Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MULTI FACTOR PRODUCTIVITY

MEASUREMENT MODEL (MFPMM)


(Studi Kasus di PT Inti Luhur Fuja Abadi, Pasuruan)

Analysis Productivity Using Multi Factor Productivity Measurement Model (MFPMM)


(Case Study in PT Inti Luhur Fuja Abadi, Pasuruan)

Yolandha Angelica Agry Culturianingtyas1)*, Panji Deoranto2), Dhita Morita Ikasari2)


1Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya Malang
2Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya Malang

*Penulis Korespondensi: email


agryculturia@gmail.com

ABSTRAK
PT Inti Luhur Fuja Abadi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri
pembekuan ikan yang diekspor ke beberapa negara dan mempunyai misi untuk secara
konsisten menyediakan produk-produk berkualitas dan layanan terbaik bagi pelanggannya.
Namun, belum diketahui bagaimana kondisi serta tingkat pencapaian kinerja perusahaan
selama ini dikarenakan perusahaan belum melakukan pengukuran produktivitas. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat produktivitas perusahaan dan usulan untuk
meningkatkan produktivitasnya di masa mendatang menggunakan Metode Multi Factor
Productivity Measurement Model. Dari hasil penelitian, tingkat produktivitas PT Inti Luhur Fuja
Abadi sebesar 81.43% pada periode yang diukur (periode 2). Tingkat produktivitas ini
mengalami penurunan produktivitas sebesar 18.57% dari periode dasar (periode 1). Hal ini
menyebabkan perusahaan kehilangan peluang mendapatkan keuntungan sebesar Rp
136,293,924. Rencana usulan peningkatan produktivitas untuk PT Inti Luhur Fuja Abadi
difokuskan pada input bahan baku terutama Kakap Merah dengan membuat perencanaan
kuantitas bahan baku yang akan digunakan serta biaya pembelian bahan baku tersebut dengan
permintaan dari konsumen agar lebih efisien dalam menghasilkan output.
Kata Kunci : MFPMM, Pengukuran Produktivitas, Tingkat Produktivitas

ABSTRACT
PT Inti Luhur Fuja Abadi is one of the companies in industrial freezing of fish and exported to several
countries and have mission to consistently provide quality products and the best services to customers.
However, it remains unknown how the conditions and the level of achievement of the company's
performance over the years because this company has not yet done about productivity measurement. The
aim of this study was to determine the level of productivity of the company and the proposal to increase
the productivity in the future using Multi Factor Productivity Measurement Model method. The results
showed that the level of productivity of PT Inti Luhur Fuja Abadi of 81.43% in the measured period
(period 2). The level of productivity decreased by 18.57% from the base period (period 1). It caused the
company lose an opportunity to get a profit of Rp 136,293,924. Productivity improvements in the
proposed plan of PT Inti Luhur Fuja Abadi focused on the input of raw materials, especially Red Snapper
with a plan that adjusts the quantity of raw materials to be used and the cost of purchasing the raw
materials to the demand of consumers to be more efficient in generating output.
Keywords: Level of productivity, Multi Factor Productivity Measurement Model, Productivity
Measurement
PENDAHULUAN profit, namun bisa juga hanya beberapa input
Latar Belakang atau bahkan tidak ada yang memberikan
Secara umum produktivitas diartikan kontribusi profitabilitas jika hasil pengukuran
sebagai hubungan antara hasil nyata (barang- menunjukkan terjadinya penurunan tingkat
barang atau jasa) dengan input yang sebe produktivitas dalam perusahaan sehingga
narnya. Suatu organisasi perusahaan perlu evaluasi dan perbaikan harus segera dila
mengetahui pada produktivitas mana perusa kukan agar perusahaan tidak lagi mengalami
haan itu beroperasi agar dapat meningkatkan kerugian di masa mendatang.
daya saing produk yang dihasilkannya di
pasar global yang amat kompetitif. Salah satu Rumusan Masalah
indikator utama dalam menilai kemampuan 1. Bagaimana tingkat produktivitas PT Inti
bersaing suatu perusahaan adalah dengan Luhur Fuja Abadi?
melakukan pengukuran produktivitas 2. Bagaimana usulan untuk meningkatkan
(Ramadhani, 2011). Permasalahan yang terjadi produktivitas PT Inti Luhur Fuja Abadi di
di dalam suatu perusahaan dapat diketahui masa mendatang?
dari hasil pengukuran tersebut dan diharap
kan dapat memberi usulan perbaikan yang Tujuan
bagi perusahaan sebagai pertimbangan untuk 1. Mengetahui tingkat produktivitas PT Inti
melakukan langkah perbaikan agar dapat Luhur Fuja Abadi.
menanggulangi permasalahan tersebut 2. Mengetahui usulan untuk meningkatkan
(Mulyadi, 2007). produktivitas PT Inti Luhur Fuja Abadi di
PT Inti Luhur Fuja Abadi merupakan masa mendatang.
salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang industri pengolahan ikan beku yang di Manfaat
ekspor ke beberapa negara, seperti Amerika, Memberikan gambaran dan informasi
Australia, Korea, China dan Uni Eropa. Pe kepada perusahaan yang dapat digunakan
rusahaan ini mempunyai misi untuk secara dalam usaha peningkatan produktivitas
konsisten menyediakan produk-produk ber perusahaan.
kualitas dan layanan terbaik bagi pelang Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
gannya. Namun, belum diketahui bagaimana METODE PENELITIAN
kondisi serta tingkat pencapaian kinerja pe Penelitian ini dilaksanakan di PT Inti
rusahaan selama ini dikarenakan PT Inti Luhur Fuja Abadi, Kecamatan Beji,
Luhur Fuja Abadi belum melakukan pengu Kabupaten Pasuruan pada bulan April - Juni
kuran produktivitas, padahal untuk menge 2013. Pengolahan data penelitian dilakukan di
tahui kondisi serta pencapaian kinerja perusa Laboratorium Manajemen Agroindustri,
haan, perlu dilakukan pengukuran produkti Jurusan Teknologi Industri Pertanian,
vitas yang hasilnya dapat dipakai sebagai Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
tolak ukur perusahaan dalam melakukan Brawijaya Malang.
pengembangan dan memperoleh hasil yang
lebih baik di masa mendatang. Batasan Masalah dan Asumsi
Terdapat berbagai macam metode yang Batasan masalah pada penelitian ini
dapat digunakan dalam pengukuran produkti adalah pengukuran produktivitas mulai
vitas, seperti OMAX, POSPAC, Multi Factor periode 2011 (periode 1) sampai 2012 (periode
Productivity Measurement Model dan Craig 2); output yang digunakan adalah produk fillet
Harris. Namun, dalam penelitian ini akan ikan dan avalan (limbah dari fillet ikan, seperti
digunakan Multi Factor Productivity kepala, tulang, daging trimming, sisik, kulit
Measurement Model (MFPMM) sebagai metode dan isi perut) Kakap Merah, Kerapu dan
pengukuran produktivitas di PT Inti Luhur Anggoli; input yang digunakan adalah tenaga
Fuja Abadi. Selain dapat digunakan untuk kerja yang berhubungan langsung dengan
mengukur perubahan produktivitas tenaga proses produksi fillet ikan (bagian peneri
kerja, modal, bahan baku, dan energi, metode maan, filleting, CO, retouching, ABF, packing,
ini juga mengukur efek masing-masing input cold storage dan packing avalan), bahan baku
terhadap profitabilitas bagi perusahaan (Case, (ikan Kakap Merah, Anggoli dan Kerapu),
2005). Semua input bisa saja memberikan
n
energi (listrik LWBP dan WBP) dan utilitas i=1 Qi2 (Ci1)
............ (2)
n Qi1 (Ci1)
(air). i=1

Asumsi yang digunakan dalam b. change in price: menghitung perubahan


penelitian ini adalah harga jual produk fillet dalam harga
ikan dari perusahaan yang menggunakan 1. WCR price output
n
i=1 Oi2 (Pi2)
satuan dollar dikonversikan ke dalam satuan n Oi2 (Pi1) ............. (3)
i=1
Rupiah sesuai dengan nilai konversi pada 2. WCR price input
masing-masing periode (tahun 2011 dan n
i=1 Qi2 (Ci2)
2012); kebutuhan energi listrik per hari di n Qi2 (Ci1) ............ (4)
i=1
asumsikan besarnya sama untuk setiap c. change in value: menghitung perubahan
periode; harga dasar listrik per kwh dan nilai karena terjadi perubahan kuantitas
harga dasar air per m3 diasumsikan sama dan harga
sepanjang periode 2011-2012. 1. WCR value output
n
i=1 Oi2 (Pi2)
n Oi1 (Pi1) ............ (5)
Tahapan Pelaksanaan Penelitian i=1

Langkah-langkah yang dilakukan dalam 2. WCR value input


n
i=1 Qi2 (Ci2)
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. n Qi1 (Ci1) ............ (6)
i=1
Keterangan:
Penentuan Variabel
Oi1 = kuantitas produk fillet ikan dan
Variabel yang digunakan pada penelitian
avalan periode 1
ini terdiri dari kuantitas produk fillet dan
Oi2 = kuantitas produk fillet ikan dan
avalan ikan Kakap Merah, Anggoli dan
avalan periode 2
Kerapu; kuantitas kebutuhan bahan baku;
Pi1 = harga jual produk fillet ikan
kuantitas kebutuhan tenaga kerja; kuantitas
dan avalan periode 1
kebutuhan energi listrik; kuantitas kebutuhan
Pi2 = harga jual produk fillet ikan
utilitas air; harga jual produk fillet ikan dan
dan avalan periode 2
avalan; biaya pemakaian bahan baku; biaya
Qi1 = kuantitas kebutuhan tiap input
pemakaian tenaga kerja; biaya pemakaian
periode 1
energi listrik dan biaya pemakaian utilitas air.
Qi2 = kuantitas kebutuhan tiap input
periode 2
Pengolahan Data dengan Perhitungan
Ci1 = biaya pemakaian tiap input
MFPMM
periode 1
Menurut Sink (1985) dalam Phusavat dan
Ci2 = biaya pemakaian tiap input
Photaranon (2006), perhitungan dalam
periode 2
MFPMM terdiri dari:
3. Perhitungan cost to revenue ratio, yaitu
1. Perhitungan nilai (value) untuk masing-
rasio biaya pemakaian tiap input
masing output dan input dengan rumus
terhadap pendapatan yang diperoleh
value output yaitu J=OxP (dimana O adalah
dari total output
kuantitas tiap output; P adalah harga jual
1. CRR periode 1
tiap output), sedangkan untuk value input Iij1
yaitu I=QxC (dimana Q adalah kuantitas n ............ (7)
i=1 Ji1
tiap input; C adalah biaya pemakaian tiap 2. CRR periode 2
input). Iij2
............ (8)
n Ji2
2. Perhitungan weighted change ratio, menun i=1

jukkan perubahan persentase dari periode Keterangan:


dasar ke periode yang diukur yang terdiri Iij1 = value tiap input periode 1
dari: Iij2 = value tiap input periode 2
a. change in quantity: menghitung Ji1 = value total output periode 1
perubahan dalam kuantitas Ji2 = value total output periode 2
1. WCR quantity output 4. Perhitungan productivity ratio, yaitu rasio
n
i=1 Oi2 (Pi1)
produktivitas output terhadap input
n Oi1 (Pi1) ............ (1) 1. PR periode 1
i=1
n
2. WCR quantity input i=1 Ji1
............ (9)
Iij1
Survey Pendahuluan

Perumusan masalah, tujuan dan


manfaat

Studi Literatur

Penentuan Variabel

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

2. PR periode 2 bidang industri pengolahan hasil perikanan


n
i=1 (Oi2)(Pi1)
............ (10) dalam hal pembekuan ikan. Perusahaan
Iij2
mempunyai fokus utama untuk pasar ekspor
5. Perhitungan weighted performance indexes, perikanan luar negeri sehingga produk-
yaitu indeks dari perubahan rasio output produknya yang meliputi berbagai jenis fillet
atas input yang terdiri dari: ikan serta berbagai olahan ikan beku lainnya
a. WPI produktivitas diekspor ke beberapa negara, seperti
WCR quantity total output
= ............(11) Amerika, Australia, Korea, China dan Uni
WCR quantity tiap input
b. WPI pemulihan harga Eropa. Selain melakukan proses pengolahan
WCR price total output ikan beku untuk diekspor, PT ILUFA juga
= ..................(12) menerima jasa proses, pembekuan serta
WCR price tiap input
c. WPI profitabilitas penyimpanan (storage) untuk perusahaan lain.
WCR value total output Peningkatan produktivitas adalah salah
= ..................(13)
WCR value tiap input satu misi yang dimiliki PT ILUFA agar dapat
6. Perhitungan Rupiah effect on profit, yaitu menghasilkan produk yang berkualitas baik.
refleksi nilai uang dalam satuan Rupiah Hal ini dilakukan untuk menjaga kepuasan
dari weighted performance indexes yang pelanggan yang menjadi prioritas utama
terdiri dari: perusahaan. Namun, belum diketahui bagai
a. REP perubahan produktivitas mana kondisi serta tingkat pencapaian kinerja
= (value tiap input pada periode 1) x selama ini dari PT ILUFA dikarenakan perusa
(WCR quantity total output WCR haan belum melakukan pengukuran produkti
quantity tiap input) ............. (14) vitas. Padahal, pengukuran produktivitas
b. REP perubahan pemulihan harga merupakan langkah awal yang diperlukan
= REP perubahan profitabilitas untuk mengetahui perusahaan sedang berada
REP perubahan produktivitas di posisi produktivitas mana, sehingga
............................................... (15) langkah perbaikan dapat segera diambil
c. REP perubahan profitabilitas apabila produktivitas tidak sesuai dengan
= (value tiap input pada periode 1) x yang diha rapkan. Langkah perbaikan juga
(WCR value total output WCR dapat digunakan dalam usaha meningkatkan
value tiap input) ................... (16) produktivitas perusahaan di masa mendatang
agar kekonsistenan kualitas produknya untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN konsumen pasar ekspor dapat terus terjaga.
PT Inti Luhur Fuja Abadi merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak di Data Output dan Input Produksi Fillet Ikan
di PT Inti Luhur Fuja Abadi
Data output yang digunakan dalam Kuantitas pemakaian input tenaga kerja,
pengukuran meliputi kuantitas produk fillet energi listrik dan utilitas air meningkat dari
dan avalan ikan Kakap Merah, Kerapu dan periode 1 ke 2, hal ini dikarenakan kuantitas
Anggoli. Produk avalan merupakan limbah bahan baku yang harus diolah juga
dari produksi fillet ikan (seperti kepala, meningkat.
tulang, daging trimming, sisik, kulit dan isi Hasil Perhitungan MFPMM
perut). Kuantitas produksi fillet dan avalan 1. Perhitungan nilai (value)
meningkat pada jenis Kakap Merah, Hasil perhitungan nilai output pada
sedangkan untuk jenis Anggoli dan Kerapu periode 1 menunjukkan besarnya peneri
menurun. Hal ini dikarenakan bahan baku maan yang diperoleh perusahaan dari
yang masuk ke PT ILUFA untuk jenis Kakap hasil penjualan produk sebesar Rp
Merah lebih banyak dan meningkat diban 14,736,280,531.95. Kontribusi nilai dari
dingkan kedua jenis ikan yang lainnya, selain penjualan produk fillet ketiga jenis ikan
itu fillet Kakap Merah menjadi produk utama sebesar Rp 11,932,780,173.60 (80.98%);
di pasar Internasional karena banyak digema sedangkan dari hasil penjualan produk
ri oleh konsumen. Kuantitas produk avalan avalan sebesar Rp 2,803,500,358.35
juga lebih tinggi dari produk fillet ikan itu (19.02%). Nilai yang diperoleh perusahaan
sendiri, dikarenakan rendemen untuk fillet dari hasil penjualan produk pada periode
ikan hanya sebesar 39-41% dari total bahan 2 meningkat menjadi Rp 28,016,972,424.50
baku untuk Kakap Merah, 43-45% untuk dikarenakan meningkatnya kuantitas pro
Anggoli dan 32-35% untuk Kerapu sehingga duk yang terjual, khususnya fillet Kakap
sisanya adalah produk avalan. Selain kuanti Merah dengan harga jual yang lebih tinggi.
tas, juga terdapat data harga jual dari masing- Kontribusi nilai dari penjualan produk
masing jenis produk fillet ikan dan avalan. fillet ketiga jenis ikan sebesar Rp
Harga jual ini merupakan harga rata-rata 22,109,020,084.00 (78.91%); sedangkan dari
masing-masing jenis produk pada tiap hasil penjualan produk avalan sebesar Rp
periode. 5,907,952,340.50 (21.09%).
Data input yang digunakan dalam Hasil perhitungan nilai input menunjuk
pengukuran meliputi kuantitas kebutuhan kan besarnya biaya yang dikeluarkan atas
bahan baku, tenaga kerja, energi listrik dan penggunaan input. Besarnya nilai input
utilitas air serta biaya pemakaian dari masing- pada periode 1 sebesar Rp
masing input tersebut. Bahan baku yang 14,204,121,350.00. Kontribusi nilai dari
digunakan terdiri dari ikan Kakap Merah, penggunaan input tenaga kerja sebesar Rp
Anggoli, dan Kerapu yang kuantitasnya 1,641,120,000.00 (11.55%); input bahan
tergantung dari hasil ikan yang dipasok oleh baku sebesar Rp 11,861,535,200.00
supplier. Kuantitas bahan baku dari periode 1 (83.51%); input energi listrik sebesar
ke periode 2 mengalami kenaikan untuk jenis Rp689,785,200.00 (4.85%); dan input utilitas
ikan Kakap Merah, sedangkan ikan Anggoli air sebesar Rp 11,680,950.00 (0.08%).
dan Kerapu cenderung menurun. Bahan baku Besarnya nilai input pada periode2
ikan ini merupakan hasil tangkapan dari laut, meningkat dikarenakan terjadinya peruba
sehingga kuantitas ikan yang didapatkan han kuantitas dan harga sehingga menjadi
sangat dipengaruhi oleh cuaca. Rp 27,141,512,460.00. Kontribusi nilai dari
Tenaga kerja proses produksi fillet ikan penggunaan input tenaga kerja sebesar Rp
ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu 2,343,744,000.00 (8.64%); input bahan baku
penerimaan, filleting, CO, retouching, ABF, sebesar Rp 24,028,754,270.00 (88.53%);
packing, cold storage dan packing avalan. input energi listrik sebesar Rp
Pemakaian energi listrik dibedakan antara 756,383,040.00 (2.78%); dan input utilitas
LWBP (Lewat Waktu Beban Puncak) dan air sebesar Rp 12,631,150.00 (0.05%).
WBP (Waktu Beban Puncak) dikarenakan 2. Perhitungan weighted change ratio
berbedanya tarif dasar listrik antar keduanya. Weighted change ratio untuk periode 2
Utilitas air digunakan dalam proses pen disajikan dalam bentuk desimal pada
cucian dan pembersihan baik bahan baku Tabel 1, namun diintepretasikan dalam
maupun peralatan selama kegiatan produksi. bentuk persen dengan nilai 100 pada
Air yang digunakan adalah air sumur tanah. periode dasar. Dampak dari WCR dapat
dilihat pada Tabel 2. Hasil perhitungan Merah sehingga biaya pemakaian untuk
WCR secara keseluruhan menunjukkan pembelian bahan baku menjadi tinggi.
adanya penurunan profitabilitas karena Bahan baku ikan merupakan unsur
walaupun penerimaan naik 90%, namun penting dalam menghasilkan produk fillet
total biaya pemakaian input yang diguna ikan. Menurut Sukrisno (1999) dalam
kan untuk produksi mengalami kenaikan Setyadi (2010) pemakaian bahan baku
sebesar 91% (=191-100). Kenaikan total merupakan unsur yang paling besar
input sebesar 63% (=163-100) dibutuhkan pengaruhnya terhadap biaya produksi.
untuk kenaikan output sebesar 56%, tetapi Total input tenaga kerja berada
kenaikan harga berhasil memulihkan diurutan kedua dalam penggunaan biaya
biaya karena harga jual output naik 22%, dengan rata-rata sebesar 9.76% dikarena
sedangkan rata-rata biaya input naik kan kuantitas tenaga kerja dan biaya untuk
sebesar 17% (=117-100). pembayaran upah yang meningkat karena
3. Perhitungan cost to revenue ratio disesuaikan dengan kuantitas bahan baku
Hasil perhitungan CRR disajikan pada yang meningkat. Total input energi listrik
Tabel 3 namun diintepretasikan dalam berada diurutan ketiga dengan rata-rata
bentuk persen dan dibuat urutan sehingga sebesar 3.69%. Total input utilitas air
dapat menunjukkan input dengan kontri berada diurutan keempat dengan rata-rata
busi besar dalam pemakaian biaya yang sebesar 0.07%. Hal ini disebabkan harga
dikeluarkan oleh perusahaan. Mathur pembelian air tersebut jauh lebih kecil
(2011) menjelaskan bahwa prinsipnya dibandingkan harga persatuan input
adalah semakin rendah dari cost to revenue lainnya.
ratio, maka akan semakin baik. Jika rasio Hasil perhitungan total input rata-rata
kurang dari 1, hal ini menunjukkan bahwa sebesar 96.64% dan menunjukkan bahwa
perusahaan beroperasi di jalur yang periode 1 memiliki biaya pemakaian yang
menguntungkan. Jika rasio sama dengan 1, lebih kecil dibandingkan dengan periode 2
hal ini mengindikasikan bahwa perusa yaitu sebesar 96.39%, sedangkan periode 2
haan dalam posisi tidak mendapatkan ke sebesar 96.88%. Hal ini disebabkan
untungan apapun. Jika rasio lebih besar penggunaan biaya untuk bahan baku pada
dari 1, hal ini menunjukkan bahwa perusa periode 2 yang cukup besar karena
haan berada dalam posisi merugi dan meningkatnya kuantitas dan harga bahan
harus mengambil langkah-langkah per baku terutama ikan Kakap Merah. Hal ini
baikan yang tepat karena jika tidak perusa menyebabkan kecilnya profit yang akan
haan dapat jatuh dan akhirnya harus di didapatkan oleh perusahaan. Menurut
tutup. Utami (2002), rendahnya biaya memung
Penggunaan biaya terbesar pertama kinkan perusahaan mendapatkan profit
yaitu pada total input bahan baku dengan yang lebih tinggi.
biaya rata-rata pembelian sebesar 83.13%. 4. Perhitungan productivity ratio
Hal ini disebabkan kuantitas bahan baku Pengukuran productivity ratio menunjuk
yang meningkat serta harga belinya yang kan kenaikan atau penurunan produktivi
semakin tinggi, khususnya ikan Kakap tas secara keseluruhan dan untuk setiap

Tabel 1. Weighted Change Ratio


Weighted Change Ratio
Quantity Price Value
Total output 1.56 1.22 1.90
Total tenaga kerja 1.20 1.19 1.43
Total bahan baku 1.72 1.18 2.03
Total energi 1.10 1.00 1.10
Total utilitas 1.08 1.00 1.08
Total input 1.63 1.17 1.91
Sumber: Data diolah (2013)
Tabel 2. Dampak WCR
WCR change in Kolom Dampak
Quantity 7 Kenaikan kuantitas bahan baku yang digunakan 72%, tenaga kerja
20%, energi listrik 10% dan utilitas air 8%. Kenaikan 63% untuk
pemakaian keseluruhan input dan kenaikan 56% untuk kuantitas
output yang terjual.
Price 8 Kenaikan harga bahan baku 18%, tenaga kerja 19%, energi listrik
dan utilitas air tetap. Kenaikan 17% untuk keseluruhan harga input
dan kenaikan 22% untuk harga output.
Value 9 Kenaikan biaya pemakaian bahan baku 103%, tenaga kerja 43%,
energi listrik 10% dan utilitas air 8%. Kenaikan 91% untuk biaya
pemakaian keseluruhan input dan kenaikan 90% untuk penerimaan
dari hasil output yang terjual.

Tabel 3. Cost to Revenue Ratio


Variabel Periode Periode Rata-Rata Urutan
1 2
Total TK 0.1114 0.0837 0.0976 2
Total BB 0.8049 0.8576 0.8313 1
Total energi 0.0468 0.0270 0.0369 3
Total utilitas 0.0008 0.0005 0.0007 4
Total input 0.9639 0.9688 0.9664 -
Sumber: Data diolah (2013)

Tabel 4. Productivity Ratio


Variabel Periode 1 Periode 2 IP IP periode 2
(a) (b) Periode 1 =(b/a)x100
Total TK 8.98 9.78 100 108.95
Total BB 1.24 0.95 100 76.81
Total energi 21.36 30.31 100 141.90
Total utilitas 1261.57 1815.33 100 143.89
Total Input 1.04 0.84 100 81.43
Sumber: Data diolah (2013)

komponen serta digunakan dalam meng Herjanto (2007) menjelaskan bahwa dalam
hitung Indeks Produktivitas (IP) untuk menghitung IP, indeks pada periode dasar
mempermudah perbandingan dalam me diberi nilai 100, indeks periode lain
lakukan pengukuran produktivitas. Hasil dihitung dengan menggunakan rumus:
perhitungan productivity ratio dan Indeks produktivitas periode tertentu
IP = x 100 ...... (17)
produktivitas periode dasar
Produktivitas dapat dilihat pada Tabel 4.
Hasil perhitungan IP menunjukkan utilitas air mengalami peningkatan. IP
bahwa input tenaga kerja, energi listrik dan total input tenaga kerja pada periode 2
sebesar 108.95 yang berarti bahwa Namun pada total input bahan baku
produktivitasnya meningkat 8.95% dari produktivitasnya menurun sebesar 23.19%
periode dasar (=108.95-100). Total input dari periode dasar (=76.81-100) karena
energi listrik pada periode 2 sebesar 141.90 memiliki IP sebesar 76.81. Hal ini
yang berarti bahwa produktivitasnya menyebabkan IP total input mengalami
meningkat 41.90% dari periode dasar penurunan produktivitas sebesar 18.57%
(=141.90-100). Total input utilitas air pada dari periode dasar (=81.43-100) karena
periode 2 sebesar 143.89 yang berarti memiliki IP sebesar 81.43. Penurunan
bahwa produktivitasnya meningkat indeks produktivitas pada total input
43.89% dari periode dasar (=143.89-100). bahan baku disebabkan oleh BB Kakap
Merah yang biaya pemakaian untuk input kontribusi keuntungan kepada perusa
bahan baku tersebut pada periode 2 haan.
meningkatnya. Namun, rendemen fillet 6. Perhitungan Rupiah effect on profit
ikan yang dihasilkan pada periode 2 Rupiah effect on profit berkaitan dengan
menurun disebabkan adanya permintaan nilai dari WPI. Sink (1995) dalam Setyadi
khusus fillet ikan Kakap Merah skinless (2010) menjelaskan bahwa apabila nilai
(tanpa kulit) dari North Atlantic yang WPI < 1 maka nilai REP < 0 (negatif) yang
menyebabkan rendemen hanya sebesar berarti perusahaan akan kehilangan
34%, sedangkan pada umumnya rende peluang mendapat keuntungan, sedang
men fillet tersebut berkisar 39-41%. kan jika nilai WPI > 1 maka nilai REP > 0
5. Perhitungan weighted performance indexes (positif) yang berarti perusahaan berpe
Hasil perhitungan terdiri dari WPI luang mendapatkan keuntungan. REP ini
produktivitas, pemulihan harga dan terdiri dari REP perubahan produktivitas,
profitabilitas dari total input pada periode perubahan harga dan perubahan profitabi
2 yang disajikan dalam bentuk desimal litas. Hasil perhitungan Rupiah effect on
pada tabel 5 dengan nilai indeks 1 pada profit dapat dilihat pada Tabel 6.
periode dasar untuk memudahkan REP pemulihan harga berdasarkan
perbandingan. Selisih dari indeks periode perubahan harga memiliki hasil yang baik,
2 dan periode 1 diintepretasikan dalam tetapi terdapat masalah yang serius pada
bentuk persen. WPI produktivitas berda REP produktivitas berdasarkan perubahan
sarkan perubahan kuantitas mengalami pe kuantitas dan REP profitabilitas berdasar
nurunan performan si sebesar 4% yang kan perubahan nilai. Nilai REP produkti
diakibatkan oleh adanya perubahan pro vitas total input secara keseluruhan menun
duktivitas pada total input yang menga jukkan bahwa perusahaan mengalami pe
lami penurunan. Kenaikan performansi ter ngurangan keuntungan sebesar Rp
lihat pada WPI pemulihan harga berdasar 1,017,998,833. Pengurangan keuntungan
kan perubahan harga yang berarti peruba ini disebabkan oleh nilai REP total input
han tersebut memberikan kenaikan keuntu bahan baku yang negatif. Hal ini
ngan terhadap nilai jual produk dengan disebabkan oleh nilai REP bahan baku
nilai tambah sebesar 4%. Perubahan kedua ikan Kakap Merah yang negatif. Terjadi
nilai WPI tersebut akan mempengaruhi penurunan produktivitas pada input bahan
nilai performansi dari perubahan profita baku Kakap Merah yang mempunyai
bilitas. Performansi dari perubahan profita pengaruh lebih dari 50% di dalam total
bilitas mengalami penurunan sebesar 1%. input bahan baku yang merupakan input
Hackman (2008) menjelaskan bahwa terbesar dalam penggunaan biaya karena
angka indeks > 1 menunjukkan bahwa kuantitas input peningkatannya lebih be
suatu input tersebut mengalami peningka sar daripada peningkatan output yang
tan produktivitas dan berkontribusi dalam dihasilkan dari penggunaan bahan baku
penambahan keuntungan kepada perusa tersebut (dapat dilihat pada Tabel 7). Nilai
haan. Sebaliknya, angka indeks < 1 menun REP berdasarkan perubahan harga untuk
jukkan bahwa terjadi penurunan produkti total input menunjukkan bahwa perusaha
vitas sehingga menyebabkan pengurangan an berpeluang mendapatkan keuntungan

Tabel 5. WPI Total Input


Periode 1 Periode 2 % periode 2 thd 1
WPI
(a) (b) ((b-a)x100%)
Produktivitas 1 0.96 -4
Pemulihan harga 1 1.04 4
Profitabilitas 1 0.99 -1
Sumber: Data diolah (2013)
Tabel 6. REP Total Input
Produktivitas Pemulihan Profitabilitas
(Rp) harga (Rp) (Rp)
Total Input -1,017,998,833 881,704,909 -136,293,924
Sumber: Data diolah (2013)

Tabel 7. REP Bahan Baku


Input Produktivitas Pemulihan Profitabilitas
Bahan Baku (Rp) harga (Rp) (Rp)
Kakap Merah -6,405,104,742 152,169,502 -6,252,935,241
Anggoli 3,262,322,700 517,829,694 3,780,152,394
Kerapu 1,218,063,417 -222,597,665 995,465,752
Total BB -1,924,718,625 447,401,530 -1,477,317,095
Sumber: Data diolah (2013)

sebesar Rp 881,704,909 pada pemulihan produk tersebut dengan biaya yang harus
harga walaupun terjadi perubahan dikeluarkan untuk permintaan khusus ter
(kenaikan) biaya untuk pemakaian sebut agar perusahaan tetap beroperasi di
keseluruhan input. Hal ini menunjukkan jalur yang menguntungkan. Pemilihan
bahwa kenaikan biaya pemakaian input supplier baik dari segi harga yang ditawarkan,
yang dimasukkan ke dalam bentuk harga kualitas yang diberikan serta kontinuitas per
output yang lebih tinggi masih memberi lu dipertimbangkan kembali. Faktor-faktor
peluang bagi perusahaan untuk mendapat lain yang berhubungan dengan kegiatan pro
kan keuntungan. Perubahan kuantitas dan duksi juga perlu diperhatikan pengaruhnya
harga juga mempengaruhi penambahan dalam usaha peningkatan produktivitas.
atau pengurangan keuntungan yang akan
diterima oleh perusahaan. Hal ini dapat KESIMPULAN
dilihat dari nilai REP profitabilitas berda 1. Tingkat produktivitas dari PT Inti Luhur
sarkan perubahan nilai yang menunjukkan Fuja Abadi sebesar 81.43% pada periode
bahwa perusahaan kehilangan peluang yang diukur (periode 2). Tingkat produk
mendapatkan keuntungan sebesar Rp tivitas ini mengalami penurunan produkti
136,293,924 karena nilai positif pada REP vitas sebesar 18.57% dari periode dasar
pemulihan harga tidak dapat menutupi (periode 1). Hal ini menyebabkan perusa
nilai negatif pada REP produktivitas haan kehilangan peluang mendapatkan
(profitabilitas = produktivitas + pemulihan keuntungan sebesar Rp 136,293,924.
harga). 2. Rencana usulan peningkatan produktivitas
Usulan Peningkatan Produktivitas untuk PT Inti Luhur Fuja Abadi difokus
Usaha yang dapat dilakukan untuk kan pada input bahan baku terutama
meningkatkan produktivitas bahan baku Kakap Merah dengan membuat perenca
adalah membuat perencanaan dengan menye naan kuantitas bahan baku yang dise
suaikan kuantitas bahan baku, khususnya suaikan dengan permintaan konsumen.
ikan Kakap Merah yang mengalami penuru Perusahaan harus segera merespon dan
nan produktivitas dengan permintaan konsu menyesuaikan apabila ada permintaan
men karena akan berpengaruh pula pada khusus dari konsumen baik dari segi
biaya pembelian bahan baku. Perencanaan di kuantitas permintaan maupun harga jual
lakukan agar perusahaan dapat lebih efisien produk tersebut dengan biaya yang harus
dalam menghasilkan output dan meningkat dikeluarkan untuk permintaan tersebut.
kan penerimaan. Perusahaan harus segera
merespon dan menyesuaikan apabila ada DAFTAR PUSTAKA
permintaan khusus dari konsumen baik dari Case, K. 2005. Advances in Manufacturing
segi kuantitas permintaan maupun harga jual Technology VIII: Proceedings of the
Tenth National. Taylor & Francis e- government pharmaceutical
Library. London. Hal. 71-78. organization). Industrial Management &
Hackman, S. T. 2008. Production Economics: Data Systems 106(9): 1272-1287.
Integrating the Microeconomic and Ramadhani, Y. 2011. Analisis efisiensi, skala
Engineering Perspectives. Springers. dan elastisitas produksi dengan
London. Hal. 261. pendekatan cobb-douglas dan regresi
Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi Edisi berganda. Jurnal Teknologi 4(1): 53-61
3. Grasindo. Jakarta. Hal. 14. Setyadi, A. A. 2010. Analisis Produktivitas
PG Ngadirejo dengan Metode Multi
Mathur, S. 2011. Accounting for Management. Factor Productivity Measurement
Tata Mc Graw Hill Education Private Model (MFPMM). Skripsi. Universitas
Limated. New Delhi. Hal. 340. Brawijaya. Malang.
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan & Utami, C. W. 2002. Peningkatan nilai
Pengendalian Manajemen Edisi 3 perusahaan melalui perbaikan
Koran. Salemba Empat. Jakarta. Hal. produktivitas dan kualitas pada sektor
382-391. jasa sebuah analisis konseptual. Jurnal
Phusavat, K. dan W. Photaranon. 2006. Manajemen & Kewirausahaan 4 (1): 56
Productivity / performance 64.
measurement (case application at the

Anda mungkin juga menyukai