Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I PENGENDALIAN HAMA


DAN PENYAKIT PADA TANAMAN JAGUNG ( Zea mays L,)
KECAMATAN BENGO KABUPATEN BONE
PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh:
MUHAMMAD GIBRAN A
05.01.21.2369

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA
KEMENTERIAN PERTANIAN
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Praktik Kerja Lapangan I (Magang Bidang) D-


IV Pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman jagung.
Di Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone,
Provinsi Sulawesi Selatan.
Nama : Muhammad Gibran A
NIM : 05.01.21.2369
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Jurusan : Pertanian

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Ir.Kartika Ekasari Z., M.Si Pratiwi Hamzah, S.Si., M. Biotech


NIP. 19700705 200212 2 002 NIP. 19921230 201902 2 001

Mengetahui:
Ketua Jurusan Pertanian/Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian
Berkelanjutan

Dr.Ramli,SP., MP
NIP.19741010 200604 1 038

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah


SWT. Dzat Yang Maha pengasih tapi tidak pernah pilih kasih, Dzat Yang
Maha Penyayang tapi tidak pernah pilih sayang, Dzat Yang Maha Pencinta
tapi tidak pernah pilih cinta. Shalawat serta salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W sebagai pembawa risalah
Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya. Karna berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat selesaikan laporan ini.

Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing


Ibu Dr. Ir. Kartika Ekasari Z, M,Si dan Pratiwi Hamzah, S,Si., M.Biotech yg
telah memberikan bimbingan dan arahan serta nasehat yang sangat
berguna bagi penulis. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Detia, Tri Yunandar, S.P, M.Si selaku Direktur Politeknik
Pembangunan Pertanian Gowa
2. Dr. Ramli, SP.,M.P selaku Ketua Jurusan Pertanian Politeknik
Pembangunan Pertanian Gowa
3. Andi Nilawati Harun, SP. selaku pembimbing eksternal
4. Panitia Pelaksanaan Kegiatan PKL I

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan


kekurangan dalam penulisan proposal ini. Untuk itu penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan proposal ini.

Bengo,13 juli 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Pengertian Hama dan Penyakit 4
B. Tanaman Jagung 5
III. METODE PELAKSANAAN 11
A. Waktu dan Tempat 11
B. Materi Kegiatan 11
C. Prosedur pelaksanaan 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14
A. Hasil 14
B. Pembahasan 14
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 22
A. Kesimpulan 22
B. Rekomendasi 22
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN 24

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Alokasi Tahapan Kegiatan PKL I (Magang Bidang ) D-IV, 11


Tahun 2023
Tabel 2 Profil petani 14

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengamatan hama ulat grayak pada tanaman jagung 16


Gambar 2 Pengamatan hama penggerek batang pada tanaman 18
jagung
Gambar 3 Pengamatan hama wereng daun pada tanaman jagung 19
Gambar 4 Pengamatan penyakit bulai pada tanaman jagung 21

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan PKL 1 (Magang Bidang) 24


Lampiran 2 Jurnal Harian Kegiatan PKL 1 (Magang Bidang) 30
Lampiran 3 Lembar konsultasi 34
Lampiran 4 Surat Keterangan Pelaksanaan Kegiatan 35
Lampiran 5 Jadwal Pelaksanaan PKL 1 (Magang Bidang) tahun 36
2023

vii
I. PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan
pada proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian
dalam arti sempit dinamakan pertanian rakyat. Sedangkan pertanian dalam
arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit, kehutanan, peternakan,
perkebunan, dan perikanan. Secara garis besar, pengertian pertanian dapat
diringkas menjadi empat komponen yang tidak terpisahkan. Keempat
komponen tersebut meliputi: (1) proses produksi,(2) petani atau
pengusaha pertanian, (3) tanah tempat usaha, (4) usaha pertanian
(Soetrino el, 2006)
Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam
pemulihan perekonomian nasional,mengingat sektor pertanian terbukti
masih dapat memberikan konstribusi pada perekonomian nasional
walaupun badai krisis menerpa. Hal ini dikarenakan terbentuknya
penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan tingginya sumbangan
devisa yang dihasilkan (Badan Pusat Statistika,2004).
Dalam rangka menunjang aspek keahlian profesional jurusan
pertanian Polbangtan Gowa telah menyediakan sarana dan prasarana
penunjang pendidikan dengan lengkap. Dalam dunia kerja nantinya
dibutuhkan keterpaduan antara pengetahuan akan teori yang telah
didapatkan dari bangku kuliah dan pelatihan praktik di lapangan berguna
memberikan gambaran tentang dunia kerja yang sebenarnya. Magang
bidang merupakan bentuk perkuliahan melalui kegiatan bekerja secara
langsung di dunia kerja. Magang bidang ini merupakan suatu kegiatan
praktik bagi penulis dengan tujuan mendapatkan pengalaman dari
kegiatan tersebut, yang

1
nantinya dapat digunakan untuk pengembangan profesi. Kegiatan magang
ini dilaksanakan di Kecematan Bengo, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi
Selatan. Tepatnya di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Bengo.

B. Tujuan
Tujuan umum dari pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV adalah
menjadikan Wilayah Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang
meliputi daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan tujuan khususnya
adalah memberi bekal dan pengalaman kepada mahasiswa agar mampu
melakukan wirausaha di bidang pertanian dan peternakan, yang meliputi
aspek:
a) Pengetahuan: pengenalan organisasi/unit agribisnis dan bisnis inti
yangdiusahakan, termasuk pengenalan permasalahan pada unit
usaha, dan rumusan pemecahan masalahnya.
b) Keterampilan: meningkatkan keterampilan, merencanakan
wirausaha minimal salah satu subsistem agribisnis.
c) Sikap: menumbuhkan mental/jiwa wirausaha, rasa percaya diri,
tangguh, kreatif, inovatif, dinamis, disiplin, dan bertanggungjawab.
C. Manfaat

1. Manfaat PKL I (Magang Bidang) D-IV bagi mahasiswa adalah :

a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menganalisis


permasalahan dan merumuskan pemecahan masalah pada unit
usaha agribisnis.

b. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam merencanakan


wirausaha pada minimal salah satu subsistem agribisnis.

c. Mewujudkan mental/jiwa wirausaha, menumbuhkan rasa


percayadiri, tangguh, kreatif, dinamis, disiplin, bertanggung
jawab, dan inovatif pada mahasiswa

2
2. Manfaat bagi pihak terkait seperti pelaku usaha mikro, kecil,
menengah atau besar,perusahaan agribisnis maupun pelakuutama
yang sukses adalah:
a. Mengenal Polbangtan Gowa sebagai penyelenggara
pendidikan vokasi program Diploma IV dan Diploma III Bidang
Pertanian dan Peternakan.
b. Membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan rutin terkait dengan
agribisnis yang dilakukan pelaku usaha, perusahaan agribisnis
maupun pelaku utama.
c. Menciptakan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan
di bidang pemberdayaan SDM pertanian.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hama dan Penyakit


Hama adalah semua binatang yang mengganggu dan merugikan
tanaman, terutama tanaman yang dibudidayakan oleh manusia (Pracaya
1991). Sedangkan menurut pendapat para ahli hama dalam arti luas adalah
semua organisme atau binatang yang aktivitas kehidupanya merusak
tanaman dan mengakibatkan kerugian ekonomi bagi manusia. Tanaman
dikatakan sakit apabila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ
tanamanyang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari- hari.
Secara singkat penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan
normal (Pracaya,1991). Suatu tanaman dapat dikatakan sehat atau normal
jika tanaman tersebut dapat menjalankan fungsi-fungsi fisiologis dengan
baik, sepertipembelahan dan perkembangan sel, pengisapan air dan zat
hara, fotosintesis dan lain-lain.
Gangguan pada proses fisiologis atau fungsi-fungsi tanaman dapat
menimbulkan penyakit. Gangguan hama dan penyakit pada tanaman
merupakan salah satu kendala yang cukup rumit dalam usaha pertanian.
Keberadaan hama dan penyakit merupakan faktor yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasil. Serangannya pada
tanaman dapat datang secara mendadak dan besifat eksplosif (meluas)
sehingga dalam waktu yang relatif singkat seringkali dapat mematikan
seluruh tanaman dan menggagalkan panen. Pemberantasan hama dan
penyakit secara total tidak mungkin dapat dilakukan kerena
perkembangannya yang sangat cepat dan sulitdikontrol. Namun dengan
pengamatan yang baik dilapangan sejak awal penanaman sampai panen,
serangan hama dan penyakit dapat ditekan (Subandrijo dkk, 1992). Hama
adalah binatang yang dianggap dapat mengganggu atau merusak tanaman
dengan memakan bagian tanaman.

4
yang disukainya. Misalnya: serangga (insekta), cacing (nematode),
binatang menyusui, dan lain-lain. Penyakit yang menyerang tanamanbukan
disebabkan oleh binatang, melainkan oleh makhluk mikrokospis, misalnya
bakteri, virus, cendawan (jamur), dan lain-lain. Pengendalian hama dan
penyakit secara biologis, kimiawi, mekanis dan varietas tahan dapat
dilakukan secara berimbang. Pengendalian secara terpadu ini dikenal
dengan nama Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Pengendalian hama terpadu sangat baik dilakukan karena dapat


memberikan dampak positif, baik pengendalian hama dan pathogen
maupun terhadap lingkungan. Pengendalian hama dan penyakit secara
kimiawi memang lebih efektif dibandingkan dengan pengendalian
secarabiologis, mekanis, serta varietas tahan (Untung, 1993). Tetapi
ternyata menimbulkan residu efek terhadap lingkungan, yakni pencemaran
lingkungan. Pencemaran lingkungan akibat penggunaan bahan kimia
tersebut dapat berdampak terhadap unsur-unsur biologis, yaitu musnahnya
organisme lain yang bukan sasaran, misalnya hewan- hewan predator,
hewan-hewan yang dapat membantu penyerbukan. Konseppengendalian
hama terpadu lebih efektif dan efisien, serta memberikan dampak negative
yang sekecil mungkin terhadap lingkungan hidup. Keuntungan lain dari
penerapan konsep pengendalian hama terpadu adalah menghemat biaya.

B. Tanaman jagung
Tanaman jagung yang memiliki nama latin Zea mays L. merupakan
tanaman berumah satu Monoecious di mana letak bunga jantan terpisah
dengan bunga betina pada satu tanaman (Muhadjir, 1988). Maka pada
tanaman jagung umum terjadi apabila dilakukan penyerbukan silang.
Klasifikasi dari tanaman jagung yaitu Kingdom Plantae (Tumbuhan), Divisi
Spermstophyta, Sub Dua Kelas Monocotyledoneae, Ordo Poales, Famili
Poaceae, Genus Zea, Spesies Zea mays L. (Tjitrosoepomo, 1983) dalam

5
lingkungan seperti pada lahan sawah maupun tegalan. Tanaman jagung
baik tumbuh di dataran tinggi maupun rendah dengan ketinggian antara
1000-1800 m dpl, dengan ketinggianoptimum antara 50-600 m dpl. Suhu
optimal antara 21-34 °C, pH Tanah antara 5,6- 7,5. Tanaman jagung
membutuhkan air sekitar 100-140mm/bulan (BPTP NAD, 2009).

Dalam budidaya jagung penggunaan varietas unggul baik hibrida


maupun komposit mempunyai peranan penting dalam upaya peningkatan
produktivitas jagung. Menurut BBP2TP (2008) penggunaan benih bermutu
merupakan langkah awal menuju keberhasilan dalam usaha tani jagung.
Benih yang baik adalah yang mempunyai daya tumbuh lebih dari 95 %.
Selanjutnya dalam pengelolaan lahan, penanaman, pemupukan,
pemeliharaan, panen hingga pasca panen sangat dianjurkan untuk
mengikuti panduan budidaya jagung yang sudah direkomendasikan.

Tanaman jagung memiliki struktur organ yang kompleks mulai dari


perakaran, batang, daun, bunga, dan biji. Berikut morfologi dari tanaman
jagung:

1. Perakaran

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a)
akar seminal, (b) akar adventiv, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar
seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio.
Pertumbuhan akar seminal akan berhenti pada v3. Akar adventif adalah
akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set
akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas
antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif
berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit
berperan dalam siklus hidup jagung. Akar adventif berperan dalam
pengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri atas 52% akar
adventif seminal dan 48% akar nodal. Akar

6
kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga
buku di atas permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah
menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang. Akar ini
juga membantu penyerapan hara dan air. (Subekti dkk., 2007).
2. Batang

Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang,


berbentuk silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku
ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas
berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga
komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh
(bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles vaskuler tertata dalam
lingkaran konsentris dengan kepadatan bundles yang tinggi, dan lingkaran
menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan bundles berkurang begitu
mendekati pusat batang. Konsentrasi bundles vaskuler yang tinggi di bawah
epidermis menyebabkan batang tahan rebah. Genotipe jagung yang
mempunyai batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan sklerenkim
berdinding tebal di bawah epidermis batang dan sekeliling bundles
vaskuler. Terdapat variasi ketebalan kulit antar genotipe yang dapat
digunakan untuk seleksi toleransi tanaman terhadap rebah batang (Paliwal,
2000).
3. Daun

Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang
erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang.
Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya
daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Tanaman jagung
di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di
daerah beriklim sedang (temperate). Genotipe jagung mempunyai
keragaman dalam hal panjang, lebar, tebal, sudut, dan warna pigmentasi

7
daun. Lebar helai daun dikategorikan mulai dari sangat sempit (<5 cm),
sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9 cm), lebar (9,1-11 cm), hingga sangat
lebar (>11 cm). Besar sudut daun mempengaruhi tipe daun. Sudut daun
jagung juga beragam, mulai dari sangat kecil hingga sangat besar.
Beberapa genotipe jagung memiliki anthocyanin pada helai daunnya, yang
bisa terdapat pada pinggir daun atau tulang daun. Intensitas warna
anthocyanin pada pelepah daun bervariasi, dari sangat lemah hingga
sangat kuat (Paliwal, 2000)
Bentuk ujung daun jagung berbeda, yaitu runcing, runcing agak
bulat, bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul. Berdasarkan letak posisi daun
(sudut daun) terdapat dua tipe daun jagung, yaitu tegak (erect) dan
menggantung (pendant). Daun erect biasanya memiliki sudut antara kecil
sampai sedang, pola helai daun bisa lurus atau bengkok. Daun pendant
umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun bervariasi dari lurus
sampai sangat bengkok. Jagung dengan tipe daun erect memiliki kanopi
kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi. Kepadatan
tanaman yang tinggi diharapkan dapat memberikan hasil yang tinggi pula.
4. Bunga

Hal yang unik dari tanaman jagung dibanding dengan tanaman


serealia yang lain adalah karangan bunganya. jagung merupakan tanaman
berumah satu (monoecious) di mana bunga jantan (staminate) terbentuk
pada ujung batang, sedangkan bunga betina (pistilate) terletak pada
pertengahan batang (6,13). Tanaman jagung bersifat protrandy di mana
bunga jantanumumnya tumbuh 1-2 hari sebelum munculnya rambut (style)
pada bunga betina. Oleh karena bunga jantan dan bunga betina terpisah
ditambah dengan sifatnya yang protrandy, maka jagung mempunyai sifat
penyerbukan silang. Produksi tepung-sari (polen)

8
dari bunga jantan diperkirakan mencapai 25.000-50.000 butir tiap tanaman
(6). Bunga jantan terdiri dari gluma, lodikula, palea, anther, filarnen dan
lemma. Adapun bagian-bagian dari bunga betina adalah tangkai tongkol,
tunas, kelobot, calon biji, calonjanggel, penutup kelobot dan rambut-tambut
(Muhadjir, 1988).
5. Tongkol dan Biji

Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung


varietas. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang
terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar
dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-
16 baris biji yang jumlahnya selalu genap. Biji jagung disebut kariopsis,
dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau testa, membentuk
dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu (a) pericarp,
berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari organisme
pengganggu dan kehilangan air; (b) endosperm, sebagai cadangan
makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dan
10% protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan (c) embrio (lembaga),
sebagai miniatur

Tanaman yang terdiri atas plamule, akar radikal, scutelum, dan


koleoptil (Hardman dan Gunsolus 1998). Pati endosperm tersusun dari
senyawa anhidroglukosa yang sebagian besar terdiri atas dua molekul, yaitu
amilosa dan amilopektin, dan sebagian kecil bahan antara (White 1994).
Namun pada beberapa jenis jagung terdapat variasi proporsi kandungan
amilosa dan amilopektin. Protein endosperm biji jagung terdiri atas
beberapa fraksi, yang berdasarkan kelarutannya diklasifikasikan menjadi
albumin (larut dalam air), globumin (larut dalam larutan salin), zein atau
prolamin (larut dalam alkohol konsentrasi tinggi), dan glutein (larut dalam
alkali).

9
Pada sebagian besar jagung, proporsi masing-masing fraksi protein adalah
albumin 3%, prolamin 60%, dan glutein 34% (vasal 1994). Selain anatomi
dan morfologi, dalam pertumbuhan jagung melalui beberapa fase stadia
pertumbuhan. Menurut Yasin dkk. (2014) secara umum jagung mempunyai
pola pertumbuhan yang sama. Pembagian fase pertumbuhan jaguung
tersebut mendasarkan pada 3 fase (tahapan), yaitu fase perkecambahan
(germinating), fase pertumbuhan vegetatif (VE-Vt) dan fase generatif (R0-
R6).

10
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu Dan Tempat


PKL I (Magang Bidang) D-IV mahasiswa Semester IV Politeknik
Pertanian (Polbangtan) Gowa dilaksanakan selama 42 Hari dimulai pada
tanggal 5 juni 2023 s.d 17 Juli 2023 yang berlokasi di Kecamatan Barebbo,
Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Materi Kegiatan
Materi kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV :
1. Pengamatan hama dan penyakit pada tanaman jagung
2. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung

C. Prosedur Pelaksanaan
Alokasi Tahapan Kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV,
NO TAHAPAN KEGIATAN WAKTU
(HARI)
1 Persiapan :
a. Survei calon lokasi 3
b. Pembekalan 1
c. Penyusunan proposal 2
2 Pelaksanaan :
a. Pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV dan 30
pembuatan laporan PKL (Magang Bidang) D-IV
3 Pengakhiran :
a. Konsultasi dan perbaikan laporan 4
b. Ujian PKL I (Magang Bidang) D-IV di lokasi 2
TOTAL 42

11
Kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV dilaksanakan dengan metode
sebagai berikut:
1. Pembekalan bagi mahasiswa dilaksanakan di Kampus Polbangtan
Gowa. Pembekalan dimaksudkan untuk menginformasikan kepada
mahasiswa tentang gambaran lokasi PKL I (Magang Bidang) D-IV
yang telah ditetapkan, pemberian materi PKL I (Magang Bidang) D-
IV, dan menyamakan persepsi pelaksanaan PKL I (Magang Bidang)
D-IV. Pembekalan diberikan oleh Dosen yang kompetensinya
relevan dengan materi. Materi pembekalan meliputi:
• Teknik pengenalan organisasi/unit agribisnis dan bisnis inti dari
unit usaha
• Analisis masalah unit usaha
• Teknik pemecahan masalah usaha
• Penumbuhan jiwa wirausaha yang kreatif, inovatif, rasa percaya
diri, tangguh, dinamis, disiplin, dan dapat di pertanggung
jawabkan.
2. Survei calon lokasi PKL I (Magang Bidang) D-IV dilakukan oleh Tim
Polbangtan pada calon lokasi PKL I (Magang Bidang) D-IV yang
memenuhi persyaratan.
3. Penyusunan proposal kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV oleh
mahasiswa berdasarkan hasil survei calon lokasi
4. Pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV di unit agribisnis sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan
perencanaan di proposal.
5. Mahasiswa dalam melaksanakan PKL I (Magang Bidang) D-IV
dibimbingoleh pembimbing internal (2 orang) dan eksternal (1orang).
6. Pengakhiran pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV yaitu
penyusunan laporan dan ujian PKL I (Magang Bidang) D-IV.
Penyusunan laporan dibuat rangkap 5. Sedangkan untuk bahan
ujian, mahasiswa mempersiapkan portofolio kegiatan PKL I (Magang
Bidang) D-IV dan laporan PKL I (Magang Bidang) D- IV yang telah

12
disetujui oleh pembimbing internal. Ujian diawali dengan penyajian
portofolio kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV dan mempresentasikan
hasil PKL I (MagangBidang) D-IV, selanjutnya dilakukan ujian secara lisan.

13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan selama Praktik Kerja
Lapangan (PKL) I Magang Bidang di Kecamatan barebbo, Kabupaten
Bone, maka hasil yang di dapatkan sebagai berikut:

TABEL 1. Profil Petani


NO URAIAN KETERANGAN
1 Nama petani Sunarti
2 Alamat Desa Selli, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone
3 Lokasi lahan Desa Selli, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone
4 Jenis komoditi Jagung hibrida
5 Luas lahan 1 hektar

B. Pembahasan
Hama dan penyakit sering kali mengakibatkan pertumbuhan
tanaman terganggu, bahkan dapat menggagalkan terwujudnya produksi.
Hama yang merusak tanaman bisa disebabkan oleh hewan dari kelas
rendah sampai dengan hewan kelas tinggi (mamalia). Sedangkan penyakit
tumbuhan disebabkan oleh bakteri dan jamur. Kekurangan hara pun
termasuk golongan penyakit. Hama dan penyakit, keduanya merupakan
penyebab terjadinya kerusakan. Akan tetapi bila dilihat dari penyebab dan
hasil kerjanya, maka antara hama dan penyakit memiliki perbedaan.
Gangguan hama dan penyakit pada tumbuhan dapat dialami oleh berbagai
sistem organ pada tumbuhan. Gangguan ini dapat disebabkan karena
kelainan genetis, kondisi lingkungan yang tidak sesuai, atau karena
serangan hama dan penyakit. Gangguan hama dan penyakit dalam skala
besar pada tanaman budidaya dapat mengganggu persediaan bahan
pangan bagi manusia.

Adapun hama utama yang menyerang tanaman jagung adalah


sebagai berikut:

14
1. Ulat grayak

Fall Armyworm (FAW) atau ulat grayak (Spodoptera frugiperda J.E.


Smith) merupakan serangga asli daerah tropis dari Amerika Serikat hingga
Argentina. Larva FAW dapat menyerang lebih dari 80 spesies tanaman,
termasuk jagung, padi, sorgum, jewawut, tebu, sayuran, dan kapas. FAW
dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang signifikan apabila tidak
ditangani dengan baik. Hama ini memiliki beberapa generasi per tahun,
ngengatnya dapat terbang hingga 100 km dalam satu malam.

Pada awal 2016, untuk pertama kalinya hama ini ditemukan di Afrika
Tengah dan Barat (Benin, Nigeria, Sao Tome dan Principe, dan Togo).
Kemudian ditemukan di seluruh daratan Afrika bagian Selatan (kecuali
Lesotho), juga di Madagaskar dan Seychelles (Negara Kepulauan).
Selanjutnya dilaporkan pada tahun 2018, FAW teridentifikasi dan dilaporkan
menyerang di hampir seluruh negara Sub-Sahara Afrika, kecuali Djibouti,
Eritrea, dan Lesotho. Hama tersebut juga telah teridentifikasi di Sudan,
sehingga Mesir dan Libia khawatir akan serangan hama tersebut.

FAW diprediksi akan menyebar lebih luas ke seluruh belahan dunia.


Hama ini merupakan hama perusak lintas batas yang akan terus menyebar
karena mempunyai karakteristik biologi yang khas. Selain itu juga di dukung
oleh tingginya volume pertukaran barang dagang antar negara. Nonci dan
Hishar (Maret 2019) melaporkan bahwa di Indonesia tepatnya di Kabupaten
Pasaman Barat, Sumatera Barat, FAW telah ditemukan merusak pada
tanaman jagung dengan tingkat serangan yang berat, populasi larva antara
2-10 ekor petanaman. Di Lampung, juga telah dilaporkan serangan hama
ini pada tanaman jagung. Larva FAW dapat merusak hampir semua bagian
tanaman jagung (akar, daun, bunga jantan)

Cara pengendalian hama ulat grayak yaitu bisa melakukan cara


mekanis dan kimiawi. Secara mekanis ialah menggunakan tangan atau

15
memakai alat bantu lainnya, sendangkan secara kimiawi menggunakan
pestisida kimia berupa insektisida (ABENZ) dengan dosis 20ML / 16 liter
atau 1 tangki electrikal sprayer, dan pengendalian di lakukan pada waktu
pagi jam 7:00 sampe jam 10:00, sedangkan sore jam 15:00 sampai dengan
18:00. Kenapa dilakukan pada waktu tersebut karna ulat grayak keluar pada
waktu itu.

Gambar 1. Pengamatan hama ulat grayak pada tanaman jagung

2. Penggerek batang

Hama Penggerek batang jagung adalah Ostrina furnacalis Guen,


Lepidoptera, Pyralidae. Hama yang baru ini akan menyerang batang jagung
yang masih dalam fase vegetatif ataupun fase generatif. Imago dari hama
ini berbentuk ngengat kecil berwarna kekuningan dengan rentang sayap 27
mm. Imago hama ini aktif berterbangan pada malam hari diatas tanaman
jagung dimana hama betina akan meletakkan telurnya pada permukaan tiga
daun teratas. Telurnya berbentuk bulat dan berwarna kuning putih dengan
kemilau sutera. Dalam satu kelompok telur terdiri atas 90 butir telur yang
bersusun tidak beraturan, masa telur ini akan berlangsung selama 3-5 hari
sebelum akhirnya menetas mengeluarkan larva.

Larva ini berwarna kekuningan dengan bintik bintik cokelat pada


bagian dorsalnya. Larva yang baru menetas akan menggerogoti mesofil

16
daun dari permukaan bawah, kemudian mejalar menggerek tulang dan
akhirnya sampai di batang pohon. Masa larva ini akan berlangsung selama
18 hari.Larva akan berubah menjadi pupa yang terdapat dibagian tepi
dalam liang gerek, tubuh pupa berwarna cokelat gelap dan akan
berlangsung selama 6 hari, gejala kerusakan yang diakibatkan hama
penggerek ini adalah tampak liang-liang gerekan pada batang yang dibatasi
oleh buku. Dimana jika dilihat lebih jauh kedalam lobang gerek, terdapat
serbuk serbuk gerek berwarna cokelat, Selain itu, terdapat liang gerek pada
batang yang dapat menyebabkan batang tersebut mudah patah atau roboh.

Cara Pengendalian Hama Penggerek Batang

Untuk mengendalikan hama penggerek batang jagung bisa


dilakukan dengan pengamatan dengan menghitung intensitas serangan
atau mengamati kelompok kelompok telur yang terdapat di permukaan
bawah daun. Jika sudah terdapat 1 kelompok telur per 30 tanaman untuk
tanaman berumur 1 bulan dan 4 kelompok telur per 30 tanaman pada
tanaman yang berumur 2 bulan, maka sudah perlu dilakukan penyemprotan
insektisida untuk membasmi populasi hama tersebut.

Selain itu adapun hal hal yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan
hama penggerek batang adalah :

 Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan


tanaman inang dari hama ini. Gunanya adalah untuk menghilangkan
tempat tinggal dari ham tersebut Tumbuhan inang dari hama ini
adalah tanaman jenis gulma rumput rumputan berbatang tebal.
 Melakukan penanaman serentak agar masa panen juga dilakukan
secara serempak. Hal ini bertujuan sama seperti pergiliran tanaman
soalnya seteleh dipanen secara serempak lahan bisa ditanami oleh
tanaman giliran lainnya, sisa sisa tanaman jagung yang berada di
lahan harus dimusnahkan agar hama tersebut juga musnah.

17
 Menanam gulma rumput rumputan di sekitar perkebunan jagung
agar hama lebih tertarik dengan gulma rumput-rumputan tersebut
dan tidak menyerang pohon jagung anda.
 Cara terakhir adalah dengan melepas musuh musuh alami seperti
parasitoid telur Trichogramma sp, Parasitoid larva Chelonus sp dan
predator larva yakni semut dan cocopeat.

Gambar 2. Pengamatan hama penggerek batang pada tanaman jagung

3. Wereng daun

Wereng daun jagung, Peregrinus maidis merupakan salah satu


kendala dalam budidaya tanaman. Sebelumnya hama ini belum menajdi
persoalan besar bagi para petani. Namun kini menjadi tantangan besar bagi
para petani untuk mengatasi hama tersebut secara tepat. Akibat dari
serangan hama tersebut banyak petani mengalami kerugian besar, hasil
panen berkurang, bahkan gagal panen. Hasil identifikasi jenis hama wereng
jagung, yakni wereng jenis perut putih (The white bellied planthopper) atau
hama WPP dengan nama ilmiah Stenocranus pacivicus Kirkaldy dari
genus stenocranus, famili delphacidae, dari ordo hemiptera dan
kelas hexapoda.

18
Populasi wereng ditemukan di semua bagian tanaman, tetapi terkonsentrasi
di pelepah batang tempat ketiak daun muncul.Wereng jagung menyerang
sejak tanaman berumur 2-3 minggu dengan cara menghisap cairan daun.
Ciri identifikasi morfologi khas, yaitu warna tubuh coklat tua, tanpa adanya
bercak putih pada bagian perut dan ciri bercak hitam pada ujung sayap

Cara pengendalian hama wereng daun yaitu dengan cara melakukan


pertanaman serentak, artinya dalam hamparan lahan harus serentak waktu
tanam jagung, apabila tidak serentak maka akan mudah diserang hama
tersebut.

Gambar 3. Pengamatan hama wereng daun pada tanaman jagung

Adapun penyakit utama yang menyerang tanaman jagung adalah sebagai


berikut:

1. Bulai (Downy Mildew)

Bulai atau Downy Mildew, siapa yang tidak mengenal penyakit yang
satu ini? Penyakit ini menjadi momok menakutkan di kalangan petani
jagung, karena dampaknya yang mengharuskan petani untuk membongkar
tanaman jagungnya sebelum dapat panen. Kebanyakan dari petani hanya
sekadar tahu bahwa penyakit ini begitu berbahaya namun tak banyak yang

19
tahu hakikat serta cara pengendaliannya. Jadi, bagaimanakah sebenarnya
penyakit bulai ini?

Penyakit bulai merupakan penyakit utama pada tanaman jagung


yang disebabkan oleh jamur Peronosclerospora Maydis. Perkembangan
penyakit ini dimulai dengan infeksi konidia (spora jamur) yang jatuh di
permukaan daun jagung. Konidia tersebut kemudian berkembang dan
masuk ke dalam jaringan tanaman muda melalui stomata dan selanjutnya
berkembang hingga ke titik tumbuh tanaman.

Infeksi jamur ini bisa dilihat cukup jelas pada pagi hari antara pukul 04.00-
05.30, dimana pada daun yang terinfeksi akan terlihat spora jamur
berbentuk butiran berwarna putih.

Serangan penyakit bulai akan menimbulkan gejala yang berbeda-beda,


tergantung pada usia tanaman jagung tersebut.

 Umur 0-3 minggu, gejala yang terlihat adalah semua daun tanaman
menguning, meruncing dan kaku. Fase ini adalah fase yang paling
rentan dan membahayakan bagi tanaman jagung, karena tanaman
yang terserang akan langsung mati dan tidak dapat dipulihkan lagi.
 Umur 3-5 minggu, daun jagung yang baru membuka biasanya ikut
menguning, pertumbuhan tanaman melambat, tongkol hanya berbiji
sedikit dan terkadang berbentuk tidak normal. Serangan pada fase
ini mengakibatkan penurunan produksi hingga 50%.
 Umur >5 minggu (fase generatif), gejala yang ditunjukkan berupa
daun mengalami klorosis. Tanaman yang terserang pada fase ini
cenderung aman dan tidak membahayakan namun dapat
menurunkan hasil panen hingga 30%.

Serangan bulai ini akan meningkat pesat pada kondisi lingkungan


yang lembab, sifat tanah yang liat, serta pada curah hujan dan pemupukan
N yang tinggi. Penyebaran penyakit ini akan sangat cepat dan luas jika

20
dibantu oleh angin, yakni dapat menyebar hingga radius 5-10km.
Sementara jika tidak dibantu oleh angin, penyebarannya dapat mencapai
radius 10-15 meter.

Ada 2 cara dalam pengendalian penyakit bulai pada tanaman jagung


yaitu secara mekanis dengan cara melakukan pencabutan pada tanaman
yang sudah terjangkit penyakit bulai kemudian melakukan penanaman
tanaman baru atau sulam, cara ini gunanya agar tanaman lain tidak ikut
diserang oleh penyakit ini. Sedangkan pengendalian secara kimiawi
menggunakan pestisida berupa fungisida (Antracol WF) dengan dosis
20ML / 16 liter tangki electrikal hand sprayer dan waktu pengendalian pada
waktu subuh.

Gambar 4. Pengamatan penyakit bulai pada tanaman jagung

21
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapangan I (Magang


Bidang) Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman jagung di desa
selli, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada beberapa hama dan penyakit yang paling utama yang
menyerang tanaman jagung antara lainnya yaitu ulat grayak, wereng daun,
penggerek batang dan penyakit bulai. Akibat dari serangan hama dan
penyakit tersebut menyebabkan kerusakan dan menghambat pertumbuhan
dan perkembangan pada tanaman jagung. Adapun pengendalian yang di
lakukan pada tanaman jagung yaitu secara mekanis dan kimiawi. Secara
mekanis yaitu melakukan tindakan langsung dengan menggunakan tangan
atau alat bantu lainnya, sedangkan pengendalian secara kimiawi yaitu
menggunakan pestisida kimia antara lain fungisida (Antracol WF),
insektisida (ABENZ)

B. Rekomendasi

Dari beberapa pengalaman yang saya dapat dari PKL 1 ada


beberapa rekomendasi dari saya antara lain yaitu

1. Ketika melakukan pengendalian hama dan penyakit saran saya


dianjurkan untuk menggunakan musuh alami dari hama dan penyakit
tersebut atau menggunakan pestisida organik agar dapat menjaga
kesuburan tanah dan tidak merusak lingkungan serta maraih hasih
panen yang organik dan sehat.
2. Menggunakan pestisida kimia adalah alternatif terakhir apabilah telah
terjadi seranga hama dan penyakit dalam jumlah yang besar.

22
DAFTAR PUSTAKA

Deptan, 2006. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem


Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Departemen
Pertanian, Jakarta.

Deptan, 2009. PERMENTAN No.25 Tahun 2009 tentang Pedoman


Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian. Departemen
Pertanian. Jakarta.

Muhadjir Noeng. 1998. MetodologI Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake


Sarasin.

Pracaya. 1991. Hama Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya.

Jakarta.
Peraturan Menteri Pertanian Republic Indonesia Nomor
47/Permentan/SM.010/9/2016 tentang Pedoman Penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian

Subandrijo, S. H., Istdijoso., dan Suwarso. 1992. Pengendalian Serangga


Hama Tembakau. Malang: Badan Penelitian dan
Pengembangan Tembakau dan Tanaman Serat.

Untung, K. 1993. Pengantar Pengendalian Hama Terpadu. Gadjah Mada


University Press.

23
LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumendasi PKL 1 ( Magang Bidang) Tahun 2023

Gambar 1. Pembekalan dan Gambar 2. Penerimaan mahasiswa


pelepasan mahasiswa polbangtan polbangtan gowa
gowa

Gambar 3. Pembagian wilayah Gambar 4. Pencabutan benih di


sesuai komoniti oleh pembimbing sawah petani dengan pembimbing
eksternal eksternal

24
Gambar 5. Pertemuan dengan kepala desa di kantor desa selli

Gambar 6. Kegiatan kerja bakti di BPP bengo

25
Gamber 7. Apel pagi setiap hari senin bersama coordinator dan
pegawai BPP Bengo.

Gambar 8. Berkunjung ke lahana jagung di kelompok tani jennae.

Gambar 9. Melakukan wawancara, memantau dan menganalisis


hama penyakit yang menyerang ubi jalar.

26
Gambar 10. Berkunjung ke petani jagung

Gambar 11. Pengamatan hama dan penyakit tanaman jagung

Gambar 12. Berkunjung kekolam toddang jompi yang merupakan


irigasi utama lahan yang mengairi 560.10 Ha

27
Gambar 13. Berkunjung kelahan Gambar 14. Penyusunan kembali
kampung hortikultura agenda kegiatan PKL

Gambar15.Melakukanpenanaman Gambar 16. Apel pagi dan senam


padi bersama bapak kepala dinas

Gambar 17. Senam bersama dinas Gambar 18. Melakukan panen raya
pangan dan hortikultura bersama di kampung hortikultura

Gambar 19. Belajar langsung ke Gambar 20. Diskusi bersama


petani cara memisahkan beras koordinator BPP dan pegawai yang
ketan dari gabahnya secara ada di BPP mengenai kondisi
tradisional wilayah serta menganalisis
komoditi yang ada di Desa Selli,
Kecamatan Bengo.

28
Gambar 21. Belajar cara memupuk Gambar 22. Melakukan wawancara
padi dengan teknik hambur kepada kepada petani padi dan juga
petani langsung di lahan BPP kepada petani jagung.
Bengo

Gambar 23. Melakukan wawancara Gambar 24. Melakukan perbaikan


kepada petani padi dan juga irigasi di lahan sawah BPP Bengo.
kepada petani jagung

Gambar 25. Pembenahan BPP Bengo bersama koordinator dan pegawai


BPP Bengo mulai dari mengecat ulang, melakukan penanaman tanaman
hias, dan lainnya.

29
Lampiran 1. Format Jurnal Harian Kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV
JURNAL HARIAN KEGIATAN PKL I (MAGANG BIDANG)
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEBANGUNAN PERTANIAN GOWATAHUN 2023

Nama : Muhammad Gibran A


NIM : 05.01.21.2369
Lokasi : Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi
Selatan
No Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan

1 Selasa, 06 ⮚ Penerimaan mahasiswa

Juni 2023 Politeknik Pembangunan

Pertanian Gowa

2 Rabu, 07 ⮚ Pembagian wilayah sesuai

Juni 2023 dengan komoditi oleh

pembimbing eksternal

3 Kamis, 08 ⮚ Pencabutan Benih di sawah

Juni 2023 petani dengan pembimbing

Eksternal di Desa Bulu

Allaporenge

4 Jum’at, 09 ⮚ Kegiatan kerja bakti di BPP

Juni 2023 BENGO

30
Hari/Ta
NO Kegiatan Keterangan
nggal

1. Senin, ● Apel pagi setiap hari


12 Juni senin Bersama
2023 coordinator dan
pegawai BPP Bengo.
● Berkunjung ke lahan
jagung Kelompok Tani
Jennae untuk melihat
langsung pertanaman
jagung.
● Melihat dan
mempraktekkan cara
pengolahan lahan
serta tata cara
pertanaman ubi jalar
di Kelompok Tani
Jennae.
● Berkunjung ke Kolam
Toddang Jompi yang
merupakan irigasi
utama lahan yang
mengairi 560.10 Ha.

2. Selasa, Berkunjung ke lahan


13 Juni Kampung Hortikultura
2023 dan memanen hasil
tanaman hortikultura

31
3. Rabu, Penyusunan kembali
14 Juni agenda kegiatan praktek
2023 lapangan (magang
bidang) di BPP Bengo.

4. Kamis, Melakukan penanaman


15 Juni padi di lahan BPP Bengo
2023 bersama para petani
dengan menerapkan
sistem jajar legowo 2:1.

5. Jumat, ● Apel pagi dan senam


16 Juni bersama Bapak
2023 Kepala Dinas
Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Kabupaten Bone
● Melakukan Panen
Raya Bersama di
Kampung Hortikultura
Batalyon Armed 21
Tarik Kawali
Lappacenrana

32
NO Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan
1. Senin, 19 Belajar langsung ke
Juni 2023 petani cara
memisahkan beras
ketan dari gabahnya
secara tradisional
menggunakan
tumbuk/assung/lesung.
2. Selasa, 20 Diskusi bersama
Juni 2023 koordinator BPP dan
pegawai yang ada di
BPP mengenai kondisi
wilayah serta
menganalisis komoditi
yang ada di Desa Selli,
Kecamatan Bengo.
3. Rabu, 21 Juni Belajar cara memupuk
2023 padi dengan teknik
hambur kepada petani
langsung di lahan BPP
Bengo.

Melakukan wawancara
kepada petani padi dan
juga kepada petani
jagung.
4. Kamis, 22 Melakukan perbaikan
Juni 2023 irigasi di lahan sawah
BPP Bengo.

5. Jumat, 23 Pembenahan BPP


Juni 2023 Bengo bersama
koordinator dan
pegawai BPP Bengo
mulai dari mengecat
ulang, melakukan
penanaman tanaman
hias, dan lainnya.

33
Lampiran 3. Format Lembar Konsultasi Kegiatan PKL I (Magang Bidang)
D-IV
LEMBAR KONSULTASI
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWATAHUN 2023

Nama : Muhammad Gibran A


Nim : 05.01.21.2369
Lokasi : Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, Provinsi
Sulawesi Selatan
Pembimbing Internal : 1. Dr. Ir. Kartika Ekasari Z., M.Si.
2. Pratiwi Hamzah, S.Si., M. Biotech
Pembimbing Eksternal : Andi Nilawati Harun, SP

No. Tanggal Materi Bimbingan Saran Pembimbing Paraf


Pembimbing

1 Pengarahan Diarahkan untuk


agenda kegiatan melakukan kegiatan
dan lokasi tempat magang pengamatan
7 Juni 2023 magang arahan dari hama dan penyakit
pegawai BPP

2 Konsultasi terkait Melakukan wawancara


data yang diperoleh untuk menggali
ke pembimbing informasi terkait cara
27 juni 2023 eksternal pengendalian hama
dan penyakit pada
tanaman jagung
kepada petani dan
penyuluh

34
Lampiran 4. Surat Keterangan Pelaksanaan Kegiatan
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KEGIATANPKL I (MAGANG
BIDANG) PROGRAM DIPLOMA IV
MAHASISWA JURUSAN PERTANIAN DAN JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN) GOWA

Penyelenggara kegiatan ………………………………………


Menerangkan bahwa mahasiswa Polbangtan Gowa di bawah ini :
a. Nama : Muhammad Gibran A
b. NIM : 05.01.21.2369
c. Jurusan : Pertanian
Telah melaksanakan kegiatan ………………………………………..
Selama…………………jam, pada Tanggal bertempat di
……………………………………………………………..
……………….Tanggal 2023

Mengetahui,
Pembimbing Ekstern Penyelenggara Kegiatan

(…………………………) (Muhammad Gibran A)


NIM.05.01.21.2369

35
No. Kegiatan Bulan Keterangan
Mei Juni Juli
IV I II III IV I
1. Pembekalan dan
Penyusunan
Proposal
2. Pelepasan
Mahasiswa PKL I
(Magang Bidang)
D-IV
3. Pelaksanaan PKL
I (Magang
Bidang) D-IV
4. Pengakhiran
kegiatan PKL I
(Magang Bidang)
D-IV
5. Konsultasi dan
Perbaikan
Laporan
6. Ujian PKL I
(Magang Bidang)
D-IV
7. Penyerahan
Laporan ke
Jurusan
Lampiran 5. Jadwal Pelaksanaan PKL I (Magang Bidang)D-IV Tahun 2023

36

Anda mungkin juga menyukai