Anda di halaman 1dari 4

Kamis, 22 Desember 2022

REVIEW JURNAL
Tugas Mata Kuliah Ergonomi Industri
Dosen Pengampu : Nabila Yudisha, ST., MT

Disusun Oleh :
Apriyanto Ahmad Faizal
(22320047P)

STRATA – 1 TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS AL - AZHAR MEDAN
SUMATERA UTARA
2022
I. Jurnal Antropometri
Judul Hubungan Antropometri Dengan Kursi Kerja Di Kantor
Pelayanan Perbendahaaran Negara Mojokerto
Volume & Halaman Vol 7, 10 Halaman
Tahun 2018
Penulis Vrilly Andhini
Reviewer Apriyanto Ahmad Faizal
Tanggal 22 Desember 2022

Abstrak Jurnal dengan judul “ Hubungan Antropometri Dengan Kuris


Kerja di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Mojokerto” ini
berisi tentang meneliti kesesuaian antara ukuran meja dan kursi
dengan antropometri tubuh manusia.
Abstrak disajikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
sehingga pembaca baik dari Indonesia maupun Internasional dapat
memahami dengan baik gambaran umum dari jurnal tersebut.
Pendahuluan Didalam paragrapf 1 sampai dengan 6 penulis membahas
mengenai penyakit akibat kerja dimana hal itu terjadi karena
risiko yang diterima tenaga kerja dalam bidang kesehatan yang
bisa terjadi karena factor interal maupun eksternal. Penulis juga
memaparkan penting dan wajibnya perusahan atau instansi dalam
menerapkan perilaku K3, karena berdasarkan Undang – undang
nomer 13 Tahun 2003 bahwa tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan atas keselamatan dan Kesehatan kerja. Berdasarkan
ILO tahun 2013 setiap 15 detik 1 orang meninggal akibat
kecelakan kerja sedangkan 160 pekerja mengalami sakit akibat
kerja. Menurut departemen Kesehatan RI pada tahun 2013
terdapat 428.844 kasus Penyakit Akibat Kerja, dan paling banyak
terjadi adalah nyeri punggung (Collins dan O’’Sullivan, 2015).
Dalam paragraf 7 disebutkan bahwa penyebab nyeri punggung
(musculoskeletal) paling banyak disebabkan oleh penggunaan
komputer digenerasi muda.
Didalam paragraf 8 dan 9 ini penulis menyebutkan tempat dimana
dia melakukan penelitian jurnal tersebut yaitu KPPN Mojokerto
yang mana instansi tersebut tidak bisa lepas dari penggunaan
komputer sehingga risiko mengalami penyakit akibat kerja
terutama nyeri punggung lebih besar dan salah satu media yang
penting adalah kursi dan meja.
Dalam paragraf 10 penulis menyebutkan pengertian ergonomi
yaitu ilmu, penerapan teknologi untuk menyeimbangkan antara
segala fasilitas yang digunakan oleh manusia saat aktivitas dan
istirahat, sehingga diperlukan perancangan kursi yang ergonomis.
Dalam paragfraf selanjutnya penulis membahas tentang
pengertian antropometri dimana sebagai suatu studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Data ini
dapat diaplikasikan dalam perancangan area maupun peralatan
kerja secara ergonomis.
Sehingga kesesuaian antara alat kerja yaitu kursi dengan bentuk
tubuh pekerja sangat penting.
Metode Didalam paragraf metode penulis melakukan penelitian dengan
metode survey pada pegawai KPPN Mojokerto yang dilakukan 1
kali dengan pegawai yang berjumlah 20 orang.
Variabel yang diukur adalah 1. antropometri tubuh berupa Tinggi
popliteal (TPo), Pantat Popliteal (PPo), Lebar Pinggul (LP),
Tinggi bahu duduk (TBD), Lebar bahu (LB), Tinggi siku duduk
(TSK). 2. Kursi kerja yaitu Tinggi kaki kursi (TKK), Tebal alas
duduk (TbAD), Panjang Alas Duduk (PAD), Lebar Alas Duduk
(LAD), Tinggi sandaran punggung (TSP), Lebar sandaran
Punggung (LSP), Tinggi sandaran siku (TSS).
Hasil 1. Hasil Pengukuran Antropometri

2. Ukuran Dimensi Kursi

Pembahasan 1. Hubungan Tinggi Popliteal (TPo) dengan tinggi kaki


kursi
Penulis menyatakan bahwa tinggi kursi kantor kurang cocok
dengan antropometri karera kaki kursi terlalu tinggi. Keadaan
kursi disini tidak sesuai dengan pendapat peneliti yang
percaya bahwa kursi harus lebih rendah dari ketinggian
popliteal sehingga setiap tekanan bawah paha dapat dihindari.
2. Hubungan Panjang Pantat Popliteal (PPo) dengan
Panjang Alas Duduk
Penulis menyatakan bahwa perbedaan alas duduk dengan
panjang pantat popliteal memiliki beda 25 mm atau 2,5 cm.
Hal ini berlawanan dengan pendapat dari Poulakakis dan
Marmaras (1998) menyebutkan bahwa Panjang alas duduk
minimal 5 cm lebih pendek dari panjang kursi yang dipakai
tidak sesuai dengan antropometri para pegawai.
3. Kesesuaian Lebar Pinggul (LP) dengan Lebar Alas
Duduk
Penulis menyatakan bahwa hasil survey yang didapat dapat
disimpulkan kursi yang dipakai sudah sesuai dengan
antropometri pegawai.
4. Kesesuaian Tinggi Bahu Duduk (TBD) dengan Tinggi
Sandaran Kursi.
Penulis menyatakan bahwa hasil dari penelitian yang
dilakukan sudah sesuai dengan antropometri pegawai baik
untuk ukuran tubuh kecil maupun besar
5. Kesesuaian Lebar Bahu dengan Lebar Sandaran Kursi
Penulis menyatakan bahwa hasil dari pengukuran dimensi
lebar sandaran kursi adalah 450 mm. Berdasarkan penelitian
dari Thariq dkk (2010), merekomendasikan penggunaan
persentil ke 95 ditambahkan toleransi sebesar 40 mm.
Sehingga apabila memakai acuan penelitian ini maka data
antropometri yang dipakai 509 mm. Jadi lebar sandaran kursi
yang tidak sesuai dengan antropometri lebar bahu para
pegawai.
6. Kesesuaian Tinggi Siku Duduk dengan Tinggi
Sandaran Siku
Penulis menyatakan bahwa tinggi sandaran siku kurang sesuai
dengan antropometri para pegawai.
7. Kesesuaian Panjang Lengan Bawah dengan Panjang
Sandaran Siku
Hasil Pengukuran kursi kerja, didapatkan hasil 310 mm.
Thariq dkk (2010), merekomdasikan penggunaan persentile ke
– 50 atau sa,a saja dengan menggunakan mean jadi ukuran
antropometri yang dibandingkan adalah sebesar 434 mm.
Panjang sandaran lengan sudah sesuai dengan antropometri
lengan bawah para pegawai.
Kesimpulan Pada bagian kesimpulan penulis menyatakan bahwan terdapat 3
dimensi kursi kerja yang sesuai dengan antropometri pegawai di
KPPN Mojokerto dan terdapat 4 dimensi kursi kerja yang tidak
sesuai dengan antropometri tubuh.
Kekuatan Penelitian 1. Teori dan model analisis yang digunakan tepat
2. Bahasa yang digunakan tepat sehingga mudah dipahami
Kekurangan 1. Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan
Penelitian isi dari jurnal ini.

Anda mungkin juga menyukai