Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


DI BALAI MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
( SURAKARTA )

DISUSUN OLEH :
1. RYKO ARDIANSYAH (11943)
2. ADELYA NINGTYAS (11949)
3. APRILIANA DEWI SRIARTI (11954)
4. KURNIYAH NUR WAHYUNI (11961)

KOMPETENSI KEAHLIAN
PENGAWASAN MUTU HASIL PERTANIAN
PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS HASIL PERTANIAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 MOJOSONGO
TAHUN 2018 / 2019
PENGESAHAN SEKOLAH

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah disetujui Guru Pembimbing dan
Ketua Program Studi Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian serta disahkan oleh
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Mojosongo, pada :

Hari / Tanggal : 15 September 2018


Tempat : SMK Negeri 1 Mojosongo

Boyolali, 15 September 2018


Mengesahkan Mengetahui
Ketua Program Studi AHP Pembimbing Sekolah

SUTARNO, SP FENI ARIATI, S.TP


NIP. 19630227 198603 1 001 NIP. 19750224 200604 2 003

Mengetahui
Kepala SMK N 1 Mojosongo

HERYANTO, S.Pt., MM
NIP. 19630130 198503 1 005

i
PENGESAHAN INDUSTRI

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah disetujui Pembimbing Laboratorium


dan disahkan oleh Kepala Balai Pengujian Mutu Hasil Perkebunan Surakarta,
pada :

Hari / Tanggal : Sabtu, 15 September 2018


Tempat : Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan Seksi
Tanaman Perkebunan di Surakarta

Surakarta, 15 September 2018

Pembimbing lapangan

SAVITRI SATYA S., S.Si ADITYA SUNU P., A.Md SUMARSIH, S.Si

Mengetahui
Kepala Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan
An. Kepala Seksi Mutu Hasil Tanaman Perkebunan

PURWANTO T. WIBOWO, S.TP


NIP. 19650401 200212 1 003

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda
2. Menuntut ilmu wajib bagi orang yang beriman
3. Belajarlah menjadi baik, lebih baik dan terbaik

PERSEMBAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini kami persembahkan kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Ayah dan ibu tercinta
3. Bp. Heryanto, S.Pt., MM. selaku Kepala SMK Negeri 1 Mojosongo
Boyolali
4. Ir. Heru Tamtono selaku pimpinan Balai Pengujian Mutu Hasil Pertanian
dan Perkebunan
5. Bp Aditya Sunu, Ibu Savitri, dan Ibu Sumarsih selaku Pembimbing Industri
6. Bapak Sutarno, SP selaku Ketua Program Studi Keahlian AHP
7. Ibu Feni Ariati, S.TP Pembimbing Sekolah
8. Keluarga besar SMK N 1 Mojosongo
9. Pegawai Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan yang telah memberi
kesempatan untuk melaksanakan PKL

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini tanpa suatu halangan apapun.
Penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah salah satu syarat
untuk mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Nasional (UN) dan
Laporan ini sebagai bukti bahwa penulis telah melaksanakan dan menyelesaikan
Praktik Kerja Lapangan Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan.
Keberhasilan dalam menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan ini tidak
terlepas dari bantuan semua pihak yang bersangkutan. Untuk itu atas bimbingan,
pengarahan, dan bantuan yang kami terima di ucapkan banyak terima kasih
Kepada Yang Terhormat :
1. Bp Heryanto, S.Pt., MM selaku kepala SMK Negeri 1 Mojosongo Boyolali.
2. Ir. Heru Tamtono selaku pimpinan Balai Mutu Hasil Pertanian dan
Perkebunan Provinsi Jawa Tengah.
3. Purwanto T. Wibowo, S.TP Kepala Seksi Mutu Hasil Tanaman Perkebunan.
4. Bp Aditya Sunu, Ibu Savitri dan Ibu Sumarsih selaku Pembimbing Industri.
5. Ibu Feni Ariati, S.TP selaku Pembimbing Sekolah.
6. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari sempurna, untuk
itu penulis mengharapkan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan Praktik Kerja Lapangan. Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Kemudian atas bantuan dan
perhatiannya diucapkan terima kasih.

Boyolali, 15 September 2018

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN DARI SEKOLAH ...................................... i


HALAMAN PENGESAHAN DARI INDUSTRI ...................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Tujuan Kegiatan ................................................................. 1
C. Manfaat Kegiatan .............................................................. . 2
D. Sasaran ............................................................................... . 2
E. Target ................................................................................. . 2
F. Tempat dan Waktu Kegiatan ............................................. . 3
G. Daftar Peserta ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5
A. Sejarah Singkat .................................................................... 5
B. Visi dan Misi ....................................................................... 5
C. Struktur Organisasi Balai Mutu Hasil Pertanian dan
Perkebunan .......................................................................... 7
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN DI INDUSTRI ........................ 9
A. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium.................................... 9
B. Macam-Macam Sampel Hasil Perkebunan ......................... 11
C. Teori Praktik Kerja Lapangan ............................................. 15
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 37
A. Kopi Bubuk Arabika (SNI 01-3542-2004) ........................ . 37
B. Kopi Bubuk Robusta (SNI 01-3542-2004) ......................... 38
C. Kopi Ose Robusta (SNI 01-2907-2008) ............................ . 40
D. Gula Kelapa Cetak (SNI 01-3743-1995) ............................ 40
BAB V PENUTUP .................................................................................. 43
A. Kesimpulan .......................................................................... 43

v
B. Saran .................................................................................... 43
LAMPIRAN ............................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 47

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia industri dan dunia usaha dirasa semakin
berkembang dan maju sehingga menuntut adanya tenaga kerja yang terampil
dan profesional. Salah satu usaha untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka
pemerintah mendirikan lembaga pendidikan maupun sekolah-sekolah
kejuruan dengan tujuan agar para lulusan dari sekolah tersebut memiliki
bekal yang cukup untuk terjun dalam suatu dunia industri.
Walaupun sekolah kejuruan pada dasarnya ingin menghasilkan
lulusan yang terampil dan mampu untuk terjun ke dunia industri. Namun
kenyataannya belum bisa terpenuhi seutuhnya. Hal tersebut kemungkinan
karena dalam proses belajarnya. Khususnya dalam bidang studi praktik
hanya bisa diberikan secara uji coba sehingga kurang bisa memiliki
ketrampilan khusus yang dapat dipergunakan untuk mengikuti teknologi
dari suatu dunia industri.
Untuk mengatasi hal tersebut maka Sekolah Menengah Kejuruan
bidang Pengawasan Mutu Hasil Pertanian (SMK Negeri 1 Mojosongo)
mengadakan program Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau program
Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

B. Tujuan Kegiatan
Dalam Program Praktik Kerja Lapangan para siswa melaksanakan
kegiatan PKL yaitu terjun secara langsung pada suatu industri dan sekolah.
Adapun maksud dan tujuan dari PKL tersebut adalah untuk memberi
bekal pengalaman dan pengetahuan kepada siswa yaitu yang berkaitan
dengan sistem kerja alat-alat mesin yang ada di pasar. Sehingga siswa akan
mempunyai gambaran pengalaman dan keterampilan serta pengetahuan
yang cukup untuk menghadapi kemajuan dunia industri di masa datang yang
semakin meluas.

1
C. Manfaat Kegiatan
Untuk mencapai tujuan tersebut SMK Negeri 1 Mojosongo, Boyolali
menjalin kerjasama dengan industri yang disesuaikan dengan program studi
yang ada. Setelah melaksanakan program PKL maka diharapkan para siswa
memiliki kemampuan dan menjadi tenaga kerja yang terampil dan
profesional pada bidangnya.

D. Sasaran
Sasaran yang ingin kami capai dalam pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan Surakarta
adalah :
1. Melakukan analisis secara fisiko kimia
2. Melakukan teknik pengambilan contoh
3. Melakukan pengujian mutu pangan
4. Melakukan pengujian mutu non pangan dan limbah industri pengolahan
Hasil Pertanian dan Perkebunan

E. Target
Target yang ingin kami capai dalam pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan Surakarta
antara lain :
1. Dapat menyesuaikan apa yang ada di dunia usaha atau industri
khususnya di Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan Surakarta
2. Dapat mengetahui dalam mencapai kompetensi dengan indikator-
indikator keberhasilan kompetensi yang meliputi :
a. Menerapkan dasar analisis fisiko kimia
 Melaksanakan pengujian bahan hasil pertanian dan perikanan
secara spektrootometri
 Melaksanakan pengujian kandungan mineral pada bahan hasil
pertanian dan perikanan

2
 Melaksanakan pengujian adanya bahan berbahaya pada bahan
hasil pertanian dan perikanan
 Melaksanakan pengujian adanya bahan kimia tambahan untuk
makanan (food additives) pada produk olahan hasil pertanian
dan perikanan
 Melaksanakan pengujian kandungan alkaloid pada bahan hasil
pertanian dan perikanan
b. Mengambil contoh bahan hasil pertanian
 Melaksanakan pengambilan contoh hasil pertanian dan
perikanan
c. Melakukan pengujian mutu pangan
 Melaksanakan pengujian mutu bahan penyegar
 Melaksanakan pengujian mutu produk olahan bahan penyegar
 Melaksanakan pengujian mutu nira
 Melaksanakan pengujian mutu produk olahan dari nira
d. Melakukan pengujian mutu non pangan dan limbah industri
pengolahan hasil pertanian dan perikanan
 Melaksanakan pengujian mutu rempah-rempah dan produk
olahannya
 Melaksanakan pengujian mutu lateks, damar, dan produk olahan

F. Tempat dan Waktu Kegiatan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilakukan di Balai Mutu Hasil Pertanian
dan Perkebunan Surakarta. Yang berada di Jl. Sindoro Raya, Mertoudan,
Mojosongo, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah. Dan dilaksanakan pada tanggal
2 Juli 2018 sampai 15 September 2018.

3
G. Daftar Peserta
Jumlah peserta sebanyak 4 orang :
1) Ryko Ardiansyah (11943)
2) Adelya Ningtyas (11949)
3) Apriliana Dewi Sriarti (11954)
4) Kurniyah Nur Wahyuni (11961)

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Singkat
Pada tahun 1950 Jawatan Pertanian Rakyat Pusat mendirikan bagian
penyelidikan Gula Tebu Rakyat di Surakarta dengan kegiatan perbaikan dan
pengembangan alat giling tebu tarik mesin.
Pada tahun 1962 diserahkan kepada Dinas Pertanian Rakyat Daerah
dan dikelola Seksi Produksi Alat-alat Mekanisasi Pertanian. Pada tahun
1973 dilimpahkan kepada Dinas Perkebunan Rakyat Daerah dengan nama
Seksi Pengembangan Tebu Rakyat.
Pada tahun 1976 dirubah menjadi Bengkel Peralatan Perkebunan
sampai dengan tahun 2002, kemudian menjadi Satuan Kerja (Satker) Alat
Mesin Perkebunan bagian UPTD Balai Pembenihan, Peralatan dan Mesin
Perkebunan yang secara teknis di bawah pembinaan Seksi Peralatan dan
Mesin Perkebunan. Kemudian Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 36
Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Satker Alat Mesin Perkebunan
menjadi bagian dari UPTD Balai Alat Mesin dan Pengujian Mutu Hasil
Perkebunan. Tahun 2016 sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah
No. 113 th 2016 Balai Alat Mesin dan Pengujian Mutu Hasil Perkebunan
terpisah menjadi Balai Alat Mesin Pertanian dan Perkebunan dan Balai
Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikasi
2. Misi
Untuk terwujudnya visi tersebut ditetapkan misi sebagai berikut :
a. Membangun Jawa Tengah Berbasis Trisakti Bung Karno, Berdaulat
dibidang Politik, Ekonomi, dan berkepribadian dibidang
Kebudayaan

5
b. Mewujudkan kesejahteraan Masyarakat yang berkeadilan,
menanggulangi kemiskinan dan penganguran.
c. Mewujudkan pelayanan pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang
bersih, jujur, dan transparan “Mboten korupsi Mboten ngapusi”
d. Memperkuat kelembagaan social masyarakat untuk meningkatkan
persatuan dan kesatuan.
e. Memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan
dan proses pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang
banyak
f. Meningkatkan pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia
g. Meningkatkan infrastruktur untuk mempercepat pembangunan
Jawa Tengah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

6
C. Struktur Organisasi Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan Dinas Pertanian dan
Perkebunan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2016

Kepala Balai
Ir. Heru Tamtono

Sub Bagian Tata Usaha


Afied M. Dadiek , SE

Seksi Mutu Tanaman


Seksi Pengujian Mutu Hasil
Pangan dan
Purwanto Toto Wibowo, STP
Holtikultura
Staf :
1. Ngadinem, SP
2. Heru Santosa, MP
3. Sri Handoyo
4. Sahid Purbowo
5. Sumarsih, S.Si
6. Savitri Satya S., S.Si
7. Aditya Sunu P., A.Md

7
1. Tugas Pokok dan Fungsi
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Pengujian Mutu Hasil
Pertanian dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa
Tengah mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 113 tahun
2016 yang meliputi :
a. Tugas pokok
- Menyiapkan kebijakan teknis dibidang ketatausahaan.
- Menyiapkan pengelolaan ketatausahaan
- Menyiapkan koordinasi dan penyusunan program dan
kegiatan
- Menyiapkan pengelolaan keuangan
- Menyiapkan pengelolaan kepegawaian
- Menyiapkan pengelolaan rumah tangga dan asset
- Menyiapkan kerja sama dan kehumasan
- Menyiapkan pengelolaan kearsipan dan dokumentasi
- Menyiapkan koordinasi penyusunan evaluasi dan pelaporan
- Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan

8
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN DI INDUSTRI

A. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium


1. Tanur
Fungsi : merubah suatu bahan menjadi abu
Cara kerja :
1. Memastikan cawan pengabuan tidak meleleh
pada saat di panasi.
2. Memasukkan bahan kedalam cawan
pengabuan
3. Membuka pintu tanur dengan menarik tuas
tanur
4. Memasukkan cawan pengabuan yang terisi
bahan kedalam tanur
5. Menutup pintu tanur
6. Memastikan kabel listrik tanur terhubung dengan sumber listrik
7. Menghidupkan tanur dengan menekan tombol power ON
8. Mengatur (set) temperatur pengabuan yang diinginkan dengan menekan
tombol SET.
2. Oven
Fungsi :
Peralatan pengeringan (Oven) berfungsi
untuk mengeringkan suatu bahan atau
menghilangkan kadar air suatu bahan.
Cara Kerja :
1. Memastikan kabel listrik terhubung
dengan sumber listrik
2. Membuka pintu oven

9
3. Memasukkan bahan yang akan di oven dalam oven dalam oven dan
tutup pintu oven
4. Menggatur set (atur) temperatur oven sesuai yang diinginkan
5. Setelah proses, matikan oven dan biarkan sementara hingga suhu
kamar
6. Membuka pintu oven dan keluarkan bahan dari dalam oven
7. Pastikan kabel listrik tidak terhubung lagi dengan listrik.
3. Desikator
Fungsi :
Tempat menyimpan sampel bebas
air dan mengeringkan padatan
Cara kerja :
1. Memastikan silica gel terdapat
dalam desikator masih berfungsi
(warna biru)
2. Membuka tutup desikator
dengan cara menggeser kesamping
3. Meletakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama
4. Setelah penyimpanan/pengeringan,buka tutup desikator
5. Mengambil dan menutup kembali desikatornya

4. Lemari asam

Fungsi : untuk menyimpan bahan kimia yang


bersifat asam pekat
Cara Kerja :
1. Pastikan di dalam almari asam tidak
terdapat bahan-bahan kimia lain.
2. Pastikan blower penghisap asam bekerja
dengan baik.
3. Nyalakan blower penghisap asam bekerja

10
dengan baik.
4. Buka pintu lemari asam.
5. Lakukan proses reaksi.
6. Setelah selesai, tutup pintu almari asam biarkan dalam waktu tertentu
agar gas dalam almari asam tidak tersisa.
7. Matikan blower penghisap asam

5. Neraca Analitik Digital


Fungsi : Untuk mengetahui bobot atau massa
suatu benda dengan ketelitian tinggi atau
sebagai alat ukur massa atau berat.
Cara kerja :
1. Melihat tanda tera untuk cek
kesetimbangan
2. Menyalakan timbangan digital
3. Menimbang bahan atau sampel
4. Membersihkan alat setelah selesai
digunakan

B. Macam-Macam Sampel Hasil Perkebunan


1. Kopi Robusta
Kopi robusta adalah
keturunan dari beberapa jenis kopi yang
telah ada terutama kopi jenis canephora.
Kopi robusta ini akan tumbuh baik di
ketinggian 400-700 meter dari
permukaan laut. memiliki kualitas yang
lebirh rendah dari arabika.

11
Kopi Robusta di tanam di Indonesia pada tahun 1900, kopi jenis
ini didatangkan dari hutan equator afrika. Karena kopi robusta
memiliki pertumbuhan yang kuat maka salah satu alasan didatangkan
di Indonesia untuk mengatasi karat daun. Selain itu pemeliharaannya
mudah serta memiliki buah yang lebih banyak. Dan faktanya saat ini
di aceh kopi jenis robusta mendominasi hingga 90% tanman kopi
disana. selain di aceh yang didominasi antara lain Tapanuli, Jawa
Timur, Lampung, Sulawesi Selatan, Bali, Sumatra Selatan.
 Ciri-Ciri biji kopi Robusta
Bentuk biji robusta memiliki perbedaan diantaranya:
berbentuk lebih bulan dan bijinya lebih besar dibandingkan biji kopi
pada umumnya. Sedangkan untuk kopi luwak robusta pastinya akan
berbeda dengan kopi robusta biasa, karena hewan musang / luwak
telah memilih yang spesial untuk kita.

2. Kopi Arabika
Kopi arabika
dihasilkan dari tanaman
Coffea arabica.
Tanaman ini dipercaya
berasal dari daerah
Etiopia kemudian
dibawa oleh para
pedagang Arab ke
Yaman. Bangsa Arab
mulai mempopulerkan ekstrak biji kopi arabika yang diseduh dengan
air panas sebagai minuman penyegar. Di abad ke-15 popularitas
minuman kopi mulai menyebar ke Eropa. Awalnya orang-orang Eropa
membeli kopi dari para pedagang Arab. Kemudian mereka berhasil
membudidayakan tanaman tersebut di Asia dan Amerika.

12
Sejak itu kopi menjadi komoditas yang sangat populer di
seluruh dunia. Bahkan sempat menjadi komoditas kedua terbesar yang
diperdagangkan secara global setelah minyak bumi.
Saat ini terdapat 4 jenis kopi yang diperdagangkan secara
global, yakni arabika, robusta, liberika, dan excelsa.1 Lebih dari 99%
perdagangan kopi dunia didominasi jenis arabika dan robusta. Sisanya
dalam jumlah yang tidak signifikan terdiri dari jenis liberika dan
excels.
 Ciri khas Kopi Arabika
Kopi Arabica mempunyai kepekaan terhadap penyakit karat
daun hemileia vastatrix (HV) terlebih jika ditanam pada lokasi yang
memiliki ketinggian kurang dari 700 meter di bawah permukaan laut.
Kopi ini berasal dari Ethiopia dan Brasil yang memiliki varietas
banyak, tergantung pada negara, iklim serta lokasi penanaman kopi
Arabica.
3. Gula Kelapa Cetak
Gula merupakan
bentuk hasil dari
pengolahan nira tanaman
yang dihasilkan melalui
proses pemanasan pada nira
dan diubah menjadi bentuk
kristal maupun padat.
Tanaman yang dapat
menghasilkan nira antara lain tebu, aren dan kelapa. Nira yang dihasilkan
oleh setiap tanaman tersebut memiliki ciri fisik serta kandungan zat gizi
yang berbeda beda.
Pada umumnya jenis gula yang mudah dijumpai di Indonesia adalah
gula pasir yang berasal dari tanaman tebu, gula merah atau gula kelapa
serta gula aren. Gula kelapa merupakan hasil dari pengolahan nira kelapa
dan memiliki cita rasa yang khas sehingga penggunaannya tidak dapat

13
digantikan oleh jenis gula yang lain (Said, 2007). Selain memiliki fungsi
sebagai pemanis alami, gula kelapa juga berfungsi untuk memberikan
kesan warna coklat pada makanan.

4. Kopi Bubuk
Kopi bubuk adalah
bentuk kopi yang paling
sering kita jumpai. Kopi
bubuk adalah biji kopi yang
sudah diproses dan digiling
halus dalam bentuk butiran-
butiran kecil sehingga mudah
diseduh dengan air panas dan
dikonsumsi. Proses untuk membuat kopi bubuk, dari buah kopi matang
hingga menjadi bubuk kopi dalam kemasan-kemasan tertentu, mungkin
agak sedikit rumit bagi orang awam. Namun apabila anda penasaran
ingin tahu cara membuat kopi bubuk, berikut ini adalah uraian singkat
dan jelas tentang bagaimana mengolah buah kopi menjadi produk bubuk.
Proses pertama tentu saja adalah memanen buah kopi ranum berkualitas
tinggi, lalu memisahkan biji kopi dengan daging buahnya. Setelah
memisahkan biji dan daging buah kopi, proses selanjutnya adalah
penjemuran biji kopi, hingga siap untuk dipanggang atau disangrai, lalu
dihaluskan.

5. Kopi Ose
Kopi ose adalah biji kopi siap
sangrai. Artinya sudah dibersihkan
dari kulit tanduk (kulit kedua) dan
dikeringkan dalam bentuk green
beans. Kopi ose yang dijual di
pasaran biasanya sudah disortasi

14
dan dikelompokkan berdasar ukuran yang sama. Yaitu ukuran
besar > 6,5 mm; medium 5,5 mm sampai dengan <6,5mm dan
ukuran kecil dibawah 5,5mm. Jadi kopi ose bukanlah jenis kopi
tertentu seperti kopi luwak, white coffee, kopi arabika atau
robusta. Dan semua jenis kopi harus di-ose dulu sebelum di
sangrai dan digiling menjadi kopi bubuk siap seduh.

C. Teori Praktik Kerja Industri


1. Kadar Abu Pada Kopi Bubuk Arabika ( SNI 01-3542-2004 )
Tujuan : Untuk mengetahui kadar abu pada sampel kopi bubuk
Acuan : SNI 01-2891-1992
Prinsip : Pada proses pengabuan zat-zat organik diuraikan menjadi
air dan CO2, tetapi bahan organik tidak.
Tahap :
a. Preparasi
 Alat :
- Cawan porselin
- Tanur listrik
- Neraca analitis
- Oven
- Eksikator
 Langkah kerja :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
(mengoven cawan porselin selama 15 menit).
2) Menimbang dengan seksama 2,5 gram contoh kedalam
sebuah cawan porselin (platina) yang telah diketahui
bobotnya (dengan selisih maksimal 0,0010 gram).
3) Mengarangkan diatas nyala pembakar sampai berwarna
abu-abu dan tidak mengeluarkan asap, lalu mengabukan
dalam tanur listrik pada suhu maksimal 5500C sampai
pengabuan sempurna selama ± 3 jam.

15
4) Memasukkan dalam oven dengan suhu 105oC selama 1
jam untuk menurunkan suhu setelah proses pengabuan
dari tanur.
5) Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit.
6) Menimbang dan mencatat hasilnya.
7) Mengulangi proses pengabuan selama 1 jam dalam tanur,
kemudian menurunkan suhunya dalam oven selama 1 jam
atau sampai suhu 105oC dan ditimbang. Dilakukan proses
tersebut sampai diperoleh bobot konstan.
 Data dan Perhitungan :
No Bobot Bobot Penimbangan Penimbangan
Sampel Krusibel Sampel 1 2 Selisih
1 32,1937 2,5007 32,2899 32,2889 0,0010
2 32,2428 2,5000 32,3383 32,3375 0,0008

3 33,6069 2,5007 33,7023 33,7019 0,0004

Perhitungan :
 Sampel 1
W 1W 2
Kadar Abu = x 100%
W
32,2889 − 32,1937
= 2,5007
𝑥 100%
= 3,8069%
 Sampel 2
W 1W 2
Kadar Abu = x 100%
W
32,3375 − 32,2428
= 𝑥 100%
2,5000
= 3,788%
 Sampel 3
W 1W 2
Kadar Abu = x 100%
W

16
33,7019 −336069
= 𝑥 100%
2,5007
= 3,7989%
3,8069 + 3,788 + 3,7989
 Rata- rata =
3
= 3,7979%

Keterangan :
W adalah bobot sampel sebelum diabukan (g)
W1 adalah bobot sampel + cawan sesudah di abukan (g)
W2 adalah bobot cawan kosong (g)

2. Kadar Abu Pada Kopi Bubuk Robusta ( SNI 01-3542-2004 )


Tujuan : Untuk mengetahui kadar abu pada sampel kopi bubuk
Acuan : SNI 01-2891-1992
Prinsip : Pada proses pengabuan zat-zat organik diuraikan menjadi
air dan CO2, tetapi bahan organik tidak.
Tahap :
a. Preparasi
 Alat :
- Cawan porselin
- Tanur listrik
- Neraca analitis
- Oven
- Eksikator
 Langkah kerja :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
(mengoven cawan porselin selama 15 menit).
2) Menimbang dengan seksama 2,5 gram contoh kedalam
sebuah cawan porselin (platina) yang telah diketahui
bobotnya (dengan selisih maksimal 0,0010 gram).

17
3) Mengarangkan diatas nyala pembakar sampai berwarna
abu-abu dan tidak mengeluarkan asap, lalu mengabukan
dalam tanur listrik pada suhu maksimal 5500C sampai
pengabuan sempurna selama ± 3 jam.
4) Memasukkan dalam oven dengan suhu 105oC selama 1
jam untuk menurunkan suhu setelah proses pengabuan
dari tanur.
5) Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit.
6) Menimbang dan mencatat hasilnya.
7) Mengulangi proses pengabuan selama 1 jam dalam tanur,
kemudian menurunkan suhunya dalam oven selama 1 jam
atau sampai suhu 105oC dan ditimbang. Dilakukan proses
tersebut sampai diperoleh bobot konstan.
 Data dan Perhitungan :
No Bobot Bobot Penimbangan Penimbangan
Sampel Krusibel Sampel 1 2 Selisih
1 32,6416 2,5002 32,6783 32,6777 0,0006
2 35,7649 2,5007 35,8003 35,8003 0,0000

3 32,3645 2,5006 32,4025 32,4015 0,0010

Perhitungan :
 Sampel 1
W 1W 2
Kadar Abu = x 100%
W
32,6777 − 32,6416
= 𝑥 100%
2,5002
= 1,4438%
 Sampel 2
W 1W 2
Kadar Abu = x 100%
W

18
35,8003− 35,7649
= 𝑥 100%
2,5007
= 1,4156%
 Sampel 3
W 1W 2
Kadar Abu = x 100%
W
32,4015− 32,3645
= 𝑥 100%
2,5006
= 1,4796%
1,4438%+ 1,4156%+ 1,4796%
 Rata- rata =
3
= 1,4463%
Keterangan :
W adalah bobot sampel sebelum diabukan (g)
W1 adalah bobot sampel + cawan sesudah di abukan (g)
W2 adalah bobot cawan kosong (g)

3. Kadar Abu Pada Gula Kelapa Cetak ( SNI 01-3743-1995 )


Tujuan : Untuk mengetahui kadar abu pada sampel gula kelapa cetak
Acuan : SNI 01-3743-1995
Prinsip : Pada proses pengabuan zat-zat organik diuraikan menjadi
air dan CO2, tetapi bahan organik tidak.
Tahap :
a. Preparasi
 Alat :
- Cawan porselin
- Tanur listrik
- Neraca analitis
- Oven
- Eksikator

19
 Langkah kerja :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
(mengoven cawan porselin selama 15 menit).
2) Menimbang dengan seksama 2,5 gram contoh kedalam
sebuah cawan porselin (platina) yang telah diketahui
bobotnya (dengan selisih maksimal 0,0010 gram).
3) Mengarangkan diatas nyala pembakar sampai berwarna
abu-abu dan tidak mengeluarkan asap, lalu mengabukan
dalam tanur listrik pada suhu maksimal 5500C sampai
pengabuan sempurna selama ± 3 jam.
4) Memasukkan dalam oven dengan suhu 105oC selama 1
jam untuk menurunkan suhu setelah proses pengabuan
dari tanur.
5) Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit.
6) Menimbang dan mencatat hasilnya.
7) Mengulangi proses pengabuan selama 1 jam dalam tanur,
kemudian menurunkan suhunya dalam oven selama 1 jam
atau sampai suhu 105oC dan ditimbang. Dilakukan proses
tersebut sampai diperoleh bobot konstan.
 Data dan Perhitungan :
No Bobot Bobot Penimbangan Penimbangan
Sampel Krusibel Sampel 1 2 Selisih
1 32,4400 2,5003 32,4769 32,4773 0,0004
2 32,6414 2,5006 32,6783 32,6788 0,0005

3 32,9573 2,5006 32,9977 32,9967 0,0010

Perhitungan :
 Sampel 1
W 1W 2
Kadar Abu = x 100%
W

20
32,4773− 32,4400
= 𝑥 100%
2,5003
= 1,4438%
 Sampel 2
W 1W 2
Kadar Abu = x 100%
W
32,6788− 32,6414
= 𝑥 100%
2,5006
= 1,4156%
 Sampel 3
W 1W 2
Kadar Abu = x 100%
W
32,9967− 32,9573
= 𝑥 100%
2,5006
= 1,4796%
1,4438%+ 1,4156%+ 1,4796%
 Rata- rata =
3
= 1,521%

Keterangan :
W adalah bobot sampel sebelum diabukan (g)
W1 adalah bobot sampel + cawan sesudah di abukan (g)
W2 adalah bobot cawan kosong (g)

4. Kadar Air Pada Kopi Bubuk Arabika ( SNI 01-3542-2004 )


Tujuan : Untuk mengetahui kadar air pada sampel kopi bubuk.
Acuan : SNI 01-3542-2004
Prinsip : Kehilangan bobot pada pemanasan 1050C dianggap sebagai
kadar air yang terdapat pada contoh.

21
Tahap :
a. Preparasi
 Alat
- Botol Timbang
- Oven
- Neraca analitis
- Eksikator
b. Langkah Kerja :
1) Menyiakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
praktik (mengoven botol timbang 60 menit).
2) Menimbang dengan seksama 1,5 gram cuplikan pada
sebuah botol timbang bertutup yang sudah diketahui
bobotnya (selisih bobot maksimal sampel 0,0010 gram)
3) Mengeringkan pada oven pada suhu 1050C selama 3 jam
4) Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit.
5) Menimbang dan mencatat hasilnya
6) Mengulangi proses pengeringan selama 1 jam dalam oven,
kemudian didinginkan dalam eksikator selama 15 menit
dan ditimbang. Dilakukan proses tersebut sampai
diperoleh bobot konstan.
c. Data dan Perhitungan
No Bobot Bobot Penimbangan Penimbangan
Sampel Bt.Timbang Sampel 1 2 Selisih
1 32,2797 1,5002 33,7527 33,7525 0,0002
2 32,6656 1,5000 34,1392 34,1390 0,0002

3 33,8364 1,5005 35,3103 35,3103 0,0000

Perhitungan :
 Sampel 1
W
% Kadar air = x 100%
W1

22
(32,2797+1,5002)− 33,7525
= 1,5002
𝑥100%
= 1,8264%
 Sampel 2
W
% Kadar air = x 100%
W1
(32,6656+ 1,5000)− 34,1390
= 𝑥100%
1,5000
= 1,7733%
 Sampel 3
W
% Kadar air = x 100%
W1
(33,8364+ 1,5005)− 35,3103
= 1,5005
𝑥100%
= 1,7727%
 Rata-rata
1,8264%+ 1,7733%+ 1,7727%
=
3
= 1,7908%

Keterangan :
W adalah berat sampel sebelum pengeringan (g)
W1 adalah berat sampel setelah pengeringan (g)

5. Kadar Air Pada Kopi Bubuk Robusta ( SNI 01-3542-2004 )


Tujuan : Untuk mengetahui kadar air pada sampel kopi bubuk.
Acuan : SNI 01-3542-2004
Prinsip : Kehilangan bobot pada pemanasan 1050C dianggap sebagai
kadar air yang terdapat pada contoh.

23
Tahap :
a. Preparasi
 Alat
- Botol Timbang
- Oven
- Neraca analitis
- Eksikator
 Langkah Kerja :
1) Menyiakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
praktik (mengoven botol timbang 60 menit).
2) Menimbang dengan seksama 1,5 gram cuplikan pada
sebuah botol timbang bertutup yang sudah diketahui
bobotnya (selisih bobot maksimal sampel 0,0010 gram)
3) Mengeringkan pada oven pada suhu 1050C selama 3 jam
4) Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit.
5) Menimbang dan mencatat hasilnya
6) Mengulangi proses pengeringan selama 1 jam dalam oven,
kemudian didinginkan dalam eksikator selama 15 menit
dan ditimbang. Dilakukan proses tersebut sampai
diperoleh bobot konstan.
 Data dan Perhitungan
No Bobot Bobot Penimbangan Penimbangan
Sampel Bt.Timbang Sampel 1 2 Selisih
1 32,9272 1,5002 34,3434 34,3434 0,0000
2 34,2976 1,5003 35,7137 35,7131 0,0006

3 34,0610 1,5002 35,4739 35,4730 0,0009

Perhitungan :
 Sampel 1
W
% Kadar air = x 100%
W1

24
(32,9272+1,5002)− 34,3434
= 1,5002
𝑥100%
= 5,5992%
 Sampel 2
W
% Kadar air = x 100%
W1
(34,2976+ 1,5003)− 35,7131
= 𝑥100%
1,5003
= 5,3722%
 Sampel 3
W
% Kadar air = x 100%
W1
(34,0610+ 1,5002)− 35,4730
= 1,5002
𝑥100%
= 5,8792%
 Rata-rata
5,5992%+5,3722 %+ 5,8792%
=
3
= 5,6168%

Keterangan :
W adalah berat sampel sebelum pengeringan (g)
W1 adalah berat sampel setelah pengeringan (g)

6. Kadar Air Pada Biji Kopi (Kopi Ose)


Tujuan : Untuk menentukan kadar air pada biji kopi (kopi ose)
Acuan : SNI 01-2907-2008
Prinsip : Mengeringkan cuplikan pada suhu 1050C selama 16 jam
pada tekanan atmosfer
Tahap :
a. Preparasi
 Alat :

25
- Oven
- Eksikator
- Neraca analitis
- Sendok
- Botol Timbang
 Langkah kerja:
1) Menyiakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
praktik (mengoven botol timbang 60 menit).
2) Menimbang dengan seksama 10 gram cuplikan pada sebuah
botol timbang bertutup yang sudah diketahui bobotnya
(selisih bobot maksimal sampel 0,0050 gram)
3) Mengeringkan pada oven pada suhu 1050C selama 16 jam.
4) Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit.
5) Menimbang dan mencatat hasilnya.
6) Mengulangi proses pengeringan selama 1 jam dalam oven,
kemudian didinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan
ditimbang. Dilakukan proses tersebut sampai diperoleh
bobot konstan.
 Data dan Perhitungan :
No Bobot Bobot Penimbangan Penimbangan
Sampel Bt.Timbang Sampel 1 2 Selisih
1 61,3325 10,0007 70,1541 70,1540 0,0001
2 59,2497 10,0027 68,0702 68,0705 0,0003

3 64,8260 10,0026 73,6392 73,6394 0,0002

Perhitungan :
 Sampel 1
W
% Kadar air = x 100%
W1
(61,3325+10,0007)− 70,1540
=
10,0007
𝑥100%

26
= 11,7911%
 Sampel 2
W
% Kadar air = x 100%
W1
(59,2497+10,0027)−68,0705
= 10,0027
𝑥100%
= 11,8158%
 Sampel 3
W
% Kadar air = x 100%
W1
(64,8260+10,0026)−73,6394
= 𝑥100%
10,0026
= 11,8889%
 Rata-rata
11,7911%+11,8158%+11,8889%
=
3
= 11,8319%

Keterangan :
W adalah berat sampel sebelum pengeringan (g)
W1 adalah berat sampel setelah pengeringan (g)

7. Kadar Air Pada Gula Kelapa Cetak


Tujuan : Untuk menentukan kadar air pada biji kopi (kopi ose)
Acuan : SNI 01-3743-1995
Prinsip : Mengeringkan cuplikan pada suhu 1050C selama 16 jam
pada tekanan atmosfer
Tahap :
a. Preparasi
 Alat :
- Oven
- Eksikator

27
- Neraca analitis
- Sendok
- Botol Timbang
 Langkah kerja :
1) Menyiakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
praktik (mengoven botol timbang 60 menit).
2) Menimbang dengan seksama 1,5 gram cuplikan pada sebuah
botol timbang bertutup yang sudah diketahui bobotnya
(selisih bobot maksimal sampel 0,0010 gram).
3) Mengeringkan pada oven pada suhu 1050C selama 3 jam.
4) Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit.
5) Menimbang dan mencatat hasilnya.
6) Mengulangi proses pengeringan selama 1 jam dalam oven,
kemudian didinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan
ditimbang. Dilakukan proses tersebut sampai diperoleh bobot
konstan.
 Data dan Perhitungan :
No Bobot Bobot Penimbangan Penimbangan
Sampel Bt.Timbang Sampel 1 2 Selisih
1 32,2783 1,5007 33,6552 33,6546 0,0006
2 32,6646 1,5000 34,0398 34,0390 0,0008

3 33,8357 1,5006 35,2071 35,2061 0,0010

Perhitungan :
 Sampel 1
W
% Kadar air = x 100%
W1
(32,2783+1,5007)− 33,6546
= 1,5007
𝑥100%
= 8,2894%

28
 Sampel 2
W
% Kadar air = x 100%
W1
(32,6646+1,5000)−34,0390
= 1.5000
𝑥100%
= 8,3733%
 Sampel 3
W
% Kadar air = x 100%
W1
(33,8357+1,5006)−35,2061
= 𝑥100%
1,5006
= 8,6765%
 Rata-rata
8,2894%+8,3733%+8,6765%
=
3
= 8,4464%

Keterangan :
W adalah berat sampel sebelum pengeringan (g)
W1 adalah berat sampel setelah pengeringan (g)

8. Sari Kopi Pada Kopi Bubuk Arabika


Tujuan : Mengetahui persen ekstrak kopi dalam air.
Acuan : SNI 01-3542-2004
Prinsip : ekstraksi kopi dalam air
Tahap:
a. Preparasi
 Alat :
- Batang pengaduk
- Erlenmeyer 250 ml
- Sendok tanduk
- Pipet tetes

29
- Gelas piala 1000 ml
- Penangas air
- Pemanas listrik /oven
- Labu ukur 500 ml
- Corong gelas
- Eksikator
- Neraca analitis
- Pinggan porselin
- Kertas saring
- Pipet volumetric 50 ml
 Langkah kerja:
1) Menyiapkan alat bahan yang akan digunakan (mengoven
pinggan porselin selama 1 jam dengan suhu 105oC).
2) Menimbang dengan teliti + 2 gram dalam erlenmeyer 250 ml
(selisih bobot maksimal 0,0010 gram).
3) Menambahkan 200 ml air mendidih, mendiamkan selama 1
jam.
4) Menyaring larutan contoh ke dalam labu ukur 500 ml,
membilas dengan air panas sampai larutan berwarna jernih.
5) Membiarkan larutan sampai suhu kamar, menambahkan air
dan menetapkan sampai tanda tera.
6) Memipet 50 ml larutan ke dalam pinggan porselin yang telah
diketahui bobotnya.
7) Memanaskan diatas penangas air sampai mengering kemudian
memasukkan kedalam oven pada suhu 1050C + 20C selama 2
jam.
8) Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan
menimbang hingga bobot tetap.

30
 Data dan Perhitungan:
No Bobot Bobot Penimbangan Penimbangan
Sampel Cawan Sampel 1 2 Selisih
1 68,6391 2,0000 68,6819 68,6824 0,0005

2 75,7688 2,0001 75,8077 75,8085 0,0008

3 69,3075 2,0000 69,3477 69,3480 0,0003

Perhitungan :
 Sampel 1
𝑊1×500
% Sari kopi = x100%
𝑊2×50
(68,6824−68,6391)𝑥500
= 2,0000x50
𝑥100%
= 21,65%
 Sampel 2
𝑊1×500
% Sari kopi = x100%
𝑊2×50
(75,8085−75,7688)x500
= 2,0001𝑥50
𝑥100%
= 19,8490%
 Sampel 3
𝑊1×500
% Sari kopi = x100%
𝑊2×50
(69,3480−69,3075)x500
= 𝑥100%
2,0000x50
= 20,25%
 Rata-rata
21,65%+19,8490%+20,25%
=
3
= 20,583%

31
Keterangan :
W1 adalah bobot ekstrak (g)
W2 adalah bobot sampel (g)

9. Sari Kopi Pada Kopi Bubuk Robusta


Tujuan : Mengetahui persen ekstrak kopi dalam air.
Acuan : SNI 01-3542-2004
Prinsip : ekstraksi kopi dalam air
Tahap:
a. Preparasi
 Alat:
- Erlenmeyer 250 ml
- Batang pengaduk
- Sendok tanduk
- Pipet tetes
- Gelas piala 1000 ml
- Penangas air
- Pemanas listrik /oven
- Labu ukur 500 ml
- Corong gelas
- Eksikator
- Neraca analitis
- Pinggan porselin
- Kertas saring
- Pipet volumetric 50 ml
 Langkah kerja:
1) Menyiapkan alat bahan yang akan digunakan (mengoven
pinggan porselin selama 1 jam dengan suhu 105oC).
2) Menimbang dengan teliti + 2 gram dalam erlenmeyer 250 ml
(selisih bobot maksimal 0,0010 gram).

32
3) Menambahkan 200 ml air mendidih, mendiamkan selama 1
jam.
4) Menyaring larutan contoh ke dalam labu ukur 500 ml,
membilas dengan air panas sampai larutan berwarna jernih.
5) Membiarkan larutan sampai suhu kamar, menambahkan air
dan menetapkan sampai tanda tera.
6) Memipet 50 ml larutan ke dalam pinggan porselin yang telah
diketahui bobotnya.
7) Memanaskan diatas penangas air sampai mengering kemudian
memasukkan kedalam oven pada suhu 1050C + 20C selama 2
jam.
8) Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan
menimbang hingga bobot tetap.
 Data dan Perhitungan :
No Bobot Bobot Penimbangan Penimbangan
Sampel Cawan Sampel 1 2 Selisih
1 67,3130 2,0001 67,3755 67,3758 0,0003
2 65,5806 2,0000 65,6432 65,6434 0,0002

3 63,4800 2,0007 63,5420 63,5426 0,0006

Perhitungan :
 Sampel 1
𝑊1×500
% Sari kopi = 𝑥 100%
𝑊2×50
(67,3758 − 67,3130)𝑥500
= 2,0001x50
𝑥100%
= 31,3984%
 Sampel 2
𝑊1×500
% Sari kopi = 𝑥 100%
𝑊2×50
(65,6434 − 65,5806)x500
= 2,0000𝑥50
𝑥100%

33
= 31,4%
 Sampel 3
𝑊1×500
% Sari kopi = 𝑊2×50 𝑥 100%
(63,5426 − 63,4800)x500
= 𝑥100%
2,0007x50
= 31,2890%
 Rata-rata
31,3984%+31,4%+31,2890%
=
3
= 31,3624%

Keterangan :
W1 adalah bobot ekstrak (g)
W2 adalah bobot sampel (g)

10. Bagian Yang Tak Larut Dalam Air pada Gula Kelapa Cetak
Tujuan : untuk mengetahui banyak tidaknya bagian yang tak larut
dalam air
Acuan : SNI 01-3743-1995
Prinsip : bagian yang tidak larut dalamair adalah zat-zat kotoran
seperti pasir-pasir, potongan daun, serangga dan lain-lain.
Tahapan:
a. Preparasi
 Alat:
- Gelas piala 1000 ml
- Erlenmeyer 250 ml
- Corong gelas
- Gelas pengaduk
- Kertas saring
- Neraca analitis
- Oven

34
- Eksikator
- Gelas arloji
b. Langkah Kerja :
1) Menyiapkan alat dan bahan (mengoven kertas saring dan gelas
arloji selama 1 jam dengan suhu 105oC).
2) Menimbang saksama 20 gr contoh memasukkan dalam
erlenmeyer 250 ml, menambah 200 ml air panas, mengaduk
hingga larut
3) Dalam keadaan panas, menyaring larutan tersebut dan
ditampung dalam erlenmeyer 250 ml.
4) Membilas erlenmeyer 250 ml dan kertas saring dengan air
panas
5) Mengeringkan kertas saring dalam oven pada suhu 1050C
selama 2 jam.
6) mendinginkan dalam eksikator selama 30 menit.
7) menimbang dan mencatat hasilnya.
8) Mengulangi proses pengeringan selama 1 jam dalam oven
dengan suhu 105oC. Kemudian didinginkan dalam eksikator
selama 30 menit dan ditimbang. Dilakukan proses tersebut
samapi diperoleh bobot konstan.
c. Data dan Perhitungan :
No Bobot Bobot Penimbangan Penimbangan
Sampel Ks.Saring Sampel 1 2 Selisih
Awal
1 16,8939 20,0 18,3485 18,3482 0,0003
2 16,8373 20,0 18,2435 18,2440 0,0005

3 17,0918 20,0 18,2879 18,2869 0,0010

35
Perhitungan:
 Sampel 1
Bagian tak larut dalam air
𝑊1− 𝑊2
= 𝑥 100%
𝑊
18,3482−16,8939
= 𝑥 100%
20,0
= 7,2715 %
 Sampel 2
Bagian tak larut dalam air
𝑊1− 𝑊2
= 𝑥 100%
𝑊
18,2440−16,8373
= 𝑥 100%
20,0
= 7,0355 %
 Sampel 3
Bagian tak larut dalam air
𝑊1− 𝑊2
= 𝑥 100%
𝑊
18,2869−17,0918
= 𝑥 100%
20,0
= 5,9755 %
 Rata-rata
7,2715%+7,0355%+5,9755%
=
3
= 6,7608%
Keterangan :
W : bobot cuplikan
W1 : bobot botol cuplikan timbang + kertas saring berisi bagian
yang tidak larut
W2 : bobot botol cuplikan timbang + kertas saring kosong

36
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kopi Bubuk Arabika (SNI 01-3542-2004)


Praktikum kali ini yaitu melakukan pengujian kadar abu pada
sampel kopi bubuk arabika dengan kode sampel 44/05/18. Pengujian
didasarkan pada SNI 01-3542-2004 dengan syarat kadar abu yang
terkandung dalam sampel tidak boleh melebihi nilai 5 % b/b. Kadar abu
merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat
pada bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96 % bahan anorganik dan
air, sedangkan sisanya merupakan unsur - unsur mineral. Unsur juga
dikenal sebagai zat organik atau kadar abu.
Pengujian ini dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan (triplo) yang
bertujuan untuk memperkecil kesalahan saat pengujian. Hasil yang
diperoleh dari pengujian ini yaitu masing-masing sebesar 3,8069 % ;
3,7880 % ; dan 3,7989 % sehingga rata-rata kadar abu yang didapat yaitu
sebesar 3,7979 %. Berdasarkan nilai yang tersebut dapat disimpulkan
bahwa kopi bubuk arabika dengan kode sampel 44/05/18 memenuhi
persyaratan mutu SNI 01-3542-2004 dan layak untuk dikonsumsi.
Pada percobaan kali ini yaitu penentuan kadar air, percobaan ini
menggunakan sampel kopi bubuk arabika dengann kode sampel 30/04/18.
Tujuan pengujian ini yaitu untuk menentukan kadar air yang terkandung
dalam sampel dengan menggunakan metode oven. Prinsip dari metode
oven adalah kehilangan bobot pada pemanasan 105 0 C dianggap sebagai
kadar air. Pengujian berdasarkan SNI 01-3542-2004 yang harus memenuhi
kriteria yaitu maksimal 7% b/b.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkah nilai kadar
airnya yaitu masing-masing sebesar 1,8264 % ; 1,7733 % ; dan 1,7727 % ,
sehingga nilai kadar air rata-ratanya yaitu sebesar 1,7908 %. Hasil
pengujian tersebut menunjukan bahwa sampel yang telah di uji kadar

37
airnya memenuhi persyaratan SNI 01-3542-2004. Sehingga, sampel kopi
bubuk arabika dengan kode sampel 30/04/18. Sehingga daya simpan
sampel tersebut lebih tahan lama.
Pengujian kali ini menggunakan sampel kopi bubuk arabika dengan
kode sampel 44/05/15 untuk menentukan kadar sari kopi berdasarkan SNI
01-3542-2004. Berdasarkan SNI 01-3542-2004 syarat mutu kopi bubuk
untuk kriteria uji kadar sari kopi pada persyaratan I yaitu 20-36% dan
persyaratn II yaitu maks 60 % b/b.
Hasil yang diperoleh dari pengujian kadar sari kopi yang telah
dilakukan masing-masing yaitu sebesar 21,6500 % ; 19,8490 % ; dan
20,2500 %. Sehingga dari hasil tersebut didapatkan rata-rata sebesar
20,5830 %. Sesuai data tersebut, maka sampel kopi bubuk arabika dengan
kode 50/06/18 memenuhi syarat mutu kopi bubuk untuk kriteria uji kadar
sari kopi menurut SNI 01-3542-2004. Karena, berada pada persyaratan I
dimana nilai yang dihasilkan diantara 20-36 % b/b.
B. Kopi Bubuk Robusta (SNI 01-3542-2004)
Praktikum kali ini yaitu melakukan pengujian kadar abu pada
sampel kopi bubuk robusta denngan kode sampel 47/06/18. Pengujian
didasarkan pada SNI 01-3542-2004 dengan syarat kadar abu yang
terkandung dalam sampel tidak boleh melebihi nilai 5 % b/b. Kadar abu
merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat
pada bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96 % bahan anorganik dan
air, sedangkan sisanya merupakan unsur - unsur mineral. Unsur juga
dikenal sebagai zat organik atau kadar abu.
Pengujian ini dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan (triplo) yang
bertujuan untuk memperkecil kesalahan saat pengujian. Hasil yang
diperoleh dari pengujian ini yaitu masing-masing sebesar 1,4438 % ;
1,4156 % ; dan 1,4796 % sehingga rata-rata kadar abu yang didapat yaitu
sebesar 1,4463 %. Berdasarkan nilai yang tersebut dapat disimpulkan
bahwa kopi bubuk robusta dengan kode sampel 47/06/18 memenuhi
persyaratan mutu SNI 01-3542-2004 dan layak untuk dikonsumsi.

38
Pengujian yang dilakukan pada kali ini yaitu menentukan kadar air
pada suatu sampel dengan metode oven. Adapun sampel yang diujikan
yaitu kopi bubuk robusta dengan kode sampel 30/04/18. Kadar air sampel
yang diujikan harus sesuai SNI 01-3542-2004 dengan syarat yaitu
maksimal 7% b/b.
Penggunaan metode oven mempunyai kelebihan yaitu prosedurnya
yang sederhana dan data yang diperoleh cukup baik dan akurat.
Pengeringan dengan cara oven adalah suatu metode untuk mengeluarkan
atau menghilangkan dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut
dengan menggunakan energi panas. Pengeringan bertujuan untuk
mengurangi kadar air sehingga menghambat perkembangan organisme
pembusuk pada biji. Apabila kadar air tinggi pada kopi maka akan
menimbulkan adanya jamur, bakteri dan serangga akan hidup sehingga
menyebabkan penurunan mutu selama penyimpanan.
Pada percobaan kali ini, dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali
yang bertujuan untuk memperkecil kesalahan pengujian. Hasil yang
didapat pada pengujian ini yaitu masing-masing sebesar 5,5992 %; 5,3722
% dan 5,8792 % sehingga didapatkan rata-rata kadar air sebesar 5,6168 %.
Hasil tersebut menunjukan bahwa kadar air yang terkadung dalam sampel
memenuhi kriteria SNI 01-3542-2004, dengan begitu sampel kopi bubuk
robusta dengan kode sampel 30/04/18 tidak mudah dihinggapi jamur,
bakteri, kapang dan khamir. Sehingga daya simpan sampel tersebut lebih
tahan lama.
Pengujian kali ini menggunakan sampel kopi bubuk robusta dengan
kode sampel 46/06/18 untuk menentukan kadar sari kopi berdasarkan SNI
01-3542-2004. Berdasarkan SNI 01-3542-2004 syarat mutu kopi bubuk
untuk kriteria uji kadar sari kopi pada persyaratan I yaitu 20-36% dan
persyaratn II yaitu maks 60 % b/b.
Hasil yang diperoleh dari pengujian kadar sari kopi yang telah
dilakukan masing-masing yaitu sebesar 23,4953 % ; 26,6986 % ; dan
27,6486 %. Sehingga dari hasil tersebut didapatkan rata-rata sebesar

39
25,9475 %. Sesuai data tersebut, maka sampel kopi bubuk robusta dengan
kode 50/06/18 memenuhi syarat mutu kopi bubuk untuk kriteria uji kadar
sari kopi menurut SNI 01-3542-2004. Karena, berada pada persyaratan I
dimana nilai yang dihasilkan diantara 20-36 % b/b.
C. Kopi Ose Robusta (SNI 01-2907-2008)
Pengujian yang dilakukan pada kali ini yaitu menentukan kadar air
pada suatu sampel dengan metode oven. Adapun sampel yang diujikan
yaitu kopi ose robusta dengan kode sampel 41/05/18. Kadar air sampel
yang diujikan harus sesuai SNI 01-2907-2008 dengan syarat yaitu
maksimal 12,5 % b/b.
Penggunaan metode oven mempunyai kelebihan yaitu prosedurnya
yang sederhana dan data yang diperoleh cukup baik dan akurat.
Pengeringan dengan cara oven adalah suatu metode untuk mengeluarkan
atau menghilangkan dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut
dengan menggunakan energi panas. Pengeringan bertujuan untuk
mengurangi kadar air sehingga menghambat perkembangan organisme
pembusuk pada biji. Apabila kadar air tinggi pada kopi maka akan
menimbulkan adanya jamur, bakteri dan serangga akan hidup sehingga
menyebabkan penurunan mutu selama penyimpanan.
Pada percobaan kali ini, dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali
yang bertujuan untuk memperkecil kesalahan pengujian. Hasil yang
didapat pada pengujian ini yaitu masing-masing sebesar 11,7911 % ;
11,8158 % dan 11,8889 %, sehingga didapatkan rata-rata kadar air sebesar
11,8319 %. Hasil tersebut menunjukan bahwa kadar air yang terkadung
dalam sampel memenuhi kriteria SNI 01-2907-2008, dengan begitu
sampel kopi ose robusta dengan kode sampel 41/05/18 tidak mudah
dihinggapi jamur, bakteri, kapang dan khamir. Sehingga daya simpan
sampel tersebut lebih tahan lama.
D. Gula Kelapa Cetak (SNI 01-3743-1995)
Percobaan kali ini yaitu melakukan pengujian kadar abu pada suatu
sampel berdasarkan SNI 01-3743-1995 dengan syarat maks 2,0 % b/b.

40
Adapun sampel yang digunakan yaitu gula kelapa cetak dengan kode
sampel 54/07/18, prinsip dasar dari kadar abu adalah pada proses
pengabuan zat-zat organik diuraikan menjadi air dan CO2 tetapi bahan
organik tidak.
Pengujian ini dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan (triplo) yang
bertujuan untuk memperkecil kesalahan saat pengujian. Hasil yang didapat
dari pengujian ini masing-nasing sebesar 1,4438 % ; 1,4156 % ; dan
1,4796 % sehingga diperoleh rata-rata yaitu sebesar 1,5210 %. Hasil
tersebut menunjukan bahwa kadar abu yang terkandung dalam sampel
gula kelapa cetak memenuhi kriteria SNI 01-3743-1995. Sehingga sampel
gula kelapa cetak dengan kode sampel 54/07/18 layak untuk dikonsumsi.
Pada pengujian kali ini menggunakan sampel gula kelapa cetak
dengan kode 54/07/18. Metode yang digunakan untuk pengujian kadar air
yaitu dengan metode oven . Penggunaan metode oven memiliki kelebihan
yaitu prosedurnya yang sederhana dan data yang diperoleh cukup baik dan
akurat. Prinsip dari kadar air metode oven yaitu kehilangan bobot pada
pemanasan 105 0C dianggap sebagai kadar air yang terdapat pada sampel.
Pengujian berdasarkan SNI 01-3743-1995 tentang syarat mutu, maksimal
yang diperbolehkan untuk cetak yaitu 10,0%.
Percobaan ini dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali dengan tujuan
untuk memperkecil kesalahan pengujian. Adapun hasil yang didapat pada
pengujian yaitu masing-masing sebesar 8,2894 % ; 8,3733 % ; dan 8,6765
%. Sehingga didapatkan rata-rata kadar air sebesar 8,4464 %. Berdasarkan
hasil rata-rata yang didapat sampel yang diuji memenuhi persyaratan mutu
SNI 01-3743-1995 karena kurang dari 10,0 %.
Percobaan kali ini yaitu melakukan pengujian bagian yang tak larut
dalam air pada sampel gula kelapa cetak dengan kode sampel 08/02/18.
Metode yang digunakan telah sesuai dengan SNI 01-3743- 1995. Prinsip
dari metode ini yaitu bagian yang tidak dapat larut dalam air adalah zat-zat
kotoran seperti pasir, potongan-potongan daun, serangga dan lain – lain.
Menurut SNI 01-3743-1995, persyaratan mutu gula palma untuk pengujian

41
bagian yang tak larut dalam air dalam bentuk cetakan yaitu maksimal 1,0
% b/b.
Berdasarkan data hasil pengamatan diperoleh nilai bagian yang tak
larut dalam air yaitu masing-masing sebesar 7,2715 % untuk sampel
nomor 1, 7,0355 %, untuk sampel nomor 2, dan sampel nomor 3 sebesar
5,9755 %. Sehingga didapatkan rata-rata sebesar 6,7608 %. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa sampel yang diuji tidak memenuhi kriteria bagian
yang tak terlarut dalam air menurut SNI 01-3743-1995 gula palma yaitu
1,0 % b/b, dikarenakan kesalahan yang terletak pada sampel.

42
BAB V
PENUTUP

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan dan dapat menyelesaikan laporan dengan lancar tanpa ada halangan
apapun, dan kami juga mengucapkan terima kasih atas bimbingan dari berbagai
pihak dalam kegiatan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
A. Kesimpulan
Dari pengalaman yang diperoleh selama melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan di Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan siswa
mendapatkan banyak teori baru yang belum pernah di ajarkan di sekolah.
Dari hasil di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Praktik Kerja Lapangan meningkatkan kemampuan siswa terutama
wawasan dan ketrampilan di bidang pengujian mutu pertanian
khususnya di tempat industri adalah pengujian sampel-sampel hasil
perkebunan.
2. Pengalaman tersebut dapatdijadikan sebagai dasar bagi siswa jika
nanti telah memasuki dunia kerja.
3. Dalam melihat, mengamati, dan menguji sampel hasil perkebunan
dapat menjadikan pengalaman baru di dalam industri.
Praktik Kerja Lapangan yang jauh dari tempat tinggal dan sekolah
membuat siswa berlatih mandiri dalam segala hal disiplin dan tanggung
jawab terutama dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam
dunia industri.
B. Saran
1. Pelaksanaan praktik yang akan datang waktunya sudah cukup efektif untuk
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan maka siswa mempunyai waktu lebih
untuk mengejar pelajaran yang tertinggal selama melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan.

43
2. Pada awal mulai melaksanakan Praktik Kerja Lapangan diharapkan
pembimbing sekolah dapat memonitoring / memantau lebih sering para
siswa karena dalam melaksanakan praktik siswa terkadang masih kurang
berani untuk bertanya pada pembimbing industri karena belum begitu kenal.
Agar dapat disesuaikan antara teori yang diberikan dengan jurnal sehingga
tidak terlalu jauh perbedaan dengan teori praktek di sekolah dan di dunia industri
maka harus diadakan survei untuk mengetahui teori yang diterapkan di dunia
industri.

44
LAMPIRAN

Melarutkan gula yang akan disaring Menimbang sampel

Membilas kertas saring dengan air panas Memipet larutan filtrat

45
Membakar sampel untuk uji kadar abu Menyaring larutan sampel

Penyaringan uji bagian tak larut dalam air

46
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional, 2004. SNI No. 01-3542-2004 Kopi Bubuk. 7 Mei
2004. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional, 2008. SNI No. 01-2907-2008 Biji Kopi. 25 Oktober
2017. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional , 1992. SNI No. 01-2891-1992 Cara Uji Makanan
dan Minuman.
Badan Standarisasi Nasional , 1995. SNI No. 01-3743-1995 Gula Palma. 23
September 2017.
Wikipedia, 2013. Robusta. http://id.wikipedia.org/wiki/Robusta . 5 April 2013.
Kaskus, 2016. Ini Perbedaan Kopi Robusta dan Arabika.
http://www.kopistory.com/artikel/perbedaan-kopi-arabika-dan-robusta. 11 Mei
2016.
Alamatelpon, 2018. Produsen–Supplier Kopi Ose.
https://www.alamatelpon.com/2018/02/produsen-supplier-kopi-ose.html. 10
Januari 2018.

47

Anda mungkin juga menyukai