DISUSUN OLEH :
2. RIANI ANISAH
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
penyusunan laporan hasil Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) dengan Judul
“Proses Pengolahan Kakao ( Theobroma Cacao ) Di Pabrik Chokato
Payakumbuh”. Laporan ini disusun sebagai salah satu persyartan untuk
melaksanakanujian Praktik Kerja Industri Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil
Pertanian (APHP). Selanjutnya, sebagai bukti bahwa penulis telah selesai
melaksankan PRAKERIN dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Selama
menjalankan PRAKERIN hingga penyusunan laporan penulis mendapatkan
bimbingan serta bantuan secara teknis, oleh sebab itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
3. Bapak Joni Saputra selaku Ketua dari Chokato Serta Kepada Ibu Desi Yetti
dan Ibu Leliati selaku pembimbing lapangan di Chokato.
4. Kedua orangtua yang selalu memberi dukungan dalam bentuk doa dan materi
sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Industri.
Penulis menyadari bahwa penyusnan laporan hasil praktik keja Industri ini
masih belum sempurna, sehingga kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat diharapkan. Akhirnya penulis berharap semoga laporan hasil
PRAKERIN ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi kepada banyak pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................viii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................................3
1.3 Manfaat................................................................................................................3
1.4 Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN......................................................................4
2.1 Sejarah Perusahaan..............................................................................................4
2.2 Struktur Organisasi Chokato...............................................................................6
2.3 Teknologi Pertanian yang ditangani oleh Chokato..............................................9
BAB III........................................................................................................................10
PELAKSANAAN DAN HASIL KERJA PRAKTIK LAPANGAN..........................10
3.1 Kegiatan Utama.................................................................................................10
3.1.1 Proses Pengolahan Buah Kakao Menjadi Bubuk Cokelat Murni Siap
Minum.................................................................................................................10
3.1.2 Hasil dan Pembahasan................................................................................14
Tabel Komposisi Pangan 2017................................................................................17
3.2 Kegiatan Tambahan...........................................................................................17
3.2.1 Kegiatan Kunjungan Industri......................................................................17
3.2.2 Pembuatan Bubuk Cokelat Murni..............................................................18
iii
3.2.3 Pembuatan Bubuk Cokelat 3 in 1...............................................................18
3.2.4 Pembuatan Produk Chokahe.......................................................................18
BAB IV........................................................................................................................21
PENUTUP...................................................................................................................21
4.1 Kesimpulan........................................................................................................21
4.2 Saran..................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22
LAMPIRAN................................................................................................................23
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Lokasi Chokato.........................................................................................6
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pembagian Tugas Masing-masing Pengurus....................................................7
Tabel 2 Kandungan Gizi Bubuk Cokelat per 100 gr...................................................16
vi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumatera Barat ini memiliki potensi yang besar di bidang perkebuanan, karena
didukung oleh lahan yang cukup luas dan iklim yang sesuai untuk komoditi
pertanian. Dari sekian banyak komoditi yang dapat dibudiyakan di Sumatera Barat
terdapat beberapa komoditi unggulan yang dihasilkan diantaranya adalah karet,
kelapa, kopi, kakao, kulit kayu manis dan gambir. Dari komoditi tersebut memiliki
1
masing – masing potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi suatu produk
yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan bahan baku yang langsung
dijual. Hal tersebut dapat memperkokoh perekonomian masyrakat. Salah satu
komoditi yang memiliki potensi bisnis yang besar dalam perekonomian sehingga
dapat meningkatkan nilai tambah, lapangan pekerjaan dan kesejahteraan
masyarakat adalah cokelat. Cokelat ini merupakan sebutan untuk hasil olahan
makanan dan minuman dari biji kakao (Theobroma cacao). Kakao (Theobroma
cacao) adalah salah satu tanaman tahunan yang sangat petensial. Proses pengolahan
dari biji kakao adalah kunci utama kualitas produk cokelat yang dihasilkan, karena
dalam proses tersebut terjadi pembentukan fisik, cita ras, serta faktor lain yang
menjadi standar produk kakao berkualitas. Olahan cokelat murni memiliki banyak
khasiat bagi kesehatan tubuh. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya penelitian
tentang cokelat yang telah dilakukan. Penelitian tersebut memberikan hasil yang
mengejutkan bahwa cokelat memiliki lebih banyak manfaat bagi tubuh
dibandingkan kerugiannya.
2
Dengan kurang keingin tauan masyarakat terhadapa pengolahan dari bubuk
cokelat murni tersebut. Oleh karena itu, penulis ingin memberitau melalui tulisan
yang berjudul “Proses Pengolahan Kakao ( Theobroma Cacao )”
1.1. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktek kerja industri ini yang dilakukan adalah :
a. Menambah pengalaman pada kondisi nyata yang akan dihadapinya.
b. Memberikan kesempatan untuk mengaplikasikan secara aktual pengetahuan, keterampilan
dan sikap di bidang peternakan khusus nya pada pengolahan susu.
c. Meningkatkan kematangan pribadi dan profesionalisme di bidang peternakan.
d. Meningkatkan kompetensi penguasaan ilmu pada bidang peternakan.
3
1.2. Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan praktek kerja lndustri ini adalah :
a. Bagi peserta didik, diharapkan dapat memperoleh pengalaman yang berguna dalam usaha
ternak sapi perah khususnya dalam pengolahan susu.
b. Bagi institusi, mendapatkan kualitas kerja yang baik dengan bekal ilmu dan praktek serta
dapat saling berbagi ilmu dan pengalaman yang berguna untuk perbaikan dan
pengembangan pembangunan.
4
BAB II
Pada tahun 2002, kelompok tani Tanjung Subur ini dibentuk oleh Bapak Joni
Saputra, S.E. Kelompok tani ini terbentuk atas dasar adanya kesamaan nasib dan
keinginan untuk saling membantu antar petani di nagari Aur Kuning agar dapatkan
kesejahteraan sesama petani. Kelompok tani ini pada awalnya, beranggotakan petani
jaung dan padi yang berjumlah sekitar 43 orang yang terdiri dari pria maupun wanita.
Kelompok tani ini pada tahun 2006 mendapatkan bantuan dari pemerinta
berupa bibit kakao dan setiap warga diberikan kebebesan untuk mengambil berapa
banyak bibit yang diinginkan dengan syarat masyarakat yang meminta bibit tersebut
harus sudah memiliki lubang untuk bibit tersbut agar bisa di tanamam. Dengan
bantuan bibit tersebut, kelompok tani yang awalnya hanya beranggotakan kelompok
tani jagung dan tani, akhirnya bertambah dengan petani kakao. Semenjak bantuan
tersebut diberikan, pemerintah selalu memberikan bantuan kepada kelompok Tani
Tanjung Subur, hingga pada tahun 2010 Bapak Joni Saputra, S.E selaku ketua
meminta kepada pemerintah agar mengurani bantuan kepada kelompok tani supaya
kelompok tani menjadi mandiri dapat bergerak dari hulu hingga hilir.
Pada tahun 2010, Dinas Pertanian Kota Payakumbuh mengajukan proposal pad
pihak provinsi untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah provinsi dalam hal
pengolahan buah kakao yang bertujuan agar petani tidak menjual buah kakao tersebut
dalam bentuk mentahan, yang mana buah kakao tersebut dapat diolah lebih lanjut dan
3
dapat meningkatkan nilai jual dari buah kakao tersebut. Akhirnya pada tahun 2011,
pemerintah Provinsi Sumatera Barat memberikan bantuan pada Kelompok Tani
Tanjung Subur berupa pabrik pengolahan kakao sederhana. Dan pada tahun itu pabrik
pengolahan kakao menjadi cokelat didirikan dan pabrik tersebut diberi nama
Chokato, namun pabrik pengolahan kakao ini diresmikan pada tahun 2012.
3
dapat digunakan secaraoptimal dan dapat menghasilkan produk yang
berkualitas dan memiliki kuantitas yang baik.
3. Administrasi dan keuangan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
keuangan, dokumen, perizinan dan masalah hukum lainnya. Kegiatan yang
dilakukan berupa urusan izin usaha dan izin lainnya serta mengatur dan
mengelola uang yang masuk sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik agar
kegiatan dapat berjalan dengan baik
Pembina dari UMKM Chokato ini terdiri dari unsur – unsur pemerintah yang
memiliki tanggung jawab dalam melakukan progaram pelatihan dan memberikan
bantuan kepada UMKM Chokato. Bantuan akan diberikan kepada ketua UMKM
Chokato sekaligus ketua kelompok tani Tanjung Subur yang kemudian digunakan
untuk kepentingan bersama. Pelatihan diberikan permerintah kepada karyawan
8
UMKM Chokato untuk meningkat kemampuan dalam pengelolaan cokelat agar
menghasilkan produk yang berkualitas.
3
2 Nawar, S.Si Pemasaran 1. Mengenalkan produksi
perusahan melalui promosi
langsung, pameran, brosur
atau leaflet.
2. Melayani kebutuhan
konsumen dengan baik.
3. Mengamati dan
menganalisis perubahan
dalam pasar.
4. Membuat program –
program yang efektif
10
untuk menjaring
konsumen.
5. Aktif menawarkan barang
atau jasa yang diproduksi
kepada konsumen.
3
5 Sauzana Citra Pengemasan 1. Melakukan pengemasan
produk yang dihasilkan
dengan benar.
2. Menyiapkan produk
dengan benar dan cepat
sesuai permintaan.
3. Mengembalikan semua
peralatan dan barang yang
telah selesai digunakan
pada tempatnya.
4. Menjaga kebersihan
dan keselamatan kerja.
5. Membantu memeriksa
perlengkapan atau jumlah
atau kondisi atas produk
yang akan dikirim.
6. Memberi masukkan positif
untuk kemajuan usaha.
12
BAB III
3.1.1 Proses Pengolahan Buah Kakao Menjadi Bubuk Cokelat Murni Siap
Minum
Bahan utama dalam pembuatan bubuk cokelat murni ini adalah biji kakao yang
telah dilakukan proses fermentasi, proses penjemuran dan pemecahan kulit, atau
sering disebut bungkil kakao atau nib. Sedangkan peralatan yang digunakan
adalah ember, pisau, wadah stainless steel, spatula, kain pembungkus, palu kayu,
scoop stainless steel, ayakan halus, sarung tangan, alat penyangraian, alat
pemecah kulit, alat pemasta, alat pengampa, alat pembubukan.
B. Proses Pembuatan Dark Cokelat 100%
Proses dari pembuatan bubuk cokelat murni ini meliputi beberapa tahapan,
yakni sebagai berikut :
1. Proses Panen Buah Kakao dan Pemisahan Biji Kakao dari Kulit Luarnya
Proses panen buah kakao ini dilakukan oleh para petani kelompok tani
Tanjung Subur. Buah kakao bisa dipanen apabila sudah mengalami perubahan
warna pada kulit. Ciri buah yang akan dipanen memiliki warna kuning pada alur
buah, warna kuling tua pada alur buah dan pungnggu alur buah, warna kuning
pada seluruh permukaan buah dan warna kuning tua pada seluruh permukaan
buah. Pada buah kakao yang warna merah di tandai dengan buah yang masak akan
berwarna merah muda, jingga dan kuning. Pemetikan buah kakao ini harus
dilakukan menggunakan pisau yang tajam dan cara pemetikannya dilakukan
dengan memotong tangkai buah tepat dibatang atau cabang yang ditumbuhi buah.
Hal tersebut dilakukan agar tidak menghalangi pembungaan pada periode
berikutnya. Periode dalam penanen buah kakao ini dilakukan dalam 7 – 14 hari
3
sekali. Setalah dilakukan proses pemanenan, maka setelah itu dilakukan proses
pemisahan biji kakao dengan cara pada bagian ujung – ujung buah kakao dipotong
dengan menggunakan pisau, kemudian dibelah menjadi dua lalu biji kakonya di
keluarkan dan kemudian dipisahkan dari plasentanya. Setelah dilakukan pada
semua buah kakao yang telah dipanen maka selanjutnya biji kakao tersebut
ditimbang
2. Proses Fermentasi
Pada proses penjemuran ini dilakukan setelah biji kakao yang telah
difermentasi selama 4 – 5 hari. Kemudian biji kakao tersebut dijemur di bawah
14
terik matahari langsung, proses penjemuran ini dilakukan selama 6 – 7 hari
tergantung cuaca pada hari penjemuran. Penjemuran biji kakao ini dilakukan
untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam biji kakao. Selesainya proses
penjemuran ini ditandai dengan biji kakao yang sudah kering dan ringan. Setelah
melakukan proses penjemuran ini maka biji kakao tersebut dimasukan kedalam
karung dan ditempat pada tempat untuk proses penyangraian biji kakao.
4. Proses Penyangraian
Biji kakao yang telah selesai dijemur, maka kemudian akan dilakukan
proses penyangraian. Proses penyangraian ini akan membentuk flavor dan warna
yang khas, disamping itu akan mengurangi kadar asam yang terdapat pada dalam
biji kakao. Proses penyangraian ini juga akan mempermudah pengurangan kadar
lemak dalam biji pada saat pengepresan. Proses penyangraian ini dilakukan
dengan cara memasukan biji kakao yang telah dijemur sebanyak dua ember
kedalam mesin penyangraian. Sebelum itu mesin penyangraian tersebut
dipanaskan terlebih dahulu sampai suhnya mencapai 100oC. setelah memasukan
biji kakao, maka proses penyangraian ini dilakukan selama 20 – 30 menit, yang
ditandai oleh biji kakao yang sudah matang sudah bisa dipecahkan dengan tangan.
Penyangraian bertujuan untuk membentuk aroma kakao, menurunkan kadar air
hingga 5-6%, dan mengurangi kandungan mikrobia yang berasal dari proses
fermentasi. Proses penyangraian dilakukan pada suhu tinggi agar reaksi maillard.
Fungsi yang paling krusialnya adalah untuk pembentukan aroma dan cita rasa
pada buah kakao yang dihasilkan (Wijanarti, Sri., Andy Mufyda Rahmantika.,
Ratih Hardiyanti. 2018).
5. Proses Pemecah Kulit
Setelah dari proses penyagraian, biji kakao tersebut didingin terlebih dahulu.
Setelah dingin baru dimasukan kedalam mesin pemecah kulit. Yang mana
diproses ini biji kakao dimasukan secara perlahan dan sedikit demi sedikit. Pada
proses ini kulit luar pada biji kakao akan terkelupas dari bagian isi biji kakao atau
nib. Pada proses ini kita juga melakukan pembersihan nib dari sampah – sampah
3
atau kulit biji kakao yang tidak tervakum oleh mesin. Nib yang sudah bersih maka
diletakan kedalam kontiner nib.
6. Proses Pemastaan
Pada proses ini biji kakao yang sudah dari proses pemecahan kulit maka
dilakukan proses pemastaan. Dengan cara nib ditimbang sebanyak 1 kg kemudian
siapkan wadah yang telah dipakaikan kain pembungkus pasta cokelat yang
dihasilkan. Nib tersebut dimasukan kedalam mesin secara perlahan dan akan
menghasilkan pasta cokelat. Setelah proses selesai maka kain pembungkus pasta
cokelat tersebut diikat menggunakan tali dan akan dilakukan proses selanjutnya.
7. Proses Penghalusan
Adonan pasta cokelat dan lemak kakao dimasukan kedalam mesin refiner
atau mesin pengaduk. Yang mana pada proses ini pasta cokelat dan lemak kakao
itu diaduk selama 72 jam. Proses ini dilakukan untuk menghaluskan adonan pasta
cokelat agar teksturnya menjadi halus, karena pada proses pemastaan yang
dilakukan sebelumnya tekstur pasta cokelat masih sedikit kasar. Namun proses
pengadukan ini tidak berlangsung secara terus tanda mesin di matikan. Tetapi
mesin ini bekerja saat jam untuk memproses atau saat jam produksi di pabrik.
8. Proses Pencetakan
Setelah adonan dihaluskan didalam mesin refiner selama 72 jam maka akan
diperoleh tekstur pasta cokelat yang halus, adonan tersebut akan dituang kedalam
cetakan, yang mana cetakannya terdiri dari ukuran kecil dan cokelat batang
dengan ukuran 22 gr. Setelah dimasukkan ke wadah cetakan, cokelat dimasukkan
kedalam refrigerator dengan suhu beku agar cokelat dapat mengeras.
9. Proses Pengemasan
Proses pengemasan untuk jenis produk olahan cokelat ini masih dilakukan
secara manual keseluruhannya. Cokelat yang telah dicetak dan dibekukan
kemudian dibungkus dengan kertas aluminium foil, kemudian dilapisi lagi dengan
aluminium foil yang lebih tipis dengan motif untuk dark cokelat ukuran kecil dan
dilapisi dengan kertas yang telah disertakan info mengenai produk untuk dark
cokelat dengan ukuran 22 gr. Untuk dark cokelat dengan kemasan kecil kemudian
16
akan dimasukkan lagi kedalam standing pouch dengan variasi kemasan dengan isi
100 gr, 250 gr, 500 gr dan 1kg.
3
mengejutkan bahwa cokelat memiliki lebih banyak manfaat bagi tubuh
dibandingkan kerugiannya, mengkonsumsi sekitar 19 hingga 30 gram per pekan
dapat mengurangi risiko gagal jantung hingga 30%.
Pada produk dark cokelat 100% yang ada di Chokato ini dalam proses
pembuatannya tidak dilakukan penambahan komponen lain, jadi benar-benar
hanya terdiri dari biji kakao yang sudah diproses dari mulai tahap fermentasi
selama 4-5 hari, kemudian dijemur selama 4-5 hari, kemudian disangrai selama 30
menit, di pisahkan nib dan kulit, di pasta dan kemudian dihaluskan didalam mesin
refiner selama 72 jam dan kemudian di cetak, untuk penyimpanannya juga harus
dilakukan dengan suhu rendah karena produk ini gampang meleleh. Umur
simpannya berkisar 8-12 bulan jika dilakukan penyimpanan pada suhu rendah.
Pada biji kakao ini, terkandung lemak kakao sebanyak sekitar 54%. Secara
umum, 100 gram biji kakao jika diekstrak akan menghasilkan sekitar 40 gram
lemak kakao (De Clercq, 2011). Lemak kakao juga berperan dalam menentukan
kualitas produk akhir seperti kekerasan dan kerenyahan pada suhu ruang,
kecerahan, kontraksi selama pencetakan dan kelumeran pada mulut, dengan
kecepatan pelepasan citarasa pada penginderaan. Lemak kakao merupakan lemak
nabati utama yang digunakan pada industri cokelat karena karakteristik reologi,
tekstur dan kimia seperti komposisi asam lemak trigliserida. Kekerasan dari lemak
kakao ini tergantung pada kandungan asam lemak jenuh dan tak jenuh yang
terikat pada trigliserida dan pada kandungan asam lemak bebasnya (Guehi, et al.,
2008).Lemak kakao memiliki komposisi 98% lipida netral dan 2% lipida polar.
Lipida netral didominasi oleh trigliserida dengan asam oleat teresterifikasi pada
posisi sn-2, sedangkan lipida polar terdiri atas 30% fosfolipid dan 70%
glikolipida. Asam lemak yang paling banyak terdapat pada trigliserida adalah
asam palmitat, asam stearat, asam oleat, dan asam linoleat (Bertazzo et al., 2013).
18
meningkatkan kadar lipid serum ksebagaimana asam lemak jenuh lainnya.Jika
asam lemak jenuh dengan rantai lebih pendek seperti asam miristat (14: 0) dan
asam palmitat (16: 0) sering dikaitkan dengan peningkatan LDL dan
aterosklerosis, tidak demikian halnya dengan asam stearat. Meskipun kadar lemak
coklat relatif tinggi, sepertiga dari lipid dalam lemak kakao adalah asam stearat
(18: 0), yang bersifat non-aterogenik dan menunjukkan respon kolesterolemik
netral pada manusia. The 2010 Dietary Guidelines Advisory Committee’s
merekomendasikan bahwa lemak kakao dianggap berbeda dari lemak yang dapat
meningkatkan kadar kolesterol (Katz, 2011).
Komponen Nilai
Air 2,3 gr
Protein 5,5 gr
Lemak 42,6 gr
KH 29,2 gr
Serat 10,8 gr
Abu 10,1 gr
Kalsium 98 mg
Fosfor 446 mg
Besi 4,4 mg
Natrium 20 mg
Kalium 708,3 mg
Tembaga 1,7 mg
3
Seng 3,3 mg
B-Kar 2 mg
Kar-Total 60 mg
Thiamin 0,05 mg
Riboflavin 0,08 mg
Niasin 1 mg
20
3.2.2 Pembuatan Bubuk Cokelat Murni
Pembuatan bubuk cokelat murni dilakukan dengan cara mengahluskan kick
dari proses pengempaan menggunakan alat kempa hidrofilik, kick tersebut
kemudian akan dimasukkan kedalam mesin pembubukan untuk memperhalus
teksturnya setelah itu diayak kembali agar produk yang dihasilkan semakin halus.
Proses pengayakan ini sendiri masih dilakukan secara manual menggunakan
ayakan yang sangat halus.
1. Jahe yang sudah dipanen dicuci bersih agar kotoran atau tanah yang manis
menempel tidak mengotori saat proses pengupasan jahenya.
2. Setelah itu, jahe yang sudah dicuci bersih di tiriskan terlebih dahulu. Setelah
itu baru dilakuakan proses pengupasan kulit menggunakan pisau.
3
3. Setalah jahenya di kupas, jahe tersebut di potong menjadi kecil – kecil agar
mudah untuk dihaluskan dengan blender.
4. Setelah dihaluskan dengen mengunakan blender, jahe tersebut disaring dan
memisahkan ampas dan esktraknya.
5. Kemudian baru masuk kedalam proses pembuatan bubuk esktak jahe. Yang
mana ekstrak jahe ditambahkan gula pasir, lalu dipanaskan dengan diatas
kompor dengan api sedang. Kemudian diaduk secara berkala agar tidak
gosong bagian bawahnya.
Proses pemanasain ini dilakukan hingga gula dan ekstrak jahe itu mengering.
Setalah proses pembuatan ekstrak jahe, barulah kita masuk kedalam proses
pembuatan procuk chokahenya. Bahan – bahan yang digunakan untuk membuat
produk chokahe ini adalah bubuk cokelat, ekstak jahe, susu, makrinof atau cremer,
dan vanili. Setelah itu semua bahan kering itu dihaluskan kembali dengan
menggunakan mesin coucing. Setelah itu barulah masuk ke proses pengemasan
dan penyimpanan didalam box container.
Pada pemuatan permen cokelat dan dark cokelat ini tidak di proses tiap hari,
namun sekali proses pembuatan akan dibuat dalam jumlah yang banyak. Yang
mana proses pembuatan permen cokelat dan dark cokelat ini dari tahapan
pemanenan sampai tahapan pemastaan itu sama dengan proses pembuatan bubuk
cokelat. Pada proses pembuatan permen cokelat, setelah proses pemastaan
langsung masuk kedalam proses selanjutnya yaitu dimasukan kedalam mesin ball
mill dan ditambahkan dengan bahan tambahan yang lainnya. Bahan tambahan
yang digunakan untuk pembuatan permen cokelat ini adalah susu bubuk, gula
kristal yang dihaluskan dan lemak kakao hasil pengempaan. Setelah bahan masuk
kedalam masin ball mill, kemudian alat ball mill akan mengaduk hingga semua
bahan tercampur rata dengan tekstur yang halus, proses ini terjadi kurang lebih
selama 2 sampai 3 jam. Setelah itu adonan permen cokelat dimasukan ke mesin
chocing. Pada mesin chocing ini adonan permen cokelat akan di haluskan kembali
22
sehingga teksturnya semakin halus. Setelah itu adonan permen cokelat dicetak dan
didinginkan didalam kulkas. Setelah permen cokelat mengeras maka permen
cokelat itu dibungkus dengan alumunium foil dan dilapisi dengan kertas warna –
warni lagi. Setelah itu ditimbang dan di bungkus dengan kemasan standing pouch.
3
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktik kerja lapangan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan yaitu:
4.2 Saran
Berdasarkan praktik kerja lapangan yang sudah dilakukan terdapat beberapa
saran sebagai berikut :
24
DAFTAR PUSTAKA
Bertazzo, A., Comai, S., Mangiarini, F. dan Chen, Su. (2013). Composition of Cacao
Beans. Di dalam: R.R. Watson et al. (eds.), Chocolate in Health and
Nutrition, Nutrition and Health 7. Humana Press. New York
De Clercq, N., et al., (2012). Influence of cocoa butter refining on the quality of
milk chocolate. Journal of Food Engineering.
Guehi, S.T, et al., (2008). Impact on cocoa processing technologies in free fatty
acids formation in stored raw cocoa beans. African J. of Agric. Res. Vol.
3(3) pp.174-179
Wijanarti, Sri., Andy Mufyda Rahmantika., Ratih Hardiyanti. 2018. Pengaruh Lama
Penyangraian Manual Terhadap Karsteristik Kakao Bubuk. Junal Nasional
Teknologi Terapan 2(2): 212-218.
Katz, D. L., Doughty, K., & Ali, A. (2011). Cocoa and chocolate in human health and
disease. Antioxidants & Redox Signaling, 15(10), 2779–811.
3
LAMPIRAN
Dokumentasi Foto Praktek kerja Industri
26
3
28