Anda di halaman 1dari 62

PELAKSANAAN METODE PENYULUHAN PERTANIAN

DI DINAS PERTANIAN KABUPATEN KEBUMEN

LAPORAN KERJA LAPANGAN


OLEH:
MOKH KHAYATUL ROKHMAN
98/120631/PN/08319

Mengucapkan terima kasih kepada;

Dosen Pembimbing Lapangan


Dosen Pembimbing KL
DINAS PERTANIAN KAB.
PKP-UGM
KEBUMEN

Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, M. Si Ir. Agusono, MM

Daftar Isi

1. Pendahuluan

2. Sejarah dan Struktur Organisasi

3. Pemilihan Metode Penyuluhan

4. Metode-Metode Pelaksanaan Penyuluhan

5. Pelaksanaan Kerja Lapangan

6. Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka
MATERI INI DAPAT DIAKSES MELALUI WEBSITE :
http://www.rohman.tripod.com/lapangan/pkl.htm
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2004
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai negara agraris Indonesia menempatkan pertanian sebagai sektor
sentral yang didukung oleh tersebarnya sebagian besar penduduk Indonesia yang
hidup sebagai petani dan tinggal di pedesaan. Dengan kondisi demikian maka
diperlukan suatu upaya untuk membantu kelancaran pembangunan pertanian yaitu
dengan adanya penyuluhan pertanian.
Wiriaatmadja (1977) mengartikan bahwa penyuluhan merupakan suatu sistem
pendidikan (belajar-mengajar), yang dalam prakteknya mempergunakan cara-cara
seperti peniruan, pembujukan dan propaganda. Cara perintah sedikit sekali dilakukan
sementara paksaan malahan dihindarinya. Kadang-kadang keadaan masyarakat
memerlukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan makna penyuluhan secara
teoritis. Hal demikian terpaksa diterima asal saja untuk kepentingan seluruh
masyarakat, tidak lama kelangsungannya dan tidak bersifat menambah kesukaran atau
penderitaan dari yang sudah ada.
Prinsip-prinsip belajar mengajar dalam penyuluhan bidang pertanian
diantaranya (Hamalik, 1990):
- Receptive theory of learning (appersi): hal-hal yang telah dipelajari, dikuasai
oleh peserta tentang pelajaran yang lalu berkenaan dengan studi pertanian?
- Achievement motive (motivasi) : bagaimana menggerakan, mengarahkan,
mendorong kegiatan belajar peserta dalam studi pertanian?
- Active learning (aktivitet): kegiatan-kegiatan belajar apa yang perlu dilakukan
oleh peserta dalam suatau proses belajar mengajar/mempelajari bidang
pertanian?
- Individualizing of learning (individualitet): bagaimana siswa yang berbeda-
beda jasmani, intelektual, sosial, personal, emosional dalam mempelajari
bidang pertanian?
- Group work of learning ( kerjasama): bagaimana cara menciptakan suasana/
kegiatan kerjasama dalam kelas (diskusi, kerja kelompok dan lain-lain) dalam
mempelajari bidang pertanian?
- Community oriented (lingkungan): bagaimana menyesuaikan palajaran dengan
lingkungan alam sekitar: fisik, sosial, sumber-sumber dan lain-lain; dalam
mempelajari bidang pertanian?
- Audio visual aid (alat-alat peraga): bagaimana menjadika pelajaran konkret,
menarik, bervariasi, efisien, dan efektif? Aalat peraga yang digunakan dalam
mempelajari bidang pertanian?
- Behavior modification (latihan): bagaimana cara memmberikan uilangan dan
latihan pengetahuan, ketrampilan agar terjadi pemantapan atas bahan yang
telah disampaiakan tentang pertanian?
- Integrated learning/unit teaching (korelasi dan integrasi): bagaimana cara
menghubungkan dan memadukan materi pelajaran bidang pertanian agar
mudah dipahami?
Seseorang belajar pada dasarnya dengan melalui panca indera. Dari adanya
proses belajar mengajar selanjutnya timbul proses penerapan atau penerimaan.
Terjadinya proses penarapan atau penarimaan senantiasa selalu melalui tahapan
tertentu, dari mulai (Samsudin, 1977):
- Tahap kesadaran; dalam hal ini seseorang berada dalam keadaan sekedar
mengetahui, belum memahami secara mendalam apa yang termakna dalam hal
yang baru diketahuinya.
- Tahap minat; pada tahap ini seseorang sudah mulai aktif mencari keterangan-
keterangan yang lebih banyak, dihubungkannya ide atau praktek baru itu
dengan keadaan yang sudah terjadi dan pernah dialaminya, serta perhitungan
untung rugi sudah melintas dalam pikirannya.
- Tahap menilai; dari adanya pengetahuan dan beberapa keterangan yang jelas,
akhirnya dihubungkan dengan tingkat kemampuan yang ada pada dirinya,
bagaiamana kemungkinan hasilnya dan bagaimabna yang sudah dilakukan
orang lain.
- Tahap mencoba; apabila dirasakan ide atau praktek baru tersebut mampu untuk
dilaksanakan kemudian diadakan kegiatan mencoba-coba secara kecil-kecilan.
- Tahap penerapan; disini seseorang sudah menerapkan sepenuhnya apa yang
pernah diterimanya sebagai anjuran.
Menurut Laird (Ibrahim, Sudiyono dan Harpowo, 2003) sebelum menentukan
metode penyuluhan yang terbaik, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Tidak ada satu metode penyuluhan yang dianggap paling baik dibanding
metode penyuluhan yang lainnya. Penyuluh harus mencari metode terbaik
sesuai situasi yang ada.
2. Pada umumnya penyuluh menggunakan beberapa metode penyuluhan
dalam mensukseskan program penyuluhan. Pengalaman di lapangan
menunjukkan bahwa semakin banyak metode, maka semakin cepat petani
sasaran memahaminya.
3. Pada umumnya dalam pelaksanaan penyuluhan dikombinasikan metode
satu dengan metode lainnya.
4. Materi visual atau tertulis sedapat mungkin digunakan dalam pelaksanaan
penyuluhan pertanian.
Metode-metode penyuluhan pertanian dapat dilaksanakan oleh
penyuluh dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu (Samsudin, 1977):
1. Penyuluhan secara kelompok, diantaranya:
- Demonstrasi
- Karyawisata
- Acara diskusi
- Pertemuan-pertemuan pertanian
- Kursus pertanian
- Film, slide dan strip
- Perlombaan kelompok
- Pemberian penghargaan secara kelompok
- Pertunjukan-pertunjukan
- Kegiatan lain: pada saat pengajian dan pertemuan PKK
2. Penyuluhan secara massal, diantaranya:
- Tulisan dalam surat kabar, majalah, brosur, leaflet, folder, poster, dan
plakat.
- Pameran
- Siaran melalui radio
- Siaran melalui televisi
- Gambar-gambar atau pola-pola yang dapat diperbesar
3. Metode perorangan, diantaranya:
- Kunjungan rumah (anjang sana)
- Surat menyurat
- Pemberian penghargaan perlombaan secara perorangan
Pentingnya metode penyuluhan dalam menunjang keberhasilan penyuluhan
pertanian menjadi hal yang perlu untuk diketahui secara komprehensif melalui
pengalaman secara langsung di lapangan sebagai perbandingan empiris dari teori yang
telah didapatkan di bangku perkuliahan mengenai kegiatan penyuluhan. Hal tersebut
menjadi landasan bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktek kerja lapangan di
instansi yang berhubungan langsung dengan kegiatan penyuluhan di Dinas Pertanian
Kabupaten Kebumen.
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
1. Melatih mahasiswa untuk memperoleh keterampilan dan pengalaman praktek
dalam bidang pertanian.
2. Melibatkan mahasiswa secara langsung dalam kegiatan pertanian untuk
mengembangkan kepekaan bernalar terhadap persoalan yang timbul dalam
praktek lapangan.
3. Mengembangkan pengetahuan mahasiswa tentang hubungan antara teori
dengan penerapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui permasalahan yang muncul dari kegiatan penyuluhan serta usaha
penanganannya.
2. Mengetahui pengaruh atau dampak dari kegiatan penyuluhan terhadap
masyarakat.
1.3 Kegunaan Kerja Lapangan
1. Memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program studi di Fakultas
Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
2. Mahasiswa memperoleh tambahan wahana serta pengalaman yang bermanfaat
tentang kegiatan penyuluhan.
3. Hasil laporan sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan
mengenai kegiatan penyuluhan.
1.4 Metode Kerja Lapangan
1. Wawancara, yaitu mengajukan pertanyaan secara langsung kepada petani dan
petugas lapangan berkaitan dengan kegiatan penyuluhan.
2. Observasi, yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan cara pengamatan
dan pencatatan terhadap peristiwa yang berkaitan dengan proses pelaksanaan
kegiatan dilapangan.
3. Studi Pustaka, yaitu dengan membaca pustaka-pustaka berupa buku dan
lainnya yang menjadi referensi dalam proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
4. Teknik peran serta dilaksanakan secara langsung dan terlibat dalam kegiatan
penyuluhan yang dilaksanakan di koordinat V Pakem.
1.5 Waktu dan Lokasi
1. Waktu
Kegiatan kerja lapangan dilaksanakan dari tanggal 10 Nobember 2003-16
Desember 2003.
2. Lokasi
Kegiatan kerja lapangan dilaksanakan di Dinas Pertanian, Kabupaten
Kebumen dan tempat-tempat dibawah kewenangannya
F. Pelaksanaan Kerja Lapangan
Pelaksanaan kegiatan kerja lapangan di Dinas Pertanian, Kabupaten Kebumen
dan tempat-tempat dibawah kewenangannya adalah sebagai berikut :
1. Pada tanggal 10 November 2003, memulai hari pertama dengan mengenal
lingkungan kerja. Hari itu melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas
Pertanian, Kepala Bagian Perencanaan dan Bagian Penyuluhan mengenai apa
saja yang dapat diikuti dan bagaimana pelaksanaan Kerja Lapangan.
2. Pada tanggal 11 November 2003, mengikuti kegiatan magang (studi banding)
para anggota KPK di desa Surotrunan, kecamatan Alian. Acara dimulai pada
pukul 09.00-13.00 di tempat Ibu Sopyah. Pemberangkatan di mulai pukul
08.00 dari kantor Dinas Pertanian. Materinya adalah proses pembuatan sagon,
roti kacang dan semprong.
3. Pada tanggal 12 November 2003, mengikuti kegiatan magang (studi banding)
para anggota KPK di desa Grenggeng, kecamatan Karanganyar. Acara dimulai
pada pukul 10.00-14.30 di rumah penduduk yang berada di tengah perkebunan
pandan. Pemberangkatan di mulai pukul 08.30 dari kantor Dinas Pertanian.
Materinya adalah proses pengolahan pandan hingga menjadi anyaman.
4. Pada tanggal 13 November 2003, mengikuti kegiatan kunjungan ke Demplot
Jagung di desa Mirit Petikusan, kecamatan Mirit. Kegiatan ini dilaksanakan
dari pukul 09.00-13.00 di BPP Mirit dan lahan Demplot Jagung.
5. Pada tanggal 14 November 2003, mengikuti kegiatan Penyusunan Programa
bersama petani di BPP Kecamatan Kebumen. Kegiatan dilaksanakan dari
pukul 08.00-11.30.
6. Pada tanggal 15 November 2003, mengikuti kegiatan kunjungan ke Demplot
Jagung di desa Maduretno, kecamatan Bulus Pesantren. Kegiatan ini
dilaksanakan dari pukul 10.00-13.00 di lahan Demplot Jagung.
7. Pada tanggal 17 November 2003, mengikuti kegiatan penilaian (supervisi)
kelompok tani Mekartani di desa Babadsari, kecamatan
Kutowinangun. Kegiatan dilaksanakan dari pukul 09.00-12.00 di BPP
Kutowinangun dan rumah ketua KPK Mekartani.
8. Pada tanggal 18 November 2003, mengikuti kegiatan penilaian (supervisi)
kelompok tani Lestari di desa Tersobo, kecamatan Prembun. Kegiatan
dilaksanakan dari pukul 08.00-12.00 di BPP Prembun dan Balai Desa Tersobo.
9. Pada tanggal 19 November 2003, mengikuti kegiatan penilaian (supervisi)
kelompok tani Saritani di desa Purbowangi, kecamatan Buayan. Kegiatan
dilaksanakan dari pukul 09.00-13.00 di rumah ketua KPK Saritani.
10. Pada tanggal 20 November 2003, mengikuti kegiatan Penyusunan Programa
bersama petani di BPP Kecamatan Mirit. Kegiatan dilaksanakan dari pukul
09.00-12.00.
11. Pada tanggal 21 November 2003 tidak ada kegiatan di bagian penyuluhan
Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen, sehingga digunakan untuk membantu
mentabulasi hasil penilaian (supervisi) Kelompok Tani di kantor.
12. Pada tanggal 22 November 2003, mengikuti kegiatan Penyusunan Konsep
Programa di Balai Kecamatan Kebumen. Kegiatan dilaksanakan dari pukul
09.00-13.00.
13. Pada tanggal 23 November 2003 – 30 Desember 2003 merupakan pekan libur
hari raya Idul Fitri.
14. Pada tanggal 1 Desember 2003 melakukan halal bihalal dengan pejabat Dinas
Pertanian Kabupaten Kebumen, sehingga belum ada kegiatan penyuluhan.
Untuk mengisi waktu itu kemudian membantu mengetik surat-surat dinas dan
keperluan lain di kantor khususnya mengenai pertemuan KTNA di Cibubur,
Bogor.
15. Pada tanggal 2 Desember 2003, mengikuti kegiatan kunjungan ke Demplot
Jagung di Balai Benih Prembun, kecamatan Prembun. Kegiatan ini
dilaksanakan dari pukul 09.00-13.00 di lahan Demplot Jagung.
16. Pada tanggal 3-6 Desember 2003, kegiatan-kegiatan penyuluhan belum efektif
dilaksanakan sehingga digunakan untuk membantu berbagai urusan surat dinas,
membantu mengetik berbagai keperluan kantor terutama dalam rangka
persiapan pengukuhan KTNA tanggal 29 Desember 2003 oleh Bupati
Kebumen.
17. Pada tanggal 8 Desember 2003, dengan ijin dari Bapak Ir Agusono MM
mencari berbagai kegiatan penyuluhan diluar Dinas Pertanian. Akhirnya
berinisiatif ke BPP Prembun, namun disana juga tidak ada kegiatan
penyuluhan. Dari situ kemudian berinisiatif untuk melakukan studi pustaka di
perpustakaan BPP Prembun.
18. Pada tanggal 9 Desember 2003 juga masih di BPP Prembun melakukan studi
pustaka di BPP Prembun sebab semua petugas akan ikut menyambut
kedatangan Bupati pada waktu meresmikan pembangunan jalan di Prembun.
19. Pada tanggal 10 Desember 2003, mengikuti kegiatan Sekolah Lapangan di
desa Tlogopragoto, kecamatan Mirit. Kegiatan dilaksanakan dari pukul 10.00-
14.00.
20. Pada tanggal 11 Desember 2003, mengikuti kegiatan Sekolah Lapangan di
desa Mirit Petikusan, kecamatan Mirit. Kegiatan dilaksanakan dari pukul
09.00-13.00.
21. Pada tanggal 12 Desember 2003, mengikuti kegiatan pembahasan AD/ART
KTNA di Gedung Dinas Pertanian. Kegiatan dilaksanakan dari pukul 10.00-
14.00.
22. Pada tanggal 13 Desember 2003, mengikuti kegiatan kunjungan ke Demplot
Jagung di desa Sitibentar, kecamatan Mirit. Kegiatan ini dilaksanakan dari
pukul 10.00-13.00 di lahan sawah.
23. Pada tanggal 15 Desember 2003, mengikuti kegiatan kunjungan Sosialiasi
Jagung di Balai Kecamatan Alian. Kegiatan ini dilaksanakan dari pukul 09.00-
12.00.
24. Pada tanggal 16 Desember 2003, mengikuti kegiatan kunjungan Sosialiasi
Jagung di desa Mulyosri, Kecamatan Prembun. Kegiatan ini dilaksanakan dari
pukul 09.00-14.00. Pada hari tersebut KL berakhir dan berpamitan pada para
pejabat di Dinas Pertanian, Kabupaten Kebumen.
II. PROFIL DINAS PERTANIAN KABUPATEN KEBUMEN

2.1 Sejarah Dinas Pertanian Kebumen

Sejak awal dibentuknya instansi yang menangani pertanian ini mempunyai nama
Dinas Pertanian Rakyat, dan kemudian dalam perkembangannya menjadi cabang dari
Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Kebumen, yang merupakan cabang dari Dinas
Tanaman Pangan Jawa Tengah di Ungaran.
Sejak dicanangkannya otonomi daerah tanggal 25 April 1994, yang mengacu pada
UU no. 25 April 1994, yang mengacu pada UU no. 5 tahun 1974, yang kemudian
dengan telah diterbitkannya Perda no. 3 tahun 1996 maka cabang Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten Kebumen berubah menjadi Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Kabupaten Kebumen. Untuk selanjutnya dengan diterbitkannya Perda no. 2
tahun 2001 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas Kabupaten Kebumen
maka dinas daerah kabupaten Kebumen berubah menjadi Dinas Pertanian Kabupaten
Kebumen yang berkantor di Jalan Ronggowarsito no. 298 Kebumen.
2.2 Fungsi Dinas Pertanian Kebumen
1. Pelaksanaan pembinaan umum dibidang pertanian, ketahanan pangan,
perkebunan, perhutanan dan konservasi tanah berdasarkan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Pelaksanaan bimbingan teknis dibidang pertanian, ketahanan pangan,
perkebunan, perhutanan dan konservasi tanah.
3. Pelaksanaan pemberian ijin dan pembinaan usaha dibidang pertanian,
ketahanan pangan, perkebunan, perhutanan dan konservasi tanah.
4. Pelaksanaan penyuluhan pertanian, ketahanan pangan, perkebunan, perhutanan
dan konservasi tanah.
5. Pelaksanaan pengamanan teknis sesuai dengan tugas pokoknya.
6. Pelaksanaan penelitian dibidang pertanian, ketahanan pangan, perkebunan,
perhutanan dan konservasi tanah.
7. Pelaksanaan pengujian teknologi dalam rangka penetapan teknologi anjuran.
8. Pelaksanaan urusan tata usaha Dinas Pertanian.
2.3 Visi Dinas Pertanian Kebumen
Terwujudnya masyarakat yang sejahtera khususnya petani melalui pembangunan
sistem agribisnis dan usaha-usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan,
berkelanjutan, dan desentralistis dengan tetap memperhatikan pelestarian sumber
daya alam.
2.4 Kebijaksanaan Dinas Pertanian Kebumen
1. Program peningkatan ketahanan pangan
2. Program pengembangan agribisnis
3. Program pembangunan hutan dan pelestarian sumberdaya alam
2.5 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen berdasarkan
Peraturan Daerah no. 02 tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut:
III. PEMILIHAN METODE PENYULUHAN PERTANIAN

3.1 Alasan Pemilihan


Kemampuan seseorang untuk mempelajari sesuatu berbeda-beda, demikian
juga tahap perkembangan mental, keadaan lingkungan dan kesempatannya berbeda-
beda, sehingga perlu ditetapkan suatu metode penyuluhan pertanian yang berdaya
guna dan berhasil guna. Tahap perkembangan mental seseorang dapat digolongkan
dalam tahap penumbuhan pertanian, tahap penumbuhan minat, tahap menilai, tahap
mencoba dan tahap menerapkan.
3.2 Tujuan Pemilihan
Meningkatkan efektifitas penyuluhan pertanian dengan pemilihan metode
yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasarannya.
3.3 Dasar-Dasar Pertimbangan Pemilihan
Pertimbangan yang digunakan dapat digolongkan menjadi empat yaitu sasaran,
sumberdaya, keadaan daerah, dan kebijaksanaan pemerintah.
3.3.1 Sasaran
Yang harus diperhatikan penyuluh dari segi sasaran antara lain:
a. Tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap sasaran
Tahap penerapan dari petani di suatu daerah bermacam-macam, demikian
juga kecepatan, keterampilan dan sikap yang telah mereka miliki. Penyuluh
harus mengetahui dalam tahap mana sebagian besar dari sasaran itu berada.
Setelah itu harus menghubungkannya dengan tujuan yang akan dicapai. Hal
ini penting untuk dapat menentukan metode mana yang paling tepat.
b. Sosial budaya
Penyuluh harus mengetahui adat kebiasaan sasaran, norma-norma yang
berlaku dan status kepemimpinan yang ada. Hal ini penting bukan saja dalam
pemilihan metode penyuluhan tetapi juga dalam menentukan teknik-teknik
penyuluhannya. Contoh: ada suatu daerah yang melarang melakukan
pemutaran film pada malam Jumat.
c. Banyaknya sasaran yang hendak dicapai oleh seorang penyuluh pada suatu
waktu tertentu akan menentukan metode penyuluhan pertanian yang akan
dicapai.
3.3.2 Sumberdaya Penyuluhan
Yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini antara lain:
1. Kemampuan penyuluh
Pengalaman dan kemampuan penyuluh yang meliputi penguasaan ilmu dan
keterampilan serta sikap yang dimilikinya perlu dipertimbangkan.
2. Materi penyuluhan
Dalam menerapkan suatu metode penyuluhan perlu diperhatikan materi yang
akan disampaikan. Untuk yang bersifat teknis biasanya dipilih metode yang
memungkinkan adanya praktek di lapangan dan untuk materi yang bersifat
non teknis, misalnya agar petani mau berkelompok dan mau memasarkan hasil
usahanya, biasanya dipilih metode diskusi kelompok.
3. Sarana dan biaya penyuluhan
Keadaan peralatan alat-alat bantu pengajaran yang dipunyai, fasilitas yang ada
serta biaya yang tersedia akan menentukan dalam pemilihan metode
penyuluhan.
Contoh :
1) Seandainya disuatu daerah belum ada listrik dan bahkan letaknya sukar
untuk dicapai, maka daerah tersebut sulit untuk diadakan penyuluhan
melalui pemutaran film walaupun biasanya cara ini bisa memberikan
hasil yang efektif.
2) Karena keterbatasan biaya maka penyuluh pertanian akan memilih metode
diskusi kelompok daripada kursus tani, yang pada pelaksanaannya akan
membutuhkan biaya yang relatif besar.
3.3.3 Keadaan Daerah
Dalam pemilihan metode penyuluhan para penyuluh perlu mempertimbangkan
kondisi daerah pelaksanaan penyuluhan, antara lain:
a. Musim
Pada musim kemarau tiap daerah berbeda-beda keadannya, ada yang
panas sekali, ada yang tidak terlalu panas, ada daerah yang tidak bisa
ditanami apa–apa, sebaliknya ada juga daerah yang justru pada musim
kemarau akan lebih menguntungkan jika digunakan sebagai tempat usaha
tani.
Apabila pada suatu keadaan tertentu tidak memungkinkan untuk
dilaksanakannya suatu proses produksi maka tentu tidak akan diadakan
penyuluhan di tempat usaha tani seperti demonstrasi, sehingga dalam hal
ini akan lebih memungkinkan untuk diadakan pertemuan di rumah petani.
b. Keadaan Usaha Tani
Musim sangat erat hubungannya dengan kedaan usaha tani, maka
keadaan usaha tani suatu daerah turut mempengaruhi pemilihan metode
penyuluhan. Misalnya untuk mengintensifkan ternak unggas disuatu
daerah maka dipilih metode demonstrasi, sedangkan untuk tujuan
introduksi diterapkan metode karya wisata ke tempat lain.
c. Keadaan Lapangan
Keadaan lapangan seperti topografi, jenis tanah, sistem pengairan serta
sarana perlu juga dipertimbangkan. Contoh: untuk perkampungan yang
letaknya terpisah-pisah maka kegiatan penyuluhannya akan lebih efektif
dilakukan di tempat tinggal petani atau di lahan usaha taninya.
3.3.4 Kebijaksanaan Pemerintah
Kebijaksanaan pemerintah yang berasal dari pusat atau daerah kadang-kadang
menentukan dalam pemilihan metode penyuluhan. Pendekatan intensifikasi secara
massal dan crash program memerlukan waktu yanmg relatif cepat daripada
pendekatan perorangan yang pada dasarnya akan membutuhkan waktu relatif lebih
lama.
3.4 Langkah-Langkah Pemilihan
3.4.1 Menghimpun dan Menganalisa data
a. Sasaran
1) Golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah masing-
masing golongan dan keseluruhan.
2) Adat kebiasaan, norma-norma dan pola kepemimpinan.
3) Bentuk-bentuk usaha tani sasaran.
4) Kesediaan mereka sebagai demonstrator dan jumlah petani maju.
b. Penyuluh dan kelengkapannya
1) Kemampuan penyuluh, jumlah penyuluh, pengetahuan dan
keterampilan penyuluh.
2) Materi penyuluhan/pesan.
3) Sarana dan prasarana penyuluhan.
4) Biaya yang ada.
c. Keadaan daerah dan kebijaksanaan pemerintah
1) Musim/iklim.
2) Keadaan lapangan (topografi), jenis tanah, sistem pengairan dan
pertanaman
3) Perhubungan jalan, listrik dan telepon
4) Kebijaksanaan pemerintah pusat, daerah dan setempat
Kegiatan selanjutnya adalah menetapkan sasaran dengan menganalisa dari
sebagaian besar data dasar tersebut. Apabila tahap penerapan sasaran sudah
disiapkan dalam rangka penyusunan programa maka langkah berikutnya
adalah mencoba menetapkan alternatif metode penyuluhan.
3.4.2 Menetapkan Alternatif Metode Penyuluhan Pertanian
Pemilihan metode penyuluhan pertanian secara umum adalah sebagai berikut:
a. Metode–metode dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik
perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan serta memberikan informasi
selanjutnya.
b. Metode-metode dengan pendekatan kelompok biasanya dipergunakan untuk
dapat memberikan informasi yang lebih rinci tentang suatu teknologi. Metode
tersebut ditujukan untuk dapat membantu seseorang dari tahap menginginkan
ke tahap mencoba atau bahkan sampai tahap menerapkan.
c. Metode-metode dengan pendekatan perorangan, biasanya sangat berguna
dalam tahap mencoba hingga menerapkan, karena adanya hubungan tatap
muka antara penyuluh dan sasaran yang lebih akrab. Di sini perlu diperhatikan
oleh penyuluh, bahwa metode pendekatan perorangan itu dilakukan apabila
sasaran sudah hampir sampai ke tahap mencoba dan bersedia mencoba yang
tentunya memerlukan bimbingan untuk memantapkan keputusannya.
d. Faktor lain yang memegang peranan dalam pemilihan metode adalah masa
kerja penyuluh di suatu tempat. Penyuluh yang belum lama bekerja di suatu
daerah perlu mengenal situasi dan kondisi daerah kerjanya. Dalam taraf
permulaan ini metode penyuluhan yang terbaik adaah pendekatan perorangan.
Apabila kemampuannya dalam pengenalan sasaran dan keadaan sudah ia
miliki, maka metode penyuluhan yang efektif dalam menjangkau sasaran yang
lebih besar adalah pendekatan kelompok atau massal.
3.4.3 Menetapkan Metode Penyuluhan Pertanian
Setelah penyuluh pertanian menetapkan alternatif metode penyuluhan, barulah
ia pikirkan dengan matang-matang apakah metode-metode itu dapat dilaksanakan dan
cocok dengan lapangan dan sasaran
Bagi penyuluh pertanian yang sudah lama atau sudah berpengalaman di daerah
itu, tentu tahapan ini akan mudah baginya dan langsung dapat memilih metode yang
cocok. Dalam melaksanakan demonstrasi misalnya ia harus menentukan lokasi
demonstrasi dan siapa diantara sasaran yang bersedia menjadi demonstratornya.
Dalam mencapai suatu tujuan perlu dilaksanakan pemecahannya dengan
kombinasi metode tertentu. Pertimbangan-pertimbangan tentang musim, keadaan
usaha tani, permasalahan di lapangan, fasilitas, sasaran penyuluhan yang telah
dikemukakan terdahulu, sangat diperlukan dalam menetapkan kombinasi metode
penyuluhan pertanian. Pertimbangan-pertimbangan ini akan menghasilkan pemilihan
satu atau lebih metode penyuluhan. Apabila lebih dari satu metode penyuluhan yang
tepilih, maka pelaksanaannya dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Pengulangan
Misalnya kursus tani I diulangi dengan kursus tani II dan seterusnya dengan
materi berlanjut.
b. Urutan
Misalnya kursus tani diikuti karyawisata, perlombaan dan lain-lain.
c. Kombinasi
Misalnya pada waktu demonstrasi usahatani sekaligus dilaksanakan lomba
antar peserta, dan publikasi hasil.
IV. METODE PENYULUHAN PERTANIAN DI DINAS
PERTANIAN KABUPATEN KEBUMEN

4.1 Ceramah
4.1.1 Pengertian
Ceramah adalah suatu pertemuan untuk menyampaikan informasi sebanyak-
banyaknya dalam waktu relatif cepat dan biasanya dilakukan oleh kontak tani-nelayan,
pemimpin pemuda tani dan demonstrator.
4.1.2 Tujuan
Menyampiakan informasi yang lengkap dan tepat, dengan penjelasan yang lebih
mendalam.
4.1.3 Teknik pelaksanaan
1. Siapakan topik yang akan disampaiakan dengan sebaik-baiknya.
2. Beritahukan kepada para peserta tentang topik yang kan dibahas.
3. Gunakan alat peraga atau alat bantu.
4. Untuk menambah pengertian dan mendalami masalah, berikan selebaran
(brosur, leaflet, folder dan sebagainya).
5. Isi ceramah hendaknya dikaitkan dengan program/kegiatan penyuluhan
pertanian.
6. Sebanyak mungkin ikut sertakan para peserta dalam pembahasan masalah
4.1.4 Keunggulan
1. Efektifitasnya tinggi.
2. Informasi yang disampikan dapat lebih mendalam
4.1.5 Kelemahan
Menjemukan apabila materi ceramah disampaikan dengan cara yang kurang
baik dan tanpa alat peraga.
4.2 Demonstrasi
4.2.1 Pengertian
Demonstrasi merupakan suatu metode penyuluhan dilapangan untuk
memperlihatkan secara nyata tentang ‘Cara’ dan/atau ‘Hasil’ penerapan teknologi
pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani-nelayan.
Berdasarkan sasaran yang akan dicapai maka demonstrasi dibedakan atas:
1. Demonstrasi usaha tani perorangan (Demplot), yaitu demonstrasi yang
dilakukan secara perorangan (petani-nelayan/kontak tani-nelayan) denngan
menggusahakan komoditi tertentu (tanaman pangan, perkebunan, peternakan
dan perikanan) , dengan areal 0,1 –0,5 hektar untuk komoditi yang
memerlukannya.
2. Demonstrasi usaha tani-nelayan berkelompok (Demfarm) meruapkan
demonstarasi yang dilakukan secara kerjasama oleh petani-nelayan dalam
suatau kelompok tani-nelayan, denngan areal 1-5 hektar untuk komoditi yang
memerluknnya.
3. Demonstrasi usaha tani gabungan kelompok (Dem Area) merupakan
demonstrasi yang dilakukan secara kerja sama antar kelompok tani-nelayan
dalam satu wilayah (hamparan/domisili) yang tergabung dalam satu gabungan
kelompok tani-nelayan, dengan areal 5-25 hektar untuk komoditi yang
memerlukannya.
4.2.2 Tujuan
1. Tujuan pelaksanaan Demplot adalah untuk memberikan contoh bagi petani
nelayan disekitarnya untuk menerapkan teknologi baru dibidang pertanian.
2. Tujuan pelaksanaan Demfarm untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan anggota kelompok tani-nelayan serta memberi contoh petani-
nelayan disekitarnya menerapkan teknologi baru melalui kerjasama kelompok.
3. Tujuan Dem Area adalah untuk meningktakan pengetahuan dan ketrampilan
anggota kelompok tani-nelayan melalui kerjasama antar kelompok tani-
nelayan untuk menerapkan inovasi baru di bidang pertanian serta memberikan
contoh bagi petani nelayan di sekitarnya.
4.2.3 Sasaran
Sasaran kegiatan pada dasaranya adalah petani nelayan/kontak tani-nelayan,
kelompok tani-nelayan dan gabungan kelompok tani nelayan yang berhasil dan
mampu membina kerjasama ditempatnya masing-masing. Dengan terlaksananya
demonstarasi ini diharapkan akan terjadi peningkatan pengetahuan, ketrampilan, sikap
dan perilaku, sehingga mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru
4.2.4 Keunggulan
1. Tekologi spesifik lokal .
2. Petani melihat proses inovasi teknologi.
4.2.5 Kelemahan
1. Makan waktu lama.
2. Sumberdaya yang dipakai besar
4.3 Kaji Terap
4.3.1 Pengertian
Kaji-terap adalah metode penyuluhan pertanian untuk meningkatkan
kemampuan petani nelayan dalam memilih paket teknologi usaha tani yang telah
direkomendasikan sebelum didemonstrasikan dan atau dianjurkan, yang pelaksaannya
dilakukan oleh kontak tani-nelayan di lahan usaha tani-nelayannya dengan bimbingan
penyuluh pertanian.
4.3.2 Tujuan
1. Meyakinkan paket teknologi usaha tani yang paling sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan serta kondisi usaha tani-nelayan dan sosial ekonomi petani
nelayan di wialayah tertentu.
2. Mempercepat penyebaran informasi teknologi pertannian yang telah
direkomendasikan secara umum.
4.3.3 Kegunaan
1. Mengurangi resiko kegagalan uasaha tani-nelayan melalui pemilihan teknologi
yang pailing sesuai dengan usaha tani terpadu.
2. Meniingkatlkkan keyakinan kontak tani-nelayan mengenai teknologi pertanian
yang kana diterappkan oleh petani –nelayan.
3. Meningkatkan efisiensi usaha tani-nelayan dan informasi pertanian.
4. Menghimpun dan memberikan umpan balik kepada lembaga penelitian, dan
direktorat teknis lingkup pertanian.
5. Menyiapkan kontak tani-nelayan untuk menjadi demonstrator yang bersifat
motivator dan atau pelatih bagi tani-nelayan.
6. Mengembangkan kemampuan penyuluh.
4.3.4 Penyelenggaraan
1. Persyaratan
1) Materi kaji terap;
2) Metode pengkajian dan penerapan;
3) Lokasi kaji terap;
4) Pelaksanaan kaji terap.
2. Tatalaksana
1) Persiapan
- Perencanaan
2) Pelaksanaan
- Musyawarah
- Penetapan jadwal kegiatan
- Penyediaan sarana
- Teknik budidaya
- Pencatatan/Pelaporan
- Pengolahan hasil
3. Pembinaan:
1) Tingkat Pusat meliputi :
- Pengendalian dan Pembinaan Kaji Terap.
- Penyusunan dan Pembinaan Kaji Terap.
- Penyusunan Pedoman, Juklak dan Juknis.
- Pembinaan petugas tingkat propinsi.
- Supervisi lapangan
2) Tingkat Propinsi meliputi :
- Penjabaran pedoman, Juklak dan Juknis.
- Pembinaan operasional penyelenggaraan dan pelaksanaan kaji
terap.
- Supervisi lapangan.
3) Tingkat kabupaten meliputi :
- Bimbingan musyawarah dalam menyusun rencana untuk
keperluan penyelenggaraan kaji terap.
- Bimbingan teknis di lapangan terutama dalam alih teknologi
dari masing-masing sub sektor lingkup pertanian.
- Bimbingan organisasi dan administrasi dalam mengembangkan
kerjasama antar petani-nelayan dalam satu kelompok.
4. Pemantauan dan Evaluasi :
1) Pemantauan :
Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan lapangan, permasalahan
dan hasil kaji terap dilakukan pemantauan oleh Penyuluh Pertanian
secara teratur dan berkesinambungan. Pemantauan perkembangan
penyelenggaraan dan pelaksanaan dilakukan mulai dari tingkat pusat,
propinsi, kabupaten dan lapangan.
Pemantauan oleh penyuluh pertanian dapat dilakukan melalui
pengamatan lapangan secara langsung selama pelaksanaan kaji terap
atau menganalisa data dan laporan yang diterima dari penyuluh
pertanian di lapangan.
2) Evaluasi :
Evaluasi dapat dilakukkan selama kegiatan berlangsung dan pada
waktu kegiatan telah selesai. Hal-hal yanng dievaluasi adalah materi
pelaksanaan, lokasi dan biaya penyelanggaraan.
4.3.5 Keunggulan
1. Dapat merangsang kontak tani-nelayan atau petani-nelayan lainnya untuk
menerapkan paket teknologi tersebut.
2. Keberhasilan anjuran cukup besar.
4.3.6 Kelemahan
1. Kurang dapat menyerap peserta.
2. Membutuhkan biaya yang besar.
4.4 Karya Wisata
4.4.1 Pengertian
Karya wisata adalah kegiatan perjalanan secara bersama yang dilakukan oleh
sejumlah petani-nelayan untuk mempraktekan hasil suatu pengajaran atau melakukan
suatu karya yang bermanfaat ditempat yang dituju.
4.4.2 Tujuan
Meyakinkan para petani-nelayan dengan memberikan kesempatan kepada mereka
untuk melihat sendiri hasil penerapan teknologi baru, demonstrasi suatu keterampilan,
alat baru dan sebagainya, serta mempraktekannya, dan juga untuk memperoleh
pandangan dari hasil pembangunan daerah lain.
4.4.3 Teknik pelaksanaan
1. Buatlah perencanaan partisipatif karya wisata yang meliputi penentuan tempat
yang kan dikunjungi serta apa yang kan dilihat dan dipelajari (antara lain
petani demonstrator budidaya dan pengolahan hasil, daerah-daerah agrowisata,
gambaran tentang tempat/obyek yang akan dikunjungi), perjalanan, biaya
pelaksanaan, susunan peserta dan pimpinannnya serta menghubungi pejabat
yang akan dikunjungi. Dalam menentukan peserta dan pimpinannya pilihlah
kelompok yang homogen untuk karya wisata yang bersifat khusus, dan
kelompok yang mewakili semua komoditas untuk kunjungan-kunjungan yang
bersifat umum dengan jumlah yang tidak terlalu besar.
2. Selalu mengupayakan kepentingan kelompok
3. Ditiap tempat yang dikunjungi, beri kesempatan seluas-luasnya kepada peserta
untuk melihat, mendengar, bertukar pikiran, dan mempraktekannya.
4. Bantu mereka dalam membuat catatan-catatan yang diperlukan.
5. Atur agar acara kunjungan tidak terlalu padat atau membosankan.
6. Perhatikan dan uasahakan agar ada rekreasi, kesenangan perjalanan dan
kegembiraan kelompok.
7. Pada setiap tempat kunjungan usahakan agar para peserta diberikan
kesempatan juga untuk menguraikan hasil usaha mereka sendiri.
8. Segala biaya pelaksanaannya ditanggung oleh semua peserta, atau bantuan
dari instansi.
4.4.4 Keunggulan
1. Memberikan motivasi kepada petani-nelayan untuk melakukan sesuatu
kegiatan.
2. Membina keakraban diantara sesama petani.
3. Memperluas wawasan.
4. Menumbuhkan sikap kepemimpinan.
4.4.5 Kelemahan
1. Biayanya relatif mahal.
2. Seringkali sulit untuk memenuhi keinginan semua peserta.
3. Bila acara terlalu padat atau salah memilih obyek akan menimbulkan
kekecewaan.
4. Seringkali menghadapi hambatan sarana dan prasarana.
4.5 Kunjungan Rumah dan Tempat Usaha
4.5.1 Pengertian
Kunjungan rumah dan tempat usaha adalah suatu kunjungan terencana yang dilakukan
oleh penyuluh kerumah/tempat usaha petani dengan suatu tujuan tertentu.
4.5.2 Tujuan
Menumbuhkan kepercayaan diri petani dan keluarganya.
4.5.3 Teknis Pelaksanaan
1. Kegiatann kunjungan sebaiknya dilakukan secara terancana. Untuk itu seorang
penyuluh pertanian harus membuat jadwal kunjungan. Di dalam jadwal
kunjungan dicantumkan siapa yang akan dikunjungi secara teratur dalam
selang waktu tertentu serta topik-topik yang akan dibicarakan sejak tahap
persiapan, pelaksanaan sampai tahap evaluasi. Kunjungan yang jarang tetapi
teratur akan lebih efektif daripada sering tapi tidak teratur. Petani yang perlu
diberi prioritas kunjungan adalah para kontak tani, tokoh-tokoh desa serta
pemuka-pemuka masyarakat.
2. Usahakanlah agar waktu kunjungan tidak menganggu kesibukan petani.
Kunjungan rumah sebaiknya dilakukan pada saat dimana petani beserta
keluarganya dalam keadaan santai. Kunjungan usaha tani dapat dilakukan
pada waktu petani-nelayan sedang bekerja. Usahakanlah agar kedatangan
penyuluh pertanian tidak menyebabkan terbengkalainya pekerjaan petani yang
dikunjungi.
3. Bila mungkin siapkanlah brosur, folder, leaflet dan/atau majalah sebagai
bahan informasi.
4. Bersikaplah ramah, bersahabat dan penuh rasa kekeluargaan, jangan bersikap
terlalu resmi atau menggurui.
5. Topik-topik yang dapat dibicarakan selama kunjungan.
Tahap persiapan
1) Kebijaksanaan pemerintah di bidang pembangunan pertanian dan
peraturan-peraturan pelaksanaanya.
2) Pengalaman petani yang bersangkutan dalam melakukan usaha-usaha
budidaya, pengolahan hasil dengan teknologi baru.
3) Kegiatan kelompok dan cara-cara menggerakan petani untuk kegiatan
penerapan teknologi baru.
4) Masalah-masalah yang dihadapi petani.
5) Pandangan-pandangan petani pada umumnya mengenai penerapan
teknologi baru didaerah yang bersangkutan.
Tahap pelaksanaan
1) Teknik penerapan teknologi baru.
2) Pemilihan dan kegiatan usaha yang cocok untuk daerah yanng
bersangkutan.
Tahap evaluasi
1) Hambatan-hambatan/sebab-sebab kegagalan
2) Pemasaran hasil.
3) Pengelolaan usaha
4) Keuntungan-keuntungan yang sudah dirasakan masyarakat.
6. Catat hasil kunjungan, masalah-masalah yang sudah dibicarakan dan yang
belum terpecahkan, dan pesan-pesan petani dalam bentuk risalah.
4.5.4 Keunggulan
1. Masalah-masalah yang tumbuh dapat dipecahkan secara langsung.
2. Hubungan persahabatan, kekeluargaan dan kepercayaan dapat dibina dengan
baik.
3. Mempercepat proses adopsi.
4.5.5 Kelemahan
1. Metode ini relatif mahal dan memakan banyak waktu dan tenaga.
2. Jumlah petani yang dapat dikunjungi terbatas.
4.6 Kursus Tani
4.6.1 Pengertian
Kursus tani adalah kursus atau proses belajar mengajar yang khusus
diperuntukkan bagi petani dan keluagnya yanng diselenggarakan secara sistematis,
teratur, dan dalam jangka waktu tertentu.
4.6.2 Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan petani dalam memecahkan
masalah-masalah yang dijumpai dalam usaha taninya.
2. Meningkatkan pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan petani dalam
menerapkan teknologi yang lebih menguntungkan.
3. Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan wanita tani dalam membantu
memecahkan masalah-masalah usaha tani yanng dihadapi keluarganya.
4. Menyiapkan pemuda-pemudi tani sebagai petani-petani yang dinamis dan
terampil dimasa yang akan datang.
5. Menumbuhkan calon-calon kontak tani-nelayan yang bersedia dan mampu
menyebarluasklan teknologi pertanian yang lebih menguntungkan.
6. Menggugah dan mengembangkan kesadaran swadaya keluarga tani.
7. Menumbuh-kembangkan kepentingan keluarga tani.

4.6.3 Teknis pelaksanaan


1. Perencanaan
1) Menetapkan kebutuhan belajar, yang dapat ditempuh melaui berbagai
cara antara lain:
- Wawancara dengan petani calon peserta kursus
- Pengamatan laporan
- Pengumpulan informasi dari pejabat daerah, dan tokoh
masyarakat setempat.
- Pertemuan/musyawarah khusus dengan petani calon peserta
kursus.
3) Merumuskan tujuan pengajaran.
Meliputi empat aspek terdiri dari: sasaran didik, perilaku yang diubah,
materi yang diajarkan dan lingkungan.
4) Menyusun rencana kerja, meliputi :
- Penetapan materi pelajaran
- Penyussunan rencana pengajaran
- Pemilihan metode pengajaran
- Penetapan pengajaran
- Penetapan peserta
- Pemilihan tempat kursus
- Penetapan jadwal/waktu
- Penetapan kelengkapan yang diperlukan
- Perumusan rencana evaluasi
5) Konsultasi dengan pejabat pemerintah/instansi setempat.
Konsultasi ini dimaksudkan untuk :
- Mendapatkan saran-saran perbaikan rencana kerja
- Mendapatkan partisipasi aktif dari pejabat-pejabat yang
dihubungi.
- Mendapatkan ijin penyelenggaraan kursus dari pejabat yang
berwenang.
2. Pelaksanaan
1) Persiapan :
Langkah-langkah persiapan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Mengundang calon peserta dengan undangan tertulis.
- Mengundang/memberitahu pengajar yang telah ditetapkan
- Mengatur tempat penyelenggaraan kursus.
- Mempersiapkan sarana pengajaran yang diperlukan.
2) Pemberian pelajaran :
Proses belajar dalam kursus tani berpedoman pada lima prinsip belajar,
yakni :
- Belajar dengan mengerjakan
- Belajar dengan memecahkan masalah
- Partisipasi aktif dari peserta
- Belajar dari pengalaman
- Pengguanaan pendekatan multi media
3) Melaksanakan evaluasi belajar
Evaluasi dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya, antara lain:
- Isi evaluasi harus sesuai dengan rumusan tujuan belajar dan isi
bahan pelajaran yang telah diberikan.
- Evaluasi dikenakan sama dan merata terhadap semua peserta.
- Hasil evaluasi diberitahukan kepada semua peserta secepat
mungkin.
4) Memberikan Surat Tanda Tamat Kursus Tani (STTKT) :
Setiap peserta yang telah mengikuti kursus dengan baik, berhak
mendapatkan Surat tanda Tamat Kursus Tani (STTKT), karena :
- STTKT merupakan perangsang bagi setiap peserta untuk
mengikuti kursus secara bersungguh-sungguh.
- STTKT merupakan kebanggaan bagi para peserta yang telah
mendapatkannya.
- STTKT merupakan bukti bagi peserta untuk mendapatkan
bimbingan lanjutan.
3. Evaluasi Lapangan dan Bimbingan Lanjutan :
1) Evaluasi Lapangan
Evaluasi lapangan dilakukan untuk menilai efektivitas penerapan
praktis darim kursus yang telah dilaksanakan. Cara evaluasi dapat
melalui wawancara, pengamatan lapangan, dan mengisi daftar
pertanyaan (kuesioner).
2) Bimbingan lanjutan
Bimbingan lanjutan dilakukan setelah para lulusan kursus kembali ke
daerah masing-masinng, dan telah menerapkannya.
(a) Manfaat bimbingan lanjutan :
- Membantu para lulusan menerapkan secara tepat hasi belajar
yang telah dicapai didalam praktek sesungguhnya.
- Mengembangkan kepemimpinan para lulusan, agar dapat
menyebarluaskan pengetahuan, kecakapan serta ketrampilan
yang diperolehnya kepada petani-petani tetangganya.
- Mendapatkan data tentang manfaat yang berkesinambungan
antara penyuluh pertanian dengan para lulusan.
- Menjalin hubungan akrab yang berkesinambungan antara
penyuluh pertanian dengan para lulusan.
(b) Cara bimbingan lanjutan :
Bimbingan lanjutan dapat ditempuh melalui cara-cara :
- Menyediakan bahan bacaan berupa buku, majalah, brosur,
leaflet pertanian, kepada para lulusan secara teratur.
- Mengujungi lulusan secarta teratur baik ke runah maupun ke
tempat usaha taninya (anjang sana-anjang karya).
- Mengadakan pertemuan sesama lulusan.
- Menyelenggrakan perlombaan usaha tani serta memberikan
hadiah dan penghargaan.
4.6.4 Keunggulan
1. Sangat efektif untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara
mendalam dan sistematis.
2. Mendorong tumbuhnya kepemimpinan petani, kontak tani.
3. Mempercepat proses adopsi teknologi baru.
4. Lulusan dapat dipakai sebagai kader untuk mendorong tumbuhnya kelompok
tani.
4.6.5 Kelemahan
1. Metode ini relatif mahal serta memerlukan persiapan dan pelaksanaan yang
cermat.
2. Kurangnya sarana dan alat bantu pengajaran sering mengganggu tercapainya
tujuan.
3. Menjangkau relatif sedikit petani.
4.7 Magang
4.7.1 Pengertian
Magang di bidang pertanian adalah suatu proses belajar mengajar antar petani,
dimana seorang petani-nelayan belajar dari pengalaman kerjanya, pada suatu usaha
tani-nelayan dalam keadaan sesungguhnya di lapangan denngan bimbingan petani
nelayan yang berhasil menjalankan uasahanya. Sering dikenal dengan istilah “petani
nelayan belajar dari petani nelayan”.
4.7.2 Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap petani-nelayan
b. Menumbuhkan kreativitas, sikap kritis, rasa percaya diri, dan kewiraswastaan
petani-nelayan
c. Menumbuhkan minat dan keyakinan petani-nelayan pemagang terhadap usaha
tani-nelayan sebagai sumber mata pencaharian.
d. Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan sosial dan interaksi soasial dan
interaksi positif antara sesama petani-nelayan.
e. Meningkatkan ketrampilan, kecakapan dan rasa percaya diri petani-nelayan
pengajar dalam mengajar petani nelayan lain.
4.7.3 Persyaratan Pemagang
1. Bersedia untuk mengajar
2. Bersedia bekerja di lingkungan usaha petani pengajar, dan tinggal bersama
keluarga petani pengajar, bila berasal dari daerah lain.
3. Bersedia menanggung biaya selama magang.
4.7.4 Prinsip-prinsip penyelenggraan
Dalam penyelenggaraan magang bagi petani-nelayan para pembimbing dan
pengajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar mengajar sebagai berikut :
1. Pemagang mempunyai minat terhadap bidang yang akan dipelajari
2. Pemagang menghayati tujuan belajar dan merasakan kegunaannya.
3. Pemagang menmdapat kesempatan yang cukup untuk berlatih selama magang,
terutama dalam memecahkan masalah yanng dihadapi
4. Pemagang merasa senang dan puas terhadap lingkukngan belajar, pengajar,
dan hasil belajarnya.
5. Materi yang dipelajari harus merupakan peningkatan dan tambahan
penngetahuan dan pengalaman bagi pemagang.
4.7.5 Langkah-langkah pelaksanaan
1. Persiapan
1) Penyampaian iinformasi
Para pembimbinng harus aktif menyebarluaskan informasi pada setiap
kesempatan tentang adanya peluang bagi petani-nelayan untuk
mengikuti magang.
Informasi ini dapat disampaikan melalui kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
- Pertemuan-pertemuan kelompok tani-nelayan
- Temukarya dan temuwicara
- Pekan daerah dan pekan nasional kontak tani-nelayan
- Siaran pedesaan dan televisi
- Hasil lapangan
- Surat menyurat
- Tulisan pada surat kabar dan majalah.
2) Inventarisasi pemagang dan petani pengajar
Pembimbang perlu memiliki daftar calon pemagang dan calon petani
pengajar.
Untuk ini pembimbing perlu melakukan kegiatan seabagai berikut:
- Menghubungkan petugas penyuluh pertanian lain untuk
mengetahui adanya petani-nelayan yang ingin belajar secara
magang dan memasukannya ke dalam daftar calon pemagang.
- Menghubungi secara langsung petani yang bersedia menjadi
petani pengajar dan menyusun daftar calon petani pengajar
untuk kemudian diseleksi sesuai dengan keperluan.
2. Tata cara pelaksanaan :
1) Waktu pelaksanaan
- Magang diselenggarakan sewaktu kegiatan usaha tani yang
akan dipelajari sedang berlangsung.
- Lama belajar disesuaikan dengan keperluan para pemagang
dan materi yang diajarkan.
2) Jumlah pemagang yang belajar pada setiap petani pengajar disesuaikan
dengan kemampuan petani pengajar dan mengakomodasikan
pemagang.
3. Materi yang diajarkan:
Materi yang diajarkan selama magang mencakup semua pelaksanaan
pengelolaan adan operasional usaha tani nelayan, yang berkaitan dengan
fungsi seorang petani nelayan sebagai;
1) Pemimpin perusahaan yang mengelola usaha tani nelayan dengan
komoditi tanaman, ternak atau ikan.
2) Tenaga pelaksana (pekerja), yang melaksanakan tugas operasional
usaha tani nelayan, meliputi kegiatan pengadaan sarana/prasarana,
kegiatan produksi, serta pengolahan, penyimpanan, pengepakan dan
pemasaran hasil usaha tani nelayannya.
3) Tenaga paembukuan, yang melaksanakan paencatatan, perhitungan dan
analisa usaha tani nelayannya.
4) Tenaga mekanik, yang menggunakan, merawat, mereparasi alat mesin
yang digunakan dalam usaha tani nelayannya.
5) Kepala rumah tangga dan anggota masyarakat, yang mempunyai
interaksi sosial dengan anggota keluarga dan masyarakat dilingkungan
keluarga dan usaha tani-nelayannya, yang dipengaruhi oleh berbagai
peraturan/perundangan dan adat istiadat yang berlaku.
4. Bimbingan lanjutan
Bimbingan lanjutan dilaksanakan oleh para pembimbing, bila mungkin oleh
petani pengajar dalan bentuk kegiatan, antara lain sebagai berikut:
1) Memonitor perkembangan mantan pemagang setelah kembali ke
tempat asal.
2) Membina keakraban lebih lanjut antara mantan pemagang dan petani
pengajar.
3) Membina keakraban antar mantan pemagang dan pembimbing.
4) Membimbing usaha tani mantan pemagang
5) Memotivasi mantan pemagang untuk menjadi petani nelayan pengajar
di daerah.
4.8 Mimbar Sarasehan
4.8.1 Pengertian
Mimbar sasehan merupakan forum konsultasi antara kelompok andalan
(KTNA) dengan pihak pemerintah yang diselenggarakan secara periodik dan
berkesinambungan untuk membicarakan, memusyawarahkan dan mencapai
kesepakatan mengenai hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pelaksanaan
program pemerintah dan kegiatan petani nelayan dalam rangka pembangunan
pertanian.
4.8.2. Tujuan
1. Memahami keadaan dan masalah-masalah yang dihadapi dalam pembangunan
pertanian di lapangan, baik oleh petani nelayan maupun oleh pejabat
pemerintah.
2. Mencapai kesepakatan bersama tentang pemecahan masalah-masalah beserta
penyusunan rencana kegiatannya yang mencakup usaha tani nelayan dan
kehidupan petani nelayan beserta keluarganya.
3. Melaksanakan penerapan kegiatan dilapangan sesuai dengan kesepakatan
bersama.
4. Meningkatkan peranan dan peran serta petani nelayan sebagai subyek
pembangunan
5. Mewujudkan hubungan timbal balik yang serasi antara kontak tani- nelayan
dan pemerintah dalam pelaksanaan dan pengawsan pembangunan pertanian
untuk memperbaiki perencanaan masa yang akan datang.
4.8.3 Pelaksanaan
1. Tempat untuk sarasehan dapat disusun sesederhana mungkin agar dapat
menimbulkan suasana akrab antara kedua belah pihak.
2. Dalam setiap pelaksanaan sarasehan harus terdapat :
1) Pimpinan sidang, yaitu salah seorang diantara kontak tani nelayan
peserta mimbar sarsehan
2) Pembicara yang menyammpaikan masalah yang akan dibahas (dapat
satu atau lebih)
3) Sekretaris sidang, yaitu panitera tetap yang bertugas merumuskan
kesepakatan bersama dengan pimpinan sidang dan beberpa peserta lain
yang dianggap perlu, serta menyusun laporan mimbar sarsehan
3. Penentuan pokok bahasan
Pokok bahasan dalam suatu mimbar sarasehan menyangkut perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan pertanian, antara lain :
1) Peningkatan produktivitas usahatani-nelayan
2) Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan keluarga tani-
nelayan
3) Peningakatan kesejahteraan keluarga tani-nelayan
4) Pelstarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup
5) Peningkatan serta pemerataan rasa ketenangan dan kegairahan berusaha
tani dan kemakmuran masyarakat pedesaan
6) Peningkatan peranan dan peran serta isteri dan anak petani-nelayan
Topik/pokok bahasan ditetapkan melalui kesepakatan para peserta mimbar
sarasehan.
d. Penyebarluasan hasil kesepakatan
Kesepakatan mimbar sarasehan yang telah disahkan oleh peserta mimbar
sarasehan yaitu ketua kelompok andalan tingkat yang bersangkutan (berlaku
sebagai wakil kontaktani-nelayan) dan panitera tetap sebagai wakil pihak
pemerintah, disebarluaskan kepada :
1) Seluruh kontaktani-nelayan peserta mimbar sarasehan,
2) Seluruh instansi/dinas/organisasi profesi peserta mimbar sarasehan.
Hasil kesepakatan tersebut perlu dilampiri dengan daftar peserta mimbar
sasehan.
e. Tindak lanjut kesepakatan
Kesepakatan yang telah diputuskan suatau mimbar sarasehan perlu diikuti
dengan tindak lanjut sebagai berikut:
1) Oleh kontak tani-nelayan andalan, dalam bentuk kegiatan:
- Mengkomunikasikan hasil kesepakatan tersebut kepada kontak
tani-nelayan dan petani-nelayan umumnya di wilayah
masing-masing
- Membimbing dan menunjang pelaksanaan di lapangan
- Menyampaikan informasi tentang pelaksanaan tersebut kepada
panitera tetap.
2) Oleh ahli andalan, dalam bentuk kegiatan :
- Memberikan contoh pelaksanaan dilapangan sesuai dengan
keahliannya
- Membimbing dan menunjang pelaksanaan di lapangan sesuai
dengan keahliannya
3) Oleh pihak pemerintah peserta mimbar sarasehan, dalam bentuk :
Mengkomunkasikan kesempatan kepada para pejabat/ pelaksana–
pelaksana di daerah yang bersangkutan;
- Melayani dan menciptakan kemudahan-kemudahan agar
kesepakatan tersebut dapat dilaksanakan
- Meningktakan kegiatan penyuluhan pertanian.
f. Evaluasi pelaksanaan kesepakatan
Evaluasi pelaksanaan kesepakatan mimbar sarasehan dilakukan secara terbuka
pada acara mimbar sarasehan berikutnya.
4.9 Obrolan Sore
4.9.1 Pengertian
Obrolan sore adalah suatu proses percakapan antar petani nelayan ataupun antar
wanita tani nelayan, yang dilakukan deangan santai dan akrab dengan acara
pembicaraan diarahkan kepada masalah yang bermanfaat untuk pembangunan
pertanian. Waktu yang dianggap paling santai adalah sore hari, ketika petani sudah
tidak kerja.
4.9.2 Tujuan
Meningkatkan dan memperluas pengertian dan pengetahuan tentang pertanian
ataupun sesuatu introduksi teknologi pertanian baru diantara para petani secara
swadaya.
4.9.3 Teknik pelaksanaan
a. Para kontak tani dilatih untuk dapat melakukan obrolan sore dengan teknis
yang baik dalam arti cara, pemilihan topik pembicaraan, pemilihan tempat,
dan waktu yang tepat.
b. Pembicaraan sifatnya santai, dan akrab dengan menjaga kewajarannya dan
terarah.
c. Pembicaraan melalui metode ini tidak perlu ada kesimpulan umum yang
diambil oleh masing-masing peserta obrolan.
4.9.4 Keunggulan
a. Membuat perluasan anjuran teknologi pertanian oleh penyuluh pertanian
terhadap petani.
b. Memberikan kesempatan praktek kepada kontak tani dalam meluaskan
informasi yang berguna bagi petani disekitarnya.
4.10 Pameran
4.10.1 Pengertian
Pameran adalah usaha memperlihatlkan atau mempertunjukkan model, contoh,
barang, peta, grafik, gambar, poster, benda hidup dan sebagainya secara sistematis
pada suatu tempat tertentu. Suatu pameran melingkupi tiga tahap usaha komunikasi,
yaitu menarik perhatian, menggugah hati dan membangkitkan keinginan, serta bila
mungkin tahap meyakinkan diharapkan dapat juga tercapai.
4.10.2 Tujuan
a. Membiasakan orang-orang dengan norma-norma yang lebih baik.
b. Mempengaruhi orang-orang untuk menerima cara-cara baru
c. Menarik perhatian banyak orang
d. Meningkatkan pengertian dan minat
e. Menyadarkan para petani akan bahayanya kerusakan sumberdaya pertanian
serta pencegahannya,
f. Memperlihatkan cara-cara teknologi baru, sekaligus ditunjukkannya hasil-
hasil yang telah dicapai
g. Menumbuhkan pengertian dan apresiasi terhadap pembangunan pertanian
4.10.3 Teknik Pelaksanaan
a. Sebaiknya diselenggrakan bersamaan dengan peristiwa-peristiwa khusus,
misalnya 17 Agustus, Hari Krida Pertanian, dan lain-lain.
b. Mempunyai tema dan pusat perhatian (fokus).
c. Dalam skala kecil, harus menyajikan secara lengkap hal-hal yang tercakup
dalam suatu kegiatan
d. Materi/barang yang disajikan harus jelas, sederhana, dan mudah dipahami
e. Harus ada susunan yang sistematis dan berkelanjutan.
f. Pergunakan jumlah obyek secukupnya, tidak berlebihan
g. Tata ruang diatur sedemikian rupa sehingga menarik perhatian pengunjung.
h. Gunakan dekorasi dari bahan-bahan yang erat hubungan dengan bahan yang
dipamerkan. Disusun dalam urutan dan kombinasi warna yang serasi.
i. Obyek-obyek yang menarik perhatian atau akan ditonjolkan diitaruh ditempat
yang strategis serta diberi ruang cukup untuk pengunjung yang berhenti dan
memperhatikan
j. Para penjaga pameran harus dibekali dengan informasi yang cukup mengenai
obyek yang dipamerkan dan harus bersunguh-sungguh serta tepat dalam
memberi jawaban
k. Dianjurkan untuk menyelenggarakan juga sayembara/perlombaan.
l. Buat penilaian efektifitas pameran dengan jalan menganalisa jumlah
pengunjung, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan serta saran-saran yang
terdapat dalam buku saran.
4.10.4 Keunggulan
a. Dapat menjangkau sasaran yang buta huruf
b. Mempunyai efek publisitas
c. Menarik perhatian macam-macam golongan masyarakat
4.10.5 Kelemahan
a. Memerlukan banyak persiapan dan biaya
b. Tidak dapat dilaksanakan pada tempat-tempat yang sama terus menerus tanpa
perubahan.
c. Tidak dapat digunakan untuk segala macam topik atau segala macam tahap
kegiatan
d. Memerlukan tenaga-tenaga penerang (penjaga) yang benar-benar menguasai
masalah
4.11 Pemberian penghargaan
4.11.1 Pengertian
Pemberian penghargaan adalah kegiatan sebagai tanda ucapan terima
kasih/penghargaan kepada petani-nelayan atas jasa-jasa /prestasinya khususnya dalam
bidang pertanian dalam kurun waktu tertentu.
4.11.2 Tujuan
Meningkatkan gairah kerja dan prestasi dalam pembangunan di bidang
pertanian.
4.11.3 Teknik Pelaksanaan
a. Menyiapkan puncak acara kegiatan
b. Menghubungi pejabat/aparat pemberi penghargaan
c. Pemberian penghargaan pada peserta yang berprestasi
4.11.4 Keunggulan
a. Merangsang peserta untuk meningkatkan prestasi dalam kegiatan tertentu
b. Menngefektifkan kegiatan
c. Memberikan pengaruh yang luas dan melibatkan lembaga/badan lain.
4.11.5 Kelemahan
a. Membutuhkan biaya tambahan pelaksanaan
b. Hanya melibatkan beberapa orang peserta
4.12 Pemutaran Film
4.12.1 Pengertian
Pemutaran film adalah metode penyuluhan dengan menggunakan alat film
yang bersifat visual dan massal, serta menggabbarkan proses sesuatu kegiatan.
4.12.2 Tujuan
a. Menumbuhkan dan mengembangkan perhatian dan minat petani-nelayan
b. Memperlihatkan atau menggambarkan sesuatu kejadian di tempat lain secara
wajar.
4.12.3 Teknik Pelaksanaan
a. Tentukan atau pilih film yang cocok dengan kebutuhan
b. Hubungi pemerintah setempat untuk mempersiapkan tempat dan undangan
c. Usahalkan agar pemutaran film dilaksanakan pada waktu dan tempat yang
strategis, mudah dijangkau serta dapat menampung massa yang banyak.
d. Persiapkan perlengkapan film, antara lain sound system, proyektor, layar,
generator, dan sebagainya, dan pastikan dalam kondisi dapat digunakan.
e. Sebelum pemutaran film dilaksanakan terlebih dahulu berikan penjelasan
tentang maksud dan tujuan film yang akan diputar.
f. Selingi dengan film hiburan yang bermanfaat untuk menggugah minat,
misalnya film tentang transmigrasi, perbaikan lingkungan hidup dan
sebagainya.
4.12.4 Keungulan
a. Metode pemutaran film akan lebih menarik dan berkesan bagi petani dan
nelayan
b. Dengan metode ini petani nelayan menerima pengetahuan sekaligus hiburan
c. Jumlah petani-nelayan yang disuluh akan lebih banyak
d. Dalam kurun waktu yang relatif singkat dapat memberikan gambaran kepada
petani-nelayan tentang suatu rangkaian kegiatan yang lebih luas.
4.12.5 Kelemahan
a. Tidak terdapat komunikasi dua arah.
b. Metode ini tidak dapat memberikan efek yang lebih lama (cepat hilang dari
ingatan).
c. Sangat tergantung pada keadaan cuaca apabila dilakukan dilapangan terbuka.
4.13 Penempelan Poster
4.13.1 Pengertian
Penempelan poster adalah metode penyuluhan yang menggunakan gambar dan
sedikit kata-kata yang dicetak pada sehelai kertas/bahan lain yang berukuran tidak
kurang dari 45 cm x 60 cm, dan ditempelkan pada tempat-tempat yang sering dilalui
orang atau yang sering digunakan sebagai tempat orang berkumpul di luar suatu
ruangan.
4.13.2 Tujuan
a. Melengkapi dan memperkuat metode penyuluhan yang lain
b. Sebagai pemberitahuan dilancarkannya suatu kampanye penyuluhan pertanian.
4.13.3 Teknis Pelaksanaan
a. Dalam pembuatan poster pertimbangkan hal-hal berikut antara lain: gambar
sederhana namun jelas, menarik dan hidup (harus dapat berbicara atau
memberi keterangan sendiri), mudah dimengerti, mempunyai komposisi warna
yang menarik.
b. Hubungi pihak yang berwenang memberikan ijin penempelan poster pada
wilayah yanng bersangkutan
c. Tempelkan poster pada tempat-tempat yang mudah dilihat orang, dengan
memperlihatkan jarak pandang dan ukuran poster.
4.13.4 Keunggulan
Mendorong orang untuk menyokong, mengingat dan menyadari, sehinga akan berbuat
mengikuti ide dalam poster tersebut
4.13.5 Kelamahan
a. Kurang lengkap memberikan keterangan
b. Bila dibuat dari kertas akan mudah rusak, sedangkan bila dibuat dari bahan
tahan lama biayanya mahal.
4.14 Penyebaran Brosur, Folder, Leaflet dan Majalah
4.14.1 Pengertian
Penyebaran brosur, folder, leaflet dan majalah adalah metode penyuluhan
yang menggunakan brosur, folder, leaflet dan majalah yang dibagikan kepada kepada
masyarakat pada saat-saat tertentu, antara lain pada saat pameran, kursus tani, temu
wicaera, temu karya, temu tugas, temu usaha, temu lapang dan lain-lain, atau
berlangganan (khusus untuk majalah).
4.14.2 Tujuan
a. Mempublikasikan atau menyebar luaskan informasi pertanian
b. Memperjelas informasi pertanian kepada petani-nelayan
4.14.1 Teknik Pelaksanaan
a. Brosur, folder, leaflet dan majalah henmdaknya ditulis secara populer; artinya
kalimat mudah dimengerti dan disusun secara ringkas tapi jelas, menarik dan
tidak menggunakan istilah-istilah ilmiah atau teknis yang sulit, disertai gambar
dan foto serta berisikan fakta-fakta yang mutakhir dengan kekhususan-
kekhususan sebagai berikut:
1) Brosur: mempunyai 8 sampai 10 halaman yang dijilid, sampul dengan
gambar atau foto, isinya ada kata pengantar, pendahuluan, bab, anak
bab, dan penutup.
2) Folder: selembar kertas yang dilipat menjadi dua atau lebih, akan lebih
baik apabila pada kulit mukanya berwarna, isinya langsung pada pokok
materinya dan sistenatis.
3) Leaflet: berupa lembaran kertas, berwarna (lebih manarik), isinya
langsung mengemukakan pokok persoalan berupa anjuran, seruan,
peringatan, dan pengumuman.
4) Majalah: diterbitkan secara berkala untuk langganan, mempunyai
banyak halaman, isinya banyak, judul tentang teknologi pertanian, ada
ruang tanya jaewab, serta menampung tulisan dari pihak lain (bukan
penerbit).
b. Penyebarannnya dilaksanakan secara terpadu dengan metode-metode
penyuluhan lainnya yang menyangkut jumlah, jenis materi, kegunaan, dan
waktunya.
c. Disampaikan dengan dibagikan pada tiap-tiap orang, dengan penjelasan satu
persatu atau secara bersama-sama, dapat juga dilengkapi dengan contohnya.
4.14.2 Keunggulan
a. materi penyuluhan dapat diberikan secara lebih lengkap dan jelas serta lebih
khusus pada materi tertentu
b. melengkapi dan memperjelaas materi penyuluhan yang diberikan melalui
metode penyuluhan yang lain
c. memberikan kesempatan pihak lain untuk berpartisipasi (khusus untuk
majalah).
4.14.3 Kelemahan
a. Kesulitan dalam menyusun kalimat yang sesuai dengan bahasa komunikasi
petani
b. Kontinuitasnya tidak dapat terjamin terutama faktor judul, materi, biaya dan
keterpaduan dengan metode lainnya.
4.15 Perlombaan/Unjuk Ketangkasan
4.15.1 Pengertian
Perlombaan adalah suatau kegiatan dengan aturan tertentu untuk
menumbuhkan persaingan yang sehat antar petani-nelayan untuk mencapai prestasi
yang diinginkan secara maksimal.
4.15.2 Tujuan
a. Menarik perhatian petani-nelayan terhadap suatu hal dalam usaha tani
b. Meningkatkan prestasi petani-nelayan dalam beruasaha tani yang lebih baik
dan lebih menguntungkan
c. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan peran serta petani-nelayan dan
kerjasama diantara mereka
4.15.3 Jenis Perlombaan
a. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai :
1) Perlomabaan cara
2) Perlombaan hasil
3) Perlombaan cara dan hasil
b. Berdasarkan keluarga tani-nelayan
1) Perlombaan untuk Tani-Nelayan Dewasa
2) Perlombaan untuk Taruna Tani-Nelayan
3) Perlombaan untuk Wanita Tani-Nelayan
c. Berdasarkan jumlah peserta dan pendekatan penyuluhan
1) Perlombaan perorangan
2) Perlombaan kelompok
3) Perlombaan massal
4.15.4 Prinsip-prinsip perlombaan
Agar suatu perlombaan dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu diperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Ada peraturanperlombaan dan kriteria penilaian
b. Ada tim penilai yang sesuai dengan keahliannya
c. Ada pemberitahuan dan penjelasan mengenai peraturan perlombaan kepada
semua peserta
d. Harus diketahui orang banyak
e. Usahakan agar semua peserta merasakan manfaat perlombaan
f. Harus ada pengakuan dan penghargaan kepada mereka yang berprestasi.
4.15.5 Langkah-langkah Penyelenggaraan Perlombaan
a. Persiapan
1) Menentukan jenis perlombaan yang sesuai dengan tujuan kegiatannya
2) Menentukan calon-calon peserta, sesuai dengan persyaratan
perlombaan
3) Menetukan peraturan perlombaan yang disepakati oleh semua pihak
4) Menetukan kriteria penilaian
5) Menentukan petugas penilai yang memenuhi persyaratan
6) Menentukan waktu, tempat dan biaya perlombaan
7) Menentukan bentuk penghargaan
b. Pelaksanaan
1) Memberitahukan dan menjelaskan kepada semua peserta mengenai
ketentuan-ketentuan perlombaan
2) Pendaftaran peserta sesauai dengan persyaratan
3) Membimbing dan mengawasi peserta perlombaan pada saat
perlombaan sedang berjalan
4) Melakukan penilaian
5) Menetapkan pemenang
6) Memberikan penghargaan kepada pemenang.
4.15.6 Keunggulan
Secara swadaya meningkatkan mental, perhatian ataupun ketrampilan tentang sesuatu
yang dianggap penting oleh pemerintah
4.15.7 Kelemahan
Apabila perencanaannya kurang baik akan sangat mempengaruhi tercapainya tujuan
perlombaan

4.16 Pertemuan Diskusi


4.16.1 Pengertian
Peretemuan diskusi adalah suatau pertemuan yang jumlah pesertanya tidak lebih dari
20 orang dan biasanya diadakan untuk bertukar pikiran mengenai suatu kegiatan yang
akan diselenggarakan, atau guna mengumpulkan saran-saran untuk memecahkan
persoalan
4.16.2 Tujuan
Mengajak petani nelayan untuk membicarakan dan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan penerapan teknologi baru, penyaluran sarana produksi, pemasaran
hasil, pengorganisasian kegiatan kelompok tani-nelayan dan kelestarian sumberdaya
alam.
4.16.3 Teknik pelaksanaan
a. Di dalam pertemuan perlu ditetapkan seorang pemimpin diskusi, seorang
penulis dan seorang atau beberapa orang penasehat/konsultan
b. Pertemuan dapat dipimpin oleh penyuluh atau oleh kontak tani, tergantung
materi yang dibicarakan
c. Semua peserta diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya
d. Kesimpulan dan saran-saran sebaiknya segera dibuat pada akhir pertemuan
4.16.4 Keunggulan
a. Menumbuhkan kreativitas
b. Menumbuhkan rasa ikut bertanggungjawab terhadap sesuatu kegiatan
4.16.5 Kelemahan
a. Kemungkinan sulit untuk mendapat orang-orang yang dapat berpartisipasi
dengan baik dalam diskusi
b. Keputusan yang diambil kemungkinan tidak memuaskan semua pihak yang
ikut dalam pertemuan ini.
4.17 Pertemuan umum
4.17.1 Pengertian
Pertemuan umum adalah suatu rapat atau pertemuan yang melibatkan instansi
pemerintah terkait, tokoh masyarakat dan organisasi-organisasi yang ada di
masyarakat. Pada pertemuan ini disampaikan beberapa informasi tertentu untuk
dibahas bersama dan menjadikan kesepakatan yang dicapai sebagai pedoman
pelaksanaannya.
4.17.2 Tujuan
a. Melayani kepentinngan orang bnayak secara efektif dan efisien
b. Menyiapkan peserta untuk kegiatan tertentu
c. Mengetahui tanggapan/reaksi orang mengenai kegiatan
d. Membicarakan topik-topik untuk kegiatan penyuluhan pertanian diantaranya
rencana pelaksanaan programa penyuluhan pertanian dan lain-lain.
4.17.3 Teknik Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Konsultasi dengan atasan menngenai maksud pertemuan umum
2) Buat rencana pertemuan umum
3) Konsultasi dengan pimpinan pemerintah setempat
4) Hubungi para pembicara dan narasumber
5) Umumkan dan sampaikan undangan
b. Pelaksanaan
1) Tempat pertemuan yang strategis dengan akomodasi yang sesuai
dengan keperluan
2) Waktu penyelenggaraan disesuaikan dengan jadwal kegiatan petani
nelayan
3) Gunakan metode tanya jawab atau diskusi
c. Pembuatan dan penyampaian laporan
4.17.4 Keunggulan
a. Mengetahui reaksi dan pendapat masyarakat terhadap sesuatu gagasan
b. Mempercepat proses adopsi inovasi baru
c. Pelaksanaan kegiatan menjadi lancar
4.17.5 Kelemahan
a. Pembahasan masalah tidak dapat mendalam
b. Waktu untuk berdiskusi terbatas
c. Bila peserta yang hadir sedikit, tidak tercapai sasaran.
4.18 Rembug Paripurna
4.18.1 Pengertian
Rembug paripurna merupakan pertemuan/musyawarah kontak tani-nelayan
andalan se-Indonesia yang dihadiri oleh utusan/wakil KTNA propinsi guna meninjau
kembali dan atau memantapkan kepengurusan KTNA Nasional untuk periode
kepengurusan berikutnya serta membahas masalah-masalah umum kegiatan KTNA
Nasional.
4.18.2 Tujuan
Melakukan konsolidasi kepengurusan dan kegiatan KTNA Nasional dalam
rangka penijauan kembali pemilihan dan atau pemantapan kepengurusan KTNA
nasional untuk kepengurusan berikutnya.
4.18.3 Teknik Pelaksanaan
a. Musyawarah dipimpin oleh ketua periode lama dan atau dipilih berdasarkan
kesepakatan peserta
b. Menetapkan agenda musyawarah dan tata tertib berdasarkan atas kesepakatan
peserta
c. Merumuskan kesepakatan-kesepakatan hasil musyawarah
d. Menyusun laporan tertulis hasil musyawarah
4.18.4 Keunggulan
a. Merupakan wadah pertukaran informasi sesama kontak tani-nelayan andalan
se-Indonesia
b. Memantapklan kepengurusan KTNA nasional untuk periode berikutnya
4.18.5 Kelemahan
a. Tidak dapat menyerap peserta lebih banyak
b. Kurang efisien dalam pelaksanaan
4.19 Rembug Utama
4.19.1 Pengertian
Rembug utama merupakan pertemuan kelompok kontak tani-nelayan andalan
nasional dalam rangka menilai, memperbaiki, mengembangkan kontak tani-nelayan
dalam kegiatan pembangunan pertanian

4.19.2 Tujuan
a. Mengevaluasi perkembangan pelaksanaan hasil pertemuan
b. Memantapkan keterpaduan kelompok tani-nelayan dengan instansi lain serta
dimantapkannya kelembagaan petani, peranan dan peran serta petani dalam
pembangunan pertanian
c. Menyusun program kerja KTNA Nasional;
4.19.3 Teknik Pelaksanaan
a. Rembug utama dipimpin oleh ketua terpilih
b. Ketua terpilih diwakili oleh anggiota kelompok kontak tani-nelayan masing-
masing propinsi, yang menyampaikan evaluasi pelaksanaan kegiatan periode
tahun lalu
c. Rembug utama menetapkan rencana kerja yang akan datang
d. Rembug utama menetapkan kesepakatan nasional dan regional dengan utusan
petani nelayan ASEAN
e. Sekretaris rembug utama membuat laporan secara tertulis
4.19.4 Keungulan
Keterpaduan KTNA se-Indonesia dengan instansi terkait lainnya dapat terjalin
4.19.5 Kelemahan
a. Tidak dapat dipakai untuk topik yang lain
b. Tidak dapat menyerap peserta yang lebih banyak

4.20 Siaran pedesaan melalui radio dan televisi.


4.20.1 Pengertian
Siaran pedesaan melalui radio adalah siaran khusus yang ditujukan bagi para petani
dan keluarganya dengan maksud menyebarkan secara cepat informasi-informasi dan
pengetahuan baru dibidang pertanian seluas-luasnya. Dengan mengorganisasikan
kelompok pendengar maka efektivitas penangkapan informasi ditingkatkan sehingga
memungkinkan terjadinya adopsi. Metode siaran pedesaan tidak bisa berdiri sendiri.
Ia hanya efektif sebagai penunjang metode-metode lain. Siaran pedesaan selain
melalui radio juga dapat dilakukan melalui televisi.
4.20.2 Tujuan
a. Membangkitkan kesadaran dan perhatian
b. Menumbuhkan minat dan keingintahuan
c. Menyebarluaskan informasi secara tepat dan meluas.
d. Menyabarluaskan pengertian teknologi baru dibidang pertanian
e. Membangkitkan kesadaran dan perhatian akan pentingnya pemeliharaan
kelestarian sumberdaya alam, teknologi baru, pemasaran hasil.
f. Mendorong minat untuk meningkatkan produksi pertanian dalam hal kuantitas
dan kualitas
g. Membangkitkan apresiasi dan sikap positif terhadap kegiatan pembangunan
pertanian.
4.20.3 Teknik pelaksanaan
a. Lakukanlah kerjasama dengan stasiun radio, atau televisi setempat
b. Mintakan jam siaran yang sesuai dengan kebiasaan dan waktu senggang dari
pendengar
c. Waktu siaran tidak perlu panjang: 5 sampai 10 menit sudah cukup (seluruh
acara siaran biasanya 30 menit)
d. Tumbuhkan kelompok pendengar atau bina kelompok pendengar yang sudah
ada, dalam bentuk:
1) Mengaktifkan kegiatan pendengar secara teratur.
2) Membimbing kegiatan diskusi
3) Mendorong kegiatan berkorespondensi (berkirim surat) kepada
penyelenggara
4) Mendorong tumbuhnya kegiatan kelompok
e. Kunjungi kelompok pendengar secara teratur dan berikan kepada mereka, bila
ada, bahan-bahan bacaan yang menunjang isi acara siaran pedesaan
f. Ajak penyelanggara siaran ke desa atau tempat kelompok pendengar untuk
melakukan wawancara dengan mereka. Hasilnya disiarkan.
g. Bahan-bahan yang akan disiarkan hendaknya memenuhi persyaratan:
1) Mudah dimengerti
2) Melingkupi satu masalah saja.
3) Bahasanya sederhana
4) Singkat tetapi lengkap
5) Tidak menyiarkan terlalu banyak masalah ketrampilan melainkan
lebih banyak pengetahuan umum
6) Gunakan bahasa yang dapat atau mudah dimengerti
7) Hangat (actual)
8) Bersifat memecahkan masalah
9) Terjamin kebenarannya
4.20.4 Keunggulan
a. Metode ini relatif murah
b. Sangat cepat dan meluas dalam menyebarkan informasi
c. Efektif untuk mendorong adopsi dalam tahap sadar dan minat
4.20.5 Kelemahan
a. Tidak langsung, tidak spesifik dan tidak dapat mengajarkan keterampilan
b. Tidak semua petani memiliki radio atau televisi.
c. Gangguan cuaca dan pesawat pemancar serta penerima sangat berpengaruh.
4.21 Surat menyurat
Surat menyurat kepada perorangan merupakan metode yang bermanfaat untuk :
a. Menyampaikan dan memperoleh informasi
b. Memperoleh dukungan kerjasama
c. Memberikan penghargaan atas prestasi kerja dan ucapan terima kasih atas
kerja sama yang diberikan
d. Memberikan saran, misalnya tentang pelaksanaan demonstrasi hasil, dan
e. Menghindarkan salah pengertian, karena daya ingat yang terbatas, dan bahasa
lisan kadang-kadang sulit dipahami
Surat menyuurat kepada perorangan ini sebaiknya pendek, menggunakan
bahasa yang jelas, dan meningkatakan hubungan yang bersahabat dengan petani,
walaupun petani penerima surat itu harus meminta bantuan orang lain untuk
membacakan surat tersebut.
4.22 Temu Akrab
4.22.1 Pengertian
Temu akrab adalah ramah tamah antara peserta suatu pertemuan dari seluruh
Indonesia/satu proppinsi/satu kabupaten/satu kecamatan/satu desa dengan masyarakat
setempat
4.22.2 Tujuan
Untuk saling mengenal secara pribadi antara peserta pertemuan dengan
pemuka masyaratakat, pamong/aparat desa/kecamatan setempat.
4.22.3 Teknik pelaksanaan
a. Temu akrab dilakasanakan di lokasi pertemuan peserta pada tempat dan waktu
yang ditetapkan (Lapangan Bali Desa dan balai pertemuan lainnya).
b. Pertemuan diatur oleh Pemda/ Panitia lokal setempat bekerja sama dengan
ketua kontingen masing-masing daerah.
c. Untuk menyemarakan acara Temu Akrab dapat diadakan acara kesenian
secara spontanitas.
4.22.4 Keunggulan
a. Dapat lebih mempererat hubungan sesama peserta pertemuan
b. Pelaksanaan lebih santai
c. Dapat menampung peserta lebih banyak
4.23 Temu Karya
4.23.1 Pengertian
Temu karya adalah pertemuan antar petani-nelayan, untuk bertukar pikiran
dan pengalaman serta belajar atau saling mengajarkan sesuatu keterampilan dan
pengetahuan untuk diterapkan.
4.23.2 Tujuan
a. Membuka kesempatan tukar menukar pengalaman dan keterampilan
b. Mempercepat penerapan teknologi baru
c. Memperluas cakrawala berpikir
d. Meningkatkan keakraban antar petani-nelayan
4.23.3 Teknik pelaksanaan
a. Persiapan
1) Konsultasi dengan berbagai pihak yang terkait
2) Undangan disampaikan kepada peserta
3) Mempersipakan tempat dan peralatan temu karya
b. Pelaksanaan
1) Pimpinan sidang, sebaiknya kontak tani-nelayan
2) Pembicara/demonstrator, yaitu petani-nelayan
3) Penulis ditetapkan oleh penyelenggra
4) Materi dipersiapkan dan disampaikan sendiri oleh pembicara/
demonstrator
5) Acara dilakukan di ruangan atau di lapangan
4.23.4 Keunggulan
Untuk menumbuhkan keyakinan, kepercayaan diri dan swadaya petani-
nelayan dalam penerapan teknologi pertanian.
4.24 Temu Lapang
4.24.1 Pengertian
Temu lapang adalah pertemuan antara para petani-nelayan dengan peneliti
untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh peneliti
dan umpan balik dari petani-nelayan
4.24.2 Tujuan
a. Membuka kesempatan bagi petani nelayan untuk mendapatkan informasi
teknologi hasil pertanian
b. Membuka kesempatan bagi para peneliti untuk mendapatkan umpan balik dari
hasil-hasil penelitiannya
c. Menyalurkan teknologi dikalangan petani nelayan secara lebih cepat
d. Menjalin hubungan akrab antara peneliti, penyuluh dan petani-nelayan.
4.24.3 Teknik pelaksanaan
a. Penyelenggara mengadakan kontak pendahuluan
b. Penyuluh menyiapkan lahan dan petani-nelayan
c. Undangan dipersiapkan oleh penyelenggara
d. Moderator, sebaiknya oleh kontak tani yang ditetapkan oleh penyelenggara
e. Pembicara, yaitu para peneliti yang ditunjuk dan ditetapkan sebelumnya.
f. Narasumber, yaitu para peneliti lainnya yang sesuai/berhubungan erat dengan
materi yang dibicarakan.
g. Penulis ditetapkan oleh penyelenggara
h. Materi dipersiapkan dan disampaikan sendiri oleh pembicara
i. Acaranya dapat dilakukan di ruangan atau di lapangan
4.24.4 Keunggulan
a. Jumlah sasaran dapat lebih besar
b. Mempercepat proses adopsi (sadar dan minat) secara murah dan cepat
c. Menjajagi reaksi dan pendapat masyarakat terhadap sesuatu gagasan
4.24.5 Kelemahan
a. Tidak dapat digunakan untuk membahas masalah secara mendalam
b. Waktu bertukar pikiran terbatas
c. Bila peserta/pengunjung kurang, dapat merusak tujuan acara
4.25 Temu Tugas
4.25.1 Pengertian
Temu tugas adalah pertemuan berkala antara pengemban fungsi penyuluhan,
penelitian, pengaturan dan pelayanan dalam lingkup Departemen Pertanian.
4.25.2 Tujuan
Mencapai suatau kesatuan pandangan, sikap dan perilaku dalam melaksanakan
suatu kegiatan pembangunan pertanian.
4.25.3 Teknik Pelaksanaan
a. Mempersiapkan topik acara dan isi kegiatan
b. Konsultasi dengan kontak tani dan aparat setempat.
c. Menyampaikan undnagan kepada para peserta sebelumnya topik yang akan
dibahas
d. Memberikan kesempatan kepada semua peserta untuk mengemukakan
pendapatnya dan hindarkan dominasi beberapa orang saja
e. Hindarkan perdebatan yang mengarah pertengkaran
f. Membuat kesimpulan pembicaraan dan saran-saran yang disampaikan kepada
para peserta pada saat penutupan
4.25.4 Keunggulan
a. Merupakan tempat tukar menukar informasi bagi pengemban tugas dan fungsi
penyuluhan, serta peneliti dan sebagainya
b. Dapat menampung gagasan baru untuk ditindak lanjuti
c. Menumbuhkan rasa ikut bertangung jawab terhadap suatu gagasan
4.25.5 Kelemahan
a. Tidak dapat dipakai untuk membahas masalah secara mendalam
b. Waktu tukar pikiran terbatas
4.26 Temu Usaha
4.26.1 Pengertian
Temu usaha adalah pertemuan antara petani-nelayan dengan pengusaha di
bidang pertanian
4.26.2 Tujuan
a. Menumbuhkan rangsangan ke arah usaha tani komersial, kerjasama usaha
dan kewiraswastaan
b. Membuka kesempatan bagi petani-nelayan untuk mempromosikan hasil
usahanya
c. Membuka kesempatan untuk menambah pengetahuan dibidang pemasaran
serta di bidang teknologi produksi dan pengolahan hasil
d. Mengadakan transaksi usaha yang menguntungkan kedua belah pihak
4.26.3 Teknik pelksanaan
a. Persiapan:
1) Penyuluh pertanian yang diberi wewenang mengadakan kontak
pendahuluan untuk membicarakan materi temu usaha
2) Kirimkan undangan kepada calon peserta
3) Lokasi dan peralatan dipersiapkan oleh penyelenggara sesuai dengan
keperluannya
b. Pelaksanaan :
1) Pemimpin sidang, sebaiknya kontak tani nelayan
2) Narasumber dan notullis ditetapkan oleh penyelenggara
3) Buatlah kontrak kerja/kesempatan antara petani-nelayan dengan
pengusaha secara tertulis.
4.26.4 Keunggulan
Menumbuhkan kegiatan usaha tani nelayan yanng berorientasi kepada pasar
sehingga keuntungan yang diperoleh petani-nelayan meningkat.
4.27 Temu Wicara
4.27.1 Pengertian
Temu wicara adalah adalah pertemuan antara petani-nelayan dengan
pemerintah, untuk bertukar informasi mengenai kebijaksanaan pemerintah dalam
pembangunan, khususnya pembangunan pertanian, serta mengenai keinginan gagasan,
dan pelaksanaan pembangunan oleh petani-nelayan di lapangan
4.27.2 Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan dan pengertian petani nelayan tentang
pembangunan pertanian pada khususnya serta pembangunan nasional
b. Meningkatkan motoivasi petani nelayan untuk melaksanakan kegiatan
pembangunan pertanian
c. Meningktakan keakraban antara petani nelayan dengan pemerintah dan peserta
lainnya
d. Membuka saluran umpan balik dari masyarakat tani kepada pemerintah
4.27.3 Teknik Pelaksanaan
a. Pelaksanaan
1) Konsultasi dengan pemerintah setempat dan berbagai pihak yang terkait
untuk mempersiapkan segala sesuatunya
2) Undangan dibuat oleh penyelenggara dan disampaikan langsung kepada
peserta dan pejabat pemerintah yang terkait
3) Tempat penyelenggaraan temuwicara hendaknya cukup luas dan nyaman.
Peralatan (pengeras suara, alat peraga, kursi dll) yang diperlukan,
disediakan sesuai dengan keperluan.
b. Pelaksanaan
1) Pimpinan sidang, dan notulis sebaiknya kontak tani-nelayan
2) Susunan acara dibuat sesuai dengan keperluan
3) Materi temu wicara, berupa uraian tentang kebijaksanaan pemerintah dan
pelaksanaannya di daerah, serta gagasan dan masalah-masalah petani.
4) Penyelenggara menyediakan panduan bagi peserta
5) Pimpinan sidang bertindak sebagai pengatur waktu, acara tanya jawab,
dan menyimpulkan hasil temuwicara
4.27.4 Keunggulan
Untuk menumbuhkan komunikasi tatap muka dan saluran umpan balik yang
sehat, antara penentu kebijakan pembangunan pertanian dengan petani nelayan
4.28 Widya Wisata
4.28.1 Pengertian
Widyawisata adalah suatu perjalanan bersama yang dilakukan oleh kelompok
tani nelayan, untuk belajar dengan melihat suatu penerapan teknologi dalam keadaan
yang sesungguhnya, atau melihat suatu akibat tidak diterapkannya teknologi di suatu
tempat
Metode widya wisata sering dikelirukan dengan metode karya wisata. Prinsip
utama widyawisata adalah belajar dengan minat, sedangkan prinsip utama karya
wisata adalah belajar dengan berbuat.
4.28.2 Tujuan
a. Meyakinkan peserta dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
melihat sendiri hasil penerapan suatu teknologi, demonstrasi suatu
keterampilan, alat baru dan sebagainya
b. Membantu peserta mengenal masalah, menumbuhkan minat dan perhatian,
serta memotivasi untuk melakukan sesuatu hal
4.28.3 Teknis Pelaksanaan
a. Penentuan tempat yang akan dikunjungi seta apa yang akan dilihat dan
dipelajari (antara lain demonstrator budidaya dan pengolahan hasil, daerah-
daerah agrowisata, gambaran tentang tempat/obyek yang akan dikunjungi),
perjalanan, biaya pelaksanaannya, susunan peserta dan pimpinannya serta
menghubungi pejabat yang akan dikunjungi.
b. Selalu mengupayakan kepentingan kelompok
c. Di tiap tempat yang dikunjungi, beri kesempatan seluas-luasnya kepada peserta
untuk melihat, mendengar dan bertukar pikiran
d. Bantu mereka dalam membuat catatan-catatan yang diperlukan
e. Atur agar acara kunjungan tidak terlalu padat dan membosankan
f. Perhatikan dan usahakan agar ada rekreasi, kesenangan perjalanan dan
kegembiraan kelompok
g. Pilih kelompok yang serba sama (homogen untuk kunjungan yang bersifat
khusus dan kelompok yang mewakili segala golongan untuk kunjungan yang
bersifat umum
h. Pada setiap kunjungan usahakan agar para peserta diberikan kesempatan juga
untuk menguraikan hasil usaha mereka sendiri
i. Segala biaya pelaksanaannya ditanggung oleh semua peserta, atau bantuan
dari instansi
4.28.4 Keunggulan
a. Membina keakraban daiantara peserta dan antara peserta dengan petani
nelayan/kelompok yang dikunjungi
b. Menimbulkan pengertian yang lebih jelas
c. Memperluas wawasan
d. Memotivasi peserta untuk melakukan suatu kegiatan
e. Menumbuhkan sikap kepemimpinan diantara peserta
V. PELAKSANAAN METODE PENYULUHAN PERTANIAN
DI DINAS PERTANIAN KABUPATEN KEBUMEN

Beberapa pelaksanaan metode kegiatan penyuluhan pertanian yang diikuti


dalam rangka Kerja Lapangan (KL) adalah sebagai berikut :
1. Studi Banding (Magang) di desa Surotrunan, kecamatan Alian.
Materi studi banding adalah pembuatan semprong, sagon dan roti kacang.
Pelaksanaan dilakukan di 4 tempat yang berbeda, yakni di rumah penduduk dalam
waktu bersamaan, tetapi materi di masing-masing tempat adalah sama. Waktu
pelaksanaan pada tanggal 11 November 2003.
Para penyuluh yang mendampingi berasal dari BPP Ambal, BPP Kutowinangun,
BPP Sruweng dan Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen. Selaku tuan rumah adalah
KPK Anggrek Surotrunan yang didampingi PPL dari BPP Alian. Jumlah PPL dari
masing-masing kecamatan ada 3-4 orang, sedangkan jumlah pejabat dari Dinas
Pertanian ada 6 orang yang dikoordinasi Bapak Slamet Achmad Prabowo, Kepala
Seksi Produksi Benih Tanaman Padi, Hortikultura dan Tanaman Obat, Pasca Panen
dan Alsintan (Alat Mesin Pertanian) Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen.
Para pesarta studi banding adalah anggota KPK (Kelompok Petani Kecil) dari
Ambal, Kutowinangun, dan Sruweng. Jumlah peserta yang mengikuti studi banding
ada 80 orang, sedangkan pelaksanaan kerja lapangan (KL) hanya dilakukan di rumah
Ibu Sopyah karena waktu dan materi studi banding sama.
Pelaksanaan demonstrasi pembuatan semprong, sagon dan roti kacang
dilakukan 3 orang, yakni anggota keluarga Ibu Sopyah. Peran penyuluh dalam hal ini
hanya sebagai pendamping saja.
Tujuan studi banding adalah menimbulkan jiwa kewirausahaan pada para
peserta, yakni para anggota KPK. Pelaksanaan studi banding adalah melihat dan
praktek proses pembuatan semprong, sagon dan roti kacang plus pengetahuan
pengetahuan pemasaran dan promosi.
Materi studi banding meliputi:
a. Proses pembuatan kue semprong
Bahan :
- 2 kg tepung ketan halus
- ½ kg pati kanji
- ½ kg telur
- kelapa 3 butir (dibuat santan)
- ½ kg wijen (atau rasa jeruk atau rasa strawberi)
Caranya :
- Telur dan gula dimixer/dikocok sampai merata dan halus
- Kemudian dicampur dengan tepung ketan lalu dikasih santan kental
sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga merata (adonan halus lalu
diberi wijen atau perasa sesuai selera)
- Dicetak lalu digulung.
b. Proses pembuatan sagon
Bahan :
- Tepung ketan : 1 kg
- Gula pasir : ½ kg
- Kelapa : 2 butir
- Panili/ Jeruk
Caranya :
- Gula dan tepung diaduk hingga merata
- Kemudian campurkan parutan kelapa
- Dicetak dan dipanggang sampai masak
c. Proses pembuatan roti kacang
Bahan :
- Tepung ketan : 1 kg
- Mentega : ½ kg
- Kacang tanah : ½ kg
- Gula pasir : ½ kg
- Telor : ¼ kg
Caranya :
- Telor dan gula di-kompyok sampai halus
- Mentega dan tepung dicampur
- Dibentuk ulat atau huruf S
- Dioven sampai kering
2. Studi Banding (Magang) di desa Grenggeng, kecamatan Karanganyar.
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 12 November 2003 disebuah rumah
penduduk ditengah-tengah perkebunan pandan duri. Peserta studi banding berasal dari
KPK Kebumen Timur, yaitu KPK Alian, KPK Kebumen dan KPK Bulus Pesantren.
Ini merupakan program paket tambahan pendapatan bagi petani sehingga tujuannya
adalah memancing keinginan petani supaya tidak tergantung pada salah satu cabang
usaha pertanian tertentu khususnya padi.
Pelaksanaan studi banding dipandu 12 orang pengrajin anyaman dan diikuti 68
orang petani. Jumlah PPL yang mengikuti adalah 4 orang dari BPP Kebumen, 3 orang
dari BPP Alian, 3 orang dari BPP Bulus Pesantren, 4 orang dari BPP Karanganyar dan
2 orang dari Dinas Pertanian Kebumen yang dikoordinasi oleh Kepala Seksi Produksi
Benih Tanaman Padi, Hortikultura dan Tanaman Obat, Pasca Panen dan Alsintan
(Alat Mesin Pertanian) Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen, yakni Bapak Slamet
Achmad Prabowo.
Pelakasanaan penyuluhan langsung dilakukan para pengrajin mulai dari
pemilihan daun, pemotongan, pengukuran, pem-besut-an, perendaman dan
pengayaman.
Materi studi banding meliputi:
a. Proses pengolahan pandan
- Pandan dipilih yang sudah tua
- Pemotongan sesuai dengan keperluan, yakni 50, 60 atau 80 cm
- Direbus atau digodog sampai lunak (hingga masak kangkung)
- Direndam 2 hari-2 malam supaya lendir hilang
- Diangkat dan dipanaskan sampai kering (dibawah sinar matahari)
kurang lebih dua hari.
- Kemudian dibesut pakai bambu supaya megar (mekar dan lunak)
- Kemudian dianyam
b. Proses pengayaman pandan
- Dua helai pandan dibuat seperti baling-baling.
- Penambahan dilakukan dua-dua, keatas-kekanan, sampai panjang
yang diinginkan.
- Untuk menghindari anyaman lepas maka sesekali dilakukan
pengancingan.
3. Kunjungan ke Demplot Jagung di Mirit Petikusan, kecamatan Mirit.
Kegiatan ini dilakukan 3 orang penyuluh Dinas Pertanian Kabupaten
Kebumen, yang dilaksanakan pada tanggal 13 November 2003. Mereka adalah Bapak
Hardo Pambuko, Wiyono dan pengkoordinirnya Bapak Ir. Agusono, MM.
Tujuan kunjungan ini adalah untuk meneliti pelaksanaan proyek Demplot
(Demonstrasi Plot) Jagung di Mirit Petikusan, kecamatan Mirit. Mereka diterima
ketua PPL kecamatan Mirit yaitu Bapak Widyanto. Kami berlima mengadakan
kunjungan ke Demplot Jagung dan diterima Bapak Martomulyo selaku pelaksana
Demplot.
Berdasarkan pengamatan di tempat Demplot Jagung tersebut diperoleh data-
data sebagai berikut:
Varietas : Andalas
Tempat : lahan pantai (kering dan berpasir)
Waktu tanam : 24 Agustus-25 November 2003 (78 hari)
Jarak tanam : 70 x 20 cm
Dosis pupuk :
- Ponska : 300 kg/ha
- Urea : 200 kg/ha
- Dasar : kandang (sapi)
Luas : 1,5 ha
Banyaknya tongkol : 2-3 tongkol/pohon
Dana : Rp. 5,25 juta dan sudah terpakai Rp. 3,5 juta
4. Kunjungan pada Penyusunan Programa bersama Petani di BPP
Kecamatan Kebumen
Kunjungan ini bermaksud membantu petani dan penyuluh di BPP kecamatan
Kebumen untuk menyusun Programa Penyuluhan pertanian. Pertemuan tanggal 14
November 2003 ini merupakan kelanjutan dari pertemuan penyusunan konsep
programa penyuluhan pertanian sebelumnya.
Pihak Dinas Pertanian hanya mengirim Bapak Wiyono sebagai wakilnya. Dari
BPP kecamatan Kebumen dihadiri 4 orang PPL yang dikoordinir oleh Bapak
Nashrudin. Jumlah petani yang menghadiri acara ini ada 13 orang yang merupakan
para anggota KPK (Kelompok Petani Kecil).
Bapak Wiyono mengatakan agar programa lebih sesuai dengan tujuan maka
pembuatan programa membutuhkan pedoman-pedoman dengan konsep:
- Hakekat programa merupakan pernyataan tertulis.
- Agar programa dapat mencapai sasaran memerlukan lisensi
- Programa sudah dilakukan berkali-kali maka hendaknya semakin baik.
- Programa menggambarkan wilayah penyuluhan, permasalahan, tujuan,
dan cara mencapai tujuan (solusi).
Dijelaskan pula bahwa tujuan programa penyuluhan pertanian adalah untuk
merubah pengetahuan, sikap dan ketrampilan sehingga petania merupakan sasaran
pokok; dan diharapkan petani ikut mengkritisi. Programa penyuluhan juga agar sesuai
dengan program Departeman Pertanian yaitu ketahanan pangan dan agribisnis.
Ketahanan pangan adalah program supaya pangan tidak menjadi kendala sedangkan
agribisnis adalah program untuk meningkatkan income bagi petani.
Berdasarkan aspek-aspek yang perlu dicermati, arahnya sudah tercantum atau
belum? Paradigma penyuluhan pertanian kini telah bergeser, yakni lebih
memperhatikan aspek soisial dan ekonomis dibandingkan aspek teknis.
Porsi sosial dan ekonomis harusnya lebih besar sebab aspek teknis petani sudah
pandai-pandai. Partisipasai petani dalam pengambilan keputusan merupakan hal yang
perlu diperhatikan.
Pada penutupan acara ditegaskan kembali oleh Bapak Wiyono mengenai
pentingnya masalah sosial sebab menyangkut dinamika dan komunikasi petani
sehingga bukan menjadi masalah penujang tetapi masalah utama.
5. Kunjungan ke Demplot Jagung di desa Maduretno, kecamatan Bulus
Pesantren
Kunjungan ini bermaksud mengamati hasil Demplot tanaman jagung di desa
Maduretno, kecamatan Bulus Pesantren. Pelaksanaan dilaksanakan tanggal 15
November 2003 dengan tujuan mengatahui rugi laba dari Demplot. Pihak Dinas
Pertanian diwakili Bapak Karyoso dan Bapak Thoemin. Mereka diterima 4 orang PPL
dari BPP Bulus Pesantren.
Berdasarkan pengamatan dilapangan diperoleh data-data dari Demplot jagung
sebagai berikut:
Varietas : Andalas
Luas : ½ hektar
Dosis pupuk :
- ZA : 100 kg/ha
- Urea : 100 kg/ha
- SP-36 : 100 kg/ha
- Ponska : 150 kg/ha
Hasil penimbangan jagung:
- Berat basah + tongkol : 8 kg 3 ons
- Berat tanpa tongkol : 6 kg 35 ons
6. Kunjungan Penilaian Kelompok Tani Mekartani di desa Babadsari,
kecamatan Kutowinangun
Maksud dari kunjungan ini adalah untuk melihat dan memonitor ketrampilan
kewirausahaan anggota kelompok tani. Kelompok tani yang akan dilihat tersebut
merupakan kelompok-kelompok tani terbaik tiap kecamatan.
Pada tanggal 17 November 2003, para penyuluh dari Dinas Pertanian
Kabupaten Kebumen dikoordinir Bapak Ir. Agusono, MM melakukan penilaian ke
kelompok tani Mekartani, desa Babadsari, kecamatan Kutowinangun. Personilnya ada
3 orang angggota yaitu Bapak Hardo Pambuko, Wiyono dan Rasid. Mereka diterima 2
orang PPL kecamatan Kutowinangun dan satu orang wakil dari KPK Mekartani.
Kelompok tani tersebut merupakan yang terbaik di Kutowinangun, yang didirikan
semasa Bapak Kartamadji, kemudian reorganisasi tahun 1993.
Berbagai pertanyaan yang diajukan kepada wakil dari kelompok tani Mekartani
diantaranya mengenai:
- Potensi wilayah?
- Produksi pertanian?
- Sumberdaya yang dimilikii?
- Masalah-masalah kelompok tani?
- Penggunaan teknologi pra dan pasca panen?
- Pembuatan rencana kerja?
- Kerjasama dengan pihak luar?
- Buku absen pertemuan-pertemuan?
- Masalah permodalan?
- Pelayanan KUD?
Para penyuluh dari Dinas Pertanian tersebut juga memberikan nasehat-nasehat
atas respon dari jawaban di atas, diantaranya:
- Pentingnya administrasi pembukuan
- Pengenalan varietas unggul
- Melarang penggunaan pinjaman untuk membeli seng, kursi dan
barang-barang non teknis pertanian
- Pentingnya pembuatan rencana 1 tahun (RDKK)
- Penggalian dana swadaya
- Pembagian tugas pengurus dan anggota kelompok
- Benih berlabel
- Penggunaan pupuk berimbang
- Penggunaan perontok padi
7. Kunjungan Penilaian Kelompok Tani Lestari di desa Tersobo, kecamatan
Prembun
Kunjungan penilian kelompok tani di desa Tersobo ini merupakan kelanjutan
yang telah dilakukan dikelompok tani Mekartani, Kutowinangun. Pelakasanaannya
dilakukan pada tanggal 18 November 2003 dengan personil yang sama dengan hari
sebelumnya.
Penilaian dilakukan di balai desa Tersobo, kecamatan Prembun. Kali ini pihak
dari Dinas Pertanian ini diterima 3 orang pengurus kelompok tani, yang ketiganya
bersama-sama menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para pejabat penyuluh Dinas
Pertanian. Pada pertemuan ini para pengurus KPK itu tidak didampingi seorangpun
dari PPL di BPP Prembun. Kelompok tani Letari berdiri tahun 1980. Saat ini ketuanya
adalah Bapak Slamet, sekretarisnya adalah Bapak Azis dan bendaharanya adalah
Bapak Hadi Sujarwo.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pengurus KPK itu sama dengan
yang diajukan kepada pengurus KPK Mekartani, Kutowinangun di atas. Berdasarkan
jawaban-jawaban yang diberikan pengurus KPK, kemudian para penyuluh dari Dinas
Pertanian memberikan nasehat-nasehat mengenai hal-hal sebagai berikut:
- Pembuatan rencana tahunan (RDKK)
- Masalah permodalan yang hilang akibat kredit macet
- Pengembangan lahan dengan sewa
- Perlunya buku analisa usaha tani
8. Kunjungan Penilaian Kelompok Tani Saritani di desa Purbowangi,
kecamatan Buayan
Kunjungan ini merupakan rangkaian penilaian kelompok tani sebelumnya di
Kutowinangun dan Prembun. Personil penyuluh dari Dinas Pertanian masih sama
dengan hari-hari sebelumnya. Pelaksanaan kunjungan ini dilakukan pada tanggal 19
November 2003.
Para penyuluh tersebut kali ini diterima oleh 2 orang PPL dari BPP Buayan dan
ketua kelompok tani Saritani, yaitu Bapak Jemangin. Pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan kepada Bapak Jemangin juga sama dengan yang diajukan kepada kelompok
tani-tani sebelumnya. Berdasarkan jawaban-jawaban dari ketua kelompok tani
tersebut, para penyuluh dari Dinas Pertanian itu memberikan nasehat-nasehat tentang:
- Koordinasi antar pengurus
- Pembuatan rencana tahunan (RDKK)
- Kemitraan dengan kelompok tani lain
- Penghimpunan modal swadaya
- Masalah KUD
- Masalah penerapan teknologi
- Masalah perhitungan usaha tani
- Upaya menambah anggota
- Penggunaan alat panen
- Penambahan frekuensi pertemuan
- Penggunaan buku kas
- Kaderisasi pengurus
9. Kunjungan pada Penyusunan Programa Pertanian Bersama Petani di BPP
kecamatan Mirit
Acara ini sudah diagendakan akan dikunjungi oleh para penyuluh pertanian di
Dinas Pertanian kabupaten Kebumen, namun pada saat pelaksanaan tidak dihadiri.
Peserta Kerja Lapangan (KL) yang sudah berjanji akan bertemu dengan para
penyuluh Dinas pertanian di BPP Mirit tetap mengikuti acara tersebut.
Acara dilakukan tanggal 20 November 2003 yang dihadiri 4 orang anggota PPL
dari BPP Mirit, Sekretaris Camat Mirit yaitu Bapak Purwadi, dan 14 orang anggota
KTNA (Kelompok Tani Nelayan Andalan). Nama kegiatan itu adalah Pembahasan
Programa Penyuluhan Pertanian.
Pada kesemapatan itu dijelaskan pengertian program penyuluhan pertanian
adalah rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang memadukan aspirasi masyarakat
dengan potensi wilayah, program pembangunan pertanian, keadaan aktual, masalah-
masalah, pemecahan masalah, alternatif pemecahan masalah, tujuan dan cara
mencapai tujuan, diwujudkan secara tertulis, dibuat setiap tahun untuk satu tahun.
Bahan-bahan yang perlu dipertimbangkan diantaranya:
- Potensi wilayah
- Impact point
- Pembangunan nasional dan daerah
Tujuan dari penyusunan programa penyuluhan pertanian meliputi :
- Aspek teknis
- Aspek sosial
- Aspek sosial
Masalah-masalah sosial yang muncul diantaranya adalah:
- Pembentukan kelompok belum partisipatif
- Kaderisasi sulit
- Pemuda kurang tertarik pada bidang pertanian
- Peran tokoh non formal kurang
Beberapa kesimpulan yanmg dianggap penting dari hasil penyusunan programa
diantaranya:
- Peran PHP (Penyuluh Hama Penyakit) sangat perlu.
- Penggunaan benih berlabel sangat penting
- Penggunaan EM 4 atau starbio dalam pengolahan pupuk kandang
sangat penting
10. Penyusunan Konsep Program Penyuluhan Pertanian Kabupaten
Kebumen
Pelaksanaan acara ini tanggal 22 November 2003 di balai kecamatan Kebumen.
Acara dihadiri oleh para PPL dan KTNA diseluruh kabupaten Kebumen. Tampil
sebagai pembicara adalah Bapak Ir. Agusono MM, koordinator penyuluhan pertanian
kabupaten Kebumen; Bapak Prabowo, kepala seksi produksi benih; kasubdin
perkebunan; dan kasubdin PKT (Perhutanan dan Konservasi Tanah). Jumlah
pesertanya 34 orang.
Bapak Prabowo memulai acara dengan menjelaskan pentingnya botom up
planning, yang agar peserta KTNA/petani tidak seperti perencanaan pada tahun-tahun
dulu. Ia juga menjelaskan berbagai masalah yang timbul dalam bidang pertanian,
seperti:
- Kenapa varietas Cisadane masih disukai petani?
- Petani komplain, Mengapa Cisadane tidak diambil DOLOG?
- Masalah moral petani dan varietas sendiri
- Kenapa banyak irigasi yang bocor?
- Bagaimana harga gabah sesuai harga DOLOG?
Bapak Agusono menguraikan mengenai masalah-masalah yang berkaitan
dengan:
- Kelembagaan : KTNA
- Institusi : kelompok job fungsional yang dulu pada BIPP
- Aparat : aparat formal agar mampu menyerap aspirasi petani.
Kasubdin Perkebunan menguraikan tentang masalah-masalah yang berhungan
dengan :
- Penggunaan dana APBD II untuk tahun 2004 dalam kegiatan:
 Tanaman kelapa dan padi gogo di desa Mulyosri, Kecamatan
Prembun
 Penngendalian hama dan penyakit tanaman perkebunan
 Pemeliharaan kebun dinas 160 hektar
- Pembinaan tahun 2003 dalam kegiatan :
 Penggunaan alat penyulingan minyak atsiri putih untuk
memperluas tanaman nilam dan serai wangi.
 Bantuan perajang tanaman empon-empon untuk memperluas
tanaman empon-empon
Kasubdin PKT dalam kesempatan itu menguraikan masalah:
- Pekan penghijauan tanggal 12-14 Desember 2003 di Sempor akan ada
bantuan benih kayu jati. Ia mengharapkan agar diadakan tanaman hias
sebab Sempor merupakan tempat wisata.
- Pekan penghijauan besar-besaran pada bulan Desember 2003, benih
dari pusat.
- Turus jalan di Karanggayam, Buayan dan Ketawang merupakan
kegiatan pertama APBD tingkat II.
11. Kunjungan ke Demplot Jagung di Balai Benih Prembun, kecamatan
Prembun
Kunjungan ini bermaksud mengamati hasil Demplot tanaman jagung di Balai
Benih Prembun, kecamatan Prembun. Pelaksanaan dilaksanakan tanggal 2 Desember
2003 dengan tujuan mengatahui rugi laba dari Demplot. Pihak Dinas Pertanian
diwakili Bapak Karyoso, Bapak Rasid, dan Bapak Wiyono. Mereka diterima 4 orang
petani pelakasana dan kepala Balai Benih Prembun
Berdasarkan pengamatan dilapangan diperoleh data-data dari Demplot jagung
sebagai berikut:
a. Varietas : NKRI
Jarak tanam : 70 X 20 cm
Banyaknya : 1 biji/lubang
Berat biji (basah) : 74,99 kg/ha
b. Varietas : NKRI
Jarak tanam : 70 X 40 cm
Banyaknya : 2 biji/lubang
Berat biji (basah) : 64,50 kg/ha
12. Sekolah Lapangan di desa Tlogo Pragoto, kecamatan Mirit
Berdasarkan petunjuk Ir. Agusono MM, setelah mahasiswa mempelajari
berbagai praktek metode penyuluhan dari penyusunan programa, magang, demplot,
supervisi dan lain-lain; untuk lebih baiknya mengikuti kegiatan penyuluhan sekolah
lapangan. Kegiatan ini merupakan kegiatan belajar mengajar dikelas, kemudian
dilanjutkan praktek di lapangan. Untuk itu mahasiswa disuruh mencari sendiri tempat-
tempat yang dilaksanakan kegiatan tersebut, dan saya mengambil tempat di desa
Tlogo Pragoto, kecamatan Mirit.
Di situ dilakukan penyuluhan tentang pembuatan Bokashi, dan penanggulangan
hama kacang tanah. Pemateri adalah Bapak Kasman, Bapak Budi P., Bapak
Mahmudin dan Bapak Widyanto Stefanus. Tempatnya di rumah Bapak Pawit dan
dilaksanakan tanggal 10 Desember 2003. Jumlah peserta ada 30 orang yang berasal
dari berbagai KTNA di kecamatan Mirit.
Materi penyuluhan antara lain tentang ambang ekonomi, peran aktif petani, dan
praktek pembuatan pupuk Bokashi. Penyuluhan juga dilanjutkan ke lahan kacang
tanah yang banyak diserang uret di lahan pantai.
13. Sekolah Lapangan di desa Mirit Petikusan, kecamatan Mirit
Sekolah Lapangan dilaksanakan pada tanggal 11 Desember 2003 di Balaidesa
Mirit Petikusan, kecamatan Mirit. Pembicara dalam kegiatan ini adalah Bapak
Widyanto dari BPP Mirit dan Bapak Sutarman dari BPP Bonorowo. Jumlah peserta
acara ini ada 32 orang yang berasal dari desa Mirit Petikusan dan sekitarnya.
Bapak Widyanto menguraikan tentang masalah air, tanah dan kesuburan tanah.
Dijelaskan olehnya tentang unsure makro dan mikro serta pupuk yang komplit adalah
kompos atau kandang. Pupuk di air dapat tererosi, sehingga dianjurkan menggunakan
pupuk hijau. Yang lempung ditambah kompos biar gembur. Sekolah Lapangan ini
berorientasi agribisnis bukan teknis. Petani sebagai pengusaha atau drektur industri.
Petani diharapkan memproduksi sesuai permintaan pasar.
Bapak Sutarman membahas masalah dinamika kelompok tani. Dalam
kelompok yang tadinya tidak setuju harus melaksanakan keputusan. Anggota harus
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
- musyarawarh
- kerjasama
- kesabaran
- pengorbanan
14. Kegiatan pembahasan AD/ART KTNA di Gedung Dinas Pertanian
Pelakasaan acara ini dilakukan di ruang bagian penyuluhan Dinas Pertanian
Kabupaten Kebumen, yang dilaksanakan tanggal 12 Desember 2003. acara ini
dihadiri 5 KTNA di Kabupaten Kebumen. Pihak Dinas diwakili oleh Bapak Ir
Agusono MM, Wiyono, Rasid, Karyoso, dan bapak Thoemin.
Hasil dari pembahasan AD/ART itu akan digunakan pada saat pengukuhan
KTNA oleh Bupati tanggal 29 Desember 2003. Beberapa hal yang dibahas
diantaranya masalah keanggotaan petani, ketua umum dan wakil ketua, keanggotaan
parpol, syarat-syarat pengurus KTNA kecamatan, syarat-syarat pengurus KTNA
kabupaten, dan pergantian antar waktu.
15. Kunjungan ke Demplot Jagung di Desa Sitibentar, kecamatan Mirit
Awalnya acara di Sitibentar adalah Sekolah Lapangan dan kunjungan ke
Demplot Jagung di desa Sitibentar, namun acara Sekolah Lapangan ditunda sehingga
hanya acara kunjungan ke demlot yang sedang panen. Acara hanya dihadiri Bapak
Budi P dari BPP Mirit, karena acara SL-nya gagal. Acara ini merupakan agenda BPP
Mirit dan bukan agenda dari Dinas Pertanian Kebumen. Peserta dalam acara ini hanya
para petani yang sedang memanen jagung dengan jumlah 10 orang. Kegiatan ini
dilaksanakan tanggal 13 Desember 2003.
Dari kunjungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
Varietas : P 11
Tanggal tanam : 16-20 Juni 2003
Luas : 3 hektar
Dosis pupuk:
Jenis pupuk Dosis Dosis & waktu aplikasi (kg/ha)
(kg/ha) 0-7 HST 21 HST 35 HST
NPK Pelangi 400 250 150
Urea 100 100
Hasil panen (pipilan) : 13,12 ton/hektar
16. Kegiatan Sosialisasi Jagung Hibrida di Balai Kecamatan Alian.
Pelaksanaan sosialisasi jagung hibrida dilaksanakan tanggal 15 Desember 2003.
Acara ini dihadiri oleh penyuluh dari Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen, yaitu
Bapak Ir. Agusono, MM. Ia diterima PPL dari Alian dan Kutowinangun, yaitu Ibu
Sutijah dan Bapak Sukirno sedangkan jumlah pesertanya ada 40 orang.
Pada acara tersebut diuraikan mengenai hasil jagung hibrida sangat bagus
namun harganya murah. Muncul juga alternatif untuk menggunakan drier(pengering)
sebab kalau lama beracun, perlunya kerjasama untuk mengatasi masalah masalah
pemasaran, penanaman agar tidak kadaluarsa, dan permintaan agar jagung turun dari
pemerintah pas hujan. Diuraikan pula bahwa perjanjian antara petani, pemerintah dan
pengusaha sering tidak ditindaklanjuti dengan tepat karena banyaknya hambatan.
Bapak agusono juga menjelaskan bahwa jagung hibrida memerlukan perlakuan yang
tinggi supaya hasil maksimum.
17. Kegiatan Sosialisasi Jagung Hibrida di Balai Desa Mulyosri, kecamatan
Prembun.
Pelaksanaan acara ini di Balai Desa Mulyosri, kecamatan Prembun pada
tanggal 16 Desember 2003. Acara dihadiri pejabat kepala desa, 6 orang PPL/PHP, dan
26 orang petani. Pejabat dari Dinas Pertanian yang daaing adalah Ibu MuRtiningsih.
Pada kesempatan itu Bapak Supariyo (Ketua BPP Prembun) menguraikan
bahwa di Petanahan, Kebumen baru saja dilakukan pengenalan jagung kuning oleh
Presiden Republik Indonesia. Sosilaisasi atai penyuluhan itu untuk menggerakan
petani agar menanam jagung hibrida. Masalah yang selalu timbul dari usaha jagung
hibrida adalah murahnya harga panenan jagung petani.
Bapak Sutrisno pada acara itu menguraikan masalah ketahanan pangan
dan agribisnis sebagai program pembangunan pertanian di Indonesia. Komoditi
jagung dalam usaha pertanian saat ini diutamakan untuk pakan tenak dan industri
(minyak dan snack). Pemerintah berharap pada tahun 2004, Indonesia sudah
swasembada jagung. Diterangkan pula mengenai sifat-sifat hibrida tidak dapat
diturunkan sehingga petani agar membeli benih yang berlabel. Produksi jagung Bisma
mencapai 10 ton/ha sedangkan kalau jagung putih hanya 2 ton/ha. Waktu tanam yang
ideal adalah awal musim hujan. Agar hasil maksimal memerlukan sinar matahari
penuh. Jenistanah yang baik adalah gembur. Jarak tanam 10 X 80 cm atau 10 X 70 cm,
perlubang 1 butir.
Pupuk yang digunakan menggunakan pedoman:
- Pupuk kandang/kompos dan,
- TSP 15 kg/100 ubin
- Urea 30 kg/100 ubin
- ZA 15 kg/100 ubin
- KCl 15 kg/100 ubin
Pemberian pupuk dilakukan dengan cara:
- pupuk kandang sebagai pupuk dasar (dibawah benih)
- 10 hari : TSP dan ZA
- 30 hari : Urea 15 kg dan KCl
- 40 hari : 15 kg urea
Cara membuat Ilmu Usaha Tani:
a. Sewa tanah : Rp 650 000,-/tahun
1 musim : Rp 216 000,-
b. Tenaga kerja : 4 X 2 (Rp 10 000,-) = Rp 80 000,- <mencangkul>
: 4 X Rp 10 000,- = Rp 40 000,- <tanam>
c. Pupuk : 6 X Rp 1000,- = Rp 6 000,-
d. Dangir : 2 X 2 X Rp 10 000,- = Rp 40 000,-
e. Benih jagung : 4 X Rp 10 000,- = Rp 40 000,-
f. Pupuk kandang : 40 X Rp 400,- = Rp 16 000,-
g. Pupuk TSP : 15 X Rp 400,- = Rp 6 000,-
h. Dst.
Jumlah biaya : Rp 444 000,- (tiap musim)
Harga jual panen : Rp 400 000,- (tiap musim)
Kesimpulan dari IUT di atas bukan berarti rugi sebab semua biaya tenaga kerja
merupakan miliki keluarga yang tidalk perlu dihitung. Pembicara terakhir adalah
Bapak Teguh (PHP) yang menerangkan mengenai hama lalat bibit, ulat tanah,
penggerek batang, ulat tongkol, dan penyakit bule.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Pelaksanaan penyuluhan pertanian di Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen
bertumpu pada acuan yaitu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Pemerintah yaitu
program agribisnis dan ketahanan pangan.
2. Metode penyuluhan yang dilaksanakan di Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen
adalah :
a) Metode individu : kunjungan PPL, karyawisata
b) Metode kelompok : diskusi, ceramah
c) Metode massal : siaran radio dan televisi
3. Masalah yang timbul di Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen adalah sebagai
berikut : dana, minat sasaran, waktu, dan jarak tempuh.
4. Orientasi penyuluhan pertanian di Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen akan
menitik beratkan pada aspek sosial-ekonomi daripada teknis.

6.2 Saran
1. Pelaksanaan penyuluhan pertanian sebaiknya tidak hanya bertumpu pada
masalah dan kebijakan pemerintah saja, tetapi juga berdasarkan masalah-
masalah yang ada di lapangan.
2. Pelatihan bagi PPL sebaiknya dilaksanakan secara kontinyu untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, O. 1990. Belajar dan Mengajar Ilmu Pertanian: Pendekatan


Terpadu. Penerbit Mandar Maju. Bandung.
Ibrahim, J.T., A. Sudiyono, dan Harpowo. 2003. Komunikasi dan Penyuluhan
Pertanian. Penerbit Bayumedia Publishng dan UMM Press. Malang.
Samsudin, U. 1977. Dasar-Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Penerbit
Binacipta. Bandung.
Wiriaatmadja, S. 1977. Pokok-Pokok Penyuluhan Pertanian. Penerbit Yasaguna.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai