Anda di halaman 1dari 10

KAMPANYE/MIMBAR SARASEHAN

ASTITI AMEILIA PRITAMI


NIRM 05.13.19.1878
KELAS III E

JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2022

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. 1

DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2

A. PENDAHULUAN.......................................................................................... 3
B. PEMBAHASAN
a. Pengertian.............................................................................................. 4
b. Ruang Lingkup ...................................................................................... 4
c. Tujuan ................................................................................................... 7
d. Manfaat ................................................................................................. 7
e. Kekurangan Metode .............................................................................. 8
C. KESIMPULAN .............................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA

2
A. PENDAHULUAN
Metode penyuluhan pertanian pada dasarnya sama dengan metode mengajar
pada pendidikan non formal yaitu cara mengajar atau cara menyampaikan materi
penyuluhan kepada peserta penyuluhan. Metode yang digunakan dalam
penyuluhan sangat fleksibel tergantung situasi dan kondisi, bahkan mungkin
dalam satu kali penyuluhan digunakan lebih dari satu metode penyuluhan.
Implementasi metode penyuluhan pada kelompok tani sangat fleksibel,
tergantung persetujuan dengan kelompok tani sebagai warga belajar, diusahakan
metode penyuluhan tidak kaku, sehingga dapat menarik peserta penyuluhan untuk
mau mengikuti kegiatan penyuluhan sampe selesai dan mengimplementasikan
dalam kegiatan usaha taninya.
Beberapa prinsip metode penyuluhan yang dapat digunakan yakni
Pengembangan untuk berpikir kreatif, Tempat yang paling baik adalah di tempat
kegiatan sasaran, Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya, Ciptakan
hubungan yang akrab dengan sasaran, Memberikan sesuatu untuk terjadinya
perubahan.
Metode penyuluhan yang digunakan oleh penyuluh ada berbagai macam,
diantaranya Kunjungan Rumah dan Usaha Tani, Kunjungan Kantor Kelompok
Tani, Surat-menyurat, Magang pada Usaha Tani yang Lebih Maju, Perlombaan
Antara Kelompok Tani, Kursus Tani, Temu Wicara, Temu Karya, Temu Usaha,
Temu Lapang, Demonstrasi, Widyaiswara, Pameran, Kampanye dan Mimbar
Sarasehan.
Salah satu metode penyuluhan yang akan dibahas pada makalah ini yakni
Kampanye atau Mimbar Sarasehan. Apa itu kampanye atau mimbar sarasehan,
ruang lingkup, tujuan, manfaat serta apa kekurangan yang terdapat pada metode
tersebut.

3
B. PEMBAHASAN
a. Pengertian
Kampanye artinya seruan terus menerus yang dilakukan secara
sengaja untuk melakukan suatu tindakan. Pada kegiatan penyuluhan maka,
ajakan yang dilakukan berkaitan dengan usaha tani, kampanye yang
dilakukan terus menerus diharapkan dapat diikuti oleh petani dan
keluarganya, sehingga dapat merubah pengetahuan, sikap maupun
ketrampilan keluarga tani. Sebagai contoh kampanye penggunaan pupuk
organik, kampanye penanaman TOGA di sekitar pekarangan, kampanye
penggunaan benih bersertifikat. Sedangkan,
Mimbar sarasehan merupakan forum konsultasi antara wakil para
petani beserta keluarganya dengan pihak pemerintah, yang
diselenggarakan secara periodik dan berkesinambungan untuk
membicarakan, memusyawarahkan dan mencapai kesepakatan mengenai
hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pelaksanaan program
pemerintah dan kegiatan petani nelayan dalam rangka membangun
pertanian.

b. Ruang Lingkup
Dalam proses komunikasi antara penyuluh dengan sasaran, penyuluh
pertanian akan menyampaikan segala sesuatu yang menyangkut ilmu
(teori) dan teknologi (praktis) pertanian, kesemuanya itu disebut materi
penyuluhan. Dapat dikatakan bahwa materi penyuluhan pertanian adalah
segala isi (content) yang terkandung dalam setiap kegiatan penyuluhan
pertanian. Jadi, ilmu sebagai materi penyuluhan yang disampaikan kepada
petani dapat berupa pengetahuan, misalnya pemberian informasi tentang
perkembangan pertanian, atau informasi tentang varietas dari suatu
komoditi yang sifatnya hanya untuk diketahui, sedangkan yang bersifat
praktis, misalnya materi tentang budidaya tanaman seperti, cara memilih

4
benih, cara mengolah tanah, cara memupuk, atau dalam bidang
peternakan, seperti cara melakukan vaksinasi, pembuatan pakan dan
teknologi yang berhubungan dengan kegiatan petani. Dengan demikian,
informasi teori sifatnya memberikan motivasi, merangsang, dan
memperluas wawasan petani terhadap perkembangan dunia luar,
sedangkan informasi teknologi menyangkut cara-cara yang sifatnya
membimbing dan mengajarkan petani agar terampil mengerjakan materi
yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan.
Untuk dapat menjalankan tugas di wilayah kerjanya maka penyuluh
perlu memahami beberapa lingkup sasaran pengenalan antara lain:
a. Lingkup pengenalan geografi pertanian meliputi:
1) Lokasi wilayah: geografis, administrasi kerja
2) Topografi wilayah misal tinggi tempat
3) Keadaan tanah: klasifikasi jenis tanah, luas dan penggunaan tanah,
status kepemilikan, kecocokan dengan tanaman dan lain sebagainya.
4) Keadaan iklim: catatan harian hujan, curah hujan, suhu,
kelembaban, intensitas penyinaran maupun angin.
5) Keadaan pengairan mulai dari saluran primer sampai kwarter
6) Luas dan macam vegetasi beserta pengelolaannya
7) Daerah rawan bencana alam: banjir, kekeringan, hama dll.
b. Lingkup pengenalan teknik berusaha tani meliputi:
1) Pelaksanaan aspek panca usaha tani seperti:
Panca usaha tanaman pangan
Panca usaha tanaman perkebunan
Panca usaha ternak potong
Panca usaha perikanan
2) Pola dan tata tanam per kesatuan waktu dalam satu lahan tertentu
(multiple cropping, jarak, komposisi, jenis tanaman/monoculture)

5
3) Pola pengusahaan usaha tani (satu usaha atau berbagai usaha/
polyvalent)
c. Lingkup pengenalan ekonomi pertanian
1) Analisa usaha tani terhadap: setiap komoditi, setiap pola tanam,
setiap pola pengusahaan.
2) Penyaluran dan pengadaan saprodi
3) Lembaga-lembaga perekonomian: koperasi, pengolahan,
pemasaran, perkreditan, dll.
4) Sistem dan tingkat upah tenaga kerja manusia/hewan.
5) Sistem bagi hasil yang telah dilakukan.
6) Lapangan dan kesempatan kerja di luar sektor pertanian.
7) Kontribusi pendapatan dari usaha tani terhadap pendapatan
keluarga.
d. Lingkup pengenalan sosiologi pedesaan meliputi:
1) Aspek kependudukan meliputi: jumlah penduduk, komposisi
menurut jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, fertilitas,
mortalitas, migrasi dan urbanisasi)
2) Riwayat singkat terbentuknya desa atau kelompok tani
3) Adat istiadat, hubungan kekerabatan
4) Tradisi, agama dan kepercayaan
5) Keadaan pendidikan penduduk (sarana prasarana yang ada)
6) Keadaan kesehatan penduduk beserta sarana pra sarananya
7) Kelembagaan sosial: arisan, RT, RW, Posyandu, Lembaga sosial
dll.
8) Ke gotong-royongan masyarakat.

6
c. Tujuan
Tujuan Mimbar Sarasehan adalah :
1. Memahami keadaan dan masalah yang dihadapi pembangunan
pertanian di lapangan, baik oleh pihak petani-nelayan maupun oleh
pejabat pemerintah,
2. mencapai kesepakatan bersama tentang pemecahan masalah-masalah
beserta penyusunan rencana kegiatan yang mencakup usaha tani
nelayan dan kehidupan petani-nelayan beserta keluarganya,
3. Melaksnakan penerapan kegiatan di lapangan sesuai dengan
kesepakatan bersama.
4. meningkatkan peranan dan peranserta petaninelayan sebagai subjek
pembangunan dan
5. mewujudkan hubungan timbal balik yang serasi antara kontak tani-
nelayan dan pemerintah dalam pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan pertanian untuk memperbaiki perencanaan masa yang
akan datang.

d. Manfaat
Manfaat Mimbar Sarasehan adalah :
1. Dapat memahami keadaan dan masalah yang dihadapi pembangunan
pertanian di lapangan, baik oleh pihak petani-nelayan maupun oleh
pejabat pemerintah,
2. Dapat mencapai kesepakatan bersama tentang pemecahan masalah-
masalah beserta penyusunan rencana kegiatan yang mencakup usaha
tani nelayan dan kehidupan petani-nelayan beserta keluarganya,
3. Dapat menerapkan kegiatan di lapangan sesuai dengan kesepakatan
bersama.
4. Dapat meningkatkan peranan dan peran serta petani-nelayan sebagai
subjek pembangunan dan

7
5. Bisa mewujudkan hubungan timbal balik yang serasi antara kontak
tani-nelayan dan pemerintah dalam pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan pertanian untuk memperbaiki perencanaan masa yang
akan datang.

e. Kekurangan Metode
Kesepakatan Mimbar Sarasehan ialah keputusan yang disepakati
antara kelompok andalan dengan pemerintah mengenai sesuatu
pemecahan masalah. Kesepakatan dirumuskan secara tertulis oleh panitera
mimbar sarasehan dan disahkan oleh kedua belah pihak untuk
dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bersepakat sesuai tugas, hak,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
Setelah acara berakhir, panitera (pejabat pertanian yang melayani
kegiatan mimbar sarasehan) tetap berkewajiban menyusun laporan
pelaksanaan dan menyebarkan hasil kesepakatan secara tertulis, kepada
seluruh kontak tani nelayan dan seluruh dinas, instansi, lembaga,
organisasi profesi peserta mimbar sarasehan. Masalah yang tidak
terpecahkan perlu disampaikan secara terpisah kepada instansi, dinas dan
lembaga pemerintah satu tingkat di atasnya yang berhubungan dengan
masalah tersebut. Bila masalah telah dapat dipecahkan, maka panitera
tetap perlu menyampaikannya pada acara mimbar sarasehan berikutnya.
Kekurangan pada metode ini yakni konsultasi dilakukan secara
secara periodik dan berkesinambungan untuk membicarakan,
memusyawarahkan dan mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang
menyangkut masalah-masalah pelaksanaan program pemerintah dan
kegiatan petani nelayan dalam rangka membangun pertanian, sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama.

8
C. KESIMPULAN
Mimbar sarasehan merupakan forum konsultasi antara wakil para petani
beserta keluarganya dengan pihak pemerintah, yang diselenggarakan secara
periodik dan berkesinambungan untuk membicarakan, memusyawarahkan dan
mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang menyangkut masalah-masalah
pelaksanaan program pemerintah dan kegiatan petani nelayan dalam rangka
membangun pertanian.
Kesepakatan Mimbar Sarasehan ialah keputusan yang disepakati antara
kelompok andalan dengan pemerintah mengenai sesuatu pemecahan masalah.
Kesepakatan dirumuskan secara tertulis oleh panitera mimbar sarasehan dan
disahkan oleh kedua belah pihak untuk dilaksanakan oleh pihak-pihak yang
bersepakat sesuai tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
Setelah acara berakhir, panitera (pejabat pertanian yang melayani kegiatan
mimbar sarasehan) tetap berkewajiban menyusun laporan pelaksanaan dan
menyebarkan hasil kesepakatan secara tertulis, kepada seluruh kontak tani
nelayan dan seluruh dinas, instansi, lembaga, organisasi profesi peserta mimbar
sarasehan. Masalah yang tidak terpecahkan perlu disampaikan secara terpisah
kepada instansi, dinas dan lembaga pemerintah satu tingkat di atasnya yang
berhubungan dengan masalah tersebut. Bila masalah telah dapat dipecahkan,
maka panitera tetap perlu menyampaikannya pada acara mimbar sarasehan
berikutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nataliningsih.2018.Penyuluhan Partisipatif bagi Kelompok Wanita


Tani.Bandung:Alfabeta

10

Anda mungkin juga menyukai