Disusun oleh :
KELOMPOK IX
KELURAHAN : PETOBO
KECAMATAN : PALU SELATAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
Menyetujui : Menyetujui :
Dosen Pembimbing Lapangan Ketua Lppm :
Mengetahui : Mengetahui:
Ketua Prodi Kepala Lurah Petobo
Puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan atas limpahan karunia, rahmat, nikmat
serta hidayah-Nya sehingga kami mahasiswa / mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok
IV, dapat menyelesaikan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) sampai selesai dengan hasil yang
memuaskan.
Dengan berakhirnya program Kuliah Kerja Nyata (KKN) maka dengan ini kami
menyampaikan laporan akhir kegiatan kami. Di dalam laporan ini termuat seluruh program yang
telah kami jalankan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari seluruh kegiatan.
Tetapi kami meyadari bahwa dalam laporan ini terdapat kekurangan-kekurangan, hal ini tentu
menjadi pembelajaran untuk generasi berikutnya untuk melakukan perbaikan.
Penyusunan laporan KKN ini tidak mungkin diselesaikan tanpa adanya kekompakan
dan kerjasama yang baik dari setiap anggota kelompok serta koordinasi dan arahan dari dosen
pembimbing lapangan. Selain itu dukungan moril dan semangat kebersamaan yang diberikan
oleh mahasiswa KKN lainnya serta bantuan dari Kepala Kelurahan petobo, Koordinator huntara
maupun masyarakat juga menjadi penunjang keberhasilan dan kesuksesan program kerja yang
kami laksanakan selama masa Kuliah Kerja Nyata KKN di huntara kelurahan petobo kecamatan
palu selatan.
KELOMPOK IV
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
D. Manfaat 2
BAB II RENCANA PROGRAM KERJA
A. Observasi 4
B. Keadaan geografis dan demografis 4
C. Rencana program kerja 24
BAB III HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN
A. Hasil 26
1. Observasi 26
2. Program fisik 26
3. Program Non Fisik 27
4. Program Ekstra 28
B. Faktor pendukung dan penghambat 29
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 30
B. Saran 31
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-Lampiran
A. Surat Kegiatan MMDI, MMD II, MMD III
B. Struktur Organisasi
C. Time Schedule
D. Peta RT 16 Layana Indah
E. Susunan Acara Penyuluhan (SAP) dan Leaflet
F. Dokumentasi Kegiatan KKN
G. Biodata Mahasiswa
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu program STIKES Widya Nusantara
Palu sebagai salah satu implementasi Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian
Mahasiswa terhadap masyarakat untuk membantu dan membimbing masyarakat dalam
memanfaatkan sumber daya yang diharapkan dapat membantu dan mengembangkan potensi
masyarakat.
Dalam pembukaan UUD 1995 dicantumkan bahwa pembangunan yang meliputi semua
sektor dilaksanakan oleh pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, bertujuan mencapai
masyarakat yang adil dan makmur, pembangunan tersebut meliputi kesehatan. Pembangunan
kesehatan dilaksanakan pada kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan sendiri serta
bersendikan keribadia nbangsa.
Program Kuliah Kerja Nyata STIKes Widya Nusantara Palu dilaksanakan di Kecamatan
palu selatan yang kelurahan salah satunya kelurahan petobo yang dilaksanakan sejak tanggal
22 Februari 2021 sampai 22 Maret 2021, adapun wilayah cakupan kelompok IV kelurahan
petobo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka mahasiswa KKN melakukan pengkajian atau
pendataan untuk mendapatkan masalah kesehatan yang terdapat di huntara petobo Kelurahan
Petobo Kecamatan Palu Selatan Kota Palu Sulawesi Tengah. Sehingga dapat menentukan
intervensi yang dapat dilakukan Mahasiswa KKN STIKES Widya Nusantara Palu.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terbentuknya pemahaman yang utuh dalam diri mahasiswa KKN STIKES Widya
Nusantara Palu tentang kegiatan kesehatan masyarakat baik secara institusi maupun
terhadap masyarakat hunian sementara petobo Kelurahan Petobo Kecamatan Palu
Selatan dan memberikan kesempatan kepada Mahasiswa KKN untuk menerapkan
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di bangku kuliah langsung di
lapangan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) para mahasiswa mampu :
a. Mendeskripsikan suatu kegiatan menurut tujuan komponen-komponen kegiatan dan
proses kegiatan.
b. Bekerja sama dalam tim untuk memecahkan masalah kesehatan masyarakat di
Huntara Petobo Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan.
c. Menentukan kebutuhan mengolah dan menganalisis data.
d. Menemukan fakta, data, dan informasi di lapangan dijadikan sebagai bahan laporan
hasil kegiatan KKN.
e. Menemukan dan menetapkan unit kerja dalam institusi yang dipersiapkan dalam
pelaksanaan pendidikan profesi keperawatan.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan di bidang managemen pelayanan
masyarakat.
b. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman lapangan.
c. Mendapatkan pengalaman dan menggunakan metode analisis masalah.
2. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam penyelesaian masalah
masyarakat.
b. Masyarakat mendapat tenaga terdidik dalam pelaksanaan dan evaluasi program
pembangunan kesehatan.
c. Masyarakat mendapat bantuan dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi sesuai
dengan disiplin yang mereka dapatkan di Perguruan Tinggi.
d. Masyarakat memperoleh masukan dari peserta KKN dari permasalahan, potensi,
kendala dalam pelayanan kesehatan.
3. Bagi Institusi STIKES Widya Nusantara Palu
a. Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu penyelesaian tugas-
tugas yang bermasalah di unit kerja masing-masig.
b. Institusi mendapat tenaga terdidik dalam melaksanakan dan evaluasi program
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
c. Institusi memperoleh masukan dari peseta Kuliah Kerja Nyata tentang masalah,
potensi dan kendala dalam pelayanan kesehatan.
BAB II
A. OBSERVASI
1. Asal mula kelurahan petobo
Riwayat petobo adaa dalam cerita rakyat orang kaili. Tokoh adat desa pombewe,
atman givu lando, mengatakan petobo berasal dari kata” tobo” yang berarti menusuk
nama itu sesuai kisah taboge bulava yang hendak di nikahi oleh seorang pria suku kaili
tara dengan mahar membuat saluran dari sungai kawatuna. Tetapi saat prosesi
petambuli, sang mempelai pria meninggal. Taboge bulava kemudian dilamar kembali
oleh pria panggevei, tetapi mendapat penolakan dari keluarganya. “peristiwa ini
berujung dengan penusukan yang melukai taboge bulava” kata atman.
Sebelum bernama petobo, kawasan tersebut bernama jajaki yang artinya tempat
polibu atau musyawarah, sebelum terjadinya perang (kagegere) lando-sidima. Wilayah
jajaki terdiri dari beberapa bagian yaitu boya atau ranjole kinta, varo, nambo, ranjo
bori, panta ledoke, popempenono, dan kaluku lie. Nambo sebelum likuifaksi, terletak di
sekitar jalan mamara, kelurahan petobo. Nambo di ambil dari nama raja loru, nambo
lemba.
Kisah nambo lemba, berakhir hilang (na’lanya) di sungai ngia, yang dulunya
mengalir dari kapopo lalu bertemu dengan sungai kawatuna kearah levonu (daerah
sekitar dunia baru dan maltatura). Keterangan soal sungai ngia itu tertera dalam peta
tahun 1897 buatan ahi etnografi belanda, albertus Christian kryut, yang di terbitkan
diens kartograi Batavia pada 1941. Dalam peta itu menggambarkan bahwa ada sungai
ngia(kapopo yang mengalir di petobo. Hal ini juga di katakana arkeolog museum
Sulawesi tengah, muh iksam. “itu adalah bekas aliran sungai purba, yang mengalir dari
daerah kapopo (ngatabaru dan bersatu dengan sungai palu di tatura” kata iksam
beberapa waktu lalu. Atman menceritakan, dulunya petobo hanya di pakai sebagai
tempat berperang. Itu yang memunculkan nama pantale doke alias tempat menaruh
tombak serta ranjobori sebagai wilayah khusus untuk peperangan.
Dalam beberapa tahun berikutnya, petobo kemudian khusus di minta menjadi
tempat tinggal. Akan tetapi, dulunya penduduk petobo tidak boleh lebih dari 60 orang.
“jika lebih, warga meyakini akan datang bencana dan penyakit sehingga jumlahnya
kembali menjadi 60 orang” kata atman. Agar tak jadi malapetaka penduduk petobo
melangsungkan upacara adat dengan menyusun sejumlah tombak dan guma (pedang)
untuk di jadikan kinta atau kampong kecil sebagai hunian. “sejak saat itu penduduk di
kinta dapat bertambah” ujar atman.
Dalam dokumen rencana tata ruang kota(rutrk) kota madya palu 1995 tertulis
bahwa dalam periode itu penggunaan lahan untuk pemungkiman dan pembangunan
fasilitas umum di kelurahan petobo hanya seluas 40.306 hektar sedangkan sisanya
masih berupa semak, sawah, kebun kelapa dan jaringan irigasi. Namun berikutnya
petobo makin padat dengan hunian. Kompleks kompleks perumahan banyak di bangun
di atas bekas sungai ngia. Di bekas sungai itulah lumpur likuifaksi 28 semptember
2018, melumat ratusan rumah dan bangunan lain setelah gempa mengguncang. Tepat di
batas timur ada sekitar 15 rumah di kinta bekas kampong pertama di petobo yang
selamat dari kepungan likuifaksi.
2. Keadaan geografis
Kelurahan Petobo Kecamatan Palu selatan merupakan salah satu bagian wilayah
kota palu di bagian selatan yang berbatasan langsung dengan kabupaten Sigi, yang
memiliki luas wilayah sebesar +- 2km.
Secara geografis kelurahan petobo kecamatan palu selatan memilik bentuk wiayah
datar/berombak.
TABULASI DATA
A. BIODATA PENDUDUK
1. Jenis kelamin
2. Umur
4. Pekerjaan
D. PENANGANAN SAMPAH
1. Mempunyai Tempat Pembuangan Sampah
E. PEMBUANGAN LIMBAH
1. Air Bekas Dari Dapat Kamar Mandi Di Aliran Melalui
2. Kondisi Sarana
Mengetahui Pengaruh
Frekuensi (f) Persentase (%)
Terhadap Kesehatan
Ya 10 100%
Tidak 0 0%
Total 10 100%
Tabel 3. Distribusi penduduk huntara Kelurahan Petobo diketahui bahwa ada 10 KK
Yang mengetahui tentang pengaruh air limbah terhadap kesehatan dengan presentase
100%
F. KEADAAN RUMAH
1. Keadaan rumah
Konsumsi Vitamin/Makanan
Frekuensi (f) Persentase (%)
Suplemen
Ya 0 0%
Tidak 10 100%
Total 10 100%
Tabel 4. Distribusi penduduk huntara kelurahan petobo diketahui bahwa ada 10 KK Yang
mengkonsumsi vitamin dengan presentase 100%.
Mendapat Kunjungan
Penyuluhan Dari Petugas Frekuensi (f) Persentase (%)
Kesehatan
Ya 0 0%
Tidak 10 100%
Total 10 100%
Tabel 6. Distribusi penduduk huntara kelurahan petobo diketahui bahwa ada 10 KK
Yang tidak mendapat kunjungan dari petugas kesehatan dengan presentase 100%.
Bersedia Membantu
Pembangunan Sarana Frekuensi (f) Persentase (%)
Kesehatan
Ya 10 100%
Tidak 0 0%
Total 10 100%
Tabel 7. Distribusi penduduk huntara kelurahan petobo diketahui bahwa ada 10 KK
Yang bersedia membantu pembangunan sarana kesehatan bila diadakan dengan
presentase 100%.
Kebiasaan/kepercayaan 0 0%
Total 0 0%
Tabel 11. Distribusi penduduk huntara kelurahan petobo diketahui bahwa tidak ada
berkunjung ke dukun bila sakit.
Jika Ke Puskesmas/Petugas
Frekuensi (f) Persentase (%)
Kesehatan Apa Alasannya
Kebiasaan 1 10%
Dekat dan cepat dilayani 9 90%
Murah 0 0%
Jauh/mahal 0 0%
Total 10 100%
Tabel 12. Distribusi penduduk huntara kelurahan petobo diketahui bahwa ada 9 KK
dengan alasan anggota keluarga sakit dibawa ke Puskesmas/petugas kesehatan karna
“Dekat dan cepat pelayanannya” dengan presentase 90%, ada 1 KK dengan alasan
anggota keluarga sakit dibawa ke Puskesmas/petugas kesehatan karna “kebiasaan”
dengan presentase 10%.
3. Mencuci Tangan Setelah Mengunjungi Ruang Publik Seperti Pasar Dan Tempat
Ibadah
Ya 0 0%
Tidak 10 100%
Total 10 100%
Tabel 5. Distribusi penduduk huntara kelurahan petobo diketahui bahwa ada 10 kk sat
sakit/flu batuk tidak beraktivitas diluar dengan persentasi 100%.
11. Langsung Menyentuh Mata, Hidung Dan Mulut Setelah Melepaskan Masker
13. Saat Berada Di Keramaian Menjaga Jarak Dengan Orang Lain Minimal 2 Meter
14. Selama Pandemi Bersalaman Langsung Dengan Kerabat Ataupun Teman Saat
Berjumpa
15. Selama Pandemi Berpelukan Dengan Kerabat Ataupun Teman Saat Berjumpa
17. Saat Bersin Atau Batuk Menutup Mulut Menggunakan Tisu/Sapu Tangan
18. Jika Tidak Ada Tisu/Sapu Tangan Menutup Mulut Menggunakan Lengan Baju
Saat Bersin Atau Batuk