Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I


BUDIDAYA CABAI RAWIT DI KECAMATAN GALESONG SELATAN
KABUPATEN TAKALAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh :

ZAHY MUQAYYIMATUL HUKMA A.P


NIRM. 10.1.5.17.1267

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN (DIV)


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA
KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN 2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Praktik Kerja Lapangan (PKL) I Budidaya Cabai Rawit


Di Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar
Provinsi Sulawesi Selatan
Nama : Zahy Muqayyimatul Hukma A.P

NIRM : 10.1.5.17.1267

Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan (DIV)

Jurusan : Pertanian

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Petrus Mangun Malen, S.ST, M.Pd Vandalisna, S.P,. M.Si


NIP. 19560101 197912 1 001 NIP. 19690824 200112 2 001

Mengetahui :

Ketua Jurusan Pertanian


Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan (DIV)

Kaharuddin, S.P., M.P.


NIP. 19700327 200812 1 001

KATA PENGANTAR

ii
Assalamualaykum Warohmatullah Wabarokatuh

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan


pertolongan-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal ini tentang “Praktik Kerja
Lapangan (PKL) I Budidaya Cabai Rawit Di Kecamatan Galesong Selatan,
Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan”. Tak lupa shalawat serta salam
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat, meskipun banyak
hambatan dalam proses pengerjaannya dapat di selesaikan dengan baik.

Penyusunan proposal ini tidak lepas dari dukungan, semangat, serta


bimbingan dari berbagai pihak, oleh karenanya, saya mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Petrus Mangun Malen, S.ST, M.Pd dan Ibu Vandalisna, S.P,. M.Si
selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL) I

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih terdapat banyak
kekurangan. Semoga proposal ini bermanfaat bagi penulis khususnya, sebagai
acuan dalam melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I. oleh sebab itu penulis
angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Wassalamualaykum Warohmatullah Wabarokatuh

Gowa, Mei 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………i


HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………v
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………1
B. Tujuan ……………………………………………………………3
C. Manfaat ……………………………………………………………4

II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………5

III. METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu ……………………………………………11
B. Materi Kegiatan ……………………………………………………11
C. Prosedur Pelaksanaan ……………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………13
LAMPIRAN ……………………………………………………………14

iv
DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Rincian Waktu Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 11

2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 14

v
DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 14

vi
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara berkembang dan negara agraris yang
sebagian penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan
pertanian saat ini telah memasuki era baru, dimana pembangunan yang selama
ini terkesan berdiri sendiri, selanjutnya lebih mencerminkan keterkaitan yang
erat dengan sektor lainnya.Berkaitan dengan hal tersebut salah satu strategi dasar
yang ditempuh dalam pembangunan pertanian adalah penerapan pendekatan
sistem agribisnis dengan memanfaatkan secara optimal sumber daya pertanian
dalam suatu kawasan ekosistem.Dengan strategi tersebut, keterkaitan dan
keterpaduan dalam pelaksanaan pembangunan pertanian diharapkan dapat
menghasilkan produk-produk pertanian dan agroindustri yang berdaya saing
tinggi baik di pasar domestik maupun internasional (Jan H.M. Oudejans, 2006).
Kementrian Pertanian menjabarkan kebijakan pembangunan pertanian
dalam program peningkatan kompetensi dari penyuluh pertanian/peternakan
maupun peningkatan di bidang usaha pertanian/peternakan.
Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Gowa bertujuan
menghasilkan penyuluh pertanian/penyuluh peternakan dan praktisi agribisnis
yang akan bermitra dengan pelaku utama/petani dan pelaku usaha, maka proses
pendidikan dirancang sedemikian rupa sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai
secara maksimal. Salah satunya melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) I yang
merupakan kegiatan secara mandiri oleh mahasiswa dengan capaian
pembelajaran tentang agribisnis.di mana mereka mampu mengenal unit usaha
agribisnis dan permasalahannya serta pemecahan masalahnya, merencanakan
wirausaha dan memiliki jiwa wirausaha. (Panduan Mahasiswa Praktik Kerja
Lapangan (PKL) I, 2019)
Kabupaten Takalar adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan.
Indonesia. Ibu kotanya terletak di Pattallassang, Kab. Takalar terdiri dari
Sembilan kecamatan, yaitu Pattallassang, Polombangkeng Selatan,
Polombangkeng Utara, Galesong, Galesong Selatan, Galesong Utara,

1
Sanrobone, Mappakasunggu dan Manggarabombang. Mappakasunggu dan
Manggarabombang. Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara : Kota Makassar dan Kabupaten Gowa
Selatan : Laut Flores
Barat : Selat Makassar
Timur : Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Gowa

Keadaan Geografi wilayah Kabupaten Takalar terdiri dari pantai, daratan


dan perbukitan. Di bagian barat adalah daerah pantai dan dataran rendah dengan
kemiringan 0-3 derajat sedang ketinggian ruang bervariasi antara 0–25 m,
dengan batuan penyusun geomorfologi dataran didominasi endapan alluvial,
endapan rawa pantai, batu gamping, terumbu dan tufa serta beberapa tempat
batuan lelehan basal. Sebagian dari wilayah Kabupaten Takalar merupakan
daerah pesisir pantai, yaitu sepanjang 74 km2 meliputi Kecamatan
Mangarabombang, Kecamatan Mappakasunggu, Kecamatan SandraBone,
Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Galesong Kota dan Kecamatan
Galesong Utara. Kabupaten Takalar dilewati oleh 4 buah sungai,yaitu Sungai
Jeneberang, Sungai Jenetallasa, Sungai Pamakkulu dan Sungai Jenemarrung.
Pada keempat sungai tersebut telah dibuat bendungan untuk irigasi sawah seluas
13.183 Ha. Dalam penggunaan lahan Kabupaten Takalar terletak antara 5°031'
sampai 5°0381' Lintang Selatan dan antara 199°0221' sampai 199°0391' Bujur
Timur dengan luas wilayah 566,51 km2 , yang terdiri dari kawasan hutan seluas
8.254. Ha (14,57%), sawah seluas 16.436, 22 Ha (29,01%), perkebunan tebu PT.
XXXII seluas 5.333,45 Ha (9,41%), tambak seluas 4.233,20 Ha (7,47%), tegalan
seluas 3.639,90 Ha (6,47%), kebun campuran seluas 8.932,11 Ha (15,77%),
pekarangan seluas 1,929,90 Ha (3,41%) dan lain-lain seluas 7.892,22 Ha
(13,93%). (Wikipedia, 2019)

Hortikultura adalah salah satu sektor dalam pertanian yang memiliki jenis
komoditas beragam dan merupakan skctor yang dibutuhkan masyarakat secara
langsung. Cabai rawit sebagai salah satu komoditas yang termasuk dalam
berbagai skala usaha tani. Tujuan akhir dari usahatani cabai rawit tersebut adalah

2
pasar dalam negeri dan ekspor. Cabai sendiri adalah tanaman hortikultura jenis
sayuran yang juga merupakan tumbuhan anggota genus Capsicum. , hingga kini
telah dikenal 12 jenis cabai. Namun, yang paling banyak dibudidayakan oleh
para petani hanya beberapa jenis saja, yakni: cabai rawit, cabai merah besar,
paprika dan cabai hias.

Cabai merupakan tanaman perdu dari family terong-terongan yang


memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya
daerah Peru dan menyebar ke negara-negara Benua Amerika, Eropa dan asia
termasuk negara Indonesia. Tanaman cabai banyak ragam tipe pertumbuhan dan
bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di
Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja
yakni cabai besar, cabai keriting, cabai rawit dan paprika (Arip Ripangi.2012).

B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan PKL I adalah memberi bekal dan pengalaman
kepada mahasiswa agar mampu melakukan wirausaha di bidang
pertanian/peternakan, yang meliputi aspek:
1. Pengetahuan : pengenalan organisasi/unit agribisnis dan bisnis inti yang
diusahakan, termasuk pengenalan permasalahan pada unit usaha, dan
rumusan pemecahan masalahnya.
2. Keterampilan : meningkatkan keterampilan, merencanakan wirausaha
minimal salah satu subsitem agribisnis.
3. Sikap : menumbuhkan mental/jiwa wirausaha, rasa percaya diri,
tangguh, kreatif, inovatif, dinamis, disiplin, dan bertanggungjawab.

3
C. Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan PKL I bagi mahasiswa, anatara lain :
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menganalisis permasalahan
dan merumuskan pemecahan masalah pada unit usaha agribisnis.
2. Meningkatkan keterampilam mahasiswa dalam merencanakan wirausaha
pada minimal sallah satu sub sistem agrbisnis.
3. Mewujudkan mental/jiwa wirausaha, menumbuhkan rasa percaya diri,
tangguh, kreatif, dinamis, displin, bertanggungjawab, dan inovatif pada
mahasiswa.
Sedangkan manfaat dari pelaksanaan PKL I bagi pihak terkait, antara lain :
1. Mengenal Polbangtan Gowa sebagai penyelenggara pendidikan program
Diploma IV dan Diploma III Penyuluhan Pertanian dan Penyuluhan
Peternakan.
2. Membantu menyelesaikan tugas/ pekerjaan rutin terkait agribisnis yang
dilakukan pelaku usaha, perusahaan agribisnis maupun pelaku utama.
3. Menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntubgkan di bidang
pemberdayaan SDM pertanian.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Komoditi Cabai
Cabai rawit merupakan tanaman perdu dari family terong-terongan
yang memiliki nama ilmiah Capsicum Frutescens L.. Permintaan cabai rawit
yang tinggi untuk kebutuhan bumbu masakan, industri makanan, dan obat-
obatan merupakan potensi untuk meraup keuntungan. Tidak heran jika cabai
rawit merupakan komoditas hortikultura yang mengalami fluktuasi harga paling
tinggi di Indonesia (Wikipedia, 2017)
Klasifikasi ilmiah tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut ;
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :Solanales
Famili :Solanaceae
Genus :Capsicum
Spesies : Frutescens
Secara morfologi cabai rawit merupakan tanaman berkayu dengan
banyak percabangan. Tinggi tanaman ini 50-100 cm. Panjang batang utama
berkisar antara 20-28 cm dan diameter batang antara 1.5-2.5 cm. Akarnya
merupakan akar tunggang dan dapat menembus tanah sampai kedalaman 30-60
cm. Cabai rawit ideal hidup di tanah yang mengandung bahan organik sekurang-
kurangnya 1.5% dan mempunyai pH 6.0-6.5 (,).
Daun cabai rawit merupakan daun tunggal yang bertangkai. Helaian
daun berbentuk bulat telur memanjang dengan pangkal runcing dan ujung yang
menyempit. Daun mudanya bisa dikukus untuk dijadikan lalap.
Bunga cabai rawit tergolong hermaprodit (berkelamin ganda). Mahkota
bunga berbentuk bintang dengan warna yang beragam, seperti putih, putih
kehijauan, terkadang berwarna ungu. Saat bunganya telah menjadi buah,
buahnya akan tumbuh tegak ke atas dengan warna hijau tua ketika muda dan
berubah hijau kekuningan, jingga atau merah menyala saat buah telah matang.

5
Buah cabai rawit memiliki rasa pedas karena kandungan kapsaisin
didalamnya. Pada buahnya juga terkandung zat gizi seperti protein, lemak,
karbohidrat, kalsium (Ca), fosfor (P), besi (Fe), vitamin (salah satunya adalah
vitamin C) dan senyawa-senyawa alkaloid, seperti flavonoid dan minyak
esensial .
Seperti peribahasa “kecil-kecil cabai rawit”, meskipun buah tanaman ini
kecil namun memiliki banyak kandungan dan khasiat. Dibandingkan jenis cabai
lainnya, cabai rawit paling banyak mengandung vitamin A. Cabai rawit segar
mengandung 11.050 SI (Satuan Internasional) vitamin A, sedangkan cabai rawit
kering mengandung 1.000 SI. Sementara cabai hijau segar hanya mengandung
260 SI vitamin A, cabai merah segar 470 SI vitamin A, dan cabai merah kering
576 SI vitamin A (Dermawan,2015)

B. Teknik Budidaya Tanaman Cabai Rawit


1. Mempersiapkan benih
Biji atau benih cabai diambil dari buah tanaman induk. Tanaman induk
harus berasal dari tanaman yang sehat dan buah yang baik. Tanaman cabai yang
dijadikan induk pun perlu dipilih berjenis murni. Jenis murni artinya tanaman
yang tidak berbaur dengan tanaman yang sama atau dari jenis lain. Misalnya,
cabai merah jangan dibiarkan dengan cabai keriting. Selain itu buah biji yang
akan diambil bijinya harus berbentuk sempurna, tidak cacat, bebsa hama
penyakit dan umumnya cukup tua.
2. Menyeleksi benih
Menyeleksi biji untuk mendapatkan benih cabai yang baik, seleksi ini
bertujuan agar diperoleh benih cabai dengan daya tumbuh yang baik.
Penyeleksian dilakukan dengan cara biji calon benih dimasukkan kedalam ember
atau bak berisi air dan diaduk-aduk. Dengan cara ini, akan tampak adanya biji
yang mengambang dan yang tenggelam. Biji yang mengambang merupakan biji
yang kurang baik untuk benih atau biji yang tidak berisi.
3. Pembibitan

6
Ukuran bedengan persemaian yang ideal adalah panjang 100 –125 cm dan
lebar 50 – 75 cm. bedeng persemaian sebaiknya di buat di tempat terbuka , tetapi
diberi naungan. Naungan dibuat dengan posisi miring, salah satu sisinya lebih
tinggi dari pada sisi lain. Sisi yang lebih tinggi menghasdap ke sebelah timur.
Setelah bedengan siap, benih dapat ditaburkan di atasnya, diatur dengan jarak 7
– 10 cm. bertujuan untuk pengambilan tanah pada pangkal bibit saat
dipindahkan ke polybag akan lebih mudah. Media tanam yang digunakan untuk
mendia persemaian adalah tanah yang subur dan mengandung banyak humus,
sebelum dibentuk bedengan tanah digemburkan agar bibit dapat tumbuh dengan
leluasa. Jika di sekeliling tempat persemaian tidak di peroleh tanah yang subur,
dapat dilakukan dengan pemberian pupuk kandang. Pupuk organik yang
digunakan berupa kotoran sapi yang sudah steril dan tersedia unsur hara yang
cukup. Komposisi pupuk organik ini harus merata pada tanah bagian atas. Luas
bedengan yang digunakan adalah 100 cm x 50 cm maka pupuk organik yang
dicampurkan sebanyak 2-3 kg pupuk. Persemaian benih bias dilakukan dengan
polybag, disamping itu bisa dilakukan bedengan. Dibandingkan dengan
bedengan dari lahan, keuntungan menggunakan polybag besar dapat di lakukan
sesuai dengan keinginan, disamping itu kemungkinan matinya bibit setelah
dipindahkan relatif kecil (Mas Fikr. 2019)
4. Pengolahan lahan
1) Sanitasi
Sanitasi merupakan langkah awal mengolah lahan pertanaman yaitu
membersihkan segala macam tanaman yang tumbuh di areal yang akan ditanami,
sanitasi tanah dapat leluasa mendapatkan sinar matahari langsung sehingga dapat
terbebas dari gangguan hama dan penyakit.
2) Pembuatan bedengan
Bedengan dibuat setelah tanah dicangkul dan diberi pupuk dasa yaitu
pupuk kandang 5 ton/0,5 ha. Apabila tanah untuk pertanaman cabai mempunyai
derajat kesamaan (pH) rendah maka tanah perlu diberi kapur pertanian. Panjang
bedengan sekitar 5-15 cm tergantung keadaan lahan. Tinggi bedengan sekitar
20-30 cm, jarak antar bedengan sekitar 40-50 cm tergantungan pada lahan. Jarak

7
tanam 40-60 cm lubang tanam dibuat dengan cara ditugal. Bedengan bias
menggunakan mulsa ataupun tidak tergantun daei kebutuhan, untuk bedengan
bias menggunakan mulsa Plastik hitam perak, kertas aluminium, daun, bamboo,
jerami, dan kelapa.
5. Penanaman
Penanaman adalah kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian
ke lahan pertanaman untuk didapatkan hasil produk dari tanaman yang di
budidayakan. Proses pemindahan ini tidak boleh dilakukan dengan
sembarangan, perlu adanya metode agar tanaman dapat berlangsung hidup di
media dan lingkungannya yang baru.
6. Pupuk Dasar
Pada waktu menanam cabai rawit , tanah harus tersedia unsur hara yang
cukup, maka bedengan yang telah dipersiapkan dapat diberi pupuk organik
berupa pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk tersebut dapat disebarkan ke
seluruh permukaan bedengan atau hanya ditempat tanaman cabe akan ditanam.
Selain itu dapat ditambahkan pula pupuk SP 36 100 kg perhektar untuk
menambah unsur P sedangkan pupuk lainnya dapat diberikan kemudian.
7. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan tanaman adalah serangkaian tindakan
penyianangan, penyulaman dan pencegahan gangguan hama dan penyakit pada
tanaman muda . maksudnya adalah membebaskan tanaman baru hasil pengayaan
dan rehabilitasi dan berbagai bentuk gangguan tumbuhan pengganggu, dan
menyulami tanaman yang mati dengan bibit sehat (Arip Ripangi,2012)

C. Panen dan Pasca Panen


1. Panen
Tanaman cabai rawit dapat dipanen setelah berumur 2,5-3 bulan sesudah
disemai. Panenan berikutnya dapat dilakukan 1-2 minggu tergantung dari
kesehatan dan kesuburan tanaman. Untuk tanaman cabai rawit bila dirawat
dengan baik dapat mencapai umur 1-2 tahun, apabila selalu diadakan
pemangkasan dan pemupukan kembali setelah tanaman dipanen. Pemupukan

8
kembali dapat memberikan pupuk organik seperti kompos maupun pupuk
kandang yang sudah menjadi tanah. (Balitbangtan,2015)
2. Pasca panen
a. Sortasi
Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah cabai merah yang sehat, bentuk
normal dan baik. Penundaan sortasi akan memperbesar kebusukkan, sedangkan
grading untuk kepentingan pasar lokal, cukup dipisahkan antara golongan
kualitas A1 (ukuran >10 cm) dengan cabai kualitas B (ukuran <10 cm)
panjangnya.Berdasarkan hasil penelitan tentang preferensi konsumen rumah
tangga terhadap kualitas cabe merah menunjukkan bahwa rata-rata konsumen
rumah tangga menyukai kulit cabe yang merah tua. Hal ini sangat erat kaitannya
dengan masakan yang akan dihasilkannya, yaitu berwarna merah dan lebih
menarik selera.
b. Penyimpanan
Pada umumnya cabai merah dijual dalam bentuk segar. Oleh karena itu
perlu penguasaan teknologi penanganan cabai merah segar, karena dapat
meningkatkan daya simpan dengan mutu yang bisa diterima oleh konsumen,
mengurangi kerusakan dan harganya tetap terjangkau.
Seperti sayuran lainnya, setelah dipanen cabai merah secara fisiologis
masih terus melakukan proses kehidupan. Sehingga perlu diusahakan agar
proses ini tidak dibiarkan berlangsung cepat. Sampai saat ini, pendinginan masih
diakui sebagai cara yang terbaik dipakai untuk menyimpan cabai segar,
walaupun hanya menghasilkan masa simpan yang terbatas. Pendinginan pada
dasarnya berprinsip bahwa mikroorganisme tidak dapat berkembang dan
sebagian besar perubahan secara biokimia dapat dicegah.
Penyimpanan pada suhu dingin dengan menggunakan refrigerator (lemari
pendingin) dinilai lebih mudah dibandingkan dengan cara pendinginan lainnya.
c. Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk melindungi mutu cabai. Pengemasan yang
baik dapat mencegah kehilangan hasil, mempertahankan mutu dan penampilan,
serta memperpanjang masa simpan bahan. Kemasan yang bisa digunakan untuk

9
memudahkan penyimpanan dan pengangkutan cabai dipasa domestik adalah
keranjang bambo, peti kayu, plastik. Kemasan yang ideal adalah yang mudah
diangkat, aman, ekonomis, dan dapat menjamin kebersihan produk. Kemasan
lain yang biasa digunakan pedagang adalah jala dengan kapasitas 9-100 kg.
kemasan ini sangat praktis, tetapi tidak dapat melindungi cabai dari kerusakan
mekanis dan fisiologis, terutama pada saat ditimbang dan dalam alat angkut.
d. Pemasaran
Pemasaran produk pertanian khususnya cabai rawit belum memiliki
kepastian, terutama harga. Saat ini, harga produk pertanian masih dipengaruhi
oleh banyaknya suplai dipasar, musim dan event-event tertentu seperti hari raya
keagamaan. Jika suplai sedikit harganya akan meningkat dari harga rata-rata.
Factor yang paling mempengaruhi harga cabai di pasaran adalah pengaruh
musim. Pemasaran dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a.) Menjual ke pengepul atau pedagang
b.) Menjual langsung ke konsumen

10
III. METODOOGI

A. Tempat dan Waktu


Waktu kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I akan dilaksanakan pada
bulan Juni 2019 di Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Provinsi
Sulawesi Selatan. Alokasi rincian kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I,
Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 1. Rincian Kegiatan Praktik kerja Lapangan (PKL) I, Tahun 2019.

No. Tahapan Kegiatan Waktu (Hari)


1. Persiapan :
a. Pembekalan 1
b. Survey calon lokasi 3
c. Penyusunan proposal 7
2. Pelaksanaan :
a. Pelaksanaan dan pembuatan laporan PKL I 21
3. Pengakhiran :
a. Konsultasi dan perbaikan laporan 7
b. Ujian PKL I di Lokasi Kab. Sidrap 1
TOTAL 40

B. Materi Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) I memiliki materi kegiatan sebagai berikut
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menganalisis permasalahan dan
merumuskan pemecahan masalah pada unit usaha agribisnis.
2. Meningkatkan keterampilam mahasiswa dalam merencanakan wirausaha pada
minimal sallah satu sub sistem agrbisnis.
3. Mewujudkan mental/jiwa wirausaha, menumbuhkan rasa percaya diri, tangguh,
kreatif, dinamis, displin, bertanggungjawab, dan inovatif pada mahasiswa

C. Prosedur Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) I memiliki prosedur pelaksanaan meliputi :

11
1. Sebelum ke lapangan, mahasiswa terlebih dahulu diwajibkan mengikuti
kegiatan pembekalan yang dilaksanakan oleh panitia di Polbangtan Gowa.
2. Menyusun rencana kegiatan dalam bentuk proposal secara individu dan
dikonsultasikan bersama pembimbing.
3. Menetap di sekitar lokasi PKL.
4. Selama melaksanakan kegiatan PKL I, mahasiswa wajib membuat jurnal
harian, melengkapi bukti fisik kegiatan dan dokumentasi seluruh kegiatan
PKL I.
5. Melakukan konsultasi dengan pembimbing.
6. Membuat laporan PKL secara individu.
7. Melaporkan kegiatan kepada pembimbing internal dan eksternal.
8. Mengikuti ujian PKL I di Lokasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

H.M Ondejans Jan. 2006. Perkembangan Pertanian Di Indonesia. Gadja Mada


University Press:Jakarta

Ripangi Arip. 2014. Budidaya Cabai. PT Buku Kita:Jakarta

Wikipedia. 2019. Kondisi Wilayah Kabupaten Takalar.


https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Takalar (online) diakses pada 17 April
2019

Wikipedia. 2017. Cabai rawit. https://id.wikipedia.org/ (online) Diakses pada 22


Mei 2019

Dermawan. 2015. Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Cabai rawit.,


https://agroteknologi.id/ (Online) diakses pada 22 Mei 2019

Mas Fikr. 2019. Cara Budidaya Dan Menanam Cabai Yang Baik Dan Benar.,
http://masfikr.com/ (Online) diakses 22 Mei 2019

Baligbangtan. 2015. Penanganan Panen Dan Pascapanen Cabai Rawit.,


https://babel.litbang.pertanian.go.id/ (Online) diakses 22 Mei 2019

Polbangtan Gowa . 2019 . Panduan Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) I


Jurusan Penyuluhan Pertanian Dan Penyuluhan Peternakan Gowa

13
LAMPIRAN 1 Jadwal Pelaksanaan PKL 1

Waktu Pelaksanaan (bulan, minggu)


April Mei Juni
No Kegiatan II I I I IV
I II I IV I I III V I I III
1 Pembekalan dan
Penyusunan Proposal
2 Pelepasan Mahasiswa PKL
3 Identifikasi Wilayah PKL I
4 Pelaksanaan PKL I
5 Pengakhiran Kegiatan
PKL I
6 Konsultasi dan Perbaikan
Laporan
7 Ujian PKL I
8 Penyerahan Laporan ke
Jurusan

14

Anda mungkin juga menyukai