Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum penelitian operasional II tentang inventory, yaitu:
1 Praktikan dapat mengelola persediaan dengan menggunakan metode Economic Order
Quantity (EOQ) dalam program POM.
2 Praktikan dapat menghitung biaya dan waktu pemesanan optimum yang dibutuhkan dalam
mengelola persediaan dengan menggunakan program POM.
3 Praktikan dapat mengoperasikan program POM Inventory.

2. LANDASAN TEORI
Berkembangnya dunia bisnis di Indonesia menyebabkan perusahaan harus bersaing secara
sehat sehingga eksistensinya tetap bertahan dalam bisnis itu sendiri.Persaingan bisnis ini turut
pula dirasakan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang dagang maupun
manufaktur. Agar kondisi perusahan tetap dapat bertahan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya,
perusahaan dituntut untuk selalu tanggap akan kebutuhan konsumennya, yaitu penyediaan
barang yang lengkap, berkualitas, pelayanan yang memuaskan, keamanan, serta harga barang
yang kompetitif. Salah satu usaha yang paling penting yang harus dilakukan oleh perusahaan
yang bergerak di bidang penjualan barang dagang maupun manufaktur adalah memperhatikan
persediaan barang, dan pembelian barang yang untuk di jual (persediaan ini meliputi barang jadi
maupun barang setengah jadi) oleh karenanya pihak perusahaan harus mampuh menganalisis dan
membuat kebijakan strategis dalam memanejerialkan persediaan;.
Economic Order Quantity (EOQ) merupakan salah satu model manajemen persediaan, model
EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang dapat meminimalkan
biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan.Economic Order Quantity (EOQ) adalah
jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan
sebagai jumlah pembelian yang optimal. Dalam kegiatan normal Model Economic Order
Quantity memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
a Jumlah barang yang dipesan pada setiap pemesanan selalu konstan.
b Permintaan konsumen, biaya pemesanan, biaya transportasi dan waktu antara pemesanan
barang sampai barang tersebut dikirim dapat diketahui secara pasti, dan bersifat konstan.
c Harga per unit barang adalah konstan dan tidak mempengaruhi jumlah barang yang akan
dipesan nantinya, dengan asumsi ini maka harga beli menjadi tidak relevan untuk
menghitung EOQ, karena ditakutkan pada nantinya harga barang akan ikut dipertimbangkan
dalam pemesanan barang.
d Pada saat pemesanan barang, tidak terjadi kehabisan barang atau back order yang
menyebabkan perhitungan menjadi tidak tepat. Oleh karena itu, manajemen harus menjaga
jumlah pemesanan agar tidak terjadi kehabisan barang.
e Pada saat penentuan jumlah pemesanan barang kita tidak boleh mempertimbangkan biaya
kualitas barang,
f Biaya penyimpanan per unit pertahun konstan.

Besarnya EOQ dapat ditentukan dengan berbagai cara, menurut Hansen dan Mowen
(2005:472) Economic Order Quantity akan menentukan jumlah pesanan persediaan yang
meminimumkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesan variabel dan biaya
penyimpanan variabel mempunyai hubungan terbalik, yaitu semakin tinggi frekuensi pemesanan,
maka semakin rendah biaya penyimpanan variabel. Agar biaya pemesanan variabel dan biaya
penyimpanan variabel dapat ditekan serendah mungkin, maka perlu dicari jumlah pembelian
yang paling ekonomis, yaitu dengan rumus: :

EOQ (Q*) = D.S


H

Keterangan:
EOQ (Q*) = Jumlah pesanan optimum (Economic Order Quantity)
D = Jumlah pemesanan (permintaan/demand) selama satu periode.
S = Biaya pemesanan variabel setiap kali pemesanan (setup cost).
H = Biaya penyimpanan variabel (holding cost).

Selanjutnya untuk perhitungan total biaya minimum atau total cost (TC) dapat digunakan
rumus sebagai berikut:
D EOQ
TC = ( EOQ ) . S + ( 2 ).H

Keterangan:
EOQ (Q*) = Jumlah pesanan optimum (Economic Order Quantity)
D = Jumlah pemesanan (permintaan/demand) selama satu periode.
S = Biaya pemesanan variabel setiap kali pemesanan (setup cost).
H = Biaya penyimpanan variabel (holding cost).
TC = Total biaya minimum atau total cost.

Atau total biaya minimum atau total cost (TC) dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut ini:
TAC (Total Annual Inventory Cost) = TOC + TCC
D
TOC (Total Ordering Cost)= ( EOQ ) . S

EOQ
TCC (Total Carrying Cost)= ( 2 ).H

Keterangan
D = Jumlah pemesanan (permintaan/demand) selama satu periode.
S = Biaya setiap kali pemesanan (setup cost).
H = Biaya penyimpanan variabel (holding cost).
EOQ (Q*) = Jumlah pesanan optimum.
TAC = Total biaya persediaan tahunan.
TOC = Total biaya pesan (annual setup cost).
TCC = Total biaya simpan (annual holding cost).
Kemudian, untuk perhitungan total biaya keseluruhan dapat digunakan rumus sebagai
berikut:

PD = D x P
Total Cost = PD + TC

Keterangan:
PD = Unit cost.
Total Cost = Total biaya keseluruhan.
D = Jumlah pemesanan (permintaan/demand) dalam satu periode.
P = Harga per unit (price).
TC = Total biaya persediaan minimum (minimun total inventory cost).

Untuk perhitungan frekuensi pemesanan per tahun dan siklus optimum dapat digunakan
rumus sebagai berikut:
D
Frekuensi pemesanan per periode (F*) = EOQ
EOQ
Siklus Optimum (T) = 2

Keterangan :
F* = Frekuensi pemesanan per periode (order per years).
T = Siklus optimum (average inventory).
D = Jumlah pemesanan (permintaan/demand) selama satu periode.
EOQ = Jumlah pesanan optimum (Q*).

Reorder Point (ROP) adalah saat atau titik dimana harus dilakukan pemesanan kembali
sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan itu tepat pada waktu
dimana persediaan diatas safety stock (SS) sama dengan nol (0). Dalam penentuan atau
penetapan reorder point harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi titik pemesanan
kembali, antara lain:
a. Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara bahan baku dipesan hingga sampai
diperusahaan. Lead time ini akan mempengaruhi besarnya bahan baku yang digunakan
selama masa lead time, semakin lama lead time maka akan semakin besar bahan yang
diperlukan selama masa lead time.
b. Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu.
c. Persediaan Pengaman (Safety Stock), yaitu jumlah persediaan bahan minimum yang harus
dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku,
sehingga tidak terjadi stagnasi.

Sebelum mencari reorder point, maka harus mencari jumlah pemesanan rata-rata dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
D
d= Jumlah hari per periode(days per year )

Keterangan:
D = Jumlah pemesanan (permintaan/demand) dalam satu periode.
d = Jumlah pemesanan (permintaan/demand) rata-rata.
Dari ketiga faktor di atas dan mendapatkan nilai pemesanan rata-rata, maka reorder point
dapat dicari dengan rumus berikut ini, yaitu:

Reorder Point (ROP) = (LT . d) + SS

Keterangan:
LT = Lead Time (in days).
D = Jumlah pemesanan (permintaan/demand) rata-rata.
SS = Stok pengaman (Safety Stock).
ROP = Reorder point atau jumlah pemesanan kembali.

BAB II

PEMBAHASAN

PT MITRALAB BUANA mempunyai kebutuhan permintaan bahan kimia yang sudah siap
pakai 50.000kg per tahun. Biaya pengiriman barang setiap kali pembelian Rp. 700.000,- biaya
upah karyawan harian Rp. 200.000,-. Waktu menunggu datangnya barang yang dipesan selama2
bulan. Harga /botol Rp. 50.000. Pertanyaan:
a. Hitung Economic Order Quantity (EOQ)?
b. Hitung Total Biaya Minimum (TC)?
c. Frekuensi pemesanan per tahun?
d. Siklus Optimum dengan asumsi 1 tahun = 264 hari
e. Hitung Total biaya untuk keseluruhan termasuk untuk beli bahan mentah?
f. Hitung Reorder Point (ROP)?
g. Tentukan bagan persediaan?
1. Prosedur pengerjaan menggunakan Program QMFor Windows

Berikut ini prosedur kerja yang dijelaskan dalam pengerjaan hasil penelitian , yaitu:

1. Pastikan Program QM For Windows telah terpasang di komputer anda.

2. Buka program QM for windows yang telah terpasang di komputer anda. Jika ada tampilan
kotak dialog, kilk OK
3. Buka module pada menu bar dengan cara klik kanan 1 kali, di bagian atas lalu pilih module
Inventori

4. Selanjutnya, klik file lalu pilih new dan pilih salah satu model inventory sesuai dengan
kasus inventory tersebut.
Economic Order Quantity (EOQ) Model, yaitu untuk analisis jumlah persediaan barang
optimum.
Production Order Quantity, yaitu untuk analisis jumlah produksi barang optimum.
Quantity Discount (EOQ) Model, yaitu untuk analisis jumlah pembelian barang optimum.
ABC Analysis, yaitu untuk analisis persediaan dengan mengelompokkan barang.
5. Selanjutya akan tampil kotak create data set for inventory.
6. Isikan data data pada kotak create data set for inventory. Jika sudah diisi lalu klik OK.
Title diisikan judul kasus inventory yang akan diselesaikan.
Reorder Point dipilih berdasarkan ketentuan dalam kasus inventory tersebut.
No reorder point, jika kasus inventory tersebut ketentuannya untuk tidak
menghitung nilai reorder point.
Compute reorder point, jika kasus inventory tersebut ketentuannya untuk
menghitung nilai reorder point.

7. Selanjutnya, melakukan penginputan data dari kasus invetoty tersebut. Jika semua data
sudah diinput, klik SOLVE.

Isi data Demand rate (D) dengan jumlah permintaan per periode yang terdapat dalam
kasus inventory tersebut.
Isi data Setup/Ordering cost (S) dengan jumlah biaya pemesanan variabel setiap kali
pemesanan yang terdapat dalam kasus inventory tersebut.
Isi data Holding cost (H) dengan jumlah biaya penyimpanan variabel yang terdapat dalam
kasus inventory tersebut.
Isi data Unit cost dengan jumlaah harga per unityang terdapat dalam kasus inventory
tersebut.
Isi data Days per year (optional) dengan jumlah hari per periodeyang terdapat dalam
kasus inventory tersebut.
Isi data Daily demand rate (d) dengan jumlah permintaan harian rata-ratayang terdapat
dalam kasus inventory tersebut. Jika tidak diketahui dalam kasus inventory tersebut, data
tersebut diberi nilai nol (0).
Isi data Lead times (in days) dengan jumlah waktu menunggu per hari yang terdapat
dalam kasus inventory tersebut.
Isi data Safety stock dengan jumlah stok pengamanyang terdapat dalam kasus inventory
tersebut. Jika tidak diketahui dalam kasus inventory tersebut, data tersebut diberi nilai nol
(0).

8. Kemudian akan ditampilkan hasil dari masalah kasus inventory tersebut.


9. Untuk melihat bagan persediaan, klik Window lalu klik Cost Curve
BAB III

PENUTUP

a. Berdasarkan hasil perhitungan didapat bahwa jumlah pemesanan optimum sebesar 591.61
dengan melihat nilai optimal order quantity (Q*).
b. Dengan menjumlahkan nilai annual setup cost dengan nilai annual holding cost sebesarRp.
59.160.800-.
c. Frekuensi pemesanan per periode (F*) sebesar 84.52 dengan melihat nilai order per period
(year).
d. Siklus optimum (T) sebesar 295.85 dengan melihat nilai average inventory.
e. Total biaya keseluruhan sebesar Rp. 2.618.322.000 dengan melihat nilai total cost.
f. Reorder point (ROP) sebesar 8333.33 units dengan melihat nilai reorder point.
g. Total unit cost (PD) sebesar 25.000.000.000 dengan melihat nilai unit cost (PD).

Daftar pustaka

Bustani, Henry. 2005. Fundamental Operation Research. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama
Wijaya, Andi. 2013. Pengantar Riset Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta: Mitra Wacana Media
www.google.com

Anda mungkin juga menyukai