DI SUSUN
OLEH :
KELOMPOK
X
ii
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA
PALU 2021
ii
LEMBAR PENGESAHAN
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
KELUARGA DAN KOMUNITAS
Mengetahui :
Ns. Saka Adhijaya Pendit, M.Kep Ns. Saka Adhijaya Pendit, M.Kep
NIK. 20190901102 NIK. 20190901102
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat T uhan Yang Maha Esa atas Rahmat
dan Karunia yang senantiasa menyertai sekali
kita an sehingga seluruh rangkaian kegiatan
Praktek Departemen Keperawatan Komunitas Mahasiswa Program Studi Ners
Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu dapat
dilaksanakan dengan baik.
Sebagai bentuk nyata dari seluruh rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan
maka, disusunlah semua rangkaian kegiatan tersebut dalam bentuk laporan yang
didalamnya memuat semua kegiatan dan hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan selama 5 minggu dari tanggal 06 September s.d 11 Oktober 2021.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, sehingga sebelumnya kami mohon maaf dan membuka diri atas kritik
dan sarannya.
Mengetahui,
KELOMPOK X
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Pelaksanaan Praktek Departemen Keperawatan Komunitas 2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 56
B. Saran 57
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Pembukaan UUD 1945 dicantumkan bahwa pembangunan yang
meliputi semua sektor dilaksanakan oleh pemerintah dan seluruh rakyat
Indonesia, bertujuan mencapai masyarakat yang adil dan makmur, pembangunan
tersebut meliputi kesehatan. Paradigma pembangunan kesehatan baru yaitu
paradigma sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa.
Paradigma tersebut merupakan model pembangunan kesehatan yang dalam
jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dan
menjaga kesehatan mereka sendiri.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan pada kepercayaan atas kemampuan
dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepribadian bangsa. Kurikulum
Pendidikan Program Studi Ners Profesi Ners yang terdiri dari teori dan praktik
mewajibkan mahasiswa semester II melaksanakan praktik belajar lapangan
dengan tujuan mengaplikasikan langsung yang telah didapatkan di bangku
kuliah kepada kenyataan dengan mengambil bagian dalam pembangunan
kesehatan masyarakat sesuai dengan program pemerintah.
Secara umum program praktik belajar lapangan memiliki 3 unsur penting
yaitu :
1. Sebagai kegiatan pendidikan
Melalui praktik belajar lapangan, mahasiswa diharapkan dapat melihat
secara langsung faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku komunitas
dan menilai bagaimana tingkah laku tersebut mempengaruhi keadaan sehat-
sakit.
2. Sebagai kegiatan penelitian
Melalui kegiatan praktik belajar lapangan, mahasiswa mampu
mengkaji, merumuskan masalah yang ada di tengah masyarakat, serta
menggali segala kemampuan yang ada di masyarakat.
1
3. Sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat
Melalui kegiatan praktik belajar lapangan, mahasiswa dapat
mengamalkan ilmu pengetahuan untuk memecahkan permasalahan yang ada
di tengah masyarakat.
Praktek keperawatan komunitas dan keluarga dilaksanakan di huntara Petobo RW 2
Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan selama 5 (lima) minggu yang bertujuan
untuk melihat secara nyata pola perilaku kebiasaan hidup sehat masyarakat, dan
diharapkan nantinya dapat merubah perilaku dan meningkatkan pengetahuan tentang
pola hidup sehat, juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk
penyuluhan atau mempraktikkan secara langsung bagaimana cara untuk
meningkatkan derajat kesehatannya.
Dipilihnya RW 2 sebagai desa binaan karena penerapan pola hidup sehat yang masih
kurang di RW 2 dan juga pengolahan limbah yang masih kurang tepat sehingga dapat
menimbulkan resiko penyebab penyakit. Keadaan demografi huntara Petobo RW2
Kelurahan Petobo berada di dataran tinggi wilayah Kota Palu dan sebagian besar
masyarakat di daerah ini berprofesi sebagai wiraswasta (11), petani (1), PNS (1).
Fasilitas yang ada di huntara Petobo RW 2 Kelurahan Petobo yaitu Masjid (2),
Musholla (3), Paud (2), SD (1), dan SMP (1).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktek klinik keperawatan komunitas dan
keluarga, mahasiswa mampu menerapkan proses keperawatan komunitas
dan keluarga dengan bekerja sama dengan keluarga/kelompok/masyarakat
dalam peningkatan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktek profesi keperawatan komunitas dan keluarga
mahasiswa mampu :
a. Menerapkan proses keperawatan komunitas dan keluarga dengan
strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas.
b. Menganalisa data yang diperlukan.
2
c. Menentukan diagnose keperawatan komunitas dan keluarga sesuai
dengan masalah yang ada huntara Petobo.
d. Merencanakan asuhan keperawatan komunitas dan keluarga
sesuaidengan masalah kesehatan.
e. Melaksanakan rencana keperawatan komunitas dan keluarga yang
sesuai dengan masalah kesehatan komunitas dan keluarga.
f. Mampu mengevaluasi segala tindakan keperawatan komunitas dan
keluarga yang.telah diterapkan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang tepat terhadap
penyakit yang terjadi dan penggunaan obat tradisional dalam masyarakat.
Prinsip dalam pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Utama berorientasi pada
distribusi pelayanan kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat,
menggunakan teknologi tepat guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang ada
di dalam masyarakat itu sendiri), berfokus pada pencegahan dan pendekatan
multi sektoral. Kegiatan dalam Pelayanan Kesehatan Utama meliputi :
penyuluhan kesehatan terhadap masalah kesehatan yang pokok, cara
penanggulangan dan pencegahan serta pengobatannya, imunisasi, kesehatan ibu
dan anak, KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit menular, pengadaan obat
esensial, sanitasi dan pengadaan air bersih.
Hubungan konsep Pelayanan Kesehatan Utama dan komunitas adalah
untuk melaksanakan kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat
pelayanan kesehatan menjadi tingkat rumah tangga (individu dan keluarga),
tingkat masyarakat (pimpinan atau tokoh), tingkat rujukan pertama (Rumah
Sakit tipe A dan B), serta menyelenggarkan kerja sama lintas sektoral dan lintas
program yang melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat
diperlukan dalam hal kesehatan perorangan. Komunitas sebagai subjek sekaligus
objek dalam Pelayanan Kesehatan Utama diharapkan mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagai akhir tujuan
Pelayanan Kesehatan Utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri
menjaga dan melayani status kesehatan komunitas dimana dia tinggal.
5
yang ditujukan kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan
baik sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,
kelompok khusus atau masyarakat, pelayanan ini tercakup dalam spektrum
pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan
utama yang ditujukan pada masyarakat, prakteknya memerlukan acuan atau
landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar
komunitas.Banyak konseptual model keperawatan dikembangkan oleh para ahli,
salah satunya adalah konsep model dari Betty Neuman (1972), yang menekankan
pada pendekatan sistem untuk mengatasi masalah kesehatan.
Model teori Neuman didasari oleh teori sistem dimana terdiri dari
individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan terget
pelayanan kesehatan.Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi yang
dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk
melakukan tiga tingkatan pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan
tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau
diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya.Pencegahan primer ini
mencakup kegiatan mengidentifikasikan faktor resiko terjadinya penyakit,
mengkaji kegiatan-kegiatn promosi kesehatan dan pendidikan dalam
komunitas.Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya
dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyrakat dan ditemukannya
masalah kesehatan.Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini,
intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan
atau keseriusan penyakit.
3. Pencegahan Tersier
Fokus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan
kesehatan setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi
6
sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses
penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi
yang optimal dari ketidakmampuannya.
Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem
terbuka yang mempunyai lima variabel yang saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu biologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
Sumber energi infrastruktur dikelilingi oleh tiga lapisan sistem
pertahanan stressor yaitu garis resisten, garis pertahanan normal, garis
pertahanan fleksibel.Ketiga lapisan pertahanan tersebut bertujuan untuk
melindungi infra struktur atau sumber energi dari stressor yang dapat
mempengaruhi komunitas.
Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah semua orang
yang membentuk masyarakat (Anderson, 1988).Secara lebih rinci sasaran ini
terdiri dari tiga tingkat yaitu individu, keluarga dan komunitas.
a. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan (ketidakmampuan
dalam merawat dirinya sendiri) karena sesuatu hal dan sebab, maka
akan mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
dan sosial. Dalam praktek keperawatan komunitas, perawat
memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai
masalah kesehatan tertentu (misal TBC, ibu hamil, dan lain-lain)
dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah dan pemecahan
masalah kesehatan individu.
b. Tingkat keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
bermasalah kesehatan yang dirawat sebagai bagian dari keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga berikut:
1) Mengenal masalah kesehatan.
2) Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan.
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga.
7
4) Memodifikasi lingkungan yang sehat.
5) Memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia untuk mengatasi
masalah kesehatan keluarga.
c. Tingkat komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga
dilihat dari sebagai satu kesatuan dalam komunitas.Asuhan ini
diberikan untuk kelompok berisiko atau masyarakat wilayah
binaan.Pada tingkat komunitas asuhan keperawatan komunitas
diberikan dengan memandang komunitas sebagai klien.
8
nilai-nilai keyakinan, riwayat individu termasuk kesehatan, faktor-faktor
lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi,
politik dan pemerintah, pelayanan kesehatan dan sosial komunitas ekonomi
dan rekreasi.
Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan
data statistik, angket, wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh agama
dan aparat pemerintah.
1. Analisa Data Dan Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian dianalisa
untuk mengetahui stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat
yang muncul dalam masyarakat tersebut. Selanjutnya dirumuskan masalah
dan diagnosa keperawatan menurut Mueke (1987), yang terdiri dari :
a. Masalah sehat - sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan
d. Perencanaan
Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek, yaitu
primer, sekunder dan tersier, melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama
(partnership). Untuk meningkatkan kerjasama dan proses kelompok serta
mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan,
yang dihadapi yang akhirnya untuk menumbuhkan kemandirian masyarakat,
maka diperlukan pengorganisasian komunitas yang dirancang untuk
membuat perubahan. Menurut Rhotman (1986), ada tiga model pendekatan
pengorganisasian komunitas yaitu pendekatan perencanaan sosial (social
planning), pendekatan social action, namun yang dominan adalah dengan
pendekatan locality development yang berarti mengembangkan masyarakat
berdasarkan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki, serta mampu
mengurangi hambatan yang ada.
Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development)
dirancang untuk menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi
masyarakat dengan partisipasi aktif masyarakat dan penuh percaya diri
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan memotivasi
9
mereka untuk partisipasi aktif dalam memecahkan masalah kesehatannya
sendiri.
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunikasi berfokus pada
tiga tingkat pencegahan (Anderson dan Mc. Forlane, 1985).
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum terjadi
sakit.Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses penyakit atau kelainan, sehingga memperpendek
masa sakit dan tingkat keparahan.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat diperbaiki
lagi (irreversibel). Kegiatan rehabilitasi selain bertujuan menghambat
proses penyakit juga mengembalikan individu ke fungsi yang optimal,
intervensi atau tindakan yang dilakukan untuk pencapaian tujuan
dengan cara :
1) Aktifitas atau kegiatan program
2) Pembentukkan kelompok dasawisma
3. Evaluasi
Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap
program kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi masukan (input),
pelaksanaan (process), hasil (output).Sedangkan fokus evaluasi pelaksanaan
asuhan keperawatan komunitas adalah :
a. Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.
b. Perkembangan proses apakah sesuai dengan perencanaan, bagaimana
dengan peran staf atau pelaksanaan tindakan, fasilitas dan jumlah
peserta.
c. Efisiensi biaya : pencarian sumber dana dan penggunaannya.
10
d. Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas.
e. Dampak : apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan
intervensi.
Untuk mengimplementasikan konsep keperawatan komunitas yang
telah dipelajari, maka mahasiswa melakukan praktek keperawatan di RW2
Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan. Laporan kegiatan praktek
mahasiswa akan dilaporkan secara rinci pada BAB selanjutnya.
11
BAB III
PEMBAHASAN HASIL PENGKAJIAN
A. Keadaan Geografi
1. Letak Wilayah
Huntara Petobo di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota
Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Batas-Batas Wilayah
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kel. Lasoani
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kel. Tatura Utara
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab. Sigi
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Ngatabaru Kab. Sigi Biromaru
3. Iklim
Iklim daerah Huntara Petobo, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu
Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah adalah iklim tropis dimana
hanya mengenal dua musim yaitu :
a. Musim hujan
b. Musim kemarau
B. Data Demografi
1. Dari data yang didapatkan Di kantor Kelurahan Petobo, jumlah penduduk
Huntara Petobo, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah dengan perincian menurut jenis kelamin dari 13
KK sebagai berikut :
a. Laki-laki : 18 Jiwa
b. Perempuan : 19 Jiwa
2. Jumlah kepala keluarga : 13 Kepala Keluarga
3. Jumlah penduduk : 37 Jiwa
12
September 2021, dengan jumlah 13 KK dengan 37 jiwa . Hasil ini jauh dari
harapan kami sebab jumlah kepala keluarga yang seharusnya adalah 50 KK, hal
ini disebabakan oleh beberapa masalah yaitu adanya Pandemi Virus Covid-19
yang membuat tidak terjangkaunya seluruh keluarga yang ada di Huntara Petobo
dikarenakan kami juga harus tetap mengikuti Protokol Kesehatan serta kebijakan
Pemerintah saat ini yang melarang segala aktivitas yang melibatkan banyak
orang.
Pada saat pendataan, dari 13 KK di Huntara Petobo, Kelurahan Petobo,
Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, hasil pendataan
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Struktur Dan Sifat Keluarga
Tabel 1 : Klasifikasi jenis kelamin kepala keluarga dan anggota keluarga di
Huntara Balaroa, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
No Jenis Kelamin Frekuensi %
1 Laki-Laki 18 48,6
2 Perempuan 19 51,3
Jumlah 37 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 1. Diketahui bahwa penduduk Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 19 jiwa dari 37
jiwa (51,3%).
13
Jumlah 37 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 2. Diketahui bahwa penduduk Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar berumur 26 – 35 tahun (37,8%).
14
4 Sarjana 2 5,4
5 Tidak Sekolah 11 29,7
Jumlah 37 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 5. Diketahui bahwa penduduk Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sekitar 14 jiwa dari 37
jiwa ( 37,8%).
2. Ekonomi
Tabel 7 : Klasifikasi penghasilan rata-rata keluarga setiap bulan di Huntara
Petobo, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Penghasilan Rata-rata Keluarga Frekuensi %
1 < Rp. 1000.000 3 23,0
2 Rp. 1000.000- 3.000.000 10 76,9
3 >Rp.3000.000 0 0,0
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 7. Diketahui bahwa penduduk Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar memiliki penghasilan rata-rata sebesar Rp.
1000.000-3.000.000 (76,9 %).
15
Tabel 8 : Klasifikasi kebiasaan keluarga menabung di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
No Kebiasaan Keluarga Menabung Frekuensi %
1 Ya 3 23,0
2 Tidak 10 76,9
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 8. Diketahui bahwa penduduk Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar tidak menabung yaitu 10 Keluarga dari 13 Keluarga
(76,9 %).
16
Berdasarkan tabel 10. Diketahui bahwa penduduk di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar jumlah kamar tidur keluarga yaitu satu kamar tidur
(84,6%).
b. Rumah (Observasi/pengukuran)
Tabel 13 : Klasifikasi jenis lantai rumah di Huntara Petobo, Kelurahan
Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
17
No Jenis Lantai Rumah Frekuensi %
1 Tanah (sebagian besar) 0 0,0
2 Plester, ubin, keramik 0 0,0
3 Papan Kayu 13 100
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 13. Diketahui bahwa penduduk di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan keluarga menggunakan jenis lantai rumah papan kayu
yaitu 13 Keluarga (100.00 %).
18
Tabel 16 : Klasifikasi kebersihan dalam rumah dan pekarangan di Huntara
Petobo, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Kebersihan Dalam Rumah dan Pekarangan Frekuensi %
1 Bersih 13 100
2 Tidak Bersih 0 0,0
3 Kurang Bersih 0 0,0
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 16. Diketahui bahwa penduduk di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan keluarga memiliki rumah dan pekarangan yang bersih
(100%).
19
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 18. Diketahui bahwa penduduk di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan kepala keluarga memiliki jarak rumah yang bersatu
dengan tetangga (100 %).
20
Tabel 21 : Klasifikasi kebiasaan keluarga melakukan
pembersihan/pengurasan di Huntara Petobo, Kelurahan Petobo, Kecamatan
Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Kebiasaan Keluarga Melakukan Frekuensi %
Pembersihan
1 1 x seminggu 9 69,2
2 2 x seminggu 0 0,0
3 >4 x seminggu 2 15,3
5 Dan lain-lain 2 15,3
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 21. Diketahui bahwa penduduk di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar keluarga mempunyai kebiasaan melakukan
pembersihan/pengurasan 1x seminggu atau sekitar 9 Keluarga dari 13
Keluarga (69,2%).
21
3 Berbau 0 0,0
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 23. Diketahui bahwa penduduk di Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan keluarga memiliki keadaan fisik air yang bersih
(100%).
22
e. Pembuangan Sampah (Wawancara)
Tabel 26 : Klasifikasi tempat pembuangan sampah di Huntara
Petobo, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
No Tempat Pembuangan Sampah Frekuensi %
1 Ya 12 92,3
2 Tidak 1 7,6
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 26. Diketahui bahwa penduduk di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar keluarga memiliki tempat pembuangan sampah
sekitar 12 Keluarga dari 13 Keluarga (92.3%).
23
1 Terbuka 1 7,6
2 Tertutup 12 92,3
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 28. Diketahui bahwa penduduk di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar keluarga memiliki kondisi tempat pembuangan
sampah tertutup sekitar 12 Keluarga dari 13 Keluarga (92.3%).
24
Tabel 31 : Klasifikasi pembuangan air limbah di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
No Pembuangan Air Limbah Frekuensi %
1 Resapan 7 53,8
2 Got 1 7,6
3 Sembarang 5 38,4
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 31. Diketahui bahwa penduduk di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar keluarga menggunakan pembuangan air limbah
resapan sekitar 7 Keluarga dari 13 Keluarga (53.8%).
25
3 Leher Angsa 13 100
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 33. Diketahui bahwa penduduk di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan keluarga menggunakan jenis jamban leher angsa yaitu
13 keluarga dari 13 keluarga (100%).
26
i. Komunikasi (Wawancara)
Tabel 36 : Klasifikasi sarana komunikasi di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Sarana Komunikasi Frekuensi %
1 Ya 10 76,9
2 Tidak 3 23,1
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 36. Diketahui bahwa penduduk di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar keluarga memiliki sarana komunikasi yaitu sekitar
10 Keluarga dari 13 Keluarga (76,9%).
27
4 Pertemuan antar masyarakat 1 7,6
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 38. Diketahui bahwa penduduk di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar menggunakan media elektronik (radio/tv/hp) sebagai
metode penyampaian informasi kesehatan yaitu sekitar 10 Keluarga dari 13
Keluarga (76.9%).
28
6 Lainnya 2 15,3
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 40. Diketahui bahwa penduduk di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar kebiasaan keluarga minta tolong bila sakit ke Bidan
yaitu sekitar 6 Keluarga dari 13 Keluarga (46,3%).
29
Tabel 43 : Klasifikasi jarak rumah dengan sarana kesehatan di Huntara
Petobo, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Jarak Rumah dengan Sarana Kesehatan Frekuensi %
1 <10 KM 1 7,6
2 >10 KM 12 92,4
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 43. Diketahui bahwa penduduk di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar keluarga jarak rumah dengan sarana kesehatan >10
KM yaitu sekitar 12 Keluarga dari 13 Keluarga (92.4%).
5. TRANSPORTASI
a. Transportasi Keluarga (Wawancara)
30
Tabel 45 : Klasifikasi sarana transportasi keluarga di Diketahui bahwa
penduduk di Huntara Petobo, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu
Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Sarana Transportasi Keluarga Frekuensi %
1 Ya 12 92,4
2 Tidak 1 7,6
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 45. Diketahui bahwa penduduk Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar memiliki transportasi yaitu 12 keluarga dari 13
keluarga (92,4 %).
6. PENDIDIKAN
a. Pendidikan Kesehatan
Tabel 47 : Klasifikasi Jenis pendidikan kesehatan yang dibutuhkan di
Huntara Petobo, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
No Jenis Pendidikan Kesehatan Frekuensi %
Yang Dibutuhkan
1 Kesehatan ibu dan anak 6 46,2
31
2 Cara penanggulangan kesehatan 4 30,7
3 Pembinaan kesehatan lansia 3 23
4 Lain-lainnya 0 0.0
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 47. Diketahui bahwa penduduk Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar jenis pendidikan kesehatan yang dibutuhkan
keluarga yaitu kesehatan ibu dan anak sekitar 6 keluarga dari 13 keluarga
(46,2 %).
32
Berdasarkan tabel 49. Diketahui bahwa penduduk Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar keluarga memilih rumah sebagai tempat yang baik
untuk penyuluhan yaitu 11 keluarga dari 13 keluarga (86,6%).
33
pemeliharaan kesehatan yaitu ayah sekitar 7 keluarga dari 13 keluarga
(54%).
34
Tabel 54 : Klasifikasi adakah anggota keluarga yang merokok di Huntara
Petobo, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Adakah anggota keluarga yang merokok Frekuensi %
1 Ya 11 84,6
2 Tidak 2 15,4
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
35
6 41-45 Tahun 0 0,0
7 >45 Tahun 0 0,0
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
36
sebagian besar PUS menggunakan alat kontrasepsi yaitu 9 keluarga dari 13
keluarga (69,3%).
37
Tabel 61 : Klasifikasi Bagaimana kondisi kesehatan PUS di Huntara Petobo,
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
No Bagaimana kondisi kesehatan PUS Frekuensi %
1 Sehat 13 100
2 Sakit 0 0
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
10. BALITA
Tabel 62 : Klasifikasi Apakah keluarga melakukan penimbangan balita di
Huntara Petobo, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
No Apakah keluarga melakukan Frekuensi %
penimbangan balita
1 Ya 3 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 3 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
38
Berdasarkan tabel 63. Diketahui bahwa penduduk Huntara Petobo, Kelurahan
Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah
sebagian besar tidak mendapat makanan selingan diantara waktu makan
(66,6%).
39
Tabel 66 : Klasifikasi bagaimana kondisi gigi anak saat ini di Huntara
Petobo, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Bagaimana kondisi gigi anak saat ini Frekuensi %
1 Berlubang dan hitam 0 0,0
2 Gusi bengkak dan berdarah 0 0,0
3 Sariawan 0 0,0
4 Bersih dan sehat 4 100
Jumlah 4 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Tabel 68 : Klasifikasi apakah anak terbiasa memakai alas kaki saat bermain
di Huntara Petobo, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
No Apakah anak terbiasa memakai alas kaki Frekuensi %
saat bermain
1 Ya 4 100
2 Tidak 0 0,0
Jumlah 4 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
40
Berdasarkan tabel 68. Diketahui bahwa penduduk Huntara Petobo, Kelurahan
Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah
keseluruhan anak terbiasa memakai alas kaki saat bermain (100%).
41
No Jumlah lansia dalam rumah Frekuensi %
1 Tidak ada 10 76,9
2 1 3 23,1
2 >2 0 0,0
Jumlah 13 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
42
Berdasarkan tabel 73. Diketahui bahwa penduduk Huntara Petobo, Kelurahan
Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah
sebagian keseluruhan keluarga tidak pernah melakukan pemeriksaan gula
darah dalam 3 bulan terakhir (100%).
43
No Adakah posyandu lansia Frekuensi %
1 Ya 3 100
2 Tidak 0 0,0
Jumlah 3 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
D. Analisa Data
No Data Masalah Penyebab
1. DS : Perilaku Pola Hidup yang
- Sebagian besar warga mengatakan Kesehatan tidak sehat
sering mengalami penyakit asam Cenderung
urat, tidak hanya pada lansia namun Beresiko
juga pada masyarakat dengan usia
dewasa awal dan dewasa akhir
- Sebagian besar warga mengatakan
sering makan makanan yang
berlemak, bersantan, tinggi garam,
dan juga kacang-kacangan
DO:
44
Hasil Kuisioner :
- Kasus Penyakit yang diderita
masyarakat saat ini di Huntara
Petobo berjumlah 5 KK (50%)
dengan penyakit yang paling
dominan adalah Asam Urat yang di
akibatkan ketidaktahuan masyarakat
tentang makanan yang tidak baik
untuk di konsumsi secara berlebihan.
- Lansia yang menderita Hipertensi 2
orang (100%).
45
(76,9%) > 5 meter.
3 DS: Kurang Kurangnya
- Warga mengatakan masih banyak Pengetahuan Terpapar
masyarakat yang tidak Informasi
menggunakan masker saat
beraktifitas.
- Warga mengatakan kurangnya
informasi yang di sampaikan tenaga
kesehatan tentang penggunaan
masker.
- Sebagian besar warga mengatakan
mereka tidak mempercayai tentang
pandemi Covid-19
DO:
Hasil Kuisioner
- (76,9%) warga mendapatkan
informasi hanya melalui media
elektronik terutama dari berita yang
ada di sosial Media
- (100%) warga memilih untuk
membeli obat warung saat sakit
- (92,4%) warga memiliki jarak
rumah >10KM ke sarana palayanan
kesehatan.
46
Beresiko
Resiko Terjadinya
4 2 4 2 3 3 3 3 24 II
ISPA
Kurang
3 3 2 2 3 3 3 3 22 III
pengetahuan
Keterangan : Pembobotan :
A : Resiko Keparahan 1 : Sangat Rendah
B : Minat Masyarakat 2 : Rendah
C : Kemungkinan Di Atasi 3 : Cukup
D : Waktu 4 : Tinggi
E : Fasilitas 5 : Sangat Tinggi
F : Sumber Daya
G : Tempat
H : Dana
47
G. Planning Of Action
Masalah Tujuan Sumber Penanggung
Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Media
Keperawatan Dana Jawab
1. Perilaku TUM : • Penyuluhan Seluruh Minggu Huntara Dari • Brosur 1. Nur fajrah,
Kesehatan Agar seluruh warga tentang masyarakat Ke 2 (Hari Petobo Mahasiswa S.Kep
Cenderung dapat mengetahui penerapan yang Minggu) 2. Moh Ikram,
Berhubungan dan menerapkan pola hidup berjumlah 13 Pukul S.Kep.
Dengan Pola pola hidup sehat sehat KK di Huntara 09.00 3. Djunaidi
Hidup Yang TUK : • Pembuatan Petobo WITA s/d Kallo,
Tidak Sehat • Masyarakat mampu liflet Selesai S.Kep.
mengerti tentang • Pemberian
penerapan pola buah
hidup sehat
• Masyarakat mampu
mengerti tentang
pentingnya
mengkonsumsi
makanan sehat
48
Terjadinya Agar seluruh warga pembagian masyarakat Ke 2 (Hari Petobo Mahasiswa Yuninda,
ISPA Pada dapat menerapkan Tempat yang Minggu) S.Kep.
Masyarakat tentang perilaku sampah untuk berjumlah 13 Pukul 2. Anggraeni
Berhubungan hidup sehat dalam dijadikan KK di Huntara 09.00 Dewi R,
Dengan lingkungan sehari- tempat Petobo WITA s/d S.Kep.
Perilaku hari. pembuangan Selesai
Masyarkat TUK : sementara di
Untuk • Mengerti tentang lingkungan
Mengolah pentingnya menjaga Huntap
Limbah kebersihan Balaroa
Dengan lingkungan dengan
Tekhnik mengolah limbah
Bakar sampah dengan
tekhnik yang benar.
• Mengerti tentang
cara pengolahan
limbah dengan
ramah lingkungan.
3. Kurang TUM : • Memberikan Seluruh Minggu Huntara Dari • Brosur 1. Ninda Katili,
Pengetahuan Untuk meningkatkan penyuluhan masyarakat Ke 2 (Hari Petobo Mahasiswa S.Kep
49
Berhubungn pengetahuan warga tentang yang Minggu) 2. Rita
Dengan di huntara Petobo NAPZA berjumlah 13 Pukul Adriyanti,
Kurang TUK : KK di Huntara 09.00 S.Kep.
Terpapar • Dapat mengetahui Petobo WITA s/d 3. Imelda,
Informasi pentingnya Selesai S.kep
Tentang penggunaan masker
Pentingnya • Masyarakat mampu
Penggunaan menerapkan
Masker. penggunaan masker
dalam kegiatan
sehari-hari.
50
H. Implementasi Dan Evaluasi
Diagnosa Waktu Dan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tempat
1. Perilaku Minggu, 18 a. Memberikan Evaluasi Struktur
Kesehatan September penyuluhan Dalam perencanaan
Cenderung 2021 tentang kegiatan telah di organisir
Berhubungan Pukul 09.00 perilaku dengan baik mencakup
Dengan Pola WITA s/d kesehatan penunjukan penanggung
Hidup Yang Selesai dengan pola jawab / kepanitiaan, job
Tidak Sehat hidup sehat. description,
b. Pembagian pemberitahuan kepada
buah warga tentang adanya
kegiatan penyuluhan
dengan harapan kegiatan
tersebut akan
berlangsung dengan baik.
Evaluasi Proses
Pada pelaksanaan
kegiatan (implementasi)
masyarakat sangat
antusias dan berespon
sangat baik karena karena
keingintahuan
masyarakat sangat tinggi
tentang pola hidup sehat.
Evaluasi Hasil
Kegiatan dilakukan dari
rumah ke rumah yang
dikarenakan pandemi
Covid-19. Kegiatan yang
berhasil di laksanakan
umumnya karena
51
masyarakat itu sendiri
dan swadana mahasiswa
sendiri. masyarakat yang
mengikuti juga dalam
pengawasan kami serta
mengikuti protocol
kesehatan yang
diterapkan oleh
pemerintah.
2. Resiko Minggu, 18 a. Pembagian Evaluasi Struktur
Terjadinya September kantong Dalam perencanaan
ISPA Pada 2021 sampah yang kegiatan telah di organisir
Masyarakat Pukul 09.00 diakan oleh dengan baik mencakup
Berhubungan WITA s/d kelompok penunjukan penanggung
Dengan Selesai untuk jawab / kepanitiaan, job
Perilaku masyarakat description,
Masyarkat Huntara pemberitahuan kepada
Untuk Petobo warga tentang adanya
Mengolah b. Memberikan kegiatan penyuluhan
Limbah Dengan penyuluhan dengan harapan kegiatan
Tekhnik Bakar tentang tersebut akan
pengolahan berlangsung dengan baik.
limbah Evaluasi Proses
dengan Pada pelaksanaan
tekhnik yang kegiatan (implementasi)
benar masyarakat sangat
antusias dan berespon
sangat baik.
Evaluasi Hasil
Kegiatan dilakukan dari
rumah ke rumah
mengingat dalam situasi
52
pandemi Covid-19.
Kegiatan yang berhasil di
laksanakan umumnya
karena dukungan
masyarakat itu sendiri
dan swadana mahasiswa
sendiri. Partisipasi
masyarakat umumnya
baik namun hanya saja
terdapat pembatasan
dalam mengumpulkan
orang akibat dari
pandemi Virus Corona /
Covid-19, dan
masyarakat juga dalam
pengawasan kami serta
mengikuti protocol
kesehatan yang
diterapkan oleh
pemerintah.
3. Kurang Minggu, 18 a. Memberikan Evaluasi Struktur
Pengetahuan September penyuluhan Dalam perencanaan
Berhubungn 2021 tentang kegiatan telah di organisir
Dengan Kurang Pukul 09.00 pentingnya dengan baik mencakup
Terpapar WITA s/d penggunaan penunjukan penanggung
Informasi Selesai masker dalam jawab / kepanitiaan, job
Tentang aktivitas description,
Pentingnya sehari-hari pemberitahuan kepada
Penggunaan b. Pembagian warga tentang adanya
Masker. masker dan kegiatan penyuluhan
handsanitizer dengan harapan kegiatan
tersebut akan
53
berlangsung dengan baik.
Evaluasi Proses
Pada pelaksanaan
kegiatan (implementasi)
masyarakat sangat
antusias dan berespon
sangat baik karena
keingintahuan
masyarakat sangat tinggi
tentang pentingnya
penggunaan masker pada
kegiatan sehari-hari.
Evaluasi Hasil
Kegiatan dilakukan dari
rumah ke rumah
mengingat dalam situasi
pandemi Covid-19.
Kegiatan yang berhasil di
laksanakan umumnya
karena dukungan
masyarakat itu sendiri
dan swadana mahasiswa
sendiri. Partisipasi
masyarakat umumnya
baik hanya saja ada
pembatasan dalam
mengumpulkan orang
akibat dari pandemi Virus
Corona / Covid-19, dan
masyarakat juga dalam
pengawasan kami serta
mengikuti protocol
54
kesehatan yang
diterapkan oleh
pemerintah.
55
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas yang diberikan bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat yang bersifat
komprehensif melalui kerjasama lintas sektor dan peran serta aktif masyarakat.
Sasaran keperawatan komunitas mencakup individu, keluarga, dan masyarakat
yang menekankan pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
dengan tidak mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif. Dari hasil asuhan
keperawatan komunitas dapat di kemukakan beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Masalah kesehatan dan keperawatan yang di temukan pada wilayah binaan
adalah :
a. Perilaku Kesehatan Cenderung Berhubungan Dengan Pola Hidup
Yang Tidak Sehat.
b. Resiko Terjadinya ISPA Pada Masyarakat Berhubungan Dengan
Perilaku Masyarkat Untuk Mengolah Limbah Dengan Tekhnik Bakar
c. Kurang Pengetahuan Berhubungan Dengan Kurang Terpapar
Informasi Tentang Pentingnya Penggunaan Masker.
d. Untuk menggerakan partisipasi aktif menuju kemandirian masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan di perlukan pengorganisasian
masyarakat dalam melaksanakan berbagai program kesehatan
e. Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat
wilayah binaan dilakukan serangkaian kegiatan melalui penggalangan
masyarakat, kerjasama lintas sektor dan program diantaranya adalah
penyuluhan kesehatan dan gerakan hidup bersih melalui kerja bakti serta
pada masa pandemi seperti saat ini agar masyarakat selalu menjalankan
protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah serta selalu menerapkan 5M
yaitu; Memakai Masker, Menjaga jarak, Mencuci Tangan, Menghindari
kerumunan, dan Mengurangi mobilitas.
56
f. Hasil yang di capai dalam setiap kegiatan belum memenuhi secara optimal
dikarenakan kesibukan masyarakat dalam mengatur waktu setiap kali
pelaksanaan kegiatan.
B. Saran
Setelah seluruh kegiatan asuhan keperawatan komunitas telah
dilaksanakan, maka dengan ini kami mengajukan beberapa saran, sebagai
berikut :
1. Kepada pihak puskesmas untuk lebih proaktif dalam memberikan pelayanan
diluar gedung sesuai dengan paradigma baru orientasi pelayanan dari kuratif
dan rehabilitatif ke promotif dan preventif dalam upaya penggerakkan
kesehatan berbasis masyarakat.
2. Kepada pemerintah daerah dan kelurahan di harapkan meningkatkan
pelayanan dalam memfasilitasi masyarakat mengakses pelayanan kesehatan,
dan berbagai kegiatan pembangunan kesehatan desa dan mempercepat
ketersediaan sarana poskesdes / Pustu.
3. Kepada kader kesehatan di harapakan dapat menjadi promotor gerakan
hidup bersih dan sehat,dan proaktif melakukan berbagai kegiatan dalam
rangka mewujudkan terciptanya kelurahan sehat.
4. Kepada seluruh lapisan masyarakat untuk kembali menggiatkan semangat
gotong royong khususnya dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
serta tetap menjalankan protokol kesehatan disetiap aktivitas sehari-hari
agar dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona / Covid-19.
57
LAMPIRAN