Daftar Isi
1. Pendahuluan
Daftar Pustaka
MATERI INI DAPAT DIAKSES MELALUI WEBSITE :
http://www.rohman.tripod.com/lapangan/pkl.htm
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2004
I. PENDAHULUAN
Sejak awal dibentuknya instansi yang menangani pertanian ini mempunyai nama
Dinas Pertanian Rakyat, dan kemudian dalam perkembangannya menjadi cabang dari
Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Kebumen, yang merupakan cabang dari Dinas
Tanaman Pangan Jawa Tengah di Ungaran.
Sejak dicanangkannya otonomi daerah tanggal 25 April 1994, yang mengacu pada
UU no. 25 April 1994, yang mengacu pada UU no. 5 tahun 1974, yang kemudian
dengan telah diterbitkannya Perda no. 3 tahun 1996 maka cabang Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten Kebumen berubah menjadi Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Kabupaten Kebumen. Untuk selanjutnya dengan diterbitkannya Perda no. 2
tahun 2001 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas Kabupaten Kebumen
maka dinas daerah kabupaten Kebumen berubah menjadi Dinas Pertanian Kabupaten
Kebumen yang berkantor di Jalan Ronggowarsito no. 298 Kebumen.
2.2 Fungsi Dinas Pertanian Kebumen
1. Pelaksanaan pembinaan umum dibidang pertanian, ketahanan pangan,
perkebunan, perhutanan dan konservasi tanah berdasarkan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Pelaksanaan bimbingan teknis dibidang pertanian, ketahanan pangan,
perkebunan, perhutanan dan konservasi tanah.
3. Pelaksanaan pemberian ijin dan pembinaan usaha dibidang pertanian,
ketahanan pangan, perkebunan, perhutanan dan konservasi tanah.
4. Pelaksanaan penyuluhan pertanian, ketahanan pangan, perkebunan, perhutanan
dan konservasi tanah.
5. Pelaksanaan pengamanan teknis sesuai dengan tugas pokoknya.
6. Pelaksanaan penelitian dibidang pertanian, ketahanan pangan, perkebunan,
perhutanan dan konservasi tanah.
7. Pelaksanaan pengujian teknologi dalam rangka penetapan teknologi anjuran.
8. Pelaksanaan urusan tata usaha Dinas Pertanian.
2.3 Visi Dinas Pertanian Kebumen
Terwujudnya masyarakat yang sejahtera khususnya petani melalui pembangunan
sistem agribisnis dan usaha-usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan,
berkelanjutan, dan desentralistis dengan tetap memperhatikan pelestarian sumber
daya alam.
2.4 Kebijaksanaan Dinas Pertanian Kebumen
1. Program peningkatan ketahanan pangan
2. Program pengembangan agribisnis
3. Program pembangunan hutan dan pelestarian sumberdaya alam
2.5 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen berdasarkan
Peraturan Daerah no. 02 tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut:
III. PEMILIHAN METODE PENYULUHAN PERTANIAN
4.1 Ceramah
4.1.1 Pengertian
Ceramah adalah suatu pertemuan untuk menyampaikan informasi sebanyak-
banyaknya dalam waktu relatif cepat dan biasanya dilakukan oleh kontak tani-nelayan,
pemimpin pemuda tani dan demonstrator.
4.1.2 Tujuan
Menyampiakan informasi yang lengkap dan tepat, dengan penjelasan yang lebih
mendalam.
4.1.3 Teknik pelaksanaan
1. Siapakan topik yang akan disampaiakan dengan sebaik-baiknya.
2. Beritahukan kepada para peserta tentang topik yang kan dibahas.
3. Gunakan alat peraga atau alat bantu.
4. Untuk menambah pengertian dan mendalami masalah, berikan selebaran
(brosur, leaflet, folder dan sebagainya).
5. Isi ceramah hendaknya dikaitkan dengan program/kegiatan penyuluhan
pertanian.
6. Sebanyak mungkin ikut sertakan para peserta dalam pembahasan masalah
4.1.4 Keunggulan
1. Efektifitasnya tinggi.
2. Informasi yang disampikan dapat lebih mendalam
4.1.5 Kelemahan
Menjemukan apabila materi ceramah disampaikan dengan cara yang kurang
baik dan tanpa alat peraga.
4.2 Demonstrasi
4.2.1 Pengertian
Demonstrasi merupakan suatu metode penyuluhan dilapangan untuk
memperlihatkan secara nyata tentang ‘Cara’ dan/atau ‘Hasil’ penerapan teknologi
pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani-nelayan.
Berdasarkan sasaran yang akan dicapai maka demonstrasi dibedakan atas:
1. Demonstrasi usaha tani perorangan (Demplot), yaitu demonstrasi yang
dilakukan secara perorangan (petani-nelayan/kontak tani-nelayan) denngan
menggusahakan komoditi tertentu (tanaman pangan, perkebunan, peternakan
dan perikanan) , dengan areal 0,1 –0,5 hektar untuk komoditi yang
memerlukannya.
2. Demonstrasi usaha tani-nelayan berkelompok (Demfarm) meruapkan
demonstarasi yang dilakukan secara kerjasama oleh petani-nelayan dalam
suatau kelompok tani-nelayan, denngan areal 1-5 hektar untuk komoditi yang
memerluknnya.
3. Demonstrasi usaha tani gabungan kelompok (Dem Area) merupakan
demonstrasi yang dilakukan secara kerja sama antar kelompok tani-nelayan
dalam satu wilayah (hamparan/domisili) yang tergabung dalam satu gabungan
kelompok tani-nelayan, dengan areal 5-25 hektar untuk komoditi yang
memerlukannya.
4.2.2 Tujuan
1. Tujuan pelaksanaan Demplot adalah untuk memberikan contoh bagi petani
nelayan disekitarnya untuk menerapkan teknologi baru dibidang pertanian.
2. Tujuan pelaksanaan Demfarm untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan anggota kelompok tani-nelayan serta memberi contoh petani-
nelayan disekitarnya menerapkan teknologi baru melalui kerjasama kelompok.
3. Tujuan Dem Area adalah untuk meningktakan pengetahuan dan ketrampilan
anggota kelompok tani-nelayan melalui kerjasama antar kelompok tani-
nelayan untuk menerapkan inovasi baru di bidang pertanian serta memberikan
contoh bagi petani nelayan di sekitarnya.
4.2.3 Sasaran
Sasaran kegiatan pada dasaranya adalah petani nelayan/kontak tani-nelayan,
kelompok tani-nelayan dan gabungan kelompok tani nelayan yang berhasil dan
mampu membina kerjasama ditempatnya masing-masing. Dengan terlaksananya
demonstarasi ini diharapkan akan terjadi peningkatan pengetahuan, ketrampilan, sikap
dan perilaku, sehingga mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru
4.2.4 Keunggulan
1. Tekologi spesifik lokal .
2. Petani melihat proses inovasi teknologi.
4.2.5 Kelemahan
1. Makan waktu lama.
2. Sumberdaya yang dipakai besar
4.3 Kaji Terap
4.3.1 Pengertian
Kaji-terap adalah metode penyuluhan pertanian untuk meningkatkan
kemampuan petani nelayan dalam memilih paket teknologi usaha tani yang telah
direkomendasikan sebelum didemonstrasikan dan atau dianjurkan, yang pelaksaannya
dilakukan oleh kontak tani-nelayan di lahan usaha tani-nelayannya dengan bimbingan
penyuluh pertanian.
4.3.2 Tujuan
1. Meyakinkan paket teknologi usaha tani yang paling sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan serta kondisi usaha tani-nelayan dan sosial ekonomi petani
nelayan di wialayah tertentu.
2. Mempercepat penyebaran informasi teknologi pertannian yang telah
direkomendasikan secara umum.
4.3.3 Kegunaan
1. Mengurangi resiko kegagalan uasaha tani-nelayan melalui pemilihan teknologi
yang pailing sesuai dengan usaha tani terpadu.
2. Meniingkatlkkan keyakinan kontak tani-nelayan mengenai teknologi pertanian
yang kana diterappkan oleh petani –nelayan.
3. Meningkatkan efisiensi usaha tani-nelayan dan informasi pertanian.
4. Menghimpun dan memberikan umpan balik kepada lembaga penelitian, dan
direktorat teknis lingkup pertanian.
5. Menyiapkan kontak tani-nelayan untuk menjadi demonstrator yang bersifat
motivator dan atau pelatih bagi tani-nelayan.
6. Mengembangkan kemampuan penyuluh.
4.3.4 Penyelenggaraan
1. Persyaratan
1) Materi kaji terap;
2) Metode pengkajian dan penerapan;
3) Lokasi kaji terap;
4) Pelaksanaan kaji terap.
2. Tatalaksana
1) Persiapan
- Perencanaan
2) Pelaksanaan
- Musyawarah
- Penetapan jadwal kegiatan
- Penyediaan sarana
- Teknik budidaya
- Pencatatan/Pelaporan
- Pengolahan hasil
3. Pembinaan:
1) Tingkat Pusat meliputi :
- Pengendalian dan Pembinaan Kaji Terap.
- Penyusunan dan Pembinaan Kaji Terap.
- Penyusunan Pedoman, Juklak dan Juknis.
- Pembinaan petugas tingkat propinsi.
- Supervisi lapangan
2) Tingkat Propinsi meliputi :
- Penjabaran pedoman, Juklak dan Juknis.
- Pembinaan operasional penyelenggaraan dan pelaksanaan kaji
terap.
- Supervisi lapangan.
3) Tingkat kabupaten meliputi :
- Bimbingan musyawarah dalam menyusun rencana untuk
keperluan penyelenggaraan kaji terap.
- Bimbingan teknis di lapangan terutama dalam alih teknologi
dari masing-masing sub sektor lingkup pertanian.
- Bimbingan organisasi dan administrasi dalam mengembangkan
kerjasama antar petani-nelayan dalam satu kelompok.
4. Pemantauan dan Evaluasi :
1) Pemantauan :
Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan lapangan, permasalahan
dan hasil kaji terap dilakukan pemantauan oleh Penyuluh Pertanian
secara teratur dan berkesinambungan. Pemantauan perkembangan
penyelenggaraan dan pelaksanaan dilakukan mulai dari tingkat pusat,
propinsi, kabupaten dan lapangan.
Pemantauan oleh penyuluh pertanian dapat dilakukan melalui
pengamatan lapangan secara langsung selama pelaksanaan kaji terap
atau menganalisa data dan laporan yang diterima dari penyuluh
pertanian di lapangan.
2) Evaluasi :
Evaluasi dapat dilakukkan selama kegiatan berlangsung dan pada
waktu kegiatan telah selesai. Hal-hal yanng dievaluasi adalah materi
pelaksanaan, lokasi dan biaya penyelanggaraan.
4.3.5 Keunggulan
1. Dapat merangsang kontak tani-nelayan atau petani-nelayan lainnya untuk
menerapkan paket teknologi tersebut.
2. Keberhasilan anjuran cukup besar.
4.3.6 Kelemahan
1. Kurang dapat menyerap peserta.
2. Membutuhkan biaya yang besar.
4.4 Karya Wisata
4.4.1 Pengertian
Karya wisata adalah kegiatan perjalanan secara bersama yang dilakukan oleh
sejumlah petani-nelayan untuk mempraktekan hasil suatu pengajaran atau melakukan
suatu karya yang bermanfaat ditempat yang dituju.
4.4.2 Tujuan
Meyakinkan para petani-nelayan dengan memberikan kesempatan kepada mereka
untuk melihat sendiri hasil penerapan teknologi baru, demonstrasi suatu keterampilan,
alat baru dan sebagainya, serta mempraktekannya, dan juga untuk memperoleh
pandangan dari hasil pembangunan daerah lain.
4.4.3 Teknik pelaksanaan
1. Buatlah perencanaan partisipatif karya wisata yang meliputi penentuan tempat
yang kan dikunjungi serta apa yang kan dilihat dan dipelajari (antara lain
petani demonstrator budidaya dan pengolahan hasil, daerah-daerah agrowisata,
gambaran tentang tempat/obyek yang akan dikunjungi), perjalanan, biaya
pelaksanaan, susunan peserta dan pimpinannnya serta menghubungi pejabat
yang akan dikunjungi. Dalam menentukan peserta dan pimpinannya pilihlah
kelompok yang homogen untuk karya wisata yang bersifat khusus, dan
kelompok yang mewakili semua komoditas untuk kunjungan-kunjungan yang
bersifat umum dengan jumlah yang tidak terlalu besar.
2. Selalu mengupayakan kepentingan kelompok
3. Ditiap tempat yang dikunjungi, beri kesempatan seluas-luasnya kepada peserta
untuk melihat, mendengar, bertukar pikiran, dan mempraktekannya.
4. Bantu mereka dalam membuat catatan-catatan yang diperlukan.
5. Atur agar acara kunjungan tidak terlalu padat atau membosankan.
6. Perhatikan dan uasahakan agar ada rekreasi, kesenangan perjalanan dan
kegembiraan kelompok.
7. Pada setiap tempat kunjungan usahakan agar para peserta diberikan
kesempatan juga untuk menguraikan hasil usaha mereka sendiri.
8. Segala biaya pelaksanaannya ditanggung oleh semua peserta, atau bantuan
dari instansi.
4.4.4 Keunggulan
1. Memberikan motivasi kepada petani-nelayan untuk melakukan sesuatu
kegiatan.
2. Membina keakraban diantara sesama petani.
3. Memperluas wawasan.
4. Menumbuhkan sikap kepemimpinan.
4.4.5 Kelemahan
1. Biayanya relatif mahal.
2. Seringkali sulit untuk memenuhi keinginan semua peserta.
3. Bila acara terlalu padat atau salah memilih obyek akan menimbulkan
kekecewaan.
4. Seringkali menghadapi hambatan sarana dan prasarana.
4.5 Kunjungan Rumah dan Tempat Usaha
4.5.1 Pengertian
Kunjungan rumah dan tempat usaha adalah suatu kunjungan terencana yang dilakukan
oleh penyuluh kerumah/tempat usaha petani dengan suatu tujuan tertentu.
4.5.2 Tujuan
Menumbuhkan kepercayaan diri petani dan keluarganya.
4.5.3 Teknis Pelaksanaan
1. Kegiatann kunjungan sebaiknya dilakukan secara terancana. Untuk itu seorang
penyuluh pertanian harus membuat jadwal kunjungan. Di dalam jadwal
kunjungan dicantumkan siapa yang akan dikunjungi secara teratur dalam
selang waktu tertentu serta topik-topik yang akan dibicarakan sejak tahap
persiapan, pelaksanaan sampai tahap evaluasi. Kunjungan yang jarang tetapi
teratur akan lebih efektif daripada sering tapi tidak teratur. Petani yang perlu
diberi prioritas kunjungan adalah para kontak tani, tokoh-tokoh desa serta
pemuka-pemuka masyarakat.
2. Usahakanlah agar waktu kunjungan tidak menganggu kesibukan petani.
Kunjungan rumah sebaiknya dilakukan pada saat dimana petani beserta
keluarganya dalam keadaan santai. Kunjungan usaha tani dapat dilakukan
pada waktu petani-nelayan sedang bekerja. Usahakanlah agar kedatangan
penyuluh pertanian tidak menyebabkan terbengkalainya pekerjaan petani yang
dikunjungi.
3. Bila mungkin siapkanlah brosur, folder, leaflet dan/atau majalah sebagai
bahan informasi.
4. Bersikaplah ramah, bersahabat dan penuh rasa kekeluargaan, jangan bersikap
terlalu resmi atau menggurui.
5. Topik-topik yang dapat dibicarakan selama kunjungan.
Tahap persiapan
1) Kebijaksanaan pemerintah di bidang pembangunan pertanian dan
peraturan-peraturan pelaksanaanya.
2) Pengalaman petani yang bersangkutan dalam melakukan usaha-usaha
budidaya, pengolahan hasil dengan teknologi baru.
3) Kegiatan kelompok dan cara-cara menggerakan petani untuk kegiatan
penerapan teknologi baru.
4) Masalah-masalah yang dihadapi petani.
5) Pandangan-pandangan petani pada umumnya mengenai penerapan
teknologi baru didaerah yang bersangkutan.
Tahap pelaksanaan
1) Teknik penerapan teknologi baru.
2) Pemilihan dan kegiatan usaha yang cocok untuk daerah yanng
bersangkutan.
Tahap evaluasi
1) Hambatan-hambatan/sebab-sebab kegagalan
2) Pemasaran hasil.
3) Pengelolaan usaha
4) Keuntungan-keuntungan yang sudah dirasakan masyarakat.
6. Catat hasil kunjungan, masalah-masalah yang sudah dibicarakan dan yang
belum terpecahkan, dan pesan-pesan petani dalam bentuk risalah.
4.5.4 Keunggulan
1. Masalah-masalah yang tumbuh dapat dipecahkan secara langsung.
2. Hubungan persahabatan, kekeluargaan dan kepercayaan dapat dibina dengan
baik.
3. Mempercepat proses adopsi.
4.5.5 Kelemahan
1. Metode ini relatif mahal dan memakan banyak waktu dan tenaga.
2. Jumlah petani yang dapat dikunjungi terbatas.
4.6 Kursus Tani
4.6.1 Pengertian
Kursus tani adalah kursus atau proses belajar mengajar yang khusus
diperuntukkan bagi petani dan keluagnya yanng diselenggarakan secara sistematis,
teratur, dan dalam jangka waktu tertentu.
4.6.2 Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan petani dalam memecahkan
masalah-masalah yang dijumpai dalam usaha taninya.
2. Meningkatkan pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan petani dalam
menerapkan teknologi yang lebih menguntungkan.
3. Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan wanita tani dalam membantu
memecahkan masalah-masalah usaha tani yanng dihadapi keluarganya.
4. Menyiapkan pemuda-pemudi tani sebagai petani-petani yang dinamis dan
terampil dimasa yang akan datang.
5. Menumbuhkan calon-calon kontak tani-nelayan yang bersedia dan mampu
menyebarluasklan teknologi pertanian yang lebih menguntungkan.
6. Menggugah dan mengembangkan kesadaran swadaya keluarga tani.
7. Menumbuh-kembangkan kepentingan keluarga tani.
4.19.2 Tujuan
a. Mengevaluasi perkembangan pelaksanaan hasil pertemuan
b. Memantapkan keterpaduan kelompok tani-nelayan dengan instansi lain serta
dimantapkannya kelembagaan petani, peranan dan peran serta petani dalam
pembangunan pertanian
c. Menyusun program kerja KTNA Nasional;
4.19.3 Teknik Pelaksanaan
a. Rembug utama dipimpin oleh ketua terpilih
b. Ketua terpilih diwakili oleh anggiota kelompok kontak tani-nelayan masing-
masing propinsi, yang menyampaikan evaluasi pelaksanaan kegiatan periode
tahun lalu
c. Rembug utama menetapkan rencana kerja yang akan datang
d. Rembug utama menetapkan kesepakatan nasional dan regional dengan utusan
petani nelayan ASEAN
e. Sekretaris rembug utama membuat laporan secara tertulis
4.19.4 Keungulan
Keterpaduan KTNA se-Indonesia dengan instansi terkait lainnya dapat terjalin
4.19.5 Kelemahan
a. Tidak dapat dipakai untuk topik yang lain
b. Tidak dapat menyerap peserta yang lebih banyak
6.1 Kesimpulan
1. Pelaksanaan penyuluhan pertanian di Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen
bertumpu pada acuan yaitu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Pemerintah yaitu
program agribisnis dan ketahanan pangan.
2. Metode penyuluhan yang dilaksanakan di Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen
adalah :
a) Metode individu : kunjungan PPL, karyawisata
b) Metode kelompok : diskusi, ceramah
c) Metode massal : siaran radio dan televisi
3. Masalah yang timbul di Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen adalah sebagai
berikut : dana, minat sasaran, waktu, dan jarak tempuh.
4. Orientasi penyuluhan pertanian di Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen akan
menitik beratkan pada aspek sosial-ekonomi daripada teknis.
6.2 Saran
1. Pelaksanaan penyuluhan pertanian sebaiknya tidak hanya bertumpu pada
masalah dan kebijakan pemerintah saja, tetapi juga berdasarkan masalah-
masalah yang ada di lapangan.
2. Pelatihan bagi PPL sebaiknya dilaksanakan secara kontinyu untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja.
DAFTAR PUSTAKA