Oleh :
Semoga hal-hal yang saya bahas dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan berguna bagi kehidupan kita bersama.
Tugas masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapkan demi perbaikan makalah saya selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
II. PEMBAHASAN
A. Screenhouse ……………………………….……………...……3
B. Proyek Screenhouse Tanaman Cbai ……………………………...….5
C. Analisa Finansial Proyek Screenhouse ……………………………...12
III. PENUTUP
A. Kesimpuan ……………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………17
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Rumah kaca/screen house merupakan sumber daya yang sangat
penting bagi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta
diseminasi inovasi teknologi. Oleh karena itu pengelolaan rumah kaca perlu
mempertimbangkan optimalisai penggunaan dan pemanfaatannya untuk
mendukung keberhasilan program Kementerian Pertanian.
Budidaya tanaman dalam screenhouse, memiliki beberapa kelebihan
seperti pengaruh perubahan cuaca yang cukup ekstrim dapat diminimalisir,
kondisi lahan (media tanam) yang dapat diatur sedemikian rupa, penyerapan
nutrisi (pupuk) yang optimal, system irigasi (pengairan) yang teratur dan efisien
mengunakan system dengan sistem ini akan menghemat penggunaan air untuk
menyiram tanaman, banyak sekali menghemat waktu dan uang karena tidak
perlu menyiram air berlebihan setiap waktu yang hal ini akan sangat
memboroskan pasokan air dan membuat tanaman rusak. Sehingga kualitas dan
kontinuitas produksi akan terjaga dengan baik, serta pengendalian hama
penyakit dapat ditekan seminimal mungkin. Selain itu produktifitas tanaman
dapat lebih tinggi dibandingkan pada lahan luar. (Anonim, 2014)
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang
memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya
daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia
termasuk negara Indonesia. Tanaman cabai merupakan salah satu sayuran buah
yang memiliki peluang bisnis yang baik. Besarnya kebutuhan dalam negeri
maupun luar negeri menjadikan cabai sebagai komoditas menjanjikan.
Permintaan cabai yang tinggi untuk kebutuhan bumbu masakan, industri
makanan, dan obatobatan merupakan potensi untuk meraup keuntungan. Tidak
heran jika cabai merupakan komoditas hortikultura yang mengalami fluktuasi
harga paling tinggi di Indonesia. Secara umum cabai memiliki banyak
kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat,
Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain digunakan untuk keperluan
1
rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya,
Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu.
Harga cabai yang tinggi memberikan keuntungan yang tinggi pula bagi
petani. Keuntungan yang diperoleh dari budidaya cabai umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan budidaya sayuran lain. Cabai pun kini menjadi komoditas
ekspor yang menjanjikan. Namun, banyak kendala yang dihadapi petani dalam
berbudidaya cabai. Salah satunya adalah hama dan penyakit seperti kutu kebul,
antraknosa, dan busuk buah yang menyebabkan gagal panen. Selain itu,
produktivitas buah yang rendah dan waktu panen yang lama tentunya akan
memperkecil rasio keuntungan petani cabai. (Anonim, 2016)
Budidaya tanaman cabai (hortikultura) dalam screenhouse merupakan
kegiatan usaha padat modal dan dibutuhkan keahlian (skill) yang cukup
memadai, sehingga sulit dilakukan/dijalankan oleh petani biasa (tradisional), hal
ini berdampak pada stabilitas harga yang relative stabil dan lebih
menguntungkan. Sehingga dalam tugas ini saya merencanakan analisis finansial
proyek pembuatan screen house pada tanaman cabai.
B. Tujuan
2
II. PEMBAHASAN
A. Screenhouse
Screenhouse dalam istilah disini adalah suatu bangunan atau rumah yang
dirancang sedemikian rupa untuk menaungi tanaman dengan menggunakan atap
kaca atau plastik transparan agar dapat meneruskan cahaya matahari yang optimal,
banyak juga yang menyebut screenhouse. Screenhouse biasanya dibangun pada
ketinggian 500-1500 M dpl, walaupun pada ketinggian dibawah 500 M dpl masih
bisa, tetapi biasanya kurang optimal produksinya, misalnya
dalampenyiraman/pemberian nutrisi akan lebih banyak volumenya dibandingkan
dengan dataran tinggi, ini disebabkan intensitas penyinaran dan suhu didataran
rendah lebih tinggi dibandingkan dengan dataran tinggi, sehingga
evapotranspirasipun tinggi. Screenhouse yang dibangun pada ketinggian dibawah
500 M dpl biasanya untuk Nursery/pembibitan, penelitian, atau untuk perikanan
an sejenisnya.
Jenis plastik yang biasa digunakan sebagai atap screenhouse yang kuat
terhadap faktor iklim antara lain plastik UV, plastik film, polyethylene dan
fiberglass. Plastik UV adalah plastik yang dilapisi bahan kimia tertentu, sehingga
dapat menahan sinar ultraviolet yang berlebihan tanpa merusak tanaman. Untuk
kebutuhan jenis plastik yang umum diperdagangkan di Indonesia adalah jenis
plastik UV 6%, 8%, dan 12%, dengan ketebalan sekitar 150 -200 micron.
Disekeliling screenhouse sebaiknya dipasang dinding pengaman. dinding
pengaman ini berfungsi melindungi tanaman dari berbagai gangguan yang datang
dari luar, yang sifatnya dapat merugikan pertumbuhan tanaman. Contohnya
mencegah masuknya serangga. Dinding pengaman ini yang biasa dipakai adalah
sejenis screen, polynet.
Bentuk dan ukuran screenhouse bisa mempengaruh itemperatur dan
kelembaban di dalamnya, dengan demikian akan berpengaruh juga terhadap
pertumbuhan tanaman. Misalnya, tinggi greenhouse akan berperan dalam
menciptakan perbedaan suhu di luar dan di dalam greenhouse, sedangkan lebar
dan panjangnya berperan terhadap kekuatan greenhouse. Oleh karena itu, supaya
tidak terjadi perbedaan yang ekstrim antara suhu di dalam dan di luar screenhouse,
3
maka screenhouse di buat sedemikian rupa sesuai dengan keadaan setempat,
sehingga sirkulasi udara yang masuk dan keluar dapat berjalan dengan baik.
(Anonim, 2017)
Bentuk dan ukuran screenhouse biasanya harus mempertimbangkan curah
hujan, kecepatan angin dan jenis tanaman yang akan di tanam. Syarat ketinggian,
suhu, RH, sinar matahari pada dasarnya sayuran & bunga dengan system
hidroponik dapat tumbuh pada semua dataran di Indonesia,tetapi karena
hidroponik komersial dengan menggunakan Greenhouse, maka faktor iklim yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah, suhu, intensitas cahaya dan
kelembaban (RH). Intensitas cahaya yang dibutuhkan adalah 5-7 jam per hari,
tetapi diusahakan intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam greenhouse
adalah 60-70 %.
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan
pertaniannya. Dalam dunia modern saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat
dilakukan manusia. Pada zaman dahulu jika persediaan air melimpah karena
tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi
dilakukandengan mangalirkan air tersebut ke lahan pertanian.
4
screenhouse dan unsur yang harus diperhatikan dalam pembangunan screenhouse.
Adapun tahap proses pembuatan screen house sebagai berikut;
1. Tahap perencanaan
Dalam tahap ini, hal yang perlu ditentukan dalam pembuatan smart
sreenhouse yaitu:
1) Membuat desai dimensi, yaitu panjang, lebar dan tinggi.
2) Bahan material dari besi, plastik, Kayu/bambu/pipa PVC/besi plastik
ultraviolet, paku/lem, paranet/screen, baut, palu, tali dan beberapa
bahan penutup seperti acrylic, polycarbonate, atau fiberglass reinforced
polyester.
3) Mekanisme, bagaimana sistem mekanik agar rak tanaman pada
sreenhouse dapat bekerja.
4) Kelistrikan, bagaimana rangkaian sumber listrik yang digunakan untuk
Screenhouse.
5) Metode pengontrolan, yaitu bagaimana sreenhouse dapat dikontrol
dengan sistem kontrol yang digunakan.
2. Tahap pembuatan
Dalam tahap ini pekerjaan yang harus dilakukan yaitu pembuatan
konstruksi :
Menentukan lokasi dan ukuran green house
Pemilihan lokasi setidaknya memperhatikan beberapa faktor, seperti luas
lahan, bentuk topografi, iklim, serta ketersediaan sumber air. Setelah
memperhatikan itu semua, maka selanjutnya Anda dapat menentukan
ukuran dan arah bangunan sesuai dengan keinginan. Menentukan ukuran
bangunan akan membantu Anda memperhitungkan jumlah kebutuhan
bahan yang diperlukan. Semakin besar ukuran maka tentu akan semakin
besar biaya yang dikeluarkan.
Membuat kerangka
Untuk model atap ada yang berbentuk melengkung dan ada yang berbentuk
lancip. Tinggi dinding yang baik mencapai 6 sampai 9 meter, tergantung
5
crop yang akan diproduksi atau tergantung pada tujuannya. Bentuk
kerangka dapat disesuaikan dengan keinginan, baik berbentuk rumah
ataupun melengkung seperti tipe tunnel. Buatlah kerangka mulai dari
bagian dinding, pintu hingga bagian atap. Setiap tiang utama kerangka
dapat Anda berikan dudukan beton agar lebih kuat. Gunakan paku, baut
dan tali untuk mengikat antar bagiannya.
Menutup Kerangka
Setelah kerangka selesai dibentuk, kemudian tutuplah bagian atapnya
dengan plastik UV. Baru kemudian menutup bagian dinding dengan
paranet. Gunakan paku, baut dan tali untuk mengikatnya. Pasanglah secara
benar dan hati-hati agar hasilnya lebih rapi dan kuat. Pintu dari screen
house harus dibuat serapat mungkin sehingga tidak memberikan
kesempatan bagi udara luar untuk masuk kedalam screen house
Finishing
Setelah screen house selesai dibangun, maka tahap selanjutnya melakukan
pengaturan di dalamnya. Untuk bagian dalam screen house ada 2 jenis,
yaitu diplester dengan semen, ini hanya untuk screen house yang
penanamannya menggunakan media pot atau plastik polybag atau
percobaan hydroponik tetapi ada juga yang dalamnya berupa tanah seperti
yang ada dilahan persawahan, hal ini bertujuan untuk budidaya sayuran,
buah-buahan dan bunga yang akan dibuat petakan atau bedengan. Bahkan
bedengan ini ada juga yang diberi mulsa sama seperti teknik budidaya
tanaman pada umumnya.Pengaturan dapat disesuaikan dengan
kegunaannya, dapat membuat sekat-sekat ataupun membuat rak-rak kecil
sebagai tempat tumbuh tanaman. Dapat dipasang pula sistem irigasi dengan
menggunakan pipa secara sistematis yang dapat kita kendalikan, serta
diberi bak pengontrol untuk mengontrol masuk dan keluarnya air dari
dalam dan keluar dari screen house. Tetapi dengan screen house
pengawasan terhadap tanaman baik temperature, kelembaban, kebutuhan
air, kebutuhan hara bahkan pengendalian hama dan penyakitnya dapat
dikontrol dengan sebaik-baiknya (Anonim,2019).
6
Adapun cara budidaya tanaman cabai sebagai berikut:
1) Teknik pembibitan
Persemaian:
1. Persemaian dibuat dalam bedengan/ rak yang diberi naungan plastik
trasparan.
2. Buat campuran media semai 2 ember tanah + 1 ember pupuk kandang dan
150 gr SP36 (atau 80 gr NPK) dihaluskan, lalu tambah karbofuran 75 gr,
lalu diayak. Dari 90%-nya bisa dijadikan 300-400 polybag.
3. Benih ditanam dalam polybag/ plastik semai ukuran 4x6 cm, dibuat lubang
semai 0.5 cm dan ditutup tanah halus atau abu.
4. Bibit dapat dipindah ke lapang setelah 17- 21 hari.
1. Lubangi plastic, masukkan benih, kemudian rendam 8-12 jam dalam air
hangat. Tiriskan
2. Setelah ditiriskan bungkus dalam kain tebal lembab.
3. Masukkan kedalam kotak yang terdapat bohlam 15-25 watt, kotak yang
telah diisi pasir ¼ dari kaleng, lalu dibasahi
4. Tambahkan 2 lapisan koran basah.
5. Setelah didiamkan beberapa harti hasil peram, biji sudah tumbuh kecambah.
7
Pemilihan Varietas :
Berikut adalah alternatif yang disarankan untuk media semai bila memiliki
modal dan persediaan barang yang cukup, dapat disesuaikan dengan
kemampuan petani demi hasil akhir yang lebih menjanjikan
8
Perawatan bibit
Jangan diberi pupuk selama perawatan.
Gunakan insektisida dan fungisida setengah dari dosis anjuran. Jika tidak
ada hama dan jamur, tidak perlu dilakukan penyemprotan.
Bila dengan sungkup pendek, maka 10 hari sebelumnya harus dapat sinar
matahari penuh.
2) Persiapan lahan
Lahan harus disiapkan 40 hari sebelum masa tanam!
Ukur keasaman (pH) dan beri kapur sesuai dosis (4-5 Ton/ Ha).
Bajak dengan traktor/ cangkul, kedalamannya 30-40 cm, serta gulma
dibersihkan.
Taburkan pupuk kandang 20-30 Ton/ Ha.
Buat bedengan dengan lebar 110-120 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak antar
bedeng 60-70 cm.
Panjang bedeng disesuaikan dengan panjang lahan.
Beri pupuk dasar Urea/ ZA500, SP-36 300, KCL200, lalu tabur per meter
Kurang lebih 100 gr diaduk rata.
Pembuatan bedengan
Saat musim hujan : buat bedengan lebar atas bedengan 100 cm, selokan 70-80
cm, tinggi bedengan 50-60 cm dan lebar bawah 110-120 cm.
Saat musim kemarau : buat bedengan lebar atas bedengan 30-40 cm, selokan
60-7cm, tinggi bedengan 30-40 cm dan lebar bawah 110-120 cm.
Jarak tanam pada musim hujan yaitu 60 × 70 cm dan jarak tanam musim
kemarau yaitu 60 × 60 cm
Komposisi pupuk dan tanah pada bedengan
Pupuk Kandang 20-30 Ton/ ha dan Urea/ ZA500,SP-36 300,KCL200 100 gr/
meter diaduk rata dalam tanah.
9
Pemasangan Mulsa (plastik) :
Lakukan pemasangan saat terik matahari
Tarik kuat supaya permukaan rapi dan tidak kendur
Bedengan dengan panjang 12m membutuhkan mulsa sepanjang 11,5m
3) Penanaman
Cara Menanam Bibit pada Bedengan :
Tanam pada pagi dan sore hari,
Sehari sebelumnya, lahan diairi bersamaan dengan pembuatan lubang tanam
pada mulsa (plastik),
Lepaskan polybag tanpa merusak akar, lalu tanam, dan siram secukupnya
(media semai menyatu dg tanah),
Segera tutup dengan tanah bila akar terlihat,
Jangan ada rongga antara tanah dengan plastik mulsa.
10
4) Pemupukan
Pupuk susulan diberikan 2 minggu setelah tanam, dengan dikocorkan bisa
dengan NPK ½ gelas diencerkan dengan air 1 ember (10 liter) untuk
pemupukan 40 tanaman.
Pemupukan diulangi tiap 10-14 hari sekali tergantung kondisi tanaman.
Semakin subur semakin lama intervalnya. Umur 50-65 hari dan 115 hari
diberi pupuk susulan granular (sebar) sebanyak 1 sendok.
5) Pengendalian hama dan penyakit
1. Jaga kebersihan lahan,
2. Monitoring / amati perkembangan hama dan penyakit secara rutin,
3. Lakukan tindakan segera setelah teridentifikasi terserang
4. Gunakan pestisida yang tepat waktu, sasaran, cara dan dosis,
5. Amati dan ulangi penyemprotan,
6. Eradikasi (buang) tanaman / bagian tanaman sakit
6) Pemeliharaan
Perhatikan 4 hal utama dalam pemeliharaan tanaman cabai untuk mencapai
efektifitas dalam biaya perawatan dan tentunya hasil akhir yang maksimal,
antara lain:
1. Sanitasi kebersihan, Jaga selalu kebersihan lahan, tanaman, air, perkakas,
dll. untuk menghindari munculnya penyakit.
2. Pengamatan, Lakukan pengamatan secara rutin dan berkala terhadap kondisi
tanaman agar tahu betul akan masalah yang timbul dan tindakan yang akan
dilakukan.
11
3. Evaluasi, Jangan lupa untuk evaluasi dan belajar dari pengalaman agar
semakin mahir dan sigap di masa depan.
4. Aksi/tindakan, Ambil tindakan sesuai dengan permasalannya dengan tepat
guna supaya tidak ada pemborosan tenaga, waktu, dan biaya karena
kesalahan aksi.
7) Pemanenan
Cara Panen dilakukan dengan dipetik buahnya.
Cabai merah dengan warna 100%, Cabai dipanen pada saat buah berwarna
merah penuh 100% untuk dijual ke industri pengolahan cabai dan cabai
dipanen pada saat buah berwarna merah 80% untuk dijual di pasar.
(Anonim, 2017)
12
Timba 39.600
Hand sprayer 222.000
Selang air, gunting 176.000
Peralatan tambahan yang lainnya 68.500
Sewa lahan 3465m 2.600.000
Rumah plastik 3.500.000
Penyusutan sarana 2.300.000
Penyusutan peralatan 250.500
perlengkapan 120.000
Total biaya tetap 11.066.000
b. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah dan
berhubungan langsung dengan produksi cabai. Komponen biaya
variable tersebut terdiri dari biaya benih cabai, media tanam,
nutrisi pestisida, listrik dan air, tenaga kerja dan biaya tak terduga.
Berikut biaya variable dariproyek screen house budidaya cabai :
c. Total Biaya
Total biaya merupakan penjumlahan seluruh komponen biaya, baik
biaya tetap maupun biaya variabel. Total biaya usaha budidaya
cabai sebagai berikut :
Komponen Jumlah
Biaya Tetap 11.066.000
Biaya Variabel 37.405.000
Total Keseluruhan 43.471.000
13
Penerimaan budidaya tanaman cabai hidroponik diperoleh dari
jumlah produksi cabai yang terjual ke konsumen (volume penjualan)
dalam satu tahun dikalikan dengan harga jual yang ditentukan. Penetapan
harga ditentukan oleh perusahaan dengan kebijakan mengalami kenaikan
setiap harga dipasaran naik. Harga jual cabai yang di produksi
menggunakan metode budidaya screen house lebih tinggi dari dari harga
jual cabai yang ada dipasaran, hal ini terjadi karena harga yang ditentukan
oleh perusahaan sudah memiliki nilai edukasi dan pariwisata.
Pendapatan per panen :
14
No Uraian Harga (Rp)
A Penerimaan
Penjualan cabai 500
Harga jual 30.000
Total peerimaan 56.000.000
B Biaya
1 Biaya Tetap
Golok dan sabit 52.500
Keranjang panen melon 172.200
hidroponik
Timbangan 182.500
Bibit melon hidroponik 925.000
Cangkul 175.000
Gerobak dorong 214.300
Pompa air 320.200
Timba 39.600
Hand sprayer 222.000
Selang air, gunting 176.000
Peralatan tambahan yang 68.500 4. Analisis
lainnya Return and
Sewa lahan 3465m 2.600.000 Cost ratio
Rumah plastik 3.500.000 (R/C ratio)
Penyusutan sarana 2.300.000 Return and
Penyusutan peralatan 250.500
Cost ratio (R/C
perlengkapan 120.000
ratio) =
Total biaya tetap 11.066.00
2 Biaya variabel Pendapatan /
pupuk alami 840.000 Total Biaya
pupuk kimia 1.050.000
pestisida 540.000
tali rafia dan bambu 570.000
polyback 840.000
biaya lainnya 510.000
Biaya transportasi 630.000
pengemas 375.000
BBM 750.000
Nutrisi 780.000
Listrik dan air 520.000
Tenaga kerja 30.000.000
Total Biaya Variabel 37.405.000
C Keuntungan
BEP Produksi 500
BEP Harga 30.000
BEP Penerimaan 56.000.000
15
= Rp. 56.000.000 / Rp. 43.471.000
= 1,28
Jika nilai R/C ratio lebih besar dari satu maka usahatani tersebut layak.
Sebaliknya jika nilai R/C ratio kurang dari satu maka usahatani tersebut
tidak layak.
Maka, hasil analisa diatas menunjukkan bahwa nilai R/C ratio 1,28 > 1
berarti usahatani tersebut layak. Dalam budidaya cabai pada proyek
screenhouse , keuntungan yang wajar yang dihasilkan dalam satu kali
panen yaitu, Rp. 12.529.000.
5. Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dan
dapat menyebabkan kerugian atau kegagalan bisnis. Ketidakpastian
menyulitkan perusahaan untuk mencapai target. Beberapa risiko mungkin
berada dalam kendali perusahaan. Dalam arti, perusahaan masih bisa
mengelolanya. Namun, beberapa risiko berada di luar kendali perusahaan.
Mereka hanya dapat beradaptasi dan meminimalkan dampaknya terhadap
perusahaan. Sudah tentu dengan sreenhouse memerlukan investasi yang
lebih besar, karena perlu membangun konstruksi dan menutupnya dengan
plastik UV. Menggunakan sreenhouse memiliki resiko biaya investasi
yang tinggi. Karena pembiayaan yang relatif mahal maka banyak resiko
yang harus dihindari, seperti jika tidsk disediakan genset atau alat yang
dapat menghasilkan energi listrik, maka proses pembudidayaan terhenti
sejenak, alur listrik yang terhubung dalam aliran tanaman akan
mempengarhui tanaman.
III.PENUTUP
A. Kesimpulan
16
dilakukan/dijalankan oleh petani biasa (tradisional), hal ini berdampak pada
stabilitas harga yang relative stabil dan lebih menguntungkan. Analisis kelayakan
finansial budidaya tanaman cabai merupakan suatu analisis yang didasarkan pada
harga-harga ril dari apa yang sebenarnya terjadi. Hal yang akan dianalisis adalah
biaya dari kegiatan budidaya cabai. Analisis finansial yang akan memberikan
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016.https://tugassosper.blogspot.com/2016/06/inovasi-petani-dalam-
meningkatkan.html/ (Online) Diakses pada 21 Juni 2020
2014.https://didiksetiyaaji.wordpress.com/2014/06/11/budidaya-
dengan-screen-house/ (Online) Diakses pada 11 Juni 2017
2017. http://www.fao.org/3/a-be829o.pdf. Diakses pada 13
November 2017
2016.https://www.greenhouseindonesia.net/2016/11/screen-
house_4.html Diakses pada 21 November 2016
2019 http://kmc.tp.ugm.ac.id/kms/metode-dalam-membangun-
greenhouse/ (Online) Diakses pada 5 Juli 2019
18