DI SUSUN OLEH :
Mengetahui
Ir. Nur Ihwan Safutra, S.T.,M.T Ir. Alam Busiman Thamsi, S.T,. M.T
i
KATA PENGANTAR
2. Bapak Ir. Nur Ihwan Safutra, S.T., M.T, selaku supervise yang selalu
memberikan masukan dalam menjalankan tugas selama berada di lokasi
KKN.
3. Bapak Ir. Alam Budiman Thamsi, S.T,. M.T, selaku supervise yang
selalu memberikan masukan dalam menjalankan tugas selama berada di
lokasi KKN.
4. Bapak Ir. Ahmad Fadhil, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng., selaku
supervise yang selalu memberikan masukan dalam menjalankan tugas
ii
selama berada di lokasi KKN.
9. Seluruh Staff PT. BLG yang ikut serta yang terlibat dalam pelaksanaan
program KKN tematik Covid-19.
10. Seluruh Karyawan PT.BLG yang ikut serta yang terlibat dalam
pelaksanaan program KKN tematik Covid-19.
11. Semua pihak yang telah mendukung saya dalam penyusunan laporan
ini.
Demikian laporan ini saya susun sebagai bahan masukan perbaikan dan
peningkatan derajat kesehatan. Saran dan kritik sangatlah saya harapkan dari
semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan kegiatan lainnya
yang masih berhubung dengan ini di masa depan.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB VI PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 26
5.2 Saran ............................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3 Jenis Rumput Laut dan Jenis Karagenan yang dihasilkan .................. 13
Tabel 4.1 Hasil Analisa Laboratorium untuk Sample Bahan Baku ................... 21
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan KKN Profesi.
A. Tujuan KKN Profesi
Adapun tujuan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi adalah
sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh masukan/saran dan umpan balik guna
memperbaiki dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar
nantinya apabila betul-betul terjun didunia kerja dapat beradaptasi dan
tidak canggung lagi.
2. Salah satu mata kuliah wajib yang ada dalam kurikulum pendidikan
Teknik Kimia, yaitu mata Kuliah Kerja Nyata sehingga dapat
memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar kesarjanaan.
3. Memahami aplikasi dari teori-teori dasar yang telah dipelajari di
perkuliahan pada dunia industri sekaligus dapat mengaplikasikan teori-
teori tersebut dengan kondisi nyata di lapangan.
4. Memperoleh kesempatan untuk menganalisa masalah yang terjadi
dilapangan secara langsung dan memperkirakan solusi untuk
menyelasaikan masalah tersebut.
5. Mempelajari lebih lanjut terkait proses pengujian laboratorium Mutu
bahan baku rumpt laut dan semifinis pada PT. Biota Laut Ganggang.
6. Menambah wawasan dan pengalaman kerja di dunia
Perusahaan/Instansi yang nantinya bermanfaat dalam dunia pekerjaan
mendatang.
2
Ganggang. Bagian-bagian proses dan ruang lingkup pengujian tersebut antara
lain :
a. Pengambilan Sampel
b. Pengujian Alkali
c. Pengujian Fisik
2. Mempelajari permasalahan yang ada selama proses pengujian laboratorium
pada Rumput Laut Baik bahan baku, semifinish maupun produk jadi dari PT.
Biota Laut Ganggang
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PT. BLG
4
BLG menegaskan pada prinsip keamanan pangan sebagai prioritas utama
yang dari proses pengaturan sistem manajemen integritas, memperkuat
kesadaran keselamatan kualitas tim QC, meningkatkan kemampuan inspeksi
dan analisis, untuk pengolahan sempurna baku bahan pembelian, kontrol
keselamatan produksi on line, dan memperkuat pengawasan HACCP.
Mengikuti rasa tanggung jawab sosial yang konsisten dan bersikeras pada
inovasi abadi & terobosan, BLG dengan menghormati tanggung jawab sosial
oleh pemerintah Shanghai, dan mendedikasikan untuk mengejar produk Top-
Graded dan layanan yang sempurna, juga menyediakan Pelanggan di rumah dan
di luar negeri dengan aman, sehat dan berkualitas tinggi produk.
Kami tidak hanya menyediakan produk, tetapi juga melayani solusi
aplikasi produk yang komprehensif. Produk dengan kualitas tinggi dan stabil
adalah ketekunan dan pengejaran abadi kami.
5
2.3 Lokasi Perusahaan
Lokasi PT. Biota Laut Ganggang cabang Pinrang terletak di Jl. Kebangkitan
Desa Bela-belawa, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia
6
2.4 Struktur Organisasi PT. BLG
Direktur Utama
Manajer Umum
DEPARTEMEN
DEPARTEMEN DEPARTEMEN HRD
KEUANGAN
PRODUKSI
Keuangan, Penjualan HRD, Penasihat Hukum, Humas,
Produksi, Kontrol Kualitas, Administrasi
(Logistik), Pengadaan
Teknik, Peralatan Gudang
Fungsi Hubungan
Fungsi Teknik Fungsi Pengadaan Masyarakat
Fungsi
Fungsi Peralatan Fungsi Gudang
Administrasi
7
2.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Mengenai keselamatan kerja sangat penting, baik untuk melindungi keselamatan
karyawan dan pegawai itu sendiri maupun untuk kelangsungan perusahaan sendiri.
Keselamatan kerja diatur dalam UUD No.1 tahun 1970 yang menetapkan bahwa “setiap
tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan dan keselamatan dalam bekerja demi
kesejahteraan dalam hidup dan peningkatan produktivitas nasional”, karena itu PT.
BLG telah membentuk ketentuan dan peraturan untuk memasuki area kerja sebagai
berikut :
a. Area produksi
1) Memakai seragam produksi
2) Memakai helm dan Masker
3) Memakai sepatu safety
4) Memakai Kacamta pelindung debu
b. Laboratorium pengujian
1) Memakai baju praktek laboratorium dan masker
2) Memakai respirator saat berada diruang asam
3) Memakai sarung tangan karet saat bekerja diruang asam
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
9
b. Komposisi kimia rumput laut Eucheuma Cottonii
Kadar karagenan dalam dalam setiap spesies berkisar antara 20-60% tergantung
pada jenis dan lokasi tumbuhnya. Beberapa jenis Eucheuma berperanan penting
dalam dunia perdagangan internasional sebagai penghasil ekstrak karagenan. kadar
karagenan dalam setiap spesies Eucheuma sekitar54-73%, tergantung jenis dan
lokasi tumbuhnya (Wibowo.S, 2014).
Komponen Jumlah
Abu (%) 3
Serat pangan tidak larut (g/100g)* 58
Serat pangan larut (g/100g) * 10
Mineral Zn (mg/g) 0
Mineral Mg (mg/g) 2
Mineral Ca(mg/g) 2
Mineral K (mg/g) 87
Mineral Na (mg/g) 11
Sumber: Santoso (2006)
Keterangan *) = basis kering
Tabel 3.1 Komposisi Kimia Rumput Laut E.Cottonii
c. Perkembangbiakan Eucheuma Cottonii
Produksi atau perkembangbiakan terjadi melalui dua cara, yaitu generatif dan
vegetatif. Pada metode generatif, rumput laut yang diploid (2n) menghasilkan spora
haploid (n). kemudian, spora ini menjadi dua jenis yaitu jantan dan betina yang
masing-masing bersifat haploid (n) tanpa alat gerak. Selanjutnya jantan akan
menghasilkan spermadan betina akan menghasilkan sel telur. Apabila kondisi
lingkungan memenuhi persyaratan, akan menghasilkan perkawinan dengan
terbentuknya zigot yang tumbuh menjadi tanaman (Wibowo.S, 2014)
Metode vegetatif dapat berlangsung tanpa perkawinan, yaitu dengan cara
steak/memotong cabang-cabang rumput laut. Syaratnya, potongan rumput laut
tersebut merupakan thallus muda yang masih aktif dalam fase pertumbuhan, masih
10
segar, berwarna cerah, memiliki banyak percabangan, tidak tercampur lumut dan
kotoran, serta bebas/terhindar dari penyakit. Perbanyakan cara ini yang
dimanfaatkan untuk budidaya (Wibowo.S, 2014)
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma Cottoni
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut antara
lain, cahaya, salinitas, gerakan air, dan pH perairan. Suhu mempengaruhi laju
fotosintesis, tetapi suhu optimal untuk untuk laju fotosintesis bagi setiap rumput
laut berbeda-beda. Suhu tinggi mengakibatkan denaturasi protein sehingga
merusak enzim dan membran sel yang membran sel yang bersifat labil terhadap
suhu tinggi. Pada suhu rendah, protein dan lemak membranpun dapat mengalami
kerusakan sebagai akibat terbentuknya Kristal didalam sel. Jadi suhu sangat
mempengaruhi kehidupan rumput laut, pertumbuhan dan perkembangan,
reproduksi dan fotosintesis dan respirasi (Eidman dalam Wibowo.S dkk, 2014).
Kisaran suhu perairan yang baik untuk spesies Eucheuma adalah 27-30oC (Sulistijo
dalam Wibowo, 2014). Adapun pH yang baik untuk pertumbuhan yang baik untuk
organism laut, termasuk E.Cottonii, adalah 6,5-8,5 (Aslan, dalam Wibowo 2014).
3.2 Karagenan
Karagenan merupakan senyawa yang termasuk kelompok polisakarida hasil
ekstraksi dari rumput laut. Sebagian besar karagenan mengandung natrium,
magnesium, dan kalsium yang dapat terikat pada gugus ester sulfat dari galaktosa.
Karagenan banyak digunakan pada sediaan makanan, farmasi, serta kosmetik sebagai
bahan pembuat gel dan pengental atau penstabil. Karagenan dapat digunakan dalam
industri pangan karena karakteristiknya yang dapat bebentuk gel, bersifat
mengentalkan, dan menstabilkan material sebagai fungsi utamanya. Polisakarida
tersebut digunakan dalam industri pangan karena fungsi karakteristiknya yang dapat
digunakan untuk megendalikan kandungan air dalam bahan pangan utamanya,
mengendalikan tekstur, dan menstabilkan makanan.
11
diklasifikasikan sebagai karagenan. Berat molekul karagenan tersebut cukup tinggi,
yaitu 100-800 ribu Dalton (DeMan. 1989).
Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang disusun oleh senyawa 3,6
anhidro galaktosa yang diperoleh dari hasil ekstraksi rumput laut merah dengan
menggunakan air panas (hot water) atau l;arutan alkali pada temperatur tinggi.
Karagenan merupakan nama yang diberikan untuk keluarga polisakarida linear yang
diperoleh dari alga merah dan penting untuk pangan. Senyawa-senyawa polisakarida
ini mudah terhidrolisis dalam larutan yang bersifat asam dan stabnil dalam suasana
basa. Dalam perdagangan karagenan berbentuk bubuk menyerupai tepung dan
berwarna putih (Doty (1985), membedakan karagenan berdasarkan kandungan
sulfatnya menjadi dua fraksi yaitu kappa karagenan yang mengandung sulfat kurang
dari 28% dan iota karagenan jika lebih dari 30%. Winarno (1996) juga menyatakan
bahwa kappa karagenan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottoni, iota
karagenan dari Chondrus crispus, selanjutnya membagi karagenan menjadi tiga fraksi
berdasarkan unit penyusunnya yaitu kappa, iota, dan lambda karagenan.
Ada beberapa jenis karaginan yang berbeda sifat dan struktur kimianya sehingga
berbeda juga dalam penggunaannya. Karaginan komersial yang penting ada tiga jenis,
yaitu kappa, iota, dan lambda. Penggunaannya sehubungan dengan kemampuannya
untuk membentuk larutan kental atau gel, dan bervariasi berdasarkan sifat pembentukan
gel dan viskositasnya, fraksi karaginan dapat dilihat dari Tabel.
Membentuk gel yang elastik dengan garam-garam kalsium.
Gel berwarna bening dengan tidak mengeluarkan cairan (tidak ada
Iota
sintesis).
Gel stabil dalam keadaan beku dan dilelehkan.
Kuat, gel padat, membentuk gel dengan pottasium.
Bentuk gel Brittle dengan garam kalsium.
Kappa
Gel, menjadi jernih dengan penambahan gula.
Beberapa sineresis
Sumber : Bubnis, 2000.
Tabel 3.2 Sifat Pembentukan Gel dan Viskositas Karagenan
12
Komposisi karagenan pada beberapa rumput laut berbeda dari satu spesies dengan
spesies yang lain.
Jenis Rumput Laut Jenis Karagenan
chondrus crispus kappa dan lambda
kappaphycus alvarezii Kappa
eucheuma denticulatum Iota
gigartina skottsbergii kappa dan lambda
sarcothalia crispate kappa dan lambda
Sumber : Bubnis, 2000.
Tabel 3.3 Jenis Rumput Laut dan Jenis Karagenan yang dihasilkan
13
Penggunaan karaginan didalam industri nonpangan, diantaranya industri
makanan ternak, keramik, cat, teksti, kertas, dan pembuatan film fotografis.
a) Makanan ternak
Pet food atau makanan ternak biasanya berupa makanan dalam kaleng
atau pelet. Fungsi karagenan untuk menstabilkan dan mempertahankan
komposisi dari makanan ternak. Khusus untuk pelet, fungsi utamanya adalah
untuk melapisi pelet sehingga udara yang ada didalam pelet akan tertahan dan
pelet tidak mudah tenggelam. Disamping itu, berfungsi juga untuk mengikat
air dari dalam pelet selama penyimpanan dan pengangkutan.
b) Keramik
Karagenan mempunyai kemampuan sebagai gelling point pada
temperatur dan tekanan yang tinggi. Oleh karena itu, karagenan dicampurkan
kedalam pelapis keramik pada pembuatan busi otomotif. Dengan
menggunakan karagenan, mampu mendukung honey comb keramik.
c) Cat
Fungsi karagenan dalam industri cat adalah sebagai penstabil dan
perekat pada permukaan dinding saat mengering. Selain itu, bersifat sebagai
pengemulsi pada resin cat supaya minyak dan air tercampur dengan sempurna.
d) Tekstil
Karegenan digunakan dalam industri tekstil untuk merekatkan benang
saat ditenun. Karagenan berperan juga dalam pencampuran warna pada saat
mewarnai benang. Tujuannya agar warna benang rata, tidak pecah, dan lembut.
e) Manfaat dalam industri farmasi dan kosmetik
Karagenan berfungsi sebagai suspending agent, thickener, emulsifier.
Stabilizer, film former, coating agent, dan gelling agent. Pada industri
kosmetik, penggunaan karagenan biasanya untuk produksi sabun krim, sabun
cair, sampo, losion, pasta gigi, pewarna bibir, serta produk-produk perawatan
kulit seperti hand body dan pencuci mulut serta hair lotion.
3.5 Pemilihan Proses
Proses untuk pengolahan rumput laut menjadi karagenan dikenal dengan dua cara, yaitu
proses Semi Refined Carrageenan dan Refined Carrageenan.
1. Semi Refined Carrageenan
Semi refined carrageenan (SRC) merupakan salah satu produk karaginan
dengan tingkat kemurnian yang rendah karena masih mengandung sejumlah kecil
14
selulosa yang ikut mengendap bersama karaginan. Semi refined carrageenan
(SRC) secara komersial diproduksi dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii
melalui proses ekstraksi menggunakan larutan alkali (Kalium hidroksida) (Rizal dkk.,
2016).
2. Refined Carragenan
Proses produksi untuk mendapatkan karaginan murni melalui proses ekstraksi
karaginan dari rumput laut. Larutan alkali dimasukkan ke dalam larutan pemasak
untuk membentuk kappa karagenan. Larutan di ekstrak biasanya mengandung 1-
2% karagenan, kemudian disaring dan dimurnikan dengan penyaringan kembali.
Filtrat yang murni kemudian dilarutkan dengan alkohol (biasanya 2-propanol) atau
garam seperti KCl untuk menghasilkan presipitat karagenan. Koagulan ini
kemudian dipisahkan dengan cara makanik atau juga dengan cara pengeringan.
Karagenan yang murni biasanya tanpa warna (bening), tanpa rasa, tak berbau, dan
akan membentuk gel yang tidak beraturan di dalam air. Karagenan murni biasanya
digunakan untuk industri farmasi dan industri makanan. (Rideout, 1997). Namun
dari segi ekonomis penggunaan membrane jauh lebih menguntungkan untuk proses
pemisahan.
Dengan mempertimbangkan kemurnian dan kualitas hasil, maka metode
pembuatan kappa karagenan yang dipilih adalah karagenan proses murni (Refined
Process Carrageenan). Dasar Pemilihan metode ini adalah :
1. Metode ini menghasilkan karagenan yang memiliki sifat gel yang lebih unggul.
2. Produk dapat digunakan dalam banyak bidang (food grade dan farmasi grade)
3. Harga jual yang lebih tinggi daripada karagenan semimurni.
15
Viskositas (cPs) Min 5 Min 5 Min 5
Logam berat
Pb (ppm) Maks 10
As (ppm) Maks 10 Maks 10 Maks 3
Cu +Zn (ppm) Maks 3 Maks 3 Maks 50
Zn (ppm) Maks 25
Kehilangan karena pengeringan (%) Maks 12
Tabel. 3.4 Spesifikasi Mutu Karagenan
Selain itu menurut Winarno (1996), standar mutu karagenan dalam bentuk tepung
adalah 99% lolos saringan 60 mesh, dan memiliki tepung densitas (yang diendapkan
oleh alkohol) adalah 0,7 dengan kadar air 15% pada RH 50 dan 25% pada RH 70.
Penggunaan ini biasanya dilakukan pada konsentrasi terendah 0.005% sampai teringgi
3% tergantung produk yang ingin diproduksi, sedangkan suhu gelasi dari karagenan
berbanding lurus dengan konsentrasi kation yang terdapat dalam sistem.
16
BAB IV
Pembahasan
4.1 Bahan Baku
a. Proses Sampling
Pengambilan sample dapat dilakukan dengan dua metode. Yang pertama
dengan balk yakni pengambilan sample yang tertumpuk dilantai dan diambil dari
berbagai sudut. Yang pengambilan sample langsung dari karung dengan jumlah
20-25 karung dalam 1 mobil dengan berat rumput laut yang diambil 3-5 kg.
b. Proses Preparasi Sample
1) Menimbang sample dalam plastik (±3-5 kg)
2) Masukkan kedalam baskom lalu campur.
3) Menimbang sample 500 g (letakkan di kanvas) untuk analisa kadar air.
4) Membersihkan sample lalu masukkan kembali kedalam plastik awal.
5) Menimbang sample masing-masing 100 gr sebanyak 2 kantong(A1 dan A2)
untuk proses alkalitreatment.
6) Menimbang sisa sample beserta plastik.
7) Menimbang sample dari plastik sebanyak 200 gr untuk analisa netto.
c. Analisa Kadar Air
1) Menimbang 500 gr sample dengan menggunakan kain kanvas dimasukkan
dalam oven selama 5 jam pada suhu 1050C.
2) Menimbang berat setelah pemanasan.
3) Mencatat Hasilnya.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚
d. Analisa Alkalitreatment
1) Menyiapkan waterbath pada suhu 620C.
2) Menimbang 180 gr NaOH + 160 gr KCl + 1660 Liter.
3) Mengaduk larutan sampai larut sempurna.
4) Membagi larutan tersebut menjadi 2 kedalam gelas piala 1L (dibagi sama
rata).
5) Masukkan larutan ke waterbath.
6) Menunggu hingga suhu larutan 620C.
17
7) Masukkan sample A1 dan A2 kedalam gelas piala tersebut.
18
Gambar 4. Proses Crusher
4) Masukkan sample kedalam ayakan berukuran 40 mesh. Setelah itu masukkan
kedalam ke plastik.(berat sample harus minimal 12 gram atau lebih).
19
g. Stranght(Kuat Tekan)
1) Menimbang air 208 g ke dalam gelas kimia 300 ml
2) Menambahkan 4 ml KCl 10%
3) Menambahkan 3 g sample bubuk
4) Mengaduk dan diamkan selama 1 jam
5) Memanaskan di atas heater sampai mendidih
6) Setelah mendidih angkat dan diamkan selama 5 menit. Kemudian dipanaskan
kembali( pemanasan dilakukan 3x )
7) Setelah pemanasan ketiga berat larutan 203 g, jika kurang tambahkan air
panas dan. Jika belebih panaskan kembali.
8) Setelah pemanasan, aduk sambli turunkan suhu menjadi 75-78 0C.
9) Menuang larutan kedalam cup plastik (4 cup) dengan 3x penuangan pada
masing-masing cup. Tutup dengan plastik.
10) Menunggu hingga larutan dingin dan menjadi gel.
11) Masukkan Kedalam Inkubator pada suhu 200C selama 16-20 jam.
12) Setelah itu ukut kuat tekan dengan menggunakan alat. Letakkan sample pada
alat pengukur kuat tekan. Tekan tombol hijau dan amati pengukuran hingga
menunjukkan pengukuran maksimun,
13) Mencatat hasil pengukuran.
h. Analisa Netto
1) Menyiapkan keranjang dan baskom
2) Masukkan keranjang kedalam baskom
3) Masukkan 200 g rumput laut kedalam keranjang , lakukan pencucian dan
perendaman selama 10 menit, lakukan sebanyak 5 kali. Setelah itu tiriskan.
4) Melakukan selanjutnya masukkan ke dalam oven dengan keadaan penutup
oven tidak terlalu rapat pada suhu 700C semalaman.
5) Kemudian tutup oven secara rapat. Tunggu selama 4 jam pada suhu 105 0C.
6) Kemudian menimbang rumput laut kering tersebut.
7) Mencatat hasil.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛
𝑁𝑒𝑡𝑡𝑜 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚
20
No Nama Bahan Kadar Air Kuat Tekan Viskositas
Baku (≤50 %) (≥300) ( ≥50 mPa.s)
21
4) Menimbang sample bubuk sebanyak 5 gram.
5) Masukkan kedalam oven pada suhu 1050C selama 4 jam.
6) Mendinginkan didalam deksikator selama ±20 menit.(ditutup)
7) Menimbang sample(tanpa penutup).
(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 + 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒) − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
d. Analisa Kadar Abu
1). Mencuci dan membersihkan cawan porselin, lalu keringkan dalam oven pada
suhu 1050C selama 2-4 jam.
2). Mendinginkan cawan porselin kedalam deksikator.
3). Menimbang berat cawan kosong.
4). Menimbang sample bubuk sebanyak 2 g.
5). Memperarang sample diatas heater, hingga asap putih hilang.
6). Mengatur suhu tanur 5500C.
7). Saat suhu telah mencapai 5500C, masukkan sample kedalam tanur selama 4
jam.
8). Setelah itu, matikan tanur lalu tunggu sample dingin didalam tanur hingga
suhu 2000C.
9). Mengeluarkan sample dari tanur, dan dinginkan didalam deksikator selama ±
20 menit.
10). Kemudian menimbang samplenya kembali.
e. Analisa Viskosity
1). Menimbang air 510 g kedalam gelas piala 600 ml
22
2). Menimbang 7,5 g sample bubuk
3). Mengaduk dan diamkan selama 30 menit dan ukur pHnya.
4). Memanaskan dalam pancipemanas suhu 99,90C selama 30 menit.
5). Pada menit ke 25 angkat dan timbang larutan hingga berat larutan 503 g. jika kurang
tambahkan air panas dan jika berlebih cukup dipanaskan kembali.
6). Setelah itu dinginkan hingga suhu 75-780C.
f. Stranght(Kuat Tekan)
1). Menimbang air 205 g ke dalam gelas kimia 300 ml
2). Menambahkan 4 ml KCl 10%
3). Menambahkan 3 g sample bubuk
4). Mengaduk dan diamkan selam 1 jam
5). Memanaskan di atas heater sampai mendidih
6). Setelah mendidih angkat dan diamkan selama 5 menit. Kemudian dipanaskan kembali(
pemanasan dilakukan 3x )
7). Setelah pemanasan ketiga berat larutan 200 g, jika kurang tambahkan air dan. Jika
belebih panaskan kembali.
23
8). Setelah pemanasan aduk sambli turunkan suhu menjadi 75-78 0C.
24
No Nama Kadar Kadar Viskositas Kuat Whiteness pH KCl
Produk Air Abu Tekan
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari analisa selama dilaksanakannya Kerja Prakek (KP), penyusun menarik
kesimpulan bahwa produk karagenan yang dianalisa termasuk dalam golongan Out of
Standar, merupakan golongan memenuhi dari syarat mutu PT. Biota Laut Ganggang dan
apabila terdapat produk karagenan yang di analisa tidak sesuai dengan standar maka
dilakukan pengujian kembali sebelum dikembalikan ke pabrik produksi dan dilakukan
proses produksi ulang.
5.2 Saran
Untuk mendapatkan produk karagenan yang memenuhi standar maka diharapkan
bahan baku rumput laut yang digunakan termasuk bahan baku yang berkualitas.
26
DAFTAR PUSTAKA
Indriani, H. 1999. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut . Jakrta : PT. Penebar
Swadaya.
Mubarak H. Ilyas S. Ismail 1990. Petunjuk Teknis Budidaya Rumput Laut. Jakarta: Puslitbang
Perikanan.
Winarno, FG.1990. Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
27
LAMPIRAN
1. LOG BOOK (Laporan kegiatan harian)
No Waktu Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1 08.00-12.00 Pengenalan Laboratorium Alkali
PT.Biota Laut Ganggang
15.00-16.00 Senin/14 -12-
2020 Pengenalan Laboratorium Fisik
PT.Biota Laut Ganggang
MINGGU II:
No Waktu Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1 08.00-10.00 Pengambilan Sampel SemiFinish
Senin/21-12-2021 Dan Produk Jadi
10.00-11.00 Preparasi Sampel
2 08.00-12.00 Melakukan Uji Kadar Air untuk
Sampel Semi Finish Dan Produk
Selasa/22-12-2020 Jadi
13.00-15.00 Melakukan Uji Viscosity Sampel
Semi Finish
3 08.00-12.00 Rabu/23-12-2020 Preparasi Sampel Uji
13.30-16.00 Melakukan Pengujian Strenght
Sampel Semi Finish
4 08.00-10.00 Kamis/24-12-2020 Preparasi Sampel Uji
Melakukan Pengujian Bakteri
Sampel Semi Finish Di
Laboratorium Mikrobiologi
5 09.00-14-00 Sabtu/26-12-2020 Melakukan Penghitungan Bakteri
Pada Sampel Uji