Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN II (MAGANG PENYULUHAN)


DESA BONTOMANAI KECAMATAN BISSAPPU KABUPATEN
BANTAENG PROVINSI SULAWESI SELATAN

(PEMBUATAN PUPUK JAKABA)

Oleh :

FITRA
05.01.20.2022

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN JURUSAN


PERTANIAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
GOWA KEMENTERIAN PERTANIAN
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Pembuatan Pupuk Jakaba di Kelompok Tani


Toddopuli Desa Bontomanai Kecamatan Bissappu
Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan
Nama : Fitra
NIM : 05.01.20.2022
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Jurusan : Pertanian

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Ismail Tandi, M.Pd Vandalisna, SP., M.Si


NIP.19581110 199003 1 001 NIP.19690824 200112 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pertanian


Ketua Program Studi

Ramli, SP., MP
NIP.19741010 200604 1 038
KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Alhamdulillah
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) II. Shalawat serta salam semoga
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W, sebagai
pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalahNya.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak Drs.Ismail Tandi,
M.Pd, dan kepada Ibu Vandalisna, SP.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta nasehat yang sangat
berguna bagi penulis, serta penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Detia Tri Yunandar, S.P., M.SI selaku Direktur Politeknik
Pembangunan Pertanian Gowa
2. Ramli, SP., MP selaku Ketua Jurusan Pertanian
3. Arief Sirajuddin S, S.ST., M. I. Kom selaku Ketua Prodi Penyuluhan
Pertanian Berkelanjutan
4. Kedua orang tua yang selalu mendoakan, Serta teman-teman posko
yang selalu membantu dalam segala hal.
Penulis menyadari sepenuhya bahwa isi Laporan ini masih jauh dari
kata sempurna, maka kritik dan saran membangun dari semua pihak
penulis sangat di harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Gowa, 25 Juli 2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 3
C. Manfaat 3
II. TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Pengertian Penyuluhan 1
B. Materi Penyuluhan 3
C. Media Penyuluhan 3
D. Metode dan Teknik Penyuluhan 1
E. Pemilihan Metode Penyuluhan 3
F. Asas, Tujuan dan Fungsi Penyuluhan 3
III. METODE PELAKSANAAN 7
A. Waktu dan Tempat 7
B. Materi Kegiatan 7
C. Prosedur Pelaksanaan 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 11
A. Potensi Wilayah 11
B. Elemen Kompetensi 12
V. PENUTUP 21
A. Kesimpulan 21
B. Rekomendasi 21
DAFTAR PUSTAKA 23

iv
DAFTAR TABEL

No Uraian Halaman
1. Materi Kegiatan PKL II 8
2. Wilayah Administrasi Kecamatan Bissappu 9
3. Potensi Pengembangan Komoditi Tanaman 9
Pangan

DAFTAR GAMBAR

v
No Uraian Halaman
1. Kegiatan Penyuluhan 8
2. Kunjungan Ke lahan Petani 9
3. Pertemuan di Kantor Desa Botocinde 9

DAFTAR LAMPIRAN

vi
No Uraian Halaman
1. RKTP Desa Bontomanai 8
2. Sinopsis Penyuluhan 9
3. Media Penyuluhan Power Point 9
4. Media Penyuluhan Power Point
5. Lembar Persiapan Menyuluh (LPM)
6. Daftar Hadir Penyuluhan
7. Kwitansi
8. Dokumentasi

vii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyuluh berperan strategis dalam pembangunan pertanian.


Undang-undang SP3K mengisyaratkan bahwa pekerjaan penyuluh
pertanian merupakan profesi, dan diterjemahkan dalam Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
29/MEN/III/2010 tentang Penetapan SKKNI Sektor Pertanian Bidang
Penyuluhan Pertanian.
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa
memasukkan program PKL dalam kurikulumnya pada setiap semester
genap, sebagai upaya untuk menciptakan tenaga penyuluh pertanian
yang memenuhi SKKNI Sektor Pertanian Bidang Penyuluhan Pertanian
sesuai dengan undang- undang yang telah ditetapkan.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan sebagai bagian dari
pola pembelajaran Inand Out Learning System. Pelaksanaan PKL
memberikan kesempatan luas kepada mahasiswa untuk mengasah
kompetensinya melalui proses belajar dalam kondisi nyata di lapangan.
Melalui pelaksanaan PKL diharapkan tujuan penyelenggaraan pendidikan
untuk menghasilkan profil lulusan dengan kompetensi profesi penyuluh
sesuai dengan yang digariskan di dalam Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) penyuluh pertanian dapat tercapai.
Mahasiswa Polbangtan Gowa semester VI wajib melaksanakan
PKL II. Kegiatan PKL II antara lain menetapkan materi penyuluhan
berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh, menyusun materi
penyuluhan dalam bentuk sinopsis dan media penyuluhan pertanian,
menetapkan metode penyuluhan pertanian, dan melaksanakan
penyuluhan pertanian. PKL II dilaksanakan di Pedesaan, di Kecamatan
Bissappu Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan yang merupakan wilyah
kerja Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa.

1
Mahasiswa Polbangtan Gowa semester VI setelah melaksanakan
kegiatan PKL II diharapkan memiliki kompetensi untuk melakukan
penyuluhan yang akuntabel berdasarkan UU SP3K Nomor 16 Tahun
2006. Disamping itu, pada pelaksanaan PKL II ini dapat
mengimplementasikan Permentan No. 52 Tahun 2009, diantaranya
menetapkan materi penyuluhan, menetapkan metode penyuluhan yang
akan digunakan, menyusun media penyuluhan serta melaksanakan
penyuluhan yang baik dan benar.

B. Tujuan

Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja lapangan (PKL) II adalah:


1. Agar Mahasiswa mampu menetapkan materi penyuluhan berdasarkan
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP).
2. Agar Mahasiswa mampu menyusun materi penyuluhan dalam bentuk
sinopsis, Lembar persiapan menyuluh (LPM) dan media penyuluhan
pertanian.
3. Agar Mahasiswa mampu menetapkan metode penyuluhan pertanian.
4. Agar Mahasiswa mampu melaksanakan penyuluhan pertanian.

C. Manfaat

Manfaat pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) II adalah:


1. Mahasiswa memiliki kemampuan menetapkan materi penyuluhan
berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP).
2. Mahasiswa memiliki kemampuan menyusun materi penyuluhan dalam
bentuk sinopsis, LPM dan media penyuluhan pertanian.
3. Mahasiswa memiliki kemampuan menetapkan dan menggunakan
metode penyuluhan pertanian.
4. Mahasiswa memiliki kemampuan melaksanakan kegiatan penyuluhan
pertanian.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penyuluhan

Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang


mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta
masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai
dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005).
Penyuluhan pertanian merupakan sistem pelayanan yang
membantu masyarakat tani melalui proses pendidikan dalam pelaksanaan
teknik dan metode berusaha tani untuk meningkatkan produksi agar lebih
berhasil dalam upaya meningkatkan pendapatan (Mounder, 1972,
Sumardi, 1987, dalam Achmad Suwandi, 2006).
Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), bahwa pengertian
penyuluhan adalah: proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mau dan mampu menolong & mengorganesasikan dalam
mengakses informasi informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber
daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi
usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran
dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

B. Materi penyuluhan

Materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan


kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan
kemanfaatan dan kelestarian sumberdaya pertanian, perikanan, dan
kehutanan. Materi penyuluhan mengandung unsur pengembangan
sumberdaya manusia dan peningkatan modal sosial serta unsur ilmu
pengetahuan, teknologi, informasi, ekonomi, manajemen, hukum, dan
pelestarian lingkungan (UU SP3K, 2006).

3
C. Media Penyuluhan

Media penyuluhan adalah alat penghantar materi pesan sehingga


sampai kepada (sasaran penyuluh). menurut A.G. Kartasaputra, media
penyuluhan adalah saluran yang menghubungkan penyuluh dengan
materi penyuluhannya dan petani yang memerlukan penyuluhannya.
Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran
komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu
perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Heinich mencotohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan
tercetak (printed materials), komputer, dan struktur. Contoh media
tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media penyuluhan jika membawa
pesan- pesan (messages) dalam mencapai tujuan penyuluhan. Heinich
juga mengaitkan hubungan antara media, pesan dan metode (methods).

D. Metode dan Teknik Penyuluhan

1. Metode penyuluhan

Metode adalah sistematis mencapai tujuan yang direncanakan.


Setiap orang “belajar” lebih banyak melalui cara yang berbeda-beda
sesuai kemampuan dalam menangkap pesan diterimanya, ada yang
cukup dengan mendengar saja, melihat, ada yang harus mempraktikkan
dan kemudian mendistribusikannya. Namun di pihak penggunaan
kombinasi dari berbagai metode penyuluhan akan banyak membantu
mempercepat proses perubahan (Burhanuddin, 2012).
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 52/Permentan/OT.
140/12/2009, metode penyuluhan dibagi berdasarkan tujuan yaitu:

a. Pengembangan kreativitas dan inovasi antara lain:

1) Temu Wicara, dialog pelaku utama, pelaku usaha dan pejabat


membicarakan perkembangan dan pemecahan masalah.

4
2) Temu Lapang (field day), pertemuan antara pelaku utama dan pelaku
usaha dengan penyuluh pertanian dan/atau peneliti/ahli pertanian di
lapangan untuk mendiskusikan keberhasilan usahatani dan/atau
mempelajari teknologi yang sudah diterapkan.
3) Temu Karya, pertemuan sesama pelaku utama dan pelaku usaha
untuk tukar menukar informasi, pengalaman dan gagasan dalam
kegiatan usahatani.
4) Temu Usaha, pertemuan antar pelaku utama dengan pelaku
usaha/pengusaha di bidang agribisnis dan/atau agroindustri agar
terjadi tukar menukar informasi berupa peluang usaha, permodalan,
teknologi produksi, pasca panen, pengolahan hasil, serta pemasaran
hasil, dengan harapan akan terjadi kontrak kerjasama.

b. Pengembangan kepemimpinan antara lain:

1) Rembug Paripurna, pertemuan pengurus organisasi pelaku utama


dan pelaku usaha tingkat nasional/provinsi/kabupaten/kota,
membahas masalah pembangunan pertanian menjadi dasar kegiatan
organisasi tingkat nasional.
2) Rembug Utama, pertemuan pengurus organisasi pelaku utama dan
pelaku usaha, untuk menilai/mengevaluasi pelaksanaan kesepakatan
program dan rencana kerja periode yang lalu, serta menyusun
kepengurusan nasional/provinsi/kabupaten/kota periode akan datang.
3) Rembug Madya, pertemuan pengurus organisasi pelaku utama dan
pelaku usaha untuk mendiskusikan dan mencari kesepakatan dalam
pelaksanaan Pekan Nasional Pertemuan Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha pemecahan suatu masalah yang dihadapi untuk kemudian
dilaksanakan oleh mereka sendiri beserta kelompoknya.
4) Mimbar Sarasehan, konsultasi secara berkala antara pelaku utama
dan pelaku usaha andalan dengan pejabat pemerintah untuk
perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan pertanian.

5
c. Pengembangan kerukunan dengan masyarakat antara lain :

1) Temu Akrab, kegiatan pertemuan untuk menjalin keakraban antara


pelaku utama dengan masyarakat setempat/sekitar lokasi pertemuan.
2) Ceramah, media penyampaian informasi secara lisan kepada pelaku
utama, pelaku usaha dan tokoh masyarakat dalam suatu pertemuan.
3) Demonstrasi, peragaan suatu teknologi (bahan, alat atau cara) atau
hasil penerapannya secara nyata yang dilakukan oleh demonstrator
kepada pelaku utama dan pelaku usaha
4) Kaji Terap, uji coba teknologi dilakukan pelaku utama untuk
meyakinkan keunggulan teknologi anjuran dibandingkan teknologi
yang pernah diterapkan, sebelum diterapkan atau dianjurkan kepada
pelaku utama lainnya.
5) Karya Wisata, Kegiatan peninjauan oleh sekelompok pelaku utama
untuk melihat dan mempelajari keberhasilan penerapan teknologi
usahatani di satu atau beberapa tempat.
6) Kunjungan Rumah/Tempat Usaha, Kunjungan oleh penyuluh ke
rumah atau tempat usaha pelaku utama dan pelaku usaha.
7) Kursus Tani, Proses belajar-mengajar diperuntukkan bagi para pelaku
utama beserta keluarganya yang diselenggarakan secara sistematis,
teratur dan dalam jangka waktu tertentu.
8) Magang di Bidang Pertanian, Proses belajar-mengajar antar pelaku
utama dengan bekerja di lahan usahatani pelaku utama yang berhasil.
9) Mimbar Sarasehan, Forum konsultasi antara wakil pelaku utama dan
pelaku usaha dengan pihak pemerintah secara periodic dan
berkesinambungan untuk musyawarah dan mufakat dalam
pengembangan usaha pelaku utama dan pelaksanaan program
pembangunan pertanian.
10) Obrolan Sore, Percakapan pelaku utama yang dilakukan sore hari
mengenai pengembangan usahatani dan pembangunan pertanian.
11) Pameran, Usaha untuk mempertunjukkan model, contoh, barang,
peta, dan sebagainya secara sistematik pada suatu tempat tertentu.

6
12) Pemberian Penghargaan, Kegiatan memotivasi pelaku utama melalui
pemberian penghargaan atas prestasinya dalam kegiatan usahatani.
13) Pemutaran Film, metode penyuluhan menggunakan alat film bersifat
visual dan massal, serta menggambarkan proses suatu kegiatan.
14) Pemasangan Poster/Spanduk, penyuluhan menggunakan gambar
dan kata-kata yang dicetak pada kertas dan ditempelkan pada
tempat-tempat yang sering dilalui orang sebagai tempat orang
berkumpul dluar suatu ruangan.
15) Penyebaran Brosur, Folder, Leaflet dan Majalah, metode penyuluhan
dengan menggunakan brosur, folder, leaflet dan majalah yang
dibagikan kepada masyarakat pada saat-saat tertentu, antara lain
pada saat pameran, kursus tani, temu wicara, temu karya dan lain-
lain atau berlangganan khusus untuk majalah.
16) Perlombaan Unjuk Ketangkasan, kegiatan dengan aturan dan waktu
yang ditentukan untuk menumbuhkan persaingan yang sehat antar
petani untuk mencapai prestasi yang diinginkan secara maksimal.
17) Diskusi, pertemuan yang jumlah pesertanya tidak lebih dari 20 orang
dan biasanya diadakan untukbertukar pendapat mengenai suatu
kegiatan yang akan diselenggarakan, atau mengumpulkan saran-
saran untuk memecahkan permasalahan.
18) Pertemuan Umum, rapat atau pertemuan yang melibatkan instansi
terkait, tokoh masyarakat dan organisasi-organisasi yang ada di
masyarakat. Pada pertemuan ini disampaikan beberapa informasi
tertentu untuk dibahas bersama dan menjadikan kesepakatan yang
dicapai sebagai pedoman pelaksanaannya.
19) Siaran Pedesaan Melalui Radio, siaran khusus yang ditujukan bagi
para petani dan keluarganya dengan maksud menyebarkan secara
cepat informasi- informasi dan pengetahuan baru di bidang pertanian
secara luas. Dengan dilakukannya dengar pendapat, diskusi dan
gerak oleh kelompok pendengar maka efektivitas penangkapan
informasi ditingkatkan sehingga memungkinkan terjadinya adopsi.

7
20) Temu Akrab, Pertemuan untuk menjalin keakraban antara pelaku
utama dengan masyarakat setempat/sekitar lokasi pertemuan.
21) Temu Karya, Pertemuan antar pelaku utama untuk bertukar pikiran
dan pengalaman serta belajar atau saling mengajarkan sesuatu
pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan. Bentuk kegiatannya
merupakan ungkapan pengalaman seseorang yang telah berhasil
menerapkan teknologi baru di bidang usahataninya.
22) Temu Lapang, pertemuan antara petani dengan peneliti untuk saling
tukar menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh
peneliti dan umpan balik dari petani.
23) Temu Tugas, pertemuan berkala antara pengemban fungsi
penyuluhan, peneliti, pengaturan dan pelayanan dalam rangka
pemberdayaan petani beserta keluarganya.
24) Widyawisata, perjalanan bersama yang dilakukan oleh kelompoktani
untuk belajar dengan melihat suatu penerapan teknologi dalam
keadaan sesungguhnya, atau melihat suatu akibat tidak
ditetapkannya teknologi di suatu tempat.

2. Teknik penyuluhan

Effendi (1986) menyebutkan bahwa teknik komunikasi atau


penyuluhan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Teknik komunikasi informatif, yaitu penyampaian pesan yang bersifat
memberi tahu atau memberikan penjelasan kepada orang lain.
b. Teknik komunikasi persuasif yaitu penyampaian pesan yang
bertujuan untuk mengubah perilaku sasaran.
c. Teknik komunikasi koersif yaitu penyampaian pesan dari seseorang
kepada orang lain dengan cara mengandung paksaan agar
melakukan tindakan atau kegiatan tertentu (Burhanuddin, 2011).

8
E. Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian

Menurut Peraturan Menteri Pertanian No.52/Permentan/OT.140/1


2/2009 tentang metode penyuluhan pertanian pada dasarnya digolongkan menjadi
lima yaitu tahapan dan kemampuan adopsi, sasaran, sumberdaya, keadaan daerah
dan kebijakan daerah.

1. Tahapan dan Kemampuan Adopsi

a. Tahapan Adopsi Inovasi

Adopsi inovasi pada diri pelaku utama dan atau pelaku usaha
berlangsung melalui serangkaian pengalaman mental psikologis
secara bertahap sebagai berikut:
1) Tahap penumbuhan perhatian, di man pelaku utama dan/atau
pelaku usaha sekedar mengetahui adanya gagasan/idea tau
praktek baru untuk pertama kalinya.
2) Tahap penumbuhan minat, di mana pelaku utama dan/atau
pelaku usaha ingin mengetahui lebih banyak hal baru tadi, dan
berusaha mencari informasi lebih lanjut.
3) Tahap menilai, di mana pelaku utama dan/atau pelaku usaha
mampu membuat perbandingan.
4) Tahap mencoba, di mana pelaku utama dan/atau pelaku usaha
mencoba gagasan baru atau praktek baru.
5) Tahap menetapkan, di mana pelaku utama dan/atau pelaku
usaha meyakini gagasan atau praktek baru itu dan menetapkan
sepenuhnya secara berkelanjutan di dalam usahataninya.

2. Kemampuan Adopsi Inovasi

Berdasarkan kemampuan adopsi inovasi, pelaku utama dapat


dikelompokkan menjadi innovator, penerap dini, penerap awal, penerap
akhir, dan penolak. Tahapan dan kemampuan pelaku utama dan pelaku
usaha menentukan metode penyuluhan pertanian yang akan digunakan.

9
3. Sasaran (Pelaku Utama dan Pelaku Usaha)

a) Tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap sasaran.


b) Sosial budaya mencakup antara lain adat kebiasaan, norma-
norma yang berlaku dan status kepemimpinan yang ada.
c) Jumlah sasaran yang hendak dicapai pada suatu waktu tertentu.

4. Sumber Daya Penyuluhan

a) Kemampuan penyuluh
b) Materi penyuluhan
c) Sarana dan biaya penyuluhan
5. Keadaan Daerah

a) Musim
b) Keadaan usahatani
c) Keadaan lapangan

F. Asas, Tujuan, Fungsi Penyuluhan Pertanian

UU SP3K No. 16 Tahun 2016, penyuluhan diselenggarakan


berasaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan, keterpaduan,
keseimbangan, keterbukaan, kerjasama, partisipatif, kemitraan,
berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung gugat.
Sedangkan tujuan penyuluhan meliputi pengembangan sumber
daya manusia dan peningkatan modal sosial, yaitu:
1. memperkuat pengembangan pertanian, perikanan, sertakehutanan
yang maju dan modern dalam sistem pembangunan yang
berkelanjutan,
2. memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha
dalampeningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang
kondusif, penumbuhan motivasi, pengembangan potensi,
pemberian peluang, peningkatan kesadaran, dan pendampingan
serta fasilitasi,
3. memberikan kepastian hukum bagi terselenggaranyapenyuluhan

10
yang produktif, efektif, efisien, terdesentrali sasi, partisipatif,
terbuka, berswadaya, bermitra sejajar, kesetaraan gender,
berwawasan luas ke depan, berwawasan lingkungan, dan
bertanggung gugat yang dapat menjamin terlaksananya
pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan;
4. memberikan perlindungan , keadilan, dan kepastian hukum bagi
pelaku utama dan pelaku usaha untuk mendapatkan pelayanan
penyuluhan serta bagi penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan,
5. mengembangkan sumber daya manusia, yang maju dan sejahtera,
sebagai pelaku dan sasaran utama pembangunan pertanian,
perikanan, dan kehutanan.

Penyuluhan pertanian juga memiliki fungsi-fungsi seperti yang


tertuang dalam Undang-Undang SP3K yaitu :
1. memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha,

2. mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha


ke sumber informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya agar
mereka dapat mengembangkan usahanya,
3. meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan
kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha,
4. membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam
menumbuhkembangkan organisasinya menjadi organisasi ekonomi
yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola
berusaha yang baik, dan berkelanjutan,

5. membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon


peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku
usaha dalam mengelola usaha,
6. menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usaha terhadap
kelestarian fungsi lingkungan,
7. melembagakan nilai -nilai budaya pembangunan pertanian,

11
perikanan, dan kehutanan yang maju dan modern bagi pelaku
utama.

12
III. METODE PELAKSANAAN

A. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL II

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan II (Magang Penyuluhan)


dilaksanakan di BPP Campagaloe, Desa Bonto Cinde, Kecamatan
Bissappu, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Dilaksanakan
selama 3 (tiga) bulan mulai bulan April 2023 sampai Juli 2023.

B. Materi Kegiatan

1. Penyusunan Materi Penyuluhan

Materi penyuluhan yang disiapkan dalam kegiatan penyuluhan


pertanian disusun berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP)
pada desa setempat. Jika belum terdapat RKTP, maka materi dapat
disusun berdasarkan Programa Penyuluhan Pertanian yang ada.

Alternatif lain jika RKTP dan Programa Penyuluhan belum


tersedia, materi akan disusun berdasarkan kesepakatan antara
mahasiswa praktek dengan penyuluh di desa bersangkutan bersama
dengan petani sebagai sasaran penyuluhan, dan merupakan informasi
yang diinginkan oleh petani.

2. Pembuatan Media Penyuluhan

Media penyuluhan yang akan digunakan disesuaikan berdasarkan


karakterisitik sasaran penyuluhan. Dengan demikian media penyuluhan
disediakan lebih mudah dipahami oleh sasaran dalam hal kelompok tani.
Media yang akan dipersiapkan dalam bentuk Sinopsis, LPM (Lembar
Persiapan Menyuluh) dan media penyuluhan pertanian lainnya sesuai kebutuhan
di lapangan. Media tersebut disusun oleh mahasiswa bersama-sama dengan
penyuluh yang bertugas di daerah sasaran.

13
3. Penetapan Metode Penyuluhan

Menetapkan dan menggunakan metode penyuluhan pertanian


merupakan hal penting untuk keberhasilan dalam menyampaikan materi
kepada sasaran penyuluhan. Metoda dan penggunaan metoda
penyampaian materi harus sesuai dengan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap percepatan adopsi materi yang disuluhkan.
Metode yang akan digunakan dalam menyampaikan materi yang
sudah dibuat, akan disesuaikan dengan kondisi sasaran serta
pertimbangan-pertimbangan lain seperti waktu dan biaya yang harus
dikeluarkan.

4. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Kegiatan akhir yang dilakukan adalah melaksanakan penyuluhan


kepada sasaran, dengan materi yang sudah disepakati bersama.
Penggunaan media penyuluhan yang sudah dibuat akan memberikan
manfaat bagi kelancaran penyampaian materi, dan juga dilakukan
berdasarkan metode penyuluhan yang sudah disepakati.
Kegiatan penyuluhan ini dilakukan secara mandiri oleh
mahasiswa didampingi oleh Penyuluh yang ada di lokasi sasaran.
Penyuluhan yang dilakukan minimal sebanyak 1 (satu) kali. Sebelum
melakukan kegiatan penyuluhan, terlebih dahulu akan ditentukan waktu
dan tempat pelaksanaan.

C. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur Pelaksanaan PKL II tentang “Pelaksanaan Penyuluhan
Pertanian di Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng” terkait teknis
kegiatan yang dilakukan pada praktik di lapangan sesuai dengan jadwal
kegiatan secara khusus berorientasi pada pemenuhan elemen kompetensi
tersaji dalam lampiran...

14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Potensi Wilayah Kecamatan Bissappu

1. Deskripsi Umum Wilayah

Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Campaga Loe


terdiri dari 1 (Satu) Wilayah Kecamatan Bissappu yang terdiri dari
4(Empat) Desa dan 7 (Tujuh) Kelurahan yang berada di pesisir , daratan
dan lereng, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Campagaloe berada pada
titik koordinat -5 032’59.80” LS, 119’53’23.86” BT.
Wilayah Kecamatan Bissappu memiliki luas wilayah 4.259,0 Ha,
33,65% merupakan wilayah persawahan dan 65,47% merupakan wilayah
daratan serta 0,88% merupakan wilayah tambak. Batas wilayah secara
administratif mempunyai batas – batas wilayah sebagai berikut :
a. Batas Sebelah Utara dengan : Kecamatan Uluere
b. Batas Sebelah Timur dengan : Kecamatan Bantaeng
c. Batas Sebelah Selatan dengan : Laut Flores
d. Batas Sebelah Barat dengan : Kabupaten Jeneponto
Jarak transportasi darat dari ibukota kecamatan ke ibu kota
kabupaten berjarak sekitar 4 Km, sedangkan jarak hubungan transportasi
darat ke ibukota propinsi kurang lebih 120 Km.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 395,83 km² atau 39.583 Ha
yang dirinci berdasarkan Lahan Sawah mencapai 7.253 Ha (18,32%) dan
Lahan Kering mencapai 32.330 Ha. Kabupaten Bantaeng yang luasnya
mencapai 0,63% dari luas Sulawesi Selatan, masih memiliki potensi alam
untuk dikembangkan lebih lanjut. Lahan yang dimilikinya ± 39.583 Ha. Di
Kabupaten Bantaeng mempunyai hutan produksi terbatas 1.262 Ha dan
hutan lindung 2.773 Ha. Secara keseluruhan luas kawasan hutan menurut
fungsinya di kabupaten Bantaeng sebesar 6.222 Ha (200 6).

15
2. Wilayah Administrasi Kecamatan Bissappu

Untuk jelasnya terkait dengan wilayah administrasi kecamatan


bissappu dapat di lihat table berikut ini :
Tabel 1.wilayah administrasi Kecamatan Bissappu
Jumla
Luas Jumlah
N Desa/ h Jumlah
administrasi pendudu
o kelurahan dusun/ kk
(Ha) k
rt/rw
1 Bonto Jai 3/13/6 3,63 1.867 538
2 Bonto Manai 14/8 3,73 3.190 888
3 Bonto 11/4 3,59 2.588 743
Langkasa
4 Bonto Cinde 4/16/8 3,69 2.180 815
5 Bonto Loe 4/20/10 3,74 1.457 575
6 Bonto Jaya 14/7 3,75 2.603 918
7 Bonto Lebang 14/4 1,01 3.760 1.316
8 Bonto Salluang 4/16/8 3,61 2.213 615
9 Bonto Sunggu 27/7 2,74 7.252 2.202
10 Bonto Atu 21/7 1,71 4.218 1.308
11 Bonto Rita 20/10 1,64 5.350 1.557
jumlah 32,84
Sumber : Data Sekunder, 2022

3. Potensi Pengembangan Pertanian

Total luas sawah baku Kecamatan Bissappu adalah sebanyak


1.115 hektar. Dari jumlah lahan sawah yang ada, Kelurahan Bontomanai
mempunyai luas lahan sawah terbesar yakni 22,08% dari luas baku
sawah keseluruhan. Disusul oleh desa Bonto Cinde dengan 20,90%.
Jenis komoditi pertanian yang diusahakan sebagian besar

16
masyarakat di Kecamatan Bissappu, Tanaman pangan merupakan
komoditas yang paling dominan, khususnya Padi dan Jagung. Adapun
potensi pengembangan untuk komoditi tanaman hortikultura adalah
bawang merah, jeruk, mangga dan cabe, sedangkan untuk
pengembangan peternakan adalah sapi,kambing,kuda,ayam,itik dan
lainnya.
Tabel 2. Potensi Pengembangan Komoditi Tanaman Pangan Kecamatan
Bissappu
Potensi pengembangan (Ha)
No Des./kel.
Padi Jagung
1 Bonto Jai 152,00 10,00
2 Bonto Manai 144,00 190,00
3 Bonto Langkasa 201,00 176,00
4 Bonto Cinde 231,00 196,00
5 Bonto Loe 20,00 148,00
6 Bonto Jaya - 323,00
7 Bonto Lebang 68,00 47,00
8 Bonto Salluang 91,00 255,50
9 Bonto Sunggu - 149,00
10 Bonto Atu - 79,00
11 Bonto Rita 125,00 33,00
Sumber : Data Sekunder, 2020

B. Elemen Kompetensi

1. Menetapkan Materi Penyuluhan Pertanian Berdasarkan Rencana


Kerja Tahunan Penyuluh

Kegiatan menetapkan materi penyuluhan pertanian diwali dengan


menganalisa data dan kebutuhan gabungan kelompok tani yang akan di
suluh. Dari hasil anlisa tersebut, penulis berkoordinasi dengan pebimbing

17
eksternal yaitu Bapak Mulyadi. Hasil dari koordinasi tersebut penulis dapa
meneruskan untk menetapkan materi yang akan disuluhkan kepada
gabungan kelompok tani. Hasil kegiatan menetapkan materi penyuluhan
pertanian adalah tersusunnya materi penyuluhan pertanian berdasarkan
RKTP. Didalam RKTP terdapat permasalahan sebagian petani ketika
menyemai biji atau benih tanaman, kerap kali kita menemukan tanaman
yang lambat pertumbuhannya dibandingkan yang lainnya. Ada beberapa
penyebab, seperti faktor genetik, percampuran media tanam yang tak
merata, juga hama penyakit bawaan atau endemik lahan penanaman,
sehingga materi yang disusun untuk disuluhkan adalah cara pembuatan
pupuk organik cair dari jamur jakaba. Rencana kerja tahunan penyuluh
dapat dilihat pada lampiran II pada halaman 24.

2. Menyusun Materi Penyuluhan pertanian dalam bentuk sinopsis


dan media penyuluhan

Hasil dari kegiatan menyusun materi penyuluhan pertanian ini


adalah tersusunnya materi penyuluhan pertanian dalam bentuk sinopsis.
Yang kemudian akan dipakai untuk pembuatan media penyuluhan.
Penulis membuat media penyuluhan dalam bentuk power point dan
leaflet. Sinopsis (ringkasan materi) yang disusun mempunyai judul Cara
Pembuatan Pupuk Jakaba. Dala sinopsis tersebut menjelaskan fungsi
utama pupuk jakaba dan manfaat yang didapat saat menggunakan pupuk
organik dalam bentuk pupuk jakaba. Sinopsis dapat dilihat pada lampiran
III halaman 25
Media penyuluhan dapat dilihat pada lampiran IV halaman 26,
dalam bentuk Microsoft Power Point ditayangkan dalam penyuluhan
memiliki materi yang terdiri dari :
a) Menjelaskan pengertian dan asal usul ditemukannya pupuk Jakaba,
b) Jenis Organisme yang terdapat dalam pupuk cair jakaba,
c) Menjelaskan cara pembuatan pupuk jakaba,

18
d) Menerangkan alat dan bahan yang digunakan, dan
e) Menerangkan kegunaan dari bahan bahan pembuatan pupuk jakaba.
Sedangkan media penyuluhan dalam bentuk leaflet mempunyai
judul Jakaba Super. Materi yang tercantum dalam leaflet ialah pengertian
jakaba super, tata cara dan alat bahan dalam pembuatan, bagaimana
dalam menggunakannya, serta manfaat dalam pengaplikasian. Leaflet
dapat dilihat pada lampiran V halaman 27.

3. Menetapkan dan Menggunakan Metode Penyuluhan Pertanian

Menetapkan metode penyuluhan, kegiatan diawali dengan


menganalisa karakteristik sasaran yang akan disuluh, dari karakteristik
sasaran sebanyak 25 orang dapat ditentukan metode yang akan
digunakan. Berdasarkan teknik Rembug Tani, metode akan digunakan
adalah metode penyuluhan langsung dengan cara tatap muka dan
metode penyuluhan secara tidak langsung dengan penyebaran leaflet.
Berdasarkan jumlah sasaran, metode yang akan digunakan adalah
metode pendekatan kelompok. Berdasarkan indera penerima (penglihatan
dan pendengaran).Dalam lembar persiapan menyuluh terdiri dari : a) judul
materi yang akan disuluhkan, b) tujuan apa yang ingin dicapai, c) metode
yang digunakan, disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, d) media
yang digunakan apakah media cetak atau elektronik, e) waktu yang
dibutuhkan berapa menit dalam melaksanakan penyuluhan, f) alat bantu
yang digunakan dalam kelancaran penyuluhan seperti LCD, spidol, dan
kamera, g) sasaran yaitu petani yang akan disuluh, h) langkah atau pokok
kegiatan. Lembar Persiapan Menyuluh ini untuk pedoman waktu yang
dipakai penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan. Lembar Persiapan
Menyuluh dapat dilihat pada lampiran VI halaman 28.
Metode yang akan digunakan adalah metode diskusi dan
demonstrasi cara, alasan penetapan metode ini adalah agar terjadi
interaksi antara sasaran dengan pemberi materi, dan penyebaran leaflet

19
agar materi penyuluhan akan mudah dibaca apabila akan diterapkan oleh
sasaran serta menggunakan media power point.

4. Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Kegiatan Penyuluhan berpedoman pada sinopsis dan Lembar


Persiapan Menyuluh yang telah dibuat. Penyuluhan dilaksanakan di
kediaman ketua kelompok tani dengan jumlah 25 orang. Petani yang hadir
merupakan perwakilan kelompok dari 3 desa yang dianalisa oleh peserta
PKL yaitu Desa Bonto Jai, Bonto Manai, dan Bonto Langkasa.
Hasil dari kegiatan ini timbul interaksi antara sasaran dengan pemberi
materi sehingga terjadi tahap penumbuhan minat, dimana sasaran ingin
mengetahui lebih banyak hal baru dan berusaha manggali informasi
dengan cara bertanya tentang hal menurut sasaran suluh belum jelas.
Lembar Laporan Kegiatan penyuluhan dapat di lihat pada lampiran VII
halaman 29

20
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II terintegrasi


pengawalan upaya khusus peningkatan program aksi kementan
diantaranya, Pajalegong (padi, jagung, kedelai, sorgum dan singkong),
Sadewa (sayur dengan cabe dan bawang), Indobas PMK (indonesi
abebas PMK dan Tani akur ( petani milenial akses KUR) di Kecamatan
Bissappu Kabupaten Bantaeng , Provinsi Sulawesi Selatan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
setelah melaksanakan kegiatan pengidentifikasi potensi wilayah
secara langsung dilapangan dan dapat mengetahui cara-cara
menggali informasi tentang potensi dan permasalahan yang ada
dipetani sehingga memudahkan dalam melakukan kegiatan
penyuluhan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan sasaran.
2. Mahasiswa dapat menentukan materi penyuluhan sesuai dengan
Rencana kegiatan Tahunan Penyuluhan Pertanian (RKTP) agar
materi yang disampaikan dapat tepat sasaran sehingga sesuai
dengan apa yang dibutuhkan petani.
3. Kegiatan penyusunan materipenyuluhan dalam bentuk sinopsis,
mahasiswa dapat menyususn materi sesuai dengan (RKTP) dengan
menuliskan isi materi sesuai dengan judul materi yang hendak
disuluhkan pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan
4. Mahasiswa mampu menggunakan metode penyuluhan dalam bentuk
media power point dan leaflet serta dapat membuat Lembar
Persiapan menyuluh, kemudian mahasiswa mampu menetapkan

21
metode penulis dapat menetapkan penggunaan metode penyuluhan
pertanian.

5. Mahasiswa di wajibkan dapat melaksanakan kegiatan penyuluhan


langsung dilapangan dan mampu mengetahui proses penuluhan
dengan baik, sehingga pengetahuan mahasiswa dalam melaksanakan
kegiatan penyuluhan dapat bertambah.

B. Rekomendasi

Pelaksanaan Praktek Kerja (PKL) II daaaaaaapat menemui


beberapa masalah yang dialami oleh petani, oleh sebab saran mahasiswa
untuk menangani masalah tersebut, yang perlu dilakukan yaitu :
1. Kegiatan penyuluhan pertanian dilakukan secara konsisten dan
berkelanjutan agar kebutuhan masyarakat tani terpenuhi dan
mendapatkan hasil yang optimal.
2. Untuk menunjang keberhasilan program pembanguann dibidang
pertanian , kegiatan penyuluhan perlu diintensifkan.
3. Penerapan metode yang tepat, efektif dan efisien sangat menetukan
keberhasilan dalam proses penyuluhan pertania, karena banyak
perbedaan yang sangat menclok antara teori dan praktik
dimasyarakat tani.

4. Peran penyuluh sangat penting dalam kemajuan dan peningkatan


taraf kesejahteraan petani. Maka dari itu penyuluh harus selalu aktif
dalam membina gapoktan dan poktan yang ada diwilayah kerjanya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Adini, Devi Nurhivilda, Hana Putri K dan Victor Sumadi, 2013. Programa
Penyuluhan Tingkat Desa. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Damin, Erwin. SP., 2011. : Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Diakses
Maret 2016. https://munalakanti.wordpress.com/category/metode-dan-
teknik-penyuluhan-pertanian

Departemen Pertanian, 2006. Penyuluhan Peternakan. Diakses 7 Mei 2016.


http://www.anneahira.com/penyuluhan-peternakan.htm

________________________ Penyuluhan Pertanian.Diakses tanggal 7 Mei 2016.


http://www.slideshare.net/anandalintang/arti-dan-tujuan-penyuluhan

Departemen Pertanian, 2009. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional


Penyuluh Pertanian Angka Kreditnya. Diakses tanggal 7 Mei 2016.
www.deptan.go.id/pengumuman /juknis pp/lamp juknis pp.pdf

________________________ Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan


Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. Diakses Jum’at 6 Mei 2016. www:
Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan Pertanian.com

Intannanda, 2011. Pengertian agribisnis. Diakses pada tanggal 7 Mei 2016.


htpps://intannanda.wordpress.com/menu/agribisnis

Kartono, 2008. Pengertian Penyuluhan Pertanian. Diakses 7 Mei 2016.


http://ronggolawe13. blogspot.  com / 2008 / 01 / pengertian –
penyuluhan – pertanian. Html.

Totok, Mardikanto dan Sri Sutarni. 2006. Metode Penyuluhan Pertanian. UNS
Press. Surakarta.

Totok, Mardikanto, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta.


Sebelas Maret University Press.

Mulyadi, Herrty, 2013. Arti-dan-Tujuan-Penyuluhan, diakses tanggal 8 Mei 2016,


http://www.slideshare.net/anandalintang/arti-dan-tujuan-penyuluhan

23

Anda mungkin juga menyukai