PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) merupakan penggalian data potensi
wilayah terkait dengan data sumberdaya didesa dan data-data pendukung yang ikut
memberikan andil dalam pengelolaan usahatani. Data-data sumberdaya yang ada
didesa terdiri dari sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan sumberdaya manusia
sebagai pelaku utama dalam mengelola usahatani.Sedangkan data-data
pendukung pengelolaan usahatani terdiri dari data-data monografi desa, penerapan
teknologi budidaya yang biasa dilakukan petani, komoditi pertanian yang dikelola
petani.Dalam melakukan penggalian data potensi IPW dapat menggunakan metoda
/ teknik Participatory Rural Apraisal (PRA).
Sektor pertanian di Desa Masingai II Kecamatan Upau Kabupaten Tabalong
sampai saat ini masih memiliki peranan yang sangat penting dan strategis, baik
dukungan terhadap pertumbuhan perekonomian maupun dalam upaya
pemerataan pembangunan pedesaan dengan tingkat kesejahteraan relatif belum
memadai.
Paradigma pembangunan pertanian dewasa ini adalah adanya
pemberdayaan masyarakat/petani, maka inisiatif untuk menggerakkan
pembangunan pertanian guna menjawab tantangan internal adalah pelibatan
secara aktif masyarakat/petani dalam menggali potensi desanya. Identifikasi
potensi desa adalah kegiatan penggalian data dan informasi potensi wilayah
meliputi potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sarana prasarana dan
kelembagaan. Penggalian potensi desa melibatkan petani mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi/monitoring.
Keterlibatan masyarakat petani dalam identifikasi wilayahnya dalam hal ini
menggunakan instrumen Participatory Rural Appraisal (PRA) memudahkan
penggalian masalah sekaligus upaya pemecahan masalah untuk kemajuan
Penggalian potensi desa menggunakan data sekunder dan data primer.
Data sekunder diperoleh dari monografi Desa Masingai II sedangkan data primer
diperoleh di lapangan dari petani dengan menggunakan pendekatan partisipatif
dan wawancara terstruktur menggunakan instrumen PRA. Penyuluh sebagai
ujung tombak sektor pertanian diharapkan mampu memfasilitasi petani
menemukan dan menggali potensi desanya dan menjadikannya suatu kenyataan
1
sehingga dapat memberi manfaat kepada petani dan juga pembangunan
pertanian.
Nilai manfaat yang dimaksud adalah dapat meningkatkan produktivitas,
pendapatan, nilai tambah atau secara umum dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang bergerak dan terkait dengan sektor pertanian. Data potensi
wilayah desa akan memudahkan dalam penyusunan rencana pembangunan dan
pengembangan usaha tani yang dituangkan dalam programa desa.
Pada Diklat Dasar Fungsional bagi Penyuluh Pertanian Terampil ini,
melaksanakan praktek IPW di Desa Masingai II merupakan salah satu desa di
Kecamatan Upau yang berpotensi dalam produksi Karet dan Tanaman Padi. Hal ini
dapat dilihat dari komoditas utama yang diusahakan petaninya yaitu Karet dan
tanaman padi. Produktivitas rata-rata .yang dicapai di Desa Masingai II untuk
tanaman Karet yaitu 1,22 ton/Ha dan Produktivitas untuk tanaman Padi sebesar 7,5
ton/Ha. Secara keseluruhan lahan Karet di Desa Masingai II adalah 1325 Ha,
sedangkan untuk tanaman padi dengan lahan sawah tadah hujan adalah 5 Ha.
B. Tujuan
Adapun tujuan identifikasi potensi wilayah ini adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan gambaran potensi desa
2. Mengetahui masalah dalam pengembangan potensi desa
3. Menemukan alternatif pemecahan masalah dalam pengembangan potensi desa
C. Manfaat
1. Sebagai bahan dalam penyusunan programa Penyuluhan Pertanian Desa
2. Sebagai acuan dalam melakukan penyuluhan desa
3. Sebagai dasar perencanaan dan evaluasi pertanian untuk penyuluhan yang akan
datang.
2
II. PELAKSANAAN IPW
B. Pelaksana
Praktek IPW ini dilaksanakan oleh peserta Diklat Dasar Fungsional bagi
Penyuluh Pertanian Ahli danTerampil ( 7 orang) sebagai fasilitator kegiatan
ditambah dengan masyarakat dari Desa Masingai II sebanyak 8 (delapan) orang
sebagai narasumber.
Fasilitator yaitu : Narasumber Desa Masingai II yaitu :
1) Yonathan Hadi Prabowo, SP 1) Tugiran (Gapoktan Usaha Berama)
2) Golda Margareth Novarina, SP 2) Sumisih (Ketua KWT)
3) Debora Albertina, SP 3) Sentiadi (Ketua Poktan)
4) Nevi Aryati, A.Md 4) Yayan Suryana (Anggota)
5) Budi Setiawan, A.Md 5) Muryadi ( Ketua Poktan )
6) Nur Widya Ningsih 6) Basuki (Ketua Poktan)
7) Pebruanthoni 7) H. Rohidin (Anggota)
8) Waris (Anggota)
C. Metode
1. Pengumpulan Data
Data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan
melalui wawancara dengan panduan instrumen kepada pelaku utama.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari profil/monografi desa.
2. Penentuan Lokasi
Lokasi Praktek Kompetensi Penyuluh Pertanian Diklat Dasar bagi Penyuluh
Pertanian Ahli dan Termpil ditetapkan secara langsung, yaitu di Desa Masingai II
Kecamatan Upau Kabupaten Tabalong.
3. Penentuan Responden
Responden ditentukan dengan cara sampel yang mewakili anggota kelompok
tani dari Desa Masingai II Kecamatan Upau.
3
4. Analisa Data
Data yang ada dikumpulkan kemudian dipilah menjadi dua, yaitu data primer dan
data sekunder lalu dikembangkan untuk direkap kedalam matrik rekapitulasi
masalah kemudian dilakukan uji prioritas menggunakan skor atau nilai, setelah
didapat peringkat urutan prioritas masalah lalu dituangkan kedalam analisis.
4
III. HASIL
Berdasarkan hasil data primer dan sekunder Desa Masingai II, maka diperoleh
beberapa analisis data sebagai berikut :
5
Cabe 4,25 Ha
Sapi 10 ekor
Kambing 130 ekor
Ayam 7000 ekor
5. 12 Kelompok tani dewasa , 1 KWT, 1
Gapoktan
No Keadaan Masalah
I. PADI
Produktifitas padi sawah 7,5 Ton /
1. 1. Tanaman Padi terserang HPT
Ha
2. IP 200 Harus ganti varietas
2. Tersedianya lahan sawah
setiap musim tanam
II. HORTIKULTURA
1. Prodiktifitas Cabe 0,265 Ton/Ha 1. Tanaman terserang HPT
Petani juga menanam tanaman
2. 2. Tidak tersedianya lahan
tomat dan terong.
III. PERKEBUNAN
Produktifitas karet 3,18 Serangan Jamur Akar Putih,
1. Gugur Daun karet dan kering alur
Ton/Ha/Tahun sadap
IV. PETERNAKAN
6
1. Kotoran Sapi dan Kambing
Sapi 10 ekor, Kambing 130 ekor dan belum dimanfaatkan secara
maksimal oleh petani sebagai
Ayam pedaging 7.000 Ekor bahan baku pembuatan pupuk
organik
2. Peternak Kambing kesulitan
untuk mendapatkan pakan pada
musim penghujan
3. Ayam pedaging banyak mati
pada saat over heat
V. KELEMBAGAAN
Poktan 12 Unit, KWT 1 Unit dan
1. 1. Gapoktan kekurangan modal
Gapoktan 1 Unit
2. BUMDES hanya menampung 1
komoditi pertanian
3. Tidak adanya kios tani.
Dari hasil analisis peta/sketsa desa di atas dapat disimpulkan bahwa dari
keadaan dan masalah tersebut Desa Masingai II memiliki potensi untuk :
1. Meningkatkan produktifitas hasil padi sawah karena masih tersedianya lahan
yang bisa dimanfaatkan,
2. Potensi pemasaran cabe besar tapi lahan budidaya tanaman tidak tersedia.
3. Meningkatkan penghasilan petani karet yang berkurang karena serangan
gugur daun, jamur akar putih dan kering alur sadap yang belum ada cara
pengendaliannya, dengan merobah pola tanam kebun karet dengan cara
Sistem usaha tani perkebunan rakyat diversifikasi integratif (SUPRADIN).
4. Memaksimalkan pemanfaatan kotaran sapi dan kambing sebagai pupuk
organik
5. Meningkatkan status Gapoktan menjadi Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP)
dan membuat kios tani di Desa Masingai II.
7
2. Analisis Kalender Musim
Kalender musim adalah alat pengkajian PRA yang memberikan gambaran
tentang kondisi kritis yang akan dihadapi petani dalam kurun waktu tertentu yang
akan selalu berulang. Artinya memberikan peringatan pada petani untuk selalu
waspada dan siap mengatasi permasalahan saat masa kritis datang. Kalender
musim Desa Masingai II dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Pengkajian Kalender
Musim dapat dilihat pada Lampiran 3.
Dari hasil analisis kalender musim di atas, masyarakat di Desa Masingai II dapat
memahami tentang permasalahan yang menjadi penyebab terganggunya kegiatan
usaha tani seperti serangan hama dan penyakit tanaman.
3. Analisis Kelembagaan (Diagram Venn)
Bagan kelembagaan adalah alat pengkajian metoda PRA yang memberikan
gambaran keadaan desa terkait dengan peranan dan manfaat lembaga atau
petugas/tokoh masyarakat pada kepedulian kehidupan dan usahatani yang dikelola
petani. Bagan Kelembagaan (Diagram Venn) Desa Masingai II dapat dilihat pada
Lampiran 4.
IV. PENUTUP
10
Identifikasi Potensi Wilayah adalah gambaran secara umum tentang keadaan
suatu wilayah, baik kondisi sosial masyarakatnya, kondisi tanah dan ekologinya
maupun potensi-potensi yang ada dalam wilayah tersebut dalam rangka
merencanakan suatu tindakan dalam penyuluhan pertanian agar program-program
yang akan dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.
Dan sebagai dasar bagi penyusunan Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian dan
programa Desa Masingai II, Kecamatan Upau Kabupaten Tabalong.
Dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan baik dalam
penyajian data dan pemaparannya untuk itu kami mohon kritik dan saran yang
membangun agar penyusunan dan penulisan selanjutnya dapat tersaji lebih baik dan
akurat dan semoga bermanfaat bagi pembangunan pertanian khususnya di wilayah
Desa Masingai II, Kecamatan Upau Kabupaten Tabalong.
11
LAMPIRAN – LAMPIRAN
12
Lampiran 1. Data Sekunder Desa Masingai II
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Lampiran 2. Peta/Sketsa Desa Masingai II
22
Lampiran 3. Kalender Musim Desa Masingai II
23
Lampiran 4. Diagam Venn Desa Masingai II
PemDes
DINAS
Bumde
Poktan
s A
BPP
Gapoktan
Mitra
Poktan
Usaha
B
BRI
Kios
Masyarakat Tani Tani
24
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan
25
26
27
28
29
Lampiran 2. Peta/Sketsa Desa Masingai II
GAMBAR HASIL SKETSA DESA
30
31
Lampiran 3. Kalender Musim Desa Masingai II
GAMBAR HASIL KALENDER MUSIM
Data Curah Hujan Lima Tahun Terakhir (2017 – 2021)
BULAN CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
32
Keterangan :
Rata-rata curah hujan untuk BPP Kembang Kuning lebih kurang 2.011 mm/tahun dalam 1210 hari/tahun
33
34
Lampiran 4. Diagam Venn Desa Masingai II
PemDes
DINAS
Bumde
Poktan
s A
BPP
Gapoktan
Mitra
Poktan
Usaha
B
BRI
Kios
Masyarakat Tani Tani
35