Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Pengemasan dan Penyimpanan

PENGENALAN BAHAN, BENTUK DAN PELENGKAP

KEMASAN

Oleh :

Nama : Zahrina
NIM : 2105105010011
Kelas : Kamis, 14.00 WIB
Tanggal Praktikum : 24 Februari 2022

Mengetahui, Darussalam, 10 Maret 2022


Asisten Praktikan

( Muhammad Farhan ) ( Zahrina )


BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemasan merupakan suatu tempat yang digunakan untuk mengemas produk,
dengan kata lain dapat berupa wadah sebagai penyimpanan yang bertuliskan
beberapa informasi tentang produk yang dikemas. Kemasan sangat dibutuhkan
untuk kehigienisan produk yang akan didistribusikan. Tanpa adanya kemasan, suatu
produk tidak akan memiliki daya tarik yang khas. Oleh karena itu, pada suatu
kemanasan dibutuhkan bahan yang baik, bentuk yang menarik, serta pelengkap
kemasan yang memiliki fungsi tersendiri bagi kemasan tersebut. Salah satu
pelengkap kemasan yang paling banyak digunakan adalah label dan stiker. Label
dan stiker banyak digunakan karena dapat menarik perhatian konsumen serta
informasi yang bertuliskan pada kemasan memudahkan konsumen untuk
mengetahui komposisi dan informasi nilai gizi yang terkandung pada produk yang
dikemas.
Bentuk pada kemasan dapat beraneka macam sesuai dengan produk yang
dikemas. Biasanya produk-produk tersebut dikemas dengan model yang berbeda-
beda pula. Terdapat beberapa jenis yang digunakan dalam kemasan, salah satunya
adalah kayu. Kemasan kayu di Indonesia umumnya sangat jarang digunakan, tetapi
ada yang menggunakannya sebagai pengemas botol yang berisi minuman. Botol
tersebut dikemas dengan kayu yang bentuk botol, tentunya sudah disesuaikan
dengan ukuran botol, sehingga botol dapat masuk dan dilindungi oleh kemasan
kayu tersebut. Kemasan seperti itu disebut dengan kemasan kaku. Jenis kemasan
lainnya dapat berupa kemasan semi kaku, kemasan fleksibel, dan kemasan semi
fleksibel.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum ini adalah mengenali beberapa bahan, bentuk dan
pelengkap kemasan dan mengidendifikasi apakah sudah layak digunakan atau tidak
sesuai dengan syarat untuk mengemas sebuah produk, serta mengetahui sifat dan
fungsi pelengkap pada kemasan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Kemasan dibuat sedemikian rupa agar terlihat menarik dan untuk


mensosialisasikan wawasan kewirausahaan. Mengetahui pembuatan kemasan
butujuan untuk untuk mengetahui bahwa fungsi kemasan dapat ditambahkan
sebagai nilai estetika. Apabila nilai estetika bagus, maka akan menambah nilai jual
yang lain tinggi. Akan tetapi, yang paling penting dari suatu kemasan adalah
sebagai media promosi hingga dapat menarik konsumen untuk membeli suatu
produk (Srikandi, dkk., 2019)
Kemasan dapat tabuat dan beberapa bahan seperti plastik, aluminium foil,
dan kertas. Bahan-bahan tersebut mempunya kelebihan, yaitu dapat menjaga
produk dengan baik sehingga produk yang ada di dalamnya tidak mudah rusak.
Kemasan yang terbuat dari aluminium foil dan kertas dapat melindungi produk dari
paparan sinar matahari dan kedap udara. Kemasan memiliki ketahanan terhadap
udara, sinar matahari, serangga, bakteri, jamur, dan hal-hal lain yang dapat merusak
produk (Firdaus dan Abidin, 2017).
Kemasan yang dilengkapi oleh warna serta informasi yang ditampilkan pada
kemasan dapat menimbulakan daya tarik. Pelengkap kemasan dapat berupa label,
stiker, perekat, dan lain sebagainya yang dapat memudahkan konsumen untuk
membuka kemasan. Perekat pada kemasan dapat menyimpan dan mempertahankan
aroma makanan, dapat dibuka tutup dengan mudah, dan msudah sekali disimpan.
Selain itu, pelengkap kemasan tersebut dapat memberikan informasi dari bahan
yang terkandung di dalam produk yang dikemas (Sucipta, dkk., 2017).
Kemasan fleksibel adalah film yang disusut regangkan yang kemudian
dapat digunakan sebaga label. Material tersebut ketika diaplikasikan pada kemasan
dengan cara merengangkannya mengikuti bentuk benda yang dilapisinya.
Kontainer plastik botol kaca, kaleng dan struktur kaku lainya dapat dilapisi dengan
kemasan fleksibel. Label dapat bervariasi dari tanda pengenal produk yang
sederhana hingga bentuk kemasan sangat rumit sekalipun (Caroline, dkk., 2017).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kemasan dari
kertas, kemasan dari kaleng, kemasan dari plastik, komposit berbagai bentuk,
berbagai bentuk bantalan, dan berbagai sticker/label.

3.2 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah diletakkan sampel diatas meja,
kemudian diamati kemasan dan pelengkap yang digunakan, lalu dibedakan sifat,
jenis, dan pelengkap yang digunakan pada kemasan.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


Tabel 1. Data Hasil Pengamatan
No Produk Jenis Sifat Pelengkap
1 Keripik Pisang Kemasan Fleksibel Label
plastik Stiker
2 Blue Band Kemasan Fleksibel Label
plastik
3 Perisa Vanilla Kemasan Semi kaku Label
plastik Stiker
4 ABC Sardines Kemasan Semi kaku Label
kaleng Strepping

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa pada praktikum ini
digunakan produk keripik pisang, blue band, perisa vanilla, dan ABC Sardines.
Kemasan keripik pisang termasuk jenis kemasan plastik, bersifat fleksibel, serta
memiliki pelengkap yaitu label dan stiker. Kemasan blue band termasuk jenis
kemasan plastik, bersifat fleksibel, serta memiliki pelengkap yaitu label. Kemasan
perisa vanilla termasuk kedalam kemasan plastik, bersifat semi kaku, serta
memiliki pelengkap yaitu label dan stiker. Kemasan ABC Sardines termasuk
kedalam jenis kemasan kaleng, bersifat semi kaku, serta memiliki pelengkap yaitu
label dan strepping. Adapaun pengamatan berdasarkan video ketika praktikum,
produk yang digunakan adalah sirup kurnia, susu netsle (susu beruang), sunlight,
bimoli, tepung beras putih, plastic wrap, holland maizena, dan plastik perekat.
Kemasan sirup kurnia termasuk kedalam jenis kemasan kaca, bersifat kaku, serta
memiliki pelengkap yaitu label, strepping, bantalan pelindung, dan stiker. Kemasan
susu beruang termasuk kedalam jenis kemasan kaleng, bersifat semi kaku, serta
memiliki pelengkap yaitu label dan strepping. Kemasan sunlight termasuk kedalam
jenis kemasan plastik, bersifat semi fleksibel, serta memiliki pelengkap yaitu label.
Kemasan bimoli termasuk kedalam jenis kemasan plastik, bersifat fleksibel, serta
memiliki pelengkap yaitu label. Kemasan tepung beras putih termasuk kedalam
jenis kemasan plastik, bersifat fleksibel, serta memiliki pelengkap yaitu label.
Plastic wrap termasuk kedalam jenis kemasan plastik, bersifat semi kaku, serta
memiliki pelengkap yaitu label dan cutting. Kemasan holland maizena termasuk
kedalam jenis kemasan karton, bersifat semi kaku, serta memiliki pelengkap yaitu
label. Kemudian kemasan yang terakhir adalah plastik perekat, termasuk kedalam
jenis kemasan plastik, bersifat fleksibel, serta memiliki pelengkap yaitu pita
perekat.
Jenis bahan kemasan yang biasa digunakan adalah bahan kayu, logam,
gelas, kertas, plastik, foil dan film. Bahan-bahan yang digunakan dalam kemasan
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jenis kemasan
berbahan kayu merupakan kemasan yang bahan dasarnya berasal dari kayu untuk
melindungi produk yang dikemas, memiliki kelebihan yaitu tidak mudah rusak serta
kekurangannya adalah lebih mahal jika dibandingkan dengan kemasan plastik.
Kemasan berbahan logam merupakan kemasan yang berbahan logam untuk
melindungi produk pangan, memilik kelebihan yaitu daya tahan kemasannya
bertahan pada suhu tinggi, serta kekurangannya adalah akan mengalami karatan.
Kemasan gelas merupakan kemasan yang dibuat sedemikian rupa dengan bentuk
yang mirip gelas, memiliki kelebihan yaitu mudah ketika digunakan, serta
kekurangannya adalah mudah pecah dan tidak tahan matahari karena harus
disimpan pada tempat yang tidak terkena matahari langsung. Kemasanan berbahan
kertas meruapakan kemasan yang bahan dasarnya berasal dari kertas, memiliki
kelebihan yaitu ramah lingkungan karena dapat diaur ulang, serta kekurangannya
adalah mudah robek, tidak tahan air, dan mudah terbakar. Kemasan berbahan dasar
plastik adalah kemasan yang bahan dasarnya berasal dari plastik, memiliki
kelebihan yaitu tidak berkarat seperti kemasan logam dan mudah dibentuk, serta
kekurangannya adalah dapat merusak lingkungan karena terurai hingga ratusan
tahun. Kemasan berbahan foil adalah kemasan yang berasal dari aluminum foil,
memiliki kelebihan yaitu tahan terhadap sinar uv dan lebih menarik, serta
kekurangannya adalah tidak tahan terhadap reaksi asam basa. Kemudian pada
kemasan berbahan dasar film adalah kemasan yang dapat dimakan sekaligus dengan
produk yang dikemas contohnya obat-obatan dan sosis, memiliki kelebihan yaitu
ramah lingkungan dan dapat mengurangi sampah plastik, serta kekurangannya
adalah ketahanannya tidak terlalu baik (Apriyanti, 2018).
Kemasan terdiri dari empat jenis, yaitu kemasan kaku, kemasan semi kaku,
kemasan fleksibel, dan kemasan semi fleksibel. Kemasan kaku meruapakan
kemasan yang bersifat kaku serta bahan dasar yang digunakan adalah logam dan
kayu, contohnya adalah kemasan logam pada produk ikan kaleng. Kemasan semi
kaku adalah kemasan yang bersifat kaku tetapi mendekati fleksibel, contohnya
adalah kemasan pada produk minuman yaitu sprite. Kemasan fleksibel adalah
kemasan yang bersifat mudah dibengkokkan, apabila di sentuh akan berubah bentuk
dan kembali lagi ke bentuk semula, contohnya adalah kemasan minyak Sunco.
Kemasan semi fleksibel adalah kemasan yang bersifat sedikit kaku dan mendekati
fleksibel, bahan dasar yang digunakan biasanya kertas maupun papan kertas,
contohnya adalah kemasan pada produk Pizza dan kentang goreng (Ermawati,
2019).
Kemasan komposit merupakan kemasan yang terdiri dari campuran
beberapa jenis bahan kemasan. Kemasan tersebut biasanya terdiri dari dua bahan
yang berbeda yang benar-benar tercampur satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan
dengan tangan. Misalnya gabungan antara kertas dan plastik maupun kertas dan
logam. Oleh karena itu, kemasan komposit tidak dapat dibedakan lagi unsur
pembentuknya apabila dilihat secara langsung, tetapi unsur pembentuk awalnya
sudah diketahui (Bagaskara dan Jamaludiin, 2021).
Jenis-jenis pelengkap terdiri dari pita perekat, label, stiker, tag, strapping,
dan bantalan pelindung. Pita perekat berfungsi sebagai pelengkap pada kemasan
yang mampu memudahkan konsumen membuka dan menutup kemasan dengan
mudah. Label berfungsi sebagai pemberi informasi pada produk yang dikemas,
biasanya terdiri dari komposisi, dan cara penyajian. Stiker berfungsi sebagai
meningkatkan daya tarik konsumen terbadap suatu produk. Tag berfungsi sebagai
pemberi informasi merek dagang suatua produk. Strepping berfungsi sebagai
penjaga kemasan agar tidak mudah terbuka. Bantalan pelindung berfungsi sebagai
pelindung kemasan pada posisi pertama kali dibuka, biasanya dibuat untuk
melindungi produk agar tidak kemasukan udara serta produk tidak mudah
mengalami kerusakan (Permatasari, dkk., 2021).
BAB V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Kemasan keripik pisang termasuk jenis kemasan plastik, bersifat fleksibel,
serta memiliki pelengkap yaitu label dan stiker
2. Kemasan blue band termasuk jenis kemasan plastik, bersifat fleksibel, serta
memiliki pelengkap yaitu label.
3. Kemasan perisa vanilla termasuk kedalam kemasan plastik, bersifat semi kaku,
serta memiliki pelengkap yaitu label dan stiker.
4. Kemasan ABC Sardines termasuk kedalam jenis kemasan kaleng, bersifat semi
kaku, serta memiliki pelengkap yaitu label dan strepping.
5. Pelengkap pada kemasan dapat berupa, stiker, label, stepping, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, M. E. 2018. Pentingnya Kemasan Bagi Penjualan Produk Perusahaan.


Jurnal Kontra Sosial. 10 (1): 20-27.
Bagaskaraa, L. A., dan Jamaludin, J. 2021. Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Kreasi Kemasan Komposit. Jurnal
Ilmiah Perkusi. 1 (1): 50-55.
Caroline, A. M., dan Doaly, C. O. Pengendalian Kualitas Proses Produksi Kemasan
Plastik Standing Pouches Di PT. Epac Flexibles Indonesia. Jurnal Serina.
1 (1): 477-486.
Ermawatii, E. 2019. Pendampingan Peranan dan Fungsi Kemasan Produk Dalam
Dunia Pemasaran Desa Yosowilangun LOR. Journal Of Empowerment
Society. 2 (2): 15-22.
Firdaus, R.A., dan Abidin. 2017. Pengenalan Perancangan Dimensi Media Promosi
Pengenalan Produk Trawas. Jurnal Teknologi pangan. 3 (1): 18-39.
Permatasari, E. I., Rahmadianto, S. A., dan Sukmaraga, A. A. 2021. Perancangan
Logo dan Desain Kemasan Cookye Cookies Sebagai Identitas Visual.
Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains danTeknologi. 2 (1): 43-53.
Sucipta, N., Suriasih, K., dan Kencana. 2017. Pengemasan Pangan. Udayana
University Press. Bandung.
Srikandi, S. Aisyah, S., dan Rosmiyati, R. 2019. Pengenalan PKM Kewirausahaan
Melalui Keterampilan Anak di kota Makassar. Jurnal Kewirausahaan. 2 (2):
49-50.
LAMPIRAN

A. Diagram Alir

Bahan

Diletakkan sampel di atas meja

Diamati kemasan

Diamati pelengkap

Hasil

B. Dokumentasi

Gambar 1. Kemasan Keripik Pisang. Gambar 2. Kemasan Blue Band


Gambar 3. Kemasan Perisa vanilla Gambar 4. Kemasan Sardines

Anda mungkin juga menyukai