LAPORAN AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Mata Kuliah Praktikum PSIT 3
Disusun Oleh :
Kelompok :2
Nama :
1. X
2. X
3. X
4. X
5. X
6. X
Judul :
Nama : Kelompok 2 / kelas B1/R2
1. X 7.
2. X 8.
3. X 9.
4. X 10.
5. X 11.
6. X 12.
Program : Program Studi Teknik Industri
Tanggal :
Menyetujui :
Assisten Pembimbing
Mengetahui :
2. Manfaat Universitas
a. Mendapat masukan untuk pembuatan tempat parkir sepeda yang ideal.
b. Dapat menyediakan sarana prasarana untuk tempat parkir sepeda yang
sudah melalui berbagai aspek pertimbangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Fungsi utama mesin gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi
dapat juga digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau dapur,
golok, kampak, arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya. Selain untuk
mengasah, gerinda duduk dapat juga untuk membentuk atau membuat perkakas
baru, seperti membuat pisau khusus untuk meraut bambu, membuat suku cadang
mesin jahit, membuat obeng, atau alat bantu lainnya untuk reparasi turbin dan mesin
lainnya.
Fungsi utama mesin gerinda lurus adalah untuk membuat profil atau ukiran
pada suatu permukaan benda. Biasanya Gerinda lurus memiliki batu gerinda yang
kecil sehingga sangat fleksibel pada saat melakukan pengukiran pada permukaan
suatu komponen.
Mula-mula metode ini dipakai hanya dengan perlindungan gas mulia (tidak
reaktif) sehingga disebut MIG (Metal Inert Gas/gas logam mulia). Gas yang
reaktif biasanya tidak praktis, kecuali CO2 (karbon dioksida). Gas CO2, baik CO2
saja atau dalam campuran dengan gas mulia, banyak digunakan dalam pengelasan
baja (Fuadi, 2015).
Argon sebenarnya dapat digunakan sebagai gas pelindung untuk pengelasan
semua logam, namun, gas ini tidak dianjurkan untuk baja karena mahal serta
kenyataan bahwa gas pelindung dan campuran gas lain dapat digunakan. Untuk
pengelasan baja karbon dan beberapa baja paduan rendah baik (1) 75% argon dan
25% CO, ataupun (2) 100% CO2 lebih dianjurkan. Untuk baja paduan rendah yang
keliatannya (toughness), disarankan pemakaian campuran dari 60-70% helium,
25-30% argon, dan 4-5% C02 (Fuadi, 2015). Selain melindungi logam yang
meleleh dari atmosfir, gas pelindung mempunyai fungsi sebagai berikut.
1. Mengontrol karakteristik busur nyala dan pernindahan logam.
2. Mempengaruhi penetrasi, lebar peleburan, dan bentuk daerah las.
3. Mempengaruhi kecepatan pengelasan
4. Mengontrol peleburan berlebihan(undercutting).
Pencampuran gas mulia dan gas reaktif membuat busur nyala lebih stabil
dan kotoran selama pemindahan logam lebih sedikit. Pemakaian CO2 saja untuk
pengelasan baja merupakan prosedur termurah karena rendahnya biaya untuk gas
pelindung, tingginya kecepatan pengelasan, lebih baiknya penetrasi sambungan,
dan baiknya sifat mekanis timbunan las. Satu- satunya kerugian ialah pernakaian
CO2 menimbulkan kekasaran dan kotoran yang banyak (Fuadi, 2015).
Pengelasan FCAW merupakan salah satu jenis las listrik yang proses
kerjanya memasok filler elektroda atau kawat las secara mekanis terus menerus ke
dalam busur listrik. Kawat las atau Elektroda yang digunakan untuk pengelasan
FCAW terbuat dari logam tipis yang digulung cylindrical kemudian dalamnya di
isi dengan flux yang sesuai dengan kegunaannya. Proses Pengelasan FCAW ini
sebenarnya sama dengan pengelasan GMAW, namun membedakan adalah kawat
las atau elektrodanya yang berbentuk tubular yang berisi fluks sedangkan GMAW
berbentuk solid.
Berdasarkan metode pelindung, Pengelasan FCAW dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:
1. Self shielding FCAW (pelindungan sendiri), yaitu merupakan proses
melindungi logam las yang mencair dengan menggunakan gas dari hasil
penguapan atau reaksi dari intifluks.
2. Gas shielding FCAW (perlindungan gas) adalah perlindungan dengan
dualgas, yaitu melindungi logam las yang mencair dengan menggunakan gas
sendiri juga ditambah gas pelindung yang berasal dari luarsistem.
Dua metode di atas sama-sama menghasilkan terak las yang berasal dari flux
dalam kawat las yang berfungsi untuk melindungi logam las saat proses
pembekuan. Namun, perbedaan metode di atas terletak pada tambahan sistem
pemasok gas dan welding torch yang digunakan.
Pengelasan FCAW berdasarkan cara pengoperasiannya dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Otomatis (machine automatic).
2. Semi otomatis (semi automatic).
Sifat-sifat utama (Principal features) yang dimiliki FCAW dalam proses
pengelasan:
1. FCAW mempunyai sifat metalurgi las yang bisa dikontrol dengan pemilihan
fluks.
2. Las FCAW mempunyai produktivitas yang tinggi, karena dapat pasokan
elektroda las yang kontinu.
3. Saat pembentukan manik atau rigi-rigi las yang cair dapat dilindungi oleh
slag yang tebal.
Pengelasan FCAW umumnya menggunakan gas CO2 atau campuran CO2
dengan Argon sebagai gas pelindung. Tetapi untuk menghindari logam las
terkontaminasi udara luar atau menghindari porosity maka harus dilakukan
pemilihan fluks yang mempunyai sifat pengikat oxygen atau deoxydizer.
Aplikasi atau penggunaan utama pengelasan FCAW adalah sebagai berikut.
1. Baja karbon (carbonsteel).
2. Pengerasan & pelapisan permukaan (Steel hard facing andcladding).
3. Baja tahan karat (Stainless steel).
4. Besi tuang (CastIron).
5. Baja karbon Alloy rendah (Low alloy carbonsteel).
6. Las titik baja tipis (Sheet steel spot welding).
Kelebihanya Proses FCAW-G yaitu penetrasinya lebih dalam dan laju
Karakteristik mesin las FCAW berdasarkan arusnya dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu mesin las arus searah atau Direct Current (DC), mesin las arus bolak-
balik atau Alternating Current (AC) dan mesin las arus ganda yang merupakan
mesin las yang dapat digunakan untuk pengelasan dengan arus searah (DC) dan
pengelasan dengan arus bolak-balik (AC).
Mesin las arus DC dapat digunakan dengan dua cara yaitu polaritas lurus
dan polaritas terbalik. Mesin las DC polaritas lurus (DC-) digunakan bila titik cair
bahan induk tinggi dan kapasitas besar, untuk pemegang elektrodanya dihubungkan
dengan kutub negatif dan logam induk dihubungkan dengan kutub positif,
sedangkan untuk mesin las DC polaritas terbalik (DC+) digunakan bila titik cair
bahan induk rendah dan kapasitas kecil, untuk pemegang fillernya dihubungkan
dengan kutub positif dan logam induk dihubungkan dengan kutub negatif. Pilihan
ketika menggunakan DC polaritas negatif atau positif adalah terutama ditentukan
elektroda yang digunakan. Beberapa filler FCAW didesain untuk digunakan hanya
DC- atau DC+. Filler lain dapat menggunakan keduanya DC- dan DC+ (Jones,
2015). Kelebihanya Proses FCAW-G yaitu penetrasinya lebih dalam dan laju
pengisian lebih tinggi dibandingkan dengan proses SMAW. Dengan demikian
proses las ini menjadi lebih ekonomis pada pekerjaan di bengkel- bengkel las.
Unsur-unsur paduan bisa ditambahkan pada inti flux untuk membuat jenis
komposisi menjadi lebih banyak, termasuk beberapa logam paduan rendah dan
stainless steel. Flux memberikan perlindungan bagus pada kawah las dengan
membentuk selubung gas pelindung dan lapisan slag. Meskipun demikian, proses
ini tidak mentolerir tiupan angin lebih dari 5 mph tanpa porosity berlebihan. FCAW-
G cocok untuk pengelasan semua posisi tanpa menimbulkan masalah lack of fusion
seperti yang terdapat padaGMAW hubungan singkat.
Kekurangan Proses FCAW-G menghasilkan lebih banyak asap dari pada
kawat solid GMAW. Kawat FCAW-SS bahkan menimbulkan lebih banyak asap,
sehingga pada pekerjaan di bengkel-bengkel las dibutuhkan ventilasi yang memadai
dan kadang-kadang memerlukan alat khusus pembuang asap di daerah welding gun.
Tingkat asap pada FCAW-SS stainless steel atau pada kawat-kawat FCAW-G
hampir sama dengan elektroda stick, dan lebih kecil dari pada kawat carbon steel
berpelindung diri (self-shielded wires). Pengelasan yang dilakukan dengan kawat
FCAW-SS perlu kontrol yang ketat terhadap tebal dan lebar bead dan elektrode
stickout guna mendapatkan sifat-sifat ketangguhan yang tinggi (Jones, 2015).
1. Random
Nomor yang digunakan hanya sebagai pengenal/identifier dan bukan
sebagai penjelas dan (descriptor) ----> tidak menjelaskan lebih jauh mengenai
suatu komponen.
Contoh:
1) 28997 (angka random) untuk Upper Barrel Clip
2) 37156 (angka random) untuk Upper Barrel Clip
2. Significant
Adalah nomor yang dapat juga menjelaskan informasi khusus mengenai
item/komponen tertentu, seperti sumber material (source), bahan, bentuk dan
deskripsi. Harus dirubah jika komponen tersebut karakteristiknya dirubah atau
ingin ditambahkan variabel lain.
Contoh:
Part number: 37-1-3-16-432
1) Jenis item: 37 = ink cartridge
2) Tipe/jenis: 1 = screw-in type
3) Tipe ujung: 3 = fine line
4) Warna: 16 = blue
5) Panjang: 423 = 4,5 inches
3. Semi significant
Beberapa digit pertama menjelaskan mengenai komponen tersebut
sementara digit berikutnya berupa angka random.
Contoh:
Part number: 37-7213
1) Jenis item: 37 = ink cartridge
2) Empat digit: 7213 = angka random
Meteran adalah alat untuk untuk mengukur jarak atau panjang benda.
2. White marker
3. Gerinda Tangan
5. Helm Las
Sarung tangan las berfungsi untuk melindungi tangan dari pekerjaan pengelasan
7. Sarung tangan kain
Sarung tangan kain berfungsi untuk melindungi tangan dari pekerjaan pemotongan
8. Sikat kawat
9. Palu Besi
12. Amplas
3.1.2 Bahan
1. Besi Hollow
Besi hollow adalah besi yang berbentuk pipa kotak. Besi hollow biasanya terbuat
dari besi galvanis, stainless atau besi baja. Sering digunakan dalam konstruksi
bangunan, terutama dalam konstruksi acessoris seperti pagar, railling, atap kanopi
dan pintu gerbang
2. Elektroda
Elektroda adalah suatu material yang digunakan untuk melakukan pengelasan listrik
yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala.
3. Cat
4. Vernis
Mulai
Pengumpulan Data
- Desain Produk
- Alat dan Bahan
Pengolahan Data
- Deskripsi Produk
- Struktur Produk
- BOM (Bill of Material)
- OPC
- APC
Selesai
Pengukuran besi
Pengukuran besi Pengukuran besi Pengukuran besi 4’
Pengukuran besi 1’ 4’ 3 bagian dengan
1’ untuk
untukalas
alasbawah
atas O-7 untuk alas bawah O-3 3 bagian dengan O-1
O-9 berukuran 225
ukuran (65 x 50
berukuran
berukuran 225
225cm ukuran (65 x 50 x 80 cm)
cm cm x 80 cm)
5’ Pemotongan Besi
2’ Pemotongan besi Pemotongan Besi
2’ Pemotongan O-8 5’ O-4 O-2 menggunakan
O-10 menggunakan menggunakan
besi mesin pemotong
mesin potong mesin pemotong
menggunakan (cutting)
(cutting) (cutting)
mesin potong
(cutting)
2’ Pemeriksaan 2’ Pemeriksaan Hasil
I-2 Hasil I-1 Pemotongan
Pemotongan
45’ Pengelasan
45’
besi 3 bagian O–5 Pengelasan besi
O–6 3 bagian menjadi
I -- 4 menjadi bentuk I -- 3
segitiga bentuk segitiga
35’ Menghaluskan
O-12 permukaan besi yang
memiliki permukaan
tidak rata yang
disebabkan oleh
proses pengelasan
30’
O-13 Pengecatan
RINGKASAN dan vernis
KEGIATAN JUMLAH WAKTU (menit)
Pemeriksaan 2 4
Aktivitas 3 140
Gabungan
Tempat Parkiran Sepeda
10 89
Operasi
TOTAL 15 233
Pengukuran Besi
#1
SA - 1 A–2
Pengelasan Kerangka
Penopang ban Sepeda
#3
FINISH
LT : 233
LT : 227 LT : 6
LT : 227 LT : 6
5.1 Kesimpulan
5.1 Saran