oleh:
Ageng Bagus S
Agung Pabelan
Andika Wahyu S
Jiwantoro Diki V
SMKN 1 WONOSARI
JURUSAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN JUDUL:
PROSES BUDIDAYA HINGGA PENGOLAHAN TANAMAN TEH
(Camellia sinensis) DI PTPN XII KEBUN WONOSARI, KECAMATAN
SINGOSARI, MALANG
Disetujui Oleh:
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan taufik-Nya kepada kita semua. Sehingga penyusun dapat membuat
laporan dan penyusun juga sadar masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki
dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini.
Walaupun demikian, penyusun telah berusaha dengan semaksimal mungkin
demi kesempurnaan penyusunan laporan ini baik dari hasil kegiatan belajar
mengajar di sekolah, maupun dalam melaksanakan praktik kerja di dunia industri.
Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penyusun demi
kesempurnaan dalam penulisan laporan berikutnya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini, diantaranya:
Sampul..............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
DAFTAR TABEL.............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
A. BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang PKL
1.2. Tujuan PKL
1.3. Manfaal PKL
1.4. Waktu dan Tempat PKL
B. BAB II KEGIATAN UMUM
2.1. Data Umum Perusahaan
2.2. Sejarah Perusahaan
2.3. Visi Misi Perusahaan
2.4. Profil Perusahaan
2.5. Tata tertib Perusahaan
2.6. Jam Kerja Perusahaan
C. BAB III KEGIATAN KHUSUS
3.1 Pengertian
3.2 Proses
3.3 Langkah Kerja
3.4 Fungsi
D. BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Tujuan diadakannya Praktik Kerja Lapangan di PTPN Xll Kebun Wonosari adalah
:
1. Tujuan Umum
a) Mengenalkan lebih dini dunia kerja kepada peserta didik sebagai bagian
pengalaman kerjanya
b) Melatih peserta didik memiliki pemahaman dan pengalaman aktual di
Dunia Usaha atau Dunia Industri (DU/DI) secara nyata.
c) Mengenal tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada dilapangan, juga
mengenal sikap, etos kerja dan jenis pekerjaan yang ada di industri.
d) Memahami perbedaan yang ada di sekolah dengan kenyataan yang ada di
dunia kerja/industri melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL).
e) Meningkatkan kopetensi dan menambah wawasan.
f) Menerapkan kopetensi yang diperoleh di sekolah di dunia kerja secara
langsung.
g) Memadukan belajar, berlatih, dan bekerja sehingga membangun kebiasaan
bekerja
h) Membangun karakter dan percakapan hidup peserta didik serta jiwa
berwirausaha secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui secara langsung proses Panen Dan Pasca Panen Teh mulai dari
panen, penanganan bahan, pengolahan, pengemasan, penerapan Good
Manufacturing Practive (GMP), keamanan pangan serta cara menganalisis
kelayakan usahanya.
b) Mengetahui metode pengolahan berbagai produk yang ada di PT.
Perkebunan Nusantara XII Kebun Wonosari - Malang.
1.3 Manfaat PKL
PT. Perkebunan nusantara XII, yang disebut PTPN XII adalah Perseroan
Terbatas dengan komposisi kepemilikan sahamnya meliputi negara 10% dan PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) 90%.
PTPN XII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 17 tahun 1996 tentang peleburan PT. Perkebunan Nusantara XXlll
(Persero), PT. Perkebunan Nusantara XXVl (Persero), dan PT. Perkebunan
Nusantara XXlX (Persero) yang di tuangkan dalam akta pendirian No. 45 tanggal
22 Maret 1996 dibuat di hadapan Harum Kamil, S.H., Notaris di Jakarta dan telah
disahkan oleh Mentri Kehakiman Republik Indonesia sesuai Keputusan Nomor
C2.8340. HT. 01. 01. Th 96 tanggal 8 Agustus 1996.
Angaran dasar Perseroan telah disesuaikan dengan Undang-Undang nomor
40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagai mana dinyatakan dalam akta
nomor 30 tanggal 16 Agustus 2008 jo.Akta nomor 4 tanggal 4 maret 2009 dan
telah mendapat persetujuan dari Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)
sesuai keputusan Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) RI Nomor AHU-
42776. AH. 01. Tahun 2009 tanggal 1 September 2009
2.3.1. VISI
“Menjadi perusahaan agribisnis yang berdaya saing tinggi dan mampu tumbuh-
kembang berkelanjutan”
2.3.2. MISI
A. Pembibitan :
a. Alur Pembibitan
1. Persiapan media tanah
2/3 bagian Top soil (Tanah Merah)
1/3 bagian Sub soil (Tanah Hitam)
2. Sterilisasi
*Top Soil : *Sub Soil
- fungsida 400 gr - Fungsida 400 gr
-KCI 500 gr - Tawas 1000 gr
-TSP 500 gr - Insetisida 150 gr
-Tawas 600 gr
ISI POLYBAG
SUB SOIL
Ukuran polybag
1/3 BAGIAN
panjang = 25 cm,
lebar = 12 cm dan
TOP SOIL tebal = 0,04 mm.
2/3 BAGIAN
B. Pemeliharaan :
1. Pengendalian hama
Jenis obat. : confidor
Dosis : 0,125 L/H
Air :400 L/H
1. Konsentrasi : kepekatan obat dalam perliter air
Rumus : dosis : air x 100%
: 0,125 : 400 x 100%
: 0,03% (0,03125%) 2. Saat musim hujan
3. Hama
Nama : impuaska
kecil
Penyemprotan yang baik sebenarnya dimulai dari jam 07:00 - 11:00, kalau sore
jam 15:30 - 16:30. Dikarenakan pada waktu itu mulut daun atau stomata daun
akan terbuka.
2. Menyiang kimiawi
Air : 300 L
C. TTI
D. TBM
E. TM
F. Panen
1. Petik Manual
Yaitu pemetikan teh dengan cara manual atau dengan tenaga manusia
(tangan). Macam-macam petik manual yaitu:
> Petikan Halus
Rumus petik : P+1
> Petikan Medium
Rumus Petik : P+2m,P+3m,B+1m,B+2m,B+3m.
> Petikan kasar
Rumus Petik : P+3m,P+4m,B+1t,B+2t,B+3t,dst
> Petikan produksi dibagi menjadi 3 macam yaitu:
a) Petikan ringan adalah apabila daun yang ditinggal pada perdu satu atau dua
daun diatas daun kepel. Rumus petik : K+1 dan K+2
b) Petikan sedang adalah apabila daun pucuk yang tertinggal pada bagian tengah
perdu (tepat pada bagian batas ketinggian bidang petik) telah habis terpetik, tetapi
pada bagian pinggir perdu tetap ditinggalkan satu daun. Rumus Petik : K+0
(bagian tengah perdu) dan K+1 (bagian pinggir perdu)
c) Petik Berat adalah apabila tidak meninggalkan dan sama sekali pada perdu
diatas daun kepel
Rumus Petik : K+0
> Petik jendangan adalah pemetikan yang dilakukan pada tahap awal setelah
pemangkasan untuk membentuk bidang petik yang lebar dan rata dengan
ketebalan lapisan daun pemeliharaan yang lebar dan rata dengan ketebalan lapisan
daun pemeliharaan yang cukup agar tanaman mempunyai produksi yang tinggi.
Tinggi bidang petikan (jendangan) yaitu 15-20cm dari bidang luka pangkasan.
Petikan jendangan dilakukan 6-9 kali pemetikan dan dilanjutkan petikan produksi.
> Petikan Produksi Manual adalah pemetikan jendangan sampai menjelang
pemetikan gandesen dengan memperhatikan kesehatan tananman.
> Petikan Gandesan (racutan) dilakukan pada tanaman yang akan dipangkas.
Semua pucuk yang sudah siap dipetik harus dipetik hingga habis.
2. Afdeling Pabrik
A. Penerimaan pucuk
Kegiatan di tahapan ini sebagaimana dipaparkan sebagai berikut:
1. Penimbangan
a. Tujuan penimbangan pucuk untuk kontrol hasil timbang dan untuk menentukan
pengisian whittering through
b. Penimbangan maksimal 5 rajut dengan berat (50-60 kg) 1 kali timbang.dalam 1
rajut beratnya 10-15 kg dalam penimbangan dilakukan pemotongan kering yaitu
0,5-1 % sedangkan pada musim hujanyaitu 1-2 %.
2. Pengangkutan Pucuk
Pengangkutan pucuk di atas monorail maksimal 2 rajut dantiap kursi monorail
kapasitas pengisian through 25-35 kg/m3, kemudian monorail akan berjalan
menuju whittering through dan rajut pada pucuk dibuka, kemudian pucuk yang
menggumpal di hambarkan dengan diratakan agar hembusan udara merata (namun
jika musim hujan dihembuskan dengan udara panas) pucuk yang sudah
dihamparkan di whittering through dengan kapasitas 700 kg.
3. Pembeberan Pucuk
Pucuk di atas through di hamparkan dan diratakan agar hembusan udara dapat
merata pada permukaan daun
4.Analisa Potes
Tujuan analisa untuk mengetahui mutu hasil petikan yang telah memenuhi
standar
Kriteria Analisa Potes
1.Pucuk halus: p+2M, P+2T, P+3M, BM danDM
2.Pucuk Kasar: P+3T, 4M, DR, BT, dan DT
Pucuk halus: > 50% berarti masih batas petikan medium, bila < 50% berarti
petikan mengarah pada petikan kasar, dan apabila lebih dari 60% maka dinyatakan
bagus (MS), namun jika jumlah kurang dari 60% dinyatakan kurang baik (TMS).
5.Menentukan gaji/harga pemetik
Pada setiap rajut dari beberapa mandor di ambil 250 gram untuk dianalisa,
kemudian setelah diambil dipilih pucuk yang memenuhi syarat, hasil yang
memenuhi syarat tersebut dibagi (:) 250 gram dan dikali (x) 100%. Kemudian
akan dijumlahkan dan akan mengetahui jumlah analisa yang memenuhi syarat
pada setiap mandor.
B. Pelayuan
Tujuan pelayuan adalah sebagai berikut
a) Menurunkan kadar air pucuk sampai 70%
b) Melemaskan pucuk agar dapat digiling dengan baik
c) Meningkatkan bahan*" yang dikandung sampai pada kondisi yang tepat untuk
terjadinya peristiwa oksidasi enzimatis pada tanaman teh,oksidasi adalah proses
untuk memperoleh sifat sifat dan karakteristik teh yang dikehendaki yaitu
meliputi, warna air seduhan,rasa,aroma air seduhan,dan warna ampas seduhan.
Pada musim kemarau pelayuan lebih cepat dibanding dengan musim penghujan,
dalam proses pelayuan dilakukan 4 orang tenaga kerja yang melakukan
pembalikan pucuk daun teh. Hal hal yang perlu diperhatikan pada unit pelayuan
diantaranya adalah :
a) Isi wethering trough maksimal 700kg
b) lama pelayuan 8-18 jam
c) Suhu udara pelayuan maksimal 27°c
d) Presentase layu 68-72%
e) Kriteria hasil pelayuan yang baik:
> Pucuk layu berwarna hijau dan bila diremas menggumpal
> Pucuk tidak mudah dipatahkan,lemas dan lentur
> Pucuk beraroma segar dan tidak berbau asap.
C. Penggilingan
Proses penggilingan dilakukan setelah proses pelayuan pucuk selama 8-18 Jam.
Tujuan Penggilingan:
a)Mengeluarkan cairan sel daun keatas permukaan daun
b)mengecilkan daun teh sehingga secara fisik di bentuk sesuwai jenis mutu yang
akan di buat
Persiapan Giling
~Green leaf sifter untuk memisahkan pucuk layu dari benda asing
~Plat penutup RV 15 "di tutup 35-45%" ke arah kanan
~Jarak antara kedua roll CTC di setel 0,1 mm menggunakan lampu
Pelaksanaan giling
~Pucuk layu di timbang sesuwai kapasitas penggilingan 1050 Kg
~Mesin GLS untuk memisahkan pucuk layu dari benda asing
~Kemudian pucuk layu akan berjalan menuju mesin Rotorvane
a)Mesin CTC 1 Dimana pucuk teh yang masuk ke dalam mesin ini akan berubah
menjadi sedikit lebih bagus
b)Mesin CTC 2 Dimana pucuk teh yang sudah masuk mesin ini akan berubah
menjadi lebih halus
c)Mesin CTC 3 Dimana pucuk teh yang masuk mesin ini akan berubah menjadi
lembut dan halus
Hal-Hal yang harus di perhatikan dalam unit penggilingan :
1. Suhu ruang 18-26%
2. Kelembapan >90%
3. Lama oksidasi enzimatis 75-90 menit
4. Suhu bubuk awal oksidasi enzimatis 30-34°C
5. Suhu bubuk akhir oksidasi enzimatis 26-28°C
D. Oksidasi Enzimatis
Tujuan oksidasi enzimatis adalah untuk memperoleh sifat-sifat karakteristik teh
yang dikehendaki yaitu:
a. Warna air seduh
b. Rasa dan aroma
c. Warna ampas seduh
Persiapan alat oksidasi enzimatis
a. Kecepatan jalannya belt Conveyor mesin Oksidasi Enzimatis disetel 75-90
menit
b. Pengabutan humidifier disetel dengan kelembaban ruangan 90%
c. Pengecekan Thermometer
Pelaksanaan Oksidasi Enzimatis
a. Bubuk teh keluar dari mesin CTC melalui conveyor kemudian masuk ke mesin
oksidasi enzimatis
b. Tebal hamparan bubuk teh di atas belt conveyor mesin oksidasi enzimatis 5-7
cm
c. Setelah bubuk teh berada dimesin oksidasi enzimatis mencapai waktu yang
telah dikehendaki, bubuk teh akan menuju pada conveyor mesin pengering
d. Proses oksidasi enzimatis berlangsung selama 75-90 menit, di dalam mesin
tersebut terdapat 5 sab untuk tempat bubuk teh melakukan oksidasi enzimatis,
untuk memenuhi 1 sab membutuhkan waktu 18 mnit dalam sab 1 warna bubuk teh
masih sedikit hijau, namun jika sab semakin kebawah warna,aroma,dan rasa
bubuk teh akan semakin kuat dan berubah warna menjadi merah/kuning tembaga,
karena proses oksidasi ezimatis adalah proses untuk memperoleh sifat sifat dan
karakteristik teh yang dikehendaki meliputi warna air seduhan,rasa,aroma seduhan
serta ampas.
e. Uji indrawi hasil sortasi tiap 1 jam
f. Kadar air mutu ekspor 4-5%
g. Kadar air mutu local 6-7%
E. Sortasi
Proses untuk mendapatkan ukuran partikel dan warna yang seragam dengan
standar mutu yang berlaku, dalam proses sortasi ini bubuk teh akan diayak dan
dikelompokkan sesuai jenis atau ukuran mess masing-masing.
Tujuan
a.Mengelompokkan bubuk teh bedasarkan ukuran, bentuk, berat jenis, warna
partikel sesuai dengan jenis (Grade)
b.Memisahkan teh dari tangkai dan serat merah
c.Memisahkan teh dari benda asing
Alat-alat Sortasi
a. Jumbo fiber/Traktor alat untuk memisahkan teh dari serat dan tulang, untuk
memisahkan teh bedasarkan ukuran/memisahkan bubuk yang ringan dan berat.
Kapasitas mesin : 600 kg/jam
Ukuran Ayakan : mess 10
b. Holding tank alat untuk menampung sementarabubuk teh dari proses
pengeringan dengan kapasitas mesin 1 ton/jam
c. Trinik 1 mesin untuk memisahkan teh bedasarkan ukuran jenis mutu,
memisahkan teh dari serat dan tulang merah. Bubuk teh yang dihasilkan sedikit
kasar maka dari itu harus melewati proses selanjutnya.
Kapasitas Mesin : 460 kg/jam
d.Trinik 2 untuk memisahkan kembali teh serat dan tulang merah, teh yang
dihasilkan sudah halus, namun untukmendapatkan kualitas teh yang bagus dan
lebih halus, maka harus melewati proses selanjutnya.
Kapasitas Mesin : 400 kg/jam
e.Vibro Jumbo untuk menghasilkan bubuk teh yang berkualitas lebih bagus.
Kapasitas Mesin : 400 kg/jam
Oprasi Sortasi :
Bubuk teh keluar mesin pengering melalui conveyor masuk ke alat sortasi yaitu
Fiber/Trator-Holding Tank-Mydleton Sifter-Trinik 1-Trinik 2 dan Vibro Jumbo
Grade Hasil Sortasi
a). Mutu 1
1. BP 1 (Broken Pecco), mess 10&12
2. PF 1 (Pecco Fanning), mess 14,16&18
3. PD 1 (Pecco Dust), mess 20&24
4. D1 (dust 1), mess 30
a. BP1 Dencity 300-330cc/100g
b. PD1 Dencity 250-295/100g
c. PF 1 Dencity 250-280/100g
d. D1 Dencity 240-260/100g
b). Mutu 2
1. D2 (Dust 2), mess 24&30
a. D2 Dencity 235-245cc/100g.
F.Pengemasan
Pengemasan merupakn kegiatan akhir dari proses pengolahan dimana pengemasan
ini dilakukan dengan tujuan yaitu:
a) Agar teh dapat lebih tahan lama dan tidak tercemar oleh bahan lain
b) Agar teh dapat lebih mudah di angkut untuk di ekspor
c) Untuk mempermudah sistem penggudangan dan pemasaran.
Pengemasan dilakukan setelah melalui proses sortasi dimana bubuk atau serbuk
teh ditampung sementara di Teabin/peti miring dengan kapasitas 10 ton, jika peti
miring yang sudah terisi penuh dengan mutu teh yang sudah ada maka mutu teh
tersebutlah yang akan dikemas terlebih dahulu untuk mendapatkan mutu sesuai
jenis, kemudian serbuk diarahkan menuju Conveyor dan Waterfall dengan tujuan
untuk memisahkan bubuk teh dari debu agar bubuk yang masih kasar akan
diproses kembali didalam Waterfall untuk di ayak ulang dan membersihkan teh
serta serat merah yang masih tercampur. Kemudian teh yang sudah di ayak masuk
ke mesin Tea Bullker untuk blending/mencampurkan teh dalam 1 jenis
mutu,kemudian teh masuk ke mesin Tea Packer untuk pengisian pada kemasan teh
(Papersack) dan kemasan yang sudah penuh akan ditimbang sesuai dengan berat
yang telah ditentukan sesuai dengan mutu jenis teh.
Unit pengemasan
a) Pengemasan mutu ekspor menggunakan papersack
b) Pengemasan mutu local menggunakan karung plastic
c) Standart pengisian:
>BP 1:52 kg/papersack
>PF 1:55 kg/papersack
>PD:60 kg/papersack
>D1:65 kg/papersack
>FAAN:53 kg/papersack
>D2: 65 kg/papeesack
>Lokal:40 kg/karung
> 1 Chop terdiri dari 20 papersack, jadi untuk mendapatkan 1 chop beratnya
disesuaikan dengan grade mutu. Dari masing-masing mutu jenis teh dikalikan 20.
> Pengambilan sampel tiap kemasan dilakukan 2 kali saat setengah pengisian
kemasan dan setelah penuh.
> Teh yang sudah memenuhi pesanan dari konsumen akan di ekspor ke negara
Eropa,Asia Tenggara, dan Timur Tengah. Dalam proses pengemasan dilakukan
oleh 3 orang pekerja.
d) Alat-alat pengemasan:
> Teabin/Peti miring: untuk penampungan sementara setelah sortasi
> Waterfall: untuk memisahkan teh dari debu dan serat merah
> PrePacker: untuk mengayak ulang dan membersihkan teh dari serat merah yang
masih tercampur
> Tea Bullker: untuk blending/mencampurkan teh dalam 1 jenis mutu
> Tea Packer: untuk pengisian pada kemasan teh/papersack
> Timbangan: untuk menimbang hasil kemasan.
G. Cup Test
Cup Tesh adalah proses pengujian mutu teh yang bertujuan untuk:mengetahui
apakah ada kesalaan dalam proses
Isinya apa saja liat di daftar isi atau fleksibel sesuai yang kalian dapat
1. Pengertian
2. Cara kerja / langkah kerja/ cara buat/ proses produksi
3. Fungsi
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL), kami dapat mengambil
kesimpulan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi peserta didik Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK),
1. Kegiatan PKL juga dapat memberikan pemahaman yang aktual tentang
dunia usaha dan dunia industry (DU/DI), dan juga peserta didik dapat
mengetahui bagaimana pengolahan dari bahan mentah sampai bahan jadi.
2. Selain itu juga dapat meningkatkan kopetensidan wawasan karena di dunia
industri kita juga mempelajari berbagai macam kegiatan dan pengolahan
yang tidak dilakukan disekolah dan memiliki wawasan tentang dunia
industri yang lebih bagus.
3. Di dunia industri kita dapat memiliki sikap yang disiplin dan juga etos
kerja, tanggung jawab dan rajin.
4. Kegiatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk berwirausaha
karena sudah dapat banyak pengalaman dan wawasan dunia industri.
5. Peserta didik juga dapat membedakan antara di sekolah dan di dunia
industri karena disekolah mungkin memproduksi dengan skala kecil
sedangkan untuk di DU/DI memproduksi dengan skala besar dan memiliki
kedisiplinan dab rasa tanggung jawab yang tinggi.
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
a
a
a
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Logo PT. Perkebunan Nusantara XII