Anda di halaman 1dari 110

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Teknik Pengolahan Tanah yang Sempurna Lahan padi sawah


Tujuan : Untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang taknik olah tanah
yang tepat pada budidaya tanaman padi sawah
Metode : Ceramah
Waktu : 120 menit
Media : Kertas karton
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Teknik olah tanah 20 Menit
 Manfaat teknik olah 20 Menit
2. Isi materi
tanah yang tepat
 Ciri-ciri tanah siap tanam 10 menit
 Diskusi 30 menit
 Kesimpulan 10 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS
Judul : Teknik Pengolahan Tanah yang Sempurna Lahan padi sawah
Bagian Awal
 Pengolahan tanah ini penting dilakukan dan harus dilakukan dengan benar, agar
struktur dan tekstur tanah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Apabila pengolahan tanah ini
dilakukan dengan benar, maka akan berpengaruh terhadap tanaman. Pengolahan bertujuan
untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras menjadi datar dan melumpur.
Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih
baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air. Pada pengolahan
tanah sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan.
Pematang (galengan) sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan
irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan tanaman.

Bagian Utama
1. Tujuan Olah tanah
Yaitu untuk meningkatkan kesuburan tanah sebagai media tumbuh tanaman
padi.
2. Teknik Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah ada 3 proses, yaitu:
 Bajak pertama membalik tanah sedalam lapisan olah
 Bajak kedua,berselang 1-2 minggu setelah bajak pertama
 Penggaruan, 1-2 minggu dari bajak kedua
3. Manfaat dari olah tanah yang tepat
 Bajak pertama
 Membongkar hara yang sulit diraih akar
 Memperlancar sirkulasi udara
 Memperkaya bahan organik, dari sisa-sisa tanaman
 Menetralkan pH tanah
 Bajak kedua
 Memperkecil bongkahan tanah menjadi remah
 Meratakan/menghomogenkan campuran antara unsure liat, pasir, tanah
dan bahan organic pada lapisan olah

 Mematikan bibit gulma yang baru tumbuh


 Penggaruan
 Membentuk lapisan kedap air di permukaan tanah
 Meratakan permukaan tanah
 Membenamkan bagian-bagian tumbuhan yang masih tersisa.

4. Ciri-ciri tanah yang sudah masak atau siap untuk ditanami, yaitu:
 Bersih dari sisa gulma
 Tanah berlumpur
 Permukaan tanah sudah rata
 Bila kita mencelupkan tangan ke dalam tanah maka akan terasa dingin
 Ganggang sudah tumbuh

Bagian Akhir
Teknik pengolahan tanah yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan perbaikan
pematang/galengan sampai perataan. Dalam proses tahapan pengolahan tanah harus
diperhatikan dengan baik dan benar.

Peureumeu, 2020
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP

DOKUMENTASI CARA
TEKNIK PENANAMAN PADI
Penyuluh

SAMSIDAR

DOKUMENTASI KEGIATAN PENGENDALIAN HAMA KEONG MAS,


MENGGUNAKAN DAUN PEPAYA
DOKUMENTASI KEGIATAN PANEN KANGKUNG
DOKUMENTASI ANJANG SANA
DOKUMENTASI PERTEMUAN KELOMPOK TANI
DOKUMENTASI PERTEMUAN KELOMPOK WANITA TANI
DUKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT PADI


DOKUMENTASI PENYULUHAN TENTANG PEMUPUKAN ORGANIK
DOKUMENTASI ANJANG SANA

DOKUMENTASI
KEGIATAN MEMANDU SEKOLAH LAPANG
DOKUMENTASI ANJANG SANA
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN
DOKUMENTASI ANJANG SANA
DOKUMENTASI TEKNIK PERSEMAIAN
LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Teknik Persemaian Padi sawah


Tujuan : Untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang metode persemaian
benih padi sawah yang tepat.
Metode : Ceramah dan diskusi
Waktu : 120 menit
Media : brosur
Alat Bantu : Spidol dan kertas karton

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Benih unggul bermutu 15 menit
2. Isi materi  Persiapan semai 20 menit
 Cara penyemaian 15 menit
 Diskusi 30 menit
 Kesimpulan 10 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Bubon, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS
Judul : Teknik Persemaian Padi Sawah
Bagian Awal
Persemaian padi sangat penting sekali sebelum kita melakukan penanaman.
Untuk memperoleh hasil yang baik pertama tama kita menentukan jenis varietas Padi yang
sesuai musim dan tahan terhadap hama penyakit yang ada. Benih padi sebelum dilakukan
penanaman terlebih dahulu harus dilakukan proses persemian terlebih dahulu. Persemaian
harus dilakukan sebaik baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan
pertumbuhan padi yang di tanam.

Bagian Utama
Benih unggul bermutu adalah benih yang mempunyai sifat tingkat potensi hasil yang tinggi
,tingkat keseragaman, kemurnian dan adaptasi yang luas serta daya tumbuh tinggi, dan tahan
terhadap hama peyakit. Benih Bermutu adalah benih yang baik dan benar. Dikatakan baik
karena memiliki 3 kriteria yaitu baik secara genetik, fisik dan fisiologis.
 Secara Genetik
- Varietas asli
- Murni dari satu varietas
 Secara Fisik Benih Bermutu dicirikan dengan :
- Bersih tidak tercampur dengan biji gulma atau biji tanaman lain
- Berukuran penuh dan seragam (bernas)
- Bebas dari biji gulma, hama, penyakit dan bahan lain
 Secara Fisiologi dicirikan dengan
- Daya kecambah di atas 80 % dengan benih yang tumbuh kekar
- Kekuatan tumbuh normal
Benih benar adalah berlabel sesuai peruntukannya.
Persiapan Semai
 Penetapan Lokasi / Tempat Persemaian, Syarat Tempat
 Lahan rata mudah untuk memberi dan membuang air, tidak ternaungi dan jauh dari
lampu
 Luas tempat pesemaian 4-5 % atau 1/25 dari luas sawah yang akan ditanami
 Perlakuan Benih
1). Pematahan Dormansi
Dormansi adalah suatu kondisi benih hidup tetapi tidak dapat berkecambah
meskipun dikecambahkan dalam kondisi yang optimum untuk perkecambahan.
Kondisi dorman biasanya terjadi pada benih-benih yang baru dipanen.

2). Melakukan Pemilahan Benih


Benih dengan berat jenis lebih tinggi, mempunyai mutu fisiologis (daya kecambah
dan Vigor) yang lebih tinggi, serta pertumbuhan dilapang yang lebih cepat dan
seragam.
3). Melakukan Seed Treatment
Dilakukan dengan maksud memberi perlindungan awal terhadap benih agar
pertanaman di pesemaian terhindar dari serangan Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT).

Cara Penyemaian
a. Pesemaian Secara Basah
 Bajak tanah hingga melumpur dengan baik
 Lebar pesemaian 1 - 1,2 m dan panjang sesuai petakan. antara 10-20 m
 Penambahan pupuk kandang atau bokashi sebanyak 2 kg/m2 untuk mengemburkan
tanah untuk memudahkan pencabutan benih/bibit dan mengurangi kerusakan bibit
dan akar.
 Sebar benih yang telah direndam, ditiriskan dan diperam secara merata diatas
bedeng pesemaian dengan kerapatan 60 gram benih ( 1 gemgam) per 1 M2 .
 Untuk memperoleh benih yang baik tambahan 10-20 g Urea/m2 pada pertanaman
berumur 5 - 7 hss.
Persemaian pada lahan Rawa Pasang surut bisa dilakukan dengan pesemaian sistim
terapung. Cara Pesemaian Terapung
 Siapkan tempat pesemaian dari beberapa batang pisang yang digabungkan
menjadi seperti rakit.
 Ratakan permukaan batang pisang kemudian beri alas berupa tikar
 Letakan lumpur di atas tikar yang telah digelas dengan ketebalan 5 - 10 cm
 Biarkan beberapa hari sampai tanah mengendap ( macak-macak)
 Taburkan benih secara merata
b. Pesemaian Secara Kering
Langkah kegiatannya sebagai berikut :
 Menyiapkan media tumbuh
Campurkan tanah : kompos dan abu sekam dengan perbandingan: 75% tanah, 20-
25 % kompos dan 5-10 % abu sekam. Aduk hingga rata.
 Masukan campuran tanah dengan ketebalan 5 -10 cm ke dalam nampan plastik
yang telah dilubangi pada bagian bawahnya. Siram dengan air dan siap di semai.

Bagian Akhir
Benih padi sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu harus dilakukan
proses persemian terlebih dahulu. Persemaian seluas 5% luas lahan yang akan ditanami.
Untuk menghasilkan bibit yang berkualitas, sebelum dilakukan persemaian benih padi perlu
dilakukan. seleksi benih padi. Ada beberapa cara pembenihan padi sawah cara kering,
cara basah dan menggunakan nampan.
peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)


Judul : Teknik Pemupukan tanaman padi sawah
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang tehnik
pemupukan berimbang padi sawah sesuai spesifikasi lokasi
Metode : Ceramah dan diskusi
Waktu : 120 menit
Media : brosur
Alat Bantu : Spidol dan kertas karton

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 3 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Defenisi Pemupukan 5 menit
 Penggolongan Pupuk 12 menit
 Sifat-sifat Pupuk 12 menit
2. Isi materi  Prinsip pemupukan 10 menit
 Kandungan pupuk dan
fungsinya 11 menit
 Dosis pemupukan 7 menit
 Diskusi 20 menit
 Kesimpulan 5 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS
Judul : teknik Pemupukan Tanaman Padi Sawah
Bagian Awal
Pemupukan padi adalah salah satu kunci untuk mendapatkan hasil panen yang optimal dan
tentunya melimpah. Jika salah dalam memberikan pupuk pada padi, bukannya panen melimpah
yang akan didapat tapi justru risiko tanaman padi menjadi rusak.

Untuk keefisienan pemberian pupuk, maka pemupukan dilakukan secara berimbang, artinya
pemberian berdasarkan kepada keseimbangan antara hara yang dibutuhkan oleh tanaman padi
berdasarkan sasaran tingkat hasil yang ingin dicapai dengan ketersediaan hara dalam tanah
(pemupukan tanaman padi spesifik lokasi).

Bagian Utama
 Defenisi pemupukan
Pemupukan adalah setiap usaha dalam memberikan pupuk dengan tujuan
menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman agar produksi dan mutu tanaman
dapat meningkat.
 Penggolongan Pupuk
Pupuk digolongkan menjadi 2, yaitu:
1. Pupuk organik, yaitu pupuk yang berasal dari mahluk hidup melalui proses
pembususkan oleh bakteri pengurai. Dan pupuk organik ini ada 2 bentuk, yaitu:
a. Padat, cotohnya pupuk kompos dan pupuk bokasi
b. Cair, contohnya MOL
2. Pupuk anorganik/ kimia, yaitu jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara
meramu bahan kimia.Contoh pupuk anorganik yaitu: Urea, KCL, SP36.
Pupuk anorganik menurut kandungan unsur haranya dibagi menjadi dua, yaitu;
a. Pupuk tunggal, yaitu hanya mengandung 1 jenis unsur hara. Contohnya : Urea,
SP36, KCL, ZA, TSP.
b. Pupuk majemuk, yaitu mengandung lebih dari 1 jenis unsur hara. Contohnya NPK.
Pupuk anorganik menurut cara aflikasinya dibagi 2, yaitu:
a. Pupuk daun, yaitu diberikan melalui penyemprotan pada daun tanaman.
b. Pupuk akar, yaitu pupuk yang diserap melalui akar.

 Sifat-sifat Pupuk anorganik


1. Urea ( N 46%), KCL ( K2O 45 %), ZA ( N 21 %, S 26%)
- Mudah larut/terurai
- Bereaksi cepat
- Mudah menguap
2. SP36 ( fosfor 36%)
- Sukar larut
- Sukar menguap
- Tidak sifat membakar
 Prinsip Pemupukan
 Tepat waktu
 Tepat jenis
 Tepat cara
 Tepat dosis
 Fungsi dari Kandungan Pupuk
Fungsi unsure N ( yang terkandung dalam Urea dan Za):
Untuk menyokong pembentukan anakan, perekembangan batang dan daun
Fungsi Unsur P ( yang terkandung dalam SP36 dan TSP):
Untuk pertumbuhan bunga dan buah
Fungsi unsure K (yang terkandung dalam KCL)
Untuk menyokong kekuatan jaringan tubuh tanaman
 Dosis Pemupukan
Untuk wilayah kec. Kaway XVI pada umumnya sesuai uji tanah yaitu
 Urea/Za : 150 kg/Ha
 SP36 : 100 kg/Ha
 KCL : 50 kg/Ha
Dengan periode pemupukan:
Pupuk dasar diberikan 1- 7 HST dengan dosis:
Urea : 50 kg/Ha atau 1/3 dari dosis kebutuhan
SP36 : 100 Kg/Ha atau 100 % dari dosis kebutuhan
KCL : 25 Kg/Ha atau 50% dari dosis kebutuhan

Pupuk susulan I diberikan 21-27 HST dengan dosis:


Urea : 50 kg/Ha atau 1/3 dari dosis kebutuhan
KCL : 25 kg/ha atau 50 % dari dosis kebutuhan
Pupuk susulan ke II diberikan 35-40 HST, dengan dosis:
Urea : 50 kg/Ha atau 1/3 dari kebutuhan

Bagian Akhir
Dalam aplikasi pemupukan tanaman padi yang efektif perlu diperhatikan kesesuaian
takaran pupuk dengan lokasi dan musim.
Peureumeu, 2020
Penyusun Sinopsis

DERHANA SIREGAR, SP

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)


Judul : Teknik Penanaman Padi sawah Sistem Legowo
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang Teknik
dan manfaat system jajar legowo
Metode : Ceramah, demca dan diskusi
Waktu : 120 menit
Media : brosur
Alat Bantu : Spidol, tali, kayu, meteran, caplak

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Sistem penanaman 5 menit
 Macam-macam system 10 menit
legowo
2. Isi materi  Prinsip jajar legowo 5 menit
 Waktu penanaman 10 menit
 Cara penanaman 25 menit
 keuntungan 10 menit
 Diskusi 20 menit
 Kesimpulan 5 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Teknik Penanaman Padi sawah Sistem Legowo


Bagian Awal
Pada umumnya, varietas padi pada kondisi jarak tanam sempit akan mengalami penurunan
kualitas pertumbuhan, seperti jumlah anakan dan malai yang lebih sedikit, panjang malai yang lebih
pendek, dan tentunya jumlah gabah per malai berkurang dibandingkan pada kondisi jarak tanam lebar
(potensial). Fakta di lapang membuktikan bahwa penampilan individu tanaman padi pada jarak tanam
lebar lebih bagus dibandingkan dengan jarak tanam rapat.
Sistem tanam jajar legowo pada arah barisan tanaman terluar memberikan ruang tumbuh yang
lebih longgar sekaligus populasi yang lebih tinggi. Dengan sistem tanam ini, mampu memberikan
sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih baik untuk pertanaman.

Bagian Utama
 Sistem penanaman, ada dua macam yaitu:
 Sistem Tegel , jarak tanam bervariasi
 Jajar legowo (jurong)

 Tipe Sistem tanama Jajar Legowo/Jurong


1. JAJAR Legowo 2:1
Dimana setiap Dua baris diselingi satu baris kosong dengan lebar 2x jarak tanam, dan
pada jarak tanam dalam baris yang memanjang diperpendek menjadi setengah jarak tanam
dalam barisan.
2. Jajar Legowo 3:1
Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu baris yang kosong dengan lebar dua kali
jarak tanam, dan untuk jarak tanaman pinggir menjadi setengah jarak tanam dalam
barisannya.
3. Jajar Legowo 4:1
Dimana setiap empat baris tanaman padi diselingi satu baris yang kosong dengan lebar
dua kali jarak tanam, dan untu jarak tanaman pinggir menjadi setengah jarak tanamdalam
barisannya. Untuk lebih jelas perbedaan anatara legowo 2:1, 3:1 dan 4:1 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:

 Tujuan Sistem Tanam Jajar Legowo


Ada beberapa tujuan system jajar legowo yaitu:
 Membuat ruang terbuka yang lebih besar, sehingga Pemanfaatan sinar matahari lebih
optimal. Dimana semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman maka proses
fotosintesis oleh daun akan semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot bulir
yang lebih berat.
 Menambah populasi tanaman yang bisa mencapai 33,33%

 Menekan serengan penyakit karena rendahnya kelembaban dibandingkan dengan cara


tanam biasa.
 Dapat mengurangi serangan hama tikus
 Mempermudah dalam pemeliharaan tanaman, baik itu pemupukan, penyemprotan
dan penyiangan.
 Meningkatkan produksi tanaman.

 Keuntungan Tanam Jajar Legowo


sistem tanam legowo merupakan salah satu komponen PTT pada padi sawah yang apabila
dibandingkan dengan sistem tanam lainnya memiliki keuntungan sebagai berikut:
1. Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil lebih
tinggi ( efek tanaman pinggir)
2. Meningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir untuk setiap set legowo, sehingga
berpeluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman akibat peningkatan populasi.
3. Pengendalian gulma, hama, dan penyakit lebih mudah
4. Menyediakan ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpul keong mas atau untuk
mina padi
5. Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.
Terdapat ruang terbuka yang lebih lebar diantara dua kelompok barisan tanaman yang akan
memperbanyak cahaya matahari masuk ke setiap rumpun tanaman padi sehingga
meningkatkan aktivitas fotosintesis yang berdampak pada peningkatan produktivitas tanaman
yang bisa mencapai hingga 10-15%.

 Teknik Penerapan
1. Pembuatan Baris Tanam.
Untuk memudahkan pembuatan garis tanam keadaan sawah harus dalam keadaan
macak-macak dan menggunakan alat caplak serta menanam pada tanda +.
2. Tanam
Penanaman dilakukan setelah penarikan garis tanam dengan menggunakan caplak.
Gunakan 1-3 bibit/rumpun dengan umur 14-21 HSS. Bibit yang lebih muda akan
menghasilkan jumlah anakan yang lebih banyak. Penanaman dilakukan tepat pada garis
pertemuan

Bagian Akhir
System tanam legowo merupakan system tanam dengan prinsif menambah atau
menjadikan semua tanaman menjadi tanaman pinggir.

Peureumeu, 2020
Penyusun Sinopsis

DERHANA SIREGAR, SP

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Pengendalian Gulma Pada Tanaman Padi Sawah


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam upaya
pengendalian gulma di areal persawahan
Metode : Ceramah
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 10 Menit
 Pengertian gulma 10 menit
 Kerugian akibat gulma 10 menit
 Jenis-jenis gulma padi
2. Isi materi
sawah 15 menit
 Tehnik pengendalian 20 menit

 Diskusi 25 menit
 Kesimpulan 5 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Bubon, ……………………….2015
PPL

SAMSIMAR, SP

SINOPSIS

 Pengertian Gulma
Yaitu salah satu OPT yang dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas tanaman padi
 Kerugian Akibat Gulma
 Persaingan perakaran dalam pengambilan unsure hara
 Persaingan tajuk dalam pengambilan sinar mata hari
 Kenaikan biaya produksi
 Jenis Gulma Penting
 Golongan rumput, dengan batang bulat
 Golongan teki, berkembang dengan batang ataupun umbi
 Golongan berdaun lebar, berkembang dengan biji
 Tehnik Pengendalian
 Secara konsep PHT/non kimia, yaitu secara fisik dan mekanik
 Secara hayati, dengan tumbuhan penutup tanah Azola piñata yang juga sumber
nitrogen
 Pengembangan itik
 Pengolahan tanah yang sempurna
 Sistem penanaman padi secara larikan.
Beberapa cara pengendalian:
 Pencegahan:
1. Penggunaan benih murni
2. Penggunaan sarana pertanian bebas gulma
3. Mencegah gulma masuk dari pengairan
4. Sanitasi lingkungan
 Tindakan korektif
1. Pengolahan tanah
2. Penyiangan
3. Pengairan
4. Pergiliran tanaman
5. Eradikasi gulma
6. Pengendalian biologis
PENYUSUN SINOPSIS

SAMSIMAR, SP

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Tehnik Pengendalian OPT Padi sawah


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam upaya
pengendalian hama dan penyakit utama padi sawah
Metode : Ceramah
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Hama/Penyakit utama
55 menit
2. Isi materi dan Pengendaliannya
 Gulma
 Diskusi 25 menit
 Kesimpulan 5 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Teknik Pengendalian OPT Padi Sawah


Bagian Awal
Dalam budidaya tanaman padi, maka kita tidak akan terlepas dari ancaman hama dan
penyakit yang sering menyerang tanaman padi kita. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan
petani untuk bisa mengenal jenis-jenis hama tanaman padi agar petani bisa mengidentifikasi
dan bisa menerapkan pengendalian secara tepat, cepat, dan akurat. Dengan terkendalinya
serangan hama, maka tujuan dari budidaya akan tercapai.
Bagian Utama

1. Hama

Berikut ini adalah hama –hama utama pada tanaman padi dan cara mengendalikannya:

Tikus
Hama tikus menyerang tanaman padi dari mulai masih menjadi bibit hingga tanaman
memasuki masa pengisian bulir. Tikus aktif menyerang padi pada malam hari dan pada
siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah,
pekarangan, semak, atau gulma. Pada kondisi terparah serangan hama tikus bisa
mengakibatkan tanaman padi gagal panen. Salah satu cara yang paling efektif dalam
mengendalikan hama tikus adalah dengan memanfaatkan musuh alaminya, yaitu ular.
PenggerekBatang
Hama penggerak batang tanaman padi juga dikenal dengan sundep. Serangan biasanya
terjadi pada fase vegetatif dengan ditandai daun tengah atau pucuk tanaman akan mati
karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang. Kehadiran pada hama tersebut
dengan ditandai oleh kehadiran ngengat dan kematian pada tunas padi. Untuk
pengendaliannya bisa menggunakan cara mekanik, pengendalian dengan menggunakan
cara hayati, dan menggunakan insektisida.

KeongMas
Hama keong mas menyerang tanaman padi pada masa vegetatif dan itu dimulai dari
masa pembibitan. Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman
dan memakannya sehingga menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Untuk
pengendalian bisa menggunakan cara mekanik yang dimulai dengan mengambil telur
dan keong mas pada area budidaya.

Selain itu bisa dengan membuat parit kecil yang ukurannya lebih dalam kemudian diberi
daun pisang atau daun pepaya sebelum area budidaya padi di keringkan. Dengan adanya
parit yang berisi air dan dedaunan ini diharapkan keong mas akan berkumpul sehingga
memudahkan dalam pengambilan.
Wereng
Hama wereng memiliki beragam jenis, diantarnya wereng cokelat, wereng putih, dan
wereng hijau. Wereng menyerang dengan cara menghisap cairan yang ada pada tanaman
padi dan dapat menularkan virus kepada tanaman. Serangan ini dapat menyebabkan padi
menjadi kering seperti terbakar atau pertumbuhannya menjadi kerdil. Untuk
pengendaliannya bisa menggunakan musuh alami seperti Beauveria bassiana. Namun
jika terjadi serangan dan tidak bisa dikendalikan maka bakarlah tanaman sehingga
diharapkan pada penanaman berikutnya bisa diminimalkan serangannya.
WalangSangit
Hama walang sangit akan menyerang pada waktu tanaman padi sudah memasuki fase
masak susu. Hama ini akan menyerang pada bulir padi dengan menghisap cairan
sehingga bisa mengakibatkan padi yang dihasilkan hampa, berkerut, berwarna cokelat
dan rasanya kurang enak. Dengan serangan parah hasil panen padi akan menjadi jelek
dan menurunkan produktivitas hasil panen. Pengendalian bisa dilakukan dengan
mengumpulkan dan memusnahkan telur walang sangit serta dengan melepas musuh
alami seperti jangkrik dan laba-laba.
Burung
Hama burung menyerang tanaman pada fase masak susu sampai padi panen. Burung
akan memakan langsung bulir padi yang sedang menguning sehingga menyebabkan
kehilangan hasil secara langsung. Selain itu burung juga mengakibatkan patahnya malai
padi. Pengendalian hama burung bisa dilakukan dengan cara pengusiran dengan
membuat ajir berwarna merah di sekitar sawah atau dengan menggunakan tali-tali yang
digantungi kaleng/plastik untuk membuat suara yang dapat mengusir burung atau
dengan menggunakan jaring yang dipasang di atas lahan sawah.

2. Penyakit
1.Hawar Pelepah Rhizoctania solani
Pemantauan penyakit ini perlu dilakukan karena keganasan serangannya. Penyebab penyakit
ini kelembaban tinggi pemberian pupuk nitrogen berlebihan. Disamping penggunaan varietas
yang potensi hasil tinggi jumlah anakan tinggi kelembaban disekitar tanaman tinggi kondisi
seperti ini merangsang munculnya penyakit ini. Untuk mencegah serangan penyakit ini dapat
menggunakan fungisida dengan aplikasi pada saat anakan maksimun dan awal fase produktif.

Busuk Pelepah Acrocylindrium oryzae

Gejala serangan penyakit ini yaitu rusaknya jaringan tanaman dalam berbagai ukuran, berwarna
gelap dan dibagian tengah berwarna terang. Akhirnya jaringan yang rusak berkembang
bersaman dan meluas kebagian pelepah. Didalam pelepah tersebut terbentuk tepung berwarna
putih tepatnya pada bulir yang baru mumcul. Akibat serangan penyakit ini bulir tidak muncul
karena terganggu pertumbuhannya.

Penyakit Busuk Batang Helminthosporium sigmoideum

Infeksi jamur ini mneyebabkan pelepah daun berubah warnanya menjadi gelap kemudian
terkulai. Infeksi tersebut kemudian meluas kepelepah berikutnya dan pada akhirnya pada
batang. Apabila batang terserang maka seluruh tanaman tumbang atau tanaman terkulai.
Penyakit ini dapat ditekan pengaruhnya dengan mengurangi banyaknya spora jamur disawah
dengan cara sanitasi. Pembersiahan atau pembakaran jerami dan tunggul jerami merupakan
cara sanitasi yang terbaik. Penyakit muncul pada lahan yang berlebihan dalam penggunaan
pupuk urea dan fospor.

Penyakit Blas Pyricularia oryzae

Gejala seranganpada daun dan batang terutama pada leher malai padi, dimulai dari bercak
kecil tetapi melebar sampai beberapa centi panjangnya. Gejala itu biasanya panjang dan
meuncing dibagian akhir, di bagian tepi gelap dan bagian tengah abu-abu. Gejala semacam itu
dapat mematikan bagian daun.

3. Gulma

Yaitu salah satu OPT yang dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas tanaman padi
 Kerugian Akibat Gulma
 Persaingan perakaran dalam pengambilan unsure hara
 Persaingan tajuk dalam pengambilan sinar mata hari
 Kenaikan biaya produksi
 Tehnik Pengendalian
 Secara konsep PHT/non kimia, yaitu secara fisik dan mekanik
 Secara hayati, dengan tumbuhan penutup tanah Azola piñata yang juga sumber
nitrogen
 Pengembangan itik
 Pengolahan tanah yang sempurna
 Sistem penanaman padi secara larikan.

Beberapa cara pengendalian:


 Pencegahan:
5. Penggunaan benih murni
6. Penggunaan sarana pertanian bebas gulma
7. Mencegah gulma masuk dari pengairan
8. Sanitasi lingkungan
 Tindakan korektif
7. Pengolahan tanah
8. Penyiangan
9. Pengairan
10. Pergiliran tanaman
11. Eradikasi gulma
12. Pengendalian biologis

Bagian Akhir
Demi peningkatan hasil produksi padi, maka sebaik nya lah hama yg
mungkin menyerang dapat di kendalikan secepat mungkin.

Peureumeu 2020
Penyusun Sinopsis

DERHANA SIREGAR, SP

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Tehnik Pengendalian Hama dan Penyakit Padi sawah


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam upaya
pengendalian hama dan penyakit utama padi sawah
Metode : Ceramah
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Hama/Penyakit utama 55 menit
2. Isi materi
dan Pengendaliannya
 Diskusi 25 menit
 Kesimpulan 5 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Teknik Pengendalian Hama dan Penyakit Padi Sawah


Bagian Awal
Dalam budidaya tanaman padi, maka kita tidak akan terlepas dari ancaman hama dan
penyakit yang sering menyerang tanaman padi kita. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan
petani untuk bisa mengenal jenis-jenis hama tanaman padi agar petani bisa mengidentifikasi
dan bisa menerapkan pengendalian secara tepat, cepat, dan akurat. Dengan terkendalinya
serangan hama, maka tujuan dari budidaya akan tercapai.
Bagian Utama

1. Hama

Berikut ini adalah hama –hama utama pada tanaman padi dan cara mengendalikannya:

Tikus
Hama tikus menyerang tanaman padi dari mulai masih menjadi bibit hingga tanaman
memasuki masa pengisian bulir. Tikus aktif menyerang padi pada malam hari dan pada
siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah,
pekarangan, semak, atau gulma. Pada kondisi terparah serangan hama tikus bisa
mengakibatkan tanaman padi gagal panen. Salah satu cara yang paling efektif dalam
mengendalikan hama tikus adalah dengan memanfaatkan musuh alaminya, yaitu ular.
PenggerekBatang
Hama penggerak batang tanaman padi juga dikenal dengan sundep. Serangan biasanya
terjadi pada fase vegetatif dengan ditandai daun tengah atau pucuk tanaman akan mati
karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang. Kehadiran pada hama tersebut
dengan ditandai oleh kehadiran ngengat dan kematian pada tunas padi. Untuk
pengendaliannya bisa menggunakan cara mekanik, pengendalian dengan menggunakan
cara hayati, dan menggunakan insektisida.

KeongMas
Hama keong mas menyerang tanaman padi pada masa vegetatif dan itu dimulai dari
masa pembibitan. Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman
dan memakannya sehingga menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Untuk
pengendalian bisa menggunakan cara mekanik yang dimulai dengan mengambil telur
dan keong mas pada area budidaya.

Selain itu bisa dengan membuat parit kecil yang ukurannya lebih dalam kemudian diberi
daun pisang atau daun pepaya sebelum area budidaya padi di keringkan. Dengan adanya
parit yang berisi air dan dedaunan ini diharapkan keong mas akan berkumpul sehingga
memudahkan dalam pengambilan.
Wereng
Hama wereng memiliki beragam jenis, diantarnya wereng cokelat, wereng putih, dan
wereng hijau. Wereng menyerang dengan cara menghisap cairan yang ada pada tanaman
padi dan dapat menularkan virus kepada tanaman. Serangan ini dapat menyebabkan padi
menjadi kering seperti terbakar atau pertumbuhannya menjadi kerdil. Untuk
pengendaliannya bisa menggunakan musuh alami seperti Beauveria bassiana. Namun
jika terjadi serangan dan tidak bisa dikendalikan maka bakarlah tanaman sehingga
diharapkan pada penanaman berikutnya bisa diminimalkan serangannya.
WalangSangit
Hama walang sangit akan menyerang pada waktu tanaman padi sudah memasuki fase
masak susu. Hama ini akan menyerang pada bulir padi dengan menghisap cairan
sehingga bisa mengakibatkan padi yang dihasilkan hampa, berkerut, berwarna cokelat
dan rasanya kurang enak. Dengan serangan parah hasil panen padi akan menjadi jelek
dan menurunkan produktivitas hasil panen. Pengendalian bisa dilakukan dengan
mengumpulkan dan memusnahkan telur walang sangit serta dengan melepas musuh
alami seperti jangkrik dan laba-laba.
Burung
Hama burung menyerang tanaman pada fase masak susu sampai padi panen. Burung
akan memakan langsung bulir padi yang sedang menguning sehingga menyebabkan
kehilangan hasil secara langsung. Selain itu burung juga mengakibatkan patahnya malai
padi. Pengendalian hama burung bisa dilakukan dengan cara pengusiran dengan
membuat ajir berwarna merah di sekitar sawah atau dengan menggunakan tali-tali yang
digantungi kaleng/plastik untuk membuat suara yang dapat mengusir burung atau
dengan menggunakan jaring yang dipasang di atas lahan sawah.

2. Penyakit
1.Hawar Pelepah Rhizoctania solani
Pemantauan penyakit ini perlu dilakukan karena keganasan serangannya. Penyebab penyakit
ini kelembaban tinggi pemberian pupuk nitrogen berlebihan. Disamping penggunaan varietas
yang potensi hasil tinggi jumlah anakan tinggi kelembaban disekitar tanaman tinggi kondisi
seperti ini merangsang munculnya penyakit ini. Untuk mencegah serangan penyakit ini dapat
menggunakan fungisida dengan aplikasi pada saat anakan maksimun dan awal fase produktif.

Busuk Pelepah Acrocylindrium oryzae

Gejala serangan penyakit ini yaitu rusaknya jaringan tanaman dalam berbagai ukuran, berwarna
gelap dan dibagian tengah berwarna terang. Akhirnya jaringan yang rusak berkembang
bersaman dan meluas kebagian pelepah. Didalam pelepah tersebut terbentuk tepung berwarna
putih tepatnya pada bulir yang baru mumcul. Akibat serangan penyakit ini bulir tidak muncul
karena terganggu pertumbuhannya.

Penyakit Busuk Batang Helminthosporium sigmoideum

Infeksi jamur ini mneyebabkan pelepah daun berubah warnanya menjadi gelap kemudian
terkulai. Infeksi tersebut kemudian meluas kepelepah berikutnya dan pada akhirnya pada
batang. Apabila batang terserang maka seluruh tanaman tumbang atau tanaman terkulai.
Penyakit ini dapat ditekan pengaruhnya dengan mengurangi banyaknya spora jamur disawah
dengan cara sanitasi. Pembersiahan atau pembakaran jerami dan tunggul jerami merupakan
cara sanitasi yang terbaik. Penyakit muncul pada lahan yang berlebihan dalam penggunaan
pupuk urea dan fospor.

Penyakit Blas Pyricularia oryzae

Gejala seranganpada daun dan batang terutama pada leher malai padi, dimulai dari bercak
kecil tetapi melebar sampai beberapa centi panjangnya. Gejala itu biasanya panjang dan
meuncing dibagian akhir, di bagian tepi gelap dan bagian tengah abu-abu. Gejala semacam itu
dapat mematikan bagian daun.

Bagian Akhir
Demi peningkatan hasil produksi padi, maka sebaik nya lah hama yg
mungkin menyerang dapat di kendalikan secepat mungkin.

Peureumeu 2020
Penyusun Sinopsis

DERHANA SIREGAR, SP

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Tehnik Pengambilan ubinan padi sawah


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam upaya
pengambilan ubinan secara mandiri
Metode : Ceramah dan Demca
Waktu : 120 menit
Media : Kertas, Liptan
Alat Bantu : Spidol,

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 10 Menit
 Hama utama dan
10 menit
Pengendaliannya
10 menit
 Penyakit utama dan
2. Isi materi Pengendaliannya
15 menit
 Kerugian akibat Hama
20 menit
dan Penyakit

 Diskusi 25 menit
 Kesimpulan 5 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Bubon, ……………………….2015
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

 Hama Utama dan Pengendaliannya


 Tikus
Tikus menyerang mulai dari tengah kemudian meluas ke pinggir, menyerang
mulai dari semua tingkat pertumbuhan sampai gudang penyimpanan.
Pengendalian:
1. Gropyokan
2. Sanitasi habitat
3. Pemasangan bubu perangkap
 Keong Mas
Pengendalian:
1. Secara mekanik, yaitu dengan mengumpulkan keong mas dan telurnya baik
dengan menggunakan perangkap maupun mengutip langsung.
2. Mengunakan pestisida nabati maupun kimia.
 Hama Putih (Nymphula depuntalis)
Gejala serangan: daun yang terserang berwarna putih, bila sudah berat tanaman
menjadi gundul.
Pengendalian : Pengaturan air yang baik, Penggunaan varietas unggul, secara
mekanik dengan menggurkan gulungan daun, dan secara kimia.
 Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens)
Gejala : Tanaman Nampak seperti terbakar, kerdil rumput dan kerdil
hampa
Pengendalian:
1. Kultur teknis, dengan pergiliran tanaman
2. Penggunaan varietas tahan wereng
3. Biologis, dengan menggunakan predator
4. Secara kimia

SINOPSIS
 Syarat Tumbuh
1. Iklim
 Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun.
 Suhu udara sekitar 28-320C.
 Kelembaban udara berkisar 65-75 %.
 Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan
besarnya kacang.
2. Media Tanam
 Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.
 pH antara 6,0-6,5.
 Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan
kacang tanah.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian penanaman optimum 50 - 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah
ketinggian 1.500 m dpl.

 Pembibitan

Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:


 Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul, misalnya Varietas unggul yang
dianjurkan antara lain : Gajah, Macan, Banteng, Kidang, Tapir. Varietas-varietas ini
tahan terhadap penyakit layu, karat dan bercak daun.
 Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
 Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
 Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
 Kadar air benih berkisar 9-12 %.

 Pengolahan Media Tanam


 Persiapan dan Pembukaan lahan
Dilakukan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk menghilangkan segala macam
gulma dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran
tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
 Pembentukan Bedengan 
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30
cm.
 Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan
pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
 Pemberian Pupuk Makro

Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:


a. Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu
sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
b. Pupuk anorganik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai
rekomendasi setempat.
Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk diberikan di kanan dan kiri lubang tugal
sedalam 3 cm.

 Teknik Penanaman

Jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm dengan kedalaman 3 cm


menggunakan benih 1 atau 2 butir. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering pada awal
musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-
September (palawija II).

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Pengendalian Hama Walang sangit Padi Sawah


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam upaya
pengendalian hama walang sangit
Metode : Ceramah dan Diskusi
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Pengenalan daur hidup
walang sangit 20 menit
2. Isi materi
 Pengendaliannya Hama 25 menit
walang sangit
 Diskusi 30 menit
 Kesimpulan 10 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Pengendalian Hama Walang sangit Padi sawah

Bagian Awal
Walang sangit merusak hampir semua jenis tanaman. Dari berbagai jenis
tanaman yang dapat dirusak oleh walang sangit, tanaman yang paling disukai serangga
hama ini adalah tanaman padi.
Serangan walang sangit dapat menurunkan hasil 10-40%, tetapi pada serangan
yang berat akibat populasi yang tinggi dapat menurunkan hasil sampai 100% atau puso
Walang sangit (Leptocorisa oratorius) akan mengeluarkan bau yang khas dan
menyengat ketika ia sedang dalam bahaya. Bau khasnya itu merupakan bentuk dari
pertahanan diri dari ancaman predator (pemangsa).

Bagian Utama
Pengenalan Daur Hidup Walang Sangit

Walang sangit dewasa bertahan hidup sekitar 2-3 bulan, walang sangit betina
mampu menghasilkan telur berwarna merah kecoklatan sebanyak 200-300 butir , telur
tersebut diletakkan berkelompok dipermukaan atas daun dekat tulang utama malai.
Setelah 5-8 hari telur akan menetas menjadi nimfa. Nimfa akan menjadi serangga
dewasa sesudah 17-27 hari.
Walang sangit biasanya menyerang tanaman padi ketika sedang memasuki fase
generatif (pembungaan) sampai fase matang susu. Kerusakan oleh walang sangit
menyebabkan petani kehilangan hasil panen antara 50% hingga 80%.
Walang sangit menyerang dengan cara menghisap cairan tangkai bunga dan
bulir padi pada fase pengisian bulir dan pemasakan bulir. Walang sangit mengisap isi
biji padi pada bulir matang susu (milk), bulir yang lunak (soft dough), dan bulir yang
keras (hard dough Hal ini menyebabkan pengisian bulir padi menjadi tidak sempurna
dan menyebabkan bulir padi hampa.
Aktivitas walang sangit mengisap bulir padi selama 24 jam, tetapi waktu aktivitas
yang paling banyak pada pukul 05-09 dan pukul 15.00-19.00.
Tanaman padi yang terserang hama walang sangit akan menghasilkan beras
dengan kualitas yang buruk, beras yang dihasilkan akan berubah warna kekuningan
dan mengapur sehingga daya jualnya akan rendah.

Cara Pengendalian Walang Sangit

Berikut adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama
walang sangit:
 Sanitasi rumput, sehingga tidak ada tanaman inang alternatif yang dapat
digunakan untuk bertahan hidup sebelum menyerang tanaman padi.

 Pola tanam serempak, sehingga perkembangan hama walang sangit bisa


diminimalisir. Selisih waktu tanam dalam satu hamparan tidak boleh lebih dari
2,5 bulan.
 Pergiliran tanaman, bisa diselingi dengan tanaman lain yang tidak disukai oleh
walang sangit.
 Varietas yang resisten, tanamlah padi yang resisten terhadap walang sangit.
 Penggunaan perangkap, Pada dasarnya walang sangit sangat tertarik pada
bau yang menyengat. Penggunaan bangkai keong mas/bekicot atau kepiting di
tiap pematang sawah dapat digunakan sebagai alternatif untuk pengendalian
walang sangit.
 Pengendalian secara biologi, yaitu bias memakai jamur atau parasitoid. Jamur
yang dimanfaatkan adalah Beauviria bassiana dan Metharizum sp.
 Pengendalian secara kimia, dilakukan jika sudah melewati ambang ekonomi
yakni 6 ekor/meter persegi. Bahan aktif pestisida yang cocok adalah MIPC,
BPMC dan Fipronil.
Bagian Akhir
Demikian itulah beberapa cara membasmi walang sangit pada tanaman padi.
Kami harap dengan begitu maka produksi tanaman padi yang dibudidayakan dapat
meningkat.

Peureumeu, 2020
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Penataan Pekarangan untuk tanaman sayuran


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam upaya
menata pekarangan untuk tanaman sayuran
Metode : Ceramah dan Diskusi
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Karakteristik dan Strategi
Pemanfaatan Pekarangan 20 menit
2. Isi materi  Model budidaya sayuran
yang dapat memenuhi 25 menit
kriteria
 Diskusi 30 menit
 Kesimpulan 10 menit
3. Pengakhiran
 Saran 10 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Penataan Pekarangan Untuk Tanaman Sayuran

Bagian Awal

Budidaya sayuran di pekarangan bukan merupakan hal baru. Praktek


pemanfaatan demikian sudah lama dilakukan terutama di pedesaan. Namun demikian,
seiring berjalannya waktu kebiasaan demikian semakin ditinggalkan, bahkan sekarang
ini tidak mengherankan banyak pekarangan di pedesaan justeru tidak dimanfaatkan,
dibiarkan telantar dan gersang. Bertolak belakang dengan kecenderungan di atas,
jumlah penduduk akhirakhir ini terus mengalami peningkatan sehingga kebutuhan
bahan panganpun semakin bertambah. Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut
banyak menemui permasalahan, di antaranya adalah fenomena perubahan iklim global
yang berpengaruh pada tingkat produksi dan distribusi bahan pangan, penyempitan
lahan pertanian akibat penggunaan di bidang non pertanian dan tingginya tingkat
degradasi lahan sehingga menyebabkan berkurangnya hasil panen. Oleh sebab itu,
strategi baru dalam pemenuhan bahan pangan, di antaranya melalui pemanfaatan
lahan pekarangan, perlu dikembangkan.

Bagian Utama
Karakteristik dan Strategi Pemanfaatan Pekarangan
Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi dalam berbudidaya sayuran di
pekarangan, di antaranya adalah:
 harus memiliki nilai estetika atau keindahan sehingga selain dapat
dimakan juga dapat mempercantik halaman rumah.

Strategi yang dapat dilakukan di antaranya melalui:


 pengaturan jenis,
 pengaturan bentuk
 warna tanaman.
 sebaiknya bersifat mobile atau mudah untuk dipindahkan

Model budidaya sayuran yang dapat memenuhi kriteria adalah:


model budidaya secara vertikal atau vertikultur.
untuk budidaya vertikultur menggunakan wadah talang, bambu atau paralon
yang dipasang secara horizontal, kurang cocok untuk sayuran jenis buah, seperti
cabai, terong, tomat, buncis tegak, pare, dll. Hal tersebut disebabkan dangkalnya
wadah pertanaman sehingga tidak cukup kuat menahan tumbuh-tegak tanaman. 

budidaya dalam pot.


Wadah Pot Jenis pot yang digunakan dapat berupa pot plastik, ember, kaleng,
pot gerabah, polybag, dll. Pada prinsipnya wadah atau pot tersebut dapat
menampung media tanam dalam jumlah yang cukup. Untuk tanaman sayuran
daun, volume media tanam yang digunakan minimal seberat 1 kg, sedangkan
untuk sayuran buah berkisar 3-20 kg.

Bagian Akhir
Demikian itulah beberapa cara penataan pekarangan untuk tanaman sayuran.
Kami harap dengan begitu maka budidaya sayuran di pekarangan dapat ditata dengan
baik, selain dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga juga dapat menambah nilai
keindahan atau estetika .
Peureumeu, 2020
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Penanganan Panen dan Pasca Panen Padi sawah


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam
penanganan panen dan pasca panen padi sawah secara tepat
Metode : Ceramah dan Diskusi
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol
No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu
 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit

 Stadia Pemasakan Bulir 15 menit


padi
 Tanda-tanda padi siap 15 menit
2. Isi materi panen
 Alat-alat panen padi 15 menit
 Rangkaian penganan
pasca panen 10 menit

 Diskusi 20 menit
 Kesimpulan 10 menit
3. Pengakhiran
 Saran 10 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Panen Padi sawah

Bagian Awal

Panen adalah pemungutan atau pemetikan hasil sawah, sedangkan pemanenan


merupakan proses, cara perbuatan memanen. Pemanenan dilakukan dengan
didasarkan pada prinsip-prinsip good hadndlin (GHP) dapat menekan kehilangan hasil
panen dan mempertahankan mutu gabah/bulir padi. Pemanenan padi harus dilakukan
pada umur panen yang tepat menggunakan alat dan mesin yang memenuhi
persyaratan, teknis, kesehatan ekonomi dan ergonomis serta menerapkan system
panen yang tepat. Pemanenan padi digunakan untuk bahan pangan (beras/konsumsi)
dan pembenihan.

Bagian Utama

 Stadia Pemasakan Bulir Padi


Proses pemasakan bulir padi terdapat 4 stadia masak:
Stadia Masak Susu, ciri-ciri:
 Tanaman padi masih berwarna hijau tetapi malai-malainya sudah terkulai
 Ruas batang bawah kelihatan kuning
 Gabah bila dipijit dengan kuku keluar cairan seperti susu
 Terjadi pada saat 10 hari setelah fase berbunga merata
Stadia masak kuning, ciri-ciri:
 seluruh tanaman tampak kuning dari semua bagian tanaman, hanya bulu-
bulu sebelah atas yang masih hijau
 isi gabah sudah keras, tetapi mudah pecah dengan kuku
 stadia masak kuning terjadi 7 hari setelah stadia masak susu
Stadia masak penuh, ciri-ciri:
 Batang-batang mulai kering
 Isi gabah tidak dapat/sukar dipecahkan
 Pada varietas-varietas yang mudah rontok stadia ini belum terjadi kerontokan
 Terjadi 7 hari setelah stadia masak kuning.
Stadia masak mati, ciri-ciri:
 isi gabah keras dan kering

 varietas yang mudah rontok pada stadia ini sudah mulai rontok
 terjadi 6 hari setelah masak penuh
 Tanda-tanda Padi Siap panen
Ada beberapa tanda-tanda padi siap panen, yaitu:
 90 – 95 % gabah sudah menguning dan daun bendera telah mongering
 Umur optimal malai 30 – 35 hari terhitung sejak hari sesudah berbunga
(HSB)
 Kadar air berkisar 21 – 26 %
 Kerontokan gabah sekitar 16 – 30 % (Cara mengukurnya dengan meremas
dengan tangan).
 Alat-alat Panen Padi
Ada beberapa alat panen padi, yaitu:
 Ani-ani, digunakan untuk padi local yang berpostur tinggi
 Sabit/sabit bergerigi, bisa menekan kehilangan hasi hingga 3 %.
 Mesin Modren

 Rangkaian Kegiatan Pasca Panen dan Penanganannya

1. Penumpukan dan Pengumpulan


Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil sebaiknya pada
waktu penumpukan dan pengangkutan padi  menggunakan alas. Penggunaan alas dan
wadah pada saat penumpukan dan pengangkutan dapat menekan kehilangan hasil
antara 0,94 – 2,36 %.

2. Perontokan
Pada tahap ini, kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam melakukan
perontokan dapat mencapai lebih dari 5 %. Cara perontokan padi dapat dilakukan:
 Perontokan padi dengan pedal thresher
Pedal thresher merupakan alat perontok padi dengan konstruksi sederhana dan
digerakan meng-gunakan tenaga manusia.
 Perontokan padi dengan power thresher
Power thresher merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga
penggerak enjin.

3. Pengeringan
Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air gabah sampai mencapai
nilai tertentu sehingga siap untuk diolah/digiling atau aman untuk disimpan dalam waktu
yang lama. Pengeringan adalah sebuah proses mengurangi kadar air dalam gabah
hingga mencapai kadar tertentu. Standar kadar air dalam gabah yang dikeringkan
paling tidak harus mencapai 14%.

4. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan gabah/beras agar
tetap dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu. Kesalahan dalam melakukan
penyimpanan gabah/ beras dapat mengakibatkan terjadinya respirasi, tumbuhnya
jamur, dan serangan serangga, binatang mengerat dan kutu beras yang dapat
menurunkan mutu gabah/beras. Cara penyimpanan gabah/beras dapat dilakukan
dengan : 
(1) sistem curah,
2) Penyimpanan Gabah dengan Kemasan/Wadah

5. Penggilingan
Penggilingan merupakan proses untuk mengubah gabah menjadi beras. Proses
penggilingan gabah meliputi pengupasan sekam, pemisahan gabah,
penyosohan, pengemasan dan pe-nyimpanan. Bagian komponen mesin
penggiling terdiri dari :

Bagian Akhir
Pemanenan padi tidak akan menguntungkan dan memuaskan jika prosesnya
dilakukan dengan cara yang kurang benar dan pada umur panen yang tidak tepat. Cara
panen yang tidak baik akan menurunkan kehilangan hasil secara kuantitatif. Sedangkan
saat panen yang tepat akan menentukan kualitas gabah dan beras.

Peureumeu, 2020
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Pengambialan Ubinan padi Sawah


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam
pengambilan ubinan padi sawah
Metode : Ceramah dan Demca
Waktu : 90 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol, alat ubinan

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Langkah pengubinan
30 menit
2. Isi materi  Fungsi dan manfaaf
20 menit
pengubinan
 Diskusi 25 menit
 Kesimpulan 10 menit
3. Pengakhiran
 Saran 10 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2019
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS
Judul : Pengambilan Ubinan Padi sawah

Bagian Awal

Pengubinan merupakanistilah yang biasa digunakan oleh petugas pertanian


maupun statistic  untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen produk
pertanian tidak hanya padi sawah. Namun teknik ini paling  umum digunakan untuk
memperkirakan potensi hasil gabah dalam luasan 1 hamparan (1 ha).

Bagian Utama

Produksi padi ditentukan oleh berbagai aspek, termasuk jarak tanam yang
menentukan populasi tanaman di lapangan. Jarak tanam dan populasi tanaman
mempengaruhi:

1. penangkapan radiasi surya oleh individu tanaman, terutama daun


untuk fotosintesis
2. efektivitas penyerapan hara oleh akar tanaman
3. kebutuhan air tanaman
4. sirkulasi udara terutama CO2 untuk fotosintesis dan O2 untuk hasil
fotosintesis
5. ketersediaan ruang yang menentukan populasi gulma, dan
6. iklim mikro (kelembaban dan suhu udara) di bawah kanopi, yang
juga berpengaruh terhadap perkembangan organisme pengganggu tanaman
(OPT).

Langkah pengubinan

Pengubinan dilakukan dengan cara cara sebagai berikut :

1. Mengambil minimal 3 titik berbentuk ubin berukuran 2,5m x 2,5m per hektar
sawah.
2. Memotong padi hasil ubinan
3. Memisahkan bulir padi dari batangnya.
4. Menampi untuk memisahkan gabah hampa.
5. Menimbang padi hasil ubinan (termasuk gabah hampa.)
6. Hasil timbangan tersebut di kalikan 1600 dan dibagi 1000 untuk mendapatkan
produktivitas GKP.

Fungsi dan Manfaat Pengubinan


Maanfaat dari pengubinan, yaitu:
 untuk mengetahui perkiraan potensi hasil dari tanaman padi petani
 membuka pengetahuan tentang prediksi produksi gabah panennya.
 menjadi tolok ukur keberhasilan dalam melakukan usaha tani.

Bagian Akhir
Demikian itulah cara pengambilan ubinan padi sawah. Dengan mengetahui hasil
ubinan dapat menjadi tolak ukur keberhasilan usaha tani dan menjadi pelajaran untu
usaha tani berikutnya.
Peureumeu, 2019
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP
LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Penanaman Tanaman Sawi Hijau di Pekarangan


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penanaman
tanaman sawi di pekarangan
Metode : Ceramah dan Diskusi
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Cara menanam sawi
2. Isi materi 45 menit
hijau
 Diskusi 30 menit
 Kesimpulan 10 menit
3. Pengakhiran
 Saran 10menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS
Judul : Penanaman Tanaman Sawi Hijau di Pekarangan

Bagian Awal
Sawi adalah sebuah tanaman yang mempunyai daun banyak dan memiliki cara
budidaya yang mudah. Hal inilah yang membuat banyak orang senang menanam sawi
tersebut. Tanaman ini termasuk jenis sayuran musiman, banyak dibudidayakan karena
memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Tanaman ini berbentuk bulat dan batangnya yang
pendek. Tanaman ini tidak berbentuk sangat bulat karena memiliki bentuk yang sedikit
lonjong. Sawi hijau yang memiliki teknik budidaya mudah ini dapat tumbuh subur apabila
penanaman dilakukan di media tanaman yang gembur dan juga berpasir.

Bagian Utama
Cara Menanam Sawi Hijau
Berikut ialah tips bagaimana cara menanam tanaman sawi tersebut,:
Membuat persemaian, yaitu;
 menyiapkan bahan media tanam seperti tanah yang bercampur sekam dan
pupuk kandang(2 : 1 : 1)
 Media tersebut dicampurkan secara merata dan pindahkan dalam pot yang
sudah sediakan
 selanjutnya menaburkan bibit dari sawi secara merata
Penanaman, yaitu;
 mempersiapkan media tanam (campuran tanah, sekam dan pupuk
kandang)
 mempersiapkan tempat dari media tanam tersebut (pot tanah liat, pot
kayu, polibeg, bambu, pipa paralon)
 Memasukkan media tanam tanam ke dalam tempat media
 Memindahkan bibit, dgn syarat :
 Umur bibit sudah dua minggu
 Tumbuh daun sekitar 4 helai
 Bibit dalam kondisi sehat
 Jarak tanam berkisar 25 cm setiap tanamannya dengan kedalaman 6-
10 cm.

Bagian Akhir
Dalam penanaman sawi hijau di pekarangan yang harus diperhatikan media
tanam dan kondisi bibit harus dalam keadaan sehat.
Peureumeu, 2020
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP
LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Teknik Seleksi Benih Padi sawah


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam melakukan
seleksi benih
Metode : Ceramah dan demca
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Manfaat benih bermutu 10 menit
dan bersertifikat
2. Isi materi
 Ciri-ciri benih bermutu 10 menit
 Tahapan seleksi benih 35 menit
 Diskusi 25 menit
 Kesimpulan 10 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

Derhana Siregar, SP

SINOPSIS

Judul : Teknik Seleksi Benih Padi sawah

Bagian Awal
Benih padi yang unggul sangat penting sekali dalam suatu usahatani, karena
benih merupakan faktor utama dan penentu keberhasilan suatu budidaya. Benih
bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi,
berukuran penuh dan seragam, daya kecambah diatas 80 %, bebas dari biji gulma,
penyakit dan hama atau bahan lain.
Kini sangat banyak benih padi yang beredar di pasaran, namun tidak semuanya
mempunyai kualitas baik. Seringkali ditemukan kejadian walaupun benih yang
digunakan tersebut telah bersertifikat dan berlabel namun setelah ditanam hasilnya
kurang memuaskan. Untuk itu perlu dilakukan seleksi benih, sehingga akan dihasilkan
benih yang bernas dan seragam, yang nantinya diharapkan menghasilkan bibit yang
sehat dan seragam pada saat dipindahkan ke pertanaman.

Bagian Utama
 Manfaat Benih Bermutu dan Bersetifikat
Penggunaan benih bermutu dan bersertifikat sangat disarankan, karena
mempunyai manfaat sebagai berikut:
 Menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak,
 menghasilkan perkecambahan dan pertumbuhan yang seragam
 ketika ditanam pindah, bibit dari benih bermutu dapat tumbuh lebih cepat
dan tegar
 tahan terhadap hama dan penyakit tertentu, tahan terhadap stres
lingkunganbenih bermutu akan memperoleh hasil yang tinggi

 Ciri-ciri benih bermutu


Ciri-ciri benih bermutu yaitu: 
 Varietasnya asli 
 Benih bernas dan seragam 
 Bersih, tidak tercampur dengan biji gulma atau biji tanaman lain 

 Daya berkecambah dan vigor tinggi sehingga dapat tumbuh baik jika
ditanam di sawah 
 Sehat, tidak terinfeksi oleh jamur atau serangan hama. 
 Tahapan Seleksi Benih
Seleksi benih dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Menyiapkan alat dan Bahan
1. Ember atau panic ( isi 10 liter) 2 buah
2. Saringan 1 buah
3. Benih padi (sesuai kebutuhan)
4. Telur ayam
5. Air secukupnya
Isi ember dengan air sampai 2/3 bagiannya
Tuang garam dapur lebih kurang 1 kg sambil diaduk sampai larut
Masukkan 1 butir telur ke dalam larutan. Jika telur masih tenggelam maka
perlu dilakukan penambahan garam sampai telur mengambang di
permukaan air. Setelah telur mengambang, maka penambahan garam
dihentikan. Telur dikeluarkan dari larutan garam dan benih segera dicuci
Tuangkan benih kedalam larutan garam yang telah diuji tadi, dan dilakukan
pengadukan secara merata.
Benih yang mengapung adalah benih hampa atau kurang bernas, sedangkan
benih yang tenggelam adalah benih yang bernas
Angkat benih yang mengapung dengan bantuan saringan dan taruh dalam
sebuah wadah, angkat benih yang bernas (tenggelam) kemudian cuci segera
sampai bersih lalu masukkan kedalam karung, diamkan benih yang bernas
selama 12 - 24  jam, atau bisa langsung disemai di persemaian yang telah
dipersiapkan.
Bagian Akhir
Komponen yang sangat penting dalam keberhasilan budidaya padi sawah
adalah keadaan benih, sehingga dengan seleksi benih ini dihasilkan benih yang
bermutu dan berkualias tinggi.

Peureumeu, 2020

Derhana Siregar, SP

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Pengolahan Hasil kacang Kedelai


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam melakukan
pengolahan hasil dari kacang kedelai
Metode : Ceramah dan demca
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
2. Isi materi  Pengolahan kedelai 50 menit
 Diskusi 25 menit
 Kesimpulan 10 menit
3. Pengakhiran
 Saran 10 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Pengolahan Hasil Kacang Kedelai

Bagian Awal
Tingginya produksi kedelai ini tidak selalu menggembirakan petani, karena selain
harganya rendah pemasarannya juga sulit terutama saat panen. Untuk mengatasi agar
produksi yang telah dicapai tersebut tidak terjual dengan harga murah, maka perlu
dilakukan suatu upaya penanganan pascapanen yang dalam arti luas meliputi kegiatan
perlakuan dan pengolahan hasil yang bertujuan untuk memperpanjang umur simpan
dan juga untuk menganekaragamkan pangan dari bahan yang sama. Disamping itu,
dengan proses nilai tambah yang diberikan akan dapat meningkatkan pendapatan
petani sekaligus menyerap tenaga kerja.

Bagian Utama
Pengolahan Kedelai
Kacang kedelai banyak dikonsumsi dalam bentuk makanan ringan baik dalam
bentuk basah maupun kering dan juga dalam bentuk hasil olahan lainnya, seperti:
1. Susu Kedelai
Proses pembuatan susu kedelai:
a. Bahan-Bahan
Kedelai 1kg, Air panas 8 liter, air dingin untuk perendaman 3 liter, gula pasir 100
– 200 gr, vanili 2 gram, cokelat 15 gram, dan garam 15 gram.
b. Alat
Panci, penggiling (blender), kain saring, kompor, kuali dan wadah.
c. Cara Pembuatan
Bersihkan kedelai dari segala kotoran, kemudian cuci. Rendam dalam air bersih
sekitar 12 jam, kemudian cuci sampai kulit arinya mengelupas. Rebus kedelai
yang telah bersih selama kira-kira 15 menit, hancurkan dengan penggiling
(blender) dengan menambahkan air panas hingga menjadi bubur. Saring hasil
gilingan dengan kain saring hingga diperoleh larutan susu kedelai. Tambahkan
gula pasir, vanili, cokelat, dan garam secukupnya ke dalam larutan susu, aduk
hingga rata dan panaskan hingga mendidih. Susu kedelai siap dihidangkan.

2. Tahu
Proses pembuatan tahu:
a. Bahan-Bahan
Kedelai 5 Kg, air secukupnya, dan batu tahu (Kalium Sulfat = CaSo4) 1 gram
b. Alat
Ember besar, tampah, kain saring, kain pengaduk, cetakan, keranjang, rak
bambu, kompor, dan Blender.
c. Cara Pembuatan
Pilih kedelai yang bersih kemudian dicuci. Rendam dalam air bersih selama
sekitar 8 jam (3 liter air untuk 1 kg kedelai). Cuci berkali-kali kedelai yang
direndam agar hasil tahu tidak cepat asam dan rebus. Blender kedelai yang telah
direbus dan tambahkan air sedikit demi sedikit hingga berbentuk bubur. Saring
bubur kedelai tersebut dan endapkan airnya dengan menggunakan batu tahu
sebanyak 1 gram atau 3 ml asam cuka untuk 1 liter sari kedelai sedikit demi
sedikit sambil diaduk perlahan. Cetak dan pres endapan tersebut.
3. Tempe
Proses pembuatan tempe:
a. Bahan-Bahan
Kedelai, ragi tempe, air, dan daun pisang atau plastik
b. Alat
Nampan, ember/ baskom, keranjang, panci/ dandang, pengaduk kayu dan
kompor.
c. Cara Pembuatan
Pilih kedelai yang bermutu baik, bersihkan dan kemudian cuci dengan air bersih.
Rendam dalam ember atau baskom selama 1 malam. Bersihkan kedelai dari kulit
arinya, kemudian cuci bersih. Kedelai yang telah dicuci, selanjutnya direbus
selama sekitar 1 jam. Setelah matang kemudian dinginkan diatas nampan,
kemudian taburi dengan ragi tempe dengan perbandingan 2 gram ragi untuk 1 kg
kedelai dan diaduk hingga merata. Setelah itu bungkus dengan menggunakan
daun pisang atau plastik. Jika menggunakan plastik sebelumnya plastik diberikan
lubang kecil. Biarkan selama 1 malam untuk proses fermentasi, setelah itu tempe
diatur satu persatu (jangan ditumpuk) pada tempat tidak lembab dan biarkan
sampai menjadi tempe.

Bagian Akhir
Dengan mengetahui cara penanganan pasca panen kedelai melalui pengolahan
hasil akan memperpanjang umur simpan dari komoditi tersebut sehingga akan dapat
meningkatkan nilai jual yang akan berpengaruh terhadap pendapatan petani serta
dapat menyediakan lapangan kerja baru.
. Peureumeu, 2020
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP
LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Teknik Pengolahan Jerami Padi Jadi Kompos


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam melakukan
Pengolahan Jerami Menjadi Kompos
Metode : Ceramah
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Waktu dan Lokasi 5 menit
pengomposan
 Peralatan yang 5 menit
dibutuhkan
2. Isi materi
 Tahapan pembuatan 25 menit
kompos jerami
 Ciri-ciri kompos matang 5 menit
 Cara pengaplikasian 10 menit
 Diskusi 25 menit
 Kesimpulan 10menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2019
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Teknik Pengolahan Kompos dari Jerami


Bagian Awal
Kesuburan tanah di lahan kita dapat dipertahankan dengan memanfaatkan
limbah pertanian yang ada disekitar kita khususnya jerami padi yang merupakan
potensi bahan lokal yang dapat diolah menjadi pupuk organik dan kompos. Pada saat
panen limbah ini sangat berlimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal.
Sebagaimana diketahui bahwa manfaat pupuk organik adalah Meningkatkan struktur
tanah, mengurangi erosi, Menahan pemadatan, meningkatkan Mengatur dan
menstabilkan pH,  menyehatkan tanah dan menekan perkembangan penyakit tanaman
pemanfaatan jerami padi merupakan salah satu alternatif  untuk substitusi
penggunaan pupuk kimia.  Kandungan hara jerami pada saat panen  bergantung pada
kesuburan tanah, kualitas dan kuantitas air irigasi, jumlah pupuk yang diberikan, dan
musim/iklim. Di Indonesia rata-rata kadar hara jerami padi adalah 0,4%N, 0,02% P;
1,4% K; dan 5,6 Si.  Untuk setiap 1 ton gabah (GKG) dari pertanaman padi dihasilkan
pula 1,5 ton jerami yang mengandung 9 kg N, 2 kg P, 25 kg K, 2 kg S, 70 kg Si, 6 kg Ca
dan 2 kg Mg.

Bagian Utama
Waktu dan Lokasi Pengomposan
Sebaiknya dilakukan segera setelah panen, yaitu waktu pada saat penyiapan
bibit padi hingga sebelum penanaman bibit. Lokasi pengomposan dilakukan di petak
sawah yang akan diaplikasi atau dipetak dimana jerami tersebut dipanen.
Peralatan yang dibutuhkan
Peralatan yang dibutuhkan antara lain:
1. Sabit/parang
2. Cetakan yang dibuat dari bambo. Cetakan ini dibuat seperti pagar yang terdiri
dari 4 bagian. Dua bagian berukuran 2 x 1 m dan dua bagian yang lain berukuran
1 x 1 m.
3. Ember/bak untuk tempat air.
4. Air yang cukup untuk membasahi jerami.
5. Aktivator pengomposan (Acticomp atau Promi).
6. Ember untuk menyiramkan aktivator.
7. Tali.
8. Plastik penutup (ukuran leber 1 m) yang dibelah sehingga lebernya menjadi 2 m.
TAHAPAN PEMBUATAN KOMPOS JERAMI
1. Masukkan air ke dalam bak dan tambahkan activator, aduk sampai rata
2. Siapkan cetakan dari bambo. Pasang cetakan tersebut. Sesuaikan ukuran cetakan
dengan jerami dan seresah yang tersedia. Apabila jerami cukup banyak cetakan
dapat berukuran 2 x 1 x 1 m. Namun bila jerami sedikit cetakan bisa dibuat lebih kecil
dari ukuran tersebut.
3. Masukkan satu lapis jerami ke dalam cetakan. Jika tersedia dapat dimasukkan pula
kotoran ternak. Jerami atau seresah yang berukuran besar dipotong-potong terlebih
dahulu dengan parang.
4. Siramkan aktivator yang telah disiapkan merata dipermukaan jerami.
5. Injak-injak agar jerami padat
6. Tambahkan lagi satu lapis jerami/sereah.
7. Siramkan kembali aktivator ke tumpukan jerami tersebut dan jangan lupa injak-injak
agar tumpukan menjadi padat.
8. Ulangi langkah-langkah diatas hingga cetakan penuh
9. Setelah cetakan penuh, buka tali pengikatnya dan lepaskan cetakannya.
10. Tutup dan ikat tumpukan jerami tersebut dengan plastic yang telah disiapkan.
11. Lakukan pengamatan suhu, penyusutan volume, dan perubahan warna tumpukan
jerami
12. Inkubasi/fermentasi tumpukan jerami tersebut hingga kurang lebih satu bulan.
Ciri-ciri Kompos Matang
 Jerami berwarna coklat kehitam-hitaman
 Lunak dan mudah dihancurkan
 Suhu tumpukan mendekati suhu awal pengomposan
 Tidak berbau menyengat
 Volume menyusut hingga setengahnya.

Cara Pengaplikasian
Untuk penggunaannya, yaitu dengan cara menaburkan pada lahan sebagai pupuk
dasar.

Bagian Akhir
Demikianlah pengolahan jerami padi jadi kompos. Menjadikan jerami padi
menjadi kompos merupakan salah satu alternatif  untuk substitusi penggunaan pupuk
kimia. 
Peureumeu, 2019
Penyusun Sinopsis

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)Derhana Siregar, SP

Judul : Teknik Penanaman Tanaman Terong di pekarangan


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penanaman
tanaman terong di pekarangan
Metode : Ceramah dan Diskusi
Waktu : 120 menit
Media : brosur
Alat Bantu : Spidol dan kertas karton

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Syarat Tumbuh 10 menit
 Pemilihan bibit 10 menit
2. Isi materi  Penyemaian Bibit 10 menit
 Pengisian Polibeg 5 menit
 Penanaman Bibit 15 menit
 Diskusi 25 menit
 Kesimpulan 10 menit
3. Pengakhiran
 Saran 10 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2019
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Teknik Penanaman Tanaman Terong di Pekarangan

Bagian Awal
Terong atau terung adalah tumbuhan sayuran yang dimanfaatkan buahnya.
Terong dapat ditanam sebagai tanaman hias di teras atau halaman rumah dan
sekaligus bisa menghasilkan sayuran buah untuk kebututhandapur.
Kita bisa memanfaatkan pekarangan atau halaman rumah yang sempit sekalipun
untuk menanam terong. Sebagai tanaman sayuran, buah terong berdiameter yang
kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam. Dari
segi botani, buah yang dikelaskan sebagai beri memiliki banyak biji yang kecil dan
lembut. Biji itu dapat dimakan tetapi rasanya pahit karena mengandung nikotin, sejenis
alkaloid yang banyak dikandung tembakau.

Bagian Utama
Syarat Tumbuh
 Pekarangan rumah atau lahan atau kawasan yang digunakan untuk
membudidayakan terong dengan polybag harus memperoleh sinar matahari
cukup.
 Suhu udara berkisar antara 22 – 30 derajat celcius.
 Tingkat keasaman tahah (pH) antara 6,3 – 7,3.
 Media penopang tumbuhan terbuat dari campuran tanah, abu sekam, pasir,
dan pupuk kandang.
 Terong akan bagus pertumbuhannya di saat musim kemarau awal.
Pemilihan Bibit
Pembibitan atau pemilihan terong bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, Anda bisa
membeli bibit dari toko pertanian. Kedua, Anda bisa melakukan pemilihan bibit dengan
cara memilih bibit terong sendiri:
 Pastikan terong tersebut sehat dan bebas dari hama ataupun penyakit.
 Apabila sudah terlihat membusuk, petik dan robek badannya untuk diambil
biji-bijinya
 Biji terong dijemur di bawah sinar matahari langsung selama kurang lebih dua
jam.
 pindahkan ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsugn selama 4 – 5
hari. Biarkan hingga biji-biji tersebut kering.
 Setelah kering, bibit sudah siap dipakai

Penyemaian Bibit
Berikut cara menyemai bibit terong yang lebih praktis:
 Rendam bibit terong dalam air hangat selama 10 menit.
 Kombinasikan arang sekam dan tanah dengan perbandingan yang sama
(1:1).
 Berikutnya, atur jarak setiap bibit terong setidaknya 2 cm agar saat tumbuh
akar tidak saling terlilit.
 Setelah itu, semprotkan air setiap pagi dan sore hari. Jangan disiram karena
bibit akan berpindah posisi akibat terbawa arus air.
 Setelah proses semai berlangsung selama satu bulan (sudah memiliki sekitar
3 – 4 helai daun), maka bibit sudah bisa dipindahkan ke dalam polybag.
 Namun sebelumnya, selalu cek keberadaan gulma yang ikut tumbuh di
tempat semai. Cabut dan bersihkan gulma tersebut agar bibit terong bisa
tumbuh dengan baik.
Persiapan Polibeg
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
 Siapkan beberapa buah polybag (sesuaikan) berukuran sedang yakni ukuran
40×50 cm.
 Masukkan tanah yang sudah digemburkan ke dalam masing-masing polybag.
 Campurkan tanah gembur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1.
Isi polybag dengan campuran tanah dan pupuk hingga tersisa 10 cm pada
bagian atas permukaan media tanam.
 Polybag yang sudah diisikan campuran media tanam tadi ditempatkan di area
yang teduh, biarkan selama dua hari sebelum digunakan.
Penanaman Bibit
Jika sudah timbul daun sejati (4 – 5 helai daun) pada bibit yang disemai, maka
tandanya sudah bisa dipindahkan ke dalam polybag. Cara memindahtanamkannya
adalah sebagai berikut:
 Siram tanah semai sebelum mencabut bibit terong.
 Cabut bibit terong dengan perlahan dan hati-hati agar tidak merusak akar
tanamannya.
 Buat celah lubang di tengah media tanam dalam polybag dengan jari atau
tongkat kurang lebih sedalam 5 – 10 cm.
 Transplantasi bibit terong ke dalam lubang tersebut. Masing-masing lubang
hanya diisi dengan satu bibit terong.
 Siram bibit terong setelah ditanam secukupnya.

Bagian Akhir
Dalam penanaman terong di pekarangan yang perlu di perhatikan media
tanamnya dan penyinaran matahari. Bila sudah ditanam, selanjutnya harus dijaga
pemeliharaanya.

Peureumeu, 2019
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Teknik Pembuatan Mol Rebung


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani membuat MOL
dari rebung
Metode : Ceramah , Diskusi dan demca
Waktu : 120 menit
Media : brosur
Alat Bantu : Spidol, kertan karton, bahan dan alat pembuatan mol
No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu
 Absensi 10Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Fungsi MOL rebung 10 menit
 Cara membuat MOL 30 menit
2. Isi materi
rebung
 Cara menggunakan 15 menit
 Diskusi 25 menit
 Kesimpulan 10 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2019
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS
Judul : Teknik Pembuatan MOL Rebung

Bagian Awal
Rebung bambu merupakan tunas muda anakan pohon bambu yang tumbuh dari
akar. Kita mengenal rebung bambu sebagai bahan makanan, misalnya diolah sebagai
sayur atau isi lumpia. Selain itu rebung bambu juga digunakan sebagai bahan pembuatan
MOL (Mikro Organisme Lokal). Rebung bambu mengandung giberelin dan C organik yang
berguna bagi tanaman. Juga mengandung mikro organisme yang berguna,
yakni azotobakter dan azospirillium.
Bagian Utama
Fungsi MOL Rebung
 perangsang pertumbuhan vegetatif tanaman
 sebagai pengurai atau dekomposer dalam proses pembuatan pupuk kompos.
Cara Membuat MOL Rebung
 Bahan
 Rebung bamboo 1 kg
 Gula merah 1 ons
 Air cucian beras 3 liter
 Cara Membuat
 Rebung bambu diblender
 Masukkan semua bahan kedalam jerigen
 Aduk pelan-pelan sampai tercampur rata, kemudian jerigen ditutup rapat
 Buka tutup jerigen setiap pagi untuk membuang gas dalam jerigen
 Lakukan selama 2 minggu, MOL siap digunakan
Cara Menggunakan ;
 Untuk Pupuk Daun ; campurkan 1 liter MOL dengan 15 liter air, kemudian
semprotkan secara merata pada tanaman
 Untuk Pupuk Akar ; campurkan 1 liter MOL dengan 10 liter air, kocorkan 250
ml larutan untuk setiap tanaman
 Untuk Pembuatan Kompos ; campurkan 1 liter MOL dengan 5 liter air,
siramkan pada bahan kompos.
Bagian Akhir
Demikianlah cara pembuatan MOL rebung yang cepat dan sederhana. Dalam
pembuatannya sebelum bisa digunakan harus dipastikan gas yang dalam jerigen
dibuang. Peureumeu, 2019
. Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP
LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Teknik Pemupukan Tanaman Terong di pekarangan


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam melakukan
pemupukan tanaman terong di pekarangan
Metode : Ceramah dan Diskusi
Waktu : 90 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol
No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu
 Absensi 5 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Pupuk Saat penyiapan
20 menit
lahan
2. Isi materi
 Pupuk susulan setelah
20 menit
tanam
 Diskusi 20 menit
 Kesimpulan 5 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2019
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Teknik Pemupukan Tanaman Terong di pekarangan

Bagian Awal
Menanam terong agar berbuah lebat harus menerapkan semua teknik dalam
budidayanya dengan benar. Di samping cara penyemaian benih, pengolahan tanah,
penanaman, pemeliharaan, dan panen dilakukan dengan benar, cara memupuk juga
harus tepat karena pemupukan merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya
tanaman terong.
Tanaman terung membutuhkan unsure N, P dan K dalam jumlah relative banyak.
Untuk memenuhinya, unsure hara tersebut ada dalam pupuk anorganik dan ada juga
dari pupuk organic.
Bagian Utama

 Pupuk saat penyiapan lahan tanam


 Pupuk kandang
Diberikan kira-kira 15 hari sebelum penanaman bibit terong dengan dosis
15-20 ton/ha. Namun bila masih menambahkan dengan pupuk kimia,
maka cukup 10 ton/Ha.
Cara pengaplikasian cukup diaduk rata dengan tanah.
 Pupuk kimia, Dolomit, Urea, SP36 dan KCL
Dosis dolomite 1-2 ton/ha, diberikan jika kondisi tanah asam dengan pH
di bawah 5. Untuk urea 100-110 kg/Ha, SP36 250-300 kg/Ha dan KCL
175 kg/Ha.
 Pupuk susulan setelah tanam
 Susulan I ( 15 HST)
Dosis Urea 40-50 Kg/Ha dan ZA 80-100 Kg/Ha
Cara pengaplikasian dengan cara dikocor dengan menambahkan 10 lietr
air saat membuat larutan kocor. Dosis per tanaman 250 ml/tanaman.
 Susulan II (35 HST)
Dosis Za 150-200 kg/Ha
Cara Aplikasinya dengan pengecoran, dimana saat membuat larutan
menambahkan air sebanyak 10 liter, sehingga dosis per tanaman 250
ml/tanaman.

Bagian Akhir
Dengan pemberian nutrisis tanaman terong dengan jenis pupuk yang tepat,
dosis tepat, waktunya tepat, dan tepat pula caranya. Maka hasilnya akan sangat
memuaskan.

Peureumeu, 2019
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP
LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Teknik Pembuatan Pestisida Nabati


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam membuat
pestisida nabati
Metode : Ceramah dan Diskusi
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


1. Pendahuluan  Absensi 5 Menit
 Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Cara pembuatan 60 menit
2. Isi materi
pestisida nabati
 Diskusi 20 menit
 Kesimpulan 5 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Teknik Pembuatan Pestisida Nabati

Bagian Awal
Konsep pertanian ramah lingkungan adalah konsep pertanian yang mengedepankan
keamanan seluruh komponen yang ada pada lingkungan ekosistem dimana pertanian ramah
lingkungan mengutamakan  tanaman maupun lingkungan serta dapat dilaksanakan dengan
menggunakan bahan yang relatif murah dan peralatan yang relatif sederhana tanpa
meninggalkan dampak yang negatif bagi lingkungan.
Pestisida Nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau
tumbuhan dan bahan organik lainya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada
tanaman. Pestisida ini tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun
lingkungan serta dapat di buat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan
yang sederhana.

Bagian Utama
Cara Pembuatan Pestisida Nabati adalah sebagai Berikut :
Pestisida Nabati Bahan Baku “Daun Pepaya (Carica papayaL)”
          Daun Pepaya mengandung bahan aktif papain sehingga efektif untuk mengendalikan
ulat dan hama penghisap.
Cara pembuatannya:
 1 kg daun pepaya segar di rajang
 Hasil rajangan direndam dalam 10 liter air ditambah 2 sendok makan minyak tanah, 30
grm detergen, dan di diamkan semalaman.
 Saring larutan hasil perendaman dengan menggunakan kain halus
 Semprotkan larutan hasil saringan ke tanaman
Pestisida BahanBaku “Daun Nimba(Azadirachta indica A. Juss)”
Daun Nimba mengandung Azadirachtin, salanin, nimbinen, dan meliantrol. Efektif
mengendalikan ulat, hama penghisap, jamur, bakteri, nematoda dll,
Cara pembuatan :
 Tumbuk halus 200-300 gr biji nimba: rendam dengan 10 liter air semalam, aduk rata dan
saring, siap disemprotkan ke tanaman.
 Tumbuk halus 1 kg daun nimba kering bisa juga dengan daun segar rendam dalam 10
liter air semalam, aduk rata, saring, dan siap untuk di semprotkan ke tanaman.

Pestisida Nabati “Daun Sirsak(Annona muricata L)“


Daun sirsak mengandung bahan aktif Annonain dan Resin efektif mengendalikan hama trip.
Cara Pembuatan :
 Tumbuk halus 50-100 lembar daun sirsak
 Rendam dalam 5 liter air+15 grm detergen,aduk rata dan diamkan semalaman
 Saring dengan kain halus.
 Di cairkan kembali 1 liter larutan pestisida dengan 10-15 liter air
 Siap disemprotkan ke tanaman.
Pestisida Nabati “Srikaya (Annona squamosa)”
Srikaya megandung annonain dan resin. Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama
penghisap.
Cara pembuatan :
 Tumbuk hingga halus 15-25 gr biji srikaya
 Rendam dalam 1 liter air,1 gr detergen, aduk rata dan dibiarkan 1 malam kemudian
saring dan siap disemprotkan ke tanaman.
Pestisida “Tembakau (Nicotiana tabacum)”
Daun tembakau mengandung bahan aktif nikotin. Pestisida nabati daun tembakau efektif
mengendalikan hama penghisap.
Cara pembuatan pestisida nabati daun tembakau adalah sebagai berikut :
 Rajang 250 grm (empat genggam) daun tembakau dan rendam dalam 8 liter air selama
semalam
 Ambil daun tebakau dan tambahan 2 sendok teh detergen kedalam larutan hasil
rendaman
 Aduk larutan secara merata kemudian saring
 Semprotkan larutan hasil penyaringan ke tanaman
Pestisida “Bawang Putih (Allium sativum)”
Pestisida nabati bawang putih efektif untuk mengendalikan beberapa hama.
Cara pembuatan pestisida nabati bawang putih sebagai berikut:
 Gerus /Parut 100 grm bawang putih campur dengan 0,5 liter air 10 grm detergen, dan 2
sendok teh minyak tanah.
 Didiamkan selama 24 jam, kemudian saring dengan kain halus
 Encerkan larutan hasil penyaringan hingga 20 kali volumenya dan semprotkan ke
tanaman.
Bagian Akhir
Pemakaian pestisida nabati ini cukup mudah, efektif dan aman bagi
manusia( residunya mudah teruarai).
Peureumeu, 2020
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Tehnik Pengendalian Hama Padi sawah masa Vegetatif dan Generatif
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam upaya
pengendalian hama utama padi sawah
Metode : Ceramah
Waktu : 100 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 10 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Hama utama dan 35 menit
2. Isi materi
Pengendaliannya
3. Pengakhiran  Diskusi 25 menit
 Kesimpulan 5 menit
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Bubon, ……………………….2019
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Tehnik Pengendalian Hama Padi sawah masa Vegetatif dan Generatif
Bagian Awal
Dalam budidaya tanaman padi, maka kita tidak akan terlepas dari ancaman
hama yang sering menyerang tanaman padi kita. Oleh karena itu diperlukan
pengetahuan petani untuk bisa mengenal jenis-jenis hama tanaman padi agar
petani bisa mengidentifikasi dan bisa menerapkan pengendalian secara tepat,
cepat, dan akurat. Dengan terkendalinya serangan hama, maka tujuan dari
budidaya akan tercapai.
Bagian Utama

Berikut ini adalah hama –hama utama pada tanaman padi dan cara
mengendalikannya:

Tikus
Hama tikus menyerang tanaman padi dari mulai masih menjadi bibit hingga
tanaman memasuki masa pengisian bulir. Tikus aktif menyerang padi pada
malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul
irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak, atau gulma. Dengan
perkembangbiakannya yang sangat cepat, kerusakan yang ditimbulkan tikus
akan sangat merugikan. Pada kondisi terparah serangan hama tikus bisa
mengakibatkan tanaman padi gagal panen. Salah satu cara yang paling
efektif dalam mengendalikan hama tikus adalah dengan memanfaatkan
musuh alaminya, yaitu ular.
PenggerekBatang
Hama penggerak batang tanaman padi juga dikenal dengan sundep.
Serangan biasanya terjadi pada fase vegetatif dengan ditandai daun tengah
atau pucuk tanaman akan mati karena titik tumbuh dimakan larva
penggerek batang. Kehadiran pada hama tersebut dengan ditandai oleh
kehadiran ngengat dan kematian pada tunas padi. Untuk pengendaliannya
bisa menggunakan cara mekanik, pengendalian dengan menggunakan cara
hayati, dan menggunakan insektisida.

KeongMas
Hama keong mas menyerang tanaman padi pada masa vegetatif dan itu
dimulai dari masa pembibitan. Keong mas merusak tanaman dengan cara
memarut jaringan tanaman dan memakannya sehingga menyebabkan
adanya bibit yang hilang per tanaman. Untuk pengendalian bisa
menggunakan cara mekanik yang dimulai dengan mengambil telur dan
keong mas pada area budidaya. Selain itu bisa dengan membuat parit kecil
yang ukurannya lebih dalam kemudian diberi daun pisang atau daun pepaya
sebelum area budidaya padi di keringkan. Dengan adanya parit yang berisi
air dan dedaunan ini diharapkan keong mas akan berkumpul sehingga
memudahkan dalam pengambilan.
Wereng
Hama wereng memiliki beragam jenis, diantarnya wereng cokelat, wereng
putih, dan wereng hijau. Wereng menyerang dengan cara menghisap cairan
yang ada pada tanaman padi dan dapat menularkan virus kepada tanaman.
Serangan ini dapat menyebabkan padi menjadi kering seperti terbakar atau
pertumbuhannya menjadi kerdil. Untuk pengendaliannya bisa menggunakan
musuh alami seperti Beauveria bassiana. Namun jika terjadi serangan dan
tidak bisa dikendalikan maka bakarlah tanaman sehingga diharapkan pada
penanaman berikutnya bisa diminimalkan serangannya.
WalangSangit
Hama walang sangit akan menyerang pada waktu tanaman padi sudah
memasuki fase masak susu. Hama ini akan menyerang pada bulir padi
dengan menghisap cairan sehingga bisa mengakibatkan padi yang
dihasilkan hampa, berkerut, berwarna cokelat dan rasanya kurang enak.
Dengan serangan parah hasil panen padi akan menjadi jelek dan
menurunkan produktivitas hasil panen. Pengendalian bisa dilakukan dengan
mengumpulkan dan memusnahkan telur walang sangit serta dengan
melepas musuh alami seperti jangkrik dan laba-laba.
Burung
Hama burung menyerang tanaman pada fase masak susu sampai padi panen.
Burung akan memakan langsung bulir padi yang sedang menguning
sehingga menyebabkan kehilangan hasil secara langsung. Selain itu burung
juga mengakibatkan patahnya malai padi. Pengendalian hama burung bisa
dilakukan dengan cara pengusiran dengan membuat ajir berwarna merah di
sekitar sawah atau dengan menggunakan tali-tali yang digantungi
kaleng/plastik untuk membuat suara yang dapat mengusir burung atau
dengan menggunakan jaring yang dipasang di atas lahan sawah.

Bagian Akhir
Demi peningkatan hasil produksi padi, maka sebaik nya lah hama yg
mungkin menyerang dapat di kendalikan secepat mungkin.

Peureumeu 2019
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP
LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Teknik Panen Padi sawah


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pemanenan
padi sawah secara tepat
Metode : Ceramah dan Diskusi
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 5 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
2. Isi materi  Stadia Pemasakan Bulir
padi 15 menit
 Tanda-tanda padi siap
panen 20 menit
 Alat-alat panen padi
10 menit

 Diskusi 25 menit
 Kesimpulan 5 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Teknik Pelaksanaan Panen Padi sawah

Bagian Awal

Panen adalah pemungutan atau pemetikan hasil sawah, sedangkan pemanenan


merupakan proses, cara perbuatan memanen. Pemanenan dilakukan dengan
didasarkan pada prinsip-prinsip good hadndlin (GHP) dapat menekan kehilangan hasil
panen dan mempertahankan mutu gabah/bulir padi. Pemanenan padi harus dilakukan
pada umur panen yang tepat menggunakan alat dan mesin yang memenuhi
persyaratan, teknis, kesehatan ekonomi dan ergonomis serta menerapkan system
panen yang tepat. Pemanenan padi digunakan untuk bahan pangan (beras/konsumsi)
dan pembenihan.

Bagian Utama

 Stadia Pemasakan Bulir Padi


Proses pemasakan bulir padi terdapat 4 stadia masak:
Stadia Masak Susu, ciri-ciri:
 Tanaman padi masih berwarna hijau tetapi malai-malainya sudah terkulai
 Ruas batang bawah kelihatan kuning
 Gabah bila dipijit dengan kuku keluar cairan seperti susu
 Terjadi pada saat 10 hari setelah fase berbunga merata
Stadia masak kuning, ciri-ciri:
 seluruh tanaman tampak kuning dari semua bagian tanaman, hanya bulu-
bulu sebelah atas yang masih hijau
 isi gabah sudah keras, tetapi mudah pecah dengan kuku
 stadia masak kuning terjadi 7 hari setelah stadia masak susu
Stadia masak penuh, ciri-ciri:
 Batang-batang mulai kering
 Isi gabah tidak dapat/sukar dipecahkan
 Pada varietas-varietas yang mudah rontok stadia ini belum terjadi kerontokan
 Terjadi 7 hari setelah stadia masak kuning.

Stadia masak mati, ciri-ciri:


 isi gabah keras dan kering
 varietas yang mudah rontok pada stadia ini sudah mulai rontok
 terjadi 6 hari setelah masak penuh

 Tanda-tanda Padi Siap panen


Ada beberapa tanda-tanda padi siap panen, yaitu:
 90 – 95 % gabah sudah menguning dan daun bendera telah mongering
 Umur optimal malai 30 – 35 hari terhitung sejak hari sesudah berbunga
(HSB)
 Kadar air berkisar 21 – 26 %
 Kerontokan gabah sekitar 16 – 30 % (Cara mengukurnya dengan meremas
dengan tangan).

 Alat-alat Panen Padi


Ada beberapa alat panen padi, yaitu:
 Ani-ani, digunakan untuk padi local yang berpostur tinggi
 Sabit/sabit bergerigi, bisa menekan kehilangan hasi hingga 3 %.
 Mesin Modren

Bagian Akhir
Pemanenan padi tidak akan menguntungkan dan memuaskan jika prosesnya
dilakukan dengan cara yang kurang benar dan pada umur panen yang tidak tepat. Cara
panen yang tidak baik akan menurunkan kehilangan hasil secara kuantitatif. Sedangkan
saat panen yang tepat akan menentukan kualitas gabah dan beras.

Peureumeu, 2020
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Teknik Penanganan Pasca Panen Padi sawah


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam menangani
pasca panen padi sawah secara tepat
Metode : Ceramah dan Diskusi
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 5 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
2. Isi materi  Rangkaian kegiatan
pasca panen dan 40 menit
penanganannya
 Diskusi 20 menit
 Kesimpulan 5 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Teknik Penanganan Pasca Panen Padi sawah

Bagian Awal

Penanganan padi dari mulai panen hingga menjadi produk akhir yang siap
didistribusikan dinamakan pascapanen padi. Pascapanen padi adalah serangkaian
tahapan kegiatan yang meliputi pemungutan (pemanenan) malai, perontokan gabah,
penampian, pengeringan, pengemasan, penyimpanan, dan pengolahan sampai siap
dipasarkan atau dikonsumsi. Proses pascapanen memiliki tujuan untuk mengurangi
kehilangan hasil, menekan tingkat kerusakan hasil panen, meningkatkan daya simpan
dan daya guna komoditas pertanian, meningkatkan nilai tambah dan pendapatan,
meningkatkan devisa negara dan perluasan kesempatan kerja, melestarikan sumber
daya alam dan lingkungan hidup.

Bagian Utama

Rangkaian Kegiatan Pasca Panen dan Penanganannya

1. Penumpukan dan Pengumpulan


Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil sebaiknya pada
waktu penumpukan dan pengangkutan padi  menggunakan alas. Penggunaan alas dan
wadah pada saat penumpukan dan pengangkutan dapat menekan kehilangan hasil
antara 0,94 – 2,36 %.

2. Perontokan
Pada tahap ini, kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam melakukan
perontokan dapat mencapai lebih dari 5 %. Cara perontokan padi dapat dilakukan:
 Perontokan padi dengan pedal thresher
Pedal thresher merupakan alat perontok padi dengan konstruksi sederhana dan
digerakan meng-gunakan tenaga manusia.
 Perontokan padi dengan power thresher
Power thresher merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga
penggerak enjin.

3. Pengeringan
Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air gabah sampai mencapai
nilai tertentu sehingga siap untuk diolah/digiling atau aman untuk disimpan dalam waktu
yang lama. Pengeringan adalah sebuah proses mengurangi kadar air dalam gabah
hingga mencapai kadar tertentu. Standar kadar air dalam gabah yang dikeringkan
paling tidak harus mencapai 14%.

4. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan gabah/beras agar
tetap dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu. Kesalahan dalam melakukan
penyimpanan gabah/ beras dapat mengakibatkan terjadinya respirasi, tumbuhnya
jamur, dan serangan serangga, binatang mengerat dan kutu beras yang dapat
menurunkan mutu gabah/beras. Cara penyimpanan gabah/beras dapat dilakukan
dengan : 
(1) sistem curah,
2) Penyimpanan Gabah dengan Kemasan/Wadah

5. Penggilingan
Penggilingan merupakan proses untuk mengubah gabah menjadi beras. Proses
penggilingan gabah meliputi pengupasan sekam, pemisahan gabah, penyosohan,
pengemasan dan pe-nyimpanan. Bagian komponen mesin penggiling terdiri dari :

Bagian Akhir
Pasca panen padi sawah merupakan proses yang harus ditangangani dengan
tepat guna untuk mengurangi resiko kehilangan hasil, menekan tingkat kerusakan hasil
panen, meningkatkan daya simpan dan daya guna komoditas pertanian, meningkatkan
nilai tambah dan pendapatan, meningkatkan devisa negara dan perluasan kesempatan
kerja, melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Peureumeu, 2020
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP

LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Teknik Aplikasi Pestisida Nabati


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam
pengaplikasian pestisida nabati secara tepat
Metode : Ceramah dan Diskusi
Waktu : 90 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 5 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
 Cara pengaplikasian
beberapa pestisida
2. Isi materi nabati 40 menit
 Kendala penggunaan
pestisida nabati
 Diskusi 20 menit
 Kesimpulan 5 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2019
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Teknik Aplikasi Pestisida Nabati

Bagian Awal

Pestisida nabati cenderung bersifat mudah terurai di alam, residunya cepat hilang, tidak
mencemari lingkungan, dan aman bagi makhluk hidup. Selain itu, pestisida nabati memiliki
kandungan bioaktif yang kurang kuat sehingga daya bunuhnya lemah. Oleh karena itu,
pestisida ini lebih tepat disebut sebagai pestisida pengendali patogen dan bukan sebagai
pembasmi patogen. Dalam pembuatan ramuan pestisida nabati tidak menggunakan campuran
minyak tanah atau solar walaupun kedua bahan tersebut dapat meningkatkan daya bunuh
ramuan, karena apabila dosis dari kedua bahan tersebut kurang tepat maka mengakibatkan
tanaman teracuni (fitotoksitas).

Bagian Utama

Cara Pengaplikasian Beberapa Pestisida Nabati


 Ramuan untuk mengendalikan hama serangga secara umum
Bahan: Daun Mimba 8 kg, Lengkuas 6 kg, Serai 6 kg, Detergen/ sabun colek 20 gram,
dan Air 20 liter
Proses pembuatan: Daun mimba, lengkuas dan serai ditumbuk atau dihaluskan. Seluruh
bahan diaduk dalam 20 liter air lalu direndam selama 24 jam. Setelah itu larutan
disaring, larutan hasil penyaringan diencerkan kembali. 1 liter larutan dilarutkan dengan
30 liter air, larutan ini dapat digunakan untuk luasan lahan 1 hektar.
Aplikasi: Ramuan yang telah dilarutkan disemprotkan pada tanaman yang akan
dilindungi

 Ramuan untuk mengendalikan hama ulat

Bahan: Ranting atau kulit batang tanaman pacar cina 50 – 100 gram, Detergen 1 gram

dan Air 1 liter

Proses pembuatan: Tumbuk ranting atau kulit batang tanaman pacar cina ,tambah 1

liter air, tambah 1 gram detergen kemudian rebus selama 45 – 75 menit dan diaduk

hingga menjadi larutan. Kemudian saring dengan kain halus dan siap digunakan.

Aplikasi: Larutan yang telah di saring, langsung disemprotkan ke tanaman.

 Ramuan untuk mengendalikan hama thrips pada cabai, kentang dan bawang

Bahan: Daun sirsak 50-100 lembar, Air 5 liter - Detergen/ sabun colek 15 gram

Proses pembuatan: Daun sirsak ditumbuk halus, rendam ke dalam 5 liter air tambah

detergen dan didiamkan semalam. Kemudian larutan disaring, setiap 1 liter hasil

saringan diencerkan lagi dengan 10 – 15 liter air dan siap disemprotkan ke tanaman.

Aplikasi: Ramuan yang telah diencerkan dengan air disemprotkan ke tanaman yang

terserang hama.

Kendala Penggunaan Pestisida Nabati

Di Indonesia, penggunaan pestisida nabati belum memasyarakat. Hal ini berkaitan dengan
beberapa kendala yang dihadapi dalam penggunaannya, diantaranya:
1. Pestisida sintetis tetap lebih disukai dengan alasan mudah didapat, praktis
mengaplikasikannya, hasilnya relatif cepat terlihat, tidak perlu membuat sediaan sendiri,
tersedia dalam jumlah banyak, dan tidak perlu membudidayakan sendiri tanaman
penghasil pestisida.
2. Kurangnya rekomendasi atau dorongan dari pengambil kebijakan. Hal ini terlihat dari
kurangnya atau tidak adanya penyuluhan dan pengenalan penggunaan pestisida nabati
kepada petani atau pengguna.
3. Tidak tersedianya bahan secara berkesinambungan dalam jumlah yang memadai saat
diperlukan.
4. Frekuensi penggunaannya tinggi karena sifatnya mudah terlarut di alam sehingga
memerlukan pengaplikasian yang lebih sering.
5. Sulitnya registrasi pestisida nabati mengingat pada umumnya jenis pestisida ini memiliki
bahan aktif yang kompleks (multiple active ingredient) dan pada beberapa kasus tidak
semua bahan aktif bisa dideteksi.

Bagian Akhir
Penggunaan pestisida nabati dimaksudkan bukan untuk meninggalkan dan
menganggap tabu penggunaan pestisida sintetis, tetapi hanya merupakan suatu cara alternatif
agar pengguna tidak hanya tergantung pada pestisida sintetis disamping juga dapat
diminimalkan kerusakan lingkungan akibat penggunaan pestisida sintesis secara berlebih.

Peureumeu, 2019
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP
LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Teknik Penanaman Tanaman Seledri di Polibeg


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam melakukan
penanaman tanaman seledri di polibeg
Metode : Ceramah dan Diskusi
Waktu : 90 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 5 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit
2. Isi materi  Menyiapkan bibit
tanaman 40 menit
 Menyiapkan media
tanam
 Penanaman
 Pemeliharaan
 panen
 Diskusi 20 menit
 Kesimpulan 5 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Teknik Penanaman Tanaman Seledri di Polibeg

Bagian Awal

Seledri merupakan jenis sayuran daun yang biasa digunakan sebagai bumbu. Selain itu,
seledri juga betmanfaat sebagai obat herbal. Negara Cina, Jepang dan Korea juga
menggunakan batang tanaman ini sebagai sayuran. Sedangkan di Indonesia sendiri tanaman
ini diperkenalkan pada masa penjajahan Belanda dan digunakan sebagai bumbu penyedap sop
atau lalap seperti juga cara menanam  bunga kol dengan hidroponik . Sedangkan di Eropa
sendiri, semua bagian tanaman seledri baik daun, batang dan bonggolnya dimanfaatkan.
Seledri juga merupakan tanaman obat herbal yang terbukti dapat menyembuhkan
berbagai jenis penyakit. Seledri disebut sebut sebagai sayuran anti-hipertensi, selain itu
manfaat lainnya adalah sebagai diuretika (peluruh) , anti rematik dan dipercaya dapat
menambah nafsu makan. Bagian umbi memiliki khasiat yang sama dengan batang dan
daunnya, namun juga dapat di gunakam sebagai pembangkit gairah seksual (afrodisiaka).

Bagian Utama
Menyiapkan Bibit Tanaman
Setelah memperoleh bibit seledri yang diperlukan, maka untuk tahap selanjutnya anda
bisa mengikuti cara seperti di bawah ini:
 Biansanya satu bonggol tanaman seledri akan terdiri dari banyak tunas anakan.
 Maka terlebih dahulu pisahkan anakan seledri, agar tentunya kita dapat memperoleh
tanaman indukan yang berjumlah banyak.
 Bersihkan bagian bonggol tanaman yang kotor.
 Kemudian potong batang tanaman yang tua, jangan di buang anda bisa
menggunakannya sebagai sayuran atau lalapan.
 Sisakan hanya tunas muda.
 Setelah itu isikan air kedalam gelas air mineral.
 Tusuk bagi bonggol dengan tusuk gigi pada empat penjuru bagian.
 Kemudian masukkan bibit tadi kedalam gelas air mineral, maka akar dan sebagian
bonggol akan terendam, sedangkan tunasnya akan berada di permukaan gelas.
 Tambahkan larutan nutrisi atau pupuk daun kedalam media air didalam gelas.
 Setelah tunas muda baru tumbuh 2-3 buah, maka anda dapat memindahkannya ke
media tanam didalam pot.

Menyiapkan Media Tanam


Seledri menghendaki media yang subur, gembur dan porous. Berikut langkah menyiapkan
media tanam seledri.
 Gunakan media tanah, kompos dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
 Ayak semua media, dan ambil bagian halusnya saja.
 Kemudian campur media hingga rata.
 Setelah itu, masukkan media kedalam polibeg tanam...
 Masukkan media tanam kedalam polibeg, isi hingga permukaan polibeg penuh dan
padat.
 Setelah itu, diamkan media tanam selama satu minggu baru kemudian seledri dapat di
tanam.
Penanaman
Setelah media dan bibit siap, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penanaman
seledri . Sebaiknya penanaman dilakukan pada pagi hari, dengan cara sebagai berikut :
 Buat lubang tanam  pada media di polibeg.
 Sesuaikan kedalaman lubang tanam dengan tinggi tanaman dan panjang akar.
 Kemudian lakukan penanaman dengan memasukkan bibit kedalam lubang tanam.
 Tanaman harus tegak dan kokoh agar tidak gampang roboh, apalagi saat masa awal
pindah tanam.
 Usahakan permukaan bonggol tidak tertutup media semua.
 Setelah itu, lakukan penyiraman hingga jenuh dan air keluar dari lubang bagian bawah
pot tanaman.
 Letakkan polibeg di tempat yang teduh pada awal masa tanam, setelahnya anda dapat
mengeluarkannya ke tempat yang terkena cahaya matahari penuh.
Pemeliharaan
 Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Jika media masih basah dan
lembab maka sebaiknya tidak perlu disiram.
 untuk pemupukan, cukup tambahkam pupuk kandang pada media atau pupuk organik
lain yang memiliki kandungan nitrogen tinggi.
Panen 
 pada umur 60-70 hari setelah tanam
 Panen dilakukan saat pagi hari pada pukul 7-9 pagi atau sore hari pada pukul 4-6 sore.
Bagian Akhir
 Dengan menanam seledri di polibeg di sekitar rumah, maka tidak perlu terus terusan
lagi membeli seledri di pasar. Bahkan tentunya bisa membuka peluang bisnis untuk
membudidayakan tanaman yang satu ini..
LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Analisa Usaha tani Padi Sawah


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam melakukan
Analisa Usaha Tani Padi sawah
Metode : Ceramah dan Diskusi
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 5 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit

 Analisa usaha tani padi


2. Isi materi 40 menit
sawah

 Diskusi 20 menit
 Kesimpulan 5 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP
SINOPSIS

Judul : Analisa Usaha tani Padi Sawah

Bagian Awal

Tingkat pendapatan petani secara umum dipengaruhi oleh beberapa komponen yaitu
jumlah produksi, harga jual, dan biaya-biaya produksi. Padi merupakan salah satu komoditi
yang mempunyai prospek cerah guna menambah pendapatan para petani. Hal tersebut dapat
memberi motivasi tersendiri bagi petani untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan
produksinya dengan harapan agar pada saat panen memperoleh hasil penjualan tinggi guna
memenuhi kebutuhannya. Namun secara aktual pada saat panen tiba, hasil melimpah tetapi
harga menjadi turun, dan terlebih lagi jika hasil produksi yang diharapkan jauh dari perkiraan,
yaitu pembeli sangat rendah, produksi minim, biaya untuk kegiatan produksi, mulai dari
pengadaan pupuk, pengolahan, pestisida dan biaya lainnya yang tidak terduga

Bagian Utama
Adapun rincian analisa usahatani padi sawah dengan menggunakan salah satu
varietas contohnya Varietas inpari 32 dengan sistem tanam Jajar Legowo, dengan
luasan 1 Ha sawah pada 1 kali musim tanam adalah sebagai berikut :

No. Uraian Jumlah (Rp)


A. Modal
1 Benih, 25 kg @ Rp. 15.000     375.000
2 Pupuk Urea, 150 kg @ Rp. 1.500     225.000
4 Pupuk NPK Ponska 300 kg @ Rp. 3.000     900.000
6 Petroganik, 1000 kg @ Rp. 500     500.000
7 Pestisida / Insektisida, 2 liter @ Rp. 75.000     150.000
Jumlah Modal (A)  2.150.000

B. Biaya Operasional / Upah Kerja


1 Pengolahan lahan 30 HOKp @ 30.000 atau borongan    900.000
2 Pencabutan bibit + penanaman 20 HOKw @ Rp. 17.500    350.000
3 Penyiangan + pemupukan ke-1 16 HOKp @ Rp. 30.000    480.000
4 Penyiangan + pemupukan ke-2 16 HOKp @ Rp. 30.000    480.000
5 Penyemprotan 4 HOKp @ Rp. 30.000    120.000
6 Panen dan pasca panen 12 HOKp @ Rp. 30.000    360.000
7 Biaya pengeringan 8 HOKp @ Rp. 30.000    240.000
Jumlah Biaya Operasional (B)  2.930.000
Pengeluaran (A+B)  5.325.000
A.   Pendapatan
Hasil Panen misalkan 7 ton GKP per hektar. Setelah dikeringkan susut 18 %, maka
hasilnya 5,74 ton GKG per hektar.
Harga 1 kg GKG adalah Rp. 4.600.
Maka hasil yang diperoleh           = 5,74 kg x Rp. 4.600
= Rp. 26.404.000.

B.   Keuntungan

= Pendapatan – Biaya Pengeluaran

= Rp. 26.404.000.– Rp. 5.325.000


= Rp. 16.200.000
Bila dalam 1 musim tanam adalah 4 bulan, berarti dalam 1 bulan keuntungannya
= Rp. 14.765.000 : 4 bulan
= Rp. 3.691.250

C.   Analisis
Return and Cost Ratio (R/C ratio)           = Pendapatan / Total Biaya
                                                                 = 21.525.000 / 5.325.000
                                                                 = 4,04
Jika nilai R/C ratio lebih besar dari satu maka usaha tani tersebut layak. Sebaliknya jika
nilai R/C ratio kurang dari satu maka usaha tani tersebut tidak layak.
Maka, hasil analisa diatas menunjukkan bahwa nilai R/C ratio 4,04 > 1 berarti usahatani
tersebut layak.
Dalam budidaya padi sawah, keuntungan yang wajar yang dihasilkan dalam 1 kali
panen untuk luasan 1 Ha berkisar antara Rp. 15.000.000 s/d Rp. 20.000.000.

Analisa diatas hanya sebagai acuan, kebutuhan bahan dan biaya-biaya lain
menyesuaikan keadaan lokasi masing-masing.

Bagian Akhir
Melihat biaya usaha padi sawah sebaiknya petani bisa menekan biaya lain dalam hal ini
biaya pengeringan dengan cara memanfaatkan tenaga kerja keluarga untuk pengeringan padi.

Peureumeu, 2020
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP
LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Teknik Pembuatan Pupuk Kompos dan Pengaplikasiaanya.


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pembuatan
pupuk kompos dan pengaplikasiannya.
Metode : Ceramah dan Diskusi
Waktu : 120 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol, bahan-bahan kompos, kertas

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 5 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 10 Menit
 Manfaat Kompos
2. Isi materi  Cara membuat kompos 60 menit
dan pengaplikasiannya
 Diskusi 20 menit
 Kesimpulan 10 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit

Peureumeue, ……………………….2020
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Teknik Pembuatan Pupuk Kompos dan Pengaplikasiaanya.

Bagian Awal

Kompos adalah salah satu pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses
pembusukan sisa-sisa bahan organik (tanaman maupun hewan). Proses pengomposan dapat
berlangsung secara aerobik dan anaerobik yang saling menunjang pada kondisi lingkungan
tertentu. Proses ini disebut juga dekomposisi atau penguraian.

  Proses pembuatan kompos sebenarnya meniru proses terbentuknya humus di alam.


Namun dengan cara merekayasa kondisi lingkungan, Kompos dapat dipercepat proses
pembuatannya, yaitu hanya dalam jangka waktu 30-90 hati. Waktu ini melebihi kecepatan
terbentuknya humus secara alami. Oleh karena tu, kompos selalu tersedia sewaktu-waktu
diperlukan tanpa harus menunggu bertahun-tahun lamanya.
 
Bagian Utama

Manfaat Kompos
1. Manfaat Kompos Bagi Tanah
Pupuk kompos berperan dalam menjaga fungsi tanah agar unsur hara dalam tanah
mudah dimanfaatkan oleh tanaman.
2. Manfaat Kompos Bagi Tanaman
 Kompos sangat bermanfaat bagi proses pertumbuhan tanaman. Kompos tidak hanya
mensuplai unsur hara bagi tanaman, selain itu kompos juga memperbaiki struktur tanah
kering dan ladang serta menjaga fungsi tanah, sehingga suatu tanaman dapat tumbuh
dengan baik. 
a. Manfaat kompos menyediakan unsur hara bagi tanaman
b. Manfaat kompos memperbaiki struktur tanah
c. Manfaat kompos dapat meningkatkan Kapasitas Tukar Kation
d. Manfaat kompos meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air
e. Manfaat kompos meningkatkan aktivitas biologi tanah
f. Manfaat kompos meningkatkan pH pada tanah asam
g. Manfaat kompos menyediakan unsur mikro bagi tanaman

Cara membuat kompos dan pengaplikasiannya


 Cara membuat kompos metode aerob
Berikut ini cara membuat kompos aerob:
1. Menyiapkan bahan-bahan dasar yang dibutuhkan untuk produksi 100 kg bokashi, yaitu:
 Kotoran ternak sebanyak 50 kg, bisa dari kotoran kerbau atau sapi
 Jerami, dedaunan, ampas tebu, rerumputan sebanyak 30 kg
 Arang sekam/arang serbuk kayu 10 kg
 Dedak halus 5 kg
 EM4 sebanyak 0,1 liter
 Gula 100 gr
 Air tanah secukupnya
2. Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, yaitu karung goni (karung berpori), garu,
ember, gelas ukur dan sekop
3. Mencacah rerumputan secara manual
4. Mengencerkan gula dalam air secukupnya dan menambahkan EM4, lalu diaduk hingga
mercampur rata.
5. Selanjutnya tahap pencampuran bahan dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
6. Campurkan jerami/rerumputan/dedaunan, arang sekam/serbuk kayu, kotoran ternak,
dedak halus secara merata.
7. Siramkan larutan gula dan EM4 ke dalam campuran bahan, dan aduk hingga merata
dengan kadar air 30-40% (mengukur kadar air dapat dilakukan dengan cara
menggenggam/meremas adonan dengan tangan, bila adonan saat diremas/digenggam air
tidak menetes dan saat kepalan dibuka adonan masih menggumpal, tetapi pecah/retak saat
disentuh dengan jari).
8. Selanjutnya tahap poses fermentasi, yaitu:
9. Sebelum fermentasi dimulai, terlebih dahulu hamparkan bahan pupuk yang siap
difermentasi di atas lantai yang kering dengan ketinggian 20-30 cm. Selama fermentasi
tidak boleh terkena hujan dan sinar matahari langsung.
10. Kemudian ditutup secara menyeluruh dengan menggunakan karung goni`
11. Pada hari ke 2 sampai hari ke 7 campuran pupuk harus dikontrol agar fermentasi
berlangsung dengan baik dan sempurna. Dimana suhu tidak boleh melebihi 500 C karena
bisa menggagalkan proses fermentasi, dan bila suhu mendekati 500 C sebaiknya karung
dibuka selama 30 menit dan ditutup kembali. Bila tidak ada thermometer untuk mengukur
suhu, bisa dengan cara alami dengan memasukkan tangan ke dalam adonan dan bila
tangan tidak tahan dengan panasnya, maka suhu bahan sudah mendekati 500
Bila proses fermentasi berjalan dengan baik , maka dalam waktu 7 hari pupuk organik
bokashi sudah dihasilkan.

 Cara membuat kompos metode anaerob


Cara membuat kompos dengan metode anaerob biasanya memerlukan inokulan
mikroorganisme (starter) untuk mempercepat proses pengomposannya.  Inokulan terdiri dari
mikroorganisme pilihan yang bisa menguraikan bahan organik dengan cepat, seperti efektif
mikroorganime (EM4).
Berikut tahapan cara membuat kompos dengan proses anaerob.
 Siapkan bahan organik yang akan dikomposkan. Sebaiknya pilih bahan yang lunak terdiri
dari limbah tanaman atau hewan. Bahan yang bisa digunakan antara lain, hijauan tanaman,
ampas tahu, limbah organik rumah tangga, kotoran ayam, kotoran kambing, dll. Rajang
bahan tersebut hingga halus, semakin halus semakin baik.
 Siapkan dekomposer (EM4) sebagai starter. Caranya, campurkan 1 cc EM4 dengan 1 liter
air dan 1 gram gula. Kemudian diamkan selama 24 jam.
 Ambil terpal plastik sebagai alas, simpan bahan organik yang sudah dirajang halus di atas
terpal. Campurkan serbuk gergaji pada bahan tersebut untuk menambah nilai perbandingan
C dan N. Kemudian semprotkan larutan EM4 yang telah diencerkan tadi. Aduk sampai
merata, jaga kelembaban pada kisaran 30-40%, apabila kurang lembab bisa disemprotkan
air.
 Siapkan tong plastik yang kedap udara. Masukan bahan organik yang sudah dicampur tadi.
Kemudian tutup rapat-rapat dan diamkan hingga 3-4 hari untuk menjalani proses fermentasi.
Suhu pengomposan pada saat fermentasi akan berkisar 35-45oC.

Bagian Akhir
Setelah empat hari cek kematangan kompos.Pupuk kompos yang matang dicirikan
dengan baunya yang harum seperti bau tape.

Peureumeu, 2020
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP
LPM (LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH)

Judul : Teknik Pembuatan Pupuk Bokashi


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pembuatan
pupuk bukashi
Metode : Ceramah dan Diskusi
Waktu : 90 menit
Media : Kertas
Alat Bantu : Spidol

No Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


 Absensi 5 Menit
1. Pendahuluan  Judul 5 Menit
 Menjelaskan tujuan 5 Menit

 Cara membuat pupuk


2. Isi materi 40 menit
bokashi

 Diskusi 20 menit
 Kesimpulan 5 menit
3. Pengakhiran
 Saran 5 menit
 Penutup 5 menit
Peureumeue, ……………………….2019
PPL

DERHANA SIREGAR, SP

SINOPSIS

Judul : Teknik Pembuatan Pupuk Bokashi

Bagian Awal

Pupuk organik dapat didefenisikan sebagai pupuk yang mengandung bahan alami yang
berasal dari alam baik itu dari tanaman ataupun hewan yang sudah melalui proses, dapat
berbentuk padat ataupun cair yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Banyak orang lebih memilih pupuk organik dibandingkan dengan pupuk kimia selain lebih
bermanfaat, pupuk organik ini juga lebih aman bagi manusia dan tumbuhan.
Berbagai macam dari pupuk organik ini dapat kita jumpai di lapangan, salah satunya yaitu 
pupuk organik bokashi. Dimana Pupuk bokashi ini bisa dibuat dengan cepat dan efektif, yang
berasal dari bahan-bahan alami melalui proses fermentasi effective microorganisms (EM4).
Bokashi ini cocok untuk berbagai macam tanaman pertanian baik itu yang ditanam di
pekarangan dan halaman dalam rumah, media persemaian dan tanaman dalam pot. Selain
menyehatkan tanah, bokashi ini  juga dapat menyuburkan tanaman serta menghasilkan prodak
yang sehat dikonsumsi.
 
Bagian Utama

Berikut ini cara membuat pupuk bokashi:


1. Menyiapkan bahan-bahan dasar yang dibutuhkan untuk produksi 100 kg bokashi, yaitu:
 Kotoran ternak sebanyak 50 kg, bisa dari kotoran kerbau atau sapi
 Jerami, dedaunan, ampas tebu, rerumputan sebanyak 30 kg
 Arang sekam/arang serbuk kayu 10 kg
 Dedak halus 5 kg
 EM4 sebanyak 0,1 liter
 Gula 100 gr
 Air tanah secukupnya
2. Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, yaitu karung goni (karung berpori), garu,
ember, gelas ukur dan sekop
3. Mencacah rerumputan secara manual
4. Mengencerkan gula dalam air secukupnya dan menambahkan EM4, lalu diaduk hingga
mercampur rata.
5. Selanjutnya tahap pencampuran bahan dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
6. Campurkan jerami/rerumputan/dedaunan, arang sekam/serbuk kayu, kotoran ternak,
dedak halus secara merata.
7. Siramkan larutan gula dan EM4 ke dalam campuran bahan, dan aduk hingga merata
dengan kadar air 30-40% (mengukur kadar air dapat dilakukan dengan cara
menggenggam/meremas adonan dengan tangan, bila adonan saat diremas/digenggam air
tidak menetes dan saat kepalan dibuka adonan masih menggumpal, tetapi pecah/retak saat
disentuh dengan jari).
8. Selanjutnya tahap poses fermentasi, yaitu:
9. Sebelum fermentasi dimulai, terlebih dahulu hamparkan bahan pupuk yang siap
difermentasi di atas lantai yang kering dengan ketinggian 20-30 cm. Selama fermentasi
tidak boleh terkena hujan dan sinar matahari langsung.
10. Kemudian ditutup secara menyeluruh dengan menggunakan karung goni`
11. Pada hari ke 2 sampai hari ke 7 campuran pupuk harus dikontrol agar fermentasi
berlangsung dengan baik dan sempurna. Dimana suhu tidak boleh melebihi 500 C karena
bisa menggagalkan proses fermentasi, dan bila suhu mendekati 500 C sebaiknya karung
dibuka selama 30 menit dan ditutup kembali. Bila tidak ada thermometer untuk mengukur
suhu, bisa dengan cara alami dengan memasukkan tangan ke dalam adonan dan bila
tangan tidak tahan dengan panasnya, maka suhu bahan sudah mendekati 500
Bila proses fermentasi berjalan dengan baik , maka dalam waktu 7 hari pupuk organik
bokashi sudah dihasilkan.

Bagian Akhir
Dalam pembuatan pupuk bokashi yang paling penting harus diperiksa yaitu suhu
karena sangat mempengaruhi keberhasilan pembuatan bokashi.

Peureumeu, 2019
Penyusun Sinopsis

Derhana Siregar, SP

Anda mungkin juga menyukai