Oleh :
NIRM : 10.1.5.17.1267
Jurusan : Pertanian
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
KATA PENGANTAR
ii
Assalamualaykum Warohmatullah Wabarokatuh
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih terdapat banyak
kekurangan. Semoga proposal ini bermanfaat bagi penulis khususnya, sebagai
acuan dalam melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I. oleh sebab itu penulis
angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
III. METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu ……………………………………………11
B. Materi Kegiatan ……………………………………………………11
C. Prosedur Pelaksanaan ……………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………13
LAMPIRAN ……………………………………………………………14
iv
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
v
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara berkembang dan negara agraris yang
sebagian penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan
pertanian saat ini telah memasuki era baru, dimana pembangunan yang selama
ini terkesan berdiri sendiri, selanjutnya lebih mencerminkan keterkaitan yang
erat dengan sektor lainnya.Berkaitan dengan hal tersebut salah satu strategi dasar
yang ditempuh dalam pembangunan pertanian adalah penerapan pendekatan
sistem agribisnis dengan memanfaatkan secara optimal sumber daya pertanian
dalam suatu kawasan ekosistem.Dengan strategi tersebut, keterkaitan dan
keterpaduan dalam pelaksanaan pembangunan pertanian diharapkan dapat
menghasilkan produk-produk pertanian dan agroindustri yang berdaya saing
tinggi baik di pasar domestik maupun internasional (Jan H.M. Oudejans, 2006).
Kementrian Pertanian menjabarkan kebijakan pembangunan pertanian
dalam program peningkatan kompetensi dari penyuluh pertanian/peternakan
maupun peningkatan di bidang usaha pertanian/peternakan.
Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Gowa bertujuan
menghasilkan penyuluh pertanian/penyuluh peternakan dan praktisi agribisnis
yang akan bermitra dengan pelaku utama/petani dan pelaku usaha, maka proses
pendidikan dirancang sedemikian rupa sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai
secara maksimal. Salah satunya melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) I yang
merupakan kegiatan secara mandiri oleh mahasiswa dengan capaian
pembelajaran tentang agribisnis.di mana mereka mampu mengenal unit usaha
agribisnis dan permasalahannya serta pemecahan masalahnya, merencanakan
wirausaha dan memiliki jiwa wirausaha. (Panduan Mahasiswa Praktik Kerja
Lapangan (PKL) I, 2019)
Kabupaten Takalar adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan.
Indonesia. Ibu kotanya terletak di Pattallassang, Kab. Takalar terdiri dari
Sembilan kecamatan, yaitu Pattallassang, Polombangkeng Selatan,
Polombangkeng Utara, Galesong, Galesong Selatan, Galesong Utara,
1
Sanrobone, Mappakasunggu dan Manggarabombang. Mappakasunggu dan
Manggarabombang. Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara : Kota Makassar dan Kabupaten Gowa
Selatan : Laut Flores
Barat : Selat Makassar
Timur : Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Gowa
Hortikultura adalah salah satu sektor dalam pertanian yang memiliki jenis
komoditas beragam dan merupakan skctor yang dibutuhkan masyarakat secara
langsung. Cabai rawit sebagai salah satu komoditas yang termasuk dalam
berbagai skala usaha tani. Tujuan akhir dari usahatani cabai rawit tersebut adalah
2
pasar dalam negeri dan ekspor. Cabai sendiri adalah tanaman hortikultura jenis
sayuran yang juga merupakan tumbuhan anggota genus Capsicum. , hingga kini
telah dikenal 12 jenis cabai. Namun, yang paling banyak dibudidayakan oleh
para petani hanya beberapa jenis saja, yakni: cabai rawit, cabai merah besar,
paprika dan cabai hias.
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan PKL I adalah memberi bekal dan pengalaman
kepada mahasiswa agar mampu melakukan wirausaha di bidang
pertanian/peternakan, yang meliputi aspek:
1. Pengetahuan : pengenalan organisasi/unit agribisnis dan bisnis inti yang
diusahakan, termasuk pengenalan permasalahan pada unit usaha, dan
rumusan pemecahan masalahnya.
2. Keterampilan : meningkatkan keterampilan, merencanakan wirausaha
minimal salah satu subsitem agribisnis.
3. Sikap : menumbuhkan mental/jiwa wirausaha, rasa percaya diri,
tangguh, kreatif, inovatif, dinamis, disiplin, dan bertanggungjawab.
3
C. Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan PKL I bagi mahasiswa, anatara lain :
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menganalisis permasalahan
dan merumuskan pemecahan masalah pada unit usaha agribisnis.
2. Meningkatkan keterampilam mahasiswa dalam merencanakan wirausaha
pada minimal sallah satu sub sistem agrbisnis.
3. Mewujudkan mental/jiwa wirausaha, menumbuhkan rasa percaya diri,
tangguh, kreatif, dinamis, displin, bertanggungjawab, dan inovatif pada
mahasiswa.
Sedangkan manfaat dari pelaksanaan PKL I bagi pihak terkait, antara lain :
1. Mengenal Polbangtan Gowa sebagai penyelenggara pendidikan program
Diploma IV dan Diploma III Penyuluhan Pertanian dan Penyuluhan
Peternakan.
2. Membantu menyelesaikan tugas/ pekerjaan rutin terkait agribisnis yang
dilakukan pelaku usaha, perusahaan agribisnis maupun pelaku utama.
3. Menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntubgkan di bidang
pemberdayaan SDM pertanian.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Komoditi Cabai
Cabai rawit merupakan tanaman perdu dari family terong-terongan
yang memiliki nama ilmiah Capsicum Frutescens L.. Permintaan cabai rawit
yang tinggi untuk kebutuhan bumbu masakan, industri makanan, dan obat-
obatan merupakan potensi untuk meraup keuntungan. Tidak heran jika cabai
rawit merupakan komoditas hortikultura yang mengalami fluktuasi harga paling
tinggi di Indonesia (Wikipedia, 2017)
Klasifikasi ilmiah tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut ;
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :Solanales
Famili :Solanaceae
Genus :Capsicum
Spesies : Frutescens
Secara morfologi cabai rawit merupakan tanaman berkayu dengan
banyak percabangan. Tinggi tanaman ini 50-100 cm. Panjang batang utama
berkisar antara 20-28 cm dan diameter batang antara 1.5-2.5 cm. Akarnya
merupakan akar tunggang dan dapat menembus tanah sampai kedalaman 30-60
cm. Cabai rawit ideal hidup di tanah yang mengandung bahan organik sekurang-
kurangnya 1.5% dan mempunyai pH 6.0-6.5 (,).
Daun cabai rawit merupakan daun tunggal yang bertangkai. Helaian
daun berbentuk bulat telur memanjang dengan pangkal runcing dan ujung yang
menyempit. Daun mudanya bisa dikukus untuk dijadikan lalap.
Bunga cabai rawit tergolong hermaprodit (berkelamin ganda). Mahkota
bunga berbentuk bintang dengan warna yang beragam, seperti putih, putih
kehijauan, terkadang berwarna ungu. Saat bunganya telah menjadi buah,
buahnya akan tumbuh tegak ke atas dengan warna hijau tua ketika muda dan
berubah hijau kekuningan, jingga atau merah menyala saat buah telah matang.
5
Buah cabai rawit memiliki rasa pedas karena kandungan kapsaisin
didalamnya. Pada buahnya juga terkandung zat gizi seperti protein, lemak,
karbohidrat, kalsium (Ca), fosfor (P), besi (Fe), vitamin (salah satunya adalah
vitamin C) dan senyawa-senyawa alkaloid, seperti flavonoid dan minyak
esensial .
Seperti peribahasa “kecil-kecil cabai rawit”, meskipun buah tanaman ini
kecil namun memiliki banyak kandungan dan khasiat. Dibandingkan jenis cabai
lainnya, cabai rawit paling banyak mengandung vitamin A. Cabai rawit segar
mengandung 11.050 SI (Satuan Internasional) vitamin A, sedangkan cabai rawit
kering mengandung 1.000 SI. Sementara cabai hijau segar hanya mengandung
260 SI vitamin A, cabai merah segar 470 SI vitamin A, dan cabai merah kering
576 SI vitamin A (Dermawan,2015)
6
Ukuran bedengan persemaian yang ideal adalah panjang 100 –125 cm dan
lebar 50 – 75 cm. bedeng persemaian sebaiknya di buat di tempat terbuka , tetapi
diberi naungan. Naungan dibuat dengan posisi miring, salah satu sisinya lebih
tinggi dari pada sisi lain. Sisi yang lebih tinggi menghasdap ke sebelah timur.
Setelah bedengan siap, benih dapat ditaburkan di atasnya, diatur dengan jarak 7
– 10 cm. bertujuan untuk pengambilan tanah pada pangkal bibit saat
dipindahkan ke polybag akan lebih mudah. Media tanam yang digunakan untuk
mendia persemaian adalah tanah yang subur dan mengandung banyak humus,
sebelum dibentuk bedengan tanah digemburkan agar bibit dapat tumbuh dengan
leluasa. Jika di sekeliling tempat persemaian tidak di peroleh tanah yang subur,
dapat dilakukan dengan pemberian pupuk kandang. Pupuk organik yang
digunakan berupa kotoran sapi yang sudah steril dan tersedia unsur hara yang
cukup. Komposisi pupuk organik ini harus merata pada tanah bagian atas. Luas
bedengan yang digunakan adalah 100 cm x 50 cm maka pupuk organik yang
dicampurkan sebanyak 2-3 kg pupuk. Persemaian benih bias dilakukan dengan
polybag, disamping itu bisa dilakukan bedengan. Dibandingkan dengan
bedengan dari lahan, keuntungan menggunakan polybag besar dapat di lakukan
sesuai dengan keinginan, disamping itu kemungkinan matinya bibit setelah
dipindahkan relatif kecil (Mas Fikr. 2019)
4. Pengolahan lahan
1) Sanitasi
Sanitasi merupakan langkah awal mengolah lahan pertanaman yaitu
membersihkan segala macam tanaman yang tumbuh di areal yang akan ditanami,
sanitasi tanah dapat leluasa mendapatkan sinar matahari langsung sehingga dapat
terbebas dari gangguan hama dan penyakit.
2) Pembuatan bedengan
Bedengan dibuat setelah tanah dicangkul dan diberi pupuk dasa yaitu
pupuk kandang 5 ton/0,5 ha. Apabila tanah untuk pertanaman cabai mempunyai
derajat kesamaan (pH) rendah maka tanah perlu diberi kapur pertanian. Panjang
bedengan sekitar 5-15 cm tergantung keadaan lahan. Tinggi bedengan sekitar
20-30 cm, jarak antar bedengan sekitar 40-50 cm tergantungan pada lahan. Jarak
7
tanam 40-60 cm lubang tanam dibuat dengan cara ditugal. Bedengan bias
menggunakan mulsa ataupun tidak tergantun daei kebutuhan, untuk bedengan
bias menggunakan mulsa Plastik hitam perak, kertas aluminium, daun, bamboo,
jerami, dan kelapa.
5. Penanaman
Penanaman adalah kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian
ke lahan pertanaman untuk didapatkan hasil produk dari tanaman yang di
budidayakan. Proses pemindahan ini tidak boleh dilakukan dengan
sembarangan, perlu adanya metode agar tanaman dapat berlangsung hidup di
media dan lingkungannya yang baru.
6. Pupuk Dasar
Pada waktu menanam cabai rawit , tanah harus tersedia unsur hara yang
cukup, maka bedengan yang telah dipersiapkan dapat diberi pupuk organik
berupa pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk tersebut dapat disebarkan ke
seluruh permukaan bedengan atau hanya ditempat tanaman cabe akan ditanam.
Selain itu dapat ditambahkan pula pupuk SP 36 100 kg perhektar untuk
menambah unsur P sedangkan pupuk lainnya dapat diberikan kemudian.
7. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan tanaman adalah serangkaian tindakan
penyianangan, penyulaman dan pencegahan gangguan hama dan penyakit pada
tanaman muda . maksudnya adalah membebaskan tanaman baru hasil pengayaan
dan rehabilitasi dan berbagai bentuk gangguan tumbuhan pengganggu, dan
menyulami tanaman yang mati dengan bibit sehat (Arip Ripangi,2012)
8
kembali dapat memberikan pupuk organik seperti kompos maupun pupuk
kandang yang sudah menjadi tanah. (Balitbangtan,2015)
2. Pasca panen
a. Sortasi
Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah cabai merah yang sehat, bentuk
normal dan baik. Penundaan sortasi akan memperbesar kebusukkan, sedangkan
grading untuk kepentingan pasar lokal, cukup dipisahkan antara golongan
kualitas A1 (ukuran >10 cm) dengan cabai kualitas B (ukuran <10 cm)
panjangnya.Berdasarkan hasil penelitan tentang preferensi konsumen rumah
tangga terhadap kualitas cabe merah menunjukkan bahwa rata-rata konsumen
rumah tangga menyukai kulit cabe yang merah tua. Hal ini sangat erat kaitannya
dengan masakan yang akan dihasilkannya, yaitu berwarna merah dan lebih
menarik selera.
b. Penyimpanan
Pada umumnya cabai merah dijual dalam bentuk segar. Oleh karena itu
perlu penguasaan teknologi penanganan cabai merah segar, karena dapat
meningkatkan daya simpan dengan mutu yang bisa diterima oleh konsumen,
mengurangi kerusakan dan harganya tetap terjangkau.
Seperti sayuran lainnya, setelah dipanen cabai merah secara fisiologis
masih terus melakukan proses kehidupan. Sehingga perlu diusahakan agar
proses ini tidak dibiarkan berlangsung cepat. Sampai saat ini, pendinginan masih
diakui sebagai cara yang terbaik dipakai untuk menyimpan cabai segar,
walaupun hanya menghasilkan masa simpan yang terbatas. Pendinginan pada
dasarnya berprinsip bahwa mikroorganisme tidak dapat berkembang dan
sebagian besar perubahan secara biokimia dapat dicegah.
Penyimpanan pada suhu dingin dengan menggunakan refrigerator (lemari
pendingin) dinilai lebih mudah dibandingkan dengan cara pendinginan lainnya.
c. Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk melindungi mutu cabai. Pengemasan yang
baik dapat mencegah kehilangan hasil, mempertahankan mutu dan penampilan,
serta memperpanjang masa simpan bahan. Kemasan yang bisa digunakan untuk
9
memudahkan penyimpanan dan pengangkutan cabai dipasa domestik adalah
keranjang bambo, peti kayu, plastik. Kemasan yang ideal adalah yang mudah
diangkat, aman, ekonomis, dan dapat menjamin kebersihan produk. Kemasan
lain yang biasa digunakan pedagang adalah jala dengan kapasitas 9-100 kg.
kemasan ini sangat praktis, tetapi tidak dapat melindungi cabai dari kerusakan
mekanis dan fisiologis, terutama pada saat ditimbang dan dalam alat angkut.
d. Pemasaran
Pemasaran produk pertanian khususnya cabai rawit belum memiliki
kepastian, terutama harga. Saat ini, harga produk pertanian masih dipengaruhi
oleh banyaknya suplai dipasar, musim dan event-event tertentu seperti hari raya
keagamaan. Jika suplai sedikit harganya akan meningkat dari harga rata-rata.
Factor yang paling mempengaruhi harga cabai di pasaran adalah pengaruh
musim. Pemasaran dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a.) Menjual ke pengepul atau pedagang
b.) Menjual langsung ke konsumen
10
III. METODOOGI
B. Materi Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) I memiliki materi kegiatan sebagai berikut
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menganalisis permasalahan dan
merumuskan pemecahan masalah pada unit usaha agribisnis.
2. Meningkatkan keterampilam mahasiswa dalam merencanakan wirausaha pada
minimal sallah satu sub sistem agrbisnis.
3. Mewujudkan mental/jiwa wirausaha, menumbuhkan rasa percaya diri, tangguh,
kreatif, dinamis, displin, bertanggungjawab, dan inovatif pada mahasiswa
C. Prosedur Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) I memiliki prosedur pelaksanaan meliputi :
11
1. Sebelum ke lapangan, mahasiswa terlebih dahulu diwajibkan mengikuti
kegiatan pembekalan yang dilaksanakan oleh panitia di Polbangtan Gowa.
2. Menyusun rencana kegiatan dalam bentuk proposal secara individu dan
dikonsultasikan bersama pembimbing.
3. Menetap di sekitar lokasi PKL.
4. Selama melaksanakan kegiatan PKL I, mahasiswa wajib membuat jurnal
harian, melengkapi bukti fisik kegiatan dan dokumentasi seluruh kegiatan
PKL I.
5. Melakukan konsultasi dengan pembimbing.
6. Membuat laporan PKL secara individu.
7. Melaporkan kegiatan kepada pembimbing internal dan eksternal.
8. Mengikuti ujian PKL I di Lokasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Mas Fikr. 2019. Cara Budidaya Dan Menanam Cabai Yang Baik Dan Benar.,
http://masfikr.com/ (Online) diakses 22 Mei 2019
13
LAMPIRAN 1 Jadwal Pelaksanaan PKL 1
14