Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

ANALISIS FINANSIAL PROYEK PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN


DALAM PEMBUATAN JALAN USAHA TANI

Oleh :

ABDUL HARIS
NIRM. 10.1.5.17.1229

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN (DIV)


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA
KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jalan Usaha Tani yang disingkat dengan JUT adalah Jalan yang
menghubungkan pemukiman penduduk dengan kantong produksi pertanian atau
kata lain JUT adalah sarana prasarana akses transportasi mayarakat (petani)
dengan lahan pertaniannya dalam rangka mengurangi besarnya biaya dan
energi yang dikeluarkan petani untuk mengakses lokasi pertanian dalam
meningkatkan produktivitas pertaniannya. Jalan usaha tani atau jalan pertanian
merupakan prasarana transportasi pada kawasan pertanian (tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan rakyat, dan peternakan) untuk memperlancar mobilitas
alat dan mesin pertanian, pengangkutan sarana produksi menuju lahan
pertanian, dan mengangkut hasil produk pertanian dari lahan menuju tempat
penyimpanan, tempat pengolahan, atau pasar.
. Pada umumnya jalan usaha tani masih belum memadai sehingga belum
dapat dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu perlu adanya kegiatan
pengembangan jalan usaha tani dengan pengertian sebagai pembangunan baru
peningkatan kapasitas atau rehabilitasi jalan usaha tani agar memenuhi standar
teknik untuk dilalui kendaraan dalam mengangkut hasil produksi serta sarana
produksi lainnya. Petunjuk Teknis pengembangan Jalan Usaha Tani ini disusun
dengan maksud untuk menjadi pedoman atau petunjuk atau acuan pelaksanaan
bagi para pelaksana kegiatan pengelolaan air, khususnya pengembangan irigasi
air tanah di daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota). Petunjuk Teknis ini
diharapkan dapat membantu dan mempermudah pelaksanaan kegiatan di
lapangan, terutama dalam mengartikan dan merinci ketentuan-ketentuan teknis
analisis finansial di tingkat lapangan. Selain faktor alam seperti musim kemarau
yang berkepanjangan, saluran irigasi diperkotaan yang sebagian besar
bermasalah akibat alih fungsi lahan turut berperan. Sehingga jalan usahatani
begitu penting didasari pada beberapa aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek
lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan kegiatan jalan usahatani?
2. Bagaimana proses kegiatan proyek jalan usahatani?
3. Bagaimana analisis finansial jalan usahatani?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perencanaan kegiatan jalan usahatani.
2. Untuk mengetahui analisis finansial jalan usahatani.
3. Untuk mengetahui proses kegiatan proyek jalan usahatani
BAB II
PENDAHULUAN
A. Perencanaan Kegiatan Jalan Usahatani

1. Melaksanakan survey awal dan pengumpulan data di kelompok tani, Kantor


Desa / Lurah / Kecamatan disekitar rencana lokasi proyek. Konsultan
melakukan pengumpulan survey awal, pengumpulan data primer maupun
data lain yang diperlukan untuk mendukung perencanaan pembuatan /
peningkatan jalan usaha tani.

2. Melakukan Identifikasi Lokasi


Konsultan melakukan identifikasi lokasi berupa pengecekan kondisi tanah,
pengukuran lokasi kegiatan perencanaan pembuatan / peningkatan jalan
usaha tani.

3. Membuat Rencana Perencanaan


Berdasarkan survey awal dan identifikasi lapangan, konsultan merencanakan
desain perencanaan pembuatan / peningkatan jalan usaha tani.

4. Penyusunan Program Pelaksanaan


Konsultan mengkonsep metode pelaksanaan yang akan dilaksanakan untuk
kegiatan perencanaan pembuatan / peningkatan jalan usaha tani.

5. Pengembangan Perencanaan
Konsultan lebih mendetailkan secara terukur terhadap hal perencanaan yang
telah dikonsepsikan.

6. Menyusun Estimasi Anggaran Biaya sesuai dengan standar Dinas Pertanian


dan Peternakan

7. Menyusun Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan.

8. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan


konstruksi fisik, bila ada perubahan.
B. Proses Kegiatan Jalan Usahatani
A. Spesifikasi teknis kegiatan jalan usaha tani meliputi norma, standart teknis dan
kriteria sebagai berikut:
1. Penjelasan umum : Pengembangan jalan usaha tani merupakan upaya
pembangunan, peningkatan kapasitas dan rehabilitas jalan terutam
dikawasan sentral usaha tani pertanian ( tanaman pangan, holtikultura,
perkebunan rakyat dan peternakan ) sebagai akses pengangkutan sarana
usaha tani, hasil usaha tani dan alat mesin pertanian.
2. Lingkup pekerjaan pembuatan jalan meliputi :
a. Pekerjaan penyiapan tanah dasar ( sub grade ) terdiri atas pekerjaan : -
Pembersihan daerah milik jalan - Pegusapan lapisan tanah atas - Galian -
Timbunan - Parit jalan
b. Perkerasan lapis Pondasi bawah/ LPB kelas C (timbunan pilihan)
3. Tebal lapisan kelas C ( timbunan pilihan ) untuk jalan penghubung dan poros
ditetapkan minimal 20 cm padat atau sesuai dengan gambar rencana dan
untuk jalan usaha tani ditetapkan tebal lapisan kelas C (timbunan pilihan) 20
cm padat.
4. Apabila pada suatu lokasi tidak terdapat bahan material timbunan tanah
pilihan ( kelas C ) dapat menggunakan material lain dengan persetujuan
asisten teknik/ Direksi/ Pengawas Lapangan.
5. Kemiringan arah melintang : - 2 % untuk bagian perkerasa jalan - 2 % untuk
bahu jalan - (sesuai tipikal gambar rencana)
6. Panjang/Volume Jalan Dalam Gambar Teknik Tidak diikuti tetapi mengikut
panjang/volume yang ada dalam RAB
7. Volume jalan usaha tani yang tercantum dalam dokumen kontrak tidak
merupakan kepastian, volume jalan yang sesungguhnya akan ditentukan
berdasarkan realisasi pelaksanaan dilapangan oleh pelaksana fisik atas
persetujuan pengawas teknik.
8. Bahan/ material tanah timbunan ( borrowpit ) dan perkerasan sebelum
dipergunakan terlebih dahulu harus diketahui/ disetujui pengawas teknik
B. Pembersihan daerah milik jalan Pembersihan daerah milik jalan ( DMJ ) untuk
jalan usaha tani selebar 05 Untuk Badan Jalan Lebar 3 M dan 06 Untuk Lebar
Jalan 4 M. Pekerjaan ini meliputi pembersihan segala macam tumbuahan,
pohon, semak-semak, sampah-sampah, pencabutan seluruh tunggul-tunggul
dan akar serta sisa konstruksi dan sisa-sisa material lainnya dengan
menggunakan peralatan Dozzer dan Chainsaw. Penggunaan Dozzer
disesuaikan dengan kondisi tanah setempat, biaya untuk pekerjaan pembersihan
ini tidak dibayar tersendiri melainkan sudah termasuk kedalam biaya Land
Clearing.
C. Pengupasan lapisan tanah atas ( top soil ) Pengusapan top soil untuk pekerjaan
jalan usaha tani 4 M dan jalan usaha tani 3 M pada umumnya pekerjaan
pembuangan lapisan tanah atas ini mencakup hanya pekerjaan membuang
tanah humus ( top soil ). Pembuangan tanah dan akar-akar dengan ketebalan
sekitar 30 cm dari permukaan tanah asli atau sesuai petunjuk pengawas teknik.
Pekerjaan pembuangan lapisan humus dan akar-akar dilakukan baik untuk
daerah galian maupun daerah timbunan. Setelah pekerjaan tersebut selesai
barulah dilakukan pemadatan sampai mencapai tingkat pemadatan yang
disyaratkan.
D. Galian
1. Membuat galian pada tempat-tempat yang kemiringan/ tanjakannya melebihi
syarat-syarat maksimum yang ditentukan, sesuai dengan gambar rencana
atau petunjuk pengawas teknik pada pembuatan jalan baru
2. Melakukan galian/ pemotongan tebing-tebing kanan kiri untuk mendapatkan
lebar badan jalan yang direncanakan dengan kemiringan 1 : 1 atau sesuai
dengan petunjuk pengawas teknik
3. Melakukan galian/ pemotongan pada puncak pendakian, sebelum mulai
menurun harus ada daerah jalan yang rata minimum sepanjang 30 M begitu
pula pada akhir penurunan sebelum pendakian.
4. Pemotongan tebing harus dilakukan dengan rapi dan langsung dibentuk
badan jalan sesuai dengan gambar rencana. Tanah bekas galian harus
ditempatkan dan diratakan pada derah yang ditentukan oleh pengawas teknik
5. Pekerjaan pembuatan badan jalan disertai dengan pekerjaan pemadatan
badan jalan sampai mencapai angka kepadatan yang disyaratkan dan
disetujui oleh pengawas teknik.
6. Kemiringan/ Landai pemotongan melintang dan memanjang badan jalan
harus benarbenar dikerjakan menurut gambar rencana dengan keharusan
membuat permukaan badan jalan yang segera dapat mengalirkan air hujan
(tidak boleh terdapat genangan air dipermukaan badan jalan).

C. Analisis Finansial Pada Proyek Jalan Usahatani


Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan dalam hal pendanaan
dan aliran kas, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bisnis yang
dijalankan. Menurut Husnan Suswarsono (2000) analisis finansial merupakan
suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk
menentukan apakah suatu bisnis akan menguntungkan selama umur bisnis.
1. Penghasilan
Penghasilan perusahaan dapat diperoleh dari penjualan total terhadap
produk yang dihasilkan selama periode yang tertentu. Penjualan
merupakan sumber penghasilan utama bagi perusahaan. Penjualan bersih
diperoleh dari penjualan kotor dikurangi penjualan yang dikembalikan (return).
Dalam proyek pembuatan jalan usahatani alasan pembuatan jalan usaha tani
didasari pada beberapa aspek. Pertama, aspek sosial. yaitu guna membuka
keterisoliran masyarakat terhadap daerah sekitarnya. Kedua, aspek ekonomi.
untuk memudahkan masyarakat pergi ke kebun dan memudahkan akses bagi
petani untuk mengangkut hasil tani. ketiga, aspek lingkungan. sebagai
peningkatan kualitas jalan dan mencegah terjadinya longsor. Proyek pembuatan
jalan usahatani, memiliki penghasilan dari beberapa petani yang disisihkan 5%
dari hasil produksinya sebagai ganti dari pembangunan jalan usahatani dan
sebagai biaya jika dikemudian hari dibutuhkan lagi dalam Seperti berikut.
Pendapatan per panen
Hasil panen misalkan 7,5 ton GKP per hektar, setelah dikeringkan susut
18%, maka hasilnya 6,15 ton GKG perhektar.
Harga 1 kg GKG adalah Rp 4000
Maka hasil yang diperoleh = 6.150 kg × Rp 4000 = Rp 24.600.000
Jika jumlah kelompok tani ada 12 kelompok tani dan masing-masing
berpartisipasi 10% dari hasil produksinya maka hasilnya sebagai berikut :
5%
× 24.600.000=2.460 .000
100 %
Jika ada 12 kelompktani dengan masing-masing memiliki anggota

2. Biaya
Biaya mencakup semua pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan.
Secara garis besar, macam-macam biaya yang termasuk didalamnya adalah
biaya tetap, biaya variabel, pajak, rugi yang diakibatkan penjualan aktiva tetap
dan penyusutan barang investasi.

Uraian Satua Harga Satuan


No Volume Jumlah Harga (Rp)
Pekerjaan n (Rp)
Biaya Tetap
1 Gancu Rp.    60.000,0
5 Bh Rp 300.000,00
0
2 Cangkul Rp.    45.000,0
5 Bh Rp 225.000,00
0
3 Ekrak Bambu 10 Bh Rp.    17.500,0 Rp 175.000,00
0
4 Mesin Pemadat 125 /jam Rp.    44.000,0 Rp 5.500.000,00
(sewa) 0
TOTAL Rp 6.200.000,00
Biaya Variabel
1 Sirtu Rp.    63.000,0
1095,73 M3 Rp 69.030.990,00
0
2 Batu Belah 15- Rp.  126.000,0
17,95 M3 Rp 2.261.700,00
20 cm 0
3 Benang Rp.      1.500,0
5,00 bh Rp 7.500,00
0
4 Kep. 25,00 Hari/ok Rp. 45.000,00 Rp 1.125.000,00
Tukang/Mando
r1
5 Tukang 2 25,00 Hari/ok Rp. 42.500,00 Rp 2.125.000,00
6 Pekerja 22 25,00 Hari/ok Rp. 35.000,00 Rp 19.250.000,00
TOTAL Rp 93.800.190,00

Total Biaya = Biaya tetap + Biaya Variabel

= Rp 6.200.000,00 + Rp 93.800.190,00

= Rp 100.000.190,00

Dibulatkan menjadi Rp 100.000.000,00

3. Laba atau Rugi Bersih


Laba bersih dapat diperoleh dari seluruh penghasilan dikurangi seluruh biaya.
Jika nilai selisih tersebut adalah positif, maka nilai tersebut sebagai keuntungan
perusahaan, sedangkan nilai yang negatif menandakan kerugian
perusahaan. Besarnya laba bersih yang dapat dicapai akan menjadi
ukuran sukses bagi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai