114
KODE PAKET DIKLAT : AA.AHP.THP.114.L2
KODE MODUL : AA.AHP.THP.114.L2.6
JENJANG DIKLAT : LANJUT
MODUL/BAHAN AJAR
PEMBUATAN TAHU
Oleh:
Noni Mulyadi, S.TP., M.Si.
Endang Prabandari, M.Pd.
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar 1
Belakang .................................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 2
.......... 3
C. Ruang 5
Lingkup..................................................................................................... 5
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP/ SILABUS ................... 19
KEGIATAN PEMBELAJARAN...................................................................................... 20
A. Lembar Informasi ................................................................................................. 21
B. Lembar Kerja .......................................................................................................
C. Lembar Evaluasi ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahu sudah sangat populer dikalangan masyarakat, selain dikarenakan rasanya yang
enak, juga karena nilai gizinya yang tinggi. Di beberapa daerah tertentu, dikenal jenis
tahu yang khas untuk daerah tersebut Sebagai contoh, di daerah Kediri dikenal tahu
Takwa, dan di daerah Sumedang dikenal tahu Sumedang.
Saat ini tingkat konsumsi masyarakat terhadap tahu cukup tinggi. Tahu sudah menjadi
makanan sehari-hari. Sumbangan zat gizi, khususnya protein per 100 gram tahu
sekitar 7,9 gram. Kondisi ini sangat potensial sebagai salah satu bahan yang digunakan
dalam upaya pemenuhan kekurangan kalori protein (KKP) bagi masyarakat. Kelebihan
lain yang dimiliki tahu adalah bebas dari kolesterol, sehingga sangat bermanfaat bagi
kalangan masyarakat yang menghindari atau harus berpantang kolesterol.
Ditinjau dari proses pembuatannya, tahu cukup mudah dibuat dan tidak memerlukan
peralatan yang rumit dan mahal. Atas dasar itu, maka pembuatan tahu dalam skala
komersial memiliki peluang yang menjanjikan.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum :
Setelah mempelajari mata diklat ini, peserta diklat diharapkan dapat membuat
tahu sesuai dengan kriteria yang diinginkan
2. Tujuan Khusus :
Setelah mempelajari mata diklat ini, peserta diklat diharapkan mampu:
a. Menjelaskan karakteristik bahan yang diperlukan
b. Menjelaskan jenis dan fungsi peralatan yang digunakan
c. Melakukan proses pembuatan tahu
C. Ruang Lingkup
Modul ini membahas tentang karakteristik bahan dasar dan bahan pendukung, jenis
dan fungsi peralatan yang digunakan serta proses pembuatan tahu.
b. Indikator
Keberhasilan
A. Lembar Informasi
Tahu merupakan produk makanan dari kacang-kacangan, mempunyai tekstur halus
dan biasanya berbentuk segi empat. Kata tahu berasal dari bahasa Cina tao hu, teu-hu
atau tokwa. Kata tao atau teu berarti kacang, sedangkan hu atau kwa artinya hancur
menjadi bubur. Secara harfiah kata tahu dapat diartikan sebagai makanan yang terbuat
dari kedele yang dilumatkan atau dihancurkan menjadi bubur.
Meskipun tahu berasal dari Cina, tetapi saat ini sudah sangat populer diberbagai
negara. Di negara-negara Asia Timur, tahu sama pentingnya seperti daging bagi bangsa
Barat.
Kepopuleran tahu dilatarbelakangi oleh rasanya yang gurih dan lezat serta beberapa
keunggulan lain, seperti :
a. Kandungan proteinnya cukup tinggi dalam arti kualitas maupun kuantitas
(7,9 gram protein per 100 gram tahu dan NPU/nilai cerna 65 %)
b. mempunyai asam amino esensial yang lengkap.
c. Rendah kalori dan rendah asam lemak jenuh serta tidak mengandung
kolesterol.
d. Kaya vitamin dan meniral.
e. bebas dari bahan kimia beracun.
Tabel 1. Komposisi zat gizi dalam 100 gr tahu.
NO ZAT GIZI JUMLAH
1. Energi 63,0 kalori
2. Air 86,7 gram
3. Protein 7,9 gram
4. Lemak 4,1 gram
5. Karbohidrat 0,4 gram
6. Serat 0,1 gram
7. Abu 0,9 gram
8. Kalsium 150,0 mg
9. Besi 2,2 mg
10. Vitamin B1 0,04 mg
11. Vitamin B2 0,02 mg
12. Niacin 0,4 mg
Bahan baku pembuatan tahu adalah kedelai kuning, sedangkan sebagai bahan
pendukung adalah air, bahan penggumpal dapat digunakan asam cuka, batu tahu
atau manyon dan bahan pengawet jika diperlukan.
a. Bahan baku
Bahan baku tahu adalah biji kedelai kuning yang kulit bijinya berwarna
kuning, putih atau hijau. Apabila dipotong melintang memperlihatkan warna
kuning pada irisan keping bijinya.
Untuk mendapatkan tahu dengan kualitas baik, harus diperhatikan syarat
mutu biji kedelai yang akan digunakan sebagai bahan baku.
Biji kedelai yang dipilih mempunyai syarat :
• Bebas dari sisa tanaman (kulit polong, potongan batang atau ranting),
batu kerikil, tanah atau biji-bijian lain
• Biji kedelai tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit
Agar diperoleh kualitas produk akhir tahu yang baik, diperlukan air
yang sesuai dengan syarat mutu air bersih berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990. Bahkan, bila
memungkinkan, memenuhi syarat mutu air minum berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 907/Menkes/SK/Vll/2002.
Tabel 3. Syarat mutu air bersih dan syarat mutu air minum
Penggunaan cairan biang yang baru berumur satu hari dapat dilakukan,
tetapi kualitas tahu yang dihasilkan kurang bagus, yaitu tahunya
menjadi keras dan tidak gurih. Penggunaan biang yang baik adalah
yang sudah disimpan 2 – 3 hari, sebab tingkat keasaman atau
3) Pengawet
Penggunaan bahan tambahan makanan termasuk pengawet diatur
oleh Menteri Kesehatan melalui peraturan No. 722/lMenkes/
Per/IX/88. Peraturan tersebut bertujuan untuk memperoleh produk
makanan yang aman untuk dikonsumsi. Peraturan ini penting
diketahui oleh masyarakat, khususnya industri besar maupun industri
rumah tangga. Umumnya, industri rumahtangga mempunyai sedikit
informasi tentang teknologi maupun hal-hal yang menyangkut
peraturan yang berlaku bagi industri pangan.
Peralatan dan mesin yang digunakan dalam proses pembuatan tahu merupakan
sarana utama yang harus diperhatikan. Peralatan dan mesin tersebut harus selalu
dibersihkan setiap selesai proses dan selalu siap pakai.
Dalam industri pengolahan tahu, peralatan dan mesin proses pembuatan tahu
terdiri dari peralatan utama dan peralatan pendukung.
Berikut adalah beberapa peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan
tahu:
a. Pengiling kedelai
Alat ini digunakan untuk menggiling kedelai sampai menjadi bubur kedelai
yang kental. Alat penggiling ini dapat berupa batu giling ataupun blender.
b. Tungku atau kompor
Alat ini digunakan untuk memasak bubur kedelai
c. Wajan atau panci
Alat digunakan untuk mendidihkan bubur kedelai, dan biasanya digunakan
wajan atau panci dengan ukuran besar dengan garis tengah sekitar satu
meter yang dibuat dari bahan alumunium
d. Timbangan
Alat ini digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang akan digunakan.
e. Baskom/Ember
Alat ini digunakan untuk mencuci dan merendam kedelai. Selain itu
baskom/ember digunakan sebagai penampung bubur kedelai hasil
penggilingan.
f. Kain saring ampas
Kain saring ampas digunakan untuk memisahkan ampas dari sari kedelainya.
Kain saring ini biasanya terbuat dari bahan sifon polos berwarna
terang/putih. Bentuk kain saring yaitu bujur sangkar dengan ukuran 150 cm
x 150 cm.
g. Pencetak tahu
Alat ini digunakan untuk mencetak tahu, bahannya terbuat dari kayu dan
berbentuk persegi empat. Alat cekat ini terdiri dari bingkai, alas, dan
penutup. Papan cetakan dibuat lubang sebagai tempat keluarnya air limbah
cair tahu yang disebut manyon.
a. Pembersihan (sortasi)
Pada umumnya biji kedelai yang dibeli masih tercampur dengan bahan-
bahan lain lain yang tidak diinginkan, untuk itu biji-biji kedelai tersebut perlu
dibersihkan, dipisahkan dengan bahan-bahan yang tidak dipakai seperti kulit
polong, sisa batang, batu dn lainnya agar nantinya diperoleh kedelai
bermutu baik. Caranya biji-biji kedelai diletakaan pada tampah kemudian
ditampi.
b. Pencucian
Biji-biji kedelai dimasukkan ke dalam ember atau baskom berisi air, lebih
baik lagi pada air yang mengalir. Dengan pencucian ini, kotoran-kotoran
yang melekat maupun tecampur diantara biji dapat hilang.
c. Perendaman
Setelah dicuci bersih, kedelai direndam dalam ember atau baskom berisi air
selama sekitar 8 –12 jam. Dengan perendaman ini, kedelai akan menyerap
air sehingga lebih lunak dan jumlah air yang dipakai untuk merendam sekitar
3 kali berat kedelai.
d. Penggilingan
Biji-biji kedelai yang telah direndam ditambah dengan air panas, lalu
dimasukkan ke ke dalam alat penggiling. Untuk 1 bagian kedelai ditambah
dengan 8 bagian air panas. Tujuan penggilingan ini untuk menghancurkan
biji kedelai sehingga diperoleh bubur kedelai, sedangkan tujuan
penambahan air panas untuk menginaktifkan enzim lipoksigenase dalam
kedelai yang menyebabkan bau langu. Serta mempercepat protein larut
dalam air.
e. Pendidihan
Bubur kedelai yang diperoleh sebagai hasil penggilingan selanjutnya didikan.
Tujuannya untuk menginaktifkan zat anti nutrisi kedelai (Trypsin inhibitor)
menaikan nilai nutrisi dan kualitas protein, meningkatkan flavor atau aroma
susu kedelai, meningkatkan rendemen hasil dan memudahkan pada saat
ekstraksi/penyaringan.
f. Penyaringan
Proses selanjutnya bubur kedelai disaring untuk mendapatkan sari kedelai
atau susu kedelai. Penyaringkan dilakukan dengan menggunakan kain saring.
Untuk memperbanyak rendemen/hasil penyaringan dapat dilakukkan
pembilasan dengan penambahan air bersih. Hasil utama pernyaringan ini
adalah sari kedelai, sedangkan hasil sampingnya adalah ampas yang dapat
dimamfatkan menjadi beberapa jenis makanan dan juga dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.
g. Penggumpalan
Pengumpalan merupakan tahapan proses yang sangat penting/tahapan
kritis, sebab hasil pengumpalan yang akan menentukan kualitas tahu yang
h. Pencetakan
Sebelum pencetakan dimulai sebaiknya air asam yang terdapat diatas
endapan dipisahkan. Setelah itu barulah gumpalan protein dimasukkan
kedalam cetakan yang bagian alasnya dihamparkan kain saring. Jika cetakan
telah penuh dengan gumpalan protein kain saring dilipat bagian atasnya lalu
dilakukan pengepresan untuk mendapatkan tahu yang diinginkan.
i. Perebusan
Sebaiknya sebelum produk tahu dipasarkan dilakukan perebusan terlebih
dahulu. Tujuan perebusan ini agar tahu tidak cepat rusak/busuk. Pada saat
perebusan ini dapat ditambahkan air perasan kunyit sebagai pewarna atau
garam sebagai penyedap rasa.
1) Tahu yang baik memiliki ciri-ciri : tahu berwarna putih, tekstur halus
tidak pahit dan tidak asam, flavor normal (mendekati gurih)
2) Bila rendemen tahu yang dihasillkan sedikit, kemungkinan karena
kedelai terlalu lama disimpan, hasil penggilingan kurang halus,
Kedelai
Perendaman
8-12 jam
Penggilingan
Pemanasan
Mendidih 5 menit
Penyaringan
Ampas
Penggumpalan
(suhu + 70 0 C)
Pemisahan Manyon
Tahu
Secara umum mutu tahu yang baik mempunyai ciri-ciri tekstur halus, rasa tidak
pahit dan tidak asam, flavor normal (mendekati gurih). Untuk menghasilkan tahu
dengan kualitas mutu sesuai dengan yang diharapkan ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, antara lain :
Bahan dasar yang biasa digunakan adalah kedelai kuning atau putih. Sortasi
kedelai dengan tujuan mendapatkan kedelai yang bebas dari kotoran, benda
asing serta bebas dari kedelai yang rusak atau terserang hama penyakit
merupakan tahap awal yang sangat menentukan mutu tahu yang dihasilkan.
Titik kritis dalam pembuatan tahu terletak pada tahap pengumpalan , jenis
koagulan, konsentrasi, jumlah koagulan dan suhu saat dilakukan penambahan
koagulan sangat menentukan mutu tahu yang dihasilkan.
dan tata letak (lay out) ruang. Selain mempengaruhi kualitas tahu yang dihasilkan,
masalah kebersihan ini sangat mempengaruhi kenyamanan kerja tenaga kerja,
yang pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitasnya.
Teknik menilai mutu tahu secara sederhana adalah dengan pengujian secara
organoleptis, yakni menilai mutu dengan menggunakan alat-alat indera kita.
Faktor mutu yang sering menjadi tolok ukur adalah warna takstur, aroma dan
struktur tahu. Tekstur tahu dapat dinilai dengan cara memijit tahu menggunakan
jari telunjuk atau menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Sedangkan struktur tahu
dapat dinilai dengan mengamati hasil potongan tahu yang kompak tidak
berongga pada bekas potongan.
B. Lembar Kerja
ALAT
• Tampah
• Penggilingan tahu
• Baskom
• Panci/ wajan
• Pengaduk kayu
• Kompor
• Ember plastik
• Kain saring
• Termometer
• Cetakan tahu
BAHAN
• Biji kedelai putih 1 kg
• Asam Cuka 5 %
• Air
• Kunyit
LANGKAH KERJA
3. Rendamlah kedelai yang telah dicuci bersih dalam baskom dengan perbandingan air
dengan kedelai 4 : 1 selama 8 – 12 jam
4. Gilinglah kedelai tersebut dengan alat penggiling. Tambahkan air sebanyak 8 – 10
kalinya untuk mempermudah penggilingan.
5. Panaskan bubur kedelai dengan menggunakan panci sampai mendidih selama 10
menit, sambil diaduk agar busa yang ditimbulkan tidak tumpah.
6. Saringlah bubur kedelai yang telah dipanaskan dengan menggunakan kain saring dan
dilanjutkan dengan pengepresan agar semua sari kedelai dapat dikeluarkan.
7. Dinginkan sari kedelai yang telah disaring sampai suhu 75 oC sambil diaduk perlahan-
lahan. Tambahkan asam cuka 5 % atau manyon sampai terbentuk gumpalan putih
dan cairan disekitarnya terlihat jernih atau bening. Biarkan sebentar agar gumpalan
tahu mengendap. Selanjutnya cairan di atas di buang.
8. Lakukan pencetakan dengan menggunakan cetakan khusus. Gumpalan tahu
dimasukkan ke dalam cetakan yang telah dilapisi kain saring. Kain saring kemudian
ditutup di atasnya, sehingga gumpalan tahu terbungkus rapi. Setelah itu lakukan
pengepresan untuk mengeluarkan sebagian air yang masih ada, dengan
menggunakan pemberat selama + 10-15 menit.
9. Angkat tahu dalam cetakan dengan hati-hati, selanjutnya tahu dipotong-potong
menggunakan pisau dengan bantuan penggaris sesuai dengan ukuran yang
diinginkan.
10. Tahu yang telah dipotong-potong direbus dalam larutan garam atau larutan kunyit
70 %.
C. Lembar Evaluasi
1. Jelaskan jenis kedelai yang baik digunakan untuk pembuatan tahu!
2. Jelaskan bahan kimia yang dapat digunakan sebagai penggumpal dalam proses
pembuatan tahu!
3. Jelaskan tujuan pemanasan bubur kedelai dalam proses pembuatan tahu!
4. Jelaskan teknik pencetakan dalam proses pembuatan tahu
5. Jelaskan cara pengendalian mutu dalam proses pembuatan tahu.
DAFTAR PUSTAKA
Dadang Supriatna, Ir. 2005. Membuat Tahu Sumedang. Penebar Swadaya. Jakarta.
Endang Prabandari. 2004. Modul Pembuatan Tahu. Departemen Pendidikan Nasional. PPPG
Pertanian Cianjur.