Anda di halaman 1dari 63

Jl

.Pangl
ima Sudi
rman No.
507,Pesanggrahan,
Kec.Batu,Kota Batu, Jawa Tim ur 65313
PENGESAHAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN
KOTA BATU TAHUN 2022
Programa Penyuluhan Pertanian Kota Batu Tahun 2022
Disahkan pada tanggal 15 Oktober 2021 bertempat di
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu,
Dalam Rangka Penyusunan Programa Kota Tahun 2022

Ketua, Sekretaris,
KABID PENYULUHAN KASI SARPRAS PENYULUHAN

DEDIE SUGENG BUDIRINO, S.Hut TRI AGUS ABDI SHOLEH, SP.,M.Agr


NIP. 197412271999031002 NIP. 197308202008010008

Anggota
No Nama Jabatan Tanda Tangan

1 Suhinto, S.Pt, M.Agr Koordinator Penyuluh

Pertanian Kota Batu

2 Ir. Puji Iriani Penyuluh Pertanian

3 Marta Anita Sari, SP, M.Si Penyuluh Pertanian

4 Sinta Dewi Andaru, SP Penyuluh Pertanian

Mengetahui,
KEPALA DINAS PERTANIAN
KOTA BATU

Ir. SUGENG PRAMONO


Pembina Utama Muda
NIP. 19651113 199403 1 005

i|Pag e
BERITA ACARA PENGESAHAN
PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN KOTA BATU
TAHUN 2022
Pada hari ini jumat tanggal lima belas oktober tahun dua ribu dua puluh dua dalam
pertemuan tingkat Kota Batu bertempat di Dinas Pertanian dan Ketahanan Kota
Batu yang dimulai pukul 10.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB, mengesahkan:

PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN


KOTA BATU TAHUN 2022
Oleh Tim Penyusun
No Nama Jabatan Tanda Tangan

1 Suhinto, S.Pt, M.Agr Koordinator Penyuluh

Pertanian Kota Batu

2 Ir. Puji Iriani Penyuluh Pertanian

3 Marta Anita Sari, SP, M.Si Penyuluh Pertanian

4 Sinta Dewi Andaru, SP Penyuluh Pertanian

Mengetahui,
KEPALA DINAS PERTANIAN
KOTA BATU

Ir. SUGENG PRAMONO


Pembina Utama Muda
NIP. 19651113 199403 1 005

ii | P a g e
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang


Maha Esa karena atas Rahmat dan KaruniaNya kami berhasil menyusun
Programa Kota Tahun 2022. Kerjasama antar instansi mewarnai penyusunan
programa ini, mulai dari Pelaku Utama, Pelaku Usaha, Dinas Pertanian terutama
Bidang Penyuluhan, Para Penyuluh Pertanian, juga Widyaiswara di BBPP Batu.

Programa Kota ini disusun melalui beberapa tahapan proses, yaitu: (1)
Perumusan keadaan. Perumusan keadaan dilakukan dengan mengolah dan
menganalisis data, sehingga menghasilkan informasi (kualitatif dan kuantitatif)
yang menggambarkan Potensi Usaha Tani, produktivitas dan produksi komoditas
strategis nasional serta Komoditas Unggulan lainnya, serta dukungan Sistem
Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian dalam rangka mendukung pencapaian
sasaran produksi; (2) Penetapan tujuan. Penetapan tujuan dilakukan dengan
merumuskan perubahan keadaan yang akan dicapai dalam kurun waktu satu
tahun berkaitan dengan Perilaku dan Non Perilaku Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha dalam usaha tani, sistem penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, dan
upaya untuk menciptakan Lingkungan Usaha Tani yang kondusif untuk
mendukung pencapaian sasaran program komoditas pertanian strategis nasional
dan Komoditas Unggulan lainnya di wilayah masing-masing; (3) Penetapan
masalah. Penetapan masalah dilakukan dengan mengidentifikasi dan
merumuskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan
atau yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara kondisi saat ini (faktual)
dengan kondisi yang akan dicapai.

Programa penyuluhan ini merupakan pedoman bagi Dinas Pertanian


Bidang Penyuluhan dan para penyuluh dalam menjalankan aktivitas dan tugas
sesuai dengan keahlian dibidangnya masing-masing dan dijabarkan dalam
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP).

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:

1. Kepala Dinas Pertanian Kota Batu, beserta segenap jajarannya

2. Koordinator Penyuluh Pertanian Se-kecamatan Kota Batu

3. Para Penyuluh Pertanian Lapangan Kota Batu

4. Bapak M. Ali Aji, SH selaku Ketua Gapoktan Kota Batu

iii | P a g e
5. Bapak Sumari selaku Pelaku Usaha di Kota Batu

6. Segenap Pengurus dan Anggota Kelompok tani se-Kota Batu

7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang ikut membantu
atas penyusunan programa ini

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan programa penyuluhan ini


disadari masih banyak kekurangan, kelemahan serta ketidaksempurnaan, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.

Kami ucapkan beribu terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu dalam penyusunan programa ini.

Semoga programa penyuluhan ini bermanfaat bagi pihak yang


membutuhkan.

Batu, 20 Nopember 2022

Penyusun

iv | P a g e
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................v
DAFTAR TABEL ...................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................. Error! Bookmark not defined.


1.1 Latar Belakang ............................ Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan ..........................................................................................2
1.3 Manfaat ........................................................................................3
BAB II KEADAAN UMUM
2.1 Keadaan Umum Wilayah .............................................................4
2.1.1 Kondisi Geografis dan Agroekosistem ..........................4
2.1.2 Kependudukan...............................................................7
2.1.3 Kelembagaan Petani .....................................................8
2.2 Potensi dan Produksi Pertanian .................................................8
2.2.1 Potensi Tanaman Pangan .............................................8
2.2.2 Potensi Tanaman Hortikultura .......................................9
2.2.3 Potensi Tanaman Perkebunan dan Kehutanan ..........11
2.2.4 Potensi Tanaman Biofarmaka .....................................11
2.2.5 Potensi Peternakan dan Perikanan.............................12
2.3 Visi dan Misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan ............13
2.3.1 Kondisi Geografis dan Agroekosistem ........................13
2.3.2 Kependudukan.............................................................13
2.4 Rumusan Keadaan ...................Error! Bookmark not defined.3
2.4.1 Pertanian...................Error! Bookmark not defined.14
2.4.3 Peternakan dan Perikanan .......... Error! Bookmark not
defined.14
2.4.3 Aspek Sosial dan Ekonomi.......... Error! Bookmark not
defined.15
2.4.4 Aspek Peran dan Fungsi Kelembagaan Petani ..........15

v|P age
BAB III PENETAPAN TUJUAN ............................................................................16
3.1 Peningkatan Perilaku Petani .....................................................16
3.1.1 Pertanian......................................................................16
3.1.2 Peternakan dan Perikanan ..........................................17
3.1.3 Aspek Sosial dan Ekonomi..........................................18
3.2 Peningkatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Petani ..............18
BAB IV PENETAPAN MASALAH ......................... Error! Bookmark not defined.20
4.1 Identifikasi Masalah ..................................................................20
4.1.1 Masalah perilaku .........................................................20
4.1.2 Masalah non perilaku ..................................................27
4.2 Uji Prioritas Masalah .................................................................28
BAB V PENETAPAN RENCANA KEGIATAN .....................................................30
5.1 Matrik Rencana Kegiatan .........................................................30
5.2 Matrik Rencana Kegiatan Tahunan Penyuluh .........................30
5.2 Matrik Kemudahan Pelayanan dan Pengaturan ......................30
BAB VI PENUTUP .................................................................................................31
6.1 Kesimpulan....................................................................................31
6.2 Saran .............................................................................................32
LAMPIRAN ............................................................. Error! Bookmark not defined.23

vi | P a g e
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Data Luas Wilayah Kecamatan di Kota Batu ........................................... 5


Tabel 2. Letak Wilayah Kota Batu di Atas Permukaan Laut .................................. 5
Tabel 3. Data Penggunaan Lahan di Kota Batu Tahun 2020 ................................ 6
Tabel 4. Pembagian Lahan Sawah Berdasarkan Jenis Irigasinya ........................ 7
Tabel 5. Data Jumlah Penduduk Kecamatan Se-kota Batu................................... 7
Tabel 6. Data Kelembagaan Gapoktan di Wilayah Kota Batu ............................... 8
Tabel 7. Luas Area Tanam Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan ........... 8
Tabel 8. Potensi Komoditas Sayuran di Kota Batu ................................................ 9
Tabel 9. Potensi Tanaman Buah di Kota Batu ..................................................... 10
Tabel 10. Potensi Tanaman Hias Kota Batu ........................................................ 11
Tabel 11. Potensi Tanaman Perkebunan Kota Batu ............................................ 11
Tabel 12. Potensi Tanaman Biofarmaka Kota Batu ............................................. 11
Tabel 13. Potensi Peternakan di Kota Batu ......................................................... 12
Tabel 14. Potensi Perikanan di Kota Batu ............................................................ 13
Tabel 15. Keragaan identifikasi masalah perilaku ............................................... 20
Tabel 16. Keragaan identifikasi masalah non perilaku ........................................ 27
Tabel 17. Uji Prioritas Masalah ............................................................................. 28
Tabel 18. Programa Penyuluhan .......................................................................... 33
Tabel 19. Rencana Kegiatan ............................................................................... 52

vii | P a g e
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1. Peta Kota Batu ...................................................................................... 4


Gambar 2. Diagram Penggunaan Lahan di Kota Batu Tahun 2020 ...................... 6
Gambar 3. Bagan Komposisi Jumlah Penduduk Kota Batu Tahun 2020. ............. 7

viii | P a g e
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1. Programa Penyuluhan Pertanian Kota Batu Tahun 2022 ............... 33


Lampiran 2.
Rencana Kegiatan Untuk Mengikhtiarkan Kemudahan Tahun 2022 ................... 52

ix | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan


Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan
penyuluhan menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah
daerah. Wewenang dan tanggung jawab pemerintah tersebut diwujudkan antara
lain dengan memantapkan sistem penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang
meliputi aspek penataan kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, prasarana
dan sarana, serta pembiayaan penyuluhan.

Sektor pertanian memegang peranan penting dalam kontribusinya sebagai


penyediaan pangan dan sumber pendapatan bagi mayoritas penduduk Kota Batu.
Sektor pertanian juga menjadi andalan dalam mengembangkan kegiatan ekoomi
perdesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian dan kepariwisataan.
Untuk mendukung arah kebijakan dan program pemerintah serta mendorong
pembangunan sektor pertanian di Kota Batu diperlukan kegiatan penyuluhan
pertanian agar tercapai keberhasilan baik peningkatan produksi maupun
peningkatan pendapatan petani. Di samping itu, pengembangan sektor pertanian
memerlukan dukungan pelayanan prasarana, sarana dan paket teknologi yang
spesifik lokasi.

Kegiatan penyuluhan di masa-masa mendatang akan semakin kompetitif


karena upaya pengembangan sistem agribisnis akan menghadapi permasalahan
yang semakin kompleks. Arah dari kegiatan penyuluhan pertanian utamanya
adalah untuk membantu petani agar dapat menolong dirinya dengan asumsi
bahwa potensi untuk maju sudah ada pada petani, yaitu keinginan, kemampuan
dan kesanggupan untuk : (1) bertani lebih baik (Better farming); (2) berusaha tani
lebih menguntungkan (Better Business); (3) hidup lebih sejahtera (Betterliving); (4)
bermasyarakat lebih baik (Better community); (5) berwawasan lingkungan lebih
baik (Better environment)

Sehubungan dengan hal tersebut, maka tugas, fungsi dan peran penyuluh
pertanian adalah sebagai tenaga penggerak dalam dinamika sistem dan usaha

1|P age
agribisnis dengan managemen alokasi sumberdaya secara optimal melalui
pendekatan partisipatif dengan metode latihan dan kunjungan (LAKU).

Salah satu strategi penyuluhan pertanian dalam membangun


kemandiriaan, prakarsa, tanggung jawab serta partisipasi masyarakat tani dalam
pembangunan adalah terwujudnya Programa Penyuluhan Pertanian. Programa
penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk
memberikan arah dan pedoman, sebagai alat pengendali pencapaian tujuan
penyuluhan baik di tingkat desa/kelurahan.kecamatan maupun kota. Kegiatan-
kegiatan yang tercantum dalam programa penyuluhan pertanian diharapkan
mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha serta memberikan
dukungan terhadap program-program prioritas Dinas Pertanian Dan Kehutanan.

Programa penyuluhan pertanian Kota Batu merupakan perpaduan antara


rencana kerja pemerintah dengan aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha serta
pemangku kepentingan lainnya. Adapun substansinya meliputi rencana
kegiatan dalam rangka perubahan perilaku yang berkaitan dengan tingkat
penerapan inovasi teknologi yang direkomendasikan serta rencana kegiatan
pendukung yang mempengaruhi keberhasilan usahatani.

Programa penyuluhan pertanian pada setiap tingkatan disusun setiap tahun


dengan memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya. Programa penyuluhan
pertanian ini pada dasarnya disusun secara mandiri, namun saling memperhatikan
keterpaduan dan kesinergian programa penyuluhan pada setiap tingkatan,
sehingga semua programa penyuluhan pertanian dalam berbagai tingkatan
bersifat selaras dan saling memperkuat.

1.2 Tujuan
Tujuan disusunnya programa penyuluhan pertanian Kota Batu antara lain :
1. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian di
wilayah Kota Batu.
2. Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana
kerja dan rencana kegiatan penyuluhan pertanian.
3. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk
disampaikan dalam musyawarah rencana pembangunan
(MUSRENBANG) Kota Batu

2|P age
4. Merekapitulasi programa penyuluhan pertanian tingkat Kecamatan di
wilayah Kota Batu

1.3 Manfaat
Manfaat penyusunan programa penyuluhan pertanian ini adalah :
1. Bagi pemerintah dan para stake holder di bidang pertanan, sebagai
dasar pengambilan kebijakan dalam rangka meningkatkan aspek non
perilaku (sarana prasarana bidang pertanian) agar tercapai target
pembangunan bidang pertanian.
2. Bagi penyuluh pertanian, sebagai acuan dalam pelaksanaan
pendampingan dan memfasilitasi petani secara sistematis, terukur
serta berkelanjutan.
3. Bagi pelaku utama, pelaku usaha yang bergerak dibidang pertanian
dan kelembagaan petani di wilayah kerja Kecamatan Bumiaji, sebagai
acuan dalam meningkatkan aspek perilaku agar menjadi lebih inovatif,
partisipatif dan mandiri dalam meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraannya.

3|P age
BAB II

KEADAAN UMUM

2.1 Keadaan Umum Wilayah


2.1.1 Kondisi Geografis dan Agroekosistem
Kota Batu merupakan salah satu Kota yang terletak di Propinsi Jawa Timur.
Indonesia. Mengacu pada letak geografisnya Kota Batu berada di daerah dataran
dengan perbukitan. Kota Batu memiliki luas 19,177 Ha. Secara geografis wilayah
Kota Batu memiliki batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kecamatan Prigen, Kabupaten Mojokerto
- Sebelah selatan : Kecamatan Dau, dan kecamatan Wagir Kabupaten
Malang
- Sebelah timur : Kecamatan Karangploso dan Kecamatan Dau
Kabupaten Malang
- Sebelah barat : Kecamatan Pujon Kabupaten Malang

Gambar 1. Peta Wilayah Kota Batu

Gambar 1. Peta Kota Batu

4|P age
Wilayah Kota Batu secara administratif terdiri atas 3 (tiga) Kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Batu
2. Kecamatan Bumiaji
3. Kecamatan Junrejo
Adapun luas wilayah pada masing-masing Kecamatan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 1.Data Luas Wilayah Kecamatan di Kota Batu
No. Kecamatan Luas Wilayah ( Ha )
1 Batu 3813.709
2 Bumiaji 12798.42
3 Junrejo 2565.02
TOTAL 19177.149

Secara topografi wilayah Kota Batu Propinsi Jawa Timur merupakan


dataran dan perbukitan. Adapun letak ketinggian tempat di atas permukaan laut
dari masing-masing Kecamatan di wilayah Kota Batu dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 2. Letak Wilayah Kota Batu di Atas Permukaan Laut

No. Kecamatan Tinggi Tempat dari Permukaan Laut

1 Batu 650 - 1.285 m dpl


2 Bumiaji 760 - 2000 m dpl
3 Junrejo 500 - 920 m dpl

Kondisi lahan mempunyai derajat keasaman pH 4.5 – 6.5 yang berarti


bersifat asam. Kota Batu dapat dibagi menjadi 4 jenis tanah yaitu jenis tanah
andosol, tanah kambisol, tanah alluvial dan yang terakhir tanah latosol. Tipe tanah
yang dominan di Kota Batu adalah tipe Andosol.
Penggunaan lahan di Kota Batu sebagian besar merupakan areal lahan
pertanian dan pemukiman. Secara umum, areal lahan pertanian cenderung lebih
luas dibandingkan dengan peruntukan lain sehingga bertani ataupun berkebun
masih menjadi mata pencaharian pokok penduduk di wilayah Kota Batu.Secara
lengkap data penggunaan luasan lahan di Kota Batu seperti disajikan dalam tabel
berikut :

5|P age
Tabel 3. Data Penggunaan Lahan di Kota Batu Tahun 2020
Total Luas
No Penggunaan
(Ha)
1 Sawah 2,215
2 Pekarangan 719
3 Ladang/Tegalan 2,689
4 Padang Rumput/Gembalaan 1,268
5 Hutan 9,316
6 Perikanan Darat/Air Tawar 828
7 Pemukiman 1,686
8 Perkebunan 92
9 Lain-Lain 363
Jumlah 19,177

Dari data pada tabel tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut :

Gambar 2. Diagram Penggunaan Lahan di Kota Batu Tahun 2020

Potensi pertanian yang cukup besar menjadikan ketersediaan air untuk


irigasi pertanian menjadi faktor terpenting dalam pembangunan pertanian di
wilayah tersebut. Data tercatat menunjukkan bahwa sumber pengairan untuk areal
sawah di Kota Batu sebagian besar mengandalkan pada irigasi teknis dan
setengah teknis. Berikut ini secara lengkap bagan pembagian lahan sawah
berdasarkan jenis irigasinya :

6|P age
Tabel 4. Pembagian Lahan Sawah Berdasarkan Jenis Irigasinya
No. Jenis Sawah Total
1 Irigasi Teknis 1,127,618
2 Irigasi ½ teknis 185,050
3 Irigasi sederhana 53,073
4 Irigasi desa 50,000
5 Tadah hujan 1,609,156

2.1.2. Kependudukan
Data yang sangat diperlukan dalam perencanaan dan evaluasi
pembangunan salah satunya adalah data kependudukan karena penduduk
merupakan obyek sekaligus subyek pembangunan. Berikut disajikan tabel
data jumlah penduduk seluruh kecamatan di kota Batu :
Table 5.Data Jumlah Penduduk Kecamatan Se-kota Batu

Penduduk Penduduk
No Nama Kecamatan Total Kecamatan
Laki-laki Perempuan
1 Junrejo 27827 27164 54991
2 Batu 50184 50033 100217
3 Bumiaji 30859 30161 61020
Jumlah 108870 107358 216228
Penduduk Kota Batu Pada Tahun 2020 tercatat sebesar 216228 jiwa.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa 50.34 persen
adalah penduduk laki-laki dan 49.65 persen adalah penduduk perempuan
sebagaimana digambarkan dalam bagan berikut :

JUMLAH PENDUDUK
KOTA BATU

250000 216228
200000
150000 108870 107358
100000
50000
0
Penduduk Laki-laki Penduduk Total Penduduk
Perempuan Kota Batu

Gambar 3. Bagan Komposisi Jumlah Penduduk Kecamatan Junrejo Tahun 2020


7|P age
2.1.3. Kelembagaan Petani
Setiap wilayah kecamatan yang ada di Kota Batu memiliki beberapa
kelompok tani dengan keragaman komoditas unggulan kelompok yang berbeda-
beda. Jumlah kelompok tani yang ada di wilayah Kota Batu total ada 23 Gabungan
kelompok tani (GAPOKTAN) yang terdiri atas 275 kelompok tani.Setiap kelompok
tani yang ada di masing-masing wilayah kecamatan tersebut tergabung dalam
wadah GAPOKTAN di setiap desa. Berikut data kelembagaan Gapoktan dan
Kelompok Tani di masing-masing kecamatan :
Table 6. Data Kelembagaan Gapoktan di Wilayah Kota Batu

No. Kecamatan Jumlah Gapoktan Jumlah Kelompok Tani

1. Junrejo 7 70

2. Batu 7 67

3. Bumiaji 9 138

JUMLAH 23 275

Masing-masing kelompok tani dan Gapoktan desa tersebut sejak Tahun 2017
telah memiliki SK Badan Hukum dengan terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM
Republik Indonesia
.

2.2. Potensi dan Produksi Pertanian

2.2.1. Potensi Tanaman Pangan


Secara umum komoditas tanaman pangan yang dominan
dibudidayakan di wilayah Kota Batu adalah tanaman padi dan jagung. Wilayah
penanaman padi terluas adalah di Desa Pendem yang juga merupakan sentra
penanaman padi di Kota Batu. Potensi tanaman pangan di Wilayah Kota Batu
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Luas Area Tanam. Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan di Kota Batu
NO. Jenis Luas Tanam (ha) Produksi (ton) Produktivitas(Ton/ha)
1 Padi 467.7 2671 5.71
2 Jagung 367.5 1677 4.56
Sumber: Data Programa Kecamatan Batu, Junrejo, dan Bumiaji 2022

8|P age
Luas tanam padi untuk wilayah Kota Batu seluruhnya adalah 467,7 ha
dengan tingkat produktivitas sekitar 5.71 ton/ha dan total produksi sekitar 2671
ton. Sedangkan jagung memiliki luas areal tanam sekitar 367.5 ha dengan tingkat
produktivitas rata-rata 4.56 ton/ha dan total produksi sekitar 1677 ton.
Tanaman padi biasanya dibudidayakan pada musim penghujan (kecuali
untuk wilayah Desa Pendem padi dibudidayakan sepanjang tahun) sedangkan
tanaman jagung biasanya dibudidayakan sepanjang tahun.

2.2.2. Potensi Tanaman Hortikultura

Selain tanaman pangan, wilayah Kota Batu juga sangat berpotensi


sebagai daerah penghasil tanaman hortikultura yang teriri atas tanaman sayuran.
Beberapa jenis sayuran dibudidayakan sepanjang tahun secara bergiliran.. Berikut
disajikan tabel potensi sayuran yang ada di wilayah Kota Batu :

Tabel 8. Potensi Komoditas Sayuran di Kota Batu


No. Jenis Luas Luas Potensi Produktivitas
Tanam (Ha) Panen (Ha) Produksi (Ton/ha)
(Ton)
1 Bawang Daun 443.32 446.32 30965 69.38
2 Bawang 328.95 316.45 31272 98.82
Merah
3 Bawang Putih 52.15 52.15 3540 67.88
4 Cabe Besar 149.59 149.59 14937 99.85
5 Cabe Rawit 135.39 135.39 2729 20.16
6 Kentang 485.2 485.2 968 2.00
7 Kubis 234.07 234.07 39276 167.80
8 Tomat 135.4 137.4 32719 238.13
9 Wortel 533.6 533.6 96504 180.85
Sumber: Data Programa Kecamatan Batu, Junrejo, dan Bumiaji 2022

Dalam hal pemasaran hasil panen sayuran, petani masih sangat


tergantung pada harga yang ditetapkan oleh tengkulak/pengepul. Hal ini salah
satunya dikarenakan kurangnya akses pelaku utama terhadap informasi harga
pasar yang berlaku saat itu. Salah satu upaya yang ditempuh oleh Dinas Pertanian
dan Ketahanan Kota Batu adalah dengan memberi setiap desa informasi harga
pasar agar petani dapat lebih banyak terbantu memperoleh informasi terkait
perkembangan harga pasar melalui teknologi informasi.
9|P age
Selain tanaman sayuran, potensi hortikultura yang cukup penting lainnya
adalah tanaman buah, dengan komoditas dominan adalah Jeruk Keprok Batu 55
dan buah Jambu Merah serta Jambu Kristal. Berikut disajikan tabel potensi
tanaman buah yang ada di Wilayah Kota Batu

Tabel 9. Potensi Tanaman Buah di Kota Batu

No. Jenis Produksi (Ton)

1 Alpukat 5980
2 Apel 625
3 Durian 530
4 Jambu Air 21.1
5 Jambu Biji 5295
6 Jeruk Keprok 17025
7 Nangka 24415
8 Stroberi 2565
9 Sukun 3043
Sumber: Data Programa Kecamatan Batu, Junrejo, dan Bumiaji 2022

Jeruk Keprok Batu 55 banyak dibudidayakan di beberapa desa dan


dikembangkan sejak Tahun 2015, yakni dengan adanya bantuan bibit dari APBN
yang disertai dengan kegiatan sekolah Lapang.
Selain potensi tanaman sayuran dan buah, di Kota Batu juga sangat
potensial untuk pengembangan tanaman hias terutama mawar anggrek dan
krisan. Luas tanam anggrek seluruhnya di Kota Batu berkisar 3.77 ha seluruhnya
berada dalam naungan bangunan screenhouse. Di Kelurahan Dadaprejo bahkan
telah tumbuh berkembang sistem kemitraan anggrek yang cukup pesat untuk
memenuhi permintaan pasar luar kota maupun Luar Pulau Jawa bahkan luar
negeri. Diharapkan pada Tahun 2022 atas bantuan pendampingan dari
Pemerintah Kota Batu, petani tanaman hias mampu melakukan ekspor hasil
panennya secara mandiri.

10 | P a g e
Tabel 10. Potensi Tanaman Hias Kota Batu
No. Jenis Luas Produksi Produktivitas
(Tangkai) (tangkai/tahun)

1 Mawar 136.93 96531994 704973.30


2 Krisan 41.58 34206183 822659.52
3 Anggrek 3.77 417,416 110720.42
Sumber: Data Programa Kecamatan Batu, Junrejo, dan Bumiaji 2022

2.2.3. Potensi Tanaman Perkebunan dan Kehutanan

Untuk sektor perkebunan, di wilayah Kota Batu dominan dibudidayakan


tanaman jenis kopi. Dengan adanya bantuan dari pemerintah, tanaman kopi telah
dibudidayakan di beberapa desa meskipun tidak dalam jumlah yang cukup
banyak. Potensi tanaman perkebunan khususnya kopi di Kota Batu dapat dilihat
pada tabel berkut:
Tabel 11. Potensi Tanaman Perkebunan Kota Batu
No Jenis Luas Produksi Produktivitas
(hektar)
1 Kopi 118.13 70.83 0.6
Sumber: Data Programa Kecamatan Batu, Junrejo, dan Bumiaji 2022

2.2.4. Potensi Tanaman Biofarmaka

Di sektor tanaman biofarmaka, Kota Batu juga memiliki budidaya jenis


komoditas jahe, kunyit, laos dan beberapa jenis lainnya meskipun tidak dominan.
Berikut ditampilkan budidaya tanaman biofarmaka di Kota Batu pada tahun 2022:

Tabel 12. Potensi Tanaman Hias Kota Batu


No Jenis Luas/Jumlah Produksi Produktivitas
(ha) (ton) (ton/ha)
1 Jahe 31.1 103 3.31
2 Kunyit 0.9 38.64 42.93
3 Laos 0.4 16.8 42.00
Sumber: Data Programa Kecamatan Batu, Junrejo, dan Bumiaji 2022
.

11 | P a g e
2.2.5. Potensi Peternakan dan Perikanan

Potensi peternakan yang banyak dibudidayakan di Kota Batu adalah ternak


sapi perah, sapi potong, kambing/domba dan ternak ayam pedaging/petelur.
Tabel 13. Potensi Peternakan di Kota Batu
No. Komoditas Total (ekor)
1 Sapi Perah 9,603
2 Sapi Potong 2,209
3 Kambing 5,811
4 Domba 6,903
5 Kerbau 10
6 Kuda 4
7 Kelinci 20,552
8 Babi 41
9 Puyuh 3,500
10 Ayam Buras 46,986
11 Ayam Ras Petelur 133,162
12 Ayam Pedaging 154,215

Ternak sapi dominan diusahakan pada Kecamatan Junrejo di Desa


Tlekung, Desa Junrejo, Desa Beji. Pada Kecamatan Batu di Desa Oro-oro ombo,
Desa Pesanggrahan, Desa Songgokerto dan pada Kecamatan Bumiaji di Desa
Gunungsari, Desa Tulungrejo dan Desa Giripurno sehingga potensi susu sapi
segar juga dominan dihasilkan dari ketiga kecamatan tersebut. Pada beberapa
desa lainnya juga terdapat ternak sapi namun dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak. Untuk potensi unggas berupa ayam pedaging atau ayam petelur reatif
tersebar hampir di semua desa di wilayah Kota Batu.
Potensi perikanan air tawar di Kota Batu cukup berkembang, meskipun
dalam luasan kolam yang tidak terlalu luas. Beberapa jenis ikan yang
dibudidayakan di wilayah Kota Batu diantaranya ikan lele, nila dan koi. Berikut
secara lengkap potensi perikanan Kota Batu ditampilkan pada tabel berikut:

12 | P a g e
Tabel 14.Potensi Perikanan di Kota Batu

No. Komoditas Luas Kolam (m2) Jumlah (ekor)


1 Nila 17,890 323,955
2 Lele 14,607 468,300
3 Tombro 2,040 6,631
4 Koi 2,386 50,160
5 Hias 1,200 21
6 Lainnya 3,136 -

2.3. Visi dan Misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu

Visi dan misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu perlu
dijadikan acuan dalam penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian agar
perencanaan penyuluhan yang disusun di wilayah binaan Kecamatan Junrejo
dapat sinergis dengan perencanaan/tujuan yang hendak dicapai oleh Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu. Oleh karena itu dalam penyusunan
programa penyuluhan pertanian tingkat kecamatan perlu memperhatikan Visi dan
Misi yang diemban oleh Dinas adalah sebagai berikut:

2.3.1. Visi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu :


Desa berdaya kota berjaya mewujudkan Kota Batu sebagai sentra
Agrowisata Internasional yang berkarakter. berdaya saing dan sejahtera

2.3.2. Misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu:


Mewujudkan daya saing perekonomian daerah yang progresif.
mandiri dan berwawasan lingkungan berbasis pada potensi unggulan

Dengan demikian setiap program penyuluhan pertanian di Kecamatan Junrejo


yang disusun senantiasa disesuaikan dengan visi dan misi Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kota Batu dengan keterkaitan yang cukup erat.

2.4. Rumusan Keadaan

Berdasarkan hasil analisa lapang dan potensi wilayah di Kecamatan


Junrejo.didapatkan rumusan keadaan berdasarkan penerapan teknologi anjuran
serta sumber daya manusia petani dan kelembagaan petani sebagai berikut :
13 | P a g e
2.4.1. Pertanian

1. Pelaku utama yang melakukan usaha peningkatan kesuburan tanah dan


melaksanakan budidaya pertanian organik sesuai SNI 6729:2016 baru
mencapai 10%
2. Pelaku utama yang menerapkan sistem pertanian terpadu baru
mencapai 5%
3. Pelakuutama yang melakukanbudidayasayuransesuairekomendasi/ GAP
baru mencapai 45%
4. Pelaku utama yang melakukan Budidaya Jagung sesuai teknologi anjuran/
rekomendasi/ teknologi baru baru mencapai 40 %
5. Pelaku utama yang mampu dan mau melakukan Budidaya Padi sesuai
rekomendasi/ teknologi baru baru mencapai 54%
6. Pelaku utama yang melakukan pengendalian OPT sesuai rekomendasi/
kaidah PHT baru mencapai 40%
7. Pelaku utama yang mampu mengakses pemasaran produk pangan
organik baru mencapai 13%
8. Pelaku utama yang mampu menyediakan ransum sapi sesuai standar baru
mencapai 45 %
9. Pelaku utama yang mau memanfaatkan pekarangannya secara optimal
baru mencapai 33%
10. Pelaku utama yang mampu melakukan Pengolahan, Hasil Pertanian,
peternakan dan perikanan baru mencapai 53%
11. Pelaku utama yang mampu melakukan budidaya buah sesuai
rekomendasi (GAP) baru mencapai 38%
12. Pelakuutama yang mampumelakukanbudidayaanggrek sesuai GAP baru
mencapai 38%

2.4.2. Peternakan dan Perikanan

1. Pelaku utama yang mampu melakukan budidaya ternak sesuai


rekomendasi baru mencapai 47%
2. Pelaku utama yang mampu mempertahankan produktivitas dan kualitas
susu sapi masih 50%
3. Pelaku Utama yang mampu menyediakan ransum sapi sesuai standar baru
mencapai 45%

14 | P a g e
4. Pelaku utama yang mampu melakukan budidayaikan air tawar sesuai
rekomendasi baru mencapai 47%

2.4.3. Aspek Sosial dan Ekonomi

1. Pelaku Utama yang dapat mengakses kartu tani untuk menebus pupuk
bersubsidi baru mencapai 50 %
2. Pelakuutama yang bisa mengaksesinformasipermodalan usahatani
melalui kelompok tani baru mencapai 14%
3. Pelaku utama yang tahu dan sudah bisa mengakse sinformasi pasar baru
mencapai 17%

2.4.4. Aspek Peran dan Fungsi Kelembagaan Petani

Berdasarkan telaah data primer dan sekunder ditambah hasil


identifikasi berupa analisa lapang, maka didapatkan rumusan keadaan
peran dan fungsi kelembagaan petani adalah sebagai berikut :

1. Penumbuhan kelembagaan kelompok milenial/taruna tani masih dibawah


1% pada tahun 2021.
2. Kelembagaan kelompok tani yang mampu mengakomodir dan
mengembangkan usaha tani anggotanya masih 2% pada tahun 2021.
3. Kelembagaan kelompok tani yang mampu melakukan regenerasi dan
kaderisasi masih 2% pada tahun 2021.
4. Kelembagaan kelompok yang mampu menjalin kerja sama antar kelompok
masih 2% pada tahun 2021.
5. Kelembagaan kelompok tani yang mampu menumbuhkan badan usaha
milik petani (KEP) masih dibawah 1% pada tahun 2021.
6. Kelembagaan kelompok tani yang mampu menjalankan unit usaha masih
5% pada tahun 2021.
7. Kelembagaan kelompok yang mampu memupuk dan mengakses
permodalan masih 1% pada tahun 2021.

15 | P a g e
BAB III

PENETAPAN TUJUAN

3.1. Peningkatan Perilaku Petani

Penetapan tujuan dilakukan dengan merumuskan perubahan


keadaan yang akan dicapai dalam kurun waktu satu tahun berkaitan
dengan Perilaku dan Non Perilaku Pelaku Utama dan Pelaku Usaha dalam
usaha tani. Adapun tujuan yang telah ditetapkan dari aspek peningkatan
perilaku petani ini antara lain sebagai berikut :
3.1.1. Pertanian
1. Pelaku utama yang melakukan usaha peningkatan kesuburan tanah dan
melaksanakan budidaya pertanian organik sesuai SNI 6729:2016
mencapai 30% pada tahun 2022.
2. Pelaku utama yang menerapkan sistem pertanian terpadu mencapai
20% pada tahun 2022
3. Pelaku utama yang melakukan budidaya sayuran sesuai
rekomendasi/GAP mencapai 50% pada tahun 2022
4. Pelaku utama yang melakukan Budidaya Jagung sesuai teknologi anjuran/
rekomendasi/ teknologi mencapai 75 % pada tahun 2022.
5. Pelaku utama yang mampu dan mau melakukan Budidaya Padi sesuai
rekomendasi/ teknologi mencapai 40% pada tahun 2022.
6. Pelaku utama yang melakukan pengendalian OPT sesuai rekomendasi/
kaidah PHT mencapai 30% pada tahun 202.
7. Pelaku utama yang mampu mengakses pemasaran produk pangan organik
mencapai 15% pada tahun 2022.
8. Pelaku utama yang mampu menyediakan ransum sapi sesuai standar
mencapai 40 % pada tahun 2022.
9. Pelaku utama yang mau memanfaatkan pekarangannya secara optimal
mencapai 25% pada tahun 2022.
10. Pelaku utama yang mampu melakukan Pengolahan, Hasil Pertanian,
peternakan dan perikanan mencapai 40% pada tahun 2022.
11. Pelaku utama yang mampu melakukan budidaya buah sesuai rekomendasi
(GAP) mencapai 25% pada tahun 2022.

16 | P a g e
12. Pelaku utama yang mampu melakukan budidaya anggrek sesuai GAP
mencapai 25% pada tahun 2022.
13. Pelaku utama yang menggunakan mulsa plastik (hitam perak) pada
budidaya cabe besar mencapai 20% pada tahun 2022.
14. Pelaku utama yang menerapkan Teknologi Pembuahan Sepanjang tahun
pada tanaman jeruk siem mencapai 25% pada tahun 2022.
15. Pelaku utama yang menerapkan Teknologi Pijat dan Lengkung (PIKUNG)
pada tanaman jeruk keprok Batu 55 mencapai 25% pada tahun 2022.
16. Pelaku utama yang terampil menerapkan Teknologi pengendalian lalat
buah yang efektif mencapai 30% pada tahun 2022.
17. Pelaku utama yang yakin, mau dan terampil dalam menerapkan
pengendalian OPT tanaman horti buah/sayur (apel, jeruk, kentang, wortel,
strawbery) mencapai 25% pada tahun 2022.
18. Pelaku utama yang yakin, mau dan terampil dalam menerapkan
pengendalian OPT tanaman hias sesuai prinsip PHT mencapai 45% pada
tahun 2022
19. Pelaku utama yang menerapkan Teknologi Budidaya Krisan dalam pot
mencapai 20% pada tahun 2022.
20. Pelaku utama yang paham dan terampil Teknologi pengendalian penyakit
tumor (crown gall) pada mawar mencapai 15% pada tahun 2022.
21. Pelaku utama yang paham dan terampil Teknik perbanyakan tanaman
mawar secara okulasi chip buding mencapai 30% pada tahun 2022.
22. Pelaku utama yang terampil Teknologi Pembibitan Mawar Potong yang
Unggul dan Bersertifikat mencapai 10% pada tahun 2022.
23. Pelaku utama Teknologi Pembibitan Kultur Jaringan tanaman anggrek
mencapai 15% pada tahun 2022
24. Pelaku utama yang tahu dan terampil menerapkan Teknologi Pengukuran
Kesuburan Tanah Sederhana mencapai 20% pada tahun 2022.
25. Pelaku utama yang terampil menerapkan Teknologi Pasca Panen
(pengolahan hasil) pada tanaman kopi mencapai 25% pada tahun 2022.

3.1.2. Peternakan dan Perikanan


1. Pelaku utama yang melakukan Teknologi Penggunaan dan Pemeliharaan
Bibit Sapi Bakalan yang Baik mencapai 45% pada tahun 2022.

17 | P a g e
2. Pelaku utama yang terampil Teknologi Pencegahan Brucellosis pada sapi
perah mencapai 25% pada tahun 2022.
3. Pelaku utama yang terampil menerapkan Teknologi Pencegahan Masitis
sapi perah mencapai 15% pada tahun 2022.
4. Pelaku utama yang yakin, mau dan terampil dalam menerapkan
pemanfaatan dan pengolahan limbah ternak sesuai anjuran mencapai 50%
pada tahun 2022.
5. Pelaku utama yang mampu melakukan budidayaikan air tawar sesuai
rekomendasi mencapai 60% pada tahun 2022.

3.1.3. Aspek Sosial dan Ekonomi


1. Pelaku Utama yang dapat mengakses kartu tani untuk menebus pupuk
bersubsidi mencapai 60 % pada tahun 2022.
2. Pelaku utama yang bisa mengakses informasi permodalan usahatani
melalui kelompok tani mencapai 25% pada tahun 2022.
3. Pelaku utama yang tahu dan sudah bisa mengakses sinformasi pasar
mencapai 30% pada tahun 2022.

3.2. Peningkatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Petani

Penetapan tujuan juga dilakukan dengan merumuskan perubahan


keadaan yang akan dicapai dalam kurun waktu satu tahun berkaitan
dengan aspek peningkatan peran dan fungsi kelembagaan petani sebagai
bagian dari perilaku dan non perilaku kelembagaan pelaku utama. Adapun
tujuan yang telah ditetapkan dari aspek peningkatan peran dan fungsi
kelembagaan petani ini antara lain sebagai berikut :
1. Penumbuhan kelembagaan kelompok milenial/taruna tani mencapai
10% pada tahun 2022.
2. Kelembagaan kelompok tani yang mampu mengakomodir dan
mengembangkan usaha tani anggotanya mencapai 10% pada tahun
2022.
3. Kelembagaan kelompok tani yang mampu melakukan regenerasi dan
kaderisasi mencapai 10% pada tahun 2022.
4. Kelembagaan kelompok yang mampu menjalin kerja sama antar
kelompok mencapai 10% pada tahun 2022.

18 | P a g e
5. Kelembagaan kelompok tani yang mampu menumbuhkan badan
usaha milik petani (KEP) mencapai 10% pada tahun 2022.
6. Kelembagaan kelompok tani yang mampu menjalankan unit usaha
mencapai 15% pada tahun 2022.
7. Kelembagaan kelompok yang mampu memupuk dan mengakses
permodalan mencapai 10% pada tahun 2022

19 | P a g e
BAB IV
PENETAPAN MASALAH

41. Identifikasi masalah


Penetapan masalah dilakukan dengan mengidentifikasi dan merumuskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya
tujuan atau yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara kondisi saat ini (faktual) dengan kondisi yang akan dicapai. Faktor-faktor tersebut
meliputi ;
4.1.1 Masalah Perilaku
Tabel 15. Keragaan identifikasi masalah perilaku
Faktor
No Keadaan Tujuan
Penghambat Kategori
I Aspek perilaku pelaku utama (petani) Tujuan
Kondisi awal Kondisi tujuan
1. Pelaku utama yang melakukan usaha Pelaku utama yang melakukan usaha Sistem pemasaran produk organik belum Aspek teknis
peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan kesuburan tanah dan konsisten baik petani maupun
melaksanakan budidaya pertanian melaksanakan budidaya pertanian organik supplier/pedagang.
organik sesuai SNI 6729:2016, sesuai SNI 6729:2016 mencapai 30% pada
2. Pelaku utama
masih17% yang 2021
pada tahun menerapkan Pelaku utama yang menerapkan sistem
tahun 2022. Belum ada contoh demplot/dem area Aspek teknis,
sistem pertanian terpadu masih 8,3% pertanian terpadu mencapai 20% pada system pertanian terpadu/GAP yang bisa sosial dan
pada tahun 2021 tahun 2022 meyakinkan petani. ekonomi

20 | P a g e
3. Pelaku utama yang melakukan Pelaku utama yang melakukan budidaya Belum ada contoh demplot/dem area system Aspek teknis
budidaya sayuran sesuai sayuran sesuai rekomendasi/GAP pertanian terpadu/PHT/GAP yang bisa dan ekonomis
rekomendasi/GAP masih 24% pada mencapai 50% pada tahun 2022 meyakinkan petani.
tahun 2021
4. Pelaku utama yang melakukan Pelaku utama yang melakukan Budidaya Biaya sarana produksi yang relative tinggi Aspek teknis
Budidaya Jagung sesuai teknologi Jagung sesuai teknologi anjuran/ sehingga belum memberikan keuntungan
anjuran/ rekomendasi/ teknologi rekomendasi/ teknologi mencapai 75 % yang optimal bagi petani.
masih 40 % pada tahun 2021. pada tahun 2022.
5. Pelaku utama yang mampu dan mau Pelaku utama yang mampu dan mau Biaya sarana produksi yang relative tinggi Aspek teknis
melakukan Budidaya Padi sesuai melakukan Budidaya Padi sesuai sehingga belum memberikan keuntungan
rekomendasi/ teknologi masih 21,6% rekomendasi/ teknologi mencapai 40% yang optimal bagi petani.
pada tahun 2021. pada tahun 2022.
6. Pelaku utama yang melakukan Pelaku utama yang melakukan Belum ada contoh demplot/dem area system Aspek teknis
pengendalian OPT sesuai pengendalian OPT sesuai rekomendasi/ pertanian terpadu/PHT/GAP yang bisa
rekomendasi/ kaidah PHT masih 20% kaidah PHT mencapai 30% pada tahun meyakinkan petani.
pada tahun 2021. 2022.

7. Pelaku utama yang mampu Pelaku utama yang mampu mengakses Belum ada Lembaga pemasaran yang kuat dan Aspek teknis
mengakses pemasaran produk pemasaran produk pangan organik konsisten untuk petani .
pangan organik masih 5% pada tahun mencapai 15% pada tahun 2022.
2021.

21 | P a g e
8. Pelaku utama yang mampu Pelaku utama yang mampu menyediakan Petani masih mengandalkan/tergantung Aspek teknis,
menyediakan ransum sapi sesuai ransum sapi sesuai standar mencapai 40 % ransum instan yang siap diberikan oleh stake sosial dan
standar masih 31,6 % pada tahun pada tahun 2022. holder (KUD) ekonomi
2021.

9. Pelaku utama yang mau Pelaku utama yang mau memanfaatkan Belum ada Lembaga pemasaran yang kuat dan Aspek teknis
memanfaatkan pekarangannya secara pekarangannya secara optimal mencapai konsisten untuk petani . dan ekonomi
optimal masih 16% pada tahun 2021. 25% pada tahun 2022.

10. Pelaku utama yang mampu melakukan Pelaku utama yang mampu melakukan Belum ada Lembaga pemasaran produk olahan Aspek teknis,
Pengolahan, Hasil Pertanian, Pengolahan, Hasil Pertanian, peternakan hasil peternakan dan perikanan yang kuat dan sosial dan
peternakan dan perikanan masih 31% dan perikanan mencapai 40% pada tahun konsisten dalam organisasi kelompok tani. ekonomi
pada tahun 2021. 2022.
11. Pelaku utama yang mampu melakukan Pelaku utama yang mampu melakukan Belum ada contoh demplot/dem area system Aspek teknis,
budidaya buah sesuai rekomendasi budidaya buah sesuai rekomendasi (GAP) pertanian terpadu/PHT/GAP yang bisa sosial dan
(GAP) masih 13,6% pada tahun 2021. meyakinkan petani.
mencapai 25% pada tahun 2022. ekonomi
12. Pelaku utama yang mampu melakukan Pelaku utama yang mampu melakukan Belum ada contoh demplot/dem area system Aspek teknis,
budidaya anggrek sesuai GAP masih budidaya anggrek sesuai GAP mencapai pertanian terpadu/PHT/GAP yang bisa sosial dan
12,6% pada tahun 2021. 25% pada tahun 2022. meyakinkan petani.
ekonomi
13. Pelaku utama yang menggunakan Pelaku utama yang menggunakan mulsa Belum ada dem plot/dem area yang mengkaji Aspek teknis,
mulsa plastik (hitam perak) pada plastik (hitam perak) pada budidaya cabe tentang efisiensi penggunaan mulsa plastic sosial dan
budidaya cabe besar masih 8,8% pada besar mencapai 20% pada tahun 2022. hitam perak untuk budidaya cabe besar.
ekonomi
tahun 2021.

22 | P a g e
14. Pelaku utama yang menerapkan Pelaku utama yang menerapkan Teknologi Tingkat pengetahuan dan ketrampilan dalam Aspek teknis,
Teknologi Pembuahan Sepanjang Pembuahan Sepanjang tahun pada mengaplikasikan teknologi BUJANGSETA sosial dan
tahun pada tanaman jeruk siem tanaman jeruk siem mencapai 25% pada belum merata di tingkat petani.
ekonomi
masih10% pada tahun 2021. tahun 2022.
15. Pelaku utama yang menerapkan Pelaku utama yang menerapkan Teknologi Tingkat pengetahuan dan ketrampilan dalam Aspek teknis,
Teknologi Pijat dan Lengkung Pijat dan Lengkung (PIKUNG) pada mengaplikasikan teknologi PIKUNG belum sosial dan
(PIKUNG) pada tanaman jeruk keprok tanaman jeruk keprok Batu 55 mencapai merata di tingkat petani.
ekonomi
Batu 55 sebesar 15% pada tahun 25% pada tahun 2022.
16 Pelaku utama yang terampil Pelaku utama yang terampil menerapkan
2021.
menerapkan Teknologi pengendalian Teknologi pengendalian lalat buah yang
lalat buah yang efektif masih 20% pada efektif mencapai 30% pada tahun 2022.
tahun 2021.
17. Pelaku utama yang yakin, mau dan Pelaku utama yang yakin, mau dan terampil Belum ada contoh demplot/dem area system Aspek teknis,
terampil dalam menerapkan dalam menerapkan pengendalian OPT pertanian terpadu/PHT/GAP yang bisa sosial dan
pengendalian OPT tanaman horti tanaman horti buah/sayur (apel, jeruk, meyakinkan petani.
ekonomi
buah/sayur (apel, jeruk, kentang, kentang, wortel, strawbery) mencapai 25%
18. Pelaku utama yangmasih
wortel, strawbery) yakin,15%
maupada
dan Pelaku utama
pada tahun yang yakin, mau dan terampil
2022. Belum ada contoh demplot/dem area system Aspek teknis,
terampil
tahun 2021. dalam menerapkan dalam menerapkan pengendalian OPT pertanian terpadu/PHT/GAP yang bisa sosial dan
pengendalian OPT tanaman hias tanaman hias sesuai prinsip PHT mencapai meyakinkan petani.
ekonomi
sesuai prinsip PHT masih 35%; 45% pada tahun 2022
19. Pelaku utama yang menerapkan Pelaku utama yang menerapkan Teknologi Keterbatasan lahan usaha tani yang untuk Aspek teknis,
Teknologi Budidaya Krisan dalam pot Budidaya Krisan dalam pot mencapai 20% produksi krisan dalam pot. sosial dan
masih10% pada tahun 2021. pada tahun 2022.
ekonomi

23 | P a g e
20. Pelaku utama yang paham dan Pelaku utama yang paham dan terampil Belum ada sosisalisai dan sekolah lapang untuk Aspek teknis,
terampil Teknologi pengendalian Teknologi pengendalian penyakit tumor pengendalian penyakit tumor (crown gall) pada sosial dan
penyakit tumor (crown gall) pada tanaman mawar potong di tingkat kelompok
(crown gall) pada mawar mencapai 15% ekonomi
mawar masih 8% pada tahun 2021 tani.
21. Pelaku utama yang paham dan Pelaku utama
pada tahun 2022yang paham dan terampil Petani belum tahu bahwa perbanyakan secara Aspek teknis,
terampil Teknik perbanyakan tanaman Teknik perbanyakan tanaman mawar secara okulasi chip budding pada tanaman mawar bisa sosial dan
mawar secara okulasi chip buding okulasi chip buding mencapai 30% pada berhasil.
ekonomi
masih 20% pada tahun 2021 tahun 2022.
22. Pelaku utama yang terampil Teknologi Pelaku utama yang terampil Teknologi Belum ada fasilitasi dari stake holder untuk Aspek teknis,
Pembibitan Mawar Potong yang Pembibitan Mawar Potong yang Unggul dan mengembangkan penangkaran mawar potong sosial dan
Unggul dan Bersertifikat masih 0% Bersertifikat mencapai 10% pada tahun yang unggul dan bersertifikat bagi Lembaga
ekonomi
pada tahun 2021. 2022 petani.
23. Pelaku utama Teknologi Pembibitan Pelaku utama yang mampu melakukan Belum ada contoh demplot/dem area system Aspek teknis,
Kultur Jaringan tanaman anggrek budidaya anggrek sesuai GAP mencapai pertanian terpadu/PHT/GAP yang bisa sosial dan
masih 5%. 25% pada tahun 2022. meyakinkan petani.
ekonomi
24. Pada tahun 2021 pelaku utama yang Pelaku utama yang tahu dan terampil Mayoritas petani belum tahu dan terampil Aspek teknis,
tahu dan terampil menerapkan menerapkan Teknologi Pengukuran dalam pembuatan/perakitan alat pengukur sosial dan
Teknologi Pengukuran Kesuburan Kesuburan Tanah Sederhana mencapai kesuburan tanah yang sederhana.
ekonomi
Tanah Sederhana masih 10% pada 20% pada tahun 2022.
25. Pelaku utama yang terampil Pelaku utama yang terampil menerapkan Belum ada Lembaga pemasaran produk olahan Aspek teknis,
tahun 2021.
menerapkan Teknologi Pasca Panen Teknologi Pasca Panen (pengolahan hasil) hasil perkebunan kopi yang kuat dan konsisten sosial dan
(pengolahan hasil) pada tanaman kopi pada tanaman kopi mencapai 25% pada dalam organisasi kelompok tani.
ekonomi
masih 15% pada tahun 2021. tahun 2022.

24 | P a g e
26. Pelaku utama yang melakukan Pelaku utama yang melakukan Teknologi Keterbatasan modal peternak. Aspek teknis,
Teknologi Penggunaan dan Penggunaan dan Pemeliharaan Bibit Sapi sosial dan
Pemeliharaa Bibit Sapi Bakalan yang Bakalan yang Baik mencapai 45% pada
ekonomi
Baik masih 35% pada tahun 2021. tahun 2022.
27. Pelaku utama yang terampil Teknologi Pelaku utama yang terampil Teknologi Pendampingan dalam pencegahan penyakit Aspek teknis,
Pencegahan Brucellosis pada sapi Pencegahan Brucellosis pada sapi perah pada sapi belum intensif dan optimal. sosial dan
perah masih 15% pada tahun 2021. mencapai 25% pada tahun 2022.
ekonomi
28. Pelaku utama yang terampil Pelaku utama yang terampil menerapkan Pendampingan dalam pencegahan penyakit Aspek teknis,
menerapkan Teknologi Pencegahan Teknologi Pencegahan Masitis sapi perah pada sapi belum intensif dan optimal. sosial dan
Masitis sapi perah masih 5% pada mencapai 15% pada tahun 2022.
ekonomi
tahun 2021.
29. Pelaku utama yang yakin, mau dan Pelaku utama yang yakin, mau dan terampil Keterbatasan lahan untuk tempat pengolahan Aspek teknis,
terampil dalam menerapkan dalam menerapkan pemanfaatan dan limbah. sosial dan
pemanfaatan dan pengolahan limbah pengolahan limbah ternak sesuai anjuran
ekonomi
ternak sesuai anjuran masih 40% mencapai 50% pada tahun 2022.
30. Pelaku utama yang mampu melakukan Pelaku utama yang mampu melakukan Pendampingan budidaya air tawar belum Aspek teknis,
budidayaikan air tawar sesuai budidayaikan air tawar sesuai rekomendasi optimal. sosial dan
rekomendasi masih 47% pada tahun mencapai 60% pada tahun 2022.
ekonomi
2021.
II. Aspek perilaku (kelembagaan kelompok)

Kondisi awal Kondisi tujuan Hambatan

25 | P a g e
1. Penumbuhan kelembagaan Penumbuhan kelembagaan Kurangnya minat pemuda milenial dalam usaha Aspek teknis dan
kelompok milenial/taruna tani kelompok milenial/taruna tani agribisnis. ekonomi
masih dibawah 1% pada tahun mencapai 10% pada tahun 2022.
2021.
2. Kelembagaan kelompok tani yang Kelembagaan kelompok tani Sumber daya manusia di kelompok tani masih individual dan Aspek teknis,
mampu mengakomodir dan yang mampu mengakomodir dan belum bisa memberikan manfaat yang nyata bagi anggotanya sosial dan
mengembangkan usaha tani mengembangkan usaha tani dalam peningkatan kesejahteraan petani. ekonomi
anggotanya masih 2% pada tahun anggotanya mencapai 10% pada
2021. tahun 2022.
3. Kelembagaan kelompok tani yang Kelembagaan kelompok tani Kurangnya minat pemuda milenial dalam usaha agribisnis. Aspek teknis
mampu melakukan regenerasi dan yang mampu melakukan dan sosial
kaderisasi masih 2% pada tahun regenerasi dan kaderisasi
4. 2021.
Kelembagaan kelompok yang mencapai 10% pada
Kelembagaan tahun 2022.
kelompok yang Kurangnnya kepercayaan stakeholder dalam menjalin Aspek teknis
mampu menjalin kerja sama antar mampu menjalin kerja sama antar Kerjasama dengan kelembagaan petani/kelompok dan sosial
kelompok masih 2% pada tahun kelompok mencapai 10% pada tani/gapoktan.
5. Kelembagaan
2021. kelompok tani yang Kelembagaan
tahun 2022. kelompok tani Sumber daya manusia di kelompok tani masih individual dan Aspek teknis
mampu menumbuhkan badan yang mampu menumbuhkan belum bisa memberikan manfaat yang nyata bagi anggotanya dan ekonomi
usaha milik petani (KEP) masih badan usaha milik petani (KEP)
dalam peningkatan kesejahteraan petani.
dibawah 1% pada tahun 2021. mencapai 10% pada tahun 2022.
6. Kelembagaan kelompok tani yang Kelembagaan kelompok tani Sumber daya manusia di kelompok tani masih individual Aspek teknis
mampu menjalankan unit usaha yang mampu menjalankan unit
dan belum bisa memberikan manfaat yang nyata bagi dan ekonomi
masih 5% pada tahun 2021. usaha mencapai 15% pada tahun
anggotanya dalam peningkatan kesejahteraan petani.
2022.

26 | P a g e
7. Kelembagaan kelompok yang Kelembagaan kelompok yang Sumber daya manusia di kelompok tani masih individual dan Aspek teknis
mampu memupuk dan mengakses mampu memupuk dan belum bisa memberikan manfaat yang nyata bagi anggotanya dan ekonomi
permodalan masih 1% pada tahun mengakses permodalan
dalam peningkatan kesejahteraan petani.
2021. mencapai 10% pada tahun 2022.
Sumber : Data olahan, 2021

4.2.1 Masalah Non Perilaku


Tabel 16. Keragaan identifikasi masalah non perilaku

No Keadaan Tujuan
Faktor Penghambat Tujuan
I. Aspek Non Perilaku sasaran Kategori
Kondisi awal Kondisi tujuan
`1. Pelaku Utama yang dapat mengakses Pelaku Utama yang dapat mengakses kartu tani Sistem dan aturan Aspek teknis, sosial dan
kartu tani untuk menebus pupuk untuk menebus pupuk bersubsidi mencapai 60 % penebusan pupuk
ekonomi
bersubsidi masih 50 % pada tahun pada tahun 2022. bersubsidi masih
2. Pelaku
2021. utama yang bisa mengakses Pelaku utama yang bisa mengakses informasi Sistem pinjaman
menyulitkan petani.Lembaga Aspek teknis, sosial dan
informasi permodalan usahatani melalui permodalan usahatani melalui kelompok tani keuangan masih
ekonomi
kelompok tani masih 14% pada tahun mencapai 25% pada tahun 2022. memberatkan petani.
3. Pelaku utama yang tahu dan sudah bisa Pelaku utama yang tahu dan sudah bisa mengakses Sebagian petani yang Aspek teknis dan ekonomi
2021.
mengakses informasi pasar masih 17% informasi pasar mencapai 30% pada tahun 2022. sudah tua belum
pada tahun 2021. bisa/tidak mau
menggunakan informasi
Sumber : Data olahan, 2021
teknologi (medsos)

27 | P a g e
4.2 Uji Prioritas Masalah
Tabel 17. Uji prioritas masalah
No Masalah Skor Jumlah Urutan
Gawat Mende Penyeb Skor Prioritas
sak aran
I Perilaku pelaku utama
a. Kurangnya P/K/S pelaku utama (taruna tani) 2 3 3 8 X
dlm usaha tani on farm.
b. Kurangnya minat dan sikap pelaku utama 3 1 3 7 XII
(taruna tani) dlm usaha tani off farm.

c. Kurangnya P/K/S pelaku utama dlm 4 3 4 12 III


menerapkan budidaya yang berbasis pada pola
GAP atau budidaya berkelanjutan.

d. Kurangnya P/K/S pelaku utama dlm 4 4 3 11 IV


menerapkan pengendalian hama dan penyakit
melalui pendekatan PHT.

e. Kurangnya P/K/S pelaku utama dlm 5 3 1 9 VI


menerapkan pengendalian OPT tanaman
pangan (padi)
f. Kurangnya P/K/S pelaku utama dlm 5 5 5 15 I
menerapkan pengendalian OPT tanaman horti
buah/sayur (apel, jeruk, kentang, wortel,
strawbery).

g. Kurangnya P/K/S utama dlm menerapkan 5 4 1 10 V


pengendalian OPT tanaman hias sesuai prinsip
PHT
h. Kurangnya P/K/S pelaku utama dlm 1 2 3 6 XIV
menerapkan optimalisasi pemanfaatan lahan
pekarangan sesuai anjuran
i. Kurangnya P/K/S pelaku utama dlm 3 3 3 9 VII
menerapkan tatalaksana reproduksi ternak
ruminansia sesuai anjuran

j. Kurangnya P/K/S pelaku utama dlm 5 4 5 14 II


menerapkan pemanfaatan dan pengolahan
limbah ternak sesuai anjuran.
2 Perilaku kelembagaan pelaku utama

28 | P a g e
k. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman dr 2 3 2 7 XIII
pelaku utama (taruna tan) dlm proses
penumbuhan kelembagaan kelompok
milenial/taruna tani.

l. Kurangnya P/K/S pelaku utama akan fungsi 3 2 3 8 IX


dan peran kelompok untuk mengakomodir dan
mengembangkan usaha tani anggotanya.

m. Kurangnya P/K/S pelaku utama akan fungsi 1 1 3 5 XVII


dan peran kelompok untuk melakukan proses
regenerasi dan kaderisasi.

n. Kurangnya P/K/S pelaku utama akan fungsi 3 2 2 7 XI


dan peran kelompok untuk menjalin kerja sama
antar kelompok.
o. Kurangnya P/K/S pelaku utama akan fungsi 2 2 2 6 XVI
dan peran kelompok untuk menumbuhkan
badan usaha milik petani (KEP).
p. Kurangnya P/K/S pelaku utama akan fungsi 3 3 3 9 VIII
dan peran kelompok untuk berkemampuan
menjalankan unit usaha
q. Kurangnya P/K/S pelaku utama akan fungsi 2 2 2 6 XV
dan peran kelompok untuk berkemampuan
memupuk dan mengakses sumber
permodalan.
Sumber : Data olahan, 2021

Keterangan :
Sangat gawat = 5 Sangat mendesak = 5 Penyebaran sangat tinggi = 5
Gawat = 4 Mendesak = 4 Penyebaran tinggi = 4
Sedang
Sedang gawat = 3 mendesak = 3 Penyebaran sedang = 3
Kurang gawat = 2 Kurang mendesak = 2 Penyebaran kurang = 2
Tidak gawat = 1 Tidak mendesak = 1 Penyebaran tidak ada = 1

29 | P a g e
BAB V

PENETAPAN RENCANA KEGIATAN

Penetapan rencana kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan Bumiaji


dilakukan dengan merumuskan cara mencapai tujuan yang menggambarkan bagaimana
tujuan bisa dicapai. Rencana kegiatan ini menyajikan 17 item yang bertujuan untuk
merubah masalah perilaku baik dari pelaku utama dan juga perilaku dari kelembagaan
pelaku utama, sedangkan ikhtisar kemudahan hanya menyajikan beberapa kegiatan yang
bersifat guna merubah aspek non perilaku.

5.1 Matrik Rencana Kegiatan


Adapun matrik rencana kegiatan disajikan pada tabel sebagai berikut
(terlampir);

5.2 Matrik Rencana Kegiatan Tahunan Penyuluh


Matrik Rencana Kegiatan Tahunan Penyuluh disajikan sebagai berikut
(terlampir);

5.3 Matrik Kemudahan Pelayanan dan Pengaturan


Matrik Kemudahan Pelayanan dan Pengaturan di sajikan sebagai berikut
(terlampir);

30 | P a g e
BAB VI
PENUTUP

Progama Penyuluhan Pertanian Kota Batu tahun 2022 ini merupakan


rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan oleh penyuluh
pertanian pada tahun 2022, sekaligus sebagai acuan dalam kegiatan penyuluhan
pertanian. Sehingga perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak yang dapat
membantu terlaksananya program kerja yang telah disusun.

6.1 Kesimpulan

a. Programa Penyuluhan kota Batu disusun berdasarkan kondisi potensi


dan kebutuhan yang dialami oleh petani. Dalam penyusunannya
Programa Penyuluhan digali dari aspirasi petani ditingkat desa yang
selanjutnya disusun ditingkat kecamatan dan tingkat kota.
b. Dengan tersusunnya Programa Penyuluhan Pertanian kota Batu dapat
menjadi acuan bagi penyelenggaraan penyuluhan pertanian di tingkat
kota Batu dan sebagai dasar dalam penyusunan rencana kerja
penyuluhan pertanian di masing-masing wilayah binaan.
c. Kecamatan Bumiaji merupakan sentra pengembangan tanaman
hortikultura (sayuran, tanaman hias, tanaman buah, dll), disamping
potensi untuk pengembangan sektor peternakan dan perikanan. Kondisi
yang demikian memunculkan/menimbulkan permasalahan kompleks
dimasing-masing komoditi.
d. Identifikasi masalah dari masing-masing komoditas merupakan dasar dari
penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian sesuai dengan skala
prioritas

31 | P a g e
6.2 Saran

Untuk menunjang kegiatan penyuluhan pertanian, diperlukan sarana dan


prasarana yang memadai dan juga faktor-faktor pendukung lainnya. Dalam rangka
penyebaran informasi teknologi dan berjalannya proses belajar mengajar di tingkat
petani perlu adanya metode kegiatan yang efektif dan efisien serta mudah dicerna
oleh petani seperti Sekolah Lapang (SL), kursus tani, demplot dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, bantuan dari dinas maupun instansi terkait dari pemerintah daerah
sangat diperlukan.

32 | P a g e
PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN KOTA BATU TAHUN 2022

Tabel 18. Programa Penyuluhan

KET
KEGIATAN PENYULUHAN
SASARAN .
Pelaku Pelaku Petug
NO KEADAAN TUJUAN MASALAH Biaya
Utama Usaha as Wakt Penanggu Pelaksa
Materi Metode Vol Lokasi Sumbe
T T u ng Jawab na
r Dana
WT T D L P L P
1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 13 14 15 16 17 18 19 0
1. Pelaku utama Pelaku Pengetahu Peningkata Ceramah, 3 x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
yang melakukan utama yang an dan n Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
APBN
usaha melakukan keterampila kesuburan demplot, bln Batu, 2022 Dinas
peningkatan usaha n pelaku tanah dan Pelatihan/ Junrejo,
kesuburan pening-katan utama teknologi SL Bumiaji
tanah dan kesuburan masih budidaya
melaksanakan tanah dan terbatas organik bagi
budidaya melak- tentang pertumbuha
pertanian sanakan budidaya n tanaman
organik sesuai budida-ya pertanian dan
SNI 6729:2016, pertanian organik lingkungan
masih17% pada organik ekosistem.
Sistem
tahun 2021 sesuai SNI
pemasaran
6729:2016
produk
mencapai
organik
30% pada
belum
tahun 2022
konsisten
dan
serapan
relatif

33 | P a g e
rendah baik
petani
maupun
supplier/pe
dagang

2. Pelaku utama Pelaku Pengetahu Teknologi Ceramah, 2x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL -
yang utama yang an dan Pengelolaa diskusi, 12 Kec Des a-tor /
APBN
menerapkan menerap-kan ketrampilan n dan Dem.cara/ bln Batu, 2022 Dinas
sistem sistem petani Penerapan Demplot, Junrejo,
pertanian pertanian masih teknologi Pelatihan/ Bumiaji
terpadu masih terpa-du terbatas pertanian SL
8,3% pada mencapai terpadu
Belum ada
tahun 2021 20% pada
contoh
tahun 2022
demplot/de
m area
system
pertanian
terpadu
yang bisa
meyakinka
n petani
Pelaku Pengetahu
3. Pelaku utama Pengantar Ceramah, 3x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang an dan
yang dan Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
melakukan ketrampila APBN
melakukan penerapan Demplot, bln Batu, 2022 Dinas
budidaya n petani
budidaya teknologi Pelatihan Junrejo,
sayuran tentang
sayuran sesuai budidaya / SL Bumiaji
sesuai SOP/ GAP
rekomendasi/ sayuran
rekomendasi/ sayuran
GAP masih sesuai
GAP masih
24% pada SOP/GAP
mencapai terbatas
tahun 2021

34 | P a g e
50% pada Belum ada
tahun 2022 contoh
demplot/de
m area
system
pertanian
terpadu//G
AP yang
bisa meya-
kinkan
petani.
Pelaku
4. Pelaku utama Biaya Teknologi Ceramah, 2x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang sarana budidaya Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
melakukan APBN
melakukan produksi tanaman Pelatihan bln Batu, 2022 Dinas
Budidaya
Budidaya yang jagung / SL Junrejo,
Jagung
Jagung sesuai relative sesuai Bumiaji
sesuai
teknologi tinggi anjuran
teknologi
anjuran/ sehingga rekomenda
anjuran/
rekomendasi/ belum si
rekomendasi/
teknologi memberika
teknologi
masih 40 % n
mencapai 75
pada tahun keuntunga
% pada
2021. n yang
tahun 2022.
optimal
bagi
petani.
Pelaku
5. Pelaku utama Biaya Teknologi Ceramah, 2x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang mampu sarana budidaya Diskusi, , 12 Kec Des a-tor /
mampu dan APBN
dan mau produksi tanaman Pelatihan bln Batu, 2022 Dinas
mau
melakukan yang padi sesuai / SL Junrejo,
melakukan
Budidaya Padi relative anjuran Bumiaji
Budidaya
sesuai tinggi

35 | P a g e
rekomendasi/ Padi sesuai sehingga rekomenda
teknologi rekomendasi/ belum si
masih 21,6% teknologi memberika
pada tahun mencapai n
2021. 40% pada keuntungan
tahun 2022. yang
optimal
bagi petani.
6. Pelaku
Pelaku utama Pengetahu Teknologi Ceramah, 2x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang an dan pengendalia Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
melakukan APBN
melakukan ketrampilan n OPT Pelatihan bln Batu, 2022 Dinas
pengendalian
pengen-dalian petani sesuai PHT / SL Junrejo,
OPT sesuai
OPT sesuai tentang Bumiaji
rekomendasi/ Pembuatan
rekomendasi/ pengendali
kaidah PHT saprodi
kaidah PHT an OPT
mencapai ramah
masih 20% sesuai PHT
30% pada lingkungan
pada tahun masih
tahun 2022. pengendali
2021. rendah
OPT
7. Pelaku
Pelaku utama Info pasar Fasilitasi Ceramah, 2x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang mampu dan saluran pemasaran Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
mampu APBN
mengakses pasar produk Pelatihan bln Batu, 2022 Dinas
mengakses
pemasaran organik organic / SL Junrejo,
pemasaran
produk pangan masih dengan Bumiaji
produk
organik masih terbatas stakeholder
pangan
5% pada tahun pelaku
organik Pengaturan
2021. organic
mencapai pola tanam
15% pada dan jadwal Pendampin
tahun 2022. tanam gan
masih pengaturan
rendah pola tanam
dan jadwal

36 | P a g e
Belum ada tanam
Lembaga sesuai
pemasaran permintaan
yang kuat pasar
dan
konsisten
untuk
petani .
8 Pelaku
Pelaku utama Petani Sosialisasi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang mampu masih nilai Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
mampu APBN
menyediakan mengandal ekonomis tanya bln Batu, 2022 Dinas
menyediakan
ransum sapi kan/tergant terhadap jawab Junrejo,
ransum sapi
sesuai standar ung ransum pembuatan Bumiaji
sesuai
masih 31,6 % instan yang dan
standar
pada tahun siap penyediaan
mencapai 40
2021. diberikan ransum sapi
% pada
oleh stake sesuai
tahun 2022.
holder standar.
(KUD)
9 Pelaku
Pelaku utama Kesadaran Teknologi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang mau pemanfaata budidaya Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
mau APBN
memanfaatkan n sayuran Dem bln Batu, 2022 Dinas
memanfaatk
pekaranganny pekarangan pekarangan cara, Junrejo,
an
a secara sebagai Demplot, Bumiaji
pekarangann Teknologi
optimal masih sumber SL
ya secara pembuatan
16% pada pangan
optimal saprodi
tahun 2021. keluarga
mencapai ramah
masih
25% pada lingkungan
rendah
tahun 2022.
Pengetahu
an dan

37 | P a g e
ketrampilan
pemanfaata
n
pekarangan
masih
terbatas

10 Pelaku
Pelaku utama Pengetahu Teknologi Ceramah, 3x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang mampu an dan pengolahan Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
mampu APBN
melakukan ketrampilan hasil olahan Demplot/ bln Batu, 2022 Dinas
melakukan
Pengolahan, tekonolgi pertanian, Demcara, Junrejo,
Pengolahan,
Hasil pengolahan peternakan Pelatihan Bumiaji
Hasil
Pertanian, hasil masih dan / SL
Pertanian,
peternakan terbatas. perikanan.
peternakan
dan perikanan
dan Saluran Fasilitasi
masih 31%
perikanan pemasaran pasar hasil
pada tahun
mencapai produk olahan
2021.
40% pada olahan pertanian,
tahun 2022. hasil peternakan
peternakan dan
dan perikanan
perikanan
masih
terbatas
11 Pelaku
Pelaku utama Pengetahu Teknologi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang mampu an dan budidaya Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
mampu APBN
melakukan ketrampilan buah- Demplot, bln Batu, 2022 Dinas
melakukan
budidaya buah budidaya buahan Dem Junrejo,
budidaya
sesuai buah sesuai cara, SL Bumiaji
buah sesuai
SOP/GAP sesuai SOP/GAP
rekomendasi
masih 13,6% SOP/GAP

38 | P a g e
pada tahun (GAP) masih Pembuatan
2021. mencapai terbatas saprodi
25% pada ramah
Belum
tahun 2022. lingkungan
semua
kelompok Penerapan
tani pengendalia
memperole n OPT
h sesuai PHT
kesempata
n
pelatihan/S
L
SOP/GAP
Buah-
buahan
12 Pelaku
Pelaku utama Pengetahu Teknologi Ceramah, 2x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang mampu an dan budidaya Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
mampu APBN
melakukan ketrampilan anggrek Pelatihan bln Batu, 2022 Dinas
melakukan
budidaya budidaya sesuai SOP / SL Junrejo,
budidaya
anggrek sesuai anggrek /GAP Bumiaji
anggrek
GAP masih sesuai
sesuai GAP
12,6% pada SOP/GAP
mencapai
tahun 2021. masih
25% pada
terbatas
tahun 2022.
13 Pelaku
Pelaku utama Pengetahu Fungsi dan Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang an dan manfaat Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
menggunaka APBN
menggunakan ketrampilan plastic Demplot, bln Batu, 2022 Dinas
n mulsa
mulsa plastik petani hitam perak Dem cara Junrejo,
plastik (hitam
(hitam perak) tentang bagi Bumiaji
perak) pada
pada budidaya manfaat
budidaya
cabe besar mulsa

39 | P a g e
masih 8,8% cabe besar hitam perak budidaya
pada tahun mencapai masih cabe besar
2021. 20% pada terbatas
tahun 2022.

14 Pelaku
Pelaku utama Tingkat Teknologi Ceramah, 2x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang pengetahua Bujangseta Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
menerapkan APBN
menerapkan n dan pada Demplot, bln Batu, 2022 Dinas
Teknologi
Teknologi ketrampilan budidaya Junrejo,
Pembuahan Demcara,
Pembuahan dalam jeruk Bumiaji
Sepanjang Pelatihan
Sepanjang mengaplika
tahun pada /SL
tahun pada sikan
tanaman
tanaman jeruk teknologi
jeruk siem
siem BUJANGS
mencapai
masih10% ETA masih
25% pada
pada tahun terbatas
tahun 2022.
2021. dan belum
merata di
tingkat
petani.
15 Pelaku
Pelaku utama Tingkat Sekolah Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang pengetahua Lapang Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
menerapkan APBN
menerapkan n dan teknologi Demplot, bln Batu, 2022 Dinas
Teknologi
Teknologi Pijat ketrampilan pijat dan Junrejo,
Pijat dan Demcara,
dan Lengkung petani lengkung Bumiaji
Lengkung Pelatihan
(PIKUNG) dalam untuk
(PIKUNG) /SL
pada tanaman mengaplika merangsan
pada
jeruk keprok sikan g
tanaman
Batu 55 teknologi pembungaa
jeruk keprok
sebesar 15% PIKUNG n dan
Batu 55
pada tahun masih pembuahan
mencapai
2021. terbatas pada jeruk

40 | P a g e
25% pada dan belum keprok Batu
tahun 2022. merata 55.
16 Pelaku
Pelaku utama Tingkat Teknologi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang terampil pengetahua pengendalia Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
terampil APBN
menerapkan n dan n hama lalat Demplot, bln Batu, 2022 Dinas
menerapkan
Teknologi ketrampilan buah pada Junrejo,
Teknologi Demcara,
pengendalian petani tanaman Bumiaji
pengendalian Pelatihan
OPT lalat buah dalam jeruk yang
lalat buah /SL
yang efektif mengaplika efektif dan
yang efektif
masih 20% sikan efisien.
mencapai
pada tahun teknologi
30% pada
2021. pengendali
tahun 2022.
an lalat
buat secara
efektif
masih
terbatas
dan belum
merata
Pelaku
17 Pelaku utama Pengetahu Teknologi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang yakin, an dan pengendalia Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
yakin, mau APBN
mau dan ketrampilan n OPT Demplot, bln Batu, 2022 Dinas
dan terampil
terampil dalam petani buah/sayur Junrejo,
dalam Demcara,
menerapkan dalam sesuai Bumiaji
menerapkan Pelatihan
pengendalian pengendali SOP/GAP
pengendalian /SL
OPT tanaman an OPT dan prinsip
OPT
horti tanaman PHT
tanaman
buah/sayur horti
horti .
(apel, jeruk, buah/sayur
buah/sayur
kentang, masih
(apel, jeruk,
wortel, terbatas.
kentang,
strawbery)

41 | P a g e
masih 15% wortel, Belum
pada tahun strawbery) menerapka
2021. mencapai n teknologi
25% pada pengendali
tahun 2022. an OPT
sesuai
SOP/GAP
Pelaku
18 Pelaku utama Pengetahu Teknologi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang yakin, an dan pengendalia Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
yakin, mau APBN
mau dan ketrampilan n OPT Demplot, bln Batu, 2022 Dinas
dan terampil
terampil dalam petani buah/sayur Junrejo,
dalam Demcara,
menerapkan dalam sesuai Bumiaji
menerapkan Pelatihan
pengendalian pengendali SOP/GAP
pengendalian /SL
OPT tanaman an OPT dan prinsip
OPT
hias sesuai tanaman PHT
tanaman hias
prinsip PHT hias masih
sesuai
masih 35% terbatas.
prinsip PHT
pada tahun
mencapai Belum
2021.
40% pada menerapka
tahun 2022 n teknologi
pengendali
an OPT
sesuai
SOP/GAP
Pelaku
19 Pelaku utama Keterbatas Teknolgi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang an lahan budidaya Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
menerapkan APBN
menerapkan usaha tani krisan Demplot, bln Batu, 2022 Dinas
Teknologi
Teknologi yang untuk dalam pot Junrejo,
Budidaya Demcara,
Budidaya produksi dengan Bumiaji
Krisan dalam Pelatihan
Krisan dalam krisan pemanfaata
pot mencapai /SL
pot masih10% dalam pot.

42 | P a g e
pada tahun 15 % pada n lahan
2021. tahun 2022. terbatas
Pelaku
20 Pelaku utama Pengetahu Tekonologi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang paham an dan pengendalia Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
paham dan APBN
dan terampil ketrampilan n penyakit Demplot, bln Batu, 2022 Dinas
terampil
Teknologi petani tumor Junrejo,
Teknologi Demcara,
pengendalian untuk (crown gall) Bumiaji
pengendalian Pelatihan
penyakit tumor pengendali pada
penyakit /SL
(crown gall) an penyakit tanaman
tumor (crown
pada mawar tumor mawar
gall) pada
masih 8% (crown gall) potong
mawar
pada tahun pada sesuai
mencapai
2021 tanaman SOP/GAP
15% pada
mawar dan prinsip
tahun 2022
potong PHT
masih
terbatas.
Pelaku
21 Pelaku utama Pengetahu Teknologi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang paham an dan pembibitan Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
paham dan APBN
dan terampil ketrampilan tanaman Demplot, bln Batu, 2022 Dinas
terampil
Teknik petani mawar Junrejo,
Teknik Demcara,
perbanyakan belum dengan Bumiaji
perbanyakan Pelatihan
tanaman masih system
tanaman /SL
mawar secara terbatas okulasi chip
mawar
okulasi chip dalam budding
secara
buding masih perbanyaka yang efektif
okulasi chip
20% pada n secara dan efisien.
buding
tahun 2021 okulasi chip
mencapai
budding
30% pada
pada
tahun 2022.

43 | P a g e
tanaman
mawar
Pelaku
22 Pelaku utama Belum ada Teknologi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang terampil fasilitasi penangkara Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
terampil APBN
Teknologi dari stake n Demplot, bln Batu, 2022 Dinas
Teknologi
Pembibitan holder pembibitan Junrejo,
Pembibitan Demcara,
Mawar Potong untuk tanaman Bumiaji
Mawar Pelatihan
yang Unggul mengemba mawar
Potong yang /SL
dan ngkan potong
Unggul dan
Bersertifikat penangkara yang
Bersertifikat
masih 0% n mawar ungggul
mencapai 5
pada tahun potong dan
% pada
2021. yang bersertifikat.
tahun 2022
unggul dan
bersertifikat
bagi
Lembaga
petani.
Pelaku
23 Pelaku utama Pelaku Teknologi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
Teknologi utama perbanyaka Diskusi, 12 Kec Des a-tor /
paham dan APBN
Pembibitan belum n tanaman Demplot, bln Batu, 2022 Dinas
terampil
Kultur Jaringan terampil anggrek Junrejo,
melakukan Demcara,
tanaman membuat dengan Bumiaji
pembibitan Pelatihan
anggrek masih bibit system
tanaman /SL
5% pada tahun anggrek kultur
anggrek
2021 secara jaringan.
secara kultur
kultur
jaringan
jaringan
mencapai
10% pada
tahun 2022

44 | P a g e
Pelaku
24 Pada tahun Pengetahu Sosialisasi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
2021 pelaku an dan dan praktek Diskusi, 12 Kec Des a-tor
tahu dan APBN
utama yang ketrampilan pembuatan Demplot, bln Batu, 2022
terampil
tahu dan petani alat Junrejo,
menerapkan Demcara,
terampil masih pengukur Bumiaji
Teknologi Pelatihan
menerapkan terbatas kesuburan
Pengukuran /SL
Teknologi tanah yang
Kesuburan Mayoritas
Pengukuran sederhana.
Tanah petani
Kesuburan
Sederhana belum tahu
Tanah
mencapai dan
Sederhana
20% pada terampil
masih 10%
tahun 2022. dalam
pada tahun
pembuatan/
2021.
perakitan
alat
pengukur
kesuburan
tanah yang
sederhana.
Pelaku
25 Pelaku utama Pengetahu Teknologi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang mampu an dan budidaya Diskusi, 12 Kec Des a-tor
mampu APBN
melakukan ketrampilan anggrek Demplot, bln Batu, 2022
melakukan
budidaya petani sesuai Junrejo,
budidaya Demcara,
anggrek sesuai masih SOP/GAP Bumiaji
anggrek Pelatihan
GAP mencapai terbatas
sesuai GAP Demplot /SL
15% pada
mencapai Belum ada budidaya
tahun 2021.
20% pada demplot anggrek
tahun 2022. yang bisa secara GAP
meyakinka
n petani.

45 | P a g e
Pelaku
26 Pada tahun Pengetahu Sosialisasi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
2021 pelaku an dan dan praktek Diskusi, 12 Kec Des a-tor
tahu dan APBN
utama yang ketrampilan pembuatan Demplot, bln Batu, 2022
terampil
tahu dan masih alat Junrejo,
menerapkan Demcara,
terampil terbatas pengukur Bumiaji
Teknologi Pelatihan
menerapkan kesuburan
Pengukuran Dalam /SL
Teknologi tanah yang
Kesuburan membuat
Pengukuran sederhana.
Tanah alat
Kesuburan
Sederhana sederhana
Tanah
mencapai pengukuran
Sederhana
20% pada kesuburan
masih 10%
tahun 2022. tanah.
pada tahun
2021.
Pelaku
27 Pelaku utama Masih Teknologi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang terampil terbatas Pengolahan Diskusi, 12 Kec Des a-tor
terampil APBN
menerapkan pengetahua Hasil Kopi Demplot, bln Batu, 2022
menerapkan
Teknologi n dan Junrejo,
Teknologi Demcara,
Pasca Panen ketrampilan Bumiaji
Pasca Panen Pelatihan
(pengolahan Pelaku
(pengolahan /SL
hasil) pada utama
hasil) pada
tanaman kopi dalam
tanaman kopi
masih 15% melakukan
mencapai 20
pada tahun pengolahan
% pada
2021. hasil kopi.
tahun 2022.
Penumbuhan
28 Penumbuhan Kurangnya Sosialisasi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
kelembagaan
kelembagaan minat manfaat Diskusi, 12 Kec Des a-tor
kelompok APBN
kelompok pemuda Lembaga Demplot, bln Batu, 2022
milenial/tarun
milenial/taruna milenial petani Junrejo,
a tani
tani masih dalam milenial Bumiaji
mencapai
dibawah 1%

46 | P a g e
pada tahun 10% pada usaha Demcara,
2021. tahun 2022. agribisnis. Pelatihan
/SL
Kelembagaa
29 Kelembagaan Sumber Sosiallisasi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
n kelompok
kelompok tani daya dan Diskusi, 12 Kec Des a-tor
tani yang APBN
yang mampu manusia di fasilitasi Demplot, bln Batu, 2022
mampu
mengakomodir kelompok kemitraan Junrejo,
mengakomo Demcara,
dan tani masih dengan Bumiaji
dir dan Pelatihan
mengembangk individual stakeholder
mengemban /SL
an usaha tani dan belum bidang
gkan usaha
anggotanya bisa agribisnis
tani
masih 2% memberika pertanian
anggotanya
pada tahun n manfaat
mencapai
2021. yang nyata
10% pada
bagi
tahun 2022.
anggotanya
dalam
peningkata
n
kesejahtera
an petani.
Kelembagaa
30 Kelembagaan Kurangnya Sosialisasi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
n kelompok
kelompok tani minat pentingnya Diskusi, 12 Kec Des a-tor
tani yang APBN
yang mampu pemuda regenerasi Demplot, bln Batu, 2022
mampu
melakukan milenial dan Junrejo,
melakukan Demcara,
regenerasi dan dalam kaderisasi Bumiaji
regenerasi Pelatihan
kaderisasi usaha dalam
dan /SL
masih 2% agribisnis. kelompok
kaderisasi
pada tahun tani dan
mencapai
2021. gapoktan
10% pada
tahun 2022.

47 | P a g e
Kelembagaa
31 Kelembagaan Kurangnny Penguatan Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
n kelompok
kelompok yang a kelembagaa Diskusi, 12 Kec Des a-tor
yang mampu APBN
mampu kepercayaa n kelompok Demplot, bln Batu, 2022
menjalin
menjalin kerja n tani dalam Junrejo,
kerja sama Demcara,
sama stakeholder meningkatk Bumiaji
antar Pelatihan
kemitraan dalam an
kelompok /SL
antar kelompok menjalin bargaining
atau pihak
atau pihak lain Kerjasama position
lain
masih 2% dengan dengan
mencapai
pada tahun kelembaga stakeholder
10% pada
2021. an
tahun 2022.
petani/kelo
mpok
tani/gapokt
an.
Tingkat
SDM masih
terbatas
Kelembagaa
32 Kelembagaan SDM di Penguatan Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
n kelompok
kelompok tani kelompok kelembagaa Diskusi, 12 Kec Des a-tor
tani yang APBN
yang mampu tani masih n ekonomi Demplot, bln Batu, 2022
mampu
menumbuhkan individual pertanian Junrejo,
menumbuhk Demcara,
badan usaha dan belum dalam Bumiaji
an badan Pelatihan
milik petani bisa kesejahtera
usaha milik /SL
(KEP) masih memberika an petani
petani (KEP)
dibawah 1% n manfaat
mencapai
pada tahun yang nyata
10% pada
2021. bagi
tahun 2022.
anggotanya
dalam
peningkata
n

48 | P a g e
kesejahtera
an petani.
Kelembagaa
33 Kelembagaan Sumber Penguatan Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
n kelompok
kelompok tani daya kelembagaa Diskusi, 12 Kec Des a-tor
tani yang APBN
yang mampu manusia di n unit usaha Demplot, bln Batu, 2022
mampu
menjalankan kelompok dalam Junrejo,
menjalankan Demcara,
unit usaha tani masih bidang Bumiaji
unit usaha Pelatihan
masih 5% individual pertanian
mencapai /SL
pada tahun dan belum yang
15% pada
2021. bisa potensial.
tahun 2022.
memberika
n manfaat
yang nyata
bagi
anggotanya
dalam
peningkata
n
kesejahtera
an petani.
Kelembagaa
34 Kelembagaan Sumber Penguatan Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
n kelompok
kelompok yang daya modal Diskusi, 12 Kec Des a-tor
yang mampu APBN
mampu manusia di usaha Demplot, bln Batu, 2022
memupuk
memupuk dan kelompok agribisnis Junrejo,
dan Demcara,
mengakses tani masih dalam Bumiaji
mengakses Pelatihan
permodalan individual kelompok
permodalan /SL
masih 1% dan tani dan
mencapai
pada tahun terbatas gapoktan
10% pada
2021. melalui
tahun 2022. Minim
akses
informasi
perbankan

49 | P a g e
akses
perbankan
Pelaku
35 Pelaku Utama Sistem dan Kemudahan Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
Utama yang
yang dapat aturan dalam Diskusi, 12 Kec Des a-tor
dapat APBN
mengakses penebusan penebusan Demplot, bln Batu, 2022
mengakses
kartu tani untuk pupuk pupuk Junrejo,
kartu tani Demcara,
menebus subsidi msh bersubsidi Bumiaji
untuk Pelatihan
pupuk menyulitka oleh petani
menebus /SL
bersubsidi n petani dalam
pupuk
masih 50 % kelompok
bersubsidi Mitra Bank
pada tahun tani.
mencapai 60 tidak
2021.
% pada responsif
tahun 2022.
Pelaku
36 Pelaku utama Informasi Fasilitasi Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang bisa akses akses Diskusi, 12 Kec Des a-tor
bisa APBN
mengakses berbankan permodalan Demplot, bln Batu, 2022
mengakses
informasi masih usaha Junrejo,
informasi Demcara,
permodalan terbatas pertanian Bumiaji
permodalan Pelatihan
usahatani petani/kelo
usahatani Sistem /SL
melalui mpok tani
melalui pinjaman
kelompok tani dengan
kelompok Lembaga
masih 14% Lembaga
tani keuangan
pada tahun permodalan
mencapai masih
2021.
20% pada memberatk
tahun 2022. an petani
Pelaku
37 Pelaku utama Sebagian Sosialisasif Ceramah, 1x WIBI Jan - APBD/ Koordin PPL
utama yang
yang tahu dan petani yang asilitasi dan Diskusi, 12 Kec Des a-tor
tahu dan APBN
sudah bisa sudah tua praktek Demplot, bln Batu, 2022
sudah bisa
mengakses belum akses
mengakses
informasi pasar bisa/tidak teknologi

50 | P a g e
masih 17% sinformasi mau informasi Demcara, Junrejo,
pada tahun pasar menggunaka pemasaran Pelatihan Bumiaji
2021. mencapai n hasil /SL
25% pada /mengakses pertanian.
tahun 2022. informasi
teknologi
(medsos)
Masih
terbatas
tingkat SDM
petani
(pendidikan,
usia)

51 | P a g e
RENCANA KEGIATAN UNTUK MENGIKHTIARKAN KEMUDAHAN TAHUN 2022

Tabel 19. Rencana Kegiatan

Ikhtiar/Kegiatan Biaya Sumber Penanggung


No. Tujuan Masalah Lokasi Waktu Pelaksana Ket.
yang dilakukan (Rp) Biaya Jawab

1. Pelaku utama memperoleh Belum semua pelaku utama Pembuatan/perbaikan Kec.


kemudahan akses irigasi yang memperoleh saluran irigasi Junrejo Jan- Distan,
usaha tani yang baik kemudahan akses irigasi pertanian di tiap desa * APBN/APBD PPL
Batu Des Koordinator
meningkat di tahun 2022 usahatani yang baik oleh instansi terkait
Bumiaji
2. Pelaku utama mendapat Belum semua pelaku utama Perbaikan jalan Kec.
kemudahan akses jalan yang memperoleh usaha tani di tiap Junrejo Jan- Distan,
usaha tani yang baik kemudahan akses jalan desa oleh instansi * APBN/APBD PPL
Batu Des Koordinator
meningkat di tahun 2022 usahatani yang baik terkait
Bumiaji
3. Pelaku utama mendapat Pelaku utama masih Perbaikan /bantuan
kemudahan alsintan yang sebagian yang mendapat alsintan oleh instansi Kec.
memadai meningkat di kemudahan alsintan yang terkait Junrejo Jan- Distan,
* APBN/APBD PPL
tahun 2022 memadai; terjadi Batu Des Koordinator
kelangkaan tenaga buruh Bumiaji
tani
4. Pelaku utama mendapat Belum semua pelaku utama Perbaikan /bantuan
kemudahan peralatan yang memperoleh alat pengolahan hasil Kec.
pengolahan hasil pertanian kemudahan alat pertanian oleh Junrejo Jan- Distan,
* APBN/APBD PPL
yang baik meningkat di pengolahan hasil pertanian instansi terkait Batu Des Koordinator
tahun 2022 yang memadai; Bumiaji
keterbatasan permodalan

52 | P a g e
5. Pelaku utama yang Pelaku utama kesulitan Fasilitasi dengan
mendapatkan kemudahan dalam mengakses membentuk jaringan Kec.
dalam akses pemasaran pemasaran produk pasar organik dan Junrejo Jan- Distan,
* APBN/APBD PPL
produk pangan organik pertanian organik informasi pasar Batu Des Koordinator
meningkat di tahun 2022 organik yang lebih Bumiaji
baik

53 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai