114
KODE PAKET DIKLAT : AA.AHP.THP.114.L1
KODE MODUL : AA.AHP.THP.114.L1.7
JENJANG DIKLAT : LANJUT
MODUL/BAHAN AJAR
Oleh:
Noni Mulyadi, S.TP., M.Si.
PENGOLAHAN KOMODITAS
BUAH-BUAHAN DAN
SAYURAN PEMBUATAN PIKEL
AA.AHP.THP.114.L1
PEMBUATAN SELAI/JAM
Keterangan
= Mata Diklat yang sedang dipelajari
DAFTAR ISI
Halaman
PETA MODUL .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan ........................................,................................................................ 1
II. RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP/SILABUS ............. 2
III. KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
............................................................................ 4
A. Lembar Informasi ........................................................................................ 16
B. Lembar Kerja ............................................................................................... 18
C. Lembar Evaluasi .......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum :
Setelah mempelajari mata diklat ini, peserta diklat diharapkan dapat
membuat dodol buah sesuai dengan kriteria yang diinginkan
2. Tujuan Khusus :
Setelah mempelajari mata diklat ini, peserta diklat diharapkan mampu:
a. Menjelaskan karakteristik bahan yang diperlukan
b. Menjelaskan jenis dan fungsi peralatan yang digunakan
c. Melakukan proses pembuatan dodol buah
b. Indikator
Keberhasilan
Dodol buah merupakan produk yang dibuat dari bahan dasar daging buah matang yang
dihancurkan, kemudian dimasak dengan penambahan gula, bahan pengisi dan bahan
tambahan makanan. Sesuai dengan definisi tersebut maka dalam pembuatan dodol
buah-buahan diperbolehkan penambahan bahan lainnya, seperti tepung beras ketan,
tepung tapioka, tepung hunkue, bahan pewarna, maupun bahan pengawet. Bahan-
bahan yang ditabahkan harus sesuai dan tidak boleh lebih dari aturan yang telah
ditentukan.
1. Karakteristik Bahan
Agar mutu dodol buah yang diolah sesuai dengan kriteria mutu yang telah
ditetapkan maka pemilihan bahan baku harus sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan dodol buah yaitu
berbagai jenis buah-buahan, sedangkan bahan pendukungnya adalah gula pasir
atau gula merah, bahan pengisi, bahan pengawet, dan sebagainya. Adapun
masing-masing penjelasannya sebagai berikut.
a. Bahan baku
Bahan baku dalam pembuatan dodol buah adalah berbagai jenis buah,
antara lain: nanas, pisang, strawberi, sirsak dan sebagainya. Kriteria buah
yang akan diolah menjadi dodol harus matang penuh dan seragam tingkat
kematanganya. Buah yang matang, selain rasanya enak, aromanya pun kuat
sehingga apabila dijadikan sebagai bahan dasar dodol akan dihasilkan dodol
bercita rasa enak dan beraroma kuat. Buah yang dipilih yaitu buah yang
bebas luka, baik luka mekanis maupun luka akibat serangga, dan tidak
busuk. Sebelum digunakan, buah harus dicuci terlebih dahulu agar kotoran
yang melekat hilang.
Dalam pembuatan dodol buah yang harus diperhatikan dalam memilih buah
sebagai bahan dasar adalah tingkat ketuaan buah. Tingkat ketuaan buah
yang cukup akan menghasilkan buah bermutu baik. Menentukan tingkat
ketuaan buah dapat dilakukan dengan cara menghitung umur buah.
Perhitunganya mulai dari saat bunga mekar sampai panen atau dapat pula
dengan melihat sifat-sifat fisik buah baik dari segi bentuk maupun warnanya.
Pada umumnya buah yang sudah cukup tingkat ketuaanya berbentuk bulat
penuh atau warna kulit buah berubah menjadi kekuningan.
Cara penentuan tingkat ketuaan berbagaimacam buah dapat dilihat pada
tebel 1.
Kandungan
Buah Umur Sifat Fisk
Kimia
Pepaya 163 hari PTT 11,5% Ada secercah warna merah pada
lingir buah yang membentuk
bintang (star)
dan biji buah hitam
Pisang 90-120 PTT 8% Bentuk lingir penuh, warna hijau
hari kekuningan, dan daun mulai
mengering.
Mangga 78-125 PTT 12-13% Bentuk buah montok, ada
hari lekukan pada tangkai, kulit buah
Keterangan : PTT adalah kadar padatan total terlarut (gula) pada buah
b. Bahan pendukung
Bahan pendukung yang dipilih harus bermutu baik. Bila bahan yang
digunakan kurang baik, mutu dodol buah bisa turun, misalnya berbau
tengik. Bahan pendukung yang digunakan adalah sebagai berikut.
1) Bahan pengisi
Terdapat dua macam bahan pengisi untuk dodol buah yaitu tepung
beras ketan dan buah pepaya mentah. Pada umumnya bahan pengisi
utama dodol buah adalah buah pepaya mentah, sedangkan buah lainya
hanyalah sebagai campuran pembentuk aroma dan rasa khas dari buah
tersebut. Contoh dodol nanas adalah merupakan campuran buah
nanas dengan buah pepaya mentah sebagai bahan pengisinya.
Demikian juga untuk jenis dodol buah-buahan lainnya seperti dodol
stroberi, sirsak dan tomat, bahan pengisinya utamanya adalah buah
pepaya mentah.
Buah pepaya dipilih sebagai bahan pengisi utama dodol buah,
dikarenakan beberapa alasan:
1) Harganya relatif murah
2) Mudah didapat
3) Daging buah pepaya tebal dan lunak
2) Gula
Fungsi gula dalam pembuatan dodol selain sebagai pemanis, juga
sebagai penambah aroma dan pengawet. Gula yang digunakan adalah
gula merah atau gula kelapa dan gula putih (gula tebu).
Bila yang akan digunakan adalah gula merah, gula direbus terlebih
dahulu dengan sedikit air, kemudian disaring agar kotorannya hilang.
Bila digunakan gula pasir, gula tersebut harus bersih dan berwarna
putih, bebas dari kotoran dan serangga. Agar dodol yang dihasilkan
tidak keras, dianjurkan menggunakan glukosa 1%.
3) Santan
Dalam pembuatan dodol, santan berfungsi sebagai penambah cita rasa
dan aroma. Kelapa sebagai bahan baku santan dipilih yang cukup
tingkat ketuaanya dan tidak busuk agar aroma dodol yang dihasilkan
harum. Selain tua, kelapa juga harus bersih.
terpisah.
4) Asam sitrat
Asam sitrat dapat diperoleh di toko, supermaket, atau toko penjual
bahan kimia. Pada pembuatan dodol buah, selain sebagai bahan
pengawet, asam sitrat diperlukan sebagai penambah cita rasa pada
dodol , khususnya untuk buah-buahan yang rasanya kurang asam atau
tidak asam. Penambahan jumlah asam sitrat bervariasi, sekitar 0,5-2 g,
tergantung jenis buahnya. Untuk buah yang manis dan tidak asam,
jumlah asam sitrat yang ditambahkan sekitar 1,5-2 g/kg bahan,
sedangkan untuk buah asam sebanyak 0,5 g. Sementara untuk jenis
buah yang sangat asam, tidak perlu ada penambahan asam, sitrat.
5) Bahan pengawet
Bahan pengawet diperlukan agar daya simpan dodol dapat menjadi
tahan lama. Penggunaan bahan pengawet harus benar-benar
diperhatian konsentrasinya. Penggunaan pengawet tersebut telah
diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan agar produk yang
dihasilkan aman dikonsumsi. Bahan pengawet yang umum digunakan
adalah benzoat, baik dalam bentuk asam benzoat maupun garam
(natrium benzoat) dengan batas penggunaan yang diperbolehkan.
6) Garam
Dalam pembuatan dodol buah, sebaiknya dipilih garam yang bersih.
Garam tersebut berfungsi menambah cita rasa dodol sehingga terasa
gurih.
7) Vanili
Vanili yang ditambahkan dapat berupa bubuk atau cairan (essence).
Penambahan vanili berfungsi untuk memperbaiki aroma, terutama
dodol buah yang terbuat dari tepung. Jumlah yang ditambahkan
9) Pektin
Pektin terdapat pada setiap buah, baik buah mentah, mengkal,
maupun matang. Namun, tidak semua buah mempunyai kandungan
pektin yang tinggi. Pada pembuatan dodol buah, penambahan pektin
berguna untuk meningkatkan rendemen dan menghemat waktu
pemasakan karena pektin mempercepat proses penggumpalan. Tinggi
atau rendahnya kandungan pektin dapat diketahui dengan pengujian.
Caranya, satu sendok makan sari buah ditambahkan dua sendok makan
alkohol, lalu dikocok, bila terbentuk carian kental maka kandungan
pektin dalam buah tersebut cukup banyak. Namun, bila cairan tetap
encer maka kandungan pektin buah tersebut rendah sehingga perlu
ditambahkan pektin dari luar.
1) Ember plastik
Ember plastik digunakan sebagai penampung (wadah) buah yang telah
disortasi dan dicuci. Ember plastik mudah diperoleh, murah dan ringan.
Sebelum digunakan, ember harus dicuci terlebih dahulu. Bila perlu
pencucian dilakukan dengan air panas agar ember menjadi steril.
2) Baskom plastik
Baskom plastik diperlukan sebagai penampung (wadah) daging buah
yang telah dihancurkan. Alasan penggunaan baskom plastik karena
murah, mudah diperoleh, dan tidak bereaksi dengan asam buah.
Hindari penggunaan wadah yang terbuat dari alumunium atau
meggandung baja. Hal ini dikarenakan aluminium dan baja akan
bereaksi dengan asam.
3) Blender/parutan
Blender diperlukan sebagai penghancur daging buah hingga menjadi
bubur buah. Selain blender, penghancuran buah dapat digunakan
parutan. Penggunaan blender lebih praktis dan higienis karena buah
yang dihancurkan tidak kontak dengan tangan.
5) Timbangan
Alat tersebut digunakan untuk menimbang buah, gula, dan bahan lain
yang diperlukan untuk membuat dodol buah agar komposisi bahan
sesuai.
6) Wajan
Wajan digunakan sebagai wadah untuk pemasakan dodol. Sebaiknya
wajan tersebut berlapis email, bukan dari alumunium. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi reaksi antara alumunium dengan asam
yang terkandung dalam buah atau asam yang sengaja ditambahkan
untuk pemantap rasa.
7) Pengaduk kayu
Alat tersebut digunakan sebagai pengaduk adonan dodol selama
pemasakan agar tidak gosong. Alat pengaduk yang murah, kuat, serta
tidak korosif umumnya terbuat dari kayu.
8) Kompor
Kompor digunakan untuk memasak dodol. Untuk industri kecil Skala
rumah tangga dengan kapasitas produksi kurang dari 5 kg, memasak
dodol menggunakan kompor minyak tanah atau kompor gas.
Sementara untuk kapasitas produksi lebih dari 10 kg, memasaknya
dapat menggunakan tungku dengan berbahan bakar kayu bakar.
9) Cetakan dodol/loyang
Dodol yang telah dimasak dapat dimasukkan ke dalam cetakan.
Cetakan tersebut digunakan agar bentuk dodol yang dihasilkan
seragam. Cetakan dodol khusus diperlukan untuk dodol yang terbuat
dari buah dan tepung. Caranya, dodol yang telah masak tersebut
11) Sealer
Dalam pengemasan, sealer digunakan sebagai penutup plastik yang
berisi dodol. Kemasan dodol dalam plastik yang tertutup rapat, selain
lebih higienis, akan terhindar dari kerusakan akibat serangga yang
mungkin masuk ke dalam kemasan plastik yang terbuka atau rusak
akibat kontak dengan udara yang banyak mengandung mikroba
perusak.
b. Pengupasan kulit
Pengupasan dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan bagian buah
yang tidak digunakan, seperti kulit, mata, dan sisa tangkai atau mahkotanya
(buah nanas). Pengupasan kulit dan mata buah nanas harus bersih agar tidak
ada kulit atau mata buah nanas yang tercampur dengan daging buah nanas.
Pengupasan kulit nanas dapat dilakukan dengan cara :
Manual, yaitu menggunakan pisau yang tajam dan anti karat (stainless
steel). Pengupasan buah nanas dimulai dari mengupas kulit bagian luarnya,
kemudian untuk menghilangkan matanya yang dangkal dilakukan dengan
cara pengupasan buah nanas dimulai dari bagian atas (ujung buah) menuju
ke bawah (pangkal buah) dengan mengikuti posisi letak mata buah nanas.
Masinal, yaitu dengan menggunakan mesin pengupas khusus untuk buah
nanas, sehingga kulit dan mata buah nanas dapat hilang terkupas.
c. Pencucian
Daging buah dicuci menggunakan air bersih dengan tujuan untuk
membersihkan kotoran-kotoran dan getah yang masih melekat/menempel
atau tercampur diantara daging buah. Pencucian dapat dilakukan dengan air
yang mengalir atau dengan cara disemprot menggunakan tekanan.
d. Penghancuran
Daging buah yang telah dikupas kulitnya dibelah dan dipotong-potong untuk
memudahkan penghancuran/pembelenderan. Untuk buah nanas bagian
hatinya dibuang, selanjutnya buah nanas dihancurkan dengan diparut atau
diblender. Sedangkan untuk buah mangga, sirsak dan buah lainnya yang
berbiji, terlebih dahulu bijinya dibuang sebelum proses penghancuran.
Proses penghancuran ini bertujuan agar pada saat dicampur dengan bahan-
bahan lain akan tercampur dengan rata.
f. Pencampuran
Bubur buah, ampas buah pepaya parut dan gula pasir ditimbang sesuai
kebutuhan, kemudian dicampur sampai rata. Pencampuran ini bertujuan
untuk memudahkan dalam pemasakan dan mendapatkan produk akhir yang
baik.
g. Pemasakan
Bahan-bahan yang telah tercampur rata selanjutnya dimasak dengan api
sedang sambil diaduk-aduk. Pengadukan bertujuan selain untuk mencampur
adonan secara merata, juga berfungsi untuk meratakan panas selama
pemasakan. Panas yang tidak merata akan mengakibatkan tingkat
kematangan adonan yang tidak merata, juga dapat menyebabkan
kegosongan pada dasar wajan. Pemasakan dilakukan sampai adonan matang
dengan ciri-ciri kental dan sudah tidak lengket di tangan.
h. Pendinginan
Selanjutnya dodol yang telah matang dimasukkan ke dalam loyang untuk
didinginkan. Pendinginan bertujuan untuk mempermudah pemotongan dan
pembungkusan.
B. Lembar Kerja
Tujuan : Setelah melakukan praktik pembuatan dodol buah, maka hasil yang diharapkan
adalah dodol buah dengan memiliki kriteria sebagai berikut :
• Tekstur lembut,
• Rasa manis,
• Aroma khas,
• Penampakan halus.
Bahan :
1. Buah Nanas : 3 buah (1 kg bubur nanas)
2. Buah Pepaya : 4 kg ( 1.5 kg ampas pepaya parut)
3. Gula pasir : 2 kg
4. Asam Sitrat : 15 gram (secukupnya)
5. Penyedap (Esence) : 20 ml (secukupnya)
Untuk formula dodol sirsak tinggal mengganti bubur nanas dengan bubur sirsak,
demikian juga untuk dodol yang lainnya seperti stroberi, jambu biji , mangga dan
lainnya.
Langkah Kerja :
1. Pilih buah pepaya yang sudah tua dan belum masak, dikupas kemudian diparut,
selanjutnya diperas dan diambil bagian ampasnya.
2. Pilih buah nanas yang sudah masak, dikupas sampai bersih kemudian diblender atau
diparut sehingga diperoleh bubur nanas yang halus.
3. Masukkan ampas pepaya, bubur nanas dan gula putih kedalam wajan, kemudian
dimasak sambil terus diaduk. Proses pemasakan melalui 3 tahap, yaitu :
a. Tahap I selama 30 menit pada suhu sekitar 60 o C
b. Tahap II selama 60 menit pada suhu sekitar 80 oC, pada tahap ini ditambahkan
asam sitrat
c. Tahap III selama 30 menit pada suhu 100 oC, pada tahap ini ditambahkan
pengharum (esence)
4. Menduga pemasakan dodol buah sudah selesai, yaitu dengan mengambil sampel dari
dodol yang sedang dimasak dengan sendok kemudian dibungkus dengan pembungkus
plastik, jika tidak berair dan tidak lengket pada bungkus berarti dodol sudah matang
dan segera di angkat dari perapian.
5. Dodol buah yang sudah matang dimasukkan kedalam baki plastik, setelah agak dingin
dibungkus dengan pembungkus plastik mika, dan dikemas dalam kantong plastik yang
tebal dan diberi label, kapasitas kemasan 500 gram atau 1.000 gram.
C. Lembar Evaluasi
1. Jelakan karakteristik bahan baku dalam pembuatan dodol buah!
2. Jelaskan karakterisitik bahan pembantu dalam pembuatan dodol buah!
3. Jelaskan alasan penggunaan bahan dalam pembuatan dodol harus berkualitas
baik!
4. Jelakan fungsi penambahan asam sitrat dalam pembuatan dodol buah!
5. Jelaskan bahan pengawet yang biasa digunakan pada produk dodol buah!
6. Sebutkan dan jelaskan peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan dodol
buah!
7. Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan dodol buah dianjurkan yang
terbuat dari steinless steel atau dilapisi email, mengapa demikian jelaskan!
8. Jelaskan tahapan proses pembuatan dodol buah!
9. Jelaskan cara pengemasan produk dodol buah!
10. Jelaskan cara pengendalian mutu dalam proses pembuatan dodol buah!
DAFTAR PUSTAKA
1. Suyanti S dan Sunarmani, 2010. Membuat Aneka Dodol Buah. Penebar Swadaya.
Cimanggis Depok.
2. Suyanti, 2010. Panduan mengolah 20 Jenis Buah. Penebar Swadaya. Cimanggis Depok.