Disusun Oleh:
NIM : 06121381823049
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Kerja Plat”
sesuai dengan rencana.
Dalam makalah ini disajikan dengan pola dan bahasa yang sistematis dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembacanya. Pada setiap pokok bahasan
kami tampilkan penjelasan serta gambar-gambar atau ilustrasi yang berkaitan dengan
judul yang kami bahas dalam makalah ini.
Dengan cara penyusunan yang menarik, kami berharap makalah ini dapat
berguna sebagai sarana pendukung proses belajar mengajar dan dapat dijadikan
pedoman dalam praktek bengkel agar mahasiswa mampu menjalankan prinsip
keselamatan kerja guna memperkecil resiko kecelakaan kerja.
Namun, tidak ada di dunia ini yang sempurna kecuali Allah Swt. Maka dari itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna perbaikan di
masa mendatang. Dan kepada dosen pembimbing kami mohon bimbingannya agar
kami dapat menyempurnakannya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................. 3
a. Kelalaian ................................................................................................................... 5
I.4.2 Penggores.............................................................................................................. 7
3
I.5.1.2 Gunting untuk Pemotongan Lengkung .............................................................. 9
2. Palu Pena................................................................................................................. 11
2. Palu Perenggang...................................................................................................... 11
6. Palu Pelengkung...................................................................................................... 11
2. Palu Plastik.............................................................................................................. 12
4
3. Palu Kulit ................................................................................................................ 12
a. Mengukur ................................................................................................................ 16
5
I.8.1 Proses Pemotongan Plat...................................................................................... 17
1. Kesimpulan ............................................................................................................. 24
2. Saran ....................................................................................................................... 24
6
BAB I
PEMBAHASAN
7
debu, racun atau bahan-bahan yang berbahaya
suara diatas standar pendengaran, dll.
a. Kelalaian
Alat-alat dan mesin yang tidak layak pakai atau kurang perawatan akan
menyebabkan alat dan mesin tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga akan menimbulkan bahaya kapan saja tanpa ada peringatan.
d. Sengatan Listrik
Sengatan listrik pada kerja pelat agak jarang terjadi, karena secara umum
proses pengerjaan tidak berhubungan langsung arus listrik. Kecelakaan oleh
sengatan listrik biasanya terjadi lebih dikarenakan oleh faktor alat/ mesin yang
rusak atau oleh faktor manusianya ( lalai atau salah pengoperasian ).
8
e. Debu, Racun atau Bahan-bahan yang Berbahaya
Kecelakaan atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh debu, racun dan
bahan-bahan berbahaya kadangkala tidak dirasakan pada saat bekerja, tetapi akan
dirasakan setelah beberapa waktu kemudian ( setelah bekerja ). Misalnya,
seringnya menghirup debu atau zat-zat beracun akan mengakibatkan gangguan
pernafasan setelah sekian lama bekerja.
Pada bengkel kerja pelat secara umum akan menimbulkan suara sekitar 100
dB (decibel), adapun standar kemampuan pendengaran manusia adalah sekitar 90
dB untuk bekerja selama 8 jam dan akan mengganggu ( merasa sakit )
pendengaran bila suara yang ditimbulkan tersebut di atas 120 dB.
Adapun mesin-mesin atau proses kerja pelat yang dapat menimbulkan
gangguan pendengaran diantaranya adalah : mesin pengeling pneumatik, alat
peniup / udara tekanan tinggi yang digunakan tanpa penyaring, proses
pembentukan pelat-pelat dengan menggunakan palu baja, menggerinda
pelat-pelat yang tidak terikat dengan kuat, dsb.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa kemungkinan-kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan ganguan kesehatan sangatlah beragam, tapi secara
umum yang sering terjadi pada kerja pelat adalah : luka, terpotong dan memar/
benturan, sedang gangguan pernafasan dan penglihatan serta gangguan
pendengaran agak jarang terjadi.
Karena kecelakaan dan gangguan kesehatan akan merugikan banyak fihak,
baik itu pekerja atau teknisi yang bekerja, kegiatan produksi maupun
lingkungannya, maka perlu upaya-upaya pencegahan agar resiko kecelakaan dan
gangguan kesehatan tersebut dapat dikurangi atau dihindarkan.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dan langkah-langkah pencegahan
yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Setiap orang yang akan bekerja harus memahami pekerjaannya dengan baik,
termasuk prosedur menggunakan alat atau mesin.
2. Semua alat atau mesin harus dilengkapi dengan pengaman yang memenuhi
syarat keselamatan dan kesehatan kerja.
9
3. Setiap peralatan kerja dan mesin-mesin dipelihara dengan baik, sehingga
selalu siap pakai.
4. Peralatan dan bahan-bahan ditempatkan secara aman.
5. Lantai bengkel selalu bersih dan tidak ada tumpahan / ceceran minyak atau
oli.
6. Ruangan kerja dilengkapi dengan penerangan/ pencahayaan yang cukup dan
sirkulasi udara yang memadai.
7. Tersedianya alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dengan
jenis pekerjaan.
8. Adanya rambu-rambu/ petunjuk penggunaan alat keselamatan dan kesehatan
kerja.
I.4 Klasifikasi Alat Ukur dan Alat Gambar Kerja Plat
I.4.1 Mistar Baja
Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat.
Permukaan dan bagian sisinya rata dan halus, di atasnya terdapat
guratan-guratan ukuran, ada yang dalam satuan inchi, sentimeter dan ada pula
yang gabungan inchi dan sentimeter/milimeter.
I.4.2 Penggores
Penggores adalah alat untuk menggores diatas benda logam atau plat.
I.4.3 Penitik
Penitik adalah alat untuk membuat titik pusat lengkung atau titik-titik
pada benda kerja.
10
I.4.5 Jangka Sorong
Untuk pekerjaan yang presisi diperlukan alat ukur dengan ketelitian yang
sangat tinggi. Jangka sorong tidak dapat mengukur dengan ketelitian 0,01 mm
secara tepat, karena itu dibuat micrometer yang mampu mengukur dengan
ketelitian 0,01 mm sampai 0,002 mm.
I.4.7 Penyiku
Penyiku adalah alat yang digunakan untuk melihat kesikuan dari benda
kerja atau plat.
Roll Meter adalah alat untuk mengukur benda kerja yang berukuran
panjang y.
A. Gunting Lurus
11
Dibuat dari baja tempa bentuk rahangnya lurus, digunakan
untuk pemotongan lurus. Panjang rahangnya 50-100mm. Panjang
seluruhnya berkisar 50-275mm. Kapasitas gunting 0,8 tebal pelat.
B. Gunting Kombinasi
C. Gunting Bulldog
D. Gunting Ganda
A. Gunting Lingkaran
C. Gunting Troyan
12
memungkinkan untuk pemotongan tajam tanpa membengkokkan
pelat. Ukuran guntung sisi potong 50mm, panjang seluruh 300mm.
D. Gunting Dirgantara
I.5.1.3 Pelubang
Pelubang adalah alat untuk melubangi plat, alat ini dapat berupa
bor atau pelubang tusuk (punch), pelubang ada 3 macam:
A. Pelubang Tusuk Pejal
Pelubang tusuk pejal ada yang berbentuk bulat dan segi enam,
terbuat dari baja yang dikeraskan. Kemampuan pelubang ini dibawah
0,5mm, dengan diameter lubang 2,5mm-12,5mm.
13
Jenis Pelubang ini, yaitu pelubang tusuk pengungkit dan
pelubang penaik.
I.5.1.4 Palu
B. Palu Pembentuk
2. Palu Perenggang
3. Palu Pelipat
4. Palu Perata
5. Palu Melintang
6. Palu Pelengkung
14
Digunakan untuk membuat cekungan pada plat.
C. Palu Lunak
2. Palu Plastik
3. Palu Kulit
15
D. Landasan Tirus (Tanduk)
E. Landasan Alur
F. Landasan Kombinasi
G. Landasan Bola
Landasan ini digunakan untuk meregang bentuk bulat dan
cekung.
16
I.6 Klasifikasi Mesin-mesin Kerja Plat
I.6.1 Mesin Potong
I.6.1.1 Gunting Tuas
a. Gunting tuas bangku
Gunting ini dapat memotong pelat setebal 3,25 mm sepanjang
lebih kurang 20cm dan biasanya dipasang diatas meja. Gunting ini
dibuat dari baja karbon yang dikeraskan.
17
Mesin ini dapat melipat pelat sepanjang 1080, 1225, 2425,
3025, dan 3625mm dengan ketebalan sampai 2,6mm.
c. Mesin Kotak
Mesin ini dilengkapi dengan sepatu-sepatu lipat yang
mempunyai ukuran yang berbeda-beda.
18
a. Mesin Las Titik Portable
Mesin ini mudah dibawa kemana-mana dan sangat praktis
penggunaannya. Elektrodanya terbuat dari tembaga khusus dan
sifatnya mudah mengalirkan panas dan tahan panas. Kapasitas
pengelasan dibawah 1,2mm, dengan ketentuan lima kali pengelasan
tiap menit.
19
namun beberapa contoh berikut ini dapat dipakai, terutama dalam menerapkan
dasar-dasar melukis dan menandai pada pelat yang selanjutnya dapat dilukis garis
lurus horizontal dan/ atau garis vertikal, miring/ menyudut, tanda untuk membuat
lingkaran, dan lain-lain.
20
I.8 Langkah-Langkah Pengerjaan Pada Kerja Plat
I.8.1 Proses Pemotongan Plat
Pemotongan pelat dapat dilakukan dengan menggunakan gunting pelat,
pahat, mesin potong atau dengan menggunakan gergaji untuk pemotongan pelat
yang relatif tebal.
A. Pemotongan dengan Gunting
21
Kemampuan potong gilotin cukup bervariasi, yakni sangat tergantung
pada tipe, teknologi ataupun kapasitas dari mesin tersebut.
22
Prinsip gambar bentangan adalah mengembalikan suatu hasil tekukan kepada
bentuk awalnya ( pelat/rata ) melalui teknik-teknik proyeksi garis dan bidang.
Berdasarkan dasar bentuk-bentuk tekukan, maka dapat dikembangan
gambar-gambar bentangan sebagai berikut :
1. Bentangan untuk satu kali tekukan searah pada dua sisi
a
o
a’
o a
a’
a a’
Cara Penggambaran :
Perhatikan gambar dasar tekukan, kemudian dengan menarik garis proyeksi dari
titik a dengan pusat o akan didapat titik a’. Maka jarak a ke a’ adalah bentangan
tekukan (satu tekukan).
Dengan cara yang sama, maka selanjutnya akan dapat dibuat
bentangan-bentangan yang lain, baik yang searah maupun yang berlawanan arah atau
tekukan satu sisi, dua sisi maupun lebih.
23
3. Bentangan untuk dua tekukan searah pada dua sisi
24
6. Bentangan untuk dua tekukan berlawanan arah pada empat sisi
25
9. Bentangan untuk tiga tekukan searah pada dua sisi
B. Metode Penekukan
26
Adapun jenis landasan yang lazim digunakan untuk menekuk
adalah landasan muka rata/ sudut, pinggir lurus atau landasan kombinasi.
27
BAB II
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kerja Pelat adalah Sesi Kerja dimana para pekerja akan berkutat langsung
dengan lembaran pelat mulai dari melukis, menggores, menitik, menekuk,
memotong, dan menggulung pelat. Hal ini membutuhkan suatu ketelitian yang tinggi
untuk menghasilkan benda yang bermutu terbaik. Kesalahan sedikit saja akan
merubah Produk pelat yang dihasilkan. Ini terjadi karena sifat baja yang menjadi
bahan dari pelat yaitu keras. Misalkan saja anda salah menekuk bahan, meskipun
anda berusaha untuk merapikannya. Tetap saja pelat akan meninggalkan bekas
kesalahan penekukan.
Kerja pelat juga mempunyai resiko kecelakaan kerja. Mulai dari tertimpa pelat,
terluka oleh sisi pelat, hingga anggota tubuh anda terpotong oleh mesin pemotong
pelat. Hingga saat ini hanya satu hal yang bisa dijadikan pedoman, yaitu keselamatan
kerja. Karena kerja yang mengutamakan unsur “safety” adalah kerja yang paling
efisien, gunakanlah selalu perangkat keselamatan, patuhi prosedur yang sesuai
dengan keselamatan kerja, pakailah alat yang sesuai dengan fungsinya dan selalu
waspada dimanapun anda bekerja.
2. Saran
Teliti dan selalu waspada dalam bekerja.
Gunakan perhitungan dan peralatan yang tepat saat bekerja.
Selalu menjaga kebersihan tempat kerja.
Bekerjalah sesuai dengan prosedur “SAFETY”
28
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/kerja-plat-562e66e335871.html
29