Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN OBSERVASI

PERAN BPDAPM TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT

Disusun untuk memenuhi syarat penugasan pada


Mata Kuliah “Kuliah Kerja Lapangan” di Semester 5
Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIPNU Kab. Tegal.

Oleh:

Nama Mahasiswa : 1. Tika Risqiyatul Ulya (2003000046)


2. Yenny Septia Ningrum (2003000048)
Program Studi : Pendidikan Ekonomi

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN TEGAL
(STKIP NU KABUPATEN TEGAL)
TAHUN 2022

i
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI

Disusun oleh:

Nama Mahasiswa : 1. Tika Risqiyatul Ulya (2003000046)


2. Yenny Septia Ningrum (2003000048)

Instansi : Badan Pengelola Dana Amanah Pemberdayaan


Masyarakat (BPDAPM)

Tegal,……………2022
Mengetahui,
Manajer BPDAPM Penyusun (Observer)

Slamet Suharyono Tika Risqiyatul U Yenny Septia N


NIP. - NIM. 2003000046 NIM. 2003000068

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Elsa Puspasari, M.Pd


NIP. -

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas


pertolongan Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Observasi ini tepat
pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tak lupa sholawat serta salam
Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat,
semoga selalu dapat menuntun kami semua pada ruang dan waktu yang lain.
Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat penugasan pada Mata
Kuliah KKL (Kuliah Kerja Lapangan) di Semester 5 Program Studi Pendidikan
Ekonomi STKIPNU Kab. Tegal.
Kami menyadari bahwa Laporan ini masih terdapat banyak kekurangan
hal ini dikarenakan keterbatasan kami dalam pengetahuan dan pengalaman.
Maka dari itu kami mengharapkan atas segala bentuk kritik dan saran dari
teman-teman semua. Kami berharap laporan ini dapat berguna bagi semua pihak
yang membaca dan ikut terlibat. Terimakasih

Tegal, 2022

Penyusun (Observer)

Tika Risqiyatul U Yenny Septia N


NIM.2003000046 NIM. 2003000068

iii
DAFTAR ISI

Hal
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
D. Manfaat 5
BAB II TELAAH/KAJIAN PUSTAKA 6
A. Sejarah Terbentuknya PNPM Mandiri Pedesaan 6
B. Dasar Hukum PNPM Mandiri Pedesaan 9
C. Pengertian PNPM Mandiri Pedesaan 9
D. Tujuan Umum PNPM Mandiri Pedesaan 11
E. Tinjauan Umum Tentang Pembentukan Tim Pelaksana PNPM 11
BAB III PEMBAHASAN HASIL
Mandir Mandiri OBSERVASI
Perdesaan 14
A. Time Schedule Pelaksanaan Kegiatan 14
B. Sejarah BPDAPM 14
C. Sejarah Singkat BPDAPM Kec. Kedungbanteng 15
D. Kondisi Geografi BPDAPM Kec. Kedungbanteng 17
E. Susunan Organisasi Di BPADPM Kec. Kedungbanteng 18
F. Tugas Peran dan Wewenang Pengelola BPDAPM Kec. 18
Kedungbanteng
G. Hasil Observasi 22
H. Analisis Swot 26
I. Lembar Refleksi Hasil Observasi 28
BAB IV PENUTUP 29
A. Kesimpulan 29
B. Kritik & Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN 31

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era reformasi, kemiskinan masih menjadi salah satu masalah
besar yang dihadapi oleh Negara Indonesia. Kemiskinan masih terus
melanda Negara Indonesia meskipun negara mengalami kemajuan
ekonomi. Terhitung banyaknya perusahaan, pabrik-pabrik industri dan
perkantoran yang berdiri di Indonesia terkadang masih belum dapat
mengentaskan kemiskinan yang terjadi. Banyak pabrik-pabrik dan
perkantoran yang memberikan lowongan pekerjaan bagi seseorang yang
memiliki riwayat pendidikan minimal SMA/sederajat.
Namun, dapat diketahui bahwa yang dikategorikan sebagai
penduduk miskin rata-rata pendidikan yang telah ditempuh hanyalah
sampai di Sekolah Dasar (SD). Dalam kasus ini, tidak menutup
kemungkinan bahwa seseorang yang memiliki pendidikan rendah tidak
memiliki peluang untuk melamar pekerjaan di suatu perusahaan ataupun
perkantoran. Sehingga, dalam hal ini tingkat pengangguran akan
meningkat dan kemiskinan akan terus melanda.
Penyebab kemiskinan dapat dilihat dari : Kemiskinan alami
(natural) adalah kemiskinan yang disebabkan keadaan alam suatu daerah
yang miskin. Kemiskinan budaya (cultural) adalah kemiskinan yang
disebabkan kondisi sosial budaya penduduk di daerah itu mendukung
kemiskinan. Kemiskinan struktural (structural) adalah kemiskinan yang
disebabkan keadaan struktur pemerintah, struktur pendistribusian fasilitas
yang membuat suatu daerah penduduknya menjadi miskin..
Kesejahteraan masyarakat adalah suatu keadaan dimana
masyarakat merasakan keadilan dalam perekonomian dan keadaan sosial
yang berkecukupan dalam memenuhi kebutuhan hidup, baik yang bersifat
jasmani, rohani maupun sosial sesuai dengan hakekat dan martabat
manusia. Kesejahteraan masyarakat adalah tugas pertama dan utama setiap
pemerintahan karena pemerintah memiliki kewenangan untuk mengelola

1
semua sumber daya dan perekonomian, untuk digunakan bagi sebesar-
besarnya kesejahteraan rakyatnya sesuai pasal Pasal 33 ayat 2 UUD 1945.
Secara historis penciptaan kesejahteraan bagi seluruh warga negara
merupakan amanat perjuangan kemerdekaan, dimana para pendiri negeri
ini telah menegaskan bahwa negara-bangsa bernama Indonesia dibentuk
untuk mengupayakan terciptanya kemakmuran lahir dan batin bagi
segenap penduduknya. Konstitusi tegas mengamanatkan kesejahteraan
sosial sebagai prioritas tertinggi kebijakan publik negeri ini.
Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 menyatakan, perekonomian
berdasarkan atas asas kekeluargaan atau persaudaraan (brotherhood), yang
menjunjung kesejahteraan bersama sebagai tujuan utama, bukan
persaingan individualisme (liberalism) dan bukan kemakmuran orang per
orang.
Untuk itu, pemerintah memiliki tanggungjawab yang sangat besar
didalam penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Peran tersebut dapat berupa penyaluran bantuan dalam
berbagai rupa dan cara maupun penciptaan iklim yang kondusif bagi
pengembangan penghidupan masyarakatnya.
Dalam rangka menyiasati keterbatasan sumber daya yang dimiliki
pemerintah untuk mewujudkan upaya-upaya tersebut, dapat diupayakan
melalui penggalangan kerjasama dengan berbagai pihak, baik diantara
institusi pemerintahan sendiri maupun dengan dunia usaha (swasta) dan
masyarakat.
Karena masalah tersebut pemerintah mengeluarkan peraturan yang
dicantumkan dalam Peraturan Presiden No 15 Tahun 2010 tentang
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan yakni dengan membentuk Tim
Nasional percepatan penanggulangan kemiskinan dengan menetapkan
PNPM sebagai salah satu programnya yaitu pinjam PNPM. Dasar hukum
pelaksanaan PNPM mengacu pada landasan konstitusional UUD 1945
beserta amandemennya, landasan idiologi Pancasila, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta landasan khusus pelaksanaan
PNPM.

2
PNPM adalah program pemberdayaan masyarakat miskin untuk
secara proaktif berpartisipasi dalam pembangunan agar masyarakat
pedesaan dapat lebih menjalani kehidupan yang lebih baik, dan
memprioritaskan tindakan pemecahan masalah sendiri, solidaritas dan
kerja sama dalam komunitas itu sendiri. Pelaksanaan PNPM berada
dibawah binaan direktorat jenderal pemberdayaan masyarakat dan desa
(Dirjen PMD),Kementerian dalam Negeri.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) adalah


program nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kesempatan kerja bagi masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong
kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan
serta mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan
berkelanjutan khususnya di perdesaan.
Pelaksanaan PNPM di pedesaan dimulai dengan Program
Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan
pemberdayaan masyarakat di perdesaan beserta program pendukungnya.
Kemudian diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan
Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya.
Di Kabupaten Tegal terdapat 18 Kecamatan yang semuanya
terdapat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat dimana secara
Letak Geografis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu Perkotaan dan Pedesaan.
PNPM di Perkotaan hanya ada 5 Kecamatan, di antaranya Pangkah,
Talang, Slawi, Adiwerna, dan Dukuhturi. Sedangkan PNPM di Pedesaan
ada 13 Kecamatan, yaitu Kedungbanteng, Suradadi, Kramat, Warureja,
Tarub, Pagerbarang, Balapulang, Margasari, Bojong, Bumijawa,
Dukuhwaru, Jatinegara, dan Lebaksiu.
Awal mula PNPM terbentuk di Kabupaten Tegal yaitu pada Tahun
2007. Namun, di Kecamatan Kedungbanteng sendiri berdiri mulai tahun
2009, dan merupakan Kecamatan terakhir dalam pendirian UPK yang

3
merupakan salah satu syarat memperoleh perizinan untuk mengelola
PNPM.
Tujuan penyusun melakukan observasi di BPDAPM yang
tempatnya di Kecamatan Kedungbanteng yaitu untuk mengetahui bahwa
Program PNPM yang awalnya sudah dihentikan pada masa presiden Joko
Widodo pada Tahun 2014, namun tetap dilestarikan dalam bentuk
Lembaga Perkumpulan Berbadan Hukum.
Dengan adanya observasi ini diharapkan kita dapat mengetahui
bagaimana peran BPDAPM di lingkungan Pedesaan, dan mengetahui
Pengelolaan Keuangan PNPM yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Dimana dana awal yang diperoleh dari Pemerintah sebesar 1,4 triliun, dan
sekarang memperoleh laba sebesar 4 triliun.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana awal mula terbentuknya Lembaga BPDAPM ?
2. Apa saja peran Lembaga BPDAPM dalam Perekonomian Masyarakat ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan
laporan observasi ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui awal mula terbentuknya Lembaga BPDAPM
2. Mengetahui peran Lembaga BPDAPM dalam perekonomian
Masyarakat

4
D. Manfaat

Setelah melakukan observasi di Badan Pengelola Dana Amanah


Pemberdayaan Masyarakat diharapkan :
1. Dapat menambah khasanah pengetahuan atau sebagai kajian ilmiah
khususnya yang berhubungan dengan pelaksanaan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat.
2. Menjadi bahan acuan bagi pelaksana program BPDAPM untuk
memahami permasalahan sehingga dapat mengembangkan kegiatan
yang tepat dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat.
3. Sebagai masukan bagi akademisi dalam rangka meningkatkan
pengetahuan tentang program pemberdayaan melalui BPDAPM
4. Sebagai sumber data atau informasi untuk pengembangan penelitian
selanjutnya di bidang BPDAPM.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sejarah Terbentuknya PNPM Mandiri Pedesaan


Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari
PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM
Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan
adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara
terpadu dan berkelanjutan.
Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan
dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai
berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan
kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan
efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan
partisipasi masyarakat.
Ditinjau dari aspek historis, PNPM Mandiri diluncurkan oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 30 April 2007 di Kota
Palu, Sulawesi Tengah.9 Pada Bulan Agustus –Desember 2006:
Pemerintah mendapatkan tekanan yang berat dari publik yang mengatakan
Presiden telah berbohong dengan menyatakan angka kemiskinan turun,
yang dikutip dari naskah Pidato Kenegaraan Presiden pada tanggal 16
Agustus 2005 dan menuduh pemerintah sengaja menyembunyikan angka
kemiskinan terbaru dari BPS.
Presiden melakukan serangkaian Sidang Kabinet dan meminta
untuk mengumumkan angka kemiskinan terbaru dari BPS pada bulan
Oktober 2006. Tanggal 15 Desember 2006, Presiden menegaskan agar ada
data dasar kemiskinan adalah dengan menggunakan angka yang
dikeluarkan BPS dan semua kementrian atau lembaga dilarang untuk
melakukan survei sendiri-sendiri untuk menghindarkan perbedaan angka
statistik mengenai kemiskinan. Menko kesra pada waktu itu di jabat oleh

6
Bapak Aburizal Bakrie menegaskan lebih lanjut dengan menghentikan
seluruh proyek dan kegia\tan survei yang akan dilakukan kementrian atau
lembaga untuk Tahun Anggaran 2007 sebesar 850 miliyar rupiah di 11
kementrian atau lembaga.
Tanggal 23 Mei 2006 : Rapat antara Menko Kesra, Menko
Perekonomian, Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas beserta staf
terkait memutuskan untuk melanjutkan Program Pengembangan
Kecamatan (PPK) dan Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan
(P2KP) yang mendekati closing date dalam pendanaannya melalui
pinjaman Bank Dunia, namun perlu dintegrasikan dalam suatu Wadah
Program Nasional dan akan di-scale up ke seluruh desa dan kecamatan
miskin. Pada rapat tanggal 23 Mei 2006 tersebut tercapai kesepakatan
diantara Menko dan Menteri terkait, bahwa Menko Perekonomian yang
pada saat itu dijabat oleh Bapak Boediono akan berkonsentrasi untuk
menjaga kestabilan makro ekonomi dan Menko Kesra ( Bapak Aburizal
Bakrie) sepakat untuk mengkoordinasikan program-program yang sifatnya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat disemua kementrian atau lembaga
termasuk yang ditujukan untuk menanggulangi kemiskinan.
Tanggal 23 Mei 2006 : Rapat antara Menko Kesra, Menko
Perekonomian, Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas berserta staf
terkait memutuskan untuk melanjutkan Program Pengemebangan
Kecamatan (PPK) dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
(P2KP) yang mendekati closing date dalam pendanaanya melaui pinjaman
Bank Dunia, namun perlu diintregrasikan dalam suatu wadah Program
Nasional dan akan di-scale up ke seluruh desa dan kecamatan miskin.
Pada rapat tanggal 23 Mei 2006 tersebut tercapai kesepakatan di
antara Menko dan Menteri terkait bahwa Menko Perekonomian yang pada
saat itu dijabat oleh Bapak Boediono akan berkosentrasi untuk menjaga
kesetabilan makro ekonomi dan Menko Kesra (Aburizal Bakrie) sepakat
untuk mengkoordinasikan program-program yang sifatnya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat disemua kementrian atau lembaga termasuk
yang ditunjukan untuk menanggulangi kemiskinan.

7
Sidang Kabinet tanggal 7 september 2006 khusus untuk
penanggulangan Kemiskinn Kemenko Kesra bersama Deputi Bidang
Kemiskinan, UKM dan Ketenaga kerjaan Bappenas, Ditjen PMD,
Depdagri, Ditjen Cipta Karya Dept, Pekerjaan Umum bekerja keras
menggarap konsep, nama dan desain awal program nasional
pemberdayaan masyarakat ini dan sepakat mengajukan nama program
sebagai “Prograam Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), 12
September 2006 : Menko Kesra, Menko Perekonomian, Menteri
keuangan, Kepala Bappenas dan menteri- menteri terkait menyetujui untuk
menetapkan “Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)”
sebagai instrument dalam percepatan penanggulangan kemiskinan dan
perluasan kesempatan kerja berbasis pemberdayaan masyarakat. Menko
Kesra menindak lanjuti mengusulkan kepada Menteri Keuangan untuk
menambah alokasi dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat), Mendgri
minta Gubernur, Bupati atau Walikota menyampaikan usulan alokasi,
Bappenas merancang perdana PNPM pada tahun 2007, tanggal 14
september 2006 Presiden RI nama PNPM menjadi PNPM-Mandiri.
Logo PNPM Mandiri yang sekarang digunakan diciptakan oleh tim
yang dipimpin oleh Direktur Kemiskinan Bappenas pada saat itu dan pada
rapat Tim pelaksanaan PNPM-Mandiri yang diketuai oleh Deputi Bidang
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, Kemenko Kesra ditetapkan
sebagai Logo resmi PNPM-Mandiri. Pada tanggal 30 April 2007 PNPM-
Mandiri diluncurkan Presiden di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah,
pada saat diluncurkan PNPM Mandiri terdiri dari : PNPM Mandiri
Perdesaan yang merupakan penyempurnaan dan Program Pengembangan
Kecamatan (PPK) yang dikelola oleh Ditjen PMD Depdagri dan PNPM
Mandiri Perkotaan yang merupakan penyempurnaan dari Program
Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) yang dikelola oleh Ditjen
Cipta Karya Dept, Pekerjaan Umum.

8
B. Dasar Hukum PNPM Mandiri Perdesaan
Sebelum lahirnya regulasi Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa, belum ada peraturan perundangan yang secara eksplisit
mengatur tugas, fungsi, wewenang, anggaran pemerintah desa dalam
konteks pemberdayaan masyarakat. Eksistesi UU Nomor 6 Tahun 2014
secara tegas menjelaskan mengenai pemberdayaan masyarakat
sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 ayat (12). Pasal tersebut berbunyi:
“pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya mengembangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta
memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program,
kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan
prioritas kebutuhan masyarakat desa” lebih lanjut di Pasal 18
menyebutkan. “Kewenangan desa meliputi kewenangan di bidang
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat desa”

C. Pengertian PNPM Mandiri Perdesaan


PNPM Madiri adalah program nasional dalam wujud kerangka
kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM
Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta
mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan
pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat
dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau
meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun
berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya
peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya.
Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari

9
perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan
kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Program
PNPM Mandiri ini adalah ;
1. Tujuan Umum: Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja
masyarakat miskin secara mandiri.
2. Tujuan Khusus :
- Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk
masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat
terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan
sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan
dan pengelolaan pembangunan.
- Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang
mengakar, representatif dan akuntabel. Meningkatnya kapasitas
pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan
penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-
poor).
- Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta,
asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat,
organisasi masyarakat dan kelompok perduli lainnya untuk
mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
- Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta
kapasitas pemerintah \daerah dan kelompok perduli setempat
dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.
- Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang
sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk
melestarikan kearifan lokal.
- Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna,
informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.

10
D. Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan
Tujuan Umum PNPM Mandiri Pedesaan adalah meningkatnya
kesejahteraan dan kesepakatan kerja masyarakat miskin di pedesaan
dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan pembangunan.
Tujuan khusus meliputi :
a. Meningkatkan parisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat
miskin dana atau kelompok perempuan dalam pengambilan keputusan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pelestarian pembangunan.
b. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipasi dengan
mendayagunakan sumber daya local.
c. Mengembangkan kapasitas Pemerintahan Desa dalam memfasilitasi
pengelolaan pembangunan partisipatif.
d. Menyediakan prasaranan sarana social dasar dan ekonomi yang
diprioritaskan oleh masyarakat.
e. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.
f. Mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa.
g. Mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam upaya
penanggulangan kemiskinan perdesaan.

E. Tinjauan Umum Tentang Pembentukan Tim Pelaksana PNPM


Mandiri Perdesaan
Masyarakat desa terutama dari kelompok miskin merupakan
sasaran dari PNPM MP sekaligus juga sebagai pelaku utama dari setiap
tahapan pelaksanaan PNPM MP mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan pelestarian. Sedangkan pelaku-pelaku lainya dari aparat
dan konsultan ditingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten, dan seterunya lebih
berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan Pembina agar tujuan,
prinsip, kebijakan, prosedur dan mekanisme PNPM MP dapat tercapai dan
dilaksanakan secara benar dan konsisten.
Agar masyarakat mampu mengelola kegiatan pembangunan
dengan baik dan benar, maka masyarakat difasilitasi untuk membentuk

11
atau mengembangkan lembaga-lembaga pembangunan yang memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Lembaga pengelola kegiatan di Kecamatan, yang dibentuk dan
ditetapkan melalui musyawarah antar desa.
2. Lembaga pengelola kegiatan di Desa atau Kelurahan, yang dibentuk
dan ditetapkan melalui musyawarah desa dan pengurusnya dipilih
langsung oleh warga dewasa desa atau kelurahan, tanpa pencalonan,
rahasia dan demokratis berdasarkan rekam jejak. Masyarakat dapat
menggunakan lembaga kemasyarakatan yang telah ada, atau
membentuk kelompok masyarakat setempat yang dapat berasal dari
unsur-unsur organisasi atau kelompok yang mengakar yang telah hidup
dimasyarakat.
3. Lembaga masyarakat sebagai penanggungjawab kegiatan
penanggulangan kemiskinan ditingkat Desa atau Kelurahan, yang
dibentuk dan ditetapkan oleh seluruh representasi masyarakat di
kelurahan atau desa tersebut dan anggota-anggotanya harus dipilih
langsung oleh warga dewasa desa atau kelurahan, melalui mekanisme
tanpa pencalonan dan tanpa kampanye, secara tertulis dan rahasia serta
melalui proses demokratis tanpa rekayasa berdasarkan rekam jejak
perilaku dan perbuatannya.
4. Selain itu perlu adanya upaya-upaya untuk mengagas muncul dan
berkembangnya tenaga penggerak atau pelopor masyarakat didalam
melaksanakan kegiatan PNPM Mandiri dan lebih jauh lagi menjadi
motor penggerak pembangunan secara keseluruhan dilingkungannya
yang diharapkan lebih berkelanjutan setelah PNPM Mandiri selesai.
Para penggerak tersebut diambil dari warga masyarakat setempat
sendiri yang peduli dengan lingkungannya, memiliki komitmen yang
besar terhadap pembangunan masyarakatnya dan tidak pamrih.
Untuk melaksanakan program PNPM Mandiri Pedesaan, maka
sebelumnya dibentuklah sebuah tim pelaksana. Adapun tim
pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan adalah sebagai berikut:

12
1. Kepala Desa Peran Kepala Desa adalah sebagai pembina dan
pengendali kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan PNPM MP
di Desa, bersama BPD, Kepala Desa menyusun peraturan Desa
yang relevan dan mendukung terjadinya proses pelembagaan
prinsip dan prosedur PNPM MP sebagai pola pembangunan
partisipatif, serta pengembangan dan pelestarian asset PNPM MP
yang telah ada di Desa, Kepala Desa juga berperan mewakili
desanya dalam pembentukan badan atau forum kerja sama antar
Desa.
2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam pelaksanaan PNPM
MP, BPD atau dengan sebutan laninya berperan sebagai lembaga
yang mengawasi proses dari setiap tahapan PNPM MP, mulai dari
sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian di Desa.
Selain itu juga berperan dalam melegalisasi atau mengesahkan
peraturan Desa yang berkaitan dengan kelembagaan dan
pelestarian PNPM MP di Desa.
3. Tim Pengelolaan Kegiatan (TPK) TPK terdiri dari anggota
masyarakat yang secara sukarela berkeinginan untuk berpartisipasi
dalam PNPM MP. TPK dipilih melalui musyawarah desa yang
secara umum mempunyai fungsi dan peran untuk mengelola dan
melaksanakan PNPM MP. TPK terdiri dari ketua sebagai
penanggung jawab operasional kegiatan di desa, mengkordinir
pelaksanaan kegiatan di lapangan dan pengelolaan adminitrasi serta
keuangan program. Sekertaris dan bendahara adalah membantu
ketua TPK terutama dalam masalah administrasi dan keuangan.
Jika memang diperlukan, bagi desa yang mendapatkan danan
PNPM MP dapat menambah tenaga atau anggota sesuai bidang
kegiatan yang diperlukan. Tambahan anggota atau tenaga dapat
dipilih pada saat musyawarah desa diseminasi hasil musyawarah
antar desa penetapan usulan. Anggota tambahan ini lebih
dikhususkan untuk menangani langsung bidang kegiatan yang
didanai di Desa tersebut.

13
BAB III
PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI

A. Time Schedule Pelaksanaan Observasi


NO Hari, Tanggal Keterangan
1. Jum’at, 30 September Pendistribusian Surat Izin Pelaksanaan
2022 Observasi dan Penjelasan Singkat tentang
Lembaga BPDAPM
2. Selasa, 04 Oktober Wawancara dengan Pengelola Lembaga
2022 BPDAPM di Kecamatan Kedungbanteng
3. Rabu, 28 Desember Wawancara dengan Pengelola Lembaga
202 BPDAPM di Kecamatan Kedungbanteng

B. Sejarah BPDAPM
Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) PNPM Mandiri
adalah dana milik masyarakat sebagai penerima manfaat PNPM Mandiri
dan dikelola dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri. DAPM adalah
sarana bagi masyarakat untuk mewujudkan impiannya.
Berdasarkan hasil rapat kelompok kerja pengendali PNPM Mandiri
yang dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2013 telah memutuskan tentang
tiga pilihan bentuk badan hukum Pengelola DAPM, maka pilihan bentuk
badan hukum yang dapat dipertimbangkan adalah: (1) koperasi, (2)
perkumpulan berbadan hukum (PBH), dan (3) perseroan terbatas (PT).
Pengelolaan DAPM merupakan bagian dari misi penanggulangan
kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, sehingga ukuran
kinerjanya juga seberapa jauh kontribusinya terhadap penanggulangan
kemiskinan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Agar berkelanjutan,
pengelola DAPM perlu melakukan penguatan kapasitas (capacity
building) personil dan manajemen pelayanan, serta melakukan kerjasama,
kemitraan dengan berbagai pihak, baik lembaga keuangan maupun
lembaga lainnya. Untuk memperluas peluang kerjasama ini.

14
Dengan badan hukum yang jelas, diharapkan pengelolaan DAPM
PNPM Mandiri dalam jangka panjang akan dapat dikembangkan secara
mandiri dan berkelanjutan sehingga ketergantungan pengelola DAPM
PNPM Mandiri terhadap dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) akan
berkurang.
Disamping itu, pengelolaan DAPM akan bersifat legal, formal,
transparan dan akuntabel, sehingga pengelola DAPM PNPM Mandiri
diharapkan mampu menjalin kerjasama dan kemitraan yang luas dengan
segenap pihak secara saling menguntungkan satu sama lain guna
meningkatkan modal DAPM PNPM Mandiri serta memperluas jangkauan
layanan dan menambah diversifikasi layanan untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan bagi masyarakat miskin.

C. Sejarah singkat BPADPM Kec. Kedungbanteng

Mulai bulan januari 2016 pengelola Aset Dana Bergulir kegiatan


BPDAPM yang dikelola UPK Kecamatan Kedungbanteng dan kemudian
dikelola oleh Lembaga Perkumpulan Berbadan Hukum yang bernaman
Badan Pengelola Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (BPDAPM)
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Pembuatan badan ini telah
melalui proses yang sangat panjang dan telah diputuskan oleh
Musyawaroh Antar Desa (MAD) pada tanggal 1 September 2015.
Sebagai pengelola Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat maka
tetap melestarikan sistem yang telah diwariskan oleh PNM-MPD yang
diakui sebagai sistem pemberdayaan masyarakat yang berhasil, dan sampai
pada akhir 2016 ini tetap eksis dengan pola dan cara yang telah berjalan
selama ini yaitu meletakan modal pemberdayaan dalam pengelolaannya.
Dalam kaitan pelestarian dan pemanfaatan permodalan masyarakat
melalui dana bergulir hasil kegiatan PNM MPD selaras dengan
perwujudan VISI Ke 3 dan Ke7 Nawa Cita ( 9 Agenda Prioritas
Pembangunan). Kabinet Kerja Jokowi-JK yaitu VISI Ke 3 Membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam
kerangka Negara Kesatuan dan VISI Ke 7 yaitu mewujudkan kemandirian

15
ekonomi dengan jalan pergerakan sector-sector ekonomi domestik
strategis khusunya pada lokasi pedesaan yang membutuhkan pernagkat
kebijakan lanjutan program.
Pengelolaan Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat harus
dijamin dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara
berkelanjutan (subtainable). Di samping manfaat dari hasil kegiatan, maka
aspek pemberdayaan sistem dan proses perencanaan, aspek good
governance, serta peinsip-prinsip PNPM MPD harus mampu memberi
dampak perubahan positif dan berkelanjutan bagi masyarakat. Untuk dapat
mencapai hal itu maka semua pemangku kepentingan di masing-masing
tingkatan harus mengetahui dan mampu memahami latar belakang dan
dasar pemikiran prinsip prinsip, kebijakan, prosedur, dan mekanisme
pelestarian hasil kegiatan PNPM MPD secara benar.
Hasil kegiatan PNPM MPD yang berupa prasarana, modal usaha
ekonomi produktif, simpan pinjam, kegiatan bidang penelitian dan
kesehatan meruapakan aset bagi masyarakat yang harus dipelihara,
dikembangkan dan dilestarikan. Pelestarian kegiatan merupakan tahapan
pasca pelaksanaan yang dikelola dan merupakan tanggung jawab
masyarakat. Dasar-dasar dalam rangka mewujudkan pelestarian kegiatan
dana bergulir adalah :
a. Adanya dana kegiatan SPP yang produktif dan bertambah jumlahnya
untuk menyediakan kebutuhan pendanaan masyarakat miskin.
b. Adanya pelestarian prinsip PNPM mandiri-pedesaan terutama
keberpihakan kepada orang yang tidak mampu dan transparansi.
c. Penguatan kelembangaan baik dalam aspek permodalan maupun
kelembagaan kelompok.
d. Pengembangan layanan kepada masyarakat.
e. Pengembangan permodalan.

Pengembangan kelompok SPP diarahkan sebagai lembaga


pengelola simpanan dan pinjamna yang profesional, akuntabel sehingga
mampu menarik minat kerja sama lembaga lain sebagai lembaga penyalur

16
dan pengelola pinjaman. Pengembangan kelembagaan kelompok SPP,
secara badan hukum dapat menjadi kegiatan simpan pinjam. Fasilitas
pengembangan kelompok dapat didasarkan pada tingkat pengembangan
kelompok maupun fungsi kelompok yang dijelaskan dalam pengelolaan
dana bergulir.

D. Kondisi Geografi BPDAPM Kec. Kedungbanteng

Kedungbanteng adalah sebuah kecamatan yang terletak +7 Km di


sebelah Timur Slawi Kabupaten Tegal dengan pusat pemerinahan di Desa
Kedungbnateng dan terdiri dari 10 Desa. Sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Tarub dan Suradadi, Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Warureja, Sebelah Selatan Berbatasan dengan Jatinegara. Kedungbanteng
mempunyai kode pos 52472 dan kode area telepon 0283.
Secara administratif Kecamatan Kedungbanteng terdiri dari 10 Desa
yaitu :
1. Desa Penujah
2. Desa Karanganyar
3. Desa Tonggara
4. Desa Kedungbanteng
5. Desa Dukuhjati Wetan
6. Desa Sumingkir
7. Desa Margamulya
8. Desa Kebandingan
9. Desa karangmalang
10. Desa Semedo

Secara geografis letak BPDAPM di Desa Kedungbanteng memang


sangat strategis karena terletak di tengah-tengah desa yang mudah di jangkau
oleh masyarakat sekitar. Penduduk desa bisa dengan mudan menemukan
kantor BPDAPM di Desa Kedungbanteng karena gedungnya dilewati
transportrasi angkutan umum. Letak ketinggian BPDAPM Kec.
Kedungbanteng 100 M diatas permukaan laut, dan titik koordinat BPDAPM
Kec. Kedungnateng yaitu : 108◦21’30” BT dan 6◦02’41”-7◦15’30”LS.

17
E. Susunan Organisasi Di BPADPM Kec. Kedungbanteng

Badan Pengelola Dana Amanah Pemebrdayaan masyarakat adalah


Badan Hukum Perkumpulan yang di bentuk berdasarkan musyawaroh antar
desa pada tanggal 1 september 2015. Forum ini dibentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat yang beranggotakan wakil desa dalam wilayah kecamatan
kedungbanteng. Badan hukum perkumpulan ini sebagai payung hukum untuk
melestarikan asset dana bergulir hasil kegiatan Program Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MPD) paska program yang dikelola
oleh UPK Kecamatan Kedungbanteng. Perkumpulan ini bernama BADAN
PENGELOLA DANA AMANAH SUMBERDAYA MASYARAKAT KEC.
KEDUNGBANTENG KAB. TEGAL. Yang pertanggung jawaban
pengelolaannya dalam wilayah kecamatan diserahkan masyarakat melalui
forum masyarakat antar desa.
Struktur Organisasi Kelembagaan BPDAPM terdiri dari :
1. Pembina adalah Camat Kedungbanteng
2. Pengurus BPDAPM
3. Pengelola BPDAPM
4. Pengawas BPDAPM
5. Tim Verifikasi Perguliran
6. Tim Penangan Masalah

F. Tugas Peran dan Wewenang Pengelola BPDAPM Kec.


Kedungbanteng

Tugas, peran dan wewenang pengelola BPDAPM Kecamatan


Kedungbanteng adalah :
1. Tugas Umum Pengelola BPDAPM
a. Bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan dan BPDAPM di
Kecamatan Kedungbanteng.
b. Bertanggung jawab atas pengelolaan administrasi baik administrasi
keuangan atau pembukuan maupun administrasi organisasi serta
laporan keuangan.
c. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dokumen BPDAPM

18
d. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana bergulir dari dana
bergulir maupun dari sumber lain yang dialokasikan untuk
kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP).
e. Melakukan pendampingan/pembinaan terhadap kelompok
peminjam
f. Membantu mensosialisasikan program pemberdayaan masyarakat
dan menegakn prinsip-prinsip PNPM-MD dalam setiap tahap
g. Melakukan penagihan pengembalian pinjaman dari kelompok
h. Membantu pengembangan kapasitas kelembagaan BPDAPM
i. Sebagai panitia penyelenggaraan kegiatan BPDAPM tingkat
kecamatan
j. Mempertanggung jawabkan kegiatan dan keuangan dalam forum
MAD
k. Setiap bulan melaporkan kegiatan pengelola BPDAPM kepada
camat selaku pembina, pengurus dan instansi pemerintah terkait.

2. Manajer

Peran : Sebagai penanggung jawab operasional kegiatan pengelolaan


BPDAPM
Wewenang:
a. Melakukan pengendalian terhadap semua sumber daya yang ada di
pengelola BPDAPM
b. Mengundang dan mengkoordinasi pertemuan-pertemuan teknis
pelaksanaan kegiatan
c. Mendelegasikan sebagian atau seluruhnya sesuai kebutuhan kepada
setiap personil dalam organisasi pengelola sesuai dengan bidang
kerja masing-masing
d. Memastikan laporan-laporan administrasi dan keuangan tersedia
e. Menandatangani surat perjanjian kredit (SPK) antara pengelola
dengan kelompok yang diketahui oleh pengurus
f. Menandatangani surat-surat keluar, laporan, pencairan dana dari
bank, pembukaan rekening specimen rekening BPDAPM dan dana

19
operasional pengelola serta rekening lain yang terkait dengan
pengelola BPDAPM
Tugas :
a. Bersama personil lainnya menyusun program kerja pengelola
BPDAPM yang terdiri program, kegiatan dan rencana keuangan
melalui berbagai proyeksi keuangan baik tahunan, bulanan atau
mingguan
b. Mempresentasikan program kerja dihadapan forum MAD
c. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pengelolaan BPDAPM
baik hasil kegiatan maupun keuangan pengelolaan BPDAPM
d. Memimpin rapat ditingkat pengelola BPDAPM dalam rangka
evalusi mingguan, bulanan, dan tahunan maupun dalam
pelaksanaan kegiatan
e. Menyusun dan melaporkan hasil kegiatan, keuangan setiap bulan
kepada pihakyang memerlukan baik ditingkat kabupaten,
kecamatan maupun desa
f. Membuat dan mengajukan pencairan dana untuk kepentingan
perguliran pembiyaan yanh lain sesuai dengan rencana kerja yang
telah disepakati kepada pemegang specimen
g. Menandatangani berta acara kesepakatan, keputusan pada saat
pertemuan yang membahas kegiatan pengelola BPDAPM
h. Menjalin kerjasama dengan pihak lain, demi pengembangan usaha
i. Melakukan tugas lain sesuai dengan kebutuhan pengelola
BPDAPM

3. Bagian Pelayanan Administrasi dan Umum


Peran : Sebagai penanggung jawab atas segala kearsipan dokumen
baik yang menyangkut masalah pengelolaan administrasi dan laporan
proses kegiatan BPDAPM
Wewenang : Mewakili segala urusan manajer jika manjer berhalangan

20
Tugas :
a. Menempelkan atau memberikan informasi tentang penganggung
jawab keuangan, informasi kegiatan kepada masyarakat melalui
papan informasi atau media lainnya
b. Melakukan pendapat kegiatan kelompok, meliputi jumlah anggota,
pemanfaatan pinjaman serta kegiatan usahanya
c. Mencatat proses dan hasil keputusan rapat
d. Mengisi dan mencatat agenda harian
e. Bertindak sebagai humas apabila manajer berhalangan
f. Mengelola Inventaris
g. Merencanakan pengadaan inventaris kantor
h. Membuat dan mendokumentasikan surat masuk dan keluar
i. Melakukan tugas lain sesuai dengan kebutuhan pengelola
BPDAPM

4. Bagian Administrasi Keuangan


Peran : Sebagai penganggung jawab dalam pengelolaan pembukuan
dan laporan keuangan
Wewenang : Memegang dan menyimpan uang kas atas persetujuan
Manajer, sesuai dengan batas maksimal sebesar Rp. 400.000,00
(Empat Ratus Ribu Rupiah) setiap hari, selebihnya harus disetorkan ke
Bank
Tugas :
a. Mencatat setia transaksi keuangan
b. Membuat atau menyusun laporan keuangan
c. Membuat perencanaan keuangan atas persetujuan manajer
d. Menyetor dan mengambil usng di Bank atas persetujuan manajer
e. Manandatangani Kwitansi atas persetujuan manajer
f. Membuat tagihan-tagihan terhadap kredit yang jatuh tempo dan
kredit yang menunggak
g. Melakukan tugas lain sesuai dengan kebutuhan pengelola
BPDAPM

21
5. Bagian Penagihan Lapangan
Peran : Sebagai penanggung jawab bidang saran dan prasarana
kegiatan pengelolaan BPDAPM dan pemberdayaan masyarakat atau
kelompok
Wewenang : Melakukan upaya pemberdayaan kegiatan pengelolaan
BPDAPM
Tugas :
a. Mengidentifikasi kebutuhan harian dan peralatan kerja pengelola
BPDAPM
b. Melakukan pendampingan terhadap ketua kelompok dalam
menyusun jadwal setoran atau angsuran
c. Mencari trobosan-trobosan dalam upaya kelancaran angsuran
anggota kelompok dan pengelola kelompok, misalnya kerja sama
dengan pihak keluarga dan kunjungan persuasif
d. Melakukan pendampingan kepada anggota kelompok pengelola
kelompok dan pelaku lain setingkat desa maupun pemasaran
produk
e. Merancang pertemuan paguyuban kelompok dan pelaku lainnya
setingkat kecamatan dan desa
f. Mempersiapkan pelaksanaan pelatihan (peserta, tempat, undangan,
narasumber, materi, jadwal, dan lain-lain)
g. Menyiapkan perangkat-perangkat untuk kegiatan rapat atau
pertemuan pengelola BPDAPM

G. Hasil Observasi
1. Produk

UPK BPDAPM Kecamatan Kedungbanteng adalah Lembaga


pelestarian dana bergulir hasil kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Sebagai Lembaga
pelestari dan pengelola hasil kegiatan program PNPM Mandiri
Pedesaan khususnya dana bergulir yang berupa pinjaman Kelompok
Perempuan yang diberi nama Simpan Pinjam Perempuan (SPP).

22
Dengan demikian harus tetap mempertahankan dan melestarikan
ruh/marwah dari program PNPM Mandiri Pedesaan yaitu Dari, Oleh,
dan Untuk Masyarakat (DOUM). Dengan tujuan awal ingin membantu
meningkatkan perekonomian keluarga dari pelosok desa.
Dari 10 desa yang terdapat di Kecamatan Kedungbanteng
hampir semua desa memiliki kelompok SPP yang terdiri dari satu
ketua kelompok dan anggota. Masing-masing kelompok terdiri
minimial 5 anggota kelompok dan maximal 20 anggota kelompok.
Dalam satu desa bisa terdiri lebih dari 2 kelompok tergantung tingkat
minat perempuan dalam suatu wilayah tersebut. Perempuan yang
dimaksud di sini adalah ibu rumah tangga bukan perempuan lajang
atau perempuan yang masih sekolah. Jadi produk ini hanya
diperuntuhkan untuk perempuan yang sudah menikah. Untuk wilayah
Kecamatan Kedungbanteng ada sekitar 1.000 anggota yang terdaftar
dalam anggota Simpan Pinjam Perempuan (SPP).
Seperti pada lembaga simpan pinjam yang lainnya, BPDAPM
dalam tahap pengajuan pinjaman juga ada beberapa persyaratan yang
harus dilengkapi oleh masing-masing anggota kelompok meliputi:
a. Pembuatan Proposal Pinjaman
b. Menyertakan fotokopi Kartu Keluarga
c. Meyertakan fotokopi KTP Suami Istri
d. Menyertakan jaminan berupa barang/surat berharga

2. Pengelolaan BPDAPM Kec. Kedungbanteng

1) Sumber Pendapatan Dana

Modal awal yang berasal dari program PNPM Mandiri


Pedesaan sekitar 2 Miliar rupiah. Yang kemudian dikelola oleh
Badan Pengelola Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat
(BPDAPM) Kecamatan Kedungbanteng untuk disalurkan dan
dikelola supaya bisa menghasilkan keuntungan.

23
Dengan adanya modal awal kemudian UPK BPDAPM
mengelola untuk produk SPP dengan system pinjam
meminjam. Dari situlah dana tersebut bisa dikelola dengan baik
dan menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan.

2) Penggunaan Dana

Semenjak program BPDAPM ini berjalan hingga saat


ini penggunaan dana dana sosial dialokasikan dari surplus yang
diperoleh setiap tahun. Dana sosial tersebut disalurkan sesuai
dengan keputusan Musyawaroh Antar Desa (MAD). Dana ini
kemudian dialokasikan untuk anak yatim dan anggota
Kelompok Peminjam Rumah Tangga Miskin (RTM) dengan
jumlah dana yang berbeda-beda sesuai surplus yang
didapatkan.
Pada tahun 2010 – 2016 dana yang dialokasikan untuk
dana sosial sebesar Rp. 334.430.000. Dana tersebut dibagikan
kepada 516 anak yatim/piatu dan 133 anggota kelompok RTM
dari seluruh desa di Kecamatan Kedungbanteng. Dana sosial
yang disalurkan oleh UPK BPDAPM setiap tahun berbeda-
beda sesuai hasil kesepakatan Musyawaroh Antar Desa dan
kelembagaan BPDAPM. Ada yang berupa perberian peralatan
sekolah untuk anak RTM, etalase untuk pedagang kecil,
sembako, alat perontok padi, mesin penggerak disel, perbaikan
jalan, pembangunan Lembaga Pendidikan dan masih banyak
lagi.
Sedangkan dana yang dialokasikan pada tahun 2021
sebesar kurang lebih Rp. 32.000.000 untuk pembelian
perlengkapan jenazah disetiap desa di Kecamatan
Kedungbanteng. Pembelian perlengkapan jenazah ini dianggap
perlu mengingat terrnyata ada beberapa pemakaman umum
yang memiliki perlengkapan yang sudah tidak layak pakai
sehingga berdasarkan keputusan musyawaroh disepakatilah

24
untuk dana sosial tahun 2021 dialokasikan untuk pembelian
perlengkapan jenazah disetiap desa. Untuk alokasi dana sosial
tahun 2022 belum dipergunakan karena sesuai prosedur akan
digunakan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2023.

3) Keuntungan BPDAPM Kec. Kedungbanteng

Dalam sebuah Lembaga keuangan tentunya


mengharapkan sebuah keuntungan, begitu pula dengan
BPDAPM. Produk SPP yang menjadi andalan dari BPDAPM
tahun 2022 menghasilkan keuntungan sebesar kurang lebih Rp.
270.000.000. Yang kemudian dari modal awal hanya sekitar 2
Milliar Rupiah sekarang sudah memiliki aset kurang lebih
sebesar 4 Triliun Rupiah.
Keuntungan ini diperoleh dari 2 % besarnya pinjaman.
Dalam hal ini pinjaman yang dapat di ajukan pun mulai dari
Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 10.000.000 dengan jangka
waktu 1 tahun sapai 1 tahun setengah (18 Bulan). Dalam
produk Simpan Pinjam Perempuan (SPP) terdapat beberapa
biaya yang dibebankan kepada peminjam atau nasabah yaitu
berupa biaya administrasi dan biaya pembuatan proposal yang
langsung masuk ke Lembaga. Sedangan 0,5% di gunakan untuk
dana kebutuhan per kelompok yang dikumpulkan di ketua
kelompok masing-masing pada saat pencairan.
Berikut ini kami sajikan contoh perhitungan dari
pinjaman di BPDAPM Kec. Kedungbanteng :
Ibu Rohmah adalah seorang ibu rumah tangga yang
bergabung dalam kelompok SPP di Desa Karangmalang Kec.
Kedungbanteng. Beliau baru bergabung sebagai anggota
kelompok SPP dan langsung mengajukan pinjaman di
BPDAPM sebesar Rp. 3.000.000 dalam jangka waktu 12 bulan
cicilan. Namun dalam proses pecairanya beliau hanya disetujui
untuk peminjaman dana sebesar Rp. 1.000.000 dengan alasan

25
beliau adalah anggota baru. Maka berapa uang yang diterima
Ibu Rohmah dan berapa besar angsurannya?
Jawab :
Besarnya uang yang diterima Ibu Rohmah sebesar Rp.
875.000 dengan rincian potongan sebagai berikut:
Biaya Administrasi = Rp. 20.000
Biaya kontribusi anggota = Rp. 5.000 (disetorkan ke ketua
kelompok)
Setoran bulan terakhir = Rp. 100.000 +
Jumlah potongan = Rp. 125.000
Sedangkan untuk besarnya angsuran setiap bulan yaitu Rp.
100.000 karena setiap pinjaman senilai Rp. 1.000.000 maka
setoran wajibnya sebesar Rp. 100.000.
Dari contoh di atas dapat ditarik kesimpulan setiap
pinjaman Rp. 1.000.000 maka keuntungan yang diperoleh
BPDAPM sebesar 2% dari pinjaman. Dengan rumus
perhitungsn :
Keuntungan = Besar Pinjaman x persentase x waktu
pinjaman

Dengan kata lain semakin tinggi pinjaman yang


diajukan oleh anggota SPP maka semakin banyak juga
keuntungan yang didapatkan oleh BPDAPM Kec.
Kedungbanteng.

H. ANALISIS SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)


a. Strength
- Prasarana perkantoran cukup memadai
- Akses jalan yang memadai
- Tingkat kredit macet yang rendah
- Kepercayaan masyarakat cukup tinggi

26
b. Weakness
- Kualitas SDM yang kurang memadai
- Tata kelola yang belum optimal
- Sumber dana yang terbatas
c. Opportunity
- Adanya kebijakan yang mendukung
- Adanya partisipasi dunia usaha/swasta
- Peningkatan pendapatan masyarakat miskin
- Jangkauan pasar yang luas pelayanan
- Berbasis pemberdayaan masyarakat
d. Treath
- Intensitas persaingan lembaga microfinance yang tinggi
- Partisipasi masyarakat kelompok sasaran kurang

27
I. LEMBAR REFLEKSI HASIL OBSERVASI

LEMBAR REFLEKSI HASIL OBSERVASI

Nama Mahasiswa : 1. Tika Risqiyatul Ulya (2003000046)


2. Yenny Septia Ningrum (2003000048)
Program Studi : Pendidikan Ekonomi STKIP NU Kabupaten Tegal
Instansi : Badan Pengelola Dana Amanah Pemberdayaan
Masyarakat (BPDAPM)

Hambatan atau kendala selama kami melakukan kegiatan observasi di BPDAPM


Kecamatan Kedungbanteng yaitu :
1. Keterbatasan waktu antara peneliti dengan narasumber.
2. Kesulitan peneliti dalam mengumpulkan data yang tepat dan cocok.
3. Kesulitan peneliti dalam menganalisis data yang harus disesuaikan dengan
teori
Manfaat yang kami dapat selama melakukan kegiatan observasi di BPDAPM
Kecamatan Kedungbanteng yaitu :
1. Menambah khasanah pengetahuan yang berhubungan dengan pelaksanaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat.
2. Menjadi bahan acuan bagi pelaksana program BPDAPM untuk memahami
permasalahan sehingga dapat mengembangkan kegiatan yang tepat dalam
rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat.
3. Masukan bagi akademisi dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang
program pemberdayaan melalui BPDAPM
4. Sebagai sumber data atau informasi untuk pengembangan penelitian
selanjutnya di bidang BPDAPM.

28
BAB IV
KESIMPULAN, KRITIK DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan observasi yang kami lakukan, kami dapat
mengerti bagaimana kondisi dan keadaan di dunia usaha yang sebenarnya.
Selain itu, kami juga mendapatkan keterampilan bekerja dan kemudian
dijadikan sebagai bekal bagi kami dalam memperoleh pekerjaan setelah
menjalani duni pendidikan.
BPDAPM Kecamatan Kedungbanteng merupakan salah satu
instansi pemerintah yang memiliki fungsi melayani masyarakat dalam hal
Simpan Pinjam Perempuan.

B. Kritik & Saran


Kritik & Saran dari kami untuk BPDAPM Kecamatan Kedungbanteng,
diantaranya :
1. Perlu adanya penambahan peralatan dan perlengkapan kantor yang
bertujuan untuk menunjang segala program kerja yang ada di
BPDAPM.
2. Perlu adanya area parkir yang luas.
3. Kurang luasnya gedung kantor BPDAPM Kecamatan Kedungbanteng.

29
DAFTAR PUSTAKA

Hasil wawancara dengan Pimpinan BPDAPM Kecamatan Kedungbanteng.


https://pnpmtamanrajo.wordpress.com/2013/06/27/latar-belakang-terbentuknya-
pnpm-mandiri-perdesaan/ di akses pada tanggal 05 Oktober 2022 pukul 12.15
WIB.
https://www.materibelajar.id/2016/04/pengertian-dan-fungsi-pokok-pnpm-
mp.html di akses pada tanggal 05 Oktober 2022 pukul 12.45 WIB.
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2012/12~pmk.05~2012per.htm di akses pada
tanggal 07 Oktober 2022 pukul 17.00 WIB.

30
LAMPIRAN

31

Anda mungkin juga menyukai