===============================================
OLEH :
Toni Nugraha
Widyaiswara BBPP Binuang
===============================================
BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN BINUANG
2021
===============================================
SINOPSIS
Di suatu desa sentra tanaman bawang merah, Rusman seorang petani bawang merah
mengalami kerugian, dikarenakan produksi panen bawang merah pada musim ini yang
merosot tajam. Penyebabnya adalah serangan hama ulat bawang/ulat grayak yang
cukup massif. Sudah berbagai upaya dilakukan Rusman untuk mengendalikan hama ini
dengan menggunakan pestisida sintetis, namun belum membuahkan hasil yang
diharapkan. Disisi lain anak Rusman, yang baru saja lulus SMA membutuhkan biaya
cukup besar untuk masuk ke Perguruan Tinggi.
Haji karyana merupakan ketua kelompoktani di wilayah tersebut. Disaat petani lain
termasuk Rusman mengalami kerugian akibat serangan hama ulat bawang, tanaman
bawang merah milik Haji Karyana tumbuh dengan baik dan dapat berproduksi optimal.
Atas dasar itulah kemudian Rusman mencoba bertanya kepada Haji Karyana tentang
tips dan trik mengendalikan hama ulat bawang. Haji Karyana pun mempersilahkan
Rusman untuk mengikuti pertemuan serta masuk menjadi anggota kelompoktani.
Dalam pertemuan kelompoktani disampaikan materi tentang pengendalian hama ulat
bawang/ulat grayak menggunakan feromone exi oleh Penyuluh Pertanian.
Feromon-Exi ini memiliki beberapa kelebihan antara lain : teknologi ini bersifat ramah
lingkungan, bersifat selektif untuk spesies hama tertentu, mampu menekan populasi
serangga secara nyata, biaya yang digunakan lebih murah, dan mudah diterapkan.
Penggunaan feromone exi menggunakan alat bantu yaitu perangkap toples plastik
yang diberi lubang jendela. Di dalam stoples, digantungkan karet atraktan Feromon-Exi
dan diberikan air dibagian dasar stoples. Kemudian perangkap stoples ditempatkan
pada areal tanaman bawang merah, berjarak 15 m, pada ketinggian 40 cm di atas
permukaan tanah. Serangga Spodoptera exigua jantan akan terpikat mendatangi
perangkap dan terperangkap di air di dasar stoples. Petani dapat memeriksa
serangga Spodoptera exigua yang tertangkap dengan mudah setiap saat dan
mengganti air di dalam stoples. Perangkap Feromon-Exi untuk pemasangan individu
diperlukan sekitar 20 perangkap per hektar. Jika pemasangan secara bersama-sama
pada satu hamparan, jumlah perangkap Feromon-Exi cukup 12 perangkap per hektar.
BPP Kecataman...............
MEMPERSEMBAHKAN
SCENE 02. EXT. LAHAN BAWANG MERAH SIAP PANEN. PAGI / SIANG.
Pada scene ini memperlihatkan pergerakan aktivitas petani yang memetik hasil panen.
Ekspresi kekecewaan petani dan berbagai gambar lain yang tersedia di lapangan yang
memiliki kesan aktraktif. Tampak seorang petani sedang memanen Bawang
Merah. Gambar fade out, kemudian muncul beberapa credit title :
Penanggung jawab
Produser
Pimpinan produksi
Pengarah materi
...........
.....................
SCENE 03. EXT. SAUNG DAN KEBUN TANAMAN BAWANG MERAH. PAGI/SIANG
Seorang ibu tani berjalan diantara hamparan tanaman sayuran menuju saung tempat
istirahat sambil membawa bekal sarapan untuk Pak Tani. Ibu tani membuka bekal
sarapan dan menghidangkannya.
DIRECT SOUND (Ibu Tani)
Bapak dan ibu tani sedang menikmati sarapan pagi dengan menu sederhana mereka.
Sambil menikamti sarapan, mereka bercakap-cakap.
“Bagaimana hasil panen bawang merah kita musim ini pak ?? Ibu lihat sepertinya
kurang memuaskan…”
“Ya ini bu…tanaman bawang merah kita banyak terkena serangan ulat grayak, bapak
bingung…sudah macam-macam racun bapak pakai, tapi tetap saja ulatnya masih
banyak…”
“Aduuuuh….bagaimana ya pak…padahal saat ini kita kan sedang butuh banyak uang,
terutama untuk anak kita yang mulai masuk ke Perguruan Tinggi…kasihan kan
pak..kalau sampai anak kita tidak bisa melanjutkan kuliah…”
“Tadi ibu lewat ke lahan bawang punya pak Haji Karyana, wah..pak..tanamannya
bagus-bagus, mulus….tidak terserang ulat seperti bawang kita pak…coba bapak tanya
apa rahasianya….”
“Oh…begitu ya bu…kalau begitu nanti sore bapak mampir ke rumah pak Haji Karyana,
mudah-mudahan beliau mau berbagi ilmunya ke kita ya bu…kalau begitu kita pulang
dulu aja bu..sudah siang ini..”
“Iya pak..”
Suasana jalan perkampungan yang sepi dan lengang. Kamera move/pan tertangkap
ada aktivitas seorang petani yang sedang berjalan menyusuri jalan. Kamera mendekat,
menangkap berbagai dinamika aktivitas dan ekspresi disitu. Kemudian petani berjalan
menuju halaman sebuah rumah..”
SCENE 05. EXT. HALAMAN DAN BERANDA RUMAH . SIANG/SORE.
Seorang petani masuk ke halaman rumah untuk bertamu dan kebetulan pemilik rumah
berada di beranda rumah, kemudian terjadi percakapan.
“Assalamualaikum… ?”
“ Tumben pak…mampir ke rumah saya…ada yang bisa saya bantu??? Tapi nanti dulu
saya sampai lupa menawarkan minum ke bapak…mau minum apa pak??”.
“ Ah…tidak usah pak repot-repot pak…begini tanaman bawang merah punya saya
banyak yang terserang ulat bawang /grayak, tapi punya pak Haji terlihat bagus dan
mulus, tidak terserang hama…apa rahasianya pak?? ”
“Oh…begitu…tanaman bawang merah saya juga dulu sama seperti bapak, banyak
terserang ulat bawang dan hama-hama lainnya…tapi semenjak saya mendapat
bimbingan dari penyuluh…alhamdulilah lambat laun permasalahan hama ini terutama
ulat bawang sudah bisa teratasi…biar lebih jelas nanti kita Tanya langsung saja ke
bapak penyuluh…kebetulan beliau sekarang mau berkunjung ke rumah saya… ”
“Assalamualaikum?”
“Waalaikum salam..”
“Karena banyak tanaman bawang merah milik petani banyak yang terserang hama ulat
bawang/grayak kami ingin materi penyuluhan tentang pengendalian hama ulat bawang
pak..”
“Oh iya pak, ini ada Pak Rusman beliau datang kesini bertanya ke saya tentang
tanaman bawang merahnya yang banyak terserang hama ulat bawang…saya
sampaikan biar bapak penyuluh saja yang menjelaskan…kebetulan Pak Rusman ini
tetangga saya tapi belum masuk ke dalam keanggotaan kelompoktani…”
“Iya pak…saya jadi penasaran, insya allah besok saya akan datang sekaligus
mendaftar sebagai anggota kelompoktani..”
Semua anggota kelompoktani telah hadir dan duduk rapi di ruang pertemuan/saung.
Semua peserta tampak dengan serius mendengarkan penjelasan penyuluh tentang
cara pengendalian hama ulat bawang/grayak menggunakan feromone exi.
NARASI :
Ulat bawang atau ulat grayak merupakan hama utama tanaman bawang merah. Salah
satu cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara menggunakan feromon exi.
Feromon-Exi ini memiliki beberapa kelebihan antara lain : teknologi ini bersifat ramah
lingkungan, bersifat selektif untuk spesies hama tertentu, mampu menekan populasi
serangga secara nyata, biaya yang digunakan lebih murah, dan mudah diterapkan.
Penggunaan feromone exi menggunakan alat bantu yaitu perangkap stoples plastik
yang diberi lubang jendela. Di dalam stoples, digantungkan karet atraktan Feromon-Exi
dan diberikan air dibagian dasar stoples. Kemudian perangkap stoples ditempatkan
pada areal tanaman bawang merah, berjarak 15 m, pada ketinggian 40 cm di atas
permukaan tanah.
Serangga Spodoptera exigua jantan akan terpikat mendatangi perangkap dan
terperangkap di air di dasar stoples. Petani dapat memeriksa serangga Spodoptera
exigua yang tertangkap dengan mudah setiap saat dan mengganti air di dalam stoples.
Perangkap Feromon-Exi untuk pemasangan individu diperlukan sekitar 20 perangkap
per hektar. Jika pemasangan secara bersama-sama pada satu hamparan, jumlah
perangkap Feromon-Exi cukup 12 perangkap per hektar.
Petani dengan menggunakan mobil pick up masuk ke garasi rumah. Petani membuka
pintu mobil dan turun, kemudian duduk di teras rumah.
“Alhamdulilah bu…karena ulat bawang sudah hilang, kualitas bawang merah kita
meningkat, sehingga sekarang sudah ada kepastian harga ….”
“Iya pak ya….Alhamdulilah semenjak kita bergabung dengan kelompoktani kita bisa
mendapatkan ilmu dan teknologi untuk memperbaiki cara usahatani kita sehingga
kehidupan ekonomi kita semakin membaik, hutang-hutang telah terbayar, bisa
membangun rumah yang lebih baik, bisa mencukupi biaya sekolah anak-anak, dan
yang paling penting bapak sudah tidak usah mikul-mikul lagi, kan sudah ada
mobil…”[sambil tersenyum]
CREDIT TITEL
Penulis Naskah,
..............................