Anda di halaman 1dari 34

BAB II

MESIN BUBUT

2.1. Tujuan Percobaan

1. Mengetahui primsip dasar/prinsip kerja dari Mesin Bubut

2. Mengenal Mesin Bubut dan fungsi – fungsi dari bagian Mesin Bubut.

3. Mahasiswa dapat mengetahui alat – alat bantu pada Mesin Bubut.

4. Mengetahui jenis – jenis pahat yang biasa digunakan pada Mesin Bubut.

2.2. Teori Dasar

Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk

memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan

benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja

kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan translasi dari pahat disebut

gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan

kecepataan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan

ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda

gigi translasi yang menghubungkan poros spindle dengan poros ulir.

A. Jenis – Jenis Mesin Bubut

a. Mesin Bubut Bench (Mesin Bubut Mini)

Mesin bubut yang berukuran kecil. Biasanya dipasang pada meja

atau bangku. Mesin ini digunakan untuk mengerjakan benda kerja

yang kecil dan presisi.

Memiliki banyak perlengkapan untuk menunjang atau membantu

pekerjaannya. Mesin ini tidak memiliki poros transportir.

1
(Gambar 2.1 Mesin Bubut Bench)

b. Mesin Bubut Speed (Mesin Bubut Kayu)

Mesin bubut yang tidak memiliki gearbox, eretan, dan poros

transportir. Alat potongnya dipegang menggunakan tangan.

Biasanya digunakan untuk membubut kayu. Sehingga sering

disebut mesin bubut kayu.

(Gambar 2.2 Mesin Bubut Speed)

c. Mesin Bubut Standar

Mesin bubut paling umum yang anda kenal. Mesin ini sering kita

jumpai di sekolah teknik dengan jurusan teknik pemesinan.

Memiliki ukuran yang lebih besar dari mesin bubut bench.

Memiliki konstruksi yang kuat dan cocok untuk pekerjaan yang

presisi.

2
(Gambar 2.3 Mesin Bubut Standar)

d. Mesin Bubut Dalam Ruang (Tool Room Lathe)

Tidak jauh berbeda dengan mesin bubut standar. Mesin ini

memiliki beberapa perlengkapan khusus untuk mengatur sudut dan

kecepatan pemakanan. Bed pada mesin ini dibuat lebih kecil

dibanding mesin bubut yang lainnya.

(Gambar 2.4 Mesin Bubut Dalam Ruang)

e. Mesin Bubut Capstan dan Turret

Yaitu mesin bubut yang cocok digunakan untuk produksi massal.

Termasuk tipe mesin semi-automatic dan memiliki rentang operasi

3
yang luas. Dalam mengoperasikan mesin ini, operator tidak

dituntut untuk memiliki banyak keterampilan.

Skill atau keterampilan yang dibutuhkan adalah keterampilan

memasang alat potong pada kepala mesin. Setelah itu pekerjaan

dilakukan secara otomatis.

(Gambar 2.5 Mesin Bubut Capstan dan Turret)

f. Mesin Bubut Turret Sadel

Jenis ini sama seperti mesin bubut turret biasa, hanya saja mesin

bubut turret sadel ini dalam pengaturan dan pengoperasiannya

menggunakan sadel untuk menghasilkan material yang identik atau

sama persis. Mesin bubut ini mempunyai turret yang dipasang

langsung pada sadel yang bergerak dengan arah maju mundur

dengan turret tersebut.

(Gambar 2.6 Mesin Bubut Turret Sadel)

4
g. Mesin Bubut Turret Vertikal

Mesin bubut turret vertikal memiliki meja putar yang mempunyai

bidang cengkram dan turret yang dipasang secara menyilang di

atas rel meja putar. Terdapat kepala samping pada turret yang

berguna sebagai pengontrol pahat. Pengontrol pahat tersebut telah

disetting sehingga terjadi pengulangan proses ketika mesin sedang

dioperasikan. Kecepatan translasi dari pahat diatur dengan

perbandingan tertentu yang akan menghasilkan ulir di benda putar

sesuai dengan ukuran pada settingan awal. Ulirnya memiliki

bentuk yang bermacam – macam begitu pula dimensi yang berbeda

– beda yang dihasilkan dari komponen mesin roda gigi translasi.

Mata pahat yang dipasang pada turret mempunyai komponen

penghenti masing – masing. Sehingga hasil pemotongannya

memiliki panjang yang sama dalam daur mesin yang berurutan.

Pengaruh yang dihasilkan sama dengan mesin bubut turret yang

berdiri pada ujung kepala tetap serta ciri – ciri yang diperlukan pun

sama yaitu untuk memudahkan pemegang, pemuat, dan pemesinan

dari suku cadang yang diameternya besar dan berat.

(Gambar 2.7 Mesin Bubut Turret Vertikal)

5
h. Mesin Bubut CNC (Computer Numerical Control)

Mesin bubut otomatis. Yaitu gerakan putaran mesin dan gerak

pahatnya diatur menggunakan program yang dimasukkan pada

panel. Umumnya digunakan untuk produksi massal.

(Gambar 2.8 Mesin Bubut CNC)

i. Mesin Bubut Ringan (Portable Lathe)

Mesin bubut ringan hanya digunakan untuk pekerjaan ringan saja.

Contohnya seperti untuk keperluan rumah tangga, dan memotong

benda yang berukuran kecil. Mesin bubut jenis ini dapat dijadikan

sebagai alat latihan dalam mengoperasikan mesin bubut ataupun

belajar mendalami profesi yang berkaitan dengan mesin bubut.

Ukuran mesin ini relatif kecil dan portable dengan panjang kurang

dari 1200 mm/1,2 meter. Bentuk mesin bubut ini pun sangat

sederhana dan mudah untuk dipahami cara penggunaannya.

(Gambar 2.9 Portable Lathe)

6
j. Mesin Bubut Sedang (Medium Lathe)

Ukuran mesin bubut sedang jauh lebih besar jika dibandingkan

dengan mesin bubut ringan. Mesin bubut jenis ini disertai dengan

konstruksi yang detail dan lebih kompleks. Terdapat beberapa

bagian mempunyai peralatan dan fungsi yang khusus.

Mesin bubut sedang dapat digunakan untuk membunuh material

berdiameter hingga 20 cm. Bahkan mesin bubut sedang dapat

menciptakan perkakas yang baik untuk keperluan – keperluan

sekolah maupun rumah tangga. Tak hanya menciptakan juga dapat

digunakan untuk memperbaiki suatu perkakas yang rusak.

(Gambar 2.10 Mesin Bubut Sedang)

k. Mesin Bubut Meja Panjang (Long Bed Lathe)

Jenis ini merupakan jenis mesin bubut yang memiliki ukuran

paling besar dari mesin bubut lainnya. Mesin bubut meja panjang

disertai dengan roda gigi dan tingkat kecepatan yang sangat

maksimal. Umumnya, mesin bubut jenis ini khusus digunakan di

pabrik – pabrik besar.

7
(Gambar 2.11 Mesin Bubut Meja Panjang)

l. Mesin Bubut Centre Lathe

Mesin bubut centre lathe merupakan mesin bubut yang dirancang

dengan berbagai macam bentuk dan merupakan jenis mesin bubut

yang paling sering digunakan. Biasanya, mesin bubut centre lathe

dipakai untuk keperluan industri besar ataupun kecil dan

perusahaan manufaktur karena sangat efektif dan mudah

digunakan.

Cara kerja mesin bubut ini ialah dengan menggunakan poros

spindle sebagai alat cengkram material dengan chuck yang

berahang pada satu sisi ujungnya sebagai bantuan. Rahang tersebut

berguna sebagai pusat sumbu sedangkan sisi lainnya sebagai

pemutar.

(Gambar 2.12 Mesin Bubut Centre Lathe)

8
m. Mesin Bubut Sabuk

Ciri khas yang dimiliki dari mesin bubut sabuk adalah adanya

bagian yang fungsinya ialah sebagai sabuk. Meskipun terlihat

seperti aksesoris, namun fungsi dari sabuk tersebut sangat penting

yakni untuk memutar roda gigi. Sabuk tersebut letaknya melingkar

pada roda gigi.

Sabuk yang melingkar pada roda gigi dapat berputar dengan

putaran poros dari spindle yang sudah dikaitkan dengan sabuk.

Roda gigi berputar terhadap suatu arahan pahat yang bergerak

memutar dengan konstan dan berguna untuk membentuk ulir.

(Gambar 2.13 Mesin Bubut Sabuk)

n. Mesin Bubut Boring Milling dan Vertical Turning

Mesin bubut ini sangat mudah dalam dioperasikan dan dapat secara

otomatis berjalan sendiri. Sebelum menggunakannya, perlu diatur

bentuk akhir dari potongan yang dibutuhkan. Kemudian mesin

9
bubut ini akan beroperasi sesuai perintah dan hanya perlu

menunggu hasil akhirnya serta mengawasi jalannya mesin.

Mesin ini biasanya digunakan di industri/pabrik terutama pabrik –

pabrik besar. Karena dengan mesin ini, pekerjaan menjadi lebih

mudah dan cepat diselesaikan.

(Gambar 2.14 Mesin Bubut Boring Milling dan Vertical Turning)

o. Mesin Bubut Facing Lathe

Mesin bubut facing lathe merupakan mesin bubut yang khusus.

Dikatakan khusus karena gasnya dapat dipergunakan pada material

bentuk datar atau berbentuk piringan. Sehingga tidak dapat

berfungsi atau digunakan pada material yang berbentuk silinder

ataupun balok.

(Gambar 2.15 Mesin Bubut Facing Lathe)

10
B. Bagian – Bagian Utama Mesin Bubut

(Gambar 2.16 Mesin Bubut dan Bagian Bagian Utamanya)

a. Kepala Tetap

Pada kepala tetap ini terdapat poros spindle mesin yang berfungsi

sebagai tempat kedudukan cekam (chuck). Sehingga ketika poros

spindle berputar maka cekam akan berputar.

Di dalam kepala tetap terdapat juga puli (pulley) dan belt (sabuk)

dihubungkan dengan motor penggerak. Untuk mengubah

kecepatan dan arah putaran mesin, puli ini dihubungkan dengan

poros spindle mesin melalui susunan roda gigi transmisi di dalam

gearbox (kotak roda gigi).

11
(Gambar 2.17 Kepala Tetap)

b. Alat Pencekam

Alat pencekam merupakan alat yang berfungsi untuk mencekam

benda kerja yang akan disaya menggunakan mesin bubut. Ada

beberapa jenis alat pencekam yang bisa digunakan, antara lain :

1. Cekam Rahang Tiga

Cekam ini cocok untuk mencekam benda kerja yang silinder

atau bersisi habis dibagi tiga. Seperti 3, 6, 9 sisi, dan

seterusnya. Umumnya tiga rahang pada cekam ini bergerak

bersamaan ketika penguncinya diputar.

Disarankan ketika menggunakan cekam ini lakukan sekali

pencekaman saja. Jangan terlalu sering pasang copot benda

kerja. Karena sulit untuk mengembalikan benda kerja kembali

ke senter.

12
(Gambar 2.18 Cekam Rahang Tiga)

2. Cekam Rahang Empat

Rahang pada cekam ini umumnya bergerak secara independen

(sendiri-sendiri). Ada juga yang bergerak secara bersamaan

seperti pada cekam rahang tiga.

Cekam ini cocok untuk mencekam benda silinder atau bersisi

habis dibagi empat. Keuntungan menggunakan cekam rahang

empat adalah operator bisa memasang kembali benda kerja

sesuai senternya meski sudah pernah melepas benda kerja.

(Gambar 2.19 Cekam Rahang Empat)

13
3. Cekam Kolet Collet (Chuck)

Merupakan perlengkapan mesin bubut yang digunakan untuk

menjepit atau mencekam benda kerja yang permukaannya halus

dan berukuran kecil. Bentuk lubang pencekam pada kolet ada

tiga macam diantaranya, bulat, segi empat dan segi enam.

(Gambar 2.20 Cekam Kolet)

c. Motor Penggerak

Motor penggerak berada dibawah kepala tetap atau gearbox.

Berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik atau

memberikan mesin tenaga untuk bergerak.

(Gambar 2.21 Motor Penggerak)

14
d. Tombol Emergency Stop

Digunakan dalam keadaan darurat untuk mematikan mesin.

Tombol ini termasuk hal yang penting untuk keselamatan kerja.

Umumnya mesin-mesin memiliki tombol ini.

(Gambar 2.22 Tombol Emergency Stop)

e. Handle atau Tuas

Handle pada setiap mesin bubut berbeda-beda. Beda pabrik, beda

ukuran, berbeda pula handle-handlenya. Cara menggunakan handle

dapat disesuaikan atau berpedoman pada tabel yang menempel

pada mesin.

Fungsi dari handle ini ada berbagai macam, antara lain :

1. Pengaturan kecepatan spindle (rpm)

2. Pengaturan feeding atau kecepatan pemakanan secara otomatis

3. Pengaturan arah pemakanan

4. Pengaturan penguliran

5. Menyalakan dan mematikan mesin

6. Pengaturan arah putaran spindle

15
(Gambar 2.23 Handle atau Tuas)

f. Eretan

Ada 3 jenis eretan yang ada pada mesin bubut, yaitu :

1. Eretan Alas

Ialah eretan yang kedudukannya pada alas mesin dan dapat

bergerak ke kiri atau ke kanan sepanjang alas. Di dalamnya

terdapat perlengkapan mekanik yang menggerakkan eretan

tersebut secara otomatis atau digerakkan dengan tangan.

2. Eretan Lintang

Berada diatas eretan alas dan kedudukannya melintang

terhadap alas. Gerakan melintang, yaitu menjauhi atau

mendekati operator, baik diputar dengan tangan maupun secara

otomatis.

16
Kegunaan eretan ini antara lain untuk memberikan tebal

pemakanan pahat atau menggerakan pemakanan pahat. Pada

bagian yang dekat dengan pemutarnya terdapat skala ukuran.

Dengan skala ini kita dapat mengatur tebal penyayatan pahat.

3. Eretan Atas

Terletak di atas eretan lintang dan diikat oleh 2 baut. Pada

eretan ini terpasang rumah pahat. Kedudukan eretan dapat

diubah-ubah atau diputar 360° sesuai dengan kebutuhan.

(Gambar 2.24 Eretan Atas, Eretan Lintang, dan Eretan Alas)

g. Tool Post atau Dudukan Pahat

Toolpost ini berada di atas eretan atas. Digunakan untuk

memegang atau menjepit pahat bubut saat proses pembubutan.

Secara umum, tool post ada dua macam, yaitu :

17
1. Standar Tool Post

Tool post yang dalam pengaturan ketinggian mata pahat

menggunakan ganjal. Cara pengencangan pahat dengan cara

mengencangkan baut-baut yang terdapat di bagian atas tool

post.

Menurut jumlah rumah pahatnya tool post standar ada dua

macam, yaitu memiliki rumah pahat satu dan rumah pahat

empat. Tool post dengan satu rumah pahat, menyebabkan

jumlah pahat yang dapat dipasang hanya satu.

Ketika harus mengganti pahat, operator harus mengatur

ketinggian lagi untuk pahat selanjutnya. Sedangkan untuk tool

post dengan empat rumah pahat, operator bisa memasang

maksimal 4 jenis pahat berbeda.

Sehingga hanya perlu mengatur ketinggian pahat sekali saja

untuk setiap pahat dan bisa mengganti pahat tanpa harus

menyetel pahat lagi.

(Gambar 2.25 Standar Tool Post)

18
2. Adjustable Tool Post

Tool post yang dalam mengatur ketinggian mata pahat tanpa

menggunakan ganjal. Karena sudah dilengkapi dengan

perlengkapan mekanik yang dapat mengatur ketinggian pahat.

Tool post ini ada dua macam, yaitu memiliki rumah pahat satu

dan lebih dari satu. Penggunaannya sama dengan standar tool

post.

(Gambar 2.26 Adjustable Tool Post)

h. Lampu Penerangan

Lampu ini digunakan untuk membantu operator melihat benda

kerja saat dibubut. Berguna juga untuk membantu operator melihat

hasil pengukuran benda kerja. Namun tidak semua mesin bubut

dilengkapi dengan lampu.

(Gambar 2.27 Lampu Penerangan)

19
i. Selang Coolant atau Pendingin

Berfungsi untuk menyemprotkan cairan coolant saat membubut.

Coolant berguna untuk menyetabilkan suhu alat potong dan

sehingga ketajaman mata potong bisa lebih awet dan hasil

pembubutan lebih optimal.

Contohnya dalam proses pengeboran benda kerja. Namun tidak

semua jenis alat membutuhkan coolant dalam proses pembubutan.

(Gambar 2.28 Selang Coolant)

j. Kepala Lepas

Kepala lepas adalah bagian mesin bubut yang letaknya disebelah

kanan mesin dan dipasang diatas alas mesin. Guna bagian ini

adalah sebagai tempat penahan ujung benda kerja yang dibubut,

tempat kedudukan bor waktu mengebor, dan lain-lain.

Kepala lepas atau tail stock dapat digeser dan dikunci oleh operator

di sepanjang alas mesin. Kedudukannya berada pada alas tersebut

20
diikat dengan baut dan mur. Porosnya berlubang tirus sehingga

dapat dipasang mata bor yang bertangkai tirus.

(Gambar 2.29 Kepala Lepas)

k. Alas Mesin (Bed Machine)

Alas mesin digunakan sebagai tumpuan gaya pemakanan pada

waktu pembubutan dan juga sebagai tempat kedudukan kepala

lepas, eretan, penyangga diam (steady rest).

(Gambar 2.30 Alas Mesin)

21
l. Poros Transportir dan Poros Pembawa

Poros transportir adalah poros berulir berbentuk segi empat atau

trapesium dengan jenis ulir withworth (inchi) atau metrik (mm)

yang terletak dibawah eretan alas.

Berfungsi untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara

otomatis, misalnya pembubutan arah memanjang/ melintang dan

ulir. Poros transporter untuk mesin bubut standar pada umumnya

kisar ulirnya antara dari 6 sampai 8 mm.

Poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa

atau mendukung jalannya eretan dalam proses pemakanan secara

otomatis. Untuk pengaturan kecepatan pemakanan otomatis, dapat

dilihat dari tabel pemakanan pada mesin.

Agar dapat memilih kecepatan yang tepat dan mendapatkan hasil

pembubutan sesuai dengan kebutuhan. Cara pengaturannya mirip

dengan pengaturan rpm dengan mengatur handle.

(Gambar 2.31 Poros Transportir dan Poros Pembawa)

22
m. Rem Kaki

Digunakan untuk menghentikan mesin. Rem ini sangat berguna

ketika mengulir dan berhenti pada posisi tertentu. Dalam keadaan

darurat, operator juga bisa menggunakan rem kaki untuk

menghentikan mesin.

(Gambar 2.32 Rem Kaki)

C. Jenis – Jenis Pahat

a. Pahat Bubut Rata Kanan

Pahat rata kanan digunakan untuk membubut diameter luar benda

kerja hingga rata, arah pemakanannya dari kanan ke kiri. Besar

sudut puncaknya 80°.

Meski bentuk asahan-nya bermacam-macam, namun bentuk

sudutnya relatif tidak banyak berubah.

(Gambar 2.33 Pahat Bubut Rata Kanan)

23
b. Pahat Bubut Rata Kiri

Pahat rata kiri digunakan untuk membubut diameter luar benda

kerja hingga rata, arah pemakanannya dari kiri ke kanan. Besar

sudut puncaknya 80°.

Meski bentuk asahan-nya bermacam-macam, namun bentuk

sudutnya relatif tidak banyak berubah. Pahat ini cocok untuk

melakukan facing untuk permukaan di sebelah kiri.

(Gambar 2.34 Pahat Bubut Rata Kiri)

c. Pahat Bubut Muka

Hampir sama dengan pahat rata. perbedaannya terletak pada besar

sudut puncaknya yaitu 55°. Digunakan untuk membubut

permukaan ujung benda kerja hingga rata, baik benda kerja yang

ditahan oleh senter atau tidak.

Pemakanannya di mulai dari bagian tengah (titik senter) ke arah

sisi pekerjaan. Jadi gerakannya mundur. Putaran benda kerja harus

benar.

(Gambar 2.35 Pahat Muka)

24
d. Pahat Potong

Digunakan untuk memotong benda kerja pada mesin bubut.

Pemotongan dapat dilakukan dengan benda kerja ditahan oleh

senter (jika benda kerja panjang) atau tidak ditahan senter (jika

benda kerja pendek).

Pelaksanaan pemotongan tidak boleh sampai putus untuk

menghindari meloncatnya benda kerja dan patahnya pahat.

(Gambar 2.36 Pahat Potong)

e. Pahat Ulir

Digunakan untuk membuat ulir yang dibutuhkan. Bisa untuk

membuat ulir kiri, ulir kanan, ulir tunggal, ulir ganda, dan lain-lain.

Sudut pahatnya juga berbeda sesuai dengan ulir yang akan dibuat.

Contoh ulir metris dengan sudut 60° dan ulir whitworth dengan

sudut 55°.

(Gambar 2.37 Pahat Ulir)

25
f. Pahat Alur

Digunakan untuk membuat celah alur pada benda kerja sesuai

dengan kebutuhan. Biasanya digunakan untuk pembatas ketika

anak mengulir benda kerja. Bentuknya hampir sama dengan pahat

alur.

(Gambar 2.38 Pahat Alur)

g. Pahat Bentuk

Ialah pahat yang mata pemotongannya berbentuk sedemikian rupa

sehingga hasil pemotongannya akan berbentuk sesuai dengan

bentuk mata potongnya.

Pada umumnya pahat ini memiliki sudut-sudut bebas sehingga

dapat bergerak ke kiri atau ke kanan serta maju tegak lurus.

(Gambar 2.39 Pahat Bentuk)

26
h. Pahat Chamfer

Digunakan untuk menumpulkan bagian benda kerja yang tajam.

Tujuannya untuk memudahkan benda kerja dalam perakitannya.

Sebenarnya semua bagian yang tajam sebaiknya di chamfer,

walaupun di gambar kerja tidak ada perintahnya.

Chamfer yang tidak ada pada gambar kerja cukup yang kecil saja.

Ambil kira-kira 0,2 mm x 45°.

(Gambar 2.40 Pahat Chamfer)

i. Pahat Bubut Rata Dalam

Pahat bubut rata dalam, digunakan untuk membubut lubang atau

bagian dalam benda kerja. Biasanya digunakan untuk memperbesar

diameter lubang.

(Gambar 2.41 Pahat Bubut Rata Dalam)

j. Pahat Bubut Facing Dalam

Seperti namanya, pahat bubut ini digunakan untuk meratakan

bagian muka atau facing yang ada di dalam lubang.

(Gambar 2.42 Pahat Bubut Facing Dalam)

27
k. Pahat Alur Dalam

Pahat bubut yang digunakan khusus untuk membuat alur pada

lubang.

(Gambar 2.43 Pahat Alur Dalam)

l. Pahat Ulir Dalam

Pahat bubut ulir dalam digunakan khusus untuk membuat ulir

dalam pada lubang.

(Gambar 2.44 Pahat Ulir Dalam)

28
2.3 Analisis Data
NO Diameter (d) Waktu (t) Nilai ap

1 20 1,30 2

2 17 60 3

3 15 50 2

4 12,5 46 2,5

5 10 40 2,5

A. Pemotongan Benda
1. Kecepatan Potong (Cs)
π . d .n
Cs1 :
1000
3,14 .20 . 370
Cs1 :
1000
Cs1 : 23,23 mm/menit

π . d .n
Cs2 :
1000
3,14 .17 . 370
Cs2 :
1000
Cs2 : 19,75 mm/menit

π . d .n
Cs3 :
1000
3,14 .15 . 370
Cs3 :
1000
Cs3 : 17,42 mm/menit

π . d .n
Cs4 :
1000
3,14 .12,5 . 370
Cs4 :
1000
Cs4 : 14,52 mm/menit

29
π . d .n
Cs5 :
1000
3,14 .10 . 370
Cs5 :
1000
Cs5 : 11,61 mm/menit

2. Waktu Potong Teoritis (TcTeo)


√n . d 1. s
TcTeo 1 :
ap 1. Cs 1
TcTeo 1 :
√ 370 . 20 .50
2 . 23,23
TcTeo 1 :
√ 370000
46,46
TcTeo 1 : √ 7963,83
TcTeo 1 :89,24

√n . d 2. s
TcTeo 2 :
ap 2 .Cs 2
TcTeo 2 :
√ 370 . 17 .50
2 . 19,75
TcTeo 2 :
√ 314500
39,5
TcTeo 2 : √ 7962,02
TcTeo 2 :89,23

√ n. d 3 . s
TcTeo 3 :
ap 3 .Cs 3
TcTeo 3 :
√370 . 15 .50
2 . 17,42
TcTeo 3 :
√ 277500
34,84
TcTeo 3 : √ 7964,98
TcTeo 3 :89,24

√n . d 4 .s
TcTeo 4 :
ap 4 .Cs 4

30
TcTeo 4 :
√ 370 . 12,5 .50
2 . 14,52
TcTeo 4 :
√ 231250
29,04
TcTeo 4 : √ 7963,15
TcTeo 4 :89,23

√ n. d 5 . s
TcTeo 5 :
ap 5 .Cs 5
TcTeo 5 :
√370 . 10 .50
2. 11,61
TcTeo 5 :
√185000
23,22
TcTeo 5 : √ 7967,26
TcTeo 5 :89,25

3. Kecepatan Potong Experimen (TcExp)


√ s . cs 1
TcExp 1 :
π . d 1. f . t 2
TcExp 1 :
√50 . 23,23
3,14 . 20. 0,3 . 1,30
TcExp 1 :
√1161,5
24,49
TcExp 1 : √ 47,42
TcExp 1 :6,88

√ s . cs 2
TcExp 2 :
π . d 2. f . t 2
TcExp 2 :
√50 . 19,75
3,14 .17 . 0,3 . 1
TcExp 2 :
√ 987,5
16,01
TcExp 2 : √ 61,68
TcExp 2 :7,85
√ s . cs 3
TcExp 3 :
π . d 3. f . t 3
TcExp 3 :
√50 . 17,42
3,14 .15 . 0,3 . 0,83
TcExp 3 :
√871
11,72

31
TcExp 3 : √ 74,31
TcExp 3 :8,52

√ s . cs 4
TcExp 4 :
π .d 4.f .t 4
TcExp 4 :
√50 . 14,52
3,14 .12,5 . 0,3 . 0,76
TcExp 4 :
√726
8,94
TcExp 4 : √ 81,20
TcExp 4 :9,01

√ s . cs 5
TcExp 5 :
π . d 5. f . t 5
TcExp 5 :
√ 50 .11,61
3,14 .10 . 0,3 . 0,66
TcExp 5 :
√580,5
6,21
TcExp 5 : √ 93,47
TcExp 5 :9,66

4. Daya Potong (Pc)


Pc : Fc . cs . t
Fc : K . ap . f m
Fc1 :1,55 .2 . 0,30,65
Fc1 :1,41
Pc1 :1,41 .2,23 . 1,30
Pc1 : 4,08

Fc2 :1,55 .3 . 0,30,65


Fc2 :2,12
Pc2 :2,12 .19,75 . 1
Pc2 : 41,87

Fc3 :1,55 .2 . 0,30,65


Fc3 :1,41
Pc3 :1,41 .17,42 . 0,83
Pc3 :20,38

Fc4 :1,55 .2,5 . 0,30,65

32
Fc4 :1,77
Pc4 :1,77 . 14,52. 0,76
Pc4 :19,53

Fc5 :1,55 .2,5 . 0,30,65


Fc5 :1,77
Pc5 :1,77 . 11,61 .0,66
Pc5 :13,56

B. Menghitung Berat Benda


w = ρst 37 . Vol Sisa(Vs)
1. Volume Awal
1 2
Va = . π . d . l
4
1 2
= . 3,14 .20 . 100
4
1
= . 3,14 . 400 .100
4
1
= . 125600
4
= 31400 mm3
2. Volume Silinder I (VsI)
1 2
Vs1 = . π . d . l
4
1 2
= . 3,14 .10 . 50
4
1
= . 3,14 .100 . 50
4
1
= . 15700
4
= 3925 mm3

1
Vs2 = . π . d2 . l
4
1 2
= . 3,14 .20 . 50
4
1
= . 3,14 . 400 .50
4
1
= . 62800
4

= 15700 mm3

33
3. Volume Terbuang (VT)
VT = Vs2 – Vs1
= 15700 – 3925
= 11775 mm3
4. Volume Sisa (Vss)
Vss = Va – VT
= 31400 – 11775
= 19625 mm3
w = ρst 37 . Vol Sisa(Vs)
= 7850 kg/cm3 . 19625 mm3 . 3
= 7850 kg/cm3 . 19625 x 10-9 cm
= 0,154 kg

34

Anda mungkin juga menyukai