Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PELAKSANAAN KKN TEMATIK COVID-19

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


ANGKATAN 65

DI SUSUN OLEH :

Mayang Sari Riso (09220190129)


Muhammad Andry (09220190151)
Yudriani Idris (09220190126)

LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT (LPkM)


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA (UMI)
MAKASSAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR KKN TEMATIK COVID-19
ANGKATAN 65 TAHUN 2020

PERUSAHAAN : PT. BIOTA LAUT GANGGANG


KOTA : PINRANG
PROVINSI : SULAWESI SELATAN

Mengetahui

Kord. Bag.Physic Pelaksana Kegiatan

Husnaini, S.Si.,MT Muhammad Andry


NIK. PF 170164 NIM. 09220190151
Menyetujui :
Supervisi

Ir. Nur Ihwan Safutra, S.T.,M.T Ir. Alam Busiman Thamsi, S.T,. M.T

Ir. Ahmad Fadhil, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng.


Disahkan:
Ketua LPMD UMI

Prof. Dr. H. Achmad Gani, SE, M.Si

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah Subhana Wa Ta’ala,
karena atas berkah, rahmat dan karunia-Nyalah sehingga laporan hasil KKN
Tematik Covid-19 yang dilaksanakan di PT. Biota Laut Ganggang dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula saya mengirimkan shalawat dan taslim kepada Nabi
Muhammad Shallallahu’Alaihi Wasallam yang menjadi uswatun hasanah dan
Rahmatan lil’ Alamin dalam menegakkan Islam
Saya menyadari bahwa dalam melakukan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) mulai dari awal pelaksanaan hingga akhir penyelesaian laporan hasil
Akhir ini, sungguh masih jauh dari kata sempurna seperti yang diharapkan. Oleh
karena itu saya menyadari dan berusaha semaksimal mungkin untuk
melaksanakan kegiatan KKN Tematik Covid-19 yang terpadu dan
berkesinambungan dengan melibatkan seluruh Karyawan di Pt. Biota Laut
Ganggang, Pinrang , Sulawesi Selatan

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :


1. Bapak Prof. Dr. H. Achmad Gani, SE., M.Si selaku ketua LPKM UMI.

2. Bapak Ir. Nur Ihwan Safutra, S.T., M.T, selaku supervise yang selalu
memberikan masukan dalam menjalankan tugas selama berada di lokasi
KKN.

3. Bapak Ir. Alam Budiman Thamsi, S.T,. M.T, selaku supervise yang
selalu memberikan masukan dalam menjalankan tugas selama berada di
lokasi KKN.

4. Bapak Ir. Ahmad Fadhil, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng., selaku
supervise yang selalu memberikan masukan dalam menjalankan tugas

ii
selama berada di lokasi KKN.

5. Bapak Shen Chen Hao selaku pembimbing KKN di laboraorium PT.


BLG

6. Ibu Jayanti Pakata, S.St, selaku pembimbing KKN di laboraorium PT.


BLG

7. Ibu Husnaini, S.Si., selaku pembimbing KKN di laboraorium PT. BLG

8. Bapak Nukmansyah Bakhtiar, ST, selaku pembimbing KKN di


laboraorium PT. BLG

9. Seluruh Staff PT. BLG yang ikut serta yang terlibat dalam pelaksanaan
program KKN tematik Covid-19.
10. Seluruh Karyawan PT.BLG yang ikut serta yang terlibat dalam
pelaksanaan program KKN tematik Covid-19.
11. Semua pihak yang telah mendukung saya dalam penyusunan laporan
ini.

Demikian laporan ini saya susun sebagai bahan masukan perbaikan dan
peningkatan derajat kesehatan. Saran dan kritik sangatlah saya harapkan dari
semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan kegiatan lainnya
yang masih berhubung dengan ini di masa depan.

Makassar, 14 Januari 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii


KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
2.1 Dasar Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ........................................ 1
3.1 Tujuan KKN Provesi ................................................................... 2
4.1 Ruang Lingkup ............................................................................ 2
BAB II GAMBAR UMUM
2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Biota Laut Ganggang....................... 4
2.2 Visi dan Misi PT. Biota Laut Ganggang ........................................... 5
2.3 Lokasi PT. Biota Laut Ganggang ...................................................... 6
2.4 Struktur Organisasi ...................................................................... …7
2.5 Kebijakan K3 dan Lingkungan .................................................... …8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Tinjauan Rumput Laut ................................................................. 9
3.2 Karagenan ................................................................................... 11
3.3 Struktur Fisik dan Kimia Karagenan ............................................ 11
3.4 Manfaat Karagenan .................................................................... 13
3.5 Pemilihan Proses ......................................................................... 14
3.6 Standar Mutu Karagenan Berdasarkan ........................................ 15
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Bahan Baku .................................................................................. 17
4.2 Semi Finish .................................................................................. 21

iv
BAB VI PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 26
5.2 Saran ............................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3-1 Komposisi Kimia Rumput Laut E.Cottonii ....................................... 10

Tabel 3.2 Sifat Pembentukan Gel dan Viskositas Karagenan ............................ 12

Tabel 3.3 Jenis Rumput Laut dan Jenis Karagenan yang dihasilkan .................. 13

Tabel. 3.4 Spesifikasi Mutu Karagenan ............................................................ 16

Tabel 4.1 Hasil Analisa Laboratorium untuk Sample Bahan Baku ................... 21

Tabel 4.2 Hasil Analisa Laboratorium untuk Sample Semifinish ...................... 25

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur PT. BIOTA Laut Ganggang ....................................... 7


Gambar 3.1 Eucheuma Cottoni .................................................................... 10

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam proses pengujian dibutuhkan keterampilan yang khusus untuk


melakukannya misalnya keterampilan dalam melakukan analisa suatu barang
dan jasa baik melalui praktek maupun teori atau lisan yang menjadi pedoman
untuk menganalisa suatu produk agar pengujian suatu produksi tidak
terbantahkan oleh pihak lain. Hal ini tentunya didukung oleh adanya sumber
daya manusia yang memiliki keahlian dan menganalisa produk yang siap
berkompetisi sehingga dapat bersaing dengan laboratorium lebih baik maupun
internasional.
Seiring berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) maka
perlu adanya pengawasan dan sertifikasi terhadap mutu tiap-tiap jenis produksi
komoditi lokal karena mutu dan kualitas suatu produksi sangat berpengaruh
dalam penggunaan dan pemanfaatannya.

1.2 Dasar Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata


Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu serangkaian kegiatan akademik
kemahasiswaan bagi mahasiswa Program pendidikan Strata Satu (S1). Pada tingkatan
jalur pendidikan sekolah yang berada pada tingkatan perguruan tinggi dikenal dengan
adanya Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang mana pelaksanaan KKN ini merupakan
wujud konkrit dari pelaksanaan atau pengaplikasian Tri Dharma Perguruan Tinggi
tersebut.

1
1.3 Tujuan KKN Profesi.
A. Tujuan KKN Profesi
Adapun tujuan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi adalah
sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh masukan/saran dan umpan balik guna
memperbaiki dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar
nantinya apabila betul-betul terjun didunia kerja dapat beradaptasi dan
tidak canggung lagi.
2. Salah satu mata kuliah wajib yang ada dalam kurikulum pendidikan
Teknik Kimia, yaitu mata Kuliah Kerja Nyata sehingga dapat
memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar kesarjanaan.
3. Memahami aplikasi dari teori-teori dasar yang telah dipelajari di
perkuliahan pada dunia industri sekaligus dapat mengaplikasikan teori-
teori tersebut dengan kondisi nyata di lapangan.
4. Memperoleh kesempatan untuk menganalisa masalah yang terjadi
dilapangan secara langsung dan memperkirakan solusi untuk
menyelasaikan masalah tersebut.
5. Mempelajari lebih lanjut terkait proses pengujian laboratorium Mutu
bahan baku rumpt laut dan semifinis pada PT. Biota Laut Ganggang.
6. Menambah wawasan dan pengalaman kerja di dunia
Perusahaan/Instansi yang nantinya bermanfaat dalam dunia pekerjaan
mendatang.

1.4 Ruang Lingkup BKIPM


Ruang lingkup Kuliah Kerja Nyata (KKN) di PT. Biota Laut Ganggang
adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari Mekanisme Proses Pengujian Mutu Bahan Baku Rumput Laut,
Sampel Semi finish maupun Produk Jadi di Laboratorium PT. Biota Laut

2
Ganggang. Bagian-bagian proses dan ruang lingkup pengujian tersebut antara
lain :
a. Pengambilan Sampel
b. Pengujian Alkali
c. Pengujian Fisik
2. Mempelajari permasalahan yang ada selama proses pengujian laboratorium
pada Rumput Laut Baik bahan baku, semifinish maupun produk jadi dari PT.
Biota Laut Ganggang

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PT. BLG

2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. BLG

BLG didirikan pada 1996 sebagai perusahaan manufaktur Carrageenan,


konjac gum dan agar-agar, memiliki tiga pabrik, 2 yang terletak di Shanghai &
Provinsi Zhejiang, Cina dan 1 yang terletak di Pinrang, Indonesia. Sejak itu
BLG telah menjadi merek terkenal di pasar hidrokoloid. BLG menggunakan
rumput laut kelas atas dari Filipina & Indonesia, menggabungkan teknologi
pengolahan canggih dan keterampilan ekstraksi yang sempurna untuk
menghasilkan kualitas tinggi Carrageenan & agar agar yang hingga nasional,
E.U. dan standar lainnya. Saat ini, BLG produk memiliki pangsa pasar yang
lebih tinggi dan reputasi yang baik di Cina, yang juga ekspor ke Amerika,
Eropa, Australia, Afrika, Asia Tenggara serta pasar domestik dll.
BLG adalah unit Eksekutif Asosiasi konjac China serta produsen terbesar
konjac gum di Cina, memiliki basis pasokan bahan baku yang stabil di asal
konjak. BLG telah membuat R&D lebih lanjut dalam penerapan konjac Gum,
yang dapat mengerjakan berbagai spesifikasi untuk memenuhi permintaan
pasar.
Produk BLG berkualitas tinggi & stabil Sebagai basis penelitian Institute
of Oceanology, Akademi Ilmu Pengetahuan Cina, BLG® memiliki tim R&D
profesional sendiri, yang juga bekerja sama dan bertukar dengan beberapa
lembaga penelitian domestik dan asing yang besar serta Universitas secara
ekstensif & intensif. Dengan terkonsentrasi penelitian dalam hidrokoloid dari
15 tahun, kami telah mengumpulkan banyak pengalaman di Carrageenan
memproduksi dan aplikasi. BLG telah memenangkan pujian yang tinggi dan
pengakuan dari pelanggan bergantung pada keuntungan dari manufaktur
khusus, perspektif internasional dan semua untuk kebutuhan pelanggan.

4
BLG menegaskan pada prinsip keamanan pangan sebagai prioritas utama
yang dari proses pengaturan sistem manajemen integritas, memperkuat
kesadaran keselamatan kualitas tim QC, meningkatkan kemampuan inspeksi
dan analisis, untuk pengolahan sempurna baku bahan pembelian, kontrol
keselamatan produksi on line, dan memperkuat pengawasan HACCP.
Mengikuti rasa tanggung jawab sosial yang konsisten dan bersikeras pada
inovasi abadi & terobosan, BLG dengan menghormati tanggung jawab sosial
oleh pemerintah Shanghai, dan mendedikasikan untuk mengejar produk Top-
Graded dan layanan yang sempurna, juga menyediakan Pelanggan di rumah dan
di luar negeri dengan aman, sehat dan berkualitas tinggi produk.
Kami tidak hanya menyediakan produk, tetapi juga melayani solusi
aplikasi produk yang komprehensif. Produk dengan kualitas tinggi dan stabil
adalah ketekunan dan pengejaran abadi kami.

2.2 Visi dan Misi


Visi
1) Menjadikan karagenan mampu bersaing dengan produk karagenan lain di
pasar internasional
2) Mempertahankan core bussiness PT. BLG dengan memperluas pasar
karagenan ke mancanegara
Misi
1) Membuat produk karagenan yang kualitasnya sesuai dengan kebutuhan
konsumen.
2) Menjaga produksi karagenan agar kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan
tuntutan konsumen
Meningkatkan promosi produk melalui media online maupun dengan
media promosi lain

5
2.3 Lokasi Perusahaan
Lokasi PT. Biota Laut Ganggang cabang Pinrang terletak di Jl. Kebangkitan
Desa Bela-belawa, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia

6
2.4 Struktur Organisasi PT. BLG

Direktur Utama

Manajer Umum

Wakil Manajer Umum 1 Wakil Manajer Umum 2


(Asisten GM 1) (Asisten GM 2)

DEPARTEMEN
DEPARTEMEN DEPARTEMEN HRD
KEUANGAN
PRODUKSI
Keuangan, Penjualan HRD, Penasihat Hukum, Humas,
Produksi, Kontrol Kualitas, Administrasi
(Logistik), Pengadaan
Teknik, Peralatan Gudang

Fungsi Produksi Fungsi Keuangan Fungsi HRD

Fungsi Kontrol Fungsi Penjualan Fungsi Penasihat


Kualitas (Logistik) Hukum

Fungsi Hubungan
Fungsi Teknik Fungsi Pengadaan Masyarakat

Fungsi
Fungsi Peralatan Fungsi Gudang
Administrasi

2.1 Gambar Struktur PT. Biota Laut Ganggang

7
2.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Mengenai keselamatan kerja sangat penting, baik untuk melindungi keselamatan
karyawan dan pegawai itu sendiri maupun untuk kelangsungan perusahaan sendiri.
Keselamatan kerja diatur dalam UUD No.1 tahun 1970 yang menetapkan bahwa “setiap
tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan dan keselamatan dalam bekerja demi
kesejahteraan dalam hidup dan peningkatan produktivitas nasional”, karena itu PT.
BLG telah membentuk ketentuan dan peraturan untuk memasuki area kerja sebagai
berikut :
a. Area produksi
1) Memakai seragam produksi
2) Memakai helm dan Masker
3) Memakai sepatu safety
4) Memakai Kacamta pelindung debu

b. Laboratorium pengujian
1) Memakai baju praktek laboratorium dan masker
2) Memakai respirator saat berada diruang asam
3) Memakai sarung tangan karet saat bekerja diruang asam

8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Tinjauan Umum Rumput Laut Eucheuma Cottonii


Eucheuma cottoni atau kappaphycus alvarezi merupakan karaginofit paling
banyak dibudidayakan di Indonesia dan secara luas dikenal dengan nama E.Cottoni.
Cottoni memiliki thallus licin silindris, kartilagenus, warna hijau, hijau kuning, abu-
abu dan merah. Pada thallus terdapat duri-duri, tetapi tidak tersusun melingkar.
Percabangan keberbagai arah dengan batang-batang utama keluar saling berdekatan
didaerah pangkal (basal). Cabang-cabang memanjang atau melengkung seperti tanduk
dengan cabang pertama dan kedua tumbuh membentuk rumput rimbun mengarah
datangnya sinar matahari (Wibowo.S, 2014).
a. Sifat Biologi Eucheuma Cottonii
Eucheuma cottoni merupakan salah satu jenis rumput laut merah dan berubah
nama menjadi Kappaphicus alvarezii karena karagenan yang dihasilkan termasuk
kappa-karagenan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan genetic
antara Kappaphicus dan Eucheuma cottonii (Zuccarello dalam Wibowo.S, 2014).
Namun tetap disebut Eucheuma cottonii dengan taksonomi sebagai berikut
(Anggadireja dalam Wibowo.S, 2014)
Kindom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieriaceae
Genus : Eucheuma (Kappaphycus)
Spesies : Eucheuma Cottonii ( Kappaphicus alvarezii)

3.1 Gambar Eucheuma Cottonii

9
b. Komposisi kimia rumput laut Eucheuma Cottonii
Kadar karagenan dalam dalam setiap spesies berkisar antara 20-60% tergantung
pada jenis dan lokasi tumbuhnya. Beberapa jenis Eucheuma berperanan penting
dalam dunia perdagangan internasional sebagai penghasil ekstrak karagenan. kadar
karagenan dalam setiap spesies Eucheuma sekitar54-73%, tergantung jenis dan
lokasi tumbuhnya (Wibowo.S, 2014).
Komponen Jumlah

Protein (%) 0,7

Lemak (%) 0,2

Abu (%) 3
Serat pangan tidak larut (g/100g)* 58
Serat pangan larut (g/100g) * 10
Mineral Zn (mg/g) 0
Mineral Mg (mg/g) 2
Mineral Ca(mg/g) 2
Mineral K (mg/g) 87
Mineral Na (mg/g) 11
Sumber: Santoso (2006)
Keterangan *) = basis kering
Tabel 3.1 Komposisi Kimia Rumput Laut E.Cottonii
c. Perkembangbiakan Eucheuma Cottonii
Produksi atau perkembangbiakan terjadi melalui dua cara, yaitu generatif dan
vegetatif. Pada metode generatif, rumput laut yang diploid (2n) menghasilkan spora
haploid (n). kemudian, spora ini menjadi dua jenis yaitu jantan dan betina yang
masing-masing bersifat haploid (n) tanpa alat gerak. Selanjutnya jantan akan
menghasilkan spermadan betina akan menghasilkan sel telur. Apabila kondisi
lingkungan memenuhi persyaratan, akan menghasilkan perkawinan dengan
terbentuknya zigot yang tumbuh menjadi tanaman (Wibowo.S, 2014)
Metode vegetatif dapat berlangsung tanpa perkawinan, yaitu dengan cara
steak/memotong cabang-cabang rumput laut. Syaratnya, potongan rumput laut
tersebut merupakan thallus muda yang masih aktif dalam fase pertumbuhan, masih

10
segar, berwarna cerah, memiliki banyak percabangan, tidak tercampur lumut dan
kotoran, serta bebas/terhindar dari penyakit. Perbanyakan cara ini yang
dimanfaatkan untuk budidaya (Wibowo.S, 2014)
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma Cottoni
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut antara
lain, cahaya, salinitas, gerakan air, dan pH perairan. Suhu mempengaruhi laju
fotosintesis, tetapi suhu optimal untuk untuk laju fotosintesis bagi setiap rumput
laut berbeda-beda. Suhu tinggi mengakibatkan denaturasi protein sehingga
merusak enzim dan membran sel yang membran sel yang bersifat labil terhadap
suhu tinggi. Pada suhu rendah, protein dan lemak membranpun dapat mengalami
kerusakan sebagai akibat terbentuknya Kristal didalam sel. Jadi suhu sangat
mempengaruhi kehidupan rumput laut, pertumbuhan dan perkembangan,
reproduksi dan fotosintesis dan respirasi (Eidman dalam Wibowo.S dkk, 2014).
Kisaran suhu perairan yang baik untuk spesies Eucheuma adalah 27-30oC (Sulistijo
dalam Wibowo, 2014). Adapun pH yang baik untuk pertumbuhan yang baik untuk
organism laut, termasuk E.Cottonii, adalah 6,5-8,5 (Aslan, dalam Wibowo 2014).
3.2 Karagenan
Karagenan merupakan senyawa yang termasuk kelompok polisakarida hasil
ekstraksi dari rumput laut. Sebagian besar karagenan mengandung natrium,
magnesium, dan kalsium yang dapat terikat pada gugus ester sulfat dari galaktosa.
Karagenan banyak digunakan pada sediaan makanan, farmasi, serta kosmetik sebagai
bahan pembuat gel dan pengental atau penstabil. Karagenan dapat digunakan dalam
industri pangan karena karakteristiknya yang dapat bebentuk gel, bersifat
mengentalkan, dan menstabilkan material sebagai fungsi utamanya. Polisakarida
tersebut digunakan dalam industri pangan karena fungsi karakteristiknya yang dapat
digunakan untuk megendalikan kandungan air dalam bahan pangan utamanya,
mengendalikan tekstur, dan menstabilkan makanan.

3.3 Struktur Kimia dan Fisik Karagenan


Menurut craigie (1978), karagenan terdapat dalam dinding sel rumput laut atau
matriks intraselulernya dan karagenan merupakan bagian penyusun yang besar dari
berat kering rumput laut dibandingkan dengan komponen yang lain. Jumlah dan posisi
sulfat membedakan jenis polisakarida Rhodophyceae. Menurut Federal Register,
polisakarida tersebut harus mengandung 20% sulfat berdasarkan berat kering untuk

11
diklasifikasikan sebagai karagenan. Berat molekul karagenan tersebut cukup tinggi,
yaitu 100-800 ribu Dalton (DeMan. 1989).
Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang disusun oleh senyawa 3,6
anhidro galaktosa yang diperoleh dari hasil ekstraksi rumput laut merah dengan
menggunakan air panas (hot water) atau l;arutan alkali pada temperatur tinggi.
Karagenan merupakan nama yang diberikan untuk keluarga polisakarida linear yang
diperoleh dari alga merah dan penting untuk pangan. Senyawa-senyawa polisakarida
ini mudah terhidrolisis dalam larutan yang bersifat asam dan stabnil dalam suasana
basa. Dalam perdagangan karagenan berbentuk bubuk menyerupai tepung dan
berwarna putih (Doty (1985), membedakan karagenan berdasarkan kandungan
sulfatnya menjadi dua fraksi yaitu kappa karagenan yang mengandung sulfat kurang
dari 28% dan iota karagenan jika lebih dari 30%. Winarno (1996) juga menyatakan
bahwa kappa karagenan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottoni, iota
karagenan dari Chondrus crispus, selanjutnya membagi karagenan menjadi tiga fraksi
berdasarkan unit penyusunnya yaitu kappa, iota, dan lambda karagenan.
Ada beberapa jenis karaginan yang berbeda sifat dan struktur kimianya sehingga
berbeda juga dalam penggunaannya. Karaginan komersial yang penting ada tiga jenis,
yaitu kappa, iota, dan lambda. Penggunaannya sehubungan dengan kemampuannya
untuk membentuk larutan kental atau gel, dan bervariasi berdasarkan sifat pembentukan
gel dan viskositasnya, fraksi karaginan dapat dilihat dari Tabel.
Membentuk gel yang elastik dengan garam-garam kalsium.
Gel berwarna bening dengan tidak mengeluarkan cairan (tidak ada
Iota
sintesis).
Gel stabil dalam keadaan beku dan dilelehkan.
Kuat, gel padat, membentuk gel dengan pottasium.
Bentuk gel Brittle dengan garam kalsium.
Kappa
Gel, menjadi jernih dengan penambahan gula.
Beberapa sineresis
Sumber : Bubnis, 2000.
Tabel 3.2 Sifat Pembentukan Gel dan Viskositas Karagenan

12
Komposisi karagenan pada beberapa rumput laut berbeda dari satu spesies dengan
spesies yang lain.
Jenis Rumput Laut Jenis Karagenan
chondrus crispus kappa dan lambda
kappaphycus alvarezii Kappa
eucheuma denticulatum Iota
gigartina skottsbergii kappa dan lambda
sarcothalia crispate kappa dan lambda
Sumber : Bubnis, 2000.
Tabel 3.3 Jenis Rumput Laut dan Jenis Karagenan yang dihasilkan

3.4 Manfaat Karagenan


Adapun manfaat dari karagenan adalah :
1. Dalam Industri Pangan
Penggunaan karaginan dalam industri makanan tergantung pada beberapa sifat,
diantaranya kelarutan, viskositas, gel reaktivitas dengan protein, dan sinergisme
dengan polisakarida yang bukan gel. Kappa dan iota karagenan berperan sebagai
pembentuk gel, sedangkan lambda karagenan berperan sebagai pengental.
Karagenan juga digunakan pada pembuatan roti, lapisan gula, jeli (Rasyid,2003).
Aplikasi karagenan pada es krim digunakan sebagai penstabil. Tanpa
penambahan penstabil, es krim tersebut akan cepat meleleh. Hal ini karena yang
mempengaruhi resistensi pelelehan adalah jumlah bahan penstabil (Hubeis, 1995).
Penstabil merupakan bahan pendukung dalam meningkatkan mutu es krim karena
penstabil berfungsi mencegah terjadinya pemisahan konsituen lemah dengan
konsituen lain sehingga dapat mebcegah timbulnya kristal es yang besar (Ekles et
all, 1980).
Pembuatan karagenan sebagai edible film merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan pemanfaatan karagenan. Edible film merupakan lapisan tipis yang
berfungsi sebgi pengemas sehingga memberikan efek pengawetan. Edible film
dapat menjadi barrier terhadap oksigen, mengurangi penguapan air, dan
memperbaiki penampilan produk. (Suryaningrum et all, 2005).
2. Dalam Industri Non Pangan

13
Penggunaan karaginan didalam industri nonpangan, diantaranya industri
makanan ternak, keramik, cat, teksti, kertas, dan pembuatan film fotografis.
a) Makanan ternak
Pet food atau makanan ternak biasanya berupa makanan dalam kaleng
atau pelet. Fungsi karagenan untuk menstabilkan dan mempertahankan
komposisi dari makanan ternak. Khusus untuk pelet, fungsi utamanya adalah
untuk melapisi pelet sehingga udara yang ada didalam pelet akan tertahan dan
pelet tidak mudah tenggelam. Disamping itu, berfungsi juga untuk mengikat
air dari dalam pelet selama penyimpanan dan pengangkutan.
b) Keramik
Karagenan mempunyai kemampuan sebagai gelling point pada
temperatur dan tekanan yang tinggi. Oleh karena itu, karagenan dicampurkan
kedalam pelapis keramik pada pembuatan busi otomotif. Dengan
menggunakan karagenan, mampu mendukung honey comb keramik.
c) Cat
Fungsi karagenan dalam industri cat adalah sebagai penstabil dan
perekat pada permukaan dinding saat mengering. Selain itu, bersifat sebagai
pengemulsi pada resin cat supaya minyak dan air tercampur dengan sempurna.
d) Tekstil
Karegenan digunakan dalam industri tekstil untuk merekatkan benang
saat ditenun. Karagenan berperan juga dalam pencampuran warna pada saat
mewarnai benang. Tujuannya agar warna benang rata, tidak pecah, dan lembut.
e) Manfaat dalam industri farmasi dan kosmetik
Karagenan berfungsi sebagai suspending agent, thickener, emulsifier.
Stabilizer, film former, coating agent, dan gelling agent. Pada industri
kosmetik, penggunaan karagenan biasanya untuk produksi sabun krim, sabun
cair, sampo, losion, pasta gigi, pewarna bibir, serta produk-produk perawatan
kulit seperti hand body dan pencuci mulut serta hair lotion.
3.5 Pemilihan Proses
Proses untuk pengolahan rumput laut menjadi karagenan dikenal dengan dua cara, yaitu
proses Semi Refined Carrageenan dan Refined Carrageenan.
1. Semi Refined Carrageenan
Semi refined carrageenan (SRC) merupakan salah satu produk karaginan
dengan tingkat kemurnian yang rendah karena masih mengandung sejumlah kecil

14
selulosa yang ikut mengendap bersama karaginan. Semi refined carrageenan
(SRC) secara komersial diproduksi dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii
melalui proses ekstraksi menggunakan larutan alkali (Kalium hidroksida) (Rizal dkk.,
2016).
2. Refined Carragenan
Proses produksi untuk mendapatkan karaginan murni melalui proses ekstraksi
karaginan dari rumput laut. Larutan alkali dimasukkan ke dalam larutan pemasak
untuk membentuk kappa karagenan. Larutan di ekstrak biasanya mengandung 1-
2% karagenan, kemudian disaring dan dimurnikan dengan penyaringan kembali.
Filtrat yang murni kemudian dilarutkan dengan alkohol (biasanya 2-propanol) atau
garam seperti KCl untuk menghasilkan presipitat karagenan. Koagulan ini
kemudian dipisahkan dengan cara makanik atau juga dengan cara pengeringan.
Karagenan yang murni biasanya tanpa warna (bening), tanpa rasa, tak berbau, dan
akan membentuk gel yang tidak beraturan di dalam air. Karagenan murni biasanya
digunakan untuk industri farmasi dan industri makanan. (Rideout, 1997). Namun
dari segi ekonomis penggunaan membrane jauh lebih menguntungkan untuk proses
pemisahan.
Dengan mempertimbangkan kemurnian dan kualitas hasil, maka metode
pembuatan kappa karagenan yang dipilih adalah karagenan proses murni (Refined
Process Carrageenan). Dasar Pemilihan metode ini adalah :
1. Metode ini menghasilkan karagenan yang memiliki sifat gel yang lebih unggul.
2. Produk dapat digunakan dalam banyak bidang (food grade dan farmasi grade)
3. Harga jual yang lebih tinggi daripada karagenan semimurni.

3.6 Standar Mutu Karagenan Berdasarkan


Di Indonesia belum ada standar mutu karagenan; tetapi secara internasioanl Food
Agriculture Organization (FAO), Food Chemicals Codex (FCC), dan European
Economic Community (EEC) telah mengeluarkan spesifikasi mutu karagenan sebagai
persyaratan minimum yang diperlukan bagi suatu industri pengolahan, baik dari segi
teknologi maupun dari segi ekonomis yang meliputi kualitas dan kuantitas hasil
ekstraksi rumput laut. Spesifikasi mutu karagenan dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Spesifikasi FAO FCC EEC
Zat Volatile (%) Maks 12 Maks 12 Maks 12
Sulfat (%) 15-40 18-40 15-40

15
Viskositas (cPs) Min 5 Min 5 Min 5
Logam berat
Pb (ppm) Maks 10
As (ppm) Maks 10 Maks 10 Maks 3
Cu +Zn (ppm) Maks 3 Maks 3 Maks 50
Zn (ppm) Maks 25
Kehilangan karena pengeringan (%) Maks 12
Tabel. 3.4 Spesifikasi Mutu Karagenan

Selain itu menurut Winarno (1996), standar mutu karagenan dalam bentuk tepung
adalah 99% lolos saringan 60 mesh, dan memiliki tepung densitas (yang diendapkan
oleh alkohol) adalah 0,7 dengan kadar air 15% pada RH 50 dan 25% pada RH 70.
Penggunaan ini biasanya dilakukan pada konsentrasi terendah 0.005% sampai teringgi
3% tergantung produk yang ingin diproduksi, sedangkan suhu gelasi dari karagenan
berbanding lurus dengan konsentrasi kation yang terdapat dalam sistem.

16
BAB IV
Pembahasan
4.1 Bahan Baku
a. Proses Sampling
Pengambilan sample dapat dilakukan dengan dua metode. Yang pertama
dengan balk yakni pengambilan sample yang tertumpuk dilantai dan diambil dari
berbagai sudut. Yang pengambilan sample langsung dari karung dengan jumlah
20-25 karung dalam 1 mobil dengan berat rumput laut yang diambil 3-5 kg.
b. Proses Preparasi Sample
1) Menimbang sample dalam plastik (±3-5 kg)
2) Masukkan kedalam baskom lalu campur.
3) Menimbang sample 500 g (letakkan di kanvas) untuk analisa kadar air.
4) Membersihkan sample lalu masukkan kembali kedalam plastik awal.
5) Menimbang sample masing-masing 100 gr sebanyak 2 kantong(A1 dan A2)
untuk proses alkalitreatment.
6) Menimbang sisa sample beserta plastik.
7) Menimbang sample dari plastik sebanyak 200 gr untuk analisa netto.
c. Analisa Kadar Air
1) Menimbang 500 gr sample dengan menggunakan kain kanvas dimasukkan
dalam oven selama 5 jam pada suhu 1050C.
2) Menimbang berat setelah pemanasan.
3) Mencatat Hasilnya.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚

d. Analisa Alkalitreatment
1) Menyiapkan waterbath pada suhu 620C.
2) Menimbang 180 gr NaOH + 160 gr KCl + 1660 Liter.
3) Mengaduk larutan sampai larut sempurna.
4) Membagi larutan tersebut menjadi 2 kedalam gelas piala 1L (dibagi sama
rata).
5) Masukkan larutan ke waterbath.
6) Menunggu hingga suhu larutan 620C.

17
7) Masukkan sample A1 dan A2 kedalam gelas piala tersebut.

Gambar 4. Preparasi Sampel


8) Memanaskan selama 3 jam.
9) Setelah 3 jam angkat gelas piala tersebut.
10) Mencuci bersih sample yang berada didalam gelas piala tersebut dengan cara
menuang sample tersebut kedalam keranjang kemudian dicuci dengan air
bersih.
11) Masukkan kembali rumput laut yang telah dicuci kedalam gelas piala tadi.
12) Mengisi air hingga penuh dan rendam selama 1 jam ( suhu air 20-250C)
13) Melakukan hal tersebut sebanyak 4 kali perendaman.
14) Setelah perendaman selesai, tiriskan sample tersebut dengan keranjang besi
kemudian tunggu beberapa menit.
15) Masukkan sample kedalam oven dengan suhu 700C semalaman (pintu oven
jangan ditutup rapat).
16) Setelah pemanasan semalaman timbang berat sample A1 dan A2,
A1 = Di crusher untuk analisa viscosity dan strength
A2 = Lanjutkan pemanasan pada suhu 1050C selama 4 jam, setelah
pemanasan kemudian timbang kembali.
e. Proses Crusher
1) Menimbang berat plastik.
2) Meletakkan sample di nampang dan bungkus dengan kain kanvas lalu
dihancurkan.
3) Masukkan sample ke dalam alat crusher, putar time 2 atau 5 menit tunggu
hingga selesai.

18
Gambar 4. Proses Crusher
4) Masukkan sample kedalam ayakan berukuran 40 mesh. Setelah itu masukkan
kedalam ke plastik.(berat sample harus minimal 12 gram atau lebih).

Gambar 4. Proses Pengayakan


5) Sample bubuk tersebut di lanjutkan untuk analisa visko dan strength.
f. Analisa Viskosity
1) Menimbang air 510 g kedalam gelas piala 600 ml
2) Menimbang 7,5 g sample bubuk
3) Mengaduk dan diamkan selama 30 menit.
4) Memanaskan dalam pancipemanas suhu 99,90C selama 30 menit.
5) Pada menit ke 25 angkat dan timbang larutan hingga berat larutan 503 g. jika
kurang tambahkan air panas dan jika berlebih cukup dipanaskan kembali.
6) Setelah itu mendinginkan hingga suhu 75-780C.
7) Menguji dengan viscometer.
a. Pertama atur keseimbangan (waterpass) alat viksometer, pasang speeder(
speeder 1 maksimun pengukuran 200, speeder 2 maksimun pengukuran
1000 dan speeder 3 maksimun pengukuran 4000) dalam waktu 30 detik.
b. Celupkan speeder pada sample tepat dibagian tengah larutan hingga speeder
tercelup sampai tanda batas.
c. On kan viscometer, tunggu hingga 30 detik kemudian matikan alat
viskomete.
d. Baca hasil uji.

19
g. Stranght(Kuat Tekan)
1) Menimbang air 208 g ke dalam gelas kimia 300 ml
2) Menambahkan 4 ml KCl 10%
3) Menambahkan 3 g sample bubuk
4) Mengaduk dan diamkan selama 1 jam
5) Memanaskan di atas heater sampai mendidih
6) Setelah mendidih angkat dan diamkan selama 5 menit. Kemudian dipanaskan
kembali( pemanasan dilakukan 3x )
7) Setelah pemanasan ketiga berat larutan 203 g, jika kurang tambahkan air
panas dan. Jika belebih panaskan kembali.
8) Setelah pemanasan, aduk sambli turunkan suhu menjadi 75-78 0C.
9) Menuang larutan kedalam cup plastik (4 cup) dengan 3x penuangan pada
masing-masing cup. Tutup dengan plastik.
10) Menunggu hingga larutan dingin dan menjadi gel.
11) Masukkan Kedalam Inkubator pada suhu 200C selama 16-20 jam.
12) Setelah itu ukut kuat tekan dengan menggunakan alat. Letakkan sample pada
alat pengukur kuat tekan. Tekan tombol hijau dan amati pengukuran hingga
menunjukkan pengukuran maksimun,
13) Mencatat hasil pengukuran.
h. Analisa Netto
1) Menyiapkan keranjang dan baskom
2) Masukkan keranjang kedalam baskom
3) Masukkan 200 g rumput laut kedalam keranjang , lakukan pencucian dan
perendaman selama 10 menit, lakukan sebanyak 5 kali. Setelah itu tiriskan.
4) Melakukan selanjutnya masukkan ke dalam oven dengan keadaan penutup
oven tidak terlalu rapat pada suhu 700C semalaman.
5) Kemudian tutup oven secara rapat. Tunggu selama 4 jam pada suhu 105 0C.
6) Kemudian menimbang rumput laut kering tersebut.
7) Mencatat hasil.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛
𝑁𝑒𝑡𝑡𝑜 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚

20
No Nama Bahan Kadar Air Kuat Tekan Viskositas
Baku (≤50 %) (≥300) ( ≥50 mPa.s)

1 Cottoni(K) 38,10 660 450

2 Spinosum(I) 39,12 - 146

4.1 Tabel Hasil Analisa Laboratorium untuk Sample Bahan Baku


4.2 Semifinish
a. Proses sampling
1) Mempersiapkan alat sampling yaitu tongkat besi.
2) Memeriksa label setiap bag dan memberi label pada plastik klip( tempat
sample)
3) Memakai handskun pada tangan
4) Mensterilkan tangan dan tongkat besi dengan alkoloh.
5) Membuka tali setiap bag.
6) Mengambil sample ± 50-100 gram pada setiap bag.
7) Masukkan sample tersebut kedalam kantong plastik klip

Gambar 4. Pengambilan Sampel SemiFinish


b. Proses Preparasi Sample
1) Memisahkan sample setiap kode jenis dan nomor bag.
2) Memisahkan sample untuk analisa mikro.
3) Mencapurkan sample ( 3-5 bag menjadi 1 sample)
4) Membagi sample untuk sample penyimpanan, analisa fisik dan logam.
c. Analisa Kadar Air Bubuk
1) Mencuci bersih cawan kaca, lalu keringkan dalam oven dengan suhu 105 0C
selama 2-4 jam.
2) Setelah itu dinginkan dalam deksikator selama ±20 menit.
3) Menimbang kosong cawan kaca (tanpa penutup)

21
4) Menimbang sample bubuk sebanyak 5 gram.
5) Masukkan kedalam oven pada suhu 1050C selama 4 jam.
6) Mendinginkan didalam deksikator selama ±20 menit.(ditutup)
7) Menimbang sample(tanpa penutup).
(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 + 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒) − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
d. Analisa Kadar Abu
1). Mencuci dan membersihkan cawan porselin, lalu keringkan dalam oven pada
suhu 1050C selama 2-4 jam.
2). Mendinginkan cawan porselin kedalam deksikator.
3). Menimbang berat cawan kosong.
4). Menimbang sample bubuk sebanyak 2 g.
5). Memperarang sample diatas heater, hingga asap putih hilang.
6). Mengatur suhu tanur 5500C.
7). Saat suhu telah mencapai 5500C, masukkan sample kedalam tanur selama 4
jam.
8). Setelah itu, matikan tanur lalu tunggu sample dingin didalam tanur hingga
suhu 2000C.
9). Mengeluarkan sample dari tanur, dan dinginkan didalam deksikator selama ±
20 menit.
10). Kemudian menimbang samplenya kembali.

Gambar 4. Analisa Kadar Abu


(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 + 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒) − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒

e. Analisa Viskosity
1). Menimbang air 510 g kedalam gelas piala 600 ml

22
2). Menimbang 7,5 g sample bubuk
3). Mengaduk dan diamkan selama 30 menit dan ukur pHnya.
4). Memanaskan dalam pancipemanas suhu 99,90C selama 30 menit.
5). Pada menit ke 25 angkat dan timbang larutan hingga berat larutan 503 g. jika kurang
tambahkan air panas dan jika berlebih cukup dipanaskan kembali.
6). Setelah itu dinginkan hingga suhu 75-780C.

Gambar 4. Proses Pemanasa Viskosity


7). Menguji dengan viscometer.
⮚ Pertama atur keseimbangan (waterpass) alat viksometer, pasang speeder(
speeder 1 maksimun pengukuran 200, speeder 2 maksimun pengukuran 1000
dan speeder 3 maksimun pengukuran 4000) dalam waktu 30 detik.
⮚ Celupkan speeder pada sample tepat dibagian tengah larutan hingga speeder
tercelup sampai tanda batas.
⮚ On kan viscometer, tunggu hingga 30 detik kemudian matikan alat viskomete.
⮚ Baca hasil uji.

f. Stranght(Kuat Tekan)
1). Menimbang air 205 g ke dalam gelas kimia 300 ml
2). Menambahkan 4 ml KCl 10%
3). Menambahkan 3 g sample bubuk
4). Mengaduk dan diamkan selam 1 jam
5). Memanaskan di atas heater sampai mendidih
6). Setelah mendidih angkat dan diamkan selama 5 menit. Kemudian dipanaskan kembali(
pemanasan dilakukan 3x )
7). Setelah pemanasan ketiga berat larutan 200 g, jika kurang tambahkan air dan. Jika
belebih panaskan kembali.

23
8). Setelah pemanasan aduk sambli turunkan suhu menjadi 75-78 0C.

Gambar 4. Proses Pemanasan Sampel Uji Strenght


9). Menuang larutan kedalam cup plastik (4 cup) dengan 3x penuangan pada masing-masing
cup. Tutup dengan plastik.
10). Menunggu hingga larutan dingin dan menjadi gel.
11). Masukkan Kedalam Inkubator pada suhu 200C selama 16-20 jam.
12). Setelah itu ukut kuat tekan dengan alat.
Letakkan sample pada alat pengukur kuat tekan. Tekan tombol hijau dan amati
pengukuran hingga menunjukkan pengukuran maksimun.
g. Analisa KCl
1). Menimbang sample 0.5 gram kedalam Erlenmeyer 250 ml.
2). Manambahkan air sebanyak 50 ml.
3). Menambahkan indikator kalium kromat sebanyak 10 tetes
4). Menitrasi sample dengan menggunakan penitar AgNO3 0.1 M (perubahan warna dari
kuning – merah bata).
5). Mencatat hasil penitaran.

Gambar 4. Proses Penelitian


𝐶 𝐴𝑔𝑁𝑂3 𝑥 𝑉 𝐴𝑔𝑁𝑂3 𝑥 0,07455
𝐾𝐶𝑙 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
Keterangan: C AgNO33 = Konsentrasi AgNO3
V AgNO3 = Volume AgNO3

24
No Nama Kadar Kadar Viskositas Kuat Whiteness pH KCl
Produk Air Abu Tekan

1 SCK 6,01 17,40 111 508 59,38 9,8 3,74


100

2 SCK 8,85 18,00 275 510 41,92 10, 2,79


200 4

Tabel 4.2 Hasil Analisa Laboratorium untuk Sample Semifinish

25
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari analisa selama dilaksanakannya Kerja Prakek (KP), penyusun menarik
kesimpulan bahwa produk karagenan yang dianalisa termasuk dalam golongan Out of
Standar, merupakan golongan memenuhi dari syarat mutu PT. Biota Laut Ganggang dan
apabila terdapat produk karagenan yang di analisa tidak sesuai dengan standar maka
dilakukan pengujian kembali sebelum dikembalikan ke pabrik produksi dan dilakukan
proses produksi ulang.
5.2 Saran
Untuk mendapatkan produk karagenan yang memenuhi standar maka diharapkan
bahan baku rumput laut yang digunakan termasuk bahan baku yang berkualitas.

26
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. http://www.wikipedia.org/wiki/rumput_laut

Febrina, H. 2008 Kappa Karagenan Semimurni Kappaphycus Alvarezii sebagai


Cryptoprotectant pada Surimi Ikan Nila. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Indriani, H. 1999. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut . Jakrta : PT. Penebar
Swadaya.

Mubarak H. Ilyas S. Ismail 1990. Petunjuk Teknis Budidaya Rumput Laut. Jakarta: Puslitbang
Perikanan.

Winarno, FG.1990. Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Xia, H. 2005 “ Carragenan-Containing Composition With Improves Gelatinisation


Properties”. Washington : Freepatent

27
LAMPIRAN
1. LOG BOOK (Laporan kegiatan harian)
No Waktu Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1 08.00-12.00  Pengenalan Laboratorium Alkali
PT.Biota Laut Ganggang
15.00-16.00 Senin/14 -12-
2020  Pengenalan Laboratorium Fisik
PT.Biota Laut Ganggang

2 08.00-11.30  Pengambilan Sampel Rumput Laut


Dan preparasi sampel
13.30-16.00
Selasa/15 -12-  Membersihkan Rumput Laut dan
2020 Menguji Kadar Air Rumput Laut

3 08.00-11.30  Menguji Viscosity Bahan Baku


Rumput Laut
Rabu/16-12-
13.30–16.00 2020  Menguji Strenght Bahan Baku
Rumput Laut

4 08.00-11.30  Menguji Konsentrasi Larutan


Kamis/17-12-
2020 Perendaman Alkali

5 08.00-11.30 Jumat/18-12-  Analisa Batu Bara


2020
6 08.00-11.30 Sabtu/19-12-  Analisa Batu Bara
2020
Mengetahui Supervisi Laboratorium Tanda Tangan :
Lampiran Foto Kegiatan/Dokumentasi Minggu I :

MINGGU II:
No Waktu Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1 08.00-10.00  Pengambilan Sampel SemiFinish
Senin/21-12-2021 Dan Produk Jadi
10.00-11.00  Preparasi Sampel
2 08.00-12.00  Melakukan Uji Kadar Air untuk
Sampel Semi Finish Dan Produk
Selasa/22-12-2020 Jadi
13.00-15.00  Melakukan Uji Viscosity Sampel
Semi Finish
3 08.00-12.00 Rabu/23-12-2020  Preparasi Sampel Uji
13.30-16.00  Melakukan Pengujian Strenght
Sampel Semi Finish
4 08.00-10.00 Kamis/24-12-2020  Preparasi Sampel Uji
 Melakukan Pengujian Bakteri
Sampel Semi Finish Di
Laboratorium Mikrobiologi
5 09.00-14-00 Sabtu/26-12-2020  Melakukan Penghitungan Bakteri
Pada Sampel Uji

Mengetahui Supervisi lapangan Tanda Tangan :

Lampiran Foto Kegiatan/Dokumentasi Minggu II:


MINGGU III :
No Waktu Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1 08.00-13.00  Preparasi sampel yang baru datang
dan akan diuji
Senin/04-01-2021
14.00-15.30  Melakukan Pengujian Cl-

2 08.00-12.00  Preparasi sampel yang baru datang


dan akan diuji
13.00-15.00 Selasa/05-01-2021  Menguji Tingkat Kehalusan Pada
Sampel Semi Finish Dan Produk
Jadi
3 08.00-12.00 Rabu/06-01-2020  Preparasi sampel yang baru
datang dan akan diuji dan
Pengujian Kadar Abu
4 08.00-10.00  Preparasi sampel yang baru
Kamis/07-01-2020 datang dan akan diuji
13.00-15.00  Pengujian Bahan Kimia
5 09.00-10.00  Preparasi sampel yang baru
Jum’at/08-01-2021 datang dan akan diuji
13.30-16.00  Melakukan Pengujian Viscosity
Dan Strenght Sampel Semi Finish
6 08.00-10.00  Preparasi sampel yang baru
Sabtu/09-01-2021 datang dan akan diuji
13.00-15.00  Pembersihan Sisa Sampel Uji
Selama Seminggu

Mengetahui Supervisi lapangan Tanda Tangan :


Lampiran Foto Kegiatan/Dokumentasi Minggu III:
MINGGU IV :
No Waktu Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. 09.00-12.00 Senin/11-1-2021  Penyusunan Laporan
2. 09.00-12.00 Selasa/12-1-2021  Penyusunan Laporan
3. 09.00-12.00 Rabu/13-1-2021  Penyusunan Laporan
4. 09.00-11.00 Kamis/14-1-2021  Penarikan
Mengetahui Pembimbing Lapang Tanda Tangan :

Anda mungkin juga menyukai