Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


WORK SAMPLING

Disusun Oleh:
KELOMPOK 5

1. Wiwik Widhianingsih (191020700089)


2. Moch. Ferdyan Sutanto (191020700094)
3. Zahara Sofillauny (191020700102)
4. Farhan Ramadhan (191020700119)
5. Moch. Nur Akhirul Ramadhan (191020700132)

LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN


ERGONOMI
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini akan membahas tentang latar belakang, tujuan
praktikum, fungsi alat dan bahan yang digunakan pada praktikum perancangan
sistem kerja dan ergonomi modul work sampling.
1.1 Latar Belakang
Semakin berkembangnya zaman menyebabkan dunia industri menjadi
semakin berkembang dengan sangat pesat. Contohnya banyak perusahaan-
perusahaan yang berdiri dengan berbagai macam produk yang di produksi. Untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan maka suatu perusahaan membutuhkan sistem
kerja yang baik dan efektif. Dengan sistem kerja yang efektif maka pekerja akan
dapat memaksimalkan kinerjanya dan mampu meningkatkan produktivitas
perusahaan. Sistem kerja yang efektif dapat dilihat dan dinilai menggunakan
metode pengambilan sampel kerja atau work sampling.
Produktivitas pekerja pada suatu pekerjaan merupakan unsur utama dalam
menentukan keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan kerja. Ketika suatu
produktivitas tenaga kerja pada suatu kegiatan kurang diperhatikan maka ini akan
menyebabkan pekerjaan tersebut terhambat. Keterlambatan kegiatan kerja sering
terjadi karena adanya penggunaan tenaga kerja yang tidak efektif, seperti
menganggur, mengobrol, makan, minum, dan merokok di luar jam istirahat,
perubaha perencanaan selama proses pelaksanaan, rencana kerja yang tidak
lengkap, dan kegagalan pemimpin dalam melaksanakan pekerjaan. Untuk
melakukan proses pengukuran tingkat produktifitas suatu pekerjaan dapat
menggunakan metode work sampling.
Menurut Wignjosoebroto (2006), Work Sampling adalah suatu teknik untuk
mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktifitas kinerja dari mesin,
proses atau pekerja/operator. Metode work sampling sangat cocok untuk
digunakan dalam melakukan pengamatan atas pekerjaan yang sifatnya tidak
berulang dan memiliki waktu yang relatif panjang. Selain itu, metode ini juga
digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat
pabrik. Oleh karena itu, metode work sampling selalu diterapkan dalam berbagai

78
macam jenis pekerjaan yang ada. Dengan menggunakan metode work sampling
secara benar dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
1.2 Tujuan Praktikum
Berikut ini adalah tujuan dilakukannya praktikum perancangan sistem kerja
dan ergonomi modul work sampling.
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang definisi dari work
sampling.
2. Mahasiswa mampu mengetahui langkah-langkah perhitungan work
sampling.
3. Mahasiswa mampu mengetahui kegunaan dari tabel bilangan acak.
4. Mahasiswa mampu mengetahui perhitungan akhir dari work sampling.
1.3 Fungsi Alat dan Bahan
Berikut ini adalah fungsi alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum
perancangan sistem kerja dan ergonomi modul work sampling. Alat yang
digunakan meliputi:
1. Stopwatch digital, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur lamanya
waktu yang digunakan dalam melakukan suatu kegiatan.
Bahan yang digunakan, meliputi :
1. Tabel bilangan acak, yaitu media yang digunakan dalam perhitungan
perancangan sistem kerja dan ergonomi modul work sampling.
2. Kursi, yaitu alat yang digunakan sebagai objek pengamatan yang dirakit.

79
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Pada bab kajian pustaka dan dasar teori ini akan membahas tentang metode
work sampling, table bilangan acak, menentukan jumlah pengamatan, uji
kecukupan data, uji keseragaman data, perhitungan waktu baku, persentase
produktif, presentase non produktif, jumlah menit produktif ratio delay,
performance level dari praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul
work sampling.
2.1 Metode Work Sampling
Menurut Cega (2017), sample adalah sebagian dari populasi. Populasi
adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang
dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Berbagai kendala untuk
melakukan sensus antara lain yaitu, banyaknya populasi sehingga dalam praktek
tidak mungkin seluruh elemen diteliti dan keterbatasan waktu, biaya dan sumber
daya manusia. Jika hasil penelitian yang dilakukan tetap akurat, maka penarikan
sampel harus dilakukan secara seksama dapat disebut teknik sampling atau teknik
pengambilan sampel. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara random
sampling. Pengambilan sampel dengan cara random sampling ini dilakukan
pengambilan secara acak dari jumlah elemen populasi.
Menurut Wignjosoebroto (2006), Sampling atau dalam bahasa asingnya
sering disebut dengan Work Sampling, Ratio Delay Study, atau Random
Observation Method, adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar
pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses, atau pekerja/operator.
Pengukuran kerja dengan metoda sampling kerja ini seperti halnya dengan
pengukuran kerja dengan jam henti (stop watch time study) diklasifikasikan
sebagai pengukuran kerja secara langsung, karena pelaksanaan kegiatan
pengukuran harus secara langsung di tempat kerja yang diteliti.
2.2 Tabel Bilangan Acak
Menurut Wignjosoebroto (2006), untuk melakukan pengamatan dalam
sampling kerja maka masing-masing kejadian yang diamati selama aktivitas kerja
berlangsung harus memiliki kesempatan yang sama untuk diamati. Penggunaan

80
tabel bilangan acak (random number tables) merupakan metode yang terbaik guna
menjamin bahwa sample pengamatan yang diambil benar-benar dipilih secara
acak. Tabel bilangan acak dapat dipakai sebagai alat untuk menetapkan waktu
setiap harinya dimana pengamatan harus dilakukan.
2.3 Menentukan Jumlah Pengamatan
Menurut Wignjosoebroto (2006), banyaknya pengamatan yang harus
dilakukan dalam sampling kerja akan dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu:
1. Tingkat Ketelitian (Degree Of Accuracy) dan hasil pengamatan.
2. Tingkat Kepercayaan (Level Of Convidence) dari hasil pengamatan.
Dengan asumsi bahwa terjadinya kejadian seorang operator akan bekerja
atau menganggur mengikuti pola distribusi normal, untuk mendapatkan jumlah
sampel pengamatan yang dilaksanakan dapat dicari berdasarkan rumus berikut:

Sumber : Wignjosoebroto (2006)


Keterangan :
Sp = Tingkat ketelitian yang dikehendaki dan ditanyakan dalam desimal.
p = Prosentase kejadian yang diamati dan dinyatakan dalam bentuk desimal.
N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja.
k = Harga indeks yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang
diambil.
2.3.1 Uji Kecukupan Data
Menurut Rahdiana (2016), uji kecukupan dilakukan untuk mengetahui
banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dalam work sampling. Berikut
perhitungannya:
̅
( )
̅
Sumber : Rahdiana (2016)
Keterangan:
N' = Banyaknya jumlah pengamatan
s = Tingkat ketelitian yang dikehendaki (dinyatakan dalam desimal)
k = Harga indeks tingkat kepercayaan, yaitu

81
Tingkat kepercayaan 0 % - 68 % harga k adalah 1
Tingkat kepercayaan 69 % - 95 % harga k adalah 2
Tingkat kepercayaan 96 % - 99 % harga k adalah 3
̅
2.3.2 Uji Keseragaman Data
Menurut Rahdiana (2016), uji keseragaman data dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang didapat telah seragam dan tidak melebihi Batas
Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) yang telah ditentukan.
Berikut adalah perhitungannya:
a. Batas kontrol atas
Berikut rumus untuk menghitung batas kontrol atas:
̅ ̅
BKA = ̅ + k √ ̅

Sumber: Rahdiana (2016)


b. Batas kontrol bawah
Berikut rumus untuk menghitung batas kontrol atas:
̅ ̅
BKB = ̅ − k √ ̅

Sumber: Rahdiana (2016)


Keterangan:
̅ = Presentase produktif.
k = Konstanta besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil (k = 2)
karena menggunakan CL = 95 %.
̅ = Jumlah data yang didapat.
2.4 Perhitungan Waktu Baku
Menurut Montororing (2018), Waktu baku adalah waktu yang diperlukan
oleh manusia untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secara tuntas. Waktu baku
sudah mempertimbangkan aspek kecepatan kerja operator dan kelonggaran yang
dibutuhkan oleh operator.

82
2.4.1 Presentase Produktif
Menurut Veza (2017), prosentase produktif didapatkan dari jumlah
pengamatan produktif dibagi jumlah pengamatan aktivitas kerja. Adapun
perhitungan prosentase produktif adalah:

Sumber : Veza (2017).

2.4.2 Presentase Non Produktif


Menurut Wignjosoebroto (2006), prosentase produktif didapatkan dari
jumlah pengamatan non produktif dibagi jumlah pengamatan aktivitas kerja.
Kinerja seorang pekerja akan sangat baik apabila perhitungan prosentase non
produktif tidak lebih besar dari perhitungan prosentase produktif. Adapun
perhitungan prosentase produktif adalah:

Presentase non produktif = x 100%

Sumber : Wignjosoebroto (2006)


2.4.3 Ratio Delay
Menurut Santoso (2016), ratio delay adalah pengukuran sampling kerja atau
pengukuran waktu, perhitungan ratio delay didapatkan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

Ratio Delay =

Sumber: Santoso (2016)


2.4.4 Performance Level
Menurut Zahri (2017), menetapkan “Performance Lavel” dari seseorang
selama waktu kerjannya berdasarkan waktu – waktu dimana orang ini bekerja atau
tidak bekerja terutama sekali untuk pekerjaan – pekerjaan manual.

Sumber : Zahri (2017)

83
2.4.5 JMP (Jumlah Menit Produktif)
Menurut Zahri (2017), perhitungan jumlah menit produktif digunakan untuk
menghitung waktu produktif dalam satuan menit. Berikut merupakan rumus
untuk menentukan jumlah menit produktif dalam work sampling:

Sumber : Zahri (2017)


2.4.6 Waktu Normal
Menurut Wignjosoebroto (2006), Waktu normal untuk suatu elemen operasi
kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang
berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan/tempo
kerja yang normal. Walaupun demikian pada prakteknya kita akan melihat bahwa
tidaklah bisa diharapkan operator tersebut akan mampu bekerja secara terus-
menerus sepanjang hari tanpa adanya interupsi sama sekali.
Menurut Rahdiana (2016), waktu normal adalah waktu yang dibutuhkan
seorang operator untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan kecepatan kerja
yang normal. Dengan kata lain waktu normal adalah waktu siklus yang sudah
ditambah penyesuaian atau performance rating (p), dengan rumus:

Wn = Ws x PR

Sumber: Rahdiana (2016)


Keterangan:
Wn = Waktu normal
Ws = Waktu siklus
PR = Performance rating
2.4.7 Waktu Baku
Menurut Wignjosoebroto (2006), Waktu Baku adalah sama dengan waktu
normal kerja dengan waktu longgar. Pertimbangan waktu longgar antara lain:
1. Kelonggaran waktu untuk kebutuhan personal (personal allowance).
2. Kelonggaran waktu untuk melepaskan lelah (fatigue allowance).
3. Kelonggaran waktu karena keterlambatan-keterlambatan (delay allowance).

Sumber : Wignjoesoebroto (2006)

84
Keterangan:
Wb = Waktu baku (jam)
Wn = Waktu normal (menit)
Allowance = Kelonggaran waktu (%)

85
BAB 3
PENGUMPULAN DATA

Pada bab pengumpulan data ini akan membahas tentang data pengamatan
dan langkah kerja dari praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul
work sampling.
3.1 Data Hasil Pengamatan
Pada data hasil pengamatan ini akan membahas tentang langkah–langkah
menentukan tabel bilangan acak pada praktikum perancangan sistem kerja dan
ergonomi modul work sampling, berikut adalah langkahnya:
1. 1 shift 8 jam = 480 menit
2. 1 kali pengamatan = 9 menit

3. Satuan waktu = = 53,33 satuan waktu

4. Tabel bilangan acak


Berikut ini tabel bilangan acak. Seperti yang terdapat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Bilangan Acak.
60 47 21 29 68 83 62 64 11 12
76 70 90 30 86 06 09 19 74 66
16 92 53 56 16 33 32 51 26 38
40 01 74 91 62 42 38 97 01 50
00 52 43 48 85 96 44 33 49 13

5. Menghilangkan angka yang sama dari dua tabel bilangan acak dengan cara
eliminasi.
Tabel 3.2 Eliminasi Bilangan Acak.
60 47 21 29 68 83 62 64 11 12
76 70 90 30 86 06 09 19 74 66
16 92 53 56 16 33 32 51 26 38
40 01 74 91 62 42 38 97 01 50
00 52 43 48 85 96 44 33 49 13

86
6. Urutkan hasil dari tabel bilangan acak, dari angka terkecil sampai terbesar.
Bilangan acak yang sudah diurutkan:
00, 01, 06, 09, 11, 12, 13, 16, 19, 21, 26, 29, 30, 32, 33, 38, 40, 42, 43, 44,
47, 48, 49, 50, 51, 52, 53.
7. Menentukan waktu kunjungan.
Jam kerja dimulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00.
3.2 Langkah Kerja
Pada langkah kerja akan membahas tentang urutan-urutan kegiatan pada
pelaksanaan praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul work
sampling:
1. Pilih 2 tabel acak untuk menentukan waktu kunjungan melalui perhitungan.
2. Setelah perhitungan mengenai tabel acak yang dapat dari waktu kunjungan.
3. Kemudian pilih satu orang untuk dijadikan operator.
4. Selanjutnya satu orang lainnya akan bertugas untuk mengawasi operator
melalui waktu kunjungan yang sudah dihitung sebelumnya.
5. Dari hasil pengawasan tersebut, didapatkan apakah operator sedang
produktif atau sedang menganggur. Setelah itu dahulukan perhitungan
mengenai presentase produktif, presentase non produktif, ratio delay,
performance level, waktu baku, kecukupan data, batas kontrol atas serta
batas kontrol bawah.

87
BAB 4
PENGOLAHAN DATA

Pada bab pengolahan data ini akan membahas tentang pengolahan data dan
peta proses operasi dari praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul
work sampling.
4.1 Menentukan Jam Kunjungan
Adapun kegiatan menentukan waktu kunjungan dimulai pada pukul 08.00
sampai 16.00 dapat dituliskan sebagai berikut:
1. 08.00 + (00 × 9) = 08.00 + 00.00 = 08.00 menit (idle, siap-siap)
2. 08.00 + (01 × 9) = 08.00 + 00.09 = 08.09 menit
3. 08.00 + (06 × 9) = 08.00 + 00.54 = 08.54 menit
4. 08.00 + (09 × 9) = 08.00 + 01.21 = 09.21 menit
5. 08.00 + (11 × 9) = 08.00 + 01.39 = 09.39 menit
6. 08.00 + (12 × 9) = 08.00 + 01.48 = 09.48 menit
7. 08.00 + (13 × 9) = 08.00 + 01.57 = 09.57 menit (idle, BAK)
8. 08.00 + (16 × 9) = 08.00 + 02.24 = 10.24 menit
9. 08.00 + (19 × 9) = 08.00 + 02.51 = 10.51 menit
10. 08.00 + (21 × 9) = 08.00 + 03.09 = 11.09 menit
11. 08.00 + (26 × 9) = 08.00 + 03.54 = 11.54 menit
12. 08.00 + (29 × 9) = 08.00 + 04.21 = 12.21 menit (ISTIRAHAT)
13. 08.00 + (30 × 9) = 08.00 + 04.30 = 12.30 menit (ISTIRAHAT)
14. 08.00 + (32 × 9) = 08.00 + 04.48 = 12.48 menit (ISTIRAHAT)
15. 08.00 + (33 × 9) = 08.00 + 04.57 = 12.57 menit (ISTIRAHAT)
16. 08.00 + (38 × 9) = 08.00 + 05.42 = 13.42 menit
17. 08.00 + (40 × 9) = 08.00 + 06.00 = 14.00 menit
18. 08.00 + (42 × 9) = 08.00 + 06.18 = 14.18 menit (idle, berbincang)
19. 08.00 + (43 × 9) = 08.00 + 06.27 = 14.27 menit
20. 08.00 + (44 × 9) = 08.00 + 06.36 = 14.36 menit
21. 08.00 + (47 × 9) = 08.00 + 07.03 = 15.03 menit (idle, berbincang)
22. 08.00 + (48 × 9) = 08.00 + 07.12 = 15.12 menit
23. 08.00 + (49 × 9) = 08.00 + 07.21 = 15.21 menit

88
24. 08.00 + (50 × 9) = 08.00 + 07.30 = 15.30 menit
25. 08.00 + (51 × 9) = 08.00 + 07.39 = 15.39 menit
26. 08.00 + (52 × 9) = 08.00 + 07.48 = 15.48 menit
27. 08.00 + (53 × 9) = 08.00 + 07.57 = 15.57 menit (idle, bersih-bersih)
4.1.1 Menentukan Status Operasi ( Produktif/Idle )
Adapun perhitungan unuk menentukan status operasi dapat dilihat pada
tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jam Kunjungan Kerja dan Status Operasi
Sistem Operasi
No Jam Kunjungan Kerja
Produktif Idle
1. 08.00 + (00 × 9) = 08.00 + 00.00 = 08.00 menit -
2. 08.00 + (01 × 9) = 08.00 + 00.09 = 08.09 menit 
3. 08.00 + (06 × 9) = 08.00 + 00.54 = 08.54 menit 
4. 08.00 + (09 × 9) = 08.00 + 01.21 = 09.21 menit 
5. 08.00 + (11 × 9) = 08.00 + 01.39 = 09.39 menit 
6. 08.00 + (12 × 9) = 08.00 + 01.48 = 09.48 menit 
7. 08.00 + (13 × 9) = 08.00 + 01.57 = 09.57 menit -
8. 08.00 + (16 × 9) = 08.00 + 02.24 = 10.24 menit 
9. 08.00 + (19 × 9) = 08.00 + 02.51 = 10.51 menit 
10. 08.00 + (21 × 9) = 08.00 + 03.09 = 11.09 menit 
11. 08.00 + (26 × 9) = 08.00 + 03.54 = 11.54 menit 
12. 08.00 + (38 × 9) = 08.00 + 05.42 = 13.42 menit 
13. 08.00 + (40 × 9) = 08.00 + 06.00 = 14.00 menit 
14. 08.00 + (42 × 9) = 08.00 + 06.18 = 14.18 menit -
15. 08.00 + (43 × 9) = 08.00 + 06.27 = 14.27 menit 
16. 08.00 + (44 × 9) = 08.00 + 06.36 = 14.36 menit 
17. 08.00 + (47 × 9) = 08.00 + 07.03 = 15.03 menit -
18. 08.00 + (48 × 9) = 08.00 + 07.12 = 15.12 menit 
19. 08.00 + (49 × 9) = 08.00 + 07.21 = 15.21 menit 
20. 08.00 + (50 × 9) = 08.00 + 07.30 = 15.30 menit 
21. 08.00 + (51 × 9) = 08.00 + 07.39 = 15.39 menit 
22. 08.00 + (52 × 9) = 08.00 + 07.48 = 15.48 menit 
23. 08.00 + (53 × 9) = 08.00 + 07.57 = 15.57 menit -
Total 18 5

4.2 Perhitungan Sampling Kerja


1. Prosentase Produktif (PP)
Berikut adalah perhitungan menentukan prosentase produktif:

89
PP = × 100%

PP = × 100%

PP = 78,3%
2. Prosentase Non Produktif (Idle)
Berikut adalah perhitungan menentukan prosentase non produktif:

I = × 100%

I = × 100%

I = 21,7%
3. Ratio Delay (RD)
Berikut ini adalah perhitungan menentukan Ratio Delay (RD):

RD =

RD =

RD = 0,28
4. Performance Level (PL)
Berikut ini adalah perhitungan menentukan Performance Level (PL):

PL = × 100%

PL = × 100%

PL = × 100%

PL = 78,3%
5. Jumlah Menit Produktif (JMP)
Berikut ini adalah perhitungan menentukan Jumlah Menit Produktif (JMP):
JMP = PP × Jumlah Menit Pengamatan
JMP = 78,3 × 9
JMP = 704,7 menit

90
6. Waktu yang Diperlukan Per Unit
Berikut ini adalah perhitungan menentukan Waktu yang Diperlukan Per
Unit:

Waktu per Unit =

Waktu per Unit =

Waktu per Unit = 88,09 menit/unit 88 menit/unit.


7. Waktu Normal
Berikut ini adalah perhitungan menentukan waktu normal:
Wn = Waktu Per Unit × faktor penyesuaian
Wn = 88 × 0,783
Wn = 68,9 menit/unit
8. Waktu Baku
Berikut ini adalah perhitungan menentukan waktu baku:

Wb = Wn ×

Wb = 68,9 ×

Wb = 68,9 × 1,1429
Wb = 78,8 menit/unit.
9. Kecukupan Data
Berikut ini adalah perhitungan menentukan kecukupan data:

N' =

N' =

N' =

N' =

N' = 443,42
Karena N' > n, maka data dikatakan tidak cukup.
10. Keseragaman Data
Berikut ini adalah perhitungan menentukan keseragaman data:

91
̅ ̅
BKA = ̅ + ( √ )

BKA = 0,783 + ( √ )

BKA = 0,783 + ( √ )

BKA = 0,783 + ( √ )

BKA = 0,783 + ( √ )
BKA = 0,783 +
BKA = 0,783 + 0,168
BKA = 0,951

̅ ̅
BKB = ̅ - ( √ )

BKB = 0,783 - ( √ )

BKB = 0,783 - ( √ )

BKB = 0,783 - ( √ )

BKB = 0,783 - ( √ )
BKB = 0,783 -
BKB = 0,783 - 0,168
BKB = 0,615
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan uji keseragaman data
adalah:
BKA = 0,951
̅ = 0,783
BKB = 0,615

92
4.3 Analisis Data
Dari pengolahan data di atas dapat dianalisis bahwa dari praktikum
perancangan sistem kerja dan ergonomi modul work sampling, berikut adalah
hasil analisis data yang diperoleh dari pengamatan:
1. Nilai presentase non produktif sebesar 21,7% dan nilai produktif 78,3%,
maka dalam pengamatan ini sangat baik karena nilai non produktif lebih
kecil dari nilai produktif. Jika nilai non produktif lebih besar dari nilai
produktif, maka ujilah ketelitian data yang telah diperoleh berdasarkan
sejumlah pengamatan yang telah dilakukan.
2. Nilai ratio delay sebesar 0,28 maka didapatkan kelonggaran keterlambatan
yang sangat besar. Fungsi dari ratio delay ini yaitu untuk menentukan
bagaimana mengalokasikan waktu diantara aktivitas yang beragam. Oleh
karena itu, dengan menentukan ratio delay akan mendorong adanya
perubahan, penugasan ulang, perkiraan biaya aktivitas dan kelonggaran
keterlambatan bagi standar pekerja.
3. Nilai performance level yang didapatkan sebesar 78,3%, tujuan menghitung
performance level ialah untuk mengetahui seberapa besar performansi
pekerja, dengan didapatkan nilai tersebut maka performansi yang
didapatkan sangat baik.
4. Nilai jumlah menit produktif yang didapatkan sebesar 704,7 menit, nilai
tersebut didapatkan dari prosentase produktif dikali jumlah menit
pengamatan.
5. Nilai dari waktu yang dibutuhkan per unit yang didapatkan sebesar 88
menit, nilai tersebut didapatkan dari jumlah menit produktif dibagi dengan
jumlah unit yang dihasilkan selama masa pengamatan.
6. Waktu normal yang nilai akhirnya didapatkan sebesar 68,9 menit/unit
adalah waktu penilaian yang bertujuan untuk mengetahui waktu kerja yang
telah dipertimbangkan dengan waktu penyesuaian, yaitu waktu per unit
dikalikan prosentase produktif.
7. Waktu baku yang nilainya didapatkan 78,8 menit/unit, karena waktu baku
adalah penetapan yang bertujuan untuk mendapatkan waktu yang

93
dibutuhkan pekerja dengan kemampuan diatas rata-rata untuk menyesuaikan
suatu pekerjaan.
8. Nilai kecukupan data yang didapatkan sebesar 443,42 maka dari nilai
tersebut data dikatakan tidak cukup karena N' > n.
9. Nilai keseragaman data yang meliputi Batas Kontrol Atas (BKA) sebesar
0,951 dan Batas Kontrol Bawah (BKB) sebesar 0,615. Tujuan menentukan
peta kontrol adalah agar dapat menganalisa keseragaman data.

94
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran dari
praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul work sampling
5.1 Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum perancangan
sistem kerja dan ergonomi modul work sampling:
1. Work sampling adalah salah satu metode pendekatan yang bisa digunakan
untuk mengukur produktifitas dengan cukup mudah. Sampling kerja atau
sering disebut dengan random observation method adalah suatu kegiatan
pengukuran kerja secara langsung. Metode pengukuran ini sangat baik
diaplikasikan untuk menentukan persentase waktu delay dari suatu kegiatan
atau tingkat pendayagunaan fasilitas produksi, waktu standar dan lain-lain.
2. Langkah-langkah perhitungan untuk work sampling ialah menentukan
jumlah kunjungan, menghitung prosentase produktif, menghitung
prosentase non produktif, menghitung ratio delay, menghitung performance
level, menghitung jumlah menit produktif, menghitung waktu normal dan
menghitung waktu baku.
3. Tabel bilangan acak dapat dipakai sebagai alat untuk menetapkan waktu
setiap harinya dimana pengamatan harus dilakukan. Penggunaan tabel
bilangan acak (random number tables) merupakan metode yang terbaik
guna menjamin bahwa sample pengamatan yang diambil benar-benar dipilih
secara acak. untuk melakukan pengamatan dalam sampling kerja maka
masing-masing kejadian yang diamati selama aktivitas kerja berlangsung
harus memiliki kesempatan yang sama untuk diamati.
4. Ditemukan dalam penelitian bahwa pada pengamatan 23 kali, terdapat 18
kali produktif sebesar 78,3% dan 5 kali non produktif terdapat 21,7%,
sehingga hasil pengamatan adalah baik. Nilai ratio delay sebesar 0,28,
jumlah menit produktif adalah 704,7 menit, waktu yang diperlukan perunit
88 menit, waktu normal yaitu sebesar 68,9 menit/unit, waktu baku adalah
sebesar 78,8 menit/unit.

95
5.2 Saran
Penyampaian materi yang diberikan oleh asisten praktikum sudah cukup
baik sehingga praktikan mampu menerima materi dengan baik. Namun pada saat
melakukan praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul work
sampling yang dilakukan secara daring memiliki kendala diantaranya adalah
ketidaktepatan waktu pelaksanaan dan jaringan internet yang tidak stabil. Saran
Saran dari kami semoga kedepannya dalam pelaksaan praktikum lebih lancar dan
tepat waktu sehingga semua laporan bisa diselesaikan tepat waktu juga. Demikian
saran yang dapat kami berikan semoga menjadi acuan untuk kegiatan praktikum
yang lebih baik di masa mendatang.

96
DAFTAR PUSTAKA

Cega, Gilang Fathin, dkk. 2017. “Analisis Beban Kerja Dan Kebutuhan Tenaga
Kerja Karyawan Divisi Logistik Di PT. XYZ Menggunakan Metode Work
Sampling”. Yogyakarta: Universitas Telkom. Fakultas Rekayasa Industri.
Program Studi Teknik Industri. Vol. 4, No. 3, Hal. 4525-4532.

Hutasoit, Josua Parulian. 2017. “Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi


Pada Pekerjaan Pasangan Lantai Keramik Dan Plesteran Dinding
Menggunakan Metode Work Sampling”. Manado: Universitas Sam
Ratulangi Manado. Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil. Vol. 5, No. 4,
Hal. 205-215.
Montororing, Yuri Delano Regent. 2018. “Usulan Penentuan Waktu Baku Proses
Racking Produk Amplimesh Dengan Metode Jam Henti Pada Departemen
Powder Coating”. Jakarta: Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Fakultas
Teknik. Program Studi Teknik Industri. Vol. 7, No. 2, Hal. 53-63.
Rahdiana, Nana, dkk. 2016. “Analisis Beban Kerja Operator Finishing Sortir
Dengan Metode Work Sampling (Studi Kasus Di Pt. XZY)”. Karawang:
Universitas Buana Perjuangan Karawang. Program Studi Teknik Industri.
Vol. 1, No. 1, Hal. 1-12.
Santoso, Evan Ganda, dkk. 2016. “Standarisasi, Monitoring, dan Compliance
KEbersihan dan K3”. Jurnal Titra. Vol. 4, No. 1, Hal. 115-120.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2006. “Ergonomi, Studi Gerak, dan Waktu”. Surabaya:
Guna Widya.
Zahri, Amiluddin. 2017. “Pengukuran Jumlah Karyawan dengan Metode Work
Sampling”. Palembang: Dosen Universtas Bina Darma. Vol. 14, No. 1, Hal.
1-10.

97

Anda mungkin juga menyukai