Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSES MANUFAKTUR
“PEMBUATAN BENDA KERJA MENGGUNAKAN MESIN BUBUT”

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Proses Manufaktur Jurusan Teknik Industri
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Disusun oleh:
TI RP 18B KELOMPOK 1
Cecep Muhammad T 18113025
Fara Rozannda Yasmin 18113043
Fasya Nur Fauziah 18113044
Muhammad Farid 18113112
Siti Navisah 18113166
Yudha Kirana 18113355

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb.
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Ridho dan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Pembuatan
Benda Kerja dengan Menggunakan Mesin Bubut yang dilaksanakan pada Kamis, 21 November
2019.
Laporan Praktikum ini disusun dalam rangka memenuhi syarat kurikulum perkuliahan
yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi
Bandung.
Selama pelaksanaan praktikum dan penulisan laporan praktikum ini tentunya tidak lepas
dari bantuan banyak pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Bpk. Teguh Aprianto, S.T., M.T. selaku dosen Praktek Proses Manufaktur Teknik
Industri Sekolah Tinggi Teknologi Bandung.
2. Kang Hedi Herdian selaku Asisten Laboratorium yang telah membantu
menjelaskan tata cara praktikum mesin bubut.
3. Teman-teman TI RP 18B yang membantu pelaksanaan praktikum sehingga bisa
berjalan dengan baik.
Dalam penulisan Laporan Praktikum ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandung, 21 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Identifikasi Masalah
1.4 Tujuan Praktikum
1.5 Manfaat Praktikum
1.6 Sistematika Penulisan Laporan

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Mesin Bubut
2.2 Bagian-bagian Mesin Bubut Beserta Fungsinya
2.3 Manfaat Mesin Bubut
2.4 Macam-macam Pahat

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Gambar Teknik
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
3.3 Langkah Kerja Praktikum
3.4 Autocad dan Pembahasannya

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses manufaktur adalah penambahan dan pengaplikasian bahan fisik maupun kimia
untuk merubah bentuk geometri bahan atau penampilan permukaan dalam pembuatan komponen
suatu produk. Pada praktikum ini, proses manufaktur yang digunakan adalah pembubutan dan
pengelasan.
Teknik membubut adalah salah satu dasar dan merupakan keterampilan yang harus
dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik industri. Dimasa yang serba modern ini, sangat
dibutuhkan tenaga yang terampil .Setiap mahasiswa teknik industri harus dapat memahami dan
menguasai teknik-teknik dalam membubut pada mesin bubut. Pada saat praktikum mesin bubut
juga dibahas tentang cara proses membubut, pengenalan mesin bubut, faktor keamanan selama
praktikum mesin bubut dan alat-alat yang digunakan mesin bubut.
Teknik pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas
dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga di definisikan sebagai ikatan metalurgi yang
ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Pada era serba teknologi ini, teknik pengelasan
sangat diperlukan untuk berbagai proses pengerjaan industri seperti, pemotongan logam dan
penyambungannya, kontruksi permesinan yang memang tidak dapat dipisahkan dengan teknologi
manufaktur.
Praktikum ini bertujuan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam mengikuti mata kuliah
Praktikum Proses Manufaktur, diajarkan pengenalan mesin mesin bagaimana cara menjalankan
mesin-mesinnya, dan lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibuat dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan mesin bubut?
2. Bagaimana cara penggunaan mesin bubut?
3. Apa yang dimaksud dengan pengelasan dan bagaimana cara penggunaanya?
4. Bagaimana proses pembuatan benda kerja palu?
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan tuntutan pemenuhan materi pada mata kuliah Praktikum Proses Manufaktur
dapat diidentifikasi bahwa semakin banyak tenaga kerja yang terampil dalam proses membubut
dan proses pengelasan maka sangat membantu dan mempermudah dalam melakukan pekerjaan.
1.4 Tujuan Masalah
Praktikum ini dilakukan untuk memenuhi mata kuliah Praktikum yang bertujuan untuk:
1. Menambah pengetahuan dalam penggunaan mesin bubut dan pengelasan.
2. Memberikan pemahaman tentang pembuatan benda kerja palu dengan menggunakan
mesin bubut dan pengelasan.
1.5 Manfaat Praktikum
Ada beberapa manfaat dengan dilakukannya praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat untuk kampus
(a) Agar dapat menghasilkan mahasiswa yang terampil dalam bidang manufaktur
(b) Kampus sebagai tempat praktikum berpeluang untuk menambah tenaga kerja yang
produktif
2. Manfaat untuk diri sendiri
(a) Mahasiswa dapat menggunakan mesin bubut dan mesin las dengan tata cara yang
benar.
(b) Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan benda kerja palu.
(c) Sebagai bekal mahasiswa untuk di dunia kerja nantinya.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan

BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, identifikasi masalah, tujuan praktikum,
manfaat praktikum, dan sistematika praktikum.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi tentang landasan dan teori dari berbagai literatur yang digunakan sebagai acuan
dasar dalam melakukan praktikum.
BAB III : PENGUMPULAN DATA
Berisi tentang waktu dan tempat ,prosedur, alat dan bahan yang digunakan pada saat
praktikum.
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi tentang langkah kerja praktikum, autocad pembahasan.
BAB IV : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran .
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Mesin Bubut
Mesin bubut merupakan salah satu metal cutting machine dengan gerak utama berputar.
Prinsip kerjanya adalah benda kerja dicekam oleh chuck dan berputar sedangkan pahat potong
bergerak maju untuk melakukan pemotongan dan pemakanan. Proses bubut adalah proses
pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan
menggunakan mesin bubut

2.2 Bagian-bagian Mesin Bubut Beserta Fungsinya

Gambar 2.2.1 Bagian-bagian Mesin Bubut

1. Headstock/Kepala Tetap

Gambar 2.2.2 Headstock/Kepala Tetap


Kepala tetap atau Head Stock adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah
kiri mesin, dan bagian inilah yang memutar benda kerja yang didalamnya terdapat transmisi roda
gigi. Head stock dari mesin bubut digunakan untuk menyangga poros utama, yaitu poros yang
digunakan untuk menggerakkan spindle. Poros utama yang terdapat pada Head Stock tersebut
juga digunakan sebagai dudukan roda gigi untuk mengatur kecepatan putaran yang diinginkan.
Fungsi rangkaian roda gigi dalam kepala tetap adalah untuk meneruskan putaran motor menjadi
putaran spindle.
Pada Kepala tetap ini ditempatkan berbagai bagian mesin yang memudahkan kita
melakukan pekerjaan. beberapa bagian yang ada di kepala tetap adalah Plat mesin; engkol
pengatur pasangan roda gigi;cakra bertingkat; motor penggerak mesin. Pada kepala tetap ini pula
kita memasang alat pemegang benda kerja sehingga aman pada saat dikerjakan. Kepala tetap
(head stock), terdapat spindle utama mesin yang berfungsi sebagai dudukan beberapa
perlengkapan mesin bubut diantaranya: cekam (chuck), kollet (collet), senter tetap, atau pelat
pembawa rata (face plate) dan pelat pembawa berekor (driving plate). Alat-alat perlengkapan
tersebut dipasang pada spindel mesin berfungsi sebagai pengikat atau penahan benda kerja
yang akan dikerjakan pada mesin bubut.

2. Tailstock/Kepala Lepas

Gambar 2.2.3 Tailstock

Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin
bubut, Bagian ini berfungsi untuk tempat pemasangan senter yang digunakan sebagai penumpu
ujung benda kerja dan sebagai dudukan penjepit mata bor pada saat melakukan pengeboran,
kepala lepas juga berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang. Karena, ada saat
mengerjakan benda berukuran panjang kemungkinan bengkok sangat besar sehingga harus
ditopang pada kedua ujung, yaitu di kepala tetap dan kepala lepas ini. Beberapa bagian yang ada
di kepala tetap adalah; Center Putar, untuk memompang benda kerja,agar tidak terjadi gesekan,;
Handwill,; Pengunci poros, Pengunci alas.
Tail Stock ini dapat digerakkan atau digeser sepanjang meja mesin, dan dikencangkan
dengan perantara mur dan baut atau dengan tuas pengencang. Selain digeser sepanjang alas atau
meja mesin, tail stock juga dapat digerakkan maju atau mundur atau arah melintang saat
digunakan untuk keperluan pembubutan benda yang konis.
Kepala lepas digunakan untuk dudukan senter putar sebagai pendukung benda kerja pada
saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan cekam bor sebagai menjepit bor. Kepala lepas
dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai
bor untuk dijepit. Tinggi kepala lepas sama dengan tinggi senter tetap. Kepala lepas digunakan
sebagai dudukan senter putar (rotary centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata bor
bertangkai tirus yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve) kepala lepas. Senter
putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk
mendukung ujung benda kerja agar putarannya stabil, sedangkan cekam bor atau mata bor
dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk proses pengeboran. Untuk dapat melakukan
dorongan senter tetap/ senter putar pada saat digunakan untuk menahan benda kerja dan
melakukan pengeboran pada kedalaman tertentu sesuai tuntutan pekerjaan, kepala lepas
dilengkapai roda putar yang disertai sekala garis ukur (nonius) dengan ketelitian tertentu, yaitu
antara 0,01 s.d 0,05 mm.
Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut
pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua senter sepusat, atau tidak sepusat yaitu pada
waktu membubut tirusan tinggi senter kepala tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu
alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua
senter sepusat, atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirus

3. Bed/Meja

Gambar 2.2.4 Bed/Meja

Bed adalah alas mesin adalah bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai pendukung
serta lintasan eretan (support) dan kepala lepas (tail stock). Permukaan alas mesin ini yang rata
dan halus dapat mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut (kelurusan).
Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam
(steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu pembubutan. Bentuk alas ini
bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai
ketinggian tertentu.
Kepala lepas di letakkan diatas bed dan dapat di geser dapat digeser sepanjang alas (bed)
mesin. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut
pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua senter sepusat, atau tidak sepusat yaitu pada
waktu membubut tirusan tinggi senter kepala tetap.
4. Carriage/Eretan

Gambar 2.2.5 Carriage/Eretan

Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada benda kerja
dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan sepanjang meja. Eretan utama akan bergerak
sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat. Carriage
terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Konstruksinya kuat karena harus menyangga
dan mengarahkan pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk mengarahkan pahat
dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan dudukan pahat dan spindle atas
untuk menggerakkan pembawa sepanjang landasan.

Ada tiga jenis eretan, yaitu:

1. Eretan bawah, eretan ini berjalan sepanjang alas mesin. Eretan ini di sebut juga eretan
memanjang/alas (longitudinal carriage) berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan
arah memanjang mendekati atau menajaui spindle mesin, secara manual atau otomatis
sepanjang meja/ alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan.
2. Eretan lintang, eretan ini bergerak tegak lurus terhadap alas mesin. Eretan melintang
(cross carriage/ cross slide) berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah
melintang mendekati atau menjaui sumbu senter, secara manual/ otomatis dan sekaligus
sebagai dudukan eretan.
3. Eretan atas, eretan ini digunakan untuk menjepit pahat bubut dan dapat diputar ke kanan
atau ke kiri sesuai dengan sudut yang diinginkan, khususnya pada saat mengerjakan
benda-benda yang berbentuk konis. Eretan ini dapat digerakkan secara manual maupun
Eretan atas/ eretan kombinasi (top carriage/ compound slide) terlihat pada berfungsi untuk
melakukan pemakanan secara manual kearah sudut yang dikehendaki sesuai
penyetelannya. Bila dilihat dari konstruksinya, eretan melintang bertumpu pada ertan
memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan melintang. Dengan demikian apabila
eretan memanjang digerakkan, maka eretan melintang dan eretan atas juga ikut bergerak/
bergeser.

Pada eretan memanjang dan melintang, dalam memberikan pemakanan dan mengatur
kecepatan pemakanan dapat diatur menggunakan skala garis ukur (nonius) yang memiliki
ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya. Pada umumnya untuk eretan memanjang
memilki ketelitian skala garis ukurnya lebih kasar bila dibandingkan dengan ketelitian skala garis
ukur pada eretan melintang, yaitu antara 0,1 s.d 0,5 mm dan untuk eretan melintang antara 0,01
ssampai dengan 0,05 mm. Skala garis ukur (nonius) ini diperlukan untuk dapat mencapai ukuran
suatu produk dengan toleransi dan suaian yang terdapat pada gambar kerja.
Gerakan secara otomatis eretan memanjang dan eretan melintang bisa terjadi karena
adanya poros pembawa dan poros transportir yang dihubungkan secara mekanik dari gear box
pada kepala tetap menuju gear box mekanik pada eretan. Pada gear box mekanik eretan,
dihubungkan melalui transmisi dengan beberapa tuas/ handel dan roda pemutar yang masing
memilki fungsi yang berbeda.

5. Lad Screw/Ulir Pembawa dan Feed Rod/Poros Penjalan

Gambar 2.2.6 Ulir Pembawa dan Poros Penjalan

Ulir pembawa adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar
dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi
pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan
sebagai ulir pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai. Lead screw
atau bisa di sebut sumbu transporter, digunakan untuk membawa eretan pada waktu kerja
otomatis atau pekerjaan pembubutan lainya yang biasanya memiliki kisar ulir 6 mm, digunakan
untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis, misalnya waktu membubut ulir, alur dan atau
pekerjaan pembubutan lainnya.
Feed rod (poros pembawa), adalah poros yang selalu berputar untuk mendukung jalanya
eretan.

6. Toolpost/Tempat pahat
Penjepit / pemegang pahat / rumah pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat
yang bentuknya ada beberapa macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat)
buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat
dipasang dan disetel sekaligus. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam
yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat disetel (adjustable tool post). Pemegang
pahat standar :
Gambar 2.2.7 Pemegang Pahat Standar
Pengertian rumah pahat standar adalah, didalam mengatur ketinggian pahat bubut harus
dengan memberi ganjal sampai dengan ketinggiannya tercapai dan pengencangan pahat bubut
dilakukan dengan dengan cara yang standar, yaitu dengan mengencangkan baut-baut yang
terdapat pada pemegang pahat.
Pemegang pahat standar, bila dilihat dari dudukannya terdapat dua jenis yaitu, dudukan
pahat satu dan empat. Pemegang pahat dengan dudukan satu, hanya dapat digunakan untuk
mengikat/ menjepit pahat bubut sebanyak satu buah, sedangkan pemegang pahat dengan
dudukan empat dapat digunakan untuk mengikat/ menjepit pahat sebanyak empat buah sekaligus,
sehingga bila dalam proses pembubutan membutuhkan beberapa bentuk pahat bubut akan lebih
praktis prosesnya bila dibandingkan menggunakan pemegang pahat dudukan satu. Pemegang
Pahat dapat disetel (Adjustable Tool Post) :

Gambar 2.2.8 Adjustable Toolpost

Pengertian rumah pahat dapat disetel adalah, didalam mengatur ketinggian pahat bubut
dapat disetel ketinggiannya tanpa harus memberI ganjal, karena pada bodi pemegang pahat
sudah terdapat dudukan rumah pahat yang desain konstruksinya disertai kelengkapan mekanik
yang dengan mudah dapat menyetel, mengencangkan dan mengatur ketinggian pahat bubut.
Jenis pemegang pahat dapat disetel ini bila dilihat dari konstruksi dudukan rumah pahatnya
terdapat dua jenis yaitu, pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satu buah
dan pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah lebih dari satu/ multi.
Untuk jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satu buah, karena
hanya terdapat dudukan rumah pahat satu buah apabila ingin mengganti jenis pahat yang lain
harus melepas terlebih dahulu rumah pahat yang sudah terpasang sebelumya. Sedangkan untuk
jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat lebih dari satu (multi), pada
rumah pahatnya dapat dipasang dua buah atau lebih rumah pahat, sehingga apabila dalam proses
pembubutan memerlukan beberapa jenis pahat bubut akan lebih mudah dan praktis dalam
menggunakannya, karena tidak harus melepas/ membongkar pasang rumah pahat yang sudah
terpasang sebelumnya.

2.3 Manfaat Mesin Bubut


Penggunaan mesin bubut biasanya untuk pengerjaan bidang-bidang silindris luar dan
dalam (membubut lurus dan mengebor), bidang rata (membubut rata), bidang tirus (kerucut), dan
membubut ulir. Pembubut juga dapat digunakan untuk membuat kenob, memotong ulir atau
membubut tirus.

Gambar 2.2.9 Hasil Benda Kerja

Dapat dilihat bentuk-bentuk benda kerja yang dibuat oleh mesin bubut tersebut.
Meskipun ada juga kemampuan-kemampuan lain yang dapat dikerjakan oleh mesin tersebut.

1. Perhitungan Kecepatan Pemotongan


Yang dimaksud dengan kecepatan potong (CS) adalah kemampuan alat potong menyayat
bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu (m/menit atau feet/menit).
Karena nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka
komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerja.
Dengan demikian rumus untuk menghitung putaran menjadi:

CS = Kecepatan potong (m/menit atau feet/menit)


D = diameter pisau/benda kerja (m)
N = kecepatan putaran pisau/benda kerja (rpm) π = 3,14 atau 22/7
Karena satuan Cs dalam meter/menit sedangkan satuan diameter pisau/benda kerja dalam
millimeter, sehingga dikalikan 1000 seperti rumus di atas.

Tabel Kecepatan potong beberapa material


2. Bubut lurus
Membubut lurus adalah pembubutan memanjang (sejajar benda kerja) untuk
mendapatkan ukuran diameter benda kerja yang dikehendaki. Atau, pembubutan permukaan rata
(facing) yaitu meratakan permukaan pada bidang diameter benda kerja untuk menghasilkan
pembubutan permukaan datar pada benda kerja.

Gambar 2.2.10 Bubut Lurus


3. Mengebor
Mengebor adalah membuat lubang dengan mata bor. Mata bor dengan gagang silindris
sampai dengan diameter 13 mm dapat dicekam dengan cekam bor (drill chuck). Sedangkan mata
bor dengan gagang atau ditambah dengan sarung tirus dapat dimasukkan langsung ke dalam
lubang bumbung (barrel) kepala lepas.
Mata bor berdiameter besar yang bergagang tirus dalam pemakaiannya sering
mengelincirkan (slip) terhadap bumbung kepala lepas sehingga ikut putaran benda kerja. Hal ini
disebabkan besarnya momen puntir yang dialami mata bor tersebut. Untuk mengatasi hal
tersebut, gunakan klem atau pembawa (lathe dog) untuk mengikat mata bor sedikit di depan
bumbung kepala lepas dan ujung. Klem / pembawa disandarkan pada eretan melintang.
Gambar 2.2.11 Proses Bor

4. Membubut tirus
Pengertian tirus adalah benda kerja yang mempunyai ukuran yang berbeda dari satu
bagian kebagian lainnya secara berurutan serta beraturan. Bisa juga disebut suatu benda kerja
yang memiliki penampang kerucut. Fungsi dari tirus yaitu sebagai pengikat dan pengunci
sementara. Dan saat ingin melepaskan, butuh hentakan.
Tirus berbeda dengan Taper. Tirus adalah benda hasil bubut mempunyai ukuran diameter
yang berbeda dan beraturan, sedangkan Taper adalah benda hasil sekrap dan frais mempunyai
ukuran yang berbeda dan beraturan. Benda kerja berbentuk tirus dihasilkan pada proses bubut
apabila gerakan pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Cara membuat
benda tirus ada beberapa macam :
a) Memutar Eretan Atas
b) Menggeser Kepala Lepas / Tailstock

Gambar 2.2.12 Tirus dengan Menggeser Kepala Lepas

c) Menggunakan Perlengkapan Tirus (taper attachment)


Gambar 2.2.13 Tirus dengan Menggunakan Perlengkapan Tirus

5. Membubut ulir
Proses pembubutan ulir pada mesin bubut standar, pada dasarnya hanyalah alternatif
apabila jensis ulir yang diperlukan tidak ada dipasaran umum atau jenis ulir yan dibuat hanya
untuk keperluan khusus. Mesin bubut standar didesain tidak hanya untuk membuat ulir saja,
sehingga untuk melakukan pembubutan ulir memerlukan waktu yang relatif lama, hasilnya
kurang presisi dan banyak teknik- teknik yang harus dipahami sebelum melakukan pembubutan
ulir.

6. Pembubutan profil
Pembubutan profil adalah proses pembubutan untuk membentuk permukaan benda kerja
dengan bentuk sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Dalam membentuk permukaan benda kerja
dapat dilakukan dengan cara mengatur gerakan pahat secara manual atau menggerakkan pahat
secara otomatis dengan menggunakan perlengkapan bubut copy dan cara lainnya adalah dengan
membentuk pahat bubut yang akan digunakan sesuai bentuk yang diinginkan.

Gambar 2.2.14 Pembubutan Profil dengan Pahat Bubut Bentuk

7. Pemotongan (cutting off)


Yang dimaksud pemotongan pada mesin bubut adalah, proses pemotongan benda kerja
yang dilakukan menggunakan mesin bubut. Proses pemotongan pada mesin bubut, pada
umumnya dilakukan apabila ingin menyelesaikan atau mendekatkan ukuran panjang dari benda
kerja hasil proses sebelumnya karena benda kerja tidak memungkinkan untuk dicekam pada
posisi sebalikannya atau tidak dapat dipotong dengan proses lain.
2.4 Macam-macam Pahat
Pahat bubut merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembubutan,
pemilihan pahat bubut yang tepat sangat perlu dilakukan untuk melakukan berbagai macam
pekerjaan permesinan dengan mesin bubut. Berikut ini jenis pahat bubut berdasarkan
klasifikasinya.

A. Berdasarkan Letak Penyayatan

Gambar 2.2.15 Pahat

Menurut letak penyayatan, pahat bubut terdapat dua jenis yaitu, pahat bubut luar dan
dalam.

1. Pahat Bubut Luar


Pahat bubut luar dipergunakan untuk proses pengerjaan membubut benda kerja pada
bidang atau permukaan bagian luar benda kerja dan umumnya banyak digunakan dalam proses
pembubutan.

2. Pahat Bubut Dalam


Pahat bubut dalam dipergunakan untuk proses pengerjaan membubut benda kerja pada
bidang atau permukaan bagian dalam benda kerja.

B. Berdasarkan Keperluan Pekerjaan

Gambar 2.2.16 Pahat


Menurut keperluan proses pengerjaan, terdapat dua jenis pahat bubut yaitu pahat kasar
(roughing) dan pahat finishing.

1. Pahat Kasar (Roughing)


Pahat kasar biasa digunakan untuk proses pembubutan tanpa memperhatikan tingkat
kekasaran serta mempersingkat waktu pemakanan benda kerja. Pahat kasar terbuat dari material
yang kuat dan keras karena pada saat proses penyayatan benda akan menghasilkan gesekan dan
tegangan yang tinggi yang dialami oleh pahat, oleh karena itu konstruksi dari pahat kasar dibuat
lebih kokoh.

2. Pahat Finishing
Pahat finishing digunakan untuk proses pembubutan akhir (finishing) untuk
menghasilkan permukaan benda kerja yang halus dengan tingkat kekasaran yang kecil untuk
menghasilkan benda dengan nilai estetika yang tinggi. Terdapat dua jenis pahat finishing yaitu
pahat finishing datar dan pahat finishing titik. Pahat finishing datar mempunyai sisi potong yang
rata sedangkan pahat finishing titik mempunyai sisi potong berbentuk bulat.

C. Berdasarkan Letak Sisi Potongnya

Gambar 2.2.17 Pahat Berdasarkan Sisi Potongnya

Berdasarkan letak sisi potongnya terdapat dua jenis pahat bubut yaitu pahat sisi kanan
dan pahat sisi kiri.

1. Pahat sisi kanan


Merupakan jenis pahat bubut yang memiliki sisi mata potong pada sebelah kanan sisi
pahat, jika mata pahatnya dihadapkan pada arah kita. Penggunaan dari pahat sisi kanan yaitu
untuk melakukan pembubutan benda kerja dari arah sisi kanan benda kerja ke arah sisi kiri benda
kerja atau pemakanan pahat menuju kearah cekam.

2. Pahat sisi kiri


Merupakan jenis pahat bubut yang memiliki sisi mata potong pada sebelah kiri sisi pahat,
jika mata pahatnya dihadapkan pada arah kita. Penggunaan dari pahat sisi kiri yaitu untuk
melakukan pembubutan benda kerja dari arah sisi kiri benda kerja menuju ke arah sisi kanan
benda kerja atau pemakanan pahat menuju kearah kepala lepas.

D. Berdasarkan Fungsi

Gambar 2.2.18 Pahat Berdasarkan Fungsi

Dalam proses pengerjaan mesin bubut terdapat pahat-pahat tertentu yang digunakan
sebagai penunjang proses pembubutan. Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, terdapat enam
jenis klasifikasi fungsi dari pahat bubut yaitu :
1. Pahat Rata
Pahat rata digunakan untuk melakukan proses pembubutan permukaan yang rata pada
bidang memanjang atau linear. Proses pengerjaan dilakukan dengan menggerakan pahat
mendekati atau menjauhi cekam, tergantung dari jenis sisi pahat yang digunakan, pahat sisi kiri
atau pahat sisi kanan.
2. Pahat Sisi/Muka
Pahat sisi atau muka digunakan untuk membubut permukaan ujung dari benda kerja.
Proses pengerjaannya dilakukan dengan menggerakkan pahat secara melintang mendekati atau
menjauhi benda kerja.
3. Pahat Potong
Pahat potong digunakan untuk memotong benda kerja dengan bentuk pahat yang pipih
dan kuat untuk memudahkan proses pengerjaan.
4. Pahat Alur
Pahat alur digunakan untuk membuat bentuk profil atau alur pada permukaan benda
kerja. Bentuk alur tergantung daripada pahat alur yang digunakan untuk menyayat benda kerja.
5. Pahat Champer
Pahat champer digunakan untuk menchamper atau membuat sudut kemiringan pada
ujung permukaan benda kerja yang disayat. Besar sudut champer tergantung dari besarnya sudut
pahat champer, tetapi pada umumnya menggunakan sudut 45 derajat.
6. Pahat Ulir
Pahat ulir digunakan untuk membuat bentuk ulir pada permukaan benda kerja. Bentuk
ulir dan spesifikasinya tergantung jenis pahat ulir apa yang digunakan.

A.

Shielded Metal Arc Welding (SMAW)a.

a. Pengertian
Proses pengelasan SMAW yang umummnya disebut Las Listrik adalah proses pengelasan yang
menggunakan panas untuk mencairkan material dasar dan elektroda. Panas tersebut ditimbulkan
oleh lompatan ion listrik yang terjadi antara katoda dan anoda (ujung elektroda dan permukaan
plat yang akan dilas).Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) dikenal juga
denganistilah MMAW (Manual Metal Arc Welding) umumnya juga disebut las listrik
merupakan suatu proses pengelasan yang menggunakan panas untuk mencairkan material dasar
dan elektroda, panas tersebut di timbulkan oleh lompatan ion listrik yang terjadi di antara katoda
dan anoda (ujung elektroda dan permukaan plat yang akan dilas ) dengan menggunakan bahan
tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus. Proses pengelasan terjadi karena arus listrik yang
mengalir diantara elektroda dan bahan las membentuk suatu panas yang dapat mencapai suhu
hingga 3000 C,sehingga membuat elektroda dan bahan yang akan dilas mencair. Proses
terjadinya pengelasan karena adanya kontak antara ujung elektroda dan material dasar sehingga
terjadi hubungan pendek dan saat terjadi hubungan pendek tersebut tukang las (welder) harus
menarik elektrode sehingga terbentuk busur listrik yaitu lompatan ion yang menimbulkan panas.
b. Jenis Mesin
Dalam proses pengelasan SMAW tenaga listrik yang di peroleh dari mesin menurut jenis arus
yang dikeluarkan terbagi menjadi 3 jenis yaitu.
1. Mesin dengan arus searah (DC).
2. Mesin dengan arus bolak balik (AC).
3. Mesin dengan kombinasi arus searah (DC) dan arus bolak balik (AC).

c. Jenis Polarity
Dalam proses pengelasan SMAW tenaga listrik yang di peroleh dari mesinmenurut jenis arus
yang dikeluarkan terbagi menjadi 3 jenis mesin yaitu:
1. Mesin dengan arus bolak balik (AC)
2. Mesin dengan arus searah (DC)
3. Mesin dengan kombinasi arus searah (DC) dan arus bolak balik (AC)
Pada mesin arus (DC) dilengkapi dengan komponen yang merubah sifat arus bolak balik
(AC) menjadi arus searah yaitu dengan generator listrik. Karakteristik electric effeciensinya 80-
85%. Pada mesin kombinasi antara AC dan DC dilengkapi dengan transformator dan rectifier,
dimana rectifier ini mempunyai fungsi untuk meratakan arus.Pada proses pengelasan smaw arus
AC (Alternating Current), voltage drop tidak di pengaruhi panjang kabel, kurang cocok untuk
arus yang lemah, tidak semua jenis elektroda dapat dipakai. Secara teknik arc starting lebih sulit
terutama untuk diameter elektrode kecil. Arus ini menghasilkan pengelasan yangkasar, sehingga
kurang cocok di pakai. Biasanya banyak di pakai pada saat dilapangan.Sedangkan pada proses
pengelasan SMAW arus DC (Direct Current),voltage drop sensitif terhadap panjang kabel
sependek mungkin, dapat dipakai untuk arus kecil dengan diameter electroda kecil, semua jenis
elektrode dapatdipakai, arc starting lebih mudah terutama untuk arus kecil, Mayoritas industri
fabrikasi menggunakan polarity DC khususnya untuk pengelaan Carbos steel.
Pada prinsipnya DC polarity pada pengelasan SMAW dibagi kedalam dua bagian yaitu
polarity DCEP dan Polarity DCEN.
1. Polarity DCEP (Reversed Polarity)
Cara kerjanya material dasar disambungkan dengan kutub negatif (-) danelektrodenya
dihubugkan dengan kutup positif (+) dari mesin las DC,sehingga busur listrik bergerak dari
material dasar ke elektrode dan berakibat 2/3 panas berada di elektroda dan 1/3 panas berada
di material dasar. Cara ini akan menghasilkan pencairan elektrode lebih banyak sehinggahasil
las mempunyai penetrasi dangkal.
2. Polarity DCEN (Straight Polarity)
Prinsip dasarnya material dasar atau material yang akan dilasdihubungkan dengan kutub
positif (+) dari Travo, dan elektrodenyadihubungkan dengan kutub negatif (-) pada travo las
DC.Dengan cara ini busur listrik bergerak dari elektrode ke material dasar,yang berakibat 2/3
panas berada di material dasar dan 1/3 panas berada dielektroda. Cara ini akan menghasilkan
pencairan material dasar lebih banyakdibanding elektrodenya sehingga hasil las mempunyai
penetrasi yang dalam.
d. Komponen Mesin
Perlengkapan yang diperlukan untuk proses pengelasan SMAW adalah peralatan yang paling
sederhana dibandingkan dengan proses pengelasan listrikyang lainnya. Adapun perlengkapan las
SMAW adalah transformator DC/AC,elektroda, kabel massa, kabel elektroda, connectors, palu
cipping, sikat kawatdan alat perlindungan diri yang sesuai.
e. Kelebihan SMAW
1. Dapat dipakai dimana saja didalam air maupun di luar air.
2. Pengelasan dengan segala posisi.
3. Elektroda tersedia dengan mudah dalam banyak ukuran dan diameter
4. Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah dibawakemanapun.
5. Tingkat kebisingan rendah.
6. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli & gemuk.
7. Dapat di kerjakan pada ketebalan berapapun.
f. Kekurangan
1. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus melakukan penyambungan.
2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya flag harus dibersihkan.
3. Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non ferrous.
4. Efesiensi endapan rendah
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambar Teknik
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam proses pembuatan benda kerja pada Mesin Bubut
adalah adalah:

1. Mesin Bubut
Mesin persngkas yang digunakan untuk memotong benda yang berputar. Bubut
merupakan proses pemakanan benda kerja yang dilakukan dengan cara memutar benda kerja
kemudian dikenakan pada pahat yang digerakan secara tranlasi sejajar dengan sumbu putar
dari benda kerja.
2. Jangka sorong

Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang , lebar dan tinggi dari benda kerja.
3. Kunci L

Kunci L digunakan untuk menyeting atau mengatur Tool pada Tool Post terhadap ujung
center.
4. Pahat

Pahat bubut digunakan untuk memotong menyayat benda kerja.


5. kuas

Kuas digunakan untuk membersihkan mesin dari geram-geram dari sayatan benda kerja.
6. Senter

Alat ini digunakan untuk memegang titik sumbu dari kedua ujung benda kerja dibor
runcing sedikit untuk menempatkan ujung senter tersebut.
7. Cekam Rahang

Cekam ini berfungsi untuk mnjepit benda kerja yang akan dilakukan pembubutan.
8. Kunci Chuk

Kerjanya diputar dengan cara dijepit


9. Kacamata

Untuk melindungi mata dalam membubut


10. Besi ST-37

Bahan digunkan adalah besi esser ST-37 yang merupakan bahan karbon rendah dengan
komposisi kimia 0.17% C.0.30% Si, 0.05% Mn; P dan S masing-masing 0,05% digunkan
untuk pembuatan poros, konstruksi gedung-gedung atau bangunan.
11. Cairan Coulant

Cairan digunakan saat peroses pembubutan sehingga mempermudah ketika proses


pembubutan

3.3 Langkah Kerja Praktikum


Berikut adalah langkah-langkah pembuatan benda kerja, antara lain:
1. Mengecek mesin yang akan digunakan.
2. Menyiapkan desain, benda kerja, alat dan bahan yang dibutuhkan untuk proses
pengerjaan dengan mesin bubut.
3. Melakukan pengukuran dimensi benda kerja, kemudian memberi tanda pada area
pembubutan sesuai dengan desain yang telah ditentukan.
4. Pasang benda kerja pada chuck mesin bubut.
5. Mengatur konfigurasi pada mesin bubut, pastikan konfigurasi mesin sesuai dengan yang
dibutuhkan.
6. Nyalakan mesin bubut.
7. Tentukan titik nol dari benda kerja dengan cara mendekatkan pahat sampai tepat
menyentuh/menggores benda kerja.
8. Proses pembubutan dapat dilakukan sesuai desain benda kerja
9. Menentukan depth of cut dari pemakanan pada tiap pemotongan, sebaiknya tidak terlalu
besar.
10. Melakukan proses pembubutan benda kerja.
11. Memberi coolant secara teratur kepada benda kerja dan pahat.
12. Mematikan mesin jika terjadi gangguan pada mesin selama proses pembubutan.
13. Setelah Proses Pembubutan.
14. Menjauhkan pahat dari benda kerja.
15. Mematikan mesin.
16. Cek kesesuaian benda dengan desain benda yang diinginkan (apabila belum
sesuai,lakukan proses pemakanan ulang)4.Membersihkan dan merapikan kembali alat
dan mesin yang telah digunakan.
17. Selesai
Lampiran
3.4 Autocad dan Pembahasannya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mesin bubut merupakan salah satu metal cutting machine dengan gerak utama berputar.
Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja dicekam oleh chuck dan berputar sedangkan pahat
potong bergerak maju untuk melakukan pemotongan dan pemakanan.
Mesin bubut biasanya digunakan untuk pengerjaan bidang-bidang silindris luar dan dalam
(membubut lurus dan mengebor), bidang rata (membubut rata), bidang tirus (kerucut), dan
membubut ulir. Pembubut juga dapat digunakan untuk membuat kenob, memotong ulir atau
membubut tirus.
Dalam proses membubut ketepatan memilih bagian mana yang terlebih dahulu mana yang
akan dikerjakan akan sangat menentukan untuk untuk menyelesaikan benda kerja dengan tepat
waktu. Waktu yang diperlukan dalam pembubutan akan semakin lama apabila kedalaman potong
dan panjang pemotongan lebih besar , apabila gerak makannya diperbesar dengan panjang
pembubutan tetap waktu yang diperlukan akan semakin pendek .

4.2 Saran
1. Sebelum melaksanakan praktikum harus memiliki informasi atau pengetahuan yang
sangat matang mengenai mesin bubut
2. Faktor-faktor keamanan perlu diperhatikan sebaik mungkin agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.
3. Dalam penulisan laporan ini jika ada hal yang kurang berkenan , kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ayobelajar.club/2019/02/25/fungsi-mesin-bubut/
https://www.ayobelajar.club/2019/02/25/bagian-bagian-mesin-bubut/
https://www.hestanto.web.id/teori-dasar-mesin-bubut/
https://kompetensimesin.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai