliki peran penting, karena sektor ini mampu
menyerap sumberdaya manusia atau tenaga kerja yang paling besar dan
merupakan sumber pendapatan bagi mayoritas penduduk Indonesia secara
umum (Saragih, 2010).
Indonesia merupakan negara agraris dimana banyak penduduknya
yang bekerja sebagai petani. Hal ini menyebabkan sektor pertanian menjadi
sektor yang penting bagi negara Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan
dalam bidang pertanian harus terus dilakukan demi kesejahteraan rakyat
Indonesia khususnya petani, akan tetapi pengetahuan yang dimiliki petani
masih sangat kurang sehingga harus dilakukan pemberian informasi terkait
pertanian atau biasa disebut dengan kegiatan penyuluhan.
Kegiatan penyuluhan pertanian pada dasarnya adalah pendidikan,
dimana target atau sasarannya yaitu para petani. hasil dari penyuluhan
tersebut yaitu sasaran mengalami perubahan perilaku mulai mengubah
pola pikir, sikap, dan perilaku guna membangun kehidupan dan
penghidupan petani yang lebih baik secara berkelanjutan. Mengenai hal
tersebut, bahwa penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku melalui
pendidikan akan memakan waktu lebih lama, tetapi perubahan perilaku
tersebut akan segera hilang, manakalah faktor pemaksaanya sudah
ditentukan.

1
Pertanian dan penyuluhan sedang menghadapi sejumlah tantangan
untuk dipecahkan. Penyuluhan pertanian merupakan kegiatan penting dan
strategis yang tidak dapat terpisahkan dari pembangunan di sektor
pertanian. Penyuluhan pertanian merupakan ujung tombak pembangunan
di tingkat lapangan yang turut menentukan berkembangnya sistem
usahatani yang dijalankan para petani atau kelompom tani. Salah satu
indikator berperannya penyuluhan pertanian adalah perkembangan
kelompok tani yang ditunjukkan melalui kemampuan baik dalam hal teknis
maupun manajemen usaha tani yang dijalankan.
Sebagian besar petani yang ada di indonesia membudidayakan
tanaman yang banyak megandung karbohidrat sedikit protein dan lemak itu
ada pada tanaman jagung, tanaman jagujng pastinya sudah tidak asing lagi
di beberapa telinga masyarakat indonesia, tanaman jagung merupakan
salah satu tanaman pangan yang sering dikonsumsi ke dua setelah padi.
selain dikonsumsi oleh manusia jagung juga dapat diberikan kepada ternak.
Budidaya tanaman jagung sering dibudidayakan oleh masyarakat
indonesia salah satunya yaitu masyarakat yang ada di desa baluase
kecamatan dolo selatan kabupaten sigi provinsi sulawesi tengah,
masyarakan desa baluase awalnya membudidayakan tanaman padi akan
tetapi beralih komoditi jagung karena bencana gempa bumi yang pernah
terjadi di tahun 2018 yang mengakibatkan drainase desa rusak total dan
belum diperbaharui sampai saaat ini.
Tanaman jagung yang dibudidayakan masyarakat desa baluase sering
kali mengalami penurutan hasil panen bahkan petani hanya mendapatkan
produksi jagung yang jauh dibawah rata rata potensi hasil panen jagung
pada benih yang di tanam. Penerapan Good Agricultural Practices (GAP)
menjadi salah satu faktor produktivitas hasil panen jagung di desa baluase
tidak mengalami penaikan produksi hal ini disebabkkan kurangnya
pemahaman petani mengenai budidaya tanaman jagung yang benar.

2
GAP adalah sebuah teknis penerapan sistem sertifikasi proses
produksi pertanian yang menggunakan teknologi maju ramah lingkungan
dan berkelanjutan, sehingga produk panen aman dikonsumsi,
kesejahteraan pekerja diperhatikan dan usahatani memberikan keuntungan
ekonomi bagi petani. GAP telah diterapkan di Indonesia sejak tahun 2003
dimulai dari GAP komoditas sayuran yang secara berangsur mewajibkan
semua produk bahan pangan untuk perdagangkan global memiliki sertifikat
GAP.

B. Tujuan

Berdasarkan uraian latar belakang, maka tujuannya sebagai berikut:


1. Mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan.
2. Petani mengetahui bagaimana budidaya tanaman jagung sesuai GAP

C. Manfaat

Kegiatan PKL II diharapkan memberikan manfaat berupa:


1. Manfaat PKL II bagi mahasiswa:
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menetapkan prioritas
permasalahan pada kelompok tani/gabungan kelompok tani.
b. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian bagi pelaku utama
dan pelaku usaha ,serta menyusun instrument penyuluhan
c. Meningkatkan pengetahuan dan keteranpilan mahasiswa dalam
pemantauan program kementrian pertanian serta penyusunan
laporan.
d. Mewujudkan jiwa penyuluh professional.
2. Manfaat bagi Polbangtan Gowa
Polbangtan Gowa bisa mengukur pencapaian kinerjanya serta
mengevaluasi hasil pembelajaran; apakah program akademik sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja atau belum.

3
3. Manfaat bagi Petani
Meningkatkan pengetahuan petani dalam memanfaatkan kotoran
sapi sebagai pupuk kompos yang dapat meningkatkan unsur hara mikro
dan makro dalam tanah yang baik untuk tanaman dan ramah
lingkungan.

D. Capaian Pembelajaran

Melalui kegiatan PKL I diharapkan mahasiswa:


1. Mampu menetapkan prioritas permasalahan pada kelompok
tani/gabungan kelompok tani.
2. Mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan
pertanian bagi pelaku utama dan pelaku usaha, serta menyusun
instrument penyuluhan.
3. Mampu melakukan program kementrian pertanian serta menyusun
laporan.
4. Mampu menjadi penyuluh professional.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Identifikasi Potensi Wilayah


Identifikasi Potensi Wilayah adalah kegiatan penggalian data dan
informasi potensi wilayah (data sekunder dan data primer) yang dilakukan
secara partisipatif. Analisis potensi wilayah adalah proses menterjemahkan
berbagai keterkaitan satu kelompok data dengan kelompok data lain, untuk
merumuskan alternatif rekomendasi pola pengembangan usahatani,
berupa rancangan pemanfaatan sumberdaya, alternatif jenis komoditas
prioritas serta sistem usahatani yang sesuai dengan wilayah tersebut.
Menurut Andika Drajat (2017), potensi wilayah terbagi menjadi 2 yakni
potensi fisik dan potensi nonfisik.
1. Potensi wilayah yang termasuk potensi fisik yakni:
a. Tanah, merupakan faktor yang penting bagi penghidupan dari warga
desa.
b. Air, digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari hari.
c. Manusia, dalam hal ini diartikan sebagai tenaga kerja.
d. Cuaca serta iklim, memiliki peran penting bagi warga desa.
e. Ternak, memiliki fungsi sebagai sumber tenaga hewan.
2. Potensi wilayah yang termasuk potensi non fisik yakni :
a. Masyarakat desa yang hidup secara bergotong royong menjadi
kekuatan produksi serta pembangunan desa.
b. Aparatur desa atau pamong desa yang bekerja secara maksimal
menjadi sumber ketertiban serta kelancaran pemerintahan desa.
c. Lembaga sosial desa menjadi pendorong partisipasi warga desa
dalam kegiatan pembangunan desa secara aktif.

B. Pengertian Penyuluhan Pertanian


Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah
(nonformal) untuk para petani dan keluarganya (ibu tani, pemuda tani)
dengan tujuan agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya

5
memperbaiki/meningkatkan kesejahteraannya sendiri serta masyarakatnya
(Suhardiyono, 1990).
Pengertian penyuluhan kemudian di kembangkan lagi dengan terbitnya
Undang-undang RI Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kahutanan yang menyatakan bahwa penyuluhan
adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian lingkungan hidup (Permentan No. 16 Tahun 2006).
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal dalam
mengubah perilaku sasaran baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor
ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan kebutuhannya (Anwas,
2013).
Penyuluhan pertanian adalah upaya pemberdayaan petani beserta
keluarganya melalui peningkatan pengetahuan keterampilan, sikap dan
kemandirian agar mereka mau dan mampu, sanggup dan berswadaya
memperbaiki/meningkatkan daya saing usahanya, kesejahteraan sendiri
serta masyarakatnya (Zakaria, 2006).

C. Programa Penyuluhan Pertanian


Programa penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun
secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan
pertanian yang disusun setiap tahun memuat rencana penyuluhan tahun
berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing
tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya
sebagai pelaksanaan penyuluhan (Kementan, 2009).

6
Programa penyuluhan terdiri atas programa penyuluhan desa/kelurahan
atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa
penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan provinsi, dan programa
penyuluhan nasional (Setneg, 2006).
Adapun proses penyusunan programa penyuluhan yang tertera dalam
Peraturan Menteri Pertanian No. 25/Permentan/OT.140/5/2009, yaitu terdiri
atas kegiatan - kegiatan sebagai berikut:
1. Penyuluh pertanian yang bertugas di desa/kelurahan memfasilitasi
proses penyusunan programa penyuluhan pertanian tingkat
desa/kelurahan.
2. Apabila di satu desa belum ada penyuluh yang ditugaskan, maka
penyusunan programa penyuluhan pertanian di desa/kelurahan
tersebut difasilitasi oleh penyuluh pertanian yang wilayah kerjanya
meliputi desa/ kelurahan.
3. Penyusunan programa desa/kelurahan dimulai dengan penggalian data
dan informasi mengenai potensi desa, monografi desa, jenis komoditas
unggulan desa dan tingkat produktivitasnya, keberadaan Kelompok
Tani (POKTAN)/Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), keberadaan
kelembagaan agribisnis desa, masalah- masalah yang dihadapi oleh
pelaku utama dan pelaku usaha. Penggalian data dan informasi ini
dilakukan bersama-sama dengan tokoh dan anggota masyarakat guna
menjaring kebutuhan nyata, harapan dan aspirasi pelaku utama dan
pelaku usaha, antara lain dengan menggunakan metode dan instrumen
Participatory Rural Appraisal (PRA) atau teknik identifikasi keadaan
wilayah lainnya.
4. Hasil penggalian data informasi tersebut merupakan masukan untuk
menyusun rencana kegiatan poktan/ gapoktan dalam setahun yang
mencerminkan upaya perbaikan produktivitas usaha di tingkat
kelompoktani/ gabungan kelompoktani (Rencana Definitif Kelompok/
RDK), yang dilengkapi dengan rincian kebutuhan sarana
produksi/usaha yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan

7
rencana tersebut (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok/RDKK). Hal
ini sekaligus dimaksudkan guna memudahkan penyuluh dalam
merekapitulasi kebutuhan sarana produksi dan mengupayakan
pemenuhannya secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat
sasaran, tepat harga.
5. Selanjutnya hasil rekapitulasi RDK dan RDKK seluruh poktan/gapoktan
di desa akan disintesakan dengan kegiatan-kegiatan dinas/instansi
lingkup pertanian yang dialokasikan di desa tersebut.
6. Sintesa kegiatan POKTAN/GAPOKTAN di tingkat desa dengan
kegiatan-kegiatan dinas/instansi lingkup pertanian di desa, sesuai
dengan tahapan proses, dilakukan melalui serangkaian pertemuan-
pertemuan yang dimotori oleh para penyuluh pertanian di desa/
kelurahan dan dihadiri kepala desa, pengurus kelembagaan pelaku
usaha, penyuluh swasta dan penyuluh swadaya yang bertugas di desa.
7. Programa Penyuluhan Pertanian Desa/Kelurahan yang sudah final
ditandatangani oleh para penyusun (perwakilan pelaku utama dan
pelaku usaha serta penyuluh pertanian), kemudian ditandatangani oleh
kepala desa/kelurahan, sebagai tanda mengetahui.
8. Programa Penyuluhan Pertanian Desa/Kelurahan diharapkan telah
selesai disusun paling lambat bulan September tahun berjalan, untuk
dilaksanakan pada tahun berikutnya.
9. Programa Penyuluhan Pertanian Desa/Kelurahan yang sudah final
disampaikan kepada Balai Penyuluhan di kecamatan sebagai bahan
penyusunan programa penyuluhan pertanian kecamatan, dan untuk
disampaikan di dalam Forum Musrenbangdes (Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Desa) sebagai bahan penyusunan
perencanaan pembangunan desa.

8
D. Participatory Rural Apparaisal (PRA)
PRA merupakan penilaian, pengkajian, penelitian keadaan desa secara
partisipatif. Atau metoda penilaian keadaan secara partisipatif, yang
dilakukan pada tahap awal perencanaan kegiatan. Melalui PRA, dilakuakan
kegiatan-kegiatan:
1. Pemetaan-Wilayah dan kegiatan yang terkait dengan topik penilaian
keadaan.
2. Analisis keadaan yang berupa :
a. Keadaan masa lalu,sekarang, dan lecenderungannya di masa depan
b. Identifikasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dan alasan -
alasan atau penyebabnya.
c. Identifikasi (akar) masalah dan alternatif-alternatif pemecahan
masalah
d. Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau analisis strength,
weaknes, opportunity, and threat (SWOT) terhadap semua
alternative pemecahan masalah.
3. Pemeliharaan alternatif pemecahan masalah yang paling layak atau
dapat dihandalkan (dapat dilaksanakan, efisien, dan diterima oleh
system sosialnya.
4. Rincian tentang sekeholders dan peran yang diharapkan dari para
pihak, serta jumlah dan sumber-sumber pembiayaan yang dapat
diharapkan untuk melaksanakan program atau kegiatan yang akan
diusulkan atau direkomendasikan.
PRA sebagai metodelogi pengembangan program, mencakup hal yang
lebih luas: yaitu kerang konseptual, prinsip-prinsip, nilai ideologis, visi yang
ingin dicapai, serta metedologi atau teknik yang dapat di gunakan untuk
mengaplikasikan pemikiran tentang partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat.

9
E. Fungsi Penyuluhan Pertanian
Fungsi penyuluhan adalah menjembatani kesenjangan antara praktik
yang biasa dijalankan oleh para petani dengan pengetahuan dan teknologi
yang selalu berkembang menjadi kebutuhan para petani tersebut. Dengan
demikian, penyuluhan dan para penyuluhnya merupakan penghubung yang
bersifat dua arah (twoway traffic) antara pengetahuan yang diberitahukan
petani dan pengalaman yang biasa dilakukan oleh petani dan pengalaman
baru yang terjadi pada pihak para ahli dan kondisi yang nyata dialami petani
(Setiana, 2005).

F. Tujuan Penyuluhan Pertanian


Tujuan penyuluhan pertanian adalah mengubah perilaku (behavior)
petani dan anggota keluarganya yaitu mengubah pengetahuan, sikap, dan
tata nilai, serta keterampilannya. Perubahan pengetahuan, sikap dan
keterampilan ini akan merupakan ‘pintu gerbang’ terjadinya penghayatan
(characterization, habitually) atau penerapan (adopsi) dari inovasi
(pembaharuan) pertanian yang disuluhkan atau yang menjadi misinya.
Tanpa terjadi perubahan perilaku (behavior) tidak akan terjadi proses
penghayatan atau penerapan dalam diri petani dan anggota keluarganya
(Padmowihardjo, 2002).

G. Sasaran Penyuluhan Pertanian


Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006
Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, pihak
yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan adalah sasaran
utama dan sasaran antara. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama
dan pelaku usaha, sedangkan sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku
kepentingan lainnya yang meliputi pemerhati pertanian, perikanan dan
kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat.

10
H. Materi Penyuluhan Pertanian
Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan
oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai
bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen,
ekonomi, hukum dan kelestarian lingkungan (Anonim, 2006).
Materi penyuluhan adalah materi pokok yang pada dasarnya bersifat
diperlukan oleh kebanyakan masyarakat tani, sesuai dengan tingkat
kemampuan serta ketrampilan dan biaya petani sasaran, tidak
bertentangan dengan adat - istiadat dan menguntungkan secara ekonomis
(Mardikanto, 2003).
Suryantini (2003), mengelompokkan informasi hasil penelitian menjadi 5
jenis yakni sebagai berikut:
1. Informasi yang berupa bahan penentuan kebijakan
2. Informasi hasil penelitian yang memerlukan pengujian lebih lanjut
3. Informasi ilmiah untuk pengembangan iptek
4. Informasi teknologi sarana produksi, serta
5. Informasi teknis untuk materi penyuluhan.

I. Metode Penyuluhan Pertanian


Metode penyuluhan pertanian adalah cara atau tehnik menyampaikan
materi penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani-
nelayan dan keuarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar
mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru (Anonim, 2009).
Menurut Padmowihardjo (2002), menyatakan bahwa metode penyuluhan
pertanian merupakan cara penyampaian materi penyuluhan pertanian
melalui media komunikasi oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta
anggota keluarganya agar bisa dan membiasakan diri menggunakan
teknologi baru.

11
Metode penyuluhan yang dilaksanakan di lapangan pada praktik
kompetensi I diantaranya adalah:
1. Sekolah Lapang (SL), yaitu sekolah tanpa dinding, tanpa pemisah dan
pembatas, terbuka dan tidak formal dengan metode pendekatan
Pendidikan Orang Dewasa (POD) untuk mengembangkan dan
memberdayakan petani/masyarakat dengan belajar lewat pengalaman
(Anonim, 2011).
2. Demonstrasi, yaitu suatu metode penyuluhan di lapangan untuk
memperlihatkan secara nyata tentang cara atau hasil penerapan
teknologi pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi pelaku
utama dan pelaku usaha (Anonim, 2009).
3. Kursus tani, yaitu proses belajar mengajar yang khusus diperuntukkan
bagi petani dan keluarganya yang diselenggarakan secara sistematis,
teratur dan dalam jangka waktu tertentu (Anonim, 2009).
4. Pramuwicara adalah pemandu dalam kegiatan pameran untuk
memperlihatkan atau mempertunjukkan model, contoh, barang, peta,
grafik, gambar, poster, benda hidup dan sebagainya secara sistematis
pada suatu tempat tertentu, dalam rangka promosi (Anonim, 2009).
5. Kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani/kelompoktani /massal
adalah metode penyuluhan pertanian langsung dengan mendatangi
usahatani petani/kelompoktani/masyarakat pertanian dalam membantu
mengidentifikasi atau pemecahan permasalahan usahatani serta
sosialisasi program pembangunan pertanian (Anonim, 2009).

J. Media Penyuluhan Pertanian


Media penyuluhan adalah bahan atau permasalahan yang akan
disuluhkan kepada pelaku utama dengan menggunakan metode. Peraturan
Menteri Pertanian Nomor: 52 Tahun 2009 Tentang Metode Penyuluhan
Pertanian menyebutkan Metode penyuluhan pertanian adalah cara/teknik
penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku
utama dan pelaku usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong

12
dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup (kementan, 2009).
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau
gagasan melalui penyajian kata – kata, kalimat, angka – angka, dan
simbol/gambar. Grafis biasa digunakan untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide dan mengilustrasikan fakta – fakta sehingga
menarik dan diingat orang. Pemilihan media dalam penyuluhan pertanian
sebagai salah satu penentu yang harus sesuai dengan materi penyuluhan.
Bentuk media bisa berupa brosur, folder, leaflet, dan lainnya. Penyampaian
materi dengan menggunakan media pun tidak lepas dari sasaran.
Penyajian/pembagian brosur, folder, leaflet dan yang lainnya kepada
peserta dapat dilakukan saat pemberian materi penyuluhan dengan metode
ceramah.
Ada beberapa pembagian jenis media penyuluhan. Ada yang
membaginya ke dalam media grafis (grafika), media fotografi, media
terproyeksi, media audio, dan media tiga dimensi (Sudjana dan Rivai,
2001). Sedangkan menurut Seel dan Gilasgow dalam Widodo (2000), ada
2 kelompok media yaitu jenis media tradisional dan media teknologi
mutakhir. Agar penggunaan media lebih efektif dalam proses penyuluhan
dan proses belajar mengajar penggunaan media sebaiknya dikombinasikan
antara satu media dengan media lainnya, yang disebut multimedia.
Mulyani et al (2006), menyatakan bahwa tingkat pemanfaatan suatu
media ditentukan oleh karakteristik pembacanya, antara lain pendidikan,
pekerjaan, penghasilan, partisipasi dalam organisasi, kefanatikan, dan
kekosmopolitan.

13
K. Peran Penyuluhan Pertanian
Peranan penyuluh dibutuhkan untuk membantu petani dalam
mendapatkan sumber input pertanian dan membangun pasar yang layak
bagi petani.
Sehingga peran penyuluh pertanian disini sebagai agen perubahan untuk
mendorong dan menolong petani untuk melakukan perubahan- perubahan
eknologi inovatif yang lebih terarah dan maju dalam membangun usahatani
melalui perubahan pada petani itu sendiri, serta menyediakan pasar bagi
petani.
Peran penyuluh tidak saja meliputi teknis agronomis tetapi juga perlu
memberikan motivasi, meningkatkan semangat dalam bekerja, maupun
membina hubungan harmonis antar sesama petani sehingga pengelolaan
usahatani yang lebih tertata (Far Far, 2014).

14
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapangan (PKL) II dilaksanakan pada 06 maret sampai


dengan 8 juli 2023 di Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Provinsi
Sulawesi Tengah.

B. Materi Kegiatan

Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II, materi kegiatan


pokok yang akan dilaksanakan adalah:
1. Melakukan kegiatan penyuluhan.
2. Menentukan materi penyuluhan sesuai dengan identifikasi lahan petani
dampingan yang kemudian di FGD.
3. Membuat media penyuluhan dan menerapkan metode penyuluhan
untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada petani dampingan
atau kelompok yang ada di desa minimal 4 kali pertemuan setiap dua
minggu sekali.
4. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dalam Praktik
Kerja Lapang II adalah pendampingan penyuluhan.

Budidaya Jagung Hibrida Sesuai Good Agricultural Practices (GAP)


Untuk Meningkatkan Hasil Produktivitas
Persiapan lahan dan penanaman pada budidaya jagung
dilaksananakan mulai dari Teknik persiapan lahan hingga pasca panen
meliputi: persiapan benih, persiapan lahan atau pengolahan tanah,
penanaman, penyulaman, pengairan, pemupukan, penyiangan,
pembumbunan, pengendalian OPT, panen dan pasca panen.

15
1. Persiapan benih.
Benih yang digunakan untuk penanaman pada budidaya jagung yaitu
benih jagung (Zea mays L) varietas Pioneer atau benih hibrida yang
direkomdasikan untuk wilayah baluase. Benih memiliki berat 1 Kg dengan
total biji yaitu ± 4000 biji. Benih jagung yang dibutuhkan untuk satu musim
pertanaman untuk luas lahan 1 Ha yaitu 17,8 Kg dengan jarak 70 x 20 cm
untuk satu benih satu lubang dan 17,8 Kg untuk 2 benih satu lubang dengan
jarak tanam 70 x 40 cm bungkus.
a. Satu benih satu lubang
Luas lahan tanam : 10.000 m2
Jarak Tanam : 70 x 20 cm
Bobot/1000 Biji : 250 gr
Harga benih/kg : Rp. 60.000
Kebutuhan Benih = Luas Lahan / Jarak Tanam
= Total Benih x (Berat Benih per 1000 biji)/1000
= Total Benih (Kg) x Harga Benih
10.000 m²
= 70 cm × 25 cm
10.000 m² 10.000 m²
= 0,7 m × 0,20 m → 0,14 m

= 71.428 Populasi
= 71.428 x 250 gr/1000 biji
Kebutuhan Benih = 17,8 Kg
= 17,8 Kg × Rp.90.000
= Rp.1.602.000
Catatan : 1 Kg untuk penyulaman jadi total benih yang di gunakan 18,9 Kg
b. Dua benih satu lubang
Luas lahan tanam : 10.000 m2
Jarak Tanam : 70 x 40 cm
Bobot/1000 Biji : 250 gr
Harga benih/kg : Rp. 90.000
Kebutuhan Benih = Luas Lahan / Jarak Tanam

16
= Total Benih x (Berat Benih per 1000 biji)/1000
= Total Benih (Kg) x Harga Benih
10.000 m²
= 70 cm × 40 cm
10.000 m² 10.000 m²
= 0,7 m × 0,4 m → 0,28 m

= 35.712 x 2 benih perlubang


= 71.428 Populasi
= 71.428 x 250 gr/1000 biji
Kebutuhan Benih = 17,8 Kg
= 17,8 Kg × Rp.90.000
= Rp.1.602.000
Catatan : 1 Kg untuk penyulaman jadi total benih yang di gunakan 18,8 Kg
2. Pengolahan tanah.
Lahan yang digunakan untuk pertanaman pada budidaya jagung yaitu
Tahap awal lahan dibersihkan dari rumput dengan menggunakan
penyemprotan herbisida, parang, pacul dan pajeko. Selanjutnya rumput
tersebut dibenamkan kedalam tanah bertujuan menjadikan pupuk organik.
Pengolahan tanah untuk penanaman pada budidaya jagung dilakukan
dengan menggunakan pajeko dengan kedalaman 15-20 cm. Tujuan
dilakukan pengolahan lahan untuk penanaman pada budidaya jagung yaitu:
menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan, untuk tempat tumbuh benih,
menghambat atau mematikan tumbuhan penggangu dan membenamkan
tumbuh-tumbuhan yang ada di atas tanah kedalam tanah, sehingga
menambah kesuburan tanah dan meningkatkan produktifitas pertanian.
Setelah lahan di pajeko dan tanam menjadi gembur, lahan di buatkan
draenase/parit di keliling lahan gunanya untuk mengeluarkan air dari lahan
sehinggal lahan tidak tergenang. Lahan di buatkan bedengan agar lahan
tidak tergenang pada musim penghujan dan memudahkan dalam proses
perawatan tanaman jagung. Bedengan di buat dengan lebar 100 cm dan
lebar draenase 40 cm dengan panjang bedengan tergantung luas lahan.

17
Setelah tanah dibajak tahap selanjutnya yaitu penentu jarak tanam.
Jarak tanam sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman jagung
karena persaingan antara populasi atau dengan gulma dalam hal perebutan
unsur nutrisi, cahaya dan ruang tumbuh tanaman. Penentuan jarak tanam
untuk penanaman pada budidaya jagung (Zea mays L.) Jarak tanam
yang digunakan untuk penanaman pada budidaya jagung yaitu jarak dalam
baris 70 cm dan jarak antar baris 20 cm untuk satu benih satu lubang dan
untuk jarak dalam baris 70 cm dan jarak antar baris 40 cm untuk dua benih
satu lubang

Gambar 1. Jarak tanaman untuk tanaman jagung

3. Penanaman dan penyulaman


Setalah pembuatan jarak tanam tahap selanjutnya yaitu
penanaman.Sebelum penanaman dilakukan, menentukan pola
tanam,kebutuhan benih, dan penanaman.
a. Penanaman
Penanaman jagung dilakukan dengan cara penugalan. Sebelum
melakukan penanaman jagung terlebih dahalu membuat lubang tanam
dengan dalam 3-5 cm. tujuan pembuatan lubang tanam yaitu sebagai
tempat media tumbuh nya tanaman. Setelah itu benih jagung masukan
kelubang tanam dengan jumlah 1/2 benih jagung/lubang tanam lalu ditutup
dengan tanah. Untuk meningkatkan hasil produksi jagung pemilihan benih
sangatlah penting ciri-ciri benih jagung berkualitas baik yaitu: benih yang
memiliki kriteria unggul, sehat, berdaya tumbuh tinggi, dan bebas dari
gangguan hama dan penyakit. Jarak tanam sangat berpengaruh terhadap

18
produksi tanaman jagung karena terkaitannya persaingan antara populasi
atau dengan gulma dalam hal perebutan nutrisi, cahaya dan ruang tumbuh
tanaman.
b. Penyulaman
Penyulaman ini merupakan proses pengecekan secara langsung dari
bibit jagung yang telah ditanam dengan jangka waktu kurang lebih 1
minggu. Tujuan dari penyulaman ini, untuk memastikan pertumbuhan bibit
jagung berkembang dengan baik dan menjaga populasi tanaman tetap
sesuai dengan ketentuan jumlah populasi dalam 1 ha-nya.
4. Pemeliharaan
a. Pengairan
Pengairan yang dilakukan setelah melakukan pembibitan merupakan
hal penting yang harus dilakukan agar tanaman jagung mendapatkan air
yang cukup. Umumnya, pengairan dilakukan dengan cara penggenangan.
Penggenangan dapat dilakukan dengan mengalirkan air menuju saluran
drainase sehingga hanya bagian dari parit untuk drainase saja yang terkena
air. Setelah digenangkan, air didiamkan dan dibiarkan meresap. Namun,
jika tanah yang dimasukkan air mulai basah, sebaiknya air dikeluarkan
kembali dari saluran drainase agar tidak menggenangi tanaman jagung.
Selanjutnya, pengairan dapat dilakukan saat lahan yang tidak dibasahi oleh
air hujan selama 3 hari berturut-turut. Hal ini dikarenakan jagung
membutuhkan ketersediaan air yang cukup selama masa pertumbuhan,
pengairan pada tanaman jagung paling ideal di lakukan 3-5 hari sekali.
b. Penyiangan
Hal penting yang harus dilakukan ketika tanaman jagung sudah
tumbuh yaitu melakukan penyiangan. Penyiangan merupakan proses
pembersihan tanaman dari gulma, hama, maupun parasit yang dapat
mengganggu pertumbuhan jagung yang ditanam. Penyiangan pertama bisa
dilakukan saat tanaman sudah berumur dua sampai empat minggu setelah
masa tanam. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pembumbunan
dan sebaiknya dilakukan dua minggu sekali. Penyiangan juga dilakukan

19
dengan cara penyeprotan herbisida sistemik (racun akar), kontak ataupun
selektif pada tanaman jagung.

Gambar 2. Penyiangan pada tanaman jagung agar terhindar dari gulam


c. Pembumbunan
Pembumbunan merupakan penutupan akar tanaman yang timbul di
atas permukaan tanah dengan cara menguruk/menimbun dari tanah di
sebelah kanan-kirinya. Pembumbunan berfungsi untuk memperkokoh
sosok tanaman. Pembumbunan akan lebih efisien jika dilakukan
bersamaan denganpenyiangan agar tenaga kerja tidak terbuang banyak.
Pembumbunan pertama dilakukan bersamaan dengan penyiangan kedua.
d. Pemupukan
Kebutuhan akan hara haruslah tercukupi untuk menunjang
pertumbuhan tanaman jagung. Oleh karenanya, tanaman jagung perlu
dipupuk secara rutin. Dosis pemupukan yang digunakan umumnya 200 Kg
urea per hektare dan 300 Kg NPK Ponska per hektare. Pemupukan
pertama diberikan pada saat tanaman berumur 14 hari dengan dosis Urea
30 Kg dan Ponska 45 Kg, pemupukan kedua pada umur 28 hari dengan
dosis Urea 100 Kg dan NPK Ponska 150 Kg dan pemupukan ketiga
dilakukan pada umur 42 hari dengan dosis Urea 70 Kg dan Ponska 105 Kg.
Teknik pemupukan sangat berpengaruh dalam budidaya jagung, pupuk
urea dan ponska di campurkan lalu di berikan pada tanaman dengan cara
ditugal dengan jarak sekitar 5-10 cm dari batang tanaman dengan
kedalaman 10 cm.

20
Catatan pupuk yang di butuhkan untuk lahan 1 Ha adalah Urea 200 Kg
dan Ponska 300 Kg

Gambar 3. Pemberian pupuk berimbang pada tanaman jagung

Tabel 1. Pengunaan pupuk berimbang

Pemupukan 1 2 3

Hari 14-20 hari 28-35 hari 42-48 hari

Urea 30 Kg (15%) 100 Kg (50%) 70 Kg (35%)

Phonska 45 Kg (15%) 150 Kg (50%) 105 Kg (35%)

e. Pengendalian hama dan penyakit


Salah satu sebab kegagalan panen adalah serangan hama dan penyakit.
Oleh karenanya perlu dilakukan antisipasi serangan dengan pencegahan
yang lebih baik dari pada pengobatan. Jika serangan sudah terjadi,
sebaiknya lakukan pengendalian sesuai dengan jenis hama yang
menyerang.
Pada pelaksanaan budidaya tanaman jagung pastilah akan ada kendala
seperti tanaman jagung terserang hama dan penyakit. Untuk itu kali ini kita
akan membahas tentang Hama dan penyakit yang sering menyerang

21
tanaman jagng beserta cara pengendaliannya. Berikut adalah penjelasan
lengkapnya:
1. Hama
a. Ulat Daun (prodenia litura)

Gambar 4. Hama ulat daun


Hama ulat daun ini akan menyerang bagian pucuk daun dan biasanya
tanaman jagung yang berumur sekitar 1 bulan diserang ulat daun. Daun
tanaman jagung yang bila sudah besar menjadi rusak.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida
yang tepat seperti folidol atau yang lainnya dengan dosis sesuai dengan
anjuran.
b. Lalat bibit (Atherigona exigua)

Gambar 5. Hama lalat bibit


Tanaman jagung yang terserang hama ini akan memiliki bekas gigitan
pada bagian daun, pucuk daun layu, dan akhirnya tanaman jagung akan
mati.

22
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan
penyemprotan insektisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
c. Ulat Grayak atau Ulat Agrotis

Gambar 6. Hama ulat grayak atau ulat agrotis


Bagian Tanaman jagung yang diserang hama ini adalah bagian batang
yang masih muda, batang akan putus dan akhirnya tanaman jagung mati.
Hama Agrotis sp. Menyerang pada malam dan siang hari. Ada 3 jenis ulat
grayak/agrotis yaitu:
 Agrotis segetum : memiliki warna hitam dan ulat ini sering ditemukan di
daerah dataran tinggi.
 Agrotis ipsilon : memiliki warna hitam kecoklatan dan ulat ini sering di
temukan di daerah dataran tinggi dan rendah.
 Agrotis interjection : memiliki warna hitam dan banyak di temukan di
pulau jawa.
Pengendalian ulat ini dapat dilakukan dengan melakukan
penyemprotan menggunakan insektisida yang sesuai dan menggunakan
dosis sesuai anjuran.

23
d. Penggerek daun dan penggerek batang

Gambar 7. Hama Pengerek batang

Ulat sesamia inferens dan pyrasauta nubilasis ini menyerang bagian ruas
batang sebelah bawah dan titik tumbuh tunas daun tanaman jagung.
Tanaman jagung akan menjadi layu.
Penanggulangan hama ini dapat dilakukan dengan melakukan
penyemprotan menggunakan insektisida yang sesuai dengan dosis yang di
anjuran
e. Ulat Tongkol (Heliothis armigera)

Gambar 8. Hama ulat tongkol

24
Tanaman jagung yang terserang hama ini akan memiliki bekas gigitan
pada biji dan adanya terowongan dalam tongkol jagung.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan
penyemprotan menggunakan Furadan 3G atau insektisida yang sesuai dan
dengan dosis sesuai anjuran.
f. Belalang

Gambar 9. Hama belalang

Jenis belalang yang sering menyerang tanaman jagung yaitu Oxyca


chinensis dan juga Locusta sp. Hama ini biasa menyerang tanaman jagung
pada bagian daun muda. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan
cara melepaskan predator alaminya yaitu berupa burung atau laba-laba,
bisa juga dengan menggunakan biopestisida.
2. Penyakit
a. Penyakit Hawar Daun atau Karat Daun
Penyakit Hawar daun dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a) Hawar daun turcicum

Gambar 10. Penyakit hawar daun atau karat daun

25
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu berupa adanya bercak
kecil berbentuk jorong dan berwarna hijau kelabu. Lama kelamaan bercak
tersebut kemudian menjadi besar dan berwarna coklat serta berbentuk
seperti kumparan, bila parah maka daun seperti terbakar. Penyebab
penyakit ini adalah Helminthos porrirum turcicum.
b) Hawar daun maydis

Gambar 11. Penyakit hawar daun maydis

Gejala yang dialami tanaman jagung yang terserang hawar ini berupa
bercak coklat abu-abu pada seluruh permukaan daun. Bila parah penyakit
ini akan menyerang hingga bagian jaringan tulang daun yang akhirnya
jaringan daun tersebut mati.
c) Hawar daun corbonum

Gambar 12. Penyakit hawar daun corbonum

Tanaman jagung yang terserang penyakit hawar ini akan timbul gejala
berupa bercak coklat muda kekuningan bersudut-sudut memanjang yang
dapat menyatu dan mematikan daun. Penyebabnya adalah cendawan
Dreschslera zeicola. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan

26
cara melakukan penyemprotan fungisida atau dengan menggunakan thiram
dan karboxin, serta pengasapan atau perawatan suhu panas selama 17
menit dengan suhu 55°C.
b. Bulai

Gambar 13. Penyakit bulai

Penyakit bulai pada daun jagung disebabkan oleh cendawan atau jamur
sclerospora maydis. Tanaman jagung yang terserang penyakit ini akan
memiliki gejala berupa daun akan berwarna kuning keputih-putihan
bergaris, sejajar dengan urat daun dan tampak kaku. Pengendalian hama
ini dapat dilakukan dengan cara memberikan Ridomil 35 SD pada saat
masih benih agar tidak tumbuh jamur pada biji jagung.
Selain akibat hama dan penyakit, tanaman jagung yang kekurangan zat
makanan juga akan mengalami berbagai gangguan. Berikut adalah
penjelasan selengkapnya:
a. Kekurangan Nitrogen (N)

Gambar 14. Tanaman kekurangan unsur N

27
Akibat kekurangan unsur Nitrogen maka tanaman jagung akan kerdil,
kurus, dan daunnya akan berwarna hijau kekuningan. Jika sudah parah
tanaman jagung tidak akan berbuah.
b. Kekurangan Fosfor (P)

Gambar 15. Tanaman kekurangan fosfor (p)

Kekurangan Fosfor akan menyebabkan tanaman jagung kerdil,


daunnya kan berwarna agak ungu dan kaku, pertumbuhan tongkolnya
terganggu, sehingga barisan biji tidak teratur.
c. Kekurangan Kalium (K)
Tanaman jagung yang kekurangan kalium maka bagian bawah ujung
daun menguning dan mati dan tanaman jagung akan menghasilkan buah
berukuran kecil dan memiliki ujung runcing.
d. Kekurangan Magnesium (Mg)
Tanaman jagung yang kekurangan magnesium maka akan tumbuh
kerdil, bagian atas daun akan berwarna kuning dengan garis-garis tak
normal berwarna putih. Daun tua akan berubah warna menjadi ungu
kemerahan pada bagian tepi daun dan ujung daun.
5. Panen dan Pasca panen
Panen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan
terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan
panen dan pasca panen dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar
bahkan produk kehilangan nilai ekonomi. Karena itu penanganan panen

28
dan pasca panen secara benar perlu mendapat prioritas dalam proses
produksi usahatani jagung.
Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan
penanganan pasca panen merupakan tahapan penanganan hasil pertanian
setelah panen. Teknologi penanganan panen dan pasca panen jagung
meliputi kegiatan-kegatan sebagai berikut: pemanenan, pengupasan,
pengeringan, pemipilan, pengangkutan, Sortasi & Grading, pengeringan
dan penggudangan/penyimpanan.
Pengelolaan agribisnis yang baik harus dilakukan pada setiap sub sektor
baik sektor on farm maupun off farm sehingga akan memberikan
keuntungan yang optimal bagi pelaku agribisnis. Salah satunya adalah
pemanenan. Dalam pemanenan banyak hal yang harus diperhatikan
seperti kriteria panen dan teknik panen. Apabila proses ini dilakukan sesuai
dengan persyaratan yang diperlukan maka akan diperoleh hasil panen
dengan mutu yang baik serta dapat menekan kehilangan hasil pada saat
panen. Persyaratan dan teknik panen yang dilakukan dengan baik juga
akan memudahkan penanganan selanjutnya yaitu pasca panen dan
pengolahan hasil menjadi produk setengah jadi maupun produk jadi. Bahan
baku yang bermutu baik juga akan meningkatkan mutu produk olahan
jagung.
Teknik panen umumnya dilakukan secara manual dengan tangan. Tata
cara panen jagung adalah sebagai berikut :
a) Tentukan tanaman (pohon) yang bertongkol matang fisiologis (tua)
b) Petik tongkol dengan tangan hingga terlepas dari batangnya
c) Lakukan pemetikan tongkol-tongkol lainnya pada tanaman yang
terdapat diareal kebun
Tata cara panen yang baik sangat menentukan terhadap mutu hasil
yang diperoleh dan akan menekan kehilangan hasil akibat pemanenan.
Pemanenan yang terlalu cepat akan menyebabkan kuantitas hasil yang
diperoleh rendah dan pemanenan yang terlambat akan menyebabkan

29
sebahagian hasil akan hilang akibat serangan jamur, serangga dan
binatang pengerat.
a. Kriteria Panen
Penentuan saat panen jagung yang paling tepat amat tergantung pada
tujuan penggunaan produksi. Untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus atau
jagung bakar, Saat panen yang paling tepat adalah pada stadium tongkol
setengah tua, yaitu tongkol berukuran maksimum , berbiji penuh, padat dan
bila biji ditekan tampak bekas melekuk.
Pada skala usaha komersial, panen tongkol jagung umumnya dilakukan
setelah mencapai stadium tua (matang fisiologis), karena biji-bijinya akan
dikeringkan. Panen jagung stadium tua dapat dilakukan pada saat kadar air
jagung tinggi dan kadar air rendah. Panen jagung kadar air tinggi dilakukan
segera saat tongkol menunjukkan stadium matang fisiologis.
Panen jagung juga dapat dilakukan pada kadar air rendah, yaitu dengan
membiarkan dulu tongkol masak (kering) diladang, dibagian pucuknya
dipotong agar kadar air biji saat panen mencapai 20 – 24 %.
Waktu panen yang terlalu awal atau tongkol belum mencapai matang
fisiologis dapat menurunkan kualitas produksi, yaitu persentasi butir muda
cukup tinggi dan daya simpannya rendah . Sebaliknya panen jagung yang
terlalu tua menyebabkan kerusakan akibat deraan lingkungan dan
serangan hama. Panen pada musim hujan sering menyebabkan biji
jagung berjamur, sehingga memudahkan kontaminasi aflatoksin oleh jamur
(cendawan) Aspergillus sp.
Ciri-ciri jagung siap dipanen pada saat matang fisiologis adalah sebagai
berikut:
a) Tongkol berumur 7-8 minggu setelah keluar bunga
b) Kelobot tongkol sudah berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan.

30
b. Pengeringan
Pengeringan jagung bertongkol merupakan salah satu tahapan dalam
penanganan pasca panen jagung. Terdapata beberapa metode
pengeringan yang biasa dilakukan sesuai dengan jumlah jagung yang akan
dikeringkan dan kondisi geografis daerah masing-masing.
Pemilihan metode yang tepat diperlukan untuk menghasilkan jagung
bertongkol yang memenuhi persyaratan untuk disimpan sementara maupun
untuk dipipil. Perkembangan teknologi pengeringan hasil pertanian
umumnya dan jagung khususnya saat ini sangatlah pesat. Terdapat
berbagai macam alat dan mesin pengering dengan berbagai macam model
dengan prinsip kerja yang berbeda. Dalam penggunaan alat dan mesin
tersebut sangatlah penting dikuasai tentang prinsip kerja, pengoperasian
dan perawatan alsin pasca operasi sehingga alsin dapat bekerja optimal
dengan produktivitas yang tinggi, biaya produksi dan pemneliharaan alsin
yang minimal.
Pengeringan jagung bertongkol merupakan kegiatan yang sangat
penting dalam tahapan penanganan pasca panen jagung. Jagung yang
telah dipanen harus segera dikeringkan apabila hendak disimpan sebelum
dilakukan pemipilan maupun jika segera dipipil.
Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air sehingga
mencapai batas aman untuk penyimpanan dalam pengertian tidak dapat
lagi ditumbuhi oleh mikroba perusak. Tujuan lain adalah supaya dalam
penanganan selanjutnya tidak mengalami kerusakan seperti pada waktu
pemipilan. Kadar air yang terlalu rendah pada waktu pemipilan akan
menyebabkan biji jagung menjadi pecah / rusak sehingga akan
mempermudah infeksi jamur dan bakteri.
Pengeringan dengan sinar matahari atau penjemuran adalah
pengeringan yang paling sederhana. Keuntungan dari metode pengeringan
ini adalah biaya pengeringan yang lebih murah dan terjangkau ditingkat
petani serta tidak membutuhkan tingkat ketrampilan yang tinggi.
Kelemahannya adalah pengeringan sangat dibatasi oleh kondisi cuaca,

31
dimana apabila cuaca mendung atau hujan maka pengeringan tidak dapat
dilakukan
Dalam rangka mempermudah pemahaman mengenai teknologi
pengeringan jagung, ada beberapa pengertian umum yang harus dipahami
yaitu :
a) Pindah panas adalah merupakan proses dinamis dimana panas
dipindahkan secara spontan dari suatu badan ke badan yang lain
yang bersuhu lebih rendah. Kecepatan pindah panas tergantung
pada perbedan suhu, makin besar perbedaan suhu maka pindah
panas akan semakin cepat
b) Konduksi adalah pindah panas dimana energi molekul langsung
berubah dari daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin.
Molekul yang berenergi lebih besar memindahkan sebahagian
energi ke ke molekul tetangganya yang berenergi lebih kecil
c) Pemancaran atau radiasi Pemindahan energi panas dengan
gelombang elektromagnetikyang memindahkan energi panas dari
satu badan ke badan yang lain dengan cara yang sama dengan cara
memindahkan cahaya dengan gelombang cahaya elektromagnetik
d) Pengeringan adalah proses pemindahan dari bahan atau substansi
lain. Proses yang terjadi adalah pemindahan panas untuk
melengkapi panas laten penguapan yang dibutuhkan dan
pergerakan air atau uap air melalui bahan pangan kemudian keluar
dari bahan untuk mempengaruhi pemisahan dari bahan pangan
e) Laju pengeringan adalah jumlah uap air (Kg) yang diuapkan dari
suatu bahan pada proses pengeringan dalam setiap jam
f) Efisiensi Pengeringan adalah perbandingan atara jumlah energi
yang dimanfaatkan dengan jumlah energi ( kalor) yang di keluarkan
dalam proses pengeringan

32
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam hal pemilihan metode
pengeringan. Pengeringan yang umum dilakukan adalah pengeringan
dengan mengginakan sinar matahari / penjemuran dan pengeringan
dengan menggunakan pengering mekanis (artificial) . Apabila sinar
matahari cukup tersedia sebaiknya pengeringan dilakukan dengan
menjemur dengan tujuan untuk menekan biaya pengeringan, namun
apabila cuaca mendung atau musim hujan harus segera dilakukan
pengeringan dengan pengering mekanis.
Jika menggunakan pengering mekanis, supaya pengeringan
berlangsung secara efisien dan ekonomis diperlukan pemilihan alat yang
baik dengan efisiensi yang tinggi dan pengoperasiannya mudah. Untuk
itulah diperlukan pengetahuan yang baik tentang teknologi pengeringan
hasil pertanian umumnya dan jagung khususnya sehingga kualitas hasil
yang diperoleh baik dan biaya yang dialokasikan untuk pengeringan dapat
ditekan seminimal mungkin.
c. Pemipilan
Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil. Pemipilan dapat
menggunakan tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah produksi cukup
besar. Pada dasarnya “memipil” jagung hampir sama dengan proses
perontokan gabah, yaitu memisahkan biji-biji dari tempat pelekatan. Jagung
melekat pada tongkolnya, maka antara biji dan tongkol perlu dipisahkan.
d. Penyortiran Dan Penggolongan
Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung harus dipisahkan
dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki, sehinggga tidak
menurunkan kualitas jagung. Yang perlu dipisahkan dan dibuang antara lain
sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik
ataupun pada waktu pengumpilan. Tindakan ini sangat bermanfaat untuk
menghindari atau menekan serangan jamur dan hama selama dalam
penyimpanan.

33
C. Prosedur Pelaksanaan

1. Materi Penyuluhan Pertanian


Kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu: mengadakan kordinasi dengan
pengawas eksternal dan identifikasi permasalahan yang ada dilahan petani
dampingan, dan memilih materi penyuluhan yang benar sesuai dengan
kebutuhan petani dampingan.
2. Media Penyuluhan Pertanian
Koordinasi dengan pembimbing eksternal, membuat materi
penyuluhan, kemudian memilih media yang sesuai dengan sarana biaya
yang ada.
3. Metode Penyuluhan Pertanian
Tahapan adopsi minat, yakni kegiatan mengumpulkan keterangan dari
berbagai sumber terhadap materi yang dibawakan dengan penjelasan yang
mendetail baik kebaikan maupun kekurangan dari teknologi baru tersebut.
Metode penyuluhan dilakukan dengan cara seminar, diskusi dan
anjangsana kepetani dampingan.
4. Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Dalam melaksanakan kegiatan, harus mempersiapkan dengan
sungguh-sungguh agar tujuan perubahan petani tercapai. Kegiatan yang
dilaksanakan: (a) identifikasi tujuan kegiatan penyuluhan yang meliputi
penguasaan materi, sesuai kegiatan sasaran dan kecakapan penyampaian
materi, (b) menentukan metode, (c) menyiapkan perlengkapan menyuluh,
(d) melakukan penyuluhan dan pendampingan setelah penyuluhan.

34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian

1. Menetapkan Materi Penyuluhan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan


Penyuluh
Materi penyuluhan adalah materi pokok yang pada dasarnya bersifat
diperlukan oleh pelaku utama sesuai dengan tingkat kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh pelaku utama. Dalam penetapan materi
penyuluhan pertanian langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Identifikasi lahan petani dampingan.
b. Mengumpulkan hasil identifikasi lahan dan melakukan Forum Group
Discussion (FGD).
c. Menetapkan materi penyuluhan/Farmer Field School (FFS)
d. Melakukan Farmer Field School (FFS) pada tanggal 10 Mei 2023.
Langkah - langkah penetapan Rencana Kerja Penyuluhan
Pertanian antara lain:
a. Kordinasi dengan mentor untuk pelaksaaan FFS.
b. Menyiapkan media penyuluhan dan lesson plan
c. Mengirimkan undangan FFS kepada petani dampingan dan petani
tamu.
d. Pelaksanaan penyuluhan
2. Menyusun Materi Penyuluhan Pertanian
Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan
oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai
bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen,
ekonomi, hukum dan kelestarian lingkungan. Dalam penyusunan materi
penyuluhan pertanian terbagi atas dua bagian yaitu :

35
a. Synopsis
Synopsis adalah ringkasan materi penyuluhan pertanian yang disusun
untuk dijadiakan bahan penyuluhan yang disertai dengan lembaran
Persiapan Menyuluh (LPM) atau Lesson Plan.
b. Media Penyuluhan
Media penyuluhan pertanian adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyebarluaskan pesan kepada pelaku utama dan pelaku
usaha yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemampuannya
untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Langkah - Langkah kegiatan penyusunan materi penyuluhan pertanian:
1) Persiapan penyusunan materi peyuluhan pertanian
2) Menentukan media yang akan digunakan dalam penyusunan materi
penyuluhan pertanian
3) Menyusun materi penyuluhan pertanian
4) Menyusun Lesson Plan
5) Menyusun materi dalam bentuk leaflet.
6) Waktu Pelaksanaan, 10 Mei 2023
7) Hasil Evaluasi pelaksanaan penyusunan materi dan Lesson Plan.
Dalam penyusunan materi penyuluhan pertanian berdasarkan
permasalahan yang dominan di alami oleh petani dampingan. Judul materi
penyuluhan/FFS adalah Pemanfaatan Photosynthetic Bacteria (PSB) Pada
Tanaman Jagung Hibrida. Materi ini telah di FGD-kan sehingga materi ini
menjadi salah satu solusi bagi petani guna meningkatkan produktivitas
tanaman jagung hibrida. Penyediaan media yang digunakan dalam
menyampaikan materi penyuluhan berupa, power point, papan tulis,
spanduk, Leaflet/brosur.
3. Menetapkan dan Menyusun Metode Penyuluhan Pertanian
Metode penyuluhan pertanian yang tepat bagi kebutuhan petani sesuai
hasil analisis dilapangan adalah Metode penyuluhan pertanian dengan cara
menyampaikan materi penyuluhan kepada pelaku utama agar mereka
dapat membiasakan menggunakan teknologi baru. Metode ini digunakan

36
untuk menyadarkan dan menimbulkan minat. Dalam menetapkan metode
penyuluhan pertanian langkah-langkan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Persiapan memilih metode penyuluhan yang akan digunakan
b. Kegiatan dilaksanakan pada 10 Mei 2023
c. Penentuan pengunaan metode penyuluhan pertanian yang akan
digunakan
Metode yang digunakan dalam melaksanakan penyuluhan yaitu
Melakukan pertemuan anjangsana dan FFS ke petani dampingan dengan
metode ceramah, diskusi dan demostrasi cara dapat dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Ceramah dan diskusi
1) Persiapan.
2) Perencanaan kegiatan
3) Waktu dan tempat.
4) Metode/media penyuluhan yang akan digunakan.
5) Topik yang akan didiskusikan.
6) Kesimpulan.
b. Demonstrasi cara
1) Persiapan
2) Penetapan lokasi
3) Pada saat pelaksanaan menyiapkan tempat duduk dan ruangan dan
melakukan penjelasan mengenai materi.
4. Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan Pertanian.
Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan berupa ceramah, diskusi dan
demonstrasi cara langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Persiapan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian
b. Penyampaian/sosialisasi ke petani dampingan
c. Menyusun daftar hadir,
d. Penentuan tempat pelaksanaan kegiatan penyuluhan petani
e. undangan secara tertulis ke petani dampingan

37
f. Pelaksanaan Kegiatan penyuluhan pertanian
g. Waktu Pelaksanaan penyuluhan tanggal 10 Mei 2023
h. Evaluasi kegiatan FFS
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Rumah Bapak Zainudin yang
dihadiri oleh 10 petani dampingan, 10 petani tamu, 2 FDA, 1 FF, 1 FM
dengan materi penyuluhan adalah Budidaya Jagung Hibrida Sesuai Good
Agricultural Practices (GAP) Untuk Meningkatkan Hasil Produktivitas
dengan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi cara.

38
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dapat memberikan


keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu kampus, karena keahlian
yang tidak diajarkan di kampus bisa didapat di dunia usaha, sehingga
dengan adanya MBKM ini dapat meningkatkan mutu dan relevensi
pendidikan perguruan tinggi yang dapat diarahkan untuk mengembangkan
suatu sistem yang mantapantara dunia pendidikan dan dunia usaha.
Kegiatan yang dilakukan dalam magang yaitu budidaya tanaman jagung
sesuai GAP untuk meningkatkan hasil produktivitas di desa baluase,
peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani sangat sinifigkan karena
petani ingin beljar dan mempratikan langsung dilahannya sehingga target 6 ton
yang mau dicapai oleh petani dalam 1 Ha bisa tercapai.

B. Saran

Rekomendasi untuk MBKM yang telah dilaksanakan yaitu mahasiswa

yang mau magang diluar provinsi diperbanyak lagi karena banyak ilmu

dan pengalam baru yang didapatkan.

39
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Undang-Undang RI No. 16 tahun 2006 tentang Sistem


Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Jakarta.

Anonim. 2009. Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Jakarta.

Anonim. 2011. Sistem Metode Penyuluhan Pertanian. Jakarta

Anwas, O. M. 2013. Pengaruh Pendidikan Formal, Pelatihan, dan Intensitas


Pertemuan Terhadap Kompetensi Penyuluh Pertanian. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19 (1) : 50-62..

Mardikanto, T. 2003. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta:


Sebelas Maret University Press.

Mulyani, E. S., Suryantini, H, dan Setyorini, E. 2006. Persepsi Penyuluhan


Pertanian terhadap Warta Litbang Pertanian dan Pemanfaatannya.
Jurnal Perpustakaan Pertanian, Vol 15 (1) : 11-17.

Murdani, Andika Drajat. 2017.Kota: Pengertian, Ciri, Fungsi, Klasifikasi dan


Potensi. Diakses tanggal 26 Juni 2019 melalui
https://portalilmu.com/pengertian-kota/

Padmowihardjo. 2002. Metode Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Permentaan No 16 TAHUN 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,


Perikanan, dan Kehutanan

Permentan No. 52 Tahun 2009 (Peraturan Menteri pertanian nomor 52


tahun 2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25/ Permentan/ OT.140/ 5/ 2009


tentang Pedoman Penyusunan Program Penyuluhan

Saragih, Bungaran 2010. Agribisnis Pradigma Baru Pembangunan


Ekonomi Berbasis Pertanian. Bogor: Ipb Press.

40
Sekretariat Negara. 2006. Undang-Undang No. 16/20016 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kelautan. Jakarta: Sekretariat
Negara RI

Sudjana, N. dan A. Rivai. 2001. Media Pengajaran (Penggunaan dan


Pembuatannya). Sinar Baru. Bandung.

Suhardiyono, L. 1990. Penyuluhan: Petunjuk bagi Penyuluhan Pertanian.


Jakarta: Penerbit Erlangga

Suryantini, Heryati. 2003. Kebutuhan Informasi dan Kebutuhan Kognitif


Penyuluh Pertanian Serta Hubungannya dengan Penggunaan
Sumber Informasi. Jurnal Perpustakaan Pertanian, Vol 12 (2) : 33-41.

UU Permentan Nomor 16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian,


perikanan, dan kehutanan. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Widodo, S. 2000. Diktat Media Penyuluhan. Bogor: STPP.

41
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 1. Penerimaan mahasiswa polbangtan indonesia di kantor desa


Baluase dan Rogo

Gambar 2. Penerimaan mahasiswa polbangtan indonesia di kantor BPP


Dolo Selatan

Gambar 3. Melaksanakan kegiatan farm experience untuk mengetahui


keadaan lahan petani

42
Gambar 4. Pengolahan lahan dengan pembuatan bedengan untuk
budidaya tanaman jagung

Gambar 5. Penanaman benih jagung di demplot baluase

Gambar 6. Pemberian pupuk kadandang dan pupuk berimbang pada


tanaman jagung

43
Gambar 7. Penyomprotan pestisida nabati dari bawang putih untuk
pengendalian ulat grayak

Gambar 8. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan di desa Baluase

Gambor 9. Kegiatan monitoring lahan setiap minggu bersama petani

44
Gambar 10. Proses pemanenan jagung

45

Anda mungkin juga menyukai