Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN

METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

PADA DEPARTEMEN SPINNING IX (SPG IX)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada suatu perusahaan masalah perencanaan kapasitas merupakan salah satu

kegiatan yang sangat penting untuk mewujudkan keberhasilan dalam mendapatkan

permintaan pasar sebanyak-banyaknya. Hal ini mendorong setiap perusahaan untuk

mampu memiliki perencanaan yang baik, yang dapat memberikan keputusan

optimal dalam menjalankan aktivitas produksi. Dengan demikian segala sumber

daya yang ada didalam perusahaan merupakan aset utama yang benar-benar

membutuhkan perhatian serius untuk selalu dipelihara, dievaluasi dan

dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk merupakan perusahaan tekstil dan garmen

terintegrasi terbesar di Asia tenggara. Perusahaan ini didirikan oleh almarhum

bapak Lukminto pada tahun 1966 dan berlokasi di Pasar Klewer, Solo, Jawa

Tengah, Indonesia. Produk yang dihasilkan PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk

adalah benang, kain, dan baju. Salah satu departemen di PT. Sri Rejeki Isman

Textile, Tbk adalah departemen spinning IX, departemen spinning sendiri terdiri

dari 11 departemen yaitu departemen spinning 1 sampai 12. Departemen spinning

IX memproduksi benang dengan bahan baku rayon dan cotton. Bahan baku tersebut

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 1
diimport dari berbagai negara, cotton diimport dari negara Brazil, Australia dan

rayon diimpor dari perusahaan Tangshan yang berada di China.

Sistem produksi dari benang yang dihasilkan oleh PT. Sri Rejeki Isman

Textile, Tbk menggunakan sistem make to order dan make to stock. Sistem make

to order pada PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk diterapkan pada produk benang

berdasarakan pesanan pelanggan yang bersifat khusus sesuiai dengan kriteria yang

diminta oleh konsumen. Sedangkan make to stock diterapkan untuk memproduksi

benang yang bersifat komersil atau sangat banyak dibutuhkan dipasaran. Dengan

sistem produksi tersebut PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk dituntut untuk selalu

siap dalam memenuhi pesanan dari konsumen karena perusahaan memiliki

kapasitas produksi yang terbatas sehingga untuk menghindari keterlambatan

penyelesaian order dari waktu yang sudah ditetapkan maka PT. Sri Rejeki Isman

Textile, Tbk memerlukan perencanaan kapasitas produksi yang baik.

Berdasarkan keterangan tersebut maka peneliti melakukan perencanaan

kapasitas produksi dengan menggunakan metode Rough Cut Capasity Planning

(RCCP) dengan tujuan untuk mengetahui perencaan kapasitas produksi dan

menentukan sumber daya yang direncanakan cukup untuk memenuhi permintaan

konsumen sesuai dengan waktu dan jumlah yang telah ditentukan sehingga dapat

meningkatkan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka

perumusan masalahnya adalah bagaimana perencanaan kapasitas produksi

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 2
menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP) pada departemen

Spinning IX (SPG IX).

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan kapasitas

produksi menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP) pada

departemen Spinning IX (SPG IX).

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi PT.

Sri Rejeki Isman Textile, Tbk khususnya pada departemen spinning IX dalam

menentukan perencanaan kapasitas produksi, sehingga dapat memuaskan

pelanggan.

1.5 Batasan Masalah dan Asumsi

1.5.1 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penelitian hanya dilakukan pada Departemen spinning IX sehingga

jenis produk yang dihasilkan hanya dari Departemen spinning IX.

2. Data yang digunakan untuk MPS (Master Production Schedule) adalah

Production Plan pada bulan Januari 2018.

3. Data yang digunakan untuk mencari effisiensi mesin adalah data hank

pada shift pagi.

4. Metode yang digunakan untuk pembahasan dalam penelitian ini hanya

melingkupi matode Rough Cut Capasity Planning (RCCP).

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 3
1.5.2 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mesin tidak mengalami kerusakan mendadak atau maintenance Break

Down (MBD).

2. Tidak terjadi Electric Break Down (EBD).

2. LANDASAN TEORI

2.1 Perencanaan Kapasitas

Kapasitas adalah output (produk) maksimum yang dapat dihasilkan suatu

fasilitas produksi dalam suatu selang waktu tertentu (Blackstone, 1989). Sedangkan

pendapat Freddy Rangkuti (2005) kapasitas adalah tingkat kemampuan secara

optimum dari sebuah fasilitas biasanya dinyatakan sebagai jumlah output pada satu

periode waktu tertentu. Manajer operasional memperhatikan kapasitas karena;

pertama, mereka (perusahaan) ingin mencukupi kapasitas untuk memenuhi

permintaan konsumen. Kedua, kapasitas mempengaruhi efisiensi biaya oprasi.

Ketiga, kapasitas sangat bermanfaat guna mengetahui perencanan output, biaya

pemeliharaan kapasitas, dan sangat menentukan dalam analisis kebutuhan investasi.

Berdasarkan pendapat T. Hani Handoko (1999) kapasitas adalah suatu

tingkat keluaran, suatu tingkat kuantitas keluaran dalam periode tertentu, dan

merupakan kauntitas keluaran tertinggi yang mungkin selama periode waktu

tersebut. Pengertian jenis-jenis kapasitas dapat dibagi menjadi sabagai berikut:

1. Design Capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu untuk mana pabrik

dirancang.

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 4
2. Rated Capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang menunjukan

bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan memproduksinya.

3. Standard Capacity yaitu, tingkat keluaran per satuan waktu yang ditetapkan

sebagai sasaran pengoperasian bagi manajemen, supervisi, dam para operator

mesin, dapat digunakan sebagai dasar bagi penyusunan anggaran.

4. Actual / Operating Capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per satuan waktu

selama periode-periode waktu yang telah lewat.

5. Peak Capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu (mungkin lebih rendah

dari pada rated, tetapi lebih besar daripada standar) yang dapat dicapai melalui

maksimisasi keluaran, dan akan mungkin dilakukan dengan kerja lembur,

menambah tenaga kerja, menghapuskan penundaan-penundaan, mengurangi

jam istirahat, dan sebagainya.

Kapasitas Pabrik adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan apa

yang diminta (diperlukan) konsumen dalam satu periode tertentu serta adanya

kesesuaian antara kebutuhan ditargetkan dan kemampusan produksi (kapasitas

produksi). Kapasitas dibedakan antara tiga level yang berbeda yaitu :

1. Kapasitas Potensial, (Potential Capacity) ialah kapasitas yang dapat diadakan

dalam horizon keputusan eksekutif senior.

2. Kapasitas Segera, (Immediete Capacity) ialah kapasitas yang dapat disediakan

dalam periode anggaran sekarang.

3. Kapasitas Efektif, (Effective Capacity) ialah kapasitas yang digunakan didalam

periode anggaran sekarang.

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 5
Perencanaan dalam jangka pendek, perencanaaan kpasitas digunakan untuk

pengendalian produksi, yaitu untuk melihat apakah pelaksanaan produksi telah

sesuai dengan rencan ynag telah ditetapkan. Perencanaan kapasitas jangka pendek

ini dilakukan dalam jangka waktu harian sampai dengan satu bulan ke muka.

Dalam jangka menengah, perencanaan kapasitas digunakan untuk melihat

apakah fasilitas produksi akan mampu merealisasikan jadwalinduk produksi yang

telah ditetapkan. Dengan menggunakan teknik perhituangan kapasitas, maka jadwal

induk produksi yang telah diperoleh dari proses disagregasi dapat dievaluasi

sehingga dapat diperoleh jadwal induk produksi yang lebih realistis. Isu-isu dalam

perencanaan tahap ini ialah perlunya tambahan tools, perlunya lembur, perlunya

shift kerja tambahan, perlunya dilakukan subkontrak, atau penjadwlan pekerjaan

yang lebih ketat. Dalam jangka panjang perencanaan kkapasitas digunakan untuk

merencakan ekonomisasi fasilitas produksi. Isu-isu dalam perencanaan jangka

panjang ini ialah fasilitas yang akan dibangun, jenis mesin yang akan dibeli dan

gunakan, atau produk-produk baru yang akan dibuat.

2.2 Master Production Schedule (MPS)

Master Production Schedule atau Jadwal Induk Produksi adalah

perencanaan produksi jangka pendek pada suatu perusahaan yang berisi tentang

rencana menyeluruh serta perinciannya dalam menghasilkan produk akhir (produk

jadi). Menurut Gaspersz (2004), pada dasarnya jadwal produksi induk (master

production schedule) merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir (termasuk

parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang

merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu.

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 6
Aktivitas Master Production Scheduling (MPS) pada dasarnya berkaitan

dengan bagaimana menyusun dan memperbaharui jadwal produksi induk (master

production schedule), memproses transaksi dari MPS, dan memberikan laporan

evaluasi dalam periode waktu yang teratur untuk keperluan umpan balik dan

tinjauan ulang (Gaspersz, 2004).

Penjadwalan produksi induk pada dasarnya berkaitan dengan aktivitas


melakukan empat fungsi utama berikut (Gaspersz, 2004):

1. Menyediakan atau memberikan input utama kepada sistem perencanaan

kebutuhan material dan kapasitas (material and capacity

planning/M&CRP).

2. Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian (production and

purchase ordes) untuk item-item MPS.

3. Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan

kapasitas.

4. Memberikan basis untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk

(delivery promises) kepada pelanggan.

Sebagai suatu aktivitas proses, penjadwalan produksi induk (MPS)

membutuhkan lima input utama, yaitu (Gaspersz, 2004):

1. Data permintaan total merupakan salah satu sumber data bagi proses

penjadwalan produksi induk. Data permintaan total berkaitan dengan

ramalan penjualan (sales forecasts) dan pesanan-pesanan (orders).

2. Status inventori berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory, stok

yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu (allocated stock), pesanan-

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 7
pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan (released production

and purchase orders), dan firm planned orders.

3. Rencana produksi memberikan sekumpulan batasan kepada MPS. MPS

harus menjumlahkannya untuk menentukan tingkat produksi, inventory, dan

sumber-sumber daya lain dalam rencana produksi tersebut.

4. Data perencanaan berkaitan dengan aturan-aturan tentang lot-sizing yang

harus digunakan, shrinkage factor, stok pengaman (safety stock), dan waktu

tunggu (lead time) dari masing-masing item yang biasanya tersedia dalam

file induk dari item (Item Master File).

5. Informasi dari Rough Cut Capacity Planning (RCCP) berupa kebutuhan

kapasitas untuk mengimplementasikan MPS menjadi salah satu input bagi

MPS. RCCP menentukan kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan

MPS, menguji kelayakan dari MPS, dan memberikan umpan-balik kepada

perencana atau penyusun jadwal produksi induk untuk mengambil tindakan

perbaikan apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian antara penjadwalan

produksi induk dan kapasitas yang tersedia.

Beberapa karakteristik dari MPS adalah:


1. Merupakan pemyataan mengenai sesuatu yang akan diproduksi.

2. Sebelum dinyatakan sebagai famili dalam proses produksi.

3. Merupakan suatu peramalan dengan mempertimbangkan ketersediaan

material dan kapasitas backlog serta tujuan dan kebijaksanaan manajemen.

4. Memberikan arah bagi system perencanaan kebutuhan material.

Fungsi-fungsi MPS adalah sebagai berikut

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 8
1. MPS menjadwalkan produksi dan pembelian dari item-item.

2. MPS adalah salah satu dari tiga input dalam sistem MRP. MPS diekploitasi

melalui struktur produk sehingga akan diketahui jenis, jumlah dan waktu

kebutuhan bahan atau komponen produk individual.

3. Merupakan dasar dalam menentukan kebutuhan sumber daya produksi

(jumlah tenaga keja, jam mesin, dl) melalui perencanaan kebutuhan

kapasitas kotor (RCCP)

4. Dasar menetapkan janji waktu pengiriman kepada pelanggan.

2.3 Rough Cut Capasity Planning (RCCP)

Rough Cut Capacity Planning (RCCP) adalah metode yang digunakan

untuk meneliti efek dari MPS (Master Production Schedule) pada stasiun kerja,

departemen, dan mesin yang penting. Tujuan dari RCCP adalah menghitung

besarnya kapasitas yang diperlukan dalam penyusunan JIP/MPS.

Dalam proses RCCP, stasiun kerja (departemen atau mesin) yang kapasitas

kerjanya tidak mencukupi akan dapat diidentifikasikan. Bila kapasitas yang

diperlukan melebihi kapasitas yang tersedia pada satu atau lebih stasiun kerja, JIP

harus dimodifikasi yang tersedia harus ditingkatkan. Kapasitas yang tersedia pada

setiap stasiun keria dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kapasitas yang tersedia = waktu yang tersedia x utilisasi x refisiensi


Tahapan dalam melakukan RCCP:

1. Mengidentifikasi sumberdaya yang utama seperti work center, tenaga kerja

atau material kritis.

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 9
2. Menentukan penggunaan sumber daya per unit untuk setiap item, jika

diasumsikan sumberdaya tersebut digunakan dalam periode yang sama

sesuai dengan jadwal yang telah disusun.

3. Setelah diperoleh hasil kapasitas yang diperlukan, beban sumber daya

dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia, apakah terjadi overload atau

underload.

4. Penyesuaian pada kapasitas atau jadwal.

Beberapa pendekatan yang digunakan dalam RCCP sebagai berikut:

1. Pendekatan Bill of Labor

Bill of Labor Approach didefinisikan sebagai suatu daftar yang berisi

jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu item. BOL

bukan merupakan routing, melainkan suatu alat untuk memperkirakan

kebutuhan untuk Bill of Labor Approach dapat digunakan item atau

kelompok item-item yang sama dan diperluas dengan sejumlah item yang

telah terjadwal untuk menentukan kebutuhan kapasitas. Pendekatan dengan

teknik ini menggunakan data yang rinci mengenai waktu baku setiap produk

pada sumber-sumber utama. Ada masukan yang dibutuhkan untuk

pendekatan BOLA, yaitu: MPS dan Untilitas Waktu.

2. Pendekatan Capaciy Planning Using overall Factor (CPOF)

CPOF merupakan perencanaan yang relative kasar, dengan input

yang diperlukan seperti : MPS, waktu total pabrik yang diperlukan untuk

memproduksi satu part tertentu dan proporsi historis yakni perbandingan

antar stasiun kerja mengenai kapasitas produk pada waktu tertentu. Teknik

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 10
ini membutuhkan data dan teknik perhitungan yang paling sedikit

dibandingkan teknik lainnya, sehingga pendekatan ini paling mudah

terpengaruh bila terjadi perubahan dalam volume produk maupun jumlah

waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk. Cara

perhitungannya relatif mudah, dengan mengalikan proporsi historis dengan

total kuantitas MPS pada periode tertentu untuk masing-masing stasiun

kerja. Dari hasil perhitungan ini nantinya diperoleh waktu total yang

diperlukan, total waktu ini kemudian dirata-ratakan dan dibandingkan

dengan waktu kapasitas.

CPOF menggunakan data masa lalu untuk menentukan persentase jam

produksi total pada stasiun kerja. Prosentase ini digunakan untuk

memperkirakan kapasitas keja pada setiap stasiun keria untuk setiap periode

waktu JIP. Persamaan yang digunakan dalam metode ini :

CPOF = jumlah bill of period x proporsi per SK


3. Pendekatan Recource Profile

Perbedaan metode ini dengan metode sebelumnya terletak pada alokasi jam-

jam produksi mingguan pada stasiun keja individual total jam produksi

mingguan sama pada kedua metode. Resources Profile Approach

Pendekatan ini juga menggunakan data waktu baku. Selain itu

membutuhkan pula data lead time yang diperlukan pada stasiun-stasiun

kerja tertentu.

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 11
3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di departemen spinning IX PT. Sri Rejeki Isman

Textile, Tbk, yang berlokasi di Jl. Kh Samanhudi No. 88, Jetis, Kecamatan

Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah pada tanggal 3 Januari sampai

dengan 27 Januari 2018.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi

dua tipe data yaitu :

3.2.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

perusahaan baik melalui wawancara maupun observasi secara langsung. Data

primer yang diperoleh antara lain :

1. Metode Wawancara

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara langsung

dengan narasumber yaitu Bapak Pujiyanto sebagai kasie produksi spinning IX,

Bapak Sugeng sebagai pengawas mekanik stasiun kerja winding, Bapak

Ishardiansyah sebagai pengawas mekanik stasiun kerja ring frame, Ibu Hartatik

sebagai trainer, Ibu Kasih sebagai trainer, Bapak Yuli sebagai trainer, dan Bapak

Mifta sebagai trainer, data yang diperoleh antara lain:

a. Data kecepatan setiap mesin

b. Data Twist Per Inch (TPI)

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 12
2. Metode Observasi

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara

langsung pada lantai produksi departemen spinning IX. Data yang diperoleh

antara lain :

1. Jumlah mesin setiap stasiun kerja

2. Jumlah delivery setiap mesin

3. Tahapan proses produksi

3.2.2 Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber-sumber yang
berhubungan dengan penelitian secara tidak langsung seperti literatur-literatur,
penelitian terdahulu, dokumen perusahaan, dan lain sebagainya. Data sekunder
yang diperoleh antara lain :
a. Data Actual Production (AP)

b. Data Master Production Schedule (MPS)

3.3 Metode Pengolahan Data

Langkah-langkah dalam melakukan perhitungan dengan metode Rough

Cut Capasity Planning (RCCP) adalah sebagai berikut :

1. Menghitung waktu proses setiap mesin

2. Menghitung kebutuhan kapasitas berdasarkan Master Production Schedule

(MPS) departemen Spinning IX.

3. Menghitung kapasitas yang tersedia pada departemen spinning IX

4. Membandingkan antara kapasitas tersedia dan kapasitas yang dibutuhkan

3.4 Diagram Alir Penelitian

Agar penelitian berjalan secara sistematis, maka langkah-langkah penelitian

dibuat dalam kerangka penelitian seperti pada Gambar 1.

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 13
Gambar 1 Flowchart Penelitian

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 14
4.
4.1

Tabel 1 Actual Production Spinning IX


Pengumpulan Data

Actual Capasity Production


Bulan NE 10's NE 12's NE 20's NE 24's NE 25's NE 26's NE 28's NE 30's NE 32's NE 36's NE 10's NE 20's NE 21's NE 23's NE 30's NE 40's NE 30's Total
4.1.1 Data Actual Production

RY RY RY RY RY RY RY RY RY RY CD CD CD CD CD CD CRY
PENGOLAHAN DATA

Jan-17 50 385 22 1468 240 902 42 3109


Feb-17 111 269 1258 213 864 16 2731
Mar-17 135 306 93 22 930 350 861 275 2972
Apr-17 11 605 1386 193 810 116 3121
Mei-17 799 1274 2 201 647 365 130 3418
Jun-17 489 1143 10 81 292 530 93 2638
Jul-17 120 701 1122 201 292 570 3006
Agu-17 240 112 400 1399 550 100 120 451 3372
Sep-17 239 112 325 1570 1192 171 3609
Okt-17 373 113 561 1137 131 2 251 799 212 3579
Sri Rejeki Isman Textile, Tbk dapat dilihat pada Tabel 1.

Nov-17 120 102 108 624 1061 78 245 649 326 3313
Des-17 109 301 260 1572 29 1355 48 3674

(Sumber : PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk)

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk
Pada penelitian ini data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Berikut ini adalah data actual production pada departemen spinning IX PT.

15
4.1.2 Data Master Production Schedule (MPS)
Data master production schedule (MPS) pada departemen spinning IX PT.

Sri Rejeki Isman Textile pada bulan Januari yaitu NE 28’s RY sebanyak 131 bales,

NE 30’s RY sebanyak 1887 bales, NE 21’s CD sebanyak 1570 bales, dan NE 40’s

CD sebanyak 126 bales.

4.1.3 Data Kecepatan Setiap Mesin


Berikut ini adalah data kecepatan mesin pada proses pembuatan benang

departemen Spinning IX PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk dapat dilihat pada Tabel

2.

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 16
3.
Tabel 2 Kecepatan Setiap Mesin
Speed

4.1.4 Data Twist Per Inch (TPI)


No Jenis Benang NE 10's NE 12's NE 20's NE 24's NE 25's NE 26's NE 28's NE 30's NE 32's NE 36's NE 10's NE 20's NE 21's NE 23's NE 30's NE 40's NE 30's
RY RY RY RY RY RY RY RY RY RY CD CD CD CD CD CD CRY
1 Carding 105 105 105 105 105 105 105 105 105 105 105 105 105 105 105 105 105
2 Drawing Breaker 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350
3 Drawing Finisher 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550
4 Speed Frame 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
5 Ring Frame 11500 11500 13500 15000 15000 15500 16000 17000 17000 17000 10000 13000 15000 15000 16000 16000 16000
6 Winding 1000 1000 1200 1300 1300 1300 1300 1300 1300 1300 1100 1100 1200 1200 1300 1250 1300

(Sumber : PT Sri Rejeki Isma Textile Tbk)

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk
departemen Spinning IX PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk dapat dilihat pada Tabel
Berikut ini adalah data twist per inch (TPI) proses pembuatan benang pada

17
Tabel 3 Twist Per Inch
TPI
No Jenis Benang NE 10's NE 12's NE 20's NE 24's NE 25's NE 26's NE 28's NE 30's NE 32's NE 36's NE 10's NE 20's NE 21's NE 23's NE 30's NE 40's NE 30's
RY RY RY RY RY RY RY RY RY RY CD CD CD CD CD CD CRY
1 Speed Frame 1,01 1,01 1,01 1,01 1,01 1,01 1,01 1,01 1,01 1,01 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90
2 Ring Frame 11,870 12,220 15,980 16,980 17,530 18,120 18,230 18,720 19,790 21,650 15,100 18,340 19,790 19,790 20,350 28,930 20,990

Rejeki Isma Textile Tbk dapat dilihat pada Tabel 4.


(Sumber : PT Sri Rejeki Isma Textile Tbk)

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk
4.1.5 Data Jumlah Mesin, Effisiensi Mesin, Utilitas Mesin dan Jumlah Delivery

jumlah delivery proses pembuatan benang pada departemen spinning IX PT Sri


Berikut ini adalah data jumlah mesin, effisiensi mesin, utilitas mesin dan

18
Tabel 4 Data Mesin
Mesin Jumlah
Utilitas Effisiensi
Delivery
Nama Jumlah
Carding 34 91,66% 84,69% 1
Drawing Breaker 8 99,55% 74,51% 2
Drawing Finisher 8 99,55% 85,57% 1
Speed Frame 10 99,90% 72,17% 120
Ring Frame 80 98,95% 82% 516
Winding 15 99,55% 86,62% 60

4.1.6 Data Hari Kerja


Berikut ini adalah data hari kerja pada departemen spinning IX PT. Sri

Rejeki Isma Textile, Tbk dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Hari Kerja


Jumlah Hari
Bulan
Kerja
Jan-17 31
Feb-17 28
Mar-17 31
Apr-17 30
Mei-17 31
Jun-17 30
Jul-17 31
Agu-17 31
Sep-17 30
Okt-17 31
Nov-17 30
Des-17 31
Jan-18 31

1 shift = 8 jam kerja


1 hari = 3 shift

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 19
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Menghitung Waktu Proses
Berikut ini adalah hasil perhitungan waktu proses pada departemen spinning

IX PT. Sri Rejeki Isma Textile, Tbk dapat dilihat pada Tabel 6.

Contoh perhitungan

1. Mesin Carding NE 10’s RY


768 x 400 x NE Sliver x 24
Waktu Proses =
L
T 𝑥 jam kerja x ΣDelivery x Shift
768 x 400 x 0,11 x 24
Waktu Proses =
105 x 480 x 1 x 3
Jam⁄
Waktu Proses = 5,36 Bales
2. Mesin Ring Frame NE 10’s RY

63 x 400 x TPI x NE x 24
Waktu Proses =
RPM x ΣDelivery x Shift

63 x 400 x 11,87 x 10 x 24
Waktu Proses =
11500 x 516 x 3
Jam⁄
Waktu Proses = 4,03 Bales

3. Mesin Winding 10’s RY

768 x 400 x NE x 24
Waktu Proses =
RPM x jam kerja x ΣDelivery x Shift

768 x 400 x 10 x 24
Waktu Proses =
1000 x 480 x 120 x 3
Jam⁄
Waktu Proses = 0,85 Bales

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 20
Tabel 6 Waktu Proses
Waktu Proses (Jam/Bales)
Stasiun Mesin NE
NE 10's NE 12's NE 24's NE 25's NE 26's NE 28's NE 30's NE 32's NE 36's NE 10's NE 20's NE 21's NE 23's NE 30's NE 40's NE 30's
Kerja 20's
Nama Jumlah RY RY RY RY RY RY RY RY RY CD CD CD CD CD CD CRY
RY
1 Carding 34 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36
2 Drawing Breaker 8 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88
3 Drawing Finisher 8 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17
4 Speed Frame 10 1,71 1,71 1,71 1,71 1,71 1,71 1,71 1,71 1,71 1,71 1,36 1,36 1,36 1,36 1,36 1,36 1,44
5 Ring Frame 80 4,03 4,98 9,25 10,61 11,41 11,88 12,46 12,91 14,55 17,91 5,90 11,02 10,82 11,86 14,91 28,26 15,38
6 Winding 15 0,85 1,02 1,42 1,58 1,64 1,71 1,84 1,97 2,10 2,36 0,78 1,55 1,49 1,64 1,97 2,73 1,97
Total 14,01 15,13 19,80 21,32 22,18 22,71 23,43 24,00 25,78 29,40 15,45 21,35 21,09 22,27 25,65 39,76 26,20

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk
21
4.2.2 Menghitung Kebutuhan Kapasitas

4.2.2.1 Kapasitas Stasiun Kerja Carding, Drawing, dan Speed Frame

Berikut ini adalah kebutuhan kapasitas pada stasiun kerja carding, drawing,

dan speed frame, dapat dilihat pada Tabel 7.

Contoh Perhitungan :

Pada stasiun kerja carding bulan Januari 2018

Kapasitas = MPS x WS

Kapasitas = (MPS NE 28’s RY x WS NE 28’s RY) + (MPS NE 30’s

RY x WS NE 30’s RY) + (MPS NE 21’s CD x WS NE 21’s

CD) + (MPS NE 40’s CD x WS NE 40’s CD)

Kapasitas = (131 x 5,36) + (1887 x 5,36) + (1570 x 5,36) + (126 x

5,36)

Kapasitas = 19920,69 Jam

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 22
Tabel 7 Kebutuhan Kapasitas SK Carding, Drawing, dan Speed Frame

Bulan
Stasiun Kerja
Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 Mei-17 Jun-17 Jul-17 Agu-17 Sep-17 Okt-17 Nov-17 Des-17 Jan-18
Carding 16676,08 14648,56 15941,24 16740,45 18333,49 14149,73 15485,32 18086,77 19357,99 19197,07 17770,30 19705,65 19920,69
Drawing Breaker 2728,81 2397,04 2301,37 2739,35 3000,03 2315,41 2533,96 2959,65 3167,67 3141,34 2907,87 3225,32 3260,13
Drawing Finisher 3646,69 3203,31 3503,59 3660,76 4009,12 3094,23 3386,29 3955,17 4233,16 4197,97 3885,97 4308,64 4355,93
Speed Frame 4913,68 4295,84 4836,62 4963,35 5382,92 4165,83 4614,45 5347,85 5703,89 5687,42 5247,09 5801,17 5766,30

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk
23
4.2.2.2 Kapasitas Stasiun Kerja Ring Frame dan Winding
Pada stasiun kerja ring frame dan winding order dibedakan menjadi 2 yaitu

make to order (MTO) dan make to stock (MTS). Make to stock untuk produk benang

NE 30’s Ry, dan make to order untuk produk selain NE 30’s Ry. Hasil perhitungan

dapat dilihat sebagai berikut.

Contoh Perhitungan :

Pada stasiun kerja ring frame bulan Januari 2018

Kapasitas = MPS x WS

Kapasitas = (MPS NE 30’s RY x WS NE 30’s RY)

Kapasitas = (1887 x 12,91)

Kapasitas = 24355,16 Jam

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 24
Tabel 8 Kebutuhan Kapasitas MTS
Bulan
Stasiun Kerja
Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 Mei-17 Jun-17 Jul-17 Agu-17 Sep-17 Okt-17 Nov-17 Des-17 Jan-18
Ring Frame 18947,20 16236,77 12003,34 17888,84 16443,28 14752,49 14481,44 18056,63 20263,70 14675,05 13694,13 20289,51 24355,16
Winding 2890,83 2477,29 1831,38 2729,35 2508,80 2250,83 2209,48 2754,95 3091,69 2239,02 2089,35 3095,63 3715,94

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk
25
Tabel 9 Kebutuhan Kapasitas MTO
Bulan
Stasiun Kerja
Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 Mei-17 Jun-17 Jul-17 Agu-17 Sep-17 Okt-17 Nov-17 Des-17 Jan-18
Ring Frame 33735,53 31243,85 38026,25 33768,91 28103,56 20508,43 27758,52 27763,81 20683,82 31018,20 31935,45 24376,79 22187,95
Winding 3645,30 3347,69 3916,38 3736,92 3746,40 2706,41 3359,47 3428,63 2968,76 4160,03 4098,92 3366,60 2929,37

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk
26
Tabel 10 Kebutuhan Kapasitas Total
Bulan
Stasiun Kerja Total
Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 Mei-17 Jun-17 Jul-17 Agu-17 Sep-17 Okt-17 Nov-17 Des-17 Jan-18
Carding 16676,08 14648,56 15941,24 16740,4 18333,49 14149,73 15485,32 18086,77 19357,99 19197,07 17770,3 19705,65 19920,69 226013,3
Drawing Breaker 2728,814 2397,038 2301,367 2739,35 3000,032 2315,41 2533,961 2959,653 3167,671 3141,344 2907,867 3225,317 3260,13 36677,95
Drawing Finisher 3646,687 3203,314 3503,588 3660,76 4009,122 3094,23 3386,294 3955,172 4233,16 4197,966 3885,968 4308,636 4355,934 49440,83
Speed Frame 4913,683 4295,837 4836,621 4963,35 5382,915 4165,826 4614,446 5347,852 5703,893 5687,423 5247,092 5801,17 5766,301 66726,4
Ring Frame 52682,74 47480,62 50029,59 51657,8 44546,84 35260,92 42239,97 45820,44 40947,52 45693,24 45629,58 44666,3 46543,11 593198,6
4.2.3 Menghitung Kebutuhan Kapasitas Total

Winding 6536,129 5824,985 5747,765 6466,28 6255,203 4957,236 5568,942 6183,579 6060,452 6399,05 6188,278 6462,231 6645,307 79295,43
Total 87184,13 77850,35 82360,17 86227,9 81527,61 63943,35 73828,93 82353,46 79470,68 84316,09 81629,09 84169,3 86491,47 1051353

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk
Spinning IX PT Sri Rejeki Isma Textile dapat dilihat pada Tabel 10.
Berikut ini adalah hasil perhitungan kebutuhan kapasitas pada departemen

27
Contoh perhitungan :

Perhitungan kapasitas total bulan Januari 2018

Kapasitas Total Ring Frame = Kapasitas MTS + Kapasitas MTO

Kapasitas Total Ring Frame = 24355,16 +22187,95

Kapasitas Total Ring Frame = 46585,76 Jam

Kapasitas Total = Kap Carding + Kap Drawing Breaker + Kap Drawing

Finisher + Kap Speed Frame + Kap Ring Frame + Kap Winding

Kapasitas Total = 20244,03 + 3313,95 + 4425,98 + 5938,15 + 46215,65 +

6353,71

Kapasitas Total = 86491,41 Jam

4.2.4 Menghitung RCCP

Berikut ini adalah hasil perhitungan RCCP pada departemen spinning IX

PT. Sri Rejeki Isma Textile, Tbk dapat dilihat pada Tabel 11.

Contoh Perhitungan :

Pada Stasiun Kerja Ring Frame

Total Waktu Siklus Per SK


Proporsi =
Total Waktu Siklus Semua Produk
4,03+4,98+9,25+10,61+11,41+11,88+12,46+12,91+14,55
+17,91+5,90+11,02+10,82+11,86+14,91+28,26+15,36
= 14,01+15,13+19,80+21,32+22,18+22,71+24+25,78+29,40
+15,45+21,35+21,09+22,27+25,65+49,76+26,2

Proporsi = 0,534338

RCCP = Jumlah bill of periode x Proporsi Per SK

RCCP = 86824,66 x 0,534338

RCCP = 46215,65 Jam

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 28
Tabel 11 RCCP Departemen Spinning IX
Bulan
Stasiun Kerja Proporsi Total
Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 Mei-17 Jun-17 Jul-17 Agu-17 Sep-17 Okt-17 Nov-17 Des-17 Jan-18
Carding 0,234058 20406,16 18221,51 19277,07 20182,35 19082,20 14966,46 17280,26 19275,50 18600,76 19734,87 19105,95 19700,51 20244,03 246077,64
Drawing Breaker 0,038315 3340,49 2982,86 3155,66 3303,85 3123,76 2450,01 2828,78 3155,40 3044,95 3230,60 3127,65 3224,98 3313,95 40282,95
Drawing Finisher 0,051172 4461,43 3983,79 4214,57 4412,49 4171,97 3272,14 3778,01 4214,23 4066,71 4314,66 4177,16 4307,15 4425,98 53800,29
Speed Frame 0,068656 5985,70 5344,89 5654,51 5920,06 5597,35 4390,09 5068,79 5654,05 5456,13 5788,80 5604,32 5778,72 5938,15 72181,55
Ring Frame 0,534338 46585,76 41598,37 44008,14 46074,83 43563,27 34167,34 39449,58 44004,55 42464,18 45053,26 43617,49 44974,82 46215,65 561777,25
Winding 0,07346 6404,59 5718,93 6050,22 6334,35 5989,06 4697,31 5423,51 6049,73 5837,96 6193,90 5996,51 6183,12 6353,71 77232,88
Total 1 87184,13 77850,35 82360,17 86227,94 81527,61 63943,35 73828,93 82353,46 79470,68 84316,09 81629,09 84169,30 86491,47 1051352,56

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk
29
4.2.5 Menghitung Kapasitas Tersedia Per Hari
Berikut ini adalah hasil perhitungan kapasitas tersedia per hari pada

departemen Spinning IX PT Sri Rejeki Isma Textile dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Kapasitas Tersedia Per Hari


Waktu Operasi
Stasiun Mesin Kapasitas
Utilitas Effisiensi Mesin (Jam/Hari)
Kerja Tersedia
Nama Jumlah Tiap Mesin Total
1 Carding 34 91,66% 84,69% 24 816 633,4351
2 Drawing Breaker 8 99,55% 74,51% 24 192 142,4154
3 Drawing Finisher 8 99,55% 85,57% 24 192 163,5551
4 Speed Frame 10 99,90% 72,17% 24 240 173,0348
5 Ring Frame 80 98,95% 82% 24 1920 1557,869
6 Winding 15 99,55% 86,62% 24 360 310,4288

Contoh Perhitungan

Pada Mesin Ring Frame

Waktu Operasi = 3 Shift/hari x 8 jam kerja = 24 Jam

Kapasitas Tersedia = Waktu Operasi x Utilitas x Effisiensi x Jumlah Mesin

Kapasitas Tersedia = 24 x 98,95% x 82% x 80

Kapasitas Tersedia = 1557,869 Jam/Hari

4.2.6 Mengitung Kapasitas Tersedia Per Bulan


Berikut ini adalah hasil perhitungan kapasitas tersedia per bulan pada

departemen Spinning IX PT Sri Rejeki Isma Textile dapat dilihat pada Tabel 13.

Contoh perhitungan :

Pada Bulan Januari 2018

Kapasitas Tersedia = Jumlah Hari/Bulan x Kapasitas Tersedia/Hari

Kapasitas Tersedia = 31 x 1557,869

Kapasitas Tersedia = 48293,93 Jam/Bulan

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 30
Tabel 13 Kapasitas Tersedia Per Bulan
Bulan
Stasiun Kerja
Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 Mei-17 Jun-17 Jul-17 Agu-17 Sep-17 Okt-17 Nov-17 Des-17 Jan-18
Carding 19636,49 17736,18 19636,49 19003,054 19636,49 19003,05 19636,49 19636,49 19003,05 19636,49 19003,05 19636,49 19636,49
Drawing Breaker 4414,878 3987,632 4414,878 4272,463 4414,878 4272,463 4414,878 4414,878 4272,463 4414,878 4272,463 4414,878 4414,878
Drawing Finisher 5070,207 4579,542 5070,207 4906,6523 5070,207 4906,652 5070,207 5070,207 4906,652 5070,207 4906,652 5070,207 5070,207
Speed Frame 5364,079 4844,974 5364,079 5191,0438 5364,079 5191,044 5364,079 5364,079 5191,044 5364,079 5191,044 5364,079 5364,079
Ring Frame 48293,93 43620,33 48293,93 46736,064 48293,93 46736,06 48293,93 48293,93 46736,06 48293,93 46736,06 48293,93 48293,93
Winding 9623,291 8692,005 9623,291 9312,8627 9623,291 9312,863 9623,291 9623,291 9312,863 9623,291 9312,863 9623,291 9623,291

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk
31
4.2.7 Grafik RCCP Pada Setiap Stasiun Kerja
Berikut ini adalah RCCP setiap stasiun kerja departemen Spinning IX PT
Sri Rejeki Isma Textile dapat dilihat sebagai berikut.
4.2.6.1 Stasiun Kerja Carding
Dari hasil perhitungan RCCP didapatkan grafik perbandingan antara
kapasitas tersedia dengan kapasitas dibutuhkan. Grafik RCCP SK Carding dapat
dilihat pada Gambar 2.

Stasiun Kerja Carding


25000.00

20000.00

15000.00

10000.00

5000.00

0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Kebutuhan Kapasitas Kapasitas Tersedia

Gambar 2 Grafik RCCP SK Carding


4.2.6.2 Stasiun Kerja Drawing Breaker
Dari hasil perhitungan RCCP didapatkan grafik perbandingan antara
kapasitas tersedia dengan kapasitas dibutuhkan. Grafik RCCP SK Drawing Breaker
dapat dilihat pada Gambar 3.

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 32
Stasiun Kerja Drawing Breaker
5000.00
4500.00
4000.00
3500.00
3000.00
2500.00
2000.00
1500.00
1000.00
500.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Kebutuhan Kapasitas Kapasitas Tersedia

Gambar 3 RCCP SK Drawing Breaker

4.2.6.3 Stasiun Kerja Drawing Finisher


Dari hasil perhitungan RCCP didapatkan grafik perbandingan antara
kapasitas tersedia dengan kapasitas dibutuhkan. Grafik RCCP SK Drawing
Finisher dapat dilihat pada Gambar 4.

Stasiun Kerja Drawing Finisher


6000.00

5000.00

4000.00

3000.00

2000.00

1000.00

0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Kebutuhan Kapasitas Kapasitas Tersedia

Gambar 4 RCCP SK Drawing Finisher

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 33
4.2.6.4 Stasiun Kerja Speed Frame
Dari hasil perhitungan RCCP didapatkan grafik perbandingan antara
kapasitas tersedia dengan kapasitas dibutuhkan. Grafik RCCP SK Speed Frame
dapat dilihat pada Gambar 5.

Stasiun Kerja Speed Frame


7000.00

6000.00

5000.00

4000.00

3000.00

2000.00

1000.00

0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Kebutuhan Kapasitas Kapasitas Tersedia

Gambar 5 RCCP SK Speed Frame

4.2.6.5 Stasiun Kerja Ring Frame


Dari hasil perhitungan RCCP didapatkan grafik perbandingan antara
kapasitas tersedia dengan kapasitas dibutuhkan. Grafik RCCP SK Ring Frame
dapat dilihat pada Gambar 6.

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 34
Stasiun Kerja Ring Frame
60000.00

50000.00

40000.00

30000.00

20000.00

10000.00

0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Kebutuhan Kapasitas Kapasitas Tersedia

Gambar 6 RCCP SK Ring Frame

4.2.6.6 Stasiun Kerja Winding


Dari hasil perhitungan RCCP didapatkan grafik perbandingan antara
kapasitas tersedia dengan kapasitas dibutuhkan. Grafik RCCP SK Winding dapat
dilihat pada Gambar 7.

Stasiun Kerja Winding


12000.00

10000.00

8000.00

6000.00

4000.00

2000.00

0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Kebutuhan Kapasitas Kapasitas Tersedia

Gambar 7 RCCP SK Winding

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 35
4.3 Analisis Hasil

Bedasarkan data yang sudah dikumpulkan dapat diamati bahwa produksi

yang dilakukan cukup fluktuatif pada setiap bulan, dapat dilihat pada data Actual

Production. Sedangkan untuk rencana produksi yang akan datang hanya tersedia

pada bulan Januari 2018 karena pada Spinning IX PT. Sri Rejeki Isman Textile,

Tbk hanya membuat rencana produksi untuk satu bulan kedepan, rencana produksi

ini dibuat setiap tanggal 25. MPS sendiri dibuat oleh Kepala Departemen Spinning

IX berdasarkan pesanan yang sudah masuk dan product demand yang akan

dijadikan stock yang kemudian dicheck oleh GM Spinning 9-10 , Manager PPC

Spinning dan disetujui oleh GM Spinning Sritex Group.

Berdasarkan perhitungan waktu siklus yang telah dilakukan, perhitungan

waktu siklus pada setiap mesin dan produk benang diperoleh dengan

mempertimbangkan kecepatan setiap mesin (Speed), Twist Per Ich (TPI), jam kerja

perhari, jumlah shift, jumlah delivery, dan NE setiap produk benang. Berdasarkan

hasil perhitungan waktu siklus diperoleh waktu siklus sebagai berikut, pada mesin

Carding diperoleh waktu siklus yang sama yaitu 5,36 jam/bales. Pada mesin

Drawing Breaker diperoleh waktu siklus yaitu 0,88 jam/bales. Pada mesin Drawing

Finisher diperoleh waktu siklus yaitu 1,17 jam/bales.

Pada mesin Speed Frame diperoleh waktu siklus untuk sliver bahan rayon

yaitu 1,71 jam/bales, untuk sliver berbahan baku cotton yaitu 1,36 jam/bales, dan

untuk sliver berbahan baku CRY diperoleh waktu 1,44 jam/bales. Pada mesin Ring

Frame diperoleh waktu siklus yaitu NE 10’s Ry : 4,03; NE 12’s Ry : 4,98; NE 20’s

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 36
Ry : 9,24; NE 24’s Ry : 10,61; NE 25’s Ry : 11,41; NE 26’s Ry dengan satuan

jam/bales, dan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Setelah waktu siklus setiap mesin dan produk diketahui kemudian dilakukan

pengidentifikasian kapasitas pada setiap mesin menggunakan metode RCCP.

Pendekatan metode RCCP yang dilakukan berdasarkan pendekatan Capacity

Planning Using Overall Factor (CPOF) yang penentuan kapasitas total ditentukan

dengan menjumlah seluruh kapasitas total pada setiap stasiun kerja pada periode

tertentu dan pendekatan resource profile yaitu penentuan kapasitas tersedia yang

dilakukan dengan mengalokasikan jam-jam produksi mingguan pada stasiun kerja

individu dengan mengidentifikasi sumber daya yang tersedia yaitu besar total

waktu proses, besar utilitas, dan besar effisiensi pada masing-masing stasiun kerja.

Hasil dari pendekatan tersebut akan digambarkan dengan grafik yang menunjukkan

kapasitas yang tersedia pada masing-masing stasiun kerja. RCCP perlu dilakukan

untuk mengetahui kondisi over capacity terjadi jika kapasitas yang dibutuhkan

ternyata melebihi dari kapasitas tersedia. Sedangkan under capacity terjadi jika

kapasitas yang dibutuhkan ternyata kurang dari kapasitas tersedia.

Kebutuhan kapasitas dipengaruhi oleh MPS yang ada dan waktu yang

diperlukan unruk menyelesaikan sebuah produk. Untuk mengetahui kapasitas total

setiap mesin dilakukan dengan mengalikan MPS dengan waktu siklus, kemudian

setelah mengetahui kapasitas total setiap mesin dilakukan penjumlahan kapasitas

total di setiap mesin pada periode tertentu. Kemudian dilakukan perhitungan untuk

menentukan proporsi dengan menjumlah waktu siklus pada stasiun kerja tertentu

dibagi dengan total waktu siklus keseluruhan. Untuk mencari kebutuhan kapasitas

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 37
dilakukan dengan cara mengalikan proporsi dengan kapasitas total pada setiap

periode. Hasil dari pengolahan data diperoleh kebutuhan kapasitas sebagai berikut,

pada stasiun kerja Carding yaitu Januari 2017 : 20406,16; Februari 2017 : 18221,51;

Maret 2017 : 19277,07; April 2017 : 20182,35; Mei 2017 : 19082,20; Juni 2017 :

14966,46; Juli 2017 : 17280,26; Agustus 2017 : 19275,5; September 2017 :

18600,76; Oktober 2017 : 19734,87; November 2017 : 19105,95 ; Desember 2017

: 19700,51; Januari 2018 : 20244,03 dalam satuan Jam, dan selanjutnya dapat dilihat

pada Tabel 11. Kapasitas tersedia diperlukan untuk mengetahui banyaknya waktu

yang tersedia untuk menyelesaikan produk benang. Kapasitas tersedia diperoleh

dengan mengalikan jumlah mesin, effisiensi, utilitas, jam kerja kerja dalam satu hari

dan jumlah hari dalam satu bulan, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut, pada

stasiun kerja Carding yaitu Januari 2017 : 19636,48899; Februari 2017 :

17736,1836; Maret 2017 : 19636,48899; April 2017 : 19003,05386; Mei 2017 :

19636,48899; Juni 2017 : 19003,05386; Juli 2017 : 19636,48899; Agustus 2017 :

19636,48899; September 2017 : 19003,05386; Oktober 2017 : 19636,48899;

November 2017 : 19003,05386; Desember 2017 : 19636,48899; Januari 2018 :

19636,48899 dalam satuan Jam, dan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 13.

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 38
5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan analisis hasil yang telah dilakukan dapat

disimpulkan, pada stasiun kerja Carding kapasitas produksi terjadi over capacity

sehingga harus dilakukan sub contract ke anak perusahaan. Pada stasiun kerja

Drawing Breaker kapasitas produksi terjadi under capacity sehingga tidak perlu

dilakukan sub contract ke anak perusahaan. Pada stasiun kerja Drawing Finisher

kapasitas produksi terjadi under capacity sehingga tidak perlu dilakukan sub

contract ke anak perusahaan. Pada stasiun kerja Speed Frame kapasitas produksi

terjadi under capacity sehingga tidak perlu dilakukan sub contract ke anak

perusahaan. Pada stasiun kerja Ring Frame kapasitas produksi terjadi under

capacity sehingga tidak perlu dilakukan sub contract ke anak perusahaan. Pada

stasiun kerja Winding kapasitas produksi terjadi under capacity sehingga tidak

perlu dilakukan sub contract ke anak perusahaan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mengajukan beberapa saran

untuk PT. Sri Rejeki Isma, Tbk, yaitu :

1. Departemen Spinning IX dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai

salah satu pertimbangan dalam pembuatan rencana produksi pada

periode-periode berikutnya.

2. Departemen Spinning IX dapat mengembangkan beberapa kekurangan

yang terdapat pada penelitian ini untuk mendapatkan hasil yang lebih

baik.

Laporan Khusus Kerja Praktek PT. Sri Rejeki Isman Textile, Tbk 39

Anda mungkin juga menyukai