Anda di halaman 1dari 34

ACTIVITY RELATIONSHIP

EKO RAHUDIANTO
PEMBAHASAN

1. ACTIVITY RELATIONSHIP CHART

2. ACTIVITY RELATIONSHIP WORKSHEET

3. ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM

4. FORM ACTIVITY RELATIONSHIP


ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (1)

Pertimbangan Desain Activity Relationship


Relationship adalah hubungan atau disebutkan juga dengan keterkaitan. Dalam perencanaan tata
letak aktivitas relationship ini banyak hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah
1. Aliran material
2. Aliran orang
3. Aliran dokumen
Aliran material sangat berpengaruh dalam pembuatan layout untuk suatu pabrik karena semakin
sering suatu tempat mengalirkan materialnya ke tempat lainnya ataupun sebaliknya maka tempat
tersebut harus diletakkan dalam posisi saling berdekatan agar mengurangi jarak dan waktu yang
diperlukan untuk melakukan material handling.
Hal ini sangat mempengaruhi perencanaan karena banyak faktor yang dipertimbangkan agar
produktivitas dapat dicapai terutama yang menyangkut efisiensi biaya dan waktu serta efektivitas atau
keuntungan tiap aktivitas material handling, pekerja, informasi yang terjadi maupun dari segi faktor
ruang dan strategisnya penempatan departemen tersebut dalam areal yang tepat dalam luasan
pabrik.
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (2)

Pertimbangan Desain Activity Relationship


Untuk melakukan desain activity relationship yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah:
1. Jenis-jenis aktivitas
2. Jenis-jenis relationship
3. Faktor yang mempengaruhi relationship
4. Tingkat activity relationship
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (3)
1. Jenis Jenis Aktivitas
Secara umum jenis-jenis dari aktivitas sangatlah banyak diantaranya adalah:

a. Rumah
 Garasi b. Areal Perkemahan
 Dapur  Tenda c. Restoran
 Ruang Makan  Tempat mencuci  Tempat parkir
 Ruang tamu  Dapur  Pintu masuk
 Ruang Keluarga  Kolam renang  Ruang jas/jaket
 Ruang Belajar  Danau  Kamar duduk
 Beranda  Api unggun  Ruang istirahat
 Kamar tidur  Lapangan  Ruang makan
 Toilet panahan/tembak  Ruang makan khusus
 Ruangan peralatan  Pintu Masuk  Dapur
 Kamar mandi  Parkir  Penerimaan dan
 Tempat sampah penyerahan
 Tempat sampah
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (4)
d. Kampus e. Rumah Sakit
 Perpustakaan  Loket pendaftaran
 Asrama  Pemasok pusat
 Pusat aktivitas mahasiswa  Penatu
 Ruang kelas  Apotik
 Administrasi  Dapur
 Fasilitas atletik  Kantin staf dan pengunjung
 Perawatan dan perlengkapan  Perawatan mesin
 Auditorium  Ruang bedah
 Toko Buku Parkir siswa  Laboratorium
 Parkir staf  Administrasi
 Parkir siwa  Pasien berobat jalan
 Klinik  Ruang Pasien
 Penelitian  Ruang gawat darurat
 Ruang sinar X
 Radiologi
 Parkir
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (5)
f. Universitas
 Pintu Masuk
 Kantor administrasi g. Pabrik
 Ruang senam  Shipping
 Ruang guru  Receiving area
 Kafetaria  Storage barang pabrikasi
 Auditorium  Lantai produksi
 Dapur  Pemeriksaan
 Pengiriman  Gudang bahan baku
 Tempat sampah  Perakitan/ Assembly line
 Perpustakaan  Kantin
 Persediaan / Gudang  Ruang pakaian
 Perawatan  P3K
 Lapang atletik  Kantor
 Parkir fakultas  Gudang barang jadi
 Parkir Mahasiswa  Pengiriman
 Parkir
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (6)
Secara lebih rinci aktivitas pelayanan pabrik dikelompokkan sebagai berikut :

a. Administrasi b. Personel
 Presiden direktur  Fasilitas kesehatan
 Manejer Umum  Kantin
 Penjualan dan periklanan  WC
 Akunting  Tempat untuk merokok
 Kerekayasaan produk  Ruang istirahat
 Pembelian  Ruang hiburan
 Personel  Parkir
 Pelayanan produk  Papan pengumuman
 Ruang arsip  Pelolosan dari kebakaran
 Ruang rapat  Keran air minum
 Ruang besi  Tempat telepon, dsb.
 Ruang resepsi
 Switchboard
 Pengolahan data
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (7)

c. Produksi d. Bangunan Pabrik


 Kerekayasaan industri  Fasilitas pemanas
 Pengendalian produksi  Perlengkapan pergantian udara
 Pengendalian mutu  Perlengkapan pendingin udara
 Pemeriksaan penerimaan  Perlangkapan pembangkit tenaga
 Pemeriksaan WIP  Ruang perlengkapan telepon
 Pemeriksaan akhir  Bengkel perawatan
 Kerekayasaan pabrik  Kompresor udara
 Penerimaan  Tempat pengumpulan barang sisa
 Gudang bahan  Gudang kendaraan
 Gudang jadi  Pelindungan dari kebakaran
 Pengiriman  Tangga
 Ruang peralatan  Tangga berjalan
 Rak peralatan  Perlindungan pabrik
 Gudang perlengkapan pengangkut barang
 Pengawas
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (8)

Jenis-Jenis Relationship antar aktivitas secara umum adalah:


1. Antara dua aktivitas produksi (dapat diketahui dari aliran produksi dan material)
2. Antara suatu aktivitas produksi, aktivitas pelayanan atau aktivitas tambahan
3. Antara dua aktivitas pelayanan.

Faktor yang mempengaruhi relationship


Selain jenis dari aktivitas yang dijadikan sebagai pertimbangan untuk perencanaan fasilitas pabrik
beberapa faktor di bawah ini penting juga diperhatikan untuk dipertimbangkan dalam perencanaan
tata letak pabrik yakni sebagai berikut :
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (9)
1 Tuntutan khusus dari aktivitas tertentu atau departemen
 
Pada beberapa departemen terdapat beberapa hal khusus yang diinginkan oleh departemen tertentu untuk
menghindari beberapa lokasi ataupun mendekati lokasi tertentu dengan beberapa alasan khusus. Hal ini
dapat merupakan pertimbangan utama dalam penyusunan lokasi fasilitas-fasilitas dalam pabrik

2 Sifat karakteristik bangunan


  • Tipe   • Jumlah lantai • Jarak antar tiang
  • Ukuran   • Tinggi • Lokasi pintu
  • Bangun   • Lokasi tiang • Arah perluasan
3 Tapak bangunan      
  • Lokasi   • Topografi • Orientasi bangunan
  • Ukuran   • Bangunan • Cuaca
4 Fasilitas Luar      
  • Alat angkut   • Keperluan umum    
  • Parkir   • Fasilitas lain    
5 Perluasan / rencana perluasan  
  • Aliran produksi dimasa   • Lokasi kegiantan yg mungkin • Ruang tambahan Bangun
datang berkembang • Bangunan

  • Gang   • Peralatan permanen • Lokasi serta jarak tiang


ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (10)
Derajat activity relationship
Untuk menentukan tingkat atau derajat relationship telah ditetapkan dengan standart sebagai berikut:
Kode Derajat Relationship
Mutlak Penting
A Absolutely Necessary aktivitas yang dipertimbangkan saling berkelanjutan
Sangat Penting
E Especially Important aktivitas yang saling berhubungan
Penting
I Important aktivitas berdampingan
Biasa
O Ok aktivitas yang mempunyai hubungan biasa
U Unimportant Tidak Penting

X Not desira Tidak Diinginkan


Kode Deskripsi Kode Caris Kode Warna

A Mutlak Merah
E Sangat Penting Oranye
I Penting Hijau
O Biasa Biru
U Tidak Penting Tidak ada kode garis Tidak berwarna
X Tidak dikehendaki Coklat
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (11)
Variabel Derajat Kedekatan
Derajat kedekatan dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti :
1. Penggunaan mesin atau peralatan, data, informasi yang sama.
Pada beberapa departemen terkadang menggunakan basis informasi dan data yang sama sehingga perlu
pertimbangan kedekatan antardepartemen agar mengurangi lalu lalang pekerja/karyawan di departemen
tersebut, selain meningkatkan efisiensi waktu juga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja pada karyawan
di dalam pabrik/kantor. Finance dan Accounting merupakan dua departemen dalam kantor yang biasanya
mempunyai basis informasi yang sama berupa data keuangan perusahaan , modal, keuntungan , hutang dll
walaupun orientasi kedua departemen itu adalah berbeda. Maka kedua departemen ini seringkali ditempatkan
dalam satu lantai yang sama ataupun terkadang ditempatkan bersebelahan.
2. Penggunaan peralatan material handling yang sama.
Dalam penggunaan alat material handling beberapa departemen menggunakan alat yang sama dengan tujuan
untuk menghemat biaya dan meningkatkan utilisasi alat yang dipunyai oleh perusahaan . Storage dan
Warehouse adalah salah satu contoh departemen yang pada beberapa perusahaan menggunakan material
handling yang sama ataupun terkadang sebagian material handlingnya sama , untuk penghematan alat dan
juga efektifitas penggunaan karena banyak pabrik yang meletakkan warehouse dan storage berdekatan untuk
kemudahan shipping dan receiving material untuk produksi maupun distribusi.
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (12)
3. Kemudahan aktivitas supervisi.
Dengan adanya depatemen yang saling berkoordinasi dan bekerja secara simultan berada pada satu supervisi
yang sama maka akan memudahkan manajemen diantara beberapa departemen ini. Maka departemen yang
bekerja saling koordinasi ini seringkali diletakkan dalam layout yang berdekatan ataupun diusahakan untuk
sedekat mungkin untuk memudahkan supervisi diantara departemen-departemen tersebut. Finishing dan
assembling merupakan departemen yang bekerja pada satu orientasi yang sama , di lantai produksi dan dalam
orientasi produksi. Seringkali finishing dan assembling ditempatkan dalam departemen yang berdekatan karena
setelah proses assembling maka produk akan ditujukan ke bagian finishing untuk diberi sentuhan akhir. Selain
karena merupakan kelanjutan proses dari departemen tetangganya terdapat faktor yang signifikan bahwa
mereka berada pada satu orientasi yang sama sehingga supervisi diantara departemen-departemen tersebut
dengan departemen produksi lainnya dipersatukan dalam satu supervisi untuk kemudahan manajemennya.
4. Kerjasama yang erat antar operator masing-masing departemen.
Kerjasama yang erat antar operator berupa sinergi antar operator departemen satu dengan departemen
lainnya. Jika seandainya terjadi komunikasi dan hubungan yang intens dan penting antara kedua
departemennya maka kedua departemen itu lazim diletakkan untuk saling berdekatan dan pada jarak
seminimal mungkin untuk kemudahan berhubungan antar operator dan mengurangi lalu lalang diantara
departemen .
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (13)
Variabel derajat pemisahan
Selain derajat kedekatan ada pula derajat pemisahan dimana hal ini menjadi variabel pertimbangan bagi
derajat kedekatan X, yaitu derajat kedekatan yang menunjukkan harus dihindarinya peletakkan pada lokasi
tersebut. Antara lain sebagai berikut:
1. Kotor
Tempat yang kotor harus dihindari dari daerah yang bersih dan membutuhkan kondisi kerja yang lebih
nyaman seperti kantor dengan tempat pembuangan limbah
2. Bising
Bising perlu dihindari karena dapat menganggu departemen lain , seperti pada kantor dan lantai produksi
yang tidak seharusnya diletakkan pada posisi yang dekat sehingga dapat menganggu karyawan kantor
karena kebisingan yang ditimbulkan oleh lantai produksi
3. Asap debu
Asap dan debu dapat menjadi masalah baik dari segi kesehatan maupun alasan kebersihan, tempat yang
merupakan tempat publik harus jauh dari tempat yang dapat menghasilkan asap/debu pada lantai produksi
karena dikhawatirkan asap yang timbul dapat mengganggu kesehatan dan debu yang beterbangan dapat
merusak kebersihan di lokasi-lokasi tertentu dan tidak diinginkan apalagi dalam jangka waktu yang lama.
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (14)
4. Bau
Bau merupakan hal yang harus dihindari dari padatnya manusia karena bau dapat menyebabkan
ketidaknyamanan kualitas udara di sekitar tempat tersebut.
5. Getaran
Getaran dapat terjadi apabila pada lantai produksi suatu pabrik ternyata menggunakan mesin dan alat-alat
berat yang dapat menyebabkan getaran karena gerakan yang intens dan berat sehingga dapat menggangu
tempat seperti kantor atau fasilitas publik sehingga harus dipertimbangkan untuk dihindari sebisa mungkin
6. Resiko keselamatan atau kesehatan
Resiko keselamatan atau kesehatan dapat dihindari dengan tata letak yang benar karena tata letak yang
benar dapat meminimumkan hal tersebut terjadi. Beberapa fasilitas dalam lantai produksi mungkin
menggunakan larutan kimia ataupun mesin-mesin berat yang dapat menyebabkan kecelakaan sehingga
perlu dijauhkan dari jangkauan secara langsung oleh karyawan-karyawan lain.
7. Penyelaan yang dapat menimbulkan proses produksi terhambat
Penyelaan dapat terjadi apabila ternyata tata letak mesin menghasilkan jalur yang saling bersilangan.
Dengan adanya persilangan yang menyela jlur aktifitas lain ini maka akan terjadi waktu menunggu ketika
aktifitas lain menunggun untuk memakai jalur ini karena jalur ini terhambat.
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (15)
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC)
ARC dilakukan untuk melihat hubungan antar mesin dengan mesin atau hubungan satu departemen
dengan departemen lainnya dengan mengamati frekuensi kesinambungan aliran produk. Dengan
pengelompokkan tersebut maka dapat diperoleh tata letak mesin yang efektif sehingga mengoptimalkan
operasi dan meningkatkan produktivitas. Jadi ARC adalah teknik ideal untuk desain relationship antara
setiap kelompok aktivitas yang saling berkaitan. Perencanaan aktivitas relationship menggunakan ARC
sebagai instrumen analisa dalam pengerjaannnya.
Kegunaan ARC adalah:
1. Penyusunan urutan pendahuluan bagi peta dari-ke
2. Lokasi relatif dari pusat kerja atau departemen dalam satu kantor
3. Lokasi kegiatan dalam satu usaha pelayanan
4. Lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan atau perbaikan
5. Lokasi nisbi dari daerah pelayanan satu kegiatan dengan yang lainnya, serta alasannya.
6. Memperoleh satu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya.
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (16)
Secara garis besar langkah-langkah dalam membuat ARC adalah sebagai berikut :
1. Catat semua departemen pada ARC.
2. Lakukan wawancara atau survei pada tenaga kerja tiap-tiap departemen atau kepada pihak manajemen
tentang aktivitas pada setiap departemen.
3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada ARC yang didasarkan pada informasi karyawan
dan pihak manajemen atau pengetahuan tentang relationship antar aktivitas.
4. Catat derajat kedekatan setiap pasangan pada ARC sesuai dengan alasan yang dimasukkan.
5. Evaluasi ARC dengan meminta pertimbangan orang lain yang tahu tentang keterkaitan antar
departemen.
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (17)
Dalam pembuatan ARC kode derajat relationship yang menggunakan hurup-hurup (A, E, I, O, U, X)
diletakkan pada bagian atas kotak. Sedangkan alasan derajat relationship dimasukan di kotak bawah.
Contoh sebagai berikut:

2
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (18)
Dalam proses pembuatan ARC agar penilaian derajat relationship menghasilkan nilai yang baik, maka tim
terlebih dahulu merumuskan alasan-alasan derajat relationship seperti contoh berikut:

Kode Alasan

1 Urutan aliran material

2 Membutukan area yang sama

3 Intensitas hubungan dokumen dan personalia yang sama

4 Debu dan bising

5 Bau dan kotot


ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (19)
Masing-masing derajat relationship tidak boleh melewati batas yang ditentukan, batasan banyaknya
relationship dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kode Persentase Keterangan


A 5 %  

E 10 % dari banyaknya total relationship yang terjadi

I 15 %  

O 20 %  

U dan X : Tidak ada batasan


ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (20)
Berikut ini contoh-contoh pembuatan Activity Relationship Chart (ARC).
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (21)
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (22)
A Mutlak Penting
E Sangat Penting
Ruang
I Penting
Istirahat
O Biasa
Ruang
U Tidak Penting Assembly Kantor Gudang Pengiriman
Alat

X Tidak Diinginkan

ID Nama Departemen 1 2 3 4 5 6
1 Assembly            
2 Kantor O        
3 Gudang E U        
4 Pengiriman U O A      
5 Ruang Istirahat I O U U    
6 Ruang Alat I U U U U  
ACTIVITY RELATIONSHIP WORKSHEET
Activity relationship worksheet adalah kertas kerja yang datanya didapat dari ARC. Activity relationship
worksheet digunakan sebagai data dasar input untuk pembuatan block layout, adapun contoh activity
relationship worksheet berdasarkan ARC
ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (1)

Dalam metode atau prosedur Systematic Layout Planning (SLP), ARD adalah kombinasi antara ARC
dan aliran material (flow of material), kedua aspek tersebut dibuat dalam suatu diagram yang dinamakan
relationship diagram. ARD berguna untuk perencanaan dan penganalisaan relationship aktivitas,
informasi yang dihasilkan hanya berguna jika diolah ke dalam satu diagram. Inilah tujuan dari ARD, yang
menjadi dasar perencanaan keterkaitan antara pola aliran barang dan lokasi aktivitas pelayanan
dihubungkan dengan aktivitas produksi. ARD dalam kenyataannya merupakan diagram balok
menunjukan kedekatan relationship aktivitas.

Tujuan dari ARD yaitu:


1. Menentukan penempatan letak lokasi departemen yang satu dengan departemen yang lain
2. Menggambarkan hubungan derajat relationship antar aktivitas, dan membantu perencanaan untuk
menghubungkan masing-masing aktivitas secara tepat.
ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (2)
Adapun contoh ARD berdasarkan ARC dengan menggunakan pendekatan yang dikembangkan oleh
Muther yaitu penggambaran ARD dengan hubungan garis yang menunjukan besarnya derajat
relationship antara aktivitas yang satu dengan aktivitas lainya, sebagai berikut.
ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (3)
Bedasarkan ARD awal dengan melakukan beberapa percobaan (trial & error) diperolah ARD alternatif
sebagai berikut.
ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (4)
Selain pendekatan yang dikembangkan Muther dapat pula menggunakan pendekatan dengan
menggunakan block diagram berdasarkan data ARC dan work Sheet contoh seperti berikut ini.
ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (5)
Selanjutnya setelah block diagram diketahui maka dapat disusun model block diagram alternatif dengan
cara pasangkan yang A terlebih dahulu, kemudian E dst.
ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (6)
Hasil akhir dari ARD dan block diagram adalah alternatif desain layout seperti berikut ini.
FORM ACTIVITY RELATIONSHIP (1)
Form Activity Relationship Chart
FORM ACTIVITY RELATIONSHIP (2)
Form Activity Relationship Worksheet
FORM ACTIVITY RELATIONSHIP (3)
Form Block Diagram

Anda mungkin juga menyukai