Anda di halaman 1dari 36

RENCANA KERJA TAHUNAN

PENYULUH PERTANIAN
TAHUN 2023

OLEH:
RIRIN KURNIA SUCI, SP
NIP. 19830220 201706 2 001

KECAMATAN BARENG
KABUPATEN JOMBANG
Formulir D

SURAT KETERANGAN

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :


a. Nama : MOCH. KHOTIFUL UMAM
b. N I P : 19690114 199403 1 005
c. Pangkat/ Golongan : Penata Muda Tk. I / IIIb
d. Jabatan : Penyuluh Pertanian Pelaksana Lanjutan (Koordinator PPL)
e. Unit Kerja : BPP Kecamatan Bareng

Menerangkan bahwa Penyuluh Pertanian :


a. Nama : RIRIN KURNIA SUCI, SP
b. N I P : 19830220 201706 2 001
c. Pangkat/ Golongan : Penata Muda Tk. I / III-b
d. Jabatan : Penyuluh Pertanian Pertama
e. Unit Kerja : BPP Kecamatan Bareng

Telah melaksanakan kegiatan penyusunan Rencana Kerja Penyuluh Pertanian Tahun 2023 di
BPP Kecamatan Bareng pada Bulan Maret 2022.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sesuai keperluannya.

Bareng, Maret 2022


Koordinator Penyuluh Pertanian
BPP Bareng

MOCH. KHOTIFUL UMAM


NIP. 19690114 199403 1 005
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah yang
telah diberikan sehingga Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian Tahun 2023 ini
dapat tersusun.
Rencana Kerja Tahunan ini disusun atas dasar hasil identifikasi potensi dan
masalah pertanian yang ditemukan di wilayah binaan yaitu desa Mundusewu dan
Kebondalem. Identifikasi tersebut telah dilakukan bersama dengan tokoh dan anggota
masyarakat untuk memperoleh data yang akurat.
Tujuan dari penyusunan Rencana kerja ini adalah sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan penyuluhan dalam 1 tahun serta sebagai alat kendali dalam pelaksanaan
evaluasi pencapaian kinerja penyuluh pertanian.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak koordinator PPL Kec.
Bareng, rekan-rekan PPL, POPT dan THL-TBPP Kec. Bareng serta semua pihak yang
membantu tersusunnya Programa penyuluhan pertanian ini.
Tidak ada gading yang tek retak, demikian pula dengan rencana kerja ini.
Menyadari masih banyaknya kekurangan dan keterbatasan kemampuan penulis, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi tersusunnya rencana
kerja tahunan penyuluh pertanian yang lebih baik.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga rencana tahunan penyuluh pertanian
yang telah tersusun ini dapat bermanfaat dan terlaksana sesuai dengan harapan semua
pihak.

Bareng, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….... i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… .. ii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………… .. iii

I. PENDAHULUAN……………………………………………………………….………. 1

1.1.Latar Belakang………………………………………………………………… 1
1.2.Maksud dan Tujuan……………………………………………………………. 3

II. KEADAAN WILAYAH..............................………………………………………….. 4

2.1. Deskripsi Umum Wilayah…………………………………………………...... 4


2.2. Sumber Daya Alam…….……………………………………………………… 5
2.3. Sumber Daya Manusia........................................................................................ 10
2.4. Sumber Daya Sosial………………………………………………………....... 11
2.5. Sumber Daya Ekonomi……………………………………………………...... 12
2.6. Sumber Daya Sarana Prasarana……………………………………..……….... 14
2.7. Rumusan Keadaan………………………………………….…………………. 16

III. TUJUAN..............................…………….......................................…..……………… 18

3.1. Tujuan Umum..……………………………………………… ........................ 18


3.2. Tujuan Khusus……......................………..………………………………… . 18

IV. PERMASALAHAN……………………………………………….................... …… 20

4.1. Perilaku……….…..………………………………..……………………....... 20
4.2. Non Perilaku………………………………………………………………… 21

V. MATRIKS RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN WIBI


BARENG III TAHUN 2022……………………………………..…………………… 23

VI. PENUTUP….....………………………………………………………………………. 33

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Teks

1. Deskripsi Umum Desa Mundusewu dan Desa Kebondalem………………................. 4


2. Keadaan Penggunaan Lahan Desa Mundusewu Tahun 2021……................................ 5
3. Keadaan Penggunaan Lahan Desa Kebondalem Tahun 2021………………………….. 5
4. Pola Tanam di Desa Mundusewu Kecamatan Bareng Tahun 2021…………………….. 7
5. Pola Tanam di Desa Kebondalem Kecamatan Bareng Tahun 2021…………………… 7
6. Data Curah Hujan Kec. Bareng Tahun 2012-2021…….…….……………………….... 8
7. Data Hari Hujan Kec. Bareng Tahun 2012-2021……………….…………................... 8
8. Penggolongan Tipe Iklim…………………………………………………………........ 9
9. Rata-Rata Jumlah Bulan Basah dan Bulan Kering Kec. Bareng Tahun 2011-2020…... 9
10. perbandingan Data Penduduk Tahun 2019 dan Tahun 2020 Desa Mundusewu dan
Kebondalem……………………………………………………………………………. 10
11. Data Gapoktan di WIBI BARENG III…..……………………………………………… 11
12. Data Kepengurusan Kelompoktani Desa Mundusewu Tahun 2021................................. 11
13. Data Kepengurusan Kelompoktani Desa Kebondalem Tahun 2021………………...…. 12
14. Data HIPPA di WIBI BARENG III……………………………………….………….... 12
15. Peta Produksi Komoditas Utama Desa Mundusewu Tahun 2020……………………….13
16. Peta Produksi Komoditas Utama Desa Kebondalem Tahun 2020……………………... 13
17. Data Sarana Alsintan di WIBI BARENG III Tahun 2020…………………….. ………. 15

iii
I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sektor pertanian memegang peran penting dalam pembangunan nasional. Negara
Indonesia sebagai negara agraris, dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani, memerlukan suatu pemikiran serta perencanaan yang matang terkait dengan
pembangunan pertanian yang dapat dilaksanakan oleh pemerintah, swasta maupun
masyarakat.

Pembangunan pertanian sendiri tidak akan terlepas dari adanya kegiatan


penyuluhan baik dibidang pertanian, perikanan dan kehutanan. Sesuai dengan UU No 16
tahun 2006 sistem penyuluhan mengamanatkan penyelenggaraan penyuluhan menjadi
wewenang dan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah.

Kegiatan penyuluhan merupakan upaya penyampaian informasi (pesan) yang


berkaitan dengan bidang pertanian oleh penyuluh kepada petani beserta anggota
keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan
mampu menggunakan inovasi teknologi pertanian baru. Oleh karena itu penyuluhan
merupakan sebuah proses dari upaya perbaikan dan pembangunan sector pertanian demi
tercapainya peningkatan kualitas, produktivitas dan meningkatnya pendapatan petani dan
kesejahteraan keluarganya.

Untuk menunjang suatu kegiatan penyuluhan perlu dilakukan identifikasi sumber


daya dan potensi wilayah binaan untuk menyusun rencana kegiatan penyuluhan pertanian
yang disusun dalam setiap tahun per desa di setiap Wilayah Binaan (WIBI) Penyuluh
Pertanian.

WIBI III Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang terdiri dari 2 desa yaitu desa
Mundusewu dan desa Kebondalem. 2 desa ini berada bersebelahan, oleh karema itu
mereka memiliki karakteristik yang hampir sama, di sebelah utara dengan pengairan yang
cukup didominasi dengan tanaman padi, sedangkan semakin ke selatan karena
pengairannya yang relatif berkurang pada saat MK kebanyakan diselingi dengan tanaman
palawija atau dibiarkan bero.

Rata-rata penduduk di 2 desa ini bermata pencaharian sebagai petani, ada yang
sebagai pemilik sekaligus penggarap, ada yang hanya sebagai penggarap saja, penyewa
dan sebagian besar sebagai buruh tani. Desa ini dibawah binaan Mantri Tani, PPL (
1
Petugas Pertanian Lapang ) tanaman pangan, PPL perkebunan, PPL Perikanan, PKL
(Petugas Kehutanan Lapang) dan Mantri Ternak. Masing-masing berjumlah 1 (satu) orang.

Kelembagaan petani yang sudah ada adalah Kelompoktani dan Gabungan


Kelompoktani. Desa Mundusewu terdiri dari 1 Gapoktan dan 6 kelompoktani.sedangkan
desa Kebondalem memiliki 1 Gapoktan dan 5 Kelompoktani. Gapoktan dan kelompoktani
ini telah melakukan restrukturisasi pada tahun 2014 dan sudah berbadan hukum.

Teknologi pertanian yang sudah diterapkan di 2 desa ini yaitu penggalakan


penggunaan pupuk organik, baik buatan sendiri maupun pabrikan. Rata-rata petani sudah
terbiasa menggunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar setiap akan tanam. Selain itu
teknologi tanam SRI dan jajar legowo juga sudah mulai diterapkan, meskipun dalam
penerapannya tidak menggunakan sistem tersebut secara keseluruhan. Untuk penggunaan
musuh alami OPT, sudah dilakukan pengembangan burung hantu untuk menunjang
pengendalian hama tikus.

Prasarana pertanian seperti saluran tersier dan jalan usaha tani sebagian ada yang
sudah mengalami kerusakan tapi sebagaian juga sudah ada yang dilakukan rehabilitasi.
Adapun pelaksanaannya ada yang dilakukan dengan swadana dan ada yang melalui
program pemerintah. Sarana yang terkait dengan produksi pertanian seperti benih, pupuk
dan obat-obatan pertanian pada umumnya petani tidak mengalami kesulitan karena sudah
tersedia di kios pertanian sekitar. Sedangkan jumlah alat mesin pertanian, sudah semakin
memadai. Berasal dari bantuan pemerintah dan milik pribadi yang menjadi bisnis sewa
perorangan.

Permodalan di usaha pertanian selama ini ada yang secara pribadi dan melalui
kelompoktani. Kedua desa sudah menerima bantuan dana PUAP. Desa Kebondalem
menerima tahun 2011, sedangkan desa Mundusewu menerima tahun pada tahun 2012.
Dana PUAP tersebut dimanfaatkan dalam bentuk pinjaman modal usaha tani untuk seluruh
kelompoktani. Selain dari dana PUAP Gapoktan, beberapa kelompoktani telah mengakses
KUR dari Bank Swasta. Disamping itu sebagian kelompoktani sudah memiliki kas yang
telah dimanfaatkan untuk penebusan pupuk dan tunda jual gabah.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kegiatan penyuluhan selama ini
telah dilaksanakan tapi belum secara maksimal menyentuh sasaran yang diharapkan. Oleh
karena itu, perlu disusun Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian dalam Wilayah Binaan

2
Bareng III yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan penyuluhan selama setahun
ke depan dengan sistem yang berkelanjutan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan disusunnya Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian ini
adalah sebagai berikut :
1. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian di WIBI Bareng III
2. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk disampaikan
dalam forum musrenbang tahun berikutnya
3. Sumbangan informasi bagi pemerintah daerah atau pusat dapat mengambil
keputusan untuk menentukan kebijaksanaan pembangunan pertanian di Desa
Mundusewu dan Desa Kebondalem

3
II. KEADAAN WILAYAH

2.1. DESKRIPSI UMUM WILAYAH


Gambaran umum wilayah binaan (WIBI) Bareng III yang terdiri dari 2 desa yaitu
Desa Mundusewu dan desa Kebondalem dapat dilihat pada table 1 berikut.
Tabel 1. Deskripsi Umum Desa Mundusewu dan Desa Kebondalem
No Uraian Desa Mundusewu Desa Kebondalem
1. Jumlah Dusun 6 Dusun: 5 Dusun:
- Mundusewu - Murangagung
- Sidowayah - Plosorejo
- Sumberagung - Kedungsuruh
- Mindi - Bulusari
- Jabaran - Ngares
- Banyuurip
2. Jumlah RT, RW 20 RT, 9 RW 20 RT, 10 RW
3. Luas Wilayah 9,3 km2 6,36 km2
4. Letak Geografis 7°41’48” LS - 7°35’09” LS 7°41’48” LS - 7°35’09”
dan 112°17’35” BT - LS dan 112°17’35” BT -
112°17’09” BT 112°17’09” BT
5. Batas-Batas Wilayah:
- Sebelah Barat Desa Kebondalem Kecamatan Ngoro
- Sebelah Timur Desa Ngampungan, Pakel Desa Mundusewu
- Sebelah Utara Desa Bareng Desa Tebel
- Sebelah Selatan Desa Kebondalem Kabupaten Kediri
6. Karakteristik mempunyai jenis tanah mempunyai jenis tanah
Agroekologi Tanah Regosol keabuan Tanah Regosol keabuan
dengan tekstur tanah dengan tekstur tanah
lempung berpasir dengan lempung berpasir dengan
kemiringan tanah 90 % kemiringan tanah 90 %
datar dan 10 % landai. datar dan 10 % landai.

4
2.2. SUMBER DAYA ALAM
1. Penggunaan Luas lahan
- Desa Mundusewu
Tabel 2. Keadaan penggunaan lahan Desa Mundusewu Tahun 2021
Luas (Ha)
No Dusun Luas lahan Ket
Sawah Tegal Pek
1 Mundusewu 117,16 105,10 - 12,06
2 Sidowayah 63,83 53,79 - 10,04
3 Sumberagung 54,02 38,00 10,00 6,02
4 Mindi 113,51 71,37 34,00 8,14
5 Jabaran 109,80 65,70 29,00 15,10
6 Banyuurip 139,68 105,64 27,00 7,04
Jumlah 598,00 439,60 100,00 58,40
Sumber Data: Data Primer Desa Mundusewu Tahun 2022
Berdasarkan table 1 di atas, dapat dilihat bahwa lahan di desa ini lebih banyak
berupa sawah produktif dengan beririgasi tekhnis. Hal ini sangat mendukung desa ini
berkembang di bidang pertanian. Pada areal sawah tersebut, ditanami tanaman pangan
seperti padi dan jagung, serta sebagian kecil ditanami tebu. Sedangkan pada areal tegal
yang berada di sebelah timur desa Mundusewu ini, didominasi tanaman tebu dan hanya
sebagian kecil yang ditanami tanaman pangan tadah hujan.
- Desa Kebondalem
Tabel 3. Keadaan penggunaan lahan Desa Kebondalem Tahun 2021
Luas (Ha)
No Dusun Luas lahan Ket
Sawah Tegal Pek
1 Murangagung 123,031 92,746 - 30,285
2 Plosorejo 130,474 107,730 0,510 22,234
3 Bulusari 57,944 34,420 3,499 20,025
4 Kedungsuruh 28,134 20,122 - 8,012
5 Ngares 59,588 47,210 5,250 7,128
Jumlah 399,171 302,228 9,259 87,684
Sumber Data : Data Primer Desa Kebondalem Tahun 2022
Berdasarkan table 2 di atas, dapat dilihat bahwa lahan di desa ini lebih banyak
berupa sawah produktif dengan beririgasi tekhnis. Hal ini sangat mendukung desa ini
berkembang di bidang pertanian. Pada areal sawah tersebut, ditanami tanaman pangan
seperti padi dan jagung, serta sebagian kecil ditanami tebu. Sedangkan pada areal tegal
yang berada di sebelah timur desa Kebondalem ini, didominasi tanaman tebu.

5
2. Pola Tanam
Perbedaan hulu sungai untuk pengairan di beberapa wilayah di desa Mundusewu
dan desa Kebondalem. mempengaruhi ketersediaan air pada wilayah-wilayah tersebut yang
akibatnya juga mempengaruhi pola tanam setiap tahunnya. Dan kondisi ini hampir sama
untuk di dua desa ini. Secara rinci, pola tanam petani desa mundusewu dapat dilihat pada
tabel 3 dan pola tanam di desa Kebondalem pada table 3.
Berdasarkan tabel-tabel tersebut dapat dilihat pola tanam lahan sawah desa
Mundusewu dan desa Kebondalem didominasi oleh pola tanam padi 3 kali. Hal ini
dipengaruhi oleh kondisi pengairan yang memungkinkan untuk bertanam padi pada musim
kemarau kedua, sehingga banyak petani yang memilih menanam padi daripada palawija.
Sedangkan pada lahan tegal, ditanami tanaman tebu dan jati

6
Tabel. 4. Pola Tanam di Desa Mundusewu Kecamatan Bareng Tahun 2021
Kelompoktani
Luas Total
No Pola Tanam Mundusewu Sidowayah Sumberagung Mindi Jabaran Banyuurip
S T S T S T S T S T S T S T
1 Padi-Padi-Padi 75,00 - 1,00
- - - - - - - 25,00 - 101,00 -
2 Padi-Padi-Jagung - - 3,00 - - - 10,00 - 3,00 - 3,00 2,00 12,00 -
3 Padi-Padi-Bero 30,10 - 36,79 - 26,00 - 48,37 4,00 42,70 6,00 21,64 - 205,50 -
4 Tebu - - 13,00 - 12,00 10,00 10,00 10,00 6,00 8,00 30,00 10,00 67,00 38,00
5 Jati - - - - - - 2,00 20,00 14,00 15,00 21,00 15,00 49,00 50,00
jumlah 105,10 0,00 53,79 0,00 38,00 10,00 71,37 34,00 65,70 29,00 100,64 27,00 439,50 88,00
Sumber Data: Data Primer Desa Mundusewu Tahun 2022

Tabel. 5. Pola Tanam di Desa Kebondalem Kecamatan Bareng Tahun 2021


Kelompoktani
Luas Total
No Pola Tanam Murangagung Plosorejo Bulusari Kedungsuruh Ngares
S T S T S T S T S T S T
1 Padi-padi-padi 93 - - - - - - - - - 93 -
2 Padi-Padi-Jagung - - 35 - 28 - 18 - 35 - 116 -
3 Padi-Jagung-Bero - - 56 - 1 - - - 3 - 60 -
4 Padi-Jagung-Tembakau - - 2 - 2 - - - 2 - 6 -
5 Padi-Sayuran - - 5 - 1 - - - - - 6 -
6 Tebu - - 10 - 2 3,5 2 - 7 - 21 3,5
Sumber Data: Data Primer Desa Kebondalem Tahun 2022

7
3. Curah Hujan
Keadaan iklim selama 10 tahun terakhir sejak tahun 2012 sampai dengan tahun
2021 menurut teori Schmidt dan Ferguson (1984) bahwa Rasio Q merupakan
perbandingan antara rata-rata jumlah bulan kering dengan jumlah bulan basah dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Rata-rata jumlah bulan kering
Rasio Q = x 100 %
Rata-rata jumlah bulan basah

- Data curah hujan

Tabel 6. Data Curah Hujan Kec Bareng Tahun 2012-2021


Tahun / Curah Hujan (ml)
Bulan
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 KET
Januari 453 238 328 238 284 371 253 292 354 394
Pebruari 233 413 280 246 490 320 521 194 433 170
Maret 159 176 244 288 425 327 237 413 280 365
April 20 342 92 209 182 259 126 357 187 185
Mei 53 96 41 45 224 61 5 34 132 11
Juni 12 175 60 - 162 62 90 - 48 117
Juli - 150 - - 34 13 - 121 35 10
Agustus - 24 9 - 60 - - - 20 18
September - - - - 155 12 24 - - 108
Oktober 17 24 3 - 128 112 39 - 110 54
Nopember 195 214 159 124 494 277 274 - 288 288
Desember 311 401 344 274 247 295 155 221 352 322
Jumlah 1453 2253 1560 1424 2885 2109 1724 1632 2239 2042
Sumber : Pengairan Kecamatan Bareng stasiun no. 72, SHVP. 124 tahun 2021
- Data Hari Hujan

Tabel 7. Data Hari Hujan Kec. Bareng Tahun 2012-2021


Tahun / Hari Hujan
Bulan KET
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Januari 19 22 16 8 16 20 20 18 19 19
Pebruari 11 19 17 14 21 17 21 10 24 7
Maret 11 14 10 18 20 15 17 12 16 16
April 4 8 8 12 10 14 11 13 13 9
Mei 3 6 5 5 9 2 2 3 5 2
Juni 2 12 4 - 6 5 5 - 3 9
Juli - 8 0 - 5 1 - 2 1 3
Agustus - 2 1 - 4 - - - 1 3
September - 0 0 - 7 2 2 - 0 4
Oktober 2 3 1 - 9 9 1 - 4 3
Nopember 11 9 8 11 14 16 15 - 11 13
8
Desember 19 18 18 19 14 14 15 22 12 17
Jumlah 82 121 88 87 135 115 109 80 109 105
Sumber : Pengairan Kecamatan Bareng stasiun no. 72, SHVP. 124 tahun 2021
- Penggolongan Tipe Iklim

Tabel 8. Penggolongan Tipe Iklim


GOLONGAN NILAI Q TIPE IKLIM
A 0 < Q ≤ 14,3 Sangat basah
B 14,3 < Q ≤ 33,3 Basah
C 33,3 < Q ≤ 60,0 Agak basah
D 60,0 < Q ≤ 100,0 Sedang
E 100,0 < Q ≤ 167,0 Agak kering
F 167,0 < Q ≤ 300,0 Kering
G 300,0 < Q ≤ 700,0 Sangat kering
H 700,0 < Q Luar biasa kering
Keterangan : 1. Bulan basah : CH > 100 ml
2. Bulan lembab : CH 60 - 100 ml
3. Bulan kering : CH < 60 ml

- Rata-Rata Jumlah Bulan Basah Dan Bulan Kering


Tabel 9. Rata-rata Jumlah Bulan Basah dan Bulan Kering Kec. Bareng Tahun 2012-2021

Tahun Bulan Basah Bulan Kering Bulan Lembab

2012 5 7 -
2013 8 3 1
2014 5 5 2
2015 6 6 -
2016 10 1 1
2017 7 3 2
2018 6 5 1
2019 6 6 -
2020 8 4 -
2021 8 4 -
Jumlah 69 44 7

Rata-rata 6,9 4,4 0,7

Untuk mengetahui tipe iklim di kecamatan Bareng, perlu mengetahui rasio Q


dengan rumus sebagai berikut :
Rasio Q =
=
= 63,77 %
Dengan hasil rasio Q = 63,77 %, berdasarkan tabel 2.6 dapat diketahui bahwa kecamatan
Bareng berada pada golongan tipe iklim D yaitu iklim sedang
9
2.3. SUMBER DAYA MANUSIA
Berdasarkan data BPS (Kecamatan Bareng Dalam Angka Tahun 2021), jumlah
penduduk desa Mundusewu pada tahun 2020 adalah 4.017 jiwa dengan laju pertumbuhan
pada 10 tahun terakhir adalah 13,86. Kepadatan penduduk per km2 adalah 576 jiwa dengan
rasio penduduk per jenis kelamin adalah 105,2. Jumlah penduduk di desa Mundusewu ini
adalah 7,10 % dari seluruh penduduk di kecamatan Bareng.
Berdasarkan perbandingan data jumlah penduduk tahun 2019 dan 2020 pada table
10, dapat dilihat adanya penurunan jumlah penduduk sebanyak 214 jiwa. Hal ini
disebabkan karena adanya peningkatan jumlah kematian, migrasi dan mungkin adanya data
kelahiran yang belum tercatat. Kepadatan penduduk per km2 meningkat dari tahun 2019 ke
2020 sebanyak 194 jiwa per km2. Rasio penduduk antara perempuan dan laki-laki tidak
terlalu berbeda anatar 2 tahun tersebut, sedangkan porsi penduduk desa Mundusewu untuk
seluruh kecamatan Bareng tetap yaitu 7,1 %.
Sedangkan di Desa kebondalem,jumlah penduduk pada tahun 2020 adalah 5.626
jiwa dengan laju pertumbuhan pada 10 tahun terakhir adalah 12,21. Kepadatan penduduk
per km2 adalah 1.393 jiwa dengan rasio penduduk per jenis kelamin adalah 97,3. Jumlah
penduduk di desa Kebondalem ini adalah 9,95 % dari seluruh penduduk di kecamatan
Bareng. Jika dibandingkan dengan tahun 2019, maka data tersebut dapat dilihat pada table
10.
Tabel 10. Perbandingan Data Penduduk Tahun 2019 dan Tahun 2020 Desa Mundusewu
dan Kebondalem
No Uraian Mundusewu Kebondalem
2019 2020 Ket. 2019 2020 Ket.
1. Jumlah penduduk 4231 4017 Menurun 5.967 5.626 Menurun
2. Kepadatan 382 576 Meningkat 823 1.393 Meningkat
penduduk per km2
3. Rasio jenis kelamin 104,5 105,2 Meningkat 96,1 97,3 Meningkat
4. Persentase kec. 7,1 7,1 Tetap 10 % 9,95% Menurun
Bareng
Berdasarkan perbandingan data jumlah penduduk tahun 2019 dan 2020 pada table
10, dapat dilihat adanya penurunan jumlah penduduk sebanyak 341 jiwa. Hal ini
disebabkan karena adanya peningkatan jumlah kematian, migrasi dan mungkin adanya data
kelahiran yang belum tercatat. Kepadatan penduduk per km2 meningkat dari tahun 2019 ke

10
2020 sebanyak 570 jiwa per km2. Rasio penduduk antara perempuan dan laki-laki tidak
terlalu berbeda anatar 2 tahun tersebut, sedangkan porsi penduduk di desa Kebondalem
juga tidak terlalu berubah di tahun 2020 ini yaitu hanya selisi 0,05% dari tahun 2019.
Data terkait kependudukan ini perlu diketahui untuk menjadi dasar penentuan
kebijakan penyuluhan. Penduduk sebagai potensi dari suatu desa dimana diantara mereka
adalah petani dan pelaku usaha pertanian yang merupakan sasaran penyuluhan

2.4. SUMBERDAYA SOSIAL

a. Gapoktan dan Kelompoktani

Di desa Mundusewu terdapat 1 (satu) Gapoktan dan 6 (Enam ) Kelompoktani.


Sedangkan di desa Kebondalem terdapat 1 (satu) Gapoktan dan 5 (lima) Kelompoktani.
Penentuannya didasarkan pada jumlah dan nama dusun yang ada. Organisasi ini terbentuk
pada tahun 2007 dan telah mengalami 3x restrukturisasi yaitu pada tahun 2011, 2014 dan
2019.
Adapun data gapoktan di WIBI Bareng III dapat dilihat di table 11 berikut :
Tabel 11. Data Gapoktan di WIBI BARENG III
Kepengurusan Desa Mundusewu Desa Kebondalem
Ketua Wahyudi Sa’roni
Sekretaris Purwadi Sutrisno
Bendahara Bajuri Karnawi
Jumlah Anggota 423 orang 300 orang
Komoditas Unggulan Padi, Jagung, Tebu Padi, Jagung, Tebu
Luas (Ha) 539,60 311,487

Data kelompoktani di desa Mundusewu dapat dilihat di table 12 dan desa Kebondalem
table 13.
Tabel 12. Data Kepengurusan Kelompoktani Desa Mundusewu Tahun 2021
Sie Usaha Sie Sie
Sie Sarana
Sie tani dan Wanita Pemuda
No Kelompoktani Ketua Sekretaris Bendahara dan
Produksi pemasaran Tani Tani
Prasarana
hasil
Muji Trisno Sumari Sunyoto Ririn DW Anton
1 Mundusewu Purwadi Sumarsono Saifudin TW
2 Sidowayah Sadi Suryono Nyarto Sokran Wagirin Supi’i Biti Zuliani Rohmat
Paidi Ciptowari Bunaji Siswati Nur
3 Sumberagung Supar - Supendi Cahyono
4 Mindi Koirul A Shodikin Papan S Sumadiono - Katiman Markamah Rohmaul
5 Jabaran Yatemin Nanang R Totok D Sowi Suntono Inali Suparmi Sutaji
M. Asmanu Sumari Sutoko Ernawati Sutiyono
6 Banyuurip Suyono Sihadi
Musfa’i

11
Tabel 13. Data Kepengurusan Kelompoktani Desa Kebondalem Tahun 2017
Sie Sie Produksi Sie Sie Wanita Tani
Sie
Sarana & Pemuda
No Kelompoktani Ketua Sekretaris Bendahara Ekonomi &
dan Perlindungan Tani
Permodalan
Prasarana Tanaman
1 Murangagung Karnawi Zaenal A Mardiono Yan Pribadi Mi’an Khamid Anik Supar
Triyani
2 Plosorejo Suparno M. Sar’i Sutrisno Ambiyadi Mariadi Subroto Siti Yusuf Efendi
PA Rubaiyah
3 Bulusari S. Zaeal Muhtar Slamet Paeran Sulikan Wiwik ASyaikhu
Amrulloh Abidin Zainudin Maslikah
4 Kedungsuruh Sugeng Hartono Samsul Suprihadi Sirun Sariono Wahyu Moh. Egik Suryo
Hadi Indahwat
i
5 Ngares Fathur Subandi Moh. Yasin Sugeng Sa’roni Ali Khomsin Masropin Muslikin
Rohman

b. PUAP, HIPPA
• PUAP ( Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan )
Desa Mundusewu telah mendapatkan dana PUAP pada tahun 2012 sebesar Rp.100
juta. Pada putaran pertama ini, keseluruhan digunakan pinjaman ke anggota. Untuk dana
PUAP di desa kebondalem yang awal penerimaan tahun 2011, juga dimanfaatkan sebagai
pinjaman modal usaha ke anggota yang terdaftar.

• HIPPA
Profil organisasi pengairan yang terdapat di desa ini berupa Himpunan Petani
Pemakai Air (HIPPA) adalah sebagai berikut.
Tabel 14. Data HIPPA di WIBI BARENG III
Uraian Desa Mundusewu Desa kebondalem
Nama HIPPA Tirta Jaya Sumber Makmur
Daerah Irigasi Karangan, Kedungsuruh, Karangan, Ngares, Siman
Ngares, Pakel
Nama Pengurus :
- Ketua Mulyono Sutrisno
- Sekretaris Bajuri Karnawi
- Bendahara Tarkim Suparno PA
- Bagian Teknis Supriyanto Khamid

2.4. SUMBERDAYA EKONOMI


a. Potensi Usaha
Potensi usaha yang terdapat di desa Mundusewu dan Desa Kebondalem adalah usaha
yang berkaitan dengan pertanian tanaman pangan yang menjadi komoditi utama di desa
ini. Usaha tersebut meliputi penjualan saprodi seperti benih, pupuk, obat-obatan pertanian
dan sarana pertanian lainnya. Selain itu berkaitan dengan pemrosesan yaitu usaha selep
12
baik yang menetap maupun yang berjalan (keliling), apalagi sekarang ini hanya terdapat 1
selep sehingga untuk pemrosesan banyak petani yang menggunakan jasa selep keliling.
Dari sisi pemasaran seperti penebasan juga menjadi peluang usaha yang menjanjikan
mengingat banyaknya petani yang memilih menjual langsung di sawah dari pada
memrosesnya sendiri.
b. Potensi Produksi
Produksi di desa Mudusewu dan desa Kebondalem rata-rata mengalami peningkatan
Produksi tersebut dapat terus ditingkatkan lagi dengan penerapan teknologi intensifikasi
pertanian. Peta produksi di desa Mundusewu ditunjukkan pada tabel 15.
Tabel 15. Peta Produksi Komoditas Utama Desa Mundusewu tahun 2020
Luas Tanam Luas Produktivitas Produksi
No Komoditas
(Ha) Panen (Ha) (Kw/Ha) (Ton)
1 Padi 648 648 71,35 4.623
2 Jagung 280 280 57,92 1.622
3 Ubi Kayu 33 33 135,00 445
Sumber Data: Kecamatan Dalam Angka 2021
Tabel 16. Peta Produksi Komoditas Utama Desa Kebondalem tahun 2020
Luas Tanam Luas Produktivitas Produksi
No Komoditas
(Ha) Panen (Ha) (Kw/Ha) (Ton)
1 Padi 554 554 72,59 4.021
2 Jagung 168 168 59,75 1.004
3 Ubi Jalar 12 12 160,00 192
4 Ubi Kayu 36 36 134,00 482
Sumber Data: Kecamatan Dalam Angka 2021
c. Kelembagaan Keuangan
Dengan adanya dana PUAP ini, kelompoktani di desa Mundusewu dan Kebondalem
aktif berfungsi sebagai sarana pengelolaan kas yang antara lain digunakan sebagai simpan
pinjam, lumbung pangan, penjualan pupuk serta saprodi lain. Meskipun tidak semua
kelompoktani sudah melaksanakannya secara penuh karena keterbatasan modal.
d. Kemitraan
Di desa Mundusewu dan Kebondalem belum mengikuti kemitraan secara kontinue dan
berkelanjutan. Biasanya dilakukan hanya dalam satu musim tanam saja.

13
2.5. SUMBERDAYA SARANA PRASARANA
a. Sarana Produksi Pertanian
Jalur transportasi di desa Mundusewu dan desa Kebondalem relatif lancar karena
seluruh wilayah sudah memiliki jalan beraspal dan topografi desa yang mendatar. Sistem
transportasinya masih dilakukan secara pribadi dan belum ada angkutan umum yang
melintasi desa ini.
Irigasi untuk areal persawahan di desa Mundusewu dan Kebondalem ini banyak
dilakukan secara takhnis. Kondisinya ada yang masih baik ada juga yang sudah
memerlukan perbaikan. Selama ini normalisasi saluran irigasi dilakukan secara swadaya
tapi ada juga yang didanai oleh pemerintah. Untuk beberapa areal tegal mengandalkan
pengairan tadah hujan, komoditas yang ditanam musiman baisanya padi gogo, jagung dan
tanaman empon-emponan.
Kondisi jalan usaha tani banyak yang sudah tidak layak untuk digunakan dan sangat
menghambat terutama saat panen, akibatnya terjadi pembengkakan biaya panen yang
akhirnya mengurangi pendapatan yang diterima petani. selain saat panen, kondisi tersebut
juga menghambat dalam penerapan pupuk organik yang memerlukan jumlah besar
sehingga banyak petani yang enggan melakukannya. Beberapa jalan usaha tani sudah
dalam proses usulan ke pemerintah untuk dilakukan perbaikan
Mayoritas petani sudah menggunakan benih bersertifikat, selain karena semakin
tingginya pemahaman mereka akan pentingnya benih bersertifikat umtuk produksi yang
maksimal, mudahnya memperoleh juga menjadi pendorong petani banyak yang sudah
menggunakan benih bersertifikat. Biasanya petani memperolehnya di kios pertanian yang
ada di desa atau luar desa terdekat. Demikian juga dengan obat-obatan pertanian yang
sekarang ini sudah mudah diperoleh. Selain terdapat di kios, obat-obatan pertanian banyak
yang masuk langsung ke tingkat petani melalui bagian pemasaran perusahaan swasta yang
langsung menawarkan ke tingkat kelompoktani. Bahkan sebagian ada yang membuat dem
langsung di lahan petani.
Pupuk juga tidak bisa dilepaskan dari kegiatan usaha tani. Pemerintah telah
memberikan subsidi pada beberapa jenis pupuk yang paling banyak digunakan petani.
Yaitu urea, sp 36, ZA, Phonska dan Petroganik. Distribusi pupuk bersubsidi ini dilakukan
dengan system pipa tertutup, dimana tidak diperdagangkan secara bebas. Pupuk bersubsidi
ini hanya dipasarkan oleh kios resmi pupuk bersubsidi yang telah ditetapkan secara resmi

14
oleh Bupati. Pada tingkat kios ini, harga ditetapkan pada HET (Harga Eceran Tertinggi).
Kios yang melayani pupuk bersubsidi di desa Mundusewu adalah KUD Bahagia Bareng,
sedangkan desa kebondalem, kios pupuk bersubsidinya adalah UD Mitra Tani Bareng.
Setelah dari kios, pupuk diambil secara kolektif atas nama kelompoktani. Di tingkat
kelompoktani harga ditentukan setelah ditambah biaya transportasi, biaya kuli dan kas
kelompoktani. Oleh karena itu harga di tingkat kelompoktani bisa berbeda-beda sesuai
dengan kesepakatan anggota kelompoktani.
Sarana lain yang juga di perlukan adalah alat mesin pertanian atau biasa disingkat
dengan alsintan. Data kepemilikan dan jumlah alsintan disajikan dalam tabel 17.
Tabel 17. Data Sarana Alsintan di WIBI Bareng III tahun 2020
No Jenis Alsintan Desa Mundusewu Desa Kebondalem
1 Hand Traktor
- Rotari 7 8
- Singkal 20 27
2 Pompa Air 16 30
3 Power Threser 6 10
4 Chooper 1 1
5 Hand Sprayer 200 345
6 Pagupon
- Biasa 12 6
- Permanen 1 1
7 Huller
- Tetap 1 3
- Keliling 1 -
8 Kios Pertanian 1 1
9 Lantai Jemur 21 18
10 Sabit
- Biasa 1.756 1.208
- Bergerigi 15 10
11 Osrok 28 49
12 Jabber Tanam 102 70
13 Terpal 18 40
14 Emposan Tikus 25 20
15 Light Trap - 1
16 Power Sprayer 2 2
17 Corn Sheller 2 1
Sumber Data : BPP Bareng, 2021

b. Sarana Penyuluhan Pertanian


Untuk menunjang kegiatan penyuluhan pertanian di tingkat desa diperlukan kantor
sekretariat sebagai pusat kegiatan penyuluhan. Di WIBI Bareng III, sementara ini kantor

15
sekretariatnya masih berada di balai desa, sedangkan di tingkat kelompoktani berada di
rumah ketua atau salah satu pengurus kelompoktani.

2.6. RUMUSAN KEADAAN


Berdasarkan hasil monitoring, evaluasi dan observasi lapang dapat dirumuskan
keadaan pertanian dari sector hulu sampai hilir di desa Kebondalem sebagai berikut :
a. Aspek Teknis
1. Pelaku utama yang mau mengaplikasikan pupuk organic ke lahan pada setiap
musim tanam mencapai 65%
2. Pelaku utama yang melakukan pengolahan tanah secara tepat masih 40%
3. Pelaku utama yang memahami peranan mikroorganisme untuk meningkatkan
kesuburan lahan masih 20%
4. Pengembalian jerami ke lahan masih 20%
5. Pemanfaatan limbah ternak untuk lahan pertanian masih 30%
6. Pelaku utama yang menerapkan jarak tanam sebanyak 85%
7. Pelaku utama yang sudah yakin keberadaan burung hantu mampu mengendalikan
hama tikus secara alami sebanyak 40%
8. Penyaluran pupuk bersubsidi yang tertib sebanyak 85%
9. Prinsip pengendalian OPT dengan tepat masih 50%
10. Pengendalian hama tikus secara terpadu masih 20%
11. Pelaku utama yang sudah yakin dalam mengaplikasikan pupuk organic cair
sebanyak 15%
12. Pelaku utama yang mau memanfaatkan pestisida nabati untuk pengendalian OPT
masih 20%
13. Belum ada pelaku utama yang menerapkan pengelolaan teknologi hemat air
14. Pelaku utama yang sadar akan pentingnya perawatan saluran pengairan sebanyak
60%
15. Kegiatan mekanisasi pertanian masih 30%
16. Pengendalian gulma tanpa menggunakan bahan kimia sebanyak 5%
17. Pelaku utama yang memanfaatkan agen hayati dalam pengendalian OPT masih 5%
18. Pengetahuan tentang penentuan pola tanam yang disesuaikan dengan iklim masih
50%
19. Penanganan pasca panen secara mandiri sebanyak 25%

16
20. Penerapan pertanian ramah lingkungan masih 10%

b. Aspek Sosial
1. Peran dan fungsi kepengurusan kelompoktani yang telah berjalan masih 60%
2. Kerjasama anggota dalam kegiatan berkelompok masih 65%
3. Tertib administrasi kelompoktani masih 25%
4. Kelompoktani yang telah melaksanakan pertemuan anggota secara rutin sebanyak
60%
5. Tidak ada kelompok wanita tani
6. Peran pemuda tani dalam pengembangan pertanian masih 45%

c. Aspek Ekonomi
1. Kelompoktani yang telah memiliki modal kelompok sebanyak 40% (2
kelompoktani)
2. Gapoktan yang memanfaatkan dana PUAP untuk tunda jual masih 0%
3. Kemitraan dengan pihak ketiga masih 20%

17
III. TUJUAN

3.1 TUJUAN UMUM


Tujuan umum dari penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian adalah:
1. Sebagai pedoman bagi PPL di wilayah binaan dalam pelaksanaan tugas.
2. Sebagai acuan dalam rangka peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani serta
sikap dalam berusaha tani untuk meningkatkan teknologi baru
3. Sebagai acuan dalam mengaktifkan kembali keberadaan lembaga kelompok tani
menuju kelompok tani mandiri dan dinamis
4. Membantu petani untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kinerja mereka dalam melakukan kegiatan usaha tani
5. Membantu program Dinas Pertanian Kabupaten Jombang dalam memberdayakan
petani, agar mampu memperbaiki tingkat kesuburan tanah, meningkatkan produksi,
produktivitas, dan mutu hasil pertanian melalui peningkatan pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap pelaku utama/usaha pertanian

3.2. TUJUAN KHUSUS


Tujuan Khusus dari penyusunan Progrma penyuluhan pertanian adalah sebagi berikut :
a. Aspek Teknis
1. Pelaku utama yang mau mengaplikasikan pupuk organic ke lahan pada setiap
musim tanam meningkat menjadi 70%
2. Pelaku utama yang melakukan pengolahan tanah secara tepat meningkat menjadi
45%
3. Pelaku utama yang mau memahami peranan mikroorganisme untuk meningkatkan
kesuburan lahan meningkat mejadi 45%
4. Pengembalian jerami ke lahan meningkat menjadi 25%
5. Pemanfaatan limbah ternak untuk lahan pertanian oleh pelaku utama meningkat
menjadi 40%
6. Pelaku utama yang belum menerapkan jarak tanam secara teratur berkurang
menjadi 10%
7. Pelaku utama yang sudah yakin keberadaan burung hantu mampu mengendalikan
hama tikus secara alami meningkat menjadi 45%

18
8. Penyaluran pupuk bersubsidi yang tertib meningkat menjadi 90%
9. Prinsip pengendalian OPT dengan tepat meningkat menjadi 60%
10. Peningkatan pengendalian hama tikus secara terpadu meningkat menjadi 25%
11. Pelaku utama yang sudah yakin dalam mengaplikasikan pupuk organic cair
meningkat menjadi 20%
12. Pelaku utama yang mau memanfaatkan pestisida nabati untuk pengendalian OPT
meningkat menjadi 25%
13. Sebanyak 5% pelaku utama mau menerapkan pengelolaan teknologi hemat air
14. Pelaku utama yang sadar akan pentingnya perawatan saluran pengairan meningkat
menjadi 65 %
15. Kegiatan mekanisasi pertanian meningkat menjadi 40%
16. Pengendalian gulma tanpa menggunakan bahan kimia meningkat sebanyak 15%
17. Pelaku utama yang memanfaatkan agen hayati dalam pengendalian OPT meningkat
menjadi 10%
18. Pengetahuan tentang penentuan pola tanam yang disesuaikan dengan iklim
meningkat menjadi 60%
19. Penanganan pasca panen secara mandiri meningkat menjadi 30%
20. Penerapan pertanian ramah lingkungan meningkat menjadi 15%

b. Aspek Sosial
1. Peran dan fungsi kepengurusan kelompoktani yang telah berjalan menjadi 80%
2. Kerjasama anggota dalam kegiatan berkelompok sebanyak 70%
3. Tertib administrasi kelompoktani sebanyak 50%
4. Kelompoktani yang telah melaksanakan pertemuan anggota secara rutin sebanyak
80%
5. Terbentuknya kelompok wanita tani
6. Peran pemuda tani dalam pengembangan pertanian sebanyak 50%

c. Aspek Ekonomi
1. Kelompoktani yang telah memiliki modal kelompok sebanyak 60% (3
kelompoktani)
2. Gapoktan memanfaatkan dana PUAP untuk tunda jual sebanyak 25%
3. Kemitraan dengan pihak ketiga meningkat menjadi 25%

19
IV. PERMASALAHAN

4.1 PERILAKU
Permasalahan perilaku yang dihadapi para pelaku utama, pelaku usaha dan
Penyuluh Pertanian/petugas masing-masing aspek sebagai berikut:
a. Aspek Teknis
1. 35% Pelaku utama belum mau mengaplikasikan pupuk organik ke lahan pada setiap
musim tanam
2. 60% Pelaku utama belum melakukan pengolahan tanah secara tepat
3. 80% pelaku utama belum memahami peranan mikroorganisme untuk meningkatkan
kualitas kesuburan lahan
4. 80% pelaku utama belum mengembalikan jerami ke lahan dan masih
memanfaatkannya untuk hal lain
5. 70% pelaku utama masih belum memanfaatkan limbah ternak untuk lahan pertanian
6. 15% pelaku utama belum menerapkan jarak tanam dengan teratur pada penanaman
padi
7. 60% pelaku utama belum yakin akan keberadaan burung hantu mempu
mengendalikan hama tikus secara alami
8. 15% penyaluran pupuk bersubsidi belum tertib
9. 50% pelaku utama belum melakukan pengendalian OPT secara tepat
10. 80% pengendalian hama tikus masih belum dilakukan secara terpadu
11. 85% pelaku utama belum yakin untuk mengaplikasikan pupuk organic cair
12. 80% pelaku utama masih belum mau memanfaatkan pestisida nabati untuk
pengendalian OPT
13. Belum adanya penerapan pengelolaan teknologi hemat air
14. 40% Pelaku utama masih belum sadar akan pentingnya perawatan saluran
pengairan
15. 70% pelaku utama masih belum menerapkan mekanisasi petanian
16. 95% pelaku utama melakukan pengendalian gulma dengan menggunakan bahan
kimia
17. 95% pelaku utama belum memanfaatkan agen hayati untuk mengendalikan OPT

20
18. 50% pelaku utama masih belum memiliki pengetahuan penentuan pola tanam yang
sesuai dengan cuaca dan iklim
19. 75% pelaku utama belum melakukan penanganan panen dan pasca panen secara
mandiri ( system tebasan di lahan)
20. 90% pelaku utama belum menerapkan pertanian ramah lingkungaN

b. Aspek Sosial
1. 40% peran dan fungsi kepengurusan kelompoktani masih belum berjalan
2. 35% kerjasama anggota dalam kegiatan berkelompok belum terjalin
3. 75% kelompoktani belum melakukan kegiatan administrasi dengan tertib
4. 40% kelompoktani belum melaksanakan pertemuan anggota secara rutin
5. Belum adanya kelompok wanita tani
6. 55% pemuda tani masih belum berperan dalam pengembangan pertanian

c. Aspek Ekonomi
1. 60% Kelompoktani belum memiliki modal kelompok
2. Seluruh gapoktan belum memanfaatkan dana PUAP untuk tunda jual
3. 80% pelaku utama masih belum mau melakukan kemitraan dengan pihak ketiga

4.2 NON PERILAKU


Selain masalah perilaku, dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian juga terdapat
masalah yang bersifat non perilaku sebagai berikut:
1. Adanya beberapa Jaringan irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) yang mengalami
kerusakan dan perlu pembenahan
2. Adanya beberapa Jalan Usaha Tani /JUT yang kondisinya buruk dan memerlukan
pembenahan
3. Adanya peningkatan produktivitas dan kualitas panen komoditas padi
4. Adanya peningkatan produktivitas dan kualitas panen komoditas jagung
5. Adanya peningkatan produktivitas dan kualitas panen komoditas jagung manis
6. Kurang efisiennya penanganan jagung karena masih dilakukan secara manual
7. Belum banyaknya pelaku utama yang menggunakan pupuk organik ke lahan
8. Belum terpadunya pengendalian hama tikus
9. Belum memadainya pagupon burung hantu baik dari segi kualitas maupun kuantitas

21
10. Adanya DAM lapangan sebagai penampung air saat musim penghujan dan dapat
digunakan saat musim kemarau
11. Belum adanya cultivator untuk efisiensi pengolahan tanah
12. Semakin berkurangnya tenaga tanam dan masih adanya pelaku utama yang tanam
tanpa menggunakan jarak tanam
13. Belum adanya power weeder untuk efisiensi pengendalian gulma
14. Masih kurangnya mesin traktor roda 4 untuk pengolahan lahan skala luas
15. Masih kurangnya mesin perontok padi yang beroperasi di wilayah poktan
16. Masih kurangnya sumber pengairan yang ada

22
V. MATRIKS RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN
WIBI BARENG III
TAHUN 2023

SASARAN KEGIATAN PENYULUHAN


PELAKU
PELAKU UTAMA PETUGAS
NO TUJUAN MASALAH USAHA LOKAS SUMBER PENANGGUNG PELAKSA
MATERI KEG/ METODE WAKTU BIAYA KET.
WANITA TARUNA PETANI I BIAYA JAWAB NA
L P L P
TANI TANI DEWASA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1. ASPEK TEKHNIS
1 Pelaku utama yang 35% Pelaku utama 108 71 543 - - 1 manfaat pupuk organik Ceramah, Sekreta Desember Rp. Swadaya PPL PPL,
mau mengaplikasikan belum mau dan cara pembuatan diskusi dan riat 11 1.100.000 Poktan
pupuk organic ke lahan mengaplikasikan pupuk pupuk organik ( demcar poktan (@Rp.
pada setiap musim organik ke lahan pada bokashi) 100.000)
tanam meningkat setiap musim tanam
menjadi 70%

2 Pelaku utama yang 60% Pelaku utama 12 6 67 - - - 1 Pengolahan tanah ceramah dan Poktan Jan - Des Rp. 100.000 Swadaya PPL PPL,
melakukan pengolahan belum melakukan dengan tepat diskusi Ngares Poktan
tanah secara tepat pengolahan tanah
meningkat menjadi secara tepat
45%

3 Pelaku utama yang 80% pelaku utama 108 71 543 - - - 1 Peranan Ceramah, Sekreta maret Rp. Swadaya PPL PPL,
memahami peranan belum memahami mikroorganisme, cara diskusi dan riat 11 1.100.000 Poktan
mikroorganisme untuk peranan perbanyakan dan demcar poktan (@Rp.
meningkatkan mikroorganisme untuk pengaplikasiannya 100.000)
kesuburan lahan meningkatkan kualitas
meningkat mejadi 25% kesuburan lahan
SASARAN KEGIATAN PENYULUHAN
PELAKU
PELAKU UTAMA PETUGAS
NO TUJUAN MASALAH USAHA LOKAS SUMBER PENANGGUNG PELAKSA
MATERI KEG/ METODE WAKTU BIAYA KET.
WANITA TARUNA PETANI I BIAYA JAWAB NA
L P L P
TANI TANI DEWASA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
4 Pengembalian jerami 80% pelaku utama 108 71 543 - - - 1 manfaat jerami sisa Ceramah, Sekreta Pebruari Rp. Swadaya PPL PPL,
ke lahan meningkat belum mengembalikan perontokan padi yang diskusi dan riat 11 1.100.000 Poktan
menjadi 25% jerami ke lahan dan masih bisa demcar poktan (@Rp.
masih dimanfaatkan dan cara 100.000)
memanfaatkannya yang efektif dalam
untuk hal lain pemanfaatannya

5 Pemanfaatan limbah 70% pelaku utama 22 32 167 - - 1 1 Cara pembuatan demcar Poktan Jan - Des Rp. 300.000 Swadaya PPL PPL,
ternak untuk lahan masih belum pupuk organik padat Ngares, (@Rp. Poktan
pertanian dengan memanfaatkan limbah dan cair dengan bahan Jabaran 100.000)
benar oleh pelaku ternak untuk lahan baku dari limbah dan
utama meningkat pertanian dengan benar ternak Banyuu
menjadi 40% rip

6 Pelaku utama yang 15% pelaku utama 22 8 91 - - - 1 Keuntungan ceramah, Poktan nopember Rp. 200,000 Pemerintah PPL PPL,
belum menerapkan belum menerapkan penggunaan jarak Praktek dan Ngares Poktan
jarak tanam secara jarak tanam dengan tanam dan pengenalan demplot dan
teratur berkurang teratur pada berbagai macam Sumber
menjadi 10% penanaman padi teknologi tanam agung

7 Pelaku utama yang 60% pelaku utama 108 71 543 - - 1 1 Ciri-ciri burung hantu Anjangsana Sekreta Jan - Des Rp. Swadaya PPL dan POPT PPL,
sudah yakin belum yakin akan dan cara riat 11 1.100.000 Poktan
keberadaan burung keberadaan burung pelestariannya poktan (@Rp.
hantu mampu hantu mempu 100.000)
mengendalikan hama mengendalikan hama
tikus secara alami tikus secara alami
meningkat menjadi
45%
SASARAN KEGIATAN PENYULUHAN
PELAKU
PELAKU UTAMA PETUGAS
NO TUJUAN MASALAH USAHA LOKAS SUMBER PENANGGUNG PELAKSA
MATERI KEG/ METODE WAKTU BIAYA KET.
WANITA TARUNA PETANI I BIAYA JAWAB NA
L P L P
TANI TANI DEWASA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
8 Penyaluran pupuk 15% penyaluran pupuk 108 71 543 2- - 1 Petunjuk teknis ceramah dan Sekreta Desember Rp. Swadaya PPL dan kios PPL,
bersubsidi yang tertib bersubsidi belum tertib penyaluran pupuk diskusi riat 11 1.100.000 pupuk Poktan
meningkat menjadi bersubsidi poktan (@Rp. bersubsidi
90% 100.000)

9 Prinsip pengendalian 50% pelaku utama 108 71 543 - - 1 1 Prinsip pengendalian Anjangsana Lahan Jan - Des Rp. Swadaya PPL dan POPT PPL,
OPT dengan tepat belum melakukan OPT dan 1.100.000 Poktan
meningkat menjadi pengendalian OPT sekretar (@Rp.
60% secara tepat iat 100.000)
kelomp
oktani

10 Peningkatan 80% pengendalian 108 71 543 - - 1 1 Pengendalian hama Anjangsana Sekreta Jan - Des Rp. Swadaya PPL dan POPT PPL,
pengendalian hama hama tikus masih belum tikus secara terpadu riat 11 1.100.000 Poktan
tikus secara terpadu dilakukan secara poktan (@Rp.
meningkat menjadi terpadu 100.000)
25%

11 Pelaku utama yang 85% pelaku utama 20 7 100 - - - 1 Manfaat POC dan cara Ceramah, Poktan September Rp. 500.000 Swadaya PPL PPL,
sudah yakin dalam belum yakin untuk pembuatannya diskusi dan Bulusari Poktan
mengaplikasikan mengaplikasikan pupuk demcar ,
pupuk organic cair organic cair Sumber
meningkat menjadi agung
20% dan
Mundus
ewu
SASARAN KEGIATAN PENYULUHAN
PELAKU
PELAKU UTAMA PETUGAS
NO TUJUAN MASALAH USAHA LOKAS SUMBER PENANGGUNG PELAKSA
MATERI KEG/ METODE WAKTU BIAYA KET.
WANITA TARUNA PETANI I BIAYA JAWAB NA
L P L P
TANI TANI DEWASA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
12 Pelaku utama yang 80% pelaku utama 108 71 543 - - 1 1 Manfaat pestisida demcar Sekreta Jan - Des Rp. Swadaya PPL dan POPT PPL,
mau memanfaatkan masih belum mau nabati dan cara riat 11 1.100.000 Poktan
pestisida nabati untuk memanfaatkan pestisida pembuatannya poktan (@Rp.
pengendalian OPT nabati untuk 100.000)
meningkat menjadi pengendalian OPT
25%

13 Sebanyak 5% pelaku Belum adanya 35 23 228 - - - 1 Teknologi hemat air Anjangsana Poktan Jan - Des Rp. 300.000 Swadaya PPL dan Juru PPL,
utama mau penerapan pengelolaan Kedung Pengairan Poktan
menerapkan teknologi hemat air suruh,
pengelolaan teknologi Bulusari
hemat air dan
Plosorej
o

14 Pelaku utama yang 40% Pelaku utama 108 71 543 - - - 1 Pentingnya perawatan ceramah dan Sekreta Jan - Des Rp. Pemerintah PPL dan Juru PPL,
sadar akan pentingnya masih belum sadar akan saluran air diskusi riat 11 1.100.000 Pengairan Poktan
perawatan saluran pentingnya perawatan poktan (@Rp.
pengairan meningkat saluran pengairan 100.000)
menjadi 65 %

15 Kegiatan mekanisasi 70% pelaku utama 108 71 543 - - - 1 pemanfaatan ceramah dan Sekreta Jan - Des Rp. Swadaya PPL PPL,
pertanian meningkat masih belum mekanisasi pertanian diskusi riat 11 1.100.000 Poktan
menjadi 40% menerapkan mekanisasi untuk peningkatan poktan (@Rp.
petanian efisiensi usaha tani 100.000)
SASARAN KEGIATAN PENYULUHAN
PELAKU
PELAKU UTAMA PETUGAS
NO TUJUAN MASALAH USAHA LOKAS SUMBER PENANGGUNG PELAKSA
MATERI KEG/ METODE WAKTU BIAYA KET.
WANITA TARUNA PETANI I BIAYA JAWAB NA
L P L P
TANI TANI DEWASA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
16 Pengendalian gulma 95% pelaku utama 12 6 67 - - 1 1 Cara pengendalian ceramah dan Poktan Jan - Des Rp. PPL PPL,
tanpa menggunakan melakukan gulma yang ramah diskusi Ngares 1.100.000 Poktan
bahan kimia meningkat pengendalian gulma lingkungan (@Rp.
sebanyak 15% dengan menggunakan 100.000)
bahan kimia

17 Pelaku utama yang 95% pelaku utama belu 108 71 543 - - 1 1 Peranan agen hayati Ceramah, Sekreta Jan - Des Rp. ppl, popt dan PPL,
memanfaatkan agen memanfaatkan agen untuk pengendalian diskusi dan riat 11 1.100.000 ppah Poktan
hayati dalam hayati untuk OPT dan cara demcar poktan (@Rp.
pengendalian OPT mengendalikan OPT pengembangbiakanny 100.000)
meningkat menjadi a
10%

18 Pengetahuan tentang 50% pelaku utama 108 71 543 - - - 1 pengetahuan tentang sekolah lapang Gapokt Jan - Des Rp. PPL PPL,
penentuan pola tanam masih belum memiliki iklim yang terkait iklim an 1.100.000 Poktan
yang disesuaikan pengetahuan dengan pertanian (@Rp.
dengan iklim penentuan pola tanam 100.000)
meningkat menjadi yang sesuai dengan
60% cuaca dan iklim

19 Penanganan pasca 75% pelaku utama 108 71 543 - - - 1 teknik penanganan anjangsana Sekreta Jan - Des Rp. PPL PPL,
panen secara mandiri belum melakukan pasca panen dengan riat 11 1.100.000 Poktan
meningkat menjadi penanganan panen dan baik dan benar serta poktan (@Rp.
30% pasca panen secara keuntungannya 100.000)
mandiri ( system
tebasan di lahan)

20 Penerapan pertanian 90% pelaku utama 108 71 543 - - - 1 GAP pertanian organik SEKOLAH Poktan Jan - Des Rp. PPL PPL,
ramah lingkungan belum menerapkan LAPANG dan Mundus 1.000.000 Poktan
meningkat menjadi pertanian ramah demplot ewu
15% lingkungan

2. ASPEK SOSIAL
SASARAN KEGIATAN PENYULUHAN
PELAKU
PELAKU UTAMA PETUGAS
NO TUJUAN MASALAH USAHA LOKAS SUMBER PENANGGUNG PELAKSA
MATERI KEG/ METODE WAKTU BIAYA KET.
WANITA TARUNA PETANI I BIAYA JAWAB NA
L P L P
TANI TANI DEWASA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Peran dan fungsi 40% peran dan fungsi 108 71 543 - - - 1 Tugas Pokok dan Anjangsana Sekreta januari- Rp. 200,000 Swadaya PPL PPL,
kepengurusan kepengurusan Fungsi Kepengerusan riat 11 desembaer poktan
kelompoktani yang kelompoktani masih dalam kelompoktani poktan
telah berjalan menjadi belum berjalan
80%

2 Kerjasama anggota 35% kerjasama anggota 108 71 543 - - - 1 pentingnya kerjasama Anjangsana Sekreta januari- Rp. 200,000 Swadaya PPL PPL,
dalam kegiatan dalam kegiatan dalam organisasi riat 11 desembaer poktan
berkelompok sebanyak berkelompok belum poktan
70% terjalin

3 Tertib administrasi 75% kelompoktani 108 71 543 - - - 1 Adminitrsai Anjangsana Sekreta Januari - Rp. 200,000 Swadaya PPL PPL,
kelompoktani sebanyak belum melakukan kelompoktani riat 11 Desember poktan
50% kegiatan administrasi poktan
dengan tertib

4 Kelompoktani yang 40% kelompoktani 108 - - - - - 1 Pemberdayaan wanita ceramah dan balai april Rp. 300.000 Swadaya PPL PPL,
telah melaksanakan belum melaksanakan dalam kegiatan diskusi desa poktan
pertemuan anggota pertemuan anggota pertanian
secara rutin sebanyak secara rutin
80%

5 Terbentuknya Belum adanya 108 - - - - - 1 pelatihan pemuda tani pertemuan dan balai mei Rp. 300.000 Pemerintah PPL PPL,
kelompok wanita tani kelompok wanita tani tentang teknologi pelatihan desa poktan
pertanian

6 Peran pemuda tani 55% pemuda tani masih - 71 - - - - 1 Memandu penyusunan Anjangsana Sekreta Januari - Rp. 200,000 Swadaya PPL PPL,
dalam pengembangan belum berperan dalam rencana kegiatan riat 11 Desember poktan
pertanian sebanyak pengembangan kelompoktani dan poktan
50% pertanian pembinaan
administrasi
kelompoktani

3. ASPEK EKONOMI
SASARAN KEGIATAN PENYULUHAN
PELAKU
PELAKU UTAMA PETUGAS
NO TUJUAN MASALAH USAHA LOKAS SUMBER PENANGGUNG PELAKSA
MATERI KEG/ METODE WAKTU BIAYA KET.
WANITA TARUNA PETANI I BIAYA JAWAB NA
L P L P
TANI TANI DEWASA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Kelompoktani yang 60% Kelompoktani 62 43 337 - - - 1 Pemupukan modal anjangsana Poktan Januari - Rp. 400.000 Swadaya PPL PPL,
telah memiliki modal belum memiliki modal kelompoktani Plosorej Desember poktan
kelompok meningkat kelompok o,
menjadi 60% (3 Kedung
kelompoktani) suruh,
Jabaran
dan
Mindi

2 Gapoktan Seluruh gapoktan belum 50 33 251 - - - 1 Manfaat tunda jual dan anjangsana 5 Januari - Rp. 400.000 Swadaya PPL PPL,
memanfaatkan dana memanfaatkan dana pengembangan dana poktan Desember poktan
PUAP untuk tunda jual PUAP untuk tunda jual PUAP
sebanyak 25%

3 Kemitraan dengan 80% pelaku utama 108 71 543 5- - 1 Manfaat kemitraan dan anjangsana Sekreta Januari - Rp. 400.000 Swadaya PPL PPL,
pihak ketiga meningkat masih belum mau trik menjalin kemitraan riat 11 Desember poktan
menjadi 25% melakukan kemitraan yang saling poktan
dengan pihak ketiga menguntungkan

Bareng, Maret 2022


Mengetahui,
Koordinator Wilayah Penyuluh Pertanian Lapangan
BPP Bareng

MOCH. KHOTIFUL UMAM RIRIN KURNIA SUCI, SP.


NIP. 19690114 199403 1 005 NIP. 19830220 201706 2 001
SASARAN KEGIATAN PENYULUHAN
PELAKU
PELAKU UTAMA PETUGAS
NO TUJUAN MASALAH USAHA LOKAS SUMBER PENANGGUNG PELAKSA
MATERI KEG/ METODE WAKTU BIAYA KET.
WANITA TARUNA PETANI I BIAYA JAWAB NA
L P L P
TANI TANI DEWASA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
VI. PENUTUP

1.1. KESIMPULAN

a. Penyusunan Rencana Kerja penyuluhan pertanian WIBI BARENG III


Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang Tahun 2023 diharapkan mampu
memberikan dukungan sekaligus sebagai alat pengendali pembangunan pertanian
melalui penyuluhan pertanian.
b. Rencana Kerja penyuluhan pertanian menyediakan acuan dalam pelaksanaan
penyuluhan pertanian di wilayah kerja.
c. Kegiatan Penyuluhan Pertanian agar terkontrol dan terjadual pelaksanaannya di
tahun 2023

6.2 . SARAN

a. Diharapkan penyusunan rencana kerja penyuluhan pertanian dapat dilaksanakan


dengan tepat waktu dan mendapatkan pendanaan yang lebih layak.
b. Semua kegiatan yang telah tersusun dalam Rencana Kerja Penyuluh Pertanian
ini diharapkan mampu terlaksana dengan baik, sehingga pola pertanian yang
berkelanjutan dapat tercapai.

33

Anda mungkin juga menyukai