Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN MAGANG GIZI MASYARAKAT

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERKAIT TABLET TAMBAH DARAH


DAN MASALAH ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMP KAWASAN
KERJA PUSKESMAS MONCOBALANG GUNA PENCEGAHAN STUNTING

The Effect Of Providing Education Regarding Blood Supporting Tablets And


Anemia Problems On Adolescent Girls In Junior Schools In The Working Area Of
The Moncobalang Health Center To Prevent Stunting

NUR AINI 210305501073

MAHIRAH HILAL 210305501042

RIVKA GITA SYAPUTRA 210305501077

A. NURJIHAN H 210305502065

NURUL MUAFIAH KHAERANI 210305502098

PROGRAM STUDI GIZI


JURUSAN GIZI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024
PENGESAHAN LAPORAN

Laporan ini diajukan oleh


Nama : 1. NUR AINI
2. MAHIRAH HILAL
3. RIVKA GITA SYAPUTRA
4. A. NURJIHAN H
5. NURUL MUAFIAH KHAERANI
NIM : 1. 210305501073
2. 210305501042
3. 210305501077
4. 210305502065
5. 210305502098
Judul : PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERKAIT TABLET
TAMBAH DARAH DAN MASALAH ANEMIA PADA
REMAJA PUTRI DI SMP KAWASAN KERJA
PUSKESMAS MONCOBALANG GUNA PENCEGAHAN
STUNTING
telah dipertahankan pada seminar yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Maret 2024
dan dinyatakan dapat diterima sebagai bagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Gizi pada Program Studi Gizi, Jurusan Gizi Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan,
Universitas Negeri Makassar.

Disahkan Oleh:
Kepala Puskesmas Moncobalang

Ns. Abd. Latif, SKM., S.Kep., M.Kes


NIP. 196805021992031010
Mengetahui:

Ketua Program Studi Gizi : Dr. M. Rachmat Kasmad, M.Pd (………….)

Clinical Instructure (CI) : Suhaenah, SKM (…….........)

Dosen Pendamping Lapangan : Abdul Malik Asikin, S.Psi., M.Kes (………….)


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah atas segala nikmat dan ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Penyusunan laporan dengan
judul “PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERKAIT TABLET TAMBAH
DARAH DAN MASALAH ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMP
KAWASAN KERJA PUSKESMAS MONCOBALANG GUNA PENCEGAHAN
STUNTING”. Dalam penyeselaian laporan ini mulai sebelum pelaksanaan hingga
penyusunannya tidak terlepas dari kemudahan atas segala urusan yang diberikan oleh
Allah Subhanahu wa Taala dan bantuan dari berbagai pihak.
1. Kepala Puskesmas Moncobalang yang telah mengizinkan untuk melakukan
magang Kesehatan Masyarakat.
2. Dr. M. Rachmat Kasmad, M.Pd selaku Ketua Jurusan Gizi Fakultas Ilmu
Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Negeri Makassar.
3. Abdul Malik Asikin, S.Psi., M.Kes selaku dosen pembimbing dilapangan pada
rotasi magang Kesehatan Masyarakat.
4. Suhaenah, SKM selaku Clinical Instructor (CI) di Puskesmas Moncobalang
5. Karnia B. Amg selaku petugas Gizi di Puskesmas Moncobalang yang
mengarahkan kami selama magang.
6. Seluruh petugas Petugas Puskesmas Moncobalang dan masyarakat yang ada di
kawasan Puskesmas Moncobalang.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala
kesalahan dan kekurangan pada laporan magang gizi Kesehatan Masyarakat ini. Penulis
menyadari bahwa penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf
dalam penelitian dan penyusunan laporan ini, karena sesungguhnya kesempurnaan
hanya milik Allah semata. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai bila ada kritik
dan saran demi penyempurnaan laporan ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 9
D. Manfaat 4
BAB II METODE PELAKSANAAN KRGIATAN
A. Identitas Masalah 5
B. Penentuan Prioritas Masalah 7
C. Planning Of Action (PoA) 10
D. Target Sasaran 11
E. Pengorganisasian 11
F. Biaya 12
BAB III HASIL INTERVENSI, MONITORING, DAN EVALUASI 13
A. Hasil Intervensi 13
B. Monitoring dan Evaluasi Intervensi Gizi 14
BAB IV PEMBAHASAN 22
A. Gambaran Umum Lokasi Kegiatan 22
B. Keadaan Sosial dan Budaya 23
C. Mata Pencarian 23
D. Tingkat Pendidikan 24
E. Studi Kasus 24
F. Analisis Hasil 25
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 27
A. Simpulan 27
B. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN 29
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal


2.1 Planning Of Action 10
2.2 Uraian Anggaran Biaya 12
3.1 Pre-test Pengetahuan Dan Perilaku 13
3.2 Post-test Pengetahuan Dan Perilaku 14
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Puskesmas Moncobalang 22


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informent Consent 29


Lampiran 2. Instrument 30
Lampiran 3. Daftar hadir 33
Lampiran 4. Daftar hadir mahasiswa 34
Lampiran 5. Media edukasi leaflet 35
Lampiran 6. Data primer dan sekunder 36
Lampiran 7. Dokumentasi Kegiatan 37
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus stunting masih menjadi permasalahan kesehatan di dunia karena
berhubungan dengan risiko kejadian sakit bahkan sampai kematian (Basri & Sididi,
2021). Permasalahan stunting di Negara Indonesia menempati peringkat kelima
terbesar di dunia. Indonesia menjadi negara yang mengalami double burden of
malnutrition karena kurang gizi dan kelebihan gizi memiliki prevalensi yang sama-
sama tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Salah satu masalah kurang gizi
yang terjadi di Indonesia adalah stunting yang terjadi pada anak-anak. Stunting
adalah gangguan tumbuh kembang yang tidak sesuai pada anak akibat dari gizi yang
buruk, adanya infeksi yang berulang, dan gangguan stimulasi psikososial pada anak.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang ditandai dengan tubuh pendek
akibat kekurangan gizi kronis (Kemenkes RI).
Prevalensi stunting menurut SSGI pada tahun 2022 di Indonesia yaitu
sebesar 21,6%, prevalensi stunting di Sulawesi Selatan yaitu sebesar 27,2%,
prevalensi stunting di Kabupaten Gowa yaitu sebesar 33% dan prevalensi stunting
pada tahun 2024 di puskesmas Moncobalang Kecamatan Barombong yaitu
sebanyak 37 Balita.
Terjadinya stunting pada anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah anemia pada remaja putri. Masa remaja atau pubertas adalah
peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perubahan-
perubahan seperti biologis, kognitif dan emosional (Utami, Kamil, & Chusna,
2022). Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan melakukan intervensi pada
siklus hidup di tahap remaja. Hal tersebut dilakukan untuk mempersiapkan calon
ibu sejak dini untuk memiliki pengetahuan yang cukup dalam upaya pemenuhan
gizi pada 1.000 hari pertama masa kehidupan yang penting dalam pencegahan
stunting. Asupan makanan pada fase 1.000 HPK akan sangat berdampak pada
tumbuh kembang anak di masa depan (Noviasty, R., Mega I., Fadillah R., 2020).
Menurut WHO (World Health Organization), anemia merupakan masalah
gizi terbesar pada remaja yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap
kinerja dan pertumbuhan kognitifnya. Selain itu, dampak yang dapat terjadi adalah
menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit infeksi serta
menurunkan kebugaran dan ketangkasan berfikir karena kurangnya oksigen ke sel
otot dan sel otak. Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar hemoglobin dan
eritrosit di dalam tubuh berada dibawah normal. Prevalensi anemia menurut
Riskesdas pada tahun 2018 Yaitu sebesar 48,09% (Yulia, 2020). Prevalensi anemia
pada remaja yaitu sebesar 18,4% (Sari & Rahmatika, 2021).
Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri merupakan salah
satu indikator keberhasilan dalam mengatasi anemia. Menurut data hasil Riskesdas
2018 terdapat sebanyak 80,9% remaja putri yang mendapat Tablet Tambah Darah
(TTD) di sekolah, tetapi hanya 1,4% remaja putri yang mengonsumsi Tablet
Tambah Darah (TTD). Maka dari itu, risiko meningkatnya masalah anemia pada
remaja putri perlu dicegah dengan melalukan penyuluhan mengenai anemia serta
pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) kepada remaja putri khususnya siswi di
SMP Kawasan Kerja Puskesmas Moncobalang. Melalui kegiatan penyuluhan
Kesehatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja
putri akan bahaya dari anemia yang akan berpengaruh pada kualitas generasi bangsa
di masa yang akan datang dan sebagai upaya dalam mencegah terjadinya stunting
pada anak di Desa Moncobalang.

B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh pemberian edukasi terkait tablet tambah darah
dan masalah anemia pada remaja putri di SMP kawasan kerja Puskesmas
Moncobalang guna pencegahan stunting?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terakit tablet tambah
darah dan masalah anemia pada remaja putri di SMP kawasan kerja Puskesmas
Moncobalang guna pencegahan Stunting tahun 2024
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan Siswi SMP sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan Kesehatan tentang Tablet tambah darah (TTD) dan
juga anemia guna mencegah Stunting di wilayah kerja Puskesmas
Moncobalang tahun 2024
b. Untuk mengetahui adanya hubungan kepatuhan minum tablet tambah darah
dengan kejadian anemia Siswi SMP di wilayah kerja Puskesmas
Moncobalang tahun 2024
c. Untuk mengetahui adanya hubungan Pengetahuan siswi SMP tentang tablet
tambah darah dan anemia dengan dengan kejadian anemia Siswi SMP di
wilayah kerja Puskesmas Moncobalang tahun 2024

D. Manfaat
1. Bagi Institusi Magang
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi terkait
anemia dan tablet tambah darah serta dapat dijadikan dasar untuk dilakukannya
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat khususnya remaja guna mencegah
terjadinya stunting

2. Bagi Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan UNM


Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah literatur pustaka di
Universitas Negeri Makassar Khususnya Untuk Jurusan Gizi
3. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan peneliti tentang metodologi penelitian serta
menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai tablet tambah darah
dan anemia guna pencegahan stunting.
BAB II
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Identifikasi Masalah (Analisis SWOT)


Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar homoglobin dalam darah lebih
rendah dari normal. Homoglobin dibutuhkan tubuh untuk membawa oksigen ,
sehingga jika jumlahnya kurang dari normal akan berampak pada sepuluh kali lebih
besar untuk menderita anemia dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini dikarena
remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya. Anemia pada remaja dapat
berdampak negatif pada kinerja dan pertumbuhan kognitif mereka.
Upaya mengatasi anemia pada remaja putri agar tidak berlanjut ketika hamil,
salah satunya dengan mengkonsumsi suplemen Tablet Tambah Darah (TTD) yang
mengandung 60 mg Fe elemental dan 0,4 mg asam folat. Pemberan (Rematri)
merupakan salah satu pelayanan gizi yang harus tetap dilakukan.
2.1 Analisis SWOT
Kekuatan (Stenght) Kelemahan (Weakness)

Keterseediaan program di 1. Faktor kurangnya pengetahuan


Puskesmas yang menawarkan remaja tentang pentingnya
pemberian Tablet Tambah Darah Tablet Tambah Darah (TTD) dan
(TTD) untuk remaja putri guna masalah Anemia
mencegah anemia 2. Masih banyaknya remaja putri
yang tidak mengkonsumsi Tablet
Tambah Darah (TTD) yang telah
dibagikan dengan berbagai
macam alasan.
Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)

1. Adanya program guna Minimnya pengetahuan orangtua


meningkatkan kesehatan remaja tentang pentingnya Tablet
yaitu pemberian Tablet Tambah Darah terhadap remaja
sehingga banyak orangtua remaja
Tambah Darah TTD) pada yang melarang putrinya
remaja putri mengomsumsi Tablet Tambah
2. Antusiasme remaja putri Darah (TTD).
dalam mengikuti penyuluhan
tentang Tablet Tambah
Darah (TTD) dan masalah
Anemia

B. Penentuan Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah prioritas suatu proses yang
dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu.
Konsultasi dengan Clinical Instructur (CI) terkait sasaran yang akan diobsevasi dan
melakukan persamaan persepsi oleh dosen pembimbing lapangan (DPL) terkait
pelaksanaan kegiatan. Analisis permasalahan pada remaja putri ini menggunakan
metode USG. Metode USG adalah metode penentuan prioritas masalah Kesehatan
dengan memperhatiakn urgensinya, keseriusannya, dan peluang berkembangnya
masalah berdasarkan data primer dan sekunder sehingga didapatkan permasalahan
yang terjadi pada remaja putri di SMP Kawasan kerja Puskessmas Moncobalang.
Prioritas utama dalam menangani masalah Anemia adalah fokus pada pencegahan
dan intervensi dini melalui peningkatan kualitas edukasi gizi dengan pemberian
Tablet Tambah Darah (TTD). Adapun penjelasan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Urgency, berkaitan dengan seberapa urgensi atau penting masalah yang ada,
kasus anemia merupakan masalah Kesehatan gizi yang masih menjadi masalah
saat ini dan apabila tidak ditangani kedepanya akan berakibat menjadi kasus
stunting kedepannya. Melihat dari kasus stunting saat ini masih menjadi masalah
besar maka dari itu kami bertekat untuk mengambil salah satu factor utama
untuk mencegah stunting kedepannya yaitu pencegahan anemia pada remaja
yang dapat mempengaruhi generasi yang dihasilkan selanjut.
b. Seriousness, berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut terhadap
organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi organisasi
seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa manusia, sumber
daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut terhadap
organisasi maka semakin serius masalah tersebut, terkait kasus Anemia akan
berdampak pada generasi yang dihasilkan selanjutnya, dan bisa memunculkan
kasus stunting pada generasi selanjutnya, selain itu stunting akan menimbulkan
penyakit lainnya jika tidak sesegera mungkin untuk di Atasi.
c. Growth, berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat berkembang
masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya. Suatu masalah
yang cepat berkembang tentunya makin prioritas permasalahan tersebut untuk
diatasi. Masalah Kesehatan gizi prioritas di Puskesmas moncobalang ialah
masalah stunting dan salah satu faktornya berasal dari induknya yang mana
dimulai saat remaja yang bisa memicu masalah anemia .
Penetapan prioritas dalam masalah gizi Kesehatan masyarakat dan
penentuan prioritas dalam program intervensi yang dilaksanakan merupakan
sesuatu yang penting mengingat adanya keterbatasan sumber daya SDM dan
dana. Penentuan masalah gizi Masyarakat dilakukan setelah pemilihan
masyarakat utama di Puskesmas Moncobalang yang didukung dari data yang
terkumpul baik data primer maupun data sekunder serta hasil diskusi Bersama
dengan Petugas Puskesmas, kader posyandu dan CI di Puskesmas Moncobalang.
Penentuan prioritas masalah gizi Kesehatan masyarakat yang ada di wilayah
kerja puskesmas Moncobalang didasarkan pada hasil diskusi dengan CI dan
DPL dengan metode USG ialah terkait masalah Anemia yaitu kurangnya
pengetahuan Remaja Putri terkait Tablet Tambah Darah dengan Kejadian
Anemia.

C. Planning of Action (PoA)

Kegiatan Lokasi Waktu Sasaran Uraian Kegiatan Hasil

1 Pengambilan Puskesmas 01 Remaja putri Mencari data Data remaja


data Moncobalang Maret di SMP remaja putri di SMP putri di SMP
sekunder 2024 wilayah kerja wilayah kerja wilayah kerja
Puskemas Puskemas
Moncobalang Moncobalang
Puskemas
Moncobalang

2 Penyusunan Puskesmas 02 Remaja putri Membuat Kuesioner


kuesioner Moncobalang Maret di SMP pertanyaan tentang Pre-test dan
Pre-test dan 2024 wilayah kerja tingkat Post-test
Post-test Puskemas pengetahuan
Moncobalang remaja putri
terhadap Tablet
Tambah Darah dan
Masalah Anemia
3 Persiapan Puskesmas 02 Remaja putri 1. Menyiapkan Media
kegiatan Moncobalang Maret di SMP materi Leaflet
penyuluhan 2024 wilayah kerja penyuluhan.
Puskemas 2. Pembuatan
Moncobalang Media
Edukasi
yaitu Leaflet
4 Melakukan SMP 1 dan 04 Remaja putri 1. Perkenalan Memperoleh
kegiatan SMP 3 Maret di SMP kepada remaja jawaban Pre-
penyuluhan Moncobalang 2024 wilayah kerja putri test dan Post-
dan Puskemas 2. Pengisian test tentang
pengisian Moncobalang kuesioner Pre- pengetahuan
koesioner test remaja
pre-test dan 3. Melakukan
post-test Penyuluhan
tentang Tablet
Tambah Darah
dan masalah
Anemia
4. Pengisian
kuesioner Post-
test
5. Melakukan Quiz
dan pemberian
hadiah kepada
remaja yang
menjawab Quiz

D. Target Sasaran
Target sasaran tentang pemberian edukasi Tablet Tambah Darah (TTD) dalam
penanggulangan masalah anemia mencakup berbagai strategi yang bertujuan untuk
meningkatan kesehatan Remaja Putri. Target sasaran utama dalam penelitian ini
adalah Remaja putri SMP 1 dan SMP 3 yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Moncobalang. Target sasaran dalam kegiatan Pemberian edukasi dengan
menggunakan media leaflet ini ialah remaja Putri dengan jumlah target 41 orang.
Upaya dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja putri
tentang pentingnya mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) sebagai bagian dari
solusi dalam mengatasi masalah anemia. Adapun target yang ingin dicapai adalah :
1. Peningkatan pengetahuan remaja siswa tentang Tablet Tambah Darah (TTD)
dan masalah Anemia.
2. Peningkatan kesadaran tentang pentingnya Tablet Tambah Darah (TTD) pada
remaja putri.
3. Penurunan prevalensi anemia dengan memberikan Tablet Tambah Darah
(TTD) secara rutin kepada remaja putri.

E. Pengorganisasian :
Program Magang Gizi Kesehatann Masyarakat ini akan dilaksanakan di
Kecamatan Barombong puskesmas Moncobalang. Sebelum melakukan observasi
untuk menemukan permasalahan yang terdapat pada masyarakat dengan
melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Tahap pertama ini adalah tahap persiapan program yang diawali dengan
segala pengurusan dan pengarahan dari Clinical Instructur (CI). Persiapan
yang dilakukan sebelum melakukan program Gizi Kesehatan Masyarakat
melalui peningkatan pengetahuan dengan adanya edukasi yang diberikan
yang membutuhkan beberapa sasaran dan prasarana diantaranya :
a. Penyediaan kuesioner pengetahuan remaja putri
b. Pembuatan leaflet mengenai pentinnya Tablet Tambah Darah (TTD) bagi
remaja putri
2. Tahap Assesment
Tahap kedua ini merupakan tahap observasi dengan melakukan sebuah
pengumpulan data. Pengumpulan data ini dilakukan di SMP Kawasan wilayah
puskesmas Moncobalang. Dilakukan dengan menganalisis data yang telah
diambil untuk dipertimbangkan masalah dan solusi yang akan diambil.
Kemudian melakukan sebuat sesi pengisian kuesioner yang berisi pertanyaan
guna mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan remaja putri terkait Tablet
Tambah Darah (TTD) dan masalah Anemia.
3. Tahap Intervensi
Tahap intervensi merupakan tahap dari solusi permasalahan yang akan
dihadapi dengan melakukan pre-test dan post-test kuesioner untuk mengukur
sebuah tingkat pengetahuan responden remaja putri
a. Kuesioner berisikan pertanyaan seputar tentang pentingnya Tablet
Tambah Darah (TTD)
b. Setelah mengukur sejauh mana tingkat pengetahuan remaja putri
selanjutnya melakukan sebuah edukasi melalui leaflet
4. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi, selanjutnya monitoring guna melihat
apakah remaja putri sudah mengetahui dan memahami materi edukasi
pentingnya Tablet Tambah Darah (TTD) dan masalah Anemia melalu media
lefleat yag telah dilakukan melalui penyuluhan. Sebagai monitoring
selanjutnya akan diberikan kuesioner setelah pemberian materi edukasi.
Evaluasi dilakukan untuk melihat sebuat hasil pelaksanaan intervensi
yang sudah dilakukan. Evaluasi yang dimaksud yaitu untuk mengukur
bagaimana tingkat pencapaian tujuan dari program yang diberikan,
peningkatan sebuah pengetahuan kepada remaja putri tentang pentingnya
Tablet Tambah Darah (TTD) sebagai upaya pencegahan Anemia dan
membuat lapora akhir serta kesimpulan.
Adapun Bagan Pengorganisasian sebagai berikut:
a. Nur Aini (Ketua) : Mengooordinasikan anggota kelompok untuk
mengerjakan tugas masing-masing, mengedit video laporan akhir,
membantu mengerjakan laporan kelompok
b. A. Nurjihan. H (Anggota) : Membantu untuk pembelian hadiah responden,
membantu mengerjakan laporan kelompok.
c. Mahirah Hilal (Anggota) : Mendesain leaflet sebagai media edukasi
kegiatan penyuluhan kegiatan, membantu mengerjakan laporan kelompok.
d. Rivka Gita Syaputri (Anggota) : Menyusun pertanyaan pre-test dan post-
test, membantu mengerjakan laporan kelompok.
e. Nurul Muafiah Khaerani (Anggota): Membantu pembuata leaflet sebagai
bahan materi untuk penyuluhan, membantu mngerjakan laporan kelompok.

F. Biaya :
Tabel 2.2 biaya
NO Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan (Rp)

1 Kertas HVS 50.000

2 Hadiah Responden 52.000

3 Print Leaflet 50.000

4 Kuesioner 80.000

5 Jumlah 232.000
BAB III
HASIL INTERVENSI, MONITORING, DAN EVALUASI

A. Hasil Intervensi
1. Gambaran Umum

Gambar 4.1 Peta Desa Moncobalang

Desa Moncobalang menurut data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten


Gowa. Desa Moncobalang terletak disebelah selatan Kecamatan Barombong
dengan jarak sekitar 7 kilometer. Desa Moncobalang memiliki luas wilayah 3,40
Ha, yang sebagian besar wilayah merupakan lahan pertanian. Dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara Kabupaten Takalar, Sebelah Timur
Kecamatan Bajeng, Sebelah Selatan Desa Biringgala, Sebelah Barat Kabupaten
Takalar. Desa Moncobalang secara administratif terdiri dari 3 dusun yaitu
Dusun Moncobalang, Dusun Tompobalang, Dan Dusun Karampuang. Jumlah
RW 15 dan RT 30.

Puskesmas Moncobalang berada di salah satu desa yang berada di


Kecamatan Barombong yang memiliki jumlah penduduk relatif tinggi
peningkatannya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
menyebutkan bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Barombong pada tahun
2018 mencapai 40.135 jiwa.

2. Gambaran Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari remaja yang


memiliki rentan usia:

Tabel 3. 1 Karakteristik Responden

Karakteristik sampel n %
Usia 11 2 4,9
12 24 58,5
13 12 29,3
14 3 7,3
Jumlah 41 100

Sumber: Data Primer 2024

Dari tabel 3.1 karakteristik responden hasilnya dapat dilihat bahwa


responden yang berusia 11 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase 4,9 %,
responden yang berusia 12 tahun sebanyak 24 dengan persentase 58,5%,
responden yang berusia 13 tahun sebanyak 12 orang dengan persentase 29,3 %
dan responden yang berusia 14 tahun sebanyak 3 orang dengan persentase 7,3%.

3. Kepatuhan Remaja Putri Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)

Tabel 3.2 Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah

Kategori N %
Ya 12 29,3
Tidak 29 70,7
Jumlah 41 100
Sumber: Data Primer 2024
Berdasarkan tabel 3.2 remaja putri yang tidak rutin mengkonsumsi tablet
tambah darah (TTD) lebih banyak dibanding anak yang tidak mengkonsumsi
tablet tambah darah (TTD) yang dimana anak yang rutin mengkonsumsi tablet
tambah darah (TTD) sebanyak 12 anak dengan persentase 29,3 % sedangkan
anak yang tidak rutin mengkonsumsi tablet tambah darah sebanyak 29 anak
dengan persentase 70,7 %.

4. Kategori Distribusi Anemia

Tabel 3.3 Kategori Remaja Putri Anemia

Kategori Kadar Hemoglobin n %


Anemia < 7,09 g/dl 5 12,2
Anemia Sedang 8-10,9 g/dl 3 7,3
Anemia Ringan 11-11,9 g/dl 8 19,5
Normal 12-15 g/dl 25 61
Total 41 100
Sumber: Data Primer 2024

Berdasarkan tabel 3.3 diatas dapat dilihat remaja putri yang terkena
anemia sebanyak 5 orang dengan persentase 12,2%, remaja putri yang terkena
anemia sedang sebanyak 3 orang dengan persentase 7,3%, remaja putri yang
terkena anemia ringan sebanyak 8 orang dengan persentase 19,5% dan remaja
putri yang terkategori ringan sebanyak 25 orang dengan persentase 61%.

5. Pre-Test
Table 3.4 Distribusi Frekuensi Pre-Test
Variabel N (%)

Pre- test

Kurang 2 4,9
Cukup 16 39

Baik 23 56,1

Total 41 100

Sumber: Data Primer 2024

Berdasarkan tabel 3.4 diatas dapat dilihat pengetahuan remaja putri


sebelum dilakukan edukasi (pre test) kategori kurang yaitu sebanyak 2
responden dengan persentase 4,9%, kategori cukup yaitu sebanyak 16
responden dengan persentase 39% dan kategori baik yaitu sebanyak 23
responden dengan persentase 56,1%.

6. Post-Test
Table 3.5 Distribusi Frekuensi Post-Test
Variabel N (%)

Post- test

Kurang 1 2,4

Cukup 7 17,1

Baik 33 80,5

Total 41 100

Sumber: Data Primer 2024

Berdasarkan tabel 3.5 diatas dapat dilihat pengetahuan remaja putri setelah
dilakukan edukasi (post test) kategori kurang yaitu sebanyak 1 responden
dengan persentase 2,4%, kategori cukup yaitu sebanyak 7 responden dengan
persentase 17,1% dan kategori baik yaitu sebanyak 33 responden dengan
persentase 80,5%.
B. Monitoring dan Evaluasi

Tabel 3.6 Distribusi Skor Pengetahuan Responden Sebelum dan Setelah Edukasi

Data n min max Mean Std. Sig


Hasil Deviasi
Pre-test 41 5 13 9,56 2.062
Post- 41 5 14 10,71 1.820 0,004
test
Sumber: Data Primer 2024

Pengetahuan responden sebelum dan setelah mendapat penyuluhan terlihat ada


peningkatan. Nilai yang diperoleh sebelum dilakukan intervensi yaitu minimal 5
jawaban benar dan maksimum 13 jawaban benar. Sedangkan, nilai yang diperoleh
setelah dilakukan intervensi yaitu minimal 5 jawaban benar dan maksimum 14 jawaban
benar. Dari data tersebut diperoleh nilai rata – rata pengetahuan sebelum penyuluhan
yaitu 9,56 dan setelah dilakukan penyuluhan terkait pengetahuan terdapat peningkatan
dengan hasil yang diperoleh yaitu 10,71

Pengaruh intervensi terlihat dengan hasil nilai P=0,004 yang menunjukkan nilai
p < 0,05 sehingga H1 diterima. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
pemberian penyuluhan kesehatan terkait pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan
intervensi.

Tabel 3.7 hubungan tingkat kepatuhan minum TTD dengan kejadian anemia

Tingkat Kategori distribusi anemia


kepatuhan
normal Anemia Anemia Anemia Total P-value
remaja
ringan sedang
siswi

Rutin 15 6 2 5 28
Tidak 10 2 1 0 13 0,350
Rutin

Total 25 8 3 5 41

Berdasarkan hasil intervensi pada tabel 3.7 hubungan antar variabel tingkat
kepatuhan remaja siswi dengan kejadian anemia menunjukkan Sebagian besar
responden yang tidak rutin mengonsumsi tablet tambah darah yang masuk dalam
kategori anemia, yaitu sebanyak 0 responden dan yang rutin mengonsumsi tablet
tambah darah yang masuk dalam kategori anemia yaitu sebanyak 5 respondn

Uji hubungan tingkat kepatuhan minum tablet tambah darah dengan kejadian
anemia telah dilakukan menggunakan uji chi square yang menunjukkan hasil bahwa
nilai p-value = 0,350 (p-value > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa
H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak terdapat hubungan antara tingkat
kepatuhan mengonsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada remaja
siswi.

Tabel 3.8 hubungan tingkat kpengetahuan siswi terhadap TTD dan masalah
Anemia
Tingkat Kategori distribusi anemia
Pengetahuan
normal Anemia Anemia Anemia Total P-value
siswi
ringan sedang

Kurang 0 1 0 0 1

Cukup 3 2 2 0 7 0,073

Baik 22 5 1 5 33

Total 25 8 3 5 41

Berdasarkan hasil intervensi pada tabel 3.8 hubungan antar variabel tingkat
pengetahuan remaja siswi mengenai TTD dengan kejadian anemia menunjukkan
Sebagian besar responden yang pengetahuannya kurang masuk dalam kategori anemia,
yaitu sebanyak 0 responden,tingkat pengetahuannya cukup yang masuk dalam kategori
anemia, yaitu sebanyak 0 responden, dan yang tingkat pengetahuannya yang masuk
dalam kategori anemia yaitu sebanyak 5 responden

Uji hubungan tingkat pengetahuan remaja siswi mengenai TTD dengan kejadian
anemia telah dilakukan menggunakan uji chi square yang menunjukkan hasil bahwa
nilai p-value = 0,073 (p-value > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa
H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan remaja siswi mengenai TTD dengan kejadian anemia pada remaja siswi.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengaruh pemberian edukasi terhadap pengetahuan Responden Sebelum


dan Setelah Edukasi Terkait Tablet Tambah Darah dan Masalah Anemia
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Pengetahuan responden sebelum
dan setelah mendapat penyuluhan terlihat ada peningkatan. Nilai yang diperoleh
sebelum dilakukan intervensi yaitu minimal 5 jawaban benar dan maksimum 13
jawaban benar. Sedangkan, nilai yang diperoleh setelah dilakukan intervensi yaitu
minimal 5 jawaban benar dan maksimum 14 jawaban benar. Dari data tersebut
diperoleh nilai rata – rata pengetahuan sebelum penyuluhan yaitu 9,56 dan setelah
dilakukan penyuluhan terkait pengetahuan terdapat peningkatan dengan hasil yang
diperoleh yaitu 10,71.

Pengaruh intervensi terlihat dengan hasil nilai P=0,004 yang menunjukkan nilai
p < 0,05 sehingga H1 diterima. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan terkait pengetahuan sebelum dan
setelah dilakukan intervensi. Sejalan dengan Penelitian yang juga dilakukan pada
remaja oleh (Arifah dkk, 2022) menunjukan bahwa sebagian besar remaja
mengalami peningkatan pengetahuan tentang anemia sesudah diberikan edukasi.
Remaja pada umumnya tidak mengetahui dan tidak menyadari akibat
negatifyang ditimbulkan apabila ia menderita anemia. Anggapan remaja tersebut
adalah menganggap anemia hanyalah hal yang tidak terlalu penting serta tidak perlu
mendapatkan perhatian khusus. Oleh karena itu, perlu upaya untuk meningkatkan
pengetahuan tentang anemia pada siswa khususnya kalangan remaja putri masih
tergolong dalam kategori tinggi, salah satu upayanya adalah melakukan edukasi.
B. Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum TTD Dengan Kejadian anemia
hubungan antar variabel tingkat kepatuhan remaja siswi dengan kejadian
anemia menunjukkan Sebagian besar responden yang tidak rutin mengonsumsi
tablet tambah darah yang masuk dalam kategori anemia, yaitu sebanyak 0
responden dan yang rutin mengonsumsi tablet tambah darah yang masuk dalam
kategori anemia yaitu sebanyak 5 responden.
Uji hubungan tingkat kepatuhan minum tablet tambah darah dengan kejadian
anemia telah dilakukan menggunakan uji chi square yang menunjukkan hasil
bahwa nilai p-value = 0,350 (p-value > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut
disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak terdapat
hubungan antara tingkat kepatuhan mengonsumsi tablet tambah darah dengan
kejadian anemia pada remaja siswi.

C. Hubungan Tingkat Kpengetahuan Siswi Terhadap TTD Dan Masalah


Anemia
Berdasarkan hasil intervensi pada tabel 3.8 hubungan antar variabel
tingkat pengetahuan remaja siswi mengenai TTD dengan kejadian anemia
menunjukkan Sebagian besar responden yang pengetahuannya kurang masuk
dalam kategori anemia, yaitu sebanyak 0 responden,tingkat pengetahuannya
cukup yang masuk dalam kategori anemia, yaitu sebanyak 0 responden, dan yang
tingkat pengetahuannya yang masuk dalam kategori anemia yaitu sebanyak 5
responden
Uji hubungan tingkat pengetahuan remaja siswi mengenai TTD dengan
kejadian anemia telah dilakukan menggunakan uji chi square yang menunjukkan
hasil bahwa nilai p-value = 0,073 (p-value > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut
disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak terdapat
hubungan antara tingkat pengetahuan remaja siswi mengenai TTD dengan
kejadian anemia pada remaja siswi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka
dapat disimpulkan:
1. Terdapat peningkatan pengetahuan Siswi SMP sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan Kesehatan tentang Tablet tambah darah (TTD) dan juga anemia
guna mencegah Stunting
2. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan mengenai Tablet tambah darah
dan kepatuhan mengonsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada
siswi SMP di wilayah kerja puskesmas Moncobalang. .

B. Saran
Untuk remaja yang mungkin akan jadi calon ibu dimasa yang akan datang, bisa
lebih terbuka pikirannya untuk mau memperhatikan kesehatannya dan juga perlu
pendampingan yang lebih dekat lagi oleh tenaga Kesehatan agar bisa membantu
generasi selanjutnya lebih baik dan lebih sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Arifah, N., Anjalina, I., Febriana, A. I., Khairunnisa, E., Amir, N. P., Aprilisa, W., &
Manyullei, S. (2022). Penyuluhan Kesehatan tentang Anemia Pada Siswa di
SMPN2 Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Jurnal Altifani Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat, 2(2), 176-182.
Basri, N., & Sididi, M. (2021). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN STUNTING Article history : Received : 20 Agustus 2020
Prevalensi status gizi balita stunting di Provinsi Sulawesi Barat berdasarkan TB
/ U ( Tinggi Badan. Window of Public Health Journal, 01(05), 417–426.

Fitriyani, S. L., Rochmano, F. P., Cahyani, R. D., & Rizqiya, F. (2022, November).
Penyuluhan mengenai CEMARA (Cegah Anemia Pada Remaja) serta
pemberian TTD sebagai upaya pencegahan stunting kepada siswi MAN 21
Jakarta. In Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
(Vol. 1, No. 1).
Kemenkes RI. (2020). Pedoman pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja
putri pada masa pandemi COVID-19. Kementerian Kesehatan RI, 22.
http://appx.alus.co/direktoratgiziweb/katalog/ttd-rematri-ok2.pdf

Lestari, NKY, Jayanti, DMAD, Dewi, NLPT, Wati, NMN, & Sudarma, N. (2023).
Program Penerapan Penanggulangan Stunting: Pemberian Edukasi Dan Tablet
Tambah Darah (Ttd) Untuk Mencegah Anemia Pada Remaja Putri. Aptekmas
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat , 6 (1), 7-12.

Rokhmayanti, R., Astuti, FD, Hastuti, SKW, & Martini, T. (2023). Pendidikan Peran
Generasi Muda dalam Pencegahan Stunting, Langkah Kecil Berdampak Besar
Menurunkan Kejadian Stunting: Edukasi Pentingnya Peran Remaja dalam
Pencegahan Stunting di Patehan, Kraton, Kota Yogyakarta. Jurnal Pengabdian
Kesehatan Komunitas (Jurnal Pelayanan Kesehatan Masyarakat) , 3 (1), 8-14.
Utami, S., Kamil, R., & Chusna, Z. (2022). Peningkatan Pengetahuan Tentang Anemia
Pada Remaja Putri Untuk Mencegah Terjadinya Stunting. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Putri Hijau, 2(2), 30–33.

Sari, V. M., & Rahmatika, S. D. (2021). Gambaran Kejadian Anemia pada Remaja Putri
di Kabupaten Cirebon. Colostrum Jurnal Kebidanan, 2(2), 33–37
LAMPIRAN

Lampiran 1. Informent Consent


Lampiran 2. Instrument
Lampiran 3. Daftar hadir
Lampiran 4. Daftar hadir mahasiswa
Lampiran 5. Media edukasi leaflet
Lampiran 7. Dokumentasi Kegiatan
e

Anda mungkin juga menyukai