Anda di halaman 1dari 16

Tata Boga

Program keahlian Tata Boga berdiri pada tahun 2006/2007, dengan kompetensi
keahlian Restoran. Pada masa awal berdirinya, program keahlian ini hanya
mempunyai 18 peserta didik. Dengan prestasi dan dedikasi mengabdi dan
berkarya, program keahlian Tata Boga membuktikan keberadaannya dan bisa
sejajar dengan sekolah lain dengan jumlah peserta didik di tahun 2019/2020
berjumlah 375 peserta didik, dengan jumlah guru 7 orang, dan satu asisten.

Visi dari Program Keahlian Tata Boga yaitu menghasilkan tamatan yang mandiri
dan berjiwa wirausaha dalam bidang kepariwisataan (Tata Boga). Peserta didik
program ini dituntut untuk memiliki sikap mandiri, kreatif, dan menerapkan prinsip
layanan prima dalam bidang pengolahan dan penyajian makanan.

Dengan adanya laboratorium Tata Boga yang memenuhi standar dan peralatan
yang memadai, serta didukung dengan penerapan pola pembelajaran yang disiplin,
namun memberi ruang bagi peserta didik untuk kreatif dan inovatif, membuat
program studi ini menghasilkan tamatan yang berkualitas. Beberapa alumni sudah
direkrut di hotel-hotel ternama baik di sekitar Jawa Tengah maupun di luar daerah.

Dengan maraknya kebutuhan penyediaan layanan di bidang makanan, program


keahlian mengembangkan unit produksi catering dang persewaan alat-alat pesta.
Selain itu, peserta didik program keahlian ini juga banyak yang menjadi tenaga
casual (kerja paruh waktu) di beberapa hotel, resto, dan catering di sekitar
Semarang.

Visi
1. Menghasilkan tamatan yang mandiri dan berjiwa wirausaha dalam
pariwisata (Tata Boga).
2. Misi
3. Mendidik dan melatih peserta didik menjadi manusia yang:
4. Memiliki sikap yang baik dalam mengolah makanan
5. Terampil,mandiri, dan dapat mengembangkan diri dibidang pengolahan
makanan
6. Memiliki kreativitas dan inovasi dalam bidang Tata Boga
7. Melaksanakan layanan prima terhadap siswa kompetensi keahlian Tata
Boga dalam semua aspek sarana dan prasarana untuk menghasilkan tenaga
kerja yang kompeten dan mandiri
8. Meningkatkan kualitas tamatan yang sesuai dengan standar kompetensi
nasional (SSN) dalam menghadapai era globalisasi
9. Meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui penerapan IPTEK dan
IMTAQ
Tujuan
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
2. Mengajarkan peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung
jawab
3. Melatih peserta didik agar dapat menerapkan pola hidup sehat, memiliki
wawasan,pengetahuan dan seni
4. Membekali peserta didik dengan keterampilan,pengetahuan dan sikap
agarkompeten dalam :Mengelola dan menyajikan makanan kontinental yang
terdiri dari makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup
5. Melatih peserta didik agar mampu memilih karier , berkompetisi dan
mengembangkan sikap profesional dalam kompetesnsi Tata Boga
6. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
untuk melanjutkan pendidikan
PAKET KEUNGGULAN
Keunggulan program keahlian tata boga, paket keahlian jasa boga, SMKN 1 Bagor
adalah cathering, yang biasa melayani acara pernikahan, rapat, acara kantor,
seminar, dll. Contoh acara yang sudah pernah dilayani yaitu Wedding Organizer,
Kegiatan Pemerintah Daerah, Sekar Boga Bakery, serta melayani makan siang
untuk guru dan karyawan SMKN I Bagor.

Nama katering yang ada di paket keahlian Jasa Boga adalah Sekar Boga Cathering

Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar


kompeten dalam :

1. Mengolah dan menyajikan makanan kontinental yang terdiri dari makanan


pembuka, makanan utama, dan makanan penutup
2. Mengolah dan menyajikan makanan Indonesia yang terdiri dari makanan
pembuka, makanan pokok, lauk pauk, dan makanan penutup
3. Melayani makan dan minum baik di restoran maupun di kamar tamu, serta
menata meja makan dan meja prasmanan
4. Mengolah dan menyajikan aneka minuman non-alkohol
5. Mengorganisir operasi pelayanan makan dan minum di restoran.
Profil Lulusan Kompetensi KahlianTata Boga
1. Lulusan Kompetensi Keahlian Tata Boga adalah tenaga muda yang
mengorganisir operasi pelayanan makan dan minum di restoran.
2. Mengolah dan menyajikan makanan kontinental yang terdiri dari makanan
pembuka, makanan utama dan makanan penutup,
3. Mengolah dan menyajikan makanan indonesia yang terdiri dari makanan
pembuka, makanan pokok, lauk pauk dan makanan penutup,
4. Melayani makan dan minum baik di restoran maupun di kamar tamu, serta
menata meja makan dan meja prasmanan
5. Mengolah dan menyajikan aneka minuman non alkohol
6. Mengorganisir operasi makanan dalam usaha restoran
Lapangan Pekerjaan yang dapat diisi oleh lulusan Kompetensi  keahlian Jasa Boga
antara lain :
1. Restaurant
2. Hotel
3. Rumah Makan
4. Usaha Catering
5. Rumah Sakit
6. Usaha Pelayanan makanan Orang banyak
7. Kapal Pesiar
8. Bakery
9. Food Court
Fasilitas
Untuk mendukung tujuan tersebut sekolah yang menyelenggarakan Kompetensi
keahlian Jasa Boga harus memiliki restoran untuk pelatihan (training restoran) dan
restoran untuk usaha (real restoran).

Fasilitas yang dimiliki saat ini antara lain :


Dapur Training /Kitchen Training 1 unit (lengkap)

Ruang Tata Hidang 1 lengkap dengan peralatan praktek


Tata Busana
VISI PROGRAM KEAHLIAN

Menjadikan Program Keahlian Tata Busana sebagai program keahlian yang


menghasilkan sumber daya manusia yang profesional dan berakhlakul karimah
yang mampu berkompetensi di tingkat nasional dan internasional 

MISI PROGRAM KEAHLIAN


1. Mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan kejuruan yang berwawasan
mutu, keunggulan, profesional, berakhlaq mulia dan berorientasi masa depan.
2. Membekali peserta didik untuk berkarir, mandiri yang mampu beradaptasi
di lingkungan kerja sesuai bidangnya dan mampu menghadapi perubahan yang
terjadi di masyarakat.
3. Membekali peserta didik sikap profesional untuk mengembangkan diri dan
mampu berkompetisi di tingkat nasional, regional dan internasional.
4. Meningkatkan akses untuk mendapatkan layanan pendidikan kejuruan bagi
masyarakat melalui program perluasan dan pengembangan program keahlian.
5. Mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan yang adaptif
fleksibel dan berwawasan global.   

TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN


1. Mempersiapkan peserta didik menjadi manusia islami yang produktif,
mampu bekerja mandiri dan dapat diserap oleh DU/DI sebagai tenaga kerja
tingkat menengah sesuai dengan kompotensi yang dimilikinya.
2. Memberikan pembekalan agar mampu berkarir, ulet dan giat dalam
berkompetensi, mampu beradaptasi dilingkungan kerja dan dapat
mengembangkan sikap propesional sesuai kompetensi yang dimilikinya.
3. Membekali peserta didik dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
wawasan entreuprener agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik
secara mandiri maupun melanjutkan pada jenjang pendidikan lebih tinggi.
4. Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar
kompeten di bidang : Fashion Drawing (Menggambar Busana), Pattern making
(Membuat Pola), Pembuatan busana, baik pria, wanita, dewasa, dan anak-
anak danPembuatan Hiasan pada busana (Embroidery).
KOMPETENSI KEAHLIAN YANG DI AJARKAN
Kompetensi yang diajarkan di Kompetensi Keahlian Tata Busana Butik di SMK
Negeri 1 Bagor meliputi: 

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN


1. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
2. Melaksanakan pemeliharaan kecil
3. Melaksanakan layanan secara prima kepada pelanggan (customer care)
KOMPETENSI KEJURUAN
1. Menggambar busana (Fashion drawing)
2. Membuat pola (Pattern Making)
3. Membuat busana wanita
4. Membuat busana pria
5. Membuat busana anak
6. Membuat busana bayi
7. Memilih bahan baku busana
8. Membuat Hiasan pada busana (Embroidery)
9. Mengawasi mutu busana
KOMPETENSI TAMATAN
Mampu menggambar busana dan lenan rumah tangga, mengoperasikan mesin
jahit. membuat pola dasar dan mengubah pola berbagai jenis busana dan lenan
rumah tangga, menggunting bahan busana, dan menjahit busana dan lenan rumah
tangga dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja

LINGKUP PEKERJAAN
Bidang pekerjaan yang dapat diisi oleh tamatan Program Keahlian Busana Butik
antara lain :

1. Customer-Made (Modiste/attelier, butik, tailor-made, dress-making)


2. Penjahit
3. Tukang potong
4. Pembuat pola
5. Pekerja pada bagian finishing
6. Penghias busana
7. Pembuat pelengkap Busana
8. Garment/Konveksi Operator/Pembantu operator pada bagian :
9. Triming
10. Preparing
11. Ticketing & bundelling
12. Cutting
13. Sewing (penjahit)
14. Finishing
15. Packing & labelling
16. Pembuatan sampel Pressing.
17. Sebagai disainer, penjahit, pembuat pola, penghias busana pada Custom
Mode
18. Sebagai operator/ asisten operator pada Garmen/ konveksi
19. Membuka usaha di bidang penjahitan dan konveksi
20. Kegiatan yang sering diikuti jurusan Tata Busana Butik yaitu Fasion Show
TKJ

Mikrotik Academy
Program MikroTik Academy SMK Negeri 1 Bagor adalah program khusus untuk
Institusi Pendidikan, seperti Universitas, STMIK, AMIK, Institut Teknik, SMK dan
sekolah berbasis semester. Program ini memungkinkan sekolah untuk membuka
kelas MikroTik Bersertifikasi sebagai bagian dari kurikulum pembelajaran dan
membuka ujian sertifikasi bagi siswanya di akhir kelas.

Sebagai bagian dari program MikroTik Academy, SMK Negeri 1 Bagor merupakan
salah satu dari Training Partner Academy untuk MikroTik yang ditunjuk untuk
melaksanakan program kelas MikroTik Academy bagi siswa kami. Program ini
digabungkan ke dalam kurikulum pada semester 3 dan 4 melalui topik Manajemen
Jaringan Komputer, dijalankan secara terpisah sebagai bagian dari kelas tambahan
dan akan diadakan ujian sertifikasi untuk menguji kemampuan siswa serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh Sertifikat MikroTik yang
bersifat internasional.

Sertifikat yang dikeluarkan merupakan sertifikat bertaraf Internasional (bila siswa


lulus ujian dengan nilai > 60%), siswa akan mendapatkan gelar sebagai MikroTik
Certified Network Associate (MTCNA).

SMK Negeri 1 Bagor mengajarkan topik berikut dalam kelas MikroTik Academy :

 Review TCP/IP
 Review Subneting
 Introduction to Mikrotik
 Install Mikrotik (console / Winbox)
 Firewall Basic
 Bridge System
 Static Routing
 Quality of Service (simple)
 Wireless Concept
 Wireless Interface : PTP & PTMP
 Tunnel
 Dan diselenggarakan selama 2 Semester.
MikroTik Academy di SMK Negeri 1 Bagor didukung sepenuhnya oleh Pihak
MikroTik Latvia dan BelajarMikroTik sebagai Koordinator MikroTik Akademi di
Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Kelas MikroTik Academy di SMK Negeri 1
Bagor hubungi

NAMA LENGKAP    : Dedi Eko Setiawan, S.Kom

NO HANDPHONE  :   085-649 006-821

EMAIL                       : dedi.mikrotik@gmail.com | tkjsmkn1bagor@gmail.com


Link Tautan             : https://mikrotik.com/training/academy/asia
Teaching Factory

TEACHING FACTORY SMKN 1 BAGOR


Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu. Hal ini sesuai dengan
amanat UU No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal 3 :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan fungsi pendidikan yang tertuang dalam undang-undang tersebut,


lembaga pendidikan kejuruan atau yang disebut Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga kerja yang berilmu, kreatif,
mandiri, terampil, dan kompeten di bidangnya. Namun tentu saja tenaga kerja yang
dihasilkan pendidikan kejuruan harus bisa selaras dengan kebutuhan dunia
industri untuk bisa bersaing di dunia kerja yang sebenarnya. Oleh karena itu,
peningkatan keahlian sumber daya manusia harus menjadi prioritas utama dalam
rangka meningkatkan kualitas lulusannya.

Pada kenyataannya, lulusan SMK banyak yang menganggur karena lulusannya tidak
layak diserap oleh lapangan kerja. Tambahan pula, dengan adanya revolusi insustri
ke-4, yaitu integrasi dunia online dengan produksi, akan menyebabkan sekitar 2
miliar pekerja di seluruh dunia berisiko kehilangan pekerjaan. Hal ini tentu saja
menjadi tantangan besar bagi SMK untuk meningkatkan kualitas tamatannya.
Untuk mengatasi hal tersebut, SMK harus mengutamakan pengembangan sistem
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan tamatan yang benar-benar
profesional, memiliki etos kerja, disiplin dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai
budaya bangsa serta berakhlak mulia.

Dunia usaha atau dunia industry (DU/DI) merupakan sasaran dari proses dan hasil
pembelajaran SMK mempunyai karakter dan nuansa tersendiri. Oleh karena itu,
SMK dalam proses pembelajarannya harus bisa membuat pendekatan
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan keinginan dunia industri. Salah satu
model pendidikan yang cocok adalah dengan menerapkan Teaching Factory dalam
proses belajar mengajar di SMK.

Teaching factory merupakan model pembelajaran berbasis industri (produk dan


jasa) melalui sinergi sekolah dengan DU/DI untuk menghasilkan lulusan yang
kompeten sesuai dengan kebutuhan pasar. Teaching Factory mengintegrasikan
proses pembelajaran untuk menghasilkan produk maupun jasa yang layak jual
untuk menghasilkan nilai tambah untuk sekolah (Direktorat Pembinaan SMK, 2008).
Artinya, proses Teaching Factory dapat menanamkan jiwa kewirausahaan bagi
peserta didik. Melalui proses Teaching Factory, peserta didik dapat menghasilkan
produk barang dan jasa yang memiliki nilai tambah dengan kualitas yang bisa
diserap dan diterima oleh masyarakat. Menurut Moerdiyanto (2009), yang perlu
diperhatikan dalam produksi barang dan jasa antara lain: (1) produk apa yang
dibutuhkan di pasar, (2) mengapa produk tersebut dibeli, (3) siapa pembeli, (4)
bagaimana proses pembelian, (5) bagaimana mutu dan penampilan produk, (6)
bagaimana modelnya, (7) bagaimana merk-nya, bagaimana palayanan dan
garansinya.

Dalam konsep sederhana Teaching Factory merupakan pengembangan dari


pendidikan sistem ganda, yaitu Competence Based Training (CBT), dan Production
Based Education and Training (PBET) yang dilaksanakan oleh SMK. Hal ini
disesuaikan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Triatmoko (2009: 35),
bahwa SMK masih kesulitan untuk menerapkan pendidikan berbasis produksi. Oleh
karena itu dimunculkan istilah Teaching Factory yang mengharuskan sekolah
memiliki tempat untuk peserta didik melaksanakan pembelajaran praktik yang
dirancang sedemikian rupa sehingga menyerupai lingkungan kerja.

Sebagai perwujudan nyata implementasi UU No. 20 tahun 2003 untuk


meningkatkan kualitas lulusan SMK, SMKN 1 BAGOR menerapkan konsep Teaching
Factory dalam pembelajaran di sekolah mulai Tahun Pelajaran 2018 – 2019.
Program Teaching Factory merupakan langkah positif yang ditawarkan pihak SMKN
1 BAGOR kepada peserta didik guna mengembangkan jiwa enterpreneur, dengan
harapan tamatan SMKN 1 BAGOR mampu menjadi aset daerah dan bukan menjadi
beban Kota NGANJUK khususnya, negara Indonesia pada umumnya.

Tujuan diciptakannya program Teaching Factory di SMKN 1 BAGOR adalah :

1. Meningkatkan kualitas pendidikan agar lulusan SMKN 1 BAGOR benar-


benar merupakan tenaga kerja terampil dan layak kerja di dunia usaha, sesuai
bidang atau kompetensi keahlian masing-masing.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik dan guru untuk
mengerjakan pekerjaan praktik yang berorientasi pasa
3. Sebagai wadah pelatihan dalam pembentukan mental kerja sebelum
peserta didik melaksanakan PKL atau terjun ke dunia kerja setelah lulus.
4. Menjalin hubungan yang lebih baik dengan dunia usaha/industri atau
masyarakat lain atas terbukanya fasilitas untuk umum.
5. Meningkatkan kreativitas guru dan peserta didik.
6. Menumbuhkan sikap profesional produktif peserta didik dan guru.
7. Melatih kemandirian, percaya diri, dan jiwa berwirausaha.
8. Meningkatkan kualitas lulusan dalam berbagai segi terutama dalam hal
pengetahuan dan keterampilan
DASAR HUKUM TEACHING FACTORY

Dasar hukum pelaksanaan Teaching Factory adalah sebagai berikut:


1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.
3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang
Pembangunan Sumber Daya Industri.
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
9. Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2015 tentang Kementerian Badan
Usaha Milik Negara.
10. Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan.
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan(SMK/MAK).
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor  3 Tahun 2017 tentang Pedoman
dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link
and Mach dengan Industri.
TEACHING FACTORY SMKN 1 BAGOR
Teaching Factory (TEFA NESABA) SMKN 1 BAGOR akan melaksanakan beberapa
kegiatan yang menghasilkan produk dan jasa sesuai dengan 6 kompetensi keahlian
yang ada di lingkungan sekolah dan memberdayakan fasilitas kantin yang ada di
lingkungan sekolah.

Kompetensi Keahlian Tata Busana


Tersedianya Butik  bernama “Nesaba Boutique”

Kompetensi Keahlian Tata Boga


A. Tersedianya jasa pekerja Casual Service untuk dunia usaha/industri hotel,
restauran maupun jasa catering.
B. Tersedianya jasa pekerja Casual Product untuk dunia usaha/industri hotel,
restauran maupun jasa catering.
C. Tersedianya produk makanan / minuman yang dijual di lingkungan sekolah
yaitu di café sekolah yang bernama “Unit Sekar Boga”.
D. Tersedianya produk makanan / minuman untuk catering acara-acara
tertentu yang disediakan oleh catering Tata Boga bernama “Unit Sekar Boga”.
Kompetensi Keahlian Multimedia
A. Tersedianya jasa pengetikan, pengeditan, dan print, design kaos dan
spanduk, shooting acara-acara tertentu oleh “Basmallah Multimedia”.
B. Tersedianya buletin sekolah.
Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
A. Tersedianya jasa Maintenance Repair PC/Notebook “Klinik Komputer
Nesaba “
B. Tersedianya jasa Maintenance Layanan Jaringan Berbasis Luas
C. Tersedianya Fasilitas Sertifikasi dan Pelatihan TIK
SMK Revitalisasi

Pengertian dari revitalisasi bisa berarti proses, cara dan atau perbuatan untuk
menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun.
Sehingga secara umum pengertian dari revitalisasi merupakan usaha-usaha untuk
menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali. Program Revitalisasi SMK,
menitik beratkan pada sebuah perubahan dimana Kawasan pendidikan SMK benar
benar diciptakan atau difungsikan kepada pembentukan karakter serta kegiatan
yang mampu menciptakan terobosan-terobosan baru bahkat terwujudnya
Perkembangan Ekonomi di Kabupaten/kota tersebut.
Program revitalisasi SMK fokus pada tujug hal. Di antaranya

1. Kurikulum yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan industri (link and


match);
2. ketersediaan dan perbaikan kompetensi tenaga pendidik fasilitas;
3. kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI);
4. Terbentuknya sebuah badan sertifikasi profesi dan tempat pelatihan
berbasis kompetensi
5. Terwujudnya perkembangan pusat ekonomi kreatif di kabupaten/kota
tersebut
6. Berkurangnya angka pengangguran khususnya alumni SMK
7. Muncul produk-produk baru yang merupakan kreatifitas siswa dan
masyarakat.
Langkah Awal Revitalisasi SMK Negeri 1 Bagor :

1. Membangun Masterplan dengan dukungan internal sekolah


maupunkesepakatan dari Sister School (SD/SMP) maupun AliansiSchool
(SMA/SMK) sebagai langkah pembangunan input SDM
2. Me-Revitalisasi Gedung (Perwajahan) SMK Negeri 1 Bagor menjadi syarat
utama kekuatan SMK.
3. Membangun sekaligus melengkapi sarana Praktek Siswa masing-masing
kejuruan sebagai penunjang Lembaga Sertifikasi Profesi dan Training Center
untuk masyarakat.
4. Menggalang komunitas kreatif di kabupaten nganjuk sebagai langkah awal
terbentuknya komunitas sekaligus pelaku ekonomi kreatif di kawasan Nganjuk.
5. Menggalang SKPD dan Desa sebagai pendukung terwujudnya Nganjuk
sebagai Smartcity.
6. Menjadi Wahana Edukasi Masyarakat di Kabupaten Nganjuk.
7. Membangun Desa Digital dengan pembangunan sarana Internet cepat
masuk desa berbasis Fiber Optik.

Anda mungkin juga menyukai