DISUSUN OLEH :
NAIA NAFISAH ARYA NUGRAHA NIS: 16333/1088.038
NUR HIDAYATI NIS: 16335/1090.038
AMELIA PUTRI ANGGRAENI NIS: 16301/1056.038
DINI WULANSARI NIS: 16310/1065.038
FARIHANUN KUSNIA NIS: 16315/1070.038
WARDATUL JANNAH NIS: 16356/1111.038
PASURUAN
2022/2023
Disetujui pada tanggal :
Mengetahui :
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI PG WONOLANGAN
Mengetahui :
Kepala SMK Negeri 1 Pasuruan
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
hidayah dan taufik-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan PKL (Praktik Kerja
Lapangan) ini dengan baik dan tepat waktu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
PKL (Praktik Kerja Lapangan) bagi siswa kelas XIII Kimia Analisis di SMK 1 Pasuruan.
Praktik kerja ini merupakan salah satu rangkaian pembelajaran bagi siswa SMKN 1 Pasuruan
Kompetensi Keahlian Kimia Analisis. Dengan adanya program Praktik Kerja Lapangan
diharapkan siswa dapat mengetahui bagaimana proses suatu bahan yang diterapkan di
industri.
Dari hasil yang telah dilakukan kami selama mengikuti kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) Probolinggo selama 6 bulan yang
dimulai dari 01 Juli 2022 sampai 31 Desember 2022, kami mendapat banyak ilmu dan
pengalaman yang sangat berharga didalam dunia industri.
Terselesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang
telah membantu dan memberikan waktu, tenaga beserta saran. Dengan segala kerendahan
hati, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Akh. Sigit Suyani, S. ST, MT. Selaku kepala sekolah SMKN1 Pasuruan.
2. Bapak Drs. Suprapto, M. Pd selaku Waka Hubungan Masyarakat
3. Ibu Kartika Wahyu H, S. Pd selaku Ka Komli KA
4. Bapak Ridwan Prihatmanto, S. Si M. Pd selaku pembimbing dari sekolah
5. Ibu Meinar Fithria Rahayu, SP., MBA., MP selaku pembimbing dari Instansi PG
Wonolongan
6. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberi dukungannya baik doa, moral,
maupun material kepada penulis
7. Terimakasih kepada teman teman atas kerja samanya
Laporan ini kami tulis bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan luar kami
atas pembuatan tugas laporan ini. Kami berharap laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Dengan adanya pembuatan laporan ini kami juga menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata
kesempurnaan, oleh karena itu kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan atas penulisan dan
peletakan kata yang tidak memadai serta kekurangan yang ada pada laporan ini.
Pasuruan, 2022
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
Lampiran..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik kerja industri (prakerin) adalah sarana penyelenggaraan pendidikan yang
memadukan antara materi di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh
dari kegiatan langsung di dunia kerja secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian
profesional tertentu. Apabila tidak diadakan kegiatan prakerin, siswa tidak memiliki banyak
pengalaman di dunia kerja dan seberapa jauh ilmu yang sudah diperoleh, siswa tidak akan
tahu apa-apa saja yang ada di dunia kerja seperti bagaimana cara mempraktikan materi yang
sudah di peroleh di sekolah dan cara mengoperasikan alat yang ada pada indutri
Prakerin merupakan pengalaman kerja bagi siswa siswi sekolah kejuruan sebagai
bagian dari proses pendidikan sehingga harus diadakan prakerin, Siswa akan menjadi tahu
bagaimana kehidupan kerja industri serta dapat melatih siswa mandiri. Prakerin juga dapat
dikatakan sebagai tempat para siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk mempraktikan
hasil teori yang diperoleh dari sekolah di dalam dunia kerja.
Pemilihan PKL di PG Wonolangan karena PG Wonolangan merupakan salah satu
pabrik gula di wilayah Jawa Timur yang mempunyai misi untuk dapat berkontribusi dalam
mencapai swasembada gula nasional dan merupakan salah satu pabrik yang bekerja secara
efesien dengan SDM yang lebih kecil dari pada PG lain di wilayah Problinggo, serta PG
Wonolangan juga memilki laboratorium yang cukup memadai untuk pembelajaran. Maka dari
PG Wonolangan sangat cocok dijadikan sebagai tempat praktik kerja industri
Fungsi bagian pengolahan adalah mengolah atau mengubah tebu menjadi Kristal dengan
menyelamatkan potensi gula di dalam BBT sebanyak-banyaknya. Bagian pengolahan
dipimpin oleh seorang manager yang dibantu seorang asisten manajer dan beberapa kepala
seksi, yaitu kepala seksi pengolahan, kepala seksi sertifikasi produk dan kepala seksi
pengelolaan limbah dan lingkungan hidup yang biasa disebut chemiker. Tiap kasi
bertanggung jawab kepada asisten manager dan manager.
2.4 Bagian Quality Assurance (QA)
Pengendalian mutu (Quality Assurancel) merupakan suatu usaha dari seluruh pimpinan
dan karyawan PG Wonolangan yang berfungsi untuk menjaga, mengendalikan dan
meningkatkan kualitas mulai dari bahan baku tebu (BBT) on farm (input), proses
pengolahan dan gula produk yang dihasilkan (output). Fungsi QC di PG Wonolangan
dilakukan oleh bagian (Quality Assurance) yang bersifat independen, yang berarti QC
melakukan fungsinya sebagai pengawas dan pengontrol seluruh proses yang terjadi di PG
Wonolangan tanpa adanya intervensi dari bagian lain. QA berkewajiban untuk
menyampaikan data-data yang telah diperoleh dari berbagai macam pengawasan, analisis
dan pengamatan secara akurat dan riil. Data-data tersebut akan digunakan sebagai dasar
acuan dalam pengambilan keputusan bagi bagian lain, seperti bagian tanaman, pengolahan,
teknik dan AKU.
Bagian Tanaman Pabrik Gula Wonolangan merupakan salah satu bagian yang berfungsi
untuk mengatur dan menyediakan kebutuhan Bahan Baku Tebu (BBT) untuk diolah menjadi
gula. Pemenuhan BBT di PG. Wonolangan dilakukan dengan menyediakan bahan baku tebu
giling dari tebu milik sendiri (TS) dan tebu rakyat (TR). Selain pemenuhan BBT untuk giling,
bagian tanaman juga bertanggung jawab dalam pemenuhan bibit dalam berbagai jenjang
pembibitan, pemenuhan kualitas BBT sesuai dengan kriteria MBS, mengelola manajemen
biaya kebun dan pengadaan, mengelola alat dan mesin pertanian, serta mengelola dan
membina petani TR.
Dalam menjalankan tugasnya Bagian Tanaman PG. Wonolangan dipimpin oleh seorang
manajer yang mempunyai tugas untuk mengelola budidaya tanaman tebu hingga panen
(tebang), menyediakan pasokan BBT dengan jumlah yang cukup dan sesuai dengan kapasitas
pabrik dengan kriteria MBS, melaksanakan fungsi EWS (Early Warning System) bagian
tanaman, serta mengelola dan mengendalikan manajemen biaya kebun. Manajer Tanaman
bertanggung jawab pada semua proses yang sesuai dengan pedoman teknis yang ditetapkan
dengan mengontrol pada tebu lahan sendiri (TS) dan tebu rakyat (TR) dan memiliki fungsi
instruktif kepada Asisten manajer dan jajaran jabatan fungsional di bawahnya.
1. Bahan Kimia
KALIMAT PENGANTAR SEBELUM MEMASUKI MATERI INI?
Penanganan
Nama Bahan Nama Produk Sifat Fisika & Kimia Identifikasi Bahaya
& Penyimpanan
- Berbentuk cair - Korosif - Simpan di
HCl Asam Klorida
- Tidak berbau - Beracun tempat yang
- Tidak berwarna - Berbahaya bagi - dingin &
- pH 1,2 lingkungan kering
- Titik didih 53oC - ruang
(127 F) berventilasi
- Titik leleh -74oC dan lantai
- (-101 F) yang resistan
- Densitas 1,8 - terhadap
asam.
- Hindari
cahaya
matahari
- Secara
langsung ,
panas, air
Dan bahan-
bahan lain
yang sifatnya
bertentangan
dengan HCl.
- Berbentuk padat - Simpan di
NaOH Natrium Korosif
- Berwarna putih tempat yang
Hidroksida /
- Tidak berbau sejuk, kering,
Sodium
- ph > 14 berventilasi
Hidroksida
- Titik lebur 319- - Baik,tempat
322oC yang jauh
- Titik didih 1.390oC dari bahan-
pada 1.013 hPa bahan yang
- Densitas 2,13 tidak
g/cm3 pada 20oC, kompatibel
kelarutan dalam air - Tetap
1.390oC pada 1.013 tertutup
hPa rapat,
- Cuci bersih
setelah
memegang
material,
- Simpan
dalam wadah
kedap udara.
a. Volume 5 ml
Gelas Ukur Western Germany - Gelas ukur berfungsi
b. Volume 10 ml
(RHG) dan untuk mengukur
c. Volume 25 ml
Herma volume larutan atau
d. Volume 50 ml
zat cair dengan tepat.
e. Volume 100 ml
Standar deviasinya
f. Volume 250 ml
kira-kira 1% diukur
g. Volume 500 ml
sebenarnya.
h. Volume 1000 ml
a. Volume 2 ml
Pipet Volume Western Germany - Fungi pipet volumetric
b. Volume 5 ml
(RHG) adalah untuk
c. Volume 50 ml
mengambilncairan
dengan volume
tertentu dan ketelitian
lebih tinggi.
a. Volume 100 ml
Labu Ukur Western Germany – Labu ukur digunakan
b. Volume 110 ml
(RHG) dan Iwaki untuk mengukur
c. Volume 200 ml
volume suatu alrutan
d. Volume 500 ml
saat proses
pengenceran pada
konsentrasi tertentu.
Polarimeter
– – – Polameter digunakan
untuk mengukur
besaran optic aktif
yang terdapat dalam
larutan. Hal ini juga
digunakan untuk
menentukan kadar pol
dalam sampel. Kadar
pol adalah jumlah
sukrosa (dihitung
dalam gram). Di lab
PG Wonolangan
polarimeter digunakan
untuk analisa pol
hampir seluruh sampel
mulai dari NPP, NPL
2, NPL 3, NGA, NM,
Masakan A, C, D,
Stroop A dan C,
Babonan C dan D,
Klare A dan D, Tetes,
NK, NKS, NE, NT,
Blotong, dan Ampas.
3. Alat Gelas
KALIMAT PENGANTARNYA?
Gelas Kimia (Gelas 50 ml, 100 ml, Sebagai tempat penampung sampel/bahan sementara,
Beaker) 500 ml, dan 600 atau bisa digunakan sebagai penyimpanan zat
ml sementara.
Timbangan Berkel Stainless Steel Digunakan untuk menimbang sampel yang akan di
analisa. Biasanya digunakan untuk analisa Masakan,
Klare, Stroop, Babonan, Leburan, Gula, Tetes,
Icumsa, dan Gula Reduksi.
Timbangan Digital Logam Berfungsi sebagai alat ukur dalam menentukan berat
suatu objek. Biasanya timbangan digital digunakan
untuk analisa Ampas dan Blotong.
Tabung Mohl Pipa Berfungsi sebagai wadah sampel yang akan di brix
dengan brix wager. Alat ini biasa digunakan pada
analisa Nira, Masakan, Klare, Stroop, Babonan,
Leburan, Gula, dan Tetes
Cawan Tembaga Tembaga Digunakan sebagai tempat wadah blotong saat proses
pengovenan.
Pol Buis Logam dan Sebagai wadah sampel yang akan dilakukan pada
Kaca polarimeter. Digunakan pada analisa Nira, Masakan,
Klare, Stroop, Babonan, Leburan, Gula, dan Tetes.
Corong Plastik Plastik Digunakan untuk menyaring sampel pada analisa Nira,
Masakan, Klare, Stroop, Babonan, Leburan, Gula, dan
Tetes.
Hot Plate Stirrer Keramik dan Digunakan untuk mengaduk suatu larutan pada analisa
Aluminium Icumsa.
Klem dan Statif Logam Digunakan untuk penyangga benda yang dirangkai dan
sebagai pemegang buret pada statif. Alat ini
digunakan pada analisa Gula Reduksi dan Kadar
Kapur.
5. Pembuatan Larutan
KALIMAT PENGANTAR?
(format seperti membuat resep masakan, ada alat, takaran bahan, dan cara
pembuatannya), larutan2 ini digunakan untuk apa? Sifatnya bagaimana?? Cara
penyimpanannya bagaimana??
Larutan Fehling I
200 gram kalium jodide dilarutkan sampai 1 liter, dibubuhi beberapa tetes air
rasa untuk mengikat jodium yang timbul apabila kalium jodido itu tidak murni.
Larutan disimpan dalam botol berwarna coklat.
Asam sulfat 1:5 ( ±26,5%)
100 mL asam sulfat pekat dicampur perlahan-lahan sedikit demi sedikit dan
terus diaduk dengan 500 mL aquadest.
Larutan natrium tiosulfat 1/10 normal.
600 gram timbal asetat ( Pb (C 2H3O2) 2 ) dan 200 gram timbal oksida (PbO)
dengan sedikit air dijadikan bubur , dan dipanaskan dengan senantiasa mengaduknya
(apabila perlu tambah kan air mendidih sedikit pada bubur itu) sekian lama sampai
warna merah timbal oksida itu lenyap. Semuanya lalu dilarutkan dengan 2 liter air
panas, dan disimpan dalam botol yang dapat ditutup rapat (dapat menyerap CO₂ dari
udara).
Larutan Indikator
1. Indikator Broom Cresol Green
2. Indikator Alpha Naphtol
1 gram kristal indikator dilarutkan dengan air suling panas atau 600 mL
alkohol dalam labu takar 1000 mL, kemudian diisi sampai tepat garis tanda batas
dengan air suling dan disimpan dalam botol gelap.
4. Indikator Methyl Orange
0,2 gram kristal methyl orange dilarutkan dengan air suling dalam labu takar
200 mL dan diisi sampai tanda batas dengan air suling.
5. Indikator Thymol Blue)
0,04 gram kristal indikator ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam labu
takar 100 mL. Isi labu takar sampai tepat garis tanda batas dengan air suling dan
disimpan ke dalam botol gelap.
6. Indikator Phenolphtalein
6. Analisis Laboratorium
Laboratorium pabrik gula merupakan tempat atau ruangan yang dipergunakan untuk
kegiatan penganalisis bahan baku, bahan-bahan hasil proses, dan bahan-bahan pembantu
proses serta hasil samping, tujuan dari analisis adalah untuk memantau dan mengendalikan
proses agar berlangsung sesuai dengan prosedur dari P3GI – Pasuruan. Pada setiap proses
produksi gula ada bagian yang penting untuk mengetahui kandungan gula yaitu proses
analisis.
Analisis di laboratorium itu dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Manfaat analisis
yaitu untuk mengetahui kualitas kandungan kadar gula pada suatu zat. Pada setiap gilingan
terdapat analisis yang berbeda-beda sebagai berikut :
Stasiun gilingan meliputi nira perahan pertama (NPP), nira perahan lanjutan
(NPL), nira gilingan 3, nira gilingan 4, nira mentah tertimbang, kadar phospat, dan
ampas.
Stasiun pemurnian meliputi nira encer, blotong, nira tapis, turbidity, dan kadar
kapur.
Stasiun penguapan meliputi nira kental, nira kental tersulfitir.
Stasiun masakan meliputi masakan A, masakan C, dan masakan D.
Stasiun putaran meliputi stroop A, stroop C, gula D1, gula D2, gula Superior High
Sugar (SHS), babonan C, babonan D, klare D, dan tetes.
Stasiun ketel meliputi TDS, air ketel A-B, air pengisi, dan scarl boom.
Prosedur kerja adalah tahapan dalam tata kerja tentang bagaimana mengelola sebuah
pekerjaan, yang mengandung pengertian tentang apa, untuk apa, dan bagaimana pekerjaan
harus diselesaikan.
1. Analisis Nira Perahan Pertama (NPP), Nira Perahan Lanjutan (NPL), dan Nira
Mentah (NM)
Analisis nira bertujuan mengetahui % brix, % polaritas dan HK untuk menentukan
kualitas gula setiap harinya.
Alat :
Bahan
1. Sampel (NPP, NPL, dan NM)
2. Aquadest
3. Larutan Pb Asetat (lood)
Prosedur Percobaan :
1. Mengambil Nira Perahan Pertama (NPP) di gilingan pertama
2. Memasukkan NPP dalam tabung mohl dan memasukkan brix wager untuk
membaca brix dan suhu.
3. Memasukkan NPP kedalam labu ukur 100 mL, kemudian ditambahkan 5 ml Pb
Asetat (lood) dan 5 mL aquadest.
4. Menghomogen dan menyaring.
5. Setelah itu, mengambil filtrat hasil saringan tersebut dan memasukkan kedalam
pol buis hingga penuh dan dipastikan tidak ada gelembung didalamnya serta
dipastikan filtrat tersebut jernih/tembus pandang.
6. Membaca nilai pemutaran pol NPP pada polarimeter dengan cara melihat gelap
atas dan gelap bawah sama rata.
7. Menghitung harga kemurniannya (HK)
Perhitungan :
% pol
% HK =
brix
2. Analisa Nira Kental (NK) dan Nira Kental Tersulfitir (NKS)
Bahan :
1. Sampel (NK dan NKS)
2. Aquades 5 ml
3. Larutan Pb Asetat (lood) 5 ml
Prosedur Percobaan :
1. Menimbang baskom plastik sebagai tarranya
2. Memberi anak timbang 500 gr dan memasukkan sampel ke dalam baskom
plastik
3. Mengganti anak timbang dengan 1500 gr dan menambahkan air (pengenceran 3
kali, 1:3)
4. Mengaduk sampel sampai homogen
5. Memasukkan ke dalam tabung mohl dan memasukkan brix wager
6. Mencatat nilai brix dan suhunya
7. Memasukkan larutan nira ke dalam labu ukur 100/110 ml hingga tanda batas
100 ml
8. Menambahkan 5 ml aquades dan 5 ml Pb Asetat (lood), menghomogenkan
9. Memasukkan ke dalam corong yang dialasi kertas tapis untuk disaring
10. Memasukkan filtrat ke dalam pol buis 200 mm
11. Meletakkan pol buis pada polarimeter untuk dilihat nilai pemutaran polnya dan
mencari Harga Kemurnian (HK)
Perhitungan :
% pol
% HK =
brix
Analisa phospat berfungsi untuk mengetahui yang terkandung pada nira perahan
pertama dan nira mentah yang sudah ditambahkan larutan phospat. Penambahan
phospat sebagai katalis pada reaksi selanjutnya.
Alat :
Bahan
1. NPP dan NM
2. Kieselguhr
3. Ammonium Molibdat
4. Asam Askorbat
Prosedur Percobaan
1. Memasukkan 20 ml nira ke dalam labu ukur 100 ml dengan menambahkan
aquadest sampai tanda batas lalu menghomogenkan
2. Mengambil 2 ml nira yang dicampur aquades ke dalam gelas kimia 80 ml dan
menambahkan aquades 40 ml
3. Menambahkan 2 gram Ascorbid Acid dan 2 ml Ammonium Molipdat
4. Memanaskan diatas kompor sampai mendidih kemudian mendinginkan larutan
tersebut sampai suhu rendah
5. Memasukkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 50 ml kemudian ditambahkan
aquadest hingga tanda batas
6. Dimasukkan larutan ke dalam kuvet untuk di analisa pada alat spektronik
Perhitungan :
Analisa kadar kapur untuk mengetahui kadar kapur dalam nira encer, nira mentah
(sudah disaring), dan nira tapis (sudah disaring).
Alat :
1. Cawan Porselen
2. Batang Pengaduk
3. Klem Buret
4. Pipet Volume 2 ml dan 5 ml
5. Bulb
Bahan :
1. Sampel (Nira Encer, Nira Mentah, dan Nira Tapis)
2. EDTA
3. Indikator EBT 0,5
4. Larutan Buffer
5. KCN 10%
Prosedur Percobaan :
1. Mengambil nira yang dibutuhkan dan dimasukkan ke dalam cawan porselen
- Nira Tapis (disaring) = 2 mL
- Nira Encer = 2 mL
- Nira Mentah (disaring) = 5 mL
2. Menambahkan 2 mL buffer + 50 mL aquades + 3 tetes indicator EBT 0,5% dan
tetes KCN 10%
3. Melakukan titrasi dengan larutan EDTA dari buret tetes demi tetes, sambil
diaduk
4. Menghentikan titrasi jika warna dari merah muda berubah jadi hijau muda
5. Melihat banyaknya titrasi larutan EDTA yang dipakai (volume titrasi)
Perhitungan :
1000
Kadar Kapur = x faktor EDTA x volume titrasi
pengambilan nira
= . . . . . . . . mgr CaO/liter
Bahan
Prosedur Percobaan :
1. Menimbang nira mentah dan nira perahan pertama 88 gr dengan gelas kimia
2. Memasukkan ke dalam labu takar 200 ml
3. Menambah larutan PB Netral 10% sebanyak 15 ml
4. Menambah air suling sampai tanda batas
5. Menggojok dan menapis (I)
6. Mengambil 100 ml filtrate hasil lapisan I ke dalam labu takar 100/110 ml
7. Menambahkan larutan Na2HPO4 sebanyak 9 ml
8. Menambah aquades sampai garis tanda
9. Menggojok dan menapis (II)
10. Mengambil 50 ml filtrate hasil lapisan II ke dalam Erlenmeyer 300 cc
11. Menambhakna larutan Fehling normal sebanyak 50 ml
12. Mendidihkan di atas kompor sampai mendidih
13. Mendinginkan dengan pancuran air, dengan mulut Erlenmeyer tertutup gelas
kimia
14. Menambahkan 25 ml larutan KY 20% dan 35 ml larutan H 2SO4 1:5 setelah
dingin
15. Mentitrasi dengan larutan Na2S2O3, bila warna sudah sedikit berubah,
menambahkan 1 ml larutan indikator amilum
16. Mentitrasi kembali sampai nampak perubahan warna (kuning susu)
17. Membuat blanko, dengan jalan analog diatas hanya diganti dengan aquades
Perhitungan
0,0909
Cu2O = 21,0 x x 6,357
0,1
= 121,35
Interpolasi =
120 : 0,56
130 : 0,62
121,35−120
= 0,56 + (0,62 – 0,56)
130−120
1,35
= 0,56 + (0,06)
10
Bahan
1. Pb Asetat (lood) 5 ml
2. Aquades 5 ml
3. HCl 1:1 30 ml
Prosedur Percobaan
1. Melakukan penetapan brix
2. Melakukan penetapan pol (sebelum inverse)
3. Memipet 50 ml hasil filtrate nira
4. Memasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
5. Menambahkan 30 ml HCl 1:1
6. Mendiamkan selama 2 jam dalam keadaan tertutup
7. Menambahkan aquades sampai garis tanda setelah didiamkan 2 jam
8. Membaca pol setelah inversi dengan pembuluh pol berselubung air
9. Mencatat pembacaan pol, suhu ruang, dan suhu cairan
Perhitungan
100. (P 1+2 P2)
z=
c−1 /2 t
26.000 110
% Sakarosa = z x x
bj x 100 100
Ket :
t = Suhu larutan
Bahan
1. Sampel (Masakan, Stroop, Klare, Babonan, Leburan dan Gula)
2. Pb Asetat (lood) 5 ml
3. Aquades 5 ml
Prosedur Percobaan
1. Menimbang baskom plastik sebagai tarranya
2. Memberi anak timbang 150 gr dan memasukkan sampel ke dalam baskom
plastik
3. Mengganti anak timbang dengan 1500 gr dan menambahkan air
4. Mengaduk sampel sampai homogen
5. Memasukkan ke dalam tabung mohl dan memasukkan brix wager
6. Mencatat nilai brix dan suhunya
7. Memasukkan larutan nira ke dalam labu ukur 100/110 ml hingga tanda batas
100 ml
8. Menambahkan 5 ml aquades dan 5 ml Pb Asetat (lood), menghomogenkan
9. Memasukkan ke dalam corong yang dialasi kertas tapis untuk disaring
10. Memasukkan filtrat ke dalam pol buis 200 mm
11. Meletakkan pol buis pada polarimeter untuk dilihat nilai pemutaran polnya
Perhitungan :
% pol
% HK =
brix
8. Analisa Tetes
Alat :
Bahan :
1. Sampel Tetes
2. Pb Asetat (lood) 10 ml
Prosedur Percobaan
1. Menimbang sampel sebanyak 150 gr kemudian mengencerkan dengan air 1500
gr (10 x pengenceran)
2. Melarutkan sampai homogen
3. Memasukkan kedalam tabung mohl, kemudian memasukkan brix wager
kedalam tabung mohl
4. Mengamati nilai brix dan suhu
5. Memasukkan larutan sampel yang sudah diencerkan kedalam labu ukur 100/110
ml sampai 100 ml
6. Menambahkan 10 ml Pb Asetat (lood)sampai tanda batas 110 ml
7. Menghomogenkan dan menyaring dengan corong dan kertas tapis
8. Memasukkan filtrat ke dalam pol buis 100 mm
9. Meletakkan pol buis kedalam polarimeter dan melihat nilai pemutaran polnya
dan menghitung Harga Kemurnian (HK)
Perhitungan :
% pol
% HK =
brix
Prosedur Percobaan :
1. Menimbang tahang untuk diambil tarranya
2. Memasukkan ampas ke dalam tahang sebanyak 1 kg
3. Meletakkan tahang diatas lempeng dasar alat pengering ampas. Sebelum tahang
diletakkan, kipas angin dan alat pemanas harus dimatikan terlebih dahulu
4. Menutup tahang teratas dan kawat beserta pemberatnya dipasang melalui tutup
teratas
5. Menjalankan kipas angin dan alat pemanas, mengeringkan ampas selama 1 jam
dengan suhu 100oC
6. Setelah 1 jam, mematikan kipas angin dan alat pemanas
7. Mengambil tahang dan ditimbang
Perhitungan :
Berat Air = (berat tahang + 1kg ampas) – (berat tahang + ampas kering)
Bahan :
1. Ampas 1 kg
2. Air 10 L
3. Pb Asetat (lood) 5 ml
4. Aquades 5 ml
Prosedur Percobaan ;
1. Menimbang ampas sebanyak 1kg, memasukkan ke dalam tahang masak ampas
(sebelumnya listrik dalam keadaan mati)
2. Memasukkan air sebanyak 10L ke dalam tahang masak dan ditutup rapat
3. Mengaktifkan listrik dan memasak selama 1 jam
4. Setelah 1 jam, mematikan listrik kembali dan membuka tutup tahang untuk
diambil air ekstraksinya
5. Memasukkan air ekstraksi ke dalam labu ukur 100/110 ml sampai 100 ml lalu
mendinginkan hingga suhu ruang
6. Setelah dingin, menambahkan 5 ml aquades dan 5 ml Pb Asetat (lood) hingga
tanda batas 110 ml
7. Menghomogenkan
8. Menyaring hingga jernih dan memasukkan hasil filtrat ke dalam pol buis 400
mm
9. Memasukkan pol buis ke dalam polarimeter dan membaca nilai pemutaran
polnya
10. Mencari polarisasi dalam daftar 4 hubungannya dengan pembacaan polarimeter
dan kadar air ampas
Perhitungan :
Prosedur Percobaan :
1. Menimbang blotong dalam cawan tembaga sebanyak 20 gr
2. Mengoven cawan tembaga yang berisi blotong selama 4 jam
3. Menimbang cawan tembaga setelah di oven
4. Menghitung zat kering pada blotong
Perhitungan :
- Selama 4 jam = cawan petri berisi blotong sebelum di oven – cawan petri berisi
blotong setelah di oven
Bahan :
1. Sampel Blotong 50 gr
2. Pb Asetat (lood) 5 ml
3. Aquades
Prosedur Percobaan :
1. Menimbang 50 gr blotong
2. Memasukkan blotong ke dalam mortar kemudian menumbuk blotong dan
menambahkan aquades secukupnya hingga menjadi bubur
3. Memasukkan ke dalam labu ukur 200 ml
4. Menambahkan 5 ml Pb Asetat (lood)
5. Menambahkan aquades sampai tanda batas dan dihomogenkan
6. Menyaring blotong sampai menghasilkan filtrat
7. Memasukkan hasil filtrat ke dalam pol buis 200 mm
8. Meletakkan pol buis pada polarimeter untuk mengetahui nilai pemutaran polnya
Perhitungan :
- Selama 4 jam = cawan petri berisi blotong sebelum di oven – cawan petri berisi
blotong setelah di oven
- Kadar Air =
Prosedur Percobaan :
Mengambil air pengisi ketel dan mendinginkan sampai suhu ruang
Memasukkan air pengisi ketel ke dalam gelas ukur 1000 ml
Memasukkan brix wager ke dalam gelas ukur yang sudah berisi air ketel
Mengamati brix air pengisi ketel dan suhunya
Perhitungan :
Pembacaan Alat =
Prosedur Percobaan :
1. Mengambil air konden sebanyak 2 ml dan memasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Menambahkan Alfa Naftol ± 4-5 tetes dan H2SO4 ± 8-10 tetes
3. Mengamati perubahan warna pada air konden
Bahan :
1. Gula
2. Aquades 50 ml
3. Kieselghur
Prosedur Percobaan :
1. Menimbang gula dengan gelas kimia pada timbangan digital sebanyak 50 gr
2. Menambahkan 50 ml aquades dan kieselghur kemudian memasukkan magnetic
stirrer
3. Meletakkan gelas kimia diatas hot plate dan menyalakan hot plate dengan
memutar tombol stirring
4. Menunggu sampai gula larut kemudian di saring
5. Melihat brix hasil filtrat menggunakan hand brix
6. Memasukkan hasil filtrate nira ke dalam kuvet
7. Menyalakan spektronik dengan panjang gelombang 420
8. Memasukkan kuvet yang berisi aquades dan dinolkan jarum pada spektronik
9. Memasukkan sampel ke dalam spektronik dan mengamati absorbennya
Perhitungan :
absorben x 10000
ICUMSA =
brix larutan x bj brix
Keterangan :
- Icumsa =
Prosedur Percobaan :
1. Mengambil sampel nira encer dan mendiamkan sampai dingin
2. Melakukan penetapan brix
3. Mengambil sedikit untuk dimasukkan ke dalam kuvet
4. Menyalakan spektronik dengan panjang gelombang 975
5. Memasukkan kuvet yang berisi aquades dan dinolkan jarum pada
spektronik
6. Memasukkan kuvet yang berisi nira encer ke dalam spektronik dan
mengamati absorbennya
Perhitungan :
absorben 15
Turbidity NE = x 50 x
0,03 brix
Keterangan :
- Absorben = (zat penyerap) cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diserap
pada permukaannya, baik secara fisik ataupun dengan reaksi kimia.
- Brix = satuan yang menyatakan persen zat padat kering terlarut dalam larutan
(gram/100 gram larutan) yang dihitung sebagai gula.
TAMBAHKAN DAFTAR INDEX/ ISTILAH UNTUK MENJELASKAN ISTILAH2
YANG TIDAK DIKETAHUI MASYARAKAT UMUM