Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang dilaksanakannya praktikum
Proses Manufaktur Modul CAD/CAM, tujuan dalam melakukan praktikum, manfaat yang
diperoleh setelah melakukan praktikum, dan batasan-batasan yang ada dalam praktikum
serta asumsi yang digunakan dalam praktikum.

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industri masyarakat Indonesia makin
cepat dengan berdirinya perusahaan dan tempat kerja yang beraneka ragam.
Perkembangan yang dialami tidak hanya peningkatan, tetapi juga terjadi penurunan.
Sehingga dari tahun ke tahun perindustrian di Indonesia mengalami peningkatan dan
penurunan. Oleh karena itu mempelajari beberapa ilmu tentang industri sangatlah penting.
ilmu proses manufaktur adalah salah satu ilmu penting dalam kegiatan industri, terutama
yang berkaitan dengan mesin-mesin.
Pada proses produksi diperlukan mesin yang kompleks untuk memenuhi kebutuhan
manusia akan barang-barang kompleks. Namun, pada masa kini sudah banyak jenis mesin
baru yang digunakan untuk proses produksi, misalnya CAD/CAM. Computer Aided
Design (CAD), merupakan satu bentuk otomatis yang membantu perancang untuk
memperbaiki gambar, spesifikasi, dan elemen-elemen yang berhubungan dengan
perancangan yang menggunakan efek grafik khusus dan perhitungan program-program
komputer. Teknologi yang digunakan untuk bermacam produk dalam lingkungan dan
arsitektur, elektronik, dan aerodinamika (ilmu dinamika udara), teknik otomotif dan
desain produk. Walaupun sistem CAD biasanya tidak selalu menggambar otomatis,
biasanya meliputi pemodelan 3 dimensi dan model operasi simulasi komputer. Sistem
CAD dijalankan melalui PC untuk desain dan pemodelan 2D serta proses drafting,
kemudian dijalankan dan diintegrasikan dengan sistem CAM (Computer Aided
Manufacture). Oleh karena itu diperlukan beberapa mesin yang nantinya akan membantu
dalam proses penyempurnaan desain dalam bidang Industri.
Pengaplikasian CAD/CAM ialah mesin engraver EGX-350. Mesin engraver EGX-
350 merupakan mesin yang digunakan untuk membuat ukiran pada benda kerja 2 dimensi
atau 3 dimensi seperti akrilik, seng, lilin sesuai dengan desain yang telah dibuat. Untuk

63
pahat yang digunakan, menyesuaikan dengan bahan yang akan dipahat. Software
pendukung untuk mesin ini adalah roland engrave studio.
Selain mempelajari mengenai otomasi yang dapat dilakukan dengan CAD/CAM,
dibutuhkan pula pengetahuan mengenai BOM Tree, BOM Table dan OPC (Operation
Process Chart). Bill Of material atau daftar kebutuhan material merupakan daftar
komponen atau material yang diperlukan untuk menyusun sebuah produk rakitan lengkap.
Jumlah dan nama komponennya termasuk juga sumber asal perolehan (dibuat sendiri atau
dibeli) juga akan didefinisikan disini. Umumnya yang tercantum dalam bill of material
hanyalah komponen-komponen yang berkaitan langsung dengan produk yang akan dibuat
atau dirakit. Biil of material sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu terdiri dari bill of
material tree dan bill of material table. Operation Process Chart adalah diagram yang
menggambarkan langkah-langkah proses pengerjaan material, mulai dari bahan baku
(raw material) hingga menjadi komponen atau produk jadi.
Manfaat mempelajari mesin CAD/CAM bagi mahasiswa Teknik Industri ialah dapat
mengetahui bagaimana memberi pola pada sebuah benda kerja dengan bantuan software
dan bagaimana proses membuat suatu benda dari komponen komponen yang ada. Dengan
demikian, dapat melakukan pembenahan dalam segi waktu dan pekerjaan sehingga
produksi yang dihasilkan dapat optimal dan juga dapat menekan biaya produksi karena
menggunakan mesin otomatis yang tidak membutuhkan banyak pekerja.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dilaksanakan praktikum mesin CAD/CAM ini adalah:
1. Agar praktikan mengerti, memahami dan dapat mengoperasikan mesin CAD/CAM.
2. Agar praktikan dapat mengerti, memahami, dan mengaplikasikan BOM Tree dan
BOM Table serta Operation Process Chart dalam proses pembuatan suatu produk.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum mesin CAD/CAM ini adalah:
1. Praktikan mengerti, memahami dan dapat mengoperasikan mesin CAD/CAM.
2. Praktikan dapat mengerti, memahami, dan mengaplikasikan BOM Tree dan BOM
Table serta Operation Process Chart dalam proses pembuatan suatu produk.

1.4 Batasan Praktikum


Batasan masalah dari praktikum mesin CAD/CAM ini adalah:
1. Mesin yang digunakan adalah mesin Milling CNC Roland Engraver EGX-350

64
2. Material yang digunakan untuk membuat produk adalah akrilik dengan ketebalan
3mm
3. Dimensi maksimal material yang diukir adalah 300 x 200mm

1.5 Asumsi Praktikum


Asumsi dari praktikum mesin milling ini adalah:
1. Mesin Milling CNC Roland Engraver EGX-350 selalu dalam keadaan baik
2. Material yang akan digunakan selalu tersedia

65
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

66
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam bab ini akan dibahas mengenai CAD/CAM, Bill Of Material, Operation
Process Chart, Mesin Milling CNC, Mesin Engraver EGX-350, serta Alat bantu
praktikum yaitu mesin scroll saw, mesin gerinda duduk, alat penekuk akrilik, mesin bor
yang digunakan selama proses praktikum pembuatan benda kerja.

2.1 CAD/CAM
Computer aided design (CAD) adalah sebuah sistem desain atau rancang bangun
menggunakan perangkat komputer dan software desain tertentu, yang memungkinkan
para engineer merencanakan, memodelkan, dan mengevaluasi suatu model produk atau
barang dengan akurat sebelum diproduksi (manufacturing). Sedangkan Computer aided
manufacturing (CAM) adalah sebuah sistem yang secara otomatis mampu menghasilkan
produk atau benda kerja (finish product) melalui penggunaan perangkat permesinan yang
dikendalikan oleh komputer. (Darmawan, 2011)
Untuk orang awam CAD/CAM dianggap sebagai alat gambar elektronik saja yang
dapat mempercepat proses menggambar, tetapi kenyataannya kemampuan CAD/CAM
jauh melebihi anggapan tersebut dimana CAD/CAM mempunyai fungsi utama dalam
desain, analisa, optimasi dan manufaktur. CAD/CAM biasa melakukan analisa elemen
hingga (finite element analysis), analisa transfer panas (heat transfer analysis), analisa
tekanan (stress analysis), simulasi dinamis dari mekanik (dynamic simulation of
mechanisms), analisa cairan dinamis (fluid dynamic analysis) dan lain-lain. Dalam dunia
manufaktur, CAD/CAM biasa digunakan dalam perancangan desain benda atau produk
yang akan diproduksi. Selain itu CAD/CAM juga biasa digunakan untuk mengetahui
detail-detail produk yang akan dibuat. Berikut merupakan gambar mesin atau alat yang
mengoperasikan CAD/CAM dapat dilihat pada gambar 2.1

67
Gambar 2.1 Mesin CAD/CAM
Sumber: Kuspriyanto, 2010

2.2 Bill Of Material


Bill Of material atau daftar kebutuhan material merupakan daftar komponen atau
material yang diperlukan untuk menyusun sebuah produk rakitan lengkap. Jumlah dan
nama komponennya termasuk juga sumber asal perolehan (dibuat sendiri atau dibeli) juga
akan didefinisikan disini. Umumnya yang tercantum dalam bill of material hanyalah
komponen-komponen yang berkaitan langsung dengan produk yang akan dibuat atau
dirakit.
BOM terdiri dari berbagai bentuk dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
BOM dibuat sebagai bagian dari proses desain dan digunakan oleh manufacturing
engineer untuk menentukan item yang harus dibeli atau diproduksi. Perencanaan
pengendalian produksi dan persediaan menggunakan BOM yang dihubungkan dengan
master production schedule, untuk menentukan release item yang dibeli atau
diproduksi. Biil of material sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu terdiri dari bill of
material tree dan bill of material table. (Mashfufah, 2012)

2.2.1 Bill Of Material Tree


Bill Of Material Tree adalah daftar kebutuhan material secara lengkap yang
dibutuhkan beserta jumlah komponen peyusun, yang disajikan dalam bentuk skema
secara berurutan menurut level breakdown. Secara umum informasi-informasi yang bisa
didapatkan dari bill of material tree ini diantaranya mengetahui level per breakdown dari
tiap komponen produk, kemudian mengetahui jumlah atau banyaknya komponen yang
dibutuhkan dalam pembuatan satu unit produk serta dapat mengetahui kompnen
komponen mana saja yang akan dilakukan assembly. Kekurangan dari bill of material
tree adalah bill of material tree kurang tepat digunakan untuk produk yang memiliki
banyak komponen, karena penggambarannya akan terlalu panjang sehingga justru kurang

68
efektif dan efisien. Contoh bill of material tree dapat dilihat pada gambar 2.2.
(Mashfufah, 2012)

Gambar 2.2 Bill Of Material Tree


Sumber: Mashfufah, 2012

2.2.2 Bill Of Material Table


Bill Of Material Table adalah menyajikan daftar kebutuhan material tersebut dalam
bentuk tabel, dengan mengacu pada bill of material tree yang telah dibuat. Secara umum
bill of material table ini berisi mengenai keterangan dari tiap-tiap komponen yang
menyusun produk tersebut. Keterangan yang ada pada bill of material table tidak
memiliki format baku, sehingga keterangan yang akan dicantumkan didalam bill of
material sesuai dengan kebutuhan dari pihak pembuat. Contoh Bill Of Material Table
dapat dilihat pada gambar 2.3. (Mashfufah, 2012)
Adapun langkah– langkah yang dilakukan dalam pembuatan bill of material table
adalah sebagai berikut:
1. Memasukkan hasil breakdown dari bill of material table.
2. Menentukan level dari setiap komponen yang breakdown.
3. Memberikan urutan nomer ke setiap komponen berdasarkan level.
4. Menentukan jumlah atau banyaknya dari tiap komponen yang menyusun didalam
satu unit produk tersebut.
5. Menambahkan keterangan–keterangan yang dibutuhkan dalam pembuatan BOM
table seperti jumlah, dimensi, fungsi raw material serta keterangan asal
komponen (buat atau beli) seperti dalam gambar 2.2 berikut ini.

69
Gambar 2.3 Bill Of Material Table
Sumber: Mashfufah, 2012

2.3 Operation Process Chart


Operation Process Chart adalah diagram yang menggambarkan langkah-langkah
proses pengerjaan material, mulai dari bahan baku (raw material) hingga menjadi
komponen atau produk jadi.
OPC memuaat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut seperti
waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau mesin yang dipakai
untuk memproses maaterial. Jadi, dalam suatu OPC yang dicatat hanyalah kegiatan-
kegiatan operasi dan pemeriksaan, terkadang pada akhir operasi dicantumkan kegiatan
penyimpanan.
Kegunaan OPC adalah untuk mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya,
untuk memperkirakan kebutuhan barang baku, untuk menentukan tata letak pabrik, untuk
melakukan perbaikan cara kerja yang sedang berlaku. Berikut table 2.1 merupakan simbol
yang digunakan dalam OPC.
Tabel 2.1 Simbol yang digunakan pada OPC
NO LAMBANG NAMA KETERANGAN

1. Operation Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami


perubahan sifat, baik sifat fisik maupun kimiawi. Operasi merupakan
kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses yang biasanya
terjadi di suatu mesin atau stasiun kerja.

2. Inspection Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan
kerja mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun
kuantitas.

Contoh: mengukur dimensi benda kerja sesuai spesifikasi, memeriksa


warna benda dan merakit benda kerja.

Sumber: Wignjosoebroto, 2006


Tabel 2.1 Simbol yang digunakan pada OPC (Lanjutan)

70
NO LAMBANG NAMA KETERANGAN

4. Storage Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk


jangka waktu yang cukup lama.

5. Aktivitas Kegiatan aktivitas gabungan terjadi apabila antara aktivitas operasi


Gabungan dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dilakukan pada suatu
tempat kerja.

Sumber: Wignjosoebroto, 2006


Berikut gambar 2.4 merupakan contoh gambar dari OPC pembuatan kursi.

Gambar 2.4 OPC Kursi Kuliah


Sumber: Ermantonius, 2014

2.4 Mesin Milling CNC


Mesin Milling CNC adalah gerakan mesin milling CNC dikontrol oleh komputer,
sehingga semua gerakan yang berjalan sesuai dengan program yang diberikan,
keuntungan dari sistem ini adalah mesin memunkinkan untuk diperintah mengulang
gerakan yaang sama secara terus menerus dengan tingkat ketelitian yang sama pula.

2.5 Mesin Engraver EGX-350

71
Mesin Engraver EGX -350 adalah merupakan mesin yang digunakan untuk membuat
ukiran pada benda kerja dua dimensi atau tiga dimensi seperti akrilik, seng, lilin sesuai
dengan desain yang telah dibuat. Prinsip kerja mesin Engraver EGX-350 adalah dengan
memasukkan gambar berupa format .jpeg melalui software Roland Engrave Studio dan
kemudian diproses pada mesin Engraver EGX-350. Software yang digunakan untuk
mesin ini adalah Roland Engrave Studio, atau bisa juga pembuatan desainnya
menggunakan Corel Draw, Photoshop dan kemudian hasilnya disimpan dalam format
.JPEG agar bisa terbaca oleh mesin Engraver EGX-350. Bagian-bagian mesin Engraver
EGX-350 dan kegunaannya dapat diliihat pada gambar 2.5 dan table 2.2

Gambar 2.5 Mesin Engraver EGX-350


Sumber: Laboratorium Sistem Manufaktur Teknik Industri

Berikut ini merupakan bagian dan fungsi dari mesin Engraver EGX-350
Tabel 2.2 Bagian dan Fungsi Mesin Engraver EGX-350
No Bagian Fungsi
1 Lock Lever Untuk melepas atau mengunci spindle head
2 Spindle Unit Alat untuk memutar pahat
3 Front Cover Untuk keamanan operator
4 Emergency Stop Button Untuk menghentikan mesin ketika beroperasi
5 Workpiece Table Meja benda kerja
6 Power Switch Menyalakan atau mematikan mesin
Sumber: Laboratorium Sistem Manufaktur Teknik Industri

2.6 Alat Bantu Praktikum


Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai beberapa alat bantu meliputi penekuk
akrilik, mesin scroll saw, mesin bor, dan mesin gerinda yang digunakan dalam
pelaksanaan praktikum CAD/CAM.

2.6.1 Mesin Scroll Saw

72
Scroll Saw adalah mesin yang digunakan unuk memotong benda kerja berupa kayu
maupun akrilik. Cara kerja mesin Scroll Saw memanfaatkan blade yang bergerak keatas
maupun kebawah maka akan memakan benda kerja.
Bagian-bagian mesin Scroll Saw dan kegunaannya dapat dilihat pada gambar 2.6 dan
pada table 2.3
8
1

1
7
9
6
2

10
4
5 11
Gambar 2.6 Mesin Scroll Saw
Sumber: Amandha, 2014:3

Berikut ini merupakan bagian dan fungsi dari mesin Scroll Saw
Tabel 2.3 Bagian dan Fungsi Mesin Scrol Saw
No Bagian Fungsi
1 Blade Guard Untuk melindungi dari serpihan benda kerja
2 Table Untuk meletakkan benda kerja
3 Motor Alat untuk menggerakkan pisau
4 On/Off Switch Menghidupkan dan mematikan mesin
5 Variable Speed Switch Mengatur kecepaan pisau gergaji
6 Hold Down Foot Mengatur ketinggian adjusting knob
7 Sawdust Blower Meniup serpihan benda kerja
8 Blade Tension Lever Mengatur kekencangan pisau gergaji
9 Blade Support Guard Mendukung keamanan pisau gergaji
10 Sawdust Ejection Port Saluran keluarnya serpihan benda kerja
11 Degree Scale Mengatur derajat skala meja kerja
Sumber: Laboratorium Sistem Manufaktur Teknik Industri

2.6.2 Mesin Gerinda Duduk


Mesin gerinda adalah mesin yang digunakan untuk mengikis atau menghaluskan
benda kerja. Untuk melakukan penggerindaan, benda kerja didekatkan dan ditempelkan
ke roda gerinda. Roda gerinda yang digunakan pada mesin gerinda duduk berukuran lebih
tebal dibandingkan roda gerinda pada mesin gerinda tangan. Mesin gerinda duduk banyak
digunakan untuk mengasah pahat, mengkikis benda kerja maupun menghaluskan
permukaan benda kerja setelah proses pengelasan. Berikut gambar 2.7 mesin gerinda
duduk dan tabel 2.4 bagian-bagian mesin gerinda dan kegunaannya.

73
Gambar 2.7 Mesin Gerinda Duduk
Sumber: Gunadi, 2008:329
Berikut ini merupakan bagian dan fungsi dari mesin gerinda duduk
Tabel 2.4 Bagian dan Fungsi Mesin Gerinda
No Bagian Fungsi
1 Kaca pelindung mata Melindungi operator hasil geram pemakanan.
2 Roda gerinda Mengikis atau menghaluskan benda kerja
3 Meja benda Meletakkan benda kerja
4 Penahan roda gerinda Melindungi roda gerinda
5 Dudukan mesin gerinda Menaruh mesin gerinda
Sumber: Gunadi, 2008:329

2.6.3 Penekuk Akrilik


Alat penekuk akrilik digunakan untuk menekuk akrilik, membentuk akrilik, dan
memotong akrilik sesuai bentuk yang diinginkan. Prinsip kerja penekuk akrilik yaitu
dengan menyentuhkan akrilik ke logam yang sudah dipanaskan sehingga nantinya akrilik
akan menjadi lentur. Bagian-bagian alat penekuk akrilik dan kegunaannya dapat dilihat
pada gambar 2.8 dan tabel 2.5

Gambar 2.8 Penekuk Akrilik


Sumber: Lailatul, 2012

Berikut ini merupakan bagian dan fungsi dari penekuk akrilik


Tabel 2.5 Bagian dan Fungsi dari Penekuk Akrilik
No Bagian Fungsi
1 Kabel Menghubungkan mesin dengan sumber listrik
2 Penghantar panas mesin penekuk Menekuk akrilik, membentuk akrilik dan
melipat akrilik sesuai dengan bentuk yang
diinginkan
Sumber : Lailatul, 2012

74
2.6.4 Mesin Bor
Mesin bor adalah melubangi permukaan benda kerja dengan ukuran dan diameter
yang bervariasi. Mata bor yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan yang
diperlukan. Bagian-bagian mesin bor dan kegunaannya dapat dilihat pada gambar 2.9 dan
tabel 2.6.
3

2
1
4

Gambar 2.9 Mesin Bor


Sumber: Budi Martono, 2013:109

Berikut ini merupakan bagian dan fungsi dari mesin bor


Tabel 2.6 Bagian dan Fungsi Mesin Bor
No Bagian Fungsi
1 On/Off Switch Menyalakan atau mematikan mesin
2 Mata Bor Melubangi permukaan benda kerja
3 Kedalaman mata bor Penentu ukuran kedalaman mata bor
4 Chuck Untuk menjepit mata bor
5 Kabel listrik Untuk aliran listrik ke mesin
Sumber: Martono, 2013:108

75
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

76
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai alat dan bahan, diagram alir
praktikum, dan prosedur pada Praktikum CAD/CAM.

3.1 Alat dan Bahan


Berikut adalah Alat dan bahan yang digunakan sebelum, selama, dan setelah proses
Praktikum CAD/CAM ini:
1. Personal Computer
Berfungsi untuk mengatur software Rolland Engrave Studio
2. Mesin Milling CNC Engraver EGX-350
Berfungsi untuk mendesain ukiran showcase yang akan dibuat
3. Desain produk
Berfungsi sebagai acuan dalam pembuatan produk
4. Scroll Saw
Berfungsi untuk memotong akrilik
5. Akrilik
Berfungsi sebagai bahan baku atau material dalam pembuatan produk
6. Penggaris
Berfungsi sebagai mengukur showcase agar sesuai dengan desain
7. Spidol
Berfungsi sebagai penanda dalam akrilik yang telah diukur.
8. Cutter akrilik
Berfungsi sebagai memotong akrilik
9. Stopwatch
Berfungsi sebagai mencatat waktu pengerjaan
10. Lem akrilik
Berfungsi untuk menyatukan komponen-komponen.
11. Double Tape
Berfungsi untuk menyatukan komponen-komponen.

3.2 Diagram Alir Praktikum


Diagram alir praktikum dapat dilihat pada gambar 3.1

77
Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum

3.3 Prosedur Praktikum

78
Berikut ini adalah prosedur praktikum pada modul CAD/CAM ini:
a. Proses Pengukuran
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum
2. Mengukur dimensi benda kerja yang akan diproses
3. Memotong benda kerja sesuai dengan bentuk dan ukuran desain
b. Proses Pengukiran
1. Memasang benda kerja yang akan diukir pada table Mesin Engraver EGX-350.
2. Mengatur posisi mata pahat (sumbu X, Y, dan Z) sehingga menyentuh benda kerja
tepat pada titik nol
3. Mendesain produk yang akan diproses menggunakan software Rolland Engraver
Studio
4. Memulai proses pengukiran setelah desain sudah siap untuk diproses, maka bisa
dimulai proses pengukiran oleh mesin Engraver.
5. Mengontrol benda kerja agar mata pahat memahat sesuai dengan desain yang
diinginkan
6. Membersihkan mesin dan geram sisa praktikum
c. Assembly
1. Menyiapkan komponen produk yang telah dibuat
2. Memastikan tiap komponen sesuai baik ukuran maupun jumlah
3. Melakukan proses assembly tiap komponen menggunakan lem akrilik
4. Setelah proses selesai, menganalisa hasil pemotongan, pengukiran, dan perakitan
produk tersebut
5. Mencatat hasil analisa.

79
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

80
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi produk, bill of material tree dan
bill of material table, langkah pengeraan, OPC, studi kasus, permasalahan, penyebab
permasalahan, dan solusi.

4.1 Dekripsi Produk


Produk dalam praktikum modul CAD/CAM kali ini ialah showcase dimana tempat
untuk menyimpan benda kerja seperti bidak catur dan tatakan bidak catur. Showcase
terbuat dari material akrilik dengan tebal 3mm dan dengan dimensi (50,9 x 25 x 20,9) cm
yang terdiri dari 8 komponen, dengan komponen bagian depan berdimensi (25 x 23) cm
dengan lubang untuk membuka berdimensi (3 x 6) cm, bagian belakang berdimensi (50,3
x 20) cm, bagian samping kanan dan kiri berdimensi (25 x 20,9) cm, bagian atas dan
bawah (50,3 x 25)cm, bagian skat vertikal (24,4 x 20,3)cm, bagian horizontal (25 x
24,4)cm, dan 2 rel penggeser pintu.

Gambar 4.1 Showcase


Sumber: Dokumentasi pribadi

4.2 Bill Of Material


Berikut ini merupakan Bill Of Material Tree dan Bill Of Material Table dari produk
showcase praktikum modul CAD/CAM.

4.2.1 Bill Of Material Tree


Bill Of Material Tree showcase praktikum modul CAD/CAM dapat dilihat pada
Gambar 4.2

81
Gambar 4.2 BOM Tree Showcase

Sebagian besar material yang digunakan untuk membuat produk showcase adalah
material akrilik. Pada BOM Tree diatas terdiri daei 3 level, yaitu level 0, level 1, level 2.
Pada level 0 merupakan produk akhir yaitu showcase. Pada level 1 terdapat body, sekat,
dan pintu. Pada level 2 terdapat sisi kanan, sisi kiri, rel, sisi belakang, sisi atas, sisi
bawah, sekat sisi vertikal dan sekat sisi horizontal. Komponen terdiri dari plat akrilik dan
rel akrilik.

4.2.2 Bill Of Material Table


Bill Of Material Table Showcase dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 BOM Table Showcase
Nama Jumlah
No. Komponen Bahan Dimensi Keterangan
Komponen Unit

1 Body 1 Plat Akrilik L= 25 cm Buat

P= 50,9

T= 0,3 cm

1.1 Sisi kanan 1 Plat Akrilik L= 20,9 cm Buat

P= 25

T= 0,3 cm

1.2 Sisi kiri 1 Plat Akrilik L= 20,9 cm Buat

P= 25

T= 0,3 cm

1.3 Rel 2 Plat Akrilik T= 0,3 cm Buat

82
Tabel 4.1 BOM Table Showcase (Lanjutan)
No. Komponen Nama Jumlah Bahan Dimensi Keterangan
Komponen Unit

1.4 Sisi belakang 1 Plat Akrilik L= 20 cm Buat

P= 50,3

T= 0,3 cm

1.5 Sisi atas 1 Plat Akrilik L= 25 cm Buat

P= 50,3

T= 0,3 cm

1.6 Sisi bawah 1 Plat Akrilik L= 25 cm Buat

P= 50,3

T= 0,3 cm

2 Sekat 1 Plat Akrilik T= 0,3 cm Buat

2.1 Sisi vertikal 1 Plat Akrilik L= 20,3 cm Buat

P= 24,4

T= 0,3 cm

2.2 Sisi horizontal 1 Plat Akrilik L= 24,4 cm Buat

P= 25

T= 0,3 cm

3 Pintu 1 Plat akrilik L=23 cm Buat

P=25 cm

T=0,3 cm

BOM table terdapat informasi yang dapat diketahui dalam pembuatan showcase
yaitu nomor komponen, nama komponen, jumlah unit, bahan yang digunakan, dimensi
atau ukuran komponen dan keterangan komponen tersebut apakah dibuat sendiri atau beli.

4.3 Langkah Pengerjaan


Langkah pengerjaan dari praktikum proses manufaktur modul CAD/CAM
terdiri dari langkah pengerjaan menggunakan software Rolland Engraving
Studio dan OPC. Berikut ini adalah langkah-langkah pengerjaan engraving dan
pembuatan (produk) dengan OPC :

83
4.3.1 Langkah Pengerjaan Pengukiran dengan Software
Pada sub bab kali ini akan dijelaskan bagaimana pengerjaan untuk ukiran benda kerja
dengan menggunakan software Rolland Engrave Studio yang tersambung dengan mesin
Engraver. Langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:
1. Start menu kemudian pilih software Rolland Engrave Studio. Setelah itu akan muncul
tampilan awal dari Rolland Engrave Studio yaitu pada gambar 4.3

Gambar 4.3 Tampilan awal Software Rolland Engraver Studio

2. Selanjutnya pilih Create a New File pada Rolland Engrave Studio lalu akan muncul
tampilan seperti gambar 4.4

Gambar 4.4 Tampilan Create a New File Software Rolland Engrave Studio

3. Selanjutnya, karena akrilik yang digunakan dalam bentuk plat maka pilih plate.
Kemudian masukkan data material (ukuran bidang yang akan diukir).
Width (x) = lebar material = 25 cm
Height (y) = panjang material 20,9 cm
Thickness (z) = ketebalan material = 0,3 cm
Tampilan material setup dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut:

84
Gambar 4.5 Tampilan Material Setup

4. Langkah berikutnya tentukan Z Zero (pilih yang atas karena yang diukir adalah
permukaan dari material akrilik) dan tentukan XY Origin Position (Pilih sesuai keinginan
untuk titik awal pengukiran). lalu tekan OK. Dapat dilihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Tampilan Pengaturan Z Zero dan XY Origin

Tampilan setelah pengaturan Z zero dan XY origin dapat dilihat pada gambar 4.7

85
Gambar 4.7 Tampilan setelah Pengaturan Z Zero dan XY Origin

5. Selanjutnya mengimport gambar desain dari format .jpg dengan cara klik ikon Import

Bitmap For Tracing . Dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Tampilan Memasukkan Gambar

Tampilan setelah gambar dimasukkan dapat dilihat pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Tampilan setelah Gambar dimasukkan

6. Klik gambar desain yang sudah terbuka pada bidang kerja. Agar bisa dibaca oleh mesin
pada saat pengukiran, desain yang awalnya berbentuk .jpg harus dirubah ke dalam vektor

dengan cara klik desain lalu tekan ikon trace bitmap . Tampilan trace bitmap dapat
dilihat pada gambar 4.10.
a. Pada type of tracking to use pilih Black/White

86
b. Klik centang pada Replace existing vectors
c. Klik Fit vector
d. Klik gambar lalu delete

Gambar 4.10 Tampilan Trace Bitemap

Tampilan setelah gambar dirubah ke dalam vektor dapat dilihat pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 Tampilan setelah dirubah kedalam Vektor

7. Menyesuaikan posisi gambar desain dengan cara klik ikon rotate lalu masukkan sudut

yang di inginkan dan mengatur ukuran desain dengan menggunakan ikon . Tampilan
gambar setelah diputar dapat dilihat pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Tampilan setelah diputar dan dikecilkan Ukuran.

87
8. Lakukan setting pada Window Toolpath untuk disesuaikan dengan cutting tool yang
akan digunakan.Kemudian klik ikon Quick Engrave Toolpath untuk menyesuaikan
desain terhadap tool yang digunakan.

Gambar 4.13 Tampilan Quick Engrave Toolpath

a. Tipe cutting tool yang dipakai → tekan Select


b. Kedalaman pemakanan/pengukiran sebesar 5 mm → masukan pada
Depth/pressure
c. Kemudian pilih Outline
d. Klik Calculate → close
Tampilan setelah meng klik calculate dapat dilihat pada gambar 4.14.

Gambar 4.14 Tampilan setelah Klik Calculate

9. Kemudain tentukan pusat XY origin dan Z origin dengan meggunakan handy panel
sebagai acuan awal spindle bergerak.
10. Setelah itu, tekan ikon Preview toolpath untuk melihat tampilan hasil
pengukiran sebelum benar-benar menjalankan mesin yang memang ditujukan untuk
meminimalisir kesalahan yang tidak diinginkan.
11. Jika hasil preview toolpath sudah sesuai dengan desain yang diinginkan, maka bisa
dijalankan pada mesin dengan klik output toolpath (s) (pada saat penulisan, komputer
tidak terkoneksi dengan mesin, sehingga tidak ada tampilan untuk output toolpath.

88
Dengan demikian, maka mesin akan memulai pengerjaan pengukiran. Tampilan Output
Toolpath dapat dilihat pada gambar 4.15.

Gambar 4.15 Tampilan Output Toolpath

4.3.2 Operation Process Chart (Showcase)


Operation Process Chart (OPC) dari produk showcase praktikum modul
CAD/CAM ini dapat dilihat pada lampiran 1.

4.4 Studi Kasus


Studi kasus menjelaskan tentang permasalahan, penyebab permasalahan pada saat
praktikum, serta solusi yang diberikan untuk permasalahan.

4.4.1 Permasalahan
Permasalahan yang terjadi dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Saat perakitan komponen hasil akhir showcase, terjadinya kemiringan pada sekat
horizontal.

Gambar 4.16 Sekat Sisi Horizontal Showcase


Sumber: Dokumentasi pribadi

2. Hasil akhir perakitan terdapat dua komponen yaitu bagian depan pada pintu dan
bagian samping kanan dari bagian pintu memiliki ketinggian yang berbeda dan
tidak sesuai dengan desain pada showcase.

89
Gambar 4.17 Dua Komponen yang Memiliki Ketinggian Berbeda
Sumber: Dokumentasi pribadi

3. Pada saat pemasangan sekat horizontal terjadi kesalahan pengukuran dan


pemasangan sehingga pada saat penggabungan posisi menjadi tidak sesuai.

Gambar 4.18 Sekat Sisi Horizontal Showcase


Sumber: Dokumentasi pribadi

4.4.2 Penyebab
Penyebab permasalahan yang terjadi pada praktikum adalah sebagai berikut:
1. Penyebab terjadinya kemiringan pada sekat horizontal ialah pada saat penggabungan
dan pengeleman peletakan posisi sekat tidak tepat dengan posisi yang telah diukur.
2. Penyebab bagian depan pintu dan sisi kanan memiliki ketinggian yang berbeda dan
tidak sesuai dengan desain showcase ialah karena pada saat proses pemotongan
terjadi kemiringan pada benda kerja.
3. Penyebab ukuran sekat horizontal yang tidak sesuai dengan desain benda kerja
adalah terjadi kesalahan pada proses pengukuran dan pemasangan sehingga posisi
menjadi tidak sesuai dengan desain showcase.

90
4.4.3 Solusi
Solusi permasalahan yang terjadi pada praktikum adalah sebagai berikut:
1. Solusi terjadinya kemiringan pada sekat horizontal ialah pada saat assembly
sebaiknya lebih memperhatikan lagi peletakan posisi komponen yang akan dipasang.
2. Solusi dari terjadinya ketinggian yang berbeda dan tidak sesuai dengan desain
showcase adalah saat proses pemotongan dengan menggunakan scrollsaw lebih
konstan dan stabil.
3. Solusi dari ukuran sekat horizontal yang tidak sesuai dengan desain showcase adalah
pada saat pemakanan sekat horizontal mengukur posisi ukuran sekat pada saat proses
assembly dan menandai posisi pada sekat.

91
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

92
BAB V
PENUTUP

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan serta saran dalam praktikum
proses manufaktur modul III CAD/CAM.

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum CAD/CAM ini adalah:
1. Computer aided design (CAD) adalah sebuah sistem desain menggunakan perangkat
komputer dan software desain tertentu, yang memungkinkan para engineer
merencanakan, memodelkan, dan mengevaluasi suatu model produk atau barang
dengan akurat sebelum diproduksi (manufakturing). Computer aided manufacturing
(CAM) adalah sebuah sistem yang secara otomatis mampu menghasilkan produk atau
benda kerja (finish product) melalui penggunaan perangkat permesinan yang
dikendalikan oleh komputer.
Salah satu yang merupakan aplikasi CAD/CAM dalam dunia industri ialah
pembuatan komponen ukiran pada mesin Engraver Rollland EGX-350 dengan
menggunakan software Rolland Engraver Studio. Pertama yang dilakukan ialah
membuka software rolland engrave studio dan Create a New File pada Rolland
Engrave Studio. Kemudian masukkan data material (ukuran bidang yang akan
diukir). Langkah berikutnya tentukan Z Zero (pilih yang atas karena yang diukir
adalah permukaan dari material akrilik) dan tentukan XY Origin Position (Pilih sesuai
keinginan untuk titik awal pengukiran). Selanjutnya mengimport gambar desain dari
format .jpg dengan cara klik ikon Import Bitmap For Tracing. Klik gambar desain
yang sudah terbuka pada bidang kerja. Agar bisa dibaca oleh mesin pada saat
pengukiran, desain yang awalnya berbentuk .jpg harus dirubah ke dalam vektor
dengan cara klik desain lalu tekan ikon trace bitmap. Selanjutnya menyesuaikan
posisi gambar desain dengan cara klik ikon rotate lalu masukkan sudut yang di
inginkan dan mengatur ukuran desain. Lakukan setting pada Window Toolpath untuk
disesuaikan dengan cutting tool yang akan digunakan.Kemudian klik ikon Quick
Engrave Toolpath. Kemudain tentukan pusat XY origin dan Z origin dengan
meggunakan handy panel sebagai acuan awal spindle bergerak. Proses akhir klik
output toolpath (s).

93
2. Bill Of Material Tree adalah daftar kebutuhan material secara lengkap yang
dibutuhkan beserta jumlah komponen peyusun, yang disajikan dalam bentuk skema
secara berurutan menurut level breakdown. Secara umum informasi-informasi yang
bisa didapatkan dari bill of material tree ini diantaranya mengetahui level per
breakdown dari tiap komponen produk, kemudian mengetahui jumlah atau
banyaknya komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan satu unit produk serta
dapat mengetahui kompnen komponen mana saja yang akan dilakukan assembly.
Pada BOM Tree praktikum modul III showcase terdiri dari 3 level, yaitu level 0, level
1, level 2. Pada level 0 merupakan produk akhir yaitu showcase. Pada level 1
terdapat body, sekat, dan pintu. Pada level 2 terdapat sisi kanan, sisi kiri, rel, sisi
belakang, sisi atas, sisi bawah, sekat sisi vertikal dan sekat sisi horizontal.
Bill Of Material Table adalah menyajikan daftar kebutuhan material tersebut
dalam bentuk tabel, dengan mengacu pada bill of material tree yang telah dibuat.
Secara umum bill of material table ini berisi mengenai keterangan dari tiap-tiap
komponen yang menyusun produk tersebut. BOM table terdapat informasi yang
dapat diketahui dalam pembuatan showcase yaitu nomor komponen, nama
komponen, jumlah unit, bahan yang digunakan, dimensi atau ukuran komponen dan
keterangan komponen tersebut apakah dibuat sendiri atau beli.
Operation Process Chart adalah diagram yang menggambarkan langkah-langkah
proses pengerjaan material, mulai dari bahan baku (raw material) hingga menjadi
komponen atau produk jadi. Di dalam OPC pembuatan showcase praktikum modul
III CAD/CAM terdapat jumlah operasi sebanyak 33 kali dalam waktu 2 jam 19 menit
53 detik, jumlah inspeksi sebanyak 7 kali dalam waktu 2 menit 36 detik, jumlah
inspeksi gabungan sebanyak satu kali dalam waktu 1 menit 56 detik, dan total waktu
keseluruhan 2 jam 24 menit 25 detik.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum CAD/CAM ini adalah:
1. Untuk kedepannya, bahan yang digunakan tidak hanya akrilik sehingga lebih ada
kreasi dari benda benda yang dihasilkan.
2. Untuk kedepannya, mesin yang digunakan bukan hanya rolland engraver EGX-350
tetapi juga ada mesin lainnya yang berhubungan dengan CAD/CAM, sehingga para
praktikan dapat mengetahui fungsi dari mesin

94

Anda mungkin juga menyukai