Anda di halaman 1dari 22

JENIS KEMASAN KERTAS PADA PRODUK PANGAN DAN NON PANGAN

(Laporan Praktikum Teknologi Dan Manajemen Pengemasan)

Oleh

Belia Zalista
1854231007
Kelompok 4

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu produk pangan membutuhkan pengemas dalam menjaga kualitasnya, baik bentuk,
rasa, dan daya simpan. Pengemasan merupakan upaya dalam menjaga, mempertahankan,
atau memperpanjang daya simpan suatu produk dengan cara memberi wadah atau
pembungkus sehingga terhindar dari kerusakan produk tersebut. Sebelum adanya
perkembangan pengemas yang semakin pesat seperti saat ini, dahulu para pembuat
produk pangan menggunakan bahan alam sebagai pengemas produk pangan tersebut.
Bahan alam yang digunakan yaitu seperti kelobot jagung, daun pisang, tempurung kelapa,
dan daun lontar ( Julianti dan Mimi, 2006).

Seiring berkembangnya zaman, kemasan suatu produk juga akan semakin berkembang,
tidak lagi menggunakan bahan alam namun menggunakan bahan-bahan yang dapat
mengemasi produk dengan aman. Suatu produsen produk terutama produk pangan
haruslah memikirkan bagaimana produk pangan tetap aman hingga sampai ketangan
konsumen. Adapun kriteria yang harus diperhatikan oleh produsen produk pangan dalam
memilih bahan pengemas. Kriteria tersebut yaitu, stabilitas dari bahan pangan maupun
dari bahan pengemasnya (Sucipta el al, 2017)

Pengemasan merupakan suatu strategi marketik dalam memasarkan produk. Pengemasan


sangat berpengaruh dalam meningkatkan atau menarik minat konsumen untuk membeli
atau memiliki suatu produk terutama produk pangan(Muchtar dan Muchammad, 2015).
Dalam memilih suatu produk, konsumen akan mempertimbangkan produk tersebut dari
kemasannya. Konsumen akan mempertimbangkan dari informasi, keamanan, dan
kepraktisan produk. Selain itu, konsumen akan mempertimbangkan kondisi dari kemasan.

Bahan-bahan yang digunakan untuk pengemas saat ini telah banyak variasi jenisnya.
Menurut Julianti dan Mimi (2006), jenis-jenis kemasan yaitu kemasan plastic, kemasan
edible, kemasan kertas, kemasan kayu, kemasan gelas, kemasan aseptic, dan kemasan
logam. Saat ini, pengemasan produk sudah banyak variasinya contohnya yaitu kemasan
kombinasi. Namun, masih banyak produk yang masih menggunakan kemasan kertas.
Oleh karena itu, perlunya laporan ini agar mengetahui apa itu kertas, cara pembuatan
kertas, serta jenis-jenis kertas yang aman sebagai pengemas produk terutama produk
pangan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah


1. Mengetahui jenis kemasan kertas pada produk pangan non pangan.
2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan kemasan kertas
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemasan

Kemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat mencegah atau mengurangi
terjadinya kerusakan-kerusakan pada produk yang dikemas. Dapat diartikan juga sebagai
perlindung produk dari segala kerusakan dengan menggunakan wadah. Wadah atau
pembungkus sebelum adanya kemasan modern masih menggunakan bahan alami untuk
membungkus suatu produk, seperti kelobot jagung, buah-buahan dengan kulitnya, buah
kelapa dengan sabut dan tempurung, dan polong-polongan dengan kulit polong. Seiring
berkembangnya zaman dan teknologi kemasan saat ini sudah banyak variasinya baik dari
bahannya maupun dari bentuknya. Bentuk dan teknologi kemasan menghasilkan produk
dalam kemasan botol, kaleng, tetrapak, corrugated box, kemasan vakum, kemasan
aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and
intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan
dengan kebutuhan produk yang dikemas (Langi, 2018)

2.2 Fungsi Dan Peran Kemasan

Menurut Langi (2018), fungsi utama dari kemasan yaitu:


1. Sebagai wadah atau pembungkus produk
2. Melindungi dan mengawetkan produk sampai ketangan konsumen
3. Alat takar produk
4. Media informasi baik produsen maupun konsumen
5. Meningkatkan daya Tarik
6. Meningkatkan nilai tambah dari produk

Menurut Langi (2018), kemasan memiliki peranan dalam:


1. Pengenal jati diri atau sebagai identitas suatu produk
2. Penghias produk
3. Memudahkan dalam memonitor
4. Media promosi
5. Media petunjuk produk
6. Media perlindungan bagi konsumen
7. Media informasi bagi konsumen

2.3 Syarat Kemasan

Menurut Langi (2018), kemasan harus memiliki syarat sebagai berikut


1. Harus dapat melindungi produk dari kerusakan fisik, perubahan kadar air , gas,
maupun dari sinar matahari
2. Harus dapat melindungi produk dari kotoran dan kontaminasi baik dari dalam maupun
luar kemasan sehingga produk tetap terjaga kualitasnya hingga ketangan konsumen
3. Mudah untuk dibuka dan ditutup, mudah ditangani, serta mudah dalam pengangkutan
dan distribusi.
4. Efisien dan ekonomis khususnya selama proses pengisian produk ke dalam kemasan.
5. Harus mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar
yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak.
6. Dapat menunjukkan identitas, informasi dan penampilan produk yang jelas agar dapat
membantu promosi atau penjualan.

2.4 Pemilihan Bahan Pengemas

Menurut Hariyadi (2018), dalam memilih bahan pengemas harus mempertimbangkan


berbagai faktor berikut:
1. Faktor keamanan (faktor interaksi antara bahan pengemas dan bahan pangan)
Bahan pengemas haruslah tidak mengandung komponen beracun (bersifat nontoxic),
mengandung bahan yang aman bagi produk yang dikemas terutama dalam produk
pangan, dan mempunyai kesesuaian (compatibility) dengan bahan pangan yang
dikemas atau tidak
2. Faktor perlindungan (faktor interaksi dengan lingkungan luar)
Bahan pengemasn harus dapat melindungi dari kontaminasi mikroorganisme, dapat
melindungi produk dari kerusakan oksidasi akibat adanya tranmisi oksigen dan sinar
matahari, dapat melindungi dari kerusakan karena penyerapan dan kehilangan air,
dapat melindungi dari penyerapan dan kehilangan odor, dapat melindungi produk
dari kerusakan fisik
3. Faktor visibilitas (faktor bisnis dan marketing)
Kemasan bersifat transparan agar menarik minat konsumen
4. Faktor Kemudahan dan lingkungan
Kemasan haruslah mudah dibawa (ukuran, bentuk dan beratnya sesuai), mudah
disimpanmudah dibuka dan mudah ditutup kembali, mudah digunakan, mudah
dibuang, mudah dipakai kembali (reuseable), mudah didaur ulang (recycleable),
mudah didegradasi oleh lingkungan
5. Faktor harga

2.5 Faktor-Faktor Kerusakan Bahan Pangan

Menurut Syarief (2007), kerusan bahan pangan dipengaruhi oleh faktor:


1. Kerusakan yang sangat ditentukan oleh sifat alamiah produk sehingga tidak dapat
dicegah dengan pengemasan saja (perubahan-perubahan fisik, biokimia, dan kimia
serta mikrobiologis).
2. Kerusakan yang tergantung pada lingkungan dan hampir seluruhnya dapat dikontrol
dengan kemasan yang digunakan (kerusakan mekanis, perubahan kadar air, absorpsi
dan interaksi dengan oksigen, kehilangan dan penambahan cita rasa yang tidak
diinginkan).
2.6 Kertas

Kertas merupakan hasil pengolahan selulosa dan merupakan bahan yang dapat menyerap
tinta. Kertas dapat digunakan sebagai media menulis, membungkus dan mengemas suatu
produk. Kertas dapat dibagi menjadi dua yaitu kertas kultural (halus) dan kertas industry
(kasar). Kertas kultural adalah kertas yang digunakan sebagai kertas tulis dan kertas cetak.
Kertas cetak digunakan untuk kertas putih, kertas cetak warna, kertas gambar, dan kertas
offset. Sedangkan kertas tulis banyak digunakan untuk keertas cek, kertas buku tulis, dan
kertas cetak ketikan (Rahmawati, 2013).

Kertas di industry pangan pada umumya digunakan sebagai pembungkus dan pengemas.
Kertas yang banyak digunakan yaitu kertas kraft, kertas manila, kertas glassin, kertas
tahan lemak, kertas anti tonish, kertas permanen, keras pouch, kertas tissue, kertas krep,
kertas lilin, dan kertas tahan basah. Kertas dapat digunakan sebagai kantong, amplop,
pengemas produk yang akan didistribusikan, dan mengemas produk farmasi. Kemasan
kertas digunakan karena dapat menjaga flaavour pada produk pangan dan dapat
didekorasi (Rahmawati, 2013).
III. METODOLOGI

Proses pembuatan kertas sebagai berikut:

Selulosa Kayu

Sodium sulfit Direndam dan dipotong

Kalsium Pulping pemasakan suhu 150˚C dan


hipoklorit teakanan 100 Psi dan pemutihan

Bahan perekat
( resin, pati, Diaduk
tawas), pewarna
Dijernihkan pada refiner jordan

Dimasukan ke silinder penuyadap

Dimasukan ke mesin pencetak


kertas/ kardus

Kemasan
kertas/karton

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Kertas


Menurut Julianti dan Mimi (2007), kertas dibuat dari selulosa kayu dengan cara kayu
gelondongan pada awalnya direndam dengan menggunakan sodium sulfit netral untuk
melunakkan lignin dan selulosa kayu. Kayu yang telah direndam kemudian digiling.
Kayu yang sudah digiling dan dijadikan pulp dengan cara dimasak pada suhu 150˚C dan
tekanan 100 Psi untuk membentuk blow pit. Pulp yang telah jadi kemudian di putihkan
menggunakan kalsium hopoklorit. Pulp yang sudah terbentuk kemudian dilakukan
pengadukan untuk memisahkan antara serat dengan fibril. Selama proses pengadukan,
pulp ditambahkan bahan perekat untuk meningkatkan ketahanan terhadap air dan
pewarna untuk mencerahkan kertas. Pulp dijernihkan pada refiner Jordan kemudian
dilakukan pemecahan serat di mesin silinder penyadap. Selanjutnya pulp dimasukkan ke
dalam mesin pembuat kertas untuk proses pencetakan kertas
IV. PEMBAHASAN

4.1 Klasifikasi Kemasan

Menurut Syarief (2007), kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan:


1. Frekuensi pemakaian
Frekuensi pemakaian yaitu tahanan kemasan dalam pemaikaiannya. Frekuensi
kemasan dibagi berdasarkan kemasan sekali pakai (disposable) atau kemasan yang
langsung dibuang setelah pemakaian, kemasan yang dapat digunakan berulang kali
(multi trip), dan kemasan yang tidak dibuang atau dikembalikan konsumen (semi
disposable). Contoh kemasan sekali pakai yaitu, plastic es krim, bungkus permen,
bungkus dodol, dan plastic ditergen. Contoh kemasan multi trip yaitu botol teh botol
sosro dan botol gelas coca-cola. Contoh kemasan yang tidak dibuang atau
dikembalikan oleh konsumen yaitu, botol jar, kaleng makanan,dan sebagian plastic
yang masih aman dipakai kembali.

2. Struktur sistem kemasan


Kemasan ini berdasarkan kedudukan atau letak suatu kemasan dalam mengemas
produk. Struktur sistem kemasan dibagi tiga jenis yaitu, primer, skunder, dan tersier.
Kemasan primer merupakan kemasan yang langsunng digunakan untuk pengemas
produk tanpa adanya pelapis lagi atau sebagai pengemas tunggal. Contoh dari kemasan
ini yaitu pada produk sirup botol dan kecap botol. Kemasan skunder adalah kemasan
yang biasanya digunakan sebagai pelindung produk didalamnya yang kemasan
didalamnya mudah rusak. Contoh kemasan skunder yaitu kemasan karton pada produk
chocopie, kardus mie, dan keranjang botol teh botol sosro. Kemasan tersier merupakan
kemasan yang digunakan dalam memudahkan saat distribusi produk. Contoh dari
kemasan tersier yaitu kardus pengiriman rokok, kardus pengiriman chocopie, dan
plastic saat pengiriman paket seperti plastic wrap pada pengiriman produk shopee.

3. Sifat kekakuan bahan kemas


Kekakuan bahan kemas bergantung ada bahan pembuat kemasan. Berdasarkan
jenisnya, kekakuan kemasan dapat dibedakan berdasarkan fleksibel, kaku, dan semi.
Kemasan fleksibel adalah kemasan yang dapat dilentukan tanpa adanya kerusakan.
Contoh dari kemasan fleksibel yaitu plastic, kertas, dan alumunium foil. Kemasan
kaku yaitu kemasan yang mudah rusak, tidak tahan benturan, mudah patah, keras dan
kaku. Contoh kemasan kaku yaitu kemasan kayu, kemasan logam dan kemasan gelas.
Kemasan semi yaitu kemasan yang kaku namun masih dapat dilekukan. Contoh
kemasan semi yaitu pada pengemasan kecap menggunakan botol plastic, botol minyak
kayu putih, dan botol shampoo.

4. Sifat perlindungan terhadap lingkungan


Berdasarkan sifat perlindungannya, kemasan ini dibagi tiga jenis yaitu kemasan
hermatis, kemasan tahan cahaya, dan kemasan tahan suhu tinggi. Kemasan hermatis
adalah kemasan yang tahan terhadap tekanan dari dalam atau dari luar kemasan
tersebut. Contoh kemasan hermatis yaitu kaleng kemasan minuman berkarbonasi.
Kemasan tahan cahaya adalah kemasan yang tidak transparan dapat terbuat dari bahan
kertas, logam, maupun gelas. Contoh kemasan tahan cahaya yaitu kemasan pada
produk fermentasi (kecap, yogurt, yakult). Kemasan tahan suhu tinggi adalah kemasan
yang banyak digunakan dalam proses yang memerlukan pemanasan seperti sterilisasi
dan pasteurisasi. Contoh kemasan tahan panas yaitu yang menggunakan bahan gelas
dan logam (susu sterilisasi dan makanan kaleng)

5. Tingkat kesiapan pakai


Tingkat kesiapan pakai suatu kemasan bergantung pada siap pakai atau kemasan yang
perlu adanya perakitan terlebih dahulu. Kemasan siap pakai adalak
kemasan yang sudah siap digunakan untuk mengemas suatu produk setalah keluar dari
pabrik atau prosess produksinya. Contoh kemasan siap pakai yaitu botol gelas, kaleng,
dan botol plastic. Kemasan siap rakit adalah kemasan yang digunakan masih perlunya
perakitan. Contoh kemasan siap rakit yaitu pada umumnya yang terbuat dari kertas
atau karton, alumunium foil, dan plastic.

6. Sifat edible
Sifat edible suatu kemasan pada saat ini menjadi masalah bagi bumi, maka hal tersebut
kemasan edible dapat dibedakan menjadi non-edible dan edible. Kemasan non-dible
adalah kemasan yang tidak dapat dimakan. Contoh kemasan non-edible adalah
kemasan yang terbuat daria bahan gelas, logam, plastic, dan kayu. Sedangkan kemasan
edible adalah kemasan yang dapat dimakan dan tidak menimbulkan masalah kesehatan
biasanya terbuat dari bahan alam seperti rumput laut, pati umbi, dan gelatin. Contoh
kemasan edible adalah kemasan yang digunakan sebagai pembungkus kapsul obat-
obatan.

4.2 Pengemasan Kertas

Kemasan kertas merupakan kemasan yang ditemukan sebelum adanya kemasan plastic
dan alumunium foil yang bersifat fleksibel. Kemasan kertas banyak digunakan
dibandingkan dengan kemasan logam maupun plastic karena kemasan kertas relative
murah. Kemasan kertas juga banyak digunakan karena dapat menjadi media komunikator
dan media pencetakan baik desain grafis maupun tulisan-tulisan. Namun, dibalik
kelebihannya, kemasan kertas memiliki kelemahan yaitu tidak tahan terhadap air dan
mudah terpengaruh oleh kelembaban udara lingkungan sekitar kemasan kertas berada.
Oleh karena itu, kemasan kertas mudah rusak (Muchtar dan Muchammad, 2015).

4.3 Fungsi Kemasan Kertas

Fungsi kemasan kertas pada dasarnya tetap sama dengan fungsi kemasan secara umum.
Menurut Said (2016), fungsi kemasan antara lain yaitu funsi praktis kemasan, fungsi
dalam menarik minat konsumen, serta fungsi dalam kehidupan. Fungsi praktis kemasan
merupakan fungsi yang diterapkan oleh produsen agar konsumen nyaman atau
kemudahan membawa akan suatu produk. Fungsi prakris kemasan dibagi lagi menjadi
tiga fungsi yaitu mewadahi produk selama pendistribusian, melindungi dan menjaga
kualitas (mengawetkan) produk, serta meningkatkan efisiensi. Maksud dari fungsi
mewadahi produk selama pendistribusian yaitu agar produk tetap aman dan tidak terjadi
kerusakan saat proses pendistribusian dari produsen hingga sampai ke konsumen. Fungsi
melindungi dan menjaga kualitas produk maksudnya adalah menjaga produk yang
dikemas dari hal-hal yang dapat merusak maupun menurunkan mutu produk yang
dikemas tersebut. Hal-hal yang dapat merusak produk antara lain sinar ultraviolet,
kelembaban udara, benturan, gesekan, kontaminasi mikroba, dan kotoran, serta hal-hal
lain. Fungsi efiseinsi merupakan fungsi yang mempertimbangkan sisi efiseinsi kemasan
dalam proses pengontrolan, pendistribusian, serta efisiensi untuk konsumen suatu produk
baik dari segi kenyamanan saat membawa maupun dari segi ekonomisnya.

Fungsi dalam menarik minat konsumen antara lain yaitu dari segi fungsi promosi
(marketing), simbolik, dan fungsi estetika. Fungsi promosi merupakan fungsi yang
digunakan produsen dalam menarik minat konsume. Kemasan suatu produk harus
direncanakan dengan sebaik mungkin sehingga dapat bersaing di pasaran baik dari
poduknya maupun cara pengemasan dan pelebelan suatu produk. Fungsi simbolik
merupakan funsi yang digunakan produsen dalam mengemas produk dengan cara
membedakan kemasan suatu produk dengan produk lain, dengan kata lain ssetiap produk
memiliki ciri khas tersendiri dari kemasan agar konsumen dapat mengenali hanya dari
kemasannya saja. Fungsi estetika merupakan funsi yang menonjolkan nilai seni dari
kemasan produk yang dapat menarik minat konsumen (Said, 2016).

Kemasan berfungsi di kehidupan sehari-hari dalam pemerintahan berfungsi sebagai


pengontrol suatu produk dalam melindungi konsumen. Upaya yang dilakukan seperti
adanya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang akan memberikan nomor
kepada suatu produsen untuk mencantumkannya di dalam kemasan produk dan LPPOM
MUI yang akan mengeluarkan kehalalan produk dengan cara produsen akan
mencantumkan logo halal dalam kemasan. Bagi konsumen kemasan dapat memberikan
informasi produk tentang komposisi, jumlah energi, maupun keamanan saat
mengkonsumsi sehingga konsumen mudah dalam memutuskan memilih suatu produk
(Said,2016).

4.4 Kelebihan Dan Kekurangan Kemasan Kertas

Menurut Hariyadi (2018), kemasan kertas memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu:
1. Kertas merupakan bahan yang ringan karena kerapatannya relative rendah
2. Kertas tidak tahan terhadap cairan, uap air, dan gas.
3. Kekakuan kertas yaitu semi karena dapat dibentuk namun tidak mudah pecah.
4. Pelapisan pada kemasan kertas dapat mengakibatkan kertas tahan terhadap cairan, uap
air, dan gas.
5. Mudah menyerap uap air dan cairan (minyak, air)
6. Mudah robek jika terkena cairan
7. Mudah dilakukan pencetakan dan desain pada permukaan kemasan.

4.4 Bentuk-Bentuk Kemasan Kertas

Bentuk kemasan kertas dapat dibedakan berdasarkan jenis, karton lipat, kertas komposit,
karton bergelombang, amplop serta kantung, dan karton tipis.
1. Berdasarkan jenis
Kemasan kertas berdasarkan jenisnya dibagi menjadi kertas kraft, kertas krep, kertas
glasin (perkamen), kertas lilin, kertas daluang, chipboard, soluble paper, kertas
plastic. Kertas kraft merupakan kertas yang terbuat dari kayu lunak yang bersifat kuat
dan cocok sebagai bahan pengemas. Kertas krep merupakan kertas yang dibuat
dengan cara melewatkan kertas pada mesin press secara pelan-pelan sehingga hasil
yang diperoleh mengkerisut. Kertas glasin (perkamen) dan kertas tahan minyak
merupakan jens kerrtas yang memiliki permukaan licin, tahan terhadap lemak dan
minyak serta dapat menghambar pertumbuhan kapang (Anonim, 2007).
Kertas lilin merupakan ketas yang dicampurkan lilin saat pembuatannya yang
memiliki sifat tahan miyak dan tahan panas serta biaya produksi rendah. Kertas lilin
ada dua jenis yaitu kertas lilin basah dan kertas lilin kering. Kertas daluang merupakan
kertas yang terbuat dari kayu lunak dan digunakan sebagai kemasan primer, sekunder
maupun tersier. Chipboard merupakan kertas yang terbuat dari bahan kertas koran
atau kertas bekas yang didaur ulang. Soluble paper merupakan kertas yang larut dalam
air. Kertas plastic merupakan kertas yang dilapisi oleh plastic dan tahan terhadap air,
minyak serta tidak mudah ditumbuhi kapang (Anonim, 2007).

2. Karton lipat
Karton lipat merupakan kemasan kertas yang banyak digunakan karena memiliki
permukaan yang luas, ekonomis, efisien dalam mengemas produk,relative kuat, dan
mudah dibentuk. Karton lipat memiliki ketebalan 0,014-0,032 in. Karton lipat ini
dapat dilapisi dengan menggunakan plastic. Karton lipat pada bagian luar dapat
digunakan sebagai media promosi sedangkan bagian dalam dapat sebagai media
dalam melindungi produk karena tahan terhadap minyak (Anonim,2007).

Menurut Julianti dan Mimi (2006), karton lipat terbuat dari cylinder board. Karton
lipat dapat digunakan dalam pendistribusian dan dapat didesain semenarik mungkin
agar memikat daya tarik konsumen. Sedangkan kelemahan dari karton lipat yaitu
mudah robek pada bagian tertentu. Karton lipat dapat dibentuk dengan model lipatan
terbalik, sar menutup senidiri, model pesawat terbang, model lipatan lurus, model
perekat ujung, model perkakas dasar, model mailinglocks, model cracker, model
perekat ujung dengan teliga van Buren, model perekat ujung yang dapat menutup,
breakaway fliptop, dan model kemasan es krim.

3. Kartas komposit
Meurut Julianti dan Mimi (2006), kertas komposit merupakan kertas yang diolah
dengan mencampurkan bahan plastic dan logam. Kertas komposit memiliki daya
rapuh rendah, kaku, dan kuat serta tahan terhadap suhu sampai 49˚C. Kertas komposit
dapat dibentuk spiral, cuping dijahit, dan komposit gulung. Kertas komposit spiral
dibuat dengan cara tumpeng tindih antara lapisannya. Komposit cuping dijahit dibuat
dengan cara laminasi. Komposit gulung dibuat dengan melapisi menggunakan
beberapa kumparan. Selain itu, kertas komposit dapat dibentuk tube karton atau drum
katon. Kertas komposit banyak digunakan dalam pengemasan jus buah, bumbu,
coklat, bahan kimia, obat-obatan, margarin dan es krim. Kertas komposit memiliki
keuntungan ringan, mudah dibuka dan ditutup, dan kedap air.

4. Karton bergelombang atau karton kerdut


Menurut Julianti dan Mimi (2006), karton bergelombang memiliki 2 macam
corrugated sheet yaitu kertas kraft (bagian luar) dan kertas medium (bagian tengah)
yang berbentuk bergelombang. Corrugated sheet terdapat tiga macam yaitu single
wall, double wall, dan trple wall. Indonesai pada umunya menggunakan single wall
dan double wall sebagai pengemas suatu produk. Jenis karton bergelombang yang
umum digunakan adalah regular slotted container (celah teratur). Karton
bergelombang dapat digunakan hamper disemua produk, penggunaannya sesuai
dengan poduk yang dikemas.

Mennurut Anonim (2007), karton bergelombang memiliki kelebihan:


1. saat kondisi kosong ruang penyimmpanan yang dibutuhkan sedikit
2. Masa penyimpanan relative lebih lama
3. Ukuran yang konsisten
4. Toleransi ukuran yang tepat
5. Mudah dicetak
6. Dapat dilapisi dengan warna putih
7. Efisiensi pemakaian lebih baik
8. Dapat didaur ulang

Menurut Anonim (2007), kontruksi karton bergelombang terdiri dai kraft liner dan
medium kraft. Kraft liner merupakan kerrtas kasar berwarna coklat yang digunakan
sebagai lapisan luar bagian luar mupun dalam. Kraft liner terbuat dari batang kayu
berdaun jarum karena memiliki serat yang panjang. Medium kraft memiliki bahan
pembuat yang sama dengan kraft liner namunn yang membedakan adalah
kekuatannya. Medium kraft diutamakan dalam menahan kekuatan dari luar serta tidka
mudah patah saat adanya tekanan.

5. Amplop dan kantung


Amplop dan kantung kertas merupakan kemasan kertas yang masih banyak digunakan
hingga sekarang. Kantung kertas dapat digunakan untuk membawa produk pangan
dan banyak digunakan sebagai tas souvenir. Kantung kertas banyak digunakan karena
murah dan dapat didesain sesuai keinginan produsen maupun konsumen. Kantung
kertas dibuat dengan cara mendaur ulang kertas ulang. Selain itu kantung kertas
mudah dibuat dalam sekala rumah. Amplop saat ini digunakan sebagai wadah surat
atau uang (Julianti dan Mimi, 2006).

6. Karton tipis (cardboard box)


Karton tipis merupakan kemasan kertas yang banyak digunakan dalam mengemas
produk pangan maupun nonpangan. Banyak digunakan karena dapat
mempertahankankualaitas produuk yang dikemas. Pemilihan karton kertas dapat
disesuaikan berdasarkan produk yang akan dikemas. Misalkan untuk produk yang
harus dalam keadaan segar, maka perlu pelapisan tambahan menggunakan plastic atau
lilin. Karton tipis dapat digunakan untuk mengemas udang, daging, ikan beku dan
sebagai mangkuk es krim. Selain tu, karton tipis mudah didesain.

4.5 Aplikas Kemasan Kertas Pada Produk Pangan

Kemasaan kertas dapat digunakan dalam mengemas berbagai produk pangan baik sebagai
kemasan primer, kemasan skunder, maupun tersier. Kertas glasin (perkamen) yang
digunakan untuk melindungi produk yang mudah ditumbuhi jamur atau khamir seperti
mentega, margarin ikan, keju teh, kopi, dan daging. Kertas lilin yang digunakan untuk
mengemas tembakau. Karton tipis digunakan untuk engemas ikan, udang, daging dan es
krim. Karton bergelombang digunakan untuk mengemas buah, sayuran segar, dan ikan
beku serta produk yang akan didistribusikan. Kertas komposit dapat digunakan untuk
mengemas es krim, coklat, sop kering, bumbu, jus, bahan kimia, obat-obatan kripik dan
margarin (Julianti dan Mimi, 2006).

Kemasan primer digunakan untuk mengemas produk tanpa ada kemasan lagi. Kemasan
primer banyak digunakan dalam mengemas produk kaleng seperti ikan kaleng, kornet,
dan minuman karbonasi, mie, air mineral dan lain-lain. Kemasan skunder digunakan
untuk melindungi produk yang sudah dikemas seperti kecap botol, air mineral, mie, keju,
snack, dan makanan instan lainnya. Kemasan tersier merupakan kemasan yang digunakan
untuk mempermudah dalam proses pendistribusian produk pangan contoh
pendistribusian cochopie, biscuit, produk olahan susu dan lain-lain.

4.7 Pembuatan Kemasan Kertas

Menurut Julianti dan Mimi (2007), kertas dibuat dari selulosa kayu dengan cara kayu
gelondongan pada awalnya direndam dengan menggunakan sodium sulfit netral untuk
melunakkan lignin dan selulosa kayu. Kayu yang telah direndam kemudian digiling.
Kayu yang sudah digiling dan dijadikan pulp dengan cara dimasak pada suhu 150˚C dan
tekanan 100 Psi untuk membentuk blow pit. Pulp yang telah jadi kemudian di putihkan
menggunakan kalsium hopoklorit. Pulp yang sudah terbentuk kemudian dilakukan
pengadukan untuk memisahkan antara serat dengan fibril. Selama proses pengadukan,
pulp ditambahkan bahan perekat untuk meningkatkan ketahanan terhadap air dan
pewarna untuk mencerahkan kertas. Pulp dijernihkan pada refiner Jordan kemudian
dilakukan pemecahan serat di mesin silinder penyadap. Selanjutnya pulp dimasukkan ke
dalam mesin pembuat kertas untuk proses pencetakan kertas
V. KESIMPULAN

Kesimpulan dari laporan ini adalah


1. Kemasan kertas dapat digunakan untuk melindungi produk pangan yang mudah
tengik seperti margarin, mentega, keju, daging, the, kopi, dan keju. Kemasan kertas
dapat digunakan untuk mengemas coklat, es krim, biscuit, bumbu, dan jus. Selian itu,
kemasan kertas dapat digunakan sebagai kemasan primer, skunder, dan tersier dalam
mengemas produk pangan. Kemasan kertas digunakan untuk mengemas produk dapat
digunakan untuk menyimpan uang,bahan kimia, dan obat-obatan.
2. Kertas memiliki kelebihan ringan, murah, tahan air jika dilakukan pelapisan, mudah
dibentuk dan tidak mudah pecah, serta mudah didesain. Kekurangan kemasan kertas
adalah tidak tahan air, dan mudah robek.
3. Kemasan kertas memiliki banyak manfaat selain untuk mengemas produk makanan
maupun non pangan. Kemasan kertas berfumgsi sebagai media promosi suatu produk
dan sebagai media informasi bagi konsumen. Kemasan kertas banyak digunakan
dalam proses pendistribusian produk karena tidak memakan tempat terlalu banyak
sehingga efisien dalam pendistribusiannya.
4. Kemasan kertas memiliki banyak bentuk baik dari jenisnya maupun dari bentuknya.
Jenis kemasan kertas yaitu, kertas kraft, kertas krep, kertas glasin (perkamen), kertas
lilin, kertas daluang, chipboard, soluble paper, kertas plastic. Berdasarkan bentuknya
karton lipat, kertas komposit, karton bergelombang, amplop serta kantung, dan karton
tipis.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Pengemasan Bahan Pangan. Ebook Universitas Muhammadiyah


Semarang. Semarang.

Hariyadi, P. 2018. Pengemasan Pangan:You Don’t Get Second Chance To Make


A First Impression. Direktori Industry Kemasan Indonesia. Bogor

Julianti, E. Dan Mimi N. 2006. Buku Ajar Teknologi Pengemasan. Universitas


Sumatra Utara. Medan

Langi, T.M. 2018. Teknologi Pengemasan Dan Penyimpanan. Universitas


Ratulangi. Manado

Muchtar, S. Dan Muchammad N.2015. Peranan Packaging Dalam Meningkatkan


Hasil Produksi Terhadap Konsumen. Jurnal social humaniora. Vol 8 no. 2

Rahmawati, F. 2013. Pengemasan Dan Pelebelan. Universitas Negeri


Yogyakarta. Yogyakarta.

Said, A.A. 2016. Desain Kemasan. Badan Penerbit UNM. Makasar

Sucipta, I.N., Ketut S., dan Pande K.D.K. 2017. Pengemasan Pangan. Universitas
Udayana Press. Bali
Syarief, R. 2007. Modul 1 Pengemasan Dan Perlindungan Mutu Bahan Pangan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor
LAMPIRAN

Gambar 1. Kemasan Sekali Gambar 2. Kemasan Yang Dapat


Pakai (Said, 2016) Dipakai Berulang Kali (Said, 2016)

Gambar 3. Kemasan Yang Dapat Gambar 4. Kemasan Primer


Digunakan Kembali (Said, 2016) (Said, 2016)

Gambar 5. Kemasan Skunder Gambar 6. Kemasan Tersier


(Said, 2016) (Said, 2016)

Anda mungkin juga menyukai