BAB IV
4. Setiap dimanfaatkan 0,3% cadangan ikan di Sulawesi tumbuh lebih dari yang
dimanfaatkan sehingga ketersediaan alami akan melimpah dan harga bahan baku
akan stabil.
5. Produsen memperoleh bahan baku dari nelayan atau dengan harga rata-rata per-
kilogram adalah Rp 20.000,-/kg.
6. Setiap 1 kg ikan menghasilkan 9 kaleng ikan sarden sehingga kapasitas produksi
dalam satu tahun adalah sebanyak (9 x 19.479.000) adalah 175.311.000 kaleng
7. Biaya tenaga kerja bersifat tetap dengan kapasitas penggunaan 150 orang
menyesuaikan ketersediaan bahan baku dengan tingkat upah rata-rata perbulan
adalah Rp. 3.000.000,-.
8. Harga jual ikan kaleng atau sarden adalah adalah Rp 5.000,-/kg.
9. Biaya overhead pabrik ( listrik, air, es batu, pajak, administrasi,dan lainnya) adalah
Rp 1.750,-/kaleng
10. Tingkat bunga kredit adalah 15%.
11. Nilai bangunan pabrik, gudang dan kantor adalah permanen Rp 3.300.000,- /M 2
dengan umur ekonomis 20 tahun
Oleh KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (KPPT) KOTA TARAKAN
Jalan Mulawarman Gedung Graha lt 1 dan 2 Telp. (0551)32370 Fax. (0551) 32081 Tarakan 77111
32
KPPT KOTA TARAKAN
Peluang Besar: Kelayakan Pengalengan Ikan di
Tarakan
12. Pengadaan lahan adalah 22.500 m2 dengan biaya ganti rugi sebesar
Rp. 1.125.000.000,-.
13. Biaya persiapan pembangunan termasuk, amdal, perizinan dan sebagainya adalah
Rp 200.000,000,-.
14. Mesin dan peralatan Rp 2.500.000.000,- dengan umur ekonomis 20 tahun
15. Kendaraan Rp 300.000.000,- dengan umur ekonomis 10 tahun
16. Peralatan dan perlengkapan pabrik dan kantor lainnya 1 paket Rp 125.000.000,-
dengan umur ekonomis 10 tahun
Depresiasi/
No Uraian Volume Harga (Rp) Jumlah
Tahun (Rp.)
1 Surat-surat usaha dan
- 200.000.000,- 200.000.000,- -
dokumen Amdal
2 Lahan tempat usaha 1 1.125.000.000,- 1.125.000.000,- -
2. Biaya Operasional
Biaya operasional dalam usaha ikan kaleng (sarden) ini meliputi biaya
pembelian bahan baku, upah tenaga kerja, biaya overhead pabrik. Keberadaan bahan baku
ikan kaleng (sarden) dalam dibatasi oleh kemampuan suplai pasar yaitu sebanyak 0,3 % dari
jumlah deposit ikan yang ada di laut sekitar Tarakan dan Laut Sulawesi yaitu sebanyak
19.479 ton atau sebanyak 19.479.000 kg jika satu kilogram ikan menjadi 9 kaleng maka
sebanyak 175.311.000kaleng ikan sarden. Biaya yang operasional yang dikeluarkan oleh
pengusaha adalah, biaya tenaga kerja sebesar, (150 orang x 3.000.000 x 12bulan) adalah
sebesar Rp 5.400.000.000,- biaya bahan baku Rp 20.000 x 3.246.500 adalah sebesar Rp
645.300.000.000,- , biaya overhead pabrik adalah Rp 1.750 x 175.311.000 adalah sebesar Rp
306.794.250.000,-, sementara besarnya biaya kaleng adalah Rp 650 x Sedangkan harga jual
ikan kaleng adalah Rp 5.000.- x 175.311.000 adalah sebesar Rp 876.555.000.000,-
Tabel 4.2. Biaya Operasional Usaha Ikan kaleng (sarden) per bulan
No Uraian Volume Harga (Rp) Jumlah (Rp)
1 Biaya bahan baku 19.479.000 20.000 ,- 389.580.000.000,-
2 Biaya kaleng (kaleng) 175.311.00 650,- 113.952.150.000,-
0
3 Biaya tenaga kerja 150 org 12 3.000.000,- 5.400.000.000,-
4 Biaya overhead pabrik 175.311.00 1.750,- 306.794.250.000,-
0
Jumlah Biaya Operasional yang dibutuhkan produsen perbulan 67.977.200.000,-
Jumlah biaya operasional dalam satu tahun 815.726.400.000,-
Untuk alasan kenyamanan dan keteraturan usaha dimana, rumah tinggal tidak
menyatu dengan tempat produksi maka investasi terbesar yang diperlukan adalah
dengan membuat bangunan permanen sebagai tempat produksi. Untuk kepentingan
operasional perusahaan yang didukung oleh tempat produksi yang memadai, maka
diperlukan dana investasi dan modal kerja pembukaan usaha ikan kaleng (sarden)
adalah sebesar Rp. 74.867.200.000,- nilai itu berasal dari investasi sebesar Rp.
6.890.000.000,- dan kebutuhan modal kerja sebesar biaya operasional yaitu sebesar Rp.
67.977.200.000,-Bedaraskan penjelasan ini maka komposisi biaya operasional lebih
besar sehingga kapasitas usaha akan sangat menentukan alokasi biaya, jika kapasitas,
diperkecil karena bahan baku lebih sedikit diperoleh maka kebutuhan modal kerja juga
akan lebih kecil lagi. Sebaliknya jika perusahaan mampu menyerap bahan baku ikan
dalam jumlah yang besar maka kapasitas usaha akan meningkat dengan alokasi
kebutuhan modal kerja juga akan semakin meningkat. .
Apabila perusahaan menggunakan alternatif pembiayaan dengan komposisi
alokasi kredit investasi dam modal kerja adalah 40 persen bersumber dari perbankan,
sementara modal sendiri 60 persen, maka besarnya dana dari masing-masing sumber
adalah, dana sendiri adalah 0,6 x Rp 74.867.200.000,- adalah sebesar
Rp. 44.920.320.000,- sementara dana pinjaman perbankan adalah 0,4 x
Rp 74.867.200.000,- atau sebesar Rp 29.946.880.000,- .
Tabel 4.3. Kebutuhan Dana Usaha Ikan kaleng (sarden)
Uraian Dana Pinjaman (40%) Dana Sendiri (60%) Jum.Total (Rp)
Modal Investasi 2.756.000.000 4.134.000.000 6.890.000.000,-
Modal Kerja 27.190.880.000 40.786.320.000 67.977.200.000,-
Jumlah 29.946.880.000 44.920.320.000 74.867.200.000,-
Sumber : Data diolah October 2013
Proses produksi ikan kaleng (sarden) adalah bersifat massa jumlah produksi
lebih dipengaruhi oleh suplai bahan baku. Analisis finansiil usaha ini menetapkan
bahwa, keberadaan bahan baku hanya 0,3% yang dapat diakses oleh produsen, tentu
asumsi ini sebuah asumsi yang sangat pesimistis. Hal ini semata-mata dilakukan
sebagai sikap kehati-hatian analisis, sehingga hasil analisisnya mendekati tingkat
persisis yang akurat.
Selanjutnya 0,3% dari cadangan ikan di sekitar Pulau Tarakan dan di laut
Sulawesi adalah sebesar 19.479 ton atau sebanyak 19.479.000 kg apabila setiap satu
kilogram ikan dapat dijadikan bahan baku untuk 9 kaleng maka dalam dalam satu tahun
jumlah produksi yang dihasilkan adalah sebesar 175.311.000 kaleng ikan sarden. Apabila
harga jual ikan sarden adalah Rp 5.000,- per-kaleng maka pendapatan produsen adalah
sebesar Rp 5.000.- x 175.311.000 adalah sebesar Rp 876.555.000.000,-.
Tabel 4.4. Perhitungan Jumlah Produksi dan Pendapatan
Keterangan Per bulan Per tahun
Jumlah Produksi (Kaleng) 14.609.250 175.311.000
Jumlah Pendapatan (Rp) 73.046.240.000,- 876.555.000.000,-..
Sumber : hasil survey (Oktober) 2013
E. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek
¿
Net BCR =∑ NPV + ∑ NPV −¿ ¿ ¿
Hasil analisa BCR menunjukan nilai sebesar 181 % atau lebih dari satu hal ini
menunjukan bahwa usaha yang dilakukan akan mampu memberikan potensi benefifit
181% lebih besar dari investasi yang ditanam..
= 1.237.804.632.500
Dari hasil analisa NPV menunjukan nilai 1.237.804.632.500 sehingga lebih besar dari 0
atau positif hal ini berarti bahwa potensi cash in selama umur ekonomis proyek dinilai
dengan nilai bersih saat ini adalah sebesar 1.237.804.632.500. Oleh karena itu boleh
dikatakan bahwa proyek pembangunan pabrik pengalengan ikan berdasar criteria NPV
adalah feasible untuk dilaksanakn
1.237.804 .632.500
= 15 % + x 15%
1.716.819 .434 . 600
= 15% + (0,72 x 15%)
= 15% + 10,75%
=25,75 %
Perhitungan criteria investasi proyek pembangunan pabrik pengalengan ikan
dengan internal rate of return menunjukan nilai 25,75 % atau lebih besar dari
bunag 15% , hal ini dapat dikatakan bahwa posisi nilai tingkat bunga 25,75 %
npv nya adalah 0, maka pelaksanaanya dapat dengan bunga 15% . masih lebih
kecil dari 25,75 % maka proyek ini dapat menutup potensi cash out flow melalui
cash in flow atau nilai IRR 10,75 % lebih besar. Sehinggga dapat dikatakan
proyek pembangunan pabrik pengalengan ikan berdasarkan criteria IRR
dikatakan feasible untuk dilaksanakan.
4. Profitability ratio
∑ pv benefit kotor− pv o∧p
PR =
biaya investasi
6.295.950 .000 .000−5.412 .259 .750.000
=
478.250 .000.000
= 1,847
= 1,85