Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN MAGANG MBKM DI OKE FARM

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN


KESEJAHTERAAN HEWAN

NATALINO EXPOSTO

04.03.21.820

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG

KEMENTERIAN PERTANIAN

TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : LAPORAN MAGANG MBKM DI OKE FARM

Nama : Natalino Exposto

NIRM : 04.03.21.820

Program Studi : Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan

Hewan Jurusan : Peternakan

Tulungagung, 10 November 2023

Pembimbing I, Menyetujui : Pembimbing II,

drh. Intan Galuh Bintari, M.Si Dr. Wahyu Windari, S.Pt., M.Sc
NIP : 199405202019022003 NIP : 19681001 200112 2 001

Mengetahui :

Ketua Jurusan, Ketua Program Studi,

Dr. Wahyu Windari, S.Pt., M.Sc Dr. Sad Likah, S.Pt., MP


NIP : 19681001 200112 2 001 NIP : 19690114 200112 2 001

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas penulisan laporan Magang MBKM
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah pada semester V ini.

Selanjutnya, saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan saya arahan dan penugasan sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang khususnya di bidang peternakan.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak di Oke Farm yang telah
memfasilitasi saya selama melaksanakan magang, terima kasih atas bantuannya sehingga
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Terakhir, saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat saya saya butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Tulungaggung, 10 November 2023

Natalino Exposto

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I......................................................................................................................6
PENDAHULUAN....................................................................................................6
1.1. Latar Belakang........................................................................................6
1.2. Tujuan......................................................................................................7
1.3. Manfaat....................................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................8
2.1 Kambing perah.......................................................................................9
2.2 Pakan Ternak..........................................................................................9
2.3 Pengolahan Susu.................................................................................11
2.4 Kesehatan Ternak.................................................................................11
BAB III..................................................................................................................12
METODE PELAKSANAAN MAGANG.................................................................12
2.1. Lokasi dan waktu..................................................................................12
2.2. Metode Pelaksanaan............................................................................12
BAB III..................................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................13
3.1. Profil OKE FARM..................................................................................13
A. Struktur Organisasi OKE FARM......................................................13
B. Tugas dan Fungsi OKE FARM.........................................................14
C. Kegiatan Umum Unit OKE FARM....................................................15
3.2. Hasil Pelaksanaan................................................................................26
A. Pemotongan Kuku Kambing...............................................................20
B. Sanitasi Kandang.................................................................................17
C. Pembuatan Konsentrat........................................................................19
D. Pemberian Pakan.................................................................................24
E. Penerapan K3........................................................................................25
F. Pengolahan Susu.................................................................................28
BAB V...................................................................................................................92
PENUTUP.............................................................................................................29
4.1. Kesimpulan...........................................................................................29

4.2. Saran......................................................................................................29
4
LAMPIRAN...........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................39

5
5

6
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1. Latar Belakang

Kegiatan Magang Belajar Kampus Merdeka dicanangkan oleh Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan melalui regulasi Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, pada
Standar Proses Pembelajaran, khususnya pada pasal 15 dan 18. Kebijakan ini
diberlakukan secara khusus bagi program studi Sarjana dan program studi Sarjana
Terapan. MBKM juga merupakan bentuk kegiatan pembelajaran yang memberikan
wawasan dan pengalaman praktis kepada mahasiswa mengenai kegiatan rill di dunia
industry, dunia usaha, dan dunia kerja khususnya dibidang pertanian dan peternakan.
Magang MBKM ini berperan penting dalam peningkatan kompetensi mahasiswa
khususnya di industri peternakan karena melalui magang ini mahasiswa dapat
memperoleh softskill dan hardskills, selain itu mahasiswa juga diharapkan mendapatkan
pengalaman dengan belajar langsung di lapangan sehingga kedepannya mahasiswa akan
lebih siap dalam menghadapi dunia kerja.
Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat menjadi
jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di
perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif,
tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Program utama yaitu:
kemudahan pembukaan program studi baru, perubahan sistem akreditasi perguruan
tinggi, kemudahan perguruan tinggi negeri menjadi PTN berbadan hukum, dan hak
belajar tiga semester di luar program studi. Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil
SKS di luar program studi, tiga semester yang di maksud berupa 1 semester kesempatan
mengambil mata kuliah di luar program studi dan 2 semester melaksanakan aktivitas
pembelajaran di luar perguruan tinggi.
Lokasi MBKM mahasiswa Polbangtan Malang terbagi di beberapa lokasi di jawa
timur, salah satunya yaitu di peternakan Oke Farm yang merupakan salah satu kandang
peternakan kambing perah di Tulungaggung Jawa Timur yang terletak di Salamrejo,
Sambirobyong, Kec. Sumbergempol, Jawa Timur, Tulungaggung, Jawa Timur. Kegiatan
magang ini dimulai dari tanggal 4 September sampai 10 November 2023 dengan
melakukan berbagai lokasi

6
kegiatan. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan mahasiswa pengalaman langsung di
lapangan dan diterapkan di kehidupan kampus.

1.2. Tujuan

a. Mempraktikkan dan mengevaluasi cara produksi susu segar yang


menghasilkan kualitas susu sesuai persyaratan dan atau standar kualitas yang
ditetapkan industri pengolahan susu (IPS).

b. Melakukan budidaya ternak melalui penerapan Good Farming Practices


dengan menerapkan lima prinsip kebebasan untuk menghasilkan produk
peternakan yang sesuai standar.
c. Melakukan budidaya ternak melalui penerapan Good Farming Practices
(GFP) dan Good Handling Practices (GHP) dengan menerapkan lima prinsip
kebebasan hewan (kesejahteraan hewan) untuk menghasilkan produk
peternakan yang sesuai standar.
d. Menjelaskan dan mengaplikasikan teknologi Inseminasi Buatan pada
kambing perah sesuai dengan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan

1.3. Manfaat

a. Mahasiswa mampu mempraktikkan dan mengevaluasi cara produksi susu


segar yang menghasilkan kualitas susu sesuai persyaratan SNI dan atau
standar kualitas yang ditetapkan industri pengolahan susu (IPS).
b. Mahasiswa mampu melakukan budidaya ternak melalui penerapan Good
Farming Practices dengan menerapkan lima prinsip kebebasan untuk
menghasilkan produk peternakan yang sesuai standar.
c. Mahasiswa mampu melakukan budidaya ternak melalui penerapan Good
Farming Practices (GFP) dan Good Handling Practices (GHP) dengan
menerapkan lima prinsip kebebasan hewan (kesejahteraan hewan) untuk
menghasilkan produk peternakan yang sesuai standar.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengaplikasikan teknologi Inseminasi
Buatan pada kambing perah sesuai dengan prinsip-prinsip kesejahteraan
hewan

e. Mahasiswa mampu menentukan konsep, teori, dan prinsip penanganan dan


pengolahan hasil ternakMahasiswa mampu melakukan analisis kelayakan
usaha kambing perah anggota kandang persusuan.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kambing perah


Kambing perah merupakan jenis kambing yang dapat memproduksi susu dengan
jumlah melebihi kebutuhan anaknya (Atabany,2002). Kambing perah disebut pula
kambing bertipe dwiguna karena selain menghasilkan susu,dagingnya juga bisa
dikonsumsi. Namun, tampaknya lebih pas bila kambing perah disebut sebagai kambing
multiguna. Selain menghasilkan susu dan daging,kambing perah juga menghasilkan
anakan yang bisa dijual, kulit sebagai kerajinan, serta menghasilkan pupuk organik dan
biogas (Kaleka dan Haryadi
,2013 ).. Beberapa alasan dari peternak mengapa lebih memilih memelihara kambing
perah daripada kambing pedaging selain karena hobi antara lain karena dengan
memelihara kambing perah mendapat hasil setiap hari

Usaha peternakan kambing perah di Indonesia saat ini sebagian besar (90%)
masih termasuk ke dalam usaha peternakan rakyat dengan tujuan utama untuk memenuhi
kebutuhan subsistensi petani dan keluarganya. Usaha ternak kambing perah di Indonesia,
umumnya masih berskala kecil yaitu hanya berkisar 1
- 3 ekor per peternak, sehingga peluang usaha ternak kambing perah di Indonesia masih
berpeluang besar apabila dikelola dengan baik. Produktifitas susu sangat penting dalam
usaha kambing perah kerena produktifitas yang tinggi akan menentukan perkembangan
industri susu kambing perah nasional.

Susu merupakan minuman alami yang mempunyai nilai gizi tinggi karena
mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap antara lain kalsium, protein, fosfor, 2
magnesium, vitamin D, dan vitamin A, susu berperan bagi pertumbuhan serta
pembentukan tulang dan gigi. Rata-rata produksi susu kambing perah di Indonesia
perekor yaitu 10 liter/ekor/hari. Total produksi susu Kambing di Indonesia masih
tergolong rendah yaitu hanya mampu memenuhi 20% kebutuhan masyarakat (Sekjen
Kementan, 2016). Produksi susu Kambing yang rendah dan kualitas susu yang tidak
memenuhi standar merupakan permasalahan yang sering terjadi, oleh karena itu perlu
perbaikan sifat kualitatif dan kuantitatif pada kambing perah agar dapat menghasilkan
produksi susu yang maksimal. Sifat kualitatif dan kuantitatif kambing perah perlu
diperhatikan karena berkaitan dengan mutu bibit yang dihasilkan dan produksi susu yang
dihasilkan. Sifat kuantitatif seperti ukuran tubuh ternak yang meliputi bobot badan, tinggi
pundak, lingkar dada, volume ambing, lingkar ambing, volume puting dan lain lain
merupakan sifat yang berkaitan dengan

8
kemampuan produksi susu. Kambing perah yang memiliki volume ambing yang besar
secara visual diduga memiliki produktivitas susu yang tinggi sehingga waktu pemerahan
lebih lama dibandingkan dengan volume ambing yang kecil. Bentuk dan ukuran puting
susu pada kambing perah juga diduga mempengaruhi produksi susu dan lama pemerahan.

2.2 Pakan Ternak

Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak, dapat dicerna
seluruhnya atau sebagian dan tidak mengganggu kesehatan ternak (Lubis, 1992). Pakan
merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi produktivitas ternak. Kondisi pakan baik
kualitas maupun kuantitas yang tidak mencukupi kebutuhan akan menyebabkan
produktivitas ternak menjadi rendah yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang
lambat serta bobot badan yang rendah (Sarwono, 2007).

Hijauan sebagai pakan utama ternak seperti Kambing, kambing dan kambing
sering mengalami kekurangan pada musim kemarau dengan mutu yang rendah, akibat
penggunaan lahan untuk tanaman pakan bersaing dengan tanaman pangan. Oleh karena
itu, kekurangan rumput sebagai pakan dasar dan hijauan pakan lainnya dapat diatasi
dengan limbah pertanian sebagai sumber pakan alternatif. Limbah pertanian adalah salah
satu hijauan pakan yang sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal karena
terdapat beberapa kendala dalam pemanfaatannya, yaitu tingginya kandungan serat kasar
dan rendahnya kadar protein kasar. Jenis limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai
pakan antara lain jerami padi, jerami jagung, jerami kacang kedelai, jerami kacang tanah,
dan pucuk ubi kayu (Djajanegara, 1999).

Konsentrat merupakan pakan mengandung serat kasar rendah dan bersifat mudah
dicerna dan mengandung zat-zat yang tidak dapat dipenuhi oleh rumput atau hijauan
untuk memenuhi kebutuhan zat makanan kambing perah sehingga dapat dilengkapi oleh
zat-zat makanan yang berasal dari bahan baku yang tercampur (Unadi et al., 2007).
Kualitas konsentrat harus diperhatikan dalam menyusun ransum pakan kambing perah
yang dapat ditentukan oleh kandungan energi maupun proteinnya (Alim et al., 2002).
Pengadaan konsentrat untuk kambing perah dapat mengatasi masalah kelangkaan pakan
hijauan di musim kemarau sehingga peternak harus mempunyai cadangan pakan dengan
kualitas baik dan kuantitas memadai (Damron, 2003). Penambahan pakan konsentrat
secara ekonomi dinilai cukup efisien karena porsi biaya konsentrat 60% dari total biaya
pakan sehingga makin besar biaya konsentrat maka pendapatan peternak

9
terkuras dan sebaliknya bila biaya pakan konsentrat dapat ditekan maka pendapatan
peternak dapat ditingkatkan (Diwyanto et al., 2007).

2.3 Pengolahan Susu

Susu adalah sekresi ambing hewan yang diproduksi dengan tujuan penyediaan
makanan bagi anaknya yang baru dilahirkan. Karena berfungsi sebagai makanan tunggal
bagi mahluk yang baru dilahirkan dan mulai tumbuh, susu mempunyai nilai gizi yang
sempurna. Dalam susu terdapat semuia zat gizi yang diperlukan bagi kebutuha
pertumbuhan anak. Pada umumnya yang disebut susu adalah susu Kambing, yang berasal
dari jenis kambing perah FH (Friesian Holstein), yang berwarna putih totol hita,, atau
hitam totol putih. Secara alami sisi merupakan suatu emulsi lemak dalam air. Kadar air
susu sangat tinggi yaitu rata- rata 87.5 %, dan di dalamnya teremulsi ber bagai zat gizi
penting seperti protein, lemak, gula, vitamin dan mineral.

Susu merupakan sumber protein dengan mutu yang sangat tinggi, dengan kadar
protein dalam susu segar 3.5 %, dan mengandung lemak yang kira-kira sama banyaknya
dengan protein. Karena itu, kadar lemak sering dijadikan sebagai tolak ukur mutu susu,
karena secara tidak langsung menggambarkan juga kadar proteinnya. Beberapa jenis
kambing perah, khususnya dari Bos Taurus misalnya Jersey dan Guernsey mampu
memproduksi susu dengan kadar lemak mendekati 5 %. Gula dalam susu disebut laktosa
atau gula susu, kadarnya sekitar 5 - 8 %. Laktosa memiliki daya kemanisan sangat
rendah, yaitu hanya 16 % daya kemanisan sukrosa. Laktosa merupakan senyawa yang
banyak digunakan dalam pembentukan sel otak, khusunya bagi anak-anak usia di bawah
7 tahun, agar jumlah maupun perkembangan sel otaknya berlangsung dengan normal dan
lancar.

Mineral yang banyak terdapat dalam susu adalah kalsium dan posfor. Kedua
mineral tersebut penting bagi pertumbuhan tulang. Sehingga bagi bayi dan anak-anak
yang sedang tumbuh dan berkembang, susu merupakan sumber mineral yang penting.
Mineral lain seperti klorida, kalsium, magnesium dan natrium terlarut dalam air.
Sedangkan sebagian kalsium posfat dan protein tidak berada dalam larutan murni, tetapi
dalam bentuk dispersi koloid (kalsium posfat kaseinat) yang menyebabkan susu terkesan
berwarna putih opaque. Vitamin yang tinggi terdapat dalam susu adalah niasin dan
riboflavin. Karena tingginya kandungan riboflavin, susu tanpak berwarna kehijau-
hijauan. Jika terkena sinar matahari langsung, riboflavin dalam susu cepat rusak.

10
2.4 Kesehatan Ternak

Penanganan kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


keberhasilan usaha ternak kambing. Penanganan kesehatan meliputi pencegahan,
pengendalian dan pengobatan penyakit secara tepat. Ternak yang sehat akan merasa
nyaman dengan kondisi lingkungan dapat memberikan performa maksimal dan
mengalami pertambahan bobot badan sesuai dengan target (Rahmat dan Harianto,
2012), sedangkan ternak yang tidak sehat dapat mengakibatkan timbulnya beberapa
kerugian seperti penyusutan bobot badan, tingkat efesiensi pakan menurun, dan
kualitas produksi juga menurun drastis (Suyasa dkk., 2016). Manajemen pengendalian
penyakit, yang lebih utama dilakukannya adalah pencegahan penyakit dari pada
pengobatan. Kegiatan pengendalian penyakit meliputi, sanitasi kandang, sanitasi
peralatan, dan sanitasi lingkungan perkandangan.

Sanitasi merupakan usaha pencegahan penyakit, cara menghilangkan atau


mengatur faktorfaktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit.
Sanitasi yang dilakukan di peternakan meliputi pembersihan dan pengangkatan sisa
pakan hijauan, membersihkan lantai agar bersih, kering dan tidak lembab karena
kandang yang bersih merupakan cara pencegahan penyakit pada ternak. Selain itu juga
dilakukan sanitasi pengendalian penyakit ektoparasit dengan pengasapan di sekitar
kandang dengan membakar sisa pakan hijauan kambing yang bertujuan untuk
mematikan bibit-bibit penyakit berupa tungau, caplak, dan nyamuk kecil (agas) yang
ada di dalam kandang. Pembersihan kandang dan sekitarnya dilakukan dua kali sehari
pada pagi dan sore hari. Menurut Suprijatna (2006) untuk memperoleh lingkungan
yang bersih, higenis dan sehat, tindakan sanitasi harus dilaksanakan denggan teratur.

Penyakit yang sering menyerang ternak kambing di peternakan adalah penyakit


mencret (diare) dan kurap. Diare adalah buang besar yang lebih 10 sering dari
biasanya dengan berbentuk encer bahkan dapat berupa seperti air (Widoyono 2018).
Penanganan kambing yang mengalami mencret (diare) diobati dengan cara pemberian
Colubact inj dan Vetoxy LA sebanyak 2 ml diinjeksikan di bawah kulit atau dapat
juga menggunakan obat alami berupa daun jambu biji yang sudah ditumbuk.

11
BAB III
METODE PELAKSANAAN MAGANG

3.1 Lokasi dan waktu

Kegiatan magang MBKM industri kambing perah dilaksanakan di Oke Farm


yang terletak di Krajan, Sambirobyong, Sumbergempol, Tulungagung, Provinsi Jawa
Timur. Dengan waktu pelaksanaan magang dimulai pada tanggal 4 September sampai 10
November 2023.

3.2 Metode Pelaksanaan

a. Observasi yaitu pengamatan langsung dilokasi magang, digunakan untuk


pengumpulan data, fakta dan informasi yang diperlukan, sehingga diperoleh
data yang sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.
b. Partisipasi merupakan kegiatan mahasiwa ikut serta dalam melakukan segala
aspek yang berkaitan dengan kegiatan kerja di lapangan.
c. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan diskusi langsung
dengan para peternak atau pembimbing lapangan yang berkaitan. Untuk
memudahkan proses wawancara tersebut digunakan bantuan kuisioner atau
daftar pertanyaan yang telah disusun sesuai kebutuhan.

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil OKE FARM

A. Struktur Organisasi OKE FARM

Oke Farm merupakan peternakan kambing perah yang dimiliki oleh bapak oni

atau bersifat swasta. Peternakan ini sudah berjalan sangat lama hingga sekarang.

Perkembangan usaha peternakan kambing perah di Indonesia selama 10 tahun

terakhir menunjukkan tren yang positif, baik dilihat dari jumlah usaha peternakan

kambing perah persilangan yang dikelola secara komersial maupun populasi

kambing yang dipelihara di setiap unit usaha. Peningkatan usaha kambing perah

tidak terlepas dari sambutan positif pasar susu kambing, walaupun populasinya

masih fluktuatif dari waktu ke waktu. Saat ini, pengamatan di lapangan

menunjukkan bahwa permintaan susu kambing cukup tinggi, khususnya dari

masyarakat yang tinggal di perkotaan. Hal ini karena susu kambing memiliki

banyak manfaat bagi kesehatan seperti melancarkan produksi ASI, meningkatkan

kecerdasan

Susunan pengurus :

- Ketua : Oni Kurniawan


- Bendahara : Amira

Jumlah Pekerja :

- Koord : Pak Mur


- Anggota : Pak Wawan

Populasi ternak : 150 ekor

13
B. Tugas dan Fungsi
Oke Farm merupakan salah satu Lembaga penggerak ekonomi karakyatan
berbasis usaha ternak kambing perah di Indonesia. Bersama peternak Oke Farm
mengembangkan usaha ternak rakyat secara efisien guna meningkatkan pendapatan
peternak, memfasilitasi penyediaan kebutuhan usaha pengembangan peternakan kambing
perah rakyat dan kebutuhan hidup lainnya, membantu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan manajemen kandang dan peternak, menyediakan jasa konsultasi dan
penelitian untuk investasi pengembangan usaha ternak kambing perah serta berpartisipasi
dalam pengembanganpotensi daerah.

Dengan begitu OKE FARM membantu meningkatkan pendapatan guna


meningkatkan kesejahteraan. Dengan menyediakan fasilitas pelatihan, penelitian, praktek
dan konsultasin usaha ternak kambing perah bagi para peternaknya. OKE FARM
membantu peternak kambing perah untuk terus memperluas wawasan dengan berbagai
informasi yang diberikan. Selain itu OKE FARM juga membantu pemerintah dalam
penyediaan lapangan kerja baga masyarakat, OKE FARM juga mendukung
pengembangan potensi daerah guna membangun ekonomi kerakyatan melalui kandang
kambing perah ini.

C. Kegiatan Umum OKE FARM


Oke Farm dikelola secara mandiri oleh pemilik yakni pak Oni sekaligus menjadi
kepala farm dan operasional kebijakan kandang. Dalam operasionalisasinya dibantu oleh
dua orang pekerja dalam menjalankan usaha peternakan. Berdasarkan lingkup usahanya.
Manajemen kandang tidak terbagi namun manjadi satu kesatuan dikarenakan masih dalam
lingkup yang bisa terbilang peternakan menengah. Sistem pemeliharaan di oke farm
dilakukan secara intensif, kondisi iklim yang menguntungkan, dan untuk daya tampung
kira- kira tiga sampai dua belas ekor kambing per hektar (Williamson dan Payne 1993).
Sistem pemeliharaan secara ekstensif, induk yang sedang bunting dan anak-anak kambing
yang belum disapih harus diberi persediaan pakan yang memadai (Devendra dan Burns,
1994). Rata-rata pertambahan bobot badan kambing yang dipelihara secara ekstensif
dapat mencapai 20-30 gram per hari (Mulyono dan Sarwono, 2005).

Sistem pemeliharaan secara intensif memerlukan pengandangan terus menerus


atau tanpa penggembalaan, sistem ini dapat mengontrol dari faktor lingkungan yang tidak
baik dan mengontrol aspek-aspek kebiasaan kambing yang merusak (Williamson dan
Payne 1993). Dalam sistem pemeliharaan ini

14
perlu dilakukan pemisahan antara jantan dan betina, sehubungan dengan ini perlu
memisahkan kambing betina muda dari umur tiga bulan sampai cukup umur untuk
dikembangbiakkan, sedangkan untuk pejantan dan jantan harus dikandangkan atau
ditambatkan terpisah (Devendra dan Burns, 1994). Sistem pemeliharaan secara semi
intensif merupakan gabungan pengelolaan ekstensif (tanpa penggembalaan) dengan
intensif, tetapi biasanya membutuhkan penggembalaan terkontrol dan pemberian pakan
konsentrat tambahan (Williamson dan Payne 1993)

15
3.2 Hasil Pelaksanaan
A. Pemotongan Kuku Kambing

Kambing dan kambing yang dipelihara dalam kandang, secara alami kukunya
akan tumbuh dan bertambah anjang. Kuku kambing yang panjang dan tidak pernah
dipotong dapat menyebabkan gangguan pada saat berjalan, untuk pejantan dapat
mengganggu pada saat kawin, dan menjadi sarang kotoran dan kuman penyakit sehingga
mudah terinfeksi. Untuk menghindari hal-hal tersebut maka kuku kambing harus
dipotong secara rutin setiap 3-6 bulan sekali.

Memotong kuku dilakukan dengan cara mengikat kambing pada bambu.


Kemudian kuku depan kiri dan kanan dipotong secara bergantian dengan cara
mengangkat kaki kambing dengan melipat sendi lutut. Untuk memotong kuku belakang
kiri dan kanan dilakukan dengan menjepit badan kambing bagian belakang dengan posisi
searah ekor, kemudian kaki belakang diangkat dan dipotong secara bergantian.
Memotong kuku dapat menggunakan gunting, rennet, atau pisau tajam. Bagian kuku
yang dipotong adalah bagian yang tidak ada syaraf dan pembuluh darah.

Tabel 1.1 Pemotongan kuku kambing

Jumlah pemotongan
Kambing Umur
kuku

Kambing nomer 1 6 Bulan 1X


Kambing nomer 2 1 Tahun 2X
Kambing nomer 3 2 tahun 4X
Jumlah Kambing =
3 ekor

PEMBAHASAN
Kuku kambing secara alamiah dapat bertambah panjang. Kuku yang dibiarkan
memanjang dapat mengganggu gerak kambing sehingga keempat kaki kambing tidak
memiliki titik berat yang sama. Kondisi tersebut bisa menyebabkan kambing kehilangan
keseimbangan sehingga saat berjalan atau berdiri mudah terjatuh. Kuku yang panjang
juga menjadi sarang kotoran dan kuman penyakit bagi kambing yang tidak bisa
dibersihkan ketika proses memandikan. Oleh karena itu. kuku kambing harus dipotong
secara rutin agar tidak terlalu panjang. Memotong kuku kambing sebaiknya dilakukan
setelah kambing dimandikan. Memandikan kambing berfungsi merontokkan
kotoran dan parasit yang

16
menempel di tubuh kambing. Pemotongan kuku bisa menggunakan pisau atau gunting
khusus untuk memotong kuku kambing yang banyak dijual di. Agar kambing tidak
berontak dan membahayakan pekerja saat sedang dipotong kukunya. kambing harus
diikat pada dua pasang bambu. Satu pasang diletakkan di bagian depan. sedangkan
pasangan lainnya diletakkan di bagian belakang. Potong kuku di bagian depan terlebih
dahulu. Lakukan dari kaki kanan ke kiri atau sebaliknya secara bergantian. Angkat kaki
kambing yang akan digunting kukunya. lalu lipat sendi di lutut. Setelah itu. potong kuku
dengan alat potong yang sudah disediakan.

B. Sanitasi Kandang

Tempat pakan dan minum merupakan area yang paling gampang memasukkan
parasite dan penyakit yang turut serta masuk dalam tubuh ternak melalui saluran
pencernaan. Tempat pakan disarankan dibersihkan setiap hari yaitu sebelum ternak
diberikan pakan. Rutinitas ini terjaga maka peluang bibit penyakit yang masuk ke saluran
cerna dapat diminimalkan. Pada ternak kambing domba, kotoran biasanya tertahan pada
celah ini dan akhirnya akan menutupnya. Kondisi ini akan menyebabkan kotoran tidak
bisa jatuh ke lantai bawah. Apabila bersimbiosa dengan kelembaban biasanya akan
muncul mikroorganisme parasite yang hidup pada celah yang tertutup tersebut.

 Penyebab kandang kambing menjadi bau

- Kotoran

- Jenis kambing

- Alas kandang

Kotoran kambing jelas, merupakan sumber bau yang utama. Baik itu yang berupa
kotoran padat atau urin. Urin kambing lebih menyumbang banyak terhadap baunya
kandang kambing. Baik kambing jantan maupun betina urinnya sama – sama bau.
Jenis kambing juga meningkatkan tingkat kebauan dari sebuah kandang. Ini terkait
dengan perilaku mereka ketika membuang kotoran dan bau khas antara kambing
jantan dan betina sedikit berbeda. Kambing jantan lebih prengus. Mereka ketika
kencing juga sering menyemprotkan air kencing ke kaki depan mereka. Bahkan
kadang ke mukanya sendiri. Ini berbeda dengan kambing betina. Selanjutnya adalah
alas kandang. Alas kandang tanah dan bukan tanah juga mempengaruhi bau kandang.
Di tanah, air kencing dan kotoran akan terbantu penguraiannya dengan bakteri alami
yang berada di tanah. Kebersihan jalan diantara bagian

17
kandang juga perlu mendapat perhatian. Bagian ini cukup mempengaruhi kesehatan,
contoh pada kandang kambing dengan system head to head; seringkali pakan jatuh
kelantai dan jalan. Apabila lantai tidak bersih dan pakan yang tercecer tersebut
diberikan lagi ke ternak, maka peluang untuk terkena penyakit akibat kontaminan
menjadi lebih besar. Area lantai penampung kotoran mutlak secara berkala harus
dibersihkan. Bagian ini dominan menyumbang sumber penyakit apabila diabaikan.
Tingkat kelembaban dan amoniak dari kotoran yang lama mengendap secara langsung
akan menganggu kesehatan ternak.

Gambar 1. Pembersihan Kandang

Di peternakan Oke Farm kebersihan kandang dilakukan sebanyak 2 kali sehari


yakni pagi dan sore hari, sehingga membuat hewan ternak menjadi nyaman dan terhindar
dari penyakit. Sanitasi terhadap kandang harus dilakukan secara menyeluruh, yakni
terhadap lingkungan sekitar dan terhadap peralatan yang berhubungan dengan ternak.
Lingkungan yang kotor dan tidak terurus merupakan media yang baik bagi berbagai jenis
serangga penyebar penyakit. Kutu dan caplak penghisap darah dapat bersarang dicelah-
celah kandang sehingga merupakan sasaran utama dalam melakukan sanitasi. Usahakan
kandang selalu di bersihkan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Semakin bersih
kandang maka kenyamanan kambing juga akan semakin tinggi. Disisi lain, kalau kandang
kambing bersih, maka kandang dan kambing juga akan nyaman untuk dilihat, tidak kotor
dan tidak kumuh. Ingat, untuk membikin kambing nyaman pasti kita akan memperoleh
hasil nyata. minimal kambing tidak gampang sakit. Beberapa hal yang harus dilakukan
dalam sanitasi kandang ternak kambing

 Pengaturan Ventilasi

Konstruksi kandang haruslah memungkinkan terjadinya pertukaran udara secara


sempurna. Ventilasi yang buruk akan merugikan kesehatan ternak, karena gas- gas kotor
dari faces maupun hasil pernafasan tidak dengan cepat terbuang keluar kandang. Hal ini
akan menganggu kesehatan ternak dan memungkinkan

18
penggunaan makanan yang dikonsumsi ternak tidak efisien. Jika hembusan angun terlalu
kencang di lokasi kandang, di anjurkan agar di sekitar kandang di tanami pohon-ponanan
yang dapat melindungi kandang dari hembusan angin keras dan langsung. Usahakan juga
tanaman yang ditanam disekitar kandang sifat batangnya kuat, jangan mudah patah. Misal
pohon nangka atau pohon mahoni. Selain dapat mengurangi hembusan angin, daun dan
buah nangka dapat dimanfaatkan sebagai makan ternak.

 Kandang Bebas Dari Genangan Air

Genangan air merupakan tempat yang bagus untuk berkembang biak nyamuk dan dapat
membantu penyebaran penyakit. Serangan nyamuk dalam populasi yang banyak dapat
menganggu ternak dalam beristirahat. Jika genangan air membasahi kotoran kambing
yang jarang dibersihkan, maka gangguan ini akan semakin parah, seperti gangguan
pernafasan yang disebabkan oleh gas amonia. Dan bau yang timbul dari kotoran seperti
itu mengundang kedatangan lalat dan menyediakan tempat yang baik untuk tempat
berkembang biak lalat. Gangguan lalat dalam jangka panjang akan memberikan pengaruh
yang lebih merugikan dibanding dengan serangan nyamuk. Sehingga usaha pencegahan,
pemberantasan sarang nyamuk dan sarana yang dapat memungkinkan lalat berkembang
biak dapat menjadi prioritas utama. Agar supaya kotoran kambing dan air kencingnya
tidak mengumpul, maka kandang seharusnya dibersihkan minimal 2 kali sehari. untk
menghindari genangan air diperlukan juga desain kandang khusus, sehingga peternak
atau anak kandang dapat dengan mudah membersihkan kandang.

C. Pembuatan Konsentrat

Mengingat pakan hijauan di musim kemarau sangat sulit diperoleh, dan pakan
yang hanya mengandalkan pada limbah pertanian yang ada mempunyai kualitas
(kandungan nutrisi) yang belum memenuhi mutu pakan untuk penggemukan sapi. Oleh
karena itu, untuk memenuhi pakan ternak sapi yang secara kualitas dan kuantitas
memenuhi kebutuhan yang diperlukan, pada kegiatan abmas berbasis produk
sebelumnya telah dilakukan pembuatan pakan ternak setara konsentrat sapi potong dari
limbah pertanian setempat secara fermentasi aerob sehingga proses yang ditawarkan
lebih murah, mudah, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pakan ternak yang diperoleh
dapat dianggap sebagai konsentrat sapi potong penggemukan karena secara nutrisi
sesuai dengan SNI 3148-2:2017 yaitu kadar air 12,83% (maks. 14%), kadar protein
kasar 16,12% (min. 13%), dan kadar lemak kasar 0,96% (maks. 7%). Namun

19
kadar abu dan TDN yaitu 14,62% dan 57,51%, masih diatas kadar abu dan TDN yang
disyaratkan yaitu maks. 12% dan min 68%. Sehingga abmas berbasis produk yang
dilakukan bertujuan memperbaiki kulitas pakan melalui penurunan kadar abu dan
menaikkan kadar TDN.

Tabel 1.2 Bahan pembuatan Konsentrat

No Bahan Jumlah

1. Bungkil Kelapa 10 Kg

2. Bungkil Jagung 30 Kg

3. Dedak 54 Kg

4. Mineral Mix 0.2 Kg

5. Tepung Ikan 0.5 Kg

6. Molases 1 Liter

Nutrisi (pakan dan air) dalam pemberiannya harus mempertimbangkan kualitas,


kuantitas dan kontinuitas. Kualitas merupakan baik buruknya pengaruh pakan terhadap
ternak, kuantitas menjamin banyak sedikitnya pakan untuk mencukupi kebutuhan
ternak, dan kontinuitas menunjukkan kesinambungan ada tidaknya pakan untuk ternak.

1. Kesejahteraan Ternak
Untuk aspek kesejahteraan ternak di wilayah Oke Farm sudah sesuai standar dimana
penyediaan pakan dan air minum untuk ternak sudah baik. Rumput yang diberikan untuk
ternak telah dipotong terlebih dahulu dan untuk air minumnya selalu tersedia. Aspek
kesejahteraan ternak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar dari suatu
ternak (Lestari dkk., 2015). Fokus utama aspek kesejahteraan ternak yaitu bebas dari rasa
lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit
serta bebas mengekspresikan tingkah laku alamiah. Penerapan indikator bebas dari rasa
tidak nyaman, walaupun peternak menggunakan kendang tertutup (dinding) namun
ventilasi udara pada kendang berjalan dengan baik temperatur tidak panas dan sinar
matahari masuk ke kandang. Penerapan indikator bebas dari sakit, luka dan penyakit
peternak langsung melaporkan kepada dokter hewan atau mantri jika ternak nya terserang
penyakit, sehingga ternak tersebut langsung

20
ditangani dokteruntuk proses kesembuhannya, biasanya peternak akan langsung
mengubungi dokter dari kandang jika terjadi hal-hal seperti itu.

2. Lingkungan
Table 1.3 implementasi terkait aspek lingkungan
No Aspek Kategori penerapan
1. Mendaur ulang kotoran ternak Kurang
2. Memiliki tempat pembuangan Baik
kotoran

Pada aspek lingkungan dapat dilihat dalam table 1.3 bahwa peternakan di wilayah
OKE FARM masih belum memenuhi aspek GDFP. Peternak masih belum bisa mendaur
ulang dan pengolahan kotoran masih belum bisa dilakukan. Kotoran dari kandang akan
langsung di buang menuju lahan dibekang kandang ternak yang terdapat lahan rumput.
Hal tersebut dapat dapat membuat tanah menjadi subur dan terhindar dari adanya dampak
lingkungan seperti pencemaran lingkungan disekitar kandang Kambing dan pencemaran
air.

3. Manejemen Sosial dan Ekonomi


Aspek terakhir yaitu manejemen sosial ekonomi, pada aspek ini peternak masih
belum memenuhi aspek. Karena ternak yang dipelihara masih termasuk kedalam jumlah
yang sedikit, peternak hanya melakukan pekerjaan kandang seorang diri dan tidak
menggunakan tenaga kerja. Secara umum, penerapan dapat dilihat berdasarkan umur,
tingkat pendidikan, dan pengalaman peternak dalam pemeliharaan ternak kambing perah.
Selain itu untuk menambah wawasan serta pengalaman peternak diharapkan mengikuti
penyuluhan serta sosialisasi dan program dari OKE FARM, namun masih sangat jarang
peternak yang mengikuti kegiatan tersebut terjadi dikarenakan kurangnya minat dari
peternak itu sendiri.

Dalam aspek tingkat Pendidikan Sebagian besar dari peternak tidak memenuhi
aspek atau hanya sampai tamatan SD dan SMP saja, oleh karena itu tidak memenuhi
karena tingkat pendidikan yang memadai akan berdampak pada peningkatan kinerja dan
kemampuan manajemen usaha peternakan yang dijalankan. Aspek manajemen sosial
ekonomi pada peternakan kambing perah harus memberikan manfaat untuk kepentingan
masyarakat yang luas serta dapat menghasilkan keuntungan secara ekonomi yang
berkesinambungan bagi para pelaku usaha.

Table 1.4 implementasi kesejahteraan hewan pada peternakan Oke Farm

21
No Aspek GDFP Implementasi Peternak
1. Kesehatan ternak Sesuai
2. Hygiene pemerahan Sesuai
3. Nutrisi dan pakan Belum Sesuai
4. Kesejahteraan ternak Sesuai
5. Lingkungan Belum sesuai
6. Manejemen sosial dan ekonomi Belum sesuai

4. Manejemen Kesehatan ternak


Table 1.5 implementasi GDFP terkait aspek kesehatan ternak

No Aspek GDFP Kategori penerapan GDFP


1. Pengetahuan terkait penyakit Masih Kurang
2. Pencegahan penyakit Baik
3. Pengobatan penyakit Baik
4. Kambing bebas dari penyakit Baik
5. Memeriksa ternaknya secara teratur Masih Kurang

Pada table 1.5 menunjukkan bahwa manejemen kesehatan ternak sudah sesuai
dengan standar yaitu pemahaman peternak mengenai Kesehatan ternaknya sudah ada dari
pengalaman. Peternak juga secara langsung memisahkan ternak yang sakit dan ternak
yang sehat. Hal tersebut sudah sesuai dengan standar dimana apabila ada ternak yang
sakit harus diisolasi agar tidak menyebarkan penyakit. Pihak pelayanan kesehatan hewan
yang ada di Oke Farm juga secara rutin memeriksa kesehatan kambing sehingga ternak
tersebut dapat diobati dengan cepat.

5. Hygiene Pemerahan
Hygine pemerahan atau manejemen pemerahan yang baik dan benar sangat
dibutuhkan oleh peternak kambing perah yang ada di Oke Farm dikarenakan manejemen
pemerahan yang baik akan meningkatkan kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan.
Sebaliknya apabila manajemen pemerahan kambing perah yang kurang baik akan
menyebabkan menurunnya kualitas susu yang dihasilkan. Menurunnya kualitas susu yang
dihasilkan menyebabkan rendahnya harga jual susu. Pada table 3 menunjukkan beberapa
aspek yang belum memenuhi standard yaitu memeriksa pada saat menyiapkan putting
dan ambing sebelum pemerahan dimulai peternak hanya membasuh ambing dan

22
putting dengan air bersih, tidak menggunakan air hangat. Selain itu kegiatan pre- dipping
atau Tindakan pencelupan/pembersihan putting sebelum pemerahan pada peternak
dilakukan dengan cara membersihkan ambing dengan air bersih dan pengeringan putting
hanya dikeringkan dengan menggunakan tangan saja tidak menggunakan kain lap.

Table 1.4 implementasi kesejahteraan hewan terkait aspek Hygie pemerahan


No Aspek GDFP Kategori penerapan GDFP
1. Peralatan yang digunakan dalam Baik
kondisi bersih dan kering serta terawatt
baik
2. Ambing dibersihkan dengan air hangat Kurang
3. Dilakukan Pre-dipping Baik

Pemerahan dilakukan dengan teknik atau Baik


4. cara pemerahan yang benar dan
menghindari cedera pada ambing
5. Pemerahan susu dilakukkan dengan Baik
tuntas
Baik
6. Dilakukan post-dipping

7. Susu disaring sebelum dimasukkan ke Baik


dalam milk can
8.
Menutup rapat milk can dengan Baik
tutupnya

23
D. Pemberian Pakan

Pakan kambing perah menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi produksi dan
kualitas susu, serta bisa mempengaruhi kesehatan Kambing baik kesehatan tubuhnya
maupun kesehatan reproduksinya. Pemberian pakan harus sesuai dengan berat badan
Kambing, kadar lemak susu dan produksi susunya terutama bagi Kambing-Kambing
yang telah berproduksi. Kambing dewasa yang sedang berada pada masa produksi
disebut juga Kambing laktasi. Pakan diperlukan oleh Kambing laktasi untuk kebutuhan
hidup pokok dan produksi susu. Jika jumlah dan mutu pakan yang diberikan kurang,
hasil susunya tidak akan maksimal. Standart pakan yangg diberikan yaitu hijauan 10%
dari berat badan dan konsentrat 2% dari bobot badan.
Perawatan pada periode pertumbuhan sangat penting dalam manajemen kambing
perah karena dengan perawatan sedini mungkin mulai pada periode pertumbuhan, maka
produksi susu yang baik dan optimal akan tercapai saat periode Kambing laktasi.
Produksi yang baik dan optimal akan tercapai bilamana Kambing tersebut memiliki
kondisi tubuh yang sehat, kaki kuat, perkembangan ambing yang baik dan kemampuan
makan Kambing yang baik juga. Kondisi prima yang diharapkan ini akan tercapai
bilamana Kambing mempunyai alat pencernaan yang besar dan kuat, dari fakta-fakta
tersebut diatas kita perlu membuat program bagaimana caranya agar memiliki kaki yang
kuat, ambing yang baik dan alat pencernaan yang berkembang sesuai dengan
pertumbuhannya dengan cara memelihara kambing perah sejak lahir secra terprogram.

Gambar 2. Pemberian Pakan ke Ternak

24
E. Pengamatan Penerapan K3 di peternakan Oke Farm

Wawancara dengan pekerja di Oke Farm


1. Berapa total Produksi Susu Kambing perhari :
= 20 L
2. Bagaimana penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di lokasi
usaha?
= Penerapan keselamatan K3 yang dilakukan yaitu dengan menggunakan peralatan
K3 pada waktu bekerja seperti sepatu boots, wearpack, dan topi.

3. Bagaimana Penerapan Jaminan Mutu yang dilaksanakan agar kualitas susu dapat diterima
oleh pembeli?
- Dengan cara meningkatkan kualitas pakan agar susu yang dihasilkan
berkualitas baik
- Langsung menyetorkan susu yang sudah diperah ke pos susu
- Memperhatikan kebersihan saat pemerahan
4. Bagaimana Penerapan hyegene sanitasi (menjaga kebersihan alat dan bahan)
setelah pemerahan?
- Setelah susu diolah maka milkcane akan langsung dicuci dan dibersihkan agar
kebersihan milkcane tetap terjaga
- Milkcane akan langsung disimpan ditempat penyimpanan dengan keadaan
terbalik agar tidak ada air yang tergenang
5. Bagaimana Pembagian kerja pada penanganan susu pasca pemerahan? Pembagian
kerja dilakukan oleh peternak sendiri dimana saat pemerahan dan pengolahan susu
akan dilakukan oleh pekerja dan kegiatan sanitasi dikandang.
6. Bagaimana Aktivitas Membangun Jejaring Kerja dengan mitra/perusahaan
penerima susu?
Menjaga hubungan baik dengan mitra perusahaan dilakukan dengan tetap menjaga
kualitas susu yang akan di salurkan, selain itu pengadaan konsultasi dan
bimbingan juga sering dilakukan oleh pihak OKE FARM dengan pihak mitra agar
dapat mengetahui segala kekurangan atau apa yang dibutuhkan oleh
mitra/perusahaan ayang akan menerima susu.
7. Bagaimana Prosedur Penyimpanan susu di OKE FARM?
Susu dari pos penampungan harus memiliki suhu minimal 4 derajat, kemudian
dimasukan kedalam tandon besar dengan maksimal susu yang ditampung
sebanyak 26 ton dengan 2x penyaringan dan suhu -2℃ sampai
-3℃ dengan tujuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri

25
PEMBAHASAN
A. Penanganan susu
Seperti yang kita ketahui di dalam peternakan, pekerja bisa saja dengan mudah
tertular penyakit dari hewan ternak yang berakibat pada gangguan Kesehatan pada
peternak, selain itu kecelakaan kerja juga bisa mungkin terjadi jika para para pekerja lalai
dalam melaksanakan tugasnya, disinilah fungsi penerakan K3 peternakan berperan.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat meburangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Penerapan K3 di lokasi peternakan milik peternak anggota kandang setia kawan dilakukan
dengan peternak selalu menggunakan sepatu boots, wearpack, dan topi saat berkegiatan
dikandang atau melakukan pemerahan.
Jaminan mutu merupakan suatu jaminan bahwa produk akan dibeli konsumen
dengan penuh kepercayaan dan digunakan terus menerus dalam jangka waktu yang lama
dengan penuh keyakinan dan kepuasan. Jaminan mutu merupakan kegiatan yang terus
menerus dilakukan agar fungsi mutu dapat dilakukan agar fungsi mutu dapat dilakukan
dengan baik untuk mebangun kepercayaan konsumen. Peternak selalu menerapkan
jaminan mutu pada ternak agar kualitas susu yang dihasilkan oleh pihak OKE FARM
terjamin dengan cara meningkatkan kualitas pakan agar susu yang dihasilkan berkualitas
baik, setelah kegiatan pemerahan selesai peternak langsung menyetorkan susu yang sudah
di perah ke pos penampungan susu terdekat dan selalu memperhatikan kebersihan saat
pemerahan seperti tangan sebelum memerah, kebersihan ambing, dan kebersihan kandang
dilokasi pemerahan. Hyegene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan factor risiko
terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang,
tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi. hyegene sanitasi yang dilakukan sebelum
pemereahan berupa persiapan yang akan dilakukan atau dipersiapkan sebelum
pelaksanaan pemerahan atau pengeluaran susu dimulai. Kegiatan ini meliputi
membersihkan kandang, penyiapan alat pemerah, pemerah, ternak yang akan diperah dan
memberikan rangsangan pada ambing. Kegiatan pra pemerahan dapat mempengaruhi
produksi dan kualitas susu. Kambing perah yang mendapatkan rangsangan atau pemijatan
ambing sebelum pemerahan dapat meningkatkan produksi karena terlepasnya hormon
oksitosin secara optimal. Jika kandang, lokasi pemerahan, alat pemerahan, pemerah dan
ternak dalam keadaan tidak bersih atau higienis maka dapat menurunkan kualita
susu. Untuk proses

26
pemerahan waktu pengeluaran susu harus dilakukan secara tuntas agar produksi susu tetap
optimal dan tidak timbul berbagai penyakit atau disebut peradangan ambing ternak
sedangkan kegiatan pasca pemerahan adalah serangkaian kegiatan setelah proses
pengeluaran susu dengan pemerahan meliputi beberapa hal yang berkaitan dengan
penanganan Kambing, penanganan susu hasil perahan dan perawatan alat dan
perlengkapan yang digunakan. Kegiatan pemerahan adalah pekerjaan yang dilakukan
secara rutin dan berulang, dilakukan dalam jangka panjang, sehingga rangkaian prosedur
mulai dari pra pemerahan, pelaksanaan pemerahan sampai pasca pemerahan wajib
dilakukan hingga tuntas guna mendukung tercapainya tatalaksana yang baik (good
milking practices). Setelah menyetorkan susu di pos penampungan penerapan hyegene
sanitasi dilakukan langsung di pos penampungan dengan langsung mencuci dan
membersihkan milkcane di tempat yang telah disediakan di pos, hal tersebut dilakukan
agar kebersihan milkcane tetap terjaga dan setelah sampai rumah peternak akan langsung
menyimpan milkcane ditempat penyimpanan dengan keadaan terbalik agar tidak ada sisa-
sisa air di dalam milkcane yang menyebabkan tumbuhnya bakteri.

F. Pengolahan Susu Kambing Perah


Pengolahan susu pasteurisai
a. Alat dan Bahan
 Alat
- Panci
- Kompor
- Botol plastik
- Termometer
 Bahan
- Susu segar 50 liter
- Perasa coklat
- Gula
- Garam
b. Prosedur Kerja
 Nyalakan kompor
 Taruh panci diatas kompor yang sudah menyala
 Masukan air kedalam panci
 Masukan lagi panci kedalam panci yang sudah berisikan air
 Masukuan susu segar kedalam panci

27
 Tunggu sampai susu sampai matang
 Setalah matang masukan gula, garam dan perasa kedalam panci yang berisikan susu
 Aduk hingga tercampur semua
 Setelah dingin masukan kedalam botol plastik
 Diberikan label Oke Farm

PEMBAHASAN
Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang lebih ringan dari sterilisasi, biasanya suhu
yang digunakan dibawah 100. Tujuan dari pasteurisasi adalah membunuh semua bakteri
patogen (penyebab penyakit) yang umumnya dijumpai pada bahan pangan yaitu bakteri
bakteri patogen yang berbahaya ditinjau dari kesehatan masyarakat. Memperpanjang daya
tahan simpan bahan panagn dengan jalan mematikan bakteri. pembusuk dan menonaktifkan
enzim pada bahan pangan yang asam (pH <4,5), misalnya pasa bir, anggur, sari buah
(Tjahjadi, 2011).
Hasil dari pengolahan susu yang dilakukan di pengolahan Setia Kawan ialah, rasa
air susu terasa sedikit manis disebabkan oleh laktosa, sedangkan rasa asin berasal dari
klorida, sitrat dan garam-garam mineral lainnya. sebab-sebab dari enzim yang menghasilkan
cita rasa tengik karena kegiatan lipase pada lemak susu, sebab-sebab kimiawi oleh oksidasi
lemak, sebab-sebab dari bakteri yang timbul sebagai akibat pencemaran dan pertumbuhan
bakteri yang menyebabkan peragian laktosa menjadi asam laktat dan hasil samping
metabolik lainnya yang mudah menguap, dan sebab-sebab mekanis
Aroma air susu mudah berubah dari yang sedap menjadi bau yang tidak sedap. Hal
ini dipengaruhi oleh sifat lemak air susu yang mudah menyerap bau disekitarnya. Demikian
juga bahan pakan ternak Kambing dapat merubah aroma air susu. Maka pada pengamatan
ini, aroma lama-kelamaan menjadi asam dan tengik karena sifat lemak air susu yang mudah
menyerap bau disekitarnya. Sedangkan tekstur bahan padat dan lemak air susu
mempengaruhi viskositas. Temperatur ikut juga menentukan viskositas air susu sifat ini
sangat menguntungkan dalam pembuatan mentega.

28
BAB V
PENUTU
P

4.1. Kesimpulan

Kambing perah merupakan salah satu ternak yang sangat menjanjikan untuk
dibudidayakan secara komersil terutama untuk daerah di Indonesia yang mempunyai
iklim tropis serta merupakan negara berkembang. Ternak kambing yang sangat efisien
dalam memanfaatkan pakan bermutu rendah, relatif tahan terhadap penyakit dan
kekeringan serta harga susu yang lebih mahal dibanding susu sapi merupakan keuntungan
yang dapat diperoleh dalam pembudidayaan kambing perah. Untuk menghasilkan
produksi susu, induk kambing harus bunting dan melahirkan anak kambing atau cempe
terlebih dahulu. Ternak perah merupakan tipe ternak yang mampu memproduksi susu
melebihi kebutuhan anaknya serta dapat mempertahankan produksi susu tersebut dalam
waktu yang relatif lama meskipun anaknya sudah disapih.

Selain itu penulis juga banyak mempelajari banyak hal dari kegiatan magang
MBKM ini, seperti pentingnya Good Dairy Farming Practice (GDFP) yang merupakan
tata laksana peternakan kambing perah yang dibagi menjadi enam aspek.Keenam aspek
tersebut terdiri dari Kesehatan ternak, hygiene pemerahan, nutrisi dan pakan,
kesejahteraan ternak, lingkungan serta manejemen sosial dan ekonomi.

Mulai dari manajemen penanganan saat partus (kelahiran), manajemen


perkandangan, pemberian pakan serta manajemen kesehatan. Hal tersebut harus
dilakukan dengan sebaik mungkin, karena cempe merupakan usia dimana anak kambing
sangat rentan terhadap berbagai penyakit, karena disebabkan sistem imun cempe belum
bekerja secara baik/normal..

4.2. Saran

Dari beberapa hasil kegiatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa masih
terdapat aspek kesejahteraan hewan yang belum memenuhi aspek-aspek yang seharusnya,
seperti dalam Impelementasi GDFP (Good Dairy Farming Practice) pada peternak
anggota Oke Farm harus ditingkatkan lagi. Terutama pada

29
aspek Kesehatan ternak, Hygiene pemerahan, Lingkungan, dan Manejemen sosial
ekonomi. Selain itu peternakan oke farm juga dapat mengikuti penyuluhan ataupun
sosialisaikhususnya yang berkaitan dengan peternakan agar menambah wawasan dengan
cara pihak OKE FARM lebih banyak mengikuto kegiatan sosialisasi atau penyuluhan.

30
Lampiran

1. Lampiran 1. Form Kegiatan Harian MBKM Mahasiswa


Nama
Mahasiswa : Nurwahdania
Nirm : 04.03.21.823
Lokasi Magang : Oke Farm Tulungaggung
Program Studi : Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan

Hari/tanggal Paraf Keterangan Foto


(*)

Senin, 4-09-2023 Kegiatan pagi dimulai


dengan pemberian pakan
pada ternak kambing
untuk menyuplai tumbuh
kembang ternak.

Selasa, 5-09-2023 Pemberian susu kepada


pedet untuk tumbuh
kembang hingga dewasa

Rabu, 6-09-2023 Sanitasi kandang


agar ternak tidak
mudah terkena
penyakit yang
menular

31
Kamis, 7-09-2023 Pengangkutan pakan di
lakukan untuk stok pakan
hingga satu minggu kedepan

Jumat, 8-09-2023 Persiapan pemberian susu


ke pedet yang terlebih
dahulu dilakukan
pemerahan di kambing
laktasi

Sabtu,9-09-2023 Pembersihan alat-alat yang


digunakan sewaktu
pemerahan agar ternak
terhidar dari penyakit

Senin, 11-09-2023 Kegiatan pagi dimulai


dengan pemberian pakan
pada ternak kambing
untuk menyuplai tumbuh
kembang ternak.

32
Selasa, 12-09- Pemberian susu kepada
2023 pedet untuk tumbuh
kembang hingga dewasa

Rabu, 13-09-2023 Sanitasi kandang


agar ternak tidak
mudah terkena
penyakit yang
menular

Kamis, 20-09-2023 Pengangkutan pakan di


lakukan untuk stok pakan
hingga satu minggu kedepan

Jumat, 21-09-2023 Persiapan pemberian susu


ke pedet yang terlebih
dahulu dilakukan
pemerahan di kambing
laktasi

33
Sabtu, 22-09-2023 Pembersihan alat-alat yang
digunakan sewaktu
pemerahan agar ternak
terhidar dari penyakit

Senin, 24-09-2023 Kegiatan pagi dimulai


dengan pemberian pakan
pada ternak kambing untuk
menyuplai tumbuh kembang
ternak.

Selasa, 25-09- Pemberian susu kepada pedet


2023 untuk tumbuh kembang
hingga dewasa

34
Rabu, 26-09-2023 Sanitasi kandang agar
ternak tidak mudah
terkena penyakit yang
menular

Kamis, 27-09-2023 Pengangkutan pakan di


lakukan untuk stok pakan
hingga satu minggu kedepan

Jumat, 28-09-2023 Persiapan pemberian susu


ke pedet yang terlebih
dahulu dilakukan
pemerahan di kambing
laktasi

35
Sabtu, 29-09-2023 Pembersihan alat-alat yang
digunakan sewaktu
pemerahan agar ternak
terhidar dari penyakit

Senin, 30-09-2023 Kegiatan pagi dimulai


dengan pemberian pakan
pada ternak kambing untuk
menyuplai tumbuh kembang
ternak.

Selasa, 1-10-2023 Pemberian susu kepada pedet


untuk tumbuh kembang
hingga dewasa

36
Rabu, 2-10-2023 Sanitasi kandang agar
ternak tidak mudah
terkena penyakit yang
menular

Kamis, 3-10-2023 Pengangkutan pakan di


lakukan untuk stok pakan
hingga satu minggu kedepan

Jumat, 4-10-2023 Persiapan pemberian susu


ke pedet yang terlebih
dahulu dilakukan
pemerahan di kambing
laktasi

37
Sabtu, 5-10-2023 Pembersihan alat-alat yang
digunakan sewaktu
pemerahan agar ternak
terhidar dari penyakit

38
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, N. F., Ali, M., & Firman A. 2015. Hubungan Antara Penerapan Good Dairy
Practice Dengan Tingkat Pendapatan Peternak Pada Peternakan Kambing perah
Rakyat. Vol 4 (3)
Aminah, S., & Rondhi, M.2019. Penerapan Good Dairy Farming Practice (GDFP) dan
Pendapatan Usaha Ternak Kambing perah Kemitraan dan Mandiri. Vol 3 (12)
Amin, A. F., Hartono, M., & Suharti< S. 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Calving Interval Kambing perah Pada Peternakan Rakyat di Beberapa
Kabupaten/Kota Provinsi Lampung. Jurnal Penelitian Petrnakan Indonesia.
Vol.1 (1)
Rondhi, M., & Aminah, S. 2019. Penerapan Good Dairy Farming Practice (GDFP) dan
Pendapatan Usaha Ternak Kambing perah Kemitraan dan Mandiri di Kabupaten
Jember
Reswati., Jaswandi., & Nurdin, E. 2014. Performa Reproduksi Kambing perah di
Sumatera Barat. Jurnal Peternakan Indonesia. Vol 16 (3)
Soediarto, P. 2018. Penerapan Prosedur Higiene Pemerahan Sebagai Bagian Dari Good
Dairy Farming Practices di Kelompok Peternakan Kambing perah Tirto Margo
Utomo Limpakuwuws
Aprilia, M. A., Hartutik., & Marjuki. 2018. Evaluasi Kandungan Nutrien Konsentrat
Kambing perah Rakyat di Kabupaten Malang. Jurnal Nutrisi Ternak Tropis.
Vol1 (1)
Heraini, D., Purwanto, P., & suryahadi. 2016. PERBANDINGAN SUHU
LINGKUNGAN DAN PRODUKTIVITAS TERNAK KAMBING PERAH
MELALUI
PENDEKATAAN STOCHASTIC FRONTIER (Study Kasus di Peternakan
Rakyat KUTT Suka Makmur). Jurnal Sains Terapan. Vol 6 (1)
Nainggolan, E. R. 2017. PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP
PENGELOLAAN TERNAK KAMBING PERAH DI KECAMATAN
LEMBANG,
KABUPATEN BANDUNG BARAT. Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja.
Vol 7 (2)
Rondhi, M., & Aminah, S. 2019. PENERAPAN GOOD DAIRY FARMING PRACTICE
(GDFP) DAN PENDAPATAN USAHA TERNAK KAMBING PERAH
KEMITRAAN DAN MANDIRI DI KABUPATEN JEMBER. Vol 12 (3).
Jamilah, H. (2016). EVALUASI KONDISI PERKANDANGAN

DAN TATALAKSANA PEMERAHAN PADA PETERNAKAN KAMBING


PERAH
RAKYAT DI KPSBU LEMBANG. Students e-Journal, 5(3).

Resla, M. S., & Miwada, I. N. (2019). Manajemen Pemeliharaan Kambing perah Friesian
Holstein Di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu. Jurnal Peternakan
Tropika, 7(1), 222-230.

KUSUMAWATI, E. (2014). SISTEM MANAJEMEN PERKANDANGAN KAMBING


PERAH DI UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DAERAH, BALAI

39
KEHEWANAN (UPTD–BPBPTDK) DINAS PERTANIAN DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Christi, R. F., Tanuwiria, U. H., & Edianingsih, P. (2020). Penerapan Pengetahuan


Kesehatan Ternak Pada Kambing perah Dikelompok Peternak Desa Pamegatan
Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Jurnal
Pengamas, 3(1), 68-73.

ARTIKA, T. D. (2020). Program Manajemen Kesehatan Ternak Kambing perah di


Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak
Baturraden, Jawa Tengah (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Surtina, D., Sari, R. M., Astuti, T., Akbar, S. A., Hendri, J., & Asri, A. (2022).
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TERNAK POTONG MELALUI
PENYEDIAAN PAKAN FERMENTASI DAN PENCEGAHAN
PENGENDALIAN PENYAKIT MULUT DAN KUKU DI KELOMPOK TANI
SAPAKEK BASAMO KOTA SOLOK. Community Development Journal:
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2), 1168-1173.

Zaenal, H. M., & Khairil, M. (2020). Sistem Manajemen Kandang pada Peternakan
Kambing Bali di Cv Enhal Farm. Jurnal Peternakan Lokal, 2(1), 15-19.

Sudono, A., Rosdiana, R. F., & Setiawan, B. S. (2003). Beternak kambing perah
secaraintensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Najwan, R., Maslachah, L., & Setiawan, B. (2016). Efisiensi reproduksi akseptor
inseminasi buatan (IB) pada kambing perah (Friesian Holstein) di OKE FARM
SumberMakmur Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Periode 2014. J.
Ovozoa, 5(1),

46-50. Ovozoa 5.1 (2016): 46-50. Putri, T. D., Siregar, T. N., Thasmi, C. N., Melia, J., &
Adam, M. (2020). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Inseminasi
Buatan pada Kambing di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Jurnal Ilmiah
Peternakan Terpadu, 8(3), 111-119.

Sibagariang, M., Lubis, Z., & Hasnudi, H. (2010). Analisis pelaksanaan inseminasi buatan
(IB) pada Kambing dan strategi pengembangannya di Provinsi SumateraUtara.
Jurnal Agrica, 3(2), 104-112.

Jurame, S., & Womsiwor, I. (2018). KEMAMPUAN PETERNAK DALAM


MENDETEKSI BERAHI (ESTRUS) PADA KAMBING BALI,
MENDUKUNG PELAKSANAAN INSEMINASI BUATAN (IB) DI
KAMPUNG MANTEDI DISTRIK MASNI KABUPATEN MANOKWARI
PROVINSI PAPUA
BARAT. Jurnal Triton, 9(1), 81-88.

Putri, T. D., Siregar, T. N., Thasmi, C. N., Melia, J., & Adam, M. (2020). Faktor- Faktor
yang Memengaruhi Keberhasilan Inseminasi Buatan pada Kambing di
Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu, 8(3), 111-119.

40
41

Anda mungkin juga menyukai