Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Teknologi Hasil Pertanian

PENGENALAN BAHAN, BENTUK DAN PELENGKAP KEMASAN

Oleh :

Nama : Andy Firdaus


NIM : 1805102010030
Kelas : Kamis 08.00 WIB
Kelompok : II (Dua)
Tanggal Praktikum : 03 Oktober 2019

Mengetahui Darussalam, 30 Oktober 2019


Asisten, Praktikan,

(Cut Annisa & Laila Sonia) (Andy Firdaus)


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemasan adalah salah satu faktor penting dalam penjualan


produk. Jika bentuk dan bahan kemasan telah standard, maka elemen
grafis pada kemasan dapat merupakan faktor penentu menarik atau
tidaknya sebuah kemasan. Desain kemasan yang baik tidak hanya
menarik bila dipajang di rak penjualan, tetapi juga dapat meyakinkan
konsumen untuk membeli. Pada dunia pemasaran persaingan merupakan
hal yang lumrah dan wajar. Maka dari itu berbagai usaha dilakukan
dalam upaya memenangkan persaingan. Salah satu diantaranya adalah
membuat desain kemasan produk yang menarik sehingga dapat
mengundang konsumen untuk membeli produk. Menurut Christie
Suharto Cenadi (1999), daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas dari
kemasannya.
Kemasan merupakan pemicu karena ia langsung berhadapan
dengan konsumen. Karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi
konsumen untuk memberikan respon positif. Desain kemasan merupakan
salah satu strategi perusahaan untuk dapat melakukan persaingan dalam
dunia bisnis, selain itu untuk dapat menciptakan citra merek dalam benak
konsumen yang bertujuan untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya
sehingga konsumen melakukan keputusan pembelian terhadap produk
tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan agar kita dapat mengenal beberapa bahan


ataupun bentuk serta perlengkapan kemasan , dan untuk mengidentifikasi
apakah sudah layak digunakan atau tidak sesuai dengan syarat untuk
mengemas sebuah produk serta mengetahui sikap dan fungsi pelengkap
terhadap kemasan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk


menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan,
didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau
pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan,
melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya
pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan,getaran). Di
samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil
pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari
segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau
daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan
perlu diperhatikan dalam perencanaannya (Julianti, 2006).

Kemasan merupakan hal yang penting karena kemasan tidak


hanya digunakan sebagai pelindung terhadap produk, tetapikemasan
digunakan juga sebagai media promosi untuk memikat konsumen
sehingga konsumen berkeputusan untuk melakukan pembelian produk
yang bersangkutan. Kemasan merupakan salah satu strategi produk yang
dipakai oleh perusahaan untuk menampakkan produk agar lebih menarik
baik dari segi bentuk, warna, sehingga produk dapat terjaga kualitasnya.
Saat ini perusahaan sudah banyak yang sadar untuk menciptakan
kemasan produk yang menarik. Hal ini dikarenakan perusahaan
menggunakan bungkus sekaligus untuk promosi. Produk-produk yang
terpajang di rakrak supermarket harus dibuat semenarik mungkin
sehingga konsumen akan tertarik dan mengambilnya sebagai barang
belanjaannya. Semakin banyak tempat belanja yang self service maka
bungkus sangat penting artinya baik bagi produsen maupun bagi
konsumen. Bagi konsumen dengan bungkus produk yang menarik dan
spesifik maka akan lebih mudah konsumen untuk mendapatkan barang
yang dimaksud (Susetyarsi, 2012).
Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi
dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah
disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secara umum fungsi pengemasan
pada bahan pangan adalah : (1) mewadahi produk selama distribusi dari
produsen hingga kekonsumen (2) melindungi dan mengawetkan produk
(3) sebagai identitas produk (4) meningkatkan efisiensi (5) memperluas
pemakaian dan pemasaran produk (6) menambah daya tarik calon
pembeli (7) sebagai sarana informasi dan iklan dan (8) memberi
kenyamanan bagi pemakai. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur
sistem kemas (1) kemasan primer yaitu kemasan yang langsung
berhubungan dengan produk yang dibungkus (2) kemasan sekunder, yang
tidak bersentuhan langsung dengan produknya akan tetapi membungkus
produk yang telah dikemas dengan kemasan primer (3) kemasan tersier
dan kuartener yaitu kemasan yang digunakan untuk menggabungkan
seluruh kemasan sekunder untuk memudahkan proses transportasi dan
mencegah kerusakan produk (Agustina, 2011).

Kemasan primer harus bersifat tahan terhadap perubahan warna,


flavour, rasa dan perubahanperubahan produk lainnya. Disamping itu
kemasan primer harus bisa melindungi makanan dari kontaminasi,
melindungi kandungan air dan lemak, mencegah masuknya gas,
melindungi dari sinar matahari, serta tahan terhadap tekanan dan
benturan (Nugroho, 2013). Bahan kemasan yang biasa digunakan untuk
produk pangan : kertas, plastik PETE atau PET (Poly Ethylene
Terephthalate), HDPE (High Density Polythylene), PVC (Polyvinyl
Chloride) dan LDPE (Low Density Polyethylene), PP (Polypropylene)
(Krisnadwi, 2013) dan kemasan aluminium foil (Djaafar, dkk, 2019).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Pada praktikum ini alat yang digunakan tidak ada. Namun ,


adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain yaitu:
kemasan dari kertas, kemasan dari kaleng, kemasan dari plastik,
komposit berbagai bentuk, berbagai bentuk bantalan dan berbagai stiker
label.

3.2 Cara Kerja

Cara kerja yang digunakan pada praktikum kali ini adalah


diletakkan sampel di atas meja lalu diamati kemasan dan perlengkapan
yang digunakan.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Kelompok : 1 (satu)
Bahan : Kaca
Nama produk : Sirup kurnia
Bentuk kemasan : Kaku
Tipe : Primer

No Pelengkap Sifat /Jenis Fungsi Informasi


Kemasan

1 Label Menyatu Memberikan Nama produk,


informasi nama produsen
dan nomor batch

2 Stiker Tidak Memberikan Tanggal


menyatu informasi kadaluwarsa, cara
penyajian, nama
produsen, logo
halal, namor SNI,
komposisi, nomor
BPOM, isi bersih,
barcode dan
informasi rasa

3 Tutup botol Tidak Melindungi Logo, nama


menyatu produk agar produk dan isi
tidak tumpah bersih

4 Bantalan Tidak Melindungi -


pelindung menyatu botol agar
tidak pecah
sehingga
menyebabkan
isi
terkontaminasi

Kelompok : 2 (dua)
Bahan : Plastik
Nama produk : Chitato
Bentuk kemasan : Fleksibel
Tipe : Primer

No Pelengkap Sifat/jenis Fungsi Informasi


kemasan

1 Label Menyatu Memberikan Nama produk,


informasi nama produsen,
rasa produk,
logho halal, berat
bersih,
komposisi niai
gizi, slogan,
layanan
konsumen, sosial
media produk,
tanggal
kadaluwarsa,
kode produksi
dan barcode

2 stiker Tidak Memberikan Berat bersih dan


menyatu informasi isi tambahan
Kelompok : 3 (tiga)
Bahan : Papan kertas
Nama produk : Sari wangi teh asli
Bentuk kemasan : Semi kaku
Tipe : Tersier

No Pelengkap Sifat/jenis Fungsi Informasi


kemasan

1 Label Menyatu Memberi Nama produk,


informasi nama produsen,
isi produk, berat
bersih, informasi
nilai gizi,
barcode dan kode
BPOM

2 Tag Terpisah Memudahkan Nama produk


konsumen
untuk
menyajikan
produk

3 Plastik Terpisah Melindungi -


kemasan
skunder

Kelompok : 4 (empat)
Bahan : Kaleng
Nama produk : Larutan cap kaki tiga
Bentuk kemasan : Semi kaku
Tipe : Primer
No Pelengkap Sifat/jenis Fungsi Informasi
kemasan

1 Label Menyatu Memberi Nama produk,


informasi tempat produk,
SNI produk, rasa
produk, neto
produksi8, logho
halal dan
komposisi
produk

2 Ring pull Merekat Untuk -


tabs membuka
kemasan

4.2 Pembahasan

Pada praktikum ini terdapat empat data hasil pengamatan yang


berdasarkan kelompok masing masing. Berdasarkan data hasil pegamatan
yang dilakukan oleh kelompok 1 (satu) dengan nama produk dengan
nama produk Sirup Kurnia berbahan kaca yang berfungsi selain sebagai
wadah produk tersebut juga untuk melindungi produk agar tidal
dihinggapi oleh serangga atau hewan hewan kecil lainya yang ada di
udara dan untuk mengawetkan produk dengan suatu senyawa. Bentuk
kemasan produk tersebut adalah kaku , karena kaca tidak dapat
diremukkan.

Berdasarkan data hasil pengamatan yang dilakukan oleh kelompok 2


(dua) dengan nama produk Chitato menggunakan bahan plastik, bentuk
kemasan adalah fleksibel karena dapat diremuk dengan menggunakan
tangan dan tidak membutuhkan tenaga yang besar, tipenya adalah primer
yaitu produk hanya memiliki satu pembungkus atau produk dapat
langsung disajikan dan dicicip setelah membuka kemasanya. Adapun
pelengkap dari kemasan Chitato yang telah diamati didalam praktikum
oleh kelompok 2 yaitu: label, memiliki sifat/jenis yang menyatu karena
label tersebut melekat pada kemasan produk, berupa untuk memberikan
informasi yaitu berupa nama produk, nama produsen, rasa produk, ijin
halal, berat bersih, komposisi dan lainya; (b) stiker, memiliki sifat yang
tidak menyatu dan memiliki fungsi untuk memberikan informasi yakni
berat bersih dan isi tambahan.

Berdasarkan data hasil pengamatan yang dilakukan oleh kelompok 3


(tiga) dengan nama produk Sari Wangi Teh Asli dengan menggunakan
karton sebagai bahanya. Dengan bentuk kemasan adalah semikaku yaitu
bisa diremuk dengan tangan dan membutuhkan lebih besar tenaga.
Adapun tipenya dalah tersier yaitu kemasan setelah primer dan skunder
yang digunakan sebagai pelindung. Terdapat tiga pelengkap kemasan
dari produk Sari Wangi Teh Asli yakni: a) label, yang mempunyai sifat
menyatu dengan produk, berfungsi untuk memberikan informasi kepada
konsumen berupa nama produk, nama produsen, isi produk, berat bersih,
informasi nilai gizi dan lainya; (b) tag, memiliki sifat terpisah yaitu dapat
dicabut dari kemasan, berfungsi untuk memudahkan konsumen untuk
menyajikan produk; (c) plastik, memiliki sifat terpisah karena akan
dirobek untuk membuka tipe kemasan.

Berdasarkan data hasil pengamatan kelompok 4 (empat) dengan


Larutan Cap Kaki Tiga sebagai nama produk dengan bahan kaleng
adalah lembagaran baja yang dibalut timah atau aluminium yang
memiliki kelebihan yakni dapat mencegah bahan pangan yang ada
didalam bebas dari mikroba-mikroba kecil di udara, bentuk kemasanya
adalah semi kaku, tipe produk Larutan Cap Kaki Tiga adalah primer
yakni kemassan hanya dibungkus dalam satu kemasan saja. Adapun yang
telah diamati kelompok 4 adalah: (a) Ring pull tabs, yang bersifat tidak
menyatu dan berfungsi untuk memberikan informasi kepada konsumen;
(b) Label, bersifat menyatu dengan kemasan sebagai media informasi
kepada khalayak berupa nama produk, BPOM, isi bersih, barcode, logo
halal, informasi nilai gizi, alamat website dan tanggal kadaluwarsa.

Beberapa penelitian tentang keputusan pembelian di toko retail


menjelaskan bahwa atribut produk itu tidak mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Mudmainah (2002) yang menyatakan bahwa variabel harga, promosi,
tempat dan pelayanan bepengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian, sedangkan variabel produk tidak signifikan artinya
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian. Literatur yang menjelaskan tentakan keunikan desain
kemasan produk, kovndusivitas store environment, kualitas display
produk, daya tarik emosional produk, keputusan pembelian impulsif telah
diperkuat dengan adanya konsep teoritis dan dukungan empiris mengenai
hubungan-hubungan kausalitas dan variabel-variabel yang
mempengaruhinya. Menurut konsumen mereka membeli produk bukan
berdasarkan tampilannama produk yang menarik tetapi lebih kepada
kepercayaan mereka membeli produk dengan merek yang diinginkan.
V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum ini, adapun kesimpulan yang dapat


diambil dari praktikum kali ini adalah :

1. Pengemasan berfungsi untuk melindungi produk dari bahaya


pencemaran dan gangguan fisik agar tetap terjaga kualitasnya.
2. Terdapat 4 (empat) bahan yang digunakan yaitu kaca dengan
nama produk sirup kurnia, bahan plastik dengan nama produk
chitato, bahan papan kertas dengan nama produk Sari wangi teh
asli, bahan kaleng dengan nama produk larutan cap kaki tiga.
3. Ada 3 (tiga) bentuk kemasan produk yaitu kaku, semi kaku dan
fleksibel.
4. Tipe tipe kemasan ada 3 (tiga) yaitu primer, sekunder dan tersier.
5. Sifat/jenis pelengkap kemasan antara lain: menyatu, tidak
menyatu dan terpisah.
DAFTAR PUSTAKA

Aulia L., Tri M., Djaafar T. F. 2019. Kajian teknologi pengemasan bubuk
dan permen cokelat di TTP Nglanggeran Yogyakarta. Jurnal
Research Fair Unisri 2019. 3 (1): 664-665.
Nugroho, R.A. 2013. Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium
Pertanian. PAU Pangan dan Gizi. Universitas Lampung.
Agustina, W. 2011. Teknologi Pengemasan, Desain dan Pelabelan
Kemasan Produk. Bekasi: Agromedia.
Julianti. 2006. Buku ajar teknologi pengemasan pangan. Universitas
Sumatra Utara. Sumatra utara.
Susetyarsi, Th. 2012. Kemasan produk ditinjau dari bahan kemasan,
bentuk kemasan dan pelabelan pada kemasan pengaruhnya
terhadap keputusan pembelian pada produk minuman mizone di
Kota Semarang. Jurnal STIE Semarang. 3 (4): 19-20.
LAMPIRAN

A. Diagram Alir

Sampel

Diletakkan sampel di atas meja

Diamati kemasan dan pelengkap yang digunakan

Hasil
B. Dokumentasi Produk

Gambar 1. Produk kemasan dari plastik

Gambar 2. Produk kemasan dari kaca


Gambar 3. Produk kemasan dari papan kertas

Gambar 4. Produk kemasan dari kaleng

Anda mungkin juga menyukai