Oleh:
MUHAMMAD GIBRAN A
05.01.21.2369
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Ketua Jurusan Pertanian/Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian
Berkelanjutan
Dr.Ramli,SP., MP
NIP.19741010 200604 1 038
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Pengertian Hama dan Penyakit 4
B. Tanaman Jagung 5
III. METODE PELAKSANAAN 11
A. Waktu dan Tempat 11
B. Materi Kegiatan 11
C. Prosedur pelaksanaan 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14
A. Hasil 14
B. Pembahasan 14
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 22
A. Kesimpulan 22
B. Rekomendasi 22
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN 24
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
I. PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan
pada proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian
dalam arti sempit dinamakan pertanian rakyat. Sedangkan pertanian dalam
arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit, kehutanan, peternakan,
perkebunan, dan perikanan. Secara garis besar, pengertian pertanian dapat
diringkas menjadi empat komponen yang tidak terpisahkan. Keempat
komponen tersebut meliputi: (1) proses produksi,(2) petani atau
pengusaha pertanian, (3) tanah tempat usaha, (4) usaha pertanian
(Soetrino el, 2006)
Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam
pemulihan perekonomian nasional,mengingat sektor pertanian terbukti
masih dapat memberikan konstribusi pada perekonomian nasional
walaupun badai krisis menerpa. Hal ini dikarenakan terbentuknya
penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan tingginya sumbangan
devisa yang dihasilkan (Badan Pusat Statistika,2004).
Dalam rangka menunjang aspek keahlian profesional jurusan
pertanian Polbangtan Gowa telah menyediakan sarana dan prasarana
penunjang pendidikan dengan lengkap. Dalam dunia kerja nantinya
dibutuhkan keterpaduan antara pengetahuan akan teori yang telah
didapatkan dari bangku kuliah dan pelatihan praktik di lapangan berguna
memberikan gambaran tentang dunia kerja yang sebenarnya. Magang
bidang merupakan bentuk perkuliahan melalui kegiatan bekerja secara
langsung di dunia kerja. Magang bidang ini merupakan suatu kegiatan
praktik bagi penulis dengan tujuan mendapatkan pengalaman dari
kegiatan tersebut, yang
1
nantinya dapat digunakan untuk pengembangan profesi. Kegiatan magang
ini dilaksanakan di Kecematan Bengo, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi
Selatan. Tepatnya di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Bengo.
B. Tujuan
Tujuan umum dari pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV adalah
menjadikan Wilayah Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang
meliputi daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan tujuan khususnya
adalah memberi bekal dan pengalaman kepada mahasiswa agar mampu
melakukan wirausaha di bidang pertanian dan peternakan, yang meliputi
aspek:
a) Pengetahuan: pengenalan organisasi/unit agribisnis dan bisnis inti
yangdiusahakan, termasuk pengenalan permasalahan pada unit
usaha, dan rumusan pemecahan masalahnya.
b) Keterampilan: meningkatkan keterampilan, merencanakan
wirausaha minimal salah satu subsistem agribisnis.
c) Sikap: menumbuhkan mental/jiwa wirausaha, rasa percaya diri,
tangguh, kreatif, inovatif, dinamis, disiplin, dan bertanggungjawab.
C. Manfaat
2
2. Manfaat bagi pihak terkait seperti pelaku usaha mikro, kecil,
menengah atau besar,perusahaan agribisnis maupun pelakuutama
yang sukses adalah:
a. Mengenal Polbangtan Gowa sebagai penyelenggara
pendidikan vokasi program Diploma IV dan Diploma III Bidang
Pertanian dan Peternakan.
b. Membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan rutin terkait dengan
agribisnis yang dilakukan pelaku usaha, perusahaan agribisnis
maupun pelaku utama.
c. Menciptakan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan
di bidang pemberdayaan SDM pertanian.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
4
yang disukainya. Misalnya: serangga (insekta), cacing (nematode),
binatang menyusui, dan lain-lain. Penyakit yang menyerang tanamanbukan
disebabkan oleh binatang, melainkan oleh makhluk mikrokospis, misalnya
bakteri, virus, cendawan (jamur), dan lain-lain. Pengendalian hama dan
penyakit secara biologis, kimiawi, mekanis dan varietas tahan dapat
dilakukan secara berimbang. Pengendalian secara terpadu ini dikenal
dengan nama Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
B. Tanaman jagung
Tanaman jagung yang memiliki nama latin Zea mays L. merupakan
tanaman berumah satu Monoecious di mana letak bunga jantan terpisah
dengan bunga betina pada satu tanaman (Muhadjir, 1988). Maka pada
tanaman jagung umum terjadi apabila dilakukan penyerbukan silang.
Klasifikasi dari tanaman jagung yaitu Kingdom Plantae (Tumbuhan), Divisi
Spermstophyta, Sub Dua Kelas Monocotyledoneae, Ordo Poales, Famili
Poaceae, Genus Zea, Spesies Zea mays L. (Tjitrosoepomo, 1983) dalam
5
lingkungan seperti pada lahan sawah maupun tegalan. Tanaman jagung
baik tumbuh di dataran tinggi maupun rendah dengan ketinggian antara
1000-1800 m dpl, dengan ketinggianoptimum antara 50-600 m dpl. Suhu
optimal antara 21-34 °C, pH Tanah antara 5,6- 7,5. Tanaman jagung
membutuhkan air sekitar 100-140mm/bulan (BPTP NAD, 2009).
1. Perakaran
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a)
akar seminal, (b) akar adventiv, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar
seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio.
Pertumbuhan akar seminal akan berhenti pada v3. Akar adventif adalah
akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set
akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas
antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif
berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit
berperan dalam siklus hidup jagung. Akar adventif berperan dalam
pengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri atas 52% akar
adventif seminal dan 48% akar nodal. Akar
6
kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga
buku di atas permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah
menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang. Akar ini
juga membantu penyerapan hara dan air. (Subekti dkk., 2007).
2. Batang
Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang
erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang.
Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya
daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Tanaman jagung
di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di
daerah beriklim sedang (temperate). Genotipe jagung mempunyai
keragaman dalam hal panjang, lebar, tebal, sudut, dan warna pigmentasi
7
daun. Lebar helai daun dikategorikan mulai dari sangat sempit (<5 cm),
sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9 cm), lebar (9,1-11 cm), hingga sangat
lebar (>11 cm). Besar sudut daun mempengaruhi tipe daun. Sudut daun
jagung juga beragam, mulai dari sangat kecil hingga sangat besar.
Beberapa genotipe jagung memiliki anthocyanin pada helai daunnya, yang
bisa terdapat pada pinggir daun atau tulang daun. Intensitas warna
anthocyanin pada pelepah daun bervariasi, dari sangat lemah hingga
sangat kuat (Paliwal, 2000)
Bentuk ujung daun jagung berbeda, yaitu runcing, runcing agak
bulat, bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul. Berdasarkan letak posisi daun
(sudut daun) terdapat dua tipe daun jagung, yaitu tegak (erect) dan
menggantung (pendant). Daun erect biasanya memiliki sudut antara kecil
sampai sedang, pola helai daun bisa lurus atau bengkok. Daun pendant
umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun bervariasi dari lurus
sampai sangat bengkok. Jagung dengan tipe daun erect memiliki kanopi
kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi. Kepadatan
tanaman yang tinggi diharapkan dapat memberikan hasil yang tinggi pula.
4. Bunga
8
dari bunga jantan diperkirakan mencapai 25.000-50.000 butir tiap tanaman
(6). Bunga jantan terdiri dari gluma, lodikula, palea, anther, filarnen dan
lemma. Adapun bagian-bagian dari bunga betina adalah tangkai tongkol,
tunas, kelobot, calon biji, calonjanggel, penutup kelobot dan rambut-tambut
(Muhadjir, 1988).
5. Tongkol dan Biji
9
Pada sebagian besar jagung, proporsi masing-masing fraksi protein adalah
albumin 3%, prolamin 60%, dan glutein 34% (vasal 1994). Selain anatomi
dan morfologi, dalam pertumbuhan jagung melalui beberapa fase stadia
pertumbuhan. Menurut Yasin dkk. (2014) secara umum jagung mempunyai
pola pertumbuhan yang sama. Pembagian fase pertumbuhan jaguung
tersebut mendasarkan pada 3 fase (tahapan), yaitu fase perkecambahan
(germinating), fase pertumbuhan vegetatif (VE-Vt) dan fase generatif (R0-
R6).
10
III. METODE PELAKSANAAN
B. Materi Kegiatan
Materi kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV :
1. Pengamatan hama dan penyakit pada tanaman jagung
2. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung
C. Prosedur Pelaksanaan
Alokasi Tahapan Kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV,
NO TAHAPAN KEGIATAN WAKTU
(HARI)
1 Persiapan :
a. Survei calon lokasi 3
b. Pembekalan 1
c. Penyusunan proposal 2
2 Pelaksanaan :
a. Pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV dan 30
pembuatan laporan PKL (Magang Bidang) D-IV
3 Pengakhiran :
a. Konsultasi dan perbaikan laporan 4
b. Ujian PKL I (Magang Bidang) D-IV di lokasi 2
TOTAL 42
11
Kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV dilaksanakan dengan metode
sebagai berikut:
1. Pembekalan bagi mahasiswa dilaksanakan di Kampus Polbangtan
Gowa. Pembekalan dimaksudkan untuk menginformasikan kepada
mahasiswa tentang gambaran lokasi PKL I (Magang Bidang) D-IV
yang telah ditetapkan, pemberian materi PKL I (Magang Bidang) D-
IV, dan menyamakan persepsi pelaksanaan PKL I (Magang Bidang)
D-IV. Pembekalan diberikan oleh Dosen yang kompetensinya
relevan dengan materi. Materi pembekalan meliputi:
• Teknik pengenalan organisasi/unit agribisnis dan bisnis inti dari
unit usaha
• Analisis masalah unit usaha
• Teknik pemecahan masalah usaha
• Penumbuhan jiwa wirausaha yang kreatif, inovatif, rasa percaya
diri, tangguh, dinamis, disiplin, dan dapat di pertanggung
jawabkan.
2. Survei calon lokasi PKL I (Magang Bidang) D-IV dilakukan oleh Tim
Polbangtan pada calon lokasi PKL I (Magang Bidang) D-IV yang
memenuhi persyaratan.
3. Penyusunan proposal kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV oleh
mahasiswa berdasarkan hasil survei calon lokasi
4. Pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV di unit agribisnis sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan
perencanaan di proposal.
5. Mahasiswa dalam melaksanakan PKL I (Magang Bidang) D-IV
dibimbingoleh pembimbing internal (2 orang) dan eksternal (1orang).
6. Pengakhiran pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV yaitu
penyusunan laporan dan ujian PKL I (Magang Bidang) D-IV.
Penyusunan laporan dibuat rangkap 5. Sedangkan untuk bahan
ujian, mahasiswa mempersiapkan portofolio kegiatan PKL I (Magang
Bidang) D-IV dan laporan PKL I (Magang Bidang) D- IV yang telah
12
disetujui oleh pembimbing internal. Ujian diawali dengan penyajian
portofolio kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV dan mempresentasikan
hasil PKL I (MagangBidang) D-IV, selanjutnya dilakukan ujian secara lisan.
13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan selama Praktik Kerja
Lapangan (PKL) I Magang Bidang di Kecamatan barebbo, Kabupaten
Bone, maka hasil yang di dapatkan sebagai berikut:
B. Pembahasan
Hama dan penyakit sering kali mengakibatkan pertumbuhan
tanaman terganggu, bahkan dapat menggagalkan terwujudnya produksi.
Hama yang merusak tanaman bisa disebabkan oleh hewan dari kelas
rendah sampai dengan hewan kelas tinggi (mamalia). Sedangkan penyakit
tumbuhan disebabkan oleh bakteri dan jamur. Kekurangan hara pun
termasuk golongan penyakit. Hama dan penyakit, keduanya merupakan
penyebab terjadinya kerusakan. Akan tetapi bila dilihat dari penyebab dan
hasil kerjanya, maka antara hama dan penyakit memiliki perbedaan.
Gangguan hama dan penyakit pada tumbuhan dapat dialami oleh berbagai
sistem organ pada tumbuhan. Gangguan ini dapat disebabkan karena
kelainan genetis, kondisi lingkungan yang tidak sesuai, atau karena
serangan hama dan penyakit. Gangguan hama dan penyakit dalam skala
besar pada tanaman budidaya dapat mengganggu persediaan bahan
pangan bagi manusia.
14
1. Ulat grayak
Pada awal 2016, untuk pertama kalinya hama ini ditemukan di Afrika
Tengah dan Barat (Benin, Nigeria, Sao Tome dan Principe, dan Togo).
Kemudian ditemukan di seluruh daratan Afrika bagian Selatan (kecuali
Lesotho), juga di Madagaskar dan Seychelles (Negara Kepulauan).
Selanjutnya dilaporkan pada tahun 2018, FAW teridentifikasi dan dilaporkan
menyerang di hampir seluruh negara Sub-Sahara Afrika, kecuali Djibouti,
Eritrea, dan Lesotho. Hama tersebut juga telah teridentifikasi di Sudan,
sehingga Mesir dan Libia khawatir akan serangan hama tersebut.
15
memakai alat bantu lainnya, sendangkan secara kimiawi menggunakan
pestisida kimia berupa insektisida (ABENZ) dengan dosis 20ML / 16 liter
atau 1 tangki electrikal sprayer, dan pengendalian di lakukan pada waktu
pagi jam 7:00 sampe jam 10:00, sedangkan sore jam 15:00 sampai dengan
18:00. Kenapa dilakukan pada waktu tersebut karna ulat grayak keluar pada
waktu itu.
2. Penggerek batang
16
daun dari permukaan bawah, kemudian mejalar menggerek tulang dan
akhirnya sampai di batang pohon. Masa larva ini akan berlangsung selama
18 hari.Larva akan berubah menjadi pupa yang terdapat dibagian tepi
dalam liang gerek, tubuh pupa berwarna cokelat gelap dan akan
berlangsung selama 6 hari, gejala kerusakan yang diakibatkan hama
penggerek ini adalah tampak liang-liang gerekan pada batang yang dibatasi
oleh buku. Dimana jika dilihat lebih jauh kedalam lobang gerek, terdapat
serbuk serbuk gerek berwarna cokelat, Selain itu, terdapat liang gerek pada
batang yang dapat menyebabkan batang tersebut mudah patah atau roboh.
Selain itu adapun hal hal yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan
hama penggerek batang adalah :
17
Menanam gulma rumput rumputan di sekitar perkebunan jagung
agar hama lebih tertarik dengan gulma rumput-rumputan tersebut
dan tidak menyerang pohon jagung anda.
Cara terakhir adalah dengan melepas musuh musuh alami seperti
parasitoid telur Trichogramma sp, Parasitoid larva Chelonus sp dan
predator larva yakni semut dan cocopeat.
3. Wereng daun
18
Populasi wereng ditemukan di semua bagian tanaman, tetapi terkonsentrasi
di pelepah batang tempat ketiak daun muncul.Wereng jagung menyerang
sejak tanaman berumur 2-3 minggu dengan cara menghisap cairan daun.
Ciri identifikasi morfologi khas, yaitu warna tubuh coklat tua, tanpa adanya
bercak putih pada bagian perut dan ciri bercak hitam pada ujung sayap
Bulai atau Downy Mildew, siapa yang tidak mengenal penyakit yang
satu ini? Penyakit ini menjadi momok menakutkan di kalangan petani
jagung, karena dampaknya yang mengharuskan petani untuk membongkar
tanaman jagungnya sebelum dapat panen. Kebanyakan dari petani hanya
sekadar tahu bahwa penyakit ini begitu berbahaya namun tak banyak yang
19
tahu hakikat serta cara pengendaliannya. Jadi, bagaimanakah sebenarnya
penyakit bulai ini?
Infeksi jamur ini bisa dilihat cukup jelas pada pagi hari antara pukul 04.00-
05.30, dimana pada daun yang terinfeksi akan terlihat spora jamur
berbentuk butiran berwarna putih.
Umur 0-3 minggu, gejala yang terlihat adalah semua daun tanaman
menguning, meruncing dan kaku. Fase ini adalah fase yang paling
rentan dan membahayakan bagi tanaman jagung, karena tanaman
yang terserang akan langsung mati dan tidak dapat dipulihkan lagi.
Umur 3-5 minggu, daun jagung yang baru membuka biasanya ikut
menguning, pertumbuhan tanaman melambat, tongkol hanya berbiji
sedikit dan terkadang berbentuk tidak normal. Serangan pada fase
ini mengakibatkan penurunan produksi hingga 50%.
Umur >5 minggu (fase generatif), gejala yang ditunjukkan berupa
daun mengalami klorosis. Tanaman yang terserang pada fase ini
cenderung aman dan tidak membahayakan namun dapat
menurunkan hasil panen hingga 30%.
20
dibantu oleh angin, yakni dapat menyebar hingga radius 5-10km.
Sementara jika tidak dibantu oleh angin, penyebarannya dapat mencapai
radius 10-15 meter.
21
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
22
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Peraturan Menteri Pertanian Republic Indonesia Nomor
47/Permentan/SM.010/9/2016 tentang Pedoman Penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian
23
LAMPIRAN
24
Gambar 5. Pertemuan dengan kepala desa di kantor desa selli
25
Gamber 7. Apel pagi setiap hari senin bersama coordinator dan
pegawai BPP Bengo.
26
Gambar 10. Berkunjung ke petani jagung
27
Gambar 13. Berkunjung kelahan Gambar 14. Penyusunan kembali
kampung hortikultura agenda kegiatan PKL
Gambar 17. Senam bersama dinas Gambar 18. Melakukan panen raya
pangan dan hortikultura bersama di kampung hortikultura
28
Gambar 21. Belajar cara memupuk Gambar 22. Melakukan wawancara
padi dengan teknik hambur kepada kepada petani padi dan juga
petani langsung di lahan BPP kepada petani jagung.
Bengo
29
Lampiran 1. Format Jurnal Harian Kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV
JURNAL HARIAN KEGIATAN PKL I (MAGANG BIDANG)
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEBANGUNAN PERTANIAN GOWATAHUN 2023
Pertanian Gowa
pembimbing eksternal
Allaporenge
30
Hari/Ta
NO Kegiatan Keterangan
nggal
31
3. Rabu, Penyusunan kembali
14 Juni agenda kegiatan praktek
2023 lapangan (magang
bidang) di BPP Bengo.
32
NO Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan
1. Senin, 19 Belajar langsung ke
Juni 2023 petani cara
memisahkan beras
ketan dari gabahnya
secara tradisional
menggunakan
tumbuk/assung/lesung.
2. Selasa, 20 Diskusi bersama
Juni 2023 koordinator BPP dan
pegawai yang ada di
BPP mengenai kondisi
wilayah serta
menganalisis komoditi
yang ada di Desa Selli,
Kecamatan Bengo.
3. Rabu, 21 Juni Belajar cara memupuk
2023 padi dengan teknik
hambur kepada petani
langsung di lahan BPP
Bengo.
Melakukan wawancara
kepada petani padi dan
juga kepada petani
jagung.
4. Kamis, 22 Melakukan perbaikan
Juni 2023 irigasi di lahan sawah
BPP Bengo.
33
Lampiran 3. Format Lembar Konsultasi Kegiatan PKL I (Magang Bidang)
D-IV
LEMBAR KONSULTASI
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWATAHUN 2023
34
Lampiran 4. Surat Keterangan Pelaksanaan Kegiatan
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KEGIATANPKL I (MAGANG
BIDANG) PROGRAM DIPLOMA IV
MAHASISWA JURUSAN PERTANIAN DAN JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN) GOWA
Mengetahui,
Pembimbing Ekstern Penyelenggara Kegiatan
35
No. Kegiatan Bulan Keterangan
Mei Juni Juli
IV I II III IV I
1. Pembekalan dan
Penyusunan
Proposal
2. Pelepasan
Mahasiswa PKL I
(Magang Bidang)
D-IV
3. Pelaksanaan PKL
I (Magang
Bidang) D-IV
4. Pengakhiran
kegiatan PKL I
(Magang Bidang)
D-IV
5. Konsultasi dan
Perbaikan
Laporan
6. Ujian PKL I
(Magang Bidang)
D-IV
7. Penyerahan
Laporan ke
Jurusan
Lampiran 5. Jadwal Pelaksanaan PKL I (Magang Bidang)D-IV Tahun 2023
36