PENDAHULUAN
baik evaluasi proses atau monitoring maupun evaluasi hasil atau dampak. Monitoring
adalah aktifitas yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat
dari suatu kebijakan yang sedang dilaksanakanSuatu kegiatan tanpa evaluasi dan
monitoring, tidak akan diketahui kelemahan maupun kelebihan dalam suatu proses
usaha, dengan evaluasi maka semua tahapan dalam suatu usaha dapat kiranya
diketahui tahapan mana yang masih lemah dan tahapan mana saja yang sudah baik
social, ekonomi maupun dari sisi keuangan dan mentalitas dari pengelola sebuah
usaha.
Sawah.
Sawah.
1
Secara keseluruhan evaluasi dan monitoring kegiatan bertujuan untuk :
kegiatan usahatani. Dari hasil penilaian ini maka lebih rinci diketahui potensi
yang lebih menguntungkan usaha. Dalam hal ini dapat diputuskan langkah
selanjutnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Biaya
I. Input Satuan
(Rp)
A. Tenaga kerja
1. Pengolahan tanah 1 ha X 900.000 900.000
2. Penebaran benih 25 kg X 100.000 250.000
3. Penanaman 1 hari 30 orang X 30.000 900.000
4. Penyiangan 1 hari 10 orang X 30.000 300.000
5. Pemupukan 3 hari 1 orang X 50.000 150.000
6. Pengairan 1 musim tanam 300.000 300.000
7. Panen 2 hari 12 orang X 25.000 600.000
8. Pasca panen 3 hari 5 orang X 50.000 750.000
Jumlah A 4.150.000
B. Saprodi
1. Benih 25 kg X 7.500 187.500
2. Pupuk
- Urea 250 kg X 1.700 425.000
- SP36 100 kg X 3.000 300.000
- KCL 100 kg X 3.000 300.000
3. Insektisida 1 liter X 200.000 200.000
4. Fungisida 0,5 liter X 75.000 75.000
5. Rodentisida 1 kg X 50.000 50.000
6. Organik cair 1 liter X 50.000 50.000
7. Kapur 200 kg X 900 180.000
8. Plastik 1 rol X 500.000 500.000
Jumlah B 2.267.500
C. Lain-lain
1. Penyusutan 1 tahun 100.000
2. Pajak/restribusi 1 tahun 200.000
Jumlah C 300.000
II. Keluaran (Output)
1. Total produksi 6 Ton
2. Harga padi di petani 3.500
3. Nilai Total Produksi (NTP) 21.000.000
4
Monitoring dilakukan ketika sebuah kebijakan sedang
diimplementasikan.
Monitoring diperlukan agar kesalahan awal dapat segera diketahui dan
dapat dilakukan tindakan perbaikan, sehingga mengurangi risiko yang lebih
besar.
1. Aspek Teknis
a. Pemilihan Benih
Benih yang digunakan adalah benih padi ciherang. Benih tersebut dapat tumbuh
optimal di wilayah Balai Penyuluhan Kasarangan dengan keadaan sebagai berikut :
Ketinggian tempat 140 mdpl, curah hujan 273 mm, pH tanah 6 dan jenis tanah
podsolik merah kuning.
Benih padi ciherang merupakan benih unggul bermutu dan bersertifikat. Dalam
satu hektar diperlukan 25 kg benih.
Untuk mendapatkan benih yang bernas dilakukan pemilihan benih dengan cara
merendam dalam larutan garam 3% dengan perbandingan 30 gram garam dilarutkan
dengan 1 liter air. Jumlah benih yang dimasukkan disesuaikan dengan volume larutan
garam. Benih yang mengambang/mengapung dibuang. Benih yang tenggelam adalah
benih yang bernas.
Penanganan Benih
Benih direndam dalam larutan disinfektan selama 12 jam. Cuci benih dengan air
bersih lalu rendam dengan disinfektan selama 36 jam dengan mengganti air setiap 4
jam. Tiriskan benih dan peram selama 24 jam dengan cara benih dimasukkan
kedalam ¼ karung goni lalu diletakkan mendatar dan dibalik setiap 4 jam. Benih siap
disemai bila panjang kecambah mencapai 1-2 mm.
b. Pemilihan/Pengolahan Lahan
Pengolahan tanah dilakukan 3 kali.
5
Pengolahan pertama, tanah dibajak dalam keadaan macak-macak. Pengolahan
kedua, tanah dirotary dan pengolahan tanah ketiga, tanah digaru untuk melumpurkan
dan meratakan tanah.
c. Cara Persemaian
Lahan diolah dalam keadaan macak-macak, kemudian dibuat bedengan setinggi 20
cm.
Untuk setiap 25 kg benih dibutuhkan lahan persemaian seluas 1.250 m 2 untuk
penanaman seluas 1 Ha.
Benih ditaburkan pada bedengan dengan cara satu genggam benih untuk 1 m2.
d. Cara Penanaman
Penanaman dilakukan pada saat bibit sudah berumur 25 hari setelah tebar dengan
tanam sistem legowo.
Bibit dicabut dengan cara diagonal/miring 600. bersihkan bibit yang telah dicabut
dari lumpur yang menempel dengan hati-hati agar tidak ada akar yang rusak.
Sistem tanam sistem legowo.
Tanam bibit pada kedalaman 3 cm dengan jumlah bibit satu per lubang tanam.
Jumlah bibit 400.000 per 1 Ha lahan sawah.
e. Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman dilakukan terhadap bibit yang tidak tumbuh/mati dengan bibit yang
sudah dipersiapkan sebelumnya. Bibit yang digunakan sama dengan bibit yang
ditanam baik umur maupun varietasnya.
Pemupukan
Aplikasi pemupukan yang dilakukan sebagai berikut:
Waktu Urea NPK KCL
Kegiatan
(Hst) (Kg/Ha) (Kg/Ha) (Kg/Ha)
Pupuk Dasar -3 80 50 100
Susulan I 25 70 50 -
Susulan II 45 70 - 100
6
Berdasarkan rencana kegiatan yang disusun sebelum tanam, pemupukan ZA tidak
dilakukan karena kebutuhan N tanaman telah terpenuhi.
● Pengairan
Pengairan dilakukan dengan sistem pengairan berselang (Intermitten). Lahan diairi
mulai tanam hingga berumur 10 Hst. Lahan tidak diairi 5-6 hari atau sampai tanah
retak-retak selama 2 hari kemudian diairi kembali. Mulai fase keluar bunga sampai 10
hari sebelum panen lahan diairi selanjutnya dikeringkan.
● Jenis OPT dan Cara Pengendaliannya
Dampak perubahan fenomena iklim yang cukup signifikan akhir-akhir ini
memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap pertumbuhan tanaman akibat
meningkatnya populasi wereng batang coklat. Hal ini tidak sesuai dengan rencana
kegiatan budidaya padi yang telah disusun sebelum tanam.
Labuan Amas Utara merupakan salah satu kecamatan di Hulu Sungai Tengah
yang endemis serangan Wereng Batang Coklat (WBC) dan Penggerek Batang.
Pengendalian wereng batang coklat dengan cara spot treatment dengan pestisida
berbahan aktif buprofezin 10% sejak pembibitan yang terserang. Pengendalian
Penggerek Batang dengan melakukan light trap sejak masa pembibitan. Penyakit
yang muncul adalah dari golongan virus dan cendawan yaitu virus kerdil rumput
(grassy stunt) dan cendawan (phyricularia oryzae) yang menyebabkan potong leher
pada tanaman dewasa.
● Panen dan Pasca Panen
Cirri-ciri tanaman padi yang siap untuk dipanen adalah :
o 95% butir-butir padi dan daun bendera sudah menguning.
o Tangkai menunduk karena berat menanggung butir-butir padi yang bertambah
berat.
o Butir padi bila ditekan terasa keras dan berisi.
Peralatan panen yang dapat digunakan yaitu sabit bergerigi atau reaper dan
dilaksanakan secara beregu. Hasil panen dimasukan kedalam karung kemudian
dirontokkan dengan pedal thresher atau power thresher
2. Aspek Ekonomi
7
a. Budidaya padi ciherang berisiko sedang terhadap keberhasilan panen. Sehingga,
diperlukan pengamatan yang rutin untuk mengurangi resiko kegagalan panen.
b. Budidaya padi ciherang menghasilkan keuntungan yang tinggi hal ini ditunjukkan
dengan ratio B/C>1 setelah dilakukan analisa usaha tani.
3. Aspek Sosial
a. Komoditi padi ciherang dapat diterima oleh petani karena hasil produksi yang cukup
tinggi .
b. Sistem tenaga kerja adalah penyakap dengan pembagian hasil 1/5 bagian untuk
penyakap dengan kewajiban membuat persemaian, tanam, penyiangan dan panen.
Dengan sistem ini pendapatan petani disekitar lahan dapat meningkat.
c. Hasil produksi lebih tinggi dibandingkan rencana kegiatan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Paket teknologi Budidaya padi ciherang dengan sistem pendekatan PTT dapat
kegiatan.
memberikan dampak sosial bagi petani disekitar lahan dengan sistem penyakap.
petani berkurang, namun memberikan dampak sosial yang baik bagi lingkungan
sekitar petani.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar tiak hanya dapat memahami pentingnya evaluasi
dan monitoring tetapi juga mengaplikasikannya.
9
Daftar Pustaka
http://setkab.go.id/pengertian-monitoring-dan-evaluasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi
https://www.google.co.id/search?
ei=rIQFW62pGIXevgTsnLr4Aw&q=contoh+monitoring+kegiatan+agribisnis&oq=
contoh+monitoring+kegiatan+agribisnis&gs_\
Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L. Komunikasi Bisnis dan
Profesional. Remaja Rosdakarya, Bandung. 1996. Hal 414
10