Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)

Judul : Pengendalian Hama Tikus Secara Terpadu


: Meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Pelaku Utama
Tujuan
dalam Pengendalian Hama Tikus Secara Terpadu
Metode : Ceramah dan Demonstrasi Cara
Sasaran : Pengurus dan Anggota Kelompok Tani
Media Penyuluhan : Folder
Tempat : Lahan Usahatani Kelompok Tani
Waktu : 120 menit
Alat dan Bahan : ATK

Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu Keterangan


Pendahuluan 1. Pembukaan 10 menit  Penyuluh pertanian memberikan
2. Tujuan salam pembuka dan diteruskan
dengan obrolan yang difokuskan
pada materi yang dipelajari.

 Menjelaskan tujuan diadakannya


penyuluhan dan hasil yang akan
dicapai.
Isi/Materi 1. Gejala Serangan 95 menit  Penyuluh pertanian menjelaskan
OPT tentang hama tikus seperti
2. Pengendalian OPT morfologi dan perkembangannya,
secara Terpadu gejala serangan, dan teknis
3. Diskusi pengendalian hama tikus terutama
4. Demonstrasi Cara pengendalian menggunakan
Pengendalian Hama emposan tikus dan petasan anti
Tikus tikus.

 Diskusi dan tanya jawab. Peserta


aktif menyampaikan pendapat
dan membahas hal- hal yang
belum dipahami.

 Penyuluh pertanian menjelaskan


bagaimana teknis pengendalian
hama tikus menggunakan petasan
anti tikus dan emposan tikus.
Dilanjutkan dengan gropyokan
pada lokasi sarang-sarang tikus.

Pengakhiran 1. Evaluasi dan 15 menit  Melemparkan pertanyaan-


Rencana Tindak pertanyaan kepada petani tentang
Lanjut cara pengendalian tikus.
2. Kesimpulan
3. Penutup  Menyimpulkan hasil pertemuan
pada kegiatan penyuluhan tersebut
dan merencanakan tindakan
selanjutnya.

 Sebelum ditutup bagikan folder


untuk membantu mengingat
kembali yang telah dipelajari.

 Mengakhiri dengan memberikan


salam penutup kepada seluruh
petani yang hadir.

Batujaya, 15 Januari 2020


Penyuluh Pertanian

ADHIANTO NURHAKIM SETIADI, A. Md


NIP. 19880829 201001 1 001
SINOPSIS
PENGENDALIAN HAMA TIKUS SECARA TERPADU

Hama tikus sawah (Rattus argentiventer) merupakan hama utama pada tanaman padi yang
mempunyai sifat berbeda dibanding jenis hama utama padi lainnya. Oleh karena itu dalam
pengendalian hama tikus ini diperlukan pendekatan yang berbeda dibanding dengan cara
pengendalian hama padi dari kelompok serangga. Tikus sawah dapat menyebabkan kerusakan
pada tanaman padi mulai dari saat persemaian padi hingga padi siap dipanen.
Berbagai teknik pengendalian tikus sawah yang ada sebenarnya telah cukup efektif untuk
mengendalikan tikus di lapangan apabila penerapannya sesuai anjuran. Pengendalian tikus sawah
pada dasarnya adalah usaha untuk menekan populasi tikus serendah mungkin dengan berbagai
metode dan teknologi. Untuk lahan sawah irigasi, usaha pengendalian tikus yang telah terbukti
efektif adalah dengan model PHT. Pelaksanaan pengendalian didasarkan pada pemahaman
biologis dan ekologi tikus, dilakukan secara dini, intensif, dan terus menerus dengan
memanfaatkan semua teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu. Pelaksanaan
pengendalian dilakukan oleh petani secara bersama-sama dan terkoordinasi dengan cakupan
wilayah sasaran pengendalian dalam skala luas/hamparan. Pelaksanaan pengendalian difokuskan
pada 2 minggu sebelum dan sesudah tanam, agar tikus sawah tidak sempat memasuki periode
perkembangbiakan yang terjadi pada setiap stadia generatif padi.

Tabel 1. Rekomendasi Kegiatan Pengendalian Hama Tikus Sawah


Cara Stadia Padi / Kondisi Lingkungan Sawah
Pengendalian Bera Olah Tanah Semai Tanam Bertunas Bunting Matang
Tanam Serempak + + +
Sanitasi Habitat ++ +
Gropyok Massal + ++ +
Fumigasi ++ ++
LTBS ++ + +
TBS ++
Rodentisida + +

Keterangan :
+ : dilakukan,
++ : difokuskan hanya jika diperlukan saat proses populasi tinggi di awal musim tanam
LTBS : Sistem Bubu Perangkap Linier
TBS : Sistem Bubu Perangkap
A. Teknis Pelaksanaan Pengendalian
1. Kultur Teknis
Pelaksanaan pengendalian secara kultur teknis diintegrasikan dengan budidaya
padi. Pada dasarnya, metode ini bertujuan mengkondisikan lingkungan sawah, yang
merupakan “rumah” bagi tikus sawah, agar kurang mendukung terhadap
kelangsungan hidup dan reproduksinya. Beberapa teknik yang dapat dilaksanakan
meliputi :
a. Tanam dan Panen Serempak
b. Pengaturan Pola Tanam
c. Pengaturan Jarak Tanam / Sistem Tanam Jajar Legowo

2. Sanitasi Habitat
Sanitasi perlu dilakukan terutama pada awal tanam, meliputi pembersihan gulma,
semak, tempat bersarang dan habitat tikus seperti batas perkampungan, tanggul irigasi,
pematang, tanggul jalan, parit dan saluran irigasi. Dengan sanitasi habitat, tikus akan
kehilangan tempat berlindung sementara, tempat membuat lubang sarang, dan pakan
alternatif. Sanitasi tanggul irigasi, salah satu upaya menghilangkan tempat favorit tikus
bersembunyi dan membuat lubang sarang.

3. Pengemposan Massal (Fumigasi)


Dilakukan serentak pada awal tanam dengan melibatkan seluruh petani dengan
menggunakan alat pengempos tikus. Fumigasi terbukti efektif membunuh tikus beserta
anak-anaknya di dalam lubang sarangnya menggunakan emposan. Untuk memastikan
tikus agar mati, tutup lubang tikus dengan lumpur setelah diempos. Penutupan lubang
tikus juga dimaksudkan agar infrastruktur pertanian (tanggul, pematang, irigasi dll)
tidak rusak serta membuat tikus sawah yang datang kemudian tidak menggunakan
lubang tersebut sebagai sarangnya. Fumigasi dilakukan sepanjang terdapat
pertanaman, terutama pada padi stadia generatif.

4. Penerapan TBS (Trap Barrier System/Sistem Bubu Perangkap)


Pengendalian hama tikus dengan pemasangan bubu perangkap (TBS) yaitu
memasang pagar plastik/terpal setinggi 60 cm pada setiap sisi petak sawah, dan
ditegakkan dengan ajir bambu, bagian bawah terendam air. Kemudian pada setiap sisi
TBS dipasang perangkap dari ram kawat besi berukuran 20x20x50 cm. Pada
penerapannya di lapangan, petak TBS dikelilingi parit dengan lebar 50 cm yang selalu
terisi air untuk mencegah tikus menggali atau melubangi pagar plastik.
5. Penerapan LTBS (Linear Trap barrier System/Sistem Bubu Perangkap Linier)
LTBS merupakan bentangan pagar plastik sepanjang minimal 100 m, tanpa
tanaman perangkap, dilengkapi bubu perangkap. Pada saat bera pratanam, olah
lahan, dan 1 minggu setelah tanam, bubu perangkap dipasang secara berselang-
seling sehingga mampu menangkap tikus dari dua arah (habitat dan sawah), tetapi
setelah tanaman padi rimbun, bubu perangkap dipasang dengan mulut corong
perangkap menghadap habitat tikus. Pemasangan LTBS dilakukan di dekat habitat
tikus seperti tepi kampung, sepanjang tanggul irigasi, dan tanggul jalan/pematang
besar.

Batujaya, 15 Januari 2020


Penyuluh Pertanian

ADHIANTO NURHAKIM SETIADI, A. Md


NIP. 19880829 201001 1 001
DOKUMENTASI KEGIATAN

 Metode Penyuluhan (Ceramah)

 Metode Penyuluhan (Demonstrasi Cara)

 Pengendalian Hama Tikus Secara Terpadu (Gropyokan)


DOKUMENTASI KEGIATAN

 Pengendalian Hama Tikus Secara Terpadu (Gropyokan)

Anda mungkin juga menyukai