Oleh:
i
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI
Disusun oleh:
Tegal,……………2022
Mengetahui,
Manajer BPDAPM Penyusun (Observer)
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Tegal, 2022
Penyusun (Observer)
iii
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
D. Manfaat 5
BAB II TELAAH/KAJIAN PUSTAKA 6
A. Sejarah Terbentuknya PNPM Mandiri Pedesaan 6
B. Dasar Hukum PNPM Mandiri Pedesaan 9
C. Pengertian PNPM Mandiri Pedesaan 9
D. Tujuan Umum PNPM Mandiri Pedesaan 11
E. Tinjauan Umum Tentang Pembentukan Tim Pelaksana PNPM 11
BAB III PEMBAHASAN HASIL
Mandir Mandiri OBSERVASI
Perdesaan 14
A. Time Schedule Pelaksanaan Kegiatan 14
B. Sejarah BPDAPM 14
C. Sejarah Singkat BPDAPM Kec. Kedungbanteng 15
D. Kondisi Geografi BPDAPM Kec. Kedungbanteng 17
E. Susunan Organisasi Di BPADPM Kec. Kedungbanteng 18
F. Tugas Peran dan Wewenang Pengelola BPDAPM Kec. 18
Kedungbanteng
G. Hasil Observasi 22
H. Analisis Swot 26
I. Lembar Refleksi Hasil Observasi 28
BAB IV PENUTUP 29
A. Kesimpulan 29
B. Kritik & Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN 31
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
semua sumber daya dan perekonomian, untuk digunakan bagi sebesar-
besarnya kesejahteraan rakyatnya sesuai pasal Pasal 33 ayat 2 UUD 1945.
Secara historis penciptaan kesejahteraan bagi seluruh warga negara
merupakan amanat perjuangan kemerdekaan, dimana para pendiri negeri
ini telah menegaskan bahwa negara-bangsa bernama Indonesia dibentuk
untuk mengupayakan terciptanya kemakmuran lahir dan batin bagi
segenap penduduknya. Konstitusi tegas mengamanatkan kesejahteraan
sosial sebagai prioritas tertinggi kebijakan publik negeri ini.
Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 menyatakan, perekonomian
berdasarkan atas asas kekeluargaan atau persaudaraan (brotherhood), yang
menjunjung kesejahteraan bersama sebagai tujuan utama, bukan
persaingan individualisme (liberalism) dan bukan kemakmuran orang per
orang.
Untuk itu, pemerintah memiliki tanggungjawab yang sangat besar
didalam penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Peran tersebut dapat berupa penyaluran bantuan dalam
berbagai rupa dan cara maupun penciptaan iklim yang kondusif bagi
pengembangan penghidupan masyarakatnya.
Dalam rangka menyiasati keterbatasan sumber daya yang dimiliki
pemerintah untuk mewujudkan upaya-upaya tersebut, dapat diupayakan
melalui penggalangan kerjasama dengan berbagai pihak, baik diantara
institusi pemerintahan sendiri maupun dengan dunia usaha (swasta) dan
masyarakat.
Karena masalah tersebut pemerintah mengeluarkan peraturan yang
dicantumkan dalam Peraturan Presiden No 15 Tahun 2010 tentang
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan yakni dengan membentuk Tim
Nasional percepatan penanggulangan kemiskinan dengan menetapkan
PNPM sebagai salah satu programnya yaitu pinjam PNPM. Dasar hukum
pelaksanaan PNPM mengacu pada landasan konstitusional UUD 1945
beserta amandemennya, landasan idiologi Pancasila, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta landasan khusus pelaksanaan
PNPM.
2
PNPM adalah program pemberdayaan masyarakat miskin untuk
secara proaktif berpartisipasi dalam pembangunan agar masyarakat
pedesaan dapat lebih menjalani kehidupan yang lebih baik, dan
memprioritaskan tindakan pemecahan masalah sendiri, solidaritas dan
kerja sama dalam komunitas itu sendiri. Pelaksanaan PNPM berada
dibawah binaan direktorat jenderal pemberdayaan masyarakat dan desa
(Dirjen PMD),Kementerian dalam Negeri.
3
merupakan salah satu syarat memperoleh perizinan untuk mengelola
PNPM.
Tujuan penyusun melakukan observasi di BPDAPM yang
tempatnya di Kecamatan Kedungbanteng yaitu untuk mengetahui bahwa
Program PNPM yang awalnya sudah dihentikan pada masa presiden Joko
Widodo pada Tahun 2014, namun tetap dilestarikan dalam bentuk
Lembaga Perkumpulan Berbadan Hukum.
Dengan adanya observasi ini diharapkan kita dapat mengetahui
bagaimana peran BPDAPM di lingkungan Pedesaan, dan mengetahui
Pengelolaan Keuangan PNPM yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Dimana dana awal yang diperoleh dari Pemerintah sebesar 1,4 triliun, dan
sekarang memperoleh laba sebesar 4 triliun.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana awal mula terbentuknya Lembaga BPDAPM ?
2. Apa saja peran Lembaga BPDAPM dalam Perekonomian Masyarakat ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan
laporan observasi ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui awal mula terbentuknya Lembaga BPDAPM
2. Mengetahui peran Lembaga BPDAPM dalam perekonomian
Masyarakat
4
D. Manfaat
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
Bapak Aburizal Bakrie menegaskan lebih lanjut dengan menghentikan
seluruh proyek dan kegia\tan survei yang akan dilakukan kementrian atau
lembaga untuk Tahun Anggaran 2007 sebesar 850 miliyar rupiah di 11
kementrian atau lembaga.
Tanggal 23 Mei 2006 : Rapat antara Menko Kesra, Menko
Perekonomian, Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas beserta staf
terkait memutuskan untuk melanjutkan Program Pengembangan
Kecamatan (PPK) dan Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan
(P2KP) yang mendekati closing date dalam pendanaannya melalui
pinjaman Bank Dunia, namun perlu dintegrasikan dalam suatu Wadah
Program Nasional dan akan di-scale up ke seluruh desa dan kecamatan
miskin. Pada rapat tanggal 23 Mei 2006 tersebut tercapai kesepakatan
diantara Menko dan Menteri terkait, bahwa Menko Perekonomian yang
pada saat itu dijabat oleh Bapak Boediono akan berkonsentrasi untuk
menjaga kestabilan makro ekonomi dan Menko Kesra ( Bapak Aburizal
Bakrie) sepakat untuk mengkoordinasikan program-program yang sifatnya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat disemua kementrian atau lembaga
termasuk yang ditujukan untuk menanggulangi kemiskinan.
Tanggal 23 Mei 2006 : Rapat antara Menko Kesra, Menko
Perekonomian, Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas berserta staf
terkait memutuskan untuk melanjutkan Program Pengemebangan
Kecamatan (PPK) dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
(P2KP) yang mendekati closing date dalam pendanaanya melaui pinjaman
Bank Dunia, namun perlu diintregrasikan dalam suatu wadah Program
Nasional dan akan di-scale up ke seluruh desa dan kecamatan miskin.
Pada rapat tanggal 23 Mei 2006 tersebut tercapai kesepakatan di
antara Menko dan Menteri terkait bahwa Menko Perekonomian yang pada
saat itu dijabat oleh Bapak Boediono akan berkosentrasi untuk menjaga
kesetabilan makro ekonomi dan Menko Kesra (Aburizal Bakrie) sepakat
untuk mengkoordinasikan program-program yang sifatnya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat disemua kementrian atau lembaga termasuk
yang ditunjukan untuk menanggulangi kemiskinan.
7
Sidang Kabinet tanggal 7 september 2006 khusus untuk
penanggulangan Kemiskinn Kemenko Kesra bersama Deputi Bidang
Kemiskinan, UKM dan Ketenaga kerjaan Bappenas, Ditjen PMD,
Depdagri, Ditjen Cipta Karya Dept, Pekerjaan Umum bekerja keras
menggarap konsep, nama dan desain awal program nasional
pemberdayaan masyarakat ini dan sepakat mengajukan nama program
sebagai “Prograam Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), 12
September 2006 : Menko Kesra, Menko Perekonomian, Menteri
keuangan, Kepala Bappenas dan menteri- menteri terkait menyetujui untuk
menetapkan “Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)”
sebagai instrument dalam percepatan penanggulangan kemiskinan dan
perluasan kesempatan kerja berbasis pemberdayaan masyarakat. Menko
Kesra menindak lanjuti mengusulkan kepada Menteri Keuangan untuk
menambah alokasi dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat), Mendgri
minta Gubernur, Bupati atau Walikota menyampaikan usulan alokasi,
Bappenas merancang perdana PNPM pada tahun 2007, tanggal 14
september 2006 Presiden RI nama PNPM menjadi PNPM-Mandiri.
Logo PNPM Mandiri yang sekarang digunakan diciptakan oleh tim
yang dipimpin oleh Direktur Kemiskinan Bappenas pada saat itu dan pada
rapat Tim pelaksanaan PNPM-Mandiri yang diketuai oleh Deputi Bidang
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, Kemenko Kesra ditetapkan
sebagai Logo resmi PNPM-Mandiri. Pada tanggal 30 April 2007 PNPM-
Mandiri diluncurkan Presiden di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah,
pada saat diluncurkan PNPM Mandiri terdiri dari : PNPM Mandiri
Perdesaan yang merupakan penyempurnaan dan Program Pengembangan
Kecamatan (PPK) yang dikelola oleh Ditjen PMD Depdagri dan PNPM
Mandiri Perkotaan yang merupakan penyempurnaan dari Program
Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) yang dikelola oleh Ditjen
Cipta Karya Dept, Pekerjaan Umum.
8
B. Dasar Hukum PNPM Mandiri Perdesaan
Sebelum lahirnya regulasi Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa, belum ada peraturan perundangan yang secara eksplisit
mengatur tugas, fungsi, wewenang, anggaran pemerintah desa dalam
konteks pemberdayaan masyarakat. Eksistesi UU Nomor 6 Tahun 2014
secara tegas menjelaskan mengenai pemberdayaan masyarakat
sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 ayat (12). Pasal tersebut berbunyi:
“pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya mengembangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta
memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program,
kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan
prioritas kebutuhan masyarakat desa” lebih lanjut di Pasal 18
menyebutkan. “Kewenangan desa meliputi kewenangan di bidang
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat desa”
9
perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan
kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Program
PNPM Mandiri ini adalah ;
1. Tujuan Umum: Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja
masyarakat miskin secara mandiri.
2. Tujuan Khusus :
- Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk
masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat
terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan
sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan
dan pengelolaan pembangunan.
- Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang
mengakar, representatif dan akuntabel. Meningkatnya kapasitas
pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan
penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-
poor).
- Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta,
asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat,
organisasi masyarakat dan kelompok perduli lainnya untuk
mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
- Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta
kapasitas pemerintah \daerah dan kelompok perduli setempat
dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.
- Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang
sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk
melestarikan kearifan lokal.
- Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna,
informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.
10
D. Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan
Tujuan Umum PNPM Mandiri Pedesaan adalah meningkatnya
kesejahteraan dan kesepakatan kerja masyarakat miskin di pedesaan
dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan pembangunan.
Tujuan khusus meliputi :
a. Meningkatkan parisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat
miskin dana atau kelompok perempuan dalam pengambilan keputusan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pelestarian pembangunan.
b. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipasi dengan
mendayagunakan sumber daya local.
c. Mengembangkan kapasitas Pemerintahan Desa dalam memfasilitasi
pengelolaan pembangunan partisipatif.
d. Menyediakan prasaranan sarana social dasar dan ekonomi yang
diprioritaskan oleh masyarakat.
e. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.
f. Mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa.
g. Mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam upaya
penanggulangan kemiskinan perdesaan.
11
atau mengembangkan lembaga-lembaga pembangunan yang memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Lembaga pengelola kegiatan di Kecamatan, yang dibentuk dan
ditetapkan melalui musyawarah antar desa.
2. Lembaga pengelola kegiatan di Desa atau Kelurahan, yang dibentuk
dan ditetapkan melalui musyawarah desa dan pengurusnya dipilih
langsung oleh warga dewasa desa atau kelurahan, tanpa pencalonan,
rahasia dan demokratis berdasarkan rekam jejak. Masyarakat dapat
menggunakan lembaga kemasyarakatan yang telah ada, atau
membentuk kelompok masyarakat setempat yang dapat berasal dari
unsur-unsur organisasi atau kelompok yang mengakar yang telah hidup
dimasyarakat.
3. Lembaga masyarakat sebagai penanggungjawab kegiatan
penanggulangan kemiskinan ditingkat Desa atau Kelurahan, yang
dibentuk dan ditetapkan oleh seluruh representasi masyarakat di
kelurahan atau desa tersebut dan anggota-anggotanya harus dipilih
langsung oleh warga dewasa desa atau kelurahan, melalui mekanisme
tanpa pencalonan dan tanpa kampanye, secara tertulis dan rahasia serta
melalui proses demokratis tanpa rekayasa berdasarkan rekam jejak
perilaku dan perbuatannya.
4. Selain itu perlu adanya upaya-upaya untuk mengagas muncul dan
berkembangnya tenaga penggerak atau pelopor masyarakat didalam
melaksanakan kegiatan PNPM Mandiri dan lebih jauh lagi menjadi
motor penggerak pembangunan secara keseluruhan dilingkungannya
yang diharapkan lebih berkelanjutan setelah PNPM Mandiri selesai.
Para penggerak tersebut diambil dari warga masyarakat setempat
sendiri yang peduli dengan lingkungannya, memiliki komitmen yang
besar terhadap pembangunan masyarakatnya dan tidak pamrih.
Untuk melaksanakan program PNPM Mandiri Pedesaan, maka
sebelumnya dibentuklah sebuah tim pelaksana. Adapun tim
pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan adalah sebagai berikut:
12
1. Kepala Desa Peran Kepala Desa adalah sebagai pembina dan
pengendali kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan PNPM MP
di Desa, bersama BPD, Kepala Desa menyusun peraturan Desa
yang relevan dan mendukung terjadinya proses pelembagaan
prinsip dan prosedur PNPM MP sebagai pola pembangunan
partisipatif, serta pengembangan dan pelestarian asset PNPM MP
yang telah ada di Desa, Kepala Desa juga berperan mewakili
desanya dalam pembentukan badan atau forum kerja sama antar
Desa.
2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam pelaksanaan PNPM
MP, BPD atau dengan sebutan laninya berperan sebagai lembaga
yang mengawasi proses dari setiap tahapan PNPM MP, mulai dari
sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian di Desa.
Selain itu juga berperan dalam melegalisasi atau mengesahkan
peraturan Desa yang berkaitan dengan kelembagaan dan
pelestarian PNPM MP di Desa.
3. Tim Pengelolaan Kegiatan (TPK) TPK terdiri dari anggota
masyarakat yang secara sukarela berkeinginan untuk berpartisipasi
dalam PNPM MP. TPK dipilih melalui musyawarah desa yang
secara umum mempunyai fungsi dan peran untuk mengelola dan
melaksanakan PNPM MP. TPK terdiri dari ketua sebagai
penanggung jawab operasional kegiatan di desa, mengkordinir
pelaksanaan kegiatan di lapangan dan pengelolaan adminitrasi serta
keuangan program. Sekertaris dan bendahara adalah membantu
ketua TPK terutama dalam masalah administrasi dan keuangan.
Jika memang diperlukan, bagi desa yang mendapatkan danan
PNPM MP dapat menambah tenaga atau anggota sesuai bidang
kegiatan yang diperlukan. Tambahan anggota atau tenaga dapat
dipilih pada saat musyawarah desa diseminasi hasil musyawarah
antar desa penetapan usulan. Anggota tambahan ini lebih
dikhususkan untuk menangani langsung bidang kegiatan yang
didanai di Desa tersebut.
13
BAB III
PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI
B. Sejarah BPDAPM
Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) PNPM Mandiri
adalah dana milik masyarakat sebagai penerima manfaat PNPM Mandiri
dan dikelola dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri. DAPM adalah
sarana bagi masyarakat untuk mewujudkan impiannya.
Berdasarkan hasil rapat kelompok kerja pengendali PNPM Mandiri
yang dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2013 telah memutuskan tentang
tiga pilihan bentuk badan hukum Pengelola DAPM, maka pilihan bentuk
badan hukum yang dapat dipertimbangkan adalah: (1) koperasi, (2)
perkumpulan berbadan hukum (PBH), dan (3) perseroan terbatas (PT).
Pengelolaan DAPM merupakan bagian dari misi penanggulangan
kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, sehingga ukuran
kinerjanya juga seberapa jauh kontribusinya terhadap penanggulangan
kemiskinan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Agar berkelanjutan,
pengelola DAPM perlu melakukan penguatan kapasitas (capacity
building) personil dan manajemen pelayanan, serta melakukan kerjasama,
kemitraan dengan berbagai pihak, baik lembaga keuangan maupun
lembaga lainnya. Untuk memperluas peluang kerjasama ini.
14
Dengan badan hukum yang jelas, diharapkan pengelolaan DAPM
PNPM Mandiri dalam jangka panjang akan dapat dikembangkan secara
mandiri dan berkelanjutan sehingga ketergantungan pengelola DAPM
PNPM Mandiri terhadap dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) akan
berkurang.
Disamping itu, pengelolaan DAPM akan bersifat legal, formal,
transparan dan akuntabel, sehingga pengelola DAPM PNPM Mandiri
diharapkan mampu menjalin kerjasama dan kemitraan yang luas dengan
segenap pihak secara saling menguntungkan satu sama lain guna
meningkatkan modal DAPM PNPM Mandiri serta memperluas jangkauan
layanan dan menambah diversifikasi layanan untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan bagi masyarakat miskin.
15
ekonomi dengan jalan pergerakan sector-sector ekonomi domestik
strategis khusunya pada lokasi pedesaan yang membutuhkan pernagkat
kebijakan lanjutan program.
Pengelolaan Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat harus
dijamin dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara
berkelanjutan (subtainable). Di samping manfaat dari hasil kegiatan, maka
aspek pemberdayaan sistem dan proses perencanaan, aspek good
governance, serta peinsip-prinsip PNPM MPD harus mampu memberi
dampak perubahan positif dan berkelanjutan bagi masyarakat. Untuk dapat
mencapai hal itu maka semua pemangku kepentingan di masing-masing
tingkatan harus mengetahui dan mampu memahami latar belakang dan
dasar pemikiran prinsip prinsip, kebijakan, prosedur, dan mekanisme
pelestarian hasil kegiatan PNPM MPD secara benar.
Hasil kegiatan PNPM MPD yang berupa prasarana, modal usaha
ekonomi produktif, simpan pinjam, kegiatan bidang penelitian dan
kesehatan meruapakan aset bagi masyarakat yang harus dipelihara,
dikembangkan dan dilestarikan. Pelestarian kegiatan merupakan tahapan
pasca pelaksanaan yang dikelola dan merupakan tanggung jawab
masyarakat. Dasar-dasar dalam rangka mewujudkan pelestarian kegiatan
dana bergulir adalah :
a. Adanya dana kegiatan SPP yang produktif dan bertambah jumlahnya
untuk menyediakan kebutuhan pendanaan masyarakat miskin.
b. Adanya pelestarian prinsip PNPM mandiri-pedesaan terutama
keberpihakan kepada orang yang tidak mampu dan transparansi.
c. Penguatan kelembangaan baik dalam aspek permodalan maupun
kelembagaan kelompok.
d. Pengembangan layanan kepada masyarakat.
e. Pengembangan permodalan.
16
dan pengelola pinjaman. Pengembangan kelembagaan kelompok SPP,
secara badan hukum dapat menjadi kegiatan simpan pinjam. Fasilitas
pengembangan kelompok dapat didasarkan pada tingkat pengembangan
kelompok maupun fungsi kelompok yang dijelaskan dalam pengelolaan
dana bergulir.
17
E. Susunan Organisasi Di BPADPM Kec. Kedungbanteng
18
d. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana bergulir dari dana
bergulir maupun dari sumber lain yang dialokasikan untuk
kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP).
e. Melakukan pendampingan/pembinaan terhadap kelompok
peminjam
f. Membantu mensosialisasikan program pemberdayaan masyarakat
dan menegakn prinsip-prinsip PNPM-MD dalam setiap tahap
g. Melakukan penagihan pengembalian pinjaman dari kelompok
h. Membantu pengembangan kapasitas kelembagaan BPDAPM
i. Sebagai panitia penyelenggaraan kegiatan BPDAPM tingkat
kecamatan
j. Mempertanggung jawabkan kegiatan dan keuangan dalam forum
MAD
k. Setiap bulan melaporkan kegiatan pengelola BPDAPM kepada
camat selaku pembina, pengurus dan instansi pemerintah terkait.
2. Manajer
19
operasional pengelola serta rekening lain yang terkait dengan
pengelola BPDAPM
Tugas :
a. Bersama personil lainnya menyusun program kerja pengelola
BPDAPM yang terdiri program, kegiatan dan rencana keuangan
melalui berbagai proyeksi keuangan baik tahunan, bulanan atau
mingguan
b. Mempresentasikan program kerja dihadapan forum MAD
c. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pengelolaan BPDAPM
baik hasil kegiatan maupun keuangan pengelolaan BPDAPM
d. Memimpin rapat ditingkat pengelola BPDAPM dalam rangka
evalusi mingguan, bulanan, dan tahunan maupun dalam
pelaksanaan kegiatan
e. Menyusun dan melaporkan hasil kegiatan, keuangan setiap bulan
kepada pihakyang memerlukan baik ditingkat kabupaten,
kecamatan maupun desa
f. Membuat dan mengajukan pencairan dana untuk kepentingan
perguliran pembiyaan yanh lain sesuai dengan rencana kerja yang
telah disepakati kepada pemegang specimen
g. Menandatangani berta acara kesepakatan, keputusan pada saat
pertemuan yang membahas kegiatan pengelola BPDAPM
h. Menjalin kerjasama dengan pihak lain, demi pengembangan usaha
i. Melakukan tugas lain sesuai dengan kebutuhan pengelola
BPDAPM
20
Tugas :
a. Menempelkan atau memberikan informasi tentang penganggung
jawab keuangan, informasi kegiatan kepada masyarakat melalui
papan informasi atau media lainnya
b. Melakukan pendapat kegiatan kelompok, meliputi jumlah anggota,
pemanfaatan pinjaman serta kegiatan usahanya
c. Mencatat proses dan hasil keputusan rapat
d. Mengisi dan mencatat agenda harian
e. Bertindak sebagai humas apabila manajer berhalangan
f. Mengelola Inventaris
g. Merencanakan pengadaan inventaris kantor
h. Membuat dan mendokumentasikan surat masuk dan keluar
i. Melakukan tugas lain sesuai dengan kebutuhan pengelola
BPDAPM
21
5. Bagian Penagihan Lapangan
Peran : Sebagai penanggung jawab bidang saran dan prasarana
kegiatan pengelolaan BPDAPM dan pemberdayaan masyarakat atau
kelompok
Wewenang : Melakukan upaya pemberdayaan kegiatan pengelolaan
BPDAPM
Tugas :
a. Mengidentifikasi kebutuhan harian dan peralatan kerja pengelola
BPDAPM
b. Melakukan pendampingan terhadap ketua kelompok dalam
menyusun jadwal setoran atau angsuran
c. Mencari trobosan-trobosan dalam upaya kelancaran angsuran
anggota kelompok dan pengelola kelompok, misalnya kerja sama
dengan pihak keluarga dan kunjungan persuasif
d. Melakukan pendampingan kepada anggota kelompok pengelola
kelompok dan pelaku lain setingkat desa maupun pemasaran
produk
e. Merancang pertemuan paguyuban kelompok dan pelaku lainnya
setingkat kecamatan dan desa
f. Mempersiapkan pelaksanaan pelatihan (peserta, tempat, undangan,
narasumber, materi, jadwal, dan lain-lain)
g. Menyiapkan perangkat-perangkat untuk kegiatan rapat atau
pertemuan pengelola BPDAPM
G. Hasil Observasi
1. Produk
22
Dengan demikian harus tetap mempertahankan dan melestarikan
ruh/marwah dari program PNPM Mandiri Pedesaan yaitu Dari, Oleh,
dan Untuk Masyarakat (DOUM). Dengan tujuan awal ingin membantu
meningkatkan perekonomian keluarga dari pelosok desa.
Dari 10 desa yang terdapat di Kecamatan Kedungbanteng
hampir semua desa memiliki kelompok SPP yang terdiri dari satu
ketua kelompok dan anggota. Masing-masing kelompok terdiri
minimial 5 anggota kelompok dan maximal 20 anggota kelompok.
Dalam satu desa bisa terdiri lebih dari 2 kelompok tergantung tingkat
minat perempuan dalam suatu wilayah tersebut. Perempuan yang
dimaksud di sini adalah ibu rumah tangga bukan perempuan lajang
atau perempuan yang masih sekolah. Jadi produk ini hanya
diperuntuhkan untuk perempuan yang sudah menikah. Untuk wilayah
Kecamatan Kedungbanteng ada sekitar 1.000 anggota yang terdaftar
dalam anggota Simpan Pinjam Perempuan (SPP).
Seperti pada lembaga simpan pinjam yang lainnya, BPDAPM
dalam tahap pengajuan pinjaman juga ada beberapa persyaratan yang
harus dilengkapi oleh masing-masing anggota kelompok meliputi:
a. Pembuatan Proposal Pinjaman
b. Menyertakan fotokopi Kartu Keluarga
c. Meyertakan fotokopi KTP Suami Istri
d. Menyertakan jaminan berupa barang/surat berharga
23
Dengan adanya modal awal kemudian UPK BPDAPM
mengelola untuk produk SPP dengan system pinjam
meminjam. Dari situlah dana tersebut bisa dikelola dengan baik
dan menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan.
2) Penggunaan Dana
24
untuk dana sosial tahun 2021 dialokasikan untuk pembelian
perlengkapan jenazah disetiap desa. Untuk alokasi dana sosial
tahun 2022 belum dipergunakan karena sesuai prosedur akan
digunakan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2023.
25
beliau adalah anggota baru. Maka berapa uang yang diterima
Ibu Rohmah dan berapa besar angsurannya?
Jawab :
Besarnya uang yang diterima Ibu Rohmah sebesar Rp.
875.000 dengan rincian potongan sebagai berikut:
Biaya Administrasi = Rp. 20.000
Biaya kontribusi anggota = Rp. 5.000 (disetorkan ke ketua
kelompok)
Setoran bulan terakhir = Rp. 100.000 +
Jumlah potongan = Rp. 125.000
Sedangkan untuk besarnya angsuran setiap bulan yaitu Rp.
100.000 karena setiap pinjaman senilai Rp. 1.000.000 maka
setoran wajibnya sebesar Rp. 100.000.
Dari contoh di atas dapat ditarik kesimpulan setiap
pinjaman Rp. 1.000.000 maka keuntungan yang diperoleh
BPDAPM sebesar 2% dari pinjaman. Dengan rumus
perhitungsn :
Keuntungan = Besar Pinjaman x persentase x waktu
pinjaman
26
b. Weakness
- Kualitas SDM yang kurang memadai
- Tata kelola yang belum optimal
- Sumber dana yang terbatas
c. Opportunity
- Adanya kebijakan yang mendukung
- Adanya partisipasi dunia usaha/swasta
- Peningkatan pendapatan masyarakat miskin
- Jangkauan pasar yang luas pelayanan
- Berbasis pemberdayaan masyarakat
d. Treath
- Intensitas persaingan lembaga microfinance yang tinggi
- Partisipasi masyarakat kelompok sasaran kurang
27
I. LEMBAR REFLEKSI HASIL OBSERVASI
28
BAB IV
KESIMPULAN, KRITIK DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan observasi yang kami lakukan, kami dapat
mengerti bagaimana kondisi dan keadaan di dunia usaha yang sebenarnya.
Selain itu, kami juga mendapatkan keterampilan bekerja dan kemudian
dijadikan sebagai bekal bagi kami dalam memperoleh pekerjaan setelah
menjalani duni pendidikan.
BPDAPM Kecamatan Kedungbanteng merupakan salah satu
instansi pemerintah yang memiliki fungsi melayani masyarakat dalam hal
Simpan Pinjam Perempuan.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
LAMPIRAN
31