Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

DI
BALAI PENGUJIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN
PERKEBUNAN
( SURAKARTA )

DISUSUN OLEH :
1. ANDINI RESTU PERTIWI (11467)
2. HEPPY NOOR AFFIFAH (11480)
3. MARYATI (11515)
4. TAUFIQ DENIANTO (11525)
5. VEGA DWI KURNIAWAN (11527)
6. YUNI WULANDARI (11531)

KOMPETENSI KEAHLIAN
PENGAWASAN MUTU HASIL PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS HASIL PERTANIAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 MOJOSONGO
TAHUN 2016 / 2017

PENGESAHAN SEKOLAH

i
Laporan Praktik Kerja Industri ini telah disetujui Guru Pembimbing dan Ketua
Program Studi Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian serta disahkan oleh Kepala
Sekolah Menengah Kejuruan 1 Mojosongo, pada :

Hari / Tanggal :
Tempat : SMK Negeri 1 Mojosongo

Boyolali, April 2017

Mengesahkan Mengetahui
Ketua Program Studi AHP Pembimbing Sekolah

SUTARNO, SP FENI ARIATI, S.TP


NIP. 19630227 198603 1 001 NIP. 19750224 200604 2 003

Mengetahui
Kepala SMK N 1 Mojosongo

Sukiman, S.Pd. M.Pd.


NIP. 19570715 198303 1 020

LEMBAR PENGESAHAN

ii
Laporan Praktik Kerja Industri ini telah disetujui Pembimbing Laboratorium dan
disahkan oleh Kepala Balai Pengujian Mutu Hasil Perkebunan Surakarta, pada :

Hari / Tanggal :
Tempat : Balai Pengujian Mutu Hasil Pertanian dan
Perkebunan Surakarta

Boyolali, April 2017

Pembimbing lapangan

Savitri S.S Aditya Sunu Sumarsih

Mengetahui
Pimpinan Balai ALSIN dan PMH Bun

Ir. Sri Redjeki, M.Si


NIP. 19650222 199203 2 004

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
1. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda
2. Menuntut ilmu wajib bagi orang yang beriman
3. Belajarlah menjadi baik, lebih baik dan terbaik

PERSEMBAHAN
Laporan Praktik Kerja Industri ini kami persembahkan kepada :
1. Ayah dan ibu tercinta
2. Bp. Sukiman, S.Pd. M.Pd. selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Mojosongo
Boyolali
3. Ir Sri Redjeki, M.Si selaku pimpinan Balai Pengujian Mutu Hasil Pertanian
dan Perkebunan
4. Bp Aditya Sunu, Ibu Savitri, dan Ibu Sumarsih selaku pembimbing eksternal
5. Bapak Sutarno, SP selaku Ketua Program Studi Keahlian AHP
6. Ibu Feni Arianti, S.TP pembimbing internal
7. Keluarga besar SMK N 1 Mojosongo
8. Pegawai Balai Alat Mesin dan Balai Pengujian Mutu Hasil Perkebunan dan
pertanian yang telah memberi kesempatan untuk melaksanakan prakerin

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Industri ini tanpa suatu halangan apapun.
Penyusun Laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini adalah salah satu syarat
untuk mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Nasional (UN) dan
Laporan ini sebagai bukti bahwa penulis telah melaksanakan dan menyelesaikan
Praktik Kerja Industri Balai Alsinbun.
Keberhasilan dalam menyelesaikan Praktik Kerja ini tidak terlepas dari bantuan
semua pihak yang bersangkutan. Untuk itu atas bimbingan, pengarahan, dan
bantuan yang kami terima di ucapkan banyak terima kasih Kepada Yang
Terhormat:
1. Bp Sukiman, S.Pd. M.Pd. selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Mojosongo
Boyolali
2. Ir Sri Redjeki, M.Si selaku pimpinan BALATSIN dan PMHBun
3. Bp Aditya Sunu, Ibu Savitri dan Ibu Sumarsih selaku pembimbing Lapangan
4. Ibu Feni Arianti, S.TP selaku pembimbing internal
5. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan praktik kerja industri. Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Kemudian atas bantuan dan
perhatiannya diucapkan terima kasih.

Boyolali, April 2017

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN DARI SEKOLAH....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN DARI INDUSTRI....................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan.............................................................. 1
C. Upaya Untuk Mencapai Tujuan............................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 3
A. Sejarah Singkat..................................................................... 3
B. Visi dan Misi........................................................................ 3
C. Struktur Organisasi Balai Alat Mesin dan Pengujian
Mutu Hasil Perkebunan................................................................................ 5
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN DI INDUSTRI.......................... 9
A. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium..................................... 9
B. Macam-Macam Sampel Hasil Perkebunan.......................... 11
C. Teori Praktik Kerja Industri.................................................. 14
BAB IV PEMBAHASAN KESIMPULAN............................................... 27
A. Pembahasan.......................................................................... 27
B. Kesimpulan........................................................................... 27
BAB V PENUTUP................................................................................... 29
Saran............................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 30

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia industri dan dunia usaha dirasa semakin berkembang dan
maju sehingga menuntut adanya tenaga kerja yang terampil dan pofesional. Salah
satu usaha untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka pemerintah mendirikan
lembaga pendidikan maupun sekolah-sekolah kejuruan dengan tujuan agar para
lulusan dari sekolah tersebut memiliki bekal yang cukup untuk terjun dalam suatu
dunia industri.
Walaupun sekolah kejuruan pada dasarnya ingin menghasilkan lulusan yang
terampil dan mampu untuk terjun ke dunia industri. Namun kenyataannya belum
bisa terpenuhi seutuhnya. Hal tersebut kemungkinan karena dalam proses
belajarnya. Khususnya dalam bidang studi praktek hanya bisa diberikan secara uji
coba sehingga kurang bisa memiliki ketrampilan khusus yang dapat bisa
dipergunakan untuk mengikuti teknologi dari suatu dunia industri.
Untuk mengatasi hal tersebut maka Sekolah Menengah Kejuruan bidang
Pengawasan Mutu Hasil Pertanian (SMK Negeri 1 MOJOSONGO) mengadakan
program Praktik Kerja Industri (Prakerin) atau program Pendidikan Sistem Ganda
( PSG )

B. Maksud Dan Tujuan


Dalam Program Praktik Kerja Industri para siswa melaksanakan kegiatan Prakerin
yaitu terjun secara langsung pada suatu industri dan sekolah.
Adapun maksud dan tujuan dari Prakerin tersebut adalah untuk memberi bekal
pengalaman dan pengetahuan kepada siswa yaitu yang berkaitan dengan sistem
kerja alat-alat mesin yang ada di pasar. Sehingga siswa akan mempunyai
gambaran pengalaman dan keterampilan serta pengetahuan yang cukup untuk
menghadapi kemajuan dunia industri di masa datang yang semakin meluas.

7
C. Upaya Untuk Mencapai Tujuan
Upaya untuk mencapai tujuan tersebut SMK Negeri 1 Mojosongo Boyolali
menjalin kerjasama dengan industri yang disesuaikan dengan program studi yang
ada. Setelah melaksanakan program Prakerin maka diharapkan para siswa
memiliki kemampuan dan menjadi tenaga kerja yang terampil dan profesional pada
bidangnya.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Singkat
Pada tahun 1950 Jawatan Pertanian Rakyat Pusat mendirikan bagian penyelidikan
Gula Tebu Rakyat di Surakarta dengan kegiatan perbaikan dan pengembangan alat
giling tebu tarik mesin.
Pada tahun 1962 diserahkan kepada Dinas Pertanian Rakyat Daerah dan dikelola
Seksi Produksi Alat-alat Mekanisasi Pertanian. Pada tahun 1973 dilimpahkan
kepada Dinas Perkebunan Rakyat Daerah dengan nama Seksi Pengembangan Tebu
Rakyat.
Pada tahun 1976 dirubah menjadi Bengkel Peralatan Perkebunan sampai dengan
tahun 2002, kemudian menjadi Satuan Kerja (Satker) Alat Mesin Perkebunan
bagian UPTD Balai Pembenihan, Peralatan dan Mesin Perkebunan yang secara
teknis di bawah pembinaan Seksi Peralatan dan Mesin Perkebunan. Kemudian
Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 36 Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Satker
Alat Mesin Perkebunan menjadi bagian dari UPTD Balai Alat Mesin dan
Pengujian Mutu Hasil Pertanian.

9
B. Visi dan Misi
1. Visi
Terwujudnya ketersediaan peralatan / mesin yang bermutu, berdaya saing, murah
dan terjangkau serta terjaminnya mutu hasil perkebunan dalam rangka mendukung
sistem dan usaha agribisnis berbagai potensi sumber daya daerah secara
berkelanjutan untuk sebesar-besarnya bagi kesehateraan masyarakat.
2. Misi
Untuk terwujudnya visi tersebut ditetapkan misi sebagai berikut :
a. Mengamankan, memantapkan dan menjamin keberadaan asset
pemerintah berupa Peralatan dan Mesin Perkebunan serta Sarana
Prasarana Balai;
b. Mengelola Bengkel Alat Mesin dalam rangka memenuhi
ketersediaan alat dan mesin perkebunan bagi masyarakat dan
pengawasan mutu hasil perkebunan;
c. Menangani Produksi, alat mesin perkebunan dan pemasarannya
secara professional berbasis teknologi tepat guna secara
professional, transparan dan berdaya saing tinggi.
d. Menjalin kerjasama usaha di bidang desain dan rekayasa alat mesin
perkebunan dengan pihak lain;
e. Membangun kerja sama dengan pihak terkait di bidang Pengawasan
Pengujian Mutu Hasil Perkerbunan;
f. Mewujudkan perolehan dan konstribusi Pendapatan Asli Daerah
bagi setiap operasional tugas dan fungsi;
g. Menyelenggarakan ketatausahaan dan pengelolaan rumah tangga
Balai yang bertanggung jawab.

10
C. Struktur Organisasi Balai Pengujian Mutu Hasil Pertanian dan
Perkebunan
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
Balai Pengujian Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan Mojosongo Surakarta
Tahun 2015

Kepala Balai
Ir. Sri Redjeki, M.Si

Sub Bagian Tata Usaha


Afied M. Dadiek , SE

Seksi Pengujian Mutu Hasil Seksi Peralatan dan


Purwanto Toto Wibowo, STP Mesin
Ir. Eko Riyanto
1. Tugas Pokok dan Fungsi
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Pengujian Mutu Hasil Pertanian dan
Perkebunan Dinas Perkebunan Jawa Tengah mengacu pada Peraturan Gubernur
Jawa Tengah No. 36 tahun 2008 yang meliputi :
a. Tugas pokok
- Melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Perkebunan
- Melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang alat, mesin
dan pengujian mutu hasil perkebunan.
b. Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut di atas, Balai Pengujian Mutu Hasil
Pertanian dan Perkebunan mempunyai fungsi sebagai berikut :
- Penyusunan rencana teknis operasional pengelolaan alat mesin
perkebunan dan pengujian mutu hasil perkebunan
- Pelaksanaan kebijakan teknis operasional pengelolaan alat
mesin perkebunan dan pengujian mutu hasil perkebunan.
- Pemantauan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang alat
mesin dan pengujian mutu hasil perkebunan.
- Pengelolaan ketatausahaan
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
c. Uraian Tugas
Kepala Balai Pengujian Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Tengah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dibantu oleh

11
Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pengujian Mutu Hasil dan Kepala
Seksi Alat dan Mesin dengan uraian tugas sebagai berikut :
1) Kepala Sub Bagian Tata Usaha
- Menyusun rencana kegiatan di bidang ketatausahaan
meliputi keuangan, kepegawaian, rumah tangga dan
perlengkapan Balai.
- Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait tentang
pembinaan program kegiatan.
- Menyiapkan bahan pembinaan bidang program, keuangan,
kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan Balai.
- Melaksanakan pengendalian kegiatan guna ketertiban
administrasi bidang program, keuangan, kepegawaian,
rumah tangga dan perlengkapan Balai.
- Menyiapkan bahan penyusunan laporan kegiatan
ketatausahaan yang meliputi program, keuangan,
kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan Balai.
- Melaksanakan penelitian terhadap kerja staf / bawahan di
lingkungan tata usaha.
- Melaksanakan pembinaan pegawai di lingkungan tata
usaha agar bekerja dan melaksanakan tugas lebih baik
sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.
- Melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan di bidang ketata
usahaan kepada Balai baik secara lisan maupun tertulis.
- Melaksanakan kegiatan lain yang diperintahkan.
2) Kepala Seksi Pengujian Mutu Hasil
- Menyiapkan bahan, rencana dan program Balai.
- Melaksanakan penerapan kebijakan dan pedoman
pengawasan dan pengujian mutu hasil perkebunan.
- Menyiapkan bahan koordinasi bidang mutu hasil
perkebunan di lingkungan Dinas dan Instansi terkait.
- Melaksanakan pembinaan dan pengujian mutu hasil
perkebunan.
- Melaksanakan bimbingan peningkatan mutu hasil
perkebunan wilayah Provinsi.
- Melaksanakan pembangunan dan pengelolaan laboratorium
pengujian mutu hasil perkebunan.

12
- Melaksanakan pengawasan standar unit pengolahan, alat
transportasi, unit penyimpanan dan kemasan hasil
perkebunan wilayah Provinsi.
- Melaksanakan evaluasi, monitoring dan pelaporan bidang
pengamatan dan pengujian mutu hasil perkebunan.
- Melaksanakan penilaian kinerja bawahan untuk
mengetahui pencapaian prestasi kerja.
- Melaporkan pelaksanaan tugas seksi pengujian mutu hasil
perkebunan kepada atasan baik secara lisan maupun
tertulis.
- Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan baik
secara lisan maupun tertulis.
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan yang
berkaitan dengan bidang tugas.

13
-
3) Kepala Seksi Alat dan Mesin
- Penyediaan bahan, rencana dan program kerja Balai.
- Menyusun rencana kegiatan seksi alat dan mesin.
- Menyiapkan bahan / melakukan koordinasi bidang alat dan
mesin lingkup Dinas dan Instansi terkait.
- Melaksanakan produksi prototype alat dan mesin sesuai
kebutuhan pasar.
- Melaksanakan pengelolaan bengkel dengan prinsip efektif
dan efisien.
- Melaksanakan penerapan standar mutu mesin dan
pembinaan
- Pengawasan penerapan standar mutu alat dan mesin di
Dinas Provinsi.
- Melaksanakan penilaian kinerja bawahan.

14
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN DI INDUSTRI

A. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium


1. Tanur
Fungsi : merubah suatu bahan menjadi abu
Cara kerja :
1. Memastikan cawan pengabuan tidak meleleh
pada saat di panasi
2. Memasukkan bahan kedalam cawan pengabuan
3. Membuka pintu tanur dengan menarik tuas
tanur
4. Memasukkan cawan pengabuan yang
terisi bahan kedalam tanur
5. Menutup pintu tanur
6. Memastikan kabel listrik tanur terhubung dengan sumber listrik
7. Menghidupkan tanur dengan menekan tombol power ON
8. Mengatur (set) temperatur pengabuan yang diinginkan dengan
menekan tombol SET.

2. Oven
Fungsi :
Peralatan pengeringan (Oven)
berfungsi untuk mengeringkan suatu
bahan atau menghilangkan kadar air
suatu bahan.
Cara Kerja :
1. Memastikan kabel listrik
terhubung dengan sumber listrik
2. Membuka pintu oven
3. Memasukkan bahan yang akan di oven dalam oven dalam oven dan
tutup pintu oven
4. Menggatur set (atur) temperatur oven sesuai yang diinginkan

15
5. Setelah proses, matikan oven dan biarkan sementara hingga suhu
kamar
6. Membuka pintu oven dan keluarkan bahan dari dalam oven
7. Pastikan kabel listrik tidak terhubung lagi dengan listrik.

3. Desikator
Fungsi :
Tempat menyimpan sampel bebas air dan mengeringkan padatan
Cara kerja :
1. Memastikan silica gel terdapat dalam desikator masih berfungsi
(warna buru)
2. Membuka tutup desikator dengan cara menggeser kesamping
3. Meletakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama
4. Setelah penyimpanan/pengeringan,buka tutup desikator
5. Mengambil dan menutup kembali desikatornya

4. Lemari asam
Fungsi : untuk menyimpan bahan kimia
yang bersifat asam pekat
Cara Kerja :
1. Pastikan di dalam almari asam tidak
terdapat bahan-bahan kimia lain
2. Pastikan blower penghisap asam
bekerja dengan baik
3. Nyalakan blower penghisap asam
bekerja dengan baik
4. Buka pintu lemari asam
5. Lakukan proses reaksi
6. Setelah selesai, tutup pintu
almari asam biarkan dalam waktu tertentu agar gas dalam almari
asam tidak tersisa
7. Matikan blower penghisap asam
B. Macam-Macam Sampel Hasil Perkebunan
1. Kopi Robusta
Kopi robusta adalah keturunan dari beberapa jenis kopi yang telah ada terutama
kopi jenis canephora. Kopi robusta ini akan tumbuh baik di ketinggian 400-700
meter dari permukaan laut. memiliki kualitas yang lebirh rendah dari arabika.
Kopi Robusta di tanam di Indonesia pada tahun 1900, kopi jenis ini didatangkan
dari hutan equator afrika. Karena kopi robusta memiliki pertumbuhan yang kuat

16
maka salah satu alasan didatangkan di Indonesia untuk mengatasi karat daun.
Selain itu pemeliharaannya mudah serta memiliki buah yang lebih banyak. Dan
faktanya saat ini di aceh kopi jenis robusta mendominasi hingga 90% tanman kopi
disana. selain di aceh yang didominasi antara lain Tapanuli, Jawa Timur, Lampung,
Sulawesi Selatan, Bali, Sumatra Selatan.
 Ciri-Ciri biji kopi Robusta
Bentuk biji robusta memiliki perbedaan diantaranya: berbentuk lebih bulan dan
bijinya lebih besar dibandingkan biji kopi pada umumnya. Berikut ini gambaran
secara umum tentang kopi Robusta yang ada di Indonesia,
Sedangkan untuk kopi luwak robusta pastinya akan berbeda dengan kopi robusta
biasa, karena hewan musang / luwak telah memilih yang spesial untuk kita.

Kopi biji arabika Mete

 Minyak Kelapa
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni terbuat dari daging kelapa segar.
Prosesnya semua dilakukan dalam suhu relatif
rendah. Daging buah diperas santannya. Santan

17
ini diproses lebih lanjut melalui pengendapan, santan ini menjadi minyak sebelum
fermentasi.
Penambahan zat kimiawi anorganis dan pelarut kimia tidak dipakai serta
pemakaian suhu tinggi berlebihan juga tidak diterapkan.Hasilnya berupa minyak
kelapa murni yang rasanya lembut dan bau khas kelapa yang unik. Apabila beku
warnanya putih murni dan dalam keadaan cair tidak berwarna atau bening.
 Gula Aren
Gula aren atau biasa yang disebut dengan gula merah. Gula aren dihasilkan dari
nira pohon enau dengan pengolahan yang masih
terbilang tradisional. Gula aren sudah dikenal sejak
lama masyarakat Indonesia, terutama penduduk
pedesaan yang masih menggunakan gula aren sebagai
gula konsumi sehari-hari dibanding dengan gula
tebu.Gula aren yang dihasilkan dari bunga jantan pohon
enau yang disimpah bumbung bambu dalam beberapa
waktu. Kemudian menghasilkan nira yang dimasak dengan olahan tradisional
untuk mendapatkan gula aren asli dan terbaik. Gula aren memiliki cita rasa yang
sangat manis dibandingkan dengan gula biasa pada umumnya yang mengandung
bahan pemutih gula atau campurkan pemanis buatan.
Indonesia merupakan penghasil terbesar dalam produksi gula aren terbaik. Gula
aren memiliki kandungan senyawa alami tidak seperti gula biasa. Gula aren
mengandung beberapa unsur kandungan senyawa seperti : vitamin B kompleks,
glukosa, garam mineral dan yang paling utama memiliki kadar kalori yang cukup
tinggi diselingi dengan kadar glisemik gula terendah yakni 35 GI (Indeks
Glisemik). Gula aren juga memiliki keunggulan yakni gula aren tidak secara
langsung larut dalam tubuh, namun diserap secara perlahan, oleh karenanya gula
aren dapat bertahan lama di dalam tubuh. Sehingga tidak secara langsung
meningkat kadar gula darah dalam tubuh. Gula aren aman dikonsumsi oleh
penderita diabetes. Gula aren yang telah dicerna di dalam tubuh akan melepaskan
energi untuk tubuh dalam waktu yang cukup lama dan kandungan riboflavinnya
mampu membantu melancarkan metabolisme sistem pencernaan dalam tubuh.
Gula aren dapat digunakan dalam berbagai hidangan makanan atau minuman
dengan mencampurkan gula aren sebagai penggantu gula tebu atau gula pasir. Gula

18
aren tidak seperti gula pada umumnya. Ketika konsumsi gula, gula akan
memecahkan glukosa dala darah dan mampu menaikkan kadar gula darah menjadi
tinggi. Berbeda dengan gula aren ketika dikonsumsi gula aren tidak secara
langsung memecahkan diri menjadi glukosa secara cepat namun dengan perlahan
sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah dalam tubuh sehingga aman bagi
penderita diabetes.Gula aren tidak mengandung bahan kimia negatif dalam
pembuatannya. Gula aren menghasilkan rasa manis alami yang memang sudah
berasal dari nira. Sehingga aman dikonsumsi bagi siapa saja termasuk penderita
diabetes, maka tidak akan mengganggu produksi insulin dan dapat menentramkan
kerja pankreas.

19
C. Teori Praktik Kerja Industri
1. Kadar Abu Pada Kopi Bubuk ( SNI 01-3542-2004 )
Tujuan : Untuk mengetahui kadar abu pada sampel kopi bubuk
Acuan : SNI 01-2891-1992
Prinsip : Pada proses pengabuan zat-zat organik diuraikan menjadi air
dan CO2, tetapi bahan organik tidak.
Tahap :
1. Preparasi
a. Alat
- Cawan porselin
- Tanur listrik
- Neraca analitis
- Oven
- Desikator
b. Langkah kerja:
1) Menimbang dengan seksama 2 – 3 gram contoh kedalam
sebuah cawan porselin (platina) yang telah diketahui
bobotnya, untuk contoh cairan diuapkan diatas penangas air
sampai kering.
2) Mengarangkan diatas nyala pembakar lalu mengabukan
dalam tanur listrik pada suhu maksimal 5500C sampai
pengabuan sempurna (sekali-kali pintu tanur dibuka sedikit
agar oksigen bisa masuk).
3) Mendinginkan dalam eksikator lalu ditimbang sampai
bobot konstan.

c. Data dan Perhitungan :


Krus kosong : 33,9437
Bahan : 2,5014
Penimbangan I : 34,0625
Penimbangan II : 34,0634
Perhitungan :
W 1W 2
Kadar Abu = x 100%
W

20
34,0634  33,9437
= x 100%
2,5014
= 4,78%
Keterangan :
W adalah bobot sampel sebelum diabukan (g)
W1 adalah bobot sampel + cawan sesudah di abukan (g)
W2 adalah bobot cawan kosong (g)
Pembahasan : dari perhitungan diatas kadar abu kopi bubuk
tersebut memenuhi syarat mutu menurut SNI 01-2891-1992 yang tertulis maks.
5%.

2. Kadar Air Pada Kopi Bubuk ( SNI 01-3542-2004 )


Tujuan : Untuk mengetahui kadar air pada sampel kopi bubuk.
Acuan : SNI 01-2891-1992
Prinsip : Kehilangan bobot pada pemanasan 1050C dianggap sebagai
kadar air yang terdapat pada contoh.
Tahap :
1. Preparasi
a. Alat
- Botol Timbang
- Oven
- Neraca analitis
- Desikator
b. Langkah Kerja :
1) Menimbang dengan seksama 1 – 2 gram cuplikan pada
sebuah botol timbang bertutup yang sudah diketahui
bobotnya. Untuk contoh berupa cairan botol timbang
dilengkapi dengan pengaduk dan pasir kuarsa/ kertas saring
berlipat.
2) Mengeringkan pada oven pada suhu 1050C selama 3 jam
3) Mendinginkan dalam eksikator
4) Menimbang, mengulangi pekerjaan ini sampai diperoleh
bobot tetap.
c. Data dan Perhitungan
Botol timbang kosong : 36,5583 g

21
Bahan : 1,5034 g
Penimbangan I : 38,0334
Penimbangan II : 38,0351
Perhitungan :
W
% Kadar air = x 100%
W1
1,4767
= x 100%
1,5034
= 98,2%
Keterangan :
Wseb adalah berat sampel sebelum pengeringan (gr)
Wses adalah berat sampel setelah pengeringan (gr)
Pembahasan : dari hasil perhitungan diatas kadar air kopi
bubuk tersebut memenuhi syarat mutu sesuai SNI 01-2891-1992, maks 7%.

3. Kadar Air Pada Biji Kopi


Tujuan : Untuk menentukan kadar air pada biji kopi
Acuan : SNI 01-2907-2008
Prinsip : Mengeringkan cuplikan pada suhu 1050C selama 16 jam
pada tekanan atmosfer
Tahapan :
a. Alat :
- Oven
- Desikator
- Neraca analitis
- Sendok
- Botol Timbang
b. Langkah kerja:
 Persiapan cawan :
Mengeringkan cawan dan tutupnya pada suhu 1050C + 10C selama 1 jam.
Mendinginkan cawan dan tutupnya dalam eksikator hingga mencapai suhu kamar.
 Penimbangan cuplikan :
Menimbang 10 gram cuplikan dan timbang dalam cawan hingga merata. Menutup
cawan dan menimbang dengan ketelitian 0,1 mg.
 Penentuan :

22
Meletakkan cawan yang telah berisi cuplikan dalam oven yang telah dipanaskan
pada suhu 1050C + 1 0C.membuka tutup cawan dan meletakkan dekat cawan.
Mengeringkan selama 16 jam + 1 jam. Menutup kembali cawan dan memasukkan
kedalam eksikator. Mendinginkan sampai mencapai suhu ruang. Kemudian
menimbang.
 Jumlah ulangan
Melakukan pengujian dengan 2 ulangan terhadap cuplikan yang sama.
c. Data dan Perhitungan :
Kopi : kode 16/03/15
Botol timbang kosong : 59,6522
Bahan : 10,1031
Penimbangan 1 : 68,7950
Penimbangan 2 : 68,7970
Perhitungan :
( M 1  M 2)
Kadar air = x 100%
( M 1  M 0)

69,6653  68,7970
= x 100%
69,6653  59,6522
0,8683
= x 100%
10,0131
= 8,67%
Keterangan :
Mo : berat cawan dan tutup ( gr )
M1 : berat cawan, tutup sebelum pengeringan.
M2 : berat cawan, tutup setelah pengeringan
Pembahasan : dari hasil perhitungan diatas kadar air biji kopi
tersebut memenuhi syarat mutu sesuai SNI 01-2907-2008 maks 12,5%.

4. Sari Kopi Pada Kopi Bubuk


Tujuan : Mengetahui persen ekstrak kopi dalam air.
Acuan : SNI 01-3542-2004
Prinsip : ekstraksi kopi dalam air
Tahapan:

23
a. Alat:
- Gelas piala
- Penangas air
- Pemanas listrik/oven
- Labu ukur 500 ml
- Corong penyaring
- Eksikator
- Neraca analitis
- Pinggan porselin
- Kertas saring
- Pipet volumetrik 50 ml
b. Langkah kerja:
1) Menimbang dengan teliti + 2 gram memasukkan dalam gelas
piala 500 ml.
2) Menambahkan 200 ml air mendidih, mendiamkan selama 1
jam.
3) Menyaring larutan contoh ke dalam labu ukur 500 ml membilas
dengan air panas sampai larutan berwarna jernih.
4) Membiarkan larutan sampai suhu kamar, menambahkan air dan
menetapkan sampai tanda tera.
5) Memipet 50 ml larutan ke dalam pinggan porselin yang telah
diketahui bobotnya.
6) Memanaskan diatas penangas air sampai mengering kemudian
memasukkan kedalam oven pada suhu 1050C + 20C selama 2
jam.
7) Mendinginkan dalam eksikator dan menimbang hingga bobot
tetap.
c. Data dan Perhitungan:
Cawan kosong : 68,5350
Bahan : 2,0011
Penimbangan 1 : 68,5844
Penimbangan 2 : 68,5888
W 1 x 500
% Sari kopi = x 100%
W 2 x 50

0,05381 x 500
= x 100%
2,0011 x 50
= 26,8852%

24
Keterangan :
W1 adalah bobot ekstrak (gr)
W2 adalah bobot sampel (gr)
Pembahasan : dari hasil perhitungan diatas sari kopi pada kopi
bubuk tersebut memenuhi syarat mutu sesuai SNI 01-3542-2004 antara 20% –
36%.

5. Penentuan Biji Rusak, Bertesta, Pecahan Biji Dan Benda Asing


Pada Mete
Tujuan : Untuk menentukan biji rusak, bertesta, pecahan biji
dan benda asing pada mete.
Acuan : SNI 01-2906-1992
Prinsip : Pemisahan pada organoleptik dan penimbangan
sesuai dengan definisi masing-masing karakteristik tersebut.
Tahapan:
a. Alat:
- Oven
- Desikator
- Neraca analitis
- Sendok
- Botol Timbang
b. Langkah kerja:
1) Menimbang contoh 100 + 0,1 g kemudian memisahkan biji
rusak, bertesta, pecahan biji, sesuai dengan definisi
2) Memindahkan pada kaca arloji yang telah diketahui bobotnya.
3) Menimbang kaca arloji beserta benda tersebut dengan neraca
analitis.
4) Data dan Perhitungan :
 Penentuan ukuran biji mete kupas utuh
Bahan : 500,1
Biji mete utuh : 220, termasuk ukuran U.210
 Penentuan biji rusak, bertesta, pecahan biji dan benda
asing
Bahan : 100,0804
 Biji pecah
Cawan kosong : 38, 5657
Berat pecah : 20,0379

25
M 2  M1
Perhitungan : % = x 100%
M0
58,6063  38,5657
= x 100%
100,0804
= 20,0218 %

 Bertesta
Cawan kosong : 24,6316
Berat bertesta : 13,1680
M 2  M1
Perhitungan : % = x 100%
M0
= 37,7996  24,6316
x 100%
100,0804
= 13,1574%
Keterangan
Mo: bobot contoh uji
M1: bobot kaca arloji/cawan
M2: bobot kaca arloji/cawan serta isinya
Pembahasan : dari hasil perhitungan diatas biji mete kupas
tersebut memenuhi syarat mutu sesuai SNI 01-2906-1992.

6. Penentuan Kadar Air Mete


Tujuan :
untuk mengetahui kadar air pada sampel mete.
Acuan :
SNI 01-2906-1992
Prinsip :
Penurunan berat suatu bahan yang dipanaskan pada suhu
1000C – 1050C, disebabkan karena hilangnya air dan zat menguap lainnya,
sehingga kekurangan berat tersebut dianggap sebagai berat air.
Peralatan :
- Oven : dengan pemanasan listrik, mempunyai ventilasi yang efektif
sehingga suhu dalam oven dapat dipertahankan pada 1050C + 20C
- Cawan : dengan bahan logam tahan karat dengan penutup
berdiameter 5 cm dan dalamnya 2,5 sampai 3 cm.
- Eksikator
- Neraca analitis
Langkah Kerja :

26
1) Menimbang dengan teliti contoh yang sudah ditumbuk dalam
lumpang dan alu, sebanyak 5 gram. Menempatkan dalam krus
porselin dipanaskan dalam oven listrik yang mempunyai pengatur
suhu pada 1050C + 20C selama 2 jam.
2) Mendinginkan dalam eksikator sampai mencapai suhu kamar dan
menimbang. Pengujian tersebut dilanjutkan dengan pemanasan
selama 0,5 jam, pendinginan dan penimbangan yang diulangi
beberapa kali (3 - 4 kali) sampai pengurangan berat dan
penimbangan berturut-turut lebih kecil dari 0,001 gram.
M 0  M1
Data dan perhitungan :% = x 100%
M0
Botol timbang kosong = 35,7095
Bahan = 5,0093
Penimbangan 1 = 40,4744
Penimbangan 2 = 40, 4782
Penimbangan 3 = 40, 4810
Penimbangan 4 = 40, 4809
Perhitungan:
M 0  M1
Kadar air = x 100%
M0
5,0093  4,7714
= x 100%
5,0093
= 4,7491 %
Keterangan:
Mo : berat cuplikan mula-mula
M1 : berat cuplikan setelah di keringkan
Pembahasan : dari hasil perhitungan diatas kadar air mete
tersebut memenuhi syarat mutu sesuai SNI 01-2906-1992.

7. Kadar Air VCO


Tujuan : untuk mengetahui kandungan air yang terdapat pada sampel
minyak VCO
Acuan : SNI 7381-2008
Prinsip : Kehilangan pada bobot pemanasan 1050C dianggap sebagai
kadar air yang terdapat pada contoh.

27
Tahapan:
a. Alat:
- Oven : pengeringan dengan pemanasan listrik 1030C + 20C
- Desikator
- Neraca analitis : terkaliberasi dngan ketelitian 0,1 mg
- Botol timbang : berdiameter 50 mm, tinggi 3 mm, dasar mata

b. Langkah Kerja:
1) Memanaskan botol timbang berisi pasir laut kering (kuarsa /
kertas saring berlipat) dan pengaduk pada oven dengan suhu
105oC selama satu jam.
2) Mendinginkan di dalam desikator selama ½ jam.
3) Menimbang dan mencatat bobotnya.
4) Menimbang minyak sebanyak 5gr pada botol timbang yang
sudah didapat bobot konstannya.
5) Memanaskan dalam oven pada suhu 105oC selama satu jam.
6) Mendinginkan dalam desikator selama ½ jam.
7) Menimbang botol timbang yang berisi cuplikan tersebut.
8) Mengulangi pemanasan dan penimbangan hingga diperoleh
bobot tetap.
c. Data dan Perhitungan
Bahan : 5,0050
Botol timbang kosong : 32,3016
Penimbangan 1 : 37,2981
Penimbangan 2 : 37,2973
M 1 M 2
% Kadar air = x 100%
M1
5,0050  4,9957
= x 100%
5,0050
= 0,1858%
Keterangan
M1 adalah bobot cuplikan.
M2 adalah bobot cuplikan setelah pengeringan.
Pembahasan : dari hasil perhitungan diatas kadar air VCO
tersebut memenuhi syarat mutu sesuai SNI 7381-2008 maks. 0,2%.

8. Bagian Yang Tak Larut Dalam Air


Tujuan :
untuk mengetahui banyak tidaknya bagian yang tak larut
dalam air

28
Acuan :
SNI 01-3743-1995
Prinsip : bagian yang tidak larut dalamair adalah zat-zat
kotoran seperti pasir-pasir, potongan daun, serangga dan lain-lain.
Tahapan:
a. Alat:
- Gelas piala
- Erlenmeyer
- Corong gelas
- Gelas pengaduk
- Kertas saring
- Neraca analitis
- Oven
- Eksikator
- Gelas arloji
b. Langkah Kerja :
1) Menimbang saksama lebih kurang 20 gr contoh memasukkan
dalam gelas piala 400 ml, menambah 200 ml air panas,
mengaduk hingga larut
2) Dalam keadaan panas, enap menuangkan bagian yang tidak dapat
larut kedalam kertas saring yang telah di keringkan dan
menimbang
3) Membilas gelas piala dan kertas saring dengan air panas
4) Mengeringkan kertas saring dalam oven pada suhu 1050C
selama 2 jam, mendinginkan dan menimbang sampai bobot
tetap
c. Data dan Perhitungan :
Kertas saring + gelas arloji : 39,5750
Gelas arloji : 38,5650
Bahan : 20,0074
Penimbangan 1 : 41,1441
Penimbangan 2 : 41,1585
Penimbangan 3 : 41,1637
Penimbangan 3 : 41,1637
Penimbangan 4 : 41,1663
Penimbangan 5 : 41,1690
Penimbangan 6 : 41,1714

29
Perhitungan:
W 1W 2
Bagian yang tak larut dalam air = x 100%
W
W 1W 2
Bagian tak larut dalam air = x 100%
W
41,1714  39,5750
= x 100%
20,0074
= 7,9790%
Keterangan :
W : bobot cuplikan
W1 : bobot botol cuplikan timbang + kertas saring berisi bagian
yang tidak larut
W2 : bobot botol cuplikan timbang + kertas saring kosong
Pembahasan : dari hasil perhitungan diatas bagian tak larut
dalam air tersebut tidak memenuhi syarat mutu SNI 01-3743-1995, maks. 1,0%.

30
BAB IV
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) bertujuan melatih dan membentuk tenaga kerja
yang terampil dan disiplin bagi tamatan siswa SMK. Dengan adanya pelaksanaan
Praktik Kerja Industri kami dilatih tanggung jawab, kedisiplinan di dunia kerja
serta bagaimana suatu proses pekerjaan dari awal proses hingga penyelesaian.
Selama melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) siswa harus mentaati
peraturan sesuai yang berlaku dalam dunia kerja / industri, antara lain jam masuk,
istirahat, pulang, penggunaan pakaian kerja maupun aturan-aturan lain dan juga
termasuk praktek penggunaan alat / perkakas kerja yang memenuhi aturan K3 yang
diberlakukan pada saat melakukan aktifitas pekerjaannya. Dengan melaksanakan
pekerjaan secara langsung siswa dapat mengerti proses awal pengujian dan teori-
teori baru pengujian di Balai Pengujian Mutu Dan Hasil Perkebunan.

B. Kesimpulan
Dari pengalaman yang diperoleh selama melaksanakan Praktek Kerja Industri di
Balai Pengujian Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan siswa mendapatkan banyak
teori baru yang belum pernah diajarkan di sekolah. Dari hasil diatas dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Praktik Kerja Industri meningkatkan kemampuan siswa terutama
wawasan dan ketrampilan di bidang pengujian mutu pertanian
khususnya di tempat industri adalah pengujian sampel-sampel hasil
perkebunan.
2. Pengalaman tersebut dapat dijadikan sebagai dasar bagi siswa jika nanti
telah memasuki dunia kerja.
3. Dalam melihat, mengamati, dan menguji sampel hasil perkebunan dapat
menjadikan pengalaman baru di dalam industri.

31
Praktik Kerja Industri yang jauh dari tempat tinggal dan sekolah membuat siswa
berlatih mandiri dalam segala hal, disiplin dan tanggung jawab terutama dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam dunia industri.

32
BAB V
PENUTUP

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan Praktik Kerja Industri dan
dapat menyelesaikan laporan dengan lancar tanpa ada halangan apapun, dan kami
juga mengucapkan terima kasih atas bimbingan dari berbagai pihak dalam kegiatan
melaksanakan Praktik Kerja Industri.

Saran
1. Pelaksanaan praktik yang akan datang waktunya sudah cukup efektif untuk
melaksanakan Praktik Kerja Industri maka siswa mempunyai waktu lebih
untuk mengejar pelajaran yang tertinggal selama melaksanakan Praktik Kerja
Industri.
2. Pada awal mulai melaksanakan Praktik Kerja Industri diharapkan
pembimbing sekolah dapat memonitoring / memantau lebih sering para siswa
karena dalam melaksanakan praktik siswa terkadang masih kurang berani
untuk bertanya pada pembimbing industri karena belum begitu kenal.
Agar dapat disesuaikan antara teori yang diberikan dengan jurnal sehingga tidak
terlalu jauh perbedaan dengan teori praktek di sekolah dan di dunia industri maka
harus diadakan survei untuk mengetahui teori yang diterapkan di dunia industri.

33
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional .1995. SNI No. 01-3743-1995. Gula Palma. Jakarta:
BSN.
Badan Standarisasi Nasional .2006. SNI No. 06-2385-2006. Minyak Nilam. Jakarta
: BSN.
Badan Standarisasi Nasional .1992. SNI No. 01-2906-1992. Biji Mete Kupas.
Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2004. SNI No. 01-3542-2004. Kopi Bubuk. Jakarta .
Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI No. 01-2892-1992. Cara Uji Gula. Jakarta
.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI No. 01-2907-2008. Biji Kopi. Jakarta..
Buku Laporan Praktek Kerja Industri SMK N 1 Mojosongo. 2015
Dikutip dari Wikipedia.com http://id.wikipedia.org/wiki/Robusta
Dikutip dari Kaskus.com http://www.kopistory.com/artikel/perbedaan-kopi-
arabika-dan-robusta
Dikutip dari JCPenney http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-
medicine/2168141-minyak-atsiri-antara-manfaat-dan/#ixzz1s2IIamR9
.

34

Anda mungkin juga menyukai